Professional Documents
Culture Documents
ID Analisis Usaha Galian Pasir Dan Kesejaht
ID Analisis Usaha Galian Pasir Dan Kesejaht
ID Analisis Usaha Galian Pasir Dan Kesejaht
Abstract
This study aims to: (1) To determine the household income and expenditure of the families
that involve in sand excavation business in the Kalukubula Village, District of Biromaru, Sigi
Regency; and (2) To determine the level of family welfare that involve in sand excavation sector in
the Kalukubula Villagewith based on the criteria of Cental Beareu Statistics (BPS), The National
Population and Family Planning (BKKBN), and the World Bank. This research is categorised as a
descriptive study with a survey approach. There were 58 families selected in this study by
proportionate stratified random sampling. Data were analyzed using analysis of income and family
welfare level analysis. The results show that the level of the average monthly income of households
as follow, Rp.4.083.824 for machine owner, Rp.2.794.118 for operator, the shovel workers and
truck owners haveaverage monthly income with Rp.3.372.407 and Rp.2.400.000 respectively.
Meanwhile,this study found that the average monthly expenditureas as follow, Rp.2.470.882 for
machine owner, Rp.1.886.765 for operator, shovel workers and truck owners have Rp.2.263.333
and Rp.1.424.952 respectively. Furthermore, the average proportion of expenditure for food is
greater than the non-food. There are several criteria of family welfare based onBPS criteria
measured by the property line indicator, for example, 1 people (5.88%) of households operators
and 3 people(14.29%) of domestic shovel workers. They are categorised as non proper families
while others are categorised as prosper family. In addition, according to the BKKN criteria,this
research found that there are 4 people (9.52%) as categorised as a prosperous family in the Phase
of I, 49 people (79.31%) are notify as the prosperous family in the phase of II and as many as 6
people (29.41%) are categorised as the prosperous family in phase of III, while there are no
families are living in the underprivileged criteria and families welfare in the Phase of III plus.
According to the criteria of the World Bank, the results depict that there are several respondents
have family income with less than $2 US dollars per day, such as, there are 5 people (29.41%) for
the owner of the machine, 13 people (76.47%) for operators, 13 people (61.90%) forshovel
workers and 1 people (33.33%) for trucks owners.
Keywords: Analysis, Business, Excavation, Sand, Welfare, Family.
48
49 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 10, Oktober 2015 hlm 48-58 ISSN: 2302-2019
kesejahteraan semakin menurun (Nicholson, terlihat bahwa rumah tangga dari 17 orang
2002). pemilik mesin berada dalam kategori
Berdasarkan pada keseluruhan hasil sejahtera dengan pendapatan rumah tangga
pemaparan di atas, terlihat bahwa pendapatan berkisar Rp.2.450.000,- s/d Rp.8.325.000,-
yang diperoleh pelaku usaha galian pasir di per bulan dan pendapatan per kapita berada
Desa Kalukubula yang berasal dari usaha pada kisaran Rp.408.333,- s/d Rp.2.775.000,-
galian pasir dan usaha non galian pasir b. Operator
ditambah dengan pendapatan anggota rumah Berdasarkan indikator garis kemiskinan
tangga telah mampu memenuhi kebutuhan BPS dilihat dari segi pengeluaran per kapita
hidup pelaku usaha galian pasir dan anggota perbulan, maka terlihat proporsi keluarga
keluarganya sehari-hari. Hal ini dikarenakan operator yang hidup di bawah garis
besarnya pendapatan yang diperoleh dalam kemiskinan (5,88%) lebih rendah dari
setiap bulan melebihi besarnya pengeluaran proporsi keluarga operator yang hidup di atas
rumah tangganya untuk memenuhi kebutuhan garis kemiskinan (94,12%). Artinya,
hidup dalam kurun waktu tertentu, baik sebagian besar operator memiliki rumah
pengeluaran untuk kebutuhan pangan tangga berada dalam kategori sejahtera.
maupun non pangan. Bila dilihat dari sisi pendapatan rumah
Realita ini sejalan dengan hasil tangga dan pendapatan per kapita operator
penelitian Suhadi (2012) yang menemukan dikaitkan dengan UMP (Upah Minimum
hasil bahwa pendapatan yang diperoleh Propinsi) untuk Provinsi Sulawesi Tengah
penambang pasir yang berada pada daerah tahun 2015 yaitu Rp.1.500.000,- per bulan
lokus penelitian (Desa Krompeng Kecamatan dan garis kemiskinan pedesaan untuk
Talun Kabupaten Pekalongan) dapat Kabupaten Sigi tahun 2015 yaitu
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Rp.235.599,- per kapita per bulan, maka
Penelitian ini menjadi rujukan penelitian terlihat bahwa rumah tangga dari 17 orang
penulis dalam menganalisis usaha galian operator berada dalam kategori sejahtera
pasir terhahap kesejahteraan keluarga di Desa dengan pendapatan rumah tangga berkisar
Kalukubula Kecamatan Sigi Biromaru antara Rp.1.500.000,- s/d Rp.4.900.000,- per
Kabupaten Sigi. bulan dan pendapatan per kapita berada pada
kisaran Rp.320.000,- s/d Rp.1.125.000,-.
Tingkat kesejahteraan rumah tangga c. Buruh Sekop
pelaku usaha pertambangan galian pasir Berdasarkan indikator garis kemiskinan
di Desa Kalukubula Kecamatan Sigi BPS dilihat dari segi pengeluaran per kapita
Biromaru Kabupaten Sigi yang diukur perbulan, maka terlihat bahwa proporsi
dengan kriteria BPS, BKKBN dan World keluarga buruh sekop yang hidup di bawah
Bank garis kemiskinan adalah sebesar 14,29%
sedangkan proporsi keluarga buruh sekop
Indikator Badan Pusat Statistik yang hidup di atas garis kemiskinan adalah
a. Pemilik Mesin sebesar 85,71%. Hal ini memberikan arti
Bila dilihat dari sisi pendapatan rumah bahwa proporsi rumah tangga buruh sekop
tangga dan pendapatan per kapita pemilik yang hidup di bawah garis kemiskinan lebih
mesin dikaitkan dengan UMP (Upah rendah dibandingkan dengan proporsi
Minimum Propinsi) untuk Provinsi Sulawesi keluarga buruh sekop yang hidup di atas
Tengah tahun 2015 yaitu Rp.1.500.000,- per garis kemiskinan sehingga sebagian besar
bulan dan garis kemiskinan pedesaan untuk buruh sekop memiliki rumah tangga berada
Kabupaten Sigi tahun 2015 yaitu dalam kategori sejahtera.
Rp.235.599,- per kapita per bulan, maka
55 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 10, Oktober 2015 hlm 48-58 ISSN: 2302-2019
Bila dilihat dari sisi pendapatan rumah realita dari hasil penelitian penulis
tangga dan pendapatan per kapita buruh memberikan dukungan pada hasil penelitian
sekop per bulan dikaitkan dengan UMP Kakisina (2011) yang menemukan hasil
(Upah Minimum Propinsi) sebesar bahwa jika dilihat dari pendapatan yang
Rp.1.500.000,- per bulan untuk Provinsi diperoleh sebagian besar masyarakat yang
Sulawesi Tengah tahun 2014 dan garis berada dalam daerah lokus penelitian (Desa
kemiskinan pedesaan untuk Kabupaten Sigi Waihatu Kecamatan Kairatu Kabupaten
sebesar Rp.235.599,- per kapita per bulan, Seram Bagian Barat Provinsi Maluku) berada
maka terlihat bahwa rumah tangga dari 21 dalam kategori memiliki kehidupan keluarga
orang buruh sekop berada dalam kategori yang sejahtera diukur dari kriteria BPS. Juga
sejahtera dengan pendapatan rumah tangga memberikan dukungan pada hasil penelitian
berkisar antara Rp.1.500.000,- s/d Siswati dan Nizar (2014) yang menemukan
Rp.3.700.000,- per bulan dan pendapatan per hasil bahwa jika dilihat dari pendapatan per
kapita berada pada kisaran Rp.360.000,- s/d kapita yang diperoleh sebagian besar petani
Rp.1.150.000,-. pola pertanian terpadu tanaman Hortukultura
d. Pemilik Truk dan Ternak yang berada dalam daerah lokus
Berdasarkan indikator garis kemiskinan penelitian berada dalam kategori memiliki
BPS dilihat dari segi pengeluaran per kapita kehidupan rumah tangga yang sejahtera
perbulan, maka terlihat bahwa keluarga diukur dari indikator garis kemiskinan
pemilik truk semuanya termasuk dalam berdasarkan kriteria BPS.
kategori sejahtera karena memiliki rata-rata
pengeluaran rumah tangga per kapita per Indikator Badan Koordinasi Keluarga
bulan di atas dari garis kemiskinan yaitu Berencana Nasional
sebesar Rp.235.599,- per kapita per bulan Hasil pemaparan penelitian
(BPS Kabupaten Sigi tahun 2014). menggambarkan bahwa bila dilihat dari
Bila dilihat dari sisi pendapatan rumah indikator Badan Koordinasi Keluarga
tangga dan pendapatan per kapita pemilik Berencana (BKKBN) nampak bahwa
truk per bulan dikaitkan dengan UMP (Upah kehidupan rumah tangga dari para kelompok
Minimum Propinsi) sebesar Rp.1.500.000,- pelaku usaha galian pasir di Desa Kalukubula
per bulan untuk Provinsi Sulawesi Tengah tidak ada yang berada dalam kategori
tahun 2015 dan garis kemiskinan pedesaan keluarga pra sejahtera dan sejahtera tahap III
untuk Kabupaten Sigi sebesar Rp.235.599,- plus. Kehidupan rumah tangga para
per kapita per bulan, maka terlihat bahwa kelompok pelaku usaha galian pasir di Desa
rumah tangga dari 3 orang pemilik truk Kalukubula dikatakan tidak ada yang berada
berada dalam kategori sejahtera dengan dalam kategori keluarga pra sejahtera,
pendapatan rumah tangga berkisar antara disebabkan karena seluruh kebutuhan dasar
Rp.3.099.074,- s/d Rp.3.619.074,- per bulan dalam kehidupan rumah tangga penampang
dan pendapatan per kapita berada pada pasir terpenuhi dengan baik seperti
kisaran Rp.679.815,- s/d Rp.1.033.025,-. kebutuhan pangan, sandang dan papan.
Realita dari hasil penelitian penulis di Termasuk pula kebutuhan kesehatan dan
atas memberikan gambaran jika pendidikan. Sedangkan kehidupan rumah
kesejahteraan di ukur dengan ukuran tangga para kelompok pelaku usaha galian
ekonomi (pendapatan dan pengeluaran), pasir di Desa Kalukubula dikatakan tidak ada
maka rumah tangga dari para pelaku usaha yang berada dalam kategori sejahtera plus III,
galian pasir (pemilik mesin, operator, buruh disebabkan karena tidak semua dari 21
sekop dan pemilik truk) di Desa Kalukubula indikator kesejahteraan yang menjadi tolak
berada dalam kategori sejahtera. Disisi lain, ukur dari kriteria penilaian BKKBN dapat
Nuryadin Adil, dkk, Analisis Usaha Galian Pasir dan Kesejahteraan Keluarga ……………………………………56
terpenuhi dengan baik dan memadai dalam keluarga yang sejahtera diukur dari kriteria
kehidupan rumah tangga para penambang BKKBN dan BPS.
pasir di Desa Kalukubula.
Dengan demikian, sesuai dengan Indikator World Bank
keseluruhan pemaparan di atas, dapat Hasil penelitian menggambarkan
dikemukakan bahwa tingkat kesejahteraan bahwa berdasarkan indikator World Bank
rumah tangga pelaku usaha yang bekerja (Bank Dunia) yang menetapkan garis
pada usaha galian pasir di Desa Kalukubula kemiskinan dengan menggunakan ukuran
berdasarkan kriteria BKKBN (1997) berada pendapatan per kapita US$ 2 per hari, terlihat
dalam kategori memiliki kehidupan rumah bahwa sebagian besar rumah tangga dari para
tangga dengan tingkat kesejahteraan keluarga pelaku usaha galian pasir (pemilik mesin,
berada dalam kategori keluarga sejahtera operator, buruh sekop dan pemilik truk) di
tahap I, keluarga sejahtera tahap II dan Desa Kalukubula Kabupaten Sigi Biromaru
keluarga sejahtera tahap III, dilihat dari 21 Kabupaten Sigi masuk dalam kategori tidak
indikator pengukuran. Kehidupan rumah sejahtera.
tangga penampang pasir di Desa Kalukubula Berdasarkan pada kriteria bank dunia
dengan tingkat kesejahteraan keluarga berada (world bank) di atas, maka penulis
dalam kategori keluarga sejahtera tahap I memperkirakan lebih banyak rumah tangga
dapat memenuhi kebutuhan keluarga pelaku usaha galian pasir di Desa Kalukubula
terhadap empat indikator kebutuhan hidup masuk dalam kriteria tidak sejahtera
minimal yaitu pangan, sandang, papan dan disebabkan karena adanya pengaruh faktor
kesehatan. Sedangkan kehidupan rumah permintaan dan faktor alam (cuaca) yang
tangga penampang pasir di Desa Kalukubula merupakan faktor utama menentukan besar
dengan tingkat kesejahteraan keluarga berada kecilnya (banyaknya) jumlah pendapatan
dalam kategori keluarga sejahtera tahap II yang akan diperoleh para pelaku usaha yang
dapat memenuhi kebutuhan keluarga bekerja di galian pasir guna memenuhi
terhadap kebutuhan dasar minimumnya dan kebutuhan rumah tangga keluarganya.
dapat pula memenuhi kebutuhan
pengembangannya. Sedangkan kehidupan KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
rumah tangga penampang pasir di Desa
Kalukubula dengan tingkat kesejahteraan Kesimpulan
keluarga berada dalam kategori keluarga 1. Besarnya pendapatan rata - rata perbulan
sejahtera tahap III dapat memenuhi rumah tangga pelaku usaha galian pasir,
kebutuhan keluarga terhadap kebutuhan dasar untuk pemilik mesin Rp.4.083.824,
minimum, kebutuhan sosial psikologis dan operator Rp.2.794.118, buruh sekop
kebutuhan pengembangannya namun Rp.2.400.000 dan pemilik truk
penampang pasir belum aktif dalam usaha Rp.3.372.407. Pengeluaran rata - rata
kemasyarakatan dalam lingkungan desa atau perbulan, untuk pemilik mesin
wilayahnya. Rp.2.470.882, operator Rp.1.886.765,
Realita dari hasil penelitian penulis buruh sekop Rp.1.424.952 dan pemilik
memberikan dukungan pada hasil penelitian truk Rp.2.263.333. Proporsi pengeluaran
Iskandar (2007) yang menemukan hasil rata-rata untuk kebutuhan pangan lebih
bahwa sebagian besar masyarakat yang besar daripada kebutuhan non pangan.
berada di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor 2. Tingkat kesejahteraan rumah tangga
yang merupakan daerah lokus penelitian pelaku usaha galian pasir di Desa
berada dalam kategori memiliki kehidupan Kalukubula menurut kriteria BPS dari 58
responden terdiri atas pemilik mesin,
57 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 10, Oktober 2015 hlm 48-58 ISSN: 2302-2019
Nicholson, W., 2002. Mikro Ekonomi Suhadi, 2012. Kajian Ekonomi Pekerja
Intermediate dan Penerapannya, Jilid Tambang Sirtu di Desa Krompeng
1, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kecamatan Talun Kabupaten
Riduwan, 2004. Metode dan Teknik Pekalongan, Jurnal Penelitian dan
Menyusun Tesis, Alfabeta, Bandung. Pengembangan Kesejahteraan Sosial,
Siswati, Latifa dan Rini Nizar, 2014. Vol.11 No.01 Januari – April 2012.
Kesejahteraan Petani Pola Pertanian Sugiyono, 2008. Statistika Untuk Penelitian,
Terpadu Tanaman Hortikultura dan Alfabeta, Bandung.
Ternak, Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Umar, Husein, 2000. Riset Pemasaran;
Peternakan, Vol. XVII No.1 Mei 2014. Analisis Perilaku Konsumen, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.