You are on page 1of 20

RINGKASAN MATERI KULIAH

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM B1


Standar Operasional Manajemen Koperasi (KUD, KSP, KSU, KJKS) dan UMKM
(Bagian 2)

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3

I Gede Andra Amartya W.D (2007521200)

Alerick Sumanta (1907531073)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

Dr. Gede Suparna, SE., MS.

PROGARAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Standar Operasional Manajemen
Koperasi (KUD, KSP, KSU, KJKS) dan UMKM (Bagian 2)”. Tujuan dari pembuatan
Makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Koperasi Dan
UMKM.

Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada Prof. Dr.
Tjokorda Gde Raka Sukawati, SE., M.M. selaku Dosen Pengampu pada mata kuliah
Manajemen Koperasi Dan UMKM kami, yang telah memberikan tugas makalah ini yang
dimana dapat menambah pengetahuan serta dapat meningkatkan hubungan kerja sama
kelompok yang baik diantara kami. Kami harap, semoga makalah ini dapat dimengerti dan
bermanfaat bagi kami sendiri dan bagi para pembacanya.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna serta memiliki banyak kekurangan. Sebelumnya kami memohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata dalam penulisan makalah ini dan kami memohon kritik dan
saran yang bersifat membangun bagi kami sebagai penulis.

Denpasar,4 Mei 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................5
1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1. Standar Operasional Manjemen KJKS / USP.............................................................6
2.2. Sistem Informasi Laporan Keuangan Koperasi...........................................................8
2.3. Sistem Informasi Keuangan UMKM.........................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................17
3.1. Kesimpulan................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Semakin berkembangnya UMKM, mencerminkan bahwa UMKM memiliki potensi
besar berkontribusi bagi perkembangan ekonomi di Indonesia. UMKM memberikan
peranan yang cukup besar baik dalam perekonomian daerah maupun nasional
(Kementrian Keuangan).Namun dalam pengembangannya tidak lepas dari masalah yang
dihadapi. Modal menjadi salah satu kendala yang dihadapi UMKM. Guna mengatasi
masalah tersebut, pemerintah memfasilitasi dana pinjaman bank. Program pemerintah
terkait dana modal UMKM adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang berhasil disalurkan
sebesar Rp 159,2 triliun pada tahun 2014 (Kementrian Keuangan).
Untuk mengajukan pinjaman tersebut, UMKM diharuskan untuk menyertakan laporan
keuangan, sebagai syarat untuk mengajukan pinjaman dana. Kendati demikian, laporan
keuangan menjadi kendala lain yang dihadapi UMKM selain modal. Adanya laporan
keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi pengguna yang berkepentingan. Pada
prakteknya masih banyak pelaku usaha mikro kecil dan menegah yang belum sepenuhnya
melakukan pencatatan akuntansi sesuai dengan standar yang telah ditentukan bagi laporan
keuangan UMKM (Salmiah, et al, 2015).
Laporan keuangan juga digunakan sebagai pertanggungjawaban kepada pemilik
usaha, serta sebagai penilaian hasil perkembangan usaha kepada investor maupun kreditur
yang telah meminjamkan sejumlah dana. Kelemahan UMKM dalam menyusun laporan
keuangan dikarenakan masih minimnya pemahaman dan pentingnya melakukan
pencatatan akuntansi sebagai laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP yang merupakan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas dan diterbitkan oleh Ikatan
Akuntansi Indonesia. Hal tersebut dianggap susah dan rumit oleh pelaku usaha yang
bersangkutan (Jeni, 2014). Untuk itu diperlukan adanya pemahaman yang cukup, baik
oleh pemilik maupun karyawannya dalam melakukan pencatatan akuntansi sebagai
laporan keuangan atas kegiatan suatu usaha. Seiring berjalannya usaha, banyak pelaku
usaha yang kurang menyadari pentingnya melakukan pencatatan keuangan.
Kurangnya pemahaman dalam menyusun laporan keuangan dan dianggap terlalu
rumit menjadikan para pelaku usaha enggan untuk melakukan hal tersebut. Karena dari
pencatatan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui laba usaha, menentukan harga
pokok produksi, maupun untuk kepentingan lainnya. Untuk itu diperlukan pemahaman
dalam pencatatan keuangan sebagai bentuk laporan keuangan usaha.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa itu Standar Operasional Manejemn KJKS/USP?
b. Apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi Laporan Keuangan Koperasi?
c. Apa itu Sistem Informasi Laporan Keuangan UMKM?

1.3. Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui Standar Operasional Manejemn KJKS/USP
b. Untuk mengetahui Sistem Informasi Laporan Keuangan Koperasi
c. Untuk mengetahui Sistem Informasi Laporan Keuangan UMKM
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Standar Operasional Manjemen KJKS / USP


1. Pengertian KJKS/UJKS
Koperasi jasa keuangan syari’ah (KJKS) adalah koperasi yang kegiatan
usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai dengan
pola bagi hasil (syari’ah). Sedangkan unit jasa keuangan syariah (UJKS) adalah
unit Koperasi yang bergerak di bidang Pembiayaan, Investasi dan simpanan sesuai
pola bagi hasil (syariah) sebagai bagian dari kegiatan koperasi yang bersangkutan.
Praktek usaha koperasi yang dikelola secara syariah telah tumbuh dan
berkembang di masyarakat serta mengambil bagian penting dalam
memberdayakan ekonomi masyarakat. Di masyarakat telah bermunculan BMT
yang bernaung dalam kehidupan payung hukum koperasi. Hal inilah yang
mendorong Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah untuk
menerbitkan Surat Keputusan Nomor 91/Kep/MKUKM/IX/2004 Berdasarkan
ketentuan yang disebut Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) yang kegiatan
usahanya bergerak dibidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi
hasil (syariah).
Dengan demikian semua BMT yang ada di Indonesia dapat digolongkan
dalam KJKS, yang mempunyai paying hukum dan legal kegiatan operasionalnya
asal saja memenuhi ketentuan perundangundangan yang berlaku. Pengertian BMT
adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan konsep baitul mal wat
tamwil, BMT sesuai namanya terdiri dari dua fungsi utama, baitul maal (bait =
rumah maal= harta) dimaksudkan sebagai lembaga amil, zakat (LAZ) yaitu
menerima titipan dana zakat, infaq dan shadaqah serta mengoptimalkan
distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya, baitut tamwil (bait =
rumah, attamwil = pengembangan harta) melakukan kegiatan pengembangan
usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi
pengusaha mikro dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan
menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.
Dalam definisi operasionalnya KJKS adalah lembaga usaha ekonomi rakyat
kecil yang beranggotakan orang atau badan hukum berdasarkan prinsip syari’ah
dan prinsip koperasi. Dalam melaksanakan kegiatannya KJKS mempunyai asas
dan
landasan, visi, misi, fungsi dan prinsip-prinsip serta ciri khas yang dimiliki oleh
KJKS sebagai lembaga keuangan syari’ah nonbank yang mempunyai legalitas dan
berbadan hukum. Sebagai suatu badan usaha, koperasi harus mempunyai kegiatan
usaha yang jelas baik bidang produksi, konsumsi, simpan pinjam dan jasa lainnya.
Koperasi mempunyai anggota minimal 20 orang yang memenuhi syarat dan
susunan kepengurusan sebagaimana diatur dalam AD/ART koperasi, dengan
berasaskan kekeluargaan dalam melaksanakan kegiatannya koperasi senantiasa
menjujung tinggi asas kekeluargaan dan kebersamaan (dari anggota, oleh anggota,
untuk anggota) dalam semua kegiatan usahanya. Rapat anggota merupakan
keputusan tertinggi yang Rodoni, Prof. DR. ahmad dan Prof. DR.Abdul hamid,
lembaga keuangan syari’ah, Jakarta: Zikrul Hakim, dinamakan (RAT) rapat
anggota tahunan yang merupakan ajang pertemuan semua anggota dan pengurus
untuk membuat rumusan berdasarkan laporan dan data yang telah
dipertanggungjawabkan, mengevaluasi, serta kebijaksaan di masa datang dalam
peningkatan pelayanan dan kesejahteraan para anggota.
2. Tujuan Pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Koperasi syariah memiliki tujuan pada umumnya, yaitu untuk memajukan
kesejahteraan para anggotanya dan masyarakat luas serta membantu membentuk
perekonomian Indonesia berdasarkan penerapan dari nilai-nilai yang diajarkan
Islam. Tujuan Pendirian KJKS Dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 35.3/Per/M.KUKM/X/2007,
disebutkan bahwa tujuan pendirian KJKS adalah:
1) Meningkatkan program pemberdayaan ekonomi, khususnya di kalangan Usaha
Mikri, kecil menengah, dan koperasi melalui sistem syariah;
2) Mendorong kehidupan ekonomi syariah dalam kegiatan usaha mikro, kecil dan
menengah khususnya dan ekonomi Indonesia pada umunmya;
3) Meningkatkan semangat dan peran serta anggota masyarakat dalam kegiatan
Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
3. Pilar Ekonomi Syariah
1) Aktivitas ekonomi yang berkeadilan dengan menghindari eksploitasi
berlebihan, excessive hoardings, undproductive, spekulatif dan kesewenang-
wenangan.
2) Adanya keseimbangan aktivitas di sektor riil-finansial, pengelolaan risk-
return, aktivítas bisnis-sosial, aspek spiritual-material dan asas manfaat-
kelestarian lingkungan.
3) Orientasi pada kemaslahatan yang berarti melindungi keselamatan kehidupan
beragam, proses regenerasi, serta perlindungan keselamatan jiwa, harta dan
akal.
4. Fondasi Ekonomi Syariah
1) Akidah yang menimbulkan kesadaran bahwa setiap aktivitas manusia
memiliki akuntabilitas ketuhanan sehingga menumbuhkan integritas yang
sejalan dengan prinsip GCG dan market discipline
2) Kaidah syariah (hukum muamalah dibidang ekonomi) yang membimbing
aktivitas ekonomi selalu sesuai syariah
3) Meletakkan tata hubungan bisnis dalam konteks kesetiakawanan guna
kesuksesan bersama
4) Akhlak yang membimbing aktivitas ekonomi senantiasa mengedepankan
kebaikan sebagai cara mencapai tujuan.
5. Jenis Penghimpunan Dana KJKS
Sumber dana yang dapat dihimpun oleh KJKS dan UJKS Koperasi digolongkan
menjadi empat golongan yaitu:
1) Modal, terdiri dari: simpanan Pokok dan Simpanan Wajib (untuk UJKS) dan
Modal Disetor/Modal Tetap (untuk UJKS Koperasi);
2) Dana Investasi Tidak Terikat, seperti Simpanan Berjangka Mudharabah,
3) Dana Investasi Terikat Mudharabah Muqayyadah, serta
4) Dana Titipan; yaitu Simpanan/tabungan wadiah.

2.2. Sistem Informasi Laporan Keuangan


Koperasi
1. Pengguna Laporan Keuangan Koperasi.
Laporan keuangan koperasi selain merupakan bagian dari sistem pelaporan
keuangan koperasi, juga merupakan bagian dari laporan pertanggung jawaban
pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Para pengurus bertanggung jawab dan
wajib melaporkan kepada rapat anggota segala sesuatu yang menyangkut tata
kehidupan koperasi. Dengan demikian jika dilihat dari fungsi manajemen, laporan
keuangan sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu alat evaluasi kemajuan
koperasi. Pengguna utama main user dari laporan keuangan koperasi adalah:
1) Para anggota koperasi
2) Pejabat koperasi
3) Calon anggota koperasi
4) Bank
5) Kreditur
6) Kantor pajak.

Adapun tujuan atau kepentingan pemakai terhadap laporan keuangan Koperasi


yaitu:

1) Menilai pertanggungjawaban penguurus


2) Menilai prestasi pengurus
3) Menilai manfaat yang diberikan Koperasi terhadap anggotanya
4) Menilai kondisi keuangan Koperasi (rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas)
5) Sebagai bahan pertimbangan untuk menemukan jumlah sumber-sumber daya
dan jasa yang akan diberikan kepada Koperasi.
2. Tujuan Laporan Keuangan Koperasi
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna
bagi pemakai utama dan pemakai lainnya. Beberapa hal yang dapat
diinformasikan oleh laporan keuangan adalah:
1) Manfaat yang diperoleh setelah menjadi anggota koperasi.
2) Prestasi keuangan koperasi selama suatu periode.
3) Transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomis,
kewajiban, dan kekayaan bersih dalam suatu periode. Transaksi yang berkaitan
dengan anggota dipisahkan dengan yang bukan anggota.
4) Informasi yang penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan
solvabilitas koperasi.
3. Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi
Karakteristik dari laporan keuangan Yaitu:
1) Lapoaran keuangan merupakan bagian dari pertanggungjawaban pengurus
kepada para anggotanya di dalam Rapat Anggota Tahunan RAT.
2) Laporan keuangan biasanya meliputi neraca laporan posisi keuangan, laporan
sisa hasil uasaha, dan laporan arus kas yang penyajiannya dilakukan secar
komparatif.
3) Laporan keuangan yang disampaikan pada RAT harus ditandatangani oleh
semua anggota pengurus koperasi UU No. 251992, pasal 36, ayat 4.
4) Laporan laba rugi menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha SHU.
5) SHU yang berasal dari transaksi anggota maupun non anggota didistribusikan
sesuai dengan komponen-komponen pembagian SHU yang telah diatur dalam
AD atau ART koperasi.
6) Laporan keuangan koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi
dari koperasi-koperasi.

2.3. Sistem Informasi Keuangan UMKM


1. Sistem Informasi Keuangan UMKM
Dalam pengembangan Sistem Informasi Laporan Keuangan UMKM terdapat
kebutuhan fungsional dan non fungsional sistem. Kebutuhan fungsional dalam
Sistem Informasi Laporan Keuangan UMKM, antara lain:

1) Fungsi Login = Fungsi login digunakan untuk memberikan hak akses yang
berbeda pada setiap user pengguna sistem, sesuai dengan kebijakan usaha
yang dilakukannya.
2) Fungsi Kelola Data Master
a. User Kelola Data Master user digunakan untuk:
- Menambah atau mengedit data user
- Melakukan setting hak akses setiap user yang ada dalam
sistem, sehingga user dibatasi dengan fitur-fitur tertentu yang
ada
b. Kelola Barang/Barang ProduksiKelola Barang/Barang Produksi
digunaka untuk:
- Menambahkan data barang / barang produksi baru
- Mengedit data barang
- Mengaktifkan/me-nonaktifkan data barang sehingga data
yang tidak aktiftidak perlu ditampilkan dalam data barang
c. Kelola Supplier = Kelola Data Supplier digunakan untuk
menambahkan ataupun mengedit data supplier. Dengan adanya data
supplier sistem bisa memberikan informasi barang- barang apa saja
yang dibeli dari supplier tersebut.
d. Kelola Data Customer = Kelola data Customer digunakan untuk
menambahkan data customer baru maupun mengedit data customer
yang sudah ada. Dengan adanya pengelolaan data customer nantinya
dapat dikembangkan untuk program member customer ataupun untuk
memberikan kebijakan discount yang diberikan berdasarkan transaksi
pembelian yang dilakukan oleh customer tersebut pada periode
sebelumnya.
3) Fungsi Pembelian
a. Fungsi Order Pembelian (PO) = Pada fungsi ini bagian pembelian bisa
melakukan pemesanan pembelian kepuda supplier berdasarkan stok
barang yang ada di gudang. Fungsi ini adalah hal yang bisa dilakukan
tidak bisa. Jika tidak dilakukan berarti langsung pada penggunaan
fungsi pembelian.
b. Fungsi Pembelian = Fungsi Pembelian digunakan untuk menginput
barang-barang yang dibeli dari pemasok. Dimana fungsi pembelian
bisa
dilakukan tanpa harus melakukan pemesanan terlebih dahulu. Jika
pembelian menggunakan pesanan pembelian, maka ketika
memasukkan item pembelian tinggal menggunakan faktur PO yang
telah dibuat sebelumnya. Dengan syarat babwa item dan kuantiti
barang tidak mengalami penambahan.
c. Fungsi Retur Pembelian = Fungsi retur pembelian digunakan untuk
mencatat aktifitas retur pembelian kepada pemasok. Dimana jika
terjadi retur pembelian akan mempengaruhi stok barang yang ada,
sehingga nilai stok akan berkurang.
4) Fungsi Produksi Harian
Pada fungsi produksi harian, admin melakukan input produksi harian
ke dalam sebuahform berdasarkan berapa banyak jumlah produksi yang
dilakukan oleh UMKM tersebut. Selain untuk menginput produksi harian,
pada fungsi ini juga bisa melakukan produksi berdasarkanorder penjualan.
Admin juga bisa melakukan kelola data produksi seperti edit atau delete, data
produksi bukan hanya input data saja. Data yang sudah tersimpan akan masuk
secara otomatiske dalam database yang akan ditampilkan di form produksi
harian.
5) Fungsi Penjualan
a. Order Penjualan = Pada fungsi ini bagian penjualan bisa menerima
order penjualan dari costumer berdasarkan permintaan costumer dan
stok barang yang ada digudang. Fungsi ini sifatnya opsional bisa
dilakukan bisa tidak. Kalau tidak dilakukan berarti langsung pada
penggunaan fungsi penjualan.
b. Penjualan = Fungsi penjualan digunakan untuk menginputkan barang-
barang yang dijual. Dimana fungsi penjualan bisa dilakukan tanpa
harus melakukan order penjualan terlebih dahulu. Jika pembelian
menggunakan order penjualan, maka ketika input item pembelian
tinggal menggunakan faktur order penjualan yang telah dibuat
sebelumnya.
c. Retur Penjualan = Fungsi retur penjualan dilakukan jika customer tidak
jadi membeli suatu barang tetapi transaksi pembelian telah di closing.
Jika retur pembelian dilakukan maka stok barang akan bertambah.
6) Fungsi Hutang & Piutang

a. Pembayaran Hutang = Transaksi pembayaran hutang digunakan untuk


menginputkan data transaksi pembayaran hutang ke supplier.
b. Penerimaan Piutang = Transaksi penerimaan piutang digunakan untuk
menginputkan data transaksi penerimaan piutang dari costumer.
7) Kebutuhan non fungsional Sistem Informasi Laporan Keuangan UMKM
adalah:
a. Database sistem bisa melakukan autobackup secara periodic
b. Pada saat komputer klien terjadi gangguan koneksi pada server, maka
komputer klien tetap dapat melakukan transaksi dan disimpan pada
database temporary
c. Ketika koneksi sudah terhubung dengan normal maka komputer klien
secara otomatismengirim data transaksinya ketika offline
d. Dalam kondisi koneksi normal data bisa diakses kurang dari 10 detik
2. Karakteristik Laporan Keuangan UMKM
Karakteristik laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna. Berdasarkan SAK EMKM
karakteristik laporankeuangan adalah sebagai berikut:
1) Relevan = Informasi didalam laporan keuangan dapat digunakan oleh
pengguna untuk proses pengambilan sebuah keputusan. Informasi
dikatakan relevan ketika informasi teraebut dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan ekonomi pengguna dengan cara
membantunyamengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa
depan, menegaskan, atau mengoreksihasil evaluasinya di masa lalu.
2) Representasi Tepat = Informasi disajikan dilaporan keuangan secara tepat
atau secara apa yang seharusnya disajikan dan bebas dari kesalahan
material dan bias. Informasi dipandang bersifat material jika kelalaian
untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut
dapatmempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar
laporan keuangan.
3) Keterbandingan = Informasi dalam laporan keuangan entitas dapat
dibandingkan antar periode untukmengidentifikasikan kecenderungan
posisi dan kinerja keuangan. Informasi dalam laporankeuangan entitas juga
dapat dibandingkan antar entitas untuk mengevaluasi posisi dan
kinerjakeuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan
keuangan antar entitas untukmengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan secara relatif. Karenaitu, pengukuran dan
penyajian dampak keuangan dan transaksi serta peristiwa lain yang
serupaharus dilakukan secara konsisten untuk suatu entitas, antar periode
untuk entitas tersebut, danuntuk entitas yang berbeda.
4) Keterpahaman = Informasi yang disajikan dapat dengan mudah dipahami
oleh pengguna. Penggunadiasumsikan memiliki pengetahuan yang
memadai serta kemauan untuk mempelajari informasitersebut dengan
penuh ketekunan.

3. Standar Akuntansi Laporan Keuangan UMKM


SAK EMKM adalah kepanjangan dari Standar Akuntansi Keuangan Entitas MikroKecil
Menengah yang dirancang secara khusus sebagai patokan standar akuntasi keuangan pada
UMKM. Standar Keuangan ini disusun dan disahkan oleh IAI atau Ikatan Akuntasi
Indonesia sebagai sebuah organisasi profesi yang menaungi seluruh akuntan di
Indonesia.Sesuai dengan namanya,
SAK EMKM dirancang khusus untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sesuai
Undang Undang No 20 Tahun 2008 yang berlaku aktif mulai 1 Januari
2018.Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi posisi
keuangan dan kinerjasuatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna
dalam pengambilan keputusanekonomi. Informasi tersebut berguna bagi kreditor
maupun investor untuk pengambilankeputusan ekonomi sekaligus
pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik usaha. Dasar pengukuran unsur
laporan keuangan dalam SAK EMKM adalah biaya historis. Cara penyajian
laporan keuangan UMKM telah disusun secara rinci pada SAK EMKM. Laporan
keuangan UMKM minimal terdiri dari:
1) Laporan posisi keuangan
Informasi posisi keuangan entitas terdiri dari informasi mengenai aset,
liabilitas, danekuitas entitas pada tanggal tertentu, dan disajikan dalam laporan
posisi keuangan. Unsur-unsur tersebut didefinisikan sebagai berikut:
a) Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari
peristiwamasa lalu dan yang dari mana manfaat ekonomi di masa
depan diharapkan akandiperoleh oleh entitas. Manfaat ekonomi masa
depan suatu aset adalah potensi asettersebut untuk memberikan
kontribusi, baik secara langsung maupun tidaklangsung, terhadap arus
kas entitas.
Arus kas tersebut dapat timbul dari penggunaanmaupun pelepasan aset.
Aset sendiri terbagi menjadi dua macam yaitu aset yangmemiliki
wujud dan aset tidak memiliki wujud (tak berwujud).
b) Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa
masa lalu, yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar dari
sumber daya entitas ya ngmengandung manfaat ekonomi. Karakteristik
esensial dari liabilitas adalah kewajiban yang dimiliki entitas saat ini
untuk bertindak atau untuk melaksanakansesuatu dengan cara tertentu
yang dapat berupa kewajiban hukum atau kewajibankonstruktif.
Kewajiban hukum dapat dipaksakan menurut hukum sebagai
konsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan perundangan.
Kewajibankonstruktif yaitu kewajiban yang biasanyamelibatkan
pembayaran kas, penyerahanaset selain kas, pemberian jasa, dan/atau
penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain.
c) Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh
liabilitasnya.Klaim ekuitas adalah klaim atas hak residual atas aset
entitas setelah dikurangiseluruh liabilitasnya. Klaim ekuitas merupakan
klaim terhadap entitas, yang tidakmemenuhi definisi liabilitas.Laporan
posisi keuangan entitas mencakup pos-pos berikut :
- Kas dan setara kas
- Piutang
- Persediaan
- Aset tetap
- Utang usaha
- Utang bank
- Ekuitas
2) Laporan laba rugi
Informasi kinerja keuangan entitas terdiri dari informasi mengenai penghasilan
dan beban selama periode pelaporan, dan disajikan dalam laporan laba rugi.
Unsur- unsur tersebutdidefinisikan sebagai berikut:
a) Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomik selama
periode pelaporandalam bentuk arus kas masuk atau kenaikan asset,
atau penurunan liabilitas yangmengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi penanam modal.Penghasilan meliputi
pendapatan dan keuntungan. Pendapatan adalah penghasilanyang
timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang normal, misalnya:
penjualan, imbalan, bunga, dividen, royalti, dan sewa. Keuntungan
mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi penghasilan namun
tidak termasuk dalam kategori pendapatan, misalnya: keuntungan dari
pelepasan aset.
b) Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomik selama periode
pelaporan dala bentuk arus kas keluar atau pemurunan asset, atau
kenaikan liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
disebabkan oleh distribusi kepada penanam a modal. Beban mencakup
beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang normal
dan kerugian. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas
yang normal, misalnya: beban pokok penjualan, upah, dan penyusutan.
Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban
namun tidak termasuk dalam kategori beban yang timbul dari
pelaksanaan aktivitas entitas yang yang normal, misalnya: kerugian
dari pelepasan aset. Laporan laba rugi entitas mencakup pos-pos
berikut:
- Pendapatan
- Beban keuangan
- Beban pajak
3) Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan memuat:
a) Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
SAK EMKM
b) Ikhtisar kebijakan akuntansi
c) Informasi tambahan dan rincian pos tertentu yang menjelaskan
transaksi penting dan material sehingga bermanfaat bagi pengguna
untuk memahami laporan keuangan.

Jenis informasi tambahan dan rincian yang disajikan bergantung pada


jenis kegiatan usaha yang dilakukan oleh entitas. Catatan atas laporan
keuangan disajikan secara sistematis sepanjang hal tersebut praktis. Setiap pos
dalam laporan keuangan merujuk-silang ke informasi terkait dalam catatan
atas laporan keuangan.
BAB III

PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 9 tahun 1995 pengelolaan usaha simpan
pinjam oleh KSP/USP Koperasi adalah manajemen pelayanan jasa keuangan berupa (1)
Penghimpunan dana (2) Penyaluran dana dalam bentuk pinjaman kepada anggota, calon
anggota dan koperasi lain dan anggotanya. Ketentuan dan kebijakan yang harus dipenuhi
oleh menajemen KSP/USP Koperasi dalam melaksanakan kegiatan penghimpunan dan
penyaluran dana. KJKS adalah lembaga usaha ekonomi rakyat kecil yang beranggotakan
orang atau badan hukum berdasarkan prinsip syari’ah dan prinsip koperasi. Laporan
keuangan koperasi selain merupakan bagian dari sistem pelaporan keuangan koperasi,
juga merupakan bagian dari laporan pertanggung jawaban pengurus tentang tata
kehidupan koperasi. Laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna. Standar Akuntansi Keuangan Entitas
MikroKecil Menengah yang dirancang secara khusus sebagai patokan standar akuntasi
keuangan pada UMKM. SAK EMKM dirancang khusus untuk Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah sesuai Undang Undang No 20 Tahun 2008 yang berlaku aktif mulai 1 Januari
2018.
DAFTAR PUSTAKA

Sumantri, Bambang Agus. 2017. Manajemen Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM). Kediri. Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Ke

https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/3144/3/62411079_Bab2.pdf

https://text-id.123dok.com/document/6zk7m4jpq-pengguna-laporan-keuangan-koperasi-
tujuan- laporan-keuangan-koperasi-karakteristik-laporan-keuangan-koperasi.html

Rancang Bangun Sistem Informasi Laporan Keuangan Untuk Usaha Mikro, Kecil Dan
Menengah (Umkm). Sugiyanto. Jurnal Ilmiah NERO Vol. 3, No.2

https://www.researchgate.net/publication/326317131_Rancang_Bangun_Sistem_Informa
si_Laporan_Keuangan_Untuk_Usaha_Mikro_Kecil_dan_Menengah_UMKM.

You might also like