You are on page 1of 10

LAPORAN SEMINAR

“DIURETIK”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Farmakologi 1


Dosen Pengampu :

Apt. Tovani Sri, M.Si.

Nama : M. Gilang Haekal H


NIM : P20630121030
Tingkat / Semester : 2A / 3

PRODI D3 FARMASI
POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
Kampus Cilolohan No. 35/Jl. Babakan Siliwangi No. 3 Kode Pos 46115
Kelurahan Kahuripan Kecamatan Tawang Kota Tasikmaya Jawa Barat
TAHUN 2021-2022
KASUS 1
Seorang pria berusia 57 tahun didiagnosa mengalami hipertensi. Nyeri dibagian tengkuk dan
pandangan kabur. Pasien memiliki kebiasaan merokok dan minum kopi setiap hari. Riwayat
penyakit pasien yaitu asma. Hasil pemeriksaan menunjukkan Tekanan darah pasien yaitu
160/100 mmHg, suhu tubuh 38,9 ֯C. Obat yang diterima pasien yaitu Parasetamol, furosemid
dan propanolol.

Pertanyaan & Jawaban:

Informasi kasus:

❖ Tekanan darahnya hipertensi stage 2.

❖ Suhu tubuh tidak normal (suhu tubuh anak normal: 36,1-37,7 ֯C, suhu tubuh bayi normal:
36,3-37,7 ֯C, suhu tubuh orang dewasa normal: 36,5-37,5 ֯C).
❖ Pada kasus, pasien menderita penyakit asma maka obat propanolol tidak boleh diberikan
karena dapat memperparah penyakit disebabkan karena obat tersebut dapat menyebabkan
kontraksi bronkus, termasuk kedalam golongan obat beta agonis. Maka obat tidak boleh
diberikan.
❖ Parasetamol berguna sebagai analgetik digunakan hanya saat terasa nyeri saja disebabkan
karena jika digunakan terlalu sering dan dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan hepatotoksik.
❖ Furosemide (obat diuretic kuat), obat diuretic diminum pada pagi hari

1. Tentukanlah Subjektif dari kasus diatas!

Jawab: Seorang pria berusia 57 tahun didiagnosa mengalami hipertensi. Nyeri dibagian
tengkuk dan pandangan kabur. Pasien memiliki kebiasaan merokok dan minum kopi
setiap hari. Riwayat penyakit pasien yaitu asma.

2. Tentukanlah Objektif dari kasus di atas!


Jawab: Hasil pemeriksaan menunjukkan Tekanan darah pasien yaitu 160/100 mmHg, suhu
tubuh 38,9 ֯C. Obat yang diterima pasien yaitu Parasetamol, furosemid dan
propanolol.

3. Apakah tujuan terapi pada kasus di atas?

Jawab: tujuan terapi dari pemberian furosemide adalah untuk mengontrol tekanan darah,
analgetik untuk mengurangi rasa nyeri.

4. Bagaimana mekanisme kerja masing-masing obat di atas?

Jawab:

• Parasetamol : Mekanisme kerjanya yaitu bekerja dengan cara mengurangi produksi zat
penyebab peradangan, yaitu prostaglandin. Dengan penurunan kadar prostaglandin di
dalam tubuh, tanda peradangan seperti demam dan nyeri akan berkurang.
• Furosemid : Mekanisme kerjanya yaitu bekerja dengan cara menghalangi penyerapan
natrium di dalam sel-sel tubulus ginjal dan meningkatkan jumlah urine yang dihasilkan
oleh tubuh.
• Propanolol : Mekanisme kerjanya yaitu bekerja dengan menghambat reseptor beta di
jantung dan pembuluh darah.

5. Berapakah dosis lazim masing-masing obat?

Jawab:

Dosis parasetamol adalah 500 mg 3 kali sehari.

Dosis Furosemide adalah 40 mg 2 kali sehari.

6. Jelaskan terapi nonfarmakologi pada kasus tersebut!

Jawab:

o Kurangi konsumsi garam.


o Kurangi konsumsi kafein.
o Kurangi makanan yang mengandung kolesterol
o Kurangi konsumsi makanan atau minuman yang mengandung pengawet.
o Olahraga secara rutin serta teratur, dan jaga berat badan agar tetap ideal.
o Banyak meminum air putih.
o Rutin konsumsi buah dan sayuran.
o Menghentikan kebiasaan merokok

7. Jelaskan informasi obat yang harus diterima pasien!


⮚ Paracetamol

Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang, nyeri sesudah operasi cabut gigi, pireksia.

Peringatan : Gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal

Interaksi : Peningkatan risiko kerusakan fungsi hati pada pengunaan bersama alkohol.

Kontraindikasi : gangguan fungsi hati berat, hipersensitivitas.

Efek Samping : Jarang terjadi efek samping, tetapi dilaporkan terjadi reaksi
hipersensitivitas, ruam kulit, kelainan darah (termasuk trombositopenia, leukopenia,
neutropenia).

Dosis : 0,5–1 gram setiap 4–6 jam hingga maksimum 4 gram per hari

⮚ Furosemid
Indikasi : Udem karena penyakit jantung, hati, dan ginjal.

Peringatan: Hipotensi, pasien dengan risiko penurunan tekanan darah, diabetes


melitus, gout, sindrom hepatorenal, hipoproteinemia, bayi prematur.

Kontraindikasi : Gagal ginjal dengan anuria, prekoma dan koma hepatik, defisiensi
elektrolit, hipovolemia, hipersensitivitas.

Efek Samping : Sangat umum: gangguan elektrolit, dehidrasi, hipovolemia, hipotensi,


peningkatan kreatinin darah. Umum: hemokonsentrasi, hiponatremia, hipokloremia,
hipokalemia, peningkatan kolesterol darah, peningkatan asam urat darah, gout,
enselopati hepatik pada pasien dengan penurunan fungsi hati, peningkatan volume
urin.

DOSIS : Dewasa, dosis awal 40 mg pada pagi hari

⮚ Propanolol
Jenis Obat : Obat untuk mengatasi darah tinggi.

Manfaat : Mengobati berbagai gangguan yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh
darah .

Aturan pakai : Minum dua kali sehari.

Interaksi obat : Penurunan efek antihipertensi jika dikonsumsi dengan OAINS, seperti
ibuprofen atau indomethacin.
Efek samping : Mual dan muntah, Konstipasi, Diare, Lelah yang berlebihan,
Gangguan tidur seperti insomnia, Impotensi, Pusing, seperti ingin pingsan, Gangguan
penglihatan, Tangan dan kaki terasa dingin, Nyeri perut yang semakin memberat,
Sesak napas, Denyut jantung tidak teratur, Hilangnya keseimbangan, serta Depresi dan
halusinasi
KASUS 2

Seorang wanita (55th) datang kedokter dengan keluhan sering pusing, jantung kadang kala
berdebar-debar dan nyeri hebat di pinggang. Awalnya pasien mengatasi keluhan yang
dirasakannya dengan membeli obat sakit kepala yang banyak di jual di warung secara bebas.
Namun sakit kepala yang dirasakannya tak kunjung reda. Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan tekanan darah 160/100 mmHg, kolesterol total 260 mg/dl, kadar LDL 140 mg/dl,
kadar HDL 45 mg/dl, serta kadar asam urat darah tinggi. Pasien tersebut diberi Furosemid 40mg
1x1, Paracetamol 500 mg 3x1, dan simvastatin 10 1x1.

Informasi kasus:

❖ Tekanan darah hipertensi stage 2.

❖ Kadar kolesterol total tidak normal (waspada).


❖ Kadar LDL tidak normal (waspada)
❖ Kadar HDL tidak normal (waspada)

Pertanyaan & Jawaban:

1. Tentukanlah Subjektif dari kasus diatas!

Jawab: Seorang wanita (55th) datang kedokter dengan keluhan sering pusing, jantung
kadang kala berdebardebar dan nyeri hebat di pinggang. Awalnya pasien mengatasi
keluhan yang dirasakannya dengan membeli obat sakit kepala yang banyak di jual
di warung secara bebas. Namun sakit kepala yang dirasakannya tak kunjung reda.

2. Tentukanlah Objektif dari kasus di atas!

Jawab: Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan tekanan darah 160/100 mmHg,


kolesterol total 260 mg/dl, kadar LDL 140 mg/dl, kadar HDL 45 mg/dl, serta
kadar asam urat darah tinggi.
3. Apakah tujuan terapi pada kasus di atas?

Jawab:
Tujuan terapi pada kasus diatas yaitu :
o Untuk mengeluarkan kelebihan cairan dari dalam tubuh melalui urine
o Untuk mengatasi hipertensi
o Untuk mengatasi nyeri dan sakit
o Untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
o Untuk mengembalikan tekanan darah normal
o Untuk mengurangi efek samping yang terjadi
o Untuk mengurangi mortalitas dan mobilitas
o Untuk mengubah lifestyle pasien

4. Bagaimana mekanisme kerja masing-masing obat di atas?

Jawab:

Furosemid : Mekanisme kerjanya yaitu bekerja dengan cara menghalangi penyerapan


natrium di dalam sel-sel tubulus ginjal dan meningkatkan jumlah urine yang
dihasilkan oleh tubuh.

Parasetamol : Mekanisme kerjanya yaitu bekerja dengan cara mengurangi produksi zat
penyebab peradangan, yaitu prostaglandin. Dengan penurunan kadar
prostaglandin di dalam tubuh, tanda peradangan seperti demam dan nyeri
akan berkurang.

Simvastatin : kerjanya yaitu bekerja dengan cara menghambat enzim pembentuk kolesterol
jahat, sehingga kadar kolesterol dalam darah berkurang.

4. Berapakah dosis lazim masing-masing obat?

Jawab :

Dosis parasetamol adalah 500 mg 3 kali sehari.

Dosis Furosemide adalah 40 mg 2 kali sehari.

Simvastatin adalah 10-40 mg, satu kali sehari.

5. Jelaskan terapi nonfarmakologi pada kasus tersebut!

Jawab:

● Kurangi konsumsi garam.


● Hindari konsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh.
● Kurangi konsumsi makanan atau minuman yang mengandung pengawet.
● Olahraga secara rutin serta teratur, dan jaga berat badan agar tetap ideal.
● Banyak meminum air putih.
● Rutin konsumsi buah dan sayuran.
● Melakukan pola diet rendah kolesterol.

6. Jelaskan informasi obat yang harus diterima pasien!

Jawab:

⮚ Paracetamol

Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang, nyeri sesudah operasi cabut gigi, pireksia.

Peringatan : Gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal

Interaksi : Peningkatan risiko kerusakan fungsi hati pada pengunaan bersama alkohol.

Kontraindikasi : gangguan fungsi hati berat, hipersensitivitas.

Efek Samping : Jarang terjadi efek samping, tetapi dilaporkan terjadi reaksi
hipersensitivitas, ruam kulit, kelainan darah (termasuk trombositopenia, leukopenia,
neutropenia).

Dosis : 0,5–1 gram setiap 4–6 jam hingga maksimum 4 gram per hari

⮚ Furosemid
Indikasi : Udem karena penyakit jantung, hati, dan ginjal.

Peringatan: Hipotensi, pasien dengan risiko penurunan tekanan darah, diabetes


melitus, gout, sindrom hepatorenal, hipoproteinemia, bayi prematur.

Kontraindikasi : Gagal ginjal dengan anuria, prekoma dan koma hepatik, defisiensi
elektrolit, hipovolemia, hipersensitivitas.

Efek Samping : Sangat umum: gangguan elektrolit, dehidrasi, hipovolemia, hipotensi,


peningkatan kreatinin darah. Umum: hemokonsentrasi, hiponatremia, hipokloremia,
hipokalemia, peningkatan kolesterol darah, peningkatan asam urat darah, gout,
enselopati hepatik pada pasien dengan penurunan fungsi hati, peningkatan volume
urin.

DOSIS : Dewasa, dosis awal 40 mg pada pagi hari

⮚ Simvastatin
Indikasi: Hiperkolesterolemia primer (hiperlipidemia tipe Ila) pada pasien yang
tidak cukup memberikan respons terhadap diet dan tindakan-tindakan
lain yang sesuai; untuk mengurangi insiden kejadian koroner klinis
dan memperlambat progresi aterosklerosis koroner pada pasien
dengan penyakit jantung koroner dan kadar kolesterol 5,5 mmol/l
atau lebih.

Efek Samping: Juga ruam kulit, anemia, pusing, depresi, hepatitis, sakit kuning,
pankreatitis;

Dosis : 10-40 mg, satu kali sehari.

Cara mengonsumsi yang benar :

● Gunakan simvastatin sesuai dengan resep dokter dan baca petunjuk pada kemasan


obat. Jangan mengurangi atau menambah dosis yang dikonsumsi tanpa petunjuk
dokter.
● Simvastatin sebaiknya dikonsumsi pada sore hari, baik dengan makanan atau
tanpa makanan. Telan tablet atau kaplet simvastatin dengan utuh bersama segelas
air. Konsumsi obat pada waktu yang sama setiap harinya agar obat dapat bekerja
dengan efektif.
● Jika lupa mengonsumsi simvastatin, segera konsumsi obat tersebut bila jeda waktu
dengan dosis selanjutnya belum terlalu dekat. Apabila jeda waktu sudah terlalu
dekat, abaikan dosis tersebut dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
● Jangan berhenti mengonsumsi obat, meskipun kondisi yang dialami sudah
membaik, kecuali atas instruksi dokter.
● Sebelum hingga sesudah menggunakan simvastatin, dokter akan meminta Anda
untuk menjalani tes darah secara rutin. Tes darah tersebut digunakan untuk
memeriksa kadar kolestrol darah, kadar trigliserida, fungsi liver, atau fungsi
ginjal. Dengan begitu, efektivitas pengobatan dan respons Anda terhadap obat
dapat terpantau.
● Simpan tablet atau kaplet simvastatin dalam wadah tertutup di tempat kering dan
sejuk yang terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan
anak-anak.

Interaksi Simvastatin dengan Obat Lain:


interaksi obat yang dapat terjadi jika simvastatin digunakan dengan obat tertentu
antara lain:

● Penurunan kadar simvastatin dalam darah jika dikonsumsi dengan


suplemen John’s wort.
● Peningkatan kadar elbasvir atau grazoprevir di dalam darah.
● Peningkatan waktu pembekuan darah jika digunakan dengan coumarin
atau antikoagulan.
● Peningkatan risiko terjadinya kelainan otot (miopati) dan
termasuk rhabdomyolysis jika digunakan dengan amiodarone,
amlodipine, colchicine, daptomycin, diltiazem, lomitapide, verapamil,
gemfibrozil, ciclosporin, danazol, asam fusidat, penghambat CYP3A4, atau
penghambat protease HIV.

You might also like