You are on page 1of 8

Jurnal Keperawatan, Volume 9, No. 1, Februari 2021, (Hal.

1-8)

GAMBARAN TINGKAT KEGAWAT DARURATAN PASIEN


DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA KOTA MANADO

Livnie Nansi Sahensolar1,Hendro Bidjuni2,Vandri Kallo3*


ͣ Livnie Nansi Sahensolar (Mahasiswi PSIK FK Unsrat, Indonesia)
ᵇ Hendro Bidjuni (Dosen PSIK FK Unsrat, Indonesia)
ͨ Vandri Kallo (Dosen PSIK FK Unsrat, Indonesia)
*Email :nsahensolar11@gmail.com

Abstract: Background in this research, namely a State of emergency is situation that requires
the handling or action immediately to eliminate the treat life of the victim. The research of aim
is to know the Description of the level of emergency patients in the Emergency Room (ER)
Hospital Bhayangkara Manado City. The Method is using descriptive research. Sample in this
research amounted to 100 respondents obtained through medical record with the research
instrument used is in the form of observation sheet which consists of the priority handling of
patients is to determine priority I and Priority II. The results of the research, the
characteristics based on the age of the response and the most on the age of The Elderly the
Beginning of 46-55 years with a total of 24 respondents (24%), characteristics based on the
gender of largest in the male gender with a total of 54 respondents (54%), characteristics
based on the medical diagnosis most are on the medical diagnosis of Dyspepsia with the
number 47 diagnosis (47%), and based on Emergency patients are on Emergency priority of
yellow with the amount of 62 respondents (62%). Conclusion, Patients who come to the
emergency room with emergency patients with Priority triage shows the most Priority Triage
yellow.
Keywords : Dyspepsia; Emergency Room; Priority of the Patient; Rate of Emergency Patients;
Triage

Abstrak: Latar Belakang penelitian yaitu Keadaan gawat darurat merupakan keadaan yang
memerlukan penanganan atau tindakan segera untuk menghilangkan ancaman nyawa korban.
Tujuan penelitian untuk mengetahui Gambaran tingkat kegawat daruratan pasien di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Bhayangkara Kota Manado. Metode Penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif. Sampel, pada penelitian ini berjumlah 100 responden yang
diperoleh melalui rekam medis dengan instrument penelitian yang digunakan yaitu dalam
bentuk lembar oservasi yang terdiri dari prioritas penanganan pasien yaitu untuk menentukan
prioritas I dan Prioritas II. Hasil penelitian, karakteristik berdasarkan umur respon dan
terbanyak pada umur Masa Lansia Awal 46-55 tahun dengan jumlah 24 responden (24%),
karakteristik berdasarkan jenis kelamin terbanyak pada jenis kelamin laki-laki dengan jumlah
54 responden (54%), karakteristik berdasarkan diagnose medis terbanyak berada pada diagnose
medis Dysepsia dengan jumlah 47 diagnose (47%), dan berdasarkan kegawat daruratan pasien
terbanyak berada pada kegawat daruratan prioritas kuning dengan jumlah 62 responden (62%).
Kesimpulan, Pasien yang datang ke Instalasi gawat darurat dengan kegawat daruratan pasien
dengan Prioritas triase menunjukan sebagian besar Prioritas Triase kuning.
Kata Kunci : Dispepsia; Instalasi Gawat Darurat; Prioritas Pasien; Tingkat Kegawat daruratan
Pasien; Triase

Livnie, Hendro, Vandri, GambaranTingkatKegawatDaruratan… 1


Jurnal Keperawatan, Volume 9, No. 1, Februari 2021, (Hal. 1-8)

PENDAHULUAN pasien secara cepat dan tepat. Ketepatan


Keadaan gawat darurat merupakan keadaan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat harus
yang memerlukan penanganan atau tindakan didukung dengan pelaksanaan triage yang
segara untuk menghilangkan ancaman benar (Susanti, 2018).
nyawa korban. Dalam tubuh manusia Triage merupakan suatu kegiatan memilih
terdapat berbagai organ dan semua itu dan memilah pasien yang akanmasuk ke
terbentuk dari sel-sel, sel dalamtubuh akan IGD, dari proses memilih dan memilah
hidup apabila pasokan oksigen mencukupi, pasien yang masuk ke IGD akan
dan bisa terjadi kematian sel tubuh apabila dikategorikan kedalam pasien true
tidak mendapat pasokan oksigen. Kematian emergency dan false emergency (Conrad,
di bagi menjadi dua macam yaitu mati 2012 dalam Susanti, 2018). Diperlukan
bologis dan mati klinis, seseorang dikatakan kesiapan dan peran tenaga kesehatan
mati klinis jika mengalami henti nafas dan termasuk perawat IGD dalam penerapan
henti jantung, waktu 6-8 menit setelah konsep triage untuk menangani kondisi
terhentinya pernafasan dan henti jantung kegawat daruratan. Pada kegiatan triage,
sedangkan mati biologis adalah mulai perawat bertanggungjawab penuh dalam
terjadinya kerusakan sel-sel otak dan pengambilan keputusan segera (decision
waktunya dimulai 6 sampai dengan 8 menit making), melakukan pengkajian resiko,
setelah berhentinya sistem pernafasan dan pengkajian sosial, diagnosis, dan
sirkulasi (Musliha, 2010 dalam Aulia, 2019). menentukan prioritas serta merencanakan
Filosofi penanganan pasien gawat darurat tindakan berdasarkan tingkat urgency pasien
adalah Time Saving it’s Live Saving. Artinya (Susanti, 2018).
adalah seluruh tindakan yang dilakukan di Berdasarkan beberapa hasil penelitian masih
ruang gawat darurat haruslah benar-benar tedapat keterlambatan waktu tanggap di
efektif dan efisien, karena pasien akan beberapa RS. Penelitian yang dilakukan oleh
kehilangan nyawa hanya dalah hitungan Maatilu (2014) tentang faktor-faktor yang
menit saja. Berhenti nafas 2-3 menit pada berhubungan dengan response time pada
manusia dapat menyebabkan kematian yang penanganan pasien gawat darurat di IGD
fatal (Surtiningsih dkk. 2016). RSUP PROF. Dr. R. D. Kandou Manado
Menurut Hartati & Halimuddin (2017), bahwa hasil penelitian didapatkan response
indikator keberhasilan dalam penanganan time perawat dalam penanganan kasus gawat
medik pasien gawat darurat adalah darurat rata-rata lambat (> 5 menit).
kecepatan dalam memberikan pertolongan Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
kepada pasien gawat darurat. Keberhasilan Noor (2009) tentang faktor-faktor yang
waktu tanggap atau yang biasa di sebut mempengaruhi response time pada
dengan response time sangat bergantung penanganan pasien IGD RSUP persahabatan
pada kecepatan pemberian pertolongan serta bahwa hasil penelitiannya didapatkan waktu
kualitas yang di berikan untuk tanggap 7.45 menit. Selanjutnya penelitian
menyelamatkan nyawa atau mencegah cacat yang dilakukan oleh Achmad (2012) tentang
sejak kejadian di tempat, dalam perjalanan faktor-faktor yang berhubungan dengan
hingga pertolongan rumah sakit. Instalasi lama waktu tanggap perawat pada
Gawat Darurat dikelola untuk menangani penanganan asma di IGD RSUD
pasien gawat darurat mengancam jiwa yang Panembahan Senopati Bantul bahwa hasil
melibatkan tenaga profesional terlatih serta penelitian menunjukkan bahwa perawat
didukung dengan peralatan khusus, sehingga mempunyai waktu tanggap cepat (<5 menit)
perawat dalam memberikan pelayanan sebanyak 12 orang (60%) dan waktu

Livnie, Hendro, Vandri, GambaranTingkatKegawatDaruratan… 2


Jurnal Keperawatan, Volume 9, No. 1, Februari 2021, (Hal. 1-8)

tanggap lambat (>5 menit) sebanyak 8 orang responden. Pengambilan sampel pada
(40%). penelitian ini menggunakan total sampling.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan Instrumen dalam pengumpulan data dan
bulan Maret Tahun 2021 didapatkan data informasi pada responden, peneliti
jumlah kunjungan pasien di IGD Rumah menggunakan pengumpulan data dalam
Sakit Bhayangkara dengan rata-rata bentuk Lembar Observasi yaitu diberikan
centang Prioritas 1 di berikan nilai 3 (Merah)
kunjungan pasien perhari pada tahun 2020
korban membutuhkan stabilisasi segera atau
mencapai 16.435 pasien. Dari hasil
dalam keadaan kritis, Prioritas II dengan
observasi yang dilakukan di IGD Rumah diberi nilai 2 (kuning) korban membutuhkan
Sakit Bhayangkara diperoleh rata-rata pertolongan dan pengawasan ketat
kegawatan daruratan pasien berfariasi. Data perawatan dan dapat ditunda sementara
laporan bulanan Februari tahun 2021 selama 10 menit, dan Priotitas III di berikan
sebanyak 100 pasien yang masuk ke IGD nilai 1 korban masih mampu berjalan
dengan diagnose penyakit yang berbeda pemberian perawatan dapat ditunda 60
dengan angka kematian pasien yaitu bulan menit. Pengolahan data yang diperoleh dari
Januri sebanyak 4 pasien, bulan Februari hasil penelitian ini diolah secara manual dan
sebanyak 7 pasien. Dari data tersebut dianalisis secara statistic melalui
terdapat kecenderungan peningkatan kasus komputerisasi dengan beberapa tahap yaitu
kematian pasien di IGD tahun 2021 masih editing, coding, dan cleaning yang
dilakukan terhadap variable penelitian untuk
terjadi. Pasien yang masuk lewat IGD
meneliti tampilan distribusi frekuensi dan
dengan kegawatan darurat ataupun tidak, presentase dari tiap-tiap variable dengan
semua dikaji oleh perawat berdasarkan menggunakan Chi-Square.
prioritas pasien, (Profil RS, 2021). Dalam melakukan penelitian, peneliti
METODE menggunakan etika penelitian yang terdiri
dari Informed consent, Anonymity (tanpa
Penelitian ini menggunakan penelitian
nama), dan Confidentially. Analisa data
deskriptif dengan pendekatan cross
dilakukan terhadap variabel penelitian untuk
sectional. Populasi pada penelitian ini
meneliti tampilan distribusi frekuensi dan
kepada perawat di UGD IGD Rumah Sakit
presentase dari tiap-tiap variable.
Bhayangkara Manado yang berjumlah 100

HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden
No Variabel f %
1. Umur
- Balita 0-5 Tahun 4 4.0
- Kanak-Kanak 5- Tahun 1 1.0
- Remaja Awal 12-16 Tahun 3 3.0
- Remaja Akhir 17-25 Tahun 17 17.0
- Dewasa Awal 26-35 Tahun 15 15.0
- Dewasa Akhir 36-45 Tahun 15 15.0
- Lansia Awal 46-55 Tahun 24 24.0
- Lansia Akhir > 56 Tahun 21 21.0
2. Jenis Kelamin
- Laki-laki 54 54.0
- Perempuan 46 46.0

Livnie, Hendro, Vandri, GambaranTingkatKegawatDaruratan… 3


Jurnal Keperawatan, Volume 9, No. 1, Februari 2021, (Hal. 1-8)

Berdasarkan tabel 1, distribusi responden responden (24.0%). Menurt jenis kelamin


berdasarkan umur responden, umur responden, jenis kelamin terbanyak berada
reponden terbanyak berada pada umur pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 54
lansia awal 46-55 tahun sebanyak 24 responden (54%).

Tabel 2. Analisa Data Berdasarkan Diagnosa Medis


DiagnosaMedis n %
Dysepsia 47 47.0
V.Laseratum 13 13.0
ISK 3 3.0
CKR 5 5.0
LER 1 1.0
Colik Abd 4 4.0
V.Ictum 2 2.0
Hematemesis 2 2.0
DiareAkut 3 3.0
Vertigo 3 3.0
Nefrolitiasis 2 2.0
Post. Nefrostomi 1 1.0
SNH 1 1.0
Fr. Clavicula 1 1.0
Lateri Pro Evaluasi 1 1.0
Susp. Fr. Humerus 1 1.0
App. Kronis 1 1.0
V. Morsum 1 1.0
Trauma Mata 1 1.0
CKD 1 1.0
DM T2 1 1.0
Obs. Febris 1 1.0
Hipertensi 2 2.0
TB Paru 1 1.0
Inkontinensia Urine 1 1.0
Jumlah 100 100

Berdasarkan hasil distribusi tabel 2 diagnosa medis Dysepsia dengan jumlah 47


karakteristik berdasarkan diagnosa medis, diagnosa (47.0 %).
diagnosa medis terbanyak berada pada

Tabel 3. Berdasarkan Kegawat daruratan Pasien


Kegawat daruratan/Prioritas n %
Kuning 62 62.0
Hijau 38 38.0
Jumlah 100 100

Livnie, Hendro, Vandri, GambaranTingkatKegawatDaruratan… 4


Jurnal Keperawatan, Volume 9, No. 1, Februari 2021, (Hal. 1-8)

Berdasarkan hasil distribusi tabel 3 responden (62.0 %), sedangkan yang paling
karakteristik responden berdasarkan sedikit berada pada kegawat daruratan
kegawat daruratan pasien, responden prioritas hijau dengan jumlah 38
terbanyak berada pada kegawat daruratan responden(38.0%).
prioritas kuning dengan jumlah 62

PEMBAHASAN dapat diperkirakan faktor-faktor yang


1. Umur Responden memengaruhi perbedaan angka antara jenis
Hasil penelitian menunjukan karakteristik kelamin pada masing-masing kasus pun
responden berdasarkan umur responden, berbeda (Takaendengan, 2016).
responden terbanyak berada pada umur Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Masa Lansia Awal 46 – 55 Tahun dengan (Yudi, 2018) mengenai gambaran
jumlah 24 responden (24.0%), sedangkan kunjungan pasien ke IGD berdasarkan Jenis
yang paling sedikit berada pada umur Masa kelamin di rumah sakit Santa Elisabeth
Kanak-Kanak 5- Tahun dengan jumlah 1 Medan tahun 2016 yang dilakukan terhadap
responden (1.0%). Penelitian sejalan 162 responden ditemukan bahwa mayoritas
dengan penelitian Ade, 2018 mengenai pasien syangberkunjung berjenis kelamin
gambaran kunjungan pasien ke IGD laki-laki yaitu sebanyak 97 responden (59,9
berdasarkan Usia di rumah sakit Santa %) dan jenis kelamin perempuan yaitu
Elisabeth Medan tahun 2016 yang sebanyak yaitu 65 responden (40,1 %).
dilakukan terhadap 162 orang ditemukan
bahwa pasien pada umur 56-65 tahun 3. Diagnosa Medis
pasien yang datang ke IGD paling banyak Hasil penelitian menunjukan karakteristik
berjumlah 31 orang (19,1 %) dan pada usia berdasarkan diagnosa medis, diagnosa
6-11 tahun pasien yang paling sedikit yang medis terbanyak berada pada diagnosa
berkunjung ke IGD berjumlah 8 orang medis Dysepsia dengan jumlah 47diagnosa
(4,9%). medis (47.0 %). Asri, 2017 dalam Guyton
Didominasi oleh rentang usia 46-55 tahun (2015), bahwa sekresi lambung diatur oleh
diperkirakan dipengaruhi oleh berbagai mekanisme saraf dan hormonal. Pengaturan
faktor seperti jenis penyakit seperti hormon berlangsung melalui hormon
osteoporosis, penyakit janutung, masalah gastrin. Hormon ini bekerja pada kelenjar
kehamilan, obesitas dll, tingkat pendidikan, gastric dan menyebakan aliran tambahan
nutrisi dll. Tingginya jumlah kasus pada lambung yang sangat asam. Sekresi
rentang usia ini. tersebut berlangsung selama beberapa jam.
Hormon gastrin dipengaruhi oleh beberapa
2. Jenis Kelamin hal seperti adanya makanan dalam jumlah
Hasil penelitian menunjukan karakteristik besar yang berada di lambung, juga zat
responden berdasarkan jenis kelamin sekretatogue seperti ektrak makan, hasil
responden, terbanyak berada pada jenis pencernaan protein, alkohol, dan kafein.
kelamin laki-laki dengan jumlah 54 Hasil penelitian ini sejalan dengan
responden (54.0 %), sedangkan yang paling penelitian Suryanti, 2019, tentang
sedikit berada pada jenis kelamin karakteristik penderita dispepsia pada
kunjungan rawat jalan praktek pribadi dr.
Suryanti periode bulan oktober-desember
2018, yang diperoleh hasil dispepsia
merupakan salah satu masalah kesehatan
perempuan dengan jumlah 46 responden yang sering ditemui pada praktek sehari-
(46.0 %). Didominasi oleh laki-laki hari. Diperkirakan hampir 30% kasus yang
diperkirakan bergantung dari data masing- dijumpai pada praktek umum dan 60% pada
masing penyakit spesifik. Angka ini datang praktek gastroenterology merupakan
dari kasus trauma dan non trauma sehingga dyspepsia.
Livnie, Hendro, Vandri, GambaranTingkatKegawatDaruratan… 5
Jurnal Keperawatan, Volume 9, No. 1, Februari 2021, (Hal. 1-8)

4. Kegawat Daruratan Pasien penting dalam memprioritaskan kegawatan


Hasil penelitian menunjukan karakteristik pasien sesuai dengan proses triase karena
responden berdasarkan kegawat daruratan akan mempermudah untuk tindakan
pasien, responden terbanyak berada pada selanjutnya sesuai kebutuhan pasien.
kegawat daruratan prioritas kuning dengan
jumlah 62 responden (62.0 %), sedangkan SIMPULAN
yang paling sedikit berada pada kegawat Berdasarkan hasil analisa data dan
daruratan prioritas hijau dengan jumlah 38 pembahasan maka dapat disimpulkan
responden (38.0 %). sebagian besar pasien yang dating ke IGD
Saat pasien datang di depan pintu IGD berada pada umur Masa Lansia Awal 46 –
maka dicatat sebagai dimulaianya waktu 55 Tahun, sebagian besar Pasien yang
tanggap tindakan keperawatan, setelah dating ke IGD bedasarakan jenis kelamin
ditentukan diagnosa kerja dan kategori laki-laki, dan Pasien yang dating ke
kegawatannya berdasarkan kategori triase, Instalasi gawat darurat dengan kegawat
maka pencatatan dilanjutkan sesuai format daruratan Prioritas triase menunjukan
yang ada. Untuk menghindari hilangnya sebagian besar Prioritas Triase kuning.
data waktu yang overlaping maka dipakai Dengan demikian perlunya penambahan
penunjuk waktu dan pencatat waktu berupa tenaga yang berkompeten yang memilki
jam dengan memakai Waktu Indonesia pelatihan-pelatihan dalam penanganan
Bagian Tengah sebagai dasar pasien kegawat daruratan.
perhitungannya. Observer melakukan
pencatatan dengan mengikuti pasien mulai DAFTAR PUSTAKA
dari saat dilayani dan mencatat semua jenis Abidin, (2012). Makalah tentang perawat
tindakan keperawatan di IGD sesuai profesionalisme, diakses tanggal 25 Mei
petunjuk pada format observasi dengan 2017, http://www.masbid.com
hasil observasi tindakan keperawatan Ade, 2018. Gambaran pelaksanaan code
menggunakan catatan waktu dalam blue di ruang rawat inap dewasa rs. Dr.
hitungan menit. Wahidin sudiro husodoadesyamsuryadi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Jurnal
penelitian yang dilakukan oleh Apriani Apriani dan SyafitriFebriani, 2017.
(2017), dimana dari 30 responden Hubungan Kegawat daruratan Dengan
didapatkan 22 responden (73,3%), yang Waktu Tannggap Pada Pasien Jantung
termasuk kedalam prioritas 2, 5 responden Koroner.Jurnal Kesehatan. Palembang
(16,7%) yang termasuk kedalam prioritas 1, Aulia, 2019. Gambaran Response Time dan
dan 3 responden (10%) yang termasuk Lama Triage di Instalasi Gawat Darurat
dalan prioritas 3 pada pasien penderita (IGD) Rumah Sakit Baladhika Husada
jantung. Dimana untuk kecepatannya, 23 Jember. Skripsi
responden (76,7%) mendapatkan waktu Achmad, (2012). Faktor-Faktor Yang
tanggap yang sangat cepat, sedangkan 7 Berhubungan Dengan Lama Waktu
responden (23,3%) mendapatkan waktu Tanggap Perawat Pada Penanganan Asma
tanggap cepat. Di Instalasi Gawat Darurat RSUD
Berdasarkan hasil penelitian yang Panembahan Senopati Bantul, Jurnal
dilakukan rumah sakit Bhayangkara Kota Keperawatan Universitas Respati
Manado dengan sebagian besar kasus Yogyakarta, dalam http://e-
kegawat daruratan yaitu pasien dengan journal.respati.ac.id. diakses 28 April 2017
darurat tidak gawat. Kegawat daruratan Asri, 2017. Hubungan Pola Makan Dan
pasien dapat mengalami perburukan Karakteristik Individu Terhadap Sindrom
kondisi atau akan semakin gawat hingga Dispepsia Pada Mahasiswa Angkatan 2015
terjadi komplikasi dan kematian, apabila Dan 2016 Fakultas Kedokteran Univeritas
tidak ditangani dengan segera. Sangat Hasanuddin, Skripsi

Livnie, Hendro, Vandri, GambaranTingkatKegawatDaruratan… 6


Jurnal Keperawatan, Volume 9, No. 1, Februari 2021, (Hal. 1-8)

Depkes. RI. (2011).Sistem Penanggulangan KANDOU MANADO,Jurnal Universitas


Gawat Darurat Terpadu. Jakarta: Sumatera Barat,dalam
Departemen Kesehatan Republik http://ejournal.unsrat.ac.id. diakses 12
Indonesia. Maret 2017.
Dinkes DIY. (2013) Profil Kesehatan Mahyawati dan Widaryati, (2015).
Istimewa Yogyakarta Tahun 2013. Dinas Hubungan Kegawat daruratan Pasien
Kesehatan D.I. Yogyakarta, Yogyakarta. Dengan Waktu Tanggap Perawat Di IGD
Gray, D. (2012).Modul Pelatihan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Pengembangan Manajemen kinerja klinik Yogyakarta.
perawat/bidan. Jakarta. Nursalam. (2012). Manajemen
Heru, S. 2015. Gambaran Pengetahuan Keperawatan, Aplikasi dalam Praktek
Peran Perawat Dalam Ketepatan Waktu Keperawatan Profesional. Jakarta:Salemba
Tanggap Penanganan Kasus Gawat Darurat Medika..
Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Oman, Kathleen, S, McLain, Jane, Koziol,
Umum Daerah Karanganyar, Skripsi Scheetz, Linda, J, (2012). Keperawatan
Herkunanto, (2012). Penanggulangan Emergenci. EGC. Jakarta
Penderita Gawat Darurat Anestesiologi & Potter, P. A dan Perry, A. G, (2012).Buku
Reanimasi. Surabaya: FK. Unair. Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Harbullah(2012).“Jenis dan metode Proses, dan Praktik, Jakarta: EGC.
pendidikan”.(Online). Siswanto, (2013). Hubungan Beban dan
(http://www.kajianpustaka.com/2012/11/je Lama Kerja Dengan Waktu Tanggap
nis-dan-metode-pendidikan-dan.html). Perawat Gawat Darurat Menurut Persepsi
Pada tanggal 27 Mei 2017. Pasien Di Instalasi Gawat Darurat RSU
Hadjam, (2013).Pengantar Keperawatan Pandan Arang Boyolali. Berita Ilmu
Profesional. EGC, Jakarta. Keperawatan ISSN 1979-2697, 1 (3),
Hamurwono, (2012). Kertrampilan dalam September 2013: 125-130, dalam
Keperawatan Kamus Elektronik. Diakses http://publikasiilmiah.ums.ac.id diakses 18
tanggal 25 Mei 2017, April 2017
http://www.content.com. Siagian, (2011).pelatihan dalam
Helga, (2019). Penerapan response time Manajemen Sumber Daya Manusia Ed. 1,
perawat dalam pelaksanaan penentuan cet. 15. Jakarta: PT. Bumi Aksara
prioritas penanganan kegawat daruratan Surtiningsih, D., Susilo, C., dan Hamid, M.
jantung di igdrsud. Prof.dr. Ma. Hanafiah A. (2016). Penerapan Response Time
batu sangkar tahun 2019.jurnal Perawat Dalam Pelaksanaan Penentuan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Prioritas Penanganan Kegawat daruratan
Indonesia. (2009). Standar Instalasi Gawat Pada Pasien Kecelakaan Di IGD RSD
Darurat (IGD) Rumah Sakit. Jakarta: Balung. The Indonesian Journal Of Health
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Science. 6(2): 124-131.
Kartikawati dan Musliha. (2014). Sugiyono. (2018). Metode Penelitian
Perbedaan waktu tanggap tindakan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
keperawatan di Instalasi Gawat Darurat Alfabeta.
RSUD Dr. Moewardi. Berita Ilmu Susanti, V.(2018). Gambaran Pelaksanaan
Keperawatan. Triage Dan Respon Time Di Ruang
Kusnanto, M, A. (2012). Pengantar Profesi Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Islam
dan Praktik keperawatan Profesional. Sultan Agung Semarang. Skripsi.
Jakarta: EGC. Semarang: Fakultas Ilmu Keperawatan
Maatilu V, (2014). Faktor-Faktor Yang Universitas IslamSultan Agung.
Berhubungan Dengan Response Time Suryanti. (2019). Karakteristik penderita
Perawat Pada Penanganan Pasien Gawat dispepsia pada kunjungan rawat jalan
Darurat Di IGD RSUP PROF.DR. R. D.

Livnie, Hendro, Vandri, GambaranTingkatKegawatDaruratan… 7


Jurnal Keperawatan, Volume 9, No. 1, Februari 2021, (Hal. 1-8)

praktek pribadi dr. Suryanti periode bulan


oktober-desember 2018, Jurnal

Livnie, Hendro, Vandri, GambaranTingkatKegawatDaruratan… 8

You might also like