You are on page 1of 14

ANALISIS EKONOMI MESIN PENGERING PADI (ORYZA SATIVA

L.) MENGGUNAKAN VERTICAL DRYER AGRINDO TIPE VRD60


DI KELOMPOK TANI HARAPAN BERSAMA DI DESA BIGO
SELATAN

The Economic Analysis of Rice (Oryza sativa L.) Vertical Dryer Type Vrd60 In
Harapan Bersama Farmer Group at Bigo Selatan Village, Bolaang District, North
Mongondow

Fijar Y. Paembonan1*, Robert Molenaar2, David P. Rumambi2


1
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertanian.
2
Dosen Program Studi Teknik Pertanian.

Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi


Jl. Kampus UNSRAT. Manado 95115
*Email: yordanpaembonan@gmail.com

Abstract
This study aims to analyze the economy, total costs and economic feasibility
of the rice drying process using the VRD60 type AGRINDO vertical dryer
in Harapan Bersama Farmer Group in Bigo Selatan Village, Kaidipang
District, Bolaang Mongondow Utara Regency, as well as the total cost of
the drying process and the economic feasibility of the machine. The results
showed the total drying cost of Rp. 126,908/hour. The break even point
value or operational break even point of the VRD60 dryer is at an operating
level of 443,620 kg/year or the equivalent of Rp140,741,126/year. Analysis
of the operational feasibility of the AGRINDO vertical dryer type VRD60
dryer based on the amount of service potential available using a commercial
scale calculation basis, the NPV value of Rp. 186,651,936.62, the IRR of
11%, the B/C ratio of 1.07. This condition shows that the dryer is
economically feasible. Based on the conditions in the field the machines do
not operate in conditions that guarantee sustainability. The sensitivity
analysis shows that changes in the variable working hours per year and the
price of drying services are very influential on the feasibility of operations
with the lowest level being the service price of 1.43 times the total cost of
drying services.

Keywords: economics analysis. vertical dryer, paddy

PENDAHULUAN merupakan tanaman pangan yang sangat


penting karena beras masih digunakan
Padi (Oryza sativa L.) merupakan sebagai makanan pokok bagi sebagian
tanaman pangan yang sangat penting di besar penduduk dunia terutama Asia
dunia setelah gandum dan jagung. Padi sampai sekarang. Beras merupakan
Analisis Ekonomi Mesin Pengering Padi ….………………. Fijar Y. Paembonan, dkk.

komoditas strategis di Indonesia karena perubahan energi dalam proses


beras mempunyai pengaruh yang besar pengeringan yang dapat menghambat
terhadap kestabilan ekonomi dan politik pertumbuhan mikroorganisme sehingga
(Purnamaningsih, 2006). bahan pangan (padi) mampu
Padi menjadi komoditas budaya di mempertahankan mutu produknya
Indonesia sejak berabad yang lalu. terhadap perubahan fisik dan kimiawi
Sebagian besar bangsa Indonesia (Riansyah, et al., 2013).
membudidayakan padi dan tak dapat Keberhasilan ekonomi dari suatu
meninggalkan padi sebagai makanan usaha penerapan teknologi budidaya dan
pokok. Padi kemudian dijadikan penanganan hasil pertanian tergantung
komoditas sosial karena masyarakat terutama pada perbedaan antara biaya
menilai kesejahteraan sosial diawali produksi dan pendapatan. Selanjutnya
dengan meningkatnya produksi padi dan perbedaan tersebut tergantung pada
banyaknya masyarakat mengkonsumsi kemampuan integral dari masing-masing
beras. Padi juga dapat menjadi komoditas komponen peralatan yang digunakan.
ekonomi karena dengan semakin produksi Pengetahuan tentang prinsipnya dan
padi meningkat, harga jual padi tersebut prosedur dasar yang berkaitan dengan unit
dapat meningkatkan pendapatannya dan operasi akan membantu dalam estimasi
petani akhirnya dapat sejahtera. biaya suatu pengolahan pangan
Di Indonesia ketahanan pangan (Molenaar, et al., 2017).
dicerminkan antara lain oleh ketahanan Tujuan dari penelitian ini adalah
komoditas beras. Sebagaimana isi UU melakukan analisis ekonomi proses
Ketahanan Pangan, persoalan pangan pengeringan dengan vertical dryer
(termasuk beras tentunya) melingkupi
AGRINDO tipe VRD60 meyangkut biaya
banyak hal, mulai dari keharusan
menyediakannya secara terjangkau hingga total pada proses pengeringan dan
menjadi hak warga untuk kelayakan ekonomi
mendapatkannya.
Pengeringan padi terbagi menjadi dua METODE PENELITIAN
yaitu pengeringan alami (sun drying) dan
Waktu dan Tempat Penelitian
pengeringan buatan (artificial drying).
Penelitian ini dilakukan pada
Pengeringan alami adalah proses
bulan Juni 2020 di Kelompok Tani
pengeringan yang dilakukan dengan cara
Harapan Bersama di Desa Bigo Selatan,
dijemur dibawah matahari untuk
Kec. Kaidipang, Kab. Bolaang
menurunkan kadar air. Sedangkan
Mongondow Utara.
pengeringan buatan adalah pengeringan
dengan menggunakan alat pengering yang Alat dan Bahan Penelitian
menggunakan bahan bakar dan bisa Alat yang digunakan dalam
mengatur penetapan kadar air seperti yang penelitian ini adalah Alat Pengering Padi
dibutuhkan. VRD60. Bahan yang digunakan dalam
Pengeringan bertujuan untuk penelitian ini adalah data primer dan data
memperpanjang umur simpan dengan cara sekunder.
mengurangi kadar air untuk mencegah Pengumpulan Data
tumbuhnya mikroorganisme pembusuk. Data yang diperlukan untuk
Dalam proses pengeringan dilakukan perhitungan biaya dan analisis ekonomi
pengaturan terhadap suhu, kelembaban pengoperasian mesin pengering padi
(RH) dan aliran udara. Perubahan kadar AGRINDO tipe VRD60 terdiri dari
air dalam bahan pangan disebabkan oleh spesifikasi dan harga mesin dan

119
Jurnal Teknologi Pertanian Volume 11 Nomor 2 Desember 2020

kelengkapannya, kebutuhan tenaga kerja, 𝐵𝐵 = 1% 𝑥 𝑃 .....................................(5)


harga bahan bakar dan pelumas, serta hal- Dimana :
hal terkait pemeliharaan mesin dan BB = Biaya Bangunan, Rp/tahun
kelengkapannya. Data yang dieroleh
P = Harga pembuatan bangunan, Rp
tersebut selanjutnya menjadi dasar
perhitungan biaya dana analisis kelayakan
pengoperasian mesin pengering. Biaya Lahan atau Tempat, Rp/Tahun
BL = BST ..........................................(6)
Analisis Biaya
Dimana :
Biaya Tetap ( Fixed Cost),
BL = Biaya lahan
Biaya Penyusutan dengan metode
BST = Biaya sewa tempat, Rp/tahun
penyusutan garis lurus (MPGL)
menggunakan rumus menurut Molenaar,
Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)
et al, (2017).
𝑃−𝑆 Biaya Operator, Biaya Operator Utama
𝑑= .............................................. (1) 𝑂𝑝×𝑈 𝑜𝑝
𝑁 BO = ......................................(7)
𝑁 (𝑃−𝑆) 𝐽𝐾𝑏
𝐷𝑛 = ..................................... (2)
𝑁 Dimana :
𝑁 (𝑃−𝑆)
𝐵𝑉𝑛 = 𝑃 − ............................. (3) BO = Biaya operator, Rp/jam
𝑁
Dimana : Op = Jumlah operator, orang
d = Biaya penyusutan per tahun, JKb = Jam kerja per hari, jam/hari
Rp/tahun Uop = Upah operator, Rp/hari orang
P = Biaya pembelian awal, Rp
N = Umur ekonomis, tahun Biaya Tenaga Kerja Tambahan
𝑂𝑝×𝑈 𝑜𝑝𝑡
S = Nilai akhir (salvage value), Rp/tahun BO = .....................................(8)
𝐽𝐾𝑏
Dn = Biaya penyusutan total sampai Dimana :
umur N, tahun BO = Biaya operator, Rp/jam
BVn = Nilai buku, tahun Op = Jumlah operator, orang
JKb = Jam kerja per hari, jam/hari
Biaya bunga modal dan asuransi (I), Uopt = Upah operator tambahan,
sebagai berikut: Rp/hari orang
𝑖 × 𝑃 (𝑛+1)
𝐼= ..................................... (4)
2𝑁
Dimana : Biaya Bahan Bakar, Bbm
P = Harga awal pembelian, Rp Bbm = vp x hbb ..................................(9)
i = Total tingkat bunga dan asuransi, Dimana :
%/tahun Bbm = Biaya bahan bakar minyak,
I = Total bunga modal dan asuransi, Rp/jam
Rp/tahun Vp = Konsumsi bahan bakar, liter/jam
N = Taksiran umur ekonomis, tahun hbb = Harga bahan bakar, Rp/liter

Biaya Bangunan menurut Pramudya Bb Sekam


(2001), besarnya biaya bangunan 𝐵𝑏𝑠 = 𝐾𝑏𝑏𝑠 × 𝐻𝑏𝑏𝑠 .......................(10)
diperkirakan sebesar 1% dari harga awal Dimana :
per tahun.

120
Analisis Ekonomi Mesin Pengering Padi ….………………. Fijar Y. Paembonan, dkk.

Bbs = Biaya bahan bakar sekam , VC = Biaya tidak tetap, Rp/jam


Rp/jam
Kbbs = Konsumsi bahan bakar sekam Biaya Pokok Pengeringan (BP) Per kg
kg/jam 𝑇𝐶
BP = ............................................(15)
𝐾
Hbbs = Harga bahan bakar sekam, Rp/kg
Dimana :
BP = Biaya pengeringan, Rp/kg
Biaya Pemeliharaan (BP) Bin
TC = Biaya total, Rp/jam
Bpp = P x 5% ................................. (11)
K = Kapasitas kerja mesin, kg/jam
Dimana :
Bpp = Biaya perbaikan dan pemeliharaan,
Biaya Jasa Pengeringan
Rp/tahun
𝐵𝐽𝑃 = 𝐵𝑃 × (1 + 0.5) .....................(16)
P = Harga alat, Rp
Dimana :
BJP = Biaya jasa pengeringan, Rp/kg
Pelumas
BP = Biaya pengeringan, Rp/kg
𝐵𝑃 = 𝑂𝐶 × 𝑃𝑚 × 𝑂𝑝 × 𝑊𝑡 ............ (12)
Dimana :
Pendapatan Penerimaan (Rp/tahun)
BP = Biaya pelumas, Rp/tahun
𝐵 = 𝐾 × 𝐵𝐽𝑃 .....................................(17)
OC = Konsumsi pelumas bensin/solar
Dimana :
,l/HP/jam
B = Benefit/penerimaan, Rp/tahun
Pm = Daya motor genset motor bakar,
BJP = Biaya jasa pengeringan, Rp/kg
HP, motor listrik, kw
K = Kapasitas kerja mesin, kg/tahun
Op = Harga pelumas bensin/solar, Rp/l
Wt = Jam kerja pertahun, jam/tahun
Pengeluaran (C)
𝐶 = 𝐵𝑃 × 𝑋 .....................................(18)
Grease
Dimana :
Diperkirakan 60% dari biaya pelumas
C = Biaya proses pengeringan, Rp/tahun
BP = Biaya total pengering, Rp/jam
Suku Cadang Sumber Tenaga (Genset)
0.09×p
X = Jam kerja per tahun, jam
𝑆𝐶𝑚 = ................................... (13)
N
Dimana : Total Pendapatan Per Tahun
SCm = Biaya suku cadang genset 𝜋 = 𝐵 − 𝐶 ........................................(19)
pertahun, Rp/tahun Dimana :
P = Harga pembelian genset, Rp 𝜋 = Pendapatan, Rp/tahun
N = Umur ekonomis genset, jam B = Benefit/penerimaan, Rp/tahun
Biaya Total (Total cost) Per Jam C = Cost/Pengeluaran, Rp/tahun
Biaya total per jam dihitung dengan Analisis Titik Impas (Break Even Point)
persamaan berikut : Pendapatan dihitung menggunakan
𝑇𝐶 = 𝐹𝐶 + 𝑉𝐶 ................................ (14) persamaan Priyo (2012) :
𝑉𝐶
Dimana : VCunit = ......................................(20)
𝐾
TC = Biaya total, Rp/jam 𝐹𝐶
𝐵𝐸𝑃 = 𝐵𝐽𝑃 −𝑉𝐶 𝑈𝑛𝑖𝑡 ...........................(21)
FC = Biaya tetap, Rp/jam
Dimana :
121
Jurnal Teknologi Pertanian Volume 11 Nomor 2 Desember 2020

BEP = Break Event Point, kg/tahun Nilai benefit/cost ratio (B/C ratio)
VCunit = Biaya tidak tetap per unit, Rp/kg dihitung dengan menggunakan rumus
VC = Biaya tidak tetap, Rp/jam sebagai berikut Subagiyo (2016) :
𝐵𝑡
K = Kapasitas kerja alat, kg/jam ∑𝑛
𝑡=1
𝐵 (1+𝑖)𝑡
FC = Biaya tetap, Rp/tahun 𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝐶 = 𝐶𝑡 ..........................(24)
∑𝑛
𝑡=1(1+𝑖)𝑡
BJP = Biaya jasa pengeringan, Rp/kg
Dimana :
Gross B/C = Gross benefit cost ratio
Analisis kelayakan. menurut Pasaribu
Bt = Benefit (penerimaan) tahun t,
(2012), Discount factor (DF) atau faktor
Rp/tahun
potongan :
1
Ct = Cost (biaya) pada tahun t, Rp/tahun
𝐷𝐹 = (1+𝑖)𝑡 ...................................... (22) i = Tingkat suku bunga, %
Dimana : n = Umur ekonomis mesin, tahun
i = Discount rate/suku bunga bank (%) t = Tahun, 10
t = Tahun ke-t Kriteria pengambilan keputusan:
1) Jika Gross B/C >1, maka penggunaan
NPV (Net Present Value) mesin pengering tersebut layak sedangkan
menurut Murti, et al (2017) NPV dihitung 2) Jika Gross B/C <1, maka penggunaan
berdasarkan selisih antara benefit dengan mesin pengering tersebut tidak layak.
biaya (cost) ditambah dengan investasi,
yang dihitung melalui rumus : IRR (Internal Rate of Return)
𝐵𝑡−𝐶𝑡 Untuk nilai IRR dihitung menggunakan
NPV = ∑𝑛𝑡=1 ............................ (23)
(1+𝑖)𝑡
rumus sebagai berikut Murti et al (2017)
Dimana : 𝑁𝑃𝑉 +
NPV = Net present value 𝐼𝑅𝑅 = 𝑖 + + [𝑁𝑃𝑉 +−𝑁𝑃𝑉 −]( i-- i+) .....(25)
Bt = Benefit (penerimaan) bersih tahun t Dimana :
Ct = Cost (biaya) pada tahun t IRR = Internal rate of return
i = Tingkat suku bunga (%) NPV+ = NPV positif
n = Umur ekonomis mesin vertical NPV- = NPV negatif
dryer AGRINDO tipe VRD60 (tahun) i+ = Tingkat suku bunga pada NPV
t = Tahun (10) positif (%)
Kriteria pengambilan keputusan: i- = Tingkat suku bunga pada NPV
1) Jika NPV > 0, maka mesin pengering negatif (%)
ini dapat digunakan Kriteria pengambilan keputusan:
2) Jika NPV = 0, maka penggunaan mesin 1. Jika IRR > discount rate maka usaha
pengering akan mendapat modal kembali layak untuk dilaksanakan
setelah diperhitungan discount rate yang sedangkan jika
berlaku 2. Jika IRR < discount rate maka usaha
3) Jika NPV < 0, maka mesin pengering tidak layak untuk dilaksanakan.
tidak layak digunakan Prosedur Kerja
Tahapan penelitian yang dilakukan
B/C Ratio (Benefit / Cost Rasio) pada penelitian ini adalah: menyiapkan
kuesioner penelitian, mewawancara

122
Analisis Ekonomi Mesin Pengering Padi ….………………. Fijar Y. Paembonan, dkk.

operator alat di lokasi penelitian, perhitungan biaya bunga modal dengan


menganalisa data yang telah terkumpul persamaan 4 untuk mesin pengering padi
dam kemudian menyusun laporan hasil mendapatkan biaya sebesar
penelitian. Rp.14.850.000/tahun dan untuk genset
hasil perhitungan dengan persamaan 4
HASIL DAN PEMBAHASAN memperoleh biaya bunga modal sebesar
Rp.3.828.000/tahun.
Analisis Ekonomi Biaya Bangunan
Analisis ekonomi pengeringan Menurut Pramudya (2001),
padi dengan Pengering Padi vertical dryer besarnya biaya bangunan diperkirakan
tipe VRD60 sebagai usaha komersial sebesar 1% dari harga awal per tahun.
dilakukan dengan menggunakan asumsi Berdasarkan pada persamaan 5 maka
seperti pada Tabel 1. didapatkan nilai untuk biaya bangunan
sebesar Rp.1.814.000/tahun.
Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya Lahan atau Tempat
Biaya tetap adalah biaya yang
Biaya lahan atau tempat yaitu
dikeluarkan yang tidak bergantung pada
biaya yang dikeluarkan untuk menyewa
tingkat produksi yang dihasilkan oleh alat
lahan atau tempat yang digunakan selama
atau mesin. Biaya tersebut tetap berlaku
setahun. Dari informasi yang ditemukan
baik saat alat atau mesin tidak digunakan
di lapangan didapatkan bahwa biaya lahan
maupun digunakan.
atau biaya sewa tempat yang dikeluarkan
Biaya Penyusutan.
selama setahun yaitu sebesar
Dalam penelitian ini biaya
Rp.3.000.000. Secara keseluruhan
penyusutan yang akan dihitung meliputi
perhitungan biaya tetap disajikan pada
mesin pengering padi dan genset dengan
Tabel 2.
menggunakan metode penyusutan garis
lurus (MPGL) dengan asumsi nilai sisa Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)
10% dari harga pembelian mesin. Biaya Operator, Biaya Operator Utama
a. Mesin pengering padi Biaya operator utama yaitu biaya
Dari perhitungan yang dilakukan gaji/upah yang akan dibayarkan pada
menggunakan persamaan 1, 2 dan 3 maka operator utama yang mengoperasikan
nilai penyusutan per tahun mesin mesin. Upah operator utama sebesar
pengering Padi vertical dryer tipe VRD60 Rp.150.000/hari dengan jam kerja 10 jam
sebesar Rp.40.500.000 per tahun, dan perhari. berdasarkan perhitungan dengan
biaya total penyusutan sampai tahun ke 10 persamaan 7 biaya operator utama sebesar
sebesar Rp.405.000.000, serta nilai akhir Rp.15.000/jam.
buku dari mesin tersebut sebesar Biaya Operator tambahan
Rp.45.000.000. Biaya operator tambahan yaitu biaya
b. Mesin genset gaji/upah yang akan dibayarkan pada
Dari perhitungan yang didapatkan operator tambahan dengan 10 Jam kerja, 1
dari persamaan 1, 2 dan 3 maka nilai operator tambahan mendapatkan upah
penyusutan per tahun sebesar Rp100.000 yang mengoperasikan mesin.
Rp.10.440.000 per tahun dan biaya total Dengan jumlah 2 operator tambahan. upah
penyusutan sampai tahun ke 10 sebesar operator tambahan sebesar
Rp.104.400.000. Rp.200.000/hari dengan jam kerja 10 jam
Biaya Bunga Modal perhari. Berdasarkan perhitungan dengan
Suku bunga acuan yang digunakan persamaan 8 biaya operator tambahan
dalam perhitungan biaya bunga modal sebesar Rp.20.000/jam.
adalah sebesar 6% 0.06 dan hasil

123
Jurnal Teknologi Pertanian Volume 11 Nomor 2 Desember 2020

Tabel 1. Asumsi Dasar Analisis Ekonomi Padi Vertical Dryer Tipe VRD60
No Pertanyaan Uraian
1 Harga alat pengering Rp 450.000.000
2 Umur ekonomis 10 Tahun
3 Harga pembuatan gedung Rp 181.400.000
4 Biaya sewa tempat Rp 3.000.000 Rp/tahun
5 Jumlah operator utama 1
6 Jam kerja perhari operator utama 10 Jam/hari
7 Upah operator utama Rp 150.000
8 Jumlah operator tambahan 2
9 Jam kerja operator tambahan 10 Jam/hari
10 Upah operator tambahan Rp 100.000
11 Konsumsi bahan bakar dalam 1 kali pengeringan 74 Liter
12 Harga bahan bakar 5.750 Rp/liter
13 Konsumsi sekam sebagai bahan bakar dalam 1 255 Kg
kali pengeringan
14 Harga biaya sekam Rp 5.000 Rp/kg
15 Daya motor genset 15 Hp
16 Harga pelumas per liter Rp 29.500 Rp/liter
17 Pembelian genset Rp 116.000.000
18 Umur ekonomis genset 10 Tahun
19 Suku bunga bank 6%
20 Kapasitas kerja mesin per hari 6000 Kg/hari
21 Jam kerja setahun 2000 Jam/ tahun
22 Kapasitas kerja mesin per jam 600 Kg/jam
23 Konsumsi pelumas genset setahun 16 Liter/tahun
24 Konsumsi sekam sebagai bahan bakar dalam 1 Kg/jam
26
kali pengeringan per jam
25 Jam kerja perhari 10 Jam/hari

Tabel 2. Perhitungan Biaya Tetap


Biaya Tetap (FC) FC/Tahun FC/Jam
Penyusutan mesin Rp 40.500.000 Rp 20.250
Penyusutan mesin genset Rp 10.440.000 Rp 5.220
Biaya bunga modal mesin Rp 14.850.000 Rp 7425
Biaya modal genset Rp 3.828.000 Rp 1.914
Biaya bangunan Rp 1.814.000 Rp 907
Biaya lahan Rp 3.000.000 Rp 1.500
Total Rp 74.432.000 Rp 37.216

124
Analisis Ekonomi Mesin Pengering Padi ….………………. Fijar Y. Paembonan, dkk.

Biaya Bahan Bakar Untuk menghitung bin


menggunakan asumsi biaya perbaikan dan
Untuk bahan bakar yang pemeliharaan sebesar 5% setahun. Dari
digunakan dalam pengeringan padi yaitu hasil perhitungan menggunakan
bahan bakar solar dan bahan bakar sekam persamaan 11 didapatkan biaya bin per
untuk menunjang proses pengeringan. tahun sebesar Rp.22.500.000/thn.
Bahan Bakar Minyak (BBM) Pelumas
Dari hasil perhitungan dengan Dari hasil perhitungan biaya
persamaan 9 maka didapatkan biaya pelumas dengan menggukan persamaan
bahan bakar solar sebesar Rp. 42.550/jam. 12 maka didapatkan hasil biaya pelumas
Bahan Bakar Sekam (BBS) sebesar Rp. 462.162/thn.
Dari hasil perhitungan dengan Grease
persamaan 10 maka didapatkan biaya Untuk menentukan besarnya
bahan bakar sekam sebesar Rp. grease diperkiraan nilainya didapatkan
127.500/jam. Pada perhitungan ini harga dari 60% biaya pelumas. Biaya pelumas
sekam disesuaikan dengan harga sekam sebesar Rp. 462.162 dan 60% dari biaya
pada lokasi namun pada saat menghitung pelumas tersebut sebesar Rp. 277.297
nilai kelayakan mesin, nilai sekam tidak yang berarti itu adalah biaya grease.
dipakai karena sekam yang digunakan Suku Cadang Sumber Tenaga (Scm)
tidak dibeli. Untuk menghitung biaya suku
Biaya Pemeliharaan(BP) cadang sumber tenaga menggunakan
Biaya pemeliharaan adalah biaya perhitungan dengan persamaan 13
yang harus di hitung untuk didapatkan hasil perhitungan biaya suku
memperpanjang umur alat/mesin. Biaya cadang sumber tenaga sebesar
pemeliharaan yang dimaksud yaitu bin, Rp.1.044.000/thn.Secara keseluruhan
pelumas, grease dan suku cadang sumber hasil perhitungan biaya tidak tetap
tenaga. disajikan pada Tabel 3.
Bin

Tabel 3. Perhitungan Biaya Tidak Tetap


Biaya Tidak Tetap (VC) VC/Tahun VC/jam
Biaya operator utama Rp 15.000
Biaya operator tambahan Rp 20.000
Bbm Rp 42.550
Bb sekam Rp 0
Bin Rp 22.500.000 Rp 11.250
Pelumas Rp 462.162 Rp 231,081
Grease Rp 277.297 Rp 138,6485
Suku cadang sumber tenaga Rp 1.044.000 Rp 522
Total Rp 89.692

125
Jurnal Teknologi Pertanian Volume 11 Nomor 2 Desember 2020

Biaya Total (TC) Break event point atau titik impas


Biaya total yaitu penjumlahan dari setiap adalah titik dimana pengeluaran atau
biaya tetap ditambah dengan semua biaya sama dengan penerimaan atau titik
jumlah dari biaya tidak tetap (Table 4). dimana tidak terdapat keuntungan maupun
kerugian. Dari hasil perhitungan break
Tabel 4. Perhitungan Biaya Total event point (BEP) dengan menggunakan
Keterangan Jumlah (Rp/jam) persamaan 20 dan 21 diperoleh nilai dari
Biaya tetap Rp. 37.216 BEP sebesar 443.620 kg/thn atau setara
Biaya tidak tetap Rp. 89.692 dengan Rp 140.747.126 per tahun, dimana
Biaya total Rp. 126.908 kapasitas kerja mesin per tahun sebesar
1.200.000 kg/thn. Itu artinya pada
Biaya Pokok Pengeringan produksi 443.620 kg/tahun mesin
Dari hasil perhitungan dengan pengering padi mencapai titik impas atau
menggunakan persamaan 15 didapatkan break event point yang mana nilai jika
biaya pokok pengeringan sebesar Rp. mesin beroperasi di atas nilai tersebut
211,513/kg. Nilai tersebut diperoleh dari maka akan memberikan keuntungan,
biaya total Rp 126.908 per jam dan sebaliknya akan mengalami kerugian.
kapasitas kerja per jam 600 kg. Analisis Kelayakan
Biaya jasa pengeringan Dalam penelitian ini analisis kelayakan
Dari hasil perhitungan dengan dilakukan dengan menggunakan Net
menggunakan persamaan 16 didapatkan Present Value (NPV), Internal Rate of
hasil biaya jasa pengeringan sebesar Rp Return (IRR), Benefit/Cost Rasio (B/C
317,27/kg. Nilai tersebut diperoleh dari Rasio sebagai kriteria penetapan
perhitungan bahwa biaya jasa pengeringan kelayakan ekonomi investasi mesin
adalah 1,5% kali dari biaya pokok pengering padi AGRINDO vertical dryer
pengeringan sebesar Rp 211,513 /kg. tipe VRD60.
Pendapatan Net Present Value
Pendapatan diperoleh dari selisih Net present value (NPV) adalah
antara penerimaan dan pengeluaran. nilai sekarang dari kas yang masuk dan
Untuk menentukan besarnya pendapatan keluar pada periode tertentu. NPV
maka harus dihitung terlebih dahulu digunakan untuk mengukur nilai dari arus
jumlah penerimaan dan pengeluaran. kas di masa depan dan untuk menganalisa
Penerimaan (Benefit) kelayakan dari suatu mesin di saat
Dari hasil perhitungan dengan sekarang, apakah mesin tersebut
menggunakan persamaan 17 diperoleh menghasilkan keuntungan pada jangka
jumlah penerimaan setahun sebesar Rp. waktu tertentu. Untuk menentukan nilai
380.723.189/thn. sekarang atau present value (PV) dari arus
Pengeluaran (Cost) kas, terlebih dahulu harus menentukan
Dari hasil perhitungan dengan nilai Discount Factor (DF) dengan umur
menggunakan persamaan 23 diperoleh ekonomis mesin 10 tahun dan suku bunga
total pengeluaran sebesar Rp. atau interest rate (i) 6%. Tabel 5
253.815.459/thn. menunjukkan arus kas selama sepuluh
Total pendapatan pertahun tahun dengan DF pada tingkat suku
Dari hasil perhitungan dengan bungan 6% pertahun.
menggunakan persamaan 18 maka Nilai dari NPV diperoleh dari nilai
diperoleh total pendapatan pertahun Present Value Benefit (PVB) dikurang
sebesar Rp. 126.907.730/thn. Present Value Cost (PVC) sehingga
Analisis Titik Impas (Break Event Point) diperoleh nilai NPV dengan menggunakan

126
Analisis Ekonomi Mesin Pengering Padi ….………………. Fijar Y. Paembonan, dkk.

persamaan 23 sebesar Rp 186.651.936,62 Benefit (PVB) dengan Present Value Cost


Untuk menentukan kelayakan suatu mesin (PVC). Pada tabel menentukan NPV
membutuhkan kriteria pengambilan diperoleh nilai PVB sebesar Rp.
keputusan sebagai berikut: 2.802.155.809,85 dan nilai PVC sebesar
1) Jika NPV > 0, maka mesin pengering Rp. 2.615.503.873,23 sehingga nilai dari
layak secara ekonomi. B/C Rasio diperoleh sebesar 1,07.
2) Jika NPV = 0, maka secara ekonomi Pengambilan keputusan atas kelayakan
investasi mesin pengering akan Benefit/Cost Rasio (B/C Rasio) dilihat dari
memberikan hasil usaha yang kriteria sebagai berikut:
sebanding dengan tingkat bunga 1) Jika Gross B/C >1, maka penggunaan
perhitungan. mesin pengering tersebut layak,
3) Jika NPV < 0, maka mesin pengering sedangkan
tidak layak digunakan 2) Jika Gross B/C <1, maka penggunaan
Berdasarkan kriteria pengambilan mesin pengering tersebut tidak layak.
keputusan di atas maka dapat disimpulkan Dari hasil perhitungan B/C Rasio sebesar
bahwa mesin pegering ini layak 1,07 dengan kriteria pengambilan
digunakan di mana perhitungan keputusan jika B/C >1 maka dinyatakan
menunjukkan total penerimaan lebih besar bahwa mesin pengering tersebut layak
dari total biaya (Tabel 5). digunakan. Hal itu dikarenakan manfaat
Benefit/Cost Rasio (B/C Rasio) dari mesin tersebut lebih besar dari biaya
Benefit/Cost Rasio (B/C Rasio) yang dikeluarkan. Karena nilai B/C Rasio
merupakan perbandingan antara manfaat lebih besar dari 1 maka investasi
atau pendapatan dengan biaya yang dinilai pembelian mesin pengering padi dianggap
dari masa sekarang atau present value. layak dan menguntungkan di masa yang
B/C Rasio dapat ditentukan dengan cara akan datang.
membagi antara jumlah Present Value

Tabel 5. Arus Kas Mesin Pengering Padi Vertical Dryer Tipe VRD60
Tahun Benefit Cost DF PVBenefit PVCost
Rp/thn Rp/thn Rp/thn Rp/thn
0 0 747.400.000 1 - 747.400.000
1 380.723.189 253.815.459 0,943396226 359.172.819,34 239.448.546
2 381.105.689 254.070.459 0,88999644 338.842.282,40 225.894.855
3 381.105.689 254.070.459 0,839619283 319.662.530,56 213.108.354
4 381.105.689 254.070.459 0,792093663 301.568.425,06 201.045.617
5 381.105.689 254.070.459 0,747258173 284.498.514,21 189.665.676
6 381.105.689 254.070.459 0,70496054 268.394.824,72 178.929.883
7 381.105.689 254.070.459 0,665057114 253.202.664,83 168.801.777
8 381.105.689 254.070.459 0,627412371 238.870.438,52 159.246.959
9 381.105.689 254.070.459 0,591898464 225.349.470,30 150.232.980
10 381.105.689 254.070.459 0,558394777 212.593.839,91 141.729.227
2.802.155.809,85 2.615.503.873,23
NPV PVB-PVC = 186.651.936,62

Internal Rate of Return (IRR)


Internal Rate of Return (IRR) dapat menjadi dasar pengambilan
keputusan atau acuan penghitungan

127
Jurnal Teknologi Pertanian Volume 11 Nomor 2 Desember 2020

investasi yang layak dijalankan atau tidak. mana petani tidak mau mengeringkan padi
Suatu investasi dapat dijalankan jika secara bersamaan atau dicampurkan
tingkat pengembaliannya lebih besar dengan padi milik orang lain yang
dibandingkan jika melakukan investasi
seharusnya bisa dikeringkan secara
lain atau dengan kata lain tingkat
pengembalian suatu alat yang digunakan bersamaan, dengan syarat harus sama
lebih besar dibanding dengan tingkat varietasnya. Dengan ini mesin pengering
bunga bank yang berlaku. Dalam yang digunakan menjadi tidak layak
penelitian ini yang dijadikan pembanding digunakan dari segi kelayakan
tingkat pengembalian adalah suku bunga ekonominya karena rendahnya jam kerja
bank UMKM 2020 yaitu 6%. Hasil setahun dan upah jasa penyewaan yang
perhitungan Internal Rate of Return (IRR)
rendah. Hal tersebut yang menyebabkan
dengan menggunakan persamaan 25
diperoleh nilai IRR sebesar 11%. Untuk sehingga alat pengering ini tidak layak
menentukan layak atau tidak layak digunakan dari segi kelayakan
investasi berdasarkan nilai IRR maka ekonominya jika beroperasi dengan
dapat dilihat kriteria pengambilan kondisi seperti yang ada di lapangan.
keputusan sebagai berikut: Untuk membuat penggunaan mesin
1.Jika IRR > discount rate maka usaha pengering menjadi maksimal sehingga
layak untuk dilaksanakan.
nantinya memberikan keuntungan, disini
2.Jika IRR < discount rate maka usaha
tidak layak untuk dilaksanakan. dapat diasumsikan bahwa dengan
Berdasarkan kriteria pengambilan menggunakan 1 tahun ada maksimal 365
keputusan di atas dengan nilai IRR hari kerja dikurangi hari libur dengan ini
sebesar 11% yang lebih besar dari realistisnya menjadi 200 hari dengan di
discount rate 6 % maka dapat kalikan 10 jam kerja dalam 1 kali
disimpulkan bahwa investasi mesin
pengeringan, maka total jumlah jam kerja
pengering padi vertical dryer VRD60
layak secara ekonomi. Dengan nilai IRR setahun sebenarnya dapat mencapai
lebih besar dari tingkat bunga bank sebesar 2000 jam pertahun. Juga, dengan
(discount rate) memberi suatu gambaran memperhitungkan upah jasa pengeringan
bahwa investasi tersebut lebih sebesar 1,5 kali dari biaya pokok
menguntungkan dari pada sekedar pengeringan, maka mesin pengering ini
menempatkan uang yang ada di bank. layak secara ekonomi.

Kondisi Operasional di Lapangan Analisis Sensitifitas Operasional


Menyangkut kondisi operaisonal Untuk mendapatkan gambaran
mesin pengering di lapangan didapatkan yang lebih komprehensif terkait kelayakan
bahwa mesin yang diberikan pemerintah ekonomi pengoperasian mesin pengering
kepada kelompok tani dengan kapasitas vertical dryer tipe VRD60 maka
alat 1 kali pengeringan 6000 kg per 10 dilakukan analisis sensitifitas dengan
jam hanya melakukan proses pengeringan menggunakan asumsi kondisi operasional
sebanyak 7 kali dengan total jam setahun seperti yang ada pada Tabel 6.
sebesar 70 jam dan juga upah jasa Berdasarkan kondisi tersebut selanjutnya
penyewaan sebesar Rp 800.000 dalam 1 dilakukan analisis sensitifitas untuk
kali pengeringan. Dan ada pula kondisi di mencari batas batas kritis dalam

128
Analisis Ekonomi Mesin Pengering Padi ….………………. Fijar Y. Paembonan, dkk.

menentukan kelayakan ekonomi (Tabel 8). Sebaliknya, jika tingkat


operasional mesin pengering melalui keuntungan yang diterapkan adalah
perubahan pada dua variabel penting sebesar 43% atau lebih akan
yakni tingkat keuntungan jasa menghasilkan kelayakan ekonomi mesin
pengeringan dan jam kerja per tahun. pengering. Namun demikian kenaikan
Untuk itu disusun 5 (lima) skenario perhitungan tingkat keuntungan
analisis seperti pada Tabel 7. memberikan konsekuensi naiknya biaya
Dengan skenario 1, analisis jasa pengeringan yang harus dibayar oleh
dilakukan pada tingkat jam kerja 2000 petani. Selanjutnya, analisis dengan
jam/thn dan tiingkat keuntungan 0%, menggunakan skenario 3 yakni dengan
memberikan hasil analisis yang menurunkan tingkat jam kerja per tahun
menunjukkan bahwa investasi mesin menjadi 1800 jam sementara tingkat
pengering tidak layak (Tabel 11). Adapun keuntungan tetap 43% ternyata
analisis yang dilakukan dengan skenario 2 menghasilkan kondisi ketidak-layakan
yakni dengan menaikkan tingkat ekonomi pengoperasian mesin pengering.
keuntungan menjadi 43% menghasilkan Sementara dengan menggunakan tingkat
bahwa investasi mesin pengering layak keuntungan sebesar 45% dan jam kerja
secara ekonomi. Analisis dengan skenario pertahun 1800 jam/thn, seperti pada
1 dan 2 menunjukkan bahwa penerapan skenario 4 menghasilkan kondisi bahwa
tingkat keuntungan sebesar kurang dari mesin pengering layak secara ekonomi
43% hingga 0% pada tingkat jam kerja (Tabel 8).
2000 jam per tahun akan menghasilkan
ketidak-layakan operasi mesin pengering

Tabel 6. Parameter Analisis Sensitifitas Mesin Pengering Vertical Dryer Tipe VRD60
Parameter Volume Satuan
Harga dryer 450,000,000 Rp
Harga genset 116.000.000 Rp
Gedung 81.400.000 Rp
Umur Ekonomi Dryer 10 Thn
Umur Ekonomi Genset 10 Thn
Umur Ekonomi Gedung 10 Thn
Sewa lahan 3.000.000 Rp/thn
Tingkat bunga 0.06 %/thn
Jam Kerja Mesin Pengering 2000 jam/thn
Kapasitas Kerja Mesin Pengering 6000 kg
Waktu mengeringkan 6000 kg 10 jam
Kapasitas Kerja per jam 600 kg/jam
Keuntungan 0.00 %/kg
Pemakaian BBM 7.4 liter/jam
Harga BBM 5.750 Rp/liter

129
Jurnal Teknologi Pertanian Volume 11 Nomor 2 Desember 2020

Tabel 7. Skenario Analisis Sensifitas Mesin Pengering Padi Vertical Dryer Tipe
VRD60
No Skenario
1 Jam kerja 2000 jam/thn, Tingkat keuntungan 0%
2 Jam kerja 2000 jam/thn, Tingkat keuntungan 43%
3 Jam kerja 1800 jam/thn, Tingkat keuntungan 43%
4 Jam kerja 1800 jam/thn, Tingkat keuntungan 45%
5 Jam kerja 2000 jam/thn, Tingkat keuntungan 0%, Nilai investasi tahun ke 0=0

Tabel 8. Hasil Analisis Sensitifitas Dengan 5 Skenario


Analisis Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3 Skenario 4 Skenario 5
Biaya Tetap, 37.216 37.216 41.351 41.351 37.216
Rp/jam
Biaya Tidak Tetap, 82.698,66 82.698,66 84.048,51 84.048,51 82.698,66
Rp/jam
Jasa Pengeringan, 199,86 285,80 298,87 303,05 200,06
Rp/kg
BEP, kg/tahun 1.200.000 503.036 468.750 456.727 1.196.146
Net Present Value, - 11.620.784 -33.035.072 191.204 765.165
Rp 747.400.000
Rasio Benefit/Cost 0.70 1.005 0.99 1.00 1.00
Internal Rate of -20% 6.33% 5.06% 6.01% 20.16%
Return, %

Adapun, mengingat bahwa pengering maka dari seluruh penerimaan


perolehan mesin pengering ini adalah yang diperoleh harus disisihkan sejumlah
berasal dari bantuan pemerintah maka biaya tetap pertahun agar diakhir umur
dilakukan analisis dengan menggunakan ekonomis alat dan mesin tersedia dana
skenario 5 yakni jam kerja 2000 jam/thn, untuk digunakan bagi pengadaan yang
tingkat keuntungan 0%, dan nilai investasi baru.
pada tahun ke 0 dari arus kas investasi
tidak diperhitungkan sebagai biaya. KESIMPULAN
Analisis pada kondisi ini memberikan Analisis ekonomi mesin pengering
hasil di mana mesin pengering layak VRD60 menghasilkan perhitungan biaya
secara ekonomi (Tabel 8). tetap sebesar Rp 37.216/jam dan biaya
Pada kondisi ini semakin besar tidak tetap sebesar Rp 89.692/ jam dengan
jam kerja mesin per tahun akan semakin total biaya pengeringan diperoleh sebesar
menghasilkan keuntungan pengoperasian Rp. 126.908/ jam. Berdasarkan jam kerja
mesin karena biaya jasa pengeringan akan per tahun sebesar 2000 jam, dan perhitungan
semakin rendah. Namun untuk biaya jasa pengeringan sebesar 1,5 kali biaya
keberlanjutan ketersediaan mesin

130
Analisis Ekonomi Mesin Pengering Padi ….………………. Fijar Y. Paembonan, dkk.

pokok pengeringan, maka diperoleh titik Raman Kabupaten Lampung


impas atau Break Even Point operasional Tengah. (Skripsi). Universitas
mesin pengering VRD60 berada pada Lampung. Bandar Lampung
tingkat operasi 443.620 kg/tahun atau Pasaribu, A. M. (2012) Perencanaan &
setara Rp 140.747.126 /tahun. Analisis Evaluasi Proyek Agribisnis
kelayakan operasional mesin pengering (Konsep & Aplikasi). Lily
Publisher. Yogyakarta
VRD60 berdasarkan besarnya potensi
layanan yang tersedia dan dengan Purnamaningsih, Ragapadmi. 2006.
menggunakan dasar perhitungan skala usaha Induksi Kalus dan Optimasi
Regenerasi Empat Varietas Padi
komersial menghasilkan nilai Net Present
Melalui Kultur In Vitro. Balai
Value (NPV) sebesar Rp186.651.936,62 Besar Penelitian dan Pengawasan
nilai Internal Rate of Return (IRR) sebesar Bioteknologi dan Sumber Daya
11%, dan Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio) Genetik Pertanian. Bogor. Jurnal
sebesar 1,07. Kondisi tersebut AgroBiogen 2(2):74-80.
menunjukkan mesin pengering padi Pramudya, B. 2001. Ekonomi Teknik.
vertical dryer tipe VRD60 layak secara Institut Pertanian Bogor. Bogor.
ekonomi. Berdasarkan kondisi operasional Priyo, M. 2012. Ekonomi Teknik. LP3M
di lapang didapatkan bahwa mesin UMY. Yogyakarta.
pengering padi vertical dryer tipe VRD60
Riansyah, A., Supriadi, A., Nopianti, R.
tidak beroperasi dengan kondisi yang 2013. Pengaruh Perbedaan Suhu
menjamin keberlanjutan. Analisis dan Waktu Pengeringan Terhadap
sensitifitas menunjukkan bahwa Karakteristik Ikan Asin Sepat
perubahan variable jam kerja pertahun dan Siam (Trichogaster pectoralis)
harga jasa layanan pengeringan sangat Dengan Menggunakan Oven.
berpengaruh terhadap kelayakan operasi Jurnal Teknologi Hasil Perikanan.
Fakultas Pertanian Universitas
dengan tingkat terendah berada pada Sriwijaya.
harga layanan sebesar 1.43 kali total biaya
Subagiyo. 2016. Analisis Kelayakan
pokok pengeringan. Pengoperasian mesin
Finansial Penggunaan Alsintan
tanpa perhitungan keuntungan dan tidak dalam Usaha Tani Padi di Daerah
memasukkan nilai investasi awal di dalam Istimewa Yogyakarta. Jurnal
perhitungan arus kas tahunan Pertanian Agros.
dimungkinkan.

DAFTAR PUSTAKA
Molenaar R., David P. Rumambi, Herry
Pinatik. 2017. Ekonomi Teknik
Dengan Komputer (Dalam Operasi
Pertanian).
Murti, H. 2017. Analisis Kelayakan
Finansial Unit Usaha Mesin
Pemanen Padi (Combine
Harvester) di Kecamatan Seputih

131

You might also like