You are on page 1of 14

MAKALAH

PENILAIAN HASIL BELAJAR

“ Prinsip - Prinsip Penilaian Hasil Belajar ”

Disusun Oleh
Kelompok 2
Indri Pratiwi (A1A318005)
Riany Idha (A1A318009)
Nur Hidayanti (A1A318016)
Kiki Saputri (A1A318019)
Widyia Pramesty (A1A318023)
Tri Nugroho Romadhon (A1A31056)

Dosen Pengampu :
Drs. M. Salam, M.Si.

PROGRAM STUDY
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Penelitian Hasil
Belajar dengan judul “Prinsip - Prinsip Penilaian Hasil Belajar”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jambi, 08 Februari 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3

2.1 Penilaian Hasil Belajar.............................................................................3

2.2 Prinsip – Prinsip Penilaian........................................................................4

2.3 Acuan Penelitian.......................................................................................5

BAB III PENUTUP.......................................................................................9

3.1 Kesimpulan...............................................................................................9

3.2 Saran.........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Penilaian hasil belajar merupakan aktivitas yang sangat penting dalam


proses pendidikan. Semua proses di lembaga pendidikan formal pada akhirnya
akan bermuara pada hasil belajar yang diwujudkan secara kuantitatif berupa nilai.
Sebagaimana diketahui, tujuan pembelajaran meliputi ranah kognitif, afektif dan
psikomotor. Ranah pengetahuan (kognitif) dan sikap (afektif) relatif sulit untuk
diamati, meski pun dapat diukur. Oleh karena itu, dalam proses penilaian hasil
belajar langkah yang pertama harus dimulai dari perumusan tujuan pembelajaran
yang memungkinkan untuk diamati dan diukur (observable and measurable).

Berangkat dari tujuan pembelajaran yang dirumuskan, maka disusunlah


instrumen untuk mengamati dan mengukur hasil pembelajaran. Dengan
menggunakan instrumen, diperoleh data yang mencerminkan ketercapaian tujuan
pembelajaran pada seorang peserta didik. Data ini selanjutnya harus diolah dan
dimaknai sehingga menjadi informasi yang bermakna. Selain itu berdasarkan data
tersebut penilai dapat membuat keputusan mengenai posisi atau status seorang
peserta didik, misalnya naik atau tidak naik kelas, lulus atau tidak dan sebagainya.
Seluruh proses penilaian hasil belajar tentu harus dilakukan dengan cermat, mulai
dari penyusunan instrumen, pelaksanaan tes, pengolahan, sampai pada penetapan
hasil akhir.

Berdasarkan hal tersebut, maka penilaian harus dilakukan sesuai dengan


prinsip-prinsip penilaian yang sebenarnya agar penilain yang dilakukan oleh guru
atau dosen sesuai dengan prinsip penilaian yang sebenarnya.

1.2  Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian penilaian?

1
1.2.2 Apa prinsip-prinsip penilaian?

1.2.3 Bagaimana acuan dalam penilaian?

1.3  Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian penilaian

1.3.2 Untuk mengetahui prinsip-prinsip penilaian

1.3.3 Bagaimana acuan dalam penilaian

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1    Penilaian Hasil Belajar


Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan
nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek
diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Misalnya untuk dapat mengatakan baik,
sedang, kurang, diperlukan adanya ukuran yang jelas bagaimana yang baik, yang
sedang, dan yang kurang. Ukuran itulah yang dinamakan kriteria. Dari pengertian
tersebut dapat dikatakan bahwa ciri penilaian adalah adanya objek atau program
yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara apa
yang dicapai dengan kriteria yang harus dicapai.
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil
belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.[1] Hal ini mengisyaratkan
bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar
dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris.
Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar rumusan kemampuan dan tingkah
laku yang diinginkan dikuasai siswa (kompetensi) menjadi unsur penting sebagai
dasar dan acuan penilaian. Penilaian proses pebelajaran adalah upaya memberi
nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru
dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran.

Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan


informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan
pada PP. Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa
penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a.       Penilaian hasil belajar oleh pendidik;
b.      Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan;
c.       Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

3
Dengan itu pendidik dapat memberikan penilaian pada peserta didik
dengan menerapkan prinsip – prinsip yang sudah ditetapkan untuk penilaian hasil
belajar. Prinsisp penilaian pendidikan di lembaga sekolah bertolak dari 11 prinsip.

2.2 Prinsip-prinsip Penilaian

Penilaian merupakan langkah terakhir untuk menentukan sejauh mana


tujuan pembelajaran dapat tercapai. Melalui penilaian, keberhasilan anak dan guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran dapat diukur.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka prinsip penilaian antara lain :

a. Penilaian hendaknya memiliki prinsip objektif, artinya dalam


melakukan suatu penilaian, hendaknya guru bertindak adil dan
tidak pandang bulu. Terhadap siapa pun, standar penilaian yang
digunakan guru harus sama. Misalnya, untuk soal kapan Indonesia
merdeka jawaban yang benar adalah 17 Agustus 1945. Siapa pun
siswa yang menjawab benar, wajib sifatnya untuk dibenarkan.
Akan tetapi, kalau jawabannya salah maka wajib juga disalahkan,
meskipun ia keponakan atau anak tetangga guru tersebut. Dengan
demikian, prinsip objektif berlaku untuk semua siswa.
b. Penilaian hendaknya memiliki prinsip kejelasan, artinya dalam
melakukan penilaian hendaknya guru memahami semuanya dengan
jelas. Hal ini akan memudahkan guru dalam menyiapkan alat
penilaian yang akan digunakan.
c. Penilaian hendaknya dikerjakan dengan prinsip seksama, artinya
semua komponen untuk menilai siswa sudah disiapkan oleh guru
secara cermat dan seksama. Perlu dipahami bahwa alat penilaian
afektif atau psikomotorik tidak sama dengan alat penilaian
kognitif, sehingga jika guru sudah menyiapkannya dengan seksama
maka tidak ada siswa yang dirugikan.

4
d. Penilaian hendaknya menggunakan prinsip representatif, artinya
dalam menilai hendaknya guru mampu melaksanaknnya secara
menyeluruh. Semua materi yang telah disampaikan dalam kegiatan
pembelajaran di kelas harus dapat dinilai secara representatif. Soal
yang disusun hendaknya dapat mewakili materi yang diajarkan
secara menyeluruh, meskipun mungkin tingkat kesulitan masing-
masing soal tersebut tidak sama.
e. Penilaian hendaknya dilaksanakan dengan menggunakan prinsip
terbuka, artinya apa pun bentuk soal yang dibagikan kepada siswa,
hendaknya model penilaiannya diinformasikan secara terbuka
kepada siswa. Model penilaian yang dimaksud antara lain meliputi
bobot skor masing-masing soal, kejelasan maksud soal, serta hal-
hal lain yang perlu mendapat perhatian dari siswa ketika menjelang
pelaksanaan penilaian. Dengan demikian, siswa menjadi tahu soal-
soal mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu (karena bobot
skornya tinggi) dan soal-soal mana yang dapat dikerjakan lebih
akhir.

2.3    Acuan Penilaian

Dalam melaksanakan penilaian pendidik harus mengacu pada standar


umum  penilaian. Standar umum penilaian memiliki prinsip-prinsip sebagai
berikut:[5]

1.      Teknik penilaian disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran

2.      Informasi yang dihimpun mencakup semua ranah yang sesuai dengan Standar
Isi dan Standar Kompetensi Lulusan

3.      Pendidik harus selalu mencatat perkembangan peserta didik baik positif atau
negatif dalam catatan buku perilaku

5
4.      Melakukan sekurang-kurangnya tiga kali ulangan harian menjelang UTS dan
tiga kali ulangan menjelang UAS

5.      Pendidik harus memberikan balikan kepada peserta didik sebelum memberika


tugas lanjutan

6.      Pendidik harus melakukan tes yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan
Standar Lulusan

7.      Pendidik harus menjaga kerahasiaan hasil penilaian tanpa seiizin yang


bersangkutan maupun wali murid

Ada dua  teknik evaluasi yaitu teknik non-tes dan teknik tes.

a.      Teknik non-tes
 Yang tergolong teknik non-tes adalah
1.      Wawancara (Interview)
2.      Pengamatan (observation)

b.      Teknik Tes
Menurut Drs. Amir Daien Indra kusuma bahwa tes adalah suatu alat atau
prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau
keterangan-keterangan yang diiginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh
dikatakan cepat dan tepat. Sementara Mukhtar Buchori mengatakan bahwa tes
adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada tidaknya hasil-hasil
pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid. Dari dua penjelasan
tersebut dapat disimpulkan bahwa tes merupakn suatu alat penghimpun informasi
tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini bersifat lebih resmi
karena penuh dengan batasan-batasan.
Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka tes dibedakan
atas tiga macam yaitu :
1.      Tes diagnostik.

6
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan dapat dilakukan
pemberian perlakuan yang tepat.
2.      Tes formatif.
Tes formatif adalah tes untuk mengetahui sejauh mana siswa telah
terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertetentu
3.      Tes sumatif.
Tes sumatif adalah suatu tes yang dilaksanakan setelah berakhirnya
pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar dalam
pengalaman di sekolah dapat disamakan dengan ulangan umum yang
dilaksanakan pada setiap catur wulan atau akhir semester.
Dalam mengajukan soal tes kepada para siswa ada beberapa model
pertanyaan yang dijadikan alat evaluasi diantaranya ada tes uraian dan tes
objektif. Tes uraian terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas dan uraian
berstruktur. Sedangkan tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, yaitu bentuk
pilihan benar-salah, pilihan berganda dengan berbagai variasinya, menjodohkan
dan bentuk isian pendek atau melengkapi.
a.       Tes Uraian
Tes uraian, yang dalam literatur disebut juga essay
examination, merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum
tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk
menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan
dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan
menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Dengan demikian, dalam tes ini
dituntut kemampuan siswa dalam hal mengekspresikan gagasan melalui bahasa
tulisan. Disinilah kakuatan atau kelebihan tes esai dari alat penilaian lainnya. Ada
semacam kecenderungan di kalangan para pendidik dan guru untuk menggunakan
tes uraian sebagai alat penilaian hasil belajar disebabkan oleh beberapa hal antara
lain ialah (a) adanya gejala menurunnya hasil belajar yang salah satu diantaranya
berkenaan dengan penggunaan tes objektif, (b) lemahnya para siswa dalam
menyatakan gagasan sebagai akibat penggunaan tes objektif yang berlebihan, (c)

7
kurangnya daya analisis siswa karena terbiasa dengan tes objektif yang
memungkinkan mereka main tebak jawaban manakala menghadapi kesulitan
dalam menjawabnya. Kondisi seperti ini menyebabkan adanya keinginan untuk
menggunakan kembali tes uraian. Harus diakui bahwa tes uraian dalam banyak
hal mempunyai kelebihan daripada tes objektif terutama dalam hal meningkatkan
kemampuan menalar para siswa. Hal ini disebabkan karena melalui tes uraian
dapat mengungkapkan aspek kognitif tingkat tinggi seperti analisis-sintesis-
evaluasi, baik secara lisan maupun tulisan.
b.      Tes Objektif
Soal-soal bentuk objektif banyak digunakan guru dalam menilai hasil
belajar. Hal ini disebabkkan tes obyektif bisa mencakup bahan pelajaran yang
lebih banyak dan mudahnya memeriksa jawaban siswa. Soal-soal tes objektif
dikenal ada beberapa bentuk, yakni jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan,
dan pilihan berganda.

8
BAB III

PENUTUP

3.1  Simpulan

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas maka pembahasan ini dapat


disimpulkan sebagai berikut:

1.      Penilaian pendidikan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi


untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik

2.      Penilaian harus berdasarakan prinsip; Valid/sahih, Objektif, transparan,


keterpaduan, menyeluruh dan berkesinambungan, bermakna,
sistematis, akuntabel, dan sesuan acuan kriteria

3.      Ada dua  teknik evaluasi yaitu teknik non-tes dan teknik tes. Teknik non tes
meliputi; skala bertingkat (Rating scale), Kuesioner (Question air), Daftar Cocok
(Ceklist), Wawancara (Interview),  Pengamatan (Observation). Sedangkan tehnik
tes meliputi:  tes diagnostik,  tes formatif, tes sumatif

3.2 Saran

Diharapakan kepada pendidik (guru dan dosen) agar memperhatikan


prinsip-prinsip penilaian agar hasil yang diperoleh peserta didik atau mahasiswa
betul-betul sesuai dengan kriteria penilaian yang sebenarnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anas, S. ( 2005). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.


Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional  Republik Indonesia Nomor  20 Tahun 2007
Tentang Standar Penilaian Pendidikan 
Scrib.2011.Pengertian, Tujuan, dan Prinsip Penilaian Hasil Belajar.
(online) (http://www.scribd.com/doc/27950433/Pengertian-Tujuan-Dan-Prinsip-
Penilaian-Hasil-Belajar di akses tanggal 4 Oktober 2016)

10

You might also like