You are on page 1of 7

Al- Islam : Jurnal Agama dan Peradaban

E-ISSN 2548-3544, Jilid 1 , Masalah 1 , 2 0 2 3


Beranda jurnal: https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/alislam

Ngabuburit Hemat Ala Milineal Di Pasar Malam, Vibe Bulan


Ramadhan
Jasmine Izza Dewi Shafira1 *
1
Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Article info Abstract

Keyword : The importance of making a list of what to buy to break the


Ramadan; Ngabuburit; Frugal; fast during ngabuburit makes as a wise consumer and has a
Millineal; Nostalgia goal to know how to enjoy ngabuburit with a frugal but
satisfied feeling and nostalgic as a child to avoid buying
Paper type : excessively and lead to waste and spending on food rations
conceptual paper beyond calculation. This study uses a qualitative approach
focusing on ngabuburit activities at the Surabaya Horse
Racing night market which is a market where most buying
and selling activities, and in ngabuburit activities carried
out in the tradition of ngabuburit increasingly varied
activities, but which is still thick in terms of ngabuburit is
looking for ta'jil. Residents in the Simo area spend time
waiting to break the fast by ngabuburit at the Horse Racing
night market. In terms of ngabuburit, the selection of places
such as night markets is a suitable choice, because the
average sold at a pocket-friendly priceNgabuburit is an
activity carried out to wait for the time to break the fast.
Ngabuburit at the Pacuan Kuda night market is the right
place to buy ta''jil with pocket-friendly prices, especially for
overseas students. The advice that can be given is to make
the right calculations and determine the right place for
ngabuburit to avoid spending beyond the plan and excessive
consumptive behavior.

Kata kunci: Abstrak


Ramadhan; Ngabuburit; Hemat; Pentingnya dalam membuat daftar apa yang akan dibeli
Milineal; Nostalgia untuk berbuka saat ngabuburit menjadikan sebagai seorang
konsumen yang bijak dan mempunyai tujuan untuk
Jenis kertas: mengetahui cara menikmati ngabuburit dengan hemat
Makalah Konseptual namun perasaan yang puas dan bernostalgia semasa kecil
agar terhindar membeli secara berlebihan dan berujung
mubazir serta pengeluaran untuk jatah makan diluar
perhitungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif berfokus pada kegiatan ngabuburit di pasar
Hak Cipta © 2023, Penulis, Diterbitkan oleh Universitas Negeri Surabaya
Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)
2 Al-Islam: Jurnal Agama dan Peradaban
Jilid 1 Edisi 29 Maret 2023

malam Pacuan Kuda Surabaya yang merupakan pasar


tempat sebagian besar aktivitas jual beli, dan dalam
kegiatan ngabuburit dilaksanakan disanatradisi ngabuburit
semakin bervariasi kegiatannya, namun yang masih kental
dalam hal ngabuburit adalah mencari ta’jil. Warga di
daerah Simo menghabiskan waktu menunggu berbuka
dengan ngabuburit di pasar malam Pacuan Kuda. Dalam
hal ngabuburit pemilihan tempat seperti pasar malam
menjadi pilihan yang cocok, karena rata-rata yang dijual
dengan harga yang ramah kantongNgabuburit merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk menunggu waktu berbuka.
Ngabuburit di pasar malam Pacuan Kuda menjadi tempat
yang pas untuk membeli ta''jil berbuka dengan harga yang
ramah di kantong, terutama untuk pelajar perantauan.
Saran yang dapat diberikan adalah melakukan perhitungan
yang tepat dan menentukan tempat ngabuburit yang tepat
agar tidak terjadi pengeluaran dibatas rencana dan
perilaku konsumtif yang berlebihan
* Penulis yang sesuai :
jasmine.22036@mhs.unesa.ac.id
Kutip dokumen ini:
Shafira, J. I. (2023). Ngabuburit Hemat Ala Milineal Di Pasar Malam, Vibe Bulan Ramadhan.
Jurnal Agama dan Peradaban, 1-7.

PERKENALAN
Bulan Ramadhan adalah bulan dimana kaum Muslimin melaksanakan puasa dengan segenap
hati dan sukacita. Tidak hanya menahan rasa lapar dan haus selama 13 jam, namun juga menahan
hawa nafsu yang akan membatalkan puasa, terkesan berat namun memiliki ganjaran yang berkali
lipat. Kebahagiaan lain dari bulan Ramadhan selain bulan penuh ampunan dan amalan dilipat
gandakan, waktu berbuka yang dinanti kebanyakan masyarakat yang melaksanakan puasa. Terutama
dalam hal ngabuburit atau mencari makanan, entah makanan pokok, cemilan, minuman di tempat-
tempat ramai. Suasana ngabuburit di sore hari terkesan begitu menyenangkan sembari menunggu
waktu berbuka dengan melihat dan mencari makanan yang disajikan banyak macam di pasar.
Bulan Ramadhan akan terasa berbeda jika tak bersama keluarga, terutama bagi seorang pelajar
yang merantau jauh untuk Pendidikan. Sangat penting dalam memperhitungkan pengeluaran di bulan
Ramadhan agar bisa bertahan, mulai dari awal sahur hingga berbuka yang pastinya memerlukan
sebuah hidangan makanan untuk penunjang. Mengenang masa kecil yang menunggu waktu berbuka
dengan ngabuburit mencari atau sekedar berjalan-jalan lebih membuat suasana Ramadhan terasa
kental, melihat banyak orang yang berjualan dan pembeli juga ramainya suasana di pasar yang diubah
menjadi pasar malam. Melihat makanan dan minuman yang dijual ini dikenal sebagai Ta’jil dan dijual
dengan bermaca-macam jenis dan harga, tentunya membuat lapar mata melihat begitu banyak jenis
hidangan yang dijual sehingga tanpa sadar membeli secara berlebihan dan berujung mubazir serta
pengeluaran untuk jatah makan diluar perhitungan.
Pentingnya dalam membuat daftar apa yang akan dibeli untuk berbuka saat ngabuburit
menjadikan sebagai seorang konsumen yang bijak. Selain menghemat pengeluaran juga tidak
membuang makanan apabila tidak habis. Saat ngabuburit tentu ingin membeli apa yang dijajakan
penjual dari ujung sampai ujung, sehingga tanpa sadar terjadi pemborosan, sehingga memerlukan
rencana apa yang akan dikonsumsi untuk berbuka, terutama sebagai seorang pelajar perantauan
dengan tujuan pengeluaran untuk makan tidak melebihi yang sudah ditata.
Hak Cipta © 2023, Penulis, Diterbitkan oleh Universitas Negeri Surabaya
Beranda jurnal: https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/alislam
Jasmine Izza Dewi Shafira : Ngabuburit Hemat Ala Milineal Di Pasar Malam, Vibe Bulan 3
Ramadhan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka muncul rumusan masalah
dalam observasi ini adalah sebagai berikut : Bagaimana cara ngebuburit yang hemat sebagai pelajar
perantauan namun masih menikmati suasana ngabuburit di bulan Ramadhan? Dengan rumusan
masalah tersebut, penulisan hasil observasi ini mempunyai tujuan untuk mengetahui cara menikmati
ngabuburit dengan hemat namun perasaan yang puas dan bernostalgia semasa kecil.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah analisis
terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika
(Abdussamad, 2021). Penelitian atau observasi ini berfokus pada kegiatan ngabuburit di pasar malam
Pacuan Kuda Surabaya yang merupakan pasar tempat sebagian besar aktivitas jual beli, dan dalam
kegiatan ngabuburit dilaksanakan disana. Objek penelitian ini adalah kegiatan ngabuburit yang
dilakukan oleh penjual makanan dan minuman/Ta’jil di pasar, sedangkan subjeknya adalah
masyarakat yang sedang ngabuburit. Agar penelitian ini mendapatkan data yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan, diperlukan pengumpulan data yang relevan dengan permasalahan yang ada.
Metode yang digunakan adalah observasi.

HASIL DAN DISKUSI


Bulan Ramadhan adalah bulan penuh kebaikan dan keberkahan, dimana Allah Swt
mencurahkan keutamaan yang harus dilaksanakan untuk menabur benih-benih pahala, serta Allah
Swt melipat gandakan setiap semua perbaikan yang dilakukan oleh manusia. Ada dua pendapat
mengenai arti dari bulan Ramadhan. Menurut Quraish Shihab Ramadhan, 2008 Ramadhan adalah
dari kata irmadha atau “membakar” dan “mengasah” dikarenakan pada bulan Ramadhan semua dosa-
dosa manusia dihiangkan, dibakar, dihapuskan melalui perilaku dan sikap shalehnya. Atau dapat
disebut juga bulan yang dijadikan sebagai waktu mengasuh jiwa manusia. Dan menurut Abdurahman
Ahmad Syirbuni, 2013 Ramdhan berasal dari Ramadhan yang memiliki arti batu-batu yang panas,
dimana kondisi batu-batu berada di padang pasir yang panas di Mekkah. Mereka telah berpuasa di
kondisi cuaca panas sehingga batu-batu itu terasa panas. Ramadhan dilaksakan selama sebulan dan
berpuasa dilakukan oleh rakyat Muslim, menahan rasa lapar, haus, hawa nafsu, emosi dan hal lain
yang membawa pada aktivitas pembatal puasa dari matahari sebelum terbit hingga matahari
terbenam.
Suasana dari Ramadhan sangat terasa melalui kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang
melakukan ngabuburit untuk menunggu waktu berbuka dengan beragam aktivitas, seperti jalan-jalan
di sore hari, mengunjungi pasar kuliner dan masih banyak lagi. Ngabuburit memiliki istilahnya
sendiri, dimana suku katanya adalah “burit” atau diartikan senja dan asalnya dari Bogor. Pemakaian
kata ngabuburit adalah dulunya dipakai anak-anak kecil di Jawa Barat, khususnya Bogor dan menjadi
istilah yang biasa digunakan saat bulan Ramadhan. Seiring berkembangnya zaman tradisi ngabuburit
semakin bervariasi kegiatannya, namun yang masih kental dalam hal ngabuburit adalah mencari ta’jil.
Warga di daerah Simo yang menghabiskan waktu menunggu berbuka dengan ngabuburit di pasar
malam Pacuan Kuda kebanyakan termasuk masyarakat konsumtif dalam hal konsumsi suatu
hidangan. Banyaknya bermacam jenis hidangan yang dijual membuat para warga Simo yang datang
menjadi lapar mata juga karena hasrat akan lapar dan haus yang membuat warga banyak membeli
makanan dan minuman. Oleh karena itu, dengan adanya peluang dari masyarakat yang konsumtif
membuat beberapa para penjual di pasar malam Pacuan Kuda membandrol harga dari yang dijualnya
tidak sesuai dengan porsi, bentuk, dan rasa dari hidangannya.
Sebagai seorang pelajar terutama pelajar yang merantau, sangat penting dalam hal
memanagement keuangan, terutama di bulan Ramadhan. Memang tidak banyak pengeluaran yang
dikeluarkan, namun dorongan memenuhi jiwa konsumtif tentunya ada, terutama jika ada acara bukber
atau buka bersama. Pastinya dana yang dikeluarkan tidak murah, perlu melakukan Analisa terhadap
Hak Cipta © 2023, Penulis, Diterbitkan oleh Universitas Negeri Surabaya
Beranda jurnal: https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/alislam
4 Al-Islam: Jurnal Agama dan Peradaban
Jilid 1 Edisi 29 Maret 2023

tempat yang akan dituju apabila ingin mengadakan bukber, lingkungan sekitar tempat restoran atau
penjual makanan tersebut berada. Tentu saja dalam hal ngabuburit pemilihan tempat seperti pasar
malam menjadi pilihan yang cocok teruntuk pelajar perantauan, karena rata-rata yang dijual dengan
harga yang ramah kantong tetapi tentu perlu memilih apa yang akan dibeli melihat dari kualitas dan
harga yang sesuai. Di pasar malam Pacuan Kuda banyak bermacam yang dijual disana, mulai dari
makanan pokok, selingan, lauk pauk, dan sayuran yang menggugah selera untuk membelinya. Namun
pembelian makanan pokok seperti hidangan nasi dengan lauk menjadi pilihan yang tepat selain
dengan harga yang sesuai juga dapat mengenyangkan. Hidangan makanan pokok mayoritas Indonesia
adalah beras yang diolah menjadi nasi dengan sampingan seperti lauk pauk dan sayur.
Dapat diambil contoh pada penjual nasi jagung di pasar malam Pacuan Kuda, nasi jagung
merupakan makanan asal Madura dengan keunggulan dari sisi kandungan nutrisi seperti lemak (0,16
gr), protein (5,46 gr), dan karbohidrat (38,08 gr) juga pada nasi jagung terdapat kandungan serat yang
tinggi sehingga dapat mengenyangkan dan memudahkan dalam pencernaan. Dalam satu porsi nasi
jagung terdapat nasi yang dicampur dengan biji jagung, urap sayur, ikan asin, mendol tempe, dan
oseng kikil yang dibandrol harga Rp 10.000, namun pada penjualan nasi jagung di pasar malam
Pacuan Kuda memiliki bermacam variasi lauk dengan harga berbeda. Selain makanan pokok, untuk
hidangan selingan dapat juga membeli sebuah jajanan tradisional, yaitu kue pancong atau dapat
disebut juga sebagai kue rangin. Jajanan tradisional dari tepung beras dan kelapa yang ditaburi oleh
gula memiliki rasa yang gurih dan manis, jajanan ini dijual secara keliling menggunakan gerobak dan
dibandrol harga Rp 5.000 per 10 buah atau setengah loyang. Berlanjut ke minuman dengan harga
yang ramah kantong seperti es kopyor dengan harga Rp 5.000 untuk ukuran jumbo, es garbis dengan
harga Rp 7.000 per porsi, es degan/kelapa dengan harga Rp 10.000 per porsi.
Ngabuburit memang menyenangkan dan seru, mengingat nostalgia semasa kecil yang
menunggu waktu berbuka dengan berjalan-jalan atau sekedar membeli makanan/minuman untuk
berbuka. Namun sangat disayangkan apabila perilaku konsumtif yang berlebihan dapat menyebabkan
kerugian tersendiri seperti pengeluaran yang berlebihan dan kemungkinan makanan yang tidak
dihabiskan menjadi terbuang. Terutama sebagai seorang pelajar perantauan perlu memiliki ide dan
pemikiran yang bijak dalam menentukan tempat dan pengeluaran untuk sehari, terutama di bulan
Ramadhan. Pengeluaran untuk berbuka sehari dengan jumlah Rp 20.000 sudah cukup, tidak kurang
tidak lebih. Apabila dari makanan yang dibeli masih tersisa dapat disimpan kembali untuk dikonsumsi
saat sahur, yang setidaknya dari makanan tersebut tidak terbuang sia-sia. Dihitung total dari observasi
di pasar malam Pacuan Kuda dengan pembelian makanan pokok, selingan, dan minuman yaitu sesuai
dengan perhitungan yang akan dikeluarkan, yaitu Rp 20.000 dengan harga nasi jagung yang sudah
lengkap dari lauk-pauk nabati & hewani juga dengan sayuran yaitu Rp 10.000, kemudian untuk
hidangan selingan jajanan tradisional yaitu kue pancong/rangin memiliki harga Rp 5.000 per setengah
loyang (berisi 10 buah), dan jika ingin membeli minuman dingin dapat pula membeli es kopyor
dengan harga Rp 5.000.
Kegiatan ngabuburit dapat dilakukan dengan rasa menyenangkan, seru, penuh nostalgia masa
kecil dengan pemikiran yang bijak dalam hal membeli apa yang dijajakan di pasar malam. Terutama
pelajar perantauan yang terkadang merindukan makanan khas daerahnya yang dapat ditemui di pasar
malam Pacuan Kuda. Dengan begitu perilaku konsumtif berlebihan dapat diatasi dengan
memperhitungkan tiap pengeluaran dalam sehari, demikian kegiatan ngabuburit sebagai pengisi
waktu menunggu waktu berbuka dapat berjalan dengan sesuai dan penuh suasana Ramadhan.

Hak Cipta © 2023, Penulis, Diterbitkan oleh Universitas Negeri Surabaya


Beranda jurnal: https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/alislam
Jasmine Izza Dewi Shafira : Ngabuburit Hemat Ala Milineal Di Pasar Malam, Vibe Bulan 5
Ramadhan

Gambar 1. Area ngabuburit pasar malam Pacuan Kuda

Gambar 2. Area penjual nasi jagung Pak Dodi

Gambar 3. Area penjual jajan tradisional kue pancong

Gambar 4. Area stand penjual makanan di pasar malam Pacuan Kuda


Hak Cipta © 2023, Penulis, Diterbitkan oleh Universitas Negeri Surabaya
Beranda jurnal: https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/alislam
6 Al-Islam: Jurnal Agama dan Peradaban
Jilid 1 Edisi 29 Maret 2023

Gambar 5. Suasana pasar malam Pacuan Kuda (sepi karena hujan)

KESIMPULAN
Ngabuburit merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menunggu waktu berbuka, dengan
kegiatan yang dapat dilakukan berupa berjalan-jalan, membeli ta’jil, dll. Ngabuburit di pasar malam
Pacuan Kuda menjadi tempat yang pas untuk berjalan-jalan dan membeli makanan/minuman untuk
berbuka dengan harga yang ramah di kantong, terutama untuk pelajar perantauan. Dengan
memperhitungkan segala pengeluaran dan memilah apa yang dijajakan dengan bijak sehingga
terhindar dari perlakuan konsumtif yang berlebihan dan tidak terjadi pembuangan makanan yang sia-
sia.
Berdasarkan hasil yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka saran yang dapat
diberikan adalah melakukan perhitungan yang tepat dan menentukan tempat ngabuburit yang tepat
agar tidak terjadi pengeluaran dibatas rencana dan perilaku konsumtif yang berlebihan. Sehingga
kegiatan ngabuburit tetap terasa menyenangkan, seru, dan penuh nostalgia semasa kecil.

UCAPAN TERIMA KASIH


Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Swt, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat
menyelesaikan atikel konseptual ini. Penulisan artikel ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu ujian di mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dari para
penjual di pasar malam Pacuan Kuda, cukup sulit bagi saya menyelesaikan penulisan artikel ini. Oleh
sebab itu saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dodi, selaku penjual nasi jagung di pasar malam Pacuan Kuda yang sudah membantu
dalam observasi dari penjualan nasi jagung.
2. Bapak Royadi, selaku penjual kue pancong yang sudah membantu dalam observasi dari
penjualan jajanan tradisional di pasar malam Pacuan Kuda.
3. Terakhir, untuk diri saya sendiri. Terima kasih sudah menyelesaikan penulisan artikel dengan
tuntas dan sejauh ini.

Penulis mentadari dalam penulisan artikel konseptual ini masih terdapat kekurangan, untuk itu
diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk dapat menyempurnakan artikel ini. Akhir kata,
penulis mengucapkan terima kasih dan semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Surabaya, 2023

Jasmine Izza Dewi Shafira

Hak Cipta © 2023, Penulis, Diterbitkan oleh Universitas Negeri Surabaya


Beranda jurnal: https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/alislam
Jasmine Izza Dewi Shafira : Ngabuburit Hemat Ala Milineal Di Pasar Malam, Vibe Bulan 7
Ramadhan

REFERENCES
Asyirbumi, A. A. (2013). 12 Bulan Mulia. Jakarta : Gramedia.

Dr. H. Zuchri Abdussamad, S. M. (2021). Metode Penelitian Kualitatif. Makassar: Syakir Media
Press.

Jaya Mahar Maligan, D. D. (2019 ). Studi Preferensi Konsumen terhadap Nasi Putih dan Nasi
Jagung Putih pada Pekerja Wanita di Kantor Pemerintah Kota Malang. Journal of Human
Nutrion, 41-52.

Oktavianawati, P. (2017). Jajajnan Tradisional Asli Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa.

Shihab, M. Q. (2008). Letera Al-Qur'an . Bandung: Mizan.

Wakhid, M. A. (2021 ). Fenomena Perilaku Masyarakat di Era COVID-19 dalam Kajian


Sosiologis. Kudus: Guepedia.

Hak Cipta © 2023, Penulis, Diterbitkan oleh Universitas Negeri Surabaya


Beranda jurnal: https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/alislam

You might also like