You are on page 1of 11

NAMA : DWI HASTUTI, S.Pd.

SD

NI PPPK : 197810152021212005

JABATAN : GURU KELAS

UNIT KERJA : SD NEGERI TEMPURAN

ANTI KORUPSI
NARA SUMBER : LILIK SUBAGIYO, SE, M.Si
INSPEKTUR PEMBANTU I INSPEKTORAT KABUPATEN BOYOLALI

Hari : Jum’at, 03 Maret 2023


Waktu : Jam 08.00 – 10.15

DASAR HUKUM TINDAK PIDANA KORUPSI


1. UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi
2. UU No 31 Tahun 1999 jo UU No 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
3. UU no. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme
PENGERTIAN KORUPSI
UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang TPK
“Setiap orang yang secara melawan hukum memperkaya diri sendiri atau orang lain, atau suatu korporasi,
yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara”
BENTUK KORUPSI
• Merugikan keuangan negara
• Konflik kepentingan
• Perbuatan curang
• Pemerasan
• Penggelapan dalam jabatan
• Gratifikasi
• Suap
KLASIFIKASI KORUPSI
1. Individual corruption – dilakukan individu,
2. Petty corruption - Korupsi kecil –kecilan dilakukan oleh aparat dlm kegiatan se-hari2
3. Endemic corruption – Korupsi sdh terintegrasi dlm sistem ekonomi, sosial, politik di masarakat.
Korupsi sdh menjadi budaya (corruption culture)
4. Grand corruption – Korupsi yg dilakukan para pejabat pengambil keputusan untuk menguntungkan diri
sendiri atau orang lain

AREA POTENSI KORUPSI


1. Pengelolaan Anggaran
 Konsipirasi dengan pihak tertentu utk mengalokasikan kegiatan fiktif (titip anggaran)
 Markup satuan biaya kegiatan/volume
 Markdown Pendapatan daerah
 Memalsukan bukti pengeluaran
 Membuat SPJ palsu (kegiatan fiktif)
 Memalsukan tanda tangan honor, daftar hadir, dsb
 Membuat laporan keuangan fiktif
2. Pengadaan Barang/Jasa
 Menekan panitia agar memenangkan rekanan tertentu
 Volume barang/jasa tidak sesuai SPK/kontrak
 Spesifikasi barang/jasa tidak sesuai SPK/&KAK
 SPK/Kontrak dimenangkan oleh rekanan tapi dikerjakan oleh internal sendiri/oknum
 Menerima hadiah/fee dari rekanan
 Memahalkan HPS atau nota pembelian
 Melibatkan famili atau teman sejawat dalam pengadaan barang
 Meminta bagian dari rekanan
 Mengutip biaya tambahan
 Membuat laporan kemajuan fisik palsu
3. Pengelolaan Barang Daerah
 Pencatatan aset tidak wajar
 Pemeliharan atas barang fiktif
 Penyerobotan/pengakuan/penghilangan aset oleh oknum pejabat/pns secara sengaja
 Menggunakan aset utk kepentingan pribadi
4. Pelayanan Publik
 Masih ada Praktik Pungli
 Masih ada GRATIFIKASI
 Pelayanan tidak Prima- PTSP
 Perijinan yang tidak transparan

Penyebab Korupsi
 GREED (serakah)
 OPPORTUNITY (peluang)
 NEEDS (tekanan ekonomi)
 EXPOSURE (ingin pamer)

DAMPAK KORUPSI
1) In-efisiensi dalam penyelenggaraan negara
2) Kenaikan biaya administrasi
3) Mengurangi kuantitas dan kualitas hasil pembangungan
4) Pelayanan Publik menurun
5) Menurunkan martabat aparat birokrasi
6) Ketidakpercayaan masyarakat terhadap birokrasi
7) Ketimpangan dlm Pendapatan ( Kaya –Miskin)

RED FLAG KORUPSI


Pegawai Manajemen
• Perubahan Gaya Hidup • Enggan Memberi informasi pada Auditor
• Terlibat Hutang • Keputusan didominasi Individu
• Perubahan Perilaku • Lingkungan Pengendalian lemah
• Tingginya Perputaran pegawai • Mempunyai saldo Rekening tidak wajar
• Menolak Mengambil Cuti • Transaksi Besar di Akhir Tahun (fiktif – serap
• Tidak Ada Pembagian Tugas yang jelas anggaran)
• Kontrak jasa Konsultasi yang tidak ada hasilnya
• Banyak dokumen hilang atau fotokopian tdk
lengkap
SEMANGAT MELAWAN KORUPSI
• KORUPSI MUSUH KITA BERSAMA MENJADI MINDSET YG HRS DIMILIKI SETIAP INDIVIDU
INDIVIDU BERINTEGRITAS BERANI MENOLAK KORUPSI PEMIMPIN R OLE MODEL BERINTEGRITAS
VIRUS INFLUENCE BAGI KELOMPOK & LEMBAGA SEMANGAT MELAWAN KORUPSI MENJADI
GERAKAN

UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI


• Penerapan Penegakan Hukum Konsisten dan adil
• Regulasi
• Asn berinterigritas
• Pendidikan anti korupsi integritas
MEMBANGUN ASN BERINTEGRITAS MENCEGAH KORUPSI
1. PANCASILA
2. UUD 45
3. UU 43/1999
4. UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001
5. UU 23/2014
6. UU No. 5 Tahun 2014 (ASN)
APARAT BIEROKRASI
 ASN BERINTEGRITAS
 REFORMASI : TRANSPARANT , AKUNTABEL DAN PARTISIPATIF
 INTEGRITAS
 PERSOALAN KORUPSI

SUMPAH JABATAN ( PERKA BKN NO. 7 TAHUN 2017)


Demi Allah saya bersumpah:
Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan, akan menjunjung etika jabatan, bekerja dengan sebaik baiknya,dan
penuh tanggungjawab.
Bahwa saya, aka menjaga integritas, tidak menyalahgunakan kewenangan serta menghindari diri dari perbuatan
tercela
INTEGRITAS
Suatu konsep berkaitan dengan konsistensi dalam tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-metode dan berbagai hal
yang dihasilkan. Berintegritas sering diartikan sebagai pribadi yang jujur dan memiliki karakter kuat.
Bersatunya antara kejujuran (1), konsisten (2), dan keberanian (3) untuk melakukan tindakan benar Tanpa Kompromi”
Pribadi yg berintegritas: Menjalankan aktivitas dengan benar selaras dengan keyakinan (belief), di ucapkan (say) dan
dijalankan ( act)
9 NILAI INTEGRITAS “Jupe Mandi Tak Bedils”: Jujur, peduli, mandiri, tanggung jawab, kerja keras, berani, disiplin,
adil, sederhana

PEMBANGUNAN KOMPONEN INTEGRITAS


• Proses Internalisasi Integritas; sebagai upaya menghasilkan integritas pribadi yang tinggi, melalui berbagai
strategi dan teknik internalisasi
• Proses Pembangunan Integritas; sebagai upaya menjaga organisasi berintegritas tinggi, yang digerakkan oleh
kumpulan individu yang berintegritas tinggi.
• Proses Penyelarasan Atau Sinergi Pilar; sebagai upaya untuk,terjadinya sinergi dari berbagai K/L/ O/P pada setiap
sasaran (pilar) sehingga terbentuk integritas pilar.
• Proses Penyelarasan Atau Sinergi Pilar; sebagai upaya untuk,terjadinya sinergi dari berbagai K/L/ O/P pada setiap
sasaran (pilar) sehingga terbentuk integritas pilar.
PERAN PENTING INTEGRITAS
• Integritas memegang peran penting bagi generasi muda untuk mewujudkan moral bangsa dan menciptakan
pemimpin yang anti korupsi.
• salah satu upaya kedepan untuk mencegah korupsi adalah menanamkan nilai-nilai integritas kepada generasi
muda.
• Sejak dini integritas harus sudah dikenalkan, baik dari keluarga, masyarakat dan lingkungan sekolah/kerja.
PENDIDIKAN /PRAKTIK ANTI KORUPSI MENGHASILKAN ASN BERINTEGRITAS
 Hati Hati dlm Berkata  Taat pada Aturan
 Dapat Memegang Perkataan  Siap Bertanggung jawab
 Jujur dalam Bekerja

PEMAHAMAN GRATIFIKASI AKAR DARI KORUPSI


1. Menimbulkan sikap/mental pengemis
2. Secara tidak langsung menumbuhkan sikap tidak puas terhadap diri sendiri dan hedonis
3. Menghalalkan segala cara agar dapat memuaskan dirinya / memperkaya diri sendiri / orang lain / korporasi
walaupun harus menyalahgunakan wewenang, melanggar hukum dan dapat merugikan perekonomian / keuangan
negara.
DAMPAK GRATIFIKASI
 Mempengaruhi Pejabat Publik
 Rusaknya Sistem dan Prosedur
APA ITU GRATIFIKASI
Bentuk Gratifikasi uang Rabat/diskon
Barang Fasilitas penginapan
Pinjaman tanpa bunga Tiket perjalanan
Pengobatan Cuma-Cuma Perjalanan wisata
Komisi

Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap suap, apabila berhubungan dengan
jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.
Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) adalah pidana penjara
seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana
denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).
UNSUR PASAL 12 B AYAT (1) UU 20/2001
Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara
Menerima Gratifikasi
Berhubungan dengan Jabatan dan Berlawanan dengan Kewajiban atau Tugasnya
Penerimaan Gratifikasi Tidak Dilaporkan kepada KPK dalam Jangka Waktu 30 Hari Kerja Sejak Diterimanya Gratifikasi

Penyelenggara Negara
• Penyelenggara Negara adalah pejabat negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, atau yudikatif dan
pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
• (Pasal 1 angka (1) UU Nomor 28 Tahun 1999)
Pegawai Negeri
(UU No 31/1999 Jo. UU No 20/2001)
• Pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Kepegawaian
• Pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana
• Orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara atau daerah
• orang yang menerima gaji atau upah dari suatu korporasi yang menerima bantuan dari keuangan negara atau
daerah; atau
• orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang mempergunakan modal atau fasilitas dari negara
atau masyarakat.
SIKAP TERHADAP GRATIFIKASI SUAP
TOLAK TIDAK DAPAT MENOLAK, SEGERA LAPORKAN
- Terindikasi gratifikasi dianggap suap - Diterima secara tidak langsung
- Gratifikasi diterima langsung - Dalam keadaan sulit menolak
- Ragu dengan jenis gratifikasi tersebut

KETENTUAN PELAPORAN GRATIFIKASI


Penerimaan gratifikasi wajib melaporkan penerimaan gratifikasi kepada:
1. UPG dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal Gratifikasi diterima;
2. KPK dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal Gratifikasi diterima;
3. UPG wajib meneruskan laporan Gratifikasi kepada KPK dalam waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak
tanggal laporan Gratifikasi diterima.
jika tdk melapor dapat berubah menjadi SUAP

GRATIFIKASI DAN APARATUR PEMERINTAH DAERAH


• “Hadiah untuk pejabat (Penguasa) adalah kecurangan”
• “Seseorang tidak berhak meminta dan mendapat sesuatu melebihi haknya sekedar ia melaksanakan tugas sesuai
tanggungjawab dan kewajibannya” Gagasan Plato (427 SM - 347 SM)
• Gratifikasi kepada pegawai negeri/penyelenggara negara yang berhubungan dengan jabatan atau kedudukannya
dianggap suap. Rumus: Suap = Gratifikasi + Jabatan
• Mengapa Gratifikasi Dilarang? Karena Gratifikasi Akar masalah korupsi, yang berdampak pada diskriminasi atas
pelayanan atau pengambilan keputusan terkait kebijakan publik. Hal tersebut bertentangan dengan asas-asas
umum pemerintahan yang baik
Aparatur pemerintahan adalah unsur Birokrasi yang menjadi mesin pencapaian tujuan organisasi. Tujuan organisasi,
mencapai kesejahteraan masyakat, secara efektif efisien dan ekonomis, serta akuntabel dan transparan
“bahwa semua tujuan setiap aparatur, tujuan organisasi, tujuan nasional hanya akan menjadi mimpi belaka selama
korupsi (gratifikasi) masih menyertai dalam setiap proses pencapaiannya”

MENERAPKAN SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI


Aturan etika memberi dan menerima gratifikasi.
a. Sebagai landasan atau standar perilaku bagi pegawai di instansi dalam menghadapi praktik penerimaan dan
pemberian gratifikasi
b. Pelaksana fungsi pengendalian gratifikasi.
Surat Keputusan Pembentukan dan Susunan Organisasi Pelaksana Fungsi Pengendalian Gratifikasi dan Tata Kerja
Pelaksana Fungsi Pengendalian Gratifikasi
c. Komitmen Pimpinan
Adanya contoh nyata pelaporan gratifikasi kewenangan kepada unit pengendalian gratifikasi; serta penegakan
reward and punishment atas aturan etika memberi dan menerima gratifikasi
d. Pelaksanaan diseminasi aturan etika gratifikasi
Diseminasi atas aturan etika gratifikasi sangat diperlukan untuk menjamin standar pemahaman yang sama bagi
seluruh pemangku kepentingan. Output timbulnya kesadaran, dan patuh.
• Upaya Meningkatkan Budaya Anti-GratifikasiPublic campaign dan Sosialisasi melalui media massa
• Mengatasi Resistensi/ Penolakan dari Pegawai Gratifikasi masuk dalam Kode Etik ASN dan Pemberian reward
kepada pelapor gratifikasi berupa TPP Bonus
• Upaya mendapatkan dukungan dari Pimpinan Komitmen tinggi dari Kepala Daerah
e. Monitor dan evaluasi
Untuk menjaga standar kualitas dan menjamin bahwa sistem pengendalian gratifikasi menjawab kondisi aktual
yang ada, diperlukan kegiatan monitor dan evaluasi secara berkala atas penerapan sistem tersebut

Inovasi Pengendalian Gratifikasi UPG Kab Boyolali


1. Penyusunan Regulasi Pengendalian Gratifikasi (Perbup dan SK UPG)
2. Komitmen Pimpinan Daerah
3. UPG Kabupaten Selesai dengan Dirinya Sendiri
4. Tahun 2019 Pengendalian Gratifikasi Fee Perbankan; Bingkisan/Parcel Hari Raya
5. Tahun 2020 Pengendalian Gratifikasi Sponshorsip; Proses Pelaksanaan Akreditasi pada RSUD, UPT Puskesmas
dan UPT Labkesda; Inagurasi CPNS; Anggaran UPG Kabupaten Boyolali Rp0,00
6. Tahun 2021 Pengendalian Gratifikasi Hak Amil Zakat ke BAZNAS; Biaya Operasional Petugas Pengumpulan
Sumbangan Bulan Dana PMI; Piagam Apresiasi kepada Pelapor baik yang menerima maupun yang menolak
penerimaan gratifikasi; Jargon UPG Kabupaten Boyolali “Berbagi tanpa Gratifikasi”; Pembentukan UPG
Pembantu Badan, Dinas, Kecamatan, BUMD, BLUD, UPT, Pemerintah Desa dan Layanan Perizinan;
Penyelenggaraan Penghargaan UPG Terbaik 2021 dan Penghargaan Inovasi dan Insan UPG Pembantu Terbaik
2022; Rekonsiliasi Data Program Pengendalian Gratifikasi pada UPG Pembantu; Video Praktik Baik
Pengendalian Gratifikasi UPG Pembantu; dan Digitalisasi Aplikasi eMonev UPG Pembantu; Rapor UPG
Pembantu Triwulanan
7. Tahun 2022 Seluruh ASN, TNI, Polri, P3K, Pegawai mengikuti eLearning KPK, Peningkatan Pemahaman
Gratifikasi dan Dasar-dasar Anti Korupsi dan Integritas; Sertifikat Apresiasi Kinerja UPG Pembantu Program
Pengendalian Gratifikasi; Laporan Kinerja UPG Pembantu Tahunan; Sertifikat Hak Cipta dari KemenkumHAM
atas Aplikasi eMonev UPG Pembantu; dan Gebyar Integritas Boyolali Tahun 2022

Sinkronisasi dengan Rencana Tindak Pengendalian dalam SPIP


Mengidentifikasi per Unit Kerja, atas Jenis Kegiatan Berpotensi Gratifikasi, Potensi Terjadinya Gratifikasi, Faktor
Penyebab, Sistem Pengendalian dan Pengawasan yang ada dan Rencana Perbaikan.

You might also like