You are on page 1of 13

ANALISIS WACANA RUBRIK RESENSI PADA SURAT KABAR SOLOPOS

EDISI JANUARI-DESEMBER 2017 SERTA RELEVANSINYA SEBAGAI


BAHAN AJAR TEKS ULASAN DI SMP DAN SMA

Meilani Wahyu Pangestika, Ani Rakhmawati, Raheni Suhita


Universitas Sebelas Maret
Surel: meilaniwahyu@student.uns.ac.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan: (1) struktur wacana rubrik
resensi buku pada surat kabar Solopos edisi Januari-Desember 2017; (2) aspek tekstual rubrik resensi
buku; (3) aspek kontekstual rubrik resensi buku; dan (4) relevansi rubrik resensi buku pada surat kabar
Solopos edisi Januari-Desember 2017 sebagai bahan ajar teks ulasan di SMP dan SMA. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) struktur
wacana rubrik resensi buku terdiri paragraf pembuka, paragraf penghubung atau isi, dan paragraf
penutup; (2) aspek tekstual yang mendukung keutuhan wacana terdiri dari topik wacana, kohesi dan
koherensi, serta bentuk kata; (3) aspek kontekstual pada wacana dapat dapat dipahami melalui empat
prinsip penafsiran, yaitu: penafsiran personal, penafsiran lokasional, penafsiran temporal, dan prinsip
analogi; dan (4) rubrik resensi buku pada surat kabar Solopos edisi bulan Januari-Desember 2017
dapat dijadikan bahan ajar materi teks ulasan di SMP dan SMA.

Kata Kunci: analisis wacana, resensi, teks ulasan

DISCOURSE ANALYSIS OF THE RUBRIC RESENSE


ON THE NEWSPAPER OF SOLOPOS EDITION JANUARY-DECEMBER
2017 AND ITS RELEVANCE AS LEARNING MATERIAL OF REVIEW
TEXT IN JUNIOR HIGH SCHOOL AND SENIOR HIGH SCHOOL

Abstrack: This research aimed at describing and explaining about (1) the discourse structure
of review text on book review columns in Solopos Newspaper January-December 2017
edition; (2) the textual aspects of book review; (3) the contextual aspects of book review; (4)
the relevance of book review columns in Solopos Newspaper January-December 2017 edition
as the teaching materials of review text in Secondary Junior High Schools and in Secondary
Senior High Schools. The type of this research is qualitative descriptive. The results of this
research indicated that (1) the discourse structure of review text on book review columns
included opening paragraph, contacting paragraph or content, and closing paragraph; (2)
textual aspects supporting the completeness of book review were the topic of discourse,
aspects of cohesion and coherence, and forms of words; (3) the contextual aspects on book
review could be understood through four interpretive principles, namely: the principle of
personal interpretation, the principle of local interpretation, the principle of temporal
interpretation, and the principle of analogy; and (4) the results of this research also
indicated that book review columns in Solopos Newspaper January-December 2017 edition
could be used as the teaching materials of review text in Junior High Schools and Senior
High Schools.

Keywords: discourse analysis, book review, text review

BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya


Volume 6 Nomor 2, April 2019, ISSN I2302-6405 96
PENDAHULUAN saja belum diketahui siswa; (3) siswa dapat
Kurikulum 2013 merupakan perbaikan berlatih untuk mengungkapkan ide dan
dan penyempurnaan dari kurikulum gagasannya yang dituangkan dalam bentuk
sebelumnya, yaitu kurikulum 2006 atau teks ulasan; dan lain sebagainya. Odoom
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan (2014) menyatakan bahwa ulasan buku tidak
Pendidikan). Kurikulum 2013 dirancang hanya sekedar ringkasan atau pernyataan
untuk menyongsong model pembelajaran pujian belaka terhadap suatu buku atau
abad ke-21, yang di dalamnya terdapat karya, melainkan komentar yang bersifat
pergeseran dari siswa diberitahu menjadi evaluatif di mana ulasan buku itu
siswa mencari tahu dari berbagai sumber menunjukkan pengetahun yang dimiliki oleh
belajar melampaui batas pendidik dan satuan resentator mengenai buku tersebut.
pendidikan (Jamilah, 2017). Pada kurikulum Pembelajaran berbasis teks memiliki
2013, pembelajaran Bahasa Indonesia tujuan agar siswa dapat memahami ilmu
diorientasikan pada pembelajaran berbasis pengetahuan melalui teks yang disajikan
teks. Menurut Mahsun (dalam Meza, sesuai dengan tujuan-tujuan tertentu. Dengan
Mustofa, & Karomani, 2015) teks wujudnya demikian, analisis yang mendalam mengenai
dapat berupa bahasa yang dituturkan atau sebuah teks tentunya penting dilakukan
dituliskan, atau juga bentuk-bentuk sarana untuk dapat memahami teks tersebut. Salah
lain yang digunakan untuk menyatakan apa satu kajian yang dapat dipakai untuk
saja yang dipikirkan Sebagaimana yang mengkaji sebuah teks adalah analisis
dikemukakan Slamet (2007: 6), bahwa wacana. Stubbs (dalam Badara, 2013: 18)
pengajaran bahasa Indonesia adalah mengatakan bahwa analisis wacana
pengajaran keterampilan berbahasa bukan merupakan suatu kajian yang meneliti atau
pengajaran tentang kebahasaan. Teori-teori menganalisis bahasa yang digunakan secara
bahasa hanya sebagai pendukung atau alamiah, baik dalam bentuk lisan maupun
penjelas dalam konteks, yaitu yang berkaitan tulisan. Analisis wacana dapat diartikan
dengan keterampilan tertentu yang tengah sebagai studi tentang struktur pesan dalam
diajarkan.. komunikasi. Analisis wacana dapat
Salah satu teks yang dipelajari pada mengaplikasikan semua unsur kebahasaan
jenjang Sekolah Menengah Pertama dan (Wijana dan Rohmadi, 2011: 72). Namun
Sekolah Menengah Atas adalah teks ulasan. demikian, analisis wacana teks tidak dapat
Teks ulasan merupakan teks yang di meninggalkan analisis konteks. Hal tersebut
dalamnya berisi identitas, kelebihan dan dikarenakan konteks memiliki peran penting
kekurangan, tanggapan atau tinjauan, serta untuk mengungkap makna yang ada dalam
kritik dan saran mengenai suatu karya (puisi, teks.
cerpen, buku, film, drama, dan lain Dalam konteks analisis wacana, kata
sebagainya). Pada dasarnya teks ulasan atau kalimat yang berposisi sebagai wacana
merupakan suatu teks yang dihasilkan dari disyaratkan memiliki kelengkapan makna,
sebuah analisis terhadap suatu karya. Belajar informasi, dan konteks tuturan yang jelas
mengenai teks ulasan sesungguhnya dan mendukung (Mulyana, 2005: 8).
memiliki banyak manfaat bagi siswa, yaitu: Terdapat dua aspek yang dikaji dalam
(1) membantu siswa untuk belajar berpikir analisis wacana yaitu aspek tekstual dan
kritis, karena di dalam teks ulasan siswa kontekstual. Analisis wacana tekstual adalah
perlu menganalisis dan menilai sebuah analisis yang dilakukan dengan melihat suatu
karya; (2) menambah pengetahuan siswa wacana berdasarkan teksnya. Analisis
mengenai buku-buku baru yang mungkin wacana kontekstual merupakan analisis

BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya


Volume 6 Nomor 2, April 2019, ISSN I2302-6405 97
wacana yang bertumpu pada teks yang dikaji Buku pada Surat Kabar Solopos edisi
berdasarkan konteks eksternal yang Januari-Desember 2017 serta Relevansinya
melingkupinya, baik konteks situasi maupun sebagai Bahan Ajar Teks Ulasan di SMP dan
konteks kultural (budaya). Lebih lanjut SMA”.
Mahsun (2014: 39) juga menyatakan bahwa
dalam pembelajaran bahasa ada dua METODE PENELITIAN
komponen yang harus dipelajarai, yaitu Jenis penelitian ini adalah deskriptif
masalah makna dan bentuk. Oleh karena itu, kualitatif. Menurut Sugiyono (2016: 1)
kajian wacana tentunya mencakup aspek metode penelitian kualitatif adalah metode
yang sangat luas sehingga menarik untuk penelitian yang digunakan untuk meneliti
diteliti lebih lanjut. pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti
Penelitian ini mengkaji rubrik resensi adalah sebagai instrumen kunci, teknik
buku pada surat kabar Solopos edisi Januari- pengumpulan data dilakukan secara
Desember 2017 dengan kajian analisis trianggulasi (gabungan), analisis data
wacana. Analisis wacana yang dilakukan bersifat induktif, dan hasil penelitian
yaitu secara tekstual dan kontekstual. kualitatif lebih menekankan makna dari pada
Analisis wacana secara tekstual dilakukan generalisasi.
dengan menganalisis aspek struktur wacana, Data dan sumber data yang digunakan
topik wacana, kohhesi dan koherensi, dan pada penelitian ini adalah dokumen dan
bentuk kata. Sedangkan analisis wacana informan. Dokumen yang diteliti berasal dari
secara kontekstual dilakukan dengan rubrik resensi buku pada surat kabar Solopos
menggunakan empat prinsip yaitu prinsip edisi Januari-Desember 2017. Adapun
penafsiran personal, prinsip penafsiran informan yang digunakan pada penelitian ini
lokasional, prinsip penafsiran temporal, dan adalah guru Bahasa Indonesia. Teknik
prinsip analogi. sampling yang digunakan dalam penelitian
Resensi adalah jenis karya tulis yang ini adalah purposive sampling. Teknik
berisi hasil penimbangan, pengulasan, atau pengumpulan data yang digunakan dalam
penilaian mengenai sebuah karya puisi, penelitian ini adalah teknik analisis
novel, buku, film, drama, dan lain dokumen, catat, dan wawancara. Teknik uji
sebagainya. Dalam membicarakan atau validitas data yang digunakan yaitu teknik
mengulas sebuah buku secara tertulis tentu triangulasi sumber data dan triangulasi teori.
saja di dalam isi tulisan tersebut terdapat Penelitian ini menggunakan analisis data
bagian tentang menilai kelebihan dan menurut Miles & Huberman yaitu analisis
kekurangan buku itu, menarik tidaknya topik interaktif yang meliputi pengumpulan data,
buku, ungkapan kritik dan saran terhadap reduksi data, penyajian data, dan penarikan
buku, serta kelayakan buku tersebut untuk kesimpulan.
dibaca. Tujuan dari resensi tersebut ialah
memberi pertimbangan dan penilaian secara HASIL DAN PEMBAHASAN
objektif, sehingga masyarakat mengetahui Analisis Struktur Wacana Rubrik Resensi
apakah buku yang diulas tersebut patut pada Surat Kabar Solopos edisi Januari-
dibaca atau tidak. Sistematika penulisan Desember 2017
resensi terdiri dari bagian pendahuluan, isi, Secara keseluruhan, dari duabelas
dan penutup (Kusmana, 2014: 30). wacana resensi buku yang dianalisis,
Berdasarkan uraian yang telah ditemukan pola struktur wacana yang sama.
dijabarkan tersebut, maka judul penelitian ini Pola struktur wacana tersebut terdiri dari
adalah “Analisis Wacana Rubrik Resensi paragraf pembuka, paragraf penghubung

BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya


Volume 6 Nomor 2, April 2019, ISSN I2302-6405 98
atau isi, dan paragraf penutup. Hal tersebut Kohesi dan Koherensi
sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Aspek kohesi masih dibagi lagi
oleh Rohmadi dan Nasucha (2010: 14) menjadi dua jenis yaitu aspek leksikal
bahwa setiap wacana tulis harus memiliki (pengacuan, penyulihan, pelesapan,
struktur wacana yang meliputi pembukaan konjungsi) dan aspek gramatikal (repetisi,
yang disebut paragraf pembuka, isi yang sinonimi, antonimi, kolokasi, ekuivalensi).
disebut paragraf penghubung, dan Kohesi Gramatikal
kesimpulan yang disebut paragraf penutup. Pengacuan
Ketiga struktur tersebut harus ada dalam Ditemukan 188 data pengacuan
setiap karangan. Apabila salah satu dari persona di dalam duabelas resensi yang
ketiga unsur itu tidak ada, maka karangan itu dianalisis. Contoh data pengacuan persona di
dianggap tidak lengkap. Struktur wacana antara lain
pada rubrik resensi buku surat kabar Solopos (a) tantangan Muhammdiyah hari ini
edisi Januari-Desember 2017 dilengkapi tentu berbeda dengan era awal
dengan adanya judul resensi dan identitas berdirinya perserikatan itu.
buku. (DT1/SP/21Jan17).
(b) buku yang berjudul “Penimba Bahasa”
Analisis Wacana Tekstual Rubrik Resensi itu berisi lima esai yang mengupas
pada Surat Kabar Solopos edisi Januari- laku berbahasa kita hari ini.
Desember 2017 (DT4/SP/16Apr17).
Pada analisis wacana secara tekstual (c) semua perjalanan itu telah dirasakan
terdapat beberapa aspek yang akan dan dicatat Frank Foer. Ia
dianalisis, yaitu terdiri dari topik wacana, menampilkan dunia sepak bola yang
kohesi dan koherensi, serta bentuk kata. tidak mirip mulut para pengkhotbah
Berikut adalah penjelasan dari masing- sepak bola. (DT12/SP/31Des17).
masing aspek kontekstual yang dianalisis. (d) Maka tak heran, dewasa ini berbagai
Topik Wacana lembaga pendidikan Muhammadiyah
Tiap-tiap wacana resensi buku yang terus tumbuh, berkembang, dan
dianalisis sudah memiliki topik wacana yang tersebar di seantero Nusantara.
jelas. Hal tersebut sejalan dengan pendapat (DT10/SP/29Okt17).
Oka dan Suparno dalam bukunya Linguistik (e) Ilmu kedokteran yang dimiliki penulis
Umum (1994), ada sejumlah persyaratan bisa dinikmati seperti novel-novelnya.
yang menentukan terbentuknya wacana, Pada kutipan (a) terdapat pronominal
yaitu topik, tuturan pengungkap topik, serta persona ketiga tunggal bentuk terikat lekat
kohesi dan koherensi. Salah satu persyaratan kanan-nya, pada kata berdirinya. Kata-nya
yang disampaikan yaitu topik. Topik tersebut mengacu pada unsur lain yang
mengacu pada hal yang dibicarakan dalam berada di dalam wacana yang disebutkan
wacana. Secara mendasar topik diartikan sebelumnya, yaitu Muhammadiyah.
sebagai pokok pembicaraan. Dalam wacana, Penggunaan kata kita dalam kutipan (b)
topik menjadi ukuran kejelasan suatu mengacu pada unsur lain di luar teks yaitu
wacana. Topik yang jelas akan menyebabkan penulis resensi dan pembaca. Kata kita
struktur dan isi wacana menjadi jelas pula. termasuk dalam pengacuan persona pertama
Sebaliknya, topik yang tidak jelas, atau jamak bebas. Tuturan tersebut merupakan
bahkan tulisan tanpa topik, menyebabkan pengacuan eksofora karena acuannya berada
tulisan tersebut menjadi kabur dan sulit di luar teks. Pengacuan persona ketiga
dimengerti maksudnya. tunggal berturut-turut terdapat dalam kutipan

BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya


Volume 6 Nomor 2, April 2019, ISSN I2302-6405 99
(c). Pengacuan tersebut ditandai dengan Pelesapan (elipsis)
adanya kata ia yang mengacu pada unsur Ditemukan 23 data pelesapan di dalam
yang sudah disebutkan sebelumnya. duabelas resensi yang dianalisis. Contoh data
Kemudian pada kutipan (d) terdapat pelesapan di antara lain:
pengacuan demonstratif temporal yang (a) Secara umum, melalui buku ini,
ditandai dengan adanya frasa dewasa ini. pembaca bisa mendapatkan empat
Pada kutipan (e) terdapat kata seperti yang pembelajaran penting, yaitu
termasuk dalam pengacuan komparatif. menemukan peraturan baru dalam
Pengacuan komparatif atau perbandingan dunia pemasaran, bagaimana agar bisa
adalah satu jenis kohesi gramatikal yang menonjol dan menciptakan
bersifat membandingkan dua hal atau lebih momentum yang ‘wow’, bagaimana
yang memiliki kemiripan. membangun basis konsumen yang
vokal dan loyal, serta bagaimana
Penyulihan (substitusi) mengetahui apa yang akan
Ditemukan 24 data penyulihan di membentuk preferensi konsumen pada
dalam duabelas resensi yang dianalisis. masa mendatang. (DT7/SP/16Jul17)
Contoh data penyulihan di antara lain: Kutipan (a) menunjukkan adanya
(a) Sebagaimana disampaikan dalam pelesapan yang terjadi pada kata
pengantar buku ini, secara ringkas pembelajaran. Pelesapan tersebut dilakukan
karya ini memaparkan akhlak dan sebanyak empat kali pada tuturan
perangai para sufi yang selalu berikutnya. Peristiwa pelesapan pada tuturan
berpegang teguh kepada ajaran (a) dapat dipresentasikan menjadi a1), dan
Alquran dan sunah. (DT5/SP/28Mei1 apabila tuturan itu kembali dituliskan dalam
(b) Oleh karena itu, dua pakar pemasaran bentuk yang lengkap tanpa adanya
kelas dunia Philip Kotler dan pelesapan, maka akan tampak seperti a2)
Hermawan Kartajaya kembali berikut:
berkolaborasi untuk melnasir buku a1) Secara umum, melalui buku ini,
Marketing4.0: Moving from pembaca bisa mendapatkan empat
Traditional to Digital. Kali ini, mereja pembelajaran penting, yaitu Ø
juga menggandeng ahli strategi menemukan peraturan baru dalam
pemasaran Iwan Setiawan. dunia pemasaran, Ø bagaimana agar
(DT7/SP/16Jul17) bisa menonjol dan menciptakan
Pada kutipan (a) dan kutipan (b) momentum yang ‘wow’, Ø bagaimana
ditemukan adanya subtitusi yang termasuk membangun basis konsumen yang
ke dalam substitusi nominal. Subtitusi vokal dan loyal, serta Ø bagaimana
nominal adalah penggantian satuan lingual mengetahui apa yang akan
yang berkategori nomina (kata benda) membentuk preferensi konsumen pada
dengan satuan lain yang juga berkategor masa mendatang.
nomina. Pada kutipan a) kata buku a2) Secara umum, melalui buku ini,
disubstitusikan dengan kata karya, dan pada pembaca bisa mendapatkan empat
kutipan b) kata pakar disubstitusikan dengan pembelajaran penting, yaitu
kata ahli. pembelajaran menemukan peraturan
baru dalam dunia pemasaran,
pembelajaran bagaimana agar bisa
menonjol dan menciptakan
momentum yang ‘wow’,

BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya


Volume 6 Nomor 2, April 2019, ISSN I2302-6405 100
pembelajaran bagaimana membangun terdapat pada kutipan c) yang ditandai
basis konsumen yang vokal dan loyal, dengan adanya kata sebagai. Konjungsi
serta pembelajaran bagaimana subordinatif waktu ditandai dengan kata
mengetahui apa yang akan selama nampak pada kutipan (d). Kemudian
membentuk preferensi konsumen pada yang terakhir adalah konjungsi korelatif.
masa mendatang. Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang
menghubungkan dua bagian yang berstatus
Konjungsi sama. Bentuk dari konjungsi korelatif yang
Terdapat tiga jenis konjungsi yang ditemukan terdapat pada kutipan (c) yaitu
ditemukan yaitu konjungsi koordinatif, ditandai dengan tidak hanya…tetapi juga.
konjungsi subordinatif, dan konjungsi Dari hasil analisis data tersebut,
korelatif. Ditemukan 351 data konjungsi di peneliti menemukan bahwa data pengacuan
dalam duabelas resensi yang dianalisis. yang paling dominan dari kedua belas
Berikut merupakan contoh data perangkaian resensi tersebut adalah data pengacuan
(konjungsi) yang ditemukan: persona ketiga tunggal. Hal ini dapat dilihat
(a) Muhammadiyah terus berbenah dan dengan seringnya pemakaian kata ganti
menjadi pelopor gerakan tajdid orang ketiga tunggal baik bentuk bebas dia,
(pembaruan) di Indonesia. ia, dan bentuk lekat kanan -nya. Hal
(DT1/SP/29Jan17) tersebut sejalan dengan penelitian Andriyani
(b) Ini terjadi karena memang di antara (2015) Analisis Wacana Tekstual dan
kedua istilah tersebut bisa jadi Kontekstual Kumpulan Cerpen Sampah
memiliki makna yang bisa jadi Bulan Desember Karya Hamsad Rangkuti
memang sama, walaupun sebenarnya serta Relevansinya sebagai Bahan Ajar di
memiliki perbedaan. Sekolah Menengah Pertama. Dalam
(DT6/SP/18Jun17) penelitian tersebut juga disimpulkan bahwa
(c) Mohamad Ali sebagai cendekiawan penggunaan pengacuan persona ketiga
aktivis Muhammadiyah tidak hanya tunggal paling banyak digunakan
menjelaskan fenomena historis dibandingkan dengan pengacuan persona
pendidikan Muhammadiyah, tetapi lainnya. Kemudian berdasarkan keempat
juga mengupas filososfi pendidikan aspek yang dikaji tersebut, aspek konjungsi
yang bergema di pikiran K.H. Ahmad merupakan aspek yang paling dominan atau
Dahlan. (DT10/SP/29Okt17) paling banyak ditemukan. Hal tersebut
(d) Frank Foer jurnalis politik majalah sejalan dengan penelitian yang dilakukan
New Republic meminta izin cuti oleh Farida (2011) Rubrik Resensi pada
selama delapan bulan untuk Harian Umum Solopos: Kajian Wacana
melakukan riset panjang tentang sepak Tekstual dan Kontekstual (Edisi Bulan
bola. (DT12/SP/31Des17) Januari-Maret 2011). Dari penelitian
Pada kutipan (a) terdapat kata dan tersebut disimpulkan bahwa aspek konjungsi
yang termasuk dalam konjungsi koordinatif yang paling sering muncul dalam wacana
yang menandai adanya hubungan resensi yaitu aspek konjungsi subordinatif.
penambahan. Pada kutipan b) terdapat Hal tersebut dikarenakan konjungsi
subordinatif sebab yang ditandai dengan subordinatif masih terbagi ke dalam
munculnya kata karena. Dalam kutipan (b) beberapa jenis sehingga jumlahnya lebih
juga ditemukan adanya subordinatif kohesif banyak.
yang ditandai dengan kata walaupun.
Konjungsi subordinatif pembandingan

BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya


Volume 6 Nomor 2, April 2019, ISSN I2302-6405 101
Kohesi Leksikal Sinonimi
Repetisi (a) Kisah cinta sepasang kekasih yang
Ditemukan 44 data repetisi di dalam dilamun asmara, namun begitu
duabelas resensi yang dianalisis. Berikut banyak sekali rintangan yang
merupakan contoh data repetisi yang menghalangi mereka.
ditemukan: (DT3/SP/26Mar17)
(a) Muhammadiyah sedang dan telah (b) Mengingat hidup pada era digital
menyusun beberapa fikih baru yang sekarang ini kita harus mampu
mencerminkan watak beradaptasi dengan perubahan-
kosmopolitannya. Di antaranya adalah perubahan sebagai akibat cepatnya
Fikih Air, Fikih Kebencanaan, Fikih perkembangan teknologi yang
Jurnalistik, dan Fikih Difabel. berdampak kepada gaya hidup, sikap,
(DT1/SP/19Jan17) perilaku, pengetahuan, dan bahkan
(b) Taufiq bukan sekadar mendaur ulang hampir di semua aspek kehidupan.
tulisan opini yang pernah dimuat di (DT6/SP/18Jun17)
sejumlah koran, namun Pada kutipan (a) terdapat kata cinta
menambahkan sejumlah teori, latar dan asmara, dimana kedua kata tersebut
belakang, serta aspek-aspek hukum memiliki makna yang sama. Asmara
yang menyebabkan terjadinya (menurut KBBI) memiliki arti perasaan
kejahatan terorisme. senang kepada lain jenis (kelamin); (rasa)
(DT2/SP/19Feb17) cinta. Kutipan (b) terdapat dua pasang kata
(c) Bahkan pembunuhan, pelanggaran yang saling bersinonim atau memiliki makna
yang beraroma kriminalitas turut yang sama, yang pertama yaitu kata akibat
membawa cerita ke dalam tatanan dan berdampak, kemudian yang kedua yaitu
cerita yang begitu terkesan tragis. kata sikap dan perilaku. Kata akibat dan
Pembunuhan yang mungkin tak dampak memiliki makna yang sama, begitu
pernah disangka para pembaca pula kata sikap dan perilaku. Oleh karena
sebelumnya. (DT3/SP/26Mar17) itu, kedua pasang kata tersebut saling
Pada kutipan (a) terdapat pengulangan bersinonim.
bentuk satuan lingual kata fikih sebanyak
lima kali guna menekankan pentingnya kata Antonimi
tersebut dalam konteks tuturan. Repetisi (a) Meski “marah”, esai Naimatur terasa
yang terjadi dalam kutipan (b) termasuk sedap dibaca lantaran keluwesan serta
dalam repetisi epizeuksis, yaitu pengulangan kepiawaiannya menyisipkan kelakar,
satuan lingual (kata) yang dipentingkan selain juga karena sarat informasi
beberapa kali secara berturut-turut baru yang bersumber dari
(Saddhono, 2009: 44). Repetisi yang bersifat koran/majalah lawas.
tautotes yaitu pengulangan satuan lingual (DT4/SP/16Apr17)
(sebuah kata) beberapa kali dalam sebuah (b) Cepat atau lambat, implementasi
konstruksi nampak terjadi dalam kutipan (b). teknologi akan diterapkan di sekitar
Pada kutipan (c) terdapat pengulangan kata kita. (DT6/SP/18Jun17)
pembunuhan sebanyak dua kali. Repetisi Kedua kata baru dan lawas pada
yang terjadi pada kutipan (c) termasuk dalam kutipan (a) merupakan antonimi mutlak.
repetisi anafora karena pengulangan satuan Kedua kata tersebut beroposisi mutlak
lingual berupa kata terjadi pada kalimat karena tidak ada kata agak baru atau agak
berikutnya. lawas. Oposisi mutlak adalah pertentangan

BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya


Volume 6 Nomor 2, April 2019, ISSN I2302-6405 102
makna secara mutlak. Kata cepat dan lambat yang selalu baru bagi pembaca.
pada kutipan (b) termasuk ke dalam jenis (DT3/SP/26Mar17)
antonim dengan oposisi kutub. Kedua kata (b) Buku ini terbit dengan kebaruan dan
tersebut beroposisi kutub karena terdapat keunikannya tersendiri. Sebab, selama
gradasi diantara keduanya yaitu: agak cepat, ini penelitian tentang pemikiran
cepat, dan agak lambat, lambat. pembaharuan K.H. Ahmad Dahlan
pada umumnya berhenti pada
Kolokasi penemuan konsep bahwa pemikiran
(a) Kisah cinta sepasang kekasih yang pendidikan keagamaannya
dilamun asmara, namun begitu dipengaruhi oleh tokoh-tokoh Timur
banyak sekali rintangan yang Tengah. (DT10/SP/29Okt17)
menghalangi mereka. Cinta yang Pada data a) terdapat kata penulis dan
tulus selalu ada rintangan halangan menulis yang merupakan kata hasil afiksasi
untuk sekadar mencapai kata cinta dari morfem yang sama yaitu tulis. Kata
suci itu sendiri. (DT3/SP/26Mar17) kebaruan dan pembaharuan pada data b)
(b) Buku berjudul Penimba Bahasa itu merupakan kata hasil afiksasi dari morfem
berisi lima esai yang mengupas laku asal yang sama sehingga menunjukkan
berbahasa kita hari ini. Mulai dari adanya kesepadanan. Kedua kata tersebut
penggusuran bahasa Indonesia oleh berasal dari bentuk kata baru.
bahasa asing, hingga bahasa slang di Pada penelitian ini, repetisi
dunia siber. (DT4/SP/16Apr17) merupakan aspek leksikal yang paling
Data (a) tampak pemakaian kata cinta, banyak ditemukan. Hal tersebut sejalan
asmara, dan tulus dimana kata-kata tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh
merupakan kata yang biasa dipakai dalam Farida (2011) Rubrik Resensi pada Harian
domain perasaan atau percintaan. Kata Umum Solopos: Kajian Wacana Tekstual
berbahasa, bahasa Indonesia, bahasa dan Kontekstual (Edisi Bulan Januari-Maret
asing, dan bahasa slang yang dipakai pada 2011). Dari penelitian tersebut disimpulkan
data (b) di atas merupakan kata-kata yang bahwa aspek leksikal berupa repetisi
dipakai secara berdampingan untuk mendominasi penggunaannya dalam wacana
mendukung kepaduan wacana tersebut. resensi tersebut. Koherensi mengandung
Kata-kata tersebut biasa dipakai dalam makna pertalian, HS Wahyudi (dalam
domain bahasa atau kebahasaan. Mulyana, 2005: 30) berpendapat bahwa
koherensi ialah keterkaitan antara bagian
Ekuivalensi yang satu dengan bagian yang lainnya,
Ekuivalensi merupakan sebuah kata sehingga kalimat memiliki kesatuan makna
yang dibentuk dari hasil proses afiksasi dari yang utuh. Secara keseluruhan pertalian atau
morfem yang sama dan menunjukkan adanya hubungan makna yang terdapat dalam
hubungan kesepadanan. wacana resensi surat kabar Solopos edisi
(a) Konflik di dalamnya memang sudah Januari-Desember 2017 cukup jelas,
sering diangkat penulis di novelnya sehingga pembaca dapat memahami wacana
yang lain, dan mungkin membuat tersebut dengan mudah. Mulyana (2005: 31)
novel ini agaknya “terasa seperti yang menambahkan bahwa koherensi dapat terjadi
lalu-lalu”. Namun lantaran cara secara implisit (terselubung) karena
menulis yang memikat, serta berkaitan dengan bidang makna yang
penyuguhan cerita yang menarik, Mira memerlukan interpretasi. Aspek kohesi dan
W. selalu melahirkan rasa dan emosi koherensi pada data wacana resensi yang

BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya


Volume 6 Nomor 2, April 2019, ISSN I2302-6405 103
dianalisis saling berkaitan satu sama lain pada data-data tersebut berupa kata ganti,
guna mendukung keutuhan wacana tersebut. kata penghubung (konjungsi), kata sinonim,
dan kata antonim. Klasifikasi atau
Grafik Aspek Gramatikal
penggolongan kata itu memang perlu, sebab
29,7% besar manfaatnya, baik secara teoretis dalam
Pengacuan
studi semantik, maupun secara praktis dalam
62,4% 4,3% Penyulihan
3,6% berlatih keterampilan berbahasa. Chaer
Pelesapan (2012: 169) juga mengatakan, dengan
Konjungsi mengenal kelas sebuah kata, yang dapat kita
identifikasikan dari ciri-cirinya, kita dapat
memprediksi penggunaan atau
Grafik 1. Analisis Aspek Gramatikal Rubrik pendistribusian kata itu di dalam ujaran,
Resensi Surat Kabar Solopos edisi Januari- sebab hanya kata-kata yang berciri atau
Desember 2017 beridentifikasi yang sama saja yang dapat
Berdasarkan grafik tersebut, dapat menduduki suatu fungsi atau suatu distribusi
diketahui bahwa pendukung kepaduan di dalam kalimat.
wacana dari aspek gramatikal terdiri dari
empat unsur yaitu pengacuan, penyulihan, Analisis Wacana Kontekstual Rubrik
pelesapan, dan konjungsi. Unsur yang paling Resensi pada Surat Kabar Solopos edisi
dominan atau paling banyak ditemukan Januari-Desember 2017
adalah konjungsi (perangkaian). Pada analisis wacana secara
kontekstual, terdapat empat prinsip yang
digunakan untuk dapat memahami aspek-
Grafik Aspek Leksikal aspek kontekstual yang terdapat dalam
sebuah wacana. Empat prinsip tersebut
4,4% Repetisi
20,6%
terdiri dari prinsip penafsiran personal,
Sinonimi prinsip penafsiran lokasional, prinsip
7,4% 57,3% Antonimi penafsiran temporal, dan prinsip analogi.
10,3%
Kolokasi
Prinsip Penafsiran Personal
Ekuivalensi
Prinsip penafsiran personal berkaitan
dengan siapa sesungguhnya yang menjadi
partisipan di dalam suatu wacana. Dalam hal
Grafik 2. Analisis Aspek Leksikal Rubrik ini, siapa penutur dan siapa mitra tutur
Resensi Surat Kabar Solopos Edisi Januari- sangat menentukan makna sebuah tuturan.
Desember 2017 Halliday dan Hasan (dalam Sumarlam, 2008:
Berdasarkan grafik tersebut, dapat 48) menyebut penutur dan mitra tutur atau
diketahui bahwa pendukung kepaduan partisipan dengan istilah “pelibat wacana”.
wacana dari aspek leksikal terdiri dari lima Wacana resensi pada dasarnya merupakan
unsur yaitu repetisi, sinonimi, antonimi, sebuah wacana provokatif yang sifatnya
kolokasi, dan ekuivalensi.. Unsur yang menginformasikan sekaligus membujuk serta
paling dominan atau paling banyak bersifat monolog. Oleh karena itu, di dalam
ditemukan adalah repetisi (pengulangan). wacana resensi terjadi komunikasi satu arah
yaitu antara penutur (penulis resensi) dengan
Bentuk Kata mitra tutur (pembaca).
Berdasarkan dua belas resensi yang
telah dianalisis, bentuk kata yang ditemukan

BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya


Volume 6 Nomor 2, April 2019, ISSN I2302-6405 104
Prinsip Penafsiran Lokasional Indonesia, kita pantas membaca esai
Prinsip ini berkenaan dengan berjudul Wajah Perempuan dalam
penafsiran tempat atau lokasi terjadinya Kemerdekaan. (DT8/SP/20Ags17)
suatu situasi (keadaan, peristiwa, dan proses) Terdapat makna implisit yang
dalam rangka memahami wacana terkandung pada tiga ujaran di atas. Pada
(Sumarlam, 2008: 49). Pada penelitian ini, data (a) kata kekinian dan masa sekarang
wacana yang dianalisis merupakan wacana menunjukkan bahwa wacana resensi tersebut
resensi buku. Resensi buku menurut terjadi dalam jangka waktu yang cukup
Kusmana (2014: 29) merupakan kegiatan lama. Tidak dapat dipastikan kapan wacana
membahas atau membicarakan kualitas suatu resensi tersebut terjadi. Pada data (b)
buku atau suatu pertunjukkan fim, drama, terdapat ujaran era siber media sekarang ini,
seni pentas, atau teater, yang disajikan secara dari ujaran tersebut pembaca dapat
tertulis atau lisan dalam bentuk pembicaraan. memahami waktu terjadinya wacana resensi
Wacana resensi buku yang dianalisis pada tersebut yaitu pada masa kini ketika
penelitian ini yaitu dalam bentuk tulis, yang perkembangan teknologi semakin pesat.
diambil dari surat kabar Solopos. Oleh Namun, sama dengan data (a) tidak dapat
karena itu, tempat dimana berlangsungnya dipastikan kapan wacana resensi tersebut
wacana resensi tidak dapat dianalisis. terjadi. Kemudian pada data (c) pembaca
dapat lebih mudah memahami makna
Prinsip Penafsiran Temporal implisit mengenai kapan terjadinya wacana
Prinsip penafsiran temporal berkaitan resensi tersebut secara lebih karena terdapat
dengan pemahaman mengenai waktu petunjuk yaitu pada ujaran memasuki bulan
(Sumarlam, 2006: 49). Berdasarkan Agustus.
konteksnya kita dapat menafsirkan kapan
atau berapa lama waktu terjadinya suatu Prinsip Analogi
situasi (peristiwa, keadaan, proses). Dalam Prinsip analogi digunakan sebagai
wacana resensi analisis mengenai waktu dasar, baik oleh penutur maupun mitra tutur
terjadinya wacana hanya dapat dianalisis untuk memahami makna dan
secara implisit. Makna implisit merupakan mengidentifikasi maksud dari (bagian atau
makna yang tidak dapat ditangkap langsung keseluruhan) sebuah wacana (Sumarlam,
oleh pembaca. 2006: 50). Resensi merupakan kegiatan
(a) Kiranya, lima esai itu menjadi potret membahas atau membicarakan kualitas suatu
kekinian kondisi bahasa Indonesia buku atau suatu pertunjukkan fim, drama,
dan penuturnya di masa sekarang. seni pentas, atau teater, yang disajikan secara
(DT4/SP/16Apr17) tertulis atau lisan dalam bentuk pembicaraan.
(b) Singkat kata, buku ini akan memberi Makna, maksud, atau tujuan dari penulisan
Anda pemahaman kompleks terkait resensi buku adalah untuk memberi
dengan perkembangan tekonologi pertimbangan dan penilaian secara objektif,
komunikasi sejak zaman belum sehingga masyarakat mengetahui apakah
ditemukannya internet hingga soal buku yang diulas tersebut patut dibaca atau
ciri-ciri masyarakat informasi, serta tidak. Maksud dari penulisan resensi buku
betapa dahsyatnya kekuatan dapat dianalisis dengan prinsip analogi.
masyarakat maya di era siber media (a) Akhirnya buku ini cukup layak
sekarang ini. (DT6/SP/18Jun17) sebagai bacaan dan referensi terkait
(c) Memasuki bulan Agustus sebagai dengan isu terorisme khususnya di
bulan penting dalam sejarah Indonesia. (DT2/SP/19Feb17)

BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya


Volume 6 Nomor 2, April 2019, ISSN I2302-6405 105
(b) Buku ini akan memandu kita tentang dipahami siswa sehingga cocok untuk
cara meraih rahmat Tuhan untuk dijadikan bahan ajar.
membuka pintu surga. Selamat Dilihat dari kompetensi dasar yang
membaca dan menyelami lautan terdapat di dalam kurikulum 2013, resensi
inspirasi di dalamnya. buku ini sesuai jika digunakan sebagai bahan
(DT5/SP/28Mei17) ajar siswa SMP kelas VIII. Kompetensi
(c) Melalui buku yang sangat dasar yang berkaitan dengan penelitian ini
menginspirasi ini, pembaca dapat terdapat pada kompetensi dasar 3.11 yaitu
belajar banyak tentang arti keihklasan mengidentifikasi informasi pada teks ulasan
berbagi dan melayani sesama di tentang kualitas karya (film, cerpen, puisi,
tengah segala ketebatasan. novel, dan karya seni daerah) yang dibaca
(DT11/SP/12Nov17) atau diperdengarkan, dan 3.12 yaitu
Berdasarkan data-data yang telah menelaah struktur dan kebahasaan teks
disebutkan di atas, dapat dipahami bahwa ulasan (film, cerpen, puisi, novel, dan karya
sesungguhnya maksud dan tujuan dari seni daerah) yang diperdengarkan atau
penulisan resensi adalah untuk memberikan dibaca. Melalui resensi-resensi buku tersebut
informasi kepada pembaca mengenai sebuah siswa mampung mengidentifikasi informasi-
buku. informasi yang terdapat di dalamnya. Selain
itu struktur dan kebahasaan yang sudah
Relevansi Rubrik Resensi Buku sebagai sesuai dengan teori teks ulasan mampu
Bahan Ajar Teks Ulasan di SMP membuat siswa mudah dalam
Dari keduabelas resensi buku dari mengidentifikasikan teks resensi tersebut.
surat kabar Solopos edisi Januari-Desember Meskipun dilihat dari segi struktur dan
2017 yang menjadi objek penelitian dalam kebahasaan keduabelas resensi tersebut
skripsi ini ada yang cocok dan ada yang sudah sesuai teori mengenai teks ulasan,
kurang cocok untuk dijadikan bahan ajar pemilihan resensi dilihat dari segi topik atau
bahasa Indonesia di Sekolah Menengah tema juga perlu dilakukan. Hal tersebut
Pertama. Widodo & Jasmadi (dalam Lestari, karena resensi yang dijadikan bahan ajar
2013: 1) menjelaskan bahan ajar adalah harus disesuaikan dengan perkembangan
seperangkat sarana atau alat pembelajaran psikologi siswa dan tema-tema yang sesuai
yang berisikan materi pembelajaran, metode, dengan usia mereka.
batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang Berdasarkan pembahasan mengenai
didesain secara sistematis dan menarik relevansi rubrik resensi buku pada surat
dalam rangka mencapai tujuan yang kabar Solopos edisi Januari-Desember 2017
diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau sebagai bahan ajar bahasa Indonesia di
subkompetensi dengan segala Sekolah Menengah Pertama, dapat
kompleksitasnya. disimpulkan terdapat dua kategori yaitu
Dilihat dari strukturnya, semua resensi cocok untuk dijadikan bahan ajar dan kurang
yang dianalisis sudah memenuhi kriteria cocok. Kategori cocok yaitu yang sudah
yaitu terdiri dari judul resensi, identitas buku memenuhi struktur dan kaidah kebahasaan
yang diresensi, pendahuluan, isi resensi, dan serta memiliki topik atau tema yang pas, dan
penutup/kesimpulan. Hal tersebut sudah kategori kurang cocok yaitu resensi dengan
sesuai dengan teori struktur teks ulasan yang tema yang tidak sesuai dengan
diajarkan di SMP kelas VIII. Kemudian dari perkembangan siswa. dari keduabelas resensi
segi kebahasaan, bahasa yang dipakai dalam tersebut, resensi buku yang termasuk dalam
resensi-resensi tersebut cukup mudah kategori cocok untuk dijadikan bahan ajar

BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya


Volume 6 Nomor 2, April 2019, ISSN I2302-6405 106
yaitu resensi dengan judul Menyoal Laku Sekolah Menengah Atas, dapat disimpulkan
Bebahasa, Memahami Teknologi bahwa semua resensi tersebut cocok untuk
Komunikasi A-Z, Jejak Karya ke-83 Mira dijadikan bahan ajar. Hal tersebut karena
Widjaya di Paris dan Remaja dan Asmara. resensi buku sudah memenuhi dua aspek
yaitu struktur dan kebahasaan. Struktur
Relevansi Rubrik Resensi Buku sebagai resensi yaitu terdiri dari judul resensi,
Bahan Ajar Teks Ulasan di SMA identitas buku, pendahuluan, isi, dan
Duabelas resensi buku dari surat kabar penutup. Kemudian topik resensi yang
Solopos edisi Januari-Desember 2017 yang berbeda-beda sebenarnya menjadi nilai
menjadi objek penelitian dalam skripsi ini tambah karena bisa menambah wawasan dan
sesuai digunakan sebagai bahan ajar bahasa pengetahuan siswa.
Indonesia di Sekolah Menengah Atas.
Dilihat dari aspek strukturnya, resensi- SIMPULAN
resensi tersebut sudah memenuhi kebutuhan Berdasarkan hasil analisis data dan
materi mengenai teks ulasan. Struktur pembahasan yang telah diuraikan di atas,
resensi atau teks ulasan yang dipelajari di dapat disimpulkan bahwa rubrik resensi
SMA terdiri dari judul resensi, identitas buku pada surat kabar Solopos edisi Januari-
buku, pendahuluan atau pembuka resensi, isi Desember 2017 merupakan wacana yang
resensi, dan penutup. Kedua belas resensi padu dan utuh. Hal tersebut didukung oleh
yang dianalisis sudah memenuhi struktur struktur wacana yang lengkap terdiri
tersebut. Kemudian dilihat dari aspek paragraf pembuka, paragraf penghubung
kebahasaan. Secara keseluruhan bahasa yang atau isi wacana, dan paragraf penutup. Selain
dipakai dalam resensi-resensi tersebut itu juga didukung aspek tekstual yang
mudah dipahami oleh siswa. Selain itu, meliputi topik wacana, aspek gramatikal, dan
terdapat kata-kata yang mungkin baru aspek leksikal. Aspek gramatikal yang
sehingga juga mampu menambah ditemukan yaitu pengacuan, penyulihan,
perbendaharaan kosakata siswa. pelesapan, dan konjungsi, sedangkan aspek
Dilihat dari kompetensi dasar yang leksikal yang ditemukan yaitu repetisi,
terdapat di dalam kurikulum 2013, resensi sinonimi, antonimi, kolokasi, dan
buku ini sesuai jika digunakan sebagai bahan ekuivalensi. Bentuk kata yang ditemukan
ajar siswa SMA kelas XI. Kompetensi dasar pada rubrik resensi berupa kata ganti, kata
yang berkaitan dengan penelitian ini terdapat konjungsi, sinonim, dan antonim. Analisis
pada kompetensi dasar 3.16 yaitu kontekstual dalam rubrik resensi buku pada
membandingkan isi berbagai resensi untuk surat kabar Solopos edisi Januari-Desember
menemukan sistematika sebuah resensi, dan 2017 dapat dipahami melalui empat prinsip
3.17 yaitu menganalisis kebahasaan resensi penafsiran, yaitu: prinsip penafsiran
setidaknya dua karya yang berbeda. Selain personal, prinsip penafsiran lokasional,
itu, dari aspek pengetahuan dan keterampilan prinsip penafsiran temporal, dan prinsip
tentunya siswa di jenjang SMA lebih paham analogi. Keduabelas resensi yang telah
dari segi konteks karena mereka lebih dianalisis tersebut berpotensi untuk
berpengalaman dan mampu berpikir kritis digunakan dan dikembangkan sebagai bahan
dibandingkan dengan siswa SMP. ajar pembelajaran bahasa Indonesia di SMP
Berdasarkan pembahasan mengenai dan SMA. Hal tersebut dilihat berdasarkan
relevansi rubrik resensi buku pada surat kesesuaian antara resensi buku dengan
kabar Solopos edisi Januari-Desember 2017 kompetensi dasar yang terdapat dalam
sebagai bahan ajar bahasa Indonesia di kurikulum 2013, dan teori mengenai bahan

BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya


Volume 6 Nomor 2, April 2019, ISSN I2302-6405 107
ajar serta teori teks ulasan yang baik dan benar sebagai materi ajar.

REFERENSI

Badara, A. (2013). Analisis Wacana: Teori, Slamet, St. Y. (2007). Dasar-Dasar


Metode, dan Penerapannya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Wacana Media. Jakarta: Kencana Indonesia di Sekolah Dasar.
Prenada Media Group Surakarta: LPP UNS dan UPT.
Jamilah, R. (2017). Pengembangan Bahan Sugiyono. (2016). Memahami Penelitian
Ajar Teks Ulasan Berbasis Proyek Kualitatif. Bandung: Penerbit
pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Alfabeta
Bululawang. NOSI, Volume 5 Nomor Sumarlam. (2006). Analisis Wacana
3, 395-409. Tekstual dan Kontekstual. Surakarta:
Kusmana, S. (2014). Kreativitas Menulis. FSRD Universitas Sebelas Maret
Yogyakarta: Penerbit Ombak Wijana, I. D. P., & Rohmadi, M. (2010).
(Anggota IKAPI) Analisis Wacana Pragmatik.
Lestari, I (2013). Pengembangan Bahan Surakarta: Yuma Pustaka
Ajar Berbasis Kompetensi. Padang:
Akademia Permata
Mahsun. (2014). Teks Pembelajaran Bahasa
Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Meza, Y. F., Mustofa, A., & Karomani.
(2015). Pembelajaran Menulis Teks
Ulasan pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 4 Metro Tahun Pelajaran
2014/2015. Jurnal Kata (Bahasa,
Sastra, dan Pembelajarannya), 1-9.
Mulyana. 2005. Kajian Wacana Teori,
Metode, dan Aplikasi Prinsip-prinsip
Analisis Wacana. Yogyakarta:
Penerbit Tiara Wacana
Odoom, F. O. (2014). Why Write Book
Reviews?. University Of Technology
Sidney. Volume 56 Nomor. 1.
Oka, I.G.N., & Suparno. (1994). Linguistik
Umum. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Rohmadi, M., & Nasucha, Y. (2010).
Paragraf: Pengembangan dan
Implementasi. Yogyakarta: Media
Perkasa
Saddhono, K. (2009). Analisis Wacana.
Surakarta: Sebelas Maret University
Press.

BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya


Volume 6 Nomor 2, April 2019, ISSN I2302-6405 108

You might also like