Professional Documents
Culture Documents
EFIPANIA DIRANGGA
FLORENCE D. J. LENGKONG
HELLY F KOLONDAM
Marampit island is aborder area between countries and is included in the category of
underdeveloped, frontier, outermost (3T) aeras since 2017. The problems experienced by Marampit
island in terms of development, economy, social, education, health, and policy implementers do not
respond to complaints and suggestions from the government and the community on Marampit
island. This study discusses how to implement development management policies for
underdeveloped, frontier, outermost (3T) areas on Marampit island, Nanusa District, Talaud
Islands Regency. Through the use of descriptive qualitative research methods, with the data
sources used in this study, namely primary and secondary data and data collection techniques were
carried out by observation, interviewes and documentation. With as many as 8 informants. The
focus of this study uses the theory of Charles Van Meter and Donald Van Horn where the succes of
policy implementation is influenced by several indicators, namely :Policy standars and
objectives/policy measures and objectives, resouces, characteristics of implementing organizations,
communication between related organizations and implementation activities, disposition or attitude
of implementers, social, economic, political environment. The results show that the process of
implementing development management policies on Marampit island as an underdeveloped,
frontier, outermost (3T) area still has lot of overlap between sectors and intitutions as well as the
lack of coordination due to sectoral egos and different priorities of policy implementers, as well as
limited health, education, and information and communication infrastructure,thus requiring special
attention from the government.
1
ISSN 2338 – 9613
2
ISSN 2338 – 9613
3
ISSN 2338 – 9613
proses dinamikyang mana meliputi interaksi yang sifatnya direncanakan; setiap orang
banyak faktor, sub kategori dari faktor - atau kelompok orang tertentu akan
faktor mendasar ditampilkan sehingga dapat mengharapkan perubahan yang mempunyai
diketahui pengaruhnya terhadap bentuk lebih baik bahkan sempurna dari
implementasi. Winarno (2016) berpendapat keadaan yang sebelumnya; untuk
bahwa implementasi kebijakan publik adalah mewujudkan harapan ini tentu harus
apa yang terjadi setelah undang - undang memerlukan suatu perencanaan.
ditetapkan yang memberikan otoritas arogan, Pembangunan secara berencana lebih
kebijakan keuntungan (Benefit), atau suatu dirasakan sebagai suatu usaha yang lebih
jenis keluaran yang nyata (Tangible output). rasional dan teratur bagi pembangunan
Istilah implementasi menuju pada sejumlah masyarakat yang belum atau baru
kegiatan yang menuju pada pernyataan berkembang. Pembangunan meliputi dua
maksud tentang tujuan - tujuan program dan unsur pokok: pertama, masalah materi yang
hasil-hasil yang diinginkan oleh para pejabat mau dihasilkan dan dibagi, dan kedua,
pemerintah. masalah manusia yang menjadi pengambil
Konsep Dasar Pemerintahan inisiatif, yang menjadi manusia pembangun.
Bagaimanapun juga, pada akhirnya
Jika dilihat dari pendekatan segi
pembangunan harus ditujukan pada
bahasa “Pemerintah” atau “pemerintahan”,
pembangunan manusia; manusia yang
kedua kata tersebut berasal dari kata
dibangun adalah manusia yang kreatif, dan
“Perintah” yang berarti sesuatu yang harus
untuk bisa kreatif ini manusia harus merasa
dilaksanakan. “Perintah” atau
bahagia, aman, dan bebas dari rasa takut.
“pemerintahan” dalam bahasa Inggris
dipergunakan kata “Government” kata yang Konsep Daerah 3T (Tertinggal, Terdepan,
berasal dari suku kata “to govern”. Tetapi dan Terluar)
“perintah” disalin dengan kata “to order” Sebagaimana yang termuat dalam
atau “to command” dengan kata lain “to Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 63
command” tidak diturunkan dari “to Tahun 2020 tentang penetapan daerah
govern”. Pada umumnya yang disebut tertinggal tahun 2020-2024 pasal 1 ayat (1)
dengan “pemerintah” adalah sekelompok “yang dimaksud dengan daerah tertinggal
individu yang mempunyai wewenang adalah daerah kabupaten yang wilayah serta
tertentu untuk melaksanakan kekuasaan, masyarakatnya kurang berkembang
yang dalam arti ini melaksanakan wewenang dibandingkan dengan daerah lain dalam
yang sah dan melindungi serta meningkatkan skala nasional”, Pasal 2 ayat (1) “Suatu
taraf hidup masyarakat melalui perbuatan daerah ditetapkan sebagai daerah tertinggal
dan pelaksanaan berbagai keputusan. berdasarkan kriteria: Perekonomian
Sebagaimana dalam Undang-undang masyarakat, sumber daya manusia, sarana
Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 dan prasarana, kemampuan keuangan
tentang Administrasi Pemerintahan Pasal 1 daerah, aksesibilitas, dan karakteristik
(ayat 2) bahwa fungsi pemerintahan adalah daerah”. Kemudian mengenai daerah terluar
fungsi dalam melaksanakan administrasi menimbang Peraturan Presiden Nomor 78
pemerintahan yang meliputi tugas Tahun 2005 tentang pengelolaan pulau -
pengaturan, pelayanan, pembangunan, pulau kecil terluar telah ditetapkan 92 dua
pemberdayaan dan perlindungan. pulau - pulau kecil terluar, dan bahwa
Konsep Pembangunan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2002 tentang daftar koordinat
Subandi (2011:9-11) Pembangunan
geografis titik - titik garis pangkal kepulauan
disini diartikan sebagai bentuk perubahan
4
ISSN 2338 – 9613
5
ISSN 2338 – 9613
organisasi terkait dan kegiatan-kegiatan tinggi. Ada juga yang telah menyelesaikan
pelaksanaan, lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan, namun tidak kembali mengabdi
politik. ke kampung. Sementara pulau Marampit saat
ini sangat membutuhkan tenaga pendidik dan
1. Standar dan Sasaran Kebijakan atau
tenaga medis. Juga banyak staff desa yang
Ukuran dan Tujuan Kebijakan
minim wawasan dan pengetahuan sehingga
Kinerja implementasi kebijakan
pemerintah pusat dan daerah perlu
dapat diukur tingkat keberhasilannya dari melakukan sosialisasi untuk menambah
ukuran dan tujuan kebijakan yang bersifat
wawasan staff desa di Pulau Marampit.
realistis dengan sosiokultur yang ada di level
Kemudian sumber daya kebijakan untuk
pelaksana kebijakan. Untuk mengukur
memperlancar administrasi implementasi
kinerja implementasi kebijakan tentunya suatu kebijakan yaitu dana untuk
menegaskan standar dan sasaran tertentu
memperlancar pelaksanaan suatu kebijakan
yang harus di capai oleh para pelaksana
masih dikatakan terbatas. Dimana
kebijakan. Standar kebijakan yang dilakukan pembangunan di pulau Marampit hanya
oleh pemerintah yaitu berpijak pada rencana
tergantung kepada anggaran dana desa,
pembangunan nasional dan menerapkan
sementara ada beberapa pembangunan yang
prinsip Good Governance atau pemerintahan
harus memakan biaya yang besar sehingga
yang baik, dimana yang menjadi fokus tidak dapat ditangani langsung oleh dana
pemerintah yakni akuntabilitas, transparansi,
desa seperti usulan pembangunan dermaga
serta efektifitas dan efisiensi. Yang terjadi
perintis, dan pembangunan jalan produksi
adalah pihak pemerintah yang menjadi
yang tentu saja tidak bisa jika hanya
impelentor atau pelaksana kebijakan belum mengandalkan dana desa.
sepenuhnya menrapkan asas-asas dari good
governance dalam pengimplementasian 3. Karakteristik organisasi pelaksana
kebijakan. Pemerintah maupun pihak BPPD Implementasi kebijakan akan sangat
di nilai tidak transparan dalam hal anggaran. dipengaruhi oleh ciri yang tepat serta cocok
Ini menunjukkan bahwa pelaksana kebijakan dengan para agen pelaksananya. Hal ini
tidaktransparan dalam hal anggaran. berkaitan dengan konteks kebijakan yang
akan dilaksanakan pada beberapa kebijakan
2. Sumber Daya
dituntut pelaksanan kebijakanyang ketat dan
Salah satu elemen yang penting
disiplin. Badan Pengelola Perbatasan Daerah
dalam menentukan keberhasilan suatu
(BPPD) merupakan organisasi yang dibentuk
pembangunan yaitu sumber daya.
untuk mengatur dan mengelola kawasan
Keberhasilan implementasi kebijakan sangat perbatasan tidak terkecuali pulau terluar.
tergantung dari ketersediaan dan
Namun disini masyarakat menilai pihak
kemampuan memanfaatkan sumber daya
BPPD hanya menempel di bagian
yang tersedia. Manusia merupakan sumber
pemerintahan dan tidak menjalankan tugas
daya yang terpenting dalam menentukan sesuai dengan fungsinya. Organisasi yang
keberhasilan suatu implementasi kebijakan.
ditugaskan untuk menyuarakan aspirasi
Saat ini di pulau Marampit sangat
masyarakat perbatasan pada kenyataannya
kekurangan sumber daya terutama sumber
hanya berdiam diri di kabupaten. Sehingga
daya manusia (SDM). Hal ini dapat di lihat masyarakat pun bertanya-tanya apa
dari banyak remaja-remaja yang menikah
sebenarnya tugas dan fungsi dari BPPD ?
muda, yang sudah putus sekolah dan tidak
hanya satu kali melakukan kunjungan dan
melanjutkan pendidikan, sehingga jumlah sampai saat ini tidak pernah lagi ke pulau
pengangguran di pulau Marampit sangatlah
Marampit dan suara-suara masyarakat
6
ISSN 2338 – 9613
7
ISSN 2338 – 9613
Provinsi 259 mil yang jika naik kapal laut manusia sampai saat ini masih sangat
memakan waktu sampai empat hari terbatas. Angka pengangguran sangat
perjalanan sehingga masyarakat sangat tinggi serta kurangnya wawasan dan
kesulitan dalam membeli bahan makanan skill kerja staff administrasi di tiap-tiap
maupun melakukan kegiatan di luar desa. Di desa di Pulau Marampit.
tambah lagi dengan terbatasnya transportasi 3. Organisasi yang dibentuk memiliki
laut yaitu kapal yang jadwalnya tidak tujuan yaitu mengatur dan mengelola
menentu sehingga masyarakat pulau kawasan perbatasan yaitu Badan
Marampit sering kehabisan bahan makanan, Pengelola Perbatasan Daerah (BPPD) di
juga masyarakat yang bekerja sebagai Kabupaten dinilai hanya menempel di
nelayan tidak dapat menjual hasil laut bagian pemerintahan sehingga kinerja
dikarenakan sudah satu bulan kapal tidak yang dilakukan belum maksimal.
beroperasi ke pulau Marampit. Hal inilah
4. Komunikasi antara organisasi pelaksana
yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi di
yaitu BPPD, pemerintah pusat dan
pulau Marampit sangat lamban. Kemudian
daerah dengan pemerintah dan
kurangnya sosialisasi dari pemerintah pusat
masyarakat pulau Marampit dinilai
dan daerah serta Badan Pengelola Perbatasan
belum berjalan dengan baik, dimana
(BPP) daerah sehingga masyarakat tidak
melihat situasi dan kondisi yang dialami
mengetahui dan memahami seperti apa
oleh pulau Marampit yaitu keterbatasan
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah.
transportasi laut dan akses internet dan
telekomunikasi sehigga menyebabkan
PENUTUP tidak berjalannya komunikasi dan
Kesimpulan koordinasi antar organisasi terkait
Berdasarkan hasil penelitian dan sehubungan dengan pengelolaan
temuan-temuan di lapangan mengenai pembangunan.
Implementasi Kebijakan Pengelolaan 5. Implementor atau pelaksana kebijakan
Pembangunan Daerah Tertinggal, Terdepan, disini sangat diperlukan bagaimana
Terluar (3T), maka peneliti menyimpulkan seharusnya sikap seorang pelaksana
bahwa : kebijakan dalam merespon berbagai
1. Dalam aspek standar dan sasaran keluhan dari kelompok sasaran.
kebijakan atau ukuran dan tujuan Pelaksana kebijakan dalam hal ini
kebijakan, implementor atau pelaksana pemerintah daerah maupun pihak BPPD
kebijakan belum menyadari standar dan sampai saat ini belum memberikan
tujuan kebijakan. Pelaksana kebijakan respon atas keluhan dan usulan dari
belum sepenuhnya menerapkan prinsip masyarakat pulau Marampit.
good governance yaitu transparansi, 6. Kondisi ekonomi masyarakat di pulau
akuntabilitas serta efektifitas dan Marampit masih berada pada taraf yang
efisiensi dalam rangka impelementasi rendah, dilihat dari tingginya harga
kebijakan. Sehingga, implementasi BBM dan sembako, letak georgafis
kebijakan pembangunan belum yang jauh dari perkotaan dan
sepenuhnya terfokus kepada masyarakat terbatasnya transportasi laut dalam
pulau Marampit sebagai kelompok menjangkau pulau- pulau yang ada di
sasaran. perbatasan sehingga masyarakat sering
2. Sumber daya yang tersedia di Pulau mengalami kehabisan bahan makanan.
Marampit dalam hal ini sumber daya Kemudian kurangnya sosialisasi dari
pemerintah pusat dan daerah serta
8
ISSN 2338 – 9613
9
ISSN 2338 – 9613
10