Professional Documents
Culture Documents
Sejarah Perkembangan Ekonomi Islam
Sejarah Perkembangan Ekonomi Islam
Disusun oleh :
Wassalamu`alaikum Wr.Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
BAB III.............................................................................................................. 14
PENUTUP ......................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ............................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang kaaffah, yang mengatur segala perilaku
kehidupan manusia. Bukan hanya menyangkut urusan peribadahan saja, urusan
sosial dan ekonomi juga diatur dalam Islam. Oleh karenanya setiap orang
muslim, Islam merupakan sistem hidup (way of life) yang harus
diimplementasikan secara komprehensif dalam seluruh aspek kehidupannya
tanpa terkecuali.
Sistem ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang sangat baik.Sistem
ekonomi ini tidak hanya di perbankan, namun mencakup semua sistem
keuangan. Mulai dari perbankan, pasar modal, asuransi, hingga dana pensiun.
Pangsa pasar ekonomi Islam di Indonesia sangat luas, hal ini disebabkan karena
Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, sehingga tidak diragukan
penerapan sistem ini.
Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia dalam beberapa tahun terkahir
ini, baik pada tataran teoritis-konseptual (sebagai wacana akademik) maupun
pada tataran praktis (khususnya di lembaga keuangan bank dan lembaga
keuangan non-bank), sangat pesat. Perkembangan ini tentu saja sangat
menggembirakan, karena ini merupakan cerminan dari semakin meningkatnya
kesadaran umat Islam dalam menjalankan syariat Islam.
Kendati perkembangan ekonomi Islam saat ini sangat prospek namun dalam
pelaksanaannya masih menemukan berbagai kendala sekaligus tantangan, baik
pada tataran teoritis maupun pada tataran praktis, baik yang bersifat internal
maupun yang bersifat eksternal. Pada tataran teoritis misalnya belum
terumusnya secara utuh berbagai konsep ekonomi dalam ekonomi Islam.
Sedangkan pada tataran praktis belum tersedianya sejumlah institusi dan
kelembagaan yang lebih luas dalam pelaksanaan Ekonomi Islam. Adapun dari
aspek internal adalah sikap umat Islam sendiri yang belum maksimal dalam
menerapkan ekonomi Islam. Sedangkan dari aspek eksternal adalah praktik-
1
2
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana Sejarah Ekonomi Islam ?
2) Bagaimana Sejarah Perkembangan Ekonomi Islam dari masa ke masa ?
3) Bagaimana Sejarah Perkembangan Ekonomi Islam di Indonesia ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Sejarah Ekonomi Islam
2. Mengetahui Sejarah Perkembangan Ekonomi Islam dari masa ke masa
3. Mengetahui Sejarah Perkembangan Ekonomi Islam di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Ekonomi Islam
Ekonomi telah berkembang mengiringi perkembangan peradaban manusia.
Jika dalam masa – masa awal peradaban manusia ketika ekonomi baru
dilaksanakan dalam bentuk yang sangat sederhana, ekonomi baru diartikan
sebagai sekedar “mengatur urusan rumah tangga” sebagaimana arti bahasa
asalnya yaitu greek. Kini, ketika ekonomi telah berkembang pesat, kata
“ekonomi” berkembang menjadi sebuah makna istilah untuk suatu sebutan
kegiatan mengatur urusan harta kekayaan. Meluasnya pengertian kata ekonomi
ini adalah sebagai akibat berkembangnya populasi rumah tangga menjadi
kelompok ( community ) yang kemudian berkembang pula menjadi
pemerintahan dalam satu negara. Dengan demikian, kegiatan ekonomi telah
mencakup kegiatan memperbanyak jumlah kekayaan serta menjaga
pengadaannya, yang kemudian dibahas dalam ilmu ekonomi, dan semua yang
berhubungan dengan tata cara ( mekanisme ) pendistribusiannya, yang
kemudian dibahas dalam sistem ekonomi. Maka, sebagai bagian dari ilmu
social, ilmu ekonomi bertujuan menjelaskan cara – cara menghasilkan,
mengedarkan, membagi dan memakai barang dan jasa dalam masyarakat. Dan
juga bagaimana cara memperkembangkan cara – cara tersebut agar produksi
semakin tumbuh, sirkulasi semakin mudah dan distribusi semakin baik, hingga
kebutuhan – kebutuhan materi masyarakat bisa terpenuhi sebaik – baiknya, baik
sekarang maupun di masa yang akan dating.
3
4
harga itu disebabkan oleh faktor – faktor nyata dalam permintaan dan
penawaran yang tidak dibarengi dengan dorongan – dorongan monopolik
maupun monopsonic. Lebih dari itu, Nabi Saw. berusaha sungguh – sungguh
untuk memperkecil kesenjangan informasi di pasar ketika beliau monolak
gagasan untuk menerima para produsen pertanian sebelum mereka sampai di
pasar dan mengetahui benar apa yang ada di sana. Beliau sangat tegas dalam
mengatasi masalah penipuan dan monopoli ( dalam perdagangan ), sehingga
beliau menyamakan kedua dengan dosa – dosa paling besar dan kekafiran.
Setelah Nabi Saw. dan selama berabad – abad dalam sejarah islam, umat
Muslim mempertahankan prinsip kebebasan yang senantiasa dilaksanakan ini.
Konsep pengendalian perilaku moral di pasar itu dilaksanakan oleh Nabi
sendiri. Selama beberapa abad pertama Hijriyah, sejumlah pakar menulis buku
– buku tentang peranan dan kewajiban – kewajiban pengendali pasar, atau al –
Muhtasib itu. Tema yang terkandung dalam semua tulisan ini adalah pelestarian
kebebasan tersebut dipertahankan oleh banyak qadi ( hakim ) Muslim yang
bahkan sampai mengancam sistem hukum itu sendiri dengan mencabut hak
untuk ikut campur dalam kasus monopoli ini.
1
Mahmud Abu Su`ud, Khuthut ra`isiyyah fi` al – iqtisha`d al – isla`miyy, Maktabat al – mana`r al –
isla`miyyah, Kuwait, 1968, hlm. 56
5
Sejumlah ulama besar dalam sejarah tiga tokoh utama yang telah
memberikan kontribusi pemikiran ekonomi adalah Imam Al – Ghazali, Ibnu
Taimiyyah dan Ibnu Khaldun.
Kitab Ihya Ulum Ad-Din, sarat berisi dengan aspek – aspek tasawuf, juga
mengandung teori – teori ekonomi yang tetap relevan hingga sekarang. Seperti
dijelaskan di depan, uang dirancang untuk memudahkan pertukaran, maka
perdagangan uang menurut Al-Ghazali, sama dengan menjarahkan uang yang di
perdagangkan, makin sedikit uang dapat berfungsi sebagai alat tukar. Bila semua
2
Abdullah Mustafa al – Maragi, Pakar-Pakar Fiqh, alih bahasa Husein Muhammad, ( Yogyakarta;
LKPSM,2001), hlm 77.
3
Zohreh Ahghari, The Origin And Evolution of Islamic economic thought, ( Michigan : UMI. 1994 ),
hlm. 100 – 101.
4
Siddiqi, Op.cit., hlm. 71
6
uang diperdagangkan untuk membeli uang, tidak ada lagi uang yang dapat
berfungsi sebagai alat tukar. Al-Ghazali juga membolehkan peredaran uang yang
tidak mengandung emas dan perak asalkan pemerintah menyatakan sebagai alat
tukar.5
5
Adiwarman A. Karim, Ekonomi islam : suatu kajian kontemporer, ( Jakarta: Gema Insani Press,
2001 ), hlm. 56
6
Abdul Azim Islahi, Ibnu Taimiyyah`s Concept of Market Mechanism dalam Sayyid Thaher dkk.
(Ed), Reading in Microeconomics an Islamic Persepective, ( Selangor: Longman Malaysia, 1992 ),
hlm. 157
7
Siddiqi, Op.cit., hlm. 78
7
Dalam laporan Siddiqi, hanya satu orang tokoh yang tampil dalam fase ini
yaitu Syah Waliullah ( 1703 – 1762 M ), dengan karyanya Hujjatullah Al –
Baligah, yang telah memberi konstitusi ekonomi. Sejalan dengan pandangan Ibn
Khaldun, ia juga berpendapat bahwa manusia adalah makhluk sosial,
kesejahteraan manusia terletak pada kerja sama yang terjadi dalam berbagai
bentuk seperti tukar - menukar, kontrak bagi hasil, pembagian hasil panen,
perjudian dan segala bentuk riba adalah melanggar semangat kerja sama
tersebut. Syah Waliullah juga membicarakan faktor produksi yaitu sumber alam,
khususnya tanah, yang menurutnya harus dibagi secara adil. Ia menjelaskan
semua tanah sebenarnya adalah seperti masjid atau tempat istirahat yang
diserahkan kepada musafir.
Menurut Chapra, seruan untuk membangun ilmu ekonomi islam hanya satu
bagian dari proses kebangkitan islam. Kontribusi pemikiran ekonomi islam telah
diberikan oleh sejumlah cendekiawan Muslim sejak awal tahun empat puluh.
Konferensi Ekonomi Islam International Pertama ( The First Islamic Economic
Conference ) yang diadakan di Makkah 1976, berfungsi sebagai katalisator pada
tingkat Internasional dan membawa pada pertumbuhan literatur ekonomi islam.
8
Chapra, Landscape., (2001), Op.cit., hlm. 172 - 173
8
1. Fase Pertama
c. Kebanyakan analisis ini berasal dari para ulama yang tidak memiliki
Pendidikan formal bidang ekonomi.
2. Fase Kedua
3. Fase Ketiga
9
4. Fase Keempat
e. Praktik: bagaimana kinerja lembaga ekonomi yang telah ada (misal, bank
Islam ) dapat berjalan.
maupun baru pada tahap membuka Unit Usaha Syariah (UUS) atau divisi usaha
syariah.
Ketika Islam masuk ke Indonesia pertama kali, kita tahu bersama bahwa
jalur perdaganganlah yang digunakan sebagai jalur masuknya para pedagang
muslim dari Gujarat, Persia, Yaman, Cina dan beberapa negara lainnya.
Kearifan akhlak dan santunnya tata dagang dan penyelesaian akad yang
dilakukan para pedagang muslim memberikan referensi tersendiri bagi
masyarakat pesisir kala itu.
Ketika para pedagang perantau ini mulai menetap dan membaur dengan
warga, secara otomatis kajian ekonomi sederhana ini menjadi kajian umum
dengan sendirinya. Masalah-masalah ekonomi dan pemecahannya pun
semakin kompleks beriring dengan berkembangnya tata dan sistem
masyarakat.
Peran kaum Arab pedagang yang kebetulan menjadi kelas kedua bersama
kaum Cina dan India, menjadi jembatan dalam mengangkat taraf penghidupan
pedagang lokal. Mereka membuka pintu perdagangan bagi para pedagang lokal
meski harus sembunyi-sembunyi. Ada pengertian baru pada diri masyarakat
tentang dasar ukhuwah islamiyahsebagai pembentuk kegiatan ekonomi
masyarakat.
Beberapa tokoh nasional kala itu seperti Sukarno (yang nota bene adalah
murid HOS Tjokroaminoto), Hatta, Haji Agus Salim dan lain-lain tentu saja
sangat tidak asing dengan dasar-dasar ekonomi Islam. Maka bentuk
implementasi sistem ekonomi yang mengangkat kemaslahatan bersama dan
pengelolaan sumberdaya alam untuk kepentingan umum yang diselenggarakan
oleh negara sepertinya menjadi bukti adanya muatan ekonomi Islam dalam
pembentukan Ekonomi Negara.
Salah satu tokoh pendiri negara adalah Mohammad Hatta. Berbeda dengan
Weber, konsep koperasi yang ia bawakan begitu mengangkat unsur
kemanusiaan dan hasrat hidup orang banyak. Kita semua tahu bahwa Hatta
amat taat beragama, memperlajari ilmu agama bahkan sempat menulis sebuah
buku berjudul Nuzul Qur'an, yang diterbitkan Angkasa, tahun 1966. Pandangan
Hatta tentang masalah-masalah kebangsaan, seperti loyalitasnya terhadap
prinsip-prinsip demokrasi dan keberpihakannya terhadap nasib rakyat
kemudian diejawantahkan dalam bentuk pemikiran tentang ekonomi
kerakyatan. Ia dikenal sebagai “Bapak Koperasi Indonesia” karena pemikiran-
pemikirannya ekonominya yang pro-kerakyatan. Ketika masih belajar ekonomi
13
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekonomi telah berkembang mengiringi perkembangan peradaban
manusia. Jika dalam masa – masa awal peradaban manusia ketika ekonomi
baru dilaksanakan dalam bentuk yang sangat sederhana, ekonomi baru
diartikan sebagai sekedar “mengatur urusan rumah tangga” sebagaimana
arti bahasa asalnya yaitu greek. Kini, ketika ekonomi telah berkembang
pesat, kata “ekonomi” berkembang menjadi sebuah makna istilah untuk
suatu sebutan kegiatan mengatur urusan harta kekayaan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Mujahidin, Akhmad. 2014. “Ekonomi Islam Sejarah, Konsep, Instrumen,
Negara, dan Pasar” ( Depok: PT RajaGrafindo Persada )
15