You are on page 1of 13

DOI: https://doi.org/10.22435/jek.v19i3.

3459

PENGUKURAN TIMBAL PADA AIR SUNGAI DAN BIOINDIKATOR LOKAL DI


SUNGAI BRANTAS KOTA KEDIRI, PROVINSI JAWA TIMUR

Measuring Of Lead In River Water And Local Bioindicators in Brantas River Kediri
City, East Java Province

Forman Novrindo Sidjabat1, Vichy Alwi1, Mahmudi1, Yuli Puspitasari1


1
Fakultas Ilmu Kesehatan, Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
Email: sidjabat.fn@iik.ac.id

Diterima: 3 Juli 2020; Direvisi: 26 November 2020; Disetujui: 31 Desember 2020

ABSTRACT

Heavy metal contamination has become one of the priorities of global public health problems since it was first
published in 1848 as a cause of disease. This study aims to obtain the latest conditions of lead (Pb)
contamination along the Brantas River in Kediri City. Sampels were river water and local bio-indicators
Barbonymus gonionotus (bader fish) and Ipomoea aquatica (water spinach). Data collected using SNI
6989.8: 2009 for river water, SNI 2354.5: 2011 B. gonionotus and SNI 01-2896-1998 for water spinach. The
results of the Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) examination at the BARISTAND Laboratory in
Surabaya City were compared with the Pb threshold value according to PP No 82 of 2001 for river water,
SNI 2729: 2013 for B. gonionotus, and SNI 7387: 2009 for Ipomoea aquatica. Pb contamination in Brantas
River is caused by vehicle fuel discharges that cross the bridge before the sampling point, domestic waste,
and agriculture. Therefore, river conservation policies and supervision of the industrial and domestic sectors
around the Brantas River basin across sectors and across regions are needed. In addition, water treatment
techniques for Brantas River water is needed so that in the future it can be consumed.

Keywords: Lead contamination, Brantas River, bioindicators, B. gonionotus, Ipomoea aquatica

ABSTRAK

Cemaran logam berat menjadi salah satu prioritas masalah kesehatan masyarakat secara global sejak
dipublikasikan pertama kali di tahun 1848 sebagai penyebab penyakit. Penelitian deskriptif ini bertujuan
mendapatkan kondisi terbaru cemaran timbal (Pb) di sepanjang Sungai Brantas Kota Kediri. Sampel adalah
air sungai dan bioindikator lokal Barbonymus gonionotus (ikan bader) dan Ipomoea aquatica (kangkung
air) yang dikumpulkan menggunakan SNI 6989.8:2009 untuk air sungai, SNI 2354.5:2011 untuk ikan
bader, dan SNI 01-2896-1998 untuk kangkung air. Hasil pemeriksaan Atomic Absorption
Spectroscopy (AAS) di Laboratorium BARISTAND Kota Surabaya, Kadar Pb melebihi ambang batas serta
lokasi titik pengambilannya untuk sampel air sungai adalah 0.05 mg/L (sebelum), 0,25 mg/L (setelah), dan
0,33 mg/L (di Sungai Jong Biru); sampel ikan bader adalah 0,453 mg/kg (setelah Sungai Jong Biru), dan
sampel kangkung air adalah 3,29 mg/kg (di bawah Jembatan Mrican). Kontaminasi Pb di Sungai Brantas
disebabkan oleh buangan bahan bakar kendaraan yang melintas di jembatan sebelum titik pengambilan
sampel, limbah domestik, dan pertanian. Diperlukan kebijakan konservasi perairan sungai dan pengawasan
industri dan domestik disekitar DAS Brantas, serta perlu disiapkan teknik pengolahan air Sungai Brantas
sehingga di masa depan dapat dikonsumsi.

Kata kunci: Kontaminasi timbal, Sungai Brantas, bioindikator, Barbonymus gonionotus, Ipomoea aquatica

PENDAHULUAN bercabang di Mojokerto. Panjang sungai


utama ialah 320 km mengalir mengelilingi
Sungai Brantas adalah sungai
Gunung Kelud dengan luas daerah aliran
terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah
sungai sebesar 11.800 km2 atau seperempat
Bengawan Solo yang bermata air di Kota
luas Provinsi Jawa Timur termasuk
Batu dan mengalir melewati Kota Malang,
didalamnya adalah Kota Kediri (Whitten,
Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang dan
Soeriaatmadja dan Suraya, 1996 ; Ramu,
161
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 19 No 3, Desember 2020 : 161 - 173

2004). Sungai Brantas yang ada di Kota Timbal (Pb) masuk ke dalam tubuh
Kediri digunakan masyarakat daerah aliran manusia melalui proses absorbsi kulit, rantai
Sungai Brantas sebagai sumber pengairan makanan dan saluran pernapasan (Shah,
pertanian, kebutuhan rumah tangga dan 2005; Rötting et al., 2014). Cemaran dan
industri, tempat berjualan dan juga tempat toksisitas logam berat menjadi salah satu
mencari pasir serta memancing ikan. Walau prioritas permasalahan kesehatan masyarakat
aktivitas beberapa masyarakat lokal masih secara global karena memiliki tingkat
memanfaatkan Sungai Brantas namun Kota toksisitas yang tinggi dan menyebar
Kediri menempati posisi ketiga pada daftar dilingkungan secara cepat sejak
kabupaten/kota dengan PDRB (Pendapatan dipublikasikan pertama kali dalam sejarah
Domestik Regional Bruto) terbanyak di Jawa dunia kesehatan di tahun 1848 sebagai
Timur setelah Kota Surabaya dan Kabupaten penyebab penyakit (Azizi dan Azizi, 2010;
Sidoarjo dengan peningkatan PDRB atas Habibollah Nemati Karimooy et al., 2010;
dasar harga konstan ditahun 2018 sebesar Aguilar et al., 2012). Walau toksisitas Pb
23,26% dari tahun 2014 (BPS, 2019). telah dikendalikan pada sektor industri
namun di Amerika Pb masih menjadi toksik
Meningkatnya PDRB menunjukkan
berbasis lingkungan, menjadi isu kesehatan
Kota Kediri sebagai daerah yang
di Iran dan tercatat oleh WHO sebagai
berkembang secara perekonomian dan
penyumbang beban penyakit global seperti
industri. Berdasar pada model Pressure-
retardasi mental dan penyakit cardiovascular
State-Response, cemaran lingkungan
di tahun 2004 sebesar 0,6% dan 143.000
merupakan dampak dari aktivitas manusia
kematian (Canfield and Jusko, 2008; Balali-
termasuk industri dan pertanian (Rötting et
Mood et al., 2010; WHO, 2010).
al., 2014). Sumber pencemaran daerah aliran
Sungai Brantas berasal dari limbah domestik, Timbal adalah racun yang bersifat
penggunaan pestisida didalam kegiatan usaha kumulatif yang mempengaruhi banyak sistem
intensifikasi pertanian, MCK (mandi, cuci tubuh manusia, sistem saraf, hematologis,
dan kakus) dan keperluan lainnya misalnya gastrointestinal, kardiovaskular, dan ginjal
irigasi (Lusiana, Rahadi dan Anugroho, (Kragulj et al., 2018). Gangguan keracunan
2017). Perkembangan pada sektor industri timbal ialah anemia hingga infertilitas pada
telah mengakibatkan peningkatan wanita. Timbal memiliki dua efek yang agak
pencemaran lingkungan terutama pada sungai berbeda pada manusia, secara fisiologis dan
dengan cemaran logam berat yang telah neurologis (Debnath, Singh and Manna,
diidentifikasi sebagai bahan berbahaya 2019). Gangguan paling umum dari
lingkungan yang signifikan untuk ikan dan keracunan timbal pada manusia adalah: (1)
manusia seperti logam berat (Uluturhan and terjadinya anemia melalui tiga mekanisme Pb
Kucuksezgin, 2007; Amirah dkk., 2013). dalam tubuh akan menghambat enzim
Salah satu logam berat yang sering hemesintetase memproduksi heme,
ditemukan sebagai pencemar area perairan terhambatnya perubahan protoporfirin IX
akibat aktivitas manusia adalah timbal (Pb). menjadi heme, dan terakumulasinya
Timbal merupakan salah satu logam berat protoprofirin yang meningkatkan akumulasi
non esensial yang sangat berbahaya dan koproprofirin III; (2) gangguan pada sistem
dapat menyebabkan keracunan (toksisitas) saraf pusat dengan efek neurologis seperti
pada makhluk hidup. Toksisitas ini bersifat gelisah, hiperaktif, kebingungan, kehilangan
kumulatif, artinya sifat racunnya akan timbul ingatan, keterbelakangan mental dan pada
apabila terakumulasi dalam jumlah yang anak dapat menyebabkan kerusakan
cukup besar dalam tubuh makhluk hidup neurologis yang ireversibel; (3) sindrom
(Fardiaz, 2010). Logam berat akan encephalopathy, yaitu sindrom gejala
terakumulasi dalam sedimen bawa perairan neurologis berat dengan kerusakan otak
dan menjadi sumber kontaminan yang juga hingga kematian; (4) kelainan pada janin
memiliki efek merusak pada keseimbangan tergantung pada kadar Pb darah ibu hamil,
ekologis lingkungan perairan diatasnya kadar Pb sebanyak 10µg/dl mengakibatkan
sehingga akumulasi dapat terjadi pada rantai gangguan pertumbuhan, 30 µg/dl
makanan hingga sampai manusia (Amirah mengakibatkan kelainan prematur, dan
dkk., 2013). 60µg/dl mengakibatkan komplikasi
162
Pengukuran timbal pada air sungai...(Forman NS, Vichy A, Mahmudi, Yuli P)

kehamilan; serta efek lain seperti penyakit konsumsi sendiri. Maka, penelitian ini ingin
renalprogresif, gangguan reproduksi, menggambarkan kondisi terbaru cemaran
gangguan pendengaran, anoreksia, sakit timbal (Pb) di sepanjang Sungai Brantas Kota
perut, insomnia, lekas marah, perubahan Kediri menggunakan sampel air dan
suasana hati, kehilangan koordinasi bioindikator lokal B. gonionotus dan
(Alsuhendra dan Ridawati, 2013; Wani, Ara Ipomoea aquatica yang diambil pada
dan Usmani, 2015; Kragulj et al., 2018; beberapa titik.
Debnath, Singh and Manna, 2019)
Untuk mengetahui cemaran logam
BAHAN DAN CARA
berat di alam dapat menggunakan
bioindikator seperti ikan dan tanaman. Lebih Desain dan Lokasi Penelitian
dari 40% publikasi menyebutkan ikan dan Penelitian ini merupakan penelitian
tanaman digunakan sebagai bioindikator deskriptif untuk menggambarkan kondisi
terkhusus untuk cemaran di area perairan cemaran timbal (Pb) di sepanjang Sungai
karena proses hidup yang behubungan Brantas yang dilakukan selama 3 bulan
langsung dengan kondisi lingkungan terhitung sejak melakukan observasi
perairan, melakukan proses penyerapan dilapangan yaitu pada bulan Mei-Juli 2019 di
zat/partikel mikro, dan berperan sebagai sepanjang Sungai Brantas Kota Kediri.
bahan makanan manusia pada rantai Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan
makanan (Butnariu, 2012; Jović, Onjia and Komite Etik Pusat Penelitian dan Pengabdian
Stanković, 2012; Markovic, Joksimovic and Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Stankovic, 2012; Rötting et al., 2014; Wiyata Kediri. Analisis sampel logam berat
Kragulj et al., 2018). Beberapa penelitian timbal (Pb) dilakukan di Balai Riset dan
pada ikan nila yang dikembangbiakan dan Standarisasi Industri (BARISTAND)
Ipomoea aquatica (kangkung air) di Sungai Surabaya.
Brantas telah mendapatkan kadar Pb
melebihi nilai ambang batas (Manggara dan Peta lokasi pengambilan sampel
Prasongko, 2015; Nasrudin, 2015). Namun disajikan pada Gambar 2. Penentuan titik
penelitian sebelumnya belum pengambilan sampel menggunakan metode
menggambarkan kondisi cemaran Pb purposive sampling, dimana lokasi
disepanjang Sungai Brantas Kota Kediri ditentukan berdasarkan tujuan yang
karena hanya dilakukan pada satu titik diinginkan dan keberadaan sampel.
pengambilan sampel dan belum ada Pengambilan sampel yaitu air sungai,
pengendalian pencemaran Pb secara Barbonymus gonionotusdan Ipomea aquatica
berkelanjutan dan berbasis masyarakat. Hasil dilakukan dengan metode purposive
studi pendahuluan yang dilakukan pada 30 sampling tanpa melakukan replikasi, setiap
pemancing di Sungai Brantas mendapatkan sampel ditandai dengan label name dan
80% ikan yang didapatkan adalah B. dibawa ke Laboratorium BARISTAND
gonionotus (Ikan Bader) dan 73% untuk Surabaya.

Gambar 1. Barbonymus gonionotus (Ikan Bader)


hidup diperairan Sungai Brantas

163
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 19 No 3, Desember 2020 : 161 - 173

Pengambilan dan Pengumpulan Sampel Ipomea aquatica (Kangkung Air) diambil


dari 5 titik lokasi tumbuhnya secara liar atau
Sampel pengukuran kadar Pb sampel
budidaya milik masyarakat. Teknik
air sungai diambil langsung dari 16 titik di
pengumpulan sampel dan data kadar Pb pada
badan Sungai Brantas dan anak sungai
air sungai berdasar pada SNI 6989.8:2009, B.
Sungai Brantas, sampel B. gonionotus (Ikan
gonionotus berdasar pada SNI 2354.5:2011
bader) diambil dari 6 titik lokasi yang
dan Ipomea aquatica berdasar pada SNI 01-
dimanfaatkan masyarakat untuk memancing
2896-1998 (BSN, 1998, 2009a, 2011).
di pinggir Sungai Brantas; dan untuk sampel

Gambar 2. Titik Pengambilan Sampel di Sepanjang Sungai Brantas Kota Kediri

Pengumpulan data dibagi menjadi penduduk. Sampel yang diambil: air


enam titik utama (selatan ke utara Kota sungai.
Kediri) yang dipilih berdasarkan karakteristik
b. Di sungai Kresek, daerah ini diambil
wilayah, ketersediaan sampel dan pertemuan
karena sepanjang Sungai Kresek
anak sungai, yaitu:
terdapat beberapa industri rumah
1. Titik I diambil di Kelurahan tangga yang membuang limbah
Manisrenggo, daerah ini diambil untuk cairnya ke Sungai Kresek. Sampel
mengetahui kadar Pb sebelum aliran yang diambil: air sungai.
sungai melewati seluruh Kota Kediri.
c. Setelah Sungai Kresek, daerah ini
Sampel yang diambil: air sungai, B.
diambil untuk mengetahui perubahan
gonionotus dan Ipomoea aquatica.
kadar Pb setelah percampuran dengan
2. Titik II Area Sungai Kresek hingga air Sungai Kresek dan titik diambil
Jembatan Alun-alun Kota Kediri. wilayah yang dimanfaatkan sebagai
area pemancingan warga. Sampel
a. Sebelum Sungai Kresek, daerah ini
yang diambil: air sungai dan B.
diambil untuk menjadi baseline kadar
gonionotus.
Pb sebelum percampuran air dari anak
Sungai Kresek dengan Sungai Brantas d. Dibawah Jembatan Alun-alun, pada
dan daerah aliran sungai ini daerah ini banyak tumbuh kangkong
merupakan pemukiman padat air yang diambil menjadi sampel
untuk mengetahui perubahan kadar Pb

164
Pengukuran timbal pada air sungai...(Forman NS, Vichy A, Mahmudi, Yuli P)

setelah percampuran dengan air seperti pencucian kendaraan. Sampel


Sungai Kresek. yang diambil: air sungai.
3. Titik III Antara Jembatan Alun – alun c. Setelah Sungai Jong Biru, daerah ini
dengan Jembatan Lama Kota Kediri. diambil untuk mengetahui paparan
kadar Pb sesudah percampuran air
Daerah ini dipilih karena mayoritas
dari Sungai Jong Biru dan pada
masyarakat disekitar membuang limbah
daerah ini sepanjang pinggir Sungai
domestiknya ke sungai brantas tanpa
Brantas digunakan sebagai lahan
melakukan pengolahan dan titik pengambilan
pertanian. Sampel yang diambil: air
sampel air diambil diarea yang dimanfaatkan
sungai dan B. gonionotus (ikan
warga untuk menggali pasir. Sampel yang
brader)
diambil: air sungai.
7. Titik ke VI Area Kecamatan
4. Titik IV Area Sungai Tempat
Gampengrejo
Pembuangan Akhir (TPA) Kota Kediri.
a. Sebelum Sungai Gampengrejo, daerah
a. Sebelum Sungai TPA Kota Kediri,
ini diambil untuk mengetahui paparan
daerah ini diambil untuk mengetahui
kadar Pb sebelum Sungai
kadar Pb sebelum Sungai TPA Kota
Gampengrejo. Sampel yang diambil:
Kediri dan setelah Jembatan
air sungai.
Semampir Kota Kediri yang
dimanfaatkan untuk kendaraan besar b. Di Sungai Gampengrejo, daerah ini
seperti Bus dan Truk serta kendaraan diambil karena terdapat industri
roda empat dan dua lainnya. Sampel kertas. Sampel yang diambil: air
yang diambil: air sungai dan B. sungai.
gonionotus (ikan brader).
c. Setelah Sungai Gampengrejo, daerah
b. Di sungai TPA Kota Kediri, daerah ini diambil untuk mengetahui kadar
ini diambil karena berpotensi Pb sesudah percampuran air Sungai
mengandung Pb yang berasal dari air Gampengrejo dan pada daerah pinggir
lindi tempat pembuangan sampah Sungai Brantas dimanfaatkan sebagai
akhir, selain itu Sungai TPA melewati lahan pertanian dan area memancing
pemukiman warga yang membuang ikan. Sampel yang diambil: B.
limbah domestik ke sungai. Sampel gonionotus dan Ipomoea aquatica.
yang diambil: air sungai.
d. Dibawah Jembatan Mrican, daerah ini
5. Setelah Sungai TPA Kota Kediri, daerah merupakan wilayah pemukiman dan
ini diambil untuk mengetahui kadar Pb ditemukan tumbuh tanaman Ipomea
sesudah percampuran dengan air Sungai aquatica.
TPA Kota Kediri. Sampel yang diambil:
air sungai, B. gonionotus dan Ipomoea
aquatica. BAHAN DAN CARA
6. Titik V Area Sungai Jong Biru. Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain sampel air sebanyak
a. Sebelum Sungai Jong Biru, daerah ini
500 ml pertitik dan bioindikator lokal yang
diambil untuk mengetahui paparan
juga menjadi pangan lokal masyarakat Kota
kadar logam berat Pb Sebelum Sungai
Kediri yaitu B. gonionotus dewasa dengan
Jong Biru. Sampel yang diambil: air
total berat 5 gram pertitik dan Ipomea
sungai.
aquatica dengan total berat 60 gram pertitik,
b. Di Sungai Jong Biru, daerah ini larutan standar timbal (II) nitrat (Pb(NO3)2,
diambil karena masyarakat di sekitar asam nitrat pekat (HNO3 65%), H2O2,
aliran Sungai Jong Biru masih HCLO4 dan aquadest.
memiliki perilaku membuang sampah
Alat yang digunakan untuk
di sungai baik limbah domestik
mengumpulkan sampel dalam penelitian ini
maupun limbah usaha rumah tangga
adalah alumunium foil, gelas beaker (ukuran
25 ml, 100 ml, dan 250 ml),
165
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 19 No 3, Desember 2020 : 161 - 173

blender/homogenizer, botol polypropylene, baku timbal 100 ppm ke dalam labu ukur 100
cawan porselen bertutup, corong plastik, ml dan ditambahkan 3 ml HNO3 0,5 M
desikator, gelas ukur (25 ml dan 50 ml), hot kemudian dicukupkan dengan aquadest
plate, labu takar (50 ml (polypropylene) dan sampai tanda batas.
1000 ml), labu takar 100 ml, microwave
5. Pengukuran kurva kalibrasi standar
(khusus untuk destruksi), mikropipet, oven,
timbal
pipet tetes, pipet volumetrik (ukuran 10 ml, 5
ml, 1 ml), pisau, refrigerator atau freezer, Dimasukkan masing-masing larutan
sendok plastik, Atomic Absorption baku yang telah dibuat dengan cara
Spectrophotometry (AAS) (merek Shimadzu menginjeksikan ke dalam AAS lalu diukur
AA 700), timbangan analitik dengan serapannya pada panjang gelombang 283,3
ketelitian 0,0001 ml, tungku pengabuan, nm. Dicatat hasil pengukuran dan didapatkan
wadah polystyrene, botol kaca dengan kurva kalibrasi.
pemberat, coolbox dan kotak penyimpanan 6. Pengukuran kadar timbal (Pb) dari
sampel B. gonionotus dan Ipomoea aquatica sampel
Dimasukkan sampel uji air sungai
Proses Analisa Sampel Air Sungai yang sudah dipreparasi dengan cara
menginjeksikan ke dalam AAS lalu diukur
1. Persiapan sampel
serapannya pada panjang gelombang 283,3
Sampel sebanyak 500 ml yang telah nm. Dan dicatat hasil pengukuran untuk
diambil dimasukkan ke dalam gelas piala, kemudian dianalisis.
ditambahkan asam nitrat pekat HNO3 hingga
Proses Analisa sampel B. gonionotus
pH menjadi < 2 lalu dimasukkan ke dalam
(Ikan Bader) dan Ipomoea aquatica
coolbox sebelum dibawa ke BARISTAND
(Kangkung air)
Surabaya. Kemudian dipanaskan di pemanas
listrik sampai larutan sampel hampir kering. 1. Preparasi Sampel
Lalu ditambahkan aquadest dan dimasukkan Dilumatkan dan haluskan masing-
ke dalam labu ukur 50 ml melalui kertas masing sampel B. gonionotus dan Ipomoea
saring dan dicukupkan sampai 50 ml dengan aquatica dengan blender hingga homogen
aquadest. dan tempatkan sampel dalam wadah
2. Pembuatan Blanko HNO3 polysterene yang bersih dan tertutup simpan
dalam frezzer sebelum dikirim ke
Diambil 2 ml larutan HNO3 0,5 M,
BARISTAND Surabaya.
kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur
100 ml dan cukupkan volumenya dengan 2. Prosedur Destruksi
aquadest. a. Menimbang masing-masing sampel
3. Pembuatan larutan Baku logam timbal yang sudah dipreparasi sebanyak 2 g
1000 ppm dalam tabung sampel.
Ditimbang 1,6 g Pb(NO3)2, b. Untuk kontrol positif (spike 0,1
dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 ml. mg/kg) tambahkan masing-masing 0,2
Ditambahkan 10 ml HNO3 pekat dan ml larutan standar Pb kedalam
aquadest hingga tepat pada tanda batas. masing-masing sampel yang sudah
dipreparasi dan kontrol positif
4. Persiapan kurva kalibrasi larutan standar
kemudian di vortex.
timbal (Pb)
c. Menambahkan 5 ml-10 ml HNO3
Dibuat larutan standar 100 ppm yaitu
65% dan 2 ml H2O2
dengan mengambil 10 ml larutan standar
1000 ppm kemudian dimasukkan ke dalam d. Melakukan destruksi dengan
labu ukur 100 ml dan dicukupkan dengan mengatur program microwave
aquadest hingga 100 ml. Dibuat larutan e. Memindahkan hasil destruksi ke labu
standar Pb 0,1 ppm; 0,5 ppm; 1,0 ppm; 1,5 takar 50 ml dan tambahkan larutan
ppm; dan 2,0 ppm dengan cara dipipet 0,1
ml; 0,5 ml; 1,0 ml; 1,5 ml; 2,0 ml larutan
166
Pengukuran timbal pada air sungai...(Forman NS, Vichy A, Mahmudi, Yuli P)

metrik modifier sampai tanda batas akhir rencana induk sistem penyediaan air
dengan air dionisasi. minum Kota Kediri tahun 2016, proyeksi
kebutuhan air total Kota tahun 2036
3. Pembacaan Kurva Kalibrasi Metode
sebanyak 833,2 L/det dengan kebutuhan pada
AAS
jam puncak sebanyak 1374,91 L/det Kediri
a. Menyiapkan larutan standar kerja PB meningkat seiring pertambahan penduduk,
b. Membaca larutan standar kerja, perkembangan industri dan perkembangan
sampel contoh dan spliked pada alat instansi pendidikan/pondok pesantren. Satu-
dengan panjang gelombang 283,3 satunya air permukaan yang berpotensi
nm. menjadi sumber air baku air minum hanya
Sungai Brantas berdasarkan debitnya yang
bekisar 900 m3/det selain Sungai Kresek
Hasil Analisis residu Pb sepanjang 9 km; Sungai Parang sepanjang
dibandingkan dengan nilai ambang batas 7,5 km; Sungai Ngampel sepanjang 4,5 km
cemaran logam berat Pb menurut PP No 82 dan Sungai Kedak sepanjang 8 km.
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Walau saat ini bukan menjadi
Air dan Pengendalian Pencemaran Air, SNI sumber air minum utama masyarakat Kota
2729:2013 tentang batas maksimum cemaran Kediri, namun dari survei awal pada 30
logam berat dalam pangan olahan ikan, dan masyarakat disekitar Daerah Aliran Sungai
SNI 7387:2009 tentang batas maksimum (DAS) Brantas, 83% menggunakan untuk
cemaran logam berat dalam pangan olahan kebutuhan rumah tangga sehari-hari untuk
sayur (PP No. 82 Tahun 2001 tentang kegiatan MCK (mandi, cuci dan kakus), 50%
Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian memanfaatkan sebagai lahan mata
Pencemaran Air, 2001; BSN, 2009b, 2013). pencaharian dengan bekerja sebagai
Pengolahan dan analisa data menggunakan penambang pasir lebih dari 5 tahun, 40%
microsoft excel 2010 untuk menyajikan data penjual makanan di DAS brantas
deskriptf hasil pemeriksaan kadar Pb di air menggunakan air Sungai Brantas untuk
sungai, menggunakan diagram batang dan mencuci peralatan makan selama lebih dari 3
garis. tahun, 10% menggunakan air Sungai Brantas
untuk menyiram tanaman dan pertanian pada
waktu musim kemarau, dan 73%
HASIL memanfaatkan untuk mencari ikan salah
Gambaran Pemafaatan Sungai Brantas satunya B. gonionotus yang dikonsumsi
di Kota Kediri pribadi dan/atau dijual kepada tetangganya.

Sungai Brantas memiliki panjang 7


km diatas wilayah administrasi Kota Kediri Gambaran Kadar Timbal (Pb) pada
dan mengalir dari arah selatan ke arah utara Sampel Air Sungai, B. gonionotus dan
seolah-olah membelah Kota Kediri menjadi Ipomoea aquatica di Sungai Brantas
wilayah barat (Kecamatan Mojoroto) dan
wilayah timur (Kecamatan Kota dan Hasil pengujian kadar timbal
Kecamatan Pesantren). Saat ini Sungai beberapa sampel yang dilakukan di
Brantas bukan merupakan penyedia air baku BARISTAND Surabaya mendapatkan hasil
air minum untuk seluruh masyarakat Kota sebagai berikut:
Kediri. Namun jika berdasar pada laporan

167
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 19 No 3, Desember 2020 : 161 - 173

Tabel 1. Distribusi kadar timbal (Pb) berdasarkan titik pengambilan sampel air sungai, di Sungai
Brantas, Kota Kediri
Air Sungai B. gonionotus Ipomoea aquatica
Titik Pengambilan Sampel
0,03 mg/L 0,3 mg/kg 0,5 mg/kg
Kelurahan Manisrenggo 0,0062 0,161 0,282
Sebelum Sungai Kresek 0,0073 - -
Sungai Kresek 0,0075 - -
Sesudah Sungai Kresek 0,0070 <0,023 <0,023
Dibawah Jembatan Alun-alun - - 0,417
Antara Jembatan Alun-alun dan
Jembatan Lama Kota Kediri 0,0064 - -
Sebelum Sungai TPA 0,0039 0,062 <0,023
Sungai TPA 0,0036 - -
Sesudah Sungai TPA 0,0039 <0,023 -
Sebelum Sungai Jong Biru 0,05 - -
Sungai Jong Biru 0,33 - -
Sesudah Sungai Jong Biru 0,25 0,453 -
Sebelum Sungai Gampengrejo 0,0069 - -
Sungai Gampengrejo 0,0055 - -
Sesudah Sungai Gampengrejo 0,0061 <0,023 -
Dibawah Jembatan Mrican - - 3,29
ket: “-“ tidak dilakukan pengambilan sampel karena tidak tersedia

Pada Tabel diatas diketahui hasil diambil dari titik pengambilan sampel
pemeriksaan kadar timbal pada air Sungai dibawah jembatan Mrican memiliki kadar Pb
Brantas dari titik pengambilan sampel sebesar 3,29 mg/kg melewati nilai ambang
tertinggi dimulai dari titik pengambilan batas yang ditetapkan berdasar SNI
sebelum Sungai Jong Biru (0,05 mg/L), dan 7387:2009 Tentang Batas Cemaran Logam
kadar Pb meningkat setelah pertemuan Berat dalam Pangan, diatur bahwa batasan
dengan Sungai Jong Biru (0,25 mg/L), maksimum pencemaran timbal (Pb) dalam
sementara untuk Sungai Jong Biru kadar Pb buah dan sayur beserta olahanya sebesar 0,5
ditemukan sebesar 0.33 mg/L, tertinggi dari mg/kg.
semua anak Sungai Brantas. Menurut PP No
82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Baku PEMBAHASAN
Mutu Timbal (Pb) di Air, kadar Pb di ketiga Ada berbagai cara yang dapat
titik ini melewati ambang batas yang menyebabkan perairan terkontaminasi logam
ditetapkan untuk Sungai Kelas 3 yaitu 0,03 berat, diantaranya dengan cara alamiah dapat
mg/L. berasal dari pengikisan batuan mineral
Pada sampel B. gonionotus yang disekitar perairan, partikel logam berat di
diambil dari titik pengambilan sampel setelah udara yang terbawa saat hujan, serta dari
Sungai Jong Biru memiliki kadar Pb sebesar aktivitas manusia itu sendiri seperti aktivitas
0,453 mg/kg melewati nilai ambang batas industri maupun buangan domestik dan
yang ditetapkan berdasar SNI 2729:2013 biasanya logam berat diperairan ini
Tentang Batas Maksimum Pencemaran berbentuk ion (Palar, 2012). Hasil
Logam Berat dalam Pangan, diatur bahwa pemeriksaan residu timbal pada air sungai,
batasan maksimum pencemaran timbal (Pb) pada B. gonionotus dan Ipomoea aquatica di
dalam ikan berserta olahanya sebesar 0,3 Sungai Brantas didapatkan pola daerah
mg/kg. Pada sampel Ipomoea aquatica yang dengan residu tertinggi melebihi nilai
168
Pengukuran timbal pada air sungai...(Forman NS, Vichy A, Mahmudi, Yuli P)

ambang batas masing-masing indikator Sungai Brantas sebagai lahan pertanian


sampel terletak diarea menuju Hilir Sungai ditemukan menggunakan pestisida dengan
Brantas di Kota Kediri (bagian utara). bahan Antrakol 70 WP untuk mengusir hama
Peningkatan kadar Pb dimulai dari titik pertanian. Produk Antrakol 70 WP sendiri
pengambilan sampel sebelum Sungai Jong mengandung Pb sebanyak 12,48 mg/kg
Biru dengan kadar timbal pada sampel air (Hartini, 2011). Penelitian pada lahan
sebesar 0.05 mg/L dan pada sampel Ipomoea pertanian yang menggunakan pestisida
aquatica sebesar 3,29 mg/kg. Peningkatan mengandung Pb mendapatkan residu Pb
tersebut dapat terjadi karena sebelum titik ditanah pertanian sebesar 14,0484-16,1072
pengambilan sampel tersebut terdapat mg/kg (Siaka, Sahara dan Dharmayoga,
jembatan yang digunakan untuk jalur 2015).
transportasi ukuran kecil (motor) hingga
Lingkungan perairan yang rusak dan
besar (truk dan bis) setiap hari dan lintas
tercemar akan menurunkan kualitas dari biota
daerah. Timbal berguna untuk meningkatkan
perairan, pada penelitian ini menggunakan
oktan saat pembakaran, dan dengan jumlah
indikator lokal yang dikonsumsi masyarakat
yang besar (karena berada di dalam
Kota Kediri yaitu Barbonymus gonionotus
perkotaan) terlepas menjadi partikulat di
dan Ipomea aquatica. Logam berat seperti Pb
udara bebas dan masuk ke perairan melalui
dapat terakumulasi dalam jaringan ikan pada
proses pengkristalan diudara dan terbawa air
rantai makanan akuatik. Pb masuk dalam
hujan (Widowati, 2008; Palar, 2012).
tubuh ikan dapat melalui tiga proses yaitu
Kemudian hasil pemeriksaan pada melalui alat pernapasan (insang), melalui
sampel air dan ikan pada titik pengambilan sistem pencernaan atau makanan, dan melalui
sampel setelah Sungai Jong Biru masing- penyerapan air karena semakin tinggi kadar
masing adalah 0,25 mg/L dan 0,453 mg/kg. timbal diair maka semakin tinggi kadar
Hal ini dimungkinkan terjadi karena hasil uji timbal dijaringan tubuh ikan (Arsad, Said dan
pada Sungai Jong Biru residu Pb ditemukan Suherman, 2012). Sama halnya dengan B.
sebesar 0.33 mg/L yang disebabkan oleh gonionotus dan Ipomoea aquatica akan
aktivitas domestik manusia seperti mengalami penurunan kualitas sebagai
membuang limbah yang mengandung logam pangan aman untuk dikonsumsi karena
berat ke Sungai Jong Biru. Pencemaran akumulasi Pb. Tanaman Ipomoea aquatica
logam berat dilingkungan perairan berkaitan memiliki fungsi sebagai biofilter dan
dengan penggunaan logam berat tersebut mempunyai kemampuan untuk mengurai
dalam kegiatan manusia, dan secara sengaja benda organik dan anorganik disekitar
maupun tidak sengaja terbuang ke akarnya termasuk menyerap timbal
lingkungan perairan (Rötting et al., 2014). (Rohaningsih dan Muntalif, 2015; La Tiro,
Berdasarkan survei yang dilakukan disekitar Lusiani.I, Isa. H, 2017; Hapsari, Amri dan
titik pengambilan sampel Sungai Jong Biru Suyanto, 2018). Secara umum, tanaman tidak
didapatkan sumber pencemar yaitu aktivitas akan mengalami masalah jika menyerap
rumah tangga dan usaha lokal cuci motor logam berat dan akan mentranslokasi logam
yang menghasilkan limbah domestik seperti berat tersebut dalam jumlah yang lebih besar
buangan penggunaan sampo dan sabun. ke daun daripada buah dan biji mereka
Padahal produk sampo dan sabun beberapa (Ebadi et al., 2005; Karrari, Mehrpour and
melibatkan senyawa Pb untuk variasi Abdollahi, 2012). Hal ini menggambarkan
pewarnaan sintetik kadar timbal dalam ada kontribusi tanaman dalam penyerapan
sampo ditemukan cukup tinggi yaitu sebesar logam berat seperti timbal dan menjadi media
2,974-7,383 mg/L dan timbal pada sabun transmisi pada rantai makanan baik secara
mandi sebesar 4,63 mg/L (Chauhan et al., aktif maupun pasif jika terakumulasi
2010; Jaya, Guntarti dan Kamal, 2013). dijaringan dan berpindah ke hewan maupun
Selain itu masyarakat sekitar Sungai Jong manusia yang memakannya. Namun kadar
Biru memanfaatkan lahan untuk bertani dan logam berat pada tanaman akan berbeda
oleh masyarakat sekitar sering tanpa sengaja walaupun berada pada lokasi atau habitat
membuang limbah pertanian langsung ke yang sama (Wisłocka et al., 2006).
Sungai Jong Biru. Hasil observasi pada
petani yang memanfaakan daerah pinggir
169
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 19 No 3, Desember 2020 : 161 - 173

Timbal dalam air dapat masuk mengekskresikan Pb dalam jumlah sangat


kedalam tubuh manusia melalui penetrasi kecil, meskipun asupan Pb setiap hari
pada lapisan kulit dan melalui proses rantai meningkat (Alsuhendra dan Ridawati, 2013).
makanan (konsumsi pangan yang
Timbal dapat berpindah dari ibu ke
terkontaminasi) (SHAH, 2005; Palar, 2012;
janin, ibu ke bayi melalui ASI sehingga janin
Rötting et al., 2014). Merujuk pada nilai
dalam kandungan, bayi dan usia anak sangat
ambang batas yang ditetapkan Pemerintah
rentan terhadap efek paparan Pb karena
melalui PP No. 82 Tahun 2001 untuk kualitas
mudah diserap oleh tubuh yang mengalami
air, SNI 2354.5:2011 untuk kandungan Pb
proses pertumbuhan dan jaringan otot anak
pada ikan dan SNI 7387:2009 untuk
pada anak lebih sensitif dibandingkan usia
kandungan Pb pada sayur, dapat dikatakan
dewasa. Setelah masuk kedalam tubuh, oleh
air Sungai Brantas. Sampel B. gonionotus
tubuh Pb akan diperlakukan seperti kalsium
dan Ipomoea aquatica yang diambil pada
(Ca), setelah diserap oleh plasma dan
titik sesudah Sungai Jong Biru, melebihi
membran jaringan lunak Pb akan
baku mutu dan tidak untuk dikonsumsi
didistribusikan ke tulang dan terkhusus anak-
manusia, karena Pb bersifat kumulatif yang
anak juga pada gigi (Purchase and Fergusson,
dalam jangka panjang akan mempengaruhi
1986). Timbal juga didistribusikan ke
kerusakan sistem tubuh manusia (Kragulj et
seluruh jaringan oleh darah setelah diserap
al., 2018). Temuan penelitian ini dapat
usus akan mudah ditemukan pada sel darah
menjadi pertimbangan ketika Sungai Brantas
merah selama 25-30 hari, jaringan lunak,
dianggap sebagai satu-satunya sumber air
tulang dan jaringan keras selama 30-40 tahun
permukaan yang berpotensi sebagai sumber
(Alsuhendra dan Ridawati, 2013).
air baku air minum untuk memenuhi
kebutuhan air minum sesuai proyeksi tahun Hasil penelitian ini selaras dan
2036 (Pemkot, 2016). Jika air Sungai Brantas konsisten menyebutkan adanya cemaran Pb
tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari- di Sungai Brantas seperti penelitian
hari seperti mencuci peralatan makan bahkan sebelumnya yang dilakukan pada tahun 2015.
air, ikan Bader dan kangkung air dikonsumsi Cemaran Pb dapat pertama dapat dibuktikan
terus menerus dalam jangka waktu panjang, dengan kontaminasi Pb pada produk
maka akan berdampak pada penurunan perikanan. Penelitian sebelumnya yang
kesehatan. Meski belum ada laporan menguji pada sampel ikan nila merah yang
keracunan di Kota Kediri yang disebabkan dibudidayakan di keramba apung Kelurahan
oleh logam berat Pb yang mengkontaminasi Semampir Kediri telah tercemar logam berat
air di Sungai Brantas secara langsung. timbal dengan kadar (0,4864 ± 0,0493)
Apabila seseorang mengkonsumsi Pb sekitar mg/kg (Manggara dan Prasongko, 2015).
2,5 mg/hari, maka efek toksik akan terlihat Berdasar pada lokasi pengamatan penelitian
sekitar 4 tahun dan jika mengkonsumsi Pb sebelumnya oleh Manggara dan Prasongko
sekitar 3,5 mg/hari, maka efek toksik terlihat tersebut dan penelitian ini menunjukkan
dalam beberapa bulan saja (Alsuhendra and konsistensi area dengan cemaran Pb tinggi
Ridawati, 2013). Namun ada faktor-faktor yaitu pada area setelah Kelurahan Semampir
yang mempengaruhi penyerapan Pb dalam (Jembatan Semampir dan seterusnya) baik
tubuh melalui usus bergantung pada waktu pada sampel air sungai, dan Barbonymus
puasa, penyerapan Pb dalam keadaan puasa gonionotus. Penelitian ini juga selaras dengan
akan lebih banyak dibanding saat tidak puasa penelitian lainnya yang dilakukan pada tahun
yaitu sekitar 15-20%. Faktor umur juga 2015 dengan menguji sampel air sungai dan
membedakan kadar penyerapan Pb, pada Ipomoea aquatica di Sungai Brantas dengan
orang dewasa penyerapan Pb sekitar 5-19% rata-rata kadar Pb masing-masing adalah 0,93
Pb dan usia anak-anak menyerap Pb lebih ppm dan 0,35 ppm (Nasrudin, 2015).
banyak daripada orang dewasa, usia 3-8
tahun dapat menyerap hingga 50%. Setelah
beberapa minggu sekitar 99% Pb dalam KESIMPULAN DAN SARAN
tubuh orang dewasa dapat diekskresikan, Kesimpulan
sementara pada anak-anak hanya 32% yang
dapat diekresikan. Biasanya tubuh Kandungan Pb terdeteksi disetiap
titik pengambilan sampel, namun lokasi
170
Pengukuran timbal pada air sungai...(Forman NS, Vichy A, Mahmudi, Yuli P)

dengan kadar Pb melebihi nilai ambang batas DAFTAR PUSTAKA


yang berlaku di Indonesia untuk air sungai, Aguilar, C. A. (2012) ‘American oyster (Crassostrea
B. gonionotus dan Ipomoea aquatica segar virginica) and sediments as a coastal zone
berada di hilir Sungai Brantas Kota Kediri. pollution monitor by heavy metals’,
Nilai kadar Pb pada sampel air di titik International Journal of Environmental
Science and Technology, 9(4), pp. 579–586.
pengambilan sampel sebelum Sungai Jong doi: 10.1007/s13762-012-0078-y.
Biru sebesar 0.05 mg/L, sampel air dan ikan Alsuhendra and Ridawati (2013) Bahan Toksik dalam
pada titik pengambilan sampel setelah Sungai Makanan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Jong Biru masing-masing adalah 0,25 mg/L Amirah, M. N. (2013) ‘Human Health Risk Assessment
dan 0,453 mg/kg yang terjadi karena of Metal Contamination through
Consumption of Fish’, Journal of
akumulasi dari residu Pb pada titik Environment Pollution and Human Health,
pengambilan sampel Sungai Jong Biru yang 1(1), pp. 1–5. doi: 10.12691/jephh-1-1-1.
ditemukan sebesar 0.33 mg/L. Pada sampel Arsad, M., Said, I. dan Suherman, S. (2012)
Ipomoea aquatica (kangkung air) yang ‘Akumulasi Logam Timbal (Pb) dalam Ikan
Belanak (Liza melinoptera) yang Hidup di
diambil dari bawah jembatan Mrican sebesar Perairan Muara Poboya (Accumulation of
3,29 mg/kg. Kontaminasi pada area tersebut Lead (Pb) Metal in Mullets (Liza
disebabkan oleh buangan bahan bakar melinoptera) that Live in Poboya River
kendaraan yang melintas di jembatan yang Estuary)’, Jurnal Akademika Kimia, 1(4), p.
berada sebelum titik pengambilan sampel, 224100.
Azizi, M. H. dan Azizi, F. (2010) ‘Lead poisoning in
limbah domestik dan pertanian yang dibuang the world and Iran.’, The international
baik sengaja maupun tidak sengaja ke anak journal of occupational and environmental
sungai dan/atau Sungai Brantas. medicine, 1(2), pp. 81–87. doi:
10.15171/ijoem.2010.28.
Balali-Mood, M. (2010) ‘Occupational lead poisoning
in workers of traditional tile factories in
Saran Mashhad, Northeast of Iran.’, The
international journal of occupational and
Sosialisasi dan edukasi mengenai
environmental medicine, 1(1), pp. 29–38.
bahan kebutuhan rumah tangga dan pertanian BPS (2019) Produk Domestik Regional Bruto
yang menjadi limbah domestik namun Kabupaten/Kota di Indonesia, Laporan.
mengandung Pb penting dilakukan pada Jakarta.
masyarakat DAS Brantas guna mengurangi BSN (1998) SNI 01-2896-1998: Cara uji cemaran
logam dalam makanan. Jakarta.
perilaku pembuangan sampah yang BSN (2009a) SNI 6989.8:2009 Air dan air limbah
berpotensi mencemari Sungai Brantas. Jika, ‘Cara uji timbal (Pb) secara
Sungai Brantas akan dimanfaatkan untuk Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)’.
menunjang bahan pangan seperti sayur Jakarta.
BSN (2009b) SNI 7387:2009: Batas Maksimum
Ipomoea aquatica (kangkung air) dan B.
Cemaran Logam Berat dalam Pangan.
gonionotus (ikan bader), terlebih Jakarta.
diproyeksikan menunjang kebutuhan air BSN (2011) SNI 2354.5:2011 Cara uji kimia - Bagian
minum maka diperlukan upaya pegendalian 5: Penentuan kadar logam berat (Pb) dan
dan penanggulangan kontaminasi logam kadmium (Cd) pada produk perikanan.
Jakarta.
berat menggunakan kebijakan konservasi BSN (2013) SNI 2729:2013 Ikan Segar tentang batas
perairan sungai dan pengawasan pada sektor maksimum cemaran logam berat dalam
industri dan domestik disekitar DAS Brantas pangan olahan ikan. Jakarta.
lintas sektor Pemerintah Kota Kediri melalui Butnariu, M. (2012) ‘Vegetable Bioindicators of Heavy
Metal Pollutionc’, Journal of Ecosystem &
Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan,
Ecography, 02(05), pp. 5–6. doi:
Dinas Pertanian dan lainnya yang berkaitan 10.4172/2157-7625.1000e114.
serta lintas daerah melalui koordinasi Dirjen Canfield, R. L. and Jusko, T. A. (2008) ‘Lead
Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Poisoning’, Encyclopedia of Infant and Early
Umum. Pemerintah melalui Perusahaan Childhood Development, 1–3, pp. 200–213.
doi: 10.1016/B978-012370877-9.00091-8.
Umum Jasa Tirta perlu mempertimbangkan Chauhan, A. S. et al. (2010) ‘Determination of lead and
pelaksanaan teknik pengolahan air Sungai cadmium in cosmetic products’, Journal of
Brantas agar tidak meninggalkan residu Chemical and Pharmaceutical Research,
logam berat dan siap dikonsumsi pada waktu 2(6), pp. 92–97.
Debnath, B., Singh, W. and Manna, K. (2019) ‘Sources
jangka panjang.
and toxicological effects of lead on human
health’, Indian Journal of Medical
171
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 19 No 3, Desember 2020 : 161 - 173

Specialities, 10(2), p. 66. doi: Markovic, J., Joksimovic, D. and Stankovic, S. (2012)
10.4103/injms.injms_30_18. ‘Trace element concentrations in wild
Ebadi, A. . et al. (2005) ‘Study and Measurement of mussels from the coastal area of the
Pb, Cd, Cr and Zn in Green Leaf of Tea southeastern adriatic, Montenegro’, Archives
Cultivated in Gillan Province of Iran’, of Biological Sciences, 64(1), pp. 265–275.
Pakistan Journal of Nutrition, 4(4), pp. 270– doi: 10.2298/ABS1201265M.
272. Nasrudin, I. (2015) Identifikasi Pencemaran Logam Pb
Fardiaz (2010) Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Pada Tanaman Kangkung ( Ipomoea
Kanisius. aquatica ) di Sungai Brantas Kediri,
Habibollah Nemati Karimooy et al. (2010) ‘Effects of unpublish (skripsi). Kediri.
occupational lead exposure on renal and Palar, H. (2012) Pencemaran dan Toksikologi Logam
nervous system of workers of traditional tile Berat. Jakarta: Rineka Cipta.
factories in Mashhad (northeast of Iran)’, PEMKOT (2016) Rencana Induk Sistem Penyediaan
Toxicology and Industrial Health, 26(9), pp. Air Minum Kota Kediri, Laporan Akhir.
633–638. doi: 10.1177/0748233710377774. Kediri. doi:
Hapsari, J. E., Amri, C. and Suyanto, A. (2018) 10.1017/CBO9781107415324.004.
‘Efektivitas Ipomea aquatica (Ipomoea PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Aquatica) Sebagai Fitoremediasi Dalam Air Dan Pengendalian Pencemaran Air
Menurunkan Kadar Timbal (Pb) Air Limbah (2001). Jakarta.
Batik’, Analit: Analytical and Environmental Purchase, N. G. and Fergusson, J. E. (1986) ‘Lead in
Chemistry, 3(01), pp. 30–37. doi: teeth: The influence of the tooth type and the
10.23960/aec.v3.i1.2018.p30-37. sample within a tooth on lead levels’, Science
Hartini, E. (2011) ‘Kadar plumbum (Pb) dalam umbi of the Total Environment, The, 52(3), pp.
bawang merahdi kecamatan Kersana 239–250. doi: 10.1016/0048-9697(86)90124-
kabupaten Brebes’, Jurnal Visikes, 10(1), pp. 5.
69–75. Available at: Ramu, K. (2004) Brantas River Basin Case Study,
http://www.dinus.ac.id/wbsc/assets/dokumen/ Indonesia.
majalah/Kadar_Plumbun_(Pb)_Dalam_Umbi Rohaningsih, D. and Muntalif, B. S. (2015) ‘Akumulasi
_Bawang_Merah_di_Kecamatan_Kersana_K Logam Timbal (Pb) Pada Kangkung Darat
abupaten_Brebes.pdf. (Ipomoea reptans Poir)’, Jurnal Tehnik
Jaya, F., Guntarti, A. and Kamal, Z. (2013) ‘Penetapan Lingkungan, 21(2), pp. 159–168. doi:
Kadar Pb Pada Shampoo Berbagai Merk 10.5614/jtl.2015.21.2.6.
Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Rötting, T. S. et al. (2014) ‘Environmental distribution
Atom’, Pharmaciana, 3(2). doi: and health impacts of As and Pb in crops and
10.12928/pharmaciana.v3i2.425. soils near Vinto smelter, Oruro, Bolivia’,
Jović, M., Onjia, A. and Stanković, S. (2012) ‘Toxic International Journal of Environmental
metal health risk by mussel consumption’, Science and Technology, 11(4), pp. 935–948.
Environmental Chemistry Letters, 10(1), pp. doi: 10.1007/s13762-013-0313-1.
69–77. doi: 10.1007/s10311-011-0330-6. SHAH, S. L. (2005) ‘Effects of Heavy Metal
Karrari, P., Mehrpour, O. and Abdollahi, M. (2012) ‘A Accumulation on the 96-h LC50 Values in
systematic review on status of lead pollution Tench Tinca tinca L., 1758’, Turk Vat
and toxicity in Iran; Guidance for preventive Journal Animal Science, 29(29), pp. 139–
measures’, DARU, Journal of 144.
Pharmaceutical Sciences, 20(1), pp. 1–17. Siaka, i made, Sahara, E. and Dharmayoga, I. P. M.
doi: 10.1186/1560-8115-20-2. (2015) ‘Bioavailabilitas Dan Spesiasi Logam
Kragulj, T. (2018) ‘Lead contamination of fish and Berat Pb Dan Cd Pada Tanah Pertanian
water from coastal sea of Bar Region Basah Dan Kering Di Daerah Denpasar’,
(Montenegro)’, Journal of Agronomy, Jurnal Kimia, 1(9), pp. 132–138. doi:
Technology and Engineering Management 10.1017/CBO9781107415324.004.
(JATEM), 1(1), pp. 124–129. Available at: La Tiro, Lusiani.I, Isa. H, I. (2017) ‘Potensi Tanaman
http://www.fimek.edu.rs/images/naucni- Ipomea aquatica (Ipomoea Aquatica) Sebagai
rad/jatem/issue/v1/17- Bioabsorpsi Logam Pb dan Cu’, Jurnal
(17)_Kragulj_et_al.,_2018._Vol._1(1),_124- Entropi, 12(2007), pp. 81–86.
129.pdf. Uluturhan, E. and Kucuksezgin, F. (2007) ‘Heavy
Lusiana, N., Rahadi, B. and Anugroho, F. (2017) metal contaminants in Red Pandora (Pagellus
‘Identification of Suitability Agriculture erythrinus) tissues from the Eastern Aegean
Landuse and Water Contamination Level as Sea, Turkey’, Water Research, 41(6), pp.
Agricultural Intensification Effect in 1185–1192. doi:
Upstream of Brantas Watershed, Batu’, 10.1016/j.watres.2006.11.044.
Jurnal Teknologi Pertanian, 18(2), pp. 129– Wani, A. L., Ara, A. and Usmani, J. A. (2015) ‘Lead
142. doi: 10.21776/ub.jtp.2017.018.02.13. toxicity: A review’, Interdisciplinary
Manggara, algafari bakti and Prasongko, erfan tri Toxicology, 8(2), pp. 55–64. doi:
(2015) ‘Keramba Apung Sungai Brantas 10.1515/intox-2015-0009.
Semampir Kediri The Analysis Of Lead ( Pb Whitten, T., Soeriaatmadja, R. E. and Suraya, A. A.
) In Red Nila Fish ( Oreochromis Sp ) In The (1996) The Ecology of Java and Bali.
Floating Net Cages At In Brantas River Hongkong: Periplus Editions Ltd.
Semampir Kediri’, Wiyata, 2, pp. 141–145.
172
Pengukuran timbal pada air sungai...(Forman NS, Vichy A, Mahmudi, Yuli P)

WHO (2010) Exposure To Lead : A Major Public Wisłocka, M. et al. (2006) ‘Bioaccumulation of heavy
Health Concern. Geneva. metals by selected plant species from
Widowati (2008) Efek Toksik Logam Berat. uranium mining dumps in the Sudety Mts.,
Yogyakarta: Andi. Poland’, Polish Journal of Environmental
Studies, 15(5), pp. 811–818.

173

You might also like