You are on page 1of 27

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA PELAKU WIRAUSAHA DI MASA

PASCA PANDEMI COVID-19

Mudrikah Nurul Chitam


mudrikahchitam@gmail.com
Program Studi Psikologi Fakultas Sosial Humaniora Dan Seni
Universitas Sahid Surakarta

ABSTRACT

Psychological well-being is found to be an aspect that can affect the success of


entrepreneurs in achieving their business goals, as stated by Stiglizt (2009) that if
psychological well-being is high, entrepreneurs will tend to have a more positive mood, so
they will be productive in their work and direct their work. they are closer to new ideas that
can increase the success of their business. According to Ryff (1989) psychological well-
being describes the extent to which individuals feel comfortable, peaceful, and happy based
on subjective assessments and how they perceive the achievement of their own potential.
This study aims to see an overview of the psychological well-being of entrepreneurs in the
post-Covid-19 pandemic. The method used in this study is a qualitative method with a
phenomenological approach, using interviews and observations. The informants in this
study were entrepreneurs, totaling seven people. Of the seven informants, the results of the
study showed that the average psychological well-being of entrepreneurs in the post-Covid-
19 pandemic was high. This can be seen based on seven informants, five of whom stated
that they were happy with the conditions they experienced, were proud of what they had
done, felt loved and cared for by their family and environment, felt useful, grateful and
enthusiastic. This illustrates the fulfillment of aspects of psychological well-being including
high self-acceptance, good social relations, independence, environmental mastery, life
goals and personal growth. So it can be said that the average entrepreneur in the post-
Covid-19 pandemic likes their life and feels that everything is going well.

Keywords: Psychological Well-being, Entrepreneur

ABSTRAK

Kesejahteraan Psikologis ditemukan sebagai suatu aspek yang dapat


mempengaruhi keberhasilan pelaku wirausaha untuk mencapai tujuan usahanya,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Stiglizt (2009) bahwa apabila kesejahteraan
psikologis tinggi, pelaku wirausaha akan cenderung memiliki suasana hati yang lebih
positif, sehingga mereka akan produktif dalam bekerja dan mengarahkan mereka lebih
dekat dengan ide-ide baru yang mampu meningkatkan kesuksesan usahanya. Menurut Ryff
(1989) kesejahteraan psikologis menggambarkan sejauh mana individu merasa nyaman,
damai, dan bahagia berdasarkan penilaian subjektif serta bagaimana mereka memandang
pencapaian potensi-potensi mereka sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
gambaran umum kesejahteraan psikologis pada pelaku wirausaha di masa pasca pandemi
Covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi, menggunakan wawancara dan observasi. Informan dalam
penelitian ini adalah pelaku wirausaha yang berjumlah tujuh orang. Dari tujuh informan,
hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kesejahteraan psikologis pelaku wirausaha
dimasa pasca pandemi Covid-19 tinggi. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan tujuh
informan, lima diantaranya menyatakan bahagia dengan kondisi yang dialaminya, bangga
terhadap apa yang dilakukan, merasa dicintai dan diperhatikan oleh keluarga dan
lingkungan, merasa berguna, bersyukur dan semangat. Hal tersebut menggambarkan
terpenuhinya aspek kesejahteraan psikologis meliputi penerimaan diri yang tinggi, terjalin
hubungan sosial yang baik, kemandirian, penguasaan lingkungan, tujuan hidup dan
pertumbuhan pribadi. Sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata pelaku wirausaha di
masa pasca pandemi Covid-19 menyukai kehidupan mereka dan merasa bahwa segala
sesuatu berjalan dengan baik.

Kata Kunci: Kesejahteraan Psikologis, Wirausaha

I. PENDAHULUAN kemampuan kognitif yang lebih


Kesejahteraan psikologis baik (Diener, 2009).
merupakan konsep yang terdapat Dalam kehidupan di dunia
di dalam positif psychology dan ini kesejahteraan dan kebahagian
telah terbukti di dalam dua dekade merupakan sesuatu yang sangat
belakangan ini bahwa keadaan ingin dimiliki oleh setiap individu.
psikologis seseorang yang positif Ryff menyatakan bahwa
bukan hanya penting bagi Psychological well-being atau
kesehatan seseorang, melainkan yang lebih dikenal dengan
juga dapat mempengaruhi proses kesejahteraan secara psikologis
penyembuhan maupun gejala dari merupakan ukuran multidimensi
suatu penyakit atau permasalahan dari perkembangan psikologis dan
fisik (Vazquez, 2009). kesehatan mental, termasuk skala
Kesejahteraan psikologis yang tingkatan kemandirian dan
tinggi berkaitan dengan sedikitnya hubungan positif dengan orang
gejala ketidaksehatan mental, lain (Trankle, 2008; Pribadi,
fungsi sosial yang lebih positif, 2010). Wirausahawan merupakan
relasi interpersonal yang lebih bidang usaha dimana pelakunya
tinggi, kesehatan yang lebih baik, memiliki kemandirian dan
karakteristik dan kemampuan memiliki hubungan yang positif
beradaptasi yang lebih baik, dan dengan orang lain untuk dapat

1
mengelola usahanya dan dilakukan oleh pemerintah, sektor
mengembangkannya. Apakah swasta maupun Lembaga
dengan begitu seorang Swadaya Masyarakat (LSM).
wirausahawan sudah dapat Ryff (dalam Ryff &
dikatakan sejahtera, bagaimana Singer, 2008) menyebutkan 6
kesejahteraan psikologis pada dimensi psychological well-being,
pelaku wirausaha pasca pandemi? yaitu : penerimaan diri, hubungan
Wirausahaan positif dengan orang lain,
(Entrepreneur) adalah orang yang otonomi, tujuan hidup,
berjiwa berani mengambil risiko perkembangan pribadi, dan
untuk membuka usaha dalam penguasaan terhadap lingkungan.
berbagai kesempatan (Kasmir, Seorang individu dapat dikatakan
2016:19). Hasil akhir dari proses sejahtera ketika individu dapat
tersebut adalah penciptaan usaha menerima kehidupannya yang
baru yang dibentuk pada kondisi sekarang, memiliki hubungan
risiko atau ketidakpastian. yang positif dengan banyak orang,
Mereka yang menjadi memiliki kemampuan untuk
wirausaha adalah orang-orang menghadapi tekanan dan
yang mengenal potensi dan belajar mengarahkan diri, mampu
mengembangkannya untuk menentukan tujuan dan arah
menangkap peluang serta dalam hidup serta merasakan arti
mengorganisasi usaha dalam dalam hidup pada masa kini dan
mewujudkan cita-citanya. lampau, kemampuan untuk
Kewirausahaan merupakan mengembangkan potensi dalam
kemampuan kreatif dan inovatif, diri dan berkembang terus secara
jeli melihat peluang dan selalu berkelanjutan, dan yang terakhir
terbuka untuk setiap masukan dan kemampuan untuk memiliki dan
perubahan yang positif yang menciptakan lingkungan yang
mampu membawa bisnis terus sesuai dengan kondisi fisik
bertumbuh serta memiliki nilai. dirinya. Wirausaha merupakan
Salah satu pendorong terciptanya wadah untuk menuju
inovasi selain perubahan dan psychological well-being karena
keharusan untuk beradaptasi seorang wirausahawan harus
adalah kesadaran akan adanya memiliki tujuan yang pasti, dapat
celah antara apa yang ada dan apa mandiri, mengembakan diri
yang seharunya ada, dan antara pribadi dan menggali potensi yang
apa yang diinginkan oleh dimilikinya serta kemampuan
masyarakat dengan apa yang untuk menjalin relasi yang baik.
sudah ditawarkan ataupun Namun tidak semua

2
wirausahawan mampu mencapai individu merasakan ketenangan dan
tingkat kesejahteraan secara kedamaian.
psikologis karena menjadi seorang Menurut Diener (1999)
wirausahawan sama saja seperti penilaian aspek kognitif adalah
gambling, tidak ada yang dapat penilaian individu mengenai
menjamin apakah usaha tersebut kepuasan hidup. Evaluasi tersebut
akan berhasil atau tidak. didapat dari evaluasi umum
Carr (2004) menjelaskan (global) dan evaluasi khusus
bahwa afek positif merepresentasikan (domain tertentu). Evaluasi global
emosi yang bersifat menyenangkan, merupakan evaluasi individu
seperti cinta atau kasih sayang. secara menyeluruh yang bersifat
Larsen dan Diener (2005) reflektif terhadap kepuasan
menjelaskan bahwa afek positif hidupnya. Secara lebih spesifik,
adalah kombinasi dari hal yang
kepuasan hidup secara global
sifatnya membangkitkan (arousal)
melibatkan persepsi individu
dan hal yang bersifat menyenangkan
(pleasantness). Kemudian afek–afek terhadap perbandingan keadaan
tersebut merefleksikan reaksi hidupnya dengan standar unik
individu terhadap sejumlah peristiwa yang mereka miliki. Evaluasi
dalam hidup yang menunjukkan khusus merupakan penilaian yang
bahwa hidup berjalan sesuai dengan dibuat individu dalam
apa yang diinginkan. mengevaluasi domain atau aspek
Larsen dan Diener (2005), tertentu dalam kehidupannya,
mendefinisikan afek negatif seperti kesehatan fisik dan mental,
merepresentasikan mood dan emosi pekerjaan, rekreasi, hubungan
yang tidak menyenangkan. Afek
sosial, kehidupan dengan
negatif merupakan refleksi dari
pasangan hidup dan kehidupan
respon negatif yang dialami individu
terhadap kehidupan, kesehatan, dengan keluarga.
keadaan dan peristiwa yang mereka Penelitian ini bertujuan
alami. Afek – afek negatif merupakan untuk melihat gambaran umum
kombinasi dari hal – hal yang bersifat subjective well-being yang
membangkitkan (arousal) dan hal – ditinjau dari aspek kognitif dan
hal yang bersifat tidak afektif, dan kontribusi faktor-
menyenangkan (unpleasantness). faktor pembentuk subjective well-
Afek – afek negatif yang tinggi akan being terhadap tingkat subjective
muncul ketika individu merasakan
well-being pada pelaku wirausaha
kemarahan, kebencian, bersalah,
di masa pasca pandemi Covid-19.
ketakutan dan kegelisahan.
Sementara itu, afek – afek negatif
yang rendah akan muncul ketika II. METODE PENELITIAN

3
Dalam penelitian ini, pengamatan, dan juga
metode yang digunakan adalah pemanfaatan dokumen.
metode kualitatif, hal tersebut Informan dalam penelitian
karena peneliti berusaha untuk ini adalah pelaku wirausaha yang
menemukan dan juga memahami berjumlah 7 orang. Metode
sesuatu yang ada didalam diri pengumpulan data pada penelitian
individu yang tidak dapat ini adalah metode wawancara.
ditemukan dengan angket dan Wawancara adalah teknik
angka. Metode penelitian pengumpulan data dengan cara
kualitatif menurut Bogdan & tanya jawab lisan oleh dua orang
Taylor (dalam Moleong, 2013) atau lebih yang dilakukan secara
yaitu suatu metode yang sistematis guna mencapai tujuan
menghasilkan data deskriptif suatu penelitian (Sutoyo, 2012).
berupa kata-kata tertulis atau lisan Penelitian ini
dari orang-orang dan perilaku menggunakan bentuk wawancara
yang sedang diamati. Pada semi terstruktur, dimana
pendekatan ini, peneliti diarahkan pewawancara sudah membuat
pada latar dan juga individu pedoman atau daftar wawancara
tersebut secara utuh. Menurut untuk memulai aktifitas
Denzin & Lincoln (dalam wawancara, namun selanjutnya
Moleong, 2013) penelitian peneliti perlu menelusuri lebih
kualitatif adalah suatu metode jauh jawaban yang diberikan oleh
penelitian yang menggunakan partisipan dengan pertanyaan
latar alamiah, dengan maksud tambahan yang muncul ketika
menjelaskan suatu fenomena yang wawancara berlangsung (Sarosa,
terjadi dan dilakukan dengan cara 2012). Metode wawancara
melibatkan metode-metode yang bertujuan untuk mendapatkan
ada. Metode yang digunakan data-data mengenai bagaimana
dalam penelitian kualitatif kesejahteraan psikologis yang
biasanya adalah wawancara, dirasakan oleh pelaku wirausaha

4
di masa pasca pandemic Covid- 2. P 50 Perem SD Warun
19. tah puan g
Wawancara ini bertujuan un makan
untuk mengungkap latar belakang angkri
responden, hal-hal yang berkaitan ngan
dengan subjective well-being 3. A 40 Perem SMA Online
seperti aspek afeksi (afek positif tah puan shop
dan afek negatif) dan aspek un second
kognitif (kepuasan hidup) serta vintage
faktor yang mempengaruhi brande
subjective well-being seperti d
faktor pendapatan, faktor 4. M 19 Laki- SMP Penjual
demografis yang terdiri dari usia, tah laki cilor
pekerjaan, pendidikan, keyakinan, un
pernikahan, keluarga dan 5. APS 46 Perem D3 Reselle
kepribadian. tah puan r
un makan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
an
a. Hasil Pengumpulan Data
Tabel 1. Informan 6. V 20 Perem SMA Online
tah puan shop
N Infor Usi Jenis Pendid Jenis
un tas,
o. man a Kelam ikan Usaha
sepatu
in
7. SR 49 Perem SMA Warun
1. AZ 42 Laki- S1 Jasa
tah puan g
tah laki design,
un sembak
un perceta
o
kan
dan
fotoko b. Pembahasan
1. Informan 1
pi

5
a. Latar Belakang b. Hal yang Berkaitan
Kehidupan Informan dengan Kesejahteraan
Responden merupakan Psikologi
seorang laki-laki bernama AZ 1) Aspek Afeksi
yang berusia 42 tahun, Di masa pasca
pendidikan terakhir S1, pandemi Covid-19 ini AZ
beragama Islam dan bertempat masih merasa bersyukur
tinggal di Surakarta. AZ telah dengan kondisi usahanya
menikah dan memiliki seorang yang masih berjalan
anak perempuan yang berusia karena AZ memandang
4 tahun. AZ memiliki bahwa di masa pandemi
keterampilan desain komputer Covid-19 banyak yang
dan membuka jasa desain, kondisinya lebih parah
percetakan serta fotokopi sejak darinya dan banyak pula
tahun 2005. Produk yang yang bangkrut. AZ juga
dijual di toko AZ meliputi membeli alat fotokopi baru
alat-alat tulis, koran, jasa print, dan itu merupakan cara
fotokopi, penjilidan, AZ agar semangat
pengetikan, desain undangan, menjalani usahanya. AZ
banner, sablon dan lain-lain. menyukai usahanya
AZ memiliki kepribadian meskipun di masa pandemi
ekstrovert dan sangat aktif Covid-19 karena AZ
dalam sosialisasi. AZ menjadi merasa bahwa itu adalah
seorang ketua di beberapa bidangnya dan AZ sangat
grup rebbana serta rutinan menguasainya sehingga
pengajian kampung karena AZ AZ masih bertahan dan
merupakan seorang pelantun tidak ada pikiran untuk
sholawat, qori’ dan juga berganti usaha. Bahkan
pendakwah (ustadz). AZ merasa di masa pasca
pandemi Covid-19 ini

6
menambah solidaritas penghasilan AZ berkurang
sesama pelaku usaha terutama untuk cetak
karena sama-sama merasa undangan, karena di masa
sulit sehingga timbul rasa pandemi Covid-19 ini
ingin menolong. Meskipun tidak boleh mengadakan
adanya pandemi Covid-19 acara, selain itu juga
membuat usaha AZ tidak terhambatnya produksi
berjalan sesuai rencana, seperti kertas dan lain-lain
namun AZ memiliki karena tempat produksi
anggapan bahwa tutup. Namun hal itu tidak
berapapun hasilnya harus membuat AZ patah
diterima, harus lebih semangat karena AZ dapat
cermat dalam menyikapinya dengan
menggunakan uang, dan membeli stok yang banyak
membuat AZ lebih ekstra ketika tempat produksi
dalam melayani pembeli, telah buka.
meskipun pembeli sedikit Di masa pasca
harus tetap dijaga demi pandemi Covid-19 AZ
mendapatkan keuntungan merasa bersyukur karena
penjualan, sehingga AZ pada masa pandemi Covid-
merasa mau tidak mau 19 selalu ada yang
harus bertahan dan menghibur yaitu keluarga
memaksimalkan potensi. dan teman-temannya. AZ
Hal itulah yang membuat menjalani rasa syukurnya
AZ masih memiliki dengan mengurangi
konsentrasi yang baik tuntutan hidup, lebih
dalam menjalankan sederhana serta banyak
kehidupannya. Dampak melakukan jalan kaki serta
pandemi Covid-19 menghirup udara segar.
kemarin membuat AZ juga tidak merasa takut

7
ataupun khawatir karena karena dengan itu toko AZ
AZ beranggapan bahwa di ramai.
masa pandemi Covid-19 2) Aspek Kognitif
kemarin semua sektor Dampak pandemi
terkena dampaknya, Covid-19 kemarin menurut
perspektif AZ membuat
sehingga AZ merasa tidak
AZ lebih banyak
sendirian dalam menjalani beristirahat dan dipaksa
kondisi saat pandemi untuk beristirahat. AZ
merasa kurang puas
Covid-19. AZ hanya
terhadap hasil yang
merasa marah terhadap diperoleh selama pandemi
kebijakan pemerintah yang Covid-19 kemarin, namun
kondisi pasca pandemi
menurutnya semuanya
Covid-19 ini dimanfaatkan
disama ratakan, yang oleh AZ untuk lebih
seharusnya berjalan lancar mendekatkan diri dengan
menjadi terhambat karena keluarganya, sehingga
waktunya lebih banyak
kebijakan tersebut. Selain digunakan bersama dengan
itu, AZ juga lebih istri serta anaknya. Hal itu
bersyukur saat ini membuat hubungan AZ
dengan istri dan juga
dibandingkan keadan
anaknya lebih harmonis.
kemarin yang AZ memotivasi dirinya di
menyalahkan diri sendiri masa pasca pandemi
Covid-19 ini dengan
karena di masa pandemi
beranggapan bahwa segala
Covid-19 AZ tidak ada sesuatu akan berlalu dan
dana darurat. Pasca pasti nanti semuanya akan
kembali normal seperti
pandemic Covid-19 ini AZ
sedia kala. AZ juga tidak
lebih tenang dan santai membandingkan bisnisnya
dalam menjalani hari- dengan orang lain karena
harinya, dan AZ tetap terus AZ beranggapan bahwa
setiap orang memiliki
memperbanyak produk, keahlian dan bidang
tersendiri. Bahkan dalam

8
kondisi pasca pandemi menjalani kehidupan di
Covid-19 ini AZ juga masa pasca pandemi
masih berusaha membantu
Covid-19. AZ merupakan
lingkungan sekitar dengan
sedekah dan juga desain seseorang yang
gratis. berpendidikan S1 dan itu
3) Faktor-Faktor yang juga membuat AZ dapat
Mempengaruhi menjalani kehidupan ini
Kesejahteraan dengan positif, tentunya
Psikologi karena di usia AZ yang
Kepribadian AZ telah dewasa sehingga
yang ekstrovert dan telah banyak melewati
memiliki kehidupan sosial masalah kehidupan.
yang baik sangat Pekerjaan AZ yang
berpengaruh terhadap cara merupakan pemilik dari
pandang AZ dalam usahanya sendiri membuat
menyikapi kehidupannya AZ lebih bebas dalam
di masa pasca pandemi mengambil kendali,
Covid-19 ini sehingga AZ berkurangnya tekanan,
tetap mampu menjalani serta pendapatan yang
hari-harinya dengan penuh meskipun berkurang
sukacita. Aktivitas AZ di namun tidak sampai
acara keagamaan juga membuatnya rugi sehingga
membuat AZ lebih merasa hal itulah yang membuat
dekat dengan Tuhannya AZ terus mampu bertahan
dan itu sangat berpengaruh dan optimis dalam
terhadap subjective well- menjalankan usahanya.
being AZ. Dukungan dari c. Analisis Kasus Informan
keluarga dan teman- Hasil penelitian
temannya itu juga menunjukkan bahwa
membuat AZ mampu meskipun kondisi pasca

9
pandemi Covid-19 ini, masih nyaman dengan situasi dan
berpengaruh terhadap kondisi yang dialaminya, hal
usahanya namun hal itu tidak itulah yang membuat AZ
mempengaruhi kehidupan AZ. merasa puas dengan hidupnya.
AZ tetap merasa semangat dan 2. Informan 2
optimis dalam menjalankan a. Latar Belakang Kehidupan
usahanya. AZ merasa Informan
bersyukur karena dampak Informan merupakan
yang dirasakan tidak separah seorang perempuan bernama P
yang dialami orang lain. AZ yang berusia 50 tahun, pendidikan
juga merasa dicintai dan terakhir SD, beragama Islam dan
diperhatikan oleh keluarga dan bertempat tinggal di Surakarta. P
teman-temannya. Bahkan AZ telah menikah dan memiliki 2
masih bisa melakukan sesuatu orang anak laki-laki yang berusia
yang berguna untuk orang lain 24 tahun dan juga 10 tahun. P
pada pasca pandemi Covid-19 memiliki keterampilan memasak
ini. AZ juga merasakan dan membuka warung makan
bersyukur karena pandemi sejak 25 tahun yang lalu. P
Covid-19 sudah berakhir, AZ memiliki kepribadian ekstrovert
terus bergerak maju, sehingga dan sangat baik dalam sosialisasi.
rasa sedih, takut dan khawatir b. Hal yang Berkaitan dengan
sudah tidak AZ rasakan. Rasa Kesejahteraan Psikologis
marah dengan kebijakan 1) Aspek Afeksi
pemerintah juga AZ hilangkan Pandemi Covid-19
dengan berpikiran bahwa sempat berdampak pada
segala sesuatu akan kembali warung makan P karena
normal. AZ memiliki relasi adanya PPKM yang
yang baik dengan keluarga membatasi jam operasional
serta lingkungan di sekitarnya, warung makan tersebut.
menikmati kehidupannya serta Namun karena kondisi

10
menjadikan P tetap berjuang sanag merasa senang dan tidak
hingga saat ini pasca menginginkan apa-apa lagi.
pandemic Covid-19, karena 2) Aspek Kognitif
warung itu adalah satu-satunya P merasa bersyukur
mata pencaharian keluarga P. dengan kehidupannya ditandai
P memiliki pandangan hidup dengan seringnya P memberi
yang realistis, sederhana dan makanan gratis kepada
tidak banyak rencana. P pelanggan tertentu yang dinilai
merasa bahwa pasca pandemi kurang mampu. P memiliki
Covid-19 ini penghasilannya relasi yang baik dengan
tetap stabil, P tetap menjalani keluarganya ditandai dengan
kehidupan setiap harinya semua anggota keluarga yang
dengan penuh canda tawa. Di kompak bekerja sama di
masa pasca pandemi covid-19 warung untuk memenuhi
ini, P tetap merasa takut ketika kebutuhan hidupnya. P
pada masa pembatasan jam menikmati kehidupan di
malam dan takut akan ditindak lingkungan tempat tinggal
oleh pemerintah. Namun P yang ditandai dengan tidak
tidak pernah menyalahkan adanya keinginan P untuk
pemerintah ataupun keadaan, berlibur ke luar kota karena
hal itu yang membuat P dengan berada di sekitar,
merasa selalu sehat. P juga berjualan dan mendapatkan
menikmati usaha yang uang itu sudah cukup
dijalankan. Dengan kesibukan membuatnya bahagia, hal
yang P jalankan membuat P itulah yang mambuat P puas
menghilangkan pikiran-pikiran terhadap hidupnya.
negatif sehingga dengan 3) Faktor-Faktor yang
mendapatkan uang dari hasil Mempengaruhi
warung makan itu P sudah Kesejahteraan Psikologis

11
Kepribadian P yang berkurangnya tekanan, serta
ekstrovert dan memiliki pendapatan yang meskipun
kehidupan sosial yang baik berkurang namun tidak sampai
sangat berpengaruh terhadap membuatnya rugi sehingga hal
cara pandang P dalam itulah yang membuat P terus
menyikapi kehidupannya di mampu bertahan dan optimis
masa pandemi Covid-19 dalam menjalankan usahanya.
sehingga pasca pandemi c. Analisis Kasus Informan
Covid-19 ini, P tetap mampu Hasil penelitian
menjalani hari-harinya dengan menunjukkan bahwa meskipun
penuh semangat. Dukungan kondisi pasca pandemi Covid-19
dari keluarga juga membuat P ini tetap berpengaruh terhadap
mampu melewati kehidupan di usahanya namun hal itu tidak
masa pandemi Covid-19. P mempengaruhi kehidupan P. P
merupakan seseorang yang tetap merasa semangat dan optimis
berpendidikan SD dan itu juga dalam menjalankan usahanya. P
membuat P dapat menjalani merasa bersyukur karena masih
kehidupan ini dengan sangat dapat bekerja keras hingga saat ini.
sederhana tanpa banyak P juga merasa dicintai dan
rencana dan keinginan, hanya diperhatikan oleh keluarganya.
perlu bekerja keras sehingga Bahkan P masih bisa melakukan
dapat menghasilkan uang, itu sesuatu yang berguna untuk orang
yang P pikirkan, tentunya lain. Di masa pasca pandemi
karena di usia P yang telah Covid-19 ini P masih merasakan
dewasa sehingga telah banyak takut di mengingat awal-awal
melewati masalah kehidupan. PPKM kemarin karena ada
Pekerjaan P yang merupakan pembatasan jam operasional,
pemilik dari usahanya sendiri namun P dapat mengatasi itu
membuat P lebih bebas dalam dengan terus bergerak maju, dan
mengambil kendali, terus menghadapinya. P tidak

12
pernah merasakan marah dengan Produk yang dijual meliputi tas,
kebijakan yang pemerintah kaca mata, sepatu, ikat pinggang,
tetapkan sehingga P lebih tenang baju, parfume, topi serta aksesoris.
dalam menjalani kehidupannya dan A memiliki kepribadian ekstrovert
tentunya hal itu berdampak pada dan cukup baik dalam sosialisasi.
kesehatan P yang baik. P memiliki b. Hal yang Berkaitan dengan
relasi yang baik dengan keluarga Kesejahteraan Psikologis
serta lingkungan di sekitarnya, 1) Aspek Afeksi
menikmati kehidupannya serta Pasca pandemi Covid-
nyaman dengan situasi dan kondisi 19 ini berdampak positif
yang dialaminya, hal itulah yang terhadap usaha A. A merasa
membuat P merasa puas dengan sangat bahagia karena di masa
hidupnya. pasca pandemi Covid-19 ini
membuat A memperoleh
3. Informan 3
banyak orderan. A sangat
a. Latar Belakang Kehidupan
menyukai usaha yang
Informan
dijalankan karena itu memang
Informan merupakan
usaha yang A inginkan dan
seorang perempuan bernama A
sudah merasa cocok karena A
yang berusia 42 tahun, pendidikan
menjalani itu seperti hobby
terakhir SMA, beragama Islam
dan A merasa bangga karena
dan bertempat tinggal di Depok. A
dapat menjadikan hobby
telah menikah dan memiliki 4
tersebut menghasilkan uang. A
orang anak berusia 19 tahun, 16
merasa sangat optimis dengan
tahun, 10 tahun dan juga 6 tahun.
usaha yang dijalankan karena
A memiliki keterampilan
A merasa bahwa produk yang
membuat cerita pendek dan juga
dijual merupakan kebutuhan
menyulam, usaha yang dijalankan
orang. A merasa bangga dapat
A adalah online shop second
membantu orang lain yang
vintage branded sejak tahun 2014.
tidak memiliki modal karena

13
mereka hanya perlu menjual sehingga membuat perasaan A
foto. menjadi tidak mudah sensitif
A merasa bersyukur dan tidak mudah marah. A
karena sudah tidak ada PPKM juga merasa syukur karena
dan pembatasan jalan, sudah dapat menerima tamu
sehingga mudah bagi A untuk pasca pandemi Covid-19 ini,
mencari barang. Pasca karena banyak pembeli yang
pandemi Covid-19 ini, A tetap ingin melihat barang
mencari barang melalui media dagangannya secara langsung.
lain seperti whatsapp dan lain A juga pernah merasa iri
sebagainya, sehingga A dengan usaha yang dijalankan
tambah semangat dalam oleh orang lain namun hal itu
menjalankan usahanya. membuat A semakin
Meskipun A juga merasa termotivasi. Pasca pandemi
bersyukur karena sudah dapat Covid-19 ini, A sudah tidak
ke pasar tradisional, namun A merasakan takut karena
tetap berbelanja secara online. ekspedisi sudah tidak
Di masa pasca pandemi melakukan pembatasan
Covid-19 ini, A sudah bisa pengiriman.
liburan dan bisa kemana-
mana. A juga kadang masih 2) Aspek Kognitif
merasa kecewa saat A tidak Di masa pasca
dapat melihat barang secara pandemi Covid-19 ini A
langsung dan hanya dapat merasa bersyukur dengan
melihat melalui foto kehidupannya, hal itu ditandai
sedangkan A menemukan dengan A menolong orang
pedagang yang tidak jujur, lain, memberi sembako untuk
karena tidak sesuai antara tetangga, jum’at berkah,
kondisi dan harga. Selain itu A menyumbang ke anak yatim,
sudah bisa bersosialisasi sehingga pasca pandemi

14
Covid-19 ini membuat A sosialnya, A menjalani
semakin memiliki jiwa sosial usahanya dengan penuh
yang tinggi, bahkan A semangat karena pasca
mengeluarkan sebagian pandemi Covid-19 ini
tabungannya untuk membantu berpengaruh terhadap
orang lain. Hal itu membuat pendapatan A. Banyak
hubungan sosialnya dengan perasaan positif yang muncul
orang lain baik. A menghibur dalam diri A dan dibuktikan
dirinya sendiri dengan dengan A yang masih bertahan
melakukan perawatan selama pandemic Covid-19,
kecantikan, ke salon, serta serta menjalani aktivitasnya
makan ke restoran bersama dengan baik. Pasca pandemi
keluarga. A memiliki Covid-19 juga masih
hubungan yang baik dengan mempengaruhi kualitas
keluarganya, namun dengan hubungan A dengan pasangan
pasangan A merasa belum namun A merasa hal itu masih
cukup baik dan sering dapat teratasi dan seiring
bertengkar karena pasangan berjalannya waktu akan
sama sekali belom ada kembali membaik.
masukan meskipun pasca c. Analisis Kasus Informan
pandemi Covid-19 ini. A merupakan
3) Faktor-Faktor yang seseorang yang optimis
Mempengaruhi terhadap masa depan, ditandai
Kesejahteraan Psikologis dengan A terus ingin mencoba
Kepribadian A yang hal baru dan menambah
ekstrovert membuat A inovasi dari usahanya. A juga
merasakan bahagia pasca bersemangat karena menurut
pandemi Covid-19 ini karena A disaat kondisi pandemi
dapat keluar dan pergi liburan Covid-19 saja hasilnya
serta memengaruhi kehidupan lumayan besar, sehingga

15
ketika pandemi sudah berakhir Produk yang dijual oleh M
A terus memotivasi dirinya meliputi aci, telur serta macaroni.
agar yang dihasilkan 2x lipat. M memiliki kepribadian introvert
Secara wajar A merasakan namun M juga cukup aktif dalam
dampak negatif di masa kegiatan yang diadakan di sekitar
pandemi Covid-19 ini namun lingkungannya seperti karang
A masih mampu mengatasi hal taruna dan lain sebagainya, M
tersebut dengan melakukan merasa senang setiap mengikuti
beberapa trik berdagang, kegiatan tersebut.
sehingga barang yang tidak b. Hal yang Berkaitan dengan
sesuai dijual dengan harga di Kesejahteraan Psikologis
bawah modal, dan A menutup 1) Aspek Afeksi
kerugian itu dengan Di masa pasca
mengambil untung yang lebih pandemi Covid-19 ini M
besar dari produk lain yang merasa bersyukur dengan
best seller. Hal itu yang kondisi usahanya yang masih
membuat subjek tetap nyaman berjalan karena menurut M
dengan situasi dan kondisi bagaimanapun hasilnya tetap
yang A alami. dijalani saja. M juga merasa
4. Informan 4 solidaritas antara M dengan
a. Latar Belakang Kehidupan pelaku usaha lain baik,
Informan ditandai saat dagangan M
Informan merupakan ditinggal sholat dan dititipkan
seorang laki-laki bernama M yang kepada pedagang di
berusia 19 tahun, pendidikan sebelahnya, maka pedagang
terakhir SMP, beragama Islam dan tersebut menggantikan M
bertempat tinggal di Surakarta. M untuk melayani pembeli yang
belum menikah. Kesibukan M datang selama M sholat.
sehari-hari adalah sebagai Selain itu ketika M tidak ada
pedagang cilor sejak tahun 2020. kembalian uang, maka M juga

16
dibantu oleh pedagang sekitar menurut M masing-masing
untuk menukarkan uangnya, sudah ada rezekinya.

sehingga antar mereka terjalin 3) Faktor-Faktor yang


hubungan yang baik. M juga Mempengaruhi
merasa usahanya pasca Kesejahteraan Psikologis
pandemi Covid-19 ini lancar M merasa menjalin
dan tidak ada hambatan karena hubungan yang baik dengan
menurut M pendapatan pasca Tuhannya sehingga setiap ada
pandemi Covid-19 ini cukup masalah menimpa M selalu
stabil. berdoa, termasuk ketika
M sempat merasa sedih merasa takut dengan Covid-19
dan khawatir pasca pandemi kemarin M selalu berdoa agar
Covid-19 ini, namun M diberikan kesehatan dan juga
didukung dengan teman- kelancaran rezeki. Dukungan
temannya yang selalu becanda dari teman-temannya di sekitar
sehingga M dapat juga membuat M mampu
mengalihkan perasaan itu. menjalani kehidupan hingga
2) Aspek Kognitif pasca pandemi Covid-19.
Hal yang membuat M Pekerjaan M yang merupakan
terus bertahan sampai pemilik dari usahanya sendiri
menghadapi pasca pandemic
Covid-19 ini adalah karena M membuat M lebih bebas dalam
tidak banyak berpikir negatif mengambil kendali,
dan selalu mengalihkan hal berkurangnya tekanan, serta
tersebut dengan terus bekerja
pendapatan yang stabil itulah
keras. M merasa puas dengan
hasil yang didapatkan dari yang membuat M terus
usaha di masa pasca pandemi mampu bertahan dan optimis
Covid-19 ini yang ditandai
dalam menjalankan usahanya.
dengan M hanya berfokus
pada diri sendiri serta tidak c. Analisis Kasus Informan
membandingkan usaha M Hasil penelitian
dengan yang lain karena
menunjukkan bahwa kondisi

17
pasca pandemi Covid-19 ini dan bertempat tinggal di
berpengaruh terhadap usaha Sukoharjo. APS telah bercerai dan
M. M merasa semangat dan memiliki seorang anak perempuan
optimis dalam menjalankan yang berusia 19 tahun. APS
usahanya. M merasa memiliki usaha reseller makanan
bersyukur karena masih dapat dan menjual roti gulung, hot dog
bertahan hingga pasca dan juga burger. APS memiliki
pandemi Covid-19 ini. M juga kepribadian introvert.
merasa dicintai dan b. Hal yang Berkaitan dengan
diperhatikan oleh teman- Kesejahteraan Psikologis
temannya. M juga merasa 1) Aspek Afeksi
syukur karena pandemi Covid- Di masa pasca
19 ini sudah berakhir, M terus pandemi Covid-19 ini APS
bergerak maju. M memiliki masih merasa sedih karena
relasi yang baik dengan pesanan masih tetap sepi,
keluarga serta lingkungan di namun APS tetap berjuang
sekitarnya, menikmati karena untuk bertahan hidup.
kehidupannya serta nyaman Untuk mengatasi hal tersebut
dengan situasi dan kondisi APS menggunakan beberapa
yang dialaminya, hal itulah trik dagang dan usaha ekstra
yang membuat M merasa puas dengan menawarkan dagangan
dengan hidupnya. secara door to door bahkan
orang asing atau orang yang
5. Informan 5
tidak dikenal. APS sering
a. Latar Belakang Kehidupan
merasa khawatir terutama
Informan
apabila uang sudah mulai
Informan merupakan
menipis, disitu APS merasa
seorang perempuan bernama APS
bingung dan takut. Hal
yang berusia 46 tahun, pendidikan
tersebut berdampak pada
terakhir SMP, beragama Katolik
kesehatannya dikarenakan

18
APS kurang tidur. APS ingin merasa kurang nyaman
mengganti usahanya namun terhadap situasi dan kondisi
APS merasa bahwa hal itu yang sedang dialaminya.
bukanlah sesuatu yang mudah
3) Faktor-Faktor yang
untuk dilakukan. APS
Mempengaruhi
memandang masa depannya
Kesejahteraan Psikoligis
dengan penuh kekhawatiran.
Kepribadian APS yang
APS terkadang
introvert membuat APS hanya
membandingkan usahanya
memendam sendiri saat ada
yang sepi dengan usaha orang
masalah. APS tidak aktif
lain yang ramai, itu juga
dalam kegiatan sosialisasi
membuat APS sedih karena
yang ada di lingkungan
apa yang didapatkan tidak
sekitar.hal ini sangat
sebanyak dengan yang
berpengaruh terhadap cara
didapatkan oleh orang lain.
pandang APZ dalam
2) Aspek Kognitif
menyikapi kehidupannya di
Meskipun kondisi
masa pasca pandemi Covid-19
usaha APS di masa pandemi
ini sehingga APS merasa tidak
Covid-19 ini sangat sepi
mampu menghadapi hari-
namun APS masih merasa
harinya dengan penuh
bersyukur karena masih bisa
sukacita. Kehidupan keluarga
makan setiap hari dan masih
yang bercerai membuat APS
bisa bertahan hidup. APS juga
merasa kurang dukungan dari
menahan keinginannya untuk
keluarga terlebih lagi APS ini
membeli barang dengan lebih
menjalani kehidupan ini
banyak menabung. APS
sendiri, tidak bergaul dan juga
merasa kurang puas dengan
tidak memiliki teman yang
kehidupan yang dijalani
dapat memberinya dukungan.
meskipun pasca pandemi
c. Analisis Kasus Informan
Covid-19 ini, serta masih

19
Di masa pandemi Covid- b. Hal yang Berkaitan dengan
19 ini APS merasa banyak hal Kesejahteraan Psikologis
terjadi tidak sesuai rencana, 1) Aspek Afeksi
namun karena APS adalah Di masa pasca
seorang single parent sehingga pandemi Covid-19 ini V
APS harus banting tulang untuk merasa pendapatannya tetap
memenuhi kebutuhan hidup berkurang namun V
keluarga. APS sering mengalami memandang bahwa di masa
kesulitan untuk memenuhi pasca pandemi Covid-19 ini
kebutuhannya dan yang dilakukan tetap ada yang mengalami hal
oleh APS adalah pasrah kepada yang sama dengan yang V
Tuhan, APS memiliki keyakinan rasakan. Kondisi pasca
bahwa Tuhan tidak tidur dan pandemi Covid-19 ini
apabila seseorang mau berusaha, membuat V lebih cermat
pasti ada jalan. dalam mengelola keuangan.
6. Informan 6 Dampak Covid-19 cukup
a. Latar Belakang Kehidupan mengganggu kehidupan V
Informan sehari-hari, V sering merasa
Informan merupakan takut dan khawatir sehingga
seorang perempuan bernama V hal itu juga mempengaruhi
yang berusia 20 tahun, pendidikan kesehatannya. V merasa
terakhir SMA, beragama Katolik kehidupan pasca pandemi
dan bertempat tinggal di Covid-19 ini sudah tidak
Surakarta. V telah belum menikah membatasi aktivitas dan
dan memiliki usaha online shop pekerjaanya, V merasa bahwa
sejak tahun 2019. Produk yang itu adalah dari Tuhan. Hal
dijual di toko V yaitu tas import V tersebut yang membuat V
memiliki kepribadian ambivert tetap menikmati kehidupannya
serta tidak banyak bersosialisasi. dan terus berusaha melakukan
inovasi terhadap produknya.

20
Namun V sering merasakan pandang V dalam menyikapi
ragu-ragu karena terbatasnya kehidupannya. Kurangnya
ruang untuk pergi. V juga dukungan dari teman-
sering merasa iri dengan usaha temannya juga mempengaruhi
yang dilakukan oleh orang lain Kesejahteraan Psikologi V.
dan melihat orang lain lebih c. Analisis Kasus Informan
baik darinya sehingga hal itu Hasil penelitian
membuat V merasa minder. menunjukkan bahwa kondisi
2) Aspek Kognitif pasca pandemi Covid-19 ini masih
V merasa kurang puas berpengaruh terhadap usaha V
dengan kehidupan yang mempengaruhi kehidupan V. V
dijalaninya selama kondisi
tidak merasa semnagat dalam
pandemi Covid-19. V juga
merasa hubungannya dengan menjalankan usahanya. Meskipun
teman-temannya tidak akrab begitu V memiliki anggapan
selama masa pandemi Covid-
bahwa apa yang dirasakan juga
19 ini karena jarang bertemu
dan hanya dapat dialami orang lain. Pasca pandemi
berkomunikasi melalui online, Covid-19 membuat hubungan V
namun hubungan dengan
dengan keluarga menjadi lebih
keluarga V semakin harmonis
di masa pandemi Covid-19 ini harmonis, namun V kurang
karena di masa ini V lebih memiliki relasi yang baik dengan
banyak menghabiskan waktu teman-teman serta lingkungan di
bersama keluarga.
sekitarnya, sehingga hal itu
3) Faktor-Faktor yang membuat V kurang menikmati
Mempengaruhi Subjective kehidupannya serta kurang
Well-Being nyaman dengan situasi dan
Di masa pasca kondisi yang dialaminya.
pandemi Covid-19 ini V masih 7. Informan 7
kurang bersosialisasi dengan a. Latar Belakang Kehidupan
orang lain sehingga hal itu Informan
berpengaruh terhadap cara

21
Informan merupakan merasa sedih ketika SR
seorang perempuan bernama beserta keluarganya
SR yang berusia 49 tahun, mengalami sakit selama
pendidikan terakhir SMA, pandemi Covid-19 dan harus
beragama Islam dan bertempat menutup warungnya selama 2
tinggal di Surakarta. SR telah minggu. Adanya virus Covid-
menikah dan memiliki 2 orang 19 membuat SR merasa takut
anak perempuan yang berusia karena berita-berita yang
29 tahun dan 17 tahun. SR beredar di televisi dan media
memiliki warung sembako sosial. SR juga merasa sedih
sejak 4 tahun yang lalu. karena meskipun pasca
Produk yang dijual di warung pandemi Covid-19 ini sayuran
SR meliputi sembako, jajanan, tidak habis dan membusuk.
sayur serta bumbu dapur. SR Namun SR juga merasa
memiliki kepribadian bersyukur karena tidak adanya
ekstrovert dan cukup aktif lockdown sehingga SR bisa
dalam kegiatan sosialisasi di mendapatkan pemasukan.
sekitar lingkungan tempat Dampak tersebut
tinggalnya. mempengaruhi kesehatan SR
b. Hal yang Berkaitan dengan sehingga SR sempat merasa
Keesejahteraan Psikologis pusing.
1) Aspek Afeksi 2) Aspek Kognitif
Di masa pasca Meskipun pandemi
pandemi Covid-19 ini SR Covid-19 sudah berakhir, SR
tetap merasa terpuruk, namun
masih merasa bersyukur
berkat dukungan dari keluarga
dengan kondisi usahanya yang SR mampu menghadapi masa
masih berjalan dan sulit itu dengan terus bersabar
dan tetap semangat dalam
mendapatkan penghasilan
menjalankan usahanya.
yang cukup untuk memenuhi
kebutuhannya. SR sempat

22
3) Faktor-Faktor yang mendapatkan penghasilan yang
Mempengaruhi cukup. SR juga merasa dicintai
Kesejahteraan Psikologis dan diperhatikan oleh
Kepribadian SR yang keluarganya. SR sering
ekstrovert dan memiliki merasakan sedih meskipun pasca
kehidupan sosial yang baik pandemi Covid-19 ini namun SR
sangat berpengaruh terhadap selalu didukung oleh keluarga
cara pandang SR dalam untuk terus bersabar serta banyak
menyikapi kehidupannya berdoa. Hal itu yang membuat
meskipun di masa pasca rasa sedih, takut dan khawatir
pandemi Covid-19 ini tidak berlarut-larut dirasakan oleh
sehingga SR tatep berjuang di SR. SR memiliki relasi yang baik
masa sulitnya. Dukungan dengan keluarga serta lingkungan
keluarga yang paling banyak di sekitarnya, sehinga SR cukup
berperan dalam kehidupan SR menikmati kehidupannya..
dalam menjalani usahanya di
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
masa pasca pandemi Covid-19 a. Kesimpulan
ini. Berdasarkan data yang
c. Analisis Kasus Informan peneliti peroleh dari ketujuh
Hasil penelitian responden maka tema yang
menunjukkan bahwa meskipun muncul pada kategori aspek afeksi
kondisi pasca pandemi Covid-19 yaitu rata-rata informan memiliki
ini berpengaruh terhadap intensitas afek positif yang lebih
usahanya namun hal itu tidak tinggi dan afek negatif yang
mempengaruhi kehidupan SR. SR rendah. Hal tersebut dapat dilihat
tetap merasa semangat dan berdasarkan tujuh informan, lima
optimis dalam menjalankan diantaranya bahagia dengan
usahanya. SR merasa bersyukur kondisi yang dialaminya, bangga
karena meskipun di kondisi pasca terhadap apa yang dilakukan,
pandemi Covid-19 ini SR masih dicintai dan diperhatikan oleh

23
keluarga dan lingkungan, merasa dibuat oleh Diener, dkk.,
berguna, bersyukur dan juga (1999) dapat disimpulkan
semangat. Kelima informan bahwa pelaku wirauusaha
merasakan afek negative hanya di masa pandemi Covid-19
pada saat tertentu saja. Sedangkan memiliki subjective well-
tema yang muncul pada kategori being yang tinggi.
aspek kognitif yaitu rata-rata Dibuktikan dengan hasil
responden memiliki intensitas dari tujuh informan,
kepuasan hidup yang tinggi, hal presentase informan yang
tersebut dapat dilihat dari delapan merasakan afek positif
informan yang diteliti, lima serta kepuasan hidup lebih
diantaranya menyatakan tinggi dari pada informan
kepuasan, terjalin hubungan sosial yang merasakan afek
yang baik, kenyamanan dan negatif. Faktor-faktor yang
menikmati hidup. Rata-rata pelaku mempengaruhi
wirausaha di masa pasca pandemi kesejahteraan psikologis
Covid-19 menyukai kehidupan tinggi dalam penelitian
mereka dan merasa bahwa segala antara lain pendapatan,
sesuatu berjalan dengan baik. dukungan sosial,
kehidupan mereka tentu tidaklah pernikahan, keluarga, serta
sempurna, akan tetapi mereka kepribadian. Selain itu,
merasakan sebagian besar aspek kepuasan seorang pemilik
kehidupan mereka berjalan usaha melibatkan aspek-
dengan baik. pada beberapa aspek aspek lain selain aspek
mereka merasa kurang puas. ekonomi atau finansial
Namun, perasaan tersebut semata, indicator
dikurangi dengan cara pemberian keberhasilan seorang
motivasi. pelaku wirausaha menurut
Dengan mengacu Baron (2013) berkaitan
pada norma yang telah dengan aspek yang didapat

24
dari manfaat non finansial mempengaruhi kesejahteraan
atas kegiatan psikologis pada pelaku wirausaha
seperti jenis kelamin dan usia.
kewirausahaan yang
Informan yang diteliti juga perlu
mereka lakukan seperti ditambah dengan latar belakang
autonomi, penyaluran yang bervariasi
V. DAFTAR PUSTAKA
gairah dan kreativitas.
Pelaku wirausaha memiliki Baron, R. A., Franklin, R. J., &
Hmieleski, K. M. 2013. Why
kesempatan untuk terus Entrepreneurs Often Experience
belajar lebih banyak, Low, Not High, Levels of Stress:
The Joint Effects of Selection and
waktu luang lebih banyak Psychological Capital. Journal of
dan waktu kerja yang lebih Management , 42 (3), 742-768.

fleksibel.
b. Saran Diener, Ed. 1984. Subjective
Berdasarkan simpulan dari well-being. Psycholgical
hasil penelitian dan hasil Bulletin, 95(3), 542-575.
observasi, peneliti Peneliti
Diener, Ed., Suh, E. M., Lucas,
menyarankan kepada pelaku
R. E., Smith, H. L. (1999).
wirausaha untuk lebih aktif
Subjective Well-Being:
bersosialisasi serta mengikuti
Three Decades Of
kegiatan seperti workshop atau
Progress. Psychological
seminar yang mampu
Bulletin, 125 (2) , 276-302.
meningkatkan kesejahteraan
psikologis. Seperti yang telah Diener, E., Suh, E.M., Lucas,
disebutkan sebelumnya bahwa R.E., & Smith H.L. 2005.
penting bagi seorang pelaku Psychological Bulletin,
sirausaha untuk memiliki Subjective Well-Being:
Three Decades of
kesejahteraan psikologis yang
Progress. New York:
tinggi, karena terbukti American Psychological
mempengaruhi performa dan Association.
produktivitas seorang pelaku
Wikanastri, W. & Prabowo, A.
wirausaha. Untuk penelitian
(2015). Psychological Well-
selanjutnya yang tertarik untuk Being pada Pelaku
melakukan penelitian dengan tema Wirausaha: Seminar Psikologi
yang sama, diharapkan untuk & Kemanusiaan. 431-432.
memperdalam faktor-faktor yang

25
26

You might also like