You are on page 1of 12

Available Online At :

http//jurnal.uniyap.ac.id/index.php/Perikanan

The Journal of Fisheries Development, Juli 2019 Volume 3, Nomor 2 Hal : 61 – 72


e-ISSN : 2528-3987

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP


PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus var)
DI DALAM WADAH TERKONTROL

Floreruntung T. Pangadongan1, Willem H. Siegers1* dan Ralph A. N. Tuhumury1


1
Program Studi Budidaya Perairan – Universitas Yapis Papua

Received: 19 Februari 2019 - Accepted: 03 April 2019

ABSTRACT

Quality feed with the right nutrient content can accelerate the process of fish growth so
that the need for a very large feed operating costs between 60-70% can be anticipated. This
study aims to determine the effect of commercial, natural and artificial feed on the absolute
growth of weight and survival rate of Sangkuriang catfish (Clarias gariepinus var). The study
was conducted for 49 days with 20 catfish seedlings in 12 containers of 40 x 20 cm jars with
4 liters of water volume capacity. Experimental design with 4 treatments and 3 repetitions
times Hi-Pro-Vite 788 feed, silkworm (Tubifex sp.), tempe and tofu dregs. Measurement of
seed weight every seven days and also measured water quality parameters. The results showed
that the average growth of absolute seed weight of sangkuriang catfish with feeding of
silkworm has the highest value of 4.54 grams and the lowest tempe feed is 3.84 grams. While
the highest survival rate (SR) of catfish seed in silkworm feed was 93.3% and tempe feed was
75%. The results of the analysis of variance (ANOVA) of the feed treatment of Hi-Pro-Vite
788, the silkworm, tempe and tofu dregs significantly influence the growth of absolute weight
and survival rate (SR) of Sangkuriang catfish seeds.

Keywords: fish feed, sangkuriang catfish seed, absolute growth weight, survival rate

PENDAHULUAN tahap kedua antara induk betina generasi


kedua (F2) dengan induk jantan hasil silang-
Induk Lele Sangkuriang merupakan balik tahap pertama (F6) maka
keturunan hasil perbaikan genetik melalui menghasilkan induk Lele Sangkuriang
cara silang-balik antara induk betina (Clarias gariepinus var).
generasi kedua (F2) dengan induk jantan Budidaya pembenihan dan
generasi keenam (F6). Induk betina F2 pembesaran ikan Lele Sangkuriang sebagian
merupakan koleksi yang ada di BBPBAT besar sudah diterapkan di Provinsi Papua
Sukabumi yang berasal dari keturunan pada kolam-kolam budidaya skala
kedua Lele Dumbo yang diintroduksi ke tradisional dan semi intensif. Pemanenan
Indonesia Tahun 1985. Sedangkan induk dan permintaan pasar masih mengandalkan
jantan F6 merupakan sediaan induk yang hasil budidaya dari Balai Pembenihan Ikan
ada di BBPBAT Sukabumi. Induk dasar yang tersebar di beberapa kabupaten Kota
yang diseminasikan hasil dari silang-balik Jayapura. Permintaan pasar terhadap jenis

61
* Korespondensi:
Email : hendrysiegers@gmail.com
Alamat : Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Yapis Papua
Jl. Sam Ratulangi No 11. Dok V Atas Jayapura
Floreruntung T. Pangadongan, Willem H. Siegers dan Ralph Tuhumury, Pengaruh Pemberian Pakan Yang
Berbeda Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus Var) Di Dalam Wadah
Terkontrol

ikan Lele Sangkuriang cukup menjanjikan Untuk pemenuhan kebutuhan pakan


sehingga apabila permintaan cukup besar benih ikan Lele Sangkuriang maka pakan
sedangkan hasil produksi tidak dapat yang dicobakan adalah pakan komersial
memenuhi permintaan pasar maka perlu Hi-Pro-Vite 788, cacing sutera sebagai
dilakukan kegiatan budidaya untuk pakan alami, tempe pakan buatan dan ampas
peningkatan produksi benih dari sentra tahu pakan buatan. Menurut Aggraeni dan
produksi yang sudah dapat memproduksi Abdulgani (2013) bahwa cacing sutera
benih dalam skala besar tanpa kekurangan merupakan pakan alami yang paling disukai
jumlah stok ikan Lele pada waktu-waktu oleh ikan air tawar. Cacing Tubifex sp.
tertentu. sangat baik bagi pertumbuhan ikan air tawar
Peningkatan pembenihan ikan Lele karena kandungan proteinnya tinggi.
Sangkuriang sampai pembesaran sangat Kandungan gizi cacing Tubifex sp. yaitu
dipengaruhi oleh ketersedian pakan yang 13.30% lemak, 2.04 % karbohidrat. Pakan
selalu tersedia baik secara alami, komersial buatan adalah makanan ikan yang dibuat
pabrik dan buatan dalam pemenuhan dari campuran bahan-bahan alami atau
kebutuhan konsumsi ikan perhari sampai olahan yang selanjutnya dilakukan proses
perbulan. Sedangkan pakan sangat pengolahan serta dibuat dalam bentuk
berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan tertentu sehingga tercipta daya tarik
benih ikan Lele Sangkuriang. Pakan (merangsang) ikan untuk memakannya
bermutu dengan kandungan nutrisi yang dengan mudah dan lahap.
tepat dapat mempercepat proses Berdasarkan uraian diatas, maka
pertumbuhan ikan sehingga kebutuhan biaya pakan cacing sutera, tempe, dan ampas tahu
operasional pakan yang sangat besar antara merupakan pakan yang dapat dijadikan
60-70% dapat diantisipasi. Oleh sebab itu sebagai pakan pengganti utama dengan
maka perlu dilakukan penelitian untuk harga yang lebih murah dibandingkan
mendapatkan informasi tentang penggunaan dengan pakan Hi-Pro-vite 788 serta
pakan-pakan alternatif yang jumlahnya diharapkan dapat memberikan hasil yang
melimpah setiap waktu sehingga dapat baik bagi pertumbuhan benih ikan Lele
dijadikan sebagai pakan penganti dan Sangkuriang. Hal inilah yang dijadikan
pembanding dalam menekan jumlah bahan kajian dalam memperoleh jawaban
produksi pakan yang mahal serta tentang penelitian pengaruh pemberian
peningkatan produksi dalam bidang pakan yang berbeda terhadap pertumbuhan
budidaya. benih ikan Lele Sangkuriang (Clarias
Ikan Lele Sangkuriang tergolong ikan gariepinus var) pada wadah terkontrol.
karnivora di alam ataupun lingkungan
budidaya yang dapat memanfaatkan
plankton, cacing, insekta, udang-udangan METODE PENELITIAN
kecil dan molusca sebagai makanannya.
Keunggulan dari Lele Sangkuriang ini Waktu dan Tempat Penelitian
diantaranya dapat dipijahkan sepanjang
Penelitian ini dilaksanakan pada
tahun, frekuensi telur yang tinggi dapat
Laboratorium Basah Fakultas Perikanan dan
hidup pada kondisi air yang marjinal dan
Ilmu Kelautan Uniyap Jayapura. Penelitian
efesiensi pakan yang tinggi (Hadinata,
berlangsung pada bulan Juli sampai Agustus
2009).
2017.

62
Available Online At :
http//jurnal.uniyap.ac.id/index.php/Perikanan

The Journal of Fisheries Development, Juli 2019 Volume 3, Nomor 2 Hal : 61 – 72


e-ISSN : 2528-3987

Persiapan media pemeliharaan pakan komersial, buatan dan alami terhadap


pertumbuhan benih ikan Lele Sangkuriang.
Wadah pemeliharan benih ikan Lele
Selain itu juga dilakukan perhitungan
Sangkuriang yaitu pada toples dengan
pengaruh pakan terhadap tingkat
ukuran 40 x 20 cm dengan kapasitas volume
kelangsungan hidup benih ikan lele.
air 4 liter sebanyak 12 buah. Sebelum
digunakan toples diisi dengan air tanah
Pertumbuhan Berat Mutlak
sebanyak 3.5 liter dan dipasang aerator
dalam pensuplai oksigen terlarut selama Pengambilan sampel benih dari setiap
penelitian. toples sebanyak tiga ekor dari total sampel
yang diuji. Pertumbuhan berat mutlak (Wm)
Pembenihan ikan Lele Sangkuriang dihitung menggunakan rumus Arifin dan
Rupawan (1997) dalam Wijayanti (2010)
Benih ikan Lele Sangkuriang yang
yaitu :
digunakan dalam penelitian memiliki rata-
rata berat awal berkisar 1.63-1.68 g. Benih
ikan Lele Sangkuriang yang dicobakan Wm = Wt – W0
berasal dari balai benih ikan Koya Barat
Keterangan :
Kota Jayapura. Aklimasi ikan dilakukan
Wm = pertumbuhan berat mutlak (gram)
selama satu hari dan pemberian pakan
Wt = berat rata-rata benih ikan pada
perlakuan sebanyak tiga kali sehari dengan
waktu t (gram)
presentase pemberian sebanyak 3% dari
W0 = berat rata-rata benih ikan pada
biomassa ikan. Sebelum perlakuan dimulai
waktu awal (gram)
benih dipuasakan selama 24 jam untuk
menghilangkan sisa pakan dalam saluran
Tingkat Kelangsungan Hidup
pencernaan. Setelah itu dilakukan
penimbangan berat benih ikan awal dan Derajat kelangsungan hidup
benih dimasukkan kedalam toples dengan merupakan presentase dari jumlah benih
kepadatan 12 ekor per toples. ikan yang hidup dan jumlah ikan yang
Selama pemeliharaan benih ikan ditebar selama pemeliharaan, dihitung
diberi pakan uji tiga kali sehari. Pemberian menggunakan rumus Efendie (2002) dalam
pakan 3% dilakukan pada selang waktulima Amelia et al., (2013) sebagai berikut :
jam. Pakan yang diujikan yaitu Hi-Pro-Vite
788, tempe, cacing sutera (Tubifex sp) dan 𝑁𝑡
𝑆𝑅 = 𝑥 100%
ampas tahu. Masa pemeliharaan benih ikan 𝑁0
dilakukan selama 49 hari dan pengukuran
berat setiap tujuh hari. Pengukuran
Keterangan :
parameterkualitas air meliputi suhu, oksigen
SR = kelangsungan hidup benih (%)
terlarut dan pH (tingkat keasaman)
Nt = jumlah ikan yang ditebar pada akhir
dilakukan setiap tujuh hari.
penelitian (ekor)
N0 = Jumlah ikan yang ditebar pada awal
Pertumbuhan Benih Ikan
penelitian (ekor)
Pertumbuhan berat mutlak dilakukan
dengan mengukur berat awal dan berat akhir Mortalitas
benih ikan yang dicobakan selama 7 hari
Mortalitas merupakan persentase dari
pengamatan untuk mengetahui pengaruh
jumlah benih ikan yang mati dengan jumlah
63
* Korespondensi:
Email : hendrysiegers@gmail.com
Alamat : Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Yapis Papua
Jl. Sam Ratulangi No 11. Dok V Atas Jayapura
Floreruntung T. Pangadongan, Willem H. Siegers dan Ralph Tuhumury, Pengaruh Pemberian Pakan Yang
Berbeda Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus Var) Di Dalam Wadah
Terkontrol

ikan yang ditebar selama pemeliharaan pertumbuhan berat mutlak, tingkat


menggunakan rumus menurut Efendie kelangsungan hidup dan mortalitas.
(1995) sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan dalam pemeliharaan benih Lele
Sangkuriang selama 49 hari dengan empat
∑ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑡𝑖 perlakuan pakan yang berbeda, secara
𝑀𝑜𝑟𝑡𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 100%
∑ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑙𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎
umum benih ikan Lele Sangkuriang yang
dipelihara mengalami pertumbuhan dengan
berat rata-rata antara 1.63-1.68 g menjadi
Pengukuran suhu menggunakan 5.52-6.21 g. Pemberian pakan yang berbeda
thermometer, pengukuran pH menggunakan yaitu Hi-Pro-Vite 788, tempe, cacing sutera
pH meter dan oksigen terlarut menggunakan (Tubifex sp) dan ampas tahu mampu
DO meter. meningkatkan pertumbuhan berat benih ikan
Lele Sangkuriang dan dapat dilihat pada
Analisis Data Gambar 1. Setiap pengamatan yang
Rancangan penelitian yang digunakan dilakukan menunjukkan bahwa
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pertumbuhan berat tertinggi pada perlakuan
menggunakan 4 perlakuan dan 3 kali pakan cacing sutera (B) kemudian diikuti
pengulangan. Data yang diperoleh dianalisa perlakuan pakan ampas tahu (D), perlakuan
menggunakan analysis of variance pakan Hi-Pro-Vite 788 (A) dan perlakuan
(ANOVA) pada tahap kepercayaan 95% jika pakan tempe (C). Hal ini menunjukan bahwa
ada perbedaan nyata (p<0.05) maka pemberian pakan alami dan buatan
dilanjutkan dengan uji BNJ (Beda Nyata berpengaruh pada pertumbuhan berat
Jujur) taraf 5%. mutlak benih ikan Lele Sangkuriang.
Keseimbangan nutrisi penting dalam
formulasi pakan karena berperan besar
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam kesintesan, pertumbuhan serta
ketahanan tubuh ikan, terutama benih.
Pertumbuhan berat mutlak Menurut Batu (1982) dalam Medinawati
et al., (2011) menjelaskan bahwa nutrisi
Pertumbuhan adalah perubahan ikan, adalah bahan baku yang dibutuhkan demi
baik berat badan maupun panjang dalam kelangsungan hidup organisme, yang
waktu tertentu, sedangkan pertumbuhan digunakan oleh sel-sel tubuh untuk
bagi populasi sebagai pertambahan jumlah pembentukan bagian tubuh dan untuk energi
(Effendi, 1997). Dalam penelitian ini serta metabolisme suatu organisme.
parameter yang digunakan untuk mengukur
pertumbuhan adalah berat ikan,

64
Available Online At :
http//jurnal.uniyap.ac.id/index.php/Perikanan

The Journal of Fisheries Development, Juli 2019 Volume 3, Nomor 2 Hal : 61 – 72


e-ISSN : 2528-3987

pelet Hi-Provit 788 (A) Cacing sutera (B) tepung tempe (C ) ampas tahu (D)

7,00
6,00
Bobot benih (gram)

5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
1 2 3 4 5 6 7

Minggu ke

Gambar 1. Nilai rataan pertumbuhan berat benih Lele Sangkuriang

Benih Lele Sangkuriang pada selama penelitian memberikan pengaruh


perlakuan pakan cacing sutera (B) mampu yang nyata dimana nilai F hitung > F Tabel
mencerna makanan dengan baik pada taraf 0.05 yaitu 6.57>4.06 sehingga
dibandingkan dengan perlakuan lain. Pakan tolak H0 terima H1. Berdasarkan hal
yang dicerna dengan baik akan tersebut maka hasil ANOVA antara pakan
menghasilkan pasokan energi. Energi yang yang dicobakan pada pertumbuhan berat
berasal dari pakan inilah yang digunakan mutlak pembenihan ikan Lele Sangkuriang
untuk memperbaiki tubuh dan aktivitas memberikan pengaruh yang nyata pada
tubuh, sehingga kelebihan energi digunakan semua perlakuan. Pertumbuhan rata-rata
untuk pertumbuhan. Sesuai dengan Amalia berat mutlak benih ikan Lele Sangkuriang
et al., (2013) bahwa pertumbuhan terjadi dapat dilihat pada Gambar 2. Peningkatan
apabila ada kelebihan energi yang panjang dan berat benih ikan disebabkan
digunakan untuk pemeliharaan tubuh, karena jumlah nutrisi pakan yang
metabolisme, basal dan aktivitas. mencukupi. Pada perlakuan cacing sutera
Pertumbuhan berat mutlak benih ikan (B) jumlah nutrisi dalam pakan tersebut baik
Lele Sangkuriang yang dipelihara selama itu protein, lemak dan karbohidrat terjadi
49 hari pada perlakuan A, B, C dan D keseimbangan nutrisi yang dibutuhkan
berturut-turut adalah 4.18 g, 4.54 g, 3.84 g untuk pertumbuhan benih ikan Lele
dan 4.28 g. Hasil tersebut menunjukkan Sangkuriang. Menurut Anggraeni dan
bahwa perlakuan tertinggi adalah perlakuan Abdul gani (2013) pertumbuhan ikan erat
pakan cacing sutera (B) dengan kaitannya dengan ketersediaan protein
pertambahan berat mutlak 4.54 g dan dalam pakan, karena protein merupakan
terendah pada perlakuan pakan tempe (C) sumber energi bagi ikan dan protein
dengan pertambahan berat mutlak 3.84 g. merupakan nutrisi yang sangat dibutuhkan
Berdasarkan hasil analisis ragam ANOVA ikan untuk pertumbuhan. Tinggi rendahnya
terhadap pertumbuhan berat mutlak benih protein dalam pakan dipengaruhi oleh
Lele Sangkuriang dengan perlakuan pakan kandungan energi non-protein yaitu yang
Hi-Pro-Vite 788, cacing sutera (Tubifex sp), berasal dari karbohidrat dan lemak.
tempe dan ampas tahu yang dicobakan
65
* Korespondensi:
Email : hendrysiegers@gmail.com
Alamat : Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Yapis Papua
Jl. Sam Ratulangi No 11. Dok V Atas Jayapura
Floreruntung T. Pangadongan, Willem H. Siegers dan Ralph Tuhumury, Pengaruh Pemberian Pakan Yang
Berbeda Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus Var) Di Dalam Wadah
Terkontrol

Pada perlakuan pakan Hi-Pro-Vite 788 pakan yang mengandung protein nabati
(A) mengalami peningkatan pertumbuhan yang cukup baik. Namun tidak mudah
yang lebih rendah dibandingkan dengan dicerna apabila tidak diberi perlakuan
perlakuan yang lain padahal keseimbangan fermentasi oleh kapang dalam proses
nutrisnya lebih lengkap hal ini disebabkan pencernaan benih ikan lele sedangkan pakan
pakan komersial merupakan jenis pellet tersisa yang tidak dapat dicerna akan mudah
terapung yang mempunyai daya tenggelam sekali terurai dan terlarut didalam air. Hal
yang rendah, ketika pemberian pakan pada tersebut menyebabkan peningkatan proses
benih ikan Lele Sangkuriang tidak dapat pemecahan bahan organik pakan cukup
termakan semua maka akan menyebabkan tinggi dalam air dan memperngaruhi
penumpukan pakan pada permukaan air dan kualitas perairan. Menurut Sarwono (2003)
lambat laun akan hancur dan terurai baik bahwa tempe kedelai memiliki serat kasar
dipermukaan dan dasar perairan sebagai sisa yang merupakan karbohidrat atau
pakan yang tidak dapat dicerna dan polisakarida sebanyak 7.2 g/100 g bahan
terbuang. yang tidak dapat dicerna oleh tubuh.
Perlakuan pakan cacing sutera (B) Walaupun seratkasar tidak memberi nilai
adalah merupakan pakan alami dengan gizi yang tidak berarti bagi tubuh tetapi
peningkatan pertumbuhan yang lebih tinggi berperan sangat penting bagi kesehatan
jika dibandingkan dengan perlakuan yang pencernaan. Sedangkan fungsi ragi dalam
lain hal ini disebabkan pakan cacing sutera fermentasi tempe sebagai pakan ikan dapat
mudah dicerna dan sesuai dengan tingkat dijelaskan bahwa ragi (yeast) dapat
kesukaan benih terhadap pakan yang meningkatkan pencernaan pakan dan protein
mentah. Menurut Subandiyah et al., (2003) sehingga menghasilkan pertumbuhan dan
bahwa cacing sutera tidak mempunyai efisiensi pakan yang lebih baik. Ragi
kerangka skeleton sehingga mudah dan mengandung komponen nukleotida dalam
cepat dicerna dalam usus ikan, sehingga bentuk basa purin dan pirimidin sebanyak
pemberian cacing sutera sangat baik untuk 0,9% (Manurung, 2013). Selain itu, menurut
menghasilkan pertumbuhan yang cepat. penelitian Yusuf et al., (2012), bahwa
Cacing sutera juga terdapat zat-zat tertentu Trichoderma viridae merupakan
yang tidak terdapat dalam pakan pellet, mikroorganisme yang berperan sebagai
walaupun pakan pellet tersebut berprotein penghasil enzim selulase yang dapat
tinggi namun pakan cacing sutera tetap memecah serat kasar menjadi lebih
diperlukan terutama untuk pertumbuhan sederhana. Oleh karena itu, benih ikan lele
ikan. dapat menyerap nutrisi dari pakan buatan
Perlakuan tempe (C) dan ampas tahu yang diberikan dengan baik namun
(D) mengalami peningkatan pertumbuhan penyerapan hasil metabolisme tempe
yang lebih rendah terutama perlakuan C. sebagai pakan memberikan pertumbuhan
Pakan tempe dan ampas tahu merupakan yang lambat.

66
Available Online At :
http//jurnal.uniyap.ac.id/index.php/Perikanan

The Journal of Fisheries Development, Juli 2019 Volume 3, Nomor 2 Hal : 61 – 72


e-ISSN : 2528-3987

4,60 4.54 c

4,40 4.28 ab
Berat mutlak benih (gram)
4.18 ab
4,20
4,00
3.84 a
3,80
3,60
3,40
Pelet Hi-Provit 788 Cacing sutera (B) Tepung tempe (C ) Ampas Tahu (D)
(A)
Perlakuan

Gambar 2. Nilai Rataan Pertumbuhan Berat Mutlak Benih Lele Sangkuriang

Berdasarkan uji BNJ (Beda Nyata tubuh rendah. Berat mutlak tertinggi
Jujur) taraf 5% menunjukkan bahwa terdapat pada cacing sutera (Tubifex sp)
perlakuan cacing sutera (B) berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan lain
dengan perlakuan pakan Hi-Pro-Vite 788 sedangkan pakan tempe (C) memiliki berat
(A), perlakuan pakan tempe (C) dan mutlak yang rendah. Menurut Wijayanti
perlakuan pakan ampas tahu (D) sedangkan (2010) bahwa cacing sutera merupakan
pada perlakuanpakan Hi-Pro-Vite 788 (A) salah satu pakan alami pada stadia larva dan
dan perlakuan pakan ampas tahu (D) tidak memiliki kandungan protein yang tinggi
berbeda nyata. Hal tersebut diduga yaitu sebesar 64.47% dan mudah dicerna
disebabkan karena kandungan nutrisi yang serta ukurannya sesuai dengan bukaan mulut
terkandung dalam kedua pakan buatan benih ikan (Suharyadi, 2012). Oleh sebab itu
tersebut belum terserap sempurna dalam dapat dikatakan bahwa perlakuan terbaik
tubuh saat terjadinya proses metabolisme terdapat pada perlakuan cacing sutera (B)
dan sebagian besar protein yang diserap dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Rata-rata berat mutlak benih ikan Lele Sangkuriang dengan perlakuan pakan
yang berbeda

No Perlakuan Rata-rata berat mutlak


1 Hi-Pro-Vite 788 (A) 4,18ab
2 Cacing sutera (B) 4,54c
3 Tempe (C) 3.84a
4 Ampas tahu (D) 4,28b
BNJ 5% 0,32
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti superscript yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
pada uji BNJ taraf uji 5%.

67
* Korespondensi:
Email : hendrysiegers@gmail.com
Alamat : Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Yapis Papua
Jl. Sam Ratulangi No 11. Dok V Atas Jayapura
Floreruntung T. Pangadongan, Willem H. Siegers dan Ralph Tuhumury, Pengaruh Pemberian Pakan Yang
Berbeda Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus Var) Di Dalam Wadah
Terkontrol

Tingkat Kelangsungan Hidup lele yang rendah diduga terjadi karena


persaingan dan kompetisi antara individu
Tingkat kelangsungan hidup benih
ikan dalam hal memperebutkan ruang gerak
Lele Sangkuriang yang dipelihara selama 49
dan makanan. Pada kepadatan yang tinggi
hari pada perlakuan A, B, C dan D masing-
akan berpengaruh pada pertumbuhan benih
masing berkisar 75%-93.3%. Nilai
yang beragam yang mengakibatkan
kelangsungan hidup (SR) tertinggi dicapai
persaingan dalam hal memperoleh makanan,
pada perlakuan pakan cacing sutera (B)
meskipun kebutuhan pakan benih pada
sebesar 93.3% dan nilai kelangsungan hidup
penelitian terpenuhi. Benih yang berukuran
(SR) terendah pada perlakuan pakan tempe
lebih besar akan lebih banyak menguasai
(C) sebesar 75%. Pakan yang diberikan
makanan yang tersedia dibandingkan
termasuk pakan buatan dan komersial yang
dengan benih yang berukuran kecil.
pada dasarnya belum dapat diserap dengan
Menurut Almaniar et al., (2012) dalam
baik dalam proses metabolisme. Sedangkan
Hidayatullah et al., (2015), menjelaskan
pakan alami yang diberikan masih dalam
bahwa pada tingkat kepadatan yang terlalu
keadaan hidup sehingga sangat
tinggi akan mengakibatkan kompetisi ruang
mempengaruhi organ pancaindra dalam
gerak semakin terbatas disebabkan ikan
merespon pakan yang diberikan untuk
semakin berdesakan, hal ini mempengaruhi
dimakan dan lebih mudah dicerna oleh ikan.
pertumbuhan individu, pemanfaatan pakan
Menurut Iskandar dan Elrifadah (2015)
dan kelangsungan hidup ikan menurun.
bahwa tinggi rendahnya tingkat
Selain itu peningkatan kepadatan dapat
kelangsungan hidup benih ikan lele yang
mempengaruhi proses fisiologi dan tingkah
dipelihara sangat dipengaruhi oleh pakan
laku ikan terhadap ruang gerak. Hal ini pada
yang sesuai dengan tingkat bukaan mulut,
akhirnya dapat menurunkan kondisi
faktor biologi ikan dan kondisi lingkungan
kesehatan dan fisiologi ikan sehingga
sekitar.
pemanfaatan makanan, dapat menurunkan
Pemberian pakan dengan kualitas dan
kondisi kesehatan dan fisiologis ikan
kuantitas yang cukup baik dan parameter
sehingga pemanfaatan makanan,
lingkungan yang sesuai dapat menunjang
pertumbuhan dan kelangsungan hidup
keberlangsungan hidup benih ikan. Selain
mengalami penurunan (Hidayatullah et al.,
itu tingkat kelangsungan hidup benih ikan
2015).
100 93,3 86,7
90 80
80 75
70
kelangsungan hidup (%)

60
50
40
30
20
10
0
pelet Hi-Provit 788 Cacing sutera (B) Tepung tempe (C ) Ampas tahu (D)
(A)
Perlakuan

Gambar 3. Nilai rata-rata tingkat kelangsungan hidup benih Lele Sangkuriang

68
Available Online At :
http//jurnal.uniyap.ac.id/index.php/Perikanan

The Journal of Fisheries Development, Juli 2019 Volume 3, Nomor 2 Hal : 61 – 72


e-ISSN : 2528-3987

Mortalitas tinggi sehingga meningkatakan bahan


organic seperti nitrat, nitrit dan fosfat yang
Mortalitas benih Lele Sangkuriang
berasal dari pakan membusuk terakumulasi
yang dipelihara selama 49 hari pada
menjadi satu didalam wadah menyebabkan
perlakuan A, B, C dan D masing-masing
perubahan kondisi kualitas air semakin
berkisar 6.7%-25%. Nilai mortalitas
meningkat. Apabila tidak dilakukan
tertinggi dicapai pada perlakuan A dan C
pergantian air secara berkala menyebabkan
sebesar 20% dan 25% dan nilai mortalitas
tingginya toksik. Selain itu tingginya
terendah dicapai pada perlakuan B dan D
mortalitas dapat terjadi karena ikan
sebesar 6.7% dan 13.3%, hal ini dapat
mengalami kelaparan berkepanjangan,
dilihat pada Gambar 4. Tingginya mortalitas
akibat tidak terpenuhinya energi untuk
selama pemeliharaan benih ikan lele pada
pertumbuhan dan mobilitas karena
perlakuan A dan C disebabkan sisa pakan
kandungan gizi pakan yang tidak mencukupi
dari hasil metabolisme yang berasal dari urin
sebagai sumber energi (Wijayanti, 2010).
dan sisa pakan yang tidak termakan cukup

30,0
25,0
25,0
20,0
Mortalitas (%)

20,0

15,0 13,3

10,0 6,7
5,0

0,0
pelet Hi-Provit 788 Cacing sutera (B) Tepung tempe (C ) Ampas tahu (D)
(A)
Perlakuan

Gambar 4. Nilai rataan mortalitas benih Lele Sangkuriang

Parameter Kualitas Air diamati mencakup suhu, pH (derajat


keasaman) dan oksigen terlarut (DO).
Pemeliharaan benih Lele Sangkuriang
Berikut kualitas air pembenihan lele
terhadap pertumbuhan berat mutlak dan
sangkuring yang diamati selama
tingkat kelangsungan hidup dipengaruhi
pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 2.
oleh kualitas air. Parameter kualitas air yang

69
* Korespondensi:
Email : hendrysiegers@gmail.com
Alamat : Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Yapis Papua
Jl. Sam Ratulangi No 11. Dok V Atas Jayapura
Floreruntung T. Pangadongan, Willem H. Siegers dan Ralph Tuhumury, Pengaruh Pemberian Pakan Yang
Berbeda Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus Var) Di Dalam Wadah
Terkontrol

Tabel 2. Nilai rata-rata kualitas air pembenihan Lele Sangkuriang selama penelitian dengan
baku mutu SNI

Parameter kualitas air Kelayakan kualitas air


Hasil penelitian Menurut SNI
Perlakuan
Suhu DO Suhu DO Amoniak
pH pH
(°C) (mg/L) (°C) (mg/L) (mg/L)
Hi- Hi-Pro-Vite 788 27.5 7.02 7.7 27-30 6.5-8.5 >5 <0.2
(A)
Cacing sutera (B) 27.2 6.97 7.1 25-30 6-8 2.5-7 <0.28-1.50
Tempe (C ) 28.8 6.93 7.0 27-30 6.5-8.5 >5 <0.2
Ampas tahu (D) 26.7 7.20 7.3 27-30 6.5-8.5 >5 <0.2
Sumber: Data primer diolah dan SNI

Hasil penelitian kualitas air Harpher (1978) dalam Rachmawati et al.,


pemeliharaan benih ikan Lele Sangkuriang (2015) bahwa intensitas budidaya dapat
dengan perlakuan pakan alami, komersial berhasil tanpa menurunkan laju
dan buatan selama 49 hari pengamatan pertumbuhan apabila dilakukan pengawasan
menunjukan kondisi yang masih ideal untuk terhadap empat faktor lingkungan yaitu
pembenihan ikan Lele. Berdasarkan hasil suhu, pakan, suplai oksigen terlarut dan
penelitian Tabel 3 menunjukkan bahwa limbah metabolisme.
parameter kualitas air yaitu suhu antara Di samping itu selain parameter
26.7-28.8°C, pH antara 6.93-7.20 sedangkan kualitas air juga berpengaruh pada tingkat
oksigen terlarut antara 7.0-7.7 mg/L kelangsungan hidup Lele Sangkuriang
sehingga dapat dikatakan masih dapat selama penelitian yang tinggi berkisar antara
ditoleransi untuk pertumbuhan benih ikan 75-95% dengan tingkat mortalitas yang
Lele selama budidaya. Menurut Sticney tidak terlalu tinggi berkisar antara 6.7-25%.
(2005) bahwa konsentrasi oksigen terlarut Benih ikan lele yang dipelihara selama 49
yang baik untuk ikan Lele tidak boleh hari mengalami pertumbuhan berat yang
kurang dari 3 mg/L. Oksigen yang rendah bervariasi. Benih lele pada perlakuan pakan
umumnya diikuti dengan meningkatnya alami, komersial dan buatan memiliki berat
amoniak dan karbondioksida di air yang awal rata-rata antara 1.63-1.68 gram setelah
menyebabkan proses nitrifikasi menjadi dipelihara selama 49 hari memiliki berat
terhambat sehingga mengganggu kelulusan rata-rata antara 5.52-6.21 g. Peningkatan
hidup ikan. bobot yang dialami berkisar antara 3.84-
Selama masa pemeliharaan nilai 4.54 g. Perbedaan peningkatan berat tubuh
parameter kualitas air pada masing-masing benih lele pada keempat perlakuan yang
media budidaya apabila dibandingkan dicobakan tidak terlalu tinggi namun
dengan nilai parameter kualitas air menurut memberikan gambaran bahwa benih lele
Standar Nasional Indonesia (SNI) terlihat yang dipelihara dengan pemberian pakan
masih layak untuk kegiatan pembenihan yang berbeda mengalami pertumbuhan berat
Lele Sangkuriang. Meskipun secara umum yang baik. Hal ini mengindikasikan bahwa
terjadi fluktuasi namun perubahan yang pakan yang diberikan dengan kondisi
terjadi masih berada dalam batas toleransi lingkungan yang terkontrol mampu
untuk kehidupan benih lele. Menurut mendukung pertumbuhan benih lele.

70
Available Online At :
http//jurnal.uniyap.ac.id/index.php/Perikanan

The Journal of Fisheries Development, Juli 2019 Volume 3, Nomor 2 Hal : 61 – 72


e-ISSN : 2528-3987

Menurut Craigh dan Helfrich (2002) dalam 4. Parameter kualitas air pembenihan
Rachmawati et al., (2015) menjelaskan Lele Sangkuriang yaitu suhu antara
bahwa meskipung melalui manajemen yang 26.7-28.8°C, pH antara 6.93-7.20
baik, pakan yang diberikan pada ikan pasti sedangkan oksigen terlarut antara
akan menghasilkan limbah. Dari 100 unit 7.0-7.7 mg/L.
pakan yang diberikan kepada ikan, biasanya
10% tidak termakan, 10% merupakan Saran
limbah padatan, dan 30% merupakan limbah Pemberian pakan komersial, buatan
cair yang dihasilkan oleh ikan. Dari sisanya, dan alami untuk meningkatkan kinerja
25% digunakan untuk tumbuh dan 25%
pertumbuhan berat pada dasarnya sangat
lainnya untuk metabolisme. Presentase ini dipengaruhi oleh faktor nutrisi pakan yang
tergantung dengan jenis ikan, aktivitas, tepat, lingkungan habitat yang sesuai, faktor
temperature air, dan kondisi lingkungan genetis dari ukuran bukaan mulut benih ikan
lainnya. Limbah yang sangat berbahaya yang disesuaikan dengan ukuran pakan serta
bersifat toksik bagi ikan, khususnya adalah faktor-faktor lain yang sangat
amoniak. Limbah amoniak ini sangat mempengaruhi selama masa pemeliharaan
berbahaya dan mampu memicu timbulnya berlangsung. Dengan adanya hal tersebut
racun ataupun penyakit pada ikan. maka perlu adanya penelitian lanjutan untuk
melihat pengaruh padat tebar terhadap
pertumbuhan benih Lele Sangkuriang,
PENUTUP efektivitas jumlah berat pakan yang
diberikan, perlakuan fermentasi pakan
Kesimpulan buatan seperti tempe dan pengetahuan
1. Pemberian pakan yang berbeda analisis kandungan protein pakan tempe,
terhadap pertumbuhan berat benih ampas tahu pada skala laboratorium.
Lele Sangkuriang yang dipelihara
selama 49 hari mengalami
pertumbuhan dengan berat rata-rata REFERENSI
awal antara 1.63-1.68 g menjadi
5.52-6.21 g. Amalia. R, Subandiyo dan Arini. E. 2013.
2. Pertumbuhan berat mutlak tertinggi Pengaruh penggunaan papain terhadap
adalah perlakuan pakan cacing tingkat pemanfaatan protein pakan
sutera (B) dengan pertambahan berat dan pertumbuhan lele dumbo (Clarias
mutlak 4.54 gram dan terendah pada gariepinus). Journal of Aquaculture
perlakuan pakan tempe (C) dengan management and technology Vol.2
pertambahan berat mutlak 3.84 g. (1): 136-143.
3. Tingkat kelangsungan hidup (SR) Anggraeni. N. M dan Abdulgani. N. 2013.
benih Lele Sangkuriang tertinggi Pengaruh pemberian pakan alami dan
dicapai pada perlakuan pakan cacing pakan buatan terhadap pertumbuhan
sutera (B) sebesar 93.3% dan nilai ikan betutu (Oxyeleotris marmorata)
kelangsungan hidup (SR) benih Lele pada skala laboratorium. Jurnal Sains
Sangkuriang terendah pada dan seni pomits. Vol 2 No.1.
perlakuan pakan tempe (C) sebesar
75%. Effendie. M. I. 1995. Metode biologi
perikanan. Jakarta. Yayasan Dewi Sri.

71
* Korespondensi:
Email : hendrysiegers@gmail.com
Alamat : Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Yapis Papua
Jl. Sam Ratulangi No 11. Dok V Atas Jayapura
Floreruntung T. Pangadongan, Willem H. Siegers dan Ralph Tuhumury, Pengaruh Pemberian Pakan Yang
Berbeda Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus Var) Di Dalam Wadah
Terkontrol

Hidayatullah. S, Muslim, Taqwa.F.H. system system resirkulasi. Tesis


(2015). Pendederan larva ikan gabus Universitas Terbuka. Jakarta.
(Channa striata) di kolam terpal Sumbadiyah.S, Satyani.D dan Aliyah. 2003.
dengan padat tebar berbeda. Jurnal Pengaruh subtitusi pakan alami
perikanan dan kelautan. ISSN 0853- (Tubifex sp).
7607.
Wjayanti. K. 2010. Pengaruh Pemberian
Iskandar, R dan Elrifadah. 2015. pakan alami yang berbeda terhadap
Pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan sintasan dan pertumbuhan benih ikan
nila (Oreochromis niloticus) yang Palmas (Polypterus senegalus).
diberi pakan buatan berbasis Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu
kiambang. Jurnal Ziraa’ah Volume 40 pengetahuan Alam. Universitas
no.1. 18-24. Indonesia. Depok.
Madinawati, Serdiati. N dan Yoel. 2011. Yusuf, M., Agustono, Meles, D.K. 2012.
Pemberian pakan yang berbeda Kandungan protein kasar dan serat
terhadap pertumbuhan dan kasar pada kulit pisang raja yang
kelangsungan hidup ikan lele dumbo
difermentasi dengan Trichoderma
(Clarias gariepinus). Media Litbang viridae dan Bacillus subtillis sebagai
Sulteng IV. Volume 2. bahan baku pakan ikan. Jurnal Ilmiah
Manurung. US. 2013. Evaluasi ragi roti Perikanan dan Kelautan. 4(1), 53-58
(Saccharomyces cereviciae) sebagai
imunostimulan dalam meningkatkan
respon imun non-spesifik dan
pertumbuhan ikan nila (Oreochromis
niloticus). Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan UNSRAT (Skripsi).
Manado.
Rachmawati. D, Samidjan. I, Setyono. H.
2015. Manajemen kualitas air media
budidaya ikan Lele Sangkuriang
(Clarias gariepinus) dengan teknik
probiotik pada kolam terpal di Desa
Vokasi Reksosari, Kecamatan Suruh,
Kabupaten Semarang. Jurnal PENA
Akuatik Volume 12.No.1.
Sarwono, B. 2003. Membuat tempe dan
oncom. Penebar Swadaya. Jakarta
Stickney.RR. 2005. Aquacultur: An
Introductory Text. Oxford : CABI
Publishing 265 p.
Suharyadi. 2012. Studi pertumbuhan dan
produksi cacing sutera (Tubifex sp)
dengan pupuk yang berbeda dalam

72

You might also like