You are on page 1of 14

FR-UBM-9.1.1.9/V0.

R4
Versi Online: Jurnal Hospitality dan Pariwisata
https://journal.ubm.ac.id/index.php/hospitality-pariwisata Vol.7 (No. 5): 44 - 57. Th. 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.30813/.v7i1.2633 p-ISSN: 2442-5222
Hasil Penelitian e-ISSN: 2655-8165

POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN PECINAN GLODOK PETAK


SEMBILAN SEBAGAI PARIWISATA BUDAYA TIONGHOA DI
JAKARTA
[THE POTENTIAL OF THE DEVELOPMENT OF THE PECINAN GLODOK
AREA OF NINE PLACES AS A CULTURAL TOURISM IN CHINA]
Jenny1), Rianto2)
1)Program Studi Hospitality, Universitas Bunda Mulia
2) Program Studi Hospitality, Universitas Bunda Mulia

Diterima 28 Januari 2021 / Disetujui 11 Februari 2021

ABSTRACT

Glodok China Town area is one of the majority ethnic Chinese populations. Glodok Chinatown is also
one of the important trade and economic centers in Jakarta. This area is thick with Chinese values and culture
from building architects and, the life of the Chinese people who live with trading reason to this day in this area.
This research was carried out starting at the 2571 Cap Go Meh Festival in 2020 which was held at Pancoran
China Town. Researchers conducted descriptive qualitative research and in the collection techniques conducted
were interviews, observation and documentation. Interviews were conducted by interviewing several informants
such as local government, business actors, tourists and the community. This research aims to get to know the
Glodok Petak Sembilan Chinatown area and to know various views and evaluations of informants about this
area.
The government, business actors, the community and tourists agree and support the making of the
Glodok Petak Sembilan Chinatown as Chinese cultural tourism in Jakarta. The positive impact is that the
presence of tourists is able to enliven the area and make the area better known by the wider community and help
the economy of the business community surrounding the area. However, the negative impact found was a traffic
jam or lack of traffic order. With the high interest of tourist arrivals, the parking facilities provided are
inadequate with existing tourists, this is also one of the causes of lack of orderly traffic in this region.
Keywords: Petak Sembilan Glodok Chinatown, Cultural Tourism, Tourism Attraction, Impacts, Qualitative,
Descriptive.

ABSTRAK

Kawasan Petak Sembilan merupakan salah satu kawasan mayoritas penduduk beretnik Tionghoa.
Pecinan Glodok juga merupakan salah satu pusat perdagangan dan perekonomian yang cukup penting di Jakarta.
Kawasan ini kental akan nilai-nilai dan Budaya Tionghoa dari arstiektur bangunan dan, kehidupan masyarakat
Tionghoa yang hidup dengan nalar dagang hingga saat ini di kawasan ini. Penelitian ini dilakukan dimulai pada
saat Festival Cap Go Meh 2571 tahun 2020 yang diperhelatkan di Pancoran China Town. Peneliti melakukan
penelitian kualitatif deskriptif dan dalam teknik pengumpulan yang dilakukan adalah wawancara, observasi dan
dokumentasi. Wawancara diberlakukan dengan mewawancarai beberapa informan seperti pemerintahan
setempat, pelaku usaha, wisatawan dan masyarakat. Dengan adanya penelitian ini bertujuan untuk mengenal
kawasan Pecinan Glodok Petak Sembilan dan mengetahui berbagai pandangan dan penilaian informan
mengenai kawasan ini.
Pemerintah, pelaku usaha, masyarakat dan wisatawan setuju dan mendukung dengan dijadikannya
Kawasan Pecinan Glodok Petak Sembilan sebagai pariwisata budaya Tionghoa di Jakarta. Dampak positifnya
adalah kehadiran wisatawan mampu meramaikan kawasan dan membuat kawasan lebih dikenal oleh masyarakat
luas serta membantu perekonomian pelaku usaha masyarakat sekitar kawasan. Namun dampak negatif yang
ditemukan adalah adanya kemacetan lalu lintas atau kurangnya ketertiban lalu lintas. Dengan tingginya minat
kedatangan wisatawan, fasilitas parkir yang disediakan kurang memadai dengan wisatawan yang ada, ini juga
menjadi salah satu penyebab kurang tertibnya lalu lintas pada kawasan ini.

47
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R4
Versi Online: Jurnal Hospitality dan Pariwisata
https://journal.ubm.ac.id/index.php/hospitality-pariwisata Vol.7 (No. 5): 44 - 57. Th. 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.30813/.v7i1.2633 p-ISSN: 2442-5222
Hasil Penelitian e-ISSN: 2655-8165

Kata Kunci : Kawasan Pecinan Glodok Petak Sembilan, Pariwisata Budaya, Daya Tarik Wisata, Dampak,
Kualitatif, Deskriptif.

PENDAHULUAN

Dimana pada tanggal 22 Juni ini


Jakarta merupakan pusat segala
dijadikan sebagai hari lahir dari kota Jakarta.
aktivitas seperti pemerintahan, perekonomian,
Setelah kekalahan Portugis datanglah bangsa
dan pusat bisnis di Indonesia. Jauh sebelum
Eropa kedua yaitu Belanda yang dipimpin
bernama Jakarta, kota ini sempat mengalami
oleh Cornelis De Houtman dengan tujuan
pergantian nama beberapa kali. Berawal dari
juga mencari rempah-rempah untuk
nama Sunda Kelapa pada abad ke-14, Sunda
diperdagangkan saat itu. Namun pelabuhan
Kelapa adalah kota pelabuhan Kerajaan
Jayakarta saat itu tidak teratur menyebabkan
Hindu Padjajaran yang cukup ramai pada saat
Belanda kalah dari Inggris yang juga datang
itu. Datanglah bangsa Portugis pada masa
ke Bumi Hindia (yang merupakan sebutan
berkembang kerajaan Padjajaran di tahun
dari Indonesia pada saat itu). Belanda pada
1513 Masehi yang dipimpin oleh De Alvin
akhirnya mengatur strategi dengan membuat
dengan tujuan mencari rempah-rempah yang
persekutuan dagang bernama VOC
dibutuhkan di wilayah Eropa.
(Vereenigde Oostindische Compagnie) pada

Berkembangnya Portugis tahun 1602. Dengan berdirinya VOC maka


menyebabkan gangguan pada kerajaan- rempah rempah Bumi Hindia dikuasai oleh
kerajaan lain yang berdiri, sehingga kerajaan VOC. Belanda menyerang Jayakarta pada
Demak dan kerajaan Cirebon melakukan tanggal 30 Mei 1619 dan mengganti nama
penyerangan pada tahun 1526-1527 dibawah Jayakarta menjadi Batavia setelah
pimpinan Pangeran Fatahillah. Kekalahan sebelumnya mencetus ide dengan nama
dialami oleh bangsa Portugis dan kemudian Nieuwe Hollandia. Pada tanggal 4 Maret
pada tanggal 22 Juni 1527 Pangeran 1621 nama Jayakarta resmi menjadi Batavia.
Fatahillah mengubah nama Sunda Kelapa Tahun 1799 VOC resmi dibubarkan setelah

menjadi Jayakarta. mengalami kebangkrutan, bubarnya VOC


juga sebagai sambutan bagi Kerajaan Belanda
*Korespondensi Penulis: yang diperintah oleh Raja Louis Napoleon.
E-mail: rianto@bundamulia.ac.id
Kekuasaan Kolonial Belanda
berakhir di Indonesia pada tahun 1942 ketika
Belanda menyerahkan kekuasaannya kepada
pemerintahan Jepang. Penjajahan di
Indonesia terus berlanjut dengan datangnya

48
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R4
Versi Online: Jurnal Hospitality dan Pariwisata
https://journal.ubm.ac.id/index.php/hospitality-pariwisata Vol.7 (No. 5): 44 - 57. Th. 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.30813/.v7i1.2633 p-ISSN: 2442-5222
Hasil Penelitian e-ISSN: 2655-8165

pemerintahan Jepang dan berkuasa pada hua qiao. Walau sudah berpindah negara,
tahun 1942-1945. Jepang memberlakukan mereka tetap membawa konteks budayanya
gerakan 3A yakni Jepang sebagai pemimpin yang sudah melekat pada diri mereka.
Asia, pelindung Asia, dan cahaya Asia. Konteks budaya mereka akan berbaur dengan
Jepang menggunakan taktik ini untuk budaya negara dimana mereka tinggal dan
berpura-pura merangkul rakyat Indonesia bekerja, tanpa meninggalkan budaya
agar kekuasaannya perlahan-lahan bisa leluhurnya. Berbekal ‘nalar’ dagangnya, para
diterima oleh rakyat Indonesia. Nama Batavia huaqiao menyebar ke seluruh dunia, bahkan
mengalami pergantian pada 1942 nama melebihi penyebaran bangsa Yahudi di Eropa.
Batavia berubah menjadi ‘Djakarta’. Jepang Backman dalam Setyawan, (2005:166) Para
merangkul pemuda dan pemudi serta melatih Hua qiao datang ke negara yang ditinggali
pemuda pemuda Indonesia untuk siap sebagai tempat tinggal yang baru dan dapat
berperang dan membentuk PETA (Pembela mendominasi di negara yang ia tempati
Tanah Air) dan menjanjikan kemerdekaan walaupun Hua qiao hanyalah minoritas. Dan
dengan membentuk BPUPKI (Badan Jakarta menjadi salah satu kota yang diduduki
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan oleh penduduk etnik Tionghoa atau keturunan
Indonesia) pada 1 Maret 1945. Tionghoa yang masih turut dalam nalarnya
Dengan terjadinya penjajahan yang dialami menjalankan usaha, bisnis ataupun
Jakarta, menjadikan kota Jakarta tersendiri berdagang. Dan salah satu kawasan Pecinaan
kaya akan keberagaman terutama yaitu mayoritas warga keturunan Tionghoa yang
sejarah, suku, etnis dan budaya. Salah satunya masih ada di Jakarta yaitu kawasan Petak
suku yang masih ada di Jakarta yaitu suku Sebilan yang terletak di Glodok, Kecamatan
dan etnis Tionghoa. Etnis Tionghoa Tamansari yang merupakan salah satu
merupakan salah satu suku dan etnis wilayah kota Administrasi Jakarta Barat,
minoritas di Indonesia namun turut dalam dengan luas wilayah 4,36km2 (berdasarkan
membangun dalam memperjuangkan Surat Keputusan Gubernur Nomor 171 Tahun
Indonesia dari penjajahan. Masyarakat 2007) terdiri atas 8 kelurahan, 60 RW (Rukun
Tionghoa memasuki Bumi Hindia semenjak Warga) dan 684 RT (Rukun Tetangga),
abad ke-5. Mereka berdatangan ke Bumi memiliki jumlah penduduk sebanyak 427.252
Hindia untuk menjajakan barang dagangan jiwa yang terdiri dari 216.673 Penduduk laki-
mereka yang cukup laku kala itu sekaligus laki dan 210.579 penduduk perempuan
melakukan perantauan. dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar
14.133jiwa/km². Dan Kecamatan Tamansari
Masyarakat Tionghoa merantau ke berbagai
Kelurahan Glodok ini memiliki peranan dan
negara disebut sebagai perantau atau 华侨
fungsi yang strategis bagi kegiatan ekonomi,

49
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R4
Versi Online: Jurnal Hospitality dan Pariwisata
https://journal.ubm.ac.id/index.php/hospitality-pariwisata Vol.7 (No. 5): 44 - 57. Th. 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.30813/.v7i1.2633 p-ISSN: 2442-5222
Hasil Penelitian e-ISSN: 2655-8165

sosial dan budaya. Selain menjadi pusat METODE PENELITIAN


perdagangan dan pertokoan, kawasan Petak
Secara mendasar, penelitian kualitatif
Sembilan juga merupakan pemukiman warga
merupakan penelitian yang dilakukan untuk
Tionghoa yang cukup lama karena
memahami suatu fenomena yang dialami
masyarakat Tionghoa yang dulunya terbatas
seperti perilaku, persepsi, tindakan dan
untuk dapat meninggali dalam kota dari
lainnya secara meyeluruh dengan
Batavia sehingga menjadi pemukiman bagi
mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata
masyarakat Tionghoa hingga turun temurun,
ataupun bahasa dengan menggunakan
dan kawasan Pecinan Glodok banyak
berbagai metode alamiah, namun dalam
dikunjungi wisatawan karena memiliki
metode penelitian kualitatif, populasi maupun
potensi dan daya tarik tersendiri karena
sample acak tidak termasuk dalam teknik
memiliki sejarah serta bukti peninggalan
penelitian ini. Penelitian kualitatif tidak
seperti bangunan tua, situs serta budaya yang
menggunakan statistik, tetapi melalui
masih tetap terjaga. Dengan keuletan
pengumpulan data, analisis kemudian di
masyarakat Tionghoa kala itu mengubah
interpretasikan. Anggito & Setiawan (2018:9)
kawasan yang dulunya kelam menjadi pusat
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
perdagangan dan perniagaan yang sangat
bertujuan memahami realitas sosial, yaitu
maju hingga saat ini dan bukan hanya
melihat dunia dari apa adanya, bukan dunia
menjadi pusat niaga namun menjadi salah
yang seharusnya, maka seorang peneliti
satu destinasi wisata yang ada di Jakarta.
kualitatif haruslah orang yang memiliki sifat
Dengan daya tarik yang ada ini perlu adanya
open minded. Penelitian kualitatif dilakukan
dukungan dalam preservasi dan konservasi
pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan.
serta strategi membangun yang ada agar daya
Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah
tarik ini tidak hanya menjadi sebuah sejarah
instrumen kunci. Oleh karena itu, penelitian
namun dapat dikembang tumbuhkan menjadi
harus memiliki bekal teori dan wawasan yang
potensi wisata.
luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengonstruksi obyek yang diteliti menjadi
mengetahui dan mengindentifikasi apakah lebih jelas. Walidin, Saifullah, & Tabrani.
kawasan Pecinan Glodok Petak Sembilan, (2015:4)
dapat dijadikan pariwisata budaya Tionghoa
Instrumen dalam penelitian kualitatif
yang ada di DKI Jakarta.
adalah peneliti itu sendiri (human
instrument). Dalam hal ini penelitilah yang
menjadi instrumen kunci. Penelitilah yang
menetapkan fokus penelitian, memilih

50
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R4
Versi Online: Jurnal Hospitality dan Pariwisata
https://journal.ubm.ac.id/index.php/hospitality-pariwisata Vol.7 (No. 5): 44 - 57. Th. 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.30813/.v7i1.2633 p-ISSN: 2442-5222
Hasil Penelitian e-ISSN: 2655-8165

informan sebagai sumber data, menganalisa pengalaman partisipan, maka arah penelitian
data, menafsirkan data, dan membuat harus disesuaikan dengan masukan dari
kesimpulan atas temuannya. Sugiarto infoman. Raco, J. (2018:8)
(2015:8)
Menurut Sugiarto (2015:89) Jumlah informan
Metode kualitatif tidak menggunakan tidak bisa ditentukan secara pasti sebelumnya
pertanyaan yang terperinci, seperti halnya karena bergantung kepada informasi atau data
metode kuantitatif. Pertanyaannya biasa yang diperoleh dari Informan sebelumnya.
dimulai dengan pertanyaan umum, kemudian
Tabel
meruncing dan mendetail. Pertanyaan
informan
bersifat umum karena peneliti memberikan
Sumber Alasan dan
peluang yang seluas-luasnya kepada No
Informasi Pertimbangan
partisipan mengungkapkan pikiran dan
Untuk mengetahui data-
pendapatnya tanpa dibatasi oleh peneliti. Kepala Sektor data kependudukan
lnformasi partisipan yang kaya tersebut 1 Kecamatan sekitar kawasan Pecinan
kemudian diperuncing oleh peneliti sehingga Tamansari Glodok Petak Sembilan
terpusat. Hal itu disebabkan oleh penekanan
pada pentingnya informasi dari partisipan Untuk mengetahui
yang adalah sumber data utamanya atau kata Pelaku Usaha pandangan dan dampak
lainnya dapat dikatakan sebagai rangkuman. Kawasan Pecinan yang dirasakan pelaku
2
Digunakan istilah ‘partisipan’ karena peran Glodok Petak usaha terhadap pariwisata
aktif peserta penelitian dalam memberikan Sembilan budaya kawasan Pecinan
informasinya. Hal ini lain dengan metode Glodok Petak Sembilan
kuantitatif yang menyebut mereka 'responden' Mengetahui dampak yang
karena fungsinya tidak lebih dari pada
dirasakan oleh
sekedar merespon atau menjawab pertanyaan-
masyarakat sekitar
Masyarakat
pertanyaan yang sudah disiapkan oleh peneliti 3 dengan adanya pariwisata
Sekitar Kawasan
beserta pilihan ataupun jawabannya. Kata
wisata budaya Tionghoa
'partisipan' dalam metode kualitatif juga
di kawasan Pecinan
bermakna dinamis. Hal itu berarti bahwa Glodok Petak Sembilan
informasi dari peserta penelitian dapat saja
Mengetahui motivasi
mengubah arah penelitian. Ini terjadi
berkunjung,
misalnya karena praduga atau asumsi peneliti
4 Wisatawan pertimbangan dan
ternyata tidak sesuai dengan apa yang
penilaian wisatawan
disampaikan oleh partisipan, dan karena
terhadap kawasan
tujuan metode kualitatif mencari makna
51
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R4
Versi Online: Jurnal Hospitality dan Pariwisata
https://journal.ubm.ac.id/index.php/hospitality-pariwisata Vol.7 (No. 5): 44 - 57. Th. 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.30813/.v7i1.2633 p-ISSN: 2442-5222
Hasil Penelitian e-ISSN: 2655-8165

Pecinan Glodok Petak Kawasan Pecinan yang terletak di Kelurahan


Sembilan Glodok Kecamatan Taman Sari, Jakarta
Barat. Dengan luas daerah 0,38 km² dan
jumlah penduduk 9.003 menurut data
kependudukan kecamatan Tamansari tahun
Metode Analisis 2020.

Analisis data kualitatif bersifat

induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data

yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan

menjadi hipotesis yang dapat diterima dan

dikembangkan menjadi teori.

Analisis data dalam penelitian


kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama di lapangan, dan setelah Peta Kawasan Glodok
selesai di lapangan. Analisis data kualitatif
Glodok merupakan salah satu
merupakan proses mencari serta menyusun
kawasan aktif, pusat perekonomian dan
secara sistematis data yang diperoleh dari
perdagangan serta juga menjadi salah satu
hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi
daya tarik wisata yang ada di Indonesia
sehingga penelitian akan mudah dipahami
khusunya Jakarta. Kawasan Petak Sembilan
dan dapat diinformasikan kepada orang lain.
merupakan salah satu kawasan bermayoritas
Dalam penelitian ini, peneliti etnik Tionghoa. Suasana kental etnik
menggunakan metode analisis data interaktif Tionghoa dapat dirasakan dengan adanya
dari Miles dan Huberman, model ini terdiri bangunan-bangunan tua, kelenteng dan juga
dari tiga hal yaitu koleksi data, reduksi data, masyarakat sekitar pada kawasan.
penyajian data dan kesimpulan.
Asal mula nama Glodok , Pancoran, dan

Petak Sembilan
HASIL DAN LUARAN YANG DI CAPAI
Asal mula nama Glodok berawal dari kata
Profil Kawasan Pecinan Glodok Petak
Grojok, yang merupakan sebutan dari bunyi
Sembilan
air yang jatuh dari pancuran air. Pancuran air
Petak Sembilan merupakan salah satu
52
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R4
Versi Online: Jurnal Hospitality dan Pariwisata
https://journal.ubm.ac.id/index.php/hospitality-pariwisata Vol.7 (No. 5): 44 - 57. Th. 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.30813/.v7i1.2633 p-ISSN: 2442-5222
Hasil Penelitian e-ISSN: 2655-8165

yang berasal dari semacam waduk diketahui pasti asal dari nama tersebut. Kabar
yang beredar adalah kawasan ini dulunya
penampungan air dari Kali Ciliwung, air dari
merupakan rumah petak berjumlah sembilan
waduk di alirkan dari sebuah pancuran kayu
buah. Dan juga cerita lainnya adalah dulu di
setinggi 3 meter. Lalu lidah orang Tionghoa depan rumah petak itu, ada sebuah warung
kopi. Jika orang hendak pergi untuk minum
yang tidak bisa menyebut kata "Grojok"
kopi, dan ditanya ingin ke mana, mereka
mengganti dengan nama "Glodok" untuk
menjawabnya dengan mengatakan ke Petak
memudahkan dalam pengucapan. Sembilan. Sebenarnya, dulu sejarah Petak
Sembilan ini sudah pernah dibukukan.
Beberapa literatur menurut ensiklopedi Portal Namun, hingga saat ini buku tersebut belum
Resmi Provinsi DKI Jakarta bahwa Nama diketahui keberadaannya, dan masih dalam
Pancoran berasal dari kata pancuran. Diambil pencarian.
dari dua pipa kayu di ujung utara Molenvliet
Kondisi bangunan bersejarah yang berada
(merupakan sebuah kanal) yang
sekitar kawasan Pecinan Glodok Petak
menyemburkan air minum (1670). Di
Sembilan
kawasan itu pada tahun 1670 dibangun
semacam waduk, tempat penampungan air Kawasan Pecinan Glodok Petak Sembilan
dari Kali Ciliwung, yang dilengkapi dua buah memang merupakan pusat aktivitas
pancuran terbuat dari batang kayu yang masyarakat Tionghoa sedari dulu dimulai dari
dilubangi. Kedua pancuran itu mengucurkan aktivitas sosial, budaya, ekonomi hingga
air dari ketinggian kurang lebih 10 kaki. Dari keagamaan. Dan aktivitas ini masih
sana air diangkut dengan perahu oleh para berlangsung hingga saat ini yang kemudian
penjaja yang menjajakannya barangnya di menjadikan kawasan ini menarik untuk
sepanjang saluran-saluran di kota. Dari dikunjungi. Kawasan Pecinan Glodok Petak
tempat itu pula awak kapal biasa mengangkut Sembilan ini terdapat bangunan-bangunan
air untuk kapal-kapal yang berlabuh agak yang arsitekturnya masih berpola Tionghoa
jauh di lepas pantai, karena di pelabuhan hal ini terlihat dari atap rumah yang terdapat
Batavia kapal tidak bisa merapat. Karena di area ini. Dan rumah ini berfungsi sebagai
banyak yang mengambil air dari sana, sering rumah tinggal juga sebagai toko, disamping
kali mereka harus antri berjam-jam. Tidak itu jalan dikawasan petak sembilan dipenuhi
jarang kesempatan itu mereka manfaatkan hiasan berornamen Tionghoa serta
untuk menjual barang-barang yang mereka keberadaan klenteng-klenteng yang masih
selundupkan. terjaga kondisinya dan masih digunakan
hingga saat ini untuk beribadah. Sehingga
Untuk nama Petak Sembilan belum
53
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R4
Versi Online: Jurnal Hospitality dan Pariwisata
https://journal.ubm.ac.id/index.php/hospitality-pariwisata Vol.7 (No. 5): 44 - 57. Th. 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.30813/.v7i1.2633 p-ISSN: 2442-5222
Hasil Penelitian e-ISSN: 2655-8165

dengan adanya nuansa ini,dapat dijadikan seperti gu zheng, er hu, yang qin,di zi, pi pa
daya tarik dan mampu menarik minat
dan lainnya.
pengunjung atau wisatawan dalam berwisata
budaya di kawasan ini. Perayaan Festival Cap Go Meh 2571 yang di
adakan di kawasan Pecinan Glodok Petak
Sembilan dipersembahkan oleh Suku Dinas
Atraksi dan perhelatan yang diadakan di Pariwisata Budaya Jakarta Barat pada tanggal
kawasan Pecinan Glodok Petak Sembilan 8 Februari 2020 lalu. Dan festival ini semakin
meriah dengan adanya kuliner bazzar yang
Kawasan Pecinan Glodok Petak dipenuhi di sepanjang jalan Petak Sembilan

Sembilan merupakan kawasan yang masih arah menuju jalan Hayam Wuruk.
Dalam menunjang kebutuhan wisatawan
kental akan nuansa Tionghoa, banyaknya
dalam berpariwisata diperlukannya objek
bangunan-bangunan berarsitektur Tionghoa, wisata yang menarik untuk dikunjungi oleh

kelenteng dan toko-toko yang menjajahkan wisatawan serta didukung dengan adanya
tempat belanja maupun rumah makan.
aksesoris bernunsa Tionghoa pun menjadi
Berikut adalah beberapa daftar objek wisata
daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang
dan pusat berbelanja di kawasan Pecinan
berwisata di kawasan ini. Kawasan Pecinan Glodok Petak Sembilan

Glodok Petak Sembilan semakin terasa Atraksi dan perhelatan yang diadakan di
meriah apabila adanya perayaan ataupun kawasan Pecinan Glodok Petak Sembilan

perhelatan seperti hari raya Imlek serta Perayaan Festival Cap Go Meh 2571 yang di

Capgomeh. Kawasan ini cukup sering adakan di kawasan Pecinan Glodok Petak
Sembilan dipersembahkan oleh Suku Dinas
memperhelatkan festival maupun Perayaan
Pariwisata Budaya Jakarta Barat pada tanggal
hari raya seperti Imlek maupun Capgomeh 8 Februari 2020 lalu. Dan festival ini semakin

dan festival yang diadakan cukup meriah meriah dengan adanya kuliner bazzar yang
dipenuhi di sepanjang jalan Petak Sembilan
disetiap tahunnya. Di tampilkannya beberapa
arah menuju jalan Hayam Wuruk.
sanggar seni seperti barongsai, wushu, seni
Perayaan Cap Go Meh pada dasarnya sudah
tari seribu tangan, dan pentas seni dari Koko dirayakan oleh masyarakat, pelaku usaha

Cici Jakarta dan Abang None Jakarta, serta maupun organisasi tertentu di kawasan ini,
dengan adanya pernah pernik yang di
permainan alat musik tradisional Tionghoa
54
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R4
Versi Online: Jurnal Hospitality dan Pariwisata
https://journal.ubm.ac.id/index.php/hospitality-pariwisata Vol.7 (No. 5): 44 - 57. Th. 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.30813/.v7i1.2633 p-ISSN: 2442-5222
Hasil Penelitian e-ISSN: 2655-8165

jajahkan dan terlebih setiap sebelum, saat dan Berjalan dari Stasiun Jakarta kota sekitar
setelah hari perayaan lagu-lagu mengenai 12 menit melewati Jl.Lada > Jl.Stasiun
imlek akan selalu diputarkan. Terlebih pada Kota > Jl.Pintu besar selatan > Jl.Pancoran
para pengusaha Compact Disc (CD) pada saat
2. Transjakarta Tarif IDR.3.500,-
itu, selain untuk menjajakan produknya
sekaligus memeriahkan hari raya Imlek di 3. Angkutan Kota Mikrolet (Angkot) Tarif
kawasan tersebut. Lalu Dinas Pariwisata IDR.4.000 -IDR.7.000
Budaya Jakarta sudah memulai mengadakan
Secara aksesibilitas, kawasan Pecinan
festival Cap Go Meh sedari tahun 2016
Glodok Petak Sembilan ini merupakan
dengan bekerjasama dengan panitia dan
kawasan yang cukup mudah untuk dikunjungi
organisasi hingga menjadi festival tahunan di
oleh wisatawan. Banyaknya transportasi
kawasan ini. Dengan adanya Festival yang
umum serta dimudahkannya saat ini dengan
dilakukan juga menjadi salah satu penunjang
adanya pemesanan transportasi via online.
dari kedatangan wisatawan di kawasan ini.
Amenities yang tesedia di Kawasan
Aksesibilitas menuju Kawasan Pecinan
Pecinan Glodok Petak Sembilan
Glodok Petak Sembilan
Amenitas merupakan fasilitas
Akses merupakan kemudahan lokasi untuk pendukung yang dapat memenuhi kebutuhan
dijangkau oleh wisatawan maupun wisatawan selama berwisata dalam suatu
transportasi. Aksesibilitas utama menuju destinasi seperti adanya kesediaan dalam
Kawasan Pecinan Glodok dari Jakarta Pusat , sarana akomodasi, penyedia atau toko oleh-
Barat, Timur, Utara maupun Selatan pada oleh, serta rumah makan. Saat ini beberapa
umumnya transportasi berpusat di Stasiun pengelola cukup antusias dalam melakukan
Kota yang terletak d Jl. Lada, Pinangsia, Kec. revitalisasi dan pengembangan terhadap
Taman Sari, Kota Jakarta Barat maupun usaha bisnis mereka agar mampu
Harmoni Central Busway yang berlokasi di memberikan kenyamanan bagi wisatawan,
Jl. Gajah Mada, RT.2/RW.8, Petojo Utara, meningkatkan kedatangan dan juga menjadi
Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat. Dan daya tarik wisatawan untuk dapat berkunjung
akses menuju Kawasan Pecinan Glodok Petak ke kawasan ini.
Sembilan dapat dilalui dengan beberapa cara
Ancillary yang tersedia di Kawasan
yaitu:
Pecinan Glodok Petak Sembilan
1. Jalan Kaki
Ancilliary merupakan layanan tambahan atau
ketersediaan yang disediakan oleh pemerintah
55
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R4
Versi Online: Jurnal Hospitality dan Pariwisata
https://journal.ubm.ac.id/index.php/hospitality-pariwisata Vol.7 (No. 5): 44 - 57. Th. 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.30813/.v7i1.2633 p-ISSN: 2442-5222
Hasil Penelitian e-ISSN: 2655-8165

daerah, maupun organisasi untuk mengelola Glodok Petak Sembilan dan menjadi salah
destinasi agar dapat memberikan keuntungan satu tujuan dari beberapa wisatawan yang
bagi beberapa pihak seperti wisatawan, datang ke kawasan Pecinan Glodok.
masyarakat, pemerintah tersendiri maupun
Wisata Budaya : Budaya yang masih terlihat,
pelaku usaha dalam kawasan wisata. Dengan
kawasan Pecinan dikenal sebagai kawasan
kesempatan ini peneliti mewawancarai Bapak
perekonomian dari dahulu kala dan
Sutanto selaku Ka Dan mengenai fasilitas
masyarakat Tionghoa dikenal dengan nalar
perparkiran yang ada Bapak Sutanto
dagangnya, dan nalar dagang yang masih
menjelaskan bahwa sudah adanya fasilitas
berlanjut hingga sekarang, bisa di lihat dari
gedung yang memadai untuk menampung
sistem berdagang dan tawar-menawar saat
parkiran kendaraan. Namun kembali kepada
berbelanja dan mayoritas mata pencaharian
wisatawan sendiri atau pengguna kendaraan
masyarakat pada kawasan ini.
sendiri yang tidak menaati peraturan
perparkiran yang ada. yang hanya memuat Wisata Kuliner : Selain dikenal sebagai pusat
sekiranya maksimal 2 kendaraan beroda 4 dagang dan perekonimian kawasan Pecinan
untuk satu arah. Glodok Petak Sembilan juga merupakan
kawasan yang dikenal sebagai salah satu
Peneliti melakukan wawancara terhadap 5
kawasan yang dipenuhi dengan jajanan
wisatawan. Kelima dari wisatawan yang
makanan maupun kuliner yang banyak
diwawancarai memiliki tujuan berkunjung
diminati oleh wisatawan.
yang berbeda-beda. Dan apabila di kaji
dengan teori yang ada berdasarkan jenis-jenis Dari beberapa wisatawan yang diwawancarai
pariwisata menurut James J. Spillane 2 dari 5 wisatawan melakukan wisata karena
berdasarkan lokasi yang dikunjungi. (Teori adanya motivasi budaya, fantasi dan ibadah
2.1.3 Jenis dan Bentuk Pariwisata ) sedangkan lainnya kuliner. Motivasi ini
masuk dalam teori motivasi bersifat fisik,
Wisata sejarah, wisata religi, wisata budaya
budaya dan fantasi menurut Pitana dalam
serta wisata kuliner masuk dalam jenis-jenis
Utama dan Junaedi (2017:170) (dalam Teori
pariwisata yang dilakukan oleh keempat
2.1.11 Motivasi Wisatawan)
wisatawan yang diwawancari oleh peneliti.
Wisata sejarah : Adanya arsitektur-arsitektur 1. Motivasi yang bersifat fisik antara
bangunan zaman dahulu dan juga beretnik lain untuk relaksasi, kesehatan,
Tionghoa memberikan tampilan yang sangat kenyamanan, berpartisipasi dalam
khas. kegiatan olahraga, bersantai dan
sebagainya.
Wisata Religi : Dengan adanya beberapa
kelenteng yang berdiri di kawasan Pecinan 2. Motivasi budaya yaitu keinginan
56
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R4
Versi Online: Jurnal Hospitality dan Pariwisata
https://journal.ubm.ac.id/index.php/hospitality-pariwisata Vol.7 (No. 5): 44 - 57. Th. 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.30813/.v7i1.2633 p-ISSN: 2442-5222
Hasil Penelitian e-ISSN: 2655-8165

untuk mengetahui budaya, adat, penilaian dari wisatawan, lima dari kelima
tradisi dan kesenian daerah lain. wisatawan mengatakan bahwa atraksi dan
amenitas wisata pada kawasan Pecinan
3. Motivasi yang bersifat sosial, seperti
Glodok Petak Sembilan cukup baik, tiga dari
mengunjungi teman dan keluarga,
kelima wisatawan mengatakaan kurangnya
menemui mitra kerja, melakukan hal-
aksesibilitas dan empat dari lima wisatawan
hal yang dianggap mendatangkan
juga merasakan kurangnya ancillary dari
gengsi, melakukan ziarah, pelarian
kawasan Pecinan Glodok Petak sembilan
dari situasi yang membosankan dan
seperti adanya kemacetan lalu lintas serta
seterusnya.
fasilitas parkir yang kurang memadai. Dengan
4. Motivasi fantasi yaitu adanya adanya penilaian ini juga bisa menjadi salah
motivasi di daerah lain seseorang satu alat untuk pertimbangan bagi
akan bisa lepas dari rutinitas pemerintahan maupun pengelolah untuk
keseharian yang menjemukan dan memperbaiki kawasan lebih baik lagi.
yang memberikan kepuasan
psikologis. SIMPULAN
Sebagai masyarakat sekitar kawasan
Pecinan Glodok Petak Sembilan kedua
Berdasarkan hasil dari obsevasi peneliti dan
informan setuju dengan dijadikannya
wawancara, peneliti memperoleh kesimpulan
kawasan sebagai pariwisata budaya
dari penelitian yang berjudul "Strategi
Tionghoa,karena budaya Tionghoa
Pengembangan Kawasan Pecinan Glodok
merupakan salah satu budaya yang ada di
Petak Sembilan Sebagai Pariwisata Budaya
Indonesia dan harus terjaga Indetitas budaya
Tionghoa di Jakarta" Sebagai Berikut :
Tionghoa di Indonesia dan tidak pudar. Dan
kedua informan senang dengan kedatangan Kawasan Pecinan Glodok Petak Sembilan
wisatawan sehingga dapat membantu sebagai Pawisata Budaya Tionghoa di
perekonomian masyarakat sebagai pelaku Jakarta
usaha dan kawasan Pecinan ini dapat dikenal Kawasan Pecinan Glodok Petak Sembilan
wisatawan dan masyarakat luas. adalah salah satu kawasan aktif pusat
Berdasarkan in depth interview yang perekonomian dan perdagangan serta juga
diberlakukan oleh peneliti dengan beberapa menjadi daya tarik besar wisata di Indonesia

informan, dari ke-sebelas informan yang di khususnya Jakarta, selain itu Kawasan

wawancari setuju dengan dijadikannya Pecinan Glodok Petak Sembilan merupakan


kawasan Pecinan Glodok sebagai pariwisata kawasan bermayoritas etnik Tionghoa
budaya Tionghoa di Jakarta. Dan berdasarkan didukung masyarakat yang tinggal di
57
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R4
Versi Online: Jurnal Hospitality dan Pariwisata
https://journal.ubm.ac.id/index.php/hospitality-pariwisata Vol.7 (No. 5): 44 - 57. Th. 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.30813/.v7i1.2633 p-ISSN: 2442-5222
Hasil Penelitian e-ISSN: 2655-8165

kawasan serta mata pencahariannya yang Dan adanya pengelola untuk merevitalisasi
merupakan berdagang. Kawasan Pecinan gedungnya agar lebih menarik dan nyaman
Glodok Petak Sembilan memiliki potensi dikunjungi oleh wisatawan; 4) Ancillary,
yang cukup besar dalam pengembangannya adanya fasilitas penyokong atau tambahan
sebagai Pariwisata Budaya Tionghoa di seperti ATM Center, fasilitas parkir yang
Jakarta. Kawasan Pecinan Glodok Petak disediakan, namun untuk ini butuhnya
Sembilan secara keseluruhan memenuhi perhatian serta pertimbangan Pemerintah
komponen dalam sebuah destinasi. Secara 1) Daerah atau organisasi sekitar karena minat
atraksi, kawasan Pecinan ini juga sudah datang wisatawan yang tinggi namun fasilitas
memiliki daya tarik tersendiri dari adanya yang disediakan masih kurang memadai
bangunan tua berarsitektur Tionghoa, ruas seperti perparkiran pada seruas jalanan yang
jalan dengan hiasan etnik Tionghoa, pernak- menimbulkan kemacetan lalu lintas.
pernik bernuansa Tionghoa yang dijajakan
Pemerintah Daerah setempat, pelaku usaha,
serta klenteng-klenteng yang dibangun di
masyarakat maupun wisatawan mengaku
Kawasan Pecinan Glodok. Selain itu
setuju dengan dijadikannya Kawasan Pecinan
Pemerintah Daerah seperti Dinas Pariwisata
Glodok Petak Sembilan sebagai pariwisata
dan Budaya juga turut mendukung kawasan
budaya Tionghoa di Jakarta, namun perlunya
Pecinan Glodok Petak Sembilan dengan
perbaikan dari segi fasilitas dan aksesibilitas
memberlakukan perhelatan Capgomeh setiap
sehingga mobilitas dari kawasan Pecinan
tahunnya sebagai atraksi pada Kawasan
Glodok Petak Sembilan dapat berjalan
Pecinan Glodok Petak Sembilan menjadi
dengan lancar serta perlu dijaganya
festival tahunan; 2) Aksesibilitas adanya
kebersihan pada kawasan sehingga
berbagai jenis transportasi yang dapat
memberikan kenyamanan tersendiri bagi
digunakan untuk menuju dan mencapai
wisatawan.
kawasan Pecinan Glodok Petak Sembilan ini
namun perlunya penataan perparkiran yang Dampak
baik agar akses dan lalu lintas berjalan lancar;
Dampak yang disebabkan oleh adanya
3) Amenitas, adanya fasilitas pendukung yang
pariwisata bisa positif maupun negatif.
dapat memenuhi kebutuhan wisatawan seperti
Dampak yang ditemukan peneliti dari
akomodasi, toko oleh-oleh, rumah makan dan
Kawasan Pecinan Glodok Petak Sembilan
lainnya; Kawasan Pecinan Glodok ini sering
antara lain; postifnya adalah kawasan ini pada
juga dikenal sebagai kawasan kuliner karena
dasarnya memang sudah banyak dikunjungi
hampir di setiap sisinya terdapat tempat yang
oleh wisatawan, dengan adanya perhelatan
menjajahkan makanan-makanan khas
yang di adakan, mampu meningkatkan
Tionghoa maupun makanan jenis lainnya.
kedatangan wisatawan lebih besar lagi,
58
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R4
Versi Online: Jurnal Hospitality dan Pariwisata
https://journal.ubm.ac.id/index.php/hospitality-pariwisata Vol.7 (No. 5): 44 - 57. Th. 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.30813/.v7i1.2633 p-ISSN: 2442-5222
Hasil Penelitian e-ISSN: 2655-8165

namun negatifnya dari adanya perhelatan Hastanto, M. R. (2016). Potensi Wisata


yang diadakan adalah, tidak semua pelaku Budaya Di Kampung Bandarsebagai
Ikon Wisata Kota Pekanbaru. Jurnal
usaha merasakan adanya peningkatan Online Mahasiswa Fakultas Ilmu
penjualan pada saat perhelatan dikarenakan Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Riau.
adanya kendala seperti ruas jalan yang ditutup
sehingga akses jalan maupun fasilitas Hermawan, H. (2016). Dampak
Pengembangan Desa Wisata
perpakiran bagi wisatawan juga sulit untuk Nglanggeran Terhadap Ekonomi
dicapai dan dengan ada tidaknya perhelatan Masyarakat Lokal. Jurnal Pariwisata
Bina Sarana Informatika , 107.
fasilitas, perpakiran pada Kawasan Pecinan
Glodok Petak Sembilan ini juga terbilang Khotimah, K., Wilopo, & Hakim, L. (2017).
Strategi Pengembangan Destinasi
kurang tertib sehingga menjadi salah satu Pariwisata Budaya (Studi Kasus Pada
penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas. Kawasan Situs Trowulan Sebagai
Pariwisata Budaya Unggulan Di
DAFTAR PUSTAKA Kabupaten Mojokerto). Jurnal
Administrasi Bisnis , 52.
Abdillah, A. B., Hamid, D., & Topowijono.
(2016). Dampak Pengembangan Kristiana, Y., Suryadi, M. T., & Sunarya, S.
Pariwisata Teradap Kehidupan R. (2018). Eksplorasi Potensi Wisata
Masyarakat Lokal Di Kawasan Kuliner Untuk Pengembangan
Wisata (Studi Pada Masyarakat Pariwisata Di Kota Tangerang. Jurnal
Sekitar Wisata Wendit, Kabupaten Khasanah Ilmu , 19.
Malang) . Jurnal Administrasi Bisnis
Kurnia, K. F. (2019). Pengaturan
, 75
Penyelenggara Keparaiwisataan
Asriandy,I.(2016) Strategi Pengembangan Dalam Perspektif Negara
Objek Wisata Terjun Bissapu di Kesejahteraan. Jurnal Hukum
Kabupaten Bantaeng. . Jurnal Onine Doctrinal , 909.
Universitas Hasanuddin Fakultas
Maulia, R. (2015). Wisata Budaya Dalam
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Tradisi Tenun Di Kecamatan
Oktosilva,A.(2018) Strategi Dinas Pariwisata Mempura Kabupaten Siak. Jurnal
Dalam Pengembangan Pariwisata di Online Mahasiswa Fakultas Ilmu
Tana Toraja. Jurnal Onine Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Universitas Hasanuddin Fakultas Riau
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Mousavid, S. S., Doratli, N., Mousavi, S. N.,
Damiasih, & Kusdarwati, H. (2016). Upaya & Moradiahari, F. (2016). Defining
Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Cultural Tourism . International
Ke Sentra Industri Batik Di Lendah Conference On Civil, Architecture
Kulon Progo Yogyakarta. And Sustainable Development , 74.
Kepariwisataan Jurnal Ilmiah .
Muchtar, K., Koswara, I., & Setiaman, A.
Dwisaputra, M. (2017). Motivasi Pengunjung (2016). Komunikasi Antar Budaya
Ke Kota Wisata Bukittinggi Sumatera Dalam Perspektif Antropologi. Jurnal
Barat. Jurnal Online Mahasiswa Ilmu Komunikasi , 113.
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Riau .
59
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R4
Versi Online: Jurnal Hospitality dan Pariwisata
https://journal.ubm.ac.id/index.php/hospitality-pariwisata Vol.7 (No. 5): 44 - 57. Th. 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.30813/.v7i1.2633 p-ISSN: 2442-5222
Hasil Penelitian e-ISSN: 2655-8165

Najmi, N., & Amri, N. (2016). Periodisasi Suhendroyono, & Novitasari, R. (2016).
Mossec Dalam Perkembangan Tata Pengelolaan Wisata Alam Watu
Ruang Kawasan Destinasi Pariwisata Payung Sebagai Ikon Wisata Berbasis
Kepulauan Di Pulau Batam. The Lost Budaya Di Gunungkidul Yogyakarta.
World , 16. Kepariwisataan Jurnal Ilmiah , 45.
Nugraheni,D.,& Yusman,F.(2013) Kajian Supriadi, Arisetyawan, A., & Tiurlina.
Strategi Pengembangan Kawasan (2016). Mengintegrasikan
Wisata Pantai Suwuk Kabupaten Pembelajaran Matematika Berbasis
Kebumen Ditinjau dari Segi Budaya Banten Pada Pendirian SD
Pengelolaan dan Pemasarannya. Laboratorium Upi Kampus Serang.
Jurnal Teknik IPWK,113. Mimbar Sekolah Dasar 4.
Oessella. (2015). Perancangan buku ilustrasi Suryadana,M.L & Octavia,V. (2015
pecinan glodok. Tanggerang: )Pengantar Pemasaran Pariwisata,
Universitas Multimedia Nusantara. Alfabeta. Bandung.
Paul, K. M., Pasoreh, Y., & Grace J. Utama, I. G., & Junaedi, W. R. (2018).
Waleleng, S. (2017). Eranan Duta Motivasi Wisatawan Mengunjungi
Pariwisata Randa Kabilasa Desa Wisata Blimbingsari, Jembrana,
Dalammempromosikan Potensi Bali. Jurnal Kajian Bali , 168-170.
Wisata Kota Palu. Acta Diurna
Wimeina, Y., & Riesa, R. M. (2018).
Komunikasi , 11
Identifikasi Kekuatan Dan
Putri, A. P. (2019). Analisis Perkembangan Kelemahan Potensi Kecamatan
Industri Pariwisata Dan Perubahan Sikakap Kabupaten Kepulauan
Nilai Budaya Pada Kelurahan Ubud Mentawai Untuk Dikembangkan
Kabupaten Gianyar. Jurnal Sebagai Destinasi Wisata. Polibisnis ,
Administrasi Bisnis , 11. 59.
Sabda Elisa Priyanto, M. (2016). Dampak Yachya, A. N., Wilopo, & M. K. (2016).
Perkembangan Pariwisata Minat Pengelolaan Kawasan Wisata Sebagai
Khusus Snorkeling Terhadap Upaya Peningkatan Ekonomi
Lingkungan: Kasus Destinasi Wisata Masyarakat Berbasis Cbt
Karimunjawa. Jurnal Kepariwisataan (Community Based Tourism) (Studi
, 15-16. Pada Kawasan Wisata Pantai
Clungup Kabupaten Malang). Jurnal
Setyawan, S. (2005). Konteks Budaya Etnik
Administrasi Bisnis .
Tionghoa dalam Manajemen Sumber
Daya Manusia. Balai Penelitian dan
Pengembangan Ekonomi Fakultas
Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
BENEFIT,166
Simangunsong, T. L., & Soesanti, A. (2018).
Penerapan Community Based
Tourism (Cbt) Dalam Pengembangan
Desa Wisata Di Desa
Duyung,Trawas, Mojokerto.
University Of Surabaya Repository .

60

You might also like