Professional Documents
Culture Documents
1
proteins essentially provide the amino acids required for the
growth and subsequent repair of impaired animal tissue.
Composition of Proteins: Proteins, are composed of a host of vital
elements, such as: C, H, O, N, P, S, and Fe, which ultimately make up the
greater segment of the animal and plant tissue.
Sources: Interestingly, the various known and important sources
of proteins are, namely: cheese, milk, eggs, meat, fish, and certain
vegetables viz., soybeans are recognized as the best sources.
2
TUGAS
1. Apa peran protein?
2. Protein tersusun atas asam amino. Sebutkan nama-nama
asam amino
3. Asam amino ada dua kelompok--- asam amino esensial dan
nonesensial. Apa perbedaannya? Berdasarkan jawaban nomor
3, kelompokkan asam-asam amino tersebut yang termasuk ke
dalam esensial dan nonesensial.
4. Ada berapa modifikasi protein? Sebutkan dan berikan contoh
peran masing-masing!
3
▲ Overview of protein structure
and function.
(a) The linear sequence of amino acids
(primary structure) folds into
helices or sheets (secondary
structure) which pack into a globular
or fibrous domain (tertiary
structure). Some individual
proteins self-associate into complexes
(quaternary structure) that can
consist of tens to hundreds of subunits
(supramolecular
assemblies).
(b) Proteins display functions that
include catalysis of chemical reactions
(enzymes), flow of small molecules
and ions (transport), sensing and
reaction to the environment
(signaling), control of protein activity
(regulation), organization of the
genome, lipid bilayer membrane, and
cytoplasm (structure), and generation
of force for movement (motor
proteins).
5
6
7
PROTEINS USED AS DRUGS
8
1. COMPLEMENT PROTEIN (COMPLEMENT
FACTOR C-3) [LATIN; COMPLERE = TO
COMPLETE]
9
2. GELATIN [LATIN: GELATINA = GELATIN]
10
Tipe-tipe Gelatin:
(a) Absorbable Gelatin Sponge: It is a sterile, white, tough, and finely porous
spongy, water insoluble, and absorbable substance. Even though it is water-
insoluble but it is adequately absorbed in body fluids.
The various uses of absorbable gelatin sponge are as follows:
• an effective haemostatic,
• as a localized anticoagulant, and
• when placed upon a surgical incision after being duly moistened with sterile
NaCl solution, it gets slowly absorbed within a span of 4-6 weeks.
(b) Absorbable Gelatin Film: Absorbable gelatin film refers to a light amber coloured,
sterile, non-antigenic thin film invariably produced from a especially prepared
gelatin-formaldehyde solution by careful drying followed by subsequent
sterilization.
➢ Absorbable gelatin film is largely employed in the form of saline-
soaked rubber-like thin sheets chiefly in surgical repair of such observed
defects in membranes, such as: dura and pleura matter, where it grossly
serves as a mechanical means of protection, replacement matrix,11and
temporary supportive structural wall.
3. COLLAGEN [SYNONYM: OSSIEN]:
(GREEK: KOLLA = GLUE, + GENNAN = TO
PRODUCE)
➢ Kolagen merupakan protein kuat dan
berserat yang ditemukan pada jaringan
penghubung, termasuk kulit, tendon, ligament,
tulang, dan kartilago.
➢ Kolagen merupakan jaringan dental (kecuali
enamel gigi): membentuk matriks dentin,
sementum, dan tulang alveolar. Kolagen
mengikat gigi pada rahang atas dan bawah.
Kolagen banyak digunakan dalam
emulsi fotografi, sutura, dan
pembungkus makanan (berjel).
12
4. CASEIN [LATIN: CASEUS = CHEESE]
16
17
6.THAUMATIN [SYNONYM: TALIN;]
1
ENZIM SEBAGAI BAHAN OBAT
2
PENDAHULUAN
3
4
BAGAIMANA ENZIM BEKERJA
Enzymes typically catalyze only one or a few similar chemical
reactions because they are specific in their choice of
substrates.
This specificity is due to the active site of the enzyme, which
is shaped so that only a certain substrate molecule will fit
into it.
5
6
BAGIAN-BAGIAN ENZIM
Enzim/Holoenzim terbagi 2 macam:
1. Protein (Apoenzim)
2. Non Protein (gugus prostetik): bagian non protein yang tidak
terpisahkan dari enzim. Bagian ini ada dalam keadaan enzim
aktif/tidak.
a) Koenzim: gugus yg ada pada enzim yang aktif, mis.NADPH,
NADH, FADH
b) Kofaktor: gugus yang diikat oleh enzim yang aktif, mis.Mg, Zn,
Fe, Cu, K, dsb.
❖ Holoenzim: enzim yang strukturnya sempurna juga aktif
mengkatalisis bersama-sama dgn koenzim & kofaktor. 7
8
FUNGSI ENZIM
11
(9) Activity: Enzymes do possess a variety of vital and
important activities, such as:
(a) Digestive Enzymes: They are basically the ‘hydrolytic
enzymes’ which specifically catalyze the addition of water
molecules to relatively bigger food-molecules to help them split
into rather simpler chemical entities.
Quite often the very name of the enzyme explicitely indicates
the ‘substrate’ with addition of the suffix-ase.
Examples:
(i) Lipase—It splits fat (triglycerides) into the corresponding fatty acids
and glycerol respectively.
(ii) Peptidase—It splits peptides to the corresponding amino
acids. Exceptions: Certain enzymes e.g., pepsin and trypsin
do not usually end in –ase, because they were duly baptized
much before this method of nomenclature was actually
instituted.
12
(b) Enzymes for Synthesis Reactions: The enzymes for synthesis
reactions help to synthesize a host of biological products, such
as: glycogen, hormones, nucleic acids (DNA and RNA),
phospholipids for cell membranes, and proteins.
Examples: DNA Polymerase—is essentially required for DNA-
replication, that actually precedes mitosis.
(c) Energy Production: It also specifically requires a plethora of
enzymes.
Examples: Each and every step related to cell respiration needs
essentially a particular enzyme, for instance: cytochrome transport
system, glycolysis, and Krebs cycle.
(d) Deamination Reactions:The deamination reactions are usually
carried out by deaminases which critically remove the amino
moieties from the available pool of excessive amino acids
so that they may exclusively utilized for energy.
13
(10). Miscellaneous Activities of Enzymes: These categorically
include certain highly specific enzymes to perform a definite
purpose in vivo,
A few such typical examples are as given namely:
(a) Cessation of Long-chain Fatty Acids: Specific enzymes aid in
the splitting of longchain fatty acids into relatively smaller
compounds which in turn used up in the cell respiration mostly.
(b) Maintenance of Blood Pressure: Specific enzymes are usually
required for ‘blood clotting’, and also for the formation of
angiotensin II solely required to maintain and raise the blood
pressure.
14
SUMBER ENZIM
15
ENZIM BERDASARKAN SITUS BEKERJANYA:
20
21
22
23
Michel Vellard. (2003).The enzyme as drug: application of enzymes as
pharmaceuticals. Current Opinion in Biotechnology. Vol.14: 444–450
ORAL AND INHALABLE ENZYME THERAPIES
Phenylketonuria (PKU):
Penderita Congenital
penyakit kelainan genetic dimana
sucrase-isomaltase
pasien kekurangan enzim
deficiency (CSID) diobati
fenilalanin hydrolase (untuk
dengan sacrosidase, yaitu beta-
mengubah fenilalanin menjadi
fructofuranoside fructohydrolase
tirosin).
yang berasal dari Saccharomyces
cerevisiae yang dapat digunakan Pengobatan oral PhenylaseTM,
secara oral. sedang dikembangkan melalui
rekombinasi khamir
Pasien CSID tidak mampu
phenylalanine ammonia lyase
mencerna sukrosa.
(PAL).
Obat tersebut akan
PAL mampu mendegradasi
menghidrolisis sukrosa sehingga
fenilalanin dalam saluran 24
• mengandung campuran enzim yang diekstraksi dari nanas. Digunakan untuk luka bakar
tebal sebagian atau penuh.
Chondroitinases:
• digunakan dalam patah tulang. Enzim ini menunjukkan kemampuan meregenerasi saraf
tulang belakang. Enzim ini bekerja dengan memindahkaan kondroitin sulfat yang
terakumulasi sehingga menghalangi pertumbuhan akkson.
Hyaluronidase:
25
• memiliki sifat hidrolitik yang sama terhadap kondroitin sulfat, sehingga digunakan untuk
regenerasi saraf yang rusak.
ENZYMES FOR THE TREATMENT OF INFECTIOUS
DISEASES
Lisozim:
Kitinase:
2. Folate Inhibitor
3. Metronidazzole
4. Rifampin
Berdasarkan struktur kimiawi (Ashutosh
Kar 2007)
1. Aminoglycosides,
2. Anthracyclines,
3. Cephalosporins,
4. β-Lactams,
5. Lincosamides,
6. Macrolides,
7. Penicillins,
8. Polypeptide antibiotics,
9. Tetracyclines, and
10. Miscellaneous antibiotics.
14
Penyebab Resistensi Antibiotika :
1. Inaktivasi enzimatik
2. Adanya perubahan permeabilitas
mikroorganisme.
3. Perubahan enzim shg kurang sensitif
4. Perubahan jalur metabolik
mikroorganisme.
LET’S DISCUSS ….
16 A. KELOMPOK β-LACTAM: PENISILIN
Vaksin
Vaksin Tradisional
Rekombinasi/Modern
1. Attenuated = 3. Vaksin
melemahkan Subunit
2. Inactivated =
4. Vaksin DNA
inaktifasi
1. Attenuated = dilemahkan
Attenuated (=‘weakened’): vaksin mengandung “virus
hidup”, tetapi tingkat patogenisitasnya sudah
dilemahkan.
Hal tersebut bertujuan untuk merangsang respon sistem
imun, namun tidak sampai menyebabkan penyakit.
Contoh: vaksin polio yang diciptakan oleh Albert Sabin
(1960).
Virus cacar (Edward Jenner) abad 18 pertama kali.
2. Inactivated
Vaksin ini mengandung virus yang telah dipaparkan pada
agen denaturasi, seperti formalin.
Vaksin ini bersifat non-infeksius, dan mempertahankan
kemampuan respon imun.
Contoh: vaksin flu
3. Subunit
Vaksin subunit: menggunakan bagian dari virus,
bukan dalam bentuk virus utuh.
Vaksin ini tidak bersifat infeksius, sehingga termauk
tipe vaksin yang aman.
Vaksin ini umumnya dibuat melalui teknologi DNA
rekombinan.
Contohnya: vaksin Hepatitis B untuk manusia
dibuat menggunakan lapisan protein virus yang
direkayasa menggunakan sel khamir.
4. Vaksin DNA
Vaksin DNA merupakan produk biologi molekuler.
Kode DNA untuk antigen virus disisipkan pada inang,
lalu akan diekspresikan dan memicu respon sistem
imun.
Vaccines of this type have not so far been approved
for use in humans.
Beberapa contoh Vaksin Rekayasa Genetika
a) Hepatitis B Surface Antigen (HBSAG): It is prepared by cloning
a coated protein gene in yeast, extracting the protein formed
by the genetically altered yeast, and obtaining from it the
desired vaccine. It confers immunity to Hepatitis B without
exposure to the virus itself.
b) Viral Vaccines: In reality, viral vaccines are of two types,
namely:
1) Those consisting of inactivated viruses that are incapable of
mutiplication in the body, for instance, Salk Poliovaccine.
2) Those consisting of viruses that multiply at low rates in the
body, but do not exhibit the symptoms of the disease, such
as: Sabin Oral Polio Vaccine
3) Whooping Cough Vaccine: It is essentially a
bacterial vaccine that consists of dead cells and
provides a long-term immunity.
4) Vaccines from Live Attenuated Viruses: Both
Small Pox Vaccine and Measles Vaccine obtained
from live attenuated viruses induce a high degree
of immunity in the vaccinated subjects, effective
for a long duration and thus prove to be highly
effective in the control and management of the
respective diseases.
5) Influenza Vaccine: The vaccine of influenza viruses
that have been grown in chick embryos and
subsequently rendered non-infectious either by UV
irradiation or by formalin. It prevents influenza by
its parentral injection and the duration of immunity
rarely exceeds a year because of the fact that the
causative agent (virus) of influenza is capable of
undergoing mutation rather frequently.
Toksin
Toksin: substansi racun yang dihasilkan
mikroorganisme tertntu.
Toksigenisitas: kemampuan mikroorganisme
menghasilkan toksin.
Toksekemia: menunjukkan adanya toksin dalam
darah
Ada dua tipe toksin: eksotoksin dan endotoksin
1. Endotoksin
Endotoksin adalah bagian lipopolisakarida dari outer layer (LPS)
sel bakteri Gram negatif yang ketika terlarut menjadi toksin.
Endotoksin merupakan toksin yang terikat sel (tidak disekresikan),
dan akan dikeluarkan ketika sel lisis.
Endotoksin dapat dihasilkan oleh Escherichia, Shigella, dan
Salmonella.
Salah satu efek fisiologis dari endotoksin adalah demam.
Endotoksin akan merangsang sel inang untuk mengeluarkan
sitokin, soluble protein yang disekresikan oleh fagosit atau sel lain,
yang berperan sebagai pirogen endogenus (protein yang
mempengaruhi pusat pengatur suhu pada otak, sehingga
menyebabkan demam).
2. Eksotoksin
Eksotoksin merupakan protein toksik yang
dikeluarkan oleh sel patogen ketika tumbuh.
Toksin ini menyebar dari situs infeksi dan
menyebabkan kerusakan hingga situs yang jauh.
Antibodi yang terbentuk akibat induksi eksotoksin
disebut antitoksin.
Eksotoksin dapat dikategorikan menjadi 3,
yaitu:
a) Sitotoksin: membunuh sel inang atau mempengaruhi
fungsi sel
b) Neurotoksin: terlibat dalam transmisi normal impuls
saraf
c) Enterotoksin: mempengaruhi sel-sel pada saluran
pencernaan mempengaruhi usus halus,
menyebabkan sekresi cairan kedalam lumen usus
sehingga menyebabkan kemuntahan dan diare.
➢ Penyebab utama adalah makanan atau minuman
yang terkontaminasi.
➢ Dihasilkan oleh: S. aureus, Bacillus cereus, Vibrio
cholerae, E. coli dan Salmonella enterotica.
Daya racun eksotoksin dapat diinaktivasi dengan
pemanasan, paparan formaldehid, iodin, atau bahan
kimia lain.
Eksotoksin yang diinaktivasi tidak menyebabkan
penyakit, namun tetap dapat menginduksi pembentukan
antitoksin.
Eksotoksin yang diinaktivasi disebut toksoid.
Difteri dan Tetanus dapat dicegah melalui vaksinasi
toksoid.
Antiserum
Antiserum
Antiserum merupakan produk yang berasal dari
darah yang dapat digunakan untuk mengaktifkan
sistem kekebalan tubuh seseorang yang telah
terkena patogen atau toksin, sehingga sistem
kekebalan tubuh dapat menghilangkannya.
Antiserum dihasilkan oleh hewan (kuda, domba,
atau kelinci) dan juga manusia.
Contoh antiserum: produk antivenin untuk
mengobati paparan ular berbisa dan binatang
beracun lainnya.
Antiserum terdiri dari serum darah, bentuk dimurnikan
plasma darah yang sarat dengan antibodi poliklonal yang
dihasilkan oleh organisme inang.
Antibodi poliklonal klon sel induk yang menghasilkan
antibodi terhadap satu atau lebih antigen.
Ketika antibodi memasuki tubuh pasien, mereka
menempel pada antigen mereka mengenali dan sistem
kekebalan tubuh melihat mereka sehingga bisa
menyerang.
Pada dasarnya, tindakan antiserum seperti bendera,
menempel ke antigen dan penandaan mereka sehingga
mereka dapat dilihat oleh sistem kekebalan tubuh.
Hubungan antara Imunisasi dan Vaksinasi
Vaksinasi disebut juga Imunisasi aktif karena vaksin akan
mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan
untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu,
terutama bakteri, virus, atau toksin.
Sedangkan imunisasi pasif adalah, manusia atau hewan
secara pasif menerima bahan yang sudah mengandung
zat kekebalan (antibodi). Misalnya pemberian ADS (Anti
Diphtheria Serum), ATS (Anti Tetanus Serum). (Masdalina
Pane).
Antibodi merupakan protein yang dihasilkan oleh sistem
imun dari hewan tingkat tinggi akibat respon dari
organisme asing.
VITAMIN
D ra . S ubaryanti , M .Si ., A pt.
V i lya Syafriana , M .Si .
FAKULTAS FARMASI I STN
I. PENDAHULUAN
Vitamin merupakan zat organik, tidak disintesis
di dalam tubuh.
Vitamin diperlukan dalam jumlah sedikit untuk
fungsi metabolisme. Akan tetapi, jika kekurangan
akan menyebabkan defisiensi seperti beri-beri,
rakhitis atau rabun senja.
Kata vitamin pertama kali muncul pada tahun
1911, yaitu ketika ditemukan gugus amine pada
beras padi dan diketahui dapat mencegah
beriberi.
Vitamine merasal dari kata vital + amine
gugus amine yang penting
Kata vitamin hingga saat ini tetap bertahan
meskipun kini sudah diketahui bahwa tidak
semua vitamin mengandung gugus amina.
Contohnya vitamin A, C, D, E, K tidak
mengandung nitrogen.
Vitamin memiliki struktur kimia yang
beragam dari molekul sederhana seperti niasin
(B3), hingga yang kompleks seperti
sianokobalamin (B12).
➢ Vitamin A: senyawa diterpen
➢ Vitamin C: bentuk enol dari 3-oxo-L-
gulofuranolactone
➢ Vitamin K: 2-metil-3-phytyl-1,4-
naphthoquinone
Secara biologi, vitamin juga memiliki berbagai
fungsi.
➢ Vitamin riboflavin (B2) niasin (B3), dan asam
pantotenat (B5) berfungsi sebagai koenzim
➢ Vitamin siano kobalamin (B12) dan asam folat
berperan dalam biosintesis transfer unit 1C
➢ Vitamin C diperlukan untuk biosintesis
hidroksiprolin (komponen penting pada kolagen)
➢ Vitamin Thiamin (B1) dan Pyridoxin (B6)
berperan dalam metabolisme karbohidrat dan
asam amio
➢ Biotin berfungsi dalam karboksilasi metabolik.
➢ Vitamin D dan E berperan dalam transpor
membran
Vitamin dapat dibagi menjadi:
VITAMIN LARUT DALAM LEMAK VITAMIN LARUT DALAM AIR
8
▪ Karoten: senyawa C40 yang ditemukan pada Kingdom
Plantae dan diubah menjadi vitamin A pada usus halus
atau organ lainnya.
▪ Seharusnya oksidasi karoten menghasilkan 2 molekul
vitamin A, akan tetapi oksidasi bertingkat yang terjadi
menghasilkan 1 molekul vitamin A
▪ Bayi dan anak kecil memiliki kapasitas terbatas dalam
mengkonversi karoten
▪ Vitamin A memiliki peran penting pada retina dan
jaringan epitel.
▪ Kekurangan vitamin A menyebabkan rabun senja dan
kekeringan atau kerusakan membran mukosa.
•Gambar 1. Penampakan biji padi biasa (wilt type), golden rice 1
(Np Psy/crtI), dan golden rice 2 (Zm Psy/crtI)
2. Vitamin D
➢ Senyawa kelompok ini memiliki anti rakhitis
➢ Terbentuk melalui pembukaan cincin B dari
provitamin steroid
➢ Vitamin D berperan mengatur keseimbangan
kalsium dan fosfor dalam tubuh melalui
metabolisme fosfor
➢ Vitamin D membantu penyerapan kalsium
➢ Berperan dalam pembentukan tulang
➢ Kekurangan vitamin D menyebabkan rakhitis
➢ Tapi juga tidak boleh berlebih
▪Vitamin D2 (calciferol/viosterol)
• Dari irradiasi ergosterol dlm
alkohol/eter
• 1 gr vit. D2 ~ 4 juta vit. D (USP)
• Meningkatkan absorpsi Ca
• Dosis : 400 unit vit. D/hari
• Dosis tinggi : utk penderita
rachitis
13
▪Vitamin D3 (kolekalsiferol) merupakan kelompok
vitamin D satu-satunya yang ditemui pada hewan
tingkat tinggi.
➢ Terbentuk dari 7-dehidro-kolesterol oleh radiasi
cahaya matahari ke kulit.
➢ Dari minyak liver ikan tuna
➢ Meningkatkan absorpsi Ca
➢ 1 gr vit. D3 ~ 10.000 unit vit. D (USP)
3. Vitamin E (α-Tokoferol asetat)
•Dari minyak lembaga gandum (Wheat germ oil).
•Ada juga yang berasal dari kacang kedelai, kacang
tanah, jagung
•Vitamin E ditemukan pada tahun 1922 dan dipercaya
berperan pada fertilitas
•Peran lain, kemungkinan sebagai antioksidan dan
mencegah pre-oksidasi lipid
15
4. Vitamin K
Vitamin K ditemukan pada bayam/sayuran hijau
Berperan dalam pembekuan darah
Bekerja secara tidak langsung dengan
mengaktivasi zat-zat yang diperlukan dalam
konversi protrombin menjadi thrombin
Dosis : 5 mg/hari
Vitamin K2 diperoleh dari penguraian ikan
Sediaan : capsul, tablet dan injeksi
16
B. LARUT DALAM AIR :
1. Vit. B1-HCl (Thiamin)
• Vitamin B1 tersusun atas unit pirimidin dan
thiazole yang dihubungkan dengan jembatan
metilen
• Pada tumbuhan biosintesis dilakukan pada daun
kemudian dihantarkan ke akar berperan
sebagai Growth Factors
18
• Kekurangan B1 dapat
mengakibatkan beri-beri
• Sumber: beras, kacang-
kacangan, bayam
• Sediaan: tablet dan
injeksi
2. Vit. B2 (Riboflavin)
Dibentuk dari ribosa dan residu isoalloxazine
Nama riboflavin berasal dari gula penyusunnya:
ribosa, mengandung komponen sistem koenzim
flavin
Disintesis oleh mikroorganisme dari flora usus
manusia
Vitamin ini bersifat tidak stabil terhadap cahaya
Kekurangan vitamin B2 ditandai dengan gejala
pecah-pecah pada pinggir mulut, dermatitis, dan
konjungtivitas.
Sediaan : tablet dan injeksi; Dosis : 3 mg; Dosis
terapi : 5 mg
3. Vit. B6-HCl (Pyridoxine HCl)
Susunannya dapat berupa pyridoxol (tumbuhan),
pydoxal dan pyridoxamin (pada hewan)
B6 disintesis oleh mikroorganisme pada usus besar
Berperan sebagai sistem koenzim dalam sintesis
protein dan dalam metaboisme lemak.
Meskipun belum terbukti secara medis, namun vitamin
ini dipercaya membantu wanita melalui PMS
Terdapat dalam ragi
Dosis : 5 mg/oral
22
4. Vit. B12 (Cyanocobalamin)
Terdapat dalam liver, daging dan ginjal
Berisi Co, bentuk tepung, warna merah tua
Berperan dalam metabolisme asam amino, khususnya
metilasi homosistein untuk membentuk metionin atau
penguraian asam amino lainnya
Sianokobalamin (57Co) dan (58Co) merupakan bentuk
radioaktif dari vitamin yang digunakan dalam diagnosis
anemia
Dihasilkan oleh kelompok Streptomyces dan Bacillus
Sediaan : injeksi i.m (1 µg/hr), tablet, capsul
5. Vit. C (Asam askorbat)
Asam askorbat diperoleh dari dari ekstraksi
material tumbuhan seperti buah Rosa,
Blackcurrant, dan Citrus sp.
Asam askorbat dari tanaman disintesis dari D-
glukosa dan jalur lain yang melibatkan fruktosa,
manosa, galaktosa
26
Vitamin C berperan dalam fungsi sel
hidup dan terlibat dalam banyak reaksi
enzim.
Diperlukan untuk pertumbuhan kartilago,
gigi, dan tulang, penyembuhan luka dan
membantu absorbsi Fe dari usus
Sebagai antioksidan dan membantu
meredakan Flu
Dosis : 75 mg/hari
Dosis terapi : 150 mg/hari (orang dewasa)
Sediaan : injeksi (i.m) dan oral (tablet)
6. Vit. M (Asam folat/asam
pteroilglutamat)
Terdapat dalam sayuran, liver, ragi, ikan dan
kedelai.
Struktur asal ditemukan pada daun bayam pada
tahun 1941
Asam folat diperlukan tubuh untuk pembelahan
sel dan produksi sel darah merah
Suplemen asal folat diperlukan selama
kehamilan
Kekurangan asam folat dapat menyebabkan
diare, turunnya berat badan, dan anemia
megaloblastic
7. Asam 8. Nicotinamida/
Nicotinat/Niacin Niacinamida
(B3)
Ditemukan sebagai
Mengobati struktur amida
pellagra/sbg
Tepung kristalin putih,
vasodilator
larut dlm air/alkohol
Sifatnya stabil
Sediaan : injeksi, tablet,
Sediaan : injeksi, capsul
tablet, capsul
Dosis : 50
Dosis : 15 mg/oral/parenteral
mg/oral
29
9. Inositol
Sumber : sereal, citrus, susu,
daging, dan yeast
Mikroba yg dipakai utk uji
mikrobiologi : Saccharomyces
cerevisiae, Neurospora sitophila.
Dsbt faktor
pertumbuhan/perkembangan
30
10. Asam panthotenat (B5)
• Sumber : hati, ragi, susu, sereal, kacang
• Komponen koenzim A
• Dsbt faktor antidermatitis
• Dosis : 10-15 mg (orang dewasa)
11. Asam Para aminobenzoat (PABA)
• Larut dlm air panas & alkohol
• Stabil dalam asam dan basa
• Sumber : daging dan sayuran
• Utk kasus rematik spt efek asam salisilat
• Dosis : oral + salisilat = 600 mg, 4x/hari
32
12. Vit. H (Biotin)
• Biotin ada dalam bentuk α dan β
• Bekerja dengan vitamin larut air
lainnya
• Diperlukan untuk pencernaan
dan metabolisme karbohidrat
• Sumber : telur, hati, ginjal, ragi,
susu
• Defisiensi vit. H : dermatitis,
kejang otot
• Uji mikro : Lactobacillus
plantarum, Saccharomyces
cerevisiae.
13. Choline
• Sumber : telur, hati, jantung, susu, ikan, akar
sayuran, buah & rumput2an.
• Larut dlm air/alkohol
• Stabil thd panas dan asam
• Sbg bahan dasar lesitin
• Bersifat higroskopis
• Metode pengujian : kolorimetri
• Defisiensi : haemoragic
• Kegunaan : sirosis hati pada manusia
• Dosis : 2 g
34