You are on page 1of 10

ISSN 2338 – 9613

JAP No. 108 Vol. VII 2021

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DAERAH


TERTINGGAL TERDEPAN TERLUAR (3T) DI PULAU MARAMPIT KECAMATAN
NANUSA KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

EFIPANIA DIRANGGA
FLORENCE D. J. LENGKONG
HELLY F KOLONDAM

Marampit island is aborder area between countries and is included in the category of
underdeveloped, frontier, outermost (3T) aeras since 2017. The problems experienced by Marampit
island in terms of development, economy, social, education, health, and policy implementers do not
respond to complaints and suggestions from the government and the community on Marampit
island. This study discusses how to implement development management policies for
underdeveloped, frontier, outermost (3T) areas on Marampit island, Nanusa District, Talaud
Islands Regency. Through the use of descriptive qualitative research methods, with the data
sources used in this study, namely primary and secondary data and data collection techniques were
carried out by observation, interviewes and documentation. With as many as 8 informants. The
focus of this study uses the theory of Charles Van Meter and Donald Van Horn where the succes of
policy implementation is influenced by several indicators, namely :Policy standars and
objectives/policy measures and objectives, resouces, characteristics of implementing organizations,
communication between related organizations and implementation activities, disposition or attitude
of implementers, social, economic, political environment. The results show that the process of
implementing development management policies on Marampit island as an underdeveloped,
frontier, outermost (3T) area still has lot of overlap between sectors and intitutions as well as the
lack of coordination due to sectoral egos and different priorities of policy implementers, as well as
limited health, education, and information and communication infrastructure,thus requiring special
attention from the government.

Keywords : Policy Implementation, Development, Underdeveloped Frontier Outermost Areas

1
ISSN 2338 – 9613

JAP No. 108 Vol. VII 2021

PENDAHULUAN berjalannya koordinasi karena ego sektoral


Undang - Undang Nomor 43 Tahun dan prioritas yang berbeda.
2008 Pasal 1, ayat 6 berbunyi “Kawasan Hal ini dibuktikan dari ukuran dan
perbatasan adalah, bagian dari wilayah tujuan kebijakan masih belum tepat sasaran,
negara yang terletak pada sisi dalam artinya tujuan dari kebijakan tersebut belum
sepanjang batas wilayah Indonesia dengan terfokus penuh terhadap kesejahteraan
negara lain, dalam hal batas wilayah negara masyarakat. Keterbatasan sumber daya juga
di darat, kawasan perbatasan berada di menjadi salah satu faktor penghambat
kecamatan”. Mengenai kawasan perbatasan, pembangunan, karakteristik organisasi
terdapat beberapa wilayah yang masuk pelaksana yang dinilai kurang tegas dan
dalam kategori sebagai daerah Tertinggal, disiplin, juga sikap para pelaksana kebijakan
Terdepan, Terluar (3T). Implementasi yang kurang merespon berbagai keluhan dari
kebijakan merupakan salah satu fokus dalam masyarakat, kurangnya komunikasi antar
pembangunan daerah Tertinggal, Terdepan, organisasi terkait maupun antara pemerintah
Terluar (3T). Pemerintah telah mengeluarkan dengan masyarakat (kurang melaksanakan
kebijakan melalui Peraturan Presiden sosialisasi dengan msayarakat terkait
(PERPRES) Nomor 44 Tahun 2017 tentang program pembangunan), serta lingkungan
Badan Nasional Pengelola Perbatasan sosial, ekonomi, dan politik, sehingga
(BNPP) yang bertugas menetapkan pemerintah perlu melakukan kembali
kebijakan program pembangunan penataan kebijakan dan melihat dampak
perbatasan, menetapkan rencana kebutuhan yang akan terjadi di masa yang akan datang
anggaran, mengkoordinasikan pelaksanaan, apabila tidak ada perhatian dari pemerintah
dan melaksanakan evaluasi dan pengawasan kepada masyarakat.
terhadap pengelolaan batas wilayah negara Pulau Marampit sebagai daerah
dan kawasan perbatasan. Tertinggal, Terdepan, Terluar juga
Berbagai program pembangunan merupakan garda terdepan NKRI harus
daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T) di mendapatkan pelayanan yang baik, karena
Pulau Marampit yang telah dilakukan oleh jika tidak segera dikelola dengan baik dan
pemerintah yaitu pembangunan sarana efektif oleh pemerintah, tentu kedaulatan
informasi dan komunikasi (pengadaan satu negara akan menjadi pertaruhannya.
buah tower) yang dibangun sejak Tahun Sehingga melihat berbagai masalah
2016, pengadaan transportasi laut (kapal pembangunan yang terjadi di Pulau
laut) serta pelabuhan kapal laut, pengadaan Marampit sebagai daerah Tertinggal,
beberapa unit fasilitas kesehatan, Terdepan, Terluar (3T) yang telah dijelaskan
pendidikan, pembangunan jalan di tiap - tiap di latar belakang di atas, maka peneliti
desa yang dibangun dan dijalankan sejak tertarik untuk melakukan penelitian dengan
Tahun 2010, serta penempatan pos judul “Implementasi Kebijakan Pengelolaan
penjagaan (TNI-AD, MARINIR) sejak Pembangunan Daerah Tertinggal, Terdepan,
Tahun 2011. Pemerintah juga telah membuat Terluar (3T) di Pulau Marampit Kecamatan
kebijakan mengenai BBM satu harga di Nanusa Kabupaten Kepulauan Talaud”
seluruh Indonesia sejak Tahun 2017. Namun,
Pelaksanaan program pembangunan daerah
TINJAUAN PUSTAKA
Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T) di Pulau
Marampit masih banyak yang tumpang Penelitian Terdahulu
tindih antar sektor dan institusi serta tidak

2
ISSN 2338 – 9613

JAP No. 108 Vol. VII 2021

Very Y. Londa. 2016. Implementasi membahas tentang proses implementasi


Kebijakan Pendidikan Dasar Daerah kewenangan pemerintah daerah pada
Kepulauan Talaud (Studi di Kabupaten pengelolaan wilayah perbatasan antar
Talaud Provinsi Sulawesi Utara), Universitas negara. Sesuai dengan kewenangan
Sam Ratulangi Manado. Kabupaten pemerintah daerah yang merujuk sebagai
Kepulauan Talaud yang memiliki 20.209 daerah otonomi. Hasil penelitian
jiwa penduduk usia sekolah atau 24.38% dari menunjukkan bahwa proses impelementasi
jumlah penduduk menghadapi permasalahan kewenangan perbatasan disana ada
yang antara lain kurangnya guru yang kewenangan pemerintah pusat dan
bersedia ditempatkan di daerah, kurangnya pemerintah daerah. Di sisi lain permasalahan
sarana fisik baik berupa gedung, alat peraga yang ada pada proses implementasi
bidang studi, peralatan laboratorium, buku – pemerintah daerah tidak ada badan pengelola
buku pelajaran dan peralatan pelajar lainnya; daerah perbatasan, oleh sebab itu sangatlah
tidak lengkapnya data kependidikan untuk penting untuk membentuk badan pengelola
menunjang program on-line jardiknas. perbatasan daerah dalam meningkatkan
Penelitian ini bertujuan menjelaskan proses kesejahteraan masyarakat kawasan
implementasi kebijakan pendidikan dasar di perbatasan.
Kabupaten Kepulauan Talaud. Melalui Satria Wiratama, Herman Cahyo
penggunaan desain penelitian kualitatif Diarto, Fajar Wahyu Prianto. 2018. Analisis
penelitian ini menemukan bahwa sekalipun Pembangunan Wilayah Tertinggal (Provinsi
implementasi kebijakan pendidikan dasar di Jawa Timur), Universitas Jember. Penelitian
Kabupaten Kepulauan Talaud pada dimensi ini bertujuan untuk menganalisis potensi
idealised policy; Implementing organization ekonomi setiap wilayah tertinggal di Jawa
dan Enviromental faktor khususnya Timur. Penelitian ini menggunakan data
lingkungan lembaga politik. Akan tetapi sekunder berupa data PDRB, dengan alat
telah memberikan keberhasilan dalam analisis, sehingga dibutuhkan prioritas
peningkatan nilai rata – rata mata pelajaran. pembangunan, pengembangan perekonomian
Serta terjadi peningkatan lulusan maupun lokal, pemberdayaan masyarakat, dan
prestasi lainnya yang diperoleh peserta didik penciptaan lapangan kerja khususnya di
dalam berbagai perlombaan baik dalam wilayah tertinggal di Provinsi Jawa Timur.
kategori kedaerahan, Provinsi maupun Oleh karna itu diharapkan kepada
tingkat Nasional. pemerintah untuk menata kembali program
Melki Gustap Halean, Florence Deisi serta dapat mengimplementasikan di wilayah
Jetty Lengkong, Gustaaf Buddy Tampi. - wilayah tertinggal
2020. Implementasi Kewenangan
Konsep Umum Implementasi
Pemerintah Daerah pada Pengelolaan
Implementasi kebijakan merupakan
Wilayah Perbatasan Antar Negara (Studi
Kabupaten Kepulauan Talaud), Universitas suatu hal yang kursial dalam studi ilmu
kebijakan publik yang artinya bahwa
Sam Ratulangi Manado. Kabupaten
implementasi itu: membawa, menyelesaikan,
Kepulauan Talaud merupakan daerah
mengisi, menghasilkan, dan melengkapi.
perbatasan antar negara, sebagaimana daerah
perbatasan pada umumnya permasalahan Implementasi kebijakan sebagai pelaksana
kebijakan dasar (undang - undang), dapat
yang dialami pada sisi pembangunan,
pula berbentuk perintah-perintah, atau
ekonomi, sosial, pendidikan serta badan
yang mengelola wilayah perbatasan tidak keputusan - keputusan eksekutif yang
penting atau urusan pengadilan.
hadir di daerah perbatasan. Penelitian ini
Implementasi kebijakan publik adalah suatu

3
ISSN 2338 – 9613

JAP No. 108 Vol. VII 2021

proses dinamikyang mana meliputi interaksi yang sifatnya direncanakan; setiap orang
banyak faktor, sub kategori dari faktor - atau kelompok orang tertentu akan
faktor mendasar ditampilkan sehingga dapat mengharapkan perubahan yang mempunyai
diketahui pengaruhnya terhadap bentuk lebih baik bahkan sempurna dari
implementasi. Winarno (2016) berpendapat keadaan yang sebelumnya; untuk
bahwa implementasi kebijakan publik adalah mewujudkan harapan ini tentu harus
apa yang terjadi setelah undang - undang memerlukan suatu perencanaan.
ditetapkan yang memberikan otoritas arogan, Pembangunan secara berencana lebih
kebijakan keuntungan (Benefit), atau suatu dirasakan sebagai suatu usaha yang lebih
jenis keluaran yang nyata (Tangible output). rasional dan teratur bagi pembangunan
Istilah implementasi menuju pada sejumlah masyarakat yang belum atau baru
kegiatan yang menuju pada pernyataan berkembang. Pembangunan meliputi dua
maksud tentang tujuan - tujuan program dan unsur pokok: pertama, masalah materi yang
hasil-hasil yang diinginkan oleh para pejabat mau dihasilkan dan dibagi, dan kedua,
pemerintah. masalah manusia yang menjadi pengambil
Konsep Dasar Pemerintahan inisiatif, yang menjadi manusia pembangun.
Bagaimanapun juga, pada akhirnya
Jika dilihat dari pendekatan segi
pembangunan harus ditujukan pada
bahasa “Pemerintah” atau “pemerintahan”,
pembangunan manusia; manusia yang
kedua kata tersebut berasal dari kata
dibangun adalah manusia yang kreatif, dan
“Perintah” yang berarti sesuatu yang harus
untuk bisa kreatif ini manusia harus merasa
dilaksanakan. “Perintah” atau
bahagia, aman, dan bebas dari rasa takut.
“pemerintahan” dalam bahasa Inggris
dipergunakan kata “Government” kata yang Konsep Daerah 3T (Tertinggal, Terdepan,
berasal dari suku kata “to govern”. Tetapi dan Terluar)
“perintah” disalin dengan kata “to order” Sebagaimana yang termuat dalam
atau “to command” dengan kata lain “to Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 63
command” tidak diturunkan dari “to Tahun 2020 tentang penetapan daerah
govern”. Pada umumnya yang disebut tertinggal tahun 2020-2024 pasal 1 ayat (1)
dengan “pemerintah” adalah sekelompok “yang dimaksud dengan daerah tertinggal
individu yang mempunyai wewenang adalah daerah kabupaten yang wilayah serta
tertentu untuk melaksanakan kekuasaan, masyarakatnya kurang berkembang
yang dalam arti ini melaksanakan wewenang dibandingkan dengan daerah lain dalam
yang sah dan melindungi serta meningkatkan skala nasional”, Pasal 2 ayat (1) “Suatu
taraf hidup masyarakat melalui perbuatan daerah ditetapkan sebagai daerah tertinggal
dan pelaksanaan berbagai keputusan. berdasarkan kriteria: Perekonomian
Sebagaimana dalam Undang-undang masyarakat, sumber daya manusia, sarana
Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 dan prasarana, kemampuan keuangan
tentang Administrasi Pemerintahan Pasal 1 daerah, aksesibilitas, dan karakteristik
(ayat 2) bahwa fungsi pemerintahan adalah daerah”. Kemudian mengenai daerah terluar
fungsi dalam melaksanakan administrasi menimbang Peraturan Presiden Nomor 78
pemerintahan yang meliputi tugas Tahun 2005 tentang pengelolaan pulau -
pengaturan, pelayanan, pembangunan, pulau kecil terluar telah ditetapkan 92 dua
pemberdayaan dan perlindungan. pulau - pulau kecil terluar, dan bahwa
Konsep Pembangunan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2002 tentang daftar koordinat
Subandi (2011:9-11) Pembangunan
geografis titik - titik garis pangkal kepulauan
disini diartikan sebagai bentuk perubahan

4
ISSN 2338 – 9613

JAP No. 108 Vol. VII 2021

Indonesia sebagaimana telah diubah dengan secara simbolik dihubungkan oleh


Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2008 hubungan internasional yang relatif
terdapat perubahan jumlah pulau - pulau stabil. Penduduk di kedua bagian daerah
kecil terluar, sehingga pemerintah perbatasan, juga di kedua negara terlibat
menetapkan Peraturan Presiden Nomor 6 dalam berbagai kegiatan perekonomian
Tahun 2017 tentang penetapan pulau-pulau yang saling menguntungkan dan kurang
kecil terluar terdapat 111 wilayah yang lebih dalam tingkat yang setara, misalnya
masuk dalam daftar pulau - pulau kecil salah satu pihak mempunyai fasilitas
terluar. produksi sementara yang lain memiliki
Konsep Kawasan Perbatasan tenaga kerja yang murah.
Dalam Undang - Undang No 43 4. Integrated borderland : Suatu wilayah
Tahun 2008 tentang wilayah negara, perbatasan yang kegiatan ekonominya
mengatakan bahwa kawasan perbatasan merupakan sebuah kesatuan,
adalah bagian dari wilayah negara yang nasionalisme jauh menyurut pada kedua
terletak pada sisi dalam sepanjang batas negara dan keduanya tergabung dalam
wilayah Indonesia dengan negara lain, dalam sebuah persekutuan yang erat.
hal ini batas wilayah negara di darat, METODE PENELITIAN
kawasan perbatasan berada di kecamatan. Metode ini menggunakan metode penelitian
Bentuk wilayah negara Indonesia kualitatif. Informan 1 orang Kepala Desa
berdasarkan teorinya termasuk divided or Marampit Timur, 1 orang Kepala Desa
separated, yaitu negara terpisah oleh Marampit Barat, 1 orang Kepala Desa
wilayah laut dan atau sepotong dengan Laluhe, 1 orang Kepala Desa Dampulis, 1
negara lain (negara yang wilayah nya dibagi orang Kepala Desa Dampulis Selatan, 1
- bagi atau dipisah - pisahkan/daratan - orang Tokoh adat dan 2 orang Masyarakat.
daratannya dipisah - pisahkan oleh perairan). Teknik Pengumpulan Data yan dipakai yaitu
OJ. Martinez sebagaimana dikutip Riwanto Teknik Wawancara, Teknik Pengamatan /
Tirtosudarmo mengkategorikan ada 4 tipe Obsevasi, dan Teknik Dokumen. Serta
perbatasan: Teknik Analisis yang di pakai yaitu Reduksi
1. Alienated borderland : Suatu wilayah Data, Penyajian Data, serta Penarik
perbatasan yang tidak terjadi aktivitas Kesimpulan.
lintas batas, sebagai akibat HASIL DAN PEMBAHASAN
berkecamuknya perang, konflik,
Berdasarkan hasil penelitian, maka
dominasi nasionalisme, kebencian
penulis dalam pembahasan ini mengenai
ideologis, permusuhan agama, perbedaan
Implementasi Kebijakan Pengelolaan
kebudayaan dan persaingan etnik.
Pembangunan Daerah Tertinggal, Terdepan,
2. Coexistent borderland : Suatu wilayah Terluar (3T) di Pulau Marampit Kecamatan
perbatasan dimana konflik lintas batas Nanusa Kabupaten Kepulauan Talaud yang
bisa ditekan sampai ketingkat yang bisa mengacu pada teori Donald Van Meter dan
dikendalikan meskipun masih muncul Carl Van Horn yang mengatakan bahwa
persoalan yang terselesaikan misalnya keberhasilan implementasi kebijakan
yang berkaitan dengan masalah dipengaruhi oleh enam variabel, yaitu:
kepemilikan sumber daya strategis di Standar dan sasaran kebijakan atau ukuran
perbatasan. dan tujuan kebijakan, sumber daya, sikap
3. Interdependent borderland : Suatu para pelaksana, karakteristik organisasi
wilayah perbatasan yang di kedua sisinya pelaksana, komunikasi antar organisasi-

5
ISSN 2338 – 9613

JAP No. 108 Vol. VII 2021

organisasi terkait dan kegiatan-kegiatan tinggi. Ada juga yang telah menyelesaikan
pelaksanaan, lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan, namun tidak kembali mengabdi
politik. ke kampung. Sementara pulau Marampit saat
ini sangat membutuhkan tenaga pendidik dan
1. Standar dan Sasaran Kebijakan atau
tenaga medis. Juga banyak staff desa yang
Ukuran dan Tujuan Kebijakan
minim wawasan dan pengetahuan sehingga
Kinerja implementasi kebijakan
pemerintah pusat dan daerah perlu
dapat diukur tingkat keberhasilannya dari melakukan sosialisasi untuk menambah
ukuran dan tujuan kebijakan yang bersifat
wawasan staff desa di Pulau Marampit.
realistis dengan sosiokultur yang ada di level
Kemudian sumber daya kebijakan untuk
pelaksana kebijakan. Untuk mengukur
memperlancar administrasi implementasi
kinerja implementasi kebijakan tentunya suatu kebijakan yaitu dana untuk
menegaskan standar dan sasaran tertentu
memperlancar pelaksanaan suatu kebijakan
yang harus di capai oleh para pelaksana
masih dikatakan terbatas. Dimana
kebijakan. Standar kebijakan yang dilakukan pembangunan di pulau Marampit hanya
oleh pemerintah yaitu berpijak pada rencana
tergantung kepada anggaran dana desa,
pembangunan nasional dan menerapkan
sementara ada beberapa pembangunan yang
prinsip Good Governance atau pemerintahan
harus memakan biaya yang besar sehingga
yang baik, dimana yang menjadi fokus tidak dapat ditangani langsung oleh dana
pemerintah yakni akuntabilitas, transparansi,
desa seperti usulan pembangunan dermaga
serta efektifitas dan efisiensi. Yang terjadi
perintis, dan pembangunan jalan produksi
adalah pihak pemerintah yang menjadi
yang tentu saja tidak bisa jika hanya
impelentor atau pelaksana kebijakan belum mengandalkan dana desa.
sepenuhnya menrapkan asas-asas dari good
governance dalam pengimplementasian 3. Karakteristik organisasi pelaksana
kebijakan. Pemerintah maupun pihak BPPD Implementasi kebijakan akan sangat
di nilai tidak transparan dalam hal anggaran. dipengaruhi oleh ciri yang tepat serta cocok
Ini menunjukkan bahwa pelaksana kebijakan dengan para agen pelaksananya. Hal ini
tidaktransparan dalam hal anggaran. berkaitan dengan konteks kebijakan yang
akan dilaksanakan pada beberapa kebijakan
2. Sumber Daya
dituntut pelaksanan kebijakanyang ketat dan
Salah satu elemen yang penting
disiplin. Badan Pengelola Perbatasan Daerah
dalam menentukan keberhasilan suatu
(BPPD) merupakan organisasi yang dibentuk
pembangunan yaitu sumber daya.
untuk mengatur dan mengelola kawasan
Keberhasilan implementasi kebijakan sangat perbatasan tidak terkecuali pulau terluar.
tergantung dari ketersediaan dan
Namun disini masyarakat menilai pihak
kemampuan memanfaatkan sumber daya
BPPD hanya menempel di bagian
yang tersedia. Manusia merupakan sumber
pemerintahan dan tidak menjalankan tugas
daya yang terpenting dalam menentukan sesuai dengan fungsinya. Organisasi yang
keberhasilan suatu implementasi kebijakan.
ditugaskan untuk menyuarakan aspirasi
Saat ini di pulau Marampit sangat
masyarakat perbatasan pada kenyataannya
kekurangan sumber daya terutama sumber
hanya berdiam diri di kabupaten. Sehingga
daya manusia (SDM). Hal ini dapat di lihat masyarakat pun bertanya-tanya apa
dari banyak remaja-remaja yang menikah
sebenarnya tugas dan fungsi dari BPPD ?
muda, yang sudah putus sekolah dan tidak
hanya satu kali melakukan kunjungan dan
melanjutkan pendidikan, sehingga jumlah sampai saat ini tidak pernah lagi ke pulau
pengangguran di pulau Marampit sangatlah
Marampit dan suara-suara masyarakat

6
ISSN 2338 – 9613

JAP No. 108 Vol. VII 2021

perbatasan mengenai pembangunan sampai pemerintah di lima desa, tokoh masyarakat,


saat ini belum ada respon, baik dari pihak dan tokoh adat di pulau Marampit. Dalam
BPPD maupun dari pemerintah pusat dan rapat tersebut pemerintah dan masyarakat
daerah. mengusulkan beberapa pembangunan yaitu
pembangunan dermaga perintis,
Disposisi atau sikap para pelaksana
pembangunan jalan produksi, serta
Sehubungan dengan implementasi
pengadaan bank mengingat di Kecamatan
kebijakan pengelolaan pembangunan di Nanusa belum tersedia bank sehingga dalam
pulau Marampit sudah dijelaskan mengenai
melakukan transaksi harus menyeberang ke
masalah-masalah yang menghambat
Ibukota Kabupaten. Juga pemerintah desa
pembangunan seperti kurangnya fasilitas
pun mengusulkan penurunan harga bahan
kesehatan, pendidikan, terbatasnya bakar minyak (BBM) hingga
transportasi laut dan jaringan internet dan
memasukkannya di media massa yaitu
telekomunikasi, kurangnya sumber daya
Talaud Pos. Empat pembangunan ini
manusia, dan meningkatnya harga BBM diusulkan dengan harapan pemerintah pusat
sehingga dari masalah-masalah yang dialami
dan daerah dapat memperhatikan dan
oleh pulau Marampit menyebabkan
mempertimbangkan hal ini. Namun yang
pertumbuhan ekonomi masyarakat pulau
terjadi usulan-usulan ini nyatanya tidak
Marampit sangat lamban. Berbagai upaya sampai di pusat, hanya tenggelam di
yang dilakukan oleh pemerintah-pemerintah
Kabupaten. Dinilai komunikasi dan
desa di pulau Marampit yaitu mengusulkan
koordinasi antara organisas terkait
beberapa pembangunan untuk supaya
sehubungan dengan kegiatan pelaksanaan
diperhatikan oleh pemerintah pusat dan pembangunan tidak terjalin dengan baik.
daerah maupun organisasi-organisasi terkait.
Begitu pula komunikasi dan koordinasi
Namun sampai saat ini mereka belum
antara pemerintah pusat dan daerah, BPP
memberikan respon apapun terkait dengan
dengan pemerintah dan masyarakat pulau
usulan-usulan dari pulau terluar. Di sini Marampi tidak berjalan dengan baik karena
dapat dilihat bahwa pengelolaan
keterbatasan transportasi laut dan akses
pembangunan di pulau Marampit sebagai
jaringan internet dan telekomunikasi.
daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T)
masih banyak yang tumpang tindih antar Lingkungan ekonomi, sosial, politik
sektor dan institusi serta tidak berjalannya Lingkungan sosial, ekonomi, dan
koordinasi karena ego sektoral dan prioritas politik juga menjadi salah satu indikator
yang berbeda. penentu keberhasilan suatu implementasi
kebijakan. Kondisi ekonomi di pulau
Komunikasi antar organisasi terkait
Marampit sampai saat ini bisa dibilang
dengan kegiatan - kegiatan pelaksanaan
memprihatinkan. Hal ini dilihat dari
Agar kebijakan publik bisa
tingginya harga bahan bakar minyak (BBM)
dilaksanakan dengan efektif, maka dan sembako sementara sebagian besar
komunikasi sangat diperlukan dalam rangka
masyarakat bekerja sebagai petani dan
pelaksanaan suatu kebijakan. Pembentukan
nelayan yang penghasilannya tidak menentu.
Badan Pengelola Kawasan Perbatasan
Isolasi wilayah juga merupakan faktor yang
Daerah (BPPD) bertujuan untuk mengatur menghambat pembangunan di pulau
dan mengelola pembangunan kawasan
Maramapit. Jarak dari pulau Marampit ke
perbatasan. Pada tahun 2018 tim dari BPPD
ibukota Kabupaten memakan waktu 6 jam
melakukan kunjungan ke pulau Marampit perjalanan dengan menggunakan transportasi
dan melakukan rapat bersama dengan
laut yaitu perahu dan jarak ke ibukota

7
ISSN 2338 – 9613

JAP No. 108 Vol. VII 2021

Provinsi 259 mil yang jika naik kapal laut manusia sampai saat ini masih sangat
memakan waktu sampai empat hari terbatas. Angka pengangguran sangat
perjalanan sehingga masyarakat sangat tinggi serta kurangnya wawasan dan
kesulitan dalam membeli bahan makanan skill kerja staff administrasi di tiap-tiap
maupun melakukan kegiatan di luar desa. Di desa di Pulau Marampit.
tambah lagi dengan terbatasnya transportasi 3. Organisasi yang dibentuk memiliki
laut yaitu kapal yang jadwalnya tidak tujuan yaitu mengatur dan mengelola
menentu sehingga masyarakat pulau kawasan perbatasan yaitu Badan
Marampit sering kehabisan bahan makanan, Pengelola Perbatasan Daerah (BPPD) di
juga masyarakat yang bekerja sebagai Kabupaten dinilai hanya menempel di
nelayan tidak dapat menjual hasil laut bagian pemerintahan sehingga kinerja
dikarenakan sudah satu bulan kapal tidak yang dilakukan belum maksimal.
beroperasi ke pulau Marampit. Hal inilah
4. Komunikasi antara organisasi pelaksana
yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi di
yaitu BPPD, pemerintah pusat dan
pulau Marampit sangat lamban. Kemudian
daerah dengan pemerintah dan
kurangnya sosialisasi dari pemerintah pusat
masyarakat pulau Marampit dinilai
dan daerah serta Badan Pengelola Perbatasan
belum berjalan dengan baik, dimana
(BPP) daerah sehingga masyarakat tidak
melihat situasi dan kondisi yang dialami
mengetahui dan memahami seperti apa
oleh pulau Marampit yaitu keterbatasan
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah.
transportasi laut dan akses internet dan
telekomunikasi sehigga menyebabkan
PENUTUP tidak berjalannya komunikasi dan
Kesimpulan koordinasi antar organisasi terkait
Berdasarkan hasil penelitian dan sehubungan dengan pengelolaan
temuan-temuan di lapangan mengenai pembangunan.
Implementasi Kebijakan Pengelolaan 5. Implementor atau pelaksana kebijakan
Pembangunan Daerah Tertinggal, Terdepan, disini sangat diperlukan bagaimana
Terluar (3T), maka peneliti menyimpulkan seharusnya sikap seorang pelaksana
bahwa : kebijakan dalam merespon berbagai
1. Dalam aspek standar dan sasaran keluhan dari kelompok sasaran.
kebijakan atau ukuran dan tujuan Pelaksana kebijakan dalam hal ini
kebijakan, implementor atau pelaksana pemerintah daerah maupun pihak BPPD
kebijakan belum menyadari standar dan sampai saat ini belum memberikan
tujuan kebijakan. Pelaksana kebijakan respon atas keluhan dan usulan dari
belum sepenuhnya menerapkan prinsip masyarakat pulau Marampit.
good governance yaitu transparansi, 6. Kondisi ekonomi masyarakat di pulau
akuntabilitas serta efektifitas dan Marampit masih berada pada taraf yang
efisiensi dalam rangka impelementasi rendah, dilihat dari tingginya harga
kebijakan. Sehingga, implementasi BBM dan sembako, letak georgafis
kebijakan pembangunan belum yang jauh dari perkotaan dan
sepenuhnya terfokus kepada masyarakat terbatasnya transportasi laut dalam
pulau Marampit sebagai kelompok menjangkau pulau- pulau yang ada di
sasaran. perbatasan sehingga masyarakat sering
2. Sumber daya yang tersedia di Pulau mengalami kehabisan bahan makanan.
Marampit dalam hal ini sumber daya Kemudian kurangnya sosialisasi dari
pemerintah pusat dan daerah serta

8
ISSN 2338 – 9613

JAP No. 108 Vol. VII 2021

Badan Pengelola Perbatasan (BPP) pembangunan di pulau Marampit.


daaerah terhadap pemerintah dan
masyarakat di Pulau Marampit.
DAFTAR PUSTAKA
Saran
Anggito S, 2018. Meotodologi Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, Kualitatif. Sukabumi : CV Jejak.
terdapat beberapa saran yang akan penulis
Londa V, 2016. Implementasi Kebijakan
sampaikan, yaitu :
Pendidikan Dasar Daerah Kepulauan
1. Pelaksana kebijakan harus menerapkan Talaud. Journal of Social Sciences and
prinsip good governance dalam Humanities. Vol. 18 (3)
mengimplementasikan kebijakan serta
Satria W, Herman C, Fajar W,
sepenuhnya menyadari dan memahami
2018. Analisis Pembangunan di
standar dan tujuan kebijakan,
Wilayah Tertinggal. Jurnal Ekonomi
memfokuskan standar dan tujuan
Pembangunan Universitas Jember.
kebijakan kepada kelompok sasaran.
Vol. 5 (1) : 16-20
2. Dalam proses implementasi kebijakan
Subandi, 2011. Ekonomi pembangunan.
pengelolaan daerah tertinggal, terdepan,
Bandung : Alfabeta
terluar (3T), pelaksana kebijakan harus
Sugiarto E, 2015. Menyusun Proposal
mempersiapkan beberapa variabel yang
mempengaruhi berjalannya proses Penelitian Kualitatif. Yogyakarta :
Suaka Media.
implementasi yang baik, seperti standar
dan sasaran kebijakan atau ukuran dan Tampi G, Lengkong F, Halean M, 2020.
dan tujuan kebijakan sumber daya, Implementasi Kewenangan
komunikasi, disposisi, karakteristik Pemerintah Daerah Pada
organisasi pelaksana yang memadai. Pengelolaan Wilayah Perbatasan
Antar Negara (Studi Kabupaten
3. emerintah daerah membentuk badan
Kepulauan Talaud). Jurnal Ilmu
pengelola perbatasan setingkat yang ada
di daerah kabupaten dalam hal ini Admnistrasi Publik Universitas Sam
Ratulangi. Vol. 4 (62).
BPPD, dengan tujuan mengatur dan
mengelola kawasan perbatasan harus Winarno Budi, 2008. Kebijakan Publik Teori
memahami betul tugas dan fungsinya, dan Proses. Yogyakarta : MedPress.
sebagai jembataan penghubung antara
masyarakat perbatasan dengan SUMBER-SUMBER LAINNYA :
pemerintah daerah dan pusat.
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2008
4. Pemerintah harus peka terhadap situasi Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
dan kondisi yang terjadi di pulau Nomor 38 Tahun 2002 tentang daftar
Marampit. Usulan dan keluhan dari koordinat geografis titik - titik garis
pemerintah dan masyarakat di pulau pangkal kepulauan Indonesia.
Marampit haruslah menjadi perhatian
Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005
bagi pemerintah pusat dan daerah untuk
tentang Pengelolaan Pulau - Pulau
melaksanakan pembangunan secara adil
Kecil
dan merata.
Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2017
5. Perlu adanya pengawasan dan
tentang Badan Nasional Pengelolaan
pengontrolan dari pemerintah pusat
Wilayah Perbatasan
mengenai kinerja dari pemerintah
daerah dan BBP dalam menjalankan Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2020

9
ISSN 2338 – 9613

JAP No. 108 Vol. VII 2021

tentang Penetapan Daerah Tertinggal


Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008
tentang Wilayah Negara

10

You might also like