You are on page 1of 8

TRANSPOR PASIF MELINTASI MEMBRAN TANPA MENGELUARKAN

ENERGI

Aisyah Nur Salsabillah


1302619006
Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Jakarta
Email: aisyahsalsabillah99@gmail.com

Abstract
Cells carry out activities to maintain their lives. Every living cell carries out a metabolism
that needs and produces substances that are needed by cells. In the process of exchange of
substances, cells use membranes as a means of transportation between the inner
environment and the external environment of the cell. The membrane can function as a
barrier or a thin barrier which is very selective between two phases, it can only pass certain
components and molecules, holding particles larger than the membrane pores. The
freedom of movement of ions and molecules is very important to maintain the appropriate
pH stability and control the concentration of ions in solution. The process of transporting
substances across membranes is called membrane transport. Based on energy
requirements, membrane transport is divided into three namely active transport, passive
transport and mass transport. In this paper, the author only discusses passive transport.
The purpose of writing this paper is to determine the mechanism of passive transport and
the factors that influence passive transport. Passive transport can occur due to differences
in concentration from outside and inside the cell so that the molecules move through the
membrane. Passive transport is the movement of substances across a membrane through a
selective permeable membrane without expending energy. Passive transport is
distinguished based on differences in concentration, namely Diffusion and Osmosis.
Factors that influence passive transport are temperature, solute, molecular size, distance
of solvent and solute, surface area, membrane thickness, and chemical potential difference.
Keyword: Diffusion, Membrane, Molecul, Osmosis, Passive Transport

Abstrak
Sel melakukan aktivitas untuk mempertahankan hidupnya. Setiap sel hidup melakukan
metabolisme yang membutuhkan dan menghasilkan zat yang diperlukan oleh sel. Pada
proses pertukaran zat, sel menggunakan membran sebagai alat transportasi antar
lingkungan dalam dengan lingkungan luar sel. Membran dapat berfungsi sebagai barrier
atau penghalang tipis yang sangat selektif di antara dua fasa, hanya dapat melewatkan
komponen tertentu dan molekul, menahan partikel yang berukuran lebih besar dari pori-
pori membran. Keleluasan gerak ion dan molekul sangat penting untuk menjaga kestabilan
pH yang sesuai dan mengendalikan konsentrasi ion dalam larutan. Proses lalu lintas zat
melintasi membran disebut transpor membran. Berdasarkan keperluan energi, transpor
membran dibagi menjadi tiga yaitu, transpor aktif, transpor pasif dan transpor massal. Pada
makalah ini, penulis hanya membahas tentang transpor pasif. Tujuan penulisan makalah ini
untuk mengetahui mekanisme terjadinya transpor pasif dan faktor yang mempengaruhi
terjadinya transpor pasif. Transpor pasif dapat terjadi dikarenakan adanya perbedaan
konsentrasi dari luar dan dalam sel sehingga molekul bergerak melewati membran.
Transpor pasif adalah pergerakan zat melintasi membran melalui selaput permeabel selektif
tanpa mengeluarkan energi. Transpor pasif dibedakan berdasarkan perbedaan
konsentrasinya, yaitu Difusi dan Osmosis. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
transpor pasif yaitu suhu, zat terlarut, ukuran molekul, jarak zat pelarut dan terlarut, luas
permukaan, tebal membran, dan beda potensial kimia.
Kata kunci: Difusi, Membran, Molekul, Osmosis, Transpor Pasif
1. PENDAHULUAN
Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dari makhluk
hidup. Di dalam sel, terdapat organel-organel yang memiliki perannya masing-
masing. Dalam proses pertukaran zat, sel menggunakan membran sel sebagai
alat transportasi antar lingkungan dalam dengan lingkungan luar sel.
Membran sel (bahasa Inggris: cell membrane, plasma membrane,
plasmalemma) sebagai perbatasan yang memisahkan sel hidup dari lingkungan
di sekelilingnya. Komponen pada membran sel memiliki karakteristiknya
masing-masing. Membran dapat berfungsi sebagai barrier atau penghalang tipis
yang sangat selektif di antara dua fasa, hanya dapat melewatkan komponen
tertentu dan molekul, menahan partikel yang berukuran lebih besar dari pori-pori
membran.
Seperti membran pada umumnya, membran sel memiliki sifat yang
memungkinkan beberapa zat untuk menembus membran lebih mudah daripada
zat lainnya. Dengan sifat tersebut, membran berfungsi sebagai pengatur lalu-
lintas molekul kecil dan ion secara kontinu melalui membran dalam dua arah.
Meski begitu, zat-zat tidak melintasi penghalang secara bebas. Keleluasan gerak
ion dan molekul sangat penting untuk menjaga kestabilan pH yang sesuai dan
mengendalikan konsentrasi ion dalam larutan. Proses lalu lintas molekul dan ion
melalui membrane disebut transpor membran.
Transpor membran terbagi menjadi dua, yaitu transpor aktif, transpor
pasif, dan transpor massal. Transpor aktif adalah pergerakan molekul dan ion
melewati selaput membran semipermeabel yang membutuhkan energi berupa
ATP dan melawan gradien konsentrasi elektrokimiawi, sedangkan Transpor
Pasif adalah pergerakan molekul dan ion tanpa melewati selaput membran
semipermeabel dan tidak membutuhkan energi.
Makalah ini membahas transpor pasif pada membran, yang bertujuan
untuk memahami jenis transpor pasif. Selain itu dibahas pula faktor yang
mempengaruhi terjadinya transpor pasif yang melintasi membran.

2. TRANSPOR PASIF
Deskripsi Transpor Pasif
Transpor pasif adalah pergerakan zat melintasi membran sel tanpa
memerlukan energi. Transpor pasif dapat terjadi dikarenakan adanya perbedaan
konsentrasi dari luar dan dalam sel sehingga molekul bergerak melewati
membran plasma atau membran sel.
Gambar 1. Transpor pada membran.

Jenis Transpor Pasif


1) Difusi
Difusi merupakan pergerakan zat menuruni gradien konsentrasinya,
dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang lebih rendah. Difusi
termasuk ke dalam hasil gerak termal (panas atau kalor). Proses difusi
terjadi secara spontan karena difusi menurunkan energi bebas. Difusi zat
terlarut meningkatkan entropi dengan menghasilkan campuran yang lebih
acak daripada ketika terdapat konsentrasi zat terlarut yang terlokalisir.

Gambar 2. Difusi zat terlarut melintasi membran. (a) Difusi satu zat
terlarut, (b) Difusi dua zat terlarut.

Difusi termasuk transpor pasif, karena sel tidak memerlukan energi


saat peristiwa berlangsung. Setiap zat yang berdifusi menuruni gradien
konsentrasinya sendiri. Gradien konsentrasi tersebut merepresentasikan
energi potensial dan dapat berdifusi.
Difusi memiliki dua subtipe yaitu sebagai berikut.
a) Difusi yang telah dijabarkan di atas disebut difusi sederhana.
Difusi sederhana adalah pergerakan molekul dan ion melewati
membran dengan menembus lipid bilayer secara langsung.
Kecepatan difusi ditentukan oleh jumlah substansi, kecepatan
gerak kinetik bahan, jumlah, dan pori-pori pada membran.
Contoh difusi sederhana yaitu pada saat penyerapan oksigen (O2)
dan pengeluaran karbondioksida (CO2) pada peristiwa respirasi
selular.
Difusi terfasilitasi atau difusi dipermudah adalah pergerakan
molekul dan ion melewati membran melalui protein transpor transmembran.
Sebagian besar protein transpor sangat spesifik karena protein mentranspor
beberapa zat tetapi tidak meloloskan zat yang lain.
Terdapat dua tipe protein transpor yaitu protein saluran, dan protein
pembawa.
b) Protein Saluran
Protein saluran hanya menyediakan tempat yang dapat
dilalui oleh molekul atau ion spesifik untuk menyeberangi
membran. Saluran protein dapat membuka dan menutup karena
adanya rangsangan kimiawi, contohnya saat molekul
neutransmiter dapat membuka saluran protein pada membrane
sel saraf sehingga ion Na+ dapat masuk ke sel.
c) Protein Pembawa
Protein pembawa atau protein transporter adalah protein
transmembran yang membantu perlekatan terhadap ion atau
molekul vang akan ditransfer ke dalam sel. Setiap molekul atau
ion memiliki protein transforter yang khusus, misalnya untuk
pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transforter
yang khusus untuk mentransfer glukosa ke dalam sel. Protein
transporter untuk grukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka,
otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena sel tersebut
selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energi.

d) Gambar 5. (a) Protein saluran, (b) Protein pembawa.


2) Osmosis
Difusi air melewati membran permeabel selektif mengakibatkan
terjadinya perbedaan konsentrasi. Peristiwa ini disebut Osmosis. Osmosis
adalah pergerakan molekul zat pelarut dari wilayah yang berkonsentrasi
rendah ke daerah yang berkonsentrasi lebih tinggi. Pergerakan air melewati
membran sel dan keseimbangan air antara sel dengan lingkungannya
bersifat krusial.
Dalam osmosis, dikenal larutan hipertonik (larutan dengan zat
terlarut yang berkonsentrasi tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan zat
terlarut yang berkonsentrasi rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang
memiliki konsentrasi sama). Osmosis tidak akan terjadi jika dua larutan
sudah setara konsentrasinya.

Gambar 3. Osmosis
Osmosis pada larutan hipertonik, hanya sedikit air yang dapat
melewati membran dikarenakan molekul air terikat oleh molekul gula atau
zat terlarut, sedangkan osmosis pada larutan hipotonik, akan lebih banyak
air yang melewati membran dikarenakan molekul air lebih bebas dan sedikit
yang terikat.
Tonisitas adalah kemampuan larutan untuk menyebabkan sel
memperoleh atau kehilangan air. Tonisitas larutan bergantung pada
konsentrasi zat terlarut yang tidak dapat menembus membran, relatif
terhadap terhadap isi sel. Jika terdapat konsentrasi zat pelarut yang tidak
dapat menembus membran lebih tinggi dari lingkungannya, maka air akan
meninggalkan sel, dan sebaliknya. Normalnya sel terletak pada larutan
isotonik.
Cara sel hidup bereaksi terhadap perubahan konsentrasi zat terlarut
dalam lingkungannya bergantung pada apakah sel berdinding atau tidak.

Gambar 4. Atas: Sel hewan, tidak memiliki dinding sel.


Bawah: Sel tumbuhan, memiliki dinding sel.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TRANSPOR PASIF
1) Difusi
Faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi sebagai berikut.
- Suhu, semakin tinggi suhu maka difusi semakin cepat.
- Berat molekul, semakin besar molekul maka difusi semakin
lambat.
- Kelarutan dalam medium, semakin besar kelarutan maka difusi
semakin cepat.
- Beda potensial kimia, semakin besar beda maka difusi semakin
cepat.
2) Osmosis
Faktor yang mempengaruhi osmosis sebagai berikut.
- Suhu
- Zat terlarut, semakin banyak zat pelarut maka osmosis semakin
cepat.
- Luas Permukaan
- Jarak zat terlarut dan pelarut,
- Tebal membran, Semakin tebal membran, maka semakin lambat
terjadinya osmosis.

3. KESIMPULAN DAN SARAN


KESIMPULAN
Transpor pasif adalah pergerakan zat melintasi membran melalui selaput
permeabel selektif tanpa mengeluarkan energi. Transpor pasif dapat terjadi
dikarenakan adanya perbedaan konsentrasi dari luar dan dalam sel sehingga
molekul bergerak melewati membran plasma atau membran sel.
Berdasarkan perbedaan konsentrasi, transpor pasif terbagi menjadi dua
jenis yaitu Difusi, Osmosis. Difusi adalah pergerakan zat dari wilayah
berkonsentrasi tinggi ke wilayah yang berkonsentrasi lebih rendah. Sedangkan,
osmosis merupakan kebalikan dari difusi. Osmosis adalah pergerakan zat dari
wilayah berkonsentrasi rendah ke wilayah berkonsentrasi tinggi.
Faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi yaitu suhu, berat molekul,
kelarutan dalam medium, dan beda potensial kimia. Sedangkan faktor yang
mempengaruhi terjadinya osmosis adalah suhu, zat terlarut, luas permukaan,
jarak zat terlarut dan pelarut, dan tebal membran.

SARAN
Setelah mendapatkan ilmu yang dipelajari melalui makalah ini,
diharapkan pembaca mengetahui transpor pasif pada membran. Selain itu,
penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena penulis masih dalam
proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anthara, I., & Suartha, I. (2011). Homeostatis Cairan Tubuh pada Anjing dan
Kucing. Buletin Veteriner Udayana, Vol(3)No(1), 23-37.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet/article/view/2576
Arlita, M., Waluyo, S., & Warji. (2013). PENGARUH SUHU DAN
KONSENTRASI TERHADAP PENYERAPAN LARUTAN. Jurnal
Teknik Pertanian Lampung Vol(2), 85-94. http://jurnal.fp.unila.ac.id/
Goenarso, D. (2016). http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/biol4318-fisiologi-hewan-
edisi-2/ Diakses pada 13 Juni 2020
Farajalah, A. (2014). https://sites.google.com/site/bio201ipb/biosel Diakses
pada 12 Juni 2020
Fitriah, D.A., Yuliani, & Isnawati. (2013) PENGEMBANGAN PERANGKAT
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN INKURI PADA
MATERI MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN. BioEdu:
Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi. Vol(2) No(2).
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/bioedu
Harahap, F. (2012). FISIOLOGI TUMBUHAN: Suatu Pengantar. Medan:
Perdana Mulya Sarana.
Islami, A. (2016). EFEKTIVITAS STRATEGI METAKOGNISI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP
TRANSPOR MEMBRAN SEL. Skripsi. FKIP, Universitas Pasundan.
Kuntari, F., Pranoto, S., & Sutresno. (2019). Studi Proses Difusi melalui
Membran dengan Pendekatan Kompartemen. Jurnal Fisika dan
Aplikasinya. Vol(15).
http://www.iptek.its.ac.id/index.php/jfa/article/view/4617/3660
Kurniati, T. (2020). BIOLOGI SEL. Bandung: Cendekia Press.
Rahman, L. (2019). https://kerajaanbiologi.com/transpor-pasif/ Diakses pada
10 Juni 2020
Reece, J., Urry, L., & Campbell, N. (2016). Campbell Biology Eleventh
Ediyion. Hoboken: Pearson Higher Education.
Roza, M., Gusnedi, & Ratnawulan. (2013). Kajian Sifat Kondukstansi
Membran. Pillar of Physics. Vol(1), 60-67.
Sari, Y., Rahman, A., & Kasrina. (2018). Pengembangan Lembar Kerja Peserta
Didik Berdasarkan Studi Pengaruh Osmosis terhadap Warna Mata.
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(2), 16-21.
Sazali, M. (2017). Biologi Sel dan Molekuler. Mataram: LP2M UIN Mataram.
Sugiritama, I., & Wiryawan, I. (2015).
https://repositori.unud.ac.id/protected/storage/upload/repositori/310b2f5
638e6647bdbb28d0cf71115da.pdf Diakses pada 15 Juni 2020
Suharsono, H. (2017).
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/a4fa33ff469399
aae5e480f21125b156.pdf Diakses pada 10 Juni 2020
Supu, I. (2015). Mekanisme Transport Ion melalui Karakterisasi Sifat Listrik
pada Membran Jeruk Lemon. Jurnal Dinamika. Vol(06), 11-24.
Suyitno. (2013).
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131569342/pengabdian/osmosis-dan-
penyerapan-zat-pada-tumbuhan.pdf Diakses pada 13 Juni 2020
Unknown. (2005).
https://books.google.co.id/books?id=dwjGlYV4t8gC&pg=PA148&lpg
=PA148&dq=difusi+satu+zat+terlarut&source=bl&ots=IVoLxOWQsN
&sig=ACfU3U0ma02x3U20E_IdGimNMlzvhY-
Kpg&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwizyKjv24HqAhUFlEsFHUkYDwE
Q6AEwBnoECAoQAQ#v=onepage&q=difusi%20satu%20zat%
Diakses pada 13 Juni 2020
Winingsih, W. (2016). PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM YANG
BERORIENTASI DISCOVERY LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUBKONSEP
DIFUSI DAN OSMOSIS. Skripsi. FKIP, Universitas Pasundan.

You might also like