You are on page 1of 8

PENGARUH JENIS GULA DAN PENAMBAHAN SARI BUAH ANGGUR

PROBOLINGGO TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA, VIABILITAS


BAKTERI YOGURT, DAN ORGANOLEPTIK YOGURT NON FAT

(Effects of diferrent sugar used and probolinggo’s grapes juice proportion


on the physicochemical, availability lactic acid bacteria, and sensory
proporties of non fat yoghurt)

Catherine Tanayaa, Netty Kusumawatia*, Ira Nugerahania

a FakultasTeknologi Pertanian, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Indonesia

* Penuliskorespondensi
Email: nettykusumawati@gmail.com

ABSTRACT
Yogurt is a fermented dairy products which is made from milk fermented by Lactobacillus delbrueckii ssp.
bugaricus and Streptococcus salivarius ssp. Sugar like isomalt has a lower caloric value than sucrose can
be used as an alternative sweetener in Yogurt. The experimental design used Randomized Block Design
(RBD) with two factors, sugar as the nest, and Probolinggo’s grapes which nested on sugar used. Type of
sugar used was sucrose and isomalt whereas Probolinggo grape extract was added consisting of 3 levels
of 5% (v/v), 10% (v/v), and 15% (v/v) with 4 replications. The parameters observed were pH, acidity,
syneresis, total lactic acid bacteria and sensory preferences of taste and texture). The obtained data
analyzed statistically by ANOVA (Analysis of Varians) at α = 5%. If there was a significant difference, then
it was continued by DMRT (Duncan's Multiple Range Test) test to determine which level of treatment that
gives significant differences. Different types of sweeteners produced gave no significant effect on pH,
acidity, syneresis, ALT, and color but it had significant effect on the taste of Yogurt. While the difference
in concentration of grape extract had significant effect for all parameters. As high as grape concentration,
pH, acidity, viability of lactic acid bacteria, and color had increased. The best Yogurt from all treatment
was sucrose Yogurt with grape extract 15%, which had ALT 9,8 log cfu/mL, pH 4,642, total acid
27,63oSH, syneresis 1,11%,and consumer perception defined as like for color, slightly favored for taste.
For best isomalt Yogurt was Yogurt with grape extract 15%, which had ALT 9,8 log cfu/mL, pH 4,610,
total acid 27,88oSH, syneresis 1,71%, and consumer perception defined as like for color, rather liked for
taste.

Keywords: non fat Yogurt, skim milk, sucrose, isomalt, Probolinggo’s grapes

ABSTRAK
Yogurt merupakan salah satu produk susu fermentasi berbahan baku susu yang difermentasi oleh
Lactobacillus delbrueckii ssp. Bulgaricus dan Streptococcus salivarius ssp. thermophilus. Penggunaan
jenis gula seperti isomalt yang memiliki nilai kalori lebih rendah daripada sukrosa dapat digunakan
sebagai pemanis alternatif pada Yogurt. Rancangan penelitian yang digunakan adalah RAK tersarang
dengan dua faktor, yaitu jenis gula (sebagai sarang) dan penambahan sari buah anggur Probolinggo
(yang tersarang pada jenis gula). Jenis gula yang digunakan adalah sukrosa dan isomalt sedangkan sari
buah anggur Probolinggo yang ditambahkan terdiri dari 3 level yaitu 5% (v/v), 10% (v/v), dan 15% (v/v)
dengan 4 kali pengulangan. Parameter yang diamati meliputi pH, total asam, sineresis, total bakteri asam
laktat, dan organoleptik (kesukaan terhadap rasa dan warna). Perbedaan jenis pemanis tidak
berpengaruh nyata terhadap pH, tingkat keasaman, sineresis, ALT, dan warna namun berpengaruh
terhadap rasa Yogurt. Sedangkan perbedaan konsentrasi sari buah anggur membawa pengaruh nyata
Catherine Tanaya et al., 2014.

pada semua parameter. Semakin tinggi konsentrasi sari buah anggur yang ditambahkan, pH, total asam,
sineresis, ALT, dan tingkat kesukaan terhadap rasa dan warna meningkat. Yogurt dengan perlakuan
terbaik dalam penelitian ini adalah Yogurt sukrosa (sari buah anggur 15%) dengan ALT 9,8 log cfu/mL,
pH 4,642, total asam 27,63oSH, sineresis 1,11% dan kesukaan terhadap warna suka dan rasa agak
disukai. Sedangkan Yogurt isomalt terbaik adalah Yogurt dengan sari buah anggur 15% dengan ALT 9,8
log cfu/mL, pH 4,610, total asam 27,88oSH, sineresis 1,71% dan kesukaan terhadap warna suka dan
rasa agak tidak disukai.

Kata kunci: Yogurt non fat, susu skim, sukrosa, isomalt, anggur Probolinggo

PENDAHULUAN (Owily, 2010). Selain itu, isomalt juga


memiliki efek prebiotik (Mitchel, 2006)
Buah anggur Probolinggo (Vitisvinifera) sehingga cocok untuk diaplikasikan pada
merupakan salah satu buah yang banyak produk Yogurt. Isomalt berbeda dengan
dibudidayakan di Indonesia namun sukrosa dalam hal tingkat kemanisan dan
pemanfaatannya masih belum berimbang kelarutan yang lebih rendah dari pada
dengan produksinya. sukrosa pada suhu yang sama.
Yogurt merupakan salah satu produk Pada penelitian ini, sari buah buah
susu fermentasi yang populer di dunia selain anggur ditambahkan dalam pembuatan
keju. Yogurt dibuat dengan menggunakan Yogurt dengan mengurangi jumlah air untuk
campuran kedua bakteri yaitu Streptococcus melarutkan susu skim sehingga pada
thermophillus (ST) dan Lactobacillus Bulgaricus semua perlakuan dihasilkan total volume
(LB). Kedua bakteri ini memiliki kemampuan akhir yang sama. Adanya sari buah
dalam mengubah laktosa menjadi asam laktat menyebabkan pH awal campuran susu lebih
selama proses fermentasi. Asam laktat yang rendah sehingga mendekatikisaran pH
terbentuk menyebabkan Yogurt yang diperoleh optimum BAL yaitu 5,5-6,5 sehingga
memiliki tekstur dan bau yang unik (Wong et aktivitas BAL lebih cepat dan total asam
al., 1988). laktat yang dihasilkan lebih banyak dengan
Set Yogurt merupakan metode waktu fermentasi yang sama dan
fermentasi atau inkubasi susu dalam kemasan menyebabkan sineresis yang lebih banyak.
kecil, sehingga gumpalan susu yang
terbentuk tetap utuh dan tidak berubah saat BAHAN DAN METODE
didinginkan atau sampai siap dikonsumsi.
Bahan
Yogurt berdasarkan kandungan
Bahan baku yang digunakan dalam
lemaknya ada 3 yaitu full fat, low fat, dan non
penelitian ini adalah susu skim merk “Sunlac”,
fat dengan kadar lemak berturut-turut 3%,
susu UHT merk “Ultramilk”, air minum merk
0,8%, dan kurang dari 0,5% (Tamimedan
“Club”, gula pasir merk “Gulaku”, isomalt tipe
dan Robinson, 1999). Produk non fat Yogurt
LM, sari buah anggur Probolinggo, dan kultur
menjadi pilihan bagi konsumen yang akan
tunggal beku Streptococcus thermophilus
melakukan diet rendah kalori, sehingga dalam
FNCC (Food and Nutrition Culture Collection)
pembuatan Yogurt digunakan susu skim
0040 dan Lactobacillus Bulgaricus FNCC
sebagai pengganti whole milk. Berdasarkan cita
0041. Susu skim merk Sunlac, gula pasir
rasanya, Yogurt ada dua macam yaitu plain
merk “Gulaku”, Air minum “Club”, dan isomalt
dan Flavoured Yogurt. Flavoured Yogurt
LM yang dibeli dari PT. Foodtech Indonesia.
lebih banyak diminati sebab memiliki rasa
Bahan analisa yang digunakan untuk
yang tidak terlalu asam dan aroma serta
mengetahui jumlah bakteri asam laktat pada
flavor yang beragam.
Yogurt adalah MRS Broth (merk “Pronadisa
Isomalt termasuk dalam gula rendah
Cat.1215.00”), American Bacteriological
kalori dan memiliki GI yang lebih rendah
Agar (merk “oxoid” LP 0013”), Pepton from
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 13 (2): 94-101, 2014.

Meat (merk “MERCK 1.07224”). Bahan yang dipanakan hingga suhu 70oC, lalu diambil
digunakan untuk mengukur total asam 10 mL untuk melarutkan gelatin. Susu
tertitrasi adalah NaOH merk “Riedel de Haen tersebut dipanaskan hingga suhu 90oC, lalu
0623”, asam oksalat merk “1.0495”, indikator didinginkan hingga suhu 70oC lalu
phenolphthalein merk “Riedel de Haen ditambahkan gelatin yang dilarutkan
33.518, etanol merk “MERCK 1.00971.2500”. terpisah. Dilakukan percampuran 2 itu
Bahan pembantu yang digunakan untuk dengan mencampurkan sari buah anggur
analisa adalah akuades, alkohol 70%, alkohol dengan konsentrasi yang berbeda-beda.
96%, sumbat kapas, aluminium foil, kertas Starter ST/LB di inokulasikan sebanyak
coklat dan korek api. 2,5%, kemudian diinkubasi pada suhu 42oC
selama 5 jam. Yogurt yang terbentuk di
Pembuatan Sari Buah Anggur simpan dalam refirgenerator pada suhu 5oC
Buah anggur dilakukan sortasi yang selama 24 jam. Dilakukan uji organoleptik
seragam, kemudian dicuci dengan air pada Yogurt, namun Yogurt disimpan selam
mengalir. Buah anggur diblanching dengan 7 hari untuk diuji sineresis.
suhu 80oC selama 10 menit, kemudian
dihancurkan dengan blender kecepatan 1 Analisis Statistik
selama ±30 detik. Bubur buah disaring Rancangan penelitian yang digunakan
dengan kain saring, kemudian dipasteurisasi adalah RAK tersarang dengan dua faktor,
dengan suhu 72±2oC. yaitu jenis gula (sebagai sarang) dan
penambahan sari buahanggur probolinggo
Peremajaan Kultur ST/LB (sebagai bagian yang tersarang) dengan
Starter ST dan LB diinokulasikan ke model matematis Yijk = µ + αi + βj(i) + Kk +
masing-masing media yaitu media de Man, εijk. Data yang diperoleh dari hasil
Ragosa dan Sharpe (MRS) semi solid agar pengamatan dan pengujian dianalisa secara
dengan kawat ose berkolong sebanyak 3 statistik menggunakan uji ANOVA (Analysis
kolom. Media diinkubasi pada suhu 42oC of Varians) pada α = 5%, untuk mengetahui
selama 24 jam. apakah perlakuan memberikan pengaruh
nyata terhadap parameter pengujian. Data
Pembuatan Kultur Starter LB/ST yang diperoleh dari hasil pengamatan dan
Starter ST dan LB diinokulasikan ke pengujian dianalisa secara statistik
masing-masing media yaitu media de Man, menggunakan uji ANOVA (Analysis of
Ragosa dan Sharpe (MRS) semi solid agar Varians) pada α = 5%, untuk mengetahui
dengan kawat ose berkolong sebanyak 3 apakah perlakuan memberikan pengaruh
kolom. Media diinkubasi pada suhu 42oC nyata terhadap parameter pengujian. Uji
selama 24 jam. Kultur Starter dilakuka pembedaan dilakukan dengan Uji Beda Jarak
pengujian ALT. Nyata Duncan (Duncan’s Multiple Range
Test/DMRT) dengan α = 5%. Rancangan
Pembuatan Starter LB/ST pada Susu UHT percobaan adalah sebagai berikut:
Kultur murni ST/LB diinokulasikan pada SA5 = Gula sukrosa, sari buah anggur 5%
susu UHT sebanyak 5% dari volume larutan SA10 = Gula sukrosa, sari buah anggur 10%
susu. Susu diinkubasi pada suhu 42oC SA15 = Gula sukrosa, sari buah anggur 15%
selama 24 jam. Kultur Starter dilakuka IA5 = Gula isomalt, sari buah anggur 5%
pengujian ALT. IA10 = Gula isomalt, sari buah anggur 10%
IA15 = Gula isomalt, sari buah anggur 15%
Pembuatan Yogurt Anggur Probolinggo
Melarutkan susu skim bubuk kedalam Pengukuran pH
air, lalu ditambahkan pemanis Pengukuran pH Yogurt dilakukan
sukrosa/isomalt. Hasil percampuran dengan pH meter “Scott”.
Catherine Tanaya et al., 2014.

Pengukuran Tingkat Keasaman Pengujian Organoleptik


Sampel Yogurt diambil 5 mL, Uji kesukaan panelis menggunakan
ditambahkan akuades 100 mL, lalu metode Hedonic Scale Scoring terhadap
diteteskan 3 tetes indikator pp 2%. Titrasi rasa dan warna. Skala yang digunakan
dengan NaOH 0,25 N sampai larutan adalah skala numeris, dengan urutan 1
berwarna merah muda keungguan stabil. (sangat tidak suka) hingga 7 (sangat suka).
Tingkat keasaman dinyatakan dengan
derajat SH per 100 mL sampel, rumus yang Uji Pembotolan
digunakan : Uji pembotolan dilakukan berdasarkan
100 𝑚𝐿 perlakuan terbaik menurut organolpetik,
Derajat keasaman = 𝑉𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑥 10 𝑚𝐿
sineresis, oSH, dan ALT masing-masing
adalah 20%. Uji dilakukan dengan metode
Pengukuran Sineresis
additive weighting. Menentukan nilai tak
Yogurt yang telah di simpan selama
berdimensi masing-masing perlakukan
pada suhu 50oC selama 7 hari ditimbang
dengan rumus:
dengan cupnya (berat awal). Yogurt
Nilai tak Berdimensi =
dimiringkan ±45o supaya cairan whey 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑟𝑢𝑘
terkumpul. Cairan whey dipisahkan dengan
pipet tetes, kemudian Yogurt ditimbang 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑖𝑘 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑟𝑢𝑘
Skor masing-masing perlakukan
(berat akhir). Pengukuran sineresis
dijumlah dengan nilai tak berdimensi tiap
dilakukan dengan rumus:
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 parameter. Perlakuan terbaik dipilih dengan
% sineresis = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑥 100% skor yang teringgi.

Pengujian Total BAL Yogurt


Media MRS Agar dicairkan, kemudian HASIL DAN PEMBAHASAN
didinginkan pada suhu 50oC selama 5
menit. 0,5 mL sampel Yogurt diambil lalu Yogurt merupakan hasil koagulasi dan
dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang fermentasi oleh bakteri asam laktat LB dan
berisi 4,5 mL pepton from meat 0,1% ST (Hui, 1991). Konsumsi Yogurt secara
(pengenceran 10-1). 0,5 mL dari rutin dapat mencegah diare, pembentukan
pengenceran 10-1 diambil dan dimasukkan senyawa-senyawa karsinogenik, dan
ke dalam tabung reaksi yang berisi 4,5 mL meningkatkan imunitas sistem pencernaan
pepton from meat 0,1% (pengenceran 10-2). (Mardiana dan Sukmawati, 2010). Dalam
Langkah ini diulangi sampai pengenceran penelitian ini akan dibuat Flavoured-non fat-
10-10. Pada pengenceran 10-8-10-10, set Yogurt dengan menggunakan jenis gula
diambil 1 mL kemudian dimasukkan cawan yang berbeda (sukrosa dan isomalt) dan
petri steril (duplo). Media MRS Agar yang penambahan sari buahanggur Probolinggo
sudah didinginkan dituang ke dalam sebagai perasa dan pewarna alami pada
masing-masing cawan petri, rotasi angka 8, Yogurt yang dihasilkan.
didiamkan. Diinkubasi pada suhu 37oC pH merupakan derajat keasaman atau
selama 48 jam. Dihitung jumlah koloni kultur alkalinitas suatu bahan, yang dinyatakan
Yogurt. sebagai konsentrasi H+ dan memiliki kisaran
nilai antara 1 sampai dengan 14 (Considine
dan Considine, 1982). Tujuan dilakukannya
pengukuran pH Yogurt adalah untuk
mengetahui pH akhir dari Yogurt yang
dihasilkan karena selama proses fermentasi
akan dihasilkan asam laktat yang dapat
menurunkan pH serta untuk mengetahui
apakah adanya perbedaan jenis gula dan
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 13 (2): 94-101, 2014.

sari buah anggur Probolinggo dapat


mempengaruhi laju fermentasi Yogurt.

Gambar 2. Pengujian Keasaman Yogurt


Tingkat keasaman Yogurt memiliki
Gambar 1. Pengujian pH Yogurt kecenderungan dimana semakin tinggi
Yogurt isomalt maupun Yogurt konsentrasisari buah anggur maka tingkat
sukrosa, semakin banyak sari buah anggur keasaman Yogurt akan semakin tinggi.
yang ditambahkan maka pH akhir yang semakin banyak sari buah anggur yang
dicapai semakin rendah. Selama fermentasi ditambahkan sehingga semakin banyak
terjadi penurunan pH terutama disebabkan pula asam-asam organik yang ada pada
adanya asam laktat yang dihasilkan ST dan Yogurt. Selain itu, adanya gula pada sari
LB selama proses fermentasi. uji pH buah anggur juga menambahkan substrat
memiliki kecenderungan dimana semakin serta vitamin dan mineral sebagai
banyak sari buah anggur yang penstimulir bagi bakteri asam laktat
ditambahkan, maka semakin rendah pH sehingga dapat memicu laju fermentasi
yang dicapai pada akhir fermentasi. Hal yang menyebabkan jumlah asam laktat
tersebut disebabkan terdapat sejumlah yang dihasilkan juga semakin tinggi pula.
asam organik dalam sari buah buah- Pembentukan curd pada proses
buahan. Dengan semakin banyaknya pembuatan Yogurt terjadi akibat adanya
substrat dan zat-zat yang mampu asam laktat yang dihasilkan oleh BAL
menstimulir pertumbuhan ST dan LB, maka selama fermentasi serta asam-asam
pembentukan asamlaktat yang terbentuk organik dari sari buah anggur. Adanya
akan semakin cepat, sehingga pH Yogurt asam laktat akan menyebabkan penurunan
akan semakin cepat menurun seiring pH. Dalam kondisi awal, molekul kasein
dengan semakin banyaknya sari buah susu memiliki muatan negatif dan saling
anggur yang ditambahkan sehingga tolak menolak sehingga dapat tersebar
fermentasi dapat berlangsung lebih cepat. merata pada larutan. Adanya asam yang
Keasaman Yogurt diuji dengan mengandung H+ akan menyebabkan
menggunakan metode Soxhlet Henkel molekul kasein saling tarik menarik dan
(oSH) karena asam pada Yogurt anggur berdekatan. Saat pH mendekati titik
tidak hanya didominasi oleh asam laktat isoelektris kasein, resultan muatan protein
tetapi juga oleh asam-asam organik yang adalah nol. pH isoelektris (pI) kasein adalah
terkandung dalam sari buahanggur 4,6 (Walstra dan Jennes, 1984). Sineresis
sehingga tidak tepat bila derajat keasaman dapat didefinisikan sebagai fase cair yang
dinyatakan dengan % asam laktat. Semakin terlepas secara spontan dari fase gel akibat
banyak volume NaOH yang diperlukan adanya kontraksi pada fase gel (Bakirci dan
untuk mencapi end point, maka semakin Kavaz, 2008). Sineresis dipengaruhi oleh ka
tinggi pula tingkat keasaman Yogurt. ndungan protein dan interaksi antar protein
Pengujian keasaman Yogurt dapat dilihat dalam mengikat fase cair yang ada. ada
pada Gambar 2. penelitian, dilakukan penambahan bahan
penstabil berupa gelatin, sehingga hasil
sineresis tidak hanya dipengaruhi oleh
protein susudan pH Yogurt saja tetapi juga
Catherine Tanaya et al., 2014.

dipengaruhi oleh bahan penstabil. Gelatin mikroorganisme yang hidup dengan cara
yang digunakan merupakan jenis gelatin B menghitung koloni pada media agar.
dimana gelatin ini memiliki titik isoelektris Jumlah minimal BAL yang harus terdapat
4,7-5,2 (Downey, 1950 dalam Pratt et al, dalam Yogurt adalah 107 koloni/g (Standar
1970) yang sesuai dengan pH Yogurt Nasional Indonesia, 2009). Sedangkan,
sehingga peningkatan sineresis dapat menurut National Yogurt Association yang
dihambat. Hasil pengujian sineresis Yogurt disitasi oleh Mazahreh dan Ershidat (2009),
dapat dilihat pada Gambar 3. kandungan bakteri hidup yang dianjurkan
untuk produk Yogurt adalah 108 sel bakteri
hidup per gram Yogurt. Hasil pengukuran
ALT Yogurt dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 3. Hasil Pengujian Sineresis Yogurt


Sineresis Yogurt memiliki
kecenderungan dimana semakin tinggi Gambar 4. Hasil Pengukuran ALT Yogurt
konsentrasi sari buah anggur yang Semakin Tinggi Konsentrasi Sari
ditambahkan, maka semakin tinggi sineresis Buah anggur yg ditambahkan menyebabkan
Yogurt. Dengan semakin banyaknya sari ALT Yogurt semakin tinggi karena adanya
buah anggur yang ditambahkan maka gula disakarida dan monosakarida pada sari
semakin rendah pula pH yang dicapai buah anggur menambah substrat bagi
sehingga menimbulkan sineresis yang lebih bakteri Yogurt sehingga dapat meningkatkan
besar. Penurunan kekokohan curdakan viabilitas bakteri. Adanya asam organik serta
seiring dengan peningkatan sineresis vitamin dan mineral juga turut serta
sebagai akibat dari semakin banyaknya menstimulir pertumbuhan ST dan LB.
penggunaan sari buah buah yang Perbedaan penggunaan jenis gula terhadap
ditambahkan. Penambahan konsentrat buah viabilitas bakteri pada Yogurt sukrosa dan
dapat menurunkan kemampuan pengikatan Yogurt isomalt yang tidak berbeda nyata
air (WHC) oleh protein. Hal ini menyebabkan menunjukkan bahwa bakteri Yogurt juga
penurunan viskositas dan peningkatan mampu memanfaatkan isomalt sebagai
sineresis dari Yogurt buah (Celik, et al., substrat.
2005). Meskipun tidak berbeda nyata, jika Uji organoleptik dilakukan berdasarkan
dibandingkan antara penggunaan sukrosa tingkat kesukaan konsumen (preference
dan isomalt, sineresis yang terbentuk pada test) merupakan pengujian yang dilakukan
Yogurt isomalt lebih tinggi daripada Yogurt dengan menggunakan sejumlah panelis
sukrosa. Hal ini disebabkan sifatfisikokimia untuk mengemukakan responnya terhadap
isomalt yang berbeda dengan sukrosa. sifat bahan yang diuji dengan suka atau
Pada suhu di bawah 100˚C, tingkat tidak suka (Kartika, dkk, 1988). Bahan
kelarutan isomalt lebih rendah daripada pangan yang memiliki rasa kurang menarik
sukrosa (Mitchel, 2006) sehingga akan cenderung tidak disukai konsumen.
kemampuan mengikat air oleh isomalt akan Oleh karena itu, rasa juga merupakan salah
lebih rendah dibanding sukrosa pada satu parameteruntuk menetukan mutu
konsentrasi yang sama. produk (Kartika, dkk, 1988). Hasil pengujian
Total bakteri asam laktat pada Yogurt organoleptik berdasarkan tingkat kesukaan
hasil penelitian diuji dengan menggunakan terhadap rasa dapat dilihat pada Tabel 1.
angka lempeng total (ALT). ALT merupakan
salah satu metode untuk menghitung jumlah
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 13 (2): 94-101, 2014.

Tabel 1. Hasil Pengujian Organoleptik yang berasal dari kulit anggur sehingga
Berdasarkan Tingkat Kesukaan Terhadap dapat memberikan warna ungu pada Yogurt.
Rasa Senyawa antosianin yang banyak terdapat
Perlakuan Tingkat Kesukaan Notasi dalam kulit anggur terdiri dari peonidin
IA 5 2,38 a (merah tua/ungu), malvidin (merah),
IA 15 3,30 b
IA 10 3,56 b
delphinidin (biru) dan petunidin (merah
SA 5 4,69 c tua/ungu) (Mazza, 2007).
SA 10 5,49 d Uji pembobotan digunakan untuk
SA 15 5,50 d menentukan perlakuan terbaik dari Yogurt
Tingkat kesukaan terhadap rasa anggur Probolinggo yang dapat diterima
Yogurt yang paling disukai adalah Yogurt konsumen. Uji pembobotan dilakukan
dengan pemanis sukrosa.Hal ini disebabkan dengan teknik additive weighting. Hasil
karena rasa dari Yogurt isomalt cenderung pengujian pembotolan Yogurt dapat dilihat
lebih asam dan tak terasa manis dibanding pada Tabel 3.
Yogurt sukrosa karena tingkat kemanisan Tabel 3. Hasil Pengujian Pembotolan
isomalt hanya berkisar antara 0,45 hingga Yogurt
0,6 dari tingkat kemanisan sukrosa (Mitchel, Jenis Gula Nilai
2006). Dari segi penambahan sari buah SA5 0,46
anggur, panelis cenderung menyukai Yogurt SA10 0,73
SA15 0,85
dengan konsentrasi anggur yang semakin IA5 0,27
tinggi. IA10 0,49
Warna merupakan salah satu IA15 0,56
parameter yang penting bagi suatu produk Berdasarkan hasil uji pembobotan
pangan karena warna yang pertama kali tersebut, dapat dilihat bahwa perlakuan
dapat dideteksi oleh inderawi kita sebelum terbaik dari perlakuan jenis gula baik
mengkonsumsimya (Winarno, 2003). Bahan sukrosa maupun isomalt adalah pada
pangan yang memiliki warna kurang Yogurt dengan konsentrasi anggur 15%.
menarik akan cenderung tidak disukai Perlakuan SA15% merupakan Yogurt
konsumen. Hasil pengujian organoleptik dengan pemanis sukrosa dengan
berdasarkan tingkat kesukaan terhadap konsentrasi sari buahanggur sebesar 15%
warna dapat dilihat pada Tabel 2. yang memiliki nilai sineresis (1,11%), ALT
Tabel 2. Hasil Pengujian Organoleptik (9,8 log cfu/mL) serta nilai organoleptik
Berdasarkan Tingkat Kesukaan Terhadap kesukaan panelis terhadap warna 6,088
Warna (suka), dan rasa 5,50 (agak suka).
Perlakuan Tingkat Kesukaan Notasi
IA 5 2,513 a KESIMPULAN
SA 5 2,825 a
IA 10 4,175 b
SA 10 4,463 b Perbedaan penggunaan pemanis
IA 15 5,875 c (sukrosa dan isomalt) tidak memberikan
SA 15 6,088 c pengaruh nyata terhadap sifat fisikokimia
Tingkat kesukaan warna Yogurt (pH, total asam, dan sineresis), viabilitas
semakin meningkat seiring semakin bakteri Yogurt, dan warna Yogurt tetapi
tingginya konsentraasi sari buah anggur. berpengaruh terhadap rasa Yogurt.
Pada konsentrasi anggur yang lebih tinggi Semakin tinggikonsentrasi ekstrak anggur
intensitas warna ungu lebih jelas dan lebih yang ditambahkan, sifat fisikokimia (pH,
menarik sehingga disukai oleh panelis. total asam, dan sineresis), viabilitas bakteri
Warna ungu pada Yogurt disebabkan Yogurt, serta organoleptik (warna dan rasa)
karena adanya penggunaan sari meningkat. Dari segi organoleptik, panelis
buahanggur yang kaya akan antosianin lebih menyukai rasadan warna Yogurt
Catherine Tanaya et al., 2012.

dengan kombinasi perlakuan sukrosa dan Owily. 2010. Less Sugar.


ekstrak anggur 15%. http://www.medicalera.com/info_answ
er.php?thread=10829 (13 September
DAFTAR PUSTAKA 2011).
Mitchel, H. 2006. Sweeteners and Sugar
Considine, D. M. dan D. G. Considine.
Alternatives in Food Technology.
1982. Food and Food Production
Iowa: Blackwell Publishing.
Encyclopedia. New York: Van
Wong, N. P., R. Jennes, M. Keeney, dan E.
Nostrand -Reinhold Company.
H. Marth. 1988. Fundamental of Dairy
Bakirci, I. dan A. Kavaz. 2008. An
Chemistry (3rd ed). New York: Van
Investigation of Some Properties of
Nostrand Reinhold.
Banana Yogurts Made with
Mazahreh, A. S. dan O. T. M. Ershidat.
Commercial ABT-2 Starter Culture
2009. The Benefits of Lactic Acid
During Storage. International Journal
Bacteria in Yogurt on The
of Dairy Technology Vol. 61, No 3.
Gastrointestinal Function and Health.
Kartika, B., P. Hastuti dan W. Supartono.
Pakistan Journal of Nutrition 8 (9):
1988. Pedoman Uji Inderawi Pangan.
1404-1410.
Yogyakarta: Universitas Gadjah
Winarno, F.G., S. Fardiaz dan D. Fardiaz.
Mada.
2003. Pengantar Teknologi Pangan.
Mazza, G. 2007. Anthocyanins and Heart
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Health. Canada: Pacific AgriFood
Tamime, A. Y. dan R. K. Robinson. 1999.
Research Centre, Agriculture and
Yogurt Science and Technology
Agri-Food Canada.
second edition. England: Woodhead
Publishing Limited.

You might also like