Professional Documents
Culture Documents
e-ISSN : 2746-2625
Abstract
Sugarcane Bagasse is a waste from the sugarcane milling process that has been
extracted. Based on data from P3GI, availability od sugarcane bagasse is around
2991 million tons per year. Meanwhile, sugarcane bagasse from PG Madukismo
Yogyakarta produces around 1400 tons per day. Utilization of sugarcane bagasse
is used as raw material for activated carbon production. Activated carbon made
from biomass such as bagasse can be used as adsorbents for the absorption of
liquid waste, dyes, and heavy metals. The aim of this study is the utilization of
sugarcane bagasse waste to be used as activated carbon by chemical activation. In
this study used ZnCl2 as activation agent. The use of ZnCl2 because it can increase
the pore surface, can inhibit the release of tar during carbonation and support the
condensation reaction. The research method used is the process of immersing
carbon in a ZnCl2 solution with concentrations of 10%, 30%, and 50% for 24 hours.
The results of this research gave the results of the activator concentration which
gave the highest iodine value, at concentration of 10% ZnCl2. The results of the
iodine number on AC10, AC30, and AC50 gave the results of 999,972; 988,234; and
979,034 mg/g respectively, where the results of the iodine number have complied
with SNI 06-3739-1995. The results of the water content on activated carbon are
7.04% on AC10; AC30 7.73%, and AC50 8.48%. These results also give results in
accordance with SNI 06-3739-1995 which states that the maximum moisture
content for powdered activated carbon is 15%.
Keywords: Activated carbon, Adsorption, Sugarcane Bagasse, ZnCl2
Intisari
Ampas tebu merupakan suatu limbah atau residu dari proses penggilingan
tebu yang telah diambil niranya. Ketersediaan ampas tebu berdasarkan data dari
P3GI sekitar 2991 juta ton pertahun. Sedangkan ampas tebu dari PG Madukismo
Yogyakarta menghasilkan sekitar 1400 ton perhari. Salah satu pemanfaatan ampas
BERKALA PENELITIAN TEKNOLOGI KULIT, SEPATU, DAN PRODUK KULIT POLITEKNIK ATK
YOGYAKARTA, VOL. 21, EDISI 1 (2022)
108
ISSN : 1411-7703
e-ISSN : 2746-2625
tebu yaitu digunakan sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif. Adsorben
karbon aktif berbahan baku biomassa seperti ampas tebu dapat digunakan sebagai
adsorben untuk penyerapan limbah cair, zat warna, dan juga logam berat. Tujuan
dari penelitian ini yaitu pemanfaatan limbah ampas tebu untuk dijadikan karbon
aktif dengan aktivasi secara kimia. Proses aktivasi secara kimia dalam penelitian
menggunakan ZnCl2. Penggunaan ZnCl2 dikarenakan dapat meningkatkan
permukaan pori, dapat menghambat pelepasan tar selama karbonasi dan
mendukung reaksi kondensasi. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan
proses perendaman karbon dalam larutan ZnCl 2 dengan konsentrasi 10%, 30%,
dan 50% selama 24 jam. Hasil penelitian sintetis karbon aktif dengan aktivasi kimia
memberikan hasil konsentrasi aktivator yang memberikan nilai bilangan iodin
tertinggi yaitu pada konsentrasi 10% ZnCl2. Hasil uji bilangan iod pada AC10, AC30,
dan AC50 memberikan hasil sebesar 999,972; 988,234; dan 979,034 mg/g berturut
- turut, dimana hasil bilangan iod tersebut telah memenuhi SNI 06-3739-1995
tentang arang aktif teknis yang menyebutkan nilai bilangan iod minimum 750
mg/g. Hasil uji kadar air pada karbon aktif yaitu pada AC10 sebesar 7,04%; AC30
7,73%, dan AC50 8,48%. Hasil tersebut juga memberikan hasil yang sesuai dengan
SNI 06-3739-1995 yang menyebutkan bahwa kadar air maksimal untuk karbon
aktif serbuk sebesar 15%.
Kata kunci: Adsorption, Ampas tebu, Karbon Aktif, ZnCl2
Pendahuluan
Ampas tebu merupakan suatu limbah atau residu dari proses penggilingan
tebu yang telah diambil niranya. Ketersediaan ampas tebu berdasarkan data dari
P3GI menunjukkan dari 62 Pabrik gula yang berada di Indonesia dalam satu tahun
dapat menggiling tebu untuk diambil niranya mencapai 29.911 juta ton per tahun.
Sedangkan ampas tebu yang dihasilkan yaitu sekitar 10% dari berat tebu yang
digiling (2.991 juta ton pertahun) [1]. PG Madukismo Yogyakarta menghasilkan
ampas tebu sebanyak 1400 ton perhari. Ampas tebu dihasilkan dari kapasitas giling
tebu per hari yaitu 3500 ton tebu, dimana 40% nya akan menjadi ampas tebu.
Pemanfaatan ampas tebu yang dihasilkan dari proses penggilingan yaitu sebesar
50% akan dimanfaat sebagai bahan baku boiler, sedangkan sisanya akan ditimbun
dan digunakan sebagai bahan bakar dalam proses giling selanjutnya. Akan tetapi
ketersediaan ampas tebu masih melimpah walaupun sudah digunakan sebagai
bahan bakar boiler, sehingga terjadi penimbunan ampas tebu yang cukup
melimpah. Penimbunan ampas tebu yang terlampau lama akan berdampak bagi
lingkungan sekitar. Dampak yang ditimbulkan dari penimbunan ampas tebu yaitu
dapat mencemari lingkungan sekitar, dan membutuhkan lahan yang cukup luas
untuk penyimpanan [1]. Salah satu pemanfaatan ampas tebu yaitu dapat
digunakan sebagai bahan baku pembuatan adsorben karbon aktif. Pemanfaatan
ampas tebu sebagai bahan baku adsorben karbon aktif dikarenakan ampas tebu
merupakan biomassa lignoselulosa yang mempunyai kandungan karbon tinggi [1].
Adsorben karbon aktif berbahan baku biomassa seperti ampas tebu dapat
digunakan sebagai adsorben untuk penyerapan limbah cair [2], zat warna
(Puchana-Rosero et al. 2016)[4], dan juga limbah logam berat [5]–[8]. Pencemaran
BERKALA PENELITIAN TEKNOLOGI KULIT, SEPATU, DAN PRODUK KULIT POLITEKNIK ATK
YOGYAKARTA, VOL. 21, EDISI 1 (2022)
109
ISSN : 1411-7703
e-ISSN : 2746-2625
logam berat menjadi salah satu masalah lingkungan di dunia, logam berat akan
terakumulasi ke dalam makanan sehingga akan menyebabkan masalah pada
ekosistem dan juga kesehatan manusia (Delaroza, 2018). Salah satu metode
pengolahan limbah yang dapat digunakan untuk menurunkan kandungan logam
berat dalam limbah cair yaitu dengan proses adsorbsi. Proses adsorpsi banyak
digunakan dalam pengolahan limbah karena lebih ekonomis dan tidak
menimbulkan efek samping yang beracun [10]. Sintetis karbon aktif berbahan
baku biomassa dapat dilakukan dengan metode aktivasi kimia (satu tahap) dengan
menggunakan bahan kimia sebagai aktivator untuk membentuk pori – pori pada
karbon (Kristianto 2017). Beberapa jenis agen aktivasi yang dapat digunakan untuk
pembuatan karbon aktif yaitu ZnCl2, H3PO4, dan KOH. Setiap jenis agen aktivasi
memiliki mekanisme aktivasi yang berbeda, sehingga dapat menghasilkan karbon
aktif dengan karakterisasi yang berbeda. Pada peneltian ini digunakan agen
aktivasi ZnCl2 untuk pembuatan karbon aktif. Penggunaan ZnCl 2 dalam proses
aktivasi karbon aktif dapat menginhibisi pembentukan tar, serta mendorong
terbentuknya karbon aktif yang berpori akibat terjadinya aromatisasi [11]. Selain
itu ZnCl2 dapat meningkatkan permukaan pori, dapat menghambat pelepasan tar
selama karbonasi dan mendukung reaksi kondensasi. Aktivasi ZnCl 2 juga dapat
meningkatkan luas permukaan karbon aktif [7].
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan dalam pembuatan karbon aktif
dari bahan baku biomassa diantaranya menggunakan adsorben karbon aktif dan
ijuk untuk mengolah limbah cair penyamakan, melalui metode adsorpsi dengan
adsorben arang aktif dan ijuk dapat menurunkan 72,13% TSS, 76,58% BOD dan
76,49% COD [12]. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Gilar dkk yaitu
pembuatan karbon aktif dari arang tempurung kelapa dengan ativator yaitu ZnCl2
dan Na2CO3 sebagai adsorben untuk mengurangi kadar fenol dalam air limbah.
Karbon aktif dengan aktivator Na2CO3 dapat mengurangi kandungan fenol hingga
99,754% dengan kapasitas serapan 220,751 mg fenol/gram karbon aktif [2].
Penelitian lain yang dilakukan oleh Wardalia (2016)yaitu pembuatan adsorben dari
sekam padi untuk mengurangi kandungan logam timbal pada air limbah. Hasil dari
penelitian yang dilakukan oleh wardalia menyebutkan bahwa karbon aktif dari
sekam padi memiliki efisiensi penyerapan logam timbal mencapai 99%. Dari
beberapa penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa karbon aktif sangat
efisien dalam mengurangi kandungan logam berat dalam limbah cair. Pembuatan
karbon aktif dapat juga diproduksi dari ampas tebu [1].
Dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan, sintetis karbon aktif dengan
menggunakan agen aktivasi berupa ZnCl2 telah beberapa dilakukan dengan
berbagai bahan baku seperti biji kurma [14], kulit buah karet [15], tempurung
kelapa [2], kacang macadamia [16], dan ampas tebu [17], [18]. Dari beberpa
penelitian sintetis karbon aktif menggunakan aktivator ZnCl2 menunjukkan bahwa
aktivator tersebut berpotensi digunakan sebagai aktivator sintetis karbon aktif
dengan bahan baku biomassa. Sehingga tujuan dalam peneletian ini yaitu
pemanfaatan limbah ampas tebu pabrik gula sebagai bahan baku pembuatan
karbon aktif dengan menggunakan metode aktivasi kimia menggunakan agen
aktivasi ZnCl2.
BERKALA PENELITIAN TEKNOLOGI KULIT, SEPATU, DAN PRODUK KULIT POLITEKNIK ATK
YOGYAKARTA, VOL. 21, EDISI 1 (2022)
110
ISSN : 1411-7703
e-ISSN : 2746-2625
Metode Penelitian
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan yaitu neraca analitik, desikator, furnace, pengayak 80
mesh, oven, blender, moisture meter, indicator pH dan peralatan gelas. Bahan
yang digunakan adalah ampas tebu didapatkan dari PG Madukismo Yogyakarta,
ZnCl2 (p.a), Aquadest, I2, Na2S2O3, Na2CO3. Kertas saring, kanji, dan KI.
Metode
Persiapan bahan baku
Bahan baku ampas tebu yang didapatkan dari PG Madukismo Yogyakarta
dicuci dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 110 °C. Kemudian
dihaluskan dan diayak dengan ukuran partikel 80 mesh. Ampas tebu yang telah
dihaluskan disimpan dalam storage kering.
Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan menggunakan statistika deskriptif. Hasil dari
analisa deskriptif akan digunakan dalam penentuan normalitas data.
BERKALA PENELITIAN TEKNOLOGI KULIT, SEPATU, DAN PRODUK KULIT POLITEKNIK ATK
YOGYAKARTA, VOL. 21, EDISI 1 (2022)
111
ISSN : 1411-7703
e-ISSN : 2746-2625
Hasil analisa komposisi ampas tebu dapat dilihat pada Tabel 1. Pada hasil uji
komposisi ampas tebu menunjukkan kandungan terbesar yaitu pada selulosa yaitu
sebesar 40,330%. Kandungan hemiselulosa, selulosa, dan lignin berperan penting
dalam proses karbonisasi ampas tebu. Selulosa dan hemiselulosa berperan dalam
pembentukan pori karbon aktif.
1005.0000
1000.0000
995.0000
985.0000
980.0000
975.0000
970.0000
965.0000
10 30 50
Konsentrasi Aktivator (%)
BERKALA PENELITIAN TEKNOLOGI KULIT, SEPATU, DAN PRODUK KULIT POLITEKNIK ATK
YOGYAKARTA, VOL. 21, EDISI 1 (2022)
114
ISSN : 1411-7703
e-ISSN : 2746-2625
Kesimpulan
Sintetis karbon aktif dari limbah ampas tebu menggunakan aktivasi kimia ZnCl2
diawali dengan proses karbonisasi. Pada proses karbonisasi suhu optimal pada
suhu 500 °C selama 1 jam dengan yield sebesar 28,33%. Proses sintetis karbon aktif
dengan aktivasi kimia memberikan hasil konsentrasi aktivator yang memberikan
nilai bilangan iodin tertinggi yaitu pada konsentrasi 10% ZnCl 2. Hasil analisa
statistika menunjukkan bahwa data hasil penelitian baik bilangan iod maupun
kadar air terdistribusi normal. Hasil uji bilangan iod pada AC10, AC30, dan AC50
memberikan hasil sebesar 999,972; 988,234; dan 979,034 mg/g berturut - turut,
dimana hasil bilangan iod tersebut telah memenuhi SNI 06-3739-1995 tentang
arang aktif teknis yang menyebutkan nilai bilangan iod minimum 750 mg/g. Hasil
uji kadar air pada karbon aktif yaitu pada AC10 sebesar 7,04%; AC30 7,73%, dan
AC50 8,48%. Hasil tersebut juga memberikan hasil yang sesuai dengan SNI 06-
3739-1995 yang menyebutkan bahwa kadar air maksimal untuk karbon aktif
serbuk sebesar 15%. Hasil analisa statistika menunjukkan bahwa data hasil
penelitian terdistribusi normal.
Daftar Pustaka
[1] A. S. D. S. Hidayati, S. Kurniawan, N. W. Restu, and B. Ismuyanto, “Potensi
Ampas Tebu Sebagai Alternatif Bahan Baku Pembuatan Karbon Aktif,”
Natural B, vol. 3, no. 4, pp. 311–317, 2016.
[2] G. S. Pambayun, R. Y. E. Yulianto, M. Rachimoellah, and E. M. M. Putri,
“Pembuatan karbon aktif dari arang tempurung kelapa dengan aktivator
ZnCl2 dan Na2CO3 sebagai adsorben untuk mengurangi kadar fenol dalam
air limbah,” Jurnal Teknik Pomits, vol. 2, no. 1, pp. 116–120, 2013, doi:
10.12962/j23373539.v2i1.2437.
[3] M. J. Puchana-Rosero et al., “Microwave-assisted activated carbon obtained
from the sludge of tannery-treatment effluent plant for removal of leather
dyes,” Colloids and Surfaces A: Physicochemical and Engineering Aspects,
vol. 504, pp. 105–115, 2016, doi: 10.1016/j.colsurfa.2016.05.059.
[4] P. Verma and S. K. Samanta, “Microwave-enhanced advanced oxidation
processes for the degradation of dyes in water,” Environmental Chemistry
Letters, vol. 16, no. 3. Springer Verlag, pp. 969–1007, Sep. 01, 2018. doi:
10.1007/s10311-018-0739-2.
[5] M. I. Khoir, “Adsorpsi Logam Kromium (Cr) pada Limbah Cair Industri
Penyamakan Kulit Menggunakan Biomassa Mikroalga Chlorella sp,” 2018.
[6] S. Indah, D. Helard, and D. Ramadhan, “Penerapan kolom adsorpsi seri
dengan adsorben sekam padi pada penyisihan logam seng (Zn) dari air
tanah,” Jurnal Riset Kimia, vol. 12, no. 1, pp. 19–26, Apr. 2021, doi:
10.25077/jrk.v12i1.389.
[7] M. Mohammad, I. Yakub, Z. Yaakob, N. Asim, and K. Sopian, “Adsorption
Isotherm of Chromium (VI) into Zncl2 Impregnated Activated Carbon
Derived by Jatropha Curcas Seed Hull,” in IOP Conference Series: Materials
Science and Engineering, Jan. 2018, vol. 293, no. 1. doi: 10.1088/1757-
899X/293/1/012013.
BERKALA PENELITIAN TEKNOLOGI KULIT, SEPATU, DAN PRODUK KULIT POLITEKNIK ATK
YOGYAKARTA, VOL. 21, EDISI 1 (2022)
115
ISSN : 1411-7703
e-ISSN : 2746-2625
BERKALA PENELITIAN TEKNOLOGI KULIT, SEPATU, DAN PRODUK KULIT POLITEKNIK ATK
YOGYAKARTA, VOL. 21, EDISI 1 (2022)
116
ISSN : 1411-7703
e-ISSN : 2746-2625
BERKALA PENELITIAN TEKNOLOGI KULIT, SEPATU, DAN PRODUK KULIT POLITEKNIK ATK
YOGYAKARTA, VOL. 21, EDISI 1 (2022)
117