You are on page 1of 7

FRASA PREPOSISIONAL

DALAM KUMPULAN CERPEN PILIHAN KOMPAS 2014

Lina, Sisilya Saman, Agus Syahrani


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak
Email: linaspd@yahoo.com

Abstract
This research is driven by the desire to find the form and meaning of prepositional
phrases in a collection of short Selection Compass, 2014. The method used in this
study is a survey method, see, and descriptive and qualitative terms. Sources of data
in this study is a collection of short Selection Compass, 2014. The data in this study
were obtained through observation use prepositional phrases in a 2014 collection
of short stories containing the Compass selection form and meaning of a
prepositional phrase. The technique used in this study is a reference technique and
recording technique. Data collection tool used in this study is the researchers
themselves as a key instrument. In addition, researchers also use these tools as a
means to collect data recording main card. Based on data analysis researchers
have done can be concluded that there is use of a prepositional phrase on a short
story Women and Ants in Head Works Anggun which consists of 22 forms, Joyeux
Anniversaire work Tenni Purwanti consisting of 22 shapes, First Boyfriend Vika
Wisnu 25 forms, deadline Djenar Maesa Ayu of 23 forms. In addition, in four short
stories there is also the sense of place relationship, meaning the time relationship,
the meaning of the relationship how-tool-offender, meaning a causal relationship,
and the meaning of other relationships.

Keywords: Prepositional Phrases, Compass 2014, Form, The Meaning

Bahasa memegang peranan penting linguistik yaitu fonologi, morfologi,


dalam kehidupan kita. Bahasa adalah milik sintaksis, dan pragmatik. Sintaksis ialah
manusia. Bahasa adalah salah satu ciri bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang
pembeda utama kita umat manusia dengan membicarakan seluk beluk wacana, kalimat,
makhluk hidup lainnya di dunia ini. Hal ini klausa, dan frasa (Ramlan, 2005:18).
harus benar-benar kita sadari, khususnya para Sintaksis mengkaji empat hal yaitu wacana,
guru dan para guru bidang studi pada kalimat, klausa, dan frasa. Penggunaan frasa
umumnya. Para guru bahasa harus preposisional dapat ditemukan, satu di
memahami bahwa tujuan akhir pengajaran antaranya di dalam sebuah cerpen.
bahasa ialah agar para siswa terampil Penggunaan frasa yang sering muncul adalah
menyimak, berbicara, membaca, dan frasa endosentris, frasa eksosentris, frasa
menulis. Bahasa adalah alat komunikasi nominal, frasa verbal, frasa adjektival, frasa
antar-anggota masyarakat, berupa lambang preposisional, dan frasa keterangan.
bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap Penelitian ini akan meneliti tentang frasa
manusia (Keraf, 1991:2). Bahasa juga preposisional.
mempunyai fungsi yang beraneka ragam. Alasan peneliti memilih frasa
Bahasa merupakan objek kajian ilmu preposisional sebagai kajian penelitian
linguistik. Beberapa bidang kajian ilmu dilandasi oleh hal-hal berikut. Pertama,
memberikan penjelasan kepada pembaca, Belang karya Guntur Alam, Matinya Seorang
khususnya mahasiswa Program Studi Demonstran karya Agus Noor, Lima Cerpen
Pendidikan Bahasa Indonesia mengenai frasa Sapardi Djoko Darmono karya Sapardi
preposisional. Peneliti pun masih belum Djoko Darmono, Bukit Cahaya karya Yanusa
sepenuhnya memahami atau mengerti tentang Nugroho, Darah Pembasuh Luka karya Made
bentuk dan makna frasa preposisonal. Hal Adnyana Ole, Wanita dan Semut-Semut di
inilah yang mendorong peneliti ingin Kepalanya karya Anggun Prameswari, dan
meneliti tentang frasa preposisional. Kedua, lain-lain. Ketiga, cerpen-cerpen yang dimuat
memberikan penjelasan tentang penggunaan dalam Koran Kompas tersebut merupakan
frasa preposisional dalam cerpen. Sebagai cerminan kehidupan sekarang yang
pembaca, biasanya orang hanya membaca mengandung nilai- nilai dan norma-norma
sekilas isi cerpen tersebut tanpa mengetahui sosial. Hal inilah yang membuat kumpulan
penggunaan frasa. Hal inilah yang membuat Cerpen Pilihan Kompas 2014 ini menjadi
peneliti ingin memperlihatkan kepada menarik untuk diteliti. Keempat, cerpen
pembaca bahwa frasa yang digunakan dalam tersebut merupakan hasil dari karya
cerpen juga memiliki bentuk dan makna. sastrawan terkenal yang sudah menghasilkan
Ketiga, peneliti memilih frasa preposisional karya sastra yang bermutu yaitu Putu Wijaya,
sebagai kajian penelitian karena penggunaan F. Rahardi, Joko Pinurbo, Sapardi Djoko
frasa preposisional sering digunakan dalam Darmono, Seno Gumira Ajidarma, dan lain-
kehidupan sehari-hari. lain. Kelima, cerpen merupakan karya sastra
Alasan peneliti memilih kumpulan yang banyak disenangi oleh masyarakat.
Cerpen Pilihan Kompas 2014 sebagai objek Berdasarkan uraian dari latar belakang
penelitian karena hal-hal berikut. Pertama, yang telah dijelaskan, masalah umum dalam
Koran Kompas merupakan koran nasional penelitian ini adalah bagaimana frasa
yang sudah memiliki delapan percetakan di preposisional dalam kumpulan Cerpen
wilayah Indonesia selain Jakarta yaitu Bawen Pilihan Kompas 2014? Secara umum tujuan
(Jawa Tengah), Rungkut (Jawa Timur), penelitian ini untuk pendeskripsian frasa
Makasar, Palembang, Banjarmasin, Deli preposisional dalam kumpulan Cerpen
Serdang (Medan), Rancaekek (Sumedang), Pilihan Kompas 2014. Secara khusus
dan Gianyar (Bali). Koran Kompas tersedia penelitian ini bertujuan sebagai berikut: (1)
dalam bentuk tulis dan Epaper. Koran Mendeskripsikan bentuk frasa preposisional
Kompas Epaper merupakan koran digital yang digunakan dalam kumpulan Cerpen
Kompas dalam bentuk elektronik. Oleh Pilihan Kompas 2014. (2) Mendeskripsikan
karena itu, masyarakat lebih mudah dalam makna frasa preposisional yang digunakan
pemerolehan koran Kompas dan masyarakat dalam cerpen kumpulan Cerpen Pilihan
juga dapat dengan mudah mengetahui suatu Kompas 2014. (3) Mendeskripsikan simpulan
informasi yang terdapat dalam koran Kompas penggunaan frasa preposisional dalam cerpen
tersebut dengan mengakses situs Koran kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014.
Kompas Epaper. Kedua, kumpulan Cerpen Penelitian ini diharapkan dapat
Pilihan Kompas 2014 adalah sebuah buku memberikan manfaat secara teoretis maupun
kumpulan cerpen yang diterbitkan oleh surat praktis untuk memberikan sumbangan
kabar Kompas pada tahun 2015. Buku konseptual dan acuan bagi peneliti
tersebut berisi 24 cerpen yang telah melalui selanjutnya serta hasil penelitian ini juga
tahap penyaringan yang dilakukan oleh para dapat meningkatkan pengetahuan yang
juri yang berkompeten di bidangnya. Oleh berkaitan dengan penggunaan frasa,
sebab itu, cerpen tersebut tepat untuk khususnya frasa preposisional dalam
dijadikan sumber data dalam penelitian frasa kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014.
preposisional pada penelitian ini. Cerpen Hakikat frasa ialah satuan gramatik yang
tersebut antara lain: Di Tubuh Tarra dalam terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak
Rahim Pohon karya Faisal Oddang, Harimau melampaui batas fungsi unsur klausa
(Ramlan, 2005:138). Menurut Khairah dan sama dengan kata keterangan. (5) Frasa
Sakura (2014:21), frasa tersusun atas dua preposisional, yakni frasa yang terdiri atas
kata atau lebih yang tidak melebihi batas kata depan sebagai penanda, diikuti kata atau
fungsi unsur klausa. Artinya, konstruksi frasa frasa sebagai aksisnya.
hanya menduduki satu fungsi klausa, unsur S Frasa preposisional ialah frasa yang
saja, unsur P saja, unsur O saja, unsur terdiri dari frasa preposisional sebagai
pelengkap saja, atau unsur K saja. Adapun penanda dan diikuti oleh kata atau frasa
Finoza (2013:106) mendefinisikan frasa sebagai aksisnya (Ramlan, 2005:163).
sebagai kelompok kata atau gabungan kata Menurut Finoza (2013: 119), frasa
yang tidak mengandung subjek predikat. preposisional adalah kelompok kata yang
Sementara itu, menurut Chaer (2015:39), terdiri dari preposisi sebagai inti dan diikuti
frasa dibentuk dari dua kata atau lebih dan oleh kata atau kelompok kata lain, terutama
mengisi salah satu fungsi sintaksis. Di nomina. Adapun Khairah dan Sakura
samping itu, Parera (2009:54) memberikan (2014:76), mendefinisikan frasa
pengertian frasa adalah suatu konstruksi yang preposisional sebagai frasa eksosentris yang
dapat dibentuk oleh dua kata atau lebih, baik tidak terdiri atas inti dan pewatas, tetapi
dalam bentuk sebuah pola dasar kalimat terdiri atas perangkai dan sumbu. Preposisi
maupun tidak. Simanjuntak (2008:43) juga berfungsi sebagai perangkai, sedangkan jenis
berpendapat bahwa frasa adalah satuan kata yang berfungsi sebagai sumbu adalah
gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih nomina, verba, adjektival, atau adverbial.
yang tidak melampaui batas fungsi. Artinya, Sementara itu, menurut Chaer (2015:149),
frasa itu selalu terdapat dalam satu fungsi frasa preposisional adalah frasa yang
seperti subjek, predikat, objek, pelengkap, berfungsi sebagai pengisi fungsi keterangan
atau keterangan. Berdasarkan pendapat para di dalam sebuah klausa. Di samping itu,
ahli di atas dapat disimpulkan bahwa frasa Tarigan (2009:59) memberikan pengertian
adalah gabungan dua kata atau lebih yang frasa preposisional adalah frasa yang
tidak melampaui batas fungsi. Artinya, frasa penghubungnya menduduki posisi di bagian
masih dalam satu fungsi, seperti: subjek, depan dan di bagian belakang. Menurut
predikat, objek, pelengkap, atau keterangan. Effendi (2015:132), frasa preposisional ialah
Menurut Ramlan (2005:141-164), frasa frasa preposisional yang digunakan untuk
dibedakan menjadi dua jenis sebagai berikut: menandai hubungan makna pelengkap frasa
(1) Frasa berdasarkan fungsi unsur preposisional dengan unsur lain di dalam
pembentukannya dibagi lagi menjadi dua kalimat. Keraf (1991:179) menyatakan frasa
jenis sebagai berikut: (a) Frasa Endosentris, preposisional adalah konstruksi itu berada di
yakni frasa yang mempunyai distribusi yang bawah pengaruh sebuah preposisi sebagai
sama dengan unsurnya, baik semua unsurnya direktornya. Simanjuntak (2008:49)
maupun satu di antara dari unsur-unsurnya. menegaskan bahwa frasa yang diawali
(b) Frasa Eksosentris, yakni frasa yang tidak preposisi sebagai penanda dan diikuti frasa
mempunyai distribusi yang sama dengan atau kata nomina, verba, bilangan, atau
semua unsur-unsurnya. (2) Frasa berdasarkan keterangan sebagai petanda. Berdasarkan
persamaan distribusinya dengan golongan pengertian para ahli di atas, dapat
atau kategori kata dibagi menjadi lima jenis disimpulkan bahwa frasa preposisional
sebagai berikut: (1) Frasa nominal, yakni adalah frasa yang diawali preposisi sebagai
yang memiliki distribusi yang sama dengan penanda yang berfungsi merangkai kata dan
kata nominal. (2) Frasa verbal, yakni frasa diikuti frasa atau kata yaitu nomina, verba,
yang mempunyai distribusi yang sama bilangan, atau keterangan sebagai petanda.
dengan kata verbal. (3) Frasa bilangan, yakni Menurut Alwi dkk (2014:294-297),
frasa yang mempunyai distribusi yang sama bentuk frasa preposisional terdiri atas dua
dengan kata bilangan. (4) Frasa keterangan, macam bentuk sebagai berikut: (1) Frasa
yakni frasa yang mempunyai distribusi yang preposisional tunggal yaitu akan, antara,
akibat, bagi, bagai, bak, berkat, buat, dari, dengan memanfaatkan berbagai metode
dalam, demi, dengan, di, guna, hingga, ke, ilmiah.
kecuali, karena, lepas, lewat, oleh, pada, per, Sumber data dalam penelitian ini adalah
peri, sampai, sejak/semenjak, seperti, serta, kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014.
tanpa, tentang, untuk, bersama, beserta, Data dalam penelitian ini didapat melalui
menjelang, menuju, menurut, seantero, pengamatan penggunaan frasa preposisional
sebagai, secara, sekeliling, sekitar, selama, dalam kumpulan Cerpen Pilihan Kompas
selain, sepanjang, seputar, seluruh, sesudah, 2014 yang mengandung bentuk, makna dan
terhadap, bagaikan, melalui, mengenai. (2) simpulan frasa preposisional.
Frasa preposisional majemuk yaitu daripada, Pengumpulan data dilakukan dengan
kepada, oleh karena, oleh sebab, sampai ke, metode simak dengan teknik simak dan
sampai dengan, sampai pada, sampai ke, teknik catat. Menurut Sudaryanto (1993:133),
selain dari, DQWDUD « GHQJDQ «, DQWDUD « metode simak atau penyimakan adalah
GDQ «, GDUL « KLQJJD «, GDUL « VDPSDL berupa penyimakan: dilakukan dengan
GHQJDQ «, GDUL « VDPSDL NH «, GDUL « NH menyimak yaitu menyimak penggunaan
«, GDUL « VDPSDL «, VHMDN « KLQJJD «, bahasa. Langkah-langkah pengumpulan data
VHMDN « VDPSDL « yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai
Menurut Effendi (2015:133-150), makna berikut: (1) Membaca secara intensif
hubungan yang diungkapkan dengan frasa sekaligus menyimak kumpulan Cerpen
preposisional bermacam-macam dan makna Pilihan Kompas 2014 yang akan dijadikan
hubungan yang bermacam-macam sebagai sumber data dalam penelitian. (2)
berikut: (1) Makna hubungan tempat, (2) Mengindentifikasi kata-kata atau kalimat
Makna hubungan waktu, (3) Makna yang menggandung frasa preposisional. (3)
hubungan cara-alat-pelaku, (4) Makna Mengklasifikasikan data berdasarkan bentuk
hubungan sebab-maksud, dan (5) Makna dan makna frasa preposisional. (4) Mencatat
hubungan lain. data yaitu mencatat data yang sudah diseleksi
di dalam kartu data.
Alat pengumpul data yang digunakan
METODE PENELITIAN dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri
Metode yang digunakan dalam penelitian sebagai instrumen kunci yaitu sebagai
ini adalah metode survei, simak, dan perencana, pelaksana, penganalisis, dan yang
deskriptif. Sejalan dengan itu, Syamsuddin melaporkan hasil penelitian. Selain itu,
dan Vismaia (2011:14), metode merupakan peneliti juga menggunakan alat bantu sebagai
cara pemecahan masalah penelitian yang alat pengumpul data utama yaitu kartu
dilaksanakan secara terencana dan cermat pencatat. Kartu pencatat ini berisikan catatan-
dengan maksud mendapatkan fakta dan catatan dari hasil membaca kumpulan Cerpen
simpulan agar dapat memahami, Pilihan Kompas 2014.
menjelaskan, meramalkan, dan Teknik menguji keabsahan data yang
mengendalikan keadaan. Bentuk penelitian digunakan adalah sebagai berikut: (1)
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ketekunan Pengamat. Menurut Moleong
penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2013:329), ketekunan pengamatan yang
(2013:6), penelitian kualitatif adalah bentuk dimaksud adalah menemukan ciri-ciri dan
penelitian yang bermaksud untuk memahami unsur-unsur dalam situasi yang sangat
fenomena tentang apa yang dialami oleh relevan dengan persoalan atau isu yang
subjek penelitian, misalnya: perilaku, sedang dicari dan kemudian memusatkan diri
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain pada hal-hal tersebut secara rinci. Dalam hal
secara holistik serta dengan cara deskripsi ini, peneliti seharusnya dapat memahami dan
dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada menguasai hal-hal yang terdapat dalam
suatu konteks khusus yang alamiah dan cerpen agar mempermudah dalam melakukan
penelitian. Kekurangan pengamatan akan
berdampak pada hasil penelitian. (2) ke, pada, sampai, seluruh, bentuk frasa
Kecukupan referensi dapat dilakukan dengan preposisional gabungan (majemuk) GDUL «
membaca literatur-literatur yang berkaitan VDPSDL « VDPSDL NH; makna hubungan
dengan penggunaan frasa preposisional. (3) waktu yaitu bentuk frasa preposisional
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan tunggal di, pada, sejak, selama; makna
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu hubungan cara-alat-pelaku yaitu bentuk frasa
yang lain (Moleong, 2013:330). Teknik preposisional tunggal dengan, tanpa; makna
triangulasi yang digunakan dalam penelitian hubungan sebab-maksud yaitu bentuk frasa
ini adalah penyidik dan teori. Peneliti dalam preposisional tunggal demi, karena, oleh,
hal ini adalah dengan bantuan dari pengamat untuk; dan makna hubungan lain terdiri yaitu
lain supaya data yang diperoleh sudah akurat. bentuk frasa preposisional tunggal akan, bak,
Pengamat lain yang dimaksud adalah dosen sebagai, seperti, tentang.
pembimbing yang memberikan masukan dan Bentuk frasa preposisional tunggal dalam
saran. Sedangkan teori adalah melakukan cerpen ³-R\HX[ $QQLYHUVDLUH´ \DLWX EHQWXN
pengujian keabsahan data dengan membuat frasa preposisional akan, dalam, dari,
penjelasan pembanding terhadap data yang dengan, di, karena, ke, menjelang, oleh,
ditemukan. sampai, sebagai, secara, sejak, selama,
Analisis data merupakan upaya yang seluruh, sepanjang, seperti, tanpa, untuk.
dilakukan untuk mengklasifikasikan dan Bentuk frasa preposisional gabungan
mengelompokkan data. Teknik analisis data (majemuk) juga terdapat dalam cerpen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah ³-R\HX[ $QQLYHUVDLUH´ \DLWX EHQWXN IUDVD
sebagai berikut: (1) Menganalisis data-data preposisional GDUL « VDPSDL «, kepada,
yang mengandung bentuk frasa preposisional sampai ke. Makna hubungan tempat
dalam kumpulan Cerpen Pilihan Kompas ditemukan dalam FHUSHQ ³-R\HX[
2014. (2) Menganalisis data-data yang $QQLYHUVDLUH´ \DLWX EHQWXN IUDVD
mengandung makna frasa preposisional preposisional tunggal dalam, dari, di, ke,
dalam kumpulan Cerpen Pilihan Kompas seluruh, bentuk frasa preposisional gabungan
2014. (3) Memberikan simpulan data (majemuk) kepada, sampai ke; makna
berdasarkan analisis frasa preposisional hubungan waktu yaitu bentuk frasa
dalam kumpulan Cerpen Pilihan Kompas preposisional tunggal dalam, di, menjelang,
2014. sampai, sejak, selama, sepanjang; makna
hubungan cara-alat-pelaku yaitu bentuk frasa
preposisional tunggal dengan, oleh, secara,
HASIL PENELITIAN DAN tanpa; makna hubungan sebab-maksud yaitu
PEMBAHASAN bentuk frasa preposisional tunggal karena,
Hasil Penelitian untuk; dan makna hubungan lain yaitu bentuk
Bentuk frasa preposisional tunggal pada frasa preposisional tunggal akan, bentuk
FHUSHQ ³:DQLWD GDQ 6HPXW-semut di frasa sebagai, seperti.
.HSDODQ\D´ \DLWX EHQWXN IUDVD SUHSRVLVLRQDO Bentuk frasa preposisional tunggal
akan, dalam, dari, di, demi, dengan, karena, ditemukan dalam FHUSHQ ³3DFDU 3HUWDPD´
ke, oleh, pada, sampai, sebagai, sejak, yaitu bentuk frasa preposisional akan, bagi,
selama, seluruh, seperti, tanpa, tentang, bersama, dalam, dari, dengan, di, hingga,
untuk. Bentuk frasa preposisional gabungan karena, ke, lewat, menjelang, pada, sampai,
(majemuk) juga terdapat pada cerpen sebagai, sejak, selama, selain, sepanjang,
³:DQLWD GDQ 6HPXW-VHPXW GL .HSDODQ\D´ seperti, tanpa, tentang, untuk. Bentuk frasa
yaitu bentuk frasa preposisional GDUL « preposisional gabungan atau majemuk juga
VDPSDL « dan sampai ke. Makna hubungan ditemukan dalam FHUSHQ ³3DFDU 3HUWDPD´
tempat ditemukan dalam cerpen ³:DQLWD GDQ yaitu bentuk frasa preposisional kepada dan
Semut-VHPXW GL .HSDODQ\D´ \DLWX EHQWXN sampai pada. Makna hubungan tempat
frasa preposisional tunggal dalam, dari, di, ditemukan dalam FHUSHQ ³3DFDU 3HUWDPD´
yang yaitu bentuk frasa preposisional tunggal dalam, dari, dengan, di, hingga, karena, ke,
dalam, dari, di, ke, lewat, pada, sampai dan lewat, menjelang, pada, sampai, sebagai,
bentuk frasa preposisional majemuk kepada, sejak, selama, selain, sepanjang, seperti,
sampai pada; makna hubungan waktu yaitu tanpa, tentang, untuk, kepada dan sampai
bentuk frasa preposisional tunggal bersama, pada. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan
dari, di, hingga, menjelang, pada, sampai, frasa preposisional pada setiap kata atau
sejak, selama, sepanjang; makna hubungan kalimat yang digunakannya dalam membuat
cara-alat-pelaku yaitu bentuk frasa cerpen tersebut. Dilihat dari penggunaan
preposisional tunggal dengan, tanpa; makna IUDVD SUHSRVLVLRQDO GDODP FHUSHQ ³3DFDU
hubungan akibat-maksud yaitu bentuk frasa 3HUWDPD´ GDSDW GLVLPSXONDQ EDKZD IUDVD
preposisional tunggal karena, untuk; dan preposisional yang paling banyak digunakan
makna hubungan lain yaitu bentuk frasa dalam kata atau kalimatnya adalah frasa
preposisional tunggal akan, bagi, sebagai, preposisional di yang diikuti kata nomina,
selain, seperti, tentang. verba, adjektiva, adverbia, pronomina.
Bentuk frasa preposisional tunggal
ditemukan dalam FHUSHQ ³7HQJJDW :DNWX´
yaitu bentuk frasa preposisional akan, akibat, SIMPULAN DAN SARAN
bagai, bagi, bersama, dalam, dari, dengan, Simpulan
di, hingga, karena, ke, oleh, pada, seantero, Berdasarkan analisis data yang telah
secara, selama, seluruh, seperti, tanpa, peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa
tentang, untuk. Bentuk frasa preposisional terdapat penggunaan frasa preposisional
gabungan atau majemuk juga ditemukan dalam kumpulan Cerpen Pilihan Kompas
dalam FHUSHQ ³7HQJJDW :DNWX´ \DLWX EHQWXN 2014. Cerpen yang diambil adalah empat
frasa preposisional kepada. Makna hubungan cerpen sebagai representatif. Keempat cerpen
tempat GLWHPXNDQ GDODP FHUSHQ ³7HQJJDW tersebut yaitu cerpen Wanita dan Semut-
:DNWX´ yaitu bentuk frasa preposisional semut di Kepalanya Karya Anggun, Joyeux
tunggal dalam, dari, di, ke, pada, seantero, Anniversaire Karya Tenni Purwanti, Pacar
seluruh dan bentuk frasa preposisional Pertama Karya Vika Wisnu, Tenggat Waktu
gabungan (majemuk) kepada; makna Karya Djenar Maesa Ayu. Berdasarkan
hubungan waktu yaitu bentuk frasa analisis dari keempat cerpen tersebut dapat
preposisional tunggal bersama, dari, hingga, disimpulkan bahwa yang paling banyak
selama; makna hubungan cara-alat-pelaku menggunakan frasa preposisional adalah
yaitu bentuk frasa preposisional tunggal SDGD FHUSHQ ³3DFDU 3HUWDPD´ NDU\D 9LND
dengan, secara, tanpa; makna hubungan Wisnu. Cerpen Vika Wisnu ini ditemukan
sebab-maksud yaitu bentuk frasa penggunaan frasa preposisional yang
preposisional tunggal akibat, karena, oleh, berjumlah 25 bentuk frasa preposisional yaitu
untuk; dan makna hubungan lain yaitu bentuk akan, bagi, bersama, dalam, dari, dengan, di,
frasa preposisional tunggal akan, bagai, hingga, karena, ke, lewat, menjelang, pada,
bagi, seperti, tentang. sampai, sebagai, sejak, selama, selain,
Keempat judul cerpen diambil sebagai sepanjang, seperti, tanpa, tentang, untuk,
representatif dan dipilih berdasarkan jenis kepada dan sampai pada. Dilihat dari
kelamin di dalam kumpulan Cerpen Pilihan penggunaan frasa preposisional dalam cerpen
Kompas 2014. Berdasarkan analisis dari ³3DFDU 3HUWDPD´ GDSDW GLVLPSXONDQ EDKZD
keempat cerpen tersebut dapat disimpulkan frasa preposisional yang paling banyak
bahwa yang paling banyak menggunakan digunakan dalam kata atau kalimatnya adalah
frasa preposisional adalah pada cerpen frasa preposisional di yang diikuti kata
³3DFDU 3HUWDPD´ NDU\D 9LND :LVQX &HUSHQ nomina, verba, adjektiva, adverbia,
Vika Wisnu ini ditemukan penggunaan frasa pronomina.
preposisional yang berjumlah 25 bentuk frasa
preposisional yaitu akan, bagi, bersama,
Saran Penulis Terpilih Kompas 2014. (2015).
Berdasarkan simpulan yang telah Cerpen Pilihan Kompas 2014.
dipaparkan di atas, maka peneliti Jakarta: PT Kompas Media
mengharapkan penelitian ini dapat dijadikan Nusantara.
bahan untuk mengadakan penelitian lebih Ramlan, M. (2005). Ilmu Bahasa Indonesia
lanjut tentang fungsi frasa preposisional Sintaksis. Yogyakarta: CV
pada bidang sastra maupun bidang bahasa Karyono.
yang lainnya. Simanjuntak, H. (2008). Buku Ajar
Sintaksis. Pontianak: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
DAFTAR RUJUKAN Universitas Tanjungpura Program
Alwi, H dkk. (2014). Tata Bahasa Baku Kerjasama dengan Pemerintahan
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Daerah Kabupaten Ketapang.
Pustaka. Sudaryanto. (1993). Metode dan Aneka
Chaer, A. (2015). Sintaksis Bahasa Teknik Analisis Bahasa:
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Pengantar Penelitian Wahana
Effendi, S. (2015). Tata Bahasa Acuan Kebudayaan secara Linguistis.
Bahasa Indonesia. Tangerang: Yogyakarta: Duta Wacana
Pustaka Mandiri. University Press.
Finoza, L. (2013). Komposisi Bahasa Sumardjo, J dan Saini K.M. (1986).
Indonesia. Jakarta: Diksi Ihsan Apresiasi Kesusastraan. Jakarta:
Mulia. PT Gramedia.
Keraf, G. (1991). Tata Bahasa Rujukan Syamsuddin dan Vismaia S. D. (2011).
Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Metode Penelitian Pendidikan
Grasindo. Bahasa. Bandung: PT Remaja
Khairah, M dan Sakura R. (2014). Sintaksis: Rosdakarya Offset.
Memahami Satuan Kalimat Tarigan, H.G. (2009). Prinsip-prinsip Dasar
Perspektif Fungsi. Jakarta: Bumi Sintaksis. Bandung: Angkasa.
Aksara. Yulianti, D. (2014). Frasa Bahasa Melayu
Moleong, L.J. (2013). Metodologi Penelitian Dialek Ketapang. Skripsi. Fakultas
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Rosdakarya. Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Parera, J.D. (2009). Dasar-dasar Analisis
Sintaksis. Jakarta: Erlangga.

You might also like