You are on page 1of 153

Jurnal Ilmiah Administrasi Publik E-ISSN …………………………

Juni 2022, pp. 01 – 14

PENGARUH PERENCANAAN PAJAK, BEBAN PAJAK


TANGGUHAN, DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP
PENGHINDARAN PAJAK (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor
Transportasi dan Logistik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2019-2021)
Abimanyu Rono Puspito1, Mainita Hidayati2*
1, 2
Prodi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Institut STIAMI, Jakarta Indonesia
1
E-mail : Abimanyurp23@g,mail.com .mainita.h@gmail.com 2
* corresponding author

ARTICLE INFO ABSTRACT

Keywords: Until today, tax avoidance is still a common thing even in Indonesia and
Tax planning, Deferred tax has the same detrimental impact on the state. Tax avoidance can be done in
expense, Operating cash flow, various ways or media. This study aims to determine how much influence
Tax avoidance tax planning, deferred tax expense, and operating cash flow have on tax
avoidance in transportation and logistics sector companies listed on the
Indonesia Stock Exchange in 2019-2021. The research method used is
descriptive quantitative and the sample is determined using purposive
sampling technique, which resulted in a sample of 8 companies based on
predetermined criteria. With the help of IBM SPSS Statistics 25 software
the collected data was tested with classical assumption test, multiple linear
regression test and hypothesis testing. The results of this study indicate that
tax planning has a significant negative effect on tax avoidance, deferred
tax expense has no effect on tax avoidance, operating cash flow has no
effect on tax avoidance, and simultaneously tax planning, deferred tax
expense, and operating cash flow have a significant effect on tax
avoidance.

PENDAHULUAN
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang menyumbang lebih dari 80% dari
total pendapatan di Indonesia. Indonesia yang masih termasuk negara berkembang memerlukan
pendanaan besar untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi informasi serta pembangunan
nasional seperti contoh infrastruktur. Besarnya kontribusi pajak sebagai sumber penerimaan negara,
pemerintah memberikan fokus optimalisasi pembayaran pajak agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Berikut table yang memuat data atas penerimaan pajak selama 3 tahun terakhir.
Tabel 1. Data Pemerimaan Pajak
(Dalam Jutaan Rupiah)
Tahun 2021 2020 2019
Jumlah Realisasi Penerimaan Pajak 1.227,5 1.072,1 1.545,3
Target Penerimaan Pajak Pada APBN 1.214,7 1.198,8 1.790,8
Realisasi Penerimaan Pajak Terhadap Target Pada APBN (%) 103,90% 89,40% 86,50%
Sumber : https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/ diolah oleh peneliti
Pajak bagi pemerintah merupakan sumber penerimaan negara yang akan digunakan untuk
mendanai kebutuhan negara termasuk masyarakatnya. Namun, membayar pajak dianggap akan
mengurangi kemampuan ekonomi perusahaan oleh Wajib Pajak. Sehingga, tidak sedikit perusahaan
yang mencoba untuk menghindari kewajiban perpajakannya. Padahal, kecurangan dari tindakan
tersebut jika terbongkar akan menimbulkan sanksi perpajakan yang dapat merugikan perusahaan.
Penghindaran pajak (Tax Avoidance) merupakan suatu skema yang bertujuan mengurangi beban pajak
dengan memanfaatkan celah yang ada pada ketentuan perpajakan. Penghindaran pajak (Tax
Avoidance) dapat dilakukan secara legal maupun illegal maka dari itu penghindaran pajak (Tax

1 | Abimanyu Rono
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik E-ISSN …………………………
Juni 2022, pp. 01 – 14

Avoidance) merupakan persoalan yang sulit dikarenakan mempunyai dua sisi yang berbeda. Di satu
sisi diperbolehkan, namun di sisi yang kedua penghindaraan pajak juga tidak diharapkan. Selain itu
penghindaraan pajak (Tax Avoidance) juga sulit untuk ditemukan karena menyangkut dengan strategi
dan perencanaan pajak yang perusahaan lakukan dengan itu sifatnya–pun rahasia.
Di Indonesia, Pemerintah juga memberlakukan beberapa kebijakan untuk mengurangi atau
mencegah adanya penghindaran pajak (Tax Avoidance) seperti contoh Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) Nomor 107 Tahun 2017 terkait control foreign company (CFC). Pengetatan kebijakan
perpajakan ini untuk mencegah penghindaran pajak (Tax Avoidance). Pasalnya, banyak negara
dirugikan karena wajib pajak menggunakan segala cara untuk meminimalkan pembayaran pajak.
Adapun beberapa contoh perusahaan yang melakukan penghindaran pajak (Tax Avoidance) pada tabel
berikut ini.
Tabel 2. Contoh Perusahaan Yang Melakukan Penghindaran Pajak
Nama Deskripsi Sumber
Perusahaan
CV. Bumi Raya Direktur perusahaan jasa transportasi CV. news.detik.com
Bumi Raya dipenjarakan selama 7 bulan
(2016) (diakses pada tanggal 21
dengan denda Rp. 11,74 miliar terkait
penyampaian SPT Masa PPN dengan isi yang Juji 2022)
tidak sesuai kenyataan.
https://news.detik.com/berita/d-3342607/kasus-pajak-
Perbuatan curang tersebut lebih detailnya
direktur-di-semarang-dihukum-7-bulan-penjara
adalah penerbitan faktur pajak yang tidak
berdasarkan transaksi ekonomi yang
sebenarnya atau penggelapan faktur pajak.
Penyelidikan juga dilakukan terhadap 8 wajib
pajak lainnya.
PT MNF Direktur perusahaan transportasi BBM PT www.merdeka.com
MNF ditahan dan ditetapkan sebagai
(2021) (diakses pada tanggal 21
tersangka pengemplang pajak senilai Rp. 1,62
miliar. Juli 2022)
Tindakan penghindaran pajak dilakukan
https://www.merdeka.com/peristiwa/pengemplang-pajak-
dengan cara menggelapkan PPN yaitu
rp-162-miliar-di-samarinda-dipenjara-usai-dijemput-di-
menerbitkan faktur pajak atas transaksi yang
cimahi.html
tidak pernah terjadi.
DHL Supply Badan Penegakan Hukum Kejahatan news.ddtc.co.id
Chain SpA. Keuangan Italia menyelidiki perusahaan (diakses pada tanggal 21
(2021) logistik DHL Supply Chain SpA. Dan Juli 2022)
menemukan praktik penggelapan PPN dan https://news.ddtc.co.id/perusahaan-afiliasi-dhl-terjerat-
kasus-penggelapan-ppn-30598
menyita barang bukti senilai US$ 20 Juta.
Penggeledahan juga dilakukan di empat
provinsi tempat rumah dan kantor jajaran
perusahaan tersebut.
Perusahaan tersebut juga akan kooperatif
terkait proses hukum yang akan diberlakukan.

Sumber : Diolah oleh Peneliti


Perusahaan Sektor Transportasi dan Logistik adalah salah satu jenis/sektor perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan terus berkembang hingga saat ini. Sektor Transportasi dan
Logistik memiliki peran yang penting atau krusial mengingat banyak perusahaan ataupun masyarakat
yang sangat memerlukan jasa transportasi maupun logistik untuk kegiatan sehari-harinya. Dengan
fungsinya jasa yang diberikan oleh sektor transportasi dan logistik tidak menutup kemungkinan bagi
perusahaan yang bergerak di sektor tersebut mengalami peningkatan penjualan sehingga adanya
peningkatan laba.
Dari uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah dalam

2 | Abimanyu Rono
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik E-ISSN …………………………
Juni 2022, pp. 01 – 14

penelitian ini peneliti hanya membahas atau menganalisis Pengaruh Perencanaan Pajak, Beban Pajak
Tangguhan, Dan Arus Kas Operasi Terhadap Penghindaran Pajak (Studi Kasus Pada Perusahaan
Sektor Transportasi dan Logistik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2021)

KAJIAN LITERATUR
Teori Dasar Pajak
Menurut P.J.A Andriani dalam (Simanjuntak and Imam 2012) mengatakan:
“Pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh
yang wajib membayarnya menurut peraturan-erauran umum (undangundang) dengan tidak
mendapatkan prestasi kembali yang langsung dapat ditujukan dan yang gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan tugas Negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan.”
Perencanaan Pajak
Menurut Chairil Anwar (2017:18) pengertian perencanaan pajak yaitu:
“Perencanaan Pajak adalah proses mengorganisasian usaha wajib pajak orang pribadi maupun
badan usaha sedemikian rupa dengan memanfaatkan berbagai celah kemungkinan yang dapat
ditempuh oleh perusahaan dalam koridor ketentuan peraturan perpajakan, agar perusahaan dapat
membayar pajak dalam jumlah minimum”
Menurut Resmi (2016), perencanaan pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak. Pada
tahap ini dilakukan pengumpulan dan Penelitian terhadap peraturan perpajakan agar dapat diseleksi
jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya penekanan perencanaan
pajak (tax planning) adalah untuk meminimalkan kewajiban pajak.
Beban Pajak Tangguhan
Menurut Hermanto (2015) beban pajak tangguhan adalah beban yang timbul akibat perbedaan
temporer antara laba akuntansi (laba dalam pelaporan keuangan untuk pihak eksternal) dengan laba
fiskal (laba yang digunakan sebagai dasar perhitungan pajak).
Sedangkan menurut Sari (2014) beban pajak tangguhan adalah jumlah beban (penghasilan)
pajak tangguhan yang muncul akibat adanya pengakuan atas liabilitas atau asset pajak tangguhan,
beban pajak tangguhan akan menimbulkan liabilitas pajak tangguhan.
Arus Kas Operasional
Menurut Prastowo (2015) arus kas merupakan konsep dasar dalam penerimaan dan pengeluaran
kas pada suatu perusahaan.
Sedangkan dari penekanan terhadap bentuk laporannya menurut Wahyudiono (2014) Laporan
arus kas adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode
akuntansi yang menunjukan aliran masuk dan keluar uang atau kas perusahaan.
Penghindaran Pajak
Menurut Pohan (2017) menjelaskan bahwa penghindaran pajak ialah cara yang legal karena
dilakukan dengan memanfaatkan celah-celah yang ada pada undang-undang perpajakan untuk
meminimalisir jumlah pajak terhutang.
Menurut Monterson dalam penelitian (Ngadiman and Puspitasari 2014) penghindaran pajak
berkenaan dengan pengaturan sesuatu peristiwa sedemikian rupa untuk meminimkan atau
menghilangkan beban pajak dengan memerhatikan ada atau tidaknya akibat-akibat pajak yang
ditimbulkan.
Hipotesis
Menurut Sugiyono (2015) Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, menunjukan rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan, dikatakan
sementara karena jawaban yang diberikan hanya didasarkan pada teori relevan. Berikut hipotesis dari
penelitian ini:
H1 = Perencanaan Pajak berpengaruh negatif terhadap Penghindaran Pajak pada perusahaan
sektor transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021.

3 | Abimanyu Rono
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik E-ISSN …………………………
Juni 2022, pp. 01 – 14

H2 = Beban Pajak Tangguhan berpengaruh positif terhadap Penghindaran Pajak pada perusahaan
sektor transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021.
H3 = Arus Kas Operasional berpengaruh positif terhadap Penghindaran Pajak pada perusahaan
sektor transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021.
H4 = Perencanaan Pajak, Beban Pajak Tangguhan, dan Arus Kas Operasional secara bersamaan
berpengaruh signifikan terhadap Penghindaran Pajak pada perusahaan sektor transportasi dan
logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021.

METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Pendekatan Penelitian yang digunakan dalam Penelitian skripsi ini adalah pendekatan Penelitian
kuantitatif, yaitu suatu pendekatan Penelitian yang berusaha untuk menguji teori dan hipotesis melalui
variabel-variabel penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deksriptif yaitu penelitian
yang bersifat menjelaskan untuk mengumpulkan, menganalisis serta membandingkan pengetahuan
teknis ( data primer) dengan keadaan yang sebenarnya pada perusahaan untuk mengambil kesimpulan.
Penelitian ini menggunakan empat variabel, terdiri dari satu variabel dependen dan tiga variabel
independen. Untuk memberikan pemahaman yang lebih spesifik, maka variabel-variabel dalam
penelitian ini didefinisikan secara operasional, sebagai berikut.
Operasional Variabel
Variabel Dependen (Y)
Penghindaran Pajak sebagai variabel dependen dalam penelitian ini diukur melalui rumus
CETR (Cash Effective Tax Rate) yang merupakan jumlah kas yang dibayarkan oleh perusahaan
dalam pembayaran pajak terhadap laba sebelum pajak perusahaan (Ngadiman and Christiany
2014). Adapun rumus CETR adalah sebagai berikut :

Semakin tinggi tingkat presentase CETR mengindikasikan bahwa semakin rendah tingkat
penghindaran pajak perusahaan, sebaliknya semakin rendah tingkat presentase CETR
mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat penghindaran pajak perusahaan.
Variabel Indepeden
1) Perencanaan Pajak (X1)
Perencanaan Pajak adalah proses mengorganisasian usaha wajib pajak orang pribadi
maupun badan usaha sedemikian rupa dengan memanfaatkan berbagai celah kemungkinan yang
dapat ditempuh oleh perusahaan dalam koridor ketentuan peraturan perpajakan, agar
perusahaan dapat membayar pajak dalam jumlah minimum (Pohan 2017). Dalam mengukur
perencanaan pajak dapat menggunakan rumus Tax Retention Rate atau tingkat retensi pajak
Wild et al dalam (Pulungan, 2020) adalah sebagai berikut:

2) Beban Pajak Tangguhan (X2)


Menurut Hermanto (2015) beban pajak tangguhan adalah beban yang timbul akibat
perbedaan temporer antara laba akuntansi (laba dalam pelaporan keuangan untuk pihak
eksternal) dengan laba fiskal (laba yang digunakan sebagai dasar perhitungan pajak). Mengukur
beban pajak tangguhan menggunakan rumus besaran beban pajak tangguhan Phillips et al
(2005) dalam penelitian Pulungan (2020):

3) Arus Kas Operasi (X3)


Diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Hapsari dan Manzillah (2016) arus kas
dari aktivitas operasi menurut Kieso at al adalah arus kas operasi mencakup pengaruh kas dari

4 | Abimanyu Rono
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik E-ISSN …………………………
Juni 2022, pp. 01 – 14

transaksi yang menghasilkan pendapatan dan beban, kemudian dimasukan dalam penentuan
laba bersih. Pengukuran Arus kas operasi dengan menggunakan perubahan nilai arus kas
operasi perusahaan i pada akhir periode t dibagi dengan total aset pada tahun t-1 seperti
penggambaran sebagai berikut :

Teknik Sampling
Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah perusahaan sektor transportasi dan logistik
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dapat diperoleh jumlah perusahaan sektor transportasi
dan logistik yang terdaftar adalah sejumlah 28 (Dua Puluh Delapan) perusahaan. Namun, perlu
dilakukan pengambilan sampel agar sampel yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan
kriteria-kriteria yang telah ditentukan.
Metode yang digunakan pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Purposive sampling menurut Sugiyono (2017) adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Jumlah sampel setelah disesuaikan dengan kriteria yang telah ditetapkan berjumlah 8
(Delapan) perusahaan sektor transportasi dan logistik yang selanjutnya menjadi 24 sebagai total
pengamatan jumlah tersebut akan digunakan dalam penelitian ini.
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini proses analisis data menggunakan teknik statistik dengan program SPSS
versi 25, teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dan statistik deskriptif untuk
menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian ini. Regresi linear berganda dapat dilakukan
apabila model penelitian memenuhi syarat dari uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji
multikoleniaritas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Statistik Deskriptif
Tujuan statistik deskriptif ini adalah untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), maksimum,
minimum, dan standar deviasi, nilai-nilai tersebut akan mempermudah proses pendeskripsian masing-
masing variabel.
Tabel 3. Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Y 24 0,13 0,73 0,3166 0,14470

X1 24 0,27 1,43 0,7662 0,22610


X2 24 0,34 1,13 0,6640 0,19956
X3 24 -0,42 1,76 0,5671 0,77283
Valid N (listwise) 24
Sumber: Diolah oleh peneliti menggunakan IBM SPSS Ver.25, 2022
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diatas dapat diperoleh bahwa data diatas menunjukan
selama tahun periode pengamatan yaitu 2019 sampai dengan 2021, variable dependen pada penelitian
ini ialah Penghindaran pajak. Hasih uji analisis statistik deskriptif minimal menunjukan nilai 0,13
adalah PT. Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk di tahun 2020 dan nilai maksimal ialah nilai 0,73 PT.
Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk di tahun 2019. Sedangkan nilai rata-rata yang melakukan
penghindaran pajak ialah 0,3166 atau 31,66% yang memiliki arti bahwa beberapa perusahaan sektor
transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghindaran pajak
sebesar 31,66%.
Variabel independen pertama adalah perencanaan pajak yang menunjukan nilai minimum
sebesar 0,27 dimiliki oleh PT. Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk. di tahun 2019 dan untuk nilai

5 | Abimanyu Rono
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik E-ISSN …………………………
Juni 2022, pp. 01 – 14

maksimumnya sebesar 1,43 dimiliki oleh PT. Temas Tbk di tahun 2020. Adapun nilai mean untuk
variabel perencanaan pajak senilai 0,7662 atau 76,62% yang berarti beberapa perusahaan sektor
transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan perencanaan atau
manajemen pajak sebesar 76,91%.
Variabel independen kedua adalah beban pajak tangguhan yang menunjukan nilai minimum
sebesar 0,34 yang dimiliki oleh PT. Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk di tahun 2019. Sedangkan
untuk nilai maksimumnya sebesar 1,13 yang dimiliki oleh PT. Jaya Trishindo Tbk. di tahun 2019.
Nilai mean pada variabel beban pajak tangguhan menunjukan nilai 0,6640 atau 66,40% yang berarti
beberapa perusahaan sektor transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
terdapat beban pajak tangguhan 66,40%.
Variabel independen ketiga adalah arus kas operasi yang menunjukan nilai minimum sebesar -
0,42 dimiliki oleh PT. Jaya Trishindo Tbk di tahun 2020. Sedangkan, nilai maksimumnya sebesar 1,70
dimiliki oleh Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. Adapun nilai mean variabel arus kas operasi
menunjukan nilai sebesar 0,5671 atau menunjukan bahwa tingkat arus kas operasi dari beberapa
perusahaan sektor transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar
56,71%.
Hasil Uji Asumsi Klasik
1) Hasil Uji Normalitas
Peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test dengan tingkat 5% atau 0,05 dalam
nonparametric test melalui bantuan software IBM SPSS Statistics Ver.25. Berikut adalah hasil
yang diperoleh oleh peneliti.
Gambar 1. Hasil Nonparametric Test

Sumber: Diolah oleh peneliti menggunakan IBM SPSS Ver.25, 2022


Proses uji normalitas dengan menggunakan nilai Unstandardize Residual sebagai variabel yang
diuji peneliti memperoleh nilai Asymptotic Significance sebesar 0,085, menunjukan bahwa nilai
tersebut lebih besar dari tingkat 5% atau 0,05. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah H0 ditolak
dan H1 diterima dengan kata lain data residual terdistribusi secara normal.
a. NPAR Test = H1 (Data residual terdistribusi normal)
2) Hasil Uji Multikolinearitas
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas diantara variabel-variabel independen melalui
software IBM SPSS Statistics Ver.25 peneliti menghitung nilai Collinearity Tolerance dan nilai
Variance Inflation factor (VIF). Berikut adalah hasil yang diperoleh oleh peneliti.

6 | Abimanyu Rono
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik E-ISSN …………………………
Juni 2022, pp. 01 – 14

Gambar 2. Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber: Diolah oleh peneliti menggunakan IBM SPSS Ver.25, 2022


Proses uji multikolinearitas dengan menggunakan perhitungan nilai Collinearity Tolerance
untuk masing masing variabel berada di atas 0,10 dan nilai Variance Inflation factor (VIF) berada
di bawah 10,0. Berdasarkan hasil dari uji multikolinearitas peneliti menyimpulkan bahwa tidak
terjadi masalah multikolinearitas pada data dengan penjabaran perhitungan sebagai berikut:
a. Collinearity Tolerance
X1 = 0,927 > 0,10
X2 = 0,947 > 0,10
X3 = 0,887 > 0,10
b. Variance Inflation factor (VIF)
X1 = 1,079 < 10,0
X2 = 1,056 < 10,0
X3 = 1,128 < 0,01
3) Hasil Uji Heterokedastisitas
Peneliti melalui software IBM SPSS Statistics Ver.25 menilai pola titik pada grafik scatterplot
antara SRESID sebagai variabel Y dengan ZPRED sebagai variabel X. untuk menentukan apakah
terjadi heterokedastisitas. Berikut adalah hasil yang diperoleh oleh peneliti.
Gambar 3. Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber: Diolah oleh peneliti menggunakan IBM SPSS Ver.25, 2022


Dapat dinilai bahwa tidak ditemukan pola tertentu bergelombang, melebar ataupun menyempit.
Titik-titik mayoritas menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Peneliti memastikan
kembali dengan menggunakan uji glejser untuk melihat apakah terjadi heterokedastisitas.

7 | Abimanyu Rono
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik E-ISSN …………………………
Juni 2022, pp. 01 – 14

Gambar 4. Hasil Uji Glejser

Sumber: Diolah oleh peneliti menggunakan IBM SPSS Ver.25, 2022


Dapat dinilai bahwa setelah melakukan uji glejser dengan menggunakan ABRESID sebagai
variabel dependen, masih tidak ditemukan pola tertentu bergelombang, melebar ataupun menyempit
dalam scatterplot. Titik-titik mayoritas menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Peneliti
menarik kesimpulan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas dan data baik untuk dilanjutkan.
4) Hasil Uji Autokorelasi
Peneliti melalui software IBM SPSS Statistics Ver.25 menguji ada tidaknya autokorelasi
menggunakan uji Durbin Watson (DW-Test). Berikut adalah hasil uji autokorelasi yang diperoleh
oleh peneliti.
Gambar 5. Hasil Durbin Watson Test

Sumber: Diolah oleh peneliti menggunakan IBM SPSS Ver.25, 2022


Diperoleh nilai Durbin Watson senilai 2,158, sedangkan dalam penelitian ini nilai du sebesar
1,6565 dan dl 1,1010, nilai du dan dl diperoleh dari tabel Durbin Watson dengan melihat jika
variabel yang digunakan sejumlah 3 (tiga) yaitu perencanaan pajak (X 1), beban pajak tangguhan
(X2), dan arus kas operasi (X3) dan jumlah observasi sebanyak 24 (dua puluh empat). Berikut
penjabaran uji autokorelasi dengan Durbin Watson Test.
1. du < Dw < 4-du = Tidak ada serial autokorelasi
2. 1,6565 < 2,158 < 2,3435 = Tidak ada serial autokorelasi
Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat serial autokorelasi atau
nonautokorelasi terpenuhi, yang membuktikan bahwa data memiliki kelayakan untuk diuji.
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Analisis regresi data panel dengan uji regresi akan digunakan dengan tujuan menguji pengaruh
variabel independen yang merupakan perencanaan pajak (X 1), beban pajak tangguhan (X2), dan arus
kas operasi (X3) terhadap variabel dependen yaitu penghindaran pajak (Y) diukur dengan Cash
Effective Tax Rate (CETR). Hasil yang diperoleh dari uji regresi linier berganda.

8 | Abimanyu Rono
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik E-ISSN …………………………
Juni 2022, pp. 01 – 14

Gambar 6. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Sumber: Diolah oleh peneliti menggunakan IBM SPSS Ver.25, 2022


Hasil perhitungan regresi linear berganda yang memuat bagaimana hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen. Hubungan tersebut dapat dirumuskan menjadi persamaan serta
penjelasan sebagai berikut:
Yit = 0,625 – 0,391X1 – 0,054X2 + 0,049X3 + e1`
Berdasarkan persamaan regresi diatas, hasil analisa dijelaskan sebagai berikut:
a. Nilai α (konstanta) ditunjukan sebesar 0,625 (nilai positif) memiliki arti bahwa jika terdapat
variabel independen perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, dan arus kas operasi akan
meningkatkan penghindaran pajak yang diukur dengan Cash Effective Tax Rate (CETR) sebesar
0,625
b. Nilai pada variabel independen perencanaan pajak memiliki nilai koefisien negatif sebesar -0,391,
pernyataan tersebut memiliki arti bahwa setiap peningkatan satu satuan perencanaan pajak akan
menurunkan penghindaran pajak sebesar 0,391 yang diukur dengan Cash Effective Tax Rate
(CETR) beranggapan variabel lainnya konstan/tetap.
c. Nilai pada variabel independen beban pajak tangguhan memiliki nilai koefisien negatif sebesar -
0,054, pernyataan tersebut memiliki arti bahwa setiap peningkatan satu satuan beban pajak
tangguhan akan menurunkan penghindaran pajak sebesar 0,054 yang diukur dengan Cash Effective
Tax Rate (CETR) beranggapan variabel lainnya konstan/tetap.
d. Nilai pada variabel independen arus kas operasi memiliki nilai koefisien postif sebesar 0,049,
pernyataan tersebut memiliki arti bahwa setiap peningkatan satu satuan arus kas operasi akan
meningkatkan penghindaran pajak sebesar 0,049 yang diukur dengan Cash Effective Tax Rate
(CETR) beranggapan variabel lainnya konstan/tetap.
Hasil Uji Hipotesis
1) Hasil Uji Simultan (F)
Hasil dari uji simultan diperoleh dengan menggunakan uji statistik F yaitu membandingkan
nilai Fhitung dengan nilai Ftabel serta melihat nilai signifikansi dari gambar berikut.
Gambar 7. Hasil Uji Simultan (F)

Sumber: Diolah oleh peneliti menggunakan IBM SPSS Ver.25, 2022


Dapat diketahui bahwa nilai Fhitung adalah 3.665 dan Ftabel senilai 3,10. Nilai F tabel diperoleh
dengan melihat Tabel Titik Persentase Distribusi F menggunakan nilai df untuk pembilangnya
adalah 3 dan df untuk penyebutnya adalah 20 dari nilai-nilai tersebut menunjukan nilai F tabel sebesar
3,10. Maka nilai Fhitung sebesar 3,665 lebih besar daripada nilai F tabel sebesar 3,10 dengan
signifikansi 0,030 yang lebih kecil dari 0,05. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa

9 | Abimanyu Rono
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik E-ISSN …………………………
Juni 2022, pp. 01 – 14

perencanaan pajak (X1), beban pajak tangguhan (X2), dan arus kas operasi (X3) secara bersamaan
berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak (Y) pada perusahaan sektor transportasi dan
logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021.
2) Hasil Uji Persial (T)
Hasil dari uji parsial diperoleh dengan menggunakan uji statistik t yaitu membandingkan nilai
thitung dengan nilai ttabel serta melihat nilai signifikansi dari gambar berikut.
Gambar 8. Hasil Uji Parsial (t)

Sumber: Diolah oleh peneliti menggunakan IBM SPSS Ver.25, 2022


Nilai ttabel diperoleh dengan melihat Tabel Titik Persentase Distribusi t menggunakan nilai
untuk derajat bebas (df) adalah 20 dan taraf signifikan 0,05 dari nilai-nilai tersebut menunjukan
nilai ttabel sebesar 1.72472. Mengetahui nilai t tabel maka dapat diperoleh hasil penelitiannya
sebagai berikut.
a. Perencanaan Pajak (X1) diukur dengan menggunakan Tax Retention Rate (TRR) memiliki nilai
thitung sebesar -3,277 lebih besar daripada ttabel sebesar 1.72472 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,004 lebih kecil dari taraf signifikan 0,05. Maka peneliti dapat menarik kesimpulan
bahwa variabel independen perencanaan pajak (X1) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
variabel dependen penghindaran pajak (Y).
b. Beban Pajak Tangguhan (X2) diukur dengan menggunakan Besaran Beban Pajak Tangguhan
(BBPT) memiliki nilai thitung sebesar -0,404 lebih kecil daripada ttabel sebesar 1.72472
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,691 lebih besar dari taraf signifikan 0,05. Maka peneliti
dapat menarik kesimpulan bahwa variabel independen beban pajak tangguhan (X2) tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen penghindaran pajak (Y).
c. Arus Kas Operasi (X3) diukur dengan menggunakan Total Arus Kas Operasi memiliki nilai
thitung sebesar 1,363 lebih kecil daripada ttabel sebesar 1.72472 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,188 lebih besar dari taraf signifikan 0,05. Maka peneliti dapat menarik kesimpulan
bahwa variabel independen arus kas operasi (X3) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
penghindaran pajak (Y).
3) Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukan dengan nilai Adjusted
R Square yang dapat diperoleh dari Model Summary. Uji ini memiliki tujuan untuk mengetahui
berapa besar kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel dependennya. Berikut
gambar Model Summary yang memuat nilai yang akan digunakan dalam uji koefisien determinasi.
Gambar 9. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Sumber: Diolah oleh peneliti menggunakan IBM SPSS Ver.25, 2022


Dapat diketahui nilai Adjusted R Square sebesar 0,258 atau 25,8%. Hal ini menunjukan bahwa
variabel independen perencanaan pajak (X1), beban pajak tangguhan (X2), dan arus kas operasi

10 | Abimanyu Rono
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik E-ISSN …………………………
Juni 2022, pp. 01 – 14

(X3) menjelaskan 25,8% variabel dependen penghindaran pajak (Y). Sedangkan 74,2% dijelaskan
oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Pembahasan
Pengaruh perencanaan pajak (X1) terhadap penghindaran pajak (Y)
Berdasarkan hipotesis 1 (H1), variabel perencanaan pajak berpengaruh negatif terhadap
penghindaran pajak. Hal ini dapat dibuktikan dari perbandingan antara hasil uji statistik t dan t tabel
yaitu thitung -3.277 > ttabel 1.72472 dengan nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikan (0,004 <
0,05). Maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti variabel perencanaan pajak berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap variabel penghindaran pajak pada perusahaan sektor transportasi dan logistik
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021. Variabel perencanaan pajak menunjukan
hubungan negatif terhadap penghindaran pajak menunjukan bahwa semakin tinggi usaha dalam
perencanaan pajak perusahaan maka semakin menurun tingkat penghindaran pajak, sehingga
perencanaan pajak yang rendah akan menggambarkan tingginya penghindaran pajak suatu perusahaan.
Pengaruh Beban Pajak Tangguhan (X2) terhadap penghindaran pajak (Y)
Berdasarkan hipotesis 2 (H2), variabel beban pajak tangguhan berpengaruh positif terhadap
penghindaran pajak. Akan tetapi dalam penelitian ini variabel beban pajak tangguhan tidak
berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal ini dibuktikan dari perbandingan antara hasil uji
statistik t dan t tabel yaitu t hitung -0,404 < ttabel 1.72472 dengan nilai signifikansi lebih besar dari taraf
signifikan (0,691 < 0,05). Maka H0 diterima dan H2 ditolak, yang berarti variabel beban pajak
tangguhan tidak berpengaruh terhadap variabel penghindaran pajak pada perusahaan sektor
transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021. Variabel beban
pajak tangguhan menunjukan bahwa perusahaan tidak menggunakan beban pajak tangguhan sebagai
media untuk melakukan tindakan penghindaran pajak atau data yang digunakan dalam penelitian ini
belum bisa menentukan kuatnya pengaruh beban pajak tangguhan terhadap penghindaran pajak karena
nilai besarnya beban pajak tangguhan sangat menentukan apakah dapat mengurangi laba perusahaan
dan layak untuk digunakan sebagai media penghindaran pajak. Nilai negatif pada hasil uji t
menunjukan bahwa beban pajak tangguhan akan menurunkan nilai atau tingkat penghindaran pajak.
Hal ini dikarenakan pembayaran pajak tangguhan suatu perusahaan secara tidak langung memenuhi
kewajiban perusahaan sebagai wajib pajak.
Pengaruh Arus Kas Operasi (X3) terhadap penghindaran pajak (Y)
Berdasarkan hipotesis 3 (H3), variabel arus kas operasi berpengaruh positif terhadap
penghindaran pajak. Akan tetapi dalam penelitian ini variabel arus kas operasi tidak berpengaruh
terhadap penghindaran pajak. Hal ini dibuktikan dari perbandingan antara hasil uji statistik t dan t
tabel yaitu thitung 1,363 < ttabel 1.72472 dengan nilai signifikansi lebih besar dari taraf signifikan (0,188
< 0,05). Maka H0 diterima dan H3 ditolak, yang berarti variabel arus kas operasi tidak berpengaruh
terhadap variabel penghindaran pajak pada perusahaan sektor transportasi dan logistik yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021. Variabel arus kas operasi menunjukan bahwa perusahaan
tidak menggunakan total arus kas operasi sebagai media untuk melakukan tindakan penghindaran
pajak atau data yang telah digunakan dalam penelitian ini belum bisa menentukan kuatnya pengaruh
arus kas operasi terhadap penghindaran pajak karena data yang diambil hanya dalam kurun waktu 3
tahun saja. Menurut Hapsari dan Manzilah (2016) arus kas dari aktivitas operasi adalah arus kas
operasi mencakup pengaruh kas dari transaksi yang menghasilkan pendapatan dan beban, kemudian
dimasukan dalam penentuan laba bersih. Sumber kas ini umumnya dianggap ukuran terbaik dari
kemampuan perusahaan dalam memperoleh dana yang cukup untuk dapat melanjutkan usahanya
termasuk pembayaran pajak. Dengan kebijakan perpajakan yang sudah diatur oleh pemerintah dengan
menerapkan prinsip equity, economy, dan convenience perusahaan memiliki kemampuan untuk
membayar pajak yang terutang.
Pengaruh perencanaan pajak (X1) Beban Pajak Tangguhan (X2), dan Arus Kas Operasi (X 3)
secara bersamaan terhadap penghindaran pajak (Y)
Berdasarkan hipotesis 4 (H4), variabel perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, dan arus kas
operasi secara bersamaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Penelitian ini membuktikan

11 | Abimanyu Rono
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik E-ISSN …………………………
Juni 2022, pp. 01 – 14

dengan perbandingan antara hasil uji statistik F dan F tabel yaitu F hitung 3.665 > Ftabel 3,49 dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari taraf signifikan (0,030 < 0,05). Maka H 0 ditolak dan H1 diterima, yang
berarti variabel perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, dan arus kas operasi secara bersamaan
berpengaruh signifikan terhadap variabel penghindaran pajak pada perusahaan sektor transportasi dan
logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021. Hal ini menunjukan bahwa semakin
tinggi nilai/tingkat perencanaan pajak, beban pajak tangguhan dan arus kas operasi maka semakin
tinggi juga kecenderungan perusahaan untuk melakukan tindakan penghindaran pajak.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang telah diuraikan dengan menggunakan software
IBM SPSS Statistics 25. Berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil setelah melewati proses
pengujian yang telah dijelaskan sebelumnya:
1. Hasil uji parsial (t) menunjukan bahwa variabel perencanaan pajak berpengaruh negatif
signifikan terhadap penghindaran pajak pada perusahaan sektor transportasi dan logistik yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021.
2. Hasil uji parsial (t) menunjukan bahwa variabel beban pajak tangguhan tidak berpengaruh
terhadap penghindaran pajak pada perusahaan sektor transportasi dan logistik yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021.
3. Hasil uji parsial (t) menunjukan bahwa variabel arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap
penghindaran pajak pada perusahaan sektor transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2019-2021.
4. Hasil uji simultan (F) menunjukan bahwa variabel perencanaan pajak, beban pajak tangguhan,
dan arus kas operasi secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak pada
perusahaan sektor transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-
2021.

12 | Abimanyu Rono
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik E-ISSN …………………………
Juni 2022, pp. 01 – 14

DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Anggara, Sahya. 2016. Administrasi Keuangan Negara. Bandung: Pustaka Setia.
Anggraini, Tika, and Nik Amah. 2019. “Pengaruh Beban Pajak Tangguhan Terhadap Penghindaran
Pajak Dengan Komite Audit Sebagai Pemoderasi.” SIMBA: Seminar Inovasi … 383–95.
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25. 9th ed.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hermanto, Bambang. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia.
Indradi, Sjamsiar Sjamsuddin. 2016. Dasar-Dasar Dan Teori Administrasi Publik. Malang:
Kelompok Intrans Publishing.
Kacaribu, Alemina Henuk. 2020. Pengantar Ilmu Administrasi. Yogyakarta: Andi.
Mindarti, Lely Indah. 2016. Aneka Pendekatan Dan Teori Administrasi Publik. Malang: UB Press.
Pandiangan, Liberti. 2014. Administrasi Perpajakan : Pedoman Praktis Bagi Wajib Pajak Di
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Pohan, Chairil Anwar. 2017. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Kompas Group.
Prastowo, Dwi. 2015. Analisis Laporan Keuangan Konsep Dan Aplikasi. Yogyakarta: Unit
Penerbit Dan Percetakan STIM YKPN.
Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data Dengan SPSS 20. Yogyakarta: Andi.
Resmi, Siti. 2016. Perpajakan: Teori Dan Kasus Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.
Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen : Informasi Untuk Mengambil Keputusan Strategis. Jakarta:
Erlangga.
Rukajat, Ajat. 2018. Pendekatan Penelitian Kualitatif (Qualitative Research Approach).
Yogyakarta: Deepublish.
Sari, Diana. 2014. PERPAJAKAN : Konsep, Teori, Dan Aplikasi Pajak Penghasilan. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Sarwono, Jonathan. 2015. Membuat Skripsi, Tesis, Dan Disertasi Dengan Partial Least Square
SEM (PLS-SEM). Yogyakarta: Andi.
Simanjuntak, Timbul Hamonangan, and Mukhlis Imam. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan
Dalam Pembangunan Ekonomi. Bogor: Raih Asa Sukses (Penebar Swadaya Grup).
Sriyana, Jaka. 2014. Metode Regresi Data Panel. Yogyakarta: Ekonisia, 2014.
Suandy, Erly. 2016. Perencanaan Pajak. 6th ed. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. 2017th ed. Bandung:
Alfabeta.
Syafiie, Inu Kencana, and Welasari. 2015. Ilmu Administrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wahyudiono, Bambang. 2014. Mudah Membaca Laporan Keuangan. Jakarta: Raih Asa Sukses.
Wirman, Syafri. 2012. Studi Tentang Administrasi Publik. Jakarta: Erlangga.
Jurnal :
Chrisandy, Marcelino Hery, and Remista Simbolon. 2022. “Pengaruh Transfer Pricing, Beban
Pajak Tangguhan Terhadap Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Sektor Kimia.” Syntax Idea
04(05):1–8.
Faradisty, Astrid, Eka Hariyani, and Meilda Wiguna. 2019. “The Effect Of Corporate Social
Responsibility, Profitability, Independent Commissioners, Sales Growth And Capital Intensity On

13 | Abimanyu Rono
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik E-ISSN …………………………
Juni 2022, pp. 01 – 14

Tax Avoidance.” Journal of Contemporary Accounting 1(3):1–14


Gazali, Ahmad, Herman Karamoy, and Hendrik Gamaliel. 2020. “Pengaruh Leverage,
Kepemilikan Institusional Dan Arus Kas Operasi Terhadap Penghindaran Pajak Pada Perusahaan
Tambang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2019.” Jurnal Riset Akuntansi
Dan Auditing “GOODWILL” 11(2):83–96.
Hapsari, Denny Putri, and Dwi Manzillah. 2016. “Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap
Manajemen Laba Dengan Arus Kas Operasi Sebagai Variabel Kontrol (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode
2011-2015).” Jurnal Akuntansi 3(2):54–65.
Ngadiman, and Pusitasari Christiany. 2014. “Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional, Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).” Jurnal Akuntansi, XVIII(03).
Pulungan, Choiri Annisa. 2020. “Pengaruh Perencanaan Pajak Dan Beban Pajak Tangguhan
Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).” Sumatera Utara : Universitas Muhammadiyah Sumatra
Utara.
Rahmadanti, and Nur Sayidah. 2021. “Pengaruh Corporate Social Responsbility, Kepemilikan
Keluarga Dan Perencanaan Pajak Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).” Jurnal Riset
Mahasiswa Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi 1(1):122–27.
Sumomba, Christina Ranty, and Sigit Hutomo. 2012. “Pengaruh Beban Pajak Tangguhan Dan
Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba.” KINERJA : Economics and Business Journal
16(2):13.
Wahyuni, Damai. 2021. “Pengaruh Perputaran Piutang Dan Arus Kas Terhadap Likuiditas (Studi
Kasus Pada Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2015 – 2019).”
Yuliana, Made Deva, and Sri Lestari Yuli Prastyatini. 2022. “Pengaruh Perencanaan Pajak,
Struktur Modal, Komisaris Independen Terhadap Tax Avoidance Dengan Ukuran Perusahaan
Sebagai Variabel Moderasi.” Al-Kharaj : Jurnal Ekonomi, Keuangan & Bisnis Syariah 4(4):1240–
57. doi: 10.47467/alkharaj.v4i4.911.
Website :
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/, diakses pada 1 Juni 2022 pukul 23.20.
https://news.detik.com/berita/d-3342607/kasus-pajak-direktur-di-semarang-dihukum-7-bulan-
penjara, diakses pada 21 Juli 2022 pukul 17.20.
https://www.merdeka.com/peristiwa/pengemplang-pajak-rp-162-miliar-di-samarinda-dipenjara-
usai-dijemput-di-cimahi.html, diakses pada 21 Juli 2022 pukul 17.26.
https://news.ddtc.co.id/perusahaan-afiliasi-dhl-terjerat-kasus-penggelapan-ppn-30598, diakses pada
21 Juli 2022 pukul 17.30.
https://www.idx.co.id/tentang-bei/sejarah-dan-milestone/, diakses pada 10 Juni 2022 pukul 11.23.

14 | Abimanyu Rono
PENGARUH PERENCANAAN PAJAK, BEBAN PAJAK
TANGGUHAN, DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP
PENGHINDARAN PAJAK (Studi Kasus Pada
Perusahaan Sektor Transportasi dan
Logistik yang Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia Tahun
2019-2021)

SKRIPSI

Disusun Oleh:

Abimanyu Rono Puspito


NPM: CA181110127
Program Studi: Administrasi Publik

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


PROGRAM STUDI ADMINISTRASI
PUBLIK
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN
STIAMI JAKARTA
PENGARUH PERENCANAAN PAJAK, BEBAN PAJAK TANGGUHAN,
DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
(Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Transportasi dan Logistik
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2021)

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Memperoleh Gelar


Sarjana Administrasi Publik (S.AP) Program Studi Strata Satu
Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI

Disusun Oleh:

Abimanyu Rono Puspito


NPM: CA181110127
Program Studi: Administrasi Publik

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


PROGRAM STUDI ADMINISTRASI
PUBLIK
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN
STIAMI JAKARTA
PENGARUH PERENCANAAN PAJAK, BEBAN PAJAK TANGGUHAN,
DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
(Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Transportasi dan Logistik
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2021)

ABIMANYU RONO PUSPITO


NPM : CA181110127
Program Studi : Administrasi Publik

SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar


Sarjana Administrasi Publik (S.AP) Program Studi Strata Satu telah
disetujui oleh Pembimbing dan Ketua Program Studi pada tanggal
seperti tertera di bawah ini
Jakarta, 7 Juni 2022
Menyetujui,

Mainita Hidayati, S.Sos, MA


Pembimbin
g
Menyetujui,

Eka Rofiyanti, S.AP., M.Si


Ketua Program Studi Administrasi Publik
PENGARUH PERENCANAAN PAJAK, BEBAN PAJAK TANGGUHAN,
DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
(Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Transportasi dan Logistik
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2021)

ABIMANYU RONO PUSPITO


NPM : CA181110127
Program Studi : Administrasi Publik

SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar


Sarjana Administrasi Publik (S.AP) Program Studi Strata Satu telah
disetujui Tim Penguji dan disahkan Dekan Fakultas Ilmu Administrasi
Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI pada tanggal seperti tertera
di bawah ini
Jakarta, 13 Juni 2022

1. Dr Daryanto Hesti Wibowo, SE, MA, Ak, CA, A-CPA ……………….


Ketua Penguji

2. Pebriana Arimbi, S.Sos., M.Si ……………….


Penguji Ahli

3. Mainita Hidayati, S.Sos, MA ……………….


Dosen Pembimbing
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Administrasi
Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI

Dr. Novianita Rulandari, S.AP., M.Si.


NIK : 200710194
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan :

1. Karya saya, skripsi saya, adalah asli dan belum pernah diajukan

untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister, dan/atau

doctor) di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya

sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Dosen

Pembimbing dan masukan dari Tim Penguji .

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah

ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan

jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan

nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar Pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di

kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam

pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh, serta sanksi lainnya

sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Jakarta, 2022

Abimanyu Rono Puspito

CA181110127
MOTTO

Kegagalan Bukan Berarti Tertutupnya Pintu Kesuksesan Pasti Ada

Jalan Yang Lain

v
KATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas


rahmat, hidayah, dan inayah-Nya serta ditambah dengan semangat dan
kerja keras sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “PENGARUH PERENCANAAN PAJAK, BEBAN PAJAK
TANGGUHAN, DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP
PENGHINDARAN PAJAK (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor
Transportasi dan Logistik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2019-2021)”.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi syarat guna


memperoleh kesarjanaan yaitu Sarjana Ilmu Administrasi Publik (S.AP)
dari Insitiut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari


kesempurnaan, maka kritik dan saran membangun penulis harapkan
dari berbagai pihak demi kesempurnaan substansi skripsi ini.

Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi


yang memerlukan, khususnya bagi peneliti yang bermaksud melakukan
penelitian selanjutnya.

Jakarta,25 April 2022

Penulis,

Abimanyu Rono Puspito

v
UCAPAN

Dalam penyelesaian skirpsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan

perhatian yang tidak terhingga dari berbagai pihak. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan karunia yang

luar biasa kepada penulis.

2. Yth. Bapak Prof. Dr. Ir. Wahyuddin Latunreng, M.M selaku Rektor

Institut STIAMI.

3. Yth. Ibu Dr. Novianita Rulandari, S.AP.,M.Si. selaku Dekan

Fakultas Ilmu Adminstrasi

4. Yth. Ibu Eka Rofiyanti, S.AP.,M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Publik.

5. Yth. Ibu Diana Prihandini, S.Sos., M.Si selaku Kepala Kampus

Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI Jakarta Kampus Bekasi

A.

6. Yth. Ibu Mainita Hidayati S.Sos, M.A, selaku Dosen Pembimbing

skripsi yang telah memberikan bimbingan, masukan dan arahan

dalam penyusunan skripsi ini.

7. Yth. Bapak/Ibu Dosen Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI

Jakarta yang telah mendidik penulis sejak awal hinga

menyelesaikan pendidikan ini.


v
8. Orang tua yaitu Bapak/Ibu saya yang senantiasa mensupport saya

untuk berkuliah dari awal sampai akhir secara administratif serta

doa.

9. Terima kasih kepada Sarah yang selalu mendukung serta

mendoakan yang terbaik dalam penyusunan skripsi dan kehidupan

saya.

10.Terima kasih kepada sahabat-sahabat yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu.

11.Semua pihak yang turut mendukung, membantu, mendoakan saya

dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.

Jakarta,25 April 2022

Penulis,

Abimanyu Rono Puspito

ix
ABSTRAK

PENGARUH PERENCANAAN PAJAK, BEBAN PAJAK TANGGUHAN,


DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
(Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Transportasi dan Logistik
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2021), Abimanyu
Rono Puspito, CA181110127

Kata Kunci: Perencanaan Pajak, Beban Pajak Tangguhan, Arus Kas


Operasi, Penghindaran Pajak
Hingga saat ini tindakan penghindaran pajak masih menjadi suatu hal
yang umum bahkan di Indonesia dan memiliki dampak yang sama yaitu
merugikan negara. Penghindaran pajak dapat dilakukan dengan berbagai
cara atau media. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, dan arus kas
operasi terhadap penghindaran pajak pada perusahaan sektor
transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2019-2021. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif
dan sampel ditentukan menggunakan teknik purposive sampling dan
memperoleh sampel sebanyak 8 perusahaan berdasarkan kriteria yang
telah ditentukan, dengan bantuan software IBM SPSS Statisticss 25
jumlah data akan diuji dengan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda
dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perencanaan
pajak berpengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran pajak, beban
pajak tangguhan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak, arus
kas operasi tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak, dan untuk
secara bersamaan perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, dan arus
kas operasi berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak.

x
ABSTRACT

THE EFFECT OF TAX PLANNING, DEFERRED TAX EXPENSE, AND


OPERATING CASH FLOWS ON TAX AVOIDANCE (Case Study on
Transportation and Logistics Sector Companies Listed on the
Indonesia Stock Exchange in 2019-2021), Abimanyu Rono Puspito,
CA181110127

Keywords: Tax planning, Deferred tax expense, Operating cash flow,


Tax avoidance
Until today, tax avoidance is still a common thing even in Indonesia
and has the same detrimental impact on the state. Tax avoidance can be
done in various ways or media. This study aims to determine how much
influence tax planning, deferred tax expense, and operating cash flow
have on tax avoidance in transportation and logistics sector companies
listed on the Indonesia Stock Exchange in 2019-2021. The research
method used is descriptive quantitative and the sample is determined
using purposive sampling technique, which resulted in a sample of 8
companies based on predetermined criteria. With the help of IBM SPSS
Statistics 25 software the collected data was tested with classical
assumption test, multiple linear regression test and hypothesis testing.
The results of this study indicate that tax planning has a significant
negative effect on tax avoidance, deferred tax expense has no effect on
tax avoidance, operating cash flow has no effect on tax avoidance, and
simultaneously tax planning, deferred tax expense, and operating cash
flow have a significant effect on tax avoidance.

x
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................vii

UCAPAN TERIMAKASIH...........................................................................viii

ABSTRAK.....................................................................................................x

ABSTRACT..................................................................................................xi

DAFTAR ISI................................................................................................xii

DAFTAR TABEL........................................................................................xvi

DAFTAR GAMBAR...................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar Belakang Penelitian......................................................................1

B. Ruang Lingkup Penelitian......................................................................8

C. Rumusan Penelitian...............................................................................9

D. Tujuan Penelitian...................................................................................9

E. Manfaat Penelitian...............................................................................10

1. Aspek Praktis................................................................................10

2. Aspek Kebijakan............................................................................11

3. Aspek Akademik............................................................................11

BAB II KAJIAN LITERATUR......................................................................12

x
A. Penelitian Terdahulu............................................................................12

B. Kajian Pustaka.....................................................................................18

1. Administrasi...................................................................................18

2. Administrasi Publik........................................................................19

3. Administrasi Perpajakan...............................................................20

4. Pajak..............................................................................................21

5. Perencanaan Pajak.......................................................................25

6. Beban Pajak Tangguhan...............................................................32

7. Arus Kas Operasi..........................................................................34

8. Penghindaran Pajak......................................................................38

C. Kerangka Teori....................................................................................41

D. Hipotesis..............................................................................................45

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................46

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian........................................................46

1. Pendekatan Penelitian..................................................................46

2. Jenis Penelitian.............................................................................47

B. Operasionalisasi Variabel Penelitian...................................................48

1. Pengertian Operasional................................................................48

2. Definisi Variabel............................................................................48

3. Kisi-kisi Variabel............................................................................52

C. Teknik Pengumpulan Data..................................................................53


x
D. Teknik Sampling..................................................................................54

1. Populasi.........................................................................................54

2. Sampel..........................................................................................56

E. Teknik Analisis Data............................................................................58

1. Statistik Deskriptif..........................................................................59

2. Uji Asumsi Klasik...........................................................................60

3. Analisis Regresi Data Panel..........................................................63

4. Uji Hipotesis..................................................................................65

F. Lokasi dan Jadwal Penelitian..............................................................68

1. Lokasi Penelitian...........................................................................68

2. Jadwal Penelitian..........................................................................68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................70

A. Gambaran Umum Objek Penelitian.....................................................70

1. Deskripsi Singkat Mengenai BEI (Bursa Efek Indonesia).............70

2. Deskripsi Singkat Mengenai Perusahaan.....................................73

B. Hasil Penelitian....................................................................................81

1. Statistik Deskriptif..........................................................................81

2. Hasil Uji Asumsi Klasik..................................................................85

3. Hasil Uji Regresi Linear Berganda................................................91

4. Hasil Uji Hipotesis.........................................................................93

C. Pembahasan........................................................................................98
x
BAB V PENUTUP....................................................................................103

A. Kesimpulan........................................................................................103

B. Saran.................................................................................................104

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................106

LAMPIRAN...............................................................................................110

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.....................................................................121

x
DAFTAR

TABEL I. 1 Data Penerimaan Pajak.............................................................2

TABEL I. 2 Contoh Perusahaan Yang Melakukan Penghindaran Pajak.....4

TABEL II. 1 Penelitian Terdahulu...............................................................12

TABEL III. 1 Tabel Kisi-kisi Variabel.........................................................52

TABEL III. 2 Daftar Perusahaan................................................................54

TABEL III. 3 Jumlah Sampel Sesuai Kriteria............................................57

TABEL III. 4 Daftar Perusahaan Sesuai Kriteria.......................................58

TABEL III. 5 Uji Durbin Watson..................................................................62

TABEL III. 6 Jadwal Penelitian...................................................................69

x
DAFTAR

GAMBAR II. 1 Kerangka Teori..................................................................44

GAMBAR IV. 1 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia........................73

GAMBAR IV. 2 HASIL NONPARAMETRIC TEST.....................................85

GAMBAR IV. 3 Hasil Uji Multikolinearitas..................................................86

GAMBAR IV. 4 Hasil Uji Heterokedastisitas..............................................88

GAMBAR IV. 5 Hasil Uji Glejser................................................................89

GAMBAR IV. 6 Hasil Durbin Watson Test.................................................90

GAMBAR IV. 7 Hasil Uji Regresi Linear Berganda....................................92

GAMBAR IV. 8 Hasil Uji Simultan (F)........................................................94

GAMBAR IV. 9 Hasil Uji Parsial (t)............................................................95

GAMBAR IV. 10 Hasil Uji Koefisien Determinasi.......................................97

x
BA

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh

orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat pengertian tersebut diatur pada UU No

28 Tahun 2007. Maka dari itu membayar pajak adalah salah satu

kewajiban perpajakan bagi perusahaan sebagai Wajib Pajak yang

harus dipatuhi serta dilaksanakan. Ketentuan pemungutan pajak

tersebut di Indonesia diatur dalam Undang – undang seperti yang

dinyatakan dalam pasal 23A Undang – Undang Dasar 1945

Amandemen III yaitu pajak dan pungutan lain bersifat memaksa untuk

keperluan negara diatur dengan Undang –Undang.

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang

menyumbang lebih dari 80% dari total pendapatan di Indonesia.

Indonesia yang masih termasuk negara berkembang memerlukan

pendanaan besar untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi

informasi serta pembangunan nasional seperti contoh infrastruktur.

1
2

Besarnya kontribusi pajak sebagai sumber penerimaan negara,

pemerintah memberikan fokus optimalisasi pembayaran pajak agar

mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut table yang memuat data

atas penerimaan pajak selama 3 tahun terakhir.

TABEL I. 1

Data Penerimaan Pajak

(Dalam Trilliun Rupiah)


Tahun 2021 2020 2019
Jumlah Realisasi Penerimaan Pajak 1.227,5 1.072,1 1.545,3
Target Penerimaan Pajak Pada APBN 1.214,7 1.198,8 1.790,8
Realisasi Penerimaan Pajak Terhadap Target Pada
103,90% 89,40% 86,50%
APBN (%)
Sumber : https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/ diolah oleh peneliti

Berdasarkan data diatas, dapat diperoleh bahwa pada tahun 2019

dan 2020 realisasi penerimaan pajak terhadap target yang ditetapkan

pada APBN belum mencapai 100%. Adapun salah satu faktor

penghambat realisasi penerimaan pajak adalah penghindaran pajak

(Tax Avoidance). Pajak bagi pemerintah merupakan sumber

penerimaan negara yang akan digunakan untuk mendanai kebutuhan

negara termasuk masyarakatnya. Namun, membayar pajak dianggap

akan mengurangi kemampuan ekonomi perusahaan oleh Wajib Pajak.

Sehingga, tidak sedikit perusahaan yang mencoba untuk menghindari

kewajiban perpajakannya. Padahal, kecurangan dari tindakan tersebut

jika terbongkar akan menimbulkan sanksi perpajakan yang dapat

merugikan perusahaan.
3

Penghindaran pajak (Tax Avoidance) merupakan suatu skema

yang bertujuan mengurangi beban pajak dengan memanfaatkan celah

yang ada pada ketentuan perpajakan. Menurut Monterson dalam

penelitian (Ngadiman and Puspitasari 2014) penghindaran pajak

berkenaan dengan pengaturan sesuatu peristiwa sedemikian rupa

untuk meminimkan atau menghilangkan beban pajak dengan

memerhatikan ada atau tidaknya akibat-akibat pajak yang ditimbulkan.

Penghindaran pajak (Tax Avoidance) dapat dilakukan secara legal

maupun illegal maka dari itu penghindaran pajak (Tax Avoidance)

merupakan persoalan yang sulit dikarenakan mempunyai dua sisi

yang berbeda. Di satu sisi diperbolehkan, namun di sisi yang kedua

penghindaraan pajak juga tidak diharapkan. Selain itu penghindaraan

pajak (Tax Avoidance) juga sulit untuk ditemukan karena menyangkut

dengan strategi dan perencanaan pajak yang perusahaan lakukan

dengan itu sifatnya–pun rahasia.

Di Indonesia, Pemerintah juga memberlakukan beberapa

kebijakan untuk mengurangi atau mencegah adanya penghindaran

pajak (Tax Avoidance) seperti contoh Peraturan Menteri Keuangan

(PMK) Nomor 107 Tahun 2017 terkait control foreign company (CFC).

Dalam aturan ini, jika normalnya wajib pajak dalam negeri (WPDN)

yang memiliki penyertaan pada badan usaha luar negeri hanya

dikenai pajak ketika anak perusahaannya/badan tersebut

mendistribusikan dividen, kini tidak lagi. Pengetatan kebijakan


4

perpajakan ini untuk mencegah penghindaran pajak (Tax Avoidance).

Pasalnya, banyak negara dirugikan karena wajib pajak menggunakan

segala cara untuk meminimalkan pembayaran pajak. Adapun

beberapa contoh perusahaan yang melakukan penghindaran pajak

(Tax Avoidance) pada tabel berikut ini.

TABEL I. 2

Contoh Perusahaan Yang Melakukan Penghindaran Pajak

Nama Deskripsi Sumber


Perusahaan
CV. Bumi Direktur perusahaan jasa news.detik.com
Raya (diakses pada tanggal 21
transportasi CV. Bumi Raya
(2016)
Juji 2022)
dipenjarakan selama 7 bulan
https://news.detik.com/berita/d-
dengan denda Rp. 11,74 miliar
3342607/kasus-pajak-direktur-di-semarang-
terkait penyampaian SPT Masa
dihukum-7-bulan-penjara
PPN dengan isi yang tidak sesuai

kenyataan.

Perbuatan curang tersebut lebih

detailnya adalah penerbitan faktur

pajak yang tidak berdasarkan

transaksi ekonomi yang

sebenarnya atau penggelapan

faktur pajak.

Penyelidikan juga dilakukan

terhadap 8 wajib pajak lainnya.

PT MNF Direktur perusahaan transportasi www.merdeka.com


(2021) (diakses pada tanggal 21
BBM PT MNF ditahan dan
5

ditetapkan sebagai tersangka Juli 2022)

pengemplang pajak senilai Rp. 1,62 https://www.merdeka.com/peristiwa/pengem

miliar. plang-pajak-rp-162-miliar-di-samarinda-

dipenjara-usai-dijemput-di-cimahi.html
Tindakan penghindaran pajak

dilakukan dengan cara

menggelapkan PPN yaitu

menerbitkan faktur pajak atas

transaksi yang tidak pernah terjadi.

DHL Supply Badan Penegakan Hukum news.ddtc.co.id


Chain SpA. Kejahatan Keuangan Italia (diakses pada tanggal 21
menyelidiki perusahaan logistik
(2021) Juli 2022)
DHL Supply Chain SpA. Dan
https://news.ddtc.co.id/perusahaan-afiliasi-
menemukan praktik penggelapan
PPN dan menyita barang bukti dhl-terjerat-kasus-penggelapan-ppn-30598
senilai US$ 20 Juta.
Penggeledahan juga dilakukan di
empat provinsi tempat rumah dan
kantor jajaran perusahaan tersebut.

Perusahaan tersebut juga akan


kooperatif terkait proses hukum
yang akan diberlakukan.

Sumber : Diolah oleh Peneliti

Hingga saat ini penghindaran pajak (Tax Avoidance) masih

menjadi suatu hal yang umum bahkan di Indonesia. Meskipun,

tindakan penghindaran pajak (Tax Avoidance) tidak semuanya illegal

namun berdasarkan contoh yang telah tertera pada tabel diatas kasus

penghindaran pajak (Tax Avoidance) memiliki 1 (satu) dampak yang


6

sama yaitu merugikan negara yang bersangkutan terutama bagi

perusahaan atau wajib pajak yang melakukan penghindaran pajak

(Tax Avoidance) semata – mata dengan menggelapkan pajak

perusahaan yang terutang dan bukan dengan orientasi untuk

menghemat beban pajak.

Perusahaan Sektor Transportasi dan Logistik adalah salah satu

jenis/sektor perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan

terus berkembang hingga saat ini. Sektor Transportasi dan Logistik

memiliki peran yang penting atau krusial mengingat banyak

perusahaan ataupun masyarakat yang sangat memerlukan jasa

transportasi maupun logistik untuk kegiatan sehari-harinya. Dengan

fungsinya jasa yang diberikan oleh sektor transportasi dan logistik

tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan yang bergerak di sektor

tersebut mengalami peningkatan penjualan sehingga adanya

peningkatan laba.

Memiliki laba yang besar juga berarti memiliki kewajiban

perpajakan yang besar. Membayar pajak dianggap mengurangi

kemampuan ekonomi perusahaan maka dari itu dibutuhkan sebuah

tindakan berbentuk strategi atau perencanaan terhadap kewajiban

perpajakan agar pajak perusahaan dapat dikelola dengan baik tanpa

harus menyalahi aturan perpajakan yang berlaku namun tetap

memberikan hasil yang maksimal dalam hal ini mengenai

penghematan beban pajak perusahaan. Tindakan tersebut dapat


7

dilakukan dengan yang biasa disebut perencanaan pajak, yang

memiliki peran dalam penghematan beban pajak perusahaan tanpa

harus menlanggar aturan perpajakan yang berlaku.

Beban pajak merupakan penjumlahan dari beban pajak kini dan

beban (manfaat) tangguhan. Beban Pajak tangguhan merupakan

beban yang timbul akibat perbedaan temporer antara laba akuntansi

(yaitu laba dalam laporan keuangan untuk kepentingan pihak

eksternal) dengan laba fiskal (laba yang digunakan sebagai dasar

perhitungan pajak). Definisi pajak tangguhan nomor 04 PSAK 46

adalah jumlah pajak penghasilan (PPh) yang dapat dipulihkan pada

periode masa depan sebagai akibat adanya beberapa hal seperti

perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, akumulasi rugi pajak

belum dikompensasi, dan akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan,

dalam hal peraturan perpajakan mengizinkan hal tersebut.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya laba perusahaan

yang tinggi akan menyebabkan pembayaran pajak perusahaan juga

tinggi (Hery, 2016). Salah satu instrumen untuk melakukan

penghindaran pajak adalah dengan pendapatan dan instrumen biaya

pada laba akuntansi dan laba fiskal karena potensi pengaruhnya

terhadap arus kas operasi, kondisi ini terkait dengan pelaporan laba

perusahaan. Menurut Hapsari dan Manzilah (2016) arus kas dari

aktivitas operasi adalah arus kas operasi mencakup pengaruh kas dari

transaksi yang menghasilkan pendapatan dan beban, kemudian


8

dimasukan dalam penentuan laba bersih. Sumber kas ini umumnya

dianggap ukuran terbaik dari kemampuan perusahaan dalam

memperoleh dana yang cukup untuk dapat melanjutkan usahanya

termasuk pembayaran pajak.

Pada penelitian terdahulu atas hasil pengujian dengan

menggunakan variabel Perencanaan Pajak, Beban Pajak Tangguhan

dan Arus Kas Operasi terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)

terdapat perbedaan hasil dari masing – masing penelitian. Penelitian-

penelitian tersebut menunjukan hasil antara berpengaruh signifikan

atau tidak berpengaruh signifikan. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian kembali dengan tema Penghindaran Pajak

yang berjudul “Pengaruh Perencanaan Pajak, Beban Pajak

Tangguhan, Dan Arus Kas Operasi Terhadap Penghindaran Pajak

(Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Transportasi dan Logistik

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2021)”

B. Ruang Lingkup Penelitian

Agar peneliti lebih mudah melakukan penelitian ini secara baik

dan benar, maka dibuat suatu pembatasan masalah. Adapun

pembatasan masalah atau ruang lingkup hambatan dan

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, peneliti hanya

membahas atau menganalisis Pengaruh Perencanaan Pajak, Beban

Pajak Tangguhan, Dan Arus Kas Operasi Terhadap Penghindaran


9

Pajak (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Transportasi dan

Logistik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2021)

C. Rumusan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan ruang lingkup Penelitian maka

peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1 Seberapa besar pengaruh Perencanaan Pajak terhadap

penghindaran pajak ?

2 Seberapa besar pengaruh Beban Pajak Tangguhan terhadap

penghindaran pajak ?

3 Seberapa besar pengaruh Arus Kas Operasi terhadap

penghindaran pajak ?

4 Seberapa besar pengaruh Perencanaan Pajak, Beban Pajak

Tangguhan, dan Arus Kas Operasi secara bersama – sama

terhadap penghindaran pajak ?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian dan perumusan masalah yang

peneliti kemukakan dan untuk mencari jawaban permasalahan diatas,

maka peneliti mengadakan untuk mencari data-data yang akan

dianalisis guna menjawab permasalahan tersebut yang bertujuan :


1

1 Untuk mengetahui dan menganalisa seberapa besar pengaruh

Perencanaan Pajak terhadap penghindaran pajak.

2 Untuk mengetahui dan menganalisa seberapa besar pengaruh

Beban Pajak Tangguhan terhadap penghindaran pajak.

3 Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh Arus Kas Operasi

terhadap penghindaran pajak.

4 Untuk mengetahui dan menganalisa seberapa besar pengaruh

Perencanaan Pajak, Beban Pajak Tangguhan, dan Arus Kas

Operasi secara bersama-sama terhadap penghindaran pajak

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang

dibedakan menjadi tiga macam aspek yaitu aspek praktis, aspek

kebijakan, dan aspek akademik.

1. Aspek Praktis

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi atau

referensi kepada perusahaan yang peneliti jadikan sampel

maupun masyarakat umum mengenai Pengaruh Perencanaan

Pajak, Beban Pajak Tangguhan, dan Arus Kas Operasi terhadap

Penghindaran Pajak
1

2. Aspek Kebijakan

Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan bagi Direktorat

Jenderal Pajak dalam meneliti kebijakan yang terkait dengan

penghindaran pajak (Tax Avoidance). Hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberikan informasi atau referensi untuk

penelitian yang akan datang tentang Pengaruh Perencanaan

Pajak, Beban Pajak Tangguhan, dan Arus Kas Operasi terhadap

Penghindaran Pajak

3. Aspek Akademik

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

pengetahuan dan wawasan akademik bagi pengemban ilmu

perpajakan maupun seluruh pembaca dan diharapkan dapat

mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama masa

perkuliahan.
BAB II

KAJIAN LITERATUR

A. Penelitian Terdahulu

Dalam rangka memperkuat hasil penelitian yang sedang dilakukan

oleh peneliti, maka peneliti memaparkan hasil Penelitian terdahulu

sebagai bahan untuk melakukan pertimbangan dalam penelitian yang

sedang dilakukan.

TABEL II. 1

Penelitian Terdahulu

Jenis
No Judul Nama Hasil Penelitian
Penelitian
Memakai teknik analisa
data regrensi berganda,
pengamatan tersebut
menyatakan jika
perencanaan pajak tak
Pengaruh memiliki pengaruh pada
Sri Lestari Yuli
Perencanaan Pajak, tax avoidance.
Prastyatini1, Made
Struktur Modal, Sedangkan struktur modal
Deva Yuliana2
Komisaris dan komisaris independen
Independen Kuantitatif memilki pengaruh
1
Terhadap Tax signifikan kepada tax
Al-Kharaj: Jurnal
Avoidance Dengan avoidance. Selain itu,
Ekonomi, Keuangan &
Ukuran Perusahaan ukuran pajak tidak dapat
Bisnis Syariah Volume
Sebagai Variabel memperkuatkan
4 No.4 (2022)
Moderasi hubungan perencanaan
pajak kepada tax
avoidance. Struktur modal
dan komisaris independen
dapat dimoderasi oleh
ukuran instansi.

2 Pengaruh Corporate Dengan uji analisis


Rahmadanti1, Nur
Social Responsbility, regresi berganda dapat
12
1

Kepemilikan Kuantitatif Sayidah2 disimpulkan. Berdasarkan


Keluarga Dan hasil analisis, variable
Perencanaan Pajak Independen Corporate
Terhadap SURPLUS: Jurnal Social Responsbility
Penghindaran Pajak Riset Mahasiswa memiliki pengaruh
(Tax Avoidance) Ekonomi Manajemen signifikan terhadap
dan Akuntansi Penghindaran terhadap
sekitar dan menghindari
Volume 1, No.1 (2021) penghindaran pajak.
Selanjutnya variable
kepemilikan keluarga
memiliki pengaruh
signifikan terhadap
penghindaran pajak.
terakhir ialah
perencanaan pajak
dengan hasil tidak
berpengaruh signifikan
terhadap penghindaran
pajak.
Studi ini memperoleh
hasil yang membuktikan
bahwa transfer pricing
dan beban
pajak tangguhan memiliki
efek positif yang signifikan
terhadap penghindaran
pajak. Koefisien analisis
penentuan menunjukkan
Pengaruh Transfer
bahwa nilai kuadrat R
Pricing, Beban Pajak
Marcelino Hery yang
Tangguhan
Kuantitatif Chrisandy1, Remista
disesuaikan dalam
Terhadap Simbolon2
3 Deskriptif koefisien uji penentuan
Penghindaran Pajak
Syntax Idea adalah 23,9%, di mana
Pada Perusahaan
76,1% sisanya
Sektor Volume 4, No.5 (2022)
dipengaruhi oleh variabel
Kimia
lain. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel
independen
dalam penelitian ini tidak
cukup berpengaruh pada
struktur modal karena ada
banyak variabel lain yang
memiliki pengaruh besar
pada penghindaran pajak.
Tika Anggraini1, Anny Berdasakan hasil analisis,
Widiasmara2, Nik Beban Pajak Tangguhan
Pengaruh Beban Amah3 berpengaruh terhadap
4 Kuantitatif
Pajak Tangguhan penghindaran pajak dapat
Terhadap disimpulan bahwa masih
Penghindaran Pajak SIMBA : banyak para perusahaan
1

Dengan Komite Audit Seminar Inovasi yang menghindari


Sebagai Pemoderasi Manajemen, Bisnis membayar pajak karena
Dan Akuntansi I Beban Pajak Tangguhan
yang dimiliki. Sedangkan
Volume 1 No. 1
Komite Audit mampu
(2019) memoderasi Beban Pajak
Tangguhan terhadap
penghindaran pajak.
Dapat disimpulkan bahwa
Komite Audit akan dapat
meningkatkan pengaruh
variabel Beban Pajak
Tangguhan terhadap
penghindaran pajak.
Secara parsial variabel
leverage dengan proksi
Debt to Equity Ratio
berpengaruh positif
terhadap penghindaran
pajak perusahaan
pertambangan. Hal ini
berarti, bagi perusahaan
pertambangan semakin
besar rasio leverage
maka semakin besar pula
praktik penghindaran
pajak. Kepemilikan
institusional berpengaruh
positif terhadap
Pengaruh Leverage, Ahmad Gazali1, penghindaran pajak
Kepemilikan Herman Karamoy2, perusahaan
Institusional dan Hendrik Gamaliel3 pertambangan. Tingginya
Arus Kas Operasi
kepemilikan institusional
Terhadap
cenderung akan
5 Penghindaran Pajak Kuantitatif Jurnal Riset Akuntansi meningkatkan beban
Pada Perusahaan dan Auditing pajak sehingga praktik
Tambang yang “GOODWILL”, Volume penghindaran pajak akan
Terdaftar di Bursa 11 No.2 meningkat. Demikian juga
Efek Indonesia
(2020) dengan variabel arus kas
Periode 2014-2019
operasi berpengaruh
signifikan terhadap
penghindaran pajak
perusahaan
pertambangan. Hal ini
berarti, bagi perusahaan
pertambangan semakin
besar arus kas operasi
akan mendorong praktik
penghindaran pajak.
Berdasarkan hasil
penelitian, maka saran
peneliti dalam rangka
menghindari praktik
penghindaran pajak
1

dalam sektor
pertambangan:
Hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa
leverage, kepemilikan
institusional dan arus kas
operasi berpengaruh
terhadap penghindaran
pajak membuktikan
bahwa perusahaan
pertambangan melakukan
praktik penghindaran
pajak. Besarnya pajak
yang dibebankan pada
sektor pertambangan
mendorong perusahaan
pertambangan untuk
melakukan praktik
penghindaran pajak.
The results of the
research show that (1)
Astrid Faradisty1 corporate social
responsibility variables
Eka Hariyani2 have an effect on tax
The Effect Of
Meilda Wiguna3 avoidance, (2)
Corporate Social
independent
Responsibility,
commissioner variables
Profitability,
Descriptive Journal of have an effect on tax
6 Independent
Quantitative Contemporary avoidance, (3) sales
Commissioners,
Accounting growth variables have an
Sales Growth And
effect on tax avoidance,
Capital Intensity On Volume 1 No.3 (2019) while (4) profitability
Tax Avoidance
variables does not affect
tax avoidance and (5)
capital intensity variables
does not affect tax
avoidance.
Sumber : Diolah oleh peneliti, 2022

Berdasarkan penjelasan tabel diatas ditemukannya kebaruan dari

penelitian ini. Sumber penelitian pertama terdapat persamaan yaitu

membahas pengaruh perencanaan pajak terhadap penghindaran

pajak. Perbedaanya terdapat pada penambahan variabel independen

dimana terdapat pengaruh struktur modal, komisaris independen

membahas penghindaran pajak serta penelitiannya dilakukan pada


1

instansi BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

2019-2021. Sedangkan penulis menambahkan variabel independen

pengaruh beban pajak tangguhan, dan arus kas operasi terhadap

penghindaran pajak serta penelitiannya dilakukan pada Perusahaan

Sektor Transportasi dan Logistik yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2019-2021.

Sumber penelitian kedua terdapat persamaan pada pengaruh

perencanaan pajak terhadap penghindaran pajak. Perbedaanya

terdapat pada penambahan variabel independen dimana membahas

pengaruh corporate social responsbility, kepemilikan keluarga

terhadap penghindaran pajak serta penelitiannya dilakukan pada

Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2019.

Sedangkan penulis menambahkan variabel independen pengaruh

beban pajak tangguhan, dan arus kas operasi terhadap penghindaran

pajak serta penelitiannya dilakukan pada Perusahaan Sektor

Transportasi dan Logistik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2019-2021.

Sumber penelitian ketiga terdapat persamaan pada pengaruh

beban pajak tangguhan terhadap penghindaran pajak. Perbedaanya

terdapat pada penambahan variabel independen dimana membahas

pengaruh transfer pricing terhadap penghindaran pajak serta

penelitiannya dilakukan pada Perusahaan Subsektor Kimia yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 2018-2020. Sedangkan


1

penulis menambahkan variabel independen pengaruh perencanaan

pajak, dan arus kas operasi terhadap penghindaran pajak serta

penelitiannya dilakukan pada Perusahaan Sektor Transportasi dan

Logistik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021.

Sumber penelitian keempat terdapat persamaan pada pengaruh

beban pajak tangguhan terhadap penghindaran pajak. Perbedaanya

terdapat pada penambahan variabel depeden yaitu pengaruh beban

pajak tangguhan membahas penghindaran pajak dengan komite audit

sebagai pemoderasi serta penelitiannya dilakukan pada Perusahaan

Sektor Pertambangan Batu Bara yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2013–2017. Sedangkan penulis menambahkan

variabel independen pengaruh perencanaan pajak, dan arus kas

operasi terhadap penghindaran pajak serta penelitiannya dilakukan

pada Perusahaan Sektor Transportasi dan Logistik yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021.

Sumber penelitian kelima terdapat persamaan pada pengaruh

arus kas operasi terhadap penghindaran pajak. Perbedaanya terdapat

pada penambahan variabel independen dimana membahas pengaruh

pengaruh leverage, kepemilikan institusional terhadap penghindaran

pajak serta penelitiannya dilakukan pada Perusahaan Tambang dari

tahun 2014-2019. Sedangkan penulis menambahkan variabel

independen pengaruh perencanaan pajak, beban pajak tangguhan

terhadap penghindaran pajak serta penelitiannya dilakukan pada


1

Perusahaan Sektor Transportasi dan Logistik yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2019-2021.

Sumber penelitian keenam terdapat persamaan pada variabel

dependen yaitu penghindaran pajak. Perbedaanya terdapat pada

variabel independen dimana membahas pengaruh CSR, profitabilitas,

komisaris independent, pertumbuhan penjualan dan intensitas modal

terhadap penghindaran pajak serta penelitiannya dilakukan pada

Perusahaan Sektor Manufakturing yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2015–2017. Sedangkan penulis membahas

variabel independen pengaruh perencanaan pajak, beban pajak

tangguhan dan arus kas operasi terhadap penghindaran pajak serta

penelitiannya dilakukan pada Perusahaan Sektor Transportasi dan

Logistik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021.

B. Kajian Pustaka

Berikut peneliti uraikan kajian pustaka yang akan digunakan

dalam Penelitian sebagai teori dasar terkait Penelitian ini.

1. Administrasi

Menurut Chrisyanti dalam (Kacaribu 2020) Administrasi

berasal dari bahasa Yunani, yaitu administrare yang memiliki arti

melayani atau membantu. Sedangkan dalam bahasa Inggris

menggunakan istilah administration yang terdiri dari kata “ad”

yang
1

artinya intensive dan “ministrare” yang artinya melayani (to serve).

Dengan demikian, administrasi adalah melayani dengan baik.

Pendapat lain yang dinyatakan oleh Siagian dalam (Anggara

2016), Administrasi keseluruhan proses kerjasama antar dua

orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Pengertian Administrasi menurut Atmojo dalam (Syafiie and

Welasari 2015) mengatakan bahwa :

“Administrasi merupakan suatu fenomena social, yaitu


perwujudan tertentu di dalam masyarakat modern. Eksistensi dari
administrasi berkaitan dengan organisasi. Jadi barang siapa
hendak mengetahui adanya adminstrasi dalam masyarakat ia
harus mencari terlebih dahulu suatu organnisasi yang masih hidup,
di tempat tersebut terdapat organisasi”
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa administrasi adalah proses kerjasama yang ada pada

setiap usaha kelompok untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan

2. Administrasi Publik

Menurut Atmosudirjo dalam (Indradi 2016) pengertian

administrasi publik adalah “Administrasi dari pada negara secara

organisasi dan administrasi yang mengejar tercapainya tujuan-

tujuan yang bersifat kenegaraan”.


2

Menurut Wirman Syafri (2012) mengenai pengertian

administrasi publik adalah

“Administrasi Publik adalah urusan atau praktik urusan


pemerintah karena tujuan pemerintah ialah melaksanakan
pekerjaan publik secara efisien dan sejauh mungkin sesuai
dengan selera dan keinginan rakyat.”
Menurut Caiden dalam (Mindarti 2016) mendefinisikan,

administrasi publik merupakan seluruh kegiatan administrasi untuk

segenap urusan publik.

Dari ketiga pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

administrasi publik adalah sebuah tindakan atau urusan

pemerintah untuk merealisasikan secara efisien tujuan serta

sasaran yang telah ditentukan.

3. Administrasi Perpajakan

Pendapat Liberti Pandiangan (2014), “Administrasi

perpajakan adalah kegiatan penatausahaan dan pelayanan yang

dilakukan oleh setiap orang yang ada dalam organisasi demi

melaksanakan hak serta kewajiban di bidang perpajakan”.

Menurut Siti Kurnia Rahayu (2017),

“Administrasi perpajakan merupakan proses yang dilakukan


secara dinamis dan terus menerus dalam kegiatan pemungutan
pajak dengan melibatkan kerja sama sumber daya manusia yang
tersedia baik fiskus maupun wajib pajak.”
Dari kedua pengertian diatas dapat diperoleh kesimpulan

bahwa administrasi perpajakan adalah proses penatausahaan


2

dalam kegiatan pemungutan pajak demi melaksanakan hak serta

kewajiban perpajakan.

4. Pajak

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara

yang menyumbang lebih dari 80% dari total pendapatan di

Indonesia. Indonesia yang masih termasuk negara berkembang

memerlukan pendanaan besar untuk dapat mengikuti

perkembangan teknologi informasi serta pembangunan nasional

seperti contoh infrastruktur. Salah satu sumber pembiayaan

tersebut adalah pajak yang saat ini sedang dimanfaatkan secara

optimal untuk alokasi yang merata dan maksimal.

a. Pengertian Pajak

Pengertian pajak yang dikemukakan oleh para ahli satu

sama lain memiliki pendapat yang berbeda. Namun, satu

persamaan yang dapat ditemukan adalah tujuan yang sama

yaitu merumuskan pengertian pajak agar mudah dimengerti

dan dipahami.

Pengertian pajak menurut Mangkoesoebroto dalam

(Simanjuntak and Imam 2019), mendefinisikan:

“Pajak adalah suatu pungutan yang merupakan hak


preogratif pemerintah (negara), pungutan tersebut
didasarkan pada undang-undang, pemungutannya dapat
2

dipaksakan kepada subjek pajak untuk mana tidak ada balas


jasa yang langsung dapat ditunjukkan penggunaannya.”
menurut P.J.A Andriani dalam (Simanjuntak and Imam

2012) mengatakan:

“Pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang


dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-erauran umum
(undangundang) dengan tidak mendapatkan prestasi
kembali yang langsung dapat ditujukan dan yang gunanya
adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubungan tugas Negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan.”
Pendapat lain seperti menurut Prof. Dr. Rochmat

Soemitro, SH. dalam (Resmi 2016:1) adalah sebagai berikut :

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara


berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tidak dapat jasa timbal balik (kontra prestasi) yang
langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.”
Dari definisi – definisi diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa terdapat unsur – unsur pokok dalam pajak, yakni :

1. Iuran rakyat kepada negara, negara yang berhak untuk

memungut pajak dan iuran berbentuk uang bukan

berbentuk barang.

2. Berdasarkan undang-undang, pajak dipungut

berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang

serta aturan pelaksanaannya.


2

3. Tanpa kontra prestasi dari negara secara langsung,

membayar pajak kepada negara tidak mendapat kontra

prestasi individual oleh pemerintah.

4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara,

pajak akan digunakan untuk pengeluaran yang

bermanfaat bagi masyarakat luas.

b. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak merupakan sebuah

mekanisme yang digunakan untuk menghitung besarnya

pajak yang harus dibayar Wajib Pajak ke negara. Menurut

Siti Resmi (2016) dalam memungut ada 3 sistem

pemungutan pajak yaitu:

1) Official Assesment System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah

pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan perpajakan yang belaku.

Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung dan

memungut pajak sepenuhnya berada ditangan para

aparatur perpajakan. Dengan demikian, berhasil atau

tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak


2

bergantung pada paratur perpajakan (peranan dominan

ada pada aparatur perpajakan).

2) Self assessment System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

Wajib Pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang

terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dalam

sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung Dan

memungut pajak sepenuhnya berada dutangan Wajib

Pajak. Wajib Pajak dianggap mampu menghitung pajak,

mampu memahami undang-undang perpajakan yang

sedang berlaku, Dan mempunyai kejujuran yang tingi,

serta menyadari akan arti pentingnya membayar pajak.

Oleh karena itu, Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk:

a. Menghitung sendiri pajak yang terutang

b. Memperhitungkan sendiri pajak yang terutang

c. Membayar sendiri jumlah pajak yang terutang

d. Melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang

e. Mempertanggungjawabkan pajak yang terutang


2

Dengan demikian, behasil atau tidaknya pelaksanaan

pemungutan pajak banyak tergantung pada Wajib Pajak

sendiri (peranan dominan ada pada Wajib Pajak).

3) With Holding System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan

besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak sesuai

dengan peraturan perundang perpajakan yang berlaku.

Penunjukkan pihak ketiga ini dilakukan sesuai peraturan

perundang-undangan perpajakan, keputusan presiden,

Dan peraturan lainnya untuk memotong dan memungut

pajak, menyetor, Dan mempertanggungjawabkan melalui

perpajakan yang tersedia. Berhasil atau tidaknya

pelaksanaan pemungutan pajak tergantung pada pihak

ketiga yang ditunjuk.

5. Perencanaan Pajak

Menurut Resmi (2016), perencanaan pajak adalah langkah

awal dalam manajemen pajak. Pada tahap ini dilakukan

pengumpulan dan Penelitian terhadap peraturan perpajakan agar

dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan

dilakukan. Pada umumnya penekanan perencanaan pajak (tax

planning) adalah untuk meminimalkan kewajiban pajak.


2

Sedangkan menurut Chairil Anwar (2017:18) pengertian

perencanaan pajak yaitu:

“Perencanaan Pajak adalah proses mengorganisasian usaha


wajib pajak orang pribadi maupun badan usaha sedemikian rupa
dengan memanfaatkan berbagai celah kemungkinan yang dapat
ditempuh oleh perusahaan dalam koridor ketentuan peraturan
perpajakan, agar perusahaan dapat membayar pajak dalam
jumlah minimum”.
Dari kedua pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa

perencanaan pajak adalah tahap awal suatu manajemen pajak

yang mengorganisir pajak dengan memanfaatkan celah peraturan

perpajakan agar kewajiban pajak perusahaan dapat dilaksanakan

secara efisien.

a. Tujuan Perencanaan Pajak

Menurut Chairil Anwar (2017:21) mengemukakan bahwa

secara umum tujuan pokok dari perencanaan pajak adalah

sebagai berikut:

1. Meminimalisasi beban pajak yang terutang Tindakan yang

harus diambil dalam rangka perencanaan pajak tersebut

berupa usaha-usaha mengefisiensikan beban pajak yang

masih dalam ruang lingkup perpajakan dan tidak

melanggar peraturan perpajakan.

2. Memaksimalkan laba setelah pajak


2

3. Meminimalkan terjadinya kejutan pajak (tax surprise) jika

terjadi pemeriksaan pajak oleh fiskus

4. Memenuhi kewajiban perpajakannya secara benar,

efisiensi dan efektif sesuai dengan ketentuan perpajakan,

yang antara lain meliputi:

a. Mematuhi segala ketentuan administratif, sehingga

terhindar dari pengenaan sanksi, baik sanksi

administrative maupun pidana, seperti bunga,

kenaikan dana, dan hukum kurungan atau penjara

b. Melaksanakan secara efektif segala ketentuan

undang-undang perpajakan yang terkait dengan

pelaksanaan pemasaran, pembelian, dan fungsi

keuangan, seperti potongan dan pemungutan pajak

(PPh Pasal 21, Pasal 22, dan Pasal 23).

b. Manfaat Perencanaan Pajak

Sebuah perusahaan wajib mengetahui apa manfaat

dari perencanaan pajak agar tidak terjadinya kesalahan

dalam penerapannya. Menurut Chairil Anwar

(2017:20) ,manfaat perencanaan pajak yaitu:

1. Penghematan kas keluar, karena beban pajak yang

merupakan unsur biaya dapat dikurangi


2

2. Mengatur aliran kas masuk dan keluar, karena dengan

perencanaan pajak yang matang dapat diperkirakan

kebutuhan kas untuk pajak, dan menentukan saat

pembayaran sehingga perusahaan dapat menyusun

anggaran kas secara lebih akurat.

c. Strategi Perencanaan Pajak

Strategi perencanaan pajak merupakan cara

bagaimana perusahaan dapat mengatur perencanaan pajak

dengan baik agar dapat menghasilkan perencanaan pajak

yang baik. Strategi perencanaan pajak menurut Chairil

Anwar (2017:10) antara lain:

1) Tax saving, adalah upaya untuk mengefisiensikan beban

pajak melalui pemilihan alternatif pengenaan pajak

dengan tarif yang lebih rendah.

2) Tax Avoidance, adalah upaya mengefisiensikan beban

pajak dengan cara menghindari pengenaan pajak

dengan mengarahkan pada transaksi yang bukan objek

pajak.

3) Penundaan atau Penggeseran Pembayaran Pajak,

merupakan kewajiban pajak dapat dilakukan tanpa

melanggar peraturan perpajakan yang berlaku.


2

4) Mengoptimalkan Kredit Pajak yang Diperkenankan Wajib

pajak sering kali kurang mendapat informasi mengenai

pembayaran yang dapat dikreditkan. Contoh : PPh Pasal

22 atas pembelian solar dari pertamina yang bersifat

final jika pembeliannya perusahaan yang bergerak

dibidang penyaluran migas.

5) Menghindari Pemeriksaan Pajak dengan Cara

Menghindari Lebih Bayar. Menghindari pemeriksaan

pajak dapat dilakukan dengan mengajukan pengurangan

pembayaran angsuran PPh Pasal 25 ke KPP yang

bersangkutan, apabila berdasarkan estimasi dalam

tahunan pajak yang bersangkutan akan terjadi kelebihan

pembayaran pajak. Selain itu dapat juga mengajukan

permohonan pembebasan PPh Pasal 22 impor apabila

perusahaan melakukan impor.

6) Menghindari Pelanggaran Terhadap Peraturan

Perpajakan Menghindari pelanggaran terhadap

peraturan perpajakan dapat dilakukan dengan cara

menguasai peraturan perpajakan

d. Tahapan Dalam Perencanaan Pajak

Berikut adalah tahapan dalam perencanaan pajak, yaitu:


3

1) Mengalisis informasi yang ada

Tahapan pertama dari proses tax planning adalah

menganalisis komponen yang berbeda atas pajak yang

terlibat dalam suatu proyek Dan menghitung seakurat

mungkin beban yang harus ditanggung.

2) Membuat satu model atau lebih rencana kemungkinan

besarnya pajak

3) Mengevaluasi pelaksanaan rencana pajak

Perencanaan pajak sebagai suatu perencanaan

merupakan bagian kecil dari seluruh perencanaan stretegi

perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi

untuk melihat sejauh mana hasil pelaksanaan suatu

perencanaan pajak terhadap beban pajak. Evaluasi

tersebut melputi:

a) Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan

b) Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan dan

berhasil dengan baik

c) Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan tapi

gagal
3

d) Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki

kembali rencana pajak

Hasil suatu perencanaan pajak dapat dikatakan

baik atau buruk tentunya harus dievaluasi melalui

berbagai rencana yang dibuat dengan demikian

keputusan yang terbaik atas suatu perencanaan pajak

harus sesuai dengan bentuk transaksi dan tujuan

operasi perbandingan berbagai rencana harus diubah

mengingat adanya perubahan peraturan perundang –

undangan

e) Memukhtahirkan rencana pajak

Meskipun suatu rencana pajak telah dilaksanakan

Dan proyek juga telah berjalan, namun juga masih

mempertimbangkan setiap perubahan yang terjadi

baik undang – undang maupun pelaksanaannya di

negara dimana aktivitas tersebut dilakukan.

Pemukhtahiran dari suatu rencana adalah

konsekuensi yang perlu dilakukkan oleh masyarakat

yang dinamis

e. Pengukuran Perencanaan Pajak

Dalam mengukur perencanaan pajak dapat

menggunakan rumus Tax Retention Rate atau tingkat retensi


3

pajak. Adapun Rumus tax retention rate menurut Wild et al

dalam (Pulungan, 2020) adalah :

Keterangan :
Net Income
TRR = Tax Retention Rate (tingkat retensi pajak)
TRR =
perusahaan I pada tahun t. Pretax Income
(EBIT)
Net Income = Laba bersih perusahaan I pada tahun t.

Pretax Income (EBIT) = Laba sebelum pajak perusahaan I

tahun t

6. Beban Pajak Tangguhan

Adapun pengertian beban pajak tangguhan menurut

Hermanto (2015) beban pajak tangguhan adalah beban yang

timbul akibat perbedaan temporer antara laba akuntansi (laba

dalam pelaporan keuangan untuk pihak eksternal) dengan laba

fiskal (laba yang digunakan sebagai dasar perhitungan pajak).

Sedangkan menurut Sari (2014) beban pajak tangguhan

adalah jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang muncul

akibat adanya pengakuan atas liabilitas atau asset pajak


3

tangguhan, beban pajak tangguhan akan menimbulkan liabilitas

pajak tangguhan.

Dari kedua pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa

beban pajak tangguhan adalah beban yang muncul karena

adanya perbedaan temporer antara laba akuntansi dengan laba

fiskal dan beban pajak tangguhan akan menimbulkan liabilitas

pajak tangguhan.

a. Pengukuran Beban Pajak Tangguhan

Dijelaskan pada penelitian Sumomba dan Hutomo (2012)

untuk mengukur beban pajak tangguhan menggunakan

rumus besaran beban pajak tangguhan. Adapun rumus

besaran beban pajak tangguhan menurut Phillips et al dalam

penelitian (Pulungan 2020) sebagai berikut :

Beban pajak tangguhan perusahaan i pada tahun t


BBPT =
Keterangan :
Total aktiva pada akhir tahun t-
1
BBPT = Besaran Beban Pajak Tangguhan
3

7. Arus Kas Operasi

Salah satu instrumen untuk melakukan penghindaran pajak

adalah dengan pendapatan dan instrumen biaya pada laba

akuntansi dan laba fiskal karena potensi pengaruhnya terhadap

arus kas operasi.

a. Pengertian Arus Kas

Menurut Prastowo (2015) arus kas merupakan konsep

dasar dalam penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu

perusahaan.

Sedangkan dari penekanan terhadap bentuk laporannya

menurut Wahyudiono (2014) Laporan arus kas adalah bagian

dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan

pada suatu periode akuntansi yang menunjukan aliran masuk

dan keluar uang atau kas perusahaan.

Dari kedua pengertian diatas kesimpulan yang dapat

peneliti ambil adalah arus kas merupakan konsep dasar yang

dituangkan dalam bentuk laporan memuat pengeluaran dan

penerimaan uang atau kas suatu perusahaan.

b. Tujuan Arus Kas

Menurut Rudianto (2013) secara umum tujuan dibuatnya

laporan arus kas yaitu :


3

1) Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas

bersih masa depan.

2) Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya,

membayar deviden, dan kebutuhannya untuk perusahaan

internal.

3) Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dan

penerimaan serta pembayaran kas yang berkaitan.

4) Menilai pengaruh posisi keuangan suatu perusahaan dari

transaksi investasi dan pendanaan kas non-kas selama

suatu periode tertentu.

c. Klasifikasi Arus Kas

Diperoleh melalui penelitian Wahyuni (2021)

pengklasifikasian arus kas penting dilakukan untuk

mengevaluasi perubahan kas bersih yang terjadi dan

memprediksi arus kas masa depan. Dimana laporan arus

kas dilaporkan selama periode tertentu dan diklasifikasikan

menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

1) Aktivitas-aktivitas Operasi

Aktivitas operasi melibatkan produksi dan

pengiriman barang untuk dijualserta penyediaan jasa.

Arus kas diaktivitas-aktivitas operasi bisanya


3

menunjukkan dampak dari transaksi-transaksi yang

masuk ke dalam penentuan laba bersih. Termasuk

dalam katagori sebagai arus kas masuk (cash inflow)

adalah penerimaan kas dari pelanggan untuk barang dan

jasa yang di belinya, pendapatan bunga dan deviden

atas pinjaman sedangkan dalam katagori arus kas keluar

( cash out flows) adalah pembayaran untuk gaji barang

dan jasa dan beban operasi.

2) Aktivitas-aktivitas Investasi

Aktivitas investasi adalah berbagai aktivitas yang

terkait dengan pembelian dan penjualan harta

perusahaan yang dapat menjadi sumber pendapatan

perusahaan. Seperti pembelian dan penjualan

gedung,tanah,mesin,kenderaan pembeliaan obligasi

atau saham perusahaan lain dan sebagainya.

3) Aktivitas-aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan meliputi perolehan atau

pengambilan sumberdaya dari atau kepada pemiliknya

dan pemberian imbalan atas investasi mereka, serta

perolehan sumber daya dari kreditor dan pembayaran

kembali jumlah yang dipinjam atau pelunasan kewajiban.

Contoh arus kas masuk dari aktivitas-aktivitas


3

pendanaan meliputi penerbitan wesel, obligasi, hipotik,

pinjaman-pinjaman jangka pendek lainnya. Serta

penerbitan saham biasa dan saham preferen.

d. Pengukuran Arus Kas Operasi

Diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Hapsari dan

Manzillah (2016) arus kas dari aktivitas operasi menurut Kieso

at al adalah arus kas operasi mencakup pengaruh kas dari

transaksi yang menghasilkan pendapatan dan beban,

kemudian dimasukan dalam penentuan laba bersih.

Arus kas operasi diukur dengan menggunakan perubahan

nilai arus kas operasi perusahaan i pada akhir periode t

dengan t-1 dibagi dengan total aset pada tahun t-1,

Rumus pengukuran arus kas adalah sebagai berikut :

CFOit−CFOit−1
Keterangan :∆CFO
=
∆CFO = Total Arus Kas Operasi.

CFOit = Total Arus Kas Operasi Tahun

Berjalan.
3

CFOit−1 = Total Arus Kas Operasi Tahun

Sebelumnya.

Total assetsit−1 = Total Aset Tahun Sebelumnya.

8. Penghindaran Pajak

Penghindaran pajak (Tax Avoidance) dapat dilakukan secara

legal maupun illegal maka dari itu penghindaran pajak (Tax

Avoidance) merupakan persoalan yang sulit dikarenakan

mempunyai dua sisi yang berbeda. Di satu sisi diperbolehkan,

namun di sisi yang kedua penghindaraan pajak juga tidak

diharapkan.

a. Pengertian Penghindaran Pajak

Pengertian penghindaran pajak (tax avoidance) dijelaskan

oleh beberapa pakar.

Menurut Suandy (2016) penghindaran pajak (tax

avoidance) adalah upaya yang dilakukan perusahaan untuk

meminimalisir beban pajak. Penghindaran pajak dianggap

legal karena masih sesuai dengan peraturan perundang-

undangan perpajakan, namun pemerintah merasa keberatan

karena tindakan penghindaran pajak dapat merugikan negara.

Pendapat lain mengenai pengertian penghindaran pajak

(tax avoidance) menurut Pohan (2017) menjelaskan bahwa


3

penghindaran pajak ialah cara yang legal karena dilakukan

dengan memanfaatkan celah-celah yang ada pada undang-

undang perpajakan untuk meminimalisir jumlah pajak

terhutang.

Menurut Monterson dalam penelitian (Ngadiman and

Puspitasari 2014) penghindaran pajak berkenaan dengan

pengaturan sesuatu peristiwa sedemikian rupa untuk

meminimkan atau menghilangkan beban pajak dengan

memerhatikan ada atau tidaknya akibat-akibat pajak yang

ditimbulkan.

Peneliti menyimpulkan dari ketiga pengertian diatas

bahwa penghindaran pajak (tax avoidance) adalah upaya

yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang memuat tindakan

untuk meminim atau menghilangkan pajak dengan

memanfaatkan celah-celah yang ada pada Undang–Undang

dapat secara legal maupun illegal.

b. Karakteristik Penghindaran Pajak

Menurut Komite fiskal dari Organizaton for Economic

Cooperation and Development (OECD) dalam Suandy (2016)

karakteristik penghindaran pajak mencakup tiga hal sebagai

berikut :
4

1) Adanya unsur artificial arrangement, yang berbagai

pengaturan seolah – olah terdapat didalamnya padahal

tidak, dan ini dilakukan karena ketiadaan faktor pajak.

2) Skema seperti ini sering memanfaatkan celah dari

Undang-Undang atau menerapkan ketentuan-ketentuan

legal untuk berbagai tujuan, yang berlawanan dari isi

Undang-Undang yang sebenarnya.

3) Kerahasiaan, bentuk dari skema ini umumnya para

konsultan menunjukan alat atau cara untuk melakukan

penghindaran pajak dengan syarat wajib pajak menjaga

serahasia mungkin.

c. Pengukuran Penghindaran Pajak

Pengukuran penghindaran pajak (tax avoidance)

menggunakan Cash Effective Tax Rate (CETR). Menurut

Ngadiman dan Christiany (2014) CETR merupakan jumlah

kas yang dibayarkan oleh perusahaan dalam pembayaran

pajak terhadap laba sebelum pajak perusahaan. Adapun

rumus CETR adalah sebagai berikut :

(Pembayaran Pajak)
CETR =
(Laba Sebelum Pajak)
4

Keterangan :

CETR = Cash Effective Tax Rate

Cara pengukuran tersebut dapat digunakan karena

dapat menggambarkan adanya aktivitas penghindaran pajak

(tax avoidance). Pengukuran tax avoidance digunakan

untuk menggambarkan adanya kegiatan penghindaran

pajak karena semakin tinggi tingkat presentase CETR

yaitu mendekati tarif pajak penghasilan badan (misalnya

sebesar 22%) mengindikasikan bahwa semakin rendah

tingkat penghindaran pajak perusahaan, sebaliknya

semakin rendah tingkat presentase CETR

mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat

penghindaran pajak perusahaan.

C. Kerangka Teori

Kerangka Teori merupakan uraian hubungan teori dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Kerangka teori digunakan sebagai dasar atau landasan teori dalam

penelitian ini, sehingga sangat penting bagi peneliti untuk menyusun

kerangka teori ini yang memuat pokok-pokok pemikiran yang akan

menggambarkan dari sudut mana masalah akan disorot.


4

Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Penghindaran Pajak

Perencanaan pajak merupakan tahap awal suatu manajemen

pajak yang mengorganisir pajak dengan memanfaatkan celah

peraturan perpajakan agar kewajiban pajak perusahaan dapat


Net Income
dilaksanakan secara efisien. Dengan adanya perencanaan pajak
TRR =
penekanan beban pajak Pretax
dapat Income
diminimalisir. Perencanaan pajak
(EBIT)
diukur dengan menggunakan rumus Tax Retention Rate atau tingkat

retensi pajak. Rumus TRR adalah sebagai berikut :

Berdasarkan hasil pengujian Yuliana bersama Prastyatini (2022)

dan Rahmadanti bersama Sayidah (2021) menunjukan bahwa

perencanaan pajak tidak memiliki pengaruh terhadap penghindaran

pajak (tax avoidance).

Pengaruh Beban Pajak Tangguhan Terhadap Penghindaran Pajak

Beban pajak tangguhan merupakan beban yang muncul karena

adanya perbedaan temporer antara laba akuntansi dengan laba fiskal

dan beban pajak tangguhan akan menimbulkan liabilitas pajak

tangguhan. Dalam mengukur beban pajak tangguhan dapat


4

menggunakan rumus besaran beban pajak tangguhan. Adapun rumus

besaran beban pajak tangguhan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil pengujian Anggraini bersama Amah (2019) dan


Beban pajak tangguhan perusahaan i pada
tahun
Chrisandy t BBPT Simbolon
bersama = (2022) menunjukan bahwa beban pajak
Total aktiva pada akhir tahun t-
tangguhan memiliki pengaruh terhadap
1 penghindaran pajak (tax

avoidance).

Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Penghindaran Pajak

Arus kas merupakan konsep dasar yang dituangkan dalam

bentuk laporan memuat pengeluaran dan penerimaan uang atau kas

suatu perusahaan sedangkan Arus kas operasi mencakup pengaruh

kas dari transaksi yang menghasilkan pendapatan dan beban,

kemudian dimasukan dalam penentuan laba bersih. Arus kas operasi

diukur dengan menggunakan perubahan nilai arus kas operasi

perusahaan i pada akhir periode t dengan t-1 dibagi dengan total

aset pada tahun t-1, Rumus pengukuran arus kas adalah sebagai

berikut :

CFOit−CFOit−1
∆CFO
=
Total assetsit−1
4

Berdasarkan hasil pengujian Gazali, Herman dan Hendrik (2020)

menunjukan bahwa arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap

penghindaran pajak perusahaan pertambangan. Hal ini berarti, bagi

perusahaan pertambangan semakin besar arus kas operasi akan

mendorong praktik penghindaran pajak.

Berdasarkan penjelasan, maka peneliti menggambarkan kerangka

teori penelitian sebagai berikut:

GAMBAR II. 1

Kerangka Teori

Perencanaan Pajak (X1)


Pengukuran melalui rumus
TRR
Sumber : Wild et al dalam
Pulungan (2020)

Beban Pajak Tangguhan (X2) Penghindaran Pajak (Y)


Pengukuran melalui rumus Pengukuran melalui rumus
BBPT CETR
Sumber : Phillips et al dalam Sumber : Ngadiman dan
Pulungan (2020) Christiany (2014)

Arus Kas Operasi (X3)


Pengukuran melalui rumus
∆CFO
Sumber : Hapsari dan
Manzilah (2016)

Sumber : Diolah oleh peneliti, 2022


4

D. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2015) Hipotesis adalah jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, menunjukan rumusan

masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan, dikatakan

sementara karena jawaban yang diberikan hanya didasarkan pada

teori relevan. Berikut hipotesis dari penelitian ini:

H1 = Perencanaan Pajak berpengaruh negatif terhadap

Penghindaran Pajak pada perusahaan sektor transportasi dan

logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021.

H2 = Beban Pajak Tangguhan berpengaruh positif terhadap

Penghindaran Pajak pada perusahaan sektor transportasi dan

logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021.

H3 = Arus Kas Operasi berpengaruh positif terhadap Penghindaran

Pajak pada perusahaan sektor transportasi dan logistik yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021.

H4 = Perencanaan Pajak, Beban Pajak Tangguhan, dan Arus Kas

Operasi secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap

Penghindaran Pajak pada perusahaan sektor transportasi dan

logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Berikut peneliti uraikan pendekatan serta jenis Penelitian yang

akan digunakan dalam proses Penelitian skripsi ini.

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan Penelitian yang digunakan dalam Penelitian

skripsi ini adalah pendekatan Penelitian kuantitatif, yaitu suatu

pendekatan Penelitian yang berusaha untuk menguji teori dan

hipotesis melalui variabel-variabel penelitian. Adapun pengertian

pendekatan penelitian kuantitatif menurut para ahli sebagai berikut.

Menurut Sugiyono (2015 ) metode penelitian kuantitatif dapat

diartikan sebagai.

“metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postivisme,


digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis
dan bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.”

Dengan pendekatan kuantitatif ini juga peneliti bermaksud

untuk memahami tentang hubungan dengan pengaruh antar

variabel-variabel Penelitian serta memahami masalah sosial


46
4

mengenai Pengaruh Perencanaan Pajak, Beban Pajak

Tangguhan, Dan Arus Kas Operasi Terhadap Penghindaran Pajak

(Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Transportasi dan Logistik

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2021)

Sehingga diharapkan dengan pendekatan kuantitatif ini dapat

menjawab dari rumsan masalah yang ada dalam Penelitian ini.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deksriptif yaitu

penelitian yang bersifat menjelaskan untuk mengumpulkan,

menganalisis serta membandingkan pengetahuan teknis ( data

primer) dengan keadaan yang sebenarnya pada perusahaan

untuk mengambil kesimpulan.

Ajat Rukajat (Rukajat 2018:1), mengemukakan pendapatnya

mengenai penelitian deskriptif, yaitu sebagai berikut:

“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha


menggambarkan fenomena yang terjadi secara nyata (realistik),
aktual, dan terjadi pada saat ini, karena penelitian ini untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki.”

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian

deskriptif adalah penelitian yang meneliti peristiwa atau fenomena

pada masa sekarang dengan membuat deskripsi secara

sistematis, faktual dan akurat.


4

B. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasional variabel penelitian adalah serangkaian langkah –

langkah prosedural dan sistematis yang menggambarkan penjelasan

variabel demi mendapatkan eksistensi dan empiris dari suatu

penelitian.

1. Pengertian Operasional

Definisi operasional menurut Sarwono (2015) pengertian

operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada

karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang didefinisikan.

Tujuan operasional adalah untuk menjelaskan arti dari masing-

masing variabel yang digunakan pada penelitian ini dengan cara

memberikan spesifikasi kegiatan ataupun suatu petunjuk

mengenai bagaimana suatu variabel dapat diukur dan diamati

sesuai fakta dilapangan.

2. Definisi Variabel

Menurut Sugiyono (2017) variabel penelitian pada dasarnya

adalah segala sesuatu yang terbentuk apa saja yang ditunjuk oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Penelitian ini menggunakan empat variabel, terdiri dari satu

variabel dependen dan tiga variabel independen. Untuk


4

memberikan pemahaman yang lebih spesifik, maka variabel-

variabel dalam penelitian ini didefinisikan secara operasional,

sebagai berikut.

a. Variabel Dependen (Y)

Menurut pendapat Sugiyono (2017) variabel dependen

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini

variabel dependen adalah Penghindaran Pajak.

Penghindaran Pajak sebagai variabel dependen dalam

penelitian ini diukur melalui rumus CETR (Cash Effective Tax

Rate) yang merupakan jumlah kas yang dibayarkan oleh

perusahaan dalam pembayaran pajak terhadap laba

sebelum pajak perusahaan (Ngadiman and Christiany 2014).

Adapun rumus CETR adalah sebagai berikut :

Semakin tinggi tingkat presentase CETR

mengindikasikan bahwa semakin rendah tingkat penghindaran

pajak perusahaan, sebaliknya semakin rendah tingkat

presentase CETR mengindikasikan bahwa semakin tinggi

tingkat penghindaran pajak perusahaan.


5

b. Variabel Independen

Pendapat Sugiyono (2017) mengenai variabel

independent atau variabel bebas merupakan variabel yang

memoengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat). Pada penelitian ini

terdapat 3 (tiga) variabel independent yang diteliti. Variabel-

variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan Pajak (X1)

Perencanaan Pajak adalah proses mengorganisasian

usaha wajib pajak orang pribadi maupun badan usaha

sedemikian rupa dengan memanfaatkan berbagai celah

kemungkinan yang dapat ditempuh oleh perusahaan

dalam koridor ketentuan peraturan perpajakan, agar

perusahaan dapat membayar pajak dalam jumlah

minimum (Pohan 2017). Dalam mengukur perencanaan

pajak dapat menggunakan rumus Tax Retention Rate atau

tingkat retensi pajak Wild et al dalam (Pulungan, 2020)

adalah sebagai berikut:


5

2) Beban Pajak Tangguhan (X2)

Menurut Hermanto (2015) beban pajak tangguhan

adalah beban yang timbul akibat perbedaan temporer

antara laba akuntansi (laba dalam pelaporan keuangan

untuk pihak eksternal) dengan laba fiskal (laba yang

digunakan sebagai dasar perhitungan pajak). Mengukur

beban pajak tangguhan menggunakan rumus besaran

beban pajak tangguhan Phillips et al (2005) dalam

penelitian Pulungan (2020).

3) Arus KasBeban pajak


Operasi (X3tangguhan
) perusahaan i pada tahun t
BBPT =
Diperoleh dari Total aktivayang
penelitian padadilakukan
akhir tahun t- Hapsari
oleh
1
dan Manzillah (2016) arus kas dari aktivitas operasi

menurut Kieso at al adalah arus kas operasi mencakup

pengaruh kas dari transaksi yang menghasilkan

pendapatan dan beban, kemudian dimasukan dalam

penentuan laba bersih. Pengukuran Arus kas operasi

dengan menggunakan perubahan nilai arus kas operasi

perusahaan i pada akhir periode t dibagi dengan total


5

aset pada tahun t-1 seperti penggambaran sebagai

berikut :

3. Kisi-kisi Variabel

Kisi-kisi variabel memuat indikator serta dimensi dari suatu

variabel. Adapun kisi-kisi variabel dalam penelitian ini dirumuskan

pada tabel sebagai berikut :

TABEL III. 1

Tabel Kisi-kisi Variabel

Skala
Variabel Indikator Dimensi
Pengukuran
Pengukuran perencanaan
pajak menggunakan Tax Income
Perencanaan rumus Tax Retention Rate
Rasio
Pajak (X1) atau tingkat retensi pajak
Wild et al dalam Pulungan Prepaid Tax (EBIT)
(2020)
Pengukuran beban pajak Beban pajak tangguhan
tangguhan menggunakan perusahaan i pada tahun t
Beban Pajak
rumus besaran beban
Tangguhan Rasio
pajak tangguhan Phillips Total aktiva pada akhir
(X2)
et al dalam Pulungan tahun t-1
(2020).
Pengukuran Arus kas
operasi dengan Total Arus Kas Operasi
menggunakan perubahan Tahun Berjalan
nilai arus kas operasi
Arus Kas perusahaan i pada akhir
periode t dibagi dengan Total Arus Kas Operasi Rasio
Operasi (X3)
total aset pada tahun t- Tahun Sebelumnya.
1 dalam (Hapsari and
Manzillah 2016). Total Aset Tahun
Sebelumnya
Pengukuran
Penghindaran
penghindaran pajak (tax Pembayaran Pajak Rasio
Pajak (X4) avoidance) menggunakan
5

Cash Effective Tax Rate


(CETR) (Ngadiman dan Laba Sebelum Pajak
Christiany, 2014).
Sumber : Diolah oleh peneliti, 2022

C. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2017) teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data. Adapun uraian teknik-teknik

yang digunakan dalam penelitian ini adalah.

Data yang digunakan untuk mengukur variabel dependen yang

pada penelitian ini adalah Penghindaran Pajak (Y) dan variabel

Independen yaitu Perencanaan Pajak (X 1), Beban Pajak Tangguhan

(X2) dan Arus Kas Operasi (X 3) adalah data sekunder berupa laporan

keuangan tahunan dari perusahaan sektor transportasi dan logistik

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2019-2021.

Sumber penelitian ini adalah dari data sekunder berupa laporan

keuangan tahunan perusahaan sektor transportasi dan logistik yang

tersusun dalam arsip (documenter) yang dipublikasikan pada situs

Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode

dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen-dokumen yang sudah

ada dokumen tersebut adalah laporan keuangan tahunan perusahaan


5

sektor transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) tahun 2019-2021.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan tata dan cara menentukan jumlah

sample yang akan digunakan dalam penelitian ini. Adapun teknik

sampling yang digunakan adalah.

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017) mengenai populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah perusahaan

sektor transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Berikut adalah tabel yang menyajikan data jumlah

serta nama perusahaan sektor transportasi dan logistik yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

TABEL III. 2

Daftar Perusahaan

No Kode/Nama Perusahaan Nama


1 AKSI Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk
2 ASSA Adi Sarana Armada Tbk.
3 BIRD Blue Bird Tbk.
5

4 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk


5 BPTR Batavia Prosperindo Trans Tbk.
6 CMPP AirAsia Indonesia Tbk.
7 DEAL Dewata Freightinternational Tb
8 GIAA Garuda Indonesia (Persero) Tbk
9 HAIS Hasnur Internasional Shipping
10 HELI Jaya Trishindo Tbk.
11 IATA MNC Energy Investments Tbk.
12 JAYA Armada Berjaya Trans Tbk.
13 KJEN Krida Jaringan Nusantara Tbk.
14 LRNA Eka Sari Lorena Transport Tbk.
15 MIRA Mitra International Resources
16 NELY Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk.
17 PPGL Prima Globalindo Logistik Tbk.
18 PURA Putra Rajawali Kencana Tbk.
19 SAFE Steady Safe Tbk
20 SAPX Satria Antaran Prima Tbk.
21 SDMU Sidomulyo Selaras Tbk.
22 SMDR Samudera Indonesia Tbk.
23 TAXI Express Transindo Utama Tbk.
24 TMAS Temas Tbk.
25 TNCA Trimuda Nuansa Citra Tbk.
26 TRJA Transkon Jaya Tbk.
27 TRUK Guna Timur Raya Tbk.
28 WEHA WEHA Transportasi Indonesia Tb
Sumber: www.idx.co.id

Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh jumlah perusahaan

sektor transportasi dan logistik yang terdaftar adalah sejumlah 28

(Dua Puluh Delapan) perusahaan. Namun, perlu dilakukan

pengambilan sampel agar sampel yang digunakan dalam

penelitian ini sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.


5

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2017) mengenai sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik

dan metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan Nonprobability sampling dengan metode

purposive sampling.

a. Teknik dan Metode Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel

dengan metode tertentu. Teknik sampling yang digunakan

dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling.

Pendapat Sugiyono (2017) mengenai pengertian teknik

nonprobability sampling adalah :

“Nonprobablity sampling adalah teknik pengambilan


sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota popoulasi untuk dipilih menjadi
sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota,
aksidental, purposive, jenuh, snowball.”
Sedangkan untuk metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling

menurut Sugiyono (2017) adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria dalam

penelitian ini adalah hal-hal sebagai berikut:

1) Perusahaan sektor transportasi dan logistik yang terdaftar

di situs Bursa Efek Indonesia (BEI).


5

2) Perusahaan yang mempublikasikan secara lengkap

laporan keuangan tahunan yang telah diaudit periode

2019-2021.

3) Perusahaan menyajikan laporan keuangan dengan nilai

mata uang rupiah.

4) Perusahaan yang tidak mengalami kerugian pada laporan

keuangan tahun 2019-2021.

Dari kriteria yang telah dipaparkan diatas maka

didapatkan jumlah sampel sebagai berikut:

TABEL III. 3

Jumlah Sampel Sesuai Kriteria

No. Keterangan Jumlah Perusahaan


Perusahaan sektor transportasi dan logistik
1 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 28
Perusahaan yang mempublikasikan secara
2 lengkap laporan keuangan tahunan yang telah (5)
diaudit periode 2019-2021.
Perusahaan menyajikan laporan keuangan
3 (6)
dengan nilai mata uang rupiah.
Perusahaan yang tidak mengalami kerugian
4 (9)
pada laporan keuangan tahun 2019-2021.
Jumlah Sampel 8
Total Pengamatan (8x3) 24
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI) (Diolah oleh peneliti, 2022)

Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh jumlah sampel

setelah disesuaikan dengan kriteria yang telah ditetapkan diatas

berjumlah 8 (Delapan) perusahaan sektor transportasi dan logistik

yang selanjutnya menjadi 24 sebagai total pengamatan jumlah


5

tersebut akan digunakan dalam penelitian ini. Berikut adalah tabel

yang memuat jumlah serta nama perusahaan yang telah sesuai

dengan kriteria diatas yaitu:

TABEL III. 4

Daftar Perusahaan Sesuai Kriteria

No. Kode/Nama Perusahaan Nama

1 AKSI Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk

2 ASSA Adi Sarana Armada Tbk.

3 BPTR Batavia Prosperindo Trans Tbk.

4 HELI Jaya Trishindo Tbk.

5 JAYA Armada Berjaya Trans Tbk.

6 NELY Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk.

7 SAPX Satria Antaran Prima Tbk.

8 TMAS Temas Tbk.


Sumber : Bursa Efek Indonesia (BEI) (Diolah oleh peneliti, 2022)

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan tata cara yang digunakan peneliti

untuk mengolah hasil penelitian agar mendapatkan kesimpulan dari

suatu penelitian. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah melalui statistik. Data yang diperoleh diuji dengan

menggunakan teknik analisis regresi data panel untuk


5

menghubungkan pengaruh dari variabel independent terhadap

variabel dependennya.

1. Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2017) mengenai statistik deskriptif adalah

sebagai berikut:

“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk


menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
atau generalisasi”.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean),

maksimum, minimum, dan standar deviasi.

Sedangkan menurut pendapat Ghozali (2018) mengenai

statistik deskriptif yaitu:

“Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang


dilihat dari nilai mean, standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, range, kurtosis, dan skewness.”
Berdasarkan dua pendapat diatas maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa statistic deskriptif statistic untuk

memberikan gambaran yang akan digunakan untuk menganalisis

data dengan cara memberi gambaran nilai mean, standar deviasi,

varian, maksimum, minimum, range, kurtosis, dan skewness.


6

2. Uji Asumsi Klasik

Menurut pendapat Ghozali (2018) Uji asumsi klasik

digunakan untuk mengetahui hasil analisis regresi linear berganda

yang digunakan untuk menganalisa penelitian apakah terbebas

dari penyimpangan atau tidak, juga untuk mengetahui apakah

data memenuhi asumsi-asumsi dasar. Ada 4 jenis uji asumsi

klasik, berikut adalah penjelasan dari 4 jenis uji asumsi klasik.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji yang digunakan untuk

menguji variabel dengan asumsi nilai residual mengikuti

distribusi normal. Melalui software IBM SPSS Statistics Ver.25

uji normalitas yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah uji Kolmogorov-Smirnov Test dengan tingkat 5% atau

0,05. Pengujian tersebut dapat digunakan melalui

nonparametric test.

H0 = Data residual tidak terdistribusi normal

H1 = Data residual terdistribusi normal

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas memiliki tujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya antar variabel independen.

Jika variabel-variabel independen saling berkorelasi maka


6

tidak orthogonal mengakibatkan tidak dapat diuji

menggunakan model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya

multikolinearitas diantara variabel-variabel independent

Melalui software IBM SPSS Statistics Ver.25 dapat dilihat dari

nilai toleran maupun varian inflation factor (VIF). Adapun

kriteria pengujian multikolinearitas:

1) Data tidak terjadi masalah multikolinearitas, apabila

Tolerance Value > 0,10 dan VIF < 10.

2) Data terjadi masalah multikolinearitas, apabila

Tolerance Value < 0,10 dan VIF > 10.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastitas memiliki tujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya kesamaan variance dari

residual. Jika variance dari residual suatu pengamatan

dengan pengamatan lainnya tetap, maka disebut

homokedastisitas dan jika terjadi perbedaan dengan

pengamatan yang lain maka disebut heterokedastisitas atau

sebaliknya. Model regresi yang baik dibuktikan dengan

homoskesdastisitas atau tanpa heterokedastisitas. Melalui

software IBM SPSS Statistics Ver.25 tahap pengujian ini dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut


6

1) Menilai pola titik pada grafik scatterplot antara SRESID

sebagai variabel Y dengan ZPRED sebagai variabel X.

Jika tidak ditemukan pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar di atas dan bawah angka 0 pada sumbu Y,

maka tidak heterokedastisitas.

2) Dapat dipastikan kembali dengan menggunakan uji

glejser untuk meregres nilai absolut residual terhadap

variabel independent.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi memiliki tujuan untuk menguji apakah

suatu model regresi linear terdapat korelasi antara

kesalahan/error pengganggu pada waktu t dengan kesalahan

pada waktu t -1 (sebelumnya). Mendeteksi ada tidaknya

autokorelasi dapat digunakan uji Durbin Watson (DW-Test),

Adapun kriteria pengujian atau pengambilan keputusan dari

autokorelasi digambarkan dalam tabel sebagai berikut.

TABEL III. 5

Uji Durbin Watson

Kriteria Nilai Keputusan

Dw < dl Serial korelasi positif

du < Dw < 4-du Tidak ada serial korelasi

Dw > dl Serial korelasi negatif


6

dl < Dw < du atau 4-du < Dw < 4-dl Tidak terdeteksi


Sumber: Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 halaman 172
Priyatno (2012)

3. Analisis Regresi Data Panel

Analisis regresi data panel memiliki tujuan untuk memprediksi

nilai intersep dan slope. Pengolahan data penelitian pengaruh

perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, dan arus kas operasi

terhadap penghindaran pajak (studi kasus pada perusahaan

sektor transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2019-2021) dilakukan dengan uji regresi linear

berganda menggunakan software IBM SPSS Statistics Ver.25.

Adapun persamaan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:


Yit = 𝛼 + 𝛽 1X1it + 𝛽 2X2it + 𝛽 3X3it + eit

Keterangan:

Y = Penghindaran Pajak 𝛼 = Konstanta e = Error

X1 = Perencanaan Pajak 𝛽 = Koefisien Regresi

X2 = Beban Pajak Tangguhan i = Perusahaan

X3 = Arus Kas Operasi t = Tahun

Data panel merupakan gabungan antara data time series dan

data cross section. Data time series meliputi satu objek atau
6

individu, yang disusun berdasarkan urutan waktu data harian,

bulanan, kuartalan, atau tahunan sedangkan Data cross section

terdiri dari atas beberapa atau banyak, dengan beberapa jenis

data dalam suatu periode waktu tertentu. Penggabugan dari

kedua jenis data dilihat dari variabel terikat yang terdiri dari

beberapa daerah (cross section) namun dalam berbagai periode

waktu (time series).

Menurut Sriyana (2014) kelebihan data panel dibanding

dengan data time series dan data cross section adalah sebagai

berikut:

1) Penggunaan data panel dapat menjadikan dua macam

informasi yaitu informasi antara unit (cross section) pada

perbedaan antara subjek, dan informasi antar waktu (time

series) yang mereflesikan perubahan pada subjek waktu.

Analisis data panel dapat digunakan ketika kedua informasi

tersebut telah tersedia.

2) Ketersediaan jumlah data yang dapat dianalisis.

Sebagaimana diketahui beberapa data untuk penelitian

memiliki keterbatasan dalam jumlah, baik secara cross

section maupun time series. Oleh karena itu dengan data

panel akan memberikan jumlah data yang semakin banyak

sehingga memenuhi persyaratan dan sifat-sifat statistik.


6

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis memiliki tujuan untuk membuktikan

jawaban sementara yang berdasarkan teori-teori relevan, bukan

berdasarkan fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan

data. Pengujian tersebut adalah sebagai berikut:

a. Uji Simultan (F)

Uji simultan digunakan untuk menunjukan variabel bebas

yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersamaan terhadap variabel terikat. Pernyataan mengenai

hipotesis adalah sebagai berikut:

1) H0 : 𝜷1 = 0, yang berarti variabel independen secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

2) H0 : 𝜷1 ≠ 0, yang berarti variabel independen secara

bersama-sama berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Rumus yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

R2/K
F
=

Keteranga
6

R2 = Koefisien korelasi

n = Jumlah sampel

K = jumlah variabel dependen

Adapun kriteria yang digunakan adalah:

1)
Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti semua

variabel bebas secara bersama-sama merupakan

penjelas terhadap variabel terikat.

2)
Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang

berarti semua variabel bebas secara bersama-sama

bukan merupakan penjelas terhadap variabel terikat.

b. Uji Parsial (T)

Uji T digunakan untuk menunjukan secara parsial

kemampuan variabel independen terhadap variabel dependen.

Pernyataan mengenai hipotesis adalah sebagai berikut:

1) H0 : 𝜷1 ≤ 0, yang berarti variabel independen secara

parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) H0 : 𝜷1 ≥ 0, yang berarti variabel independen secara

parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

Penetapan untuk mengetahui hipotesis diterima atau

ditolak adalah dengan Thitu deng Tta .


6

Jika Thitung > Ttabel memiliki arti bahwa variabel independen

memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap

variabel dependen. Dalam tingkat kepercayaan untuk

pengujian hipotesis adalah 95% atau α (0,05).

Adapun rumus berikut ini dapat menggambarkan

penjelasan diatas.
Rumus Ttabel = t (𝜶 ; n-k-1)

Keterangan:

𝛼 = 0,05 (nilai signifikansi) k = Jumlah variabel

X n = Jumlah sampel

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi digunakan untuk menunjukan

kemampuan model menjelaskan variasi yang terjadi dalam

variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berkisar antara

0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R 2 yang kecil memiliki arti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variasi variabel dependen sangat terbatas, sedangkan nilai

(R2) mendekati satu yang memiliki arti bahwa variabel-variabel

independen hampir keseluruhan menjelaskan informasi dalam

variabel dependen.
6

F. Lokasi dan Jadwal Penelitian

Berikut pemaparan peneliti tentang lokasi penelitian serta

informasi lainnya yang berhubungan dengan fokus penelitian yang

akan diteliti

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini diperoleh dari proses pengambilan

sampel yaitu dengan mengumpulkan data secara empiris laporan

keuangan tahun 2019-2021 perusahaan sektor transportasi dan

logistik sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan di teknik

sampling.

2. Jadwal Penelitian

Penelitian akan dilakukan secara bertahap dengan

mempertimbangkan batas waktu masa studi untuk menyelesaikan

skripsi dengan tepat waktu, agar sesuai dengan jadwal yang

direncanakan. Adapun jadwal penelitian dapat digambarkan

melalui tabel Gantt Chart berikut.


6

TABEL III. 6

Jadwal Penelitian

Tahun 2022
No Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal
2 Studi Pendahuluan
3 Pengumpulan Referensi
4 Penelitian BAB I-III
5 Pengumpulan Data
6 Analisis Data
7 Penelitian BAB IV-V
8 Penyusunan Skripsi

Sumber: Diolah oleh peneliti, 2022


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Gambaran umum objek penelitian merupakan sebuah penjelasan

secara umum mengenai suatu hal yang dijadikan objek dalam

penelitian. Berfungsi untuk memudahkan pembaca untuk mengetahui

apa yang akan dibahas atau objek penelitian yang akan dilakukan

dalam penelitian ini.

1. Deskripsi Singkat Mengenai BEI (Bursa Efek Indonesia)

Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial

Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal

pada saat itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk

kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar

modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan

pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan,

bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami

hambatan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti

perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah

kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai

70
7

kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat

berjalan sebagaimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar

modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar

modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif

dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Secara singkat,

tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat

sebagai berikut :

TABEL IV. 1

Perkembangan Pasar Modal di Indonesia

Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh


1912
Pemerintah Hindia Belanda
1915-1918 Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan
1925-1942 Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang
dan Surabaya ditutup
Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia
1942-1952
II
Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek
1956
semakin tidak aktif
Perdagangan di Bursa Efek vakum
Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto.
BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana
1956-1977
Pasar Modal). Pengaktifan kembali pasar modal ini juga
ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai
emiten pertama
Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten
hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih
71 nstrument perbankan dibandingkan instrument Pasar
Modal
1977 – 1987
Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES
87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk
melakukan Penawaran Umum dan investor asing
menanamkan modal di Indonesia
Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
1988 – 1990 diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa
terlihat meningkat
Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola
7

oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE),


sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer
Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES
88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go
public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi
pertumbuhan pasar modal
Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola
oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek
Surabaya
Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan
1992 Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai
HUT BEJ
Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan
sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading
Systems)
1995 Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai
diberlakukan mulai Januari 1996
Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek
Surabaya
Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai
2000
diaplikasikan di pasar modal Indonesia
BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh
2002 (remote trading)
Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek
2007 Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek
Indonesia (BEI)
Peluncuran Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek
2009
Indonesia: JATS-NextG
Sumber: Sejarah dan Milestone BEI https://www.idx.co.id/tentang-

bei/sejarah-dan-milestone/ (Diolah oleh Penulis,2022)

Adapun struktur organisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini

dipaparkan melalui gambar sebagai berikut:


7

GAMBAR IV. 1

Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia

Sumber: Sejarah dan Milestone BEI https://www.idx.co.id/tentang-


bei/sejarah-dan-milestone/

2. Deskripsi Singkat Mengenai Perusahaan

Berikut ini adalah deskripsi singkat mengenai perusahaan

yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.

a. MINERAL SUMBERDAYA Tbk.

Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk (dahulu Maming Enam

Sembilan Mineral Tbk) (AKSI) didirikan Tanggal 12 Februari

1990 dengan nama PT Asia Kapitalindo dan mulai beroperasi

secara komersial pada tahun 1990. Kantor pusak Mineral

Sumberdaya Mandiri Tbk terletak di District 8, Treasury Tower

Lantai 52 SCBD Lot 28, Jalan Jendral Sudirman Kaveling 52-

53, Jakarta 12190 – Indonesia.


7

Induk usaha langsung Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk

adalah PT Batulicin Enam Sembilan Transportasi, sedangkan

Induk usaha utama adalah PT Batulicin Enam Sembilan,

keduanya didirikan dan berdomisili di Batulicin. Berdasarkan

Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan AKSI

adalah bergerak dalam bidang perdagangan, holding dan jasa

konsultasi. Sumber pendapatan utama AKSI berasal dari anak

usaha yang bergerak di bidang pengangkutan darat.

Pada tanggal 18 Mei 2010 AKSI menyampaikan surat

pengembalian ijin sebagai manajer investasi yang dimiliki

sesuai keputusan BAPEPAM, sehubungan dengan surat

pengembalian ijin tersebut, pada tanggal 20 September 2010

BAPEPAM telah mengeluarkan surat pencabutan izin usaha

sebagai manejer investasi.

Kemudian pada tanggal 6 Mei 2014, Majapahit Inti Corpora

Tbk kembali mengembalikan izin usaha sebagai perantara

perdagangan efek dan penjamin emisi efek. Sehubungan

dengan surat pengembalian izin tersebut, pada tanggal 5

November 2014 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah

mengeluarkan surat pencabutan izin usaha sebagai perantara

perdagangan efek dan penjamin emisi efek.

Pada tanggal 21 Juni 2001, AKSI memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum


7

Perdana Saham (IPO) AKSI kepada masyarakat sebanyak

165.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan

harga penawaran Rp200,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 13

Juli 2001.

b. ADI SARANA ARMADA Tbk.

PT Adi Sarana Armada Tbk atau biasa disingkat menjadi

Assa, adalah sebuah perusahaan transportasi yang berkantor

pusat di Jakarta. Perusahaan ini memulai sejarahnya pada

tanggal 17 Desember 1999 dengan nama PT Quantum

Megahtama Motor. Pada tanggal 22 Januari 2003, nama

perusahaan ini diubah menjadi PT Adira Sarana Armada.

Perusahaan ini kemudian mulai menyediakan jasa penyewaan

kendaraan dengan merek Adira Rent. Saat itu, perusahaan ini

telah memiliki 819 unit kendaraan. Pada bulan Oktober 2004,

perusahaan ini mulai menyediakan jasa pengawakan

kendaraan dengan merek Adira Driver Service.

Pada bulan Mei 2006, perusahaan ini mendirikan unit

usaha Adira Logistic Services. Pada bulan Februari 2008,

perusahaan ini membuka kantor cabang di Malang,

Pekanbaru, Batam, Manado, Bali, dan Semarang. Pada

tanggal 7 September 2009, perusahaan ini mengubah


7

namanya menjadi seperti sekarang dan nama dagangnya juga

diganti menjadi Assa.

Pada bulan Juli 2012, perusahaan ini mendirikan PT Adi

Sarana Logistik untuk menyediakan jasa logistik. Pada tanggal

12 November 2012, perusahaan ini resmi melantai di Bursa

Efek Indonesia. Pada bulan November 2013, perusahaan ini

mendirikan PT Adi Sarana Lelang untuk menyediakan jasa

lelang kendaraan. Pada bulan September 2018, perusahaan

ini meluncurkan Share Car, aplikasi penyewaan mobil secara

daring. Pada bulan Januari 2019, perusahaan ini meluncurkan

Caroline.id, sebuah situs web jual beli mobil. Pada bulan

Februari 2019, melalui PT Adi Sarana Lelang, perusahaan ini

mengakuisisi PT JBA Indonesia. Pada bulan Maret 2019,

perusahaan ini meluncurkan aplikasi ASSA Smile untuk

menyediakan jasa perawatan kendaraan berbasis daring.

Perusahaan ini juga meluncurkan Anteraja untuk

menyediakan jasa pengiriman barang. Pada bulan Januari

2020, perusahaan ini mulai mengoperasikan Titipaja, sebuah

layanan penyewaan gudang bersama.

c. BATAVIA PROSPERINDO TRANS Tbk.

Batavia Prosperindo Trans Tbk (BPTR) didirikan pada

tanggal 08 Desember 2014. Kantor pusat Batavia Prosperindo


7

Trans Tbk berlokasi di Chase Plaza, Lt. 12, Jln. Jend

Sudirman Kav 21, Jakarta Selatan 12920 – Indonesia. Ruang

lingkup kegiatan BPTR adalah bergerak dalam bidang Jasa

Transportasi. Saat ini BPTR memiliki 6 wilayah pemasaran

yakni di Bekasi, Semarang, Surabaya, Bandung, Medan &

Palembang.

d. JAYA TRISHINDO Tbk.

Jaya Trishindo Tbk (HELI) didirikan pada tanggal 16 April

2007. Kantor pusat HELI berlokasi di Grand Aries Niaga, Jln.

Taman Aries Blok E1/1A, Jakarta Barat 11620 – Indonesia.

Ruang lingkup kegiatan HELI adalah bergerak di bidang

angkutan udara niaga tidak berjadwal melalui Entitas Anak

(PT Komala Indonesia, bergerak di bidang angkutan udara

niaga tak berjadwal, yaitu penyewaan pesawat helikopter).

e. ARMADA BERJAYA TRANS Tbk.

Armada Berjaya Trans Tbk (JAYA) didirikan pada tanggal

30 Mei 2012 dengan nama PT Armada Beton dan mulai

beroperasi secara komersial pada tahun 2012. Kantor pusat

Armada Berjaya Trans Tbk berlokasi di Green Sedayu Bizpark

Cakung GS 7 Nomor 19, RT000, RW006, Kel. Cakung Timur,

Kec. Cakung, Kota Administrasi Jakarta Timur 13910 –

Indonesia. Ruang lingkup kegiatan JAYA adalah bergerak


7

dalam bidang angkutan bermotor untuk barang umum yang

mencakup usaha pengangkutan barang dengan kendaraan

bermotor dan dapat mengangkut lebih dari satu jenis barang,

seperti angkutan dengan truk, pick-up dan kontainer. Saat ini,

kegiatan usaha utama JAYA adalah bergerak di bidang usaha

angkutan bermotor untuk barang umum dengan jumlah

armada truck sebanyak 134 unit (mobil lossbak, trailer, cdd

box, blindvan).

f. PELAYARAN NELLY DWI PUTRI Tbk.

Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk (NELY) didirikan dengan

nama PT Nelly Dwi Putri Chemical pada tanggal 05 Februari

1977 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun

1977. Kantor pusat NELY beralamat di Jalan Majapahit No.

28A, Jakarta Pusat 10160.

Pada awal didirikan NELY menjalankan usaha

perdagangan umum dan perindustrian, yaitu pada industri

kimia dengan memproduksi lem untuk digunakan di industri

pengolahan plywood (kayu lapis). Kemudian pada tanggal 20

Juli 1989 nama perusahaan dan bidang usaha diubah menjadi

PT Pelayaran Nelly Dwi Putri dan bidang usahanya menjadi

menyediakan jasa angkutan laut, agen perantara dan pencari

muatan (canvasing), penyewaan kapal (chartering), dan jasa


7

penunjang angkutan laut lainnya. Ruang lingkup kegiatan

NELY meliputi bidang usaha jasa angkutan laut. Kegiatan

utama yang dijalankan NELY saat ini adalah bidang usaha

jasa pelayaran dan pengangkutan di dalan dan luar negeri,

jasa pengangkutan minyak dan gas, jasa penyewaan kapal

laut; serta jasa pemeliharaan dan perbaikan kapal yang

dijalankan oleh anak usaha (PT Permata Barito Shipyard &

Engineering).

g. SATRIA ANTARAN PRIMA Tbk.

PT Satria Antaran Prima Tbk. (SAP Express) didirikan pada

tanggal 9 September 2014. Sejak pertama kali berdiri, SAP

Express telah menerapkan sistem operasional berbasis

Android dalam usahanya. Inovasi ini akhirnya menempatkan

SAP Express sebagai pelopor perusahaan jasa pengiriman

berbasis Android di Indonesia. Kota-kota besar seperti Jakarta,

Bandung, Medan, Semarang, Yogyakarta, Solo dan Makasar

menjadi perhatian awal perseroan dalam pembangunan

kantor cabang beserta jaringan yang luas hingga pelosok

desa di Nusantara. Perkembangan cabang SAP Express terus

berlanjut hingga pada bulan Maret 2015, jumlah cabang

bertambah menjadi 40 cabang serta pelebaran outlet hingga

200 titik di wilayah Indonesia.


8

PT Satria Antara Prima Tbk. (SAP Express) telah berhasil

mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

Rabu, 3 Oktober 2018. Sejak awal, seluruh cabang dan titik

layanan SAP Express juga sudah terkoneksi dan

diintegrasikan dalam satu sistem online untuk memudahkan

proses kerja. Dari sisi pengelolaan dokumen maupun paket,

SAP Express menerapkan kontrol kualitas layanan yang ketat,

sebab itu operasional seluruh cabang kini sengaja dikelola

sendiri oleh SAP Express bukan oleh agen untuk

memudahkan penerapan standar dan kontrol. Untuk

memperluas jaringan dan semakin dekat dengan pelanggan.

h. TEMAS Tbk.

PT. Temas Tbk (TMAS) dahulu dikenal dengan PT.

Pelayaran Tempuran Emas Tbk (TMAS) atau yang dikenal

sebagai Temas Line bergerak dalam bidang transportasi

domestik dan internasional, terutama untuk mengangkut

penumpang, kargo dan hewan melalui kapal, bertindak

sebagai agen dalam bisnis pelayaran dan terlibat dalam

pembelian dan penjualan kapal. dan peralatan terkait. Kapal

Perusahaan hanya beroperasi di laut dalam negeri.

Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun

1988.
8

B. Hasil Penelitian

Setelah mengenal gambaran umum objek penelitian berikut

adalah proses untuk mendapatkan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Statistik Deskriptif

Tujuan statistik deskriptif ini adalah untuk mengetahui nilai

rata-rata (mean), maksimum, minimum, dan standar deviasi, nilai-

nilai tersebut akan mempermudah proses pendeskripsian masing-

masing variabel.

a. Uji Statistik Deskriptif

Berdasarkan data variabel yang telah diperoleh, peneliti

menjelaskan statistik deskriptifnya untuk memberikan

gambaran mengenai variabel yang akan diteliti. Berikut ini

adalah analisis deskriptif variabel-variabel peneliti yang diolah

dengan software IBM SPSS Statistics Ver.25 beserta

penjelasannya.
8

TABEL IV. 2

Uji Statistik Deskriptif

Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Y 24 0,13 0,73 0,3166 0,14470

X1 24 0,27 1,43 0,7662 0,22610


X2 24 0,34 1,13 0,6640 0,19956
X3 24 -0,42 1,76 0,5671 0,77283
Valid N
24
(listwise)
Sumber: Diolah oleh peneliti menggunakan IBM
SPSS Ver.25, 2022

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diatas dapat

diperoleh bahwa data diatas menunjukan selama tahun

periode pengamatan yaitu 2019 sampai dengan 2021,

penghindaran pajak diukur dengan rumus CETR memiliki nilai

minimal sebesar 0,13 data tersebut dimiliki oleh PT. Pelayaran

Nelly Dwi Putri Tbk.. di tahun 2020. Sedangkan nilai maksimal

dimiliki oleh PT. Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk di tahun

2019 sebesar 0,73. Penghindaran pajak memiliki nilai mean

sebesar 0,3166 atau 31,66% yang memiliki arti bahwa

beberapa perusahaan sektor transportasi dan logistik yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan

penghindaran pajak sebesar 31,66%. Standar deviasi

ditunjukan dengan angka 0,14470 lebih rendah dengan nilai

mean yaitu 0,3166. Maka dapat diperoleh dari pernyataan


8

tersebut bahwa data variabel penghindaran pajak (Y) kurang

bervariasi dan tidak menyimpang.

Perencanaan pajak sebagai salah satu variabel

independen diukur menggunakan rumus TRR memiliki nilai

minimum sebesar 0,27 dimiliki oleh PT. Mineral Sumberdaya

Mandiri Tbk. di tahun 2019 dan untuk nilai maksimumnya

sebesar 1,43 dimiliki oleh PT. Temas Tbk di tahun 2020.

Adapun nilai mean untuk variabel perencanaan pajak senilai

0,7662 atau 76,62% yang berarti beberapa perusahaan sektor

transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) menggunakan perencanaan atau manajemen

pajak sebesar 76,91%. Standar deviasi perencanaan pajak

ditunjukan dengan nilai 0,22610 yang lebih rendah dari nilai

mean. Berdasarkan pernyataan tersebut maka data variabel

perencanaan pajak (X1) kurang bervariasi dant tidak

menyimpang.

Selanjutnya untuk variabel independen beban pajak

tangguhan (X2) diukur dengan rumus BBPT memiliki nilai

minimum sebesar 0,34 yang dimiliki oleh PT. Mineral

Sumberdaya Mandiri Tbk di tahun 2019. Sedangkan untuk

nilai maksimumnya sebesar 1,13 yang dimiliki oleh PT. Jaya

Trishindo Tbk. di tahun 2019. Nilai mean pada variabel beban

pajak tangguhan menunjukan nilai 0,6640 atau 66,40% yang


8

berarti beberapa perusahaan sektor transportasi dan logistik

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat beban

pajak tangguhan 66,40%. Standar deviasi beban pajak

tangguhan menunjukan nilai 0,19956 yang berarti lebih kecil

dibandingkan dengan nilai mean. Berdasarkan pernyataan

tersebut maka data variabel beban pajak tangguhan (X 2) tidak

memiliki simpangan dilihat dari nilai mean.

Variabel terakhir dalam penelitian ini adalah arus kas

operasi (X3) yang diukur dengan rumus total arus kas operasi

memiliki nilai minimum sebesar -0,42 dimiliki oleh PT. Jaya

Trishindo Tbk di tahun 2020. Sedangkan, nilai maksimumnya

sebesar 1,70 dimiliki oleh Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk.

Adapun nilai mean variabel arus kas operasi menunjukan nilai

sebesar 0,5671 atau menunjukan bahwa tingkat arus kas

operasi dari beberapa perusahaan sektor transportasi dan

logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar

56,71%. lebih kecil dari standar deviasi yang ditunjukan pada

diatas yaitu 0,77283. Pernyataan tersebut membuktikan

bahwa data variabel arus kas operasi beragam yang

mengakibatkan kurang akuratnya terhadap nilai mean.


8

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan uji regresi linear berganda perlunya

dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari 4 (empat) tahap

pengujian yakni uji normalitas, uji multikolinearitas, uji

heterokedastisitas, dan terakhir uji autokorelasi. Dengan

menggunakan software IBM SPSS Ver. 25 peneliti memperoleh

hasil yang akan dijabarkan serta dijelaskan sebagai berikut.

a. Hasil Uji Normalitas

Peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test

dengan tingkat 5% atau 0,05 dalam nonparametric test

melalui bantuan software IBM SPSS Statistics Ver.25. Berikut

adalah hasil yang diperoleh oleh peneliti.

GAMBAR IV. 2

HASIL NONPARAMETRIC TEST

Sumber: Diolah oleh peneliti menggunakan IBM SPSS 25, 2022


8

Gambar IV.2 menggambarkan proses uji normalitas

dengan menggunakan nilai Unstandardize Residual sebagai

variabel yang diuji peneliti memperoleh nilai Asymptotic

Significance sebesar 0,085, menunjukan bahwa nilai tersebut

lebih besar dari tingkat 5% atau 0,05. Kesimpulan yang dapat

ditarik adalah H0 ditolak dan H1 diterima dengan kata lain data

residual terdistribusi secara normal.

1. NPAR Test = H1 (Data residual terdistribusi normal)

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas diantara

variabel-variabel independen melalui software IBM SPSS

Statistics Ver.25 peneliti menghitung nilai Collinearity

Tolerance dan nilai Variance Inflation factor (VIF). Berikut

adalah hasil yang diperoleh oleh peneliti.

GAMBAR IV. 3

Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber: Diolah oleh peneliti menggunakan IBM SPSS 25, 2022


8

Gambar IV.3 menggambarkan proses uji multikolinearitas

dengan menggunakan perhitungan nilai Collinearity

Tolerance untuk masing masing variabel berada di atas 0,10

dan nilai Variance Inflation factor (VIF) berada di bawah

10,0. Berdasarkan hasil dari uji multikolinearitas peneliti

menyimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas

pada data dengan penjabaran perhitungan sebagai berikut:

1. Collinearity Tolerance

X1 = 0,927 > 0,10

X2 = 0,947 > 0,10

X3 = 0,887 > 0,10

2. Variance Inflation factor (VIF)

X1 = 1,079 < 10,0

X2 = 1,056 < 10,0

X3 = 1,128 < 0,01

c. Hasil Uji Heterokedastisitas

Peneliti melalui software IBM SPSS Statistics Ver.25

menilai pola titik pada grafik scatterplot antara SRESID

sebagai variabel Y dengan ZPRED sebagai variabel X. untuk

menentukan apakah terjadi heterokedastisitas. Berikut adalah

hasil yang diperoleh oleh peneliti.


8

GAMBAR IV. 4

Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber: Diolah oleh peneliti mwnggunakan IBM SPPS 25, 2022

Berdasarkan gambar IV.4 dapat dinilai bahwa tidak

ditemukan pola tertentu bergelombang, melebar ataupun

menyempit. Titik-titik mayoritas menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y. Peneliti memastikan kembali

dengan menggunakan uji glejser untuk melihat apakah terjadi

heterokedastisitas.
8

GAMBAR IV. 5

Hasil Uji Glejser

Sumber: Diolah oleh peneliti menggunakan IBM SPSS 25, 2022

Berdasarkan gambar IV.5 dapat dinilai bahwa setelah

melakukan uji glejser dengan menggunakan ABRESID

sebagai variabel dependen, masih tidak ditemukan pola

tertentu bergelombang, melebar ataupun menyempit dalam

scatterplot. Titik-titik mayoritas menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y. Peneliti menarik kesimpulan

bahwa tidak terjadi heterokedastisitas dan data baik untuk

dilanjutkan.
9

d. Hasil Uji Autokorelasi

Peneliti melalui software IBM SPSS Statistics Ver.25

menguji ada tidaknya autokorelasi menggunakan uji Durbin

Watson (DW-Test). Berikut adalah hasil uji autokorelasi yang

diperoleh oleh peneliti.

GAMBAR IV. 6

Hasil Durbin Watson Test

Sumber: Diolah oleh peneliti menggunakan IBM SPSS 25, 2022

Berdasarkan gambar IV.6 dapat diperoleh nilai Durbin

Watson senilai 2,158, sedangkan dalam penelitian ini nilai du

sebesar 1,6565 dan dl 1,1010, nilai du dan dl diperoleh dari

tabel Durbin Watson dengan melihat jika variabel yang

digunakan sejumlah 3 (tiga) yaitu perencanaan pajak (X1),

beban pajak tangguhan (X2), dan arus kas operasi (X 3) dan

jumlah observasi sebanyak 24 (dua puluh empat). Berikut

penjabaran uji autokorelasi dengan Durbin Watson Test.


9

1. du < Dw < 4-du = Tidak ada serial autokorelasi

2. 1,6565 < 2,158 < 2,3435 = Tidak ada serial autokorelasi

Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat serial autokorelasi atau nonautokorelasi

terpenuhi, yang membuktikan bahwa data memiliki kelayakan

untuk diuji.

3. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Analisis regresi data panel dengan uji regresi akan digunakan

dengan tujuan menguji pengaruh variabel independen yang

merupakan perencanaan pajak (X 1), beban pajak tangguhan (X 2),

dan arus kas operasi (X3) terhadap variabel dependen yaitu

penghindaran pajak (Y) diukur dengan Cash Effective Tax Rate

(CETR). Hasil yang diperoleh dari uji regresi linier berganda

adalah sebagai berikut.


GAMBAR IV. 7 9

Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Sumber: Diolah oleh peneliti menggunakan IBM SPSS 25, 2022

Gambar IV.7 menampilkan hasil perhitungan regresi linear

berganda yang memuat bagaimana hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen. Hubungan tersebut dapat

dirumuskan menjadi persamaan serta penjelasan sebagai berikut:

Yit = 0,625 – 0,391X1 – 0,054X2 + 0,049X3 + e1`

Berdasarkan persamaan regresi diatas, hasil analisa

dijelaskan sebagai berikut:

a. Nilai 𝛼 (konstanta) ditunjukan sebesar 0,625 (nilai positif)

memiliki arti bahwa jika terdapat variabel independen

perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, dan arus kas

operasi akan meningkatkan penghindaran pajak yang diukur

dengan Cash Effective Tax Rate (CETR) sebesar 0,625

b. Nilai pada variabel independen perencanaan pajak memiliki

nilai koefisien negatif sebesar -0,391, pernyataan tersebut

memiliki arti bahwa setiap peningkatan satu satuan

perencanaan pajak akan menurunkan penghindaran pajak


93

sebesar 0,391 yang diukur dengan Cash Effective Tax Rate

(CETR) beranggapan variabel lainnya konstan/tetap.

c. Nilai pada variabel independen beban pajak tangguhan

memiliki nilai koefisien negatif sebesar -0,054, pernyataan

tersebut memiliki arti bahwa setiap peningkatan satu satuan

beban pajak tangguhan akan menurunkan penghindaran

pajak sebesar 0,054 yang diukur dengan Cash Effective Tax

Rate (CETR) beranggapan variabel lainnya konstan/tetap.

d. Nilai pada variabel independen arus kas operasi memiliki nilai

koefisien postif sebesar 0,049, pernyataan tersebut memiliki

arti bahwa setiap peningkatan satu satuan arus kas operasi

akan meningkatkan penghindaran pajak sebesar 0,049 yang

diukur dengan Cash Effective Tax Rate (CETR) beranggapan

variabel lainnya konstan/tetap.

4. Hasil Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini terdapat 4 (empat) hipotesis yang diuji

menggunakan uji simultan (Uji F) dan Uji parsial (Uji t). Uji

simultan memiliki tujuan untuk mengetahui variabel independen

yang dimasukan dalam model memiliki pengaruh secara

bersamaan terhadap variabel dependen. Sedangkan, uji parsial

memiliki tujuan untuk mengetahui masing-masing variabel


9

independen memiliki pengaruh secara parsial terhadap variabel

dependen.

a. Hasil Uji Simultan (F)

Hasil dari uji simultan diperoleh dengan menggunakan uji

statistik F yaitu membandingkan nilai F hitung dengan nilai Ftabel

serta melihat nilai signifikansi dari gambar berikut.

GAMBAR IV. 8

Hasil Uji Simultan (F)

Sumber: Diolah oleh peneliti menggunakan IBM SPSS 25, 2022

Berdasarkan gambar IV.8 dapat diketahui bahwa nilai

Fhitung adalah 3.665 dan Ftabel senilai 3,10. Nilai Ftabel diperoleh

dengan melihat Tabel Titik Persentase Distribusi F

menggunakan nilai df untuk pembilangnya adalah 3 dan df

untuk penyebutnya adalah 20 dari nilai-nilai tersebut

menunjukan nilai Ftabel sebesar 3,10. Maka nilai Fhitung sebesar


9

3,665 lebih besar daripada nilai F tabel sebesar 3,10 dengan

signifikansi 0,030 yang lebih kecil dari 0,05. Kesimpulan yang

dapat ditarik adalah bahwa perencanaan pajak (X 1), beban

pajak tangguhan (X2), dan arus kas operasi (X 3) secara

bersamaan berpengaruh signifikan terhadap penghindaran

pajak (Y) pada perusahaan sektor transportasi dan logistik

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021.

b. Hasil Uji Parsial (t)

Hasil dari uji parsial diperoleh dengan menggunakan uji

statistik t yaitu membandingkan nilai t hitung dengan nilai ttabel

serta melihat nilai signifikansi dari gambar berikut.

GAMBAR IV. 9

Hasil Uji Parsial (t)

Sumber: Diolah oleh peneliti menggunakan IBM SPSS 25, 2022

Nilai ttabel diperoleh dengan melihat Tabel Titik Persentase

Distribusi t menggunakan nilai untuk derajat bebas (df) adalah


9

20 dan taraf signifikan 0,05 dari nilai-nilai tersebut menunjukan

nilai ttabel sebesar 1.72472. Mengetahui nilai ttabel maka dapat

diperoleh hasil penelitiannya sebagai berikut.

1) Perencanaan Pajak (X1) diukur dengan menggunakan

Tax Retention Rate (TRR) memiliki nilai thitung sebesar -

3,277 lebih besar daripada t tabel sebesar 1.72472 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,004 lebih kecil dari taraf

signifikan 0,05. Maka peneliti dapat menarik kesimpulan

bahwa variabel independen perencanaan pajak (X 1)

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel

dependen penghindaran pajak (Y).

2) Beban Pajak Tangguhan (X2) diukur dengan

menggunakan Besaran Beban Pajak Tangguhan (BBPT)

memiliki nilai thitung sebesar -0,404 lebih kecil daripada ttabel

sebesar 1.72472 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,691 lebih besar dari taraf signifikan 0,05. Maka peneliti

dapat menarik kesimpulan bahwa variabel independen

beban pajak tangguhan (X2) tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen penghindaran pajak (Y).

3) Arus Kas Operasi (X3) diukur dengan menggunakan

Total Arus Kas Operasi memiliki nilai t hitung sebesar 1,363

lebih kecil daripada ttabel sebesar 1.72472 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,188 lebih besar dari taraf signifikan


9

0,05. Maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa

variabel independen arus kas operasi (X 3) tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen penghindaran

pajak (Y).

c. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi yang digunakan dalam penelitian

ini ditunjukan dengan nilai Adjusted R Square yang dapat

diperoleh dari Model Summary. Uji ini memiliki tujuan untuk

mengetahui berapa besar kemampuan variabel independen

dalam menerangkan variabel dependennya. Berikut gambar

Model Summary yang memuat nilai yang akan digunakan

dalam uji koefisien determinasi.

GAMBAR IV. 10

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Sumber: Diolah oleh peneliti menggunakan IBM SPSS 25, 2022

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada gambar

IV.10, dapat diketahui nilai Adjusted R Square sebesar 0,258

atau 25,8%. Hal ini menunjukan bahwa variabel independen


9

perencanaan pajak (X1), beban pajak tangguhan (X 2), dan

arus kas operasi (X3) menjelaskan 25,8% variabel dependen

penghindaran pajak (Y). Sedangkan 74,2% dijelaskan oleh

variabel lain di luar penelitian ini.

C. Pembahasan

Berdasarkan seluruh penelitian yang telah dilakukan, dengan

menggunakan data yang telah diperoleh dan diolah. Maka telah

diketahui bagaimana pengaruh perencanaan pajak, beban pajak

tangguhan, dan arus kas operasi terhadap penghindaran pajak.

Berikut adalah penjelasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh peneliti.

1. Pengaruh perencanaan pajak (X1) terhadap penghindaran

pajak (Y)

Berdasarkan hipotesis 1 (H 1) pada BAB II, variabel

perencanaan pajak berpengaruh negatif terhadap penghindaran

pajak. Hal ini dapat dibuktikan dari perbandingan antara hasil uji

statistik t dan t tabel yaitu thitung -3.277 > ttabel 1.72472 dengan nilai

signifikansi lebih kecil dari taraf signifikan (0,004 < 0,05). Maka H 0

ditolak dan H1 diterima, yang berarti variabel perencanaan pajak

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel

penghindaran pajak pada perusahaan sektor transportasi dan

logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021.


9

Variabel perencanaan pajak menunjukan hubungan negatif

terhadap penghindaran pajak menunjukan bahwa semakin tinggi

usaha dalam perencanaan pajak perusahaan maka semakin

menurun tingkat penghindaran pajak, sehingga perencanaan

pajak yang rendah akan menggambarkan tingginya penghindaran

pajak suatu perusahaan.

2. Pengaruh Beban Pajak Tangguhan (X 2) terhadap

penghindaran pajak (Y)

Berdasarkan hipotesis 2 (H2) pada BAB II, variabel beban

pajak tangguhan berpengaruh positif terhadap penghindaran

pajak. Akan tetapi dalam penelitian ini variabel beban pajak

tangguhan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal ini

dibuktikan dari perbandingan antara hasil uji statistik t dan t tabel

yaitu thitung - 0,404 < ttabel 1.72472 dengan nilai signifikansi lebih

besar dari taraf signifikan (0,691 < 0,05). Maka H 0 diterima dan H2

ditolak, yang berarti variabel beban pajak

tangguhan tidak berpengaruh terhadap variabel

penghindaran pajak pada perusahaan sektor transportasi dan

logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021.

Variabel beban pajak tangguhan menunjukan bahwa perusahaan

tidak menggunakan beban pajak tangguhan sebagai media untuk

melakukan tindakan penghindaran pajak atau data yang

digunakan dalam penelitian ini belum bisa menentukan kuatnya

pengaruh beban pajak tangguhan terhadap


10

penghindaran pajak karena nilai besarnya beban pajak tangguhan

sangat menentukan apakah dapat mengurangi laba perusahaan

dan layak untuk digunakan sebagai media penghindaran pajak.

Nilai negatif pada hasil uji t menunjukan bahwa beban pajak

tangguhan akan menurunkan nilai atau tingkat penghindaran

pajak. Hal ini dikarenakan pembayaran pajak tangguhan suatu

perusahaan secara tidak langung memenuhi kewajiban

perusahaan sebagai wajib pajak.

3. Pengaruh Arus Kas Operasi (X 3) terhadap penghindaran pajak

(Y)

Berdasarkan hipotesis 3 (H3) pada BAB II, variabel arus kas

operasi berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Akan

tetapi dalam penelitian ini variabel arus kas operasi tidak

berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal ini dibuktikan dari

perbandingan antara hasil uji statistik t dan t tabel yaitu t hitung 1,363

< ttabel 1.72472 dengan nilai signifikansi lebih besar dari taraf

signifikan (0,188 < 0,05). Maka H0 diterima dan H3 ditolak, yang

berarti variabel arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap

variabel penghindaran pajak pada perusahaan sektor transportasi

dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-

2021. Variabel arus kas operasi menunjukan bahwa perusahaan

tidak menggunakan total arus kas operasi sebagai media untuk

melakukan tindakan penghindaran pajak atau data yang telah


10

digunakan dalam penelitian ini belum bisa menentukan kuatnya

pengaruh arus kas operasi terhadap penghindaran pajak karena

data yang diambil hanya dalam kurun waktu 3 tahun saja. Menurut

Hapsari dan Manzilah (2016) arus kas dari aktivitas operasi

adalah arus kas operasi mencakup pengaruh kas dari transaksi

yang menghasilkan pendapatan dan beban, kemudian dimasukan

dalam penentuan laba bersih. Sumber kas ini umumnya dianggap

ukuran terbaik dari kemampuan perusahaan dalam memperoleh

dana yang cukup untuk dapat melanjutkan usahanya termasuk

pembayaran pajak. Dengan kebijakan perpajakan yang sudah

diatur oleh pemerintah dengan menerapkan prinsip equity,

economy, dan convenience perusahaan memiliki kemampuan

untuk membayar pajak yang terutang.

4. Pengaruh perencanaan pajak (X1) Beban Pajak Tangguhan

(X2), dan Arus Kas Operasi (X3) secara bersamaan terhadap

penghindaran pajak (Y)

Berdasarkan hipotesis 4 (H4) pada BAB II, variabel

perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, dan arus kas operasi

secara bersamaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Penelitian ini membuktikan dengan perbandingan antara hasil uji

statistik F dan F tabel yaitu F hitung 3.665 > Ftabel 3,49 dengan nilai

signifikansi lebih kecil dari taraf signifikan (0,030 < 0,05). Maka H 0

ditolak dan H1 diterima, yang berarti variabel perencanaan pajak,


10

beban pajak tangguhan, dan arus kas operasi secara bersamaan

berpengaruh signifikan terhadap variabel penghindaran pajak

pada perusahaan sektor transportasi dan logistik yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021. Hal ini menunjukan

bahwa semakin tinggi nilai/tingkat perencanaan pajak, beban

pajak tangguhan dan arus kas operasi maka semakin tinggi juga

kecenderungan perusahaan untuk melakukan tindakan

penghindaran pajak.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji pengaruh

perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, dan arus kas operasi

terhadap penghindaran pajak pada perusahaan sektor transportasi

dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021.

Penelitian ini menggunakan 6 penelitian terdahulu yang dijadikan

sebuah referensi untuk memperkuat dan membantu dalam hal

menyediakan bahan untuk melakukan pertimbangan dalam penelitian

ini. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif

deskriptif dan Purposive Sampling sebagai teknik pengambilan

sampel dengan jumlah sampel sebanyak 24 perusahaan dari Bursa

Efek Indonesia tahun 2019-2021.

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang telah

diuraikan pada BAB sebelumnya dengan menggunakan software IBM

SPSS Statistics 25. Berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil

setelah melewati proses pengujian yang telah dijelaskan sebelumnya:

103
10

1. Hasil uji parsial (t) menunjukan bahwa variabel perencanaan pajak

berpengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran pajak pada

perusahaan sektor transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2019-2021.

2. Hasil uji parsial (t) menunjukan bahwa variabel beban pajak

tangguhan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada

perusahaan sektor transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2019-2021.

3. Hasil uji parsial (t) menunjukan bahwa variabel arus kas operasi

tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada perusahaan

sektor transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2019-2021.

4. Hasil uji simultan (F) menunjukan bahwa variabel perencanaan

pajak, beban pajak tangguhan, dan arus kas operasi secara

bersamaan berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak

pada perusahaan sektor transportasi dan logistik yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021.

B. Saran

Peneliti memberikan masukan serta saran terkait masalah yang

dibahas dalam penelitian ini. Meskipun dalam penelitian ini masih

terdapat ketidaksempurnaan dalam hal penulisan maupun

pembahasan. Adapun saran dan masukannya sebagai berikut:


10

1. Peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menyempurnakan model

penelitian ini yang masih terdapat ketidaksempurnaan agar

perolehan hasil dari penelitian atas fenomena tindakan

penghindaran pajak dan hubungannya dengan perencanaan pajak,

beban pajak tangguhan, dan arus kas operasi lebih bisa dijelaskan

dengan baik.

2. Perusahaan yang membaca penelitian ini, diharapkan dapat

meningkatkan usaha perencanaan pajaknya agar dapat menekan

beban pajak dengan cara yang tidak menyimpang dari aturan

serta kebijakan yang berlaku karena dengan perencanaan pajak

yang jelas dan baik akan mengurangi kecurigaan Direktorat

Jendral Pajak terhadap penghindaran pajak atas tindakan

perencanaan pajak.

3. Perusahaan yang membaca penelitian ini, diharapkan dapat

meningkatkan kesadaran terhadap penghindaran pajak secara

illegal dan menyimpang dari aturan serta kebijakan perpajakan

yang berlaku. Karena tindakan tersebut akan mengurangi

pendapatan negara dari sektor pajak.

4. Bagi Direktorat Jendral Pajak, diharapkan dapat meningkatkan

lagi pengawasan terhadap tindakan penghindaran pajak agar

pendapatan negara sektor pajak yang diterima lebih optimal dan

efektif mencapai target.


DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Anggara, Sahya. 2016. Administrasi Keuangan Negara. Bandung:


Pustaka Setia.
Anggraini, Tika, and Nik Amah. 2019. “Pengaruh Beban Pajak Tangguhan
Terhadap Penghindaran Pajak Dengan Komite Audit Sebagai
Pemoderasi.” SIMBA: Seminar Inovasi … 383–95.
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 25. 9th ed. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hermanto, Bambang. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Lentera
Ilmu Cendekia.
Indradi, Sjamsiar Sjamsuddin. 2016. Dasar-Dasar Dan Teori Administrasi
Publik. Malang: Kelompok Intrans Publishing.
Kacaribu, Alemina Henuk. 2020. Pengantar Ilmu Administrasi. Yogyakarta:
Andi.
Mindarti, Lely Indah. 2016. Aneka Pendekatan Dan Teori Administrasi
Publik. Malang: UB Press.
Pandiangan, Liberti. 2014. Administrasi Perpajakan : Pedoman Praktis
Bagi Wajib Pajak Di Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Pohan, Chairil Anwar. 2017. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Kompas
Group.
Prastowo, Dwi. 2015. Analisis Laporan Keuangan Konsep Dan Aplikasi.
Yogyakarta: Unit Penerbit Dan Percetakan STIM YKPN.
Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data Dengan SPSS 20.
Yogyakarta: Andi.
Resmi, Siti. 2016. Perpajakan: Teori Dan Kasus Edisi Revisi. Jakarta:
Salemba Empat.
106
10

Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen : Informasi Untuk


Mengambil Keputusan Strategis. Jakarta: Erlangga.
Rukajat, Ajat. 2018. Pendekatan Penelitian Kualitatif (Qualitative Research
Approach). Yogyakarta: Deepublish.
Sari, Diana. 2014. PERPAJAKAN : Konsep, Teori, Dan Aplikasi Pajak
Penghasilan. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sarwono, Jonathan. 2015. Membuat Skripsi, Tesis, Dan Disertasi Dengan
Partial Least Square SEM (PLS-SEM). Yogyakarta: Andi.
Simanjuntak, Timbul Hamonangan, and Mukhlis Imam. 2012. Dimensi
Ekonomi Perpajakan Dalam Pembangunan Ekonomi. Bogor: Raih
Asa Sukses (Penebar Swadaya Grup).
Sriyana, Jaka. 2014. Metode Regresi Data Panel. Yogyakarta: Ekonisia,
2014.
Suandy, Erly. 2016. Perencanaan Pajak. 6th ed. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. 2017th
ed. Bandung: Alfabeta.
Syafiie, Inu Kencana, and Welasari. 2015. Ilmu Administrasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Wahyudiono, Bambang. 2014. Mudah Membaca Laporan Keuangan.
Jakarta: Raih Asa Sukses.
Wirman, Syafri. 2012. Studi Tentang Administrasi Publik. Jakarta:
Erlangga.

Jurnal :

Chrisandy, Marcelino Hery, and Remista Simbolon. 2022. “Pengaruh


Transfer Pricing, Beban Pajak Tangguhan Terhadap Penghindaran
Pajak Pada Perusahaan Sektor Kimia.” Syntax Idea 04(05):1–8.
Faradisty, Astrid, Eka Hariyani, and Meilda Wiguna. 2019. “The Effect Of
Corporate Social Responsibility, Profitability, Independent
Commissioners, Sales Growth And Capital Intensity On Tax
Avoidance.” Journal of Contemporary Accounting 1(3):1–14
10

Gazali, Ahmad, Herman Karamoy, and Hendrik Gamaliel. 2020.


“Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional Dan Arus Kas Operasi
Terhadap Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Tambang Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2019.” Jurnal Riset
Akuntansi Dan Auditing “GOODWILL” 11(2):83–96.
Hapsari, Denny Putri, and Dwi Manzillah. 2016. “Pengaruh Perencanaan
Pajak Terhadap Manajemen Laba Dengan Arus Kas Operasi Sebagai
Variabel Kontrol (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Otomotif Dan Komponen Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2011-2015).” Jurnal Akuntansi 3(2):54–65.
Ngadiman, and Pusitasari Christiany. 2014. “Pengaruh Leverage,
Kepemilikan Institusional, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).” Jurnal Akuntansi, XVIII(03).
Pulungan, Choiri Annisa. 2020. “Pengaruh Perencanaan Pajak Dan Beban
Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia (BEI).” Sumatera Utara : Universitas
Muhammadiyah Sumatra Utara.
Rahmadanti, and Nur Sayidah. 2021. “Pengaruh Corporate Social
Responsbility, Kepemilikan Keluarga Dan Perencanaan Pajak
Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).” Jurnal Riset
Mahasiswa Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi 1(1):122–27.
Sumomba, Christina Ranty, and Sigit Hutomo. 2012. “Pengaruh Beban
Pajak Tangguhan Dan Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen
Laba.” KINERJA : Economics and Business Journal 16(2):13.
Wahyuni, Damai. 2021. “Pengaruh Perputaran Piutang Dan Arus Kas
Terhadap Likuiditas (Studi Kasus Pada Sektor Aneka Industri Yang
Terdaftar Di BEI Tahun 2015 – 2019).”
Yuliana, Made Deva, and Sri Lestari Yuli Prastyatini. 2022. “Pengaruh
Perencanaan Pajak, Struktur Modal, Komisaris Independen Terhadap
Tax Avoidance Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel
10

Moderasi.” Al-Kharaj : Jurnal Ekonomi, Keuangan & Bisnis Syariah


4(4):1240–57. doi: 10.47467/alkharaj.v4i4.911.

Website :

https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/, diakses pada 1 Juni 2022


pukul 23.20.
https://news.detik.com/berita/d-3342607/kasus-pajak-direktur-di-
semarang-dihukum-7-bulan-penjara, diakses pada 21 Juli 2022
pukul 17.20.

https://www.merdeka.com/peristiwa/pengemplang-pajak-rp-162-miliar-
di- samarinda-dipenjara-usai-dijemput-di-cimahi.html, diakses pada 21
Juli 2022 pukul 17.26.

https://news.ddtc.co.id/perusahaan-afiliasi-dhl-terjerat-kasus-
penggelapan-ppn-30598, diakses pada 21 Juli 2022 pukul
17.30.

https://www.idx.co.id/tentang-bei/sejarah-dan-milestone/, diakses pada 10


Juni 2022 pukul 11.23.
LAMPIRAN

Daftar Perusahaan

No Kode/Nama Perusahaan Nama


1 AKSI Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk
2 ASSA Adi Sarana Armada Tbk.
3 BIRD Blue Bird Tbk.
4 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk
5 BPTR Batavia Prosperindo Trans Tbk.
6 CMPP AirAsia Indonesia Tbk.
7 DEAL Dewata Freightinternational Tb
8 GIAA Garuda Indonesia (Persero) Tbk
9 HAIS Hasnur Internasional Shipping
10 HELI Jaya Trishindo Tbk.
11 IATA MNC Energy Investments Tbk.
12 JAYA Armada Berjaya Trans Tbk.
13 KJEN Krida Jaringan Nusantara Tbk.
14 LRNA Eka Sari Lorena Transport Tbk.
15 MIRA Mitra International Resources
16 NELY Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk.
17 PPGL Prima Globalindo Logistik Tbk.
18 PURA Putra Rajawali Kencana Tbk.
19 SAFE Steady Safe Tbk
20 SAPX Satria Antaran Prima Tbk.
21 SDMU Sidomulyo Selaras Tbk.
22 SMDR Samudera Indonesia Tbk.
23 TAXI Express Transindo Utama Tbk.
24 TMAS Temas Tbk.
25 TNCA Trimuda Nuansa Citra Tbk.
26 TRJA Transkon Jaya Tbk.
27 TRUK Guna Timur Raya Tbk.
28 WEHA WEHA Transportasi Indonesia Tbk

110
11

Kriteria Pemilihan Sampel

No. Keterangan Jumlah Perusahaan


Perusahaan sektor transportasi dan logistik
1 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 28
Perusahaan yang mempublikasikan secara
2 lengkap laporan keuangan tahunan yang telah (5)
diaudit periode 2019-2021.
Perusahaan menyajikan laporan keuangan
3 (6)
dengan nilai mata uang rupiah.
Perusahaan yang tidak mengalami kerugian
4 (9)
pada laporan keuangan tahun 2019-2021.
Jumlah Sampel 8
Total Pengamatan (8x3) 24

Daftar Perusahaan Sesuai Kriteria

No. Kode/Nama Perusahaan Nama

1 AKSI Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk

2 ASSA Adi Sarana Armada Tbk.

3 BPTR Batavia Prosperindo Trans Tbk.

4 HELI Jaya Trishindo Tbk.

5 JAYA Armada Berjaya Trans Tbk.

6 NELY Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk.

7 SAPX Satria Antaran Prima Tbk.

8 TMAS Temas Tbk.


11

Data Setelah Proses Pengukuran

p Y x1 x2 x3 RES_1 ABRESID
AKSI 0,52 0,48 0,52 -0,28 0,12540 0,13
AKSI 0,27 0,73 0,77 0,40 -0,04448 0,04
AKSI 0,73 0,27 0,71 0,55 0,22340 0,22
ASSA 0,22 0,78 1,00 -0,37 -0,02944 0,03
ASSA 0,14 0,93 0,78 0,95 -0,12593 0,13
ASSA 0,28 0,72 0,55 -0,40 -0,01103 0,01
BPTR 0,35 0,65 0,66 -0,31 0,02980 0,03
BPTR 0,50 0,50 0,61 0,71 0,06993 0,07
BPTR 0,34 0,66 0,67 -0,10 0,01227 0,01
HELI 0,39 0,78 1,13 1,63 0,05621 0,06
HELI 0,23 0,70 0,52 -0,42 -0,07401 0,07
HELI 0,31 0,69 0,88 0,71 -0,03327 0,03
JAYA 0,47 0,53 0,69 1,74 0,00675 0,01
JAYA 0,29 0,71 0,52 0,97 -0,07458 0,07
JAYA 0,19 0,91 0,38 1,62 -0,13774 0,14
NELY 0,16 0,97 0,82 1,76 -0,12352 0,12
NELY 0,13 0,97 0,42 -0,24 -0,07570 0,08
NELY 0,15 0,97 0,78 1,00 -0,09921 0,10
SAPX 0,40 0,99 0,87 1,70 0,13026 0,13
SAPX 0,33 0,77 0,45 0,99 -0,01570 0,02
SAPX 0,16 0,84 0,78 -0,20 -0,08542 0,09
TMAS 0,43 1,43 0,46 0,86 0,35265 0,35
TMAS 0,31 0,69 0,62 -0,24 0,00280 0,00
TMAS 0,27 0,73 0,34 0,58 -0,07944 0,08

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Y 24 .13 .73 .3166 .14470
x1 24 .27 1.43 .7662 .22610
x2 24 .34 1.13 .6640 .19956
x3 24 -.42 1.76 .5671 .77283
Valid N (listwise) 24
11

Histogram

Normal P-P Plot


11

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized Residual
N 24
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .11623375
Most Extreme Differences Absolute .166
Positive .166
Negative -.118
Test Statistic .166
Asymp. Sig. (2-tailed) .085c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 x1 .927 1.079
x2 .947 1.056
x3 .887 1.128
a. Dependent Variable: Y
11

Uji Heterokedastisitas

Scatterplot

Scatterplot Uji Glejser


11

Uji Autokorelasi

Model Summary Durbin Watson

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .596a .355 .258 .12465 2.158
a. Predictors: (Constant), x3, x2, x1
b. Dependent Variable: Y

Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .625 .131 4.785 .000
x1 -.391 .119 -.611 -3.277 .004
x2 -.054 .134 -.075 -.404 .691
x3 .049 .036 .260 1.363 .188
a. Dependent Variable: Y
11

Uji Simultan (F)

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .171 3 .057 3.665 .030b
Residual .311 20 .016
Total .482 23
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), x3, x2, x1

Uji Parsial (t)

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .625 .131 4.785 .000
x1 -.391 .119 -.611 -3.277 .004
x2 -.054 .134 -.075 -.404 .691
x3 .049 .036 .260 1.363 .188
a. Dependent Variable: Y

Uji Koefisiensi Determinasi (R2)

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .596a .355 .258 .12465 2.158
a. Predictors: (Constant), x3, x2, x1
b. Dependent Variable: Y
11

Tabel Durbin Watson


11

Tabel Persentase Distribusi F

Tabel Persentase Distribusi t


12
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Abimanyi Rono

Puspito Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23

April 2000 Agama : Islam

Alamat : Perumahan Bintan Metropole

Jalan Merkurius VII B4 No 15

Email : Abimanyurp23@gmail.com

B. PENDIDIKAN

1. SDN Perwira 4 : 2006 - 2012

2. SMPN 3 Bekasi : 2012 - 2015

3. SMAN 8 Bekasi : 2015 - 2018

4. Insititut STIAMI : 2018 - Sekarang

C. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Himpunan Mahasiswa Institut STIAMI Bekasi (2018-2019)

2. Himpunan Mahasiswa Institut STIAMI Bekasi (2019-2020)

3. Relawan Pajak Institut STIAMI Bekasi (2021)

121
122

D. PENGALAMAN MAGANG

1. PT ASABRI (Persero) Divisi Pengelolaan Keuangan (Juli 2021 –

Desember 2021)

2. PT FATIHA SAKTI Divisi Finance and Tax (Maret 2022 – Sekarang)

You might also like