You are on page 1of 49

SKRIPSI

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN TATA CARA


PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19 DI
DESA WONGGEDUKU KECAMATAN
WONGGEDUKU BARAT
KABUPATEN KONAWE

ALFHANY EKA LEO SAPUTRA


NIM : P201701059

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

2021

ABSTRACT
S1 NURSING PROGRAM STUDY
FACULTY OF HEALTH SCIENCES
MANDALA WALUYA UNIVERSITY
Skripsi, SEPTEMBER 2021

Alfhany Eka Leo Saputra (P201701059)


RELATIONSHIP OF CONDUCT WITH THE PROCEDURE
PREVENTION OF COVID-19 IN THE VILLAGE WONGGEDUKU
District WONGGEDUKU Konawe Regency

Advisor 1 : Drs. H. La Ode Hamiru, M.Sc


Advisor 2 : Abdul Rahim Sya'ban, SKM., M.Sc

(xii + 120 Pages + 13 Tables + 14 Appendices)


The high number of people infected with Covid-19 virus in 2020,
makes the public more vigilant about Covid-19, in addition to the lack of
knowledge makes the public less understanding of preventive behavior in
Wonggeduku Village, West Wonggeduku District, Konawe Regency. The purpose
of this study was to determine the relationship of behavior with procedures to
prevent the spread of Covid-19 in Wonggeduku Village, West Wonggeduku
District, Konawe Regency.

This type of research is an analytical research method with a approach


cross sectional. The sample in this study is 76 households. The analysis used is
chi square. The independent variable in this study is the behavior that consists of
knowledge, attitudes, and actions while the dependent variable is the prevention
of Covid-19 spread. Instrument in the form of a questionnaire.

The results of thestatistic test chi square showed that the respondents
had good knowledge, namely 60 respondents (78.9). Respondents have an attitude
in the good category of 53 respondents (69.7%). Good action respondents
numbered 63 respondents (82.9%). Respondents with good Covid-19 spread
prevention methods were 65 respondents (85.5%). The conclusion is that there is
a weak relationship between knowledge and procedures to prevent the spread of
2
Covid-19 with a value of X count 4,608, 0.246. There is a weak relationship
between attitudes and procedures to prevent the spread of Covid-19 with a value
2
of X count 6,788, 0.299. There was no relationship between actions and
2
procedures to prevent the spread of Covid-19 with a value of X count 3,364,
0.210.

Keywords: behavior, knowledge, attitude, action, prevention procedures


Covid-19
Bibliography: 33 (2010-2021)

ABSTRAK
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
SKRIPSI, SEPTEMBER 2021
Alfhany Eka Leo Saputra (P201701059)
HUBUNGAN PERILAKU DENGAN TATA CARA PENCEGAHAN
PENYEBARAN COVID-19 DI DESA WONGGEDUKU KECAMATAN
WONGGEDUKU BARAT KABUPATEN KONAWE
Pembimbing I : Hamiru
Pembimbing II : Abdul Rahim Sya’ban

(xii + 120 Halaman + 13 Tabel + 14 Lampiran)


Tingginya jumlah orang yang terinfeksi virus Covid-19 pada tahun 2020,
membuat masyarakat awam makin waspada mengenai Covid-19, selain itu
pengetahuan yang kurang membuat masyarakat kurang paham dengan perilaku
pencegahan di DesaWonggeduku Kecamatan Wonggeduku Barat Kabupaten
Konawe. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan perilaku dengan
tata cara pencegahan penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku Kecamatan
Wonggeduku Barat Kabupaten Konawe.
Jenis penelitian ini merupakan metode penelitian analitik dengan
pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 76 KK. Analisis
yang digunakan adalah chi square. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah perilaku yang terdiri dari pengetahuan, sikap, dan tindakan sedangkan
variabel dependen adalah tata cara pencegahan penyebaran Covid-19. Instrument
dalam bentuk kuesioner.
Hasil uji statistic chi square menunjukan responden memiliki pengetahuan
yang baik yaitu berjumlah 60 responden (78,9). Responden memiliki sikap pada
kaategori baik 53 responden (69,7%). Responden tindakan baik berjumlah 63
responden (82,9%). Responden yang bertata cara pencegahan penyebaran Covid-
19 kategori baik sebanyak 65 responden (85,5%). Simpulan terdapat hubungan
lemah antara pengetahuan dengan tata cara pencegahan penyebaran Covid-19
2
dengan nilai X hitung 4,608, 0,246. Ada hubungan lemah antara sikap dengan
2
tata cara pencegahan penyebaran Covid-19 dengan nilai X hitung 6,788, 0,299.
Tidak ada hubungan antara tindakan dengan tata cara pencegahan penyebaran
2
Covid-19 dengan nilai X hitung 3,364, 0,210.
Kata Kunci : perilaku, pengetahuan, sikap, tindakan, tata cara pencegahan
Covid-19
Daftar Pustaka : 33 (2010 – 2021)

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat,
dan karunianya, sehingga penulis telah diberi kesempatan untuk menyelesaikan
skripsi dengan judul “Hubungan Perilaku dengan Tata Cara Pencegahan
Penyebaran Covid-19 Di Desa Wonggeduku Kecamatan Wonggeduku Barat
Kabupaten Konawe”
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis mendapatkan bimbingan dan saran
yang bermanfaat dari berbagai pihak, sehingga penyusunan Skripsi ini dapat
terselesaikan sesuai dengan yang di rencanakan. Untuk itu, pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan terima kasih pada:
1. DrPH. Hj. Tasnim, SKM.,MPH. Selaku Rektor Universitas Mandala Waluya.
2. Dr. Sunarsih, SKM.,M.Kes. Selaku Dekan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan
Universitas Mandala Waluya.
3. Ns. Armayani, S.Kep.,M.Kes. Selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Mandala Waluya.
4. Drs. H. La Ode Hamiru, M.Sc, Selaku Pembimbing I dan Abdul Rahim
Sya’ban, SKM.,M.Sc. Selaku Pembimbing II yang telah sabar dan
meluangkan waktu serta tenaganya dalam memberikan bimbingan dan
memberikan ilmu serta nasehat yang bermanfaat dalam penyusunan Skripsi
ini.
5. Dr. Hj Syamsyah Pawennei, M. Kes selaku penguji 1, Mimi yati, S.Kep., Ns.,
M.Kes selaku penguji 2 dan Sitti Masriwati, S.Kep., Ns., M.Kes selaku
penguji 3 yang telah sabar dan meluangkan waktu serta tenaganya dalam
memberikan ujian serta ilmu dan juga nasehat yang bermanfaat dalam
penyusunan skripsi ini
6. Seluruh Dosen pengajar dan Staff Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas
Mandala Waluya yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan serta
bantuan kepada penulis selama menempuh studi.
7. Ayahanda Mohamad Arfah yang tercinta dan Ibunda Rosmaini dengan segala
kerja keras sehingga mampu menghadirkan saya sebagai mahasiswa
keperawatan S1 Universitas Mandala Waluya.
8. Saudara saya Adfaril Dwi Permana, Irfanya Trisadewi, dan Irfasya Fouris
Falentine yang menjadi penyemangat saya dalam menjalankan pendidikan
9. Ucapan terimakasih kepada Zulfi Khoerunnisa yang selama ini menemani,
memberi dukungan moral, moril serta bantuan tenaga kepada saya.
10. Terimakasih buat teman-teman Program Studi Keperawatan dan M2KBP
Pak Mahdin Anse, Muh. Iksan, Muh. Darmawangsa, Muh. Almuizzu Tilu,
Muh. Ilham Idris, Zuharia Felis, Neneng Anjarwati, Arjuan, Yusran, Takdir,
Tuti Amniati Samiru, Ledy, dan masih banyak lagi yang tidak sempat saya
sebutkn namanya.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga
sangat membutuhkan saran dan kritik demi kesempurnaannya. Peneliti berharap
skripsi keperawatan ini nantinya dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Kendari, September 2021
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………
i
LEMBAR PERSETUJUAN HASIL PENELITIAN ii
ABSTRACT iii
ABSTRAK iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR SINGKATAN xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 9
C. Tujuan Penelitian 9
D. Manfaat Penelitian 10
E. Kebaruan Penelitian 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
15
A. Tinjauan Teori 15
1. Tinjauan Umum Tentang Covid-19 15
2. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan 27
3. Tinjauan Umum Tentang Sikap 33
4. Tinjauan Umum Tentang Tindakan 37
BAB III KERANGKA KONSEP
39
A. Dasar Pikir Penelitian 39
B. Kerangka Konsep Penelitian 40
C. Variabel Penelitian 41
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif 41
E. Hipotesis Penelitian 43
BAB IV METODE PENELITIAN
45
A. Jenis dan Desain Penelitian 45
B. Waktu dan Lokasi Penelitian 45
C. Populasi dan Sampel 46
D. Instrumen Penelitian 48
E. Cara Pengumpulan Data 49
F. Cara Pengelolaan Data 50
G. Teknik Analisis Data 51
H. Etika Penelitian 54
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
55
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 55
B. Hasil Penelitian 57
C. Pembahasan Penelitian 64
BAB VI PENUTUP
70
A. Kesimpulan 70
B. Saran 71
DAFTAR PUSTAKA 73
LAMPIRAN 75

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kebaruan Penelitian
Tabel 5.1 Distribusi Tenaga Pemerintah Desa Wonggeduku
Tabel 5.2 Distribusi Mata Pencarian Masyarakat Desa Wonggeduku
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Gambaran Sikap Masyarakat
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Gambaran Tindakan Masyarakat
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Gambaran Pencegahan Penyebaran Covid-19
Tabel 5.9 Distribusi Pengetahuan dengan Tata Cara Pencegahan Penyebaran
Covid-19
Tabel 5.10 Distribusi Sikap dengan Tata Cara Pencegahan Penyebaran Covid-19
Tabel 5.11 Distribusi Tindakan dengan Tata Cara Pencegahan Penyebaran
Covid-19

DAFTAR GAMBAR
Gambar. 3.1 Bagan Kerangka Konsep Penelitian
Gambar. 4.1 Bagan desain penelitian Cross Sectional Study

DAFTAR SINGKATAN
Alpha CoV = Alpha Coronavirus
ARDS = Acute Respiratory Distress Syndrome
Beta CoV = Beta Coronavirus
COVID-19 = Corona Virus Disease 2019
Gamma CoV = Gamma Coronavirus
HCoV = Human Coronavirus
MERS = Middle East Respiratory Syndrome
ODP = Orang dalam pemantauan
OTG = Orang tanpa gejala
PDP = Pasien dalam pengawasan
PDPI = Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
SARS = Savere acute respiratory syndroum
WHO = Word Health Organization

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 2 Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 Kuesioner tentang Pencegahan Penyebaran Covid-19
Lampiran 4 Kuesioner tentang Pengetahuan
Lampiran 5 Kuesioner tentang Sikap
Lampiran 6 Kuesioner tentang Tindakan
Lampiran 7 Tabel Nilai Chi Kuadrat
Lampiran 8 Master Tabel Penelitian
Lampiran 9 Data Statistik Penelitian
Lampiran 10 Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 11 Izin Penelitian Mahasiswa
Lampiran 12 Izin Penelitian Balitbang
Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian
Lampiran 14 Dokumentasi

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan
penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan
penyakit infeksi saluran pernafasan, virus ini masuk dalam kelompok
betacoronavirus, dikatakan Coronavirus karena bentuk virus ini seperti
mahkota yang memiliki tonjolan-tonjolan glikoprotein, virus ini mengandung
RNA untai tunggal dengan ukuran diameter yang relative besar sekitar 120-
160 nm. Virus ini dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan droplet
saluran pernafasan orang yang terinfeksi (batuk dan bersin) dan dapat
bertahan selama berhari-hari di permukaan benda (Khafaie & Rahim, 2020).
Pada Desember 2019, kasus pneumonia misterius pertama kali
dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei. Sumber penularan kasus ini masih
belum diketahui pasti, tetapi kasus pertama dikaitkan dengan pasar ikan di
Wuhan. (Rothan HA, Byrareddy SN, 2020). tanggal 18 Desember hingga
29 Desember 2019, terdapat lima pasien yang dirawat dengan Acute
Respiratory Distress Syndrome (ARDS). (Ren L-L, et al, 2020). Sejak 31
Desember 2019 hingga 3 Januari 2020 kasus ini meningkat pesat, ditandai
dengan dilaporkannya sebanyak 44 kasus. Tidak sampai satu bulan, penyakit
ini telah menyebar di berbagai Provinsi lain di China, Thailand, Jepang, dan
Korea Selatan. (Huang C, et al, 2020). Secara global telah dilaporkan 141 juta
kasus konfirmasi COVID-19 di 72 negara dengan 3.01 juta kematian sampai
dengan 20 April 2021, termasuk Indonesia. Kontak yang erat dengan pasien
seperti anak, usia lanjut ataupun mereka dengan kondisi imunitas rendah.
(WHO, 2021).
Memasuki tahun 2020, penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) telah
menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat global (Zhang et al,
2020). Awal mula terjadinya infeksi virus COVID-19 berasal dari CHINA,
tepatnya di kota Wuhan. Banyak kasus pneumonia yang terjadi dikaitkan erat
dengan pasar yang ada di Kota Wuhan. Setelah melakukan penyidikan
terhadap pasar tersebut, Word Health Organization (WHO) menemukan virus
korona jenis baru yang didapat dari sampel yang diambil dari pasar tersebut,
dan virus itu dinamai novel coronavirus, namun tidak ada bukti pasti
mekanisme penularan virus tersebut. Akhirnya pada 11 Maret 2020, WHO
menyatakan novel coronavirus (COVID-19) sebagai kejadian luar biasa dan
menjadi pandemic global. Pada jumpa pers, Direktur Jendral WHO, Dr.
Tedros Adhanom Ghebreyesus, mencatat bahwa selama 2 minggu terakhir,
jumlah kasus di luar China meningkat 13 kali lipat dan sejumlah negara
dengan kasus meningkat tiga kali lipat (Cucinotta & Vanelli, 2020).
Kejadian luar biasa oleh COVID-19 bukanlah merupakan kejadian
yang pertama kali. Pada tahun 2002 severe acute respiratory syndrome
(SARS) disebabkan oleh SARS-Corona Virus (SARS-CoV) dan penyakit
Middle East respiratory syndrome (MERS) tahun 2012 disebabkan oleh
MERS-Corona Virus (MERS-CoV) dengan total akumulatif kasus sekitar
10.000 (1000-an kasus MERS dan 8000-an kasus SARS), lalu Mortalitas yang
diakibatkan oleh SARS sekitar 10% sedangkan MERS lebih tinggi yaitu
sekitar 40%. Golongan virus ini termasuk golongan yang berbahaya karena
virus ini mengakibatkan peningkatan angkatan morbiditas dan mortalitas yang
tinggi dan infeksi yang diakibatkan oleh virus ini memiliki ciri manifestasi
klinis tertentu (PDIP, 2020).
Berdasarkan laporan mengenai distribusi penyebaran Covid-19
menunjukan bahwa penularan terjadi pada pendamping wisata Cina yang
berkunjung ke Jepang disertai bukti lain terdapat penularan pada kontak
serumah pasien di luar Cina dari pasien terkonfirmasi dan pergi ke Kota
Wuhan kepada pasangannya di Amerika Serikat. Penularan langsung antar
manusia (human to human transmission) ini menimbulkan peningkatan
jumlah kasus yang luar biasa hingga pada akhir Januari 2020 didapatkan
peningkatan 2000 kasus terkonfirmasi dalam 24 jam. Pada akhir Januari 2020
WHO menetapkan status Global Emergency pada kasus virus Corona ini dan
pada 11 Februari 2020 WHO menamakannya sebagai Covid-19 (Zhu et al.,
2020).
Manifestasi klinis COVID-19 sangat bervariasi salah satunya adalah
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) meskipun pada pemeriksaan
radiologi foto thorax, hasilnya tidak menunjukan tanda-tanda khas
pneumonia (Guan et al., 2020). Kemenkes mengungkap gejala klinis dari
infeksi COVID-19, antara lain demam, batuk, pilek, gangguan saluran
pernafasan, dan sakit tenggorokan (Kemenkes, 2020).
Pada bulan April 2020, tercatat jumlah kasus positif diseluruh dunia
telah mencapai 141 juta kasus. Negara dengan kasus terbanyak adalah
Amerika Serikat dengan jumlah 30 juta kasus; Brasil dengan jumlah 11,4 juta
kasus; dan India dengan jumlah 11,3 juta kasus (KEMENKES, 2021).
Di Asia Tenggara pada bulan Oktober 2020 tercatat jumlah kasus
positif sebanyak 719.093 kasus, dimana jumlah kasus terbanyak berada di
Filipina dengan jumlah kasus sebanyak 322.497 kasus positif. Sementara
Negara dengan kasus terendah adalah Laos di mana jumlah kasus positif
sebanyak 23 kasus (KEMENKES, 2020).
Berdasarkan data yang diperoleh, Indonesia pada bulan April 2021
memiliki penambahan kasus yang sangat signifikan dari tahun 2020 kemarin
yang di mana jumlah bertambah menjadi 1,61 juta kasus positif, dan 43.777
meninggal dunia. (KEMENKES, 2021). Hal ini tentunya menjadi perhatian
pemerintah Indonesia untuk semakin memperhatikan dan juga melakukan
langkah pencegahan yang lebih ketat lagi.
Dalam mendukung pernyataan yang dikeluarkan WHO mengenai
pandemic global, Pemerintah Indonesia juga menyatakan wabah akibat
COVID-19 ini sebagai bencana Nasional non alam. Untuk itu telah dilakuka
upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di masyarakat, mulai dari tingkat
Menteri sampai Kepala Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota Madya
(Zahrotunnimah, 2020). Tindakan yang dilakukan pemerintah dalam
mengantisipasi dan mengurangi jumlah penderita virus korona di Indonesia
sudah dilakukan di seluruh daerah. Diantaranya dengan menerapkan kebijakan
membatasi aktifitas keluar rumah, kegiatan sekolah dirumahkan, bekerja dari
rumah (work from home), bahkan kegiatan beribadah dilakukan di rumah juga.
Kebijakan yang diambil pemerintah dalam rangka mengurangi penyebaran
wabah ini antara lain dengan melakukan penutupan beberapa akses jalan
dalam waktu tertentu, pembatasan jumlah transportasi public, pembatasan jam
operasional transportasi, yang tentunya kebijakan itu dimaksudkan untuk
dapat menahan laju aktifitas masyarakat keluar rumah. Hampir seluruh
kegiatan dirumahkan, dan kebijakan ini disebutkan dengan lockdown (Yunus,
2020).
Kegiatan lockdown merupakan bagian dari peraturan perundang-
undangan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 6 tahun 2018 tentang
Kekarantinaan Kesehatan yang membahas Kekarantinaan Kesehatan di pintu
masuk dan di wilayah, dilakukan melalui kegiatan pengamatan penyakit dan
factor risiko kesehatan masyarakat terhadap alat angkut, orang, barang,
dan/atau lingkungan, serta respon terhadap Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat dalam bentuk tindakan Kekarantinaan Kesehatan. Lockdown
diharapkan dapat membantu mencegah penyebaran infeksi COVID-19 ke
suatu wilayah, sehingga masyarakat yang berada di suatu wilayah tersebut
dapat terhindar dari wabah yang cepat menyebar tersebut (Annisa, 2020).
Kebijakan lain yang diberlakukan oleh pemerintah Indonesia dalam
rangka mencegah penularan dan penyebaran COVID-19, adalah himbauan
untuk melakukan isolasi atau karantina mandiri, Juru bicara kementerian
kesehatan untuk COVID-19 Ahmad Yurianto, menyampaikan bahwa esensi
utama dalam pelaksanaan isolasi mandiri adalah memisahkan orang yang
berpotensi sebagai sumber penyebar virus kepada orang-orang di sekitarnya.
Isolasi mandiri perlu dilakukan pada orang sakit yang telah melakukan
pemeriksaan dan ditemukan adanya virus SARS-CoV-2 di tubuhnya dan
sangat berpotensi untuk menularkan virusnya ke orang lain, orang dengan
hasil rapid test positif, serta yang memiliki keluhan yang menyerupai gejala
penyakit COVID-19, seperti suhu tubuh panas melibihi 38,5 ℃ , batuk, serta
saluran pernafasan tidak nyaman (Zendrato, 2020). Langkah-langkah kongkret
dan sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi COVID-19
sendiri adalah sering cuci tangan menggunakan sabun, gunakan masker saat
keluar rumah, konsumsi gizi yang seimbang, hati-hati kontak dengan hewan,
rajin berolahraga dan istirahat yang cukup, jangan mengonsumsi daging yang
tidak dimasak, dan jika mengalami batuk pilek serta sesak nafas bisa langsung
ke fasilitas kesehatan (Kemenkes, 2020).
Sementara itu, menurut data yang diperoleh dari tim Satuan Tugas
Covid-19 Provinsi Sulawesi Tenggara pada bulan Februari 2021 setidaknya
terdapat 9.949 jumlah kasus positif terkonfirmasi dengan jumlah kasus
tertinggi berada di Kota Kendari dengan jumlah 4.488 kasus, dan kemudian
Kota Bau-bau berada di urutan ke-2 dengan jumlah 1.058 kasus dan Kolaka
diurutan ke-3 dengan jumlah 953 kasus.
Menurut data dari Satgas Provinsi untuk angka kasus Covid 19 di
Daerah Konawe pada bulan Agustus 2020 terdapat 27 kasus yang
terkonfimasi positif Covid-19. Kemudian untuk wilayah kerja Puskesmas
Wonggeduku Barat khususnya di Desa Wonggeduku setidaknya terdapat 14
kasus atau 50% kasus positif Covid-19 dari data Kabupaten Konawe.
Berdasarkan tingginya risiko dan angka kejadian infeksi COVID-19,
maka perilaku pencegahan penularan COVID-19 sangatlah penting. Oleh
karena itu perlu dilakukan edukasi mengenai cara perilaku pencegahan. Peran
yang dapat dilakukan untuk membantu pencegahan penularan COVID-19 ini
sangatlah penting diantaranya seperti membantu mengedukasi masyarakat
yang kemudian pemberian edukasi ini diharapkan mampu membuat sikap dan
tindakan masyarakat ini bisa lebih baik dalam menghadapi dan melawan
penyebaran penyakit COVID-19.
Dari kondisi lapangan yang didapatkan peneliti, dimana masyarakat
yang mempunyai resiko terbesar terinfeksi Covid-19 ini terdapat beberapa
masalah diperilaku mereka, dikarenakan 7 dari 10 orang masyarakat
menganggap bahwa Covid-19 itu tidak ada sama sekali. Setelah penelusuran
peneliti dengan mewawancarai langsung masyarakat, penyebab dari ketidak
percayaan mereka ini adalah dikarenakan perilakunya yang kurang benar
dalam menanggapi atau menerima berita tentang Covid-19 ini, dimana
perilaku ini terdiri dari pengetahuan, sikap, dan tindakan.
Masalah perilaku ini yang mengawali ketidakpercayaan masyarakat
yaitu, pengetahuan mereka yang sangat minim mereka dapatkan apalagi
dizaman digital ini yang beritanya tidak bisa menjamin apakah fakta atau
hoax, setelah wawancara ternyata masyarakat ini mengatakan tidak percaya
dengan Covid-19 karena mendapat berita dari social media yang mengatakan
bahwa Virus Covid-19 ini hanya “konspirasi” belaka saja, maka dari itu efek
dari pengetahuan ini mempengaruhi sikap dan tindakan masyarakat tersebut
yang kemudian membuat mereka bersikap apatis terhadap Virus Covid-19 ini
dan juga bahkan dari sikap apatis ini tindakan mereka dalam melaksanakan
aturan protocol kesehatan yang ditetapkan WHO dan juga pemerintah itu
diabaikan tanpa dasar yang jelas dan juga kuat, apalagi berbicara tentang
masyarakat yang berada didesa Wonggeduku yang memiliki budaya sopan
santun yang sangat kental, pada akhirnya pemuda serta petugas kesehatan
yang bertugas untuk memberi edukasi kepada masyarakat itu sulit diberikan
pada masyarakat ini karena pendirian mereka yang tidak bisa menerima
pengajaran dari anak-anak muda.
Tata cara pencegahan penyebaran Covid-19 ini bias dilakukan dengan
beberapa hal seperti mencuci tangan dengan benar, menggunakan masker,
menjaga daya tahan tubuh menerapkan physical distancing dan isolasi
mandiri, serta membersihkan rumah dan melakukan disinfeksi secara rutin.
Dari tata cara di atas jika kita melakukannya dengan baik dan benar, maka kita
mampu meminimalisir diri kita serta orang terdekat kita dari terinfeksi Covid-
19, karena hal tersebut adalah tujuan dari dilakukannya langkah-langkah atau
tata cara pencegahan penyebaran Covid-19.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
“Hubungan Perilaku dengan Tata Cara pencegahan penyebaran Covid-19 di
wilayah kerja Pukesmas Wonggeduku Barat Kabupaten Konawe”

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan diteliti oleh peneliti berdasarkan
uraian diatas adalah :
1. Apakah ada hubungan antara pengetahuan dan tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku Kec. Wonggeduku Barat
Kabupaten Konawe ?
2. Apakah ada hubungan antara sikap dan tata cara pencegahan penyebaran
Covid-19 di Desa Wonggeduku Kec. Wonggeduku Barat Kabupaten
Konawe ?
3. Apakah ada hubungan antara tindakan dan tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku Kec. Wonggeduku Barat
Kabupaten Konawe ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan, sikap dan
tindakan dengan tata cara pencegahan penyebaran Covid-19 di Desa
Wonggeduku Kec. Wonggeduku Barat.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku Kec. Wonggeduku Barat
Kabupaten Konawe.
b. Mengetahui hubungan antara sikap dan tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku Kec. Wonggeduku Barat
Kabupaten Konawe.
c.Mengetahui hubungan antara tindakan dan tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku Kec. Wonggeduku Barat
Kabupaten Konawe.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat mengenai
factor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan masyarakat terhadap
pencegahan penyebaran Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas
Wonggeduku Barat.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai rekomendasi pemerintah
untuk upaya pencegahan penyebaran penyakit Covid-19
b. Hasil penelitian dapat digunakan masyarakat sebagai referensi upaya
pencegahan penularan penyakit Covid-19
c. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai literature untuk menambah
pengetahuan mahasiswa
d. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu dasar untuk
penelitian lebih lanjut.

E. Kebaruan Penelitian
Tabel 1.1 Kebaruan Penelitian
Nama Metode Variabel
No Judul Peneliti Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian Penelitian
1 Devi Pramita, Hubungan antara Cross Pengetahuan, Terdapat
et al Pengetahuan sectional kepatuhan hubungan antara
(2020) Masyarakat dengan penggunaan pengetahuan
Kepatuhan massker masyarakat
Penggunaan Masker dengan
Sebagai Upaya kepatuhan
Pencegahan menggunakan
Penyakit Covid-19 masker sebagai
di Ngronnggah upaya
pencegahan
penyakit Covid-
19

2 Budi Yanti, et Pengetahuan, sikap Cross Pengetahuan, Penelitian ini


al dan perilaku sectional Sikap, menunjukan
(2020) masyarakat Perilaku bahwa mayoritas
terhadap kebijakan responden
jaga jarak sebagai memiliki
pencegahan pengetahuan
penularan Covid-19 yang baik (99%),
di Indonesia sikap posittif
(59%) dan
perilaku baik
(93%) terkait
social distancing.
Diantara
responden yang
memiliki
pengetahuan
yang baik juga
menunjukan
sikap positif
(58,85%) dan
perilaku yang
baik (93,3%).
Responden yang
memiliki sikap
positif juga
menunjukan
(98,7%)
3 Wulandari A, Hubungan Cross Karakteristik Jenis kelamin
et al karakteristik sectional individu, memiliki
(2020) individu dengan pengetahuan hubungan
pengetahuan signifikan
tentang pencegahan dengan
Coronavirus pengetahuan
Disease 2019 pada tentang
masyarakat di pencegahan
Kalimantan Selatan Covid-19.
Sedangkan umur,
pendidikan,
status pekerjaan
dan posisi dalam
keluarga tidak
memiliki
hubungan
dengan
pengetahuan
tentang
pencegahan
Covid-19.

4 Usman. S, et Pengetahuan dan Survey Pengetahuan, Hasil penelitian


al. sikap mahasiswa analitik sikap pada kuesioner
(2020) kesehatan tentang pengetahuan
pencegahan Covid- paling tinggi di
19 di Indonesia kategori baik
sebanyak 228
(51,35%)
sedangkan sikap
paling tinggi
berada di
kategori sikap
baik sebanyak
206 (46,39%).
5 Mujiburrahma Hubungan Cross Pengetahuan, Hasil penelitian
n. M, et al pengetahuan sectional perilaku menunjukan
(2020) dengan perilaku bahwa
pencegahan Covid- pengetahuan
19 di Masyarakat di responden
Dusun Potorono tentang
Banguntapan pencegahan
Bantul Covid-19
sebagian besar
dalam kategori
baik yaitu
sebanyak 86
responden
(82.7%).
Perilaku
responden
dalam
pencegahan
Covid-19
sebagian besar
dalam kategori
cukup yaitu
sebanyak 53
responden
(51.0%).
6 Riana Sari. A. Perilaku Cross Perilaku, Hasil penelitian
et al pencegahan Covid- sectional karakteristik menunjukan
(2020) 19 ditinjau dari individu, bahwa
karakteristik sikap mayoristas
Individu dan Sikap responden dalam
Masyarakat penelitian ini
adalah remaja
(90,90%),
mempunyai
status bekerja
(56,00%),
berjenis kelamin
perempuan
(69,30%),
memiliki sikap
positif terhadap
pencegahan
Covid-19
(99,15%) dan
mempunyai
perilaku yang
baik terhadap
pencegahan
Covid-19
(90,20%).

100

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Tinjauan Umum Tentang Covid-19
a. Pengertian Covid-19
Coronavirus merupakan kelurga besar virus yang menyebabkan
penyakit ringan sampai berat, seperti common cold atau pilek dan
penyakit yang serius seperti MERS dan SARS – penularannya dari
hewan kemanusia (zoonosis) dan penularan dari manusia ke manusia
sangat terbatas (Ph et al., 2020). Coronavirus merupakan virus RNA
strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Corona virus
tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Coronaviridae
dibagi dua subkeluarga dibedakan berdasarkan serotipe dan karakteristik
genom. Terdapat empat genus yaitu alpha coronavirus, beta
coronavirus, delta coronavirus dan gamma coronavirus. Coronavirus
bersifat sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat diinaktifkan oleh
desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu 56℃ selama
30 menit, eter, alcohol, asam perioksiasetat, detergen non-ionik,
formalin, oxidizing agent dan kloroform (PDPI, 2020)
b. Epidemiologi Covid-19
Kasus pertama COVID-19 dimulai pada Desember 2019, sejak
18 Desember 2019 hingga 29 Desember 2019, lima pasien diverifikasi di
rumah sakit dengan gejala klinis gangguan saluran nafas akut dan salah
satu dari pasien ini meninggal. Pada 2 Januari 2020, sebanyak 41 pasien
di rumah sakit telah diverifikasi memiliki infeksi COVID-19
berdasarkan hasil laboratorium, tingkat kerentanan terinfeksi virus ini
juga bergantung apakah pasien memiliki penyakit yang mendasarinya,
termasuk diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular (Rothan &
Byrareddy, 2020). Sejak kasus pertama diwuhan, terjadi peningkatan
kasus COVID-19 di china setiap hari dan memuncak diantara akhir
Januari hingga awal Februari 2020. Awal kebanyakan laporan dating
dari Hubei dan Provinsi di sekitar, kemudian bertambah hingga ke
Provinsi-Provinsi lain dan seluruh China (Wu and McGoogan, 2020)
Pada 23 Februari, 14 kasus COVID-19 telah didiagnosa di enam
negara bagian Amerika Serikat berikut: Arizona (satu kasus), California
(delapan), Illinois (dua), Massachusetts (satu), Washington (satu), dan
Wisconsin (satu). Dua belas dari 14 kasus ini terkait dengan perjalanan
ke Tiongkok, dan dua kasus terjadi melalui penularan dari orang ke
orang untuk menutup kontak rumah tangga seseorang dengan COVID-
19 yang terkonfirmasi. Terdapat 39 kasus tambahan dilaporkan diantara
warga negara AS yang dipulangkan, penduduk, dan keluarga mereka
yang kemabali dari provinsi Hubei, China (tiga), dan dari kapal pesiar
Putri Berlian yang berlabuh di Yokohama, Jepang. Dengan demikian,
ada 53 kasus Amerika Serikat dan tidak ada kematian yang dilaporkan di
Amerika Serikat. (2020, Daniel B. Jernigen)
Di Indonesia, pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia telah
melaporkan 2 unit COVID-19 yang dikonfirmasi. Pada 29 maret 2020,
kasus ini meningkat menjadi 1.285 kasus di 30 Provinsi. Lima Provinsi
tertinggi dalam 19 kasus adalah Jakarta (675), Jawa Barat (149), Banten
(106), Jawa Timur (90), dan Jawa Tengah (63) (KEMENKES RI 2020).
Peningkatan jumlah kasus terjadi cukup cepat dan telah terjadi
penyebaran antar negara. Menanggapi hal itu, WHO menetapkan
COVID-19 sebagai pandemic (Cucinotta dan Vanelli, 2020). Saat ini di
Indonesia pada tanggal 16 April 2021 memiliki kasus positif
(1.594.722), Sembuh (1.444.229), dan meninggal (43.196).
(KEMENKES RI 2021).
c. Etiologi Covid-19
Dalam laporan awal, analisis genom virus lengkap
mengungkapkan bahwa virus tersebut berbagi identitas urutan 88%
dengan dua coronavirus akut yang mirip kelelawar (SARS) yang
diturunkan kelelawar. Ada empat protein structural utama yang
dikodekan oleh genom koronaviral pada amplop, salah satunya adalah
spike protein (S) yang berikatan dengan reseptor enzim pengonversi
angiotensin 2 (ACE2) dan memediasi fusi selanjutnya antara pembunkus
sel dan sel inang untuk membantu entri virus ke dalam sel inang. Pada
11 februari 2020, kelompok studi Coronavirus (CSG) dar Komite
Internasional tentang Taksonomi Virus akhirnya menetapkannya sebagai
syndrome pernafasan akut berat coronavirus 2 (SARS-CoV-2)
berdasarkan filogeni, taksonomi, dan praktik yang sudah mapan. Segera
kemudian, WHO menyebut penyakit yang disebabkan oleh coronavirus
ini sebagai Penyakit Coronavirus 2019 (COVID 19).berdasarkan data
saat ini, tampaknya COVID-19 mungkin awalnya dihosting oleh
kelelawar, dan mungkin telah ditransmisikan ke manusia melalui
trenggiling atau hewan liar lainnya yang dijual dipasar makanan laut
Huanan tetapi penyebaran selanjutnya melalui transmisi manusia ke
manusia (Chen et al, 2020).
SARS-CoV-2 adalah virus RNA untai positif dengan penampilan
seperti mahkota di bawah mikroskop elekton (corona adalah istilah latin
untuk mahkota) karena adanya tonjolan glikoprotein pada pembungkus
sel. Subfamily Orthocoronavirinae dari keluarga Coronaviridae (ordo
Nidovirales) digolongkan ke dalam empat gen CoV: Alphacoronavirus
(alphaCoV), Betacoronavirus (betaCoV), Deltacoronavirus (deltaCoV),
dan Gammacornavirus (gammaCoV). Selanjutnya, genus betaCoV
membelah menjadi lima sub-genera atau garis keturunan. Karakterisasi
genom telah menunjukan bahwa mungkin kelelawar dan tikus adalah
sumber gen alphaCoVs dan betaCoVs. Sebaliknya, spesies burung
tampaknya mewakili sumber gen deltaCoVs dan gammaCoVs. Anggota
keluarga besar virus ini dapat menyebabkan penyakit pernafasan,
enteric, hati, dan neurologis pada berbagai spesies hewan termasuk unta,
sapi, kucing, dan kelelawar. Sampai saat ini, tujuh CoV manusia (HCV)
yang mampu menginfeksi manusia telah diidentifikasi. Beberapa HCoV
diidentifikasi pada pertengahan 1960-an, sementara yang lain hanya
terdeteksi pada millennium baru. Secara umum, perkiraan menujukan
bahwa 2% dari populasi adalah pembawa CoV yang sehat dan bahwa
virus ini bertanggung jawab atas sekitar 5% hingga 10% dari infeksi
pernafasan akut. CoV manusia pada umumnya: HCoV-OC43, dan
HCoV-HKU1 (betaCoVs dari garis keturunan HCoV-229E, dan HCoV-
NL63 (alphaCoVs). Mereka dapat menyebabkan pilek dan infeksi
pernafasan atas yang sembuh sendiri pada individu yang
imunokompetes. Pada subyek yang mengalami gangguan kekebalan dan
oran tua, infeksi saluran pernafasan bagian bawah dapat terjadi.CoV
manusia lainnya: SARS-CoV, SARS-CoV-2, dan MERS-CoV
(betaCoVs dari garis keturunan B dan C, masing-masing). Ini
menyebabkan epidemic dengan tingkat keparahan klinis bervariasi
dengan manifestasi pernafasan dan ektra-pernafasan. Mengenai SARS-
CoV, MERS-CoV, angka kematian masing-masing hingga 10% dan
35%. (Cascella et al, 2020).
d. Faktor Resiko Covid-19
Penyakit komorbid hipertensi dan diabetes mellitus, jenis
kelamin laki-laki, dan perokok aktif merupakan faktor resiko dari
infeksi SARS-CoV-2. Distribusi jenis kelamin yang lebih banyak pada
laki-laki diduga terkait dengan prevelansi peroko aktif yang lebih tinggi.
Pada perokok, hipertensi, dan diabetes mellitus, diduga ada peningkatan
ekpresi receptor ACE2. (Widayat, 2020). Pengguna ACE Inhibitor
(ACE-I) atau angiotensis receptor blocker (ARB) berisiko mengalami
COVID-19 yang lebih berat. Terkait dugaan in, European Sociaety of
Cardiology (ESC) menegaskan bahwa belum ada bukti meyakinkan
untuk menyimpulkan manfaat positif atau negative obat golongan ACE-I
atau ARB, sehingga pengguna kedua jenis obat ini sebaiknya tetap
melanjutkan pengobatannya. (Erni, 2020), beberapa faktor risiko lain
yang ditetapkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
adalah kontak erat, termasuk tinggal satu rumah dengan pasien COVID-
19 dan riwayat perjalanan ke area terjangkit. Berada dalam satu
lingkungan namun tidak kontak dekat (dalam radius 2 meter) dianggap
sebagai risiko rendah. Tenaga medis merupakan salah satu populasi yang
berisiko tinggi tertular. Di italia, sekitar 9% kasus COVID-19 adalah
tenaga medis. Di China, lebih dari 3.300 tenaga medis juga terinfeksi,
dengan mortalitas sebesar 0,6%. (Susilo et al, 2020).
e. Manifestasi Klinis Covid-19
Manifestasi klinis pasien COVID-19 memiliki spectrum yang
luas, mulai dari tanpa gejala (asimtomatik), gejala ringan, pneumonia,
pneumonia berat, ARDS, sepsis, hingga syok sepsis, gejala ringan
Populasi
didefinisikan sebagai pasien dengan infeksi akut saluran napas atas tanpa
(Sampel) komplikasi, bisa disertai dengan demam, fatigue, batuk (dengan atau
tanpa sputum), anoreksia, malaise, nyeri tenggorokoan, kongesti nasal,
atau sakit kepala. Sebagian besar pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2
menunjukan gejala-gejala pada system pernafasan seperti demam, batuk,
bersin, dan sesak nafas. Berdasarkan data 55.924 kasus, gejala tersering
adalah demam, batuk kering, dan fatigue. Gejala lain yang dapat
ditemukan adalah batuk produktif, sesak nafas, sakit tenggorokan, nyeri
kepala, myalgia/arthralgia, menggigil, mual/muntah, kongesti nasal,
diare, nyeri abdomen, hemoptysis, dan kongesti konjungtiva. (Susilo et
al, 2020)
Sedangkan menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Infeksi
COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala
klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >38 derajat celcius), batuk
dan kesulitan bernafas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat,
fatigue, myalgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran
nafas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada
kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok
septik, asidosis metabolic yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau
disfungsi system koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien,
gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam.
Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil
dalam kondisi kritis bahkan meninggal. Berikut syndrome klinis yang
dapat muncul jika terinfeksi. (PDPI, 2020)
f. Protokol Operasional Covid-19
Beberapa istilah operasional dalam protocol COVID-19
(KEMENKES RI, 2020).

1. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)


a). Orang dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
yaitu demam (≥38 ℃ ) atau riwayat demam; disertai salah satu
gejala/tanda penyakit pernafasan seperti: batuk/sesak nafas/sakit
tengorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat dan tidak ada
penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan
dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang melaporkan
transmisi local.
b). Orang dengan demam (≥38 ℃ ) atau riwayat demam atau
ISPA dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki
riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19.
c). Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang
membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tidak ada
penyebabnya lain berdasarkan gambaran klinis yang
menyakinkan.
2. Orang Dalam Pemantauan (ODP)
a). Orang yang mengalami demam (≥38 ℃ ) atau riwayat
demam; atau gejala gangguan system pernafasan seperti
pilek/sakit tenggorokan/batuk dan tidak ada penyebab lain
berdasarkan gambaran klinis yang menyakinkan dan pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau
tinggal di negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
b). Orang yang mengalami gejala gangguan system
pernafasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk dan pada 14
hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak
dengan kasus konfirmasi COVID-19.
3. Orang Tanpa Gejala (OTG)
Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular
dari orang konfirmasi COVID-19. Orang tanpa gejala (OTG)
merupakan kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19. Kontak
erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada
dalam ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter dengan kasus
pasien dalam pengawasan atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum
kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
Kelompok yang termasuk kontak erat adalah :
a. Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan
membersihkan ruangan di tempat perawatan kasus tanpa
menggunakan APD sesuai standar.
b. Orang yang berada dalam suatu ruangan yang sama dengan kasus
(termasuk tempat kerja, kelas, rumah, acara besar) dalam 2 hari
sebelum timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul
gejala.
c. Orang yang berpergian bersama (radius 1 meter) dengan segala
jenis alat angkut/kendaraan dalam 2 hari sebelum kasus timbul
gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
g. Pengendalian dan Pencegahan Infeksi Covid-19
Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI) merupakan bagian
vital dalam manajemen klinis masyarakat dan pasien.
Standar pencegahan PPI terdiri atas :
1. Kebersihan tangan (hand . hygiene): dengan prinsip ‘6 Langkah 5
Momen’ sesuai panduan WHO.
2. Alat pelindungan diri (APD): mulai dari masker (surgical atau N95),
sarung tangan karet, kacamata pelindung (googles), hingga
pakaian/jubah pelindung infeksi sekali pakai.
3. Pencegahan tertusuk jarum atau benda tajam: terutama pada staff
kesehatan atau pasien,diperlukan alur tatalaksana jika terjadi
kecelakaan seperti ini.
4. Pembersihan/perawatan lingkungan rumah dan rumah sakit: untuk
memastikan kondisi selalu bersih terutama pada ruangan yang
digunakan untuk penangan pasien infeksius.
5. Pencucian dan disenfektan peralatan medis: sebagian sarana
pencegahan berpindahnya pathogen dari alat kesehatan yang sudah
digunakan.
6. Manajemen pembuangan limbah medis: sampah medis infeksius
dibuang pada tempat sampah berwarna kuning dan diberi label
‘limbah infeksius’, sementara sampah biasa (non-infeksius) dibuang
pada tempat sampah dengan warna gelap dan diberi label ‘sampah
non-infeksius’.
Adapun pengendalian dan juga pencegahan yang diterapkan oleh
pemerintah untuk masyarakat yang saat ini masih selalu diberlakukan
yaitu:
1. Pembatasan Interaksi Fisik dan Pembatasan Sosial (Physical
contact.physical Distancing dan Social Distancing)
Pembatasan social adalah pembatsan kegiatan tertentu
penduduk dalam suatu wilayah. Pembatasan social ini dilakukan oleh
semua orang di wilayah yang diduga terinfeksi penyakit. Pembatasan
social berskala besar bertujuan untuk mencegah meluasnya
penyebaran penyakit di wilayah tertentu. Pembatasan social berskala
besar paling sedikit meliputi: meliburkan sekolah dan tempat kerja;
pembatasan kegiatan keagamaan; dan/atau pembatasan kegiatan di
tempat atau fasilitas umum. Selain itu, pembatasan social juga
dilakukan dengan meminta masyarakat untuk mengurangi untuk
mengurangi interaksi sosialnya dengan tetap tinggal di dalam rumah
maupun pembatasan penggunaan transportasi public.
Pembatasan social dalam hal ini adalah jaga jarak fisik
(physical distancing), yang dapat dilakukan dengan cara:
a. Dilarang berdekatan atau kontak fisik dengan orang mengatur
jarak minimal 1 meter, tidak bersalaman, tidak berpelukan
dan berciuman.
b. Hindari penggunaan tranportasi public (seperti kereta, bus,
dan angkot) yang tidak perlu, sebisa mungkin hindari jam
sibuk ketika berpergian.
c. Bekerja dari rumah (Work Form Home), jika memungkinkan
dan kantor memberlakukan ini.
d. Dilarang berkumpul massal di kerumunan dan fasilitas
umum.
e. Hindari berpergian ke luar kota/luar negeri termasuk ke
tempat-tempat wisata.
f. Hindari berkumpul teman dan keluarga, termasuk
berkunjung/bersilaturahmi tatap muka dan menunda kegiatan
bersama. Hubungi mereka dengan telepon, internet, dan
media social.
g. Gunakan telepon atau layanan online untuk menghubungi
dokter atau fasilitas lainnya.
h. Jika anda sakit, dialarang mengunjungi orang tua/lanjut usia.
Jika anda tinggal satu rumah dengan mereka, maka hindari
interaksi langsug dengan mereka.
i. Untuk sementara waktu, anak sebaiknya bermain sendiri
dirumah.
j. Untuk sementara waktu, dapat melaksanakan ibadah dirumah.

2. Menerapkan Etika Batuk dan Bersin


Menerapkan etika batuk dan bersin meliputi:
a. Jika terpaksa harus bepergian, saat batuk dan bersin gunakan
tisu lalu langsung buang tisu ke tempat sampah dan segera
cuci tangan.
b. Jika tidak ada tisu, saat batuk dan bersin tutupi dengan lengan
atas bagian dalam.
2. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil
tahu seseorang terhadap suatu objek melalui indera yang dimilikinya
sehingga menghasilkan pengetahuan. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia yakni, indera pendengaran, penglihatan,
penciuman, perasaan dan perabaan. Sebagian pengetahuan manusia
didapat melalui mata dan telinga (Listiani, 2015). Dengan sendirinya
pada waktu penginderaan sehingga menghasilkan pengetahuan
tersebut sangat di pengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi
terhadap objek (Notoatmodjo, 2014).
Setiap orang memiliki pengetahuan, dan setiap orang memiliki
tingkat pengetahuan yang berbeda-beda. Menurut (Listiani, 2015), ia
menyebutkan secara garis besar tingkat pengetahuan seseorang
diantaranya, yaitu : Tahu (Know), Memahami (Comprehensif),
Aplikasi (Aplication), Analisis (Analysis), Sintesis (Synthesis), dan
Evaluasi (Evaluation). Banyak cara untuk memperoleh pengetahuan,
salah satunya melalui kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu
kegiatan yang mencerdaskan. Melalui proses belajar dapat membuat
seseorang memperoleh pengetahuan baru dan membuka wawasan
berfikirnya (Listiani, 2015). Dampaknya, bagi orang yang berwawasan
yaitu, perubahan perilaku, hal ini berarti semakin baik pengetahuan
seseorang maka perilakunya pun semakin baik (Listiani, 2015).
b. Tingkat Pengetahuan
Notoatmodjo (2014), mengemukakan terdapat 6 tingkat
pengetahuan, diantaranya:
1. Tahu (Know)
Tahu artinya hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah
ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya tahu bahwa
buah tomat banyak mengandung vitamin C, jamban adalah tempat
membuang air besar, penyakit demam berdarah ditularkan oleh
gigitan nyamuk Aedes Agepti, dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut,
tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui
tersebut. Misalnya orang memahami cara pemberantasan penyakit
demam berdarah, bukan hanya sekedar menyebutkan 3M
(mengubur, menutup, dan menguras), tetapi harus dapat
menjelaskan mengapa harus menutup, menguras, dan sebagainya,
tempat-tempat penampungan air tersebut.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi yang lain. Misalnya seseorang yang
telah paham tentang proses perencanaan program kesehatan di
tempat ia bekerja atau dimana saja.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang
diketahui. Misalnya dapat membedakan antara nyamuk Aedes
Agepty dengan nyamuk biasa.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesi menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum
atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-
komponen pengetahuan yang dimiliki, misalnya dapat membuat
atau meringkas dengan kata-kata atau kalimat sendiri tentang hal-
hal yang telah dibaca atau didengar dan dapat membuat kesimpulan
tentang artikel yang telah dibaca.

6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini
dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Misalnya
seorang ibu dapat menilai atau menentukan seorang anak menderita
malnutrisi atau tidak.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Wawan & Dewi (2010) ada beberapa factor yang
mempengaruhi pengetahuan dalam diri sendiri dalam diri seseorang
antara lain:
1. Factor Internal
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbangan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita
tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi
kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
b) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga

c) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai berulang tahun. Usia mempengaruhi terhadap daya
tangkap dan pola pikir seseorang.
2. Factor Eksternal
a) Factor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
b) Social Budaya
System social budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
d. Jenis Pengetahuan
Berdasarkan Dombrowski et al. (2013), pengetahuan terbagi
menjadi 3 jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Pengetahuan eksperimental (Experiental knowledge)
Pengetahuan eksperimental adalah pengetahuan yang
didapatkan dari koneksi langsung dengan lingkungan, melalui
system sensorik, dan kemudian diproses oleh otak. Misalnya, jika
seseorang ingin mengetahui bagaimana melakukan operasi usus
buntu atau apendektomi, maka orang tersebut harus melihat proses
operasi, memahami bagaimana cara kerjanya, dan juga melakukan
operasi tersebut secara langsung. Pengetahuan semacam ini, tidak
bisa didapatkan hanya dengan membaca buku dan melihatnya di
suatu layar kaca saja tanpa turun langsung ke lapangan.
Pengetahuan eksperimental merupakan hal yang personal, karena
hanya dapat jika system sensorik melakukan kontak langsung yang
kemudian informasi tersebut dilanjutkan untuk diproses oleh otak.
Pengetahuan ini secara prinsip didasarkan pada persepsi dan
refleksi.
2. Keterampilan (Skills)
Keterampilan diartikan sebagai pengetahuan tentang
bagaimana melakukan sesuatu (know-how). Pengetahuan ini
didasarkan pada pengetahuan eksperimental, tetapi merupakan
pengetahuan yang terstruktur dengan baik dan berorientasi pada
aksi yang didapatkan dengan cara melakukan suatu tugas secara
berulang dan belajar pada saat melakukannya. Pengetahuan jenis
ini digunakan untuk mempelajari hal seperti bagaimana cara
memanah, bermain alat music ataupun berenang. Pengetahuan ini
sering juga disebut sebagai pengetahuan procedural (procedural
knowledge).
3. Klaim pengetahuan (knowledge claims)
Jenis pengetahuan ini adalah pengetahuan yang seseorang
ketahui, atau orang tersebut merasa bahwa dia tau. Tidak dapat
diketahui seberapa banyak pengetahuan yang diketahui seseorang
karena pengetahuan yang dimaksut termasuk pengetahuan eksplisit
dan pengetahuan yang tersirat. Pengetahuan eksplisit adalah
sesuatu yang dipelajari di sekolah, yang didapat dari buku, ataupun
yang didengar dari pembicara konferensi. Pengetahuan tersirat
yang dimaksut berarti pengalaman yang terdapat di zona bawah
sadar dan dimanifestasikan sebagai intuisi. Bahasa adalah
komponen esensial yang mengubah pengalaman emosional dan
spiritual menjadi pengetahuan rasional atau eksplisit.
e. Pengukuran Pengetahuan
Menurut Arikunto (2010) pengetahuan seseorang dapat
diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif,
yaitu:
1. Baik, bila subyek menjawab benar ≥50% seluruh pertanyaan.
2. Kurang, bila subyek menjawab benar <50% seluruh pertanyaan.
3. Tinjauan Umum Tentang Sikap
a. Definisi Sikap
Sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus
atau objek tertentu. Yang sudah melibatkan factor pendapat dan emosi
yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-
tidak baik, dan sebagainya) (Notoatmodjo 2014). Menurut
Rajaratenam, dkk (2014), menyebutkan sikap merupakan reaksi atau
respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau
objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat langsung tetapi hanya
dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap
secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi
yang bersifat emosional terhadap stimulus social.
Sikap (Attitude) adalah evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap
seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau
memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada
objek tersebut (Listiani 2015).
Menurut Azwar (2013) struktur sikap terdiri dari tiga
komponen yang saling menunjang yaitu : Komponen Kognitif,
Komponen Afektif, Komponen Perilaku/Konatif. Komponen-
komponen sikap tersebut sangat menunjang pembentukan sikap
seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, terdapat beberapa factor-faktor yang mempengaruhi
sikap seseorang, antara lain: pengalaman pribadi, pengaruh orang lain
yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga
pendudukan dan lembaga agama, dan factor emosional (Azwar, 2013).
b. Komponen Sikap
Menurut Wawan & Dewi (2010) menyebutkan 3 komponen
sikap yaitu:
1. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai
oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan
stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat
disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut
masalah isu atau problem yang kontroversial.
2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek
emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling
dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling
bertahan terhadap pengaruhi yang mungkin adalah mengubah sikap
seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang
memiliki seseorang terhadap sesuatu.
3. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku
tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang. Dan berisi
tendensi atau kecenderungan untuk bertindak/beraksi terhadap
sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang
dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap
seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.
c. Tingkatan Sikap
Menurut Notoatmodjo (2014) bahwa sikap terdiri dari berbagai
tingkatan yakni:
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima
stimulus yang diberikan (objek).
2. Menanggapi (responding)
Menanggapi diartikan memberikan jawaban atau tanggapan
terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.

3. Menghargai (valuing)
Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang
positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya
dengan orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau
menganjurkan orang lain merespon.
4. Bertanggung Jawab (responsible)
Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab
terhadap apa yang telah diyakininya.
d. Factor-faktor yang Mempengaruhi Sikap
Menurut Wawan & Dewi, (2010) bahwa factor-faktor yang
mempengaruhi sikap antara lain:
1. Pengalaman Pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi
haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan
lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi
dalam situasi yang melibatkan factor emosional.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang
konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.
3. Pengaruh kebudayaan
Tanpa didasari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap
kita terhadap berbagai masalah.

4. Media Massa
Dalam pemberitaan surat kabar, radio atau komunikasi lainnya,
berita yang seharusnya factual disampaikan secara obyektif
cenderung dipengaruhi. Oleh sikap penulisannya, akibatnya
berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
5. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga
agama sangat menentukan system kepercayaan tidaklah
mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut
mempengaruhi sikap.
6. Factor Emosional
Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang
berfungsi sebagai semacam penyaluran atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego.
4. Tinjauan Umum Tentang Tindakan
a. Pengertian Tindakan
Tindakan adalah cara bertindak yang menunjukan tingkah laku
seseorang dan merupakan hasil kombinasi antara pengembangan
anatomis, fisiologi dan psikologis (Kast dan Rosenweig, 1996).
b. Factor-factor yang mempengaruhi tindakan
Menurut Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003), tindakan
ditentukan oleh 3 faktor, yaitu :

1. Factor Predisposisi (Prediposisi factors)


Factor predisposisi mencangkup beberapa hal, antara lain
pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan
kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
masalah kesehatan, system nilai yang dianut masyarakat, tingkat
pendidikan, tingkat social ekonomi dan sebagainya.
2. Factor Pendukung (Enabling Faktors)
Factor ini mencangkup ketersediaan alat, sarana dan
prasarana atau fasilitas kesehatan masyarakat.
3. Factor Penguat (Reinforcing Factors)
Sikap dan tindakan petugas, dukungan suami dan tindakan
tokoh masyarakat.

100

BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pikir Penelitian
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan
penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan
penyakit infeksi saluran pernafasan. Pemberian nama coronavirus dikarenakan
bentuknya yang seperti mahkota yang memiliki tonjolan-tonjolan
glikoprotein, virus ini mengandung RNA untai tunggal dengan ukuran
diameter yang relative vesart sekitar 120-160 nm. Ketika seseorang terkena
virus ini maka ada beberapa gejala yang akan muncul diantaranya sakit pada
bagian tenggorokan, flu dan batuk berhari-hari, meningkatnya suhu badan
hingga 38℃ dan gejala yang paling kuat adalah hilangnya indera penciuman
dan pengecapan.
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Pengetahuan juga
adalah pencetus dari terbentuknya sikap yang baik maupun buruk, yang
dimana pengetahuan dan sikap ini saling berbanding lurus dan saling
berkaitan.
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu. Yang sudah melibatkan factor pendapat dan emosi yang bersangkutan
(senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya).

Tindakan adalah tingkah laku yang dibentuk oleh perilaku sebagai


ganti respon yang didapat dari dalam diri. Tindakan manusia menghasilkan
karakter yang berbeda-beda sebagai hasil dari bentuk proses interaksi dalam
diri sendiri.
B. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :
: Variabel Bebas (Indeependent)
: Variabel Terikat (Dependent)
: Variabel yang Tidak Diteliti

Gambar 3.1 Bagan Kerangka Kosep Penelitian

C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas (Independent) adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat
(dependent)(Sugiono, 2011). Variabel bebas pada penelitian ini yaitu
pengetahuan, sikap dan tindakan.
2. Variabel Terikat
Variable terikat (Dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiono, 2011). Variabel
terikat pada penelitian ini yaitu Pencegahan Penyebaran Covid-19.
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Pencegahan Penyebaran Covid-19
Pencegahan penyebaran Covid-19 adalah perilaku yang dilakukan
dalam menanggapi masalah pandemic Covid-19 dikalangan masyarakat
atau orang dengan kondisi medis yang sudah ada penyakit bawaan rentan
terinfeksi oleh virus Covid-19.
Kriteria Objektif
a. Baik : Bila Persentase jawaban responden ≥50%
b. Kurang Baik : Bila Persentase jawaban responden <50%

2. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang setelah melihat sesuatu
objek tertentu dengan panca inderanya, dari yang tidak tahu menjadi tahu
dan dari yang tidak dapat menjadi dapat. Dalam penelitian ini variabel
diukur dengan menggunakan kuesioner yang telah digunakan dan
dikembangkan Fara Ika Nastiti (2018), dirancang dengan 10 item
pertanyaan di ukur menggunakan skala Guttman, jawaban benar diberi nilai
1 dan jawaban salah diberi nilai 0 dengan jumlah jawaban benar 6-10
dikatakan baik dan kurang bila jawaban benar 1-5 dari jumlah soal 10
pertaanyaan dengan criteria penelitian skala nominal, 0 bila tidak pernah
dilakukan.
Kriteria Objektif
a. Baik : Bila persentase jawaban responden ≥50%
b. Kurang Baik : Bila persentase jawaban responden <50%
3. Sikap
Sikap adalah yang diiliki responden mengenai Covid-19 yang ada di
desa Wonggeduku, pertanyaan yang ada di kuesioner berjumlah 40
pertanyaan. Pertanyaan mengenai sikap 10 pertanyaan. Pengukurannya
dengan skala likers yang nilainya yaitu: sangat setuju diberi nilai 4, setuju
nilai 3, kurang setuju 2, dan tidak setuju nilai 1.
Kriteria Objektif
a. Sikap Baik : Bila X > 29,5
b. Cukup Baik : Bila X 24,2-29,5
c. Kurang Baik : Bila X < 24,2
4. Tindakan
Tindakan adalah suatu peristiwa yang merupakan melakukan agen
untuk tujuan, yang dipandu dengan niat, untuk menentukan bagaimana
tindakan berbeda dari bentuk perilaku lain, seperti reflex tak disengaja
(Wilson, George, 2016). Tindakan ini menggunakan alat ukur
kuesioner,dan kategori skala pengukurannya adalah ordinal.
Kriteria Objektif
a. Baik : Bila persentase jawaban responden ≥50%
b. Kurang baik : Bila persentase jawaban responden <50%
E. Hipotesis Penelitian
1. Pengetahuan
H₀ : Tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan tata
cara pencegahan penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku
Kec. Wonggeduku Barat
Ha : Adanya hubungan antara pengetahuan dengan tata cara
pencegahan penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku Kec.
Wonggeduku Barat
2. Sikap
H₀ : Tidak adanya hubungan antara sikap dengan tata cara
pencegahan penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku Kec.
Wonggeduku Barat
Ha : Adanya hubungan antara sikap dengan tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku Kec. Wonggeduku
Barat.
3. Tindakan
H₀ : Tidak adanya hubungan antara tindakan dengan tata cara
pencegahan penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku Kec.
Wonggeduku Barat
Ha : Adanya hubungan antara tindakan dengan tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku Kec. Wonggeduku
Barat.
100

BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan metode penelitian analitik dengan
pendekatan cross sectional dengan pengambilan data hanya dilakukan sekali
saja (Sastroasmoro & Ismael, 2017). Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis factor-faktor yang berhubungan antara Perilaku dengan tata cara
pencegahan penyebaran Covid-19.

Gambar 4.1 Bagan Desain Penelitian Cross Sectional Study

B. Waktu dan Lokasi Penelitian


1. Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2021 Sampai
Selesai.
2. Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Wonggeduku Wilayah
Kerja Puskesmas Wonggeduku Barat Kabupaten Konawe.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono,2014). Populasi dalam penelitian ini adalah 331
orang KK di Desa Wonggeduku Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku
Barat Kabupaten Konawe (Data Sekunder Puskesmas WoBar bulan Maret
2021).
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiono, 2014).teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah probality sampling:simple random Sampling
teknik ini digunakan untuk pengambilan sample secara acak sederhana
dengan asumsi bahwa karakteristik tertentu yang dimiliki oleh populasi
tidak dipertimbangkan dalam penelitian. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik simple random
sampling. Besar sampel yang ditentukan dengan rumus Slovin menurut
Notoadmodjho (2010) sebagai berikut:
Keterangan :
n : Jumlah Sampel minimal
N : Jumlah Populasi
e : Margin of Error = 1%/0,01 (Nursalam, 2010)
Maka Jumlah sampel minimal adalah :
76 sampel
Jadi, kisaran besar sampel berdasarkan rumus Slovin dalam penelitian
adalah sebanyak 76 orang. Selanjutnya digunakan teknik simple random
sampling untuk menentukan sampel dari 76 orang tersebut.
1. Kriterian Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari
suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam,
2015).
Kriteria inklusi dalam sampel ini adalah sebagai berikut :
a. Bersedia menjadi responden
b. Berdomisili di Desa Wonggeduku Kec. Wonggeduku Barat
c. Masyarakat yang kooperatif diajak komunikasi
2. Kriteria Ekslusi
a. Tuna netra
b. Tidak dapat berkomunikasi
c. Masyrakat yang sedang sakit
d. Masyarakat yang tidak mengerti Bahasa Indonesia

D. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan untuk penelitian ini adalah berupa angket.
Berdasarkan pendapat (Ghozali, 2011), “one shoot atau pengukuran sekali
saja, pengukurannya hanya dilakukan sekali dan kemudian hasilnya
dibandingkan dengan pernyataan lain atau mengukur jawaban antar
pernyataan”. Dalam penelitian ini menggunakan angket yang digunakan oleh
peneliti adalah angket yang disediakan pada lembar jawaban. Adapun teknik
pengumpulan data yaitu responden tinggal memilih salah satu opsi pada
pilihan jawaban atau tempat yang sesuai dengan angket, langsung
menggunakan skala Guttman dan likert. Berikut langkah dalam menyusun
instrument penelitian (Arikunto, 2017) :
1. Memerinci variabel menjadi bagian yang lebih kecil yaitu subvariabel
2. Memerinci subvariabel menjadi indicator
3. Memerinci indicator menjadi bukti-bukti dari indokator
4. Menentukan sumber data dari masing-masing bukti atau deskripsi
5. Menentukan metode pengumpulan data dari setiap bukti atau deskripsi
sesuai sumber datanya.
Kuesioner ini memuat tentang pengetahuan, sikap dan tindakan
tentang masyarakat, menggunakan pertanyaan tertutup dengan penggunaa
skala ghutman dan likert. Skala guttman yaitu skala yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban tegas dari responden, yaitu hanya tedapat dua interval
seperti “setuju-tidak setuju”; “ya-tidak”; “benar-salah”; “positif-negatif”;
“pernah-tidak pernah”; dan lain-lain sedangkan skala likert yaitu skala yang
digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau
kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena social, berdasarkan
definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Kuesioner untuk
pengetahuan, sikap dan tindakan masing-masing terdiri atas 10, 10 dan 10
pertanyaan.
E. Cara Pengumpulan Data
1. Jenis dan Sumber Data
a. Data primer meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan serta
pencegahan penyebaran Covid-19 yang diperoleh dari kuesioner dan
wawancara langsung.
b. Data sekunder meliputi data penyebaran Covid-19 dan juga data
masyarakat yang berasal dari Puskesmas Wonggeduku Barat.
2. Tekhnik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan pemberian
angket kepada masyarakat yang menjadi subyek penelitian. Teknik
pengambilan data dalam penelitan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Setelah mendapatkan surat izin penelitian, peneliti datang langsung ke
Puskesmas kemudian berkoordinasi dengan Puskesmas tentang
maksud penelitian.
b. Peneliti meminta surat izin kepada Kepala Puskesmas serta bekerja
sama dengan petugas Covid-19 Puskesmas untuk menyampaikan soal
tes.
c. Peneliti menyiapkan kuesioner sesuai dengan banyaknya masyarakat
yang akan diteliti kemudian masyarakat mengisi kuesioner yang sudah
dibagikan.
d. Kemudian peneliti mengumpulkan angket dan melakukan transkrip
atas hasil pengisian kuesioner.
F. Cara Pengelolaan Data
1. Pengolahan data
Setelah data terkumpul kemudian dilakukan penolahan data,
melalui tahap-tahap sebagai berikut:
a. Editing
Editing merupakan proses pemeriksaan data yang telah
dikumpulkan melalui kuesioner. Hal ini dilakukan untuk melihat
jawaban dalam lembar kuesioner sudah baik atau diproses atau belum,
sehingga bila terdapat kekurangan segera lengkapi.
b. Coding
Setelah penyuntingan dilakukan pengodean atau
coding, yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi
data angka atau bilangan. Koding ini sangat berguna dalam analisis
data
c. Memasukan data (processing)
Data yang sudah dalam bentuk kode dimasukkan
kedalam program computer. Salah satu paket program yang paling
sering digunakan untuk memasukkan data penelitian adalah SPSS 20
for windows.

d. Pembersihan data (Cleaning)


Cleaning dilakukan apabila semua data telah
dimasukan, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat
kemungkinan adanya kesalahan dalam pengkodean kemudian
dilakukan pembetulan atau koreksi.
2. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini menggunakan metode statistic
pada salah satu program computer. Alat yang digunakan untuk menyajikan
data dalam bentuk yang lebih mudah diamati yaitu dengan menggunakan
statistic deskriptip dengan persentase, sehingga akan memudahkan peneliti
memberikan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan.
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis data ini dilakukan untuk mengetahui persentasi tingkat
pengetahuan, sikap dan tindakan pencegahan penyebaran di wilayah kerja
puskesmas Wonggeduku Barat mengenai Covid-19. Alat yang digunakan
untuk menyajikan data dalam bentuk yang lebih mudah diamati yaitu
dengan menggunakan statistic deskriptif dengan presentase, sehingga akan
memudahkan peneliti memberikan jawaban dari permasalahan yang telah
dirumuskan. Menghitung presentase responden pada penelitian ini
digunakan rumus berikut (Sudijono, 2012).

Keterangan :
P = Angka Presentase
F = Presentase frekuensi yang dicapai
n = Number of case (Jumlah frekuensi/banyaknya individu)
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariate ini dilakukan untuk menilai hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis ini dilakukan melalui uji
statistic yang akan diperoleh nilai p, dimana dalam penelitian ini
digunakan tingkat kemaknaan <0,05.
Uji bivariate yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Uji
2
X ,yaitu uji chi kuadrat dan chi square (Hamonangan, 2013).

Keterangan :
2
X = parameter chi kuadrat terhitung
∑ = jumlah total
Fo = frekuensi observasi/amatan
Fh = frekuensi harapan

Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan


variabel dependen dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square dengan
tingkat signifikan (α=0,05).

Pengambilan kesimpulan dari pengujian hipotesis adalah sebagai


berikut :

a. 2 2
Apabila X hitung ≥ X tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

b. 2 2
Apabila X hitung < dari X tabel, Maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya
tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen.

Untuk mengetahui besarnya hubungan antara besarnya variabel


yang telah diuji Chi Square dilakukan uji koefisien phi dengan rumus :

Keterangan :

: Nilai koefisien Phi


2
X : Nilai Chi-Square

n : Besar sampel

Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi :

Interval Koefisien Tingkat Hubungan / Pengaruh

Bila nilai phi = 0,80 – 1,000 maka hubungan dikatakan sangat kuat.
Bila nilai phi = 0,60 – 0,799 maka hubungan dikatakan kuat.

Bila nilai phi = 0,40 – 0,599 maka hubungan dikatakan sedang.

Bila nilai phi = 0,20 – 0,399 maka hubungan dikatakan lemah.

Bila nilai phi = 0,00 – 0,199 maka hubungan dikatakan sangat


lemah (Sugiyono, 2016).
H. Etika Penelitian
Menurut hidayat (2007) dalam Riska (2017), etika penelitian meliputi :
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan
diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan
manfaat penelitian, bila subjek menolak maka peneliti tidak akan memaksa
dan tetap menghormati hak-hak subjek.
2. Animity (Tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan
nama responden tetapi lembar tersebut diberi kode.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Menjelaskan masalah-masalah responden yang harus dirahasiakan
dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaan oleh peneliti, hanya data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset.

100

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis
Desa Wonggeduku merupakan desa yang memiliki luas wilayah
2
seluas 750.000 Km ini terletak di kecamatan Wonggeduku Barat
Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Kondisi Geografis dari
desa ini memiliki ketinggian 82,0 DPL, topografi sendiri iyalah dataran
rendah. Sepintas tentang letak Wilayah Desa Wonggeduku :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Waturai
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Puday-Kasukia
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kasukia-Ranoeya
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tobimeita-Uelawu
2. Kependudukan/Demografi
Jumlah penduduk di Wilayah Desa Wonggeduku pada tahun 2021
sebanyak 1324 jiwa yang terhimpun dalam 331 KK yang di mana jumlah
jiwa ini setiap tahunnya bertambah dan berkurang dikarenakan banyaknya
pendatang yang berdomisili di Desa Wonggeduku in.
3. Keadaan Pemerintahan
Distribusi tenaga pemerintahan di Desa Wonggeduku Tahun 2021,
terlihat pada table berikut :

Table 5.1 Distribusi Tenaga Pemerintahan Desa Wonggeduku


No Jenis Tenaga Jumlah
1 Kepala Desa 1
2 Sekretaris Desa 1
3 Kepala Seksi 3
4 Kepala Urusan 3
5 Kepala Dusun 3
6 RT (Rukun Tetangga) 3
7 Toonomotuo 1
8 Imam Desa 1
9 Guru TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an) 1
Sumber : Data Sekunder : Desa Wonggeduku, 2021
Tabel 5.1 menunjukan bahwa total dari tenaga pemerintahan
sebanyak 17 tenaga pemerintahan.
4. Mata Pencarian
Distribusi mata pencarian masyarakat Desa Wonggeduku pada
tahun 2021, terlihat pada table berikut :

Table 5.2 Mata Pencarian Masyarakat Desa Wonggeduku


No Jenis Tenaga Jumlah
1 Petani 415
2 Pedagang 53
3 Industri -
4 Tukang Kayu 27
5 Tukang Batu 17
6 PNS 57
7 TNI/POLRI 4
8 Pensiunan PNS 18
9 Jasa Lain 3
Sumber : Data Sekunder : Desa Wonggeduku, 2021
Pada table 5.2 menunjukan bahwasanya mata pencarian terbanyak
yang ada di Desa Wonggeduku iyalah Petani sebanyak 415 orang yang
diikuti dengan mata pencarian lain.
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Wonggeduku Kecamatan
Wonggeduku Barat Kabupaten Konawe dengan mengambil 76 responden
dengan tujuan untuk mengetahuai apakah ada hubungan perilaku dengan tata
cara pencegahan penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku Kecamatan
Wonggeduku Barat Kabupaten Konawe.

1. Karakteristik Responden
a. Umur
Deskripsi hasil dari penelitian pada karakteristik umur dapat
dilihat pada table berikut
Table 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Di
Desa Wonggeduku
No Umur (tahun) n %
1 18-20 Tahun 25 32,9
2 21-30 Tahun 31 40,8
3 31-40 Tahun 20 26,3
Jumlah 76 100
Data Primer, 2021
Dari hasil penelitian pada table 5.3 menunjukan bahwa usia
terbanyak adalah 21-30 Tahun yaitu sebanyak 31 responden (40,8 %),
kemudian dilanjutkan usia 18-20 Tahun yaitu sebanyak 25 responden
(32,9 %) dan yang terkecil yaitu usia 31-40 Tahun yaitu sebanyak 20
responden (26,3 %) dari 76 responden.
b. Jenis Kelamin
Deskripsi hasil dari penelitian ini pada karakteristik jenis
kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Table 5.4 Distribusi frekuenasi responden berdasarkan jenis
kelamin di Desa Wonggeduku
No Jenis Kelamin n %
1 Laki-laki 49 64,5
2 Perempuan 27 35,5
Jumlah 76 100
Data Primer, 2021
Dari hasil penelitian pada table 5.4 menunjukan bahwa mayoritas
responden adalah laki-laki dengan jumlah 49 responden (64%)
sedangkan jenis kelamin perempuan berjumlah 27 responden ( 35,5%)
2. Analisi Univariat
a. Pengetahuan
Penelitian tentang pengetahuan masyarakat dalam penelitian ini
didapatkan hasil yang terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi tangkat pengetahuan Masyarakat di
Desa Wonggeduku
No Pengetahuan n %
1 Baik 60 78,9
2 Kurang 16 21,1
Jumlah 76 100
Data Prime,2021
Dari hasil penelitian pada tabel 5.5 menunjukan bahwa mayoritas
responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik yaitu berjumlah 60
responden (78,9%) sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang baik
sejumlah 16 responden (21,1%).
b. Sikap
Penelitian tentang sikap masyarakat dalam penelitian ini
didapatkan hasil yang terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi gambaran sikap masyarakat di Desa
Wonggeduku
No Stres n %
1 Baik 17 22,4
2 Cukup 36 47,4
3 Kurang 23 30,3
Jumlah 76 100
Data Primer, 2021
Dari hasil penelitian pada tabel 5.6 menunjukan bahwa mayoritas
responden memiliki sikap pada kategori cukup baik yaitu berjumlah 36
responden (47,4%) diikuti sikap kurang baik berjumlah 23 responden
(30,3%) sedangkan sikap baik berjumlah 17 responden (22,4%).
c. Tindakan
Penelitian tentang tindakan masyarakat dalam penelitian ini
didapatkan hasil yang terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi gambaran tindakan oleh masyarakat
di Desa Wonggeduku
No Tindakan n %
1 Baik 63 82,9
2 Kurang 13 17,1
Jumlah 76 100
Data Prime,2021
Dari hasil penelitian pada tabel 5.7 menunjukan bahwa mayoritas
responden memiliki tindakan pada kategori baik yaitu berjumlah 63
responden (82,9%) sedangkan tindakan kurang berjumlah 13 responden
(17,1%).
d. Pencegahan Penyebaran Covid-19
Penelitian tentang pencegahan penyebaran Covid-19 dalaam tata
cara dalam penelitian ini didapatkan hasil yang terlihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 5.8 Distribusi frekuensi gambaran pencegahan penyebaran
Covid-19 pada Masyarakat di Desa Wonggeduku
No Pencegahan Penyebaran n %
Covid-19
1 Baik 65 85,5
2 Kurang 11 14,5
Jumlah 76 100
Data Prime,2021
Dari hasil penelitian pada tabel 5.8 menunjukan bahwa
responden mayoritas memiliki pandangan terhadap pencegahan
penyebaran Covid-19 pada kategori baik yaitu berjumlah 65 responden
(85,5%) sedangkan kategori kurang baik berjumlah 11 responden (14,5).

3. Analisi Bivariat
a. Hubungan Pengetahuan dengan tata cara pencegahan penyebaran
Covid-19
Distribusi hubungan pengetahuan dengan tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku pada tabel berikut :
Responden sedangTabel 5.9 Distribusi
mengisi data pengetahuan dengan tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku
identitas Pencegahan Penyebaran
Pengetahuan Total Statistic
Covid-19
Kurang Baik
X2hit= 4,608
n % n % n % X2tab=3,841
= 0,246
Kurang 5 31,2 11 68,8 16 100
Baik 6 10,0 54 90,0 60 100
Total 11 14,5 65 85,5 76 100
Data Primer, 2021
Table 5.9 menunjukan bahwa dari 76 responden, terdapat 16
responden yang berpengetahuan kurang baik, diantaranya 5 responden
(31,2%) kurang memahami tata cara pencegahan penyebaran Covid-19
dan 11 responden (68,8%) memahami tata cara pencegahan penyebaran
Covid-19 dengan baik. Kemudian terdapat 60 responden yang
Peneliti sedang mewawancara responden
berpengetahuan baik, diantaranyaterkait
6 responden (10,0%) kurang
memahami tata cara pencegahan penyebaran Covid-19 dan 54 responden
pengetahuan
(90,0%) memahami tata cara pencegahan penyebaran Covid-19 dengan
baik.
2
Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan X hit (4.608)≥
2
X tab(3,841) maka hipotesis penelitian H0 ditolak dan Ha diterima, yang
berarti adanya hubungan pengetahuan dengan tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku
Hasil analisis diperoleh nilai koefisien phi sebesar 0,246 dan
masuk pada interval koefisien 0,20-0,399 dengan kategori lemah. Hal ini
menunjukan adanya hubungan pengetahuan dengan tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku
b. Hubungan sikap dengan tata cara pencegahan penyebaran Covid-19
Distribusi sikap dengan pencegahan penyebaran Covid-19 di
Desa Wonggeduku pada tabel berikut :
Tabel. 5.10 Distribusi sikap dengan tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku
Pencegahan Penyebaran
Sikap Total Statistic
Covid-19
Kurang Baik
X2hit= 6,788
n % n % n % X2tab= 3,841
= 0,299
Kurang 7 30.4 16 69,6 23 100
Baik 4 7,5 49 92,5 53 100
Total 11 14,5 65 85,5 76 100
Data Primer, 2021
Table 5.10 menunjukan bahwa dari 76 responden,
terdapat 23 responden yang bersikap kurang baik, diantaranya 7
responden (30,4%) kurang bersikap baik dengan tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 dan 16 responden (69,6%) bersikap baik terhadap
tata cara pencegahan penyebaran Covid-19. Kemudian terdapat 53
responden yang bersikap baik, diantaranya 4 responden (7,5%) kurang
bersikap dengan tata cara pencegahan penyebaran Covid-19 dan 49
responden (92,5%) bersikap baik terhadap tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19.
Peneliti sedang mewawancara responden terkait
Berdasarkan hasil uji chi-aquare untuk hubungan sikap dengan
Peneliti sedang mewawancara
tatasikap responden
cara pencegahan terkait
penyebaran Covid-19 menunjukan bahwa X hitung
2

tindakan
(6,788)
2
≥ X tabel (3,841) maka hipotesis penelitian H0 ditolak dan Ha
diterima, yang berarti ada hubungan sikap dengan tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 pada masyarakat di Desa Wonggeduku.
Hasil analisis diperoleh nilai koefisien phi sebesar 0,299 dan
masuk pada interval koefisien 0,20-0,399 dengan kategori lemah. Hal ini
menunjukan adanya hubungan sikap dengan tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku
c. Hubungan tindakan dengan tata cara pencegahan penyebaran Covid-19
Distribusi tindakan dengan pencegahan penyebaran Covid-19 di
Desa Wonggeduku pada tabel berikut :
Tabel 5.11 Distribusi tindakan dengan tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku
Pencegahan Penyebaran
Tindakan Total Statistic
Covid-19
Kurang Baik
X2hit= 3,364
n % n % n % X2tab= 3,841
= 0,210
Kurang 4 30,8 9 69,2 13 100
Baik 7 11,1 56 88,9 63 100
Total 11 14,5 65 85,5 76 100
Data Primer, 2021
Tabel 5.12 menunjukan bahwa dari 76 responden, terdapat 13
responden sikap kategori kurang, diantaranya 4 responden (30,8%)
kurang dalam tindakan tata cara pencegahan Covid-19 dan 9 responden
(69,2%) baik dalam tindakan tata cara pencegahan penyebaran Covid-
19. Kemudian dari 63 responden sikap kategori baik, diantaranya 7
responden (11,1%) kurang dalam tindakan tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 dan 56 responden (88,9%) melakukan tindakan
tata cara pencegahan penyebaran Covid-19 dengan baik.
2
Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan X hit (3,364)≤
2
X tab(3,841) maka hipotesis penelitian H0 diterima dan Ha ditolak, yang
berarti tidak ada hubungan Tindakan dengan tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku
C. Pembahasan Penelitian
1. Hubungan Pengetahuan dengan tata cara pencegahan penyebaran
Covid-19 di Desa Wonggeduku
Berdasarkan tabel 5.5 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah responden
yang menjawab dengan predikat kurang baik ialah 11 responden (14,5%),
sedangkan yang tergolong predikat baik ialah 65 responden (85,5%).
Berdasarkan hasil yang didapatkan ini jelas menunjukan bahwa tingkat
pengetahuan masyarakat Desa Wonggeduku mengenai tata cara
pencegahan penyebaran Covid-19 tergolong baik.pengetahuan masyrakat
tentang Covid-19 merupakan aspek yang sangat penting dalam masa
pandemic seperti sekarang ini, yang meliputi penyebab Covid-19 dan
karakteristik virusnya, tanda dan gejala, istilah yang terkait dengan Covid-
19, pemeriksaan yang diperlukan dan proses transmisi serta upaya
pencegahan penyakit tersebut. Pengetahuan masyarakat yang tinggi tentang
Covid-19 ini berpengaruh terhadap kejadian dan pencegahan penyakit
Covid-19. Pengetahuan yang baik dapat didukung oleh penerima terhadap
informasi yang beredar di masyarakat tentang Covid-19 (Sulistyaningtyas,
2020).
Pengetahuan dapat mempengaruhi seseorang termasuk dalam hal
kesehatan akan pola hidupnya terutama dalam memotivasi untuk berperan
serta dalam pembangunan kesehatan. Dengan pengetahuan yang bagus
tentang tata cara pencegahan penyebaran Covid-19, masyarakat menjadi
tertarik dengan bagaimana untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu
mengenai korelasi antara tingkat pengetahuan yang baik dengan sikap
pencegahan Covid-19, bertuliskan bahwa pengetahuan yang baik akan
mendorong sikap positif dan dapat dilihat dalam penelitian ini bahwa
persentase pengetahuan paling tinggi di kategori baik sebanyak 54 (90%).
Rasa tanggung jawab mereka sebagai masyarakat yang berpengetahuan
baik kelak akan mendorong mereka untuk memberikan pengetahuan yang
positif kepada masyarakat dalam tata cara pencegahan penyebaran Covid-
19 (peng et al., 2020).
Selain hasil penelitian yang dilakukan oleh Peng, hasil penelitian
yang dilakukan oleh Wulandari (2020) juga mendukung penelitian ini,
dimana didapatkan responden yang memiliki pengetahuan baik (69,2%)
tentang pencegahan penyebaran Covid-19 pada masyarakat di Kalimantan
Selatan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Honavar et al (2020) juga
mendukung hasil penelitian ini, dimana mayoritas responden yaitu (67%)
memiliki pengetahuan yang baik selaras dengan sikap pencegahan mereka
tentang Covid-19.
2. Hubungan Sikap dengan tata cara pencegahan penyebaran Covid-19
di Desa Wonggeduku
Pengetahuan
Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung
(favorable) atau tidak mendukung (unfavorable) pada objek tersebut.
Newcom seorang ahli psikolog social, menyatakan bahwa sikap itu
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
Sikapmotif tertentu. Sikap merupakan predisposisi tindakan perilaku
pelaksanaan
atau kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai
suatu penghayatan terhadap objek. Pencegahan
Penyebaran
Hasil penelitian sepadan atau pendukung untuk penelitian ini ialah
Tindakan
hasil penelitian Sembiring pada tahun 2020 yangCovid-19
dilakukan di Sulawesi
juga menunjukan terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dan
sikap dengan pencegahan penularan Covid-19 pada masyarakat Sulawesi
Utara. Dari hasil penelitian mereka disimpulkan bahwa semakin baik
Kepercayaan
pengetahuan seseorang terkait suatu hal maka semakin positif juga sikap
yang dimiliki masyarakat mengenai resiko penularan Covid-19 dan
sebaliknya (Sembiring dan Meo, 2020). Pada penelitian (Usman,2020)
mengenai pengetahuan dan sikap mahasiswa kesehatan tentang pencegahan
Covid-19 di Indonesia yang terdiri dari 444 responden didapatkan
pengetahuan paling tinggi di kategorikan baik sebanyak 228 (51,35%)
sedangkan sikap paling tinggi berada di kategori sikap baik sebanyak 206
(46,39%), dengan melihat data tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan dan sikap mahasiswa kesehatan tentang pencegahan
penyebaran Covid-19 di Indonesia tergolong baik dan hal ini dapat
mencegah penularan Covid-19 di Indonesia.
Peneliti menyimpulakan dengan pengetahuan yang didapat oleh
masyarakat mengenai pencegahan Covid-19 ini, membuat para lansia
menyadari akan pentingnya pencegahan penyebaran Covid-19 sejak dini.
Sehingga dengan pengetahuan yang baik akan membentuk sikap yang baik
juga dalam berperilaku keseahatan. Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa
perilaku individu salah satunya dipengaruhi oleh sikap. Sikap akan
membuat seseorang menjauh atau mendekati orang lain atau objek lain.
Berdasarkan penelitian sebelumnya dan juga hasil dari penelitian ini
dapat disimpulkan, bahwa pengetahuan dan juga sikap saling berkaitan
mengenai tata cara pencegahan penyebaran Covid-19. Dikarenakan kedau
variabel ini saling terikat dan saling ketergantungan yang dimana jika
pengetahuan kurang maka akan menghasilkan sikap yang negative
begitupun sebaliknya apa bila pengetahuan baik maka akan menghasilkan
sikap yang positif pula.
3. Hubungan Tindakan dengan tata cara pencegahan penyebaran
Covid-19 di Desa Wonggeduku
Tabel 5.12 menunjukan bahwa dari 76 responden, terdapat 13
responden sikap kategori kurang, diantaranya 4 responden (30,8%)
kurang dalam tindakan tata cara pencegahan Covid-19 dan 9 responden
(69,2%) baik dalam tindakan tata cara pencegahan penyebaran Covid-
19. Kemudian dari 63 responden sikap kategori baik, diantaranya 7
responden (11,1%) kurang dalam tindakan tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 dan 56 responden (88,9%) melakukan tindakan
tata cara pencegahan penyebaran Covid-19 dengan baik.
2
Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan X hit (3,364)≤
2
X tab(3,841) maka hipotesis penelitian H0 diterima dan Ha ditolak, yang
berarti tidak ada hubungan Tindakan dengan tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku. Hasil penelitian ini tidak
sejalan atau bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sari (2020) dimana tingkat pengetahuan masyarakat mempengaruhi
kepatuhan menggunakan masker sebagai upaya pencegahan penyebaran
virus corona. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prihati juga
menyimpulkan bahwa pengetahuan yang baik berkaitan erat dengan
perilaku yang baik dalam pencegahan infeksi Covid-19 dibuktikan
dengan data yang menunjukan bahwa 50 orang (100%) memiliki tingkat
pengetahuan baik dan mayoritas memiliki perilaku pencegahan yang
baik juga (prihati et al., 2020). Dikarenakan dipenelitian ini tidak ada
hubungan tentang tindakan tata cara pencegahan Covid-19 salah satu
unsur dari perilaku ini tidak memiliki kaitan khusus dengan tata cara
pencegahan Covid-19 karena tindakan mengenai tata cara ini belum
tentu dapat mencegah penyebaran Covid-19, dikarenakan terdapatnya
banyak kelompok virus baru terebut yang siring berjalannya waktu akan
terus berevolusi.
Jika dihubungkan dengan ke dua unsur lainnya mengenai
pengetahuan dan sikap, bahwa pengetahuan dan sikap ini belum tentu
mempengaruhi tindakn masyarakan mengenai tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Natalia
(2020) juga menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara pengetahuan dan kesiapsiagaan, bahwa semakin tinggi
pengetahuan, semakin tinggi tingkat perilaku pencegahan atau
kesiapsiagaan.

100

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Semakin tinggi tingkat pengetahuan masyarakat, semakin tinggi pula
dalam tata cara pencegahan penyebaran Covid-19, sebaliknya semakin
rendah pengetahuan masyarakat maka semakin rendah dalam tata cara
pencegahan penyebaran Covid-19, jadi ada hubungan yang lemah antara
pengetahuan dengan tata cara pencegahan penyebaran Covid-19 di Desa
Wonggeduku Kecamatan Wonggeduku Barat Kabupaten Konawe
2. Semakin tinggi sikap masyarakat, maka semakin tinggi pula dalam tata
cara pencegahan penyebaran Covid-19, sebaliknya semakin rendah sikap
masyarakat maka semakin rendah dalam tata cara pencegahan penyebaran
Covid-19, jadi ada hubungan yang lemah antara sikap dengan tata cara
pencegahan penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku Kecamatan
Wonggeduku Barat Kabupaten Konawe
3. Semakin tinggi tindakan masyarakat maka tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 tidak terpengaruh. Begitu pula semakin rendah
tindakan masyarakat maka tata cara pencegahan penyebaran Covid-19 tidak
terpengaruh, jadi tidak ada hubungan antara tindakan dengan tata cara
pencegahan penyebaran Covid-19 di Desa Wonggeduku Kecamatan
Wonggeduku Barat Kabupaten Konawe.

B. Saran
1. Bagi Profesi Keperawatan
Penelitian ini dapat dijadikan alat ukur untuk menilai dan
mengetahui aspek mengenai tata cara pencegahan penyebaran Covid-19.
Untuk perawat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Wonggeduku Barat di
Desa Wonggeduku Kecamatan Wonggeduku Barat perlu adanya
peningkatan dalam tata cara pencegahan penyebaran Covid-19 dengan
memberi pengetahuan tambahan kepada lansia terkait tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 terutama intervensi mengenai sikap dan tindakan
masyarakat agar dapat mencegah penyebaran Covid-19 di Desa
Wonggeduku Kecamatan Wonggeduku Barat.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi dan kajian
pustaka dalam proses belajar mengajar di pendidikan keperawatan
khususnya pada keperawatan gerontik.
3. Bagi masyarakat
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat
tentang pentingnya tata cara pencegahan penyebaran Covid-19 untuk
mencegah terpaparnya virus ini kemasyarakat agar status kesehatan dapat
dipertahankan

4. Peneliti
Penelitian ini diharapkan melakukan penelitian sejenisnya dengan
memberikan tambahan variabel-variabel mengenai tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19

100

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2017). Pengembangan Instrument Penelitian dan Penilaian. Pustaka
Pelajar.
Cascela, M., Rajnik, M., Cuomo, A., Dulebohn, S., & Di Napoli, R. (2020).
Features, evaluation and treatment coronavirus (COVID-19). In
Statpearls: StatPearls Publishing.
Chan, J.-W., Kok, K-H, Zhu, Z, Chu, et al. (2020). Genomic characterization of
the 2019 novel human-pathogenic coronavirus isolated from a patient with
atypical pneumonia after visiting Wuhan. Microbes Infect, 221-236.
Gao, K. N., Wang, R., & Wei, G.-W. (2020). Machine intelligence design of 2019-
nCoV drugs (preprint). Bioinformatics.
Han, Y., & Yang, H. (2020). The transmission and diagnosis of 2019 novel
coronavirus infection disease (COVID-19): A Chinese perspective. J.
Med. Virol, 92, 639-644.
Hoffmann, M., Kleine-Weber, H., Kruger, N., Muller, M., Drosten, C., &
Pohlmann, S. (2020). The novel coronavirus 2019 (2019-nCoV) uses the
SARS-coronavirus receptor ACE2 and the cellular protease TMPRSS2 for
entry into target cells (preprint). Molecular Biology.
Huang, C. (2020). First case of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
pneumonia in Taiwan. Journal of the Formosan Medical Association, 747-
751.
KEMENKES. (2013). Profil Kesehatan Indonesia.
KEMENKES. (2021). Situasi Perkembangan Covid-19.
Khafaie, M. a. (2020). Cross-country comparison of case fatality rates of COVID-
19/SARS-COV-2. Osong Public Health and Research Perspectives, 11(2),
p.74.
Li, G., Fan, Y., Lai, Y., Han, T., Li, Z., Zhou, P., et al. (2020). Coronavirus
infections and immune responses. J. Med. Virol, 92, 424-432.
Li-Li Ren, 1. Y.-M.-Q.-C.-Z.-J.-W.-H.-Y.-Y.-M. (2020). Identification of a novel
coronavirus causing severe pneumonia in human: a descriptive study. Chin
Med J (Engl). 2020, 1015–1024.
Liu, Y., Gayle, A., Wilder-Smith, A., & Rocklov, J. (2020). The reproductive
number of COVID-19 is higher compared to SARS coronavirus. J. Travel.
Med, 27.
Lu, R., Zhao, X., Li, J., Niu, P., Yang, B., Wu, H., et al. (2020). Genomic
characterisation and epidemiology of 2019 novel coronavirus:
implications for virus origins and receptor binding. The Lancet, 395, 565-
574.
Murniati, D. (20114). Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus 4.
Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo , S. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Ong, S., Tan, Y., Chia, P., Lee, T., Ng, O., Wong, M., et al. (2020). Air, Surface
Environmental, and Personal Protective Equipment Contamination by
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) From
a Symptomatic Patient. JAMA, 323, 1610.
Parwanto, M. (2020). Virus Corona (2019-nCoV) penyebab COVID-19. J.
Biomedika Dan Kesehatan. 3, 1-2.
Priyanto, & Agus. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku
Pencegahan Kekambuhan Luka Diabetik. Jurnal Ners Dan Kebidanan.
Vol. 5 No. 3. Kediri: STIKES Ganesha Husada.
Rothan, H. a. (2020). The epidemiology and pathogenesis of coronavirus disease
(COVID-19) outbreak. Journal of autoimmunity, p.102433.
Russell, C., Millar, J., & Baillie, J. (2020). Clinical evidence does not support
corticosteroid treatment for 2019-nCoV lung injury (Vols. 395, 473-475).
The Lancet.
Sembiring, E., & IIsmael, S. (2020). Pengetahuan dan sikap berhubungan dengan
resiko tertular COVID-19 pada masyarakat. Sulawesi Utara: Ners Jurnal
Keperawatan.
S, N. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Susilo, A., Rumende, C., Pitoyo, C., Santoso, W., Yulianti, M., Sinto, R., et al.
(2019). Coronavirus Disease 2019. In Tinjauan Literatur Terkini 23.
Umar, H. (2013). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: Rajawali.
Usman, S., Budi, S., & Nur, A. S. (2020). Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa
Kesehatan Tentang Pencegahan Covid-19 Di Indonesia. Jurnal
Keperawatan dan Kebidanan.
Wawan, A., & Dewi, M. (2010). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Wu, Z., & McGoogan, J. (2020). Characteristics of and Important Lessons From
the Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Outbreak in China: Summary of a
Report of 72 314 Cases From the Chinese Center for Disease Control and
Prevention. JAMA 323, 1239.
Xiao, F., Tang, M., Zheng, X., Liu, Y., Li, X., & Shan, H. (2020). Evidence for
Gastrointestinal Infection of SARS-CoV-2. Gastroeentology 158, 1831-
1833.
Zhou, P., Yang, X.-L., Wang, X.-G., Hu, B., Zhang, L., Zhang, W., et al. (2020). A
pneumonia outbreak associated with a new coronavirus of probable bat
origin. Nature 579, 270-273.
Zhu, N., Zhang, D., Wang, W., Li, X., Yang, B., Song, J., et al. (2020). A Novel
Coronavirus from Patients with Pneumonia in China. N. Engl. J. Med.
832.
LAMPIRAN
Faktor resiko (+) Faktor resiko (-)

100
Efek (+) Efek (-) Efek (+) Efek (-)
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI
RESPONDEN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Dengan ini menyatakan bersedia ikut berpartisipasi sebagai responden
dalam penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan Universitas Mandala Waluya dengan judul “Hubungan Perilaku
Dengan Tata Cara Pencegahan Penyebaran Covid-19 Di Desa Wonggeduku
Kec. Wonggeduku Barat Kab. Konawe ”.
Untuk itu saya menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian ini
dengan suka rela tanpa adanya paksaan dan memberikan jawaban yang sebenar-
benarnya. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sejujur-jujurnya tanpa
paksaan dari pihak manapun.
Kendari, Juni 2021
Responden

(
)

Lampiran 2
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada :
Yth. Calon responden peneliti
Dengan hormat, saya bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Alfhany Eka Leo Saputra
Nim : P2017010059
Alamat : Desa Wonggeduku Kec. Wonggeduku Barat Kab. Konawe
Adalah mahasiswa Jurusan Keperawatan UMW yang sedang melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan perilaku dengan tata cara pencegahan
penyebaran Covid-19 di Desa Wongeduku Kec. Wonggeduku Barat Kab.
Konawe”.
Dengan ini memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden
dalam penelitian ini. Kerahasian semua informasi di jaga dan hanya digunakan
untuk kepentingan penelitian dan jika Bapak/Ibu sebagai responden dan telah
terjadi hal-hal yang memungkinkan untuk mengundurkan diri, maka
diperbolehkan untuk tidak terlibat dalam penelitian ini. Apabila Bapak/Ibu
menyetujui, maka kami mohon kesediaannya untuk menandatangani persetujuan
dan menjawab pertanyaan yang saya ajukan.
Atas perhatian dan kesediaan menjadi responden saya ucapkan terima
kasih.

Hormat saya,

Alfhany Eka Leo Saputra

Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PERILAKU DENGAN
TATA CARA PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19
DI DESA WONGGEDUKU KEC. WONGGEDUKU BARAT
KABUPATEN KONAWE
1. Identitas
a. Nama (Insial) :
b. Umur :
c. Pendidikan :
d. Pekerjaan :
2. Pencegahan Penyebaran Covid-19
No. Pernyataan Ya Tidak
Apakah anda selalu menjaga kebersihan rumah dan diri
1
anda ?
Apakah di rumah anda tersedia obat-obatan daya tahan
2
tubuh serta perlengkapan medis sederhana ?
Apakah barang-barang di rumah anda dipakai secara
3
bersama ?
4 Apakah anda sering bertemu orang banyak ?
5 Apakah anda selalu didatangi kerabat dari jauh ?
6 Apakah anda selalu memakai APD pada saat keluat rumah ?
7 Apakah anda memiliki ART di rumah ?
Apakah anda selalu mengikuti perkembangan informasi
8
terbaru tentang Covid-19 ?
9 Apakah anda selalu mengunjungi fasilitas kesehatan ?
10 Apakah anda percaya dengan Covid-19 ?

Lampiran 4
3. Pengetahuan
No. Pernyataan Benar Salah Kode
Menggunakan Masker dan berjaga jarak adalah
1 persiapan yang dilakukan ketika keluar rumah
selama pandemic
Peraturan yang dibuat oleh negara dalam
2 rangka mencegah penyebaran infeksi covid-19
adalah menerapkan PSBB
Setelah dari tempat luar, hal pertama yang
harus kita lakukan saat sudah didalam rumah
3
adalah mandi dan langsung merendam pakaian
yang baru dipakai
ART yang sehat adalah kelompok yang rentan
4
terinfeksi Covid-19
3 langkah cuci tangan adalah langkah cuci
5 tangan yang disarankan oleh WHO untuk
pencegahan penyebaran Covid-19
6 Batuk kering adalah salah satu ciri khas yang
didapat jika terinfeksi Covid-19
Jika warga Indonesia sebelumnya tinggal di
luar Negeri dan ingin kembali ke Indonesia
7
sebaiknya warga tersebut melakukan karantina
selama 14 hari
Orang dalam pengawasan adalah kepanjangan
8
dari ODP
Penderita dalam pengawasan adalah
9
kepanjangan dari PDP
Bertatapan dengan orang yang terinfeksi adalah
10
metode penyebaran Covid-19

Lampiran 5
4. Sikap
Berilah tanda ( √ ) pada kolom pilihan yan tersedia.
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
No. Pernyataan SS S KS TS
Pemerintah mengharuskan tetap dirumah
1 saja untuk mencegah rantai persebaran
Covid-19
WHO memberitahukan untuk menjaga
2 jarak minimal 2 meter jika bertemu
dengan orang lain
Orang yang punya komplikasi penyakit
3
lebih beresiko untuk terinfeksi Covid-19
Jika anda yang sebelumnya sedang berada
diluar kota yang prevalensi terinfeksi
4 Covid-19nya tinggi ingin balik ke rumah
anda harus melakukan isolasi mandiri
selama 14 hari
Bagaimana menurut anda jika ada
informasi menyatakan bahwa orang yang
5 terinfeksi Virus Covid-19 bisa
disembuhkan dengan jamu-jamuan
Banyak kabar mengatakan bahwa
6 antibiotic dapat menghancurkan virus,
bagaimana menurut anda

jika terjadi wabah Covid-19 disuatu


negara, tindakan yang tepat adalah
7
menhindari untuk berkunjung ke negara
tersebut sampai selamanya
Jika terjadi wabah Covid-19 disuatu
negara, tindakan yang tepat adalah
8 menghinari dan memusuhi teman yang
berasal dari negara tersebut karena mereka
adalah wabah
Pemerintah memaksa orang yang rentan
9
terhadap penyakit untuk tetap dirumah saja
Pemerintah mengharuskan masyarakat
10 yang berkontak langsung dengan penderita
Covid-19 untuk melakukan isolasi mandiri

Lampiran 6
5. Tidakan
1. Jika anda memesan makanan dengan jasa kurir, apakah yang harus anda
lakukan terlebih dahulu ?
a. Membuka makanan lalu memakannya
b. Menyemprotkan desinfektan ke pembungkus makanan tadi
c. Mencuci makanannya
d. Mencuci sendok yang akan digunakan untuk makan dengan bersih
2. Jika anda pergi menggunakan angkutan umum, maka yang harus anda
lakukan adalah ?
a. Duduk bersama teman secara berdekatan
b. Memberi selisi bangku diantara tempat duduk anda
c. Berdiri dan memegang
X =∑
2 tiang angkutan umum
2
(fo-fh)
d. Menyiram tempat duduk yangfh akan anda duduki dengan air bersih
3. Jika anda berada di suatu kerumunan masyarakat maka hal yang harus
anda lakukan adalah
a. Melarang mereka berkerumun
b. Memberikan penjelasan untuk tidak berkerumun
c. Diam diri saja
d. Tidak peduli
4. Jika anda terpaksa untuk makan di luar rumah, hal yang harus anda
lakukan adalah ?
a. Mencuci tangan sesuai aturan
b. Menggunakan handsanitizer secukupnya
c. Menggunakan sarung tangan pelastik
d. Makan langsung saja

5. Jika anda mengalami gejala infeksi Covid-19 maka hal yang anda lakukan
adalah ?
a. Kerumah teman lalu mengabarkan kalau anda sakit
b. Berdiam diri di rumah
c. Gelisa dan tidak mau makan
d. Isolasi mandiri di rumah
6. Jika anda berniat keluar rumah untuk suatu hal yang penting, maka yang
harus anda persiapkan untuk keluar rumah adalah
a. Memakai baju kedap udara agar aman
b. Menggunakan masker dan mencuci tangan
c. Hanya membawa diri saja
d. Menggunakan handsanitizer
7. Apa yang anda lakukan jika anda berada di lingkungan pasien Covid-19 ?
a. Mengunakan APD yang memadai
b. Memberi empati dengan memeluknya
c. Berjaga jarak 30 cm dengan penderita
d. Bersikap acuh dan marah
8. Apakah yang anda lakukan jika mendapatkan informasi dari institusi
kesehatan seperti rumah sakit mengenai Covid-19 ?
a. Bersikap tidak peduli
b. Hanya mendengarkan saja
c. Menyebarkan info yang berbeda ke orang-orang
d. Menyebar info yang sesuai dan melakukannya
9. Apakah yang anda lakukan jika ingin masuk ke rumah setelah berpergian
dari luar ?
a. Menyemprotkan wajah dengan antiseptic
b. Membuka pakaian di luar rumah
c. Membuka sepatu di luar rumah dan membuka pakaian di dalam rumah
d. Menyemprotkan sepatu dengan antiseptic

10. Bagaimana cara anda meningkatkan system imun dalam rangka tindakan
pencegahan Covid-19 ?
a. Tidur di rumah
b. Makan dalam porsi banyak
c. Hanya makan makanan yang disukai
d. Olahrga yang teratur

Lampiran 7

100

Lampiran 9
Frequencies
Statistics
Umur Jenis_Kelamin Pekerjaan
N Valid 76 76 76
Missing 0 0 0
Percentiles 100 3.00 2.00 2.00

Frequency Table
Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 18-20 Tahun 25 32.9 32.9 32.9
21-30 Tahun 31 40.8 40.8 73.7
31-40 Tahun 20 26.3 26.3 100.0
Total 76 100.0 100.0
Jenis_Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 49 64.5 64.5 64.5
Perempuan 27 35.5 35.5 100.0
Total 76 100.0 100.0

Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Bekerja 26 34.2 34.2 34.2
Tidak Bekerja 50 65.8 65.8 100.0
Total 76 100.0 100.0
Statistics
Pencegahan_Penyeb Pengetahuan Sikap Tindakan
aran_Covid19
N Valid 76 76 76 76
Missing 0 0 0 0
Percentiles 100 1.00 1.00 3.00 1.00

Frequency Table
Pencegahan_Penyebaran_Covid19
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang Baik 11 14.5 14.5 14.5
Baik 65 85.5 85.5 100.0
Total 76 100.0 100.0

Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang Baik 16 21.1 21.1 21.1
Baik 60 78.9 78.9 100.0
Total 76 100.0 100.0
Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 17 22.4 22.4 22.4
Cukup Baik 36 47.4 47.4 69.7
Kurang Baik 23 30.3 30.3 100.0
Total 76 100.0 100.0
Tindakan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang Baik 13 17.1 17.1 17.1
Baik 63 82.9 82.9 100.0
Total 76 100.0 100.0
Sikap (Merger)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang Baik 23 30.3 30.3 30.3
Baik 53 69.7 69.7 100.0
Total 76 100.0 100.0

CrossTabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan
Pencegahan_Penyebaran_Covid 76 100.0% 0 0.0% 76 100.0%
19
Pengetahuan * Pencegahan_Penyebaran_Covid19 Crosstabulation
Pencegahan_Penyebaran_C Total
ovid19
Kurang Baik
Baik
Kurang
Pengetahuan Count 5 11 16
Baik
Expected Count 2.3 13.7 16.0
% within Pengetahuan 31.2% 68.8% 100.0%
% within
Pencegahan_Penyebaran_Covid 45.5% 16.9% 21.1%
19
% of Total 6.6% 14.5% 21.1%
Baik Count 6 54 60
Expected Count 8.7 51.3 60.0
% within Pengetahuan 10.0% 90.0% 100.0%
% within
Pencegahan_Penyebaran_Covid 54.5% 83.1% 78.9%
19

% of Total 7.9% 71.1% 78.9%


Total Count 11 65 76
Expected Count 11.0 65.0 76.0
% within Pengetahuan 14.5% 85.5% 100.0%
% within
Pencegahan_Penyebaran_Covid 100.0% 100.0% 100.0%
19
% of Total 14.5% 85.5% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 4.608 1 .032
b
Continuity Correction 3.051 1 .081
Likelihood Ratio 3.963 1 .047
Fisher's Exact Test .047 .047
Linear-by-Linear Association 4.547 1 .033
N of Valid Cases 76
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.32.
b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Phi .246 .032
Cramer's V .246 .032
Contingency Coefficient .239 .032
N of Valid Cases 76
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
SK *
Pencegahan_Penyebaran_Covid1 76 100.0% 0 0.0% 76 100.0%
9
SK * Pencegahan_Penyebaran_Covid19 Crosstabulation
Pencegahan_Penyebaran_Covid1 Total
9
Kurang Baik Baik
SK Kurang Baik Count 7 16 23
Expected Count 3.3 19.7 23.0
% within SK 30.4% 69.6% 100.0%
% within
Pencegahan_Penyebaran_Covid1 63.6% 24.6% 30.3%
9
% of Total 9.2% 21.1% 30.3%
Baik Count <5 49 53
Expected Count 7.7 45.3 53.0
% within SK n<5 92.5% 100.0%
% within
Pencegahan_Penyebaran_Covid1 n<5 75.4% 69.7%
9
% of Total n<5 64.5% 69.7%
Total Count 11 65 76
Expected Count 11.0 65.0 76.0
% within SK 14.5% 85.5% 100.0%
% within
Pencegahan_Penyebaran_Covid1 100.0% 100.0% 100.0%
9
% of Total 14.5% 85.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact
(2-sided) sided) Sig. (1-
sided)
a
Pearson Chi-Square 6.788 1 .009
b
Continuity Correction 5.065 1 .024
Likelihood Ratio 6.218 1 .013
Fisher's Exact Test .015 .015
Linear-by-Linear Association 6.698 1 .010
N of Valid Cases 76
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.33.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Phi .299 .009
Cramer's V .299 .009
Contingency
.286 .009
Coefficient
N of Valid Cases 76
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Sikap *
Pencegahan_Penyebaran_Covid1 76 100.0% 0 0.0% 76 100.0%
9

Sikap * Pencegahan_Penyebaran_Covid19 Crosstabulation


Pencegahan_Penyebaran_Covid Total
19
Kurang Baik Baik
Sikap Baik Count <5 17 17
Expected Count 2.5 14.5 17.0
% within Sikap n<5 100.0% 100.0%
% within
Pencegahan_Penyebaran_Covid1 n<5 26.2% 22.4%
9
% of Total n<5 22.4% 22.4%
Cukup Baik Count <5 32 36
Expected Count 5.2 30.8 36.0
% within Sikap n<5 88.9% 100.0%
% within
Pencegahan_Penyebaran_Covid1 n<5 49.2% 47.4%
9
% of Total n<5 42.1% 47.4%
Kurang Baik Count 7 16 23
Expected Count 3.3 19.7 23.0
% within Sikap 30.4% 69.6% 100.0%
% within
Pencegahan_Penyebaran_Covid1 63.6% 24.6% 30.3%
9
% of Total 9.2% 21.1% 30.3%
Total Count 11 65 76
Expected Count 11.0 65.0 76.0
% within Sikap 14.5% 85.5% 100.0%
% within
Pencegahan_Penyebaran_Covid1 100.0% 100.0% 100.0%
9
% of Total 14.5% 85.5% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 7.939 2 .019
Likelihood Ratio 9.464 2 .009
Linear-by-Linear Association 7.583 1 .006
N of Valid Cases 76
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.46.
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Phi .323 .019
Cramer's V .323 .019
Contingency Coefficient .308 .019
N of Valid Cases 76
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tindakan *
Pencegahan_Penyebaran_Covid1 76 100.0% 0 0.0% 76 100.0%
9

Tindakan * Pencegahan_Penyebaran_Covid19 Crosstabulation


Pencegahan_Penyebaran_C Total
ovid19
Kurang Baik Baik
Tindakan Kurang Baik Count <5 9 13
Expected Count 1.9 11.1 13.0
% within Tindakan n<5 69.2% 100.0%
% within
Pencegahan_Penyebaran_Covid1 n<5 13.8% 17.1%
9
% of Total n<5 11.8% 17.1%
Baik Count 7 56 63
Expected Count 9.1 53.9 63.0
% within Tindakan 11.1% 88.9% 100.0%

% within
Pencegahan_Penyebaran_Covid1 63.6% 86.2% 82.9%
9
% of Total 9.2% 73.7% 82.9%
Total Count 11 65 76
Expected Count 11.0 65.0 76.0
% within Tindakan 14.5% 85.5% 100.0%

% within
Pencegahan_Penyebaran_Covid1 100.0% 100.0% 100.0%
9

% of Total 14.5% 85.5% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 3.364 1 .067
b
Continuity Correction 1.964 1 .161
Likelihood Ratio 2.846 1 .092
Fisher's Exact Test .087 .087
Linear-by-Linear Association 3.320 1 .068
N of Valid Cases 76
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.88.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Phi .210 .067
Cramer's V .210 .067
Contingency Coefficient .206 .067
N of Valid Cases 76
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

100

Lampiran 10

Lampiran 11
Lampiran 12

Lampiran 13
Lampiran 14
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi
1. Nama : Alfhany Eka Leo Saputra
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Wawotobi, 18
Agustus 1998
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Status Pernikahan : Belum Menikah
6. Warga Negara : Indonesia
7. Alamat KTP : Desa Wonggeduku
Kecamatan Wonggeduku
Kabupaten Konawe
8. Alamat Sekarang : BTN Bukit Kendari
Indah Blok D2
Kelurahan Lepo-lepo
Kota Kendari
9. Nomor Telepon / HP : +62853 2022 2497
10. e-mail : alfhanyleo@gmail.com
11. Kode Pos : 93116

II. Pendidikan Formal :


Periode Sekolah / Institusi / Jurusan
(Tahun) Universitas
2010 SD N 2 Wonggeduku Umum
2013 SMP N 3 Pondidaha Umum
2016 SMA N 1 Wawotobi MIPA

III. Pendidikan Non Formal / Training – Seminar


Tahun Lembaga / Instansi Keterampilan
2016 Peace Speaking
2018 Palang Merah Indonesia Pertolongan Pertama
2018 HMI Keorganisasian, Berbicara
100

You might also like