Professional Documents
Culture Documents
http//jurnal.uniyap.ac.id/index.php/Perikanan
ABSTRACT
Quality feed with the right nutrient content can accelerate the process of fish growth so
that the need for a very large feed operating costs between 60-70% can be anticipated. This
study aims to determine the effect of commercial, natural and artificial feed on the absolute
growth of weight and survival rate of Sangkuriang catfish (Clarias gariepinus var). The study
was conducted for 49 days with 20 catfish seedlings in 12 containers of 40 x 20 cm jars with
4 liters of water volume capacity. Experimental design with 4 treatments and 3 repetitions
times Hi-Pro-Vite 788 feed, silkworm (Tubifex sp.), tempe and tofu dregs. Measurement of
seed weight every seven days and also measured water quality parameters. The results showed
that the average growth of absolute seed weight of sangkuriang catfish with feeding of
silkworm has the highest value of 4.54 grams and the lowest tempe feed is 3.84 grams. While
the highest survival rate (SR) of catfish seed in silkworm feed was 93.3% and tempe feed was
75%. The results of the analysis of variance (ANOVA) of the feed treatment of Hi-Pro-Vite
788, the silkworm, tempe and tofu dregs significantly influence the growth of absolute weight
and survival rate (SR) of Sangkuriang catfish seeds.
Keywords: fish feed, sangkuriang catfish seed, absolute growth weight, survival rate
61
* Korespondensi:
Email : hendrysiegers@gmail.com
Alamat : Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Yapis Papua
Jl. Sam Ratulangi No 11. Dok V Atas Jayapura
Floreruntung T. Pangadongan, Willem H. Siegers dan Ralph Tuhumury, Pengaruh Pemberian Pakan Yang
Berbeda Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus Var) Di Dalam Wadah
Terkontrol
62
Available Online At :
http//jurnal.uniyap.ac.id/index.php/Perikanan
64
Available Online At :
http//jurnal.uniyap.ac.id/index.php/Perikanan
pelet Hi-Provit 788 (A) Cacing sutera (B) tepung tempe (C ) ampas tahu (D)
7,00
6,00
Bobot benih (gram)
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
1 2 3 4 5 6 7
Minggu ke
Pada perlakuan pakan Hi-Pro-Vite 788 pakan yang mengandung protein nabati
(A) mengalami peningkatan pertumbuhan yang cukup baik. Namun tidak mudah
yang lebih rendah dibandingkan dengan dicerna apabila tidak diberi perlakuan
perlakuan yang lain padahal keseimbangan fermentasi oleh kapang dalam proses
nutrisnya lebih lengkap hal ini disebabkan pencernaan benih ikan lele sedangkan pakan
pakan komersial merupakan jenis pellet tersisa yang tidak dapat dicerna akan mudah
terapung yang mempunyai daya tenggelam sekali terurai dan terlarut didalam air. Hal
yang rendah, ketika pemberian pakan pada tersebut menyebabkan peningkatan proses
benih ikan Lele Sangkuriang tidak dapat pemecahan bahan organik pakan cukup
termakan semua maka akan menyebabkan tinggi dalam air dan memperngaruhi
penumpukan pakan pada permukaan air dan kualitas perairan. Menurut Sarwono (2003)
lambat laun akan hancur dan terurai baik bahwa tempe kedelai memiliki serat kasar
dipermukaan dan dasar perairan sebagai sisa yang merupakan karbohidrat atau
pakan yang tidak dapat dicerna dan polisakarida sebanyak 7.2 g/100 g bahan
terbuang. yang tidak dapat dicerna oleh tubuh.
Perlakuan pakan cacing sutera (B) Walaupun seratkasar tidak memberi nilai
adalah merupakan pakan alami dengan gizi yang tidak berarti bagi tubuh tetapi
peningkatan pertumbuhan yang lebih tinggi berperan sangat penting bagi kesehatan
jika dibandingkan dengan perlakuan yang pencernaan. Sedangkan fungsi ragi dalam
lain hal ini disebabkan pakan cacing sutera fermentasi tempe sebagai pakan ikan dapat
mudah dicerna dan sesuai dengan tingkat dijelaskan bahwa ragi (yeast) dapat
kesukaan benih terhadap pakan yang meningkatkan pencernaan pakan dan protein
mentah. Menurut Subandiyah et al., (2003) sehingga menghasilkan pertumbuhan dan
bahwa cacing sutera tidak mempunyai efisiensi pakan yang lebih baik. Ragi
kerangka skeleton sehingga mudah dan mengandung komponen nukleotida dalam
cepat dicerna dalam usus ikan, sehingga bentuk basa purin dan pirimidin sebanyak
pemberian cacing sutera sangat baik untuk 0,9% (Manurung, 2013). Selain itu, menurut
menghasilkan pertumbuhan yang cepat. penelitian Yusuf et al., (2012), bahwa
Cacing sutera juga terdapat zat-zat tertentu Trichoderma viridae merupakan
yang tidak terdapat dalam pakan pellet, mikroorganisme yang berperan sebagai
walaupun pakan pellet tersebut berprotein penghasil enzim selulase yang dapat
tinggi namun pakan cacing sutera tetap memecah serat kasar menjadi lebih
diperlukan terutama untuk pertumbuhan sederhana. Oleh karena itu, benih ikan lele
ikan. dapat menyerap nutrisi dari pakan buatan
Perlakuan tempe (C) dan ampas tahu yang diberikan dengan baik namun
(D) mengalami peningkatan pertumbuhan penyerapan hasil metabolisme tempe
yang lebih rendah terutama perlakuan C. sebagai pakan memberikan pertumbuhan
Pakan tempe dan ampas tahu merupakan yang lambat.
66
Available Online At :
http//jurnal.uniyap.ac.id/index.php/Perikanan
4,60 4.54 c
4,40 4.28 ab
Berat mutlak benih (gram)
4.18 ab
4,20
4,00
3.84 a
3,80
3,60
3,40
Pelet Hi-Provit 788 Cacing sutera (B) Tepung tempe (C ) Ampas Tahu (D)
(A)
Perlakuan
Berdasarkan uji BNJ (Beda Nyata tubuh rendah. Berat mutlak tertinggi
Jujur) taraf 5% menunjukkan bahwa terdapat pada cacing sutera (Tubifex sp)
perlakuan cacing sutera (B) berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan lain
dengan perlakuan pakan Hi-Pro-Vite 788 sedangkan pakan tempe (C) memiliki berat
(A), perlakuan pakan tempe (C) dan mutlak yang rendah. Menurut Wijayanti
perlakuan pakan ampas tahu (D) sedangkan (2010) bahwa cacing sutera merupakan
pada perlakuanpakan Hi-Pro-Vite 788 (A) salah satu pakan alami pada stadia larva dan
dan perlakuan pakan ampas tahu (D) tidak memiliki kandungan protein yang tinggi
berbeda nyata. Hal tersebut diduga yaitu sebesar 64.47% dan mudah dicerna
disebabkan karena kandungan nutrisi yang serta ukurannya sesuai dengan bukaan mulut
terkandung dalam kedua pakan buatan benih ikan (Suharyadi, 2012). Oleh sebab itu
tersebut belum terserap sempurna dalam dapat dikatakan bahwa perlakuan terbaik
tubuh saat terjadinya proses metabolisme terdapat pada perlakuan cacing sutera (B)
dan sebagian besar protein yang diserap dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai Rata-rata berat mutlak benih ikan Lele Sangkuriang dengan perlakuan pakan
yang berbeda
67
* Korespondensi:
Email : hendrysiegers@gmail.com
Alamat : Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Yapis Papua
Jl. Sam Ratulangi No 11. Dok V Atas Jayapura
Floreruntung T. Pangadongan, Willem H. Siegers dan Ralph Tuhumury, Pengaruh Pemberian Pakan Yang
Berbeda Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus Var) Di Dalam Wadah
Terkontrol
60
50
40
30
20
10
0
pelet Hi-Provit 788 Cacing sutera (B) Tepung tempe (C ) Ampas tahu (D)
(A)
Perlakuan
68
Available Online At :
http//jurnal.uniyap.ac.id/index.php/Perikanan
30,0
25,0
25,0
20,0
Mortalitas (%)
20,0
15,0 13,3
10,0 6,7
5,0
0,0
pelet Hi-Provit 788 Cacing sutera (B) Tepung tempe (C ) Ampas tahu (D)
(A)
Perlakuan
69
* Korespondensi:
Email : hendrysiegers@gmail.com
Alamat : Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Yapis Papua
Jl. Sam Ratulangi No 11. Dok V Atas Jayapura
Floreruntung T. Pangadongan, Willem H. Siegers dan Ralph Tuhumury, Pengaruh Pemberian Pakan Yang
Berbeda Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus Var) Di Dalam Wadah
Terkontrol
Tabel 2. Nilai rata-rata kualitas air pembenihan Lele Sangkuriang selama penelitian dengan
baku mutu SNI
70
Available Online At :
http//jurnal.uniyap.ac.id/index.php/Perikanan
Menurut Craigh dan Helfrich (2002) dalam 4. Parameter kualitas air pembenihan
Rachmawati et al., (2015) menjelaskan Lele Sangkuriang yaitu suhu antara
bahwa meskipung melalui manajemen yang 26.7-28.8°C, pH antara 6.93-7.20
baik, pakan yang diberikan pada ikan pasti sedangkan oksigen terlarut antara
akan menghasilkan limbah. Dari 100 unit 7.0-7.7 mg/L.
pakan yang diberikan kepada ikan, biasanya
10% tidak termakan, 10% merupakan Saran
limbah padatan, dan 30% merupakan limbah Pemberian pakan komersial, buatan
cair yang dihasilkan oleh ikan. Dari sisanya, dan alami untuk meningkatkan kinerja
25% digunakan untuk tumbuh dan 25%
pertumbuhan berat pada dasarnya sangat
lainnya untuk metabolisme. Presentase ini dipengaruhi oleh faktor nutrisi pakan yang
tergantung dengan jenis ikan, aktivitas, tepat, lingkungan habitat yang sesuai, faktor
temperature air, dan kondisi lingkungan genetis dari ukuran bukaan mulut benih ikan
lainnya. Limbah yang sangat berbahaya yang disesuaikan dengan ukuran pakan serta
bersifat toksik bagi ikan, khususnya adalah faktor-faktor lain yang sangat
amoniak. Limbah amoniak ini sangat mempengaruhi selama masa pemeliharaan
berbahaya dan mampu memicu timbulnya berlangsung. Dengan adanya hal tersebut
racun ataupun penyakit pada ikan. maka perlu adanya penelitian lanjutan untuk
melihat pengaruh padat tebar terhadap
pertumbuhan benih Lele Sangkuriang,
PENUTUP efektivitas jumlah berat pakan yang
diberikan, perlakuan fermentasi pakan
Kesimpulan buatan seperti tempe dan pengetahuan
1. Pemberian pakan yang berbeda analisis kandungan protein pakan tempe,
terhadap pertumbuhan berat benih ampas tahu pada skala laboratorium.
Lele Sangkuriang yang dipelihara
selama 49 hari mengalami
pertumbuhan dengan berat rata-rata REFERENSI
awal antara 1.63-1.68 g menjadi
5.52-6.21 g. Amalia. R, Subandiyo dan Arini. E. 2013.
2. Pertumbuhan berat mutlak tertinggi Pengaruh penggunaan papain terhadap
adalah perlakuan pakan cacing tingkat pemanfaatan protein pakan
sutera (B) dengan pertambahan berat dan pertumbuhan lele dumbo (Clarias
mutlak 4.54 gram dan terendah pada gariepinus). Journal of Aquaculture
perlakuan pakan tempe (C) dengan management and technology Vol.2
pertambahan berat mutlak 3.84 g. (1): 136-143.
3. Tingkat kelangsungan hidup (SR) Anggraeni. N. M dan Abdulgani. N. 2013.
benih Lele Sangkuriang tertinggi Pengaruh pemberian pakan alami dan
dicapai pada perlakuan pakan cacing pakan buatan terhadap pertumbuhan
sutera (B) sebesar 93.3% dan nilai ikan betutu (Oxyeleotris marmorata)
kelangsungan hidup (SR) benih Lele pada skala laboratorium. Jurnal Sains
Sangkuriang terendah pada dan seni pomits. Vol 2 No.1.
perlakuan pakan tempe (C) sebesar
75%. Effendie. M. I. 1995. Metode biologi
perikanan. Jakarta. Yayasan Dewi Sri.
71
* Korespondensi:
Email : hendrysiegers@gmail.com
Alamat : Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Yapis Papua
Jl. Sam Ratulangi No 11. Dok V Atas Jayapura
Floreruntung T. Pangadongan, Willem H. Siegers dan Ralph Tuhumury, Pengaruh Pemberian Pakan Yang
Berbeda Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus Var) Di Dalam Wadah
Terkontrol
72