You are on page 1of 2

Nama : Arya Rizki Fordea

Nim : 210701041

Pedahuluan
Dalam realitas kehidupan, ternyata putusnya perkawinan semakin lama semakin menjadi
persoalan dalam masyarakat, karena di samping kasus perceraian semakin banyak, sebabnya
pun semakin beragam dan kompleks. Meskipun diizinkan, perceraian tetaplah suatu perbuatan
yang tidak dianjurkan dalam agama, terutama agama Islam yang menganggap perceraian
sebagai “Perkara halal yang paling dibenci”.
Islam memang mengharapkan agar setiap perkawinan akan langgeng, sehingga berbagai aturan
telah ditetapkan untuk menjaga kelanggengan itu. Seperti; dibimbing untuk memilih pasangan
yang baik, diatur akad nikahnya, diatur pula hak dan kewajiban masing-masing pasangan, dan
diajarkan pula tahapan penyelesaian masalah bila terjadi. Namun demikian, Islam tidak
memungkiri bahwa ada pasangan yang mengalami kesulitan dalam kehidupan berumah-tangga,
sehingga kebersamaan tidak lagi mendatangkan kebahagiaan, malah sebaliknya menimbulkan
penderitaan dan kesengsaraan. Karena itu, disamping Islam menyuruh memelihara
kelanggengan perkawinan, juga membuka peluang kecil untuk keluar dari kesulitan
perkawinan dengan membolehkan perceraian bila memang keadaan menuntut. Apabila
kesulitan itu ada di pihak suami, dan persoalan itu tidak bisa terselesaikan, maka ia dibolehkan
menempuh jalan “cerai talak”. Sebaliknya, apabila istri yang merasa tersiksa di rumah tangga
karena suaminya, maka ia dibenarkan mengajukan perceraian atau “khulu‘ . Hanya saja, di
Indonesia kata khulu’ lebih familiar dengan istilah “gugat cerai” .

Permasalahan
1. pak budi sebagai suami terlampau banyak mengatur yang membuat buk iyem sebagai
istri tidak nyaman
Buk iyem sebagai istri terlalu banyak menuntut kepada pak budi sebagai suami
Sementara pak budi dan buk iyem memiliki dua orang anak yang bernama akbar yang
berusia 7 tahun dan siti yang berusia 3 tahun

Nasihat :
Menurut saya selaku penegah dalam masalah ini keributan atau cekcok dalam rumah tangga
itu hal yang sangat sering terjadi dan akan selalu terjadi karna sebenarnya yang
menyempurnakan keindahan itu sebenarnya masalah yang dapat di selesaikan bersama sama
dan selalu bersama untuk menyelesaikan masalah itu dan saling menguatkan.
Pak budi sebagai kepala rumah tangga sebaiknya bisa lebih sabar dan lebih menerima buk iyem
sebagai istri dengan semua kekurangan dan kelebihan yang ada pada buk iyem demi
keberlangsungan rumah tangga mengingat pak budi dan buk iyem sudah memiliki anak yang
butuh kasih sayang dari ayah dan ibunya
Dan untuk buk iyem juga bisa menerima dan mendukung pak budi sebagai suami yang telah
bekerja untuk keluarga dan bisa meneruskan rumah tangga dengan merawat anak anak dengan
baik.

2. Ayat al quran yang membenci perceraian :

Perceraian itu hanya diperintahkan oleh setan dan tukang sihir, sebagaimana firman
Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Mereka belajar dari keduanya sihir yang bisa memisahkan antara
seseorang dengan istrinya.” (QS. Al-Baqarah: 102)

Dalil yang membenci perceraian :

Dari Jabir berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda, “Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas air, kemudian dia
mengutus bala tentaranya, maka yang akan menjadi pasukan yang paling dekat dengan dia adalah
yang paling banyak fitnahnya. Lalu ada yang datang dan berkata, ‘Saya telah berbuat ini dan itu’.
Maka iblis berkata, ‘Engkau tidak berbuat apa-apa’. Kemudian ada yang datang lagi dan berkata,
‘Saya tidak meninggalkan seorang pun kecuali telah aku pisahkan antara dia dengan istrinya’.
Maka iblis mendekatkan dia padanya dan mengatakan, ‘Engkaulah sebaik-baik pasukanku’.”
(Muslim, no.2167)

You might also like