Professional Documents
Culture Documents
net/publication/313773927
Pengaruh penggantian Bovine Serum Albumin (BSA) dengan putih telur pada
pengencer CEP-2 terhadap kualitas semen sapi Peranakan Ongole pada suhu
penyimpanan 3-5oC
CITATIONS READS
15 1,265
4 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Nurul Isnaini on 08 August 2017.
Nisa’us Sholikah, Nurul Isnaini, Aulia Puspita Anugra Yekti, Trinil Susilawati
trinil_susilawati@yahoo.com
ABSTRACT: Purpose of this research was to investigate the effect of Bovine Serum
Albumin substitution by albumen on CEP-2 to semen quality Ongole CrossBred bull
stored at 3-5oC. Research was conducted at Research Centre Beef Cattle Laboratory,
Grati, Pasuruan on February 2016. Semen diluent was divided into two groups, there
were P0 (90% CEP-2 + 10% Egg Yolk (EY)); and P1 (90% CEP + 0.4% albumen +
10% EY). Data of the research were analyzed using paired design t test. The result
showed that after eight days chilled preservation, percentage of motility P1
(47.4±10.9%) was higher than P0 (47±9.2%). Percentage of viability P0 (83.1±1.9%)
was higher than P1 (81.3±1.5%). Percentage of abnormality P1 (3.6±0.4%) was lower
than P0 (3.8±0.3%). Total motile sperm count after six days chilled preservation was
significantly higher in all treatments compared to the standard criteria of SNI 40%
motile sperm/ml. The conclusion of this research was 0,4% albumen could replace the
BSA capability on CEP-2.
7
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (1):7 – 15
8
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (1):7 – 15
segar dapat diketahui melalui dua cara mikroskopis meliputi motilitas massa,
yaitu pemeriksaan secara makroskopis motilitas individu (%), dan konsentrasi.
dan mikroskopis. Pemeriksaan Hasil pemeriksaan kualitas semen segar
makroskopis meliputi volume, warna, secara makroskopis dan mikroskopis
bau, konsistensi, dan pH. Pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 1.
9
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (1):7 – 15
10
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (1):7 – 15
11
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (1):7 – 15
rantai polipeptida tunggal dengan berat sel akan rusak yang berpengaruh
molekul sekitar 66.000 g/mol2. terhadap metabolisme spermatozoa.
Menurut Sarder (2004), keadaan
Persentase abnormalitas spermatozoa membran sel spermatozoa yang tidak
selama penyimpanan suhu 3-5oC sempurna akan meningkatkan
Perhitungan abnormalitas abnormalitas spermatozoa.
spermatozoa dilakukan dengan membuat Rataan persentase abnormalitas
preparat ulas menggunakan pewarna spermatozoa pada P0 (90% CEP-2 +
eosin negrosin kemudian dilakukan 10% KT) lebih tinggi dari pada rataan
pengamatan dengan mikroskop persentase motilitas spermatozoa pada
perbesaran 400x. Persentase P1 (90% CEP (tanpa BSA) + 0,4% putih
abnormalitas spermatozoa selama telur + 10% KT). Rataan persentase
o
penyimpanan pada suhu 3-5 C pada abnormalitas spermatozoa ditampilkan
penelitian mengalami peningkatan. pada Tabel 4.
Semakin lama penyimpanan membran
12
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (1):7 – 15
lebih dari 20% tidak dapat digunakan ataupun semen cair dan semen beku
untuk IB. yang digunakan harus memiliki total
spermatozoa motil yang optimal untuk
Total spermatozoa motil terjadinya fertilisasi (Salim dkk., 2012).
Total spermatozoa motil dapat Rataan total spermatozoa motil
dicari dengan mengalikan volume semen semen cair yang disimpan selama 6 hari
dengan konsentrasi kemudian dikalikan menunjukkan P0 (90% CEP-2 + 10%
dengan persentase motilitas individu KT) memiliki nilai lebih tinggi dari pada
(Susilawati, 2013). Total spermatozoa rataan persentase motilitas spermatozoa
motil perlu diketahui karena peluang pada P1 (90% CEP (tanpa BSA) + 0,4%
terjadinya fertilisasi ditentukan oleh putih telur + 10% KT). Rataan total
jumlah spermatozoa motil progresif yang spermatozoa motil ditampilkan pada
ada dalam suatu ejakulat. Suatu ejakulat Tabel 5.
13
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (1):7 – 15
14
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (1):7 – 15
15