You are on page 1of 25

STRATEGI PENGEMBANGAN

KOPERASI & UMKM

NAMA KELOMPOK :

1. NI WAYAN SETIA DEVI (29)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

1.3 Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 4

2.1 Alternatif Pembinaan Koperasi & UMKM.................................................. 4

2.2 Pembinaan dalam Aspek Manajemen & Pemasaran ................................... 9

2.3 Strategi Penguatan Koperasi ...................................................................... 13

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 20

PENUTUP......................................................................................................................... 20

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 20

3.2 Saran .................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 22

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil

menyelesaikan makalah yang berjudul “STRATEGI PENGEMBANGAN

KOPERASI & UMKM”

Makalah ini berisikan tentang sifat perencanaan strategi, analisis atas usulan

program baru, analisis program yang sedang berjalan, proses perencanaan strategi.

Diharapkan makalah ini dapat menambahkan pengetahuan kita semua mengenai

perencanaan strategi. Kami menyadaribahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembimbing dan teman-teman yang bersifat

membangun, selalu kami harapkan demi lebih baiknya makalah ini.

Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

kepada semuapembaca yang budiman.

Badung, 25 Oktober 2022

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi

bahwa UMKM

(Usaha Mikro, Kecil, Menengah) adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis

dan menyangkut hajat hidup orang banyak, sehingga menjadi tulang punggung

perekonomian nasional. Rendahnya profesionalisme sumber daya manusia yang

mengelola, keterbatasan permodalan dan akses terhadap perbankan dan pasar,

kemampuan penguasaaan teknologi yang rendah menjadi permasalahan yang harus

dicarikan solusi untuk strategi penguatan UMKM.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis

dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam

pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam

pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara

kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang

mengalami stagnansi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) terbukti lebih Tangguh dalam menghadapi krisis tersebut.

Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak

berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada UMKM, terlebih lagi

1
unit usaha ini seringkali terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil

dan belum mampu bersaing dengan unit usaha lainnya. Oleh karena itu, makalah ini

dibuat untuk mengetahui bagaimana strategi

pengembangan dalam Koperasi dan UMKM.

Pengembangan usaha skala mikro tersebut diarahkan untuk meningkatkan

kapasitas usaha dan keterampilan pengelolaan usaha, serta sekaligus

meningkatkan kepastian dan perlindungan usahanya, sehingga menjadi unit usaha

yang lebih mandiri, berkelanjutan dan siap untuk tumbuh dan bersaing.

Pemberdayaan koperasi dan UKM juga diarahkan untuk mendukung penciptaan

kesempatan kerja dan peningkatan ekspor, antara lain melalui peningkatan

kepastian berusaha dan kepastian hukum, pengembangan sistem insentif untuk

menumbuhkan wirausaha baru berbasis teknologi dan/atau berorientasi ekspor,

serta peningkatan akses dan perluasan pasar ekspor bagi produk-produk koperasi dan

UKM. Melalui koperasi dan UMKM ini diharapkan mampu mewujudkan

kedaulatan ekonomi yang mengutamakan kesejahteraan rakyat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja alternatif pembinaan Koperasi & UMKM?

2. Siapa saja yang terlibat dalam aspek manajemen dan pemasaran?

3. Apa saja strategi penguatan Koperasi & UMKM?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja alternatif pembinaan Koperasi & UMKM

2. Untuk mengetahui apa saja yang terlibat dalam aspek manajemen dan

pemasaran

2
3. Untuk mengetahui apa saja strategi penguatan Koperasi & UMKM

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Alternatif Pembinaan Koperasi & UMKM

Tingginya perbedaan tingkatan sosial ekonomi kelompok BUMN dan

usaha besar dengan UMKM seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah. Hal

tersebut diperlukan agar pemerintah dapat memerankan dirinya secara lebih optimal

di dalam sektor ekonomi skala UMKM yang umumnya bergerak pada sektor-sektor

informal. Penentuan berbagai kebijakan yang diperuntukkan bagi UMKM, khususnya

usaha yang berada pada skala mikro (informal), haruslah melibatkan pelaku usaha

mikro itu sendiri untuk merumuskan serta menentukan berbagai instrumen

kebijakan. Jika mereka tidak dilibatkan, berbagai kebijakan yang dibuat akan

menyimpang dari harapan dan pada akhirnya tidak akan memberikan manfaat

kepada kelompok ekonomi yang bergerak pada sektor ini. Pengalaman di

berbagai tempat menunjukkan, tidak sedikit kebijakan yang dibuat pada akhirnya

tidak memberikan manfaat dan bahkan menambah beban UMKM.

Seharusnya, pemerintah perlu mengadakan dialog dengan para PKL agar

tercapai kesepahaman di antara kedua belah pihak. Jika tidak terjadi kesepahaman,

pemerintah dapat saja membuat perencanaan bersama sehingga hal-hal yang tidak

diinginkan dapat dihindari. Mengingat pentingnya sektor informal (UMKM) dan

koperasi sebagai basis ekonomi rakyat, beberapa pola pembinaan perlu dijalankan

secara simultan, terutama menyangkut kemitraan, pembiayaan, dan pengembangan

usaha.

4
1) Kemitraan

Kemitraan merupakan sebuah konsep yang menampung aspirasi kelompok

yang berafiliasi dalam program pembangunan guna menumbuh kembangkan

dan menjamin keberlanjutan jaringan untuk mendukung inisiatif dan menggali

potensi local. Dalam mengembangkan kemitraan, masing-masing mitra harus

sensitif dan menunjukkan komitmen serta empatinya tidak saja terhadap apa yang

menjadi tujuan kemitraan tersebut, tetapi juga terhadap apa yang menjadi tujuan

masing-masing individu.

2) Pembiayaan

Guna mengoptimalkan peran koperasi dan UMKM sebagai basis ekonomi

rakyat, sesungguhnya pemerintah telah membuat berbagai kebijakan dan regulasi

yang ditunjukkan untuk memberikan bantuan biaya lansung, maupun lembaga

keuangan dengan mendirikanatau menugaskan bank dan lembaga keuangan lainnya

guna menyalurkan bantuan keuangan bagi UMKM. Bentuk yang sudah dilakukan

di antaranya adalah mendirikan atau memfasilitasiberdirinya lembaga penjamin

dan asuransi kredit serta pemberian bantuan teknis lainnya (Achyar Ilyas, 2004).

3) Pengembangan Usaha

Pengembangan koperasi dan UMKM merupakan langkah penting dalam

meningkatkan dan memperkuat sendi-sendi dasar perekonomian khususnya

penyediaan lapangan kerja dan pembentukan usaha-usaha boru. Mengingat peron

strategis tersebut, hendaknya perencanaan pengembangan koperasi dan UMKM harus

5
dilakukan secara sistematis dan menyeluruh, baik pada tataran makro maupun mikro.

Pengembangan koperasi dan UMKM hendaknya bertujuan untuk:

a. Menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif termasuk membuka kesempatan

usaha baru yang seluas-luasnya bagi masyarakat, serta menjamin kepastian

usaha disertai adanya efisiensi ekonomi.

b. Mengembangkan sistem pendukung usaha bagi koperasi dan UMKM

untuk meningkatkan akses kepada sumber daya prodüktif sehingga dapat

membuka kesempatan bagi berbagai potensi masyarakat untuk memanfaatkan

berbagai sumber daya, terutama sumber daya lokal yang tersedia.

c. Mengupayakan pengembangan kewirausahaan terutama dengan cara

memanfaatkan berbagai keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif.

Pembinaan dan Pengembangan Koperasi dan UMKM dimaksudkan untuk

memberi dorongan, memperkokoh dan memantapkan organisasi, manajemen serta

usaha Koperasi, Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengah. Pembinaan dan

Pengembangan Koperasi dan UMKM bertujuan untuk mewujudkan Koperasi yang

berkualitas dan menumbuhkan kewirausahaan UMKM yang tangguh dan mandiri

sehingga menjadi kekuatan ekonomi rakyat dan berakar dalam masyarakat. Serta untuk

menciptakan iklim usaha yang kondusif pada berbagai tingkatan pemerintahan agar

Koperasi dan UMKM dapat berdaya saing dalam dan luar negeri. Pembinaan dan

pengembangan Koperasi dan UMKM didasarkan pada prinsip-prinsip:

1. Pemberdayaa

2. Pemberian kesempatan berusaha; dan

3. Perlindungan usaha

6
Pembinaan dan pengembangan Koperasi dan UMKM meliputi:

1. Pembinaan kelembagaan;

2. Pengembangan sumber daya manusia;

3. Fasilitasi pembiayaan atau permodalan;

4. Pengembangan penerapan teknologi;

5. Pengembangan produksi;

6. Fasilitasi pemasaran dan promosi; dan

7. Perlindungan usaha.

Pembinaan dan pengembangan Koperasi dan UMKM sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 ayat (2) difasilitasi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tapin:

a. Pasal 5

1. Ayat (1) Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Koperasi dan UMKM

meliputi:

a) Meningkatkan dan memantapkan fungsi kelembagaan,

ketatalaksanaan dan sumber daya manusia koperasi dan UMKM;

b) Fasilitasi pembiayaan dan permodalan bagi Koperasi dan UMKM;

c) Penerapan teknologi yang dapat meningkatkan mutu dan

produktifitas bagi Koperasi dan UMKM;

d) Pengembangan sarana dan prasarana produksi bagi usaha Koperasi

dan UMKM; dan

e) Fasilitasi pemasaran dan promosi produk-produk unggulan Koperasi

dan UMKM

7
2. Ayat (2) Kegiatan pembinaan dan pengembangan Koperasi dan UMKM

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pelaksanaannya diatur dengan

Peraturan Bupati.

b. Pasal 6

1. Ayat (1) Pemerintah Kabupaten Tapin menjalankan tugas dan fungsinya

memberikan pembinaan dan bimbingan teknis, baik diminta maupun tidak

diminta oleh Koperasi dan UMKM guna mendorong pertumbuhan dan

pengembangan iklim usaha yang kondusif.

2. Ayat (2) Dalam menciptakan dan mengembangkan iklim usaha yang

kondusif Pemerintah Kabupaten Tapin memberi kesempatan berusaha

seluas-luasnya kepada Koperasi dan UMKM.

3. Ayat (3) Kesempatan berusaha dapat berupa peningkatan jaringan dan

kemitraan usaha yang saling menguntungkan baik antar Koperasi dan

UMKM maupun antar Koperasi dengan badan usaha lainnya.

4. Ayat (4) Pembinaan dan Pengembangan kelembagaan dan keusahaan

Koperasi dan UMKM dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten

Tapin.

5. Ayat (5) Pembinaan dan Pengembangan Koperasi dan UMKM yang

dilakukan Dekopinda dan Kadinda berkoordinasi dengan Pemerintah

Kabupaten Tapin.

c. Pasal 7

8
1. Ayat (1) Pemerintah Kabupaten Tapin dalam memberikan bimbingan teknis

berorientasi kepada pemberian kemudahan dan perlindungan bagi Koperasi

dan UMKM.

2. Ayat (2) Pemerintah Kabupaten Tapin dapat memberikan fasilitasi dan

kemudahan untuk memperoleh permodalan, kesempatan usaha, juga

kemudahan dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan, bimbingan

manajemen, alih teknologi serta jaringan usaha.

3. Ayat (3) Setiap fasilitas permodalan dari Pemerintah, BUMN dan Swasta

dibawah koordinasi Bupati dilakukan melalui dinas yang membidangi

Koperasi dan UMKM

2.2 Pembinaan dalam Aspek Manajemen & Pemasaran

Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil atau pernyataan menjadi baik.

Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan, atau pertumbuhan,

terjadinya evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang atau peningkatan sesuatu.

Lebih lanjut lagi dikatakan bahwa dua unsur dalam pengertian ini yakni pembinaan

itu bisa berupa suatu tindakan, proses, atau pernyataan tujuan, dan kedua pembinaan

menunjuk kepada perbaikan atas sesuatu. Terciptanya pola pembinaan UMKM yang

terintergrasi melalui:

1. Pemberian pinjaman harus dikaitkan dengan program pelatihan yang

dilaksanakan

2. Supervisi yang dilakukan oleh lembaga pedoman dalam pelaksanaan

monitoring

9
Rendahnya pengetahuan pengelolaan usaha dan pemasaran di kalangan para

entrepreneur pemula (wirausahawan), pelaku UMKM dan Koperasi menjadikan

mereka

tidak sanggup bersaing dalam memasarkan produknya. Selama ini sistem pemasaran

yang dilakukan sangat klasik dan tidak inovatif, bahkan budaya “jemput bola” belum

melekat di sebagian besar mereka, inilah salah satu faktor terhambatnya perkembangan

UMKM dan Koperasi yang perlu dibenahi secara sistematik.

Co-opreneurs Club memfasilitasi hal ini secara strategik dengan memanfaatkan

kekuatan-kekuatan internal yang telah dimiliki. Kami mendorong aksi-aksi kreatif yang

melahirkan inovasi-inovasi yang akan mendongkrak ketertinggalan sistem dan metode

pemasaran yang telah ada. Pemanfaatan jaringan komunitas pelaku UMKM dan

Koperasi adalah salah satu pendekatan utama yang dilakukan untuk tujuan ini. Adapun

model pembinaan manajemen usaha dan pemasaran yang dilakukan adalah:

A. Stimulasi Usaha Instan Mandiri

Sebagai stimulasi bagi anggota untuk memulai usaha, disediakan paket usaha

secara instan. Co-opreneurs Club akan bekerjasama dengan pihak ketiga untuk

menyediakan paket usaha ini. Selain itu, anggota lain yang telah memiliki

usahausaha nyata dapat berkontribusi untuk tujuan ini. Paket usaha yang disediakan

diupayakan mewakili dari semua sektor usaha, mulai dari sektor perdagangan, jasa,

distribusi, dan lainnya. Diharapkan dari stimulai ini dapat memberikan gambaran

dan pengalaman kepada anggota dalam mengelola usaha dengan resiko yang

serendah-rendahnya. Adapun jenis usaha yang disediakan saat ini adalah:

1. Co-op Payment System (CPS), Co-opreneurs Club bekerjasama dengan PT.

DK-Pulsa Nusantara dalam menyediakan paket usaha khusus pada autorized

10
distributor pulsa isi ulang untuk semua operator nasional dan payment system

untuk semua jenis pembayaran.

2. Co-op Micro Insurence, Co-opreneurs Club bekerjasama dengan PT. Avrist

Assurance menyediakan produk asuransi mikro untuk kecelakaan dan

kesehatan yang dapat dijangkau oleh kalangan menengah dan kecil untuk hal

mentransfer resiko yang memungkinkan terjadi selama melakukan aktifitas

dalam 24 jam sehari.

3. Books Distribution, Co-opreneurs Club bekerjasama dengan PT. Pustaka

Alvabet dalam menyediakan bentuk usaha distribusi buku khususnya yang

diterbitkan oleh kelompok Pustaka Alvabet. Bisnis ini dianggap cukup penting

mengingat anggota KOPINDO sebagian besar merupakan masyarakat

intelektual di kalangan kampus sehingga dengan hadirnya usaha ini akan

banyak membantu kepentingan intelektualitas para sebagian besar anggota

B. Pengembangan Ekonomi Produktif Berbasis Anggota\

Program fasilitasi melalui pengembangan ekonomi produktif berbasis anggota

dilakukan secara berkelompok dan kelompok ini disebut Co-op Business

Center(CBC) yang terdiri dari anggota Co-opreneurs Club yang telah memenuhi

syarat yang dimotori oleh pelaku-pelaku usaha mikro, kecil dan menengah, yang

dibimbing dan dipandu oleh tenaga fasilitator/motivator yang direkrut oleh

pengurus komunitas secara profesional.

1. Tahap-tahap untuk mengembangkan kelompok ekonomi produktif ini

adalah: Pembentukan CBC (persiapan, pembentukan pegurus, hingga

kegiatan reguler)

11
2. Pengembangan CBC (identifikasi potensi, pengelolaan yang dinamis dan

bertumbuh).

3. Penggalangan modal usaha sesuai rencana usaha yang telah disepakati oleh

anggota.

4. Pelaksanaan Fasilitasi.

5. Selain itu, CBC pun dapat dibentuk dengan cara merevitalisasi atau unitisasi

koperasi yang telah ada namun tidak lagi berjalan dengan baik. Adapun

syarat utama dalam pembentukan CBC ini adalah:

6. Dapat mendirikan CBC jika dalam satu kota/kabupaten telah memiliki

anggota minimal 50 pelaku UMKM atau 100 anggota campuran (pelaku

UMKM dan calon pelaku UMKM).

7. Atau pembentukan CBC dapat dipelopori dari kelompok usaha yang sudah

ada seperti Koperasi, dan atau Paguyuban Usaha. Kriteria untuk ini adalah:

8. Memiliki legalitas. Jika belum maka akan diunitisasi.

9. Memiliki anggota binaan minimal 50 UMKM.

10. Memiliki struktur organisasi, sekurang-kurangnya Ketua, Sekretaris dan

Bendahara.

C. Pengembangan Kreatifitas Usaha

Mengembangkan kreatifitas usaha di kalangan anggota distimulasikan dengan cara:

1. Memotivasi untuk mau belajar dari pengalaman orang lain yang berhasil,

caranya dengan melihat dan mempelajari teknik-teknik tertentu yang

mengembangkan usahanya.

12
2. Berani mencoba melaksanakan keinginan dan siap menghadapi kegagalan,

apabila menghadapi kegagalan, hendaknya merupakan pendorong untuk

mencari jalan keluar.

3. Tidak ragu-ragu dalam mengemukakan gagasan atau tujuan yang ingin

dicapai, dan carilah orang lain atau ahli yang bisa diajak berembuk.

4. Bebas dari perasaan tegang atau beban yang berlebihan, menikmati usaha

yang sedang dilakukan sambil mencari perbaikan.

5. Tidak terpaku cara-cara lama atau aturan-aturan yang kurang rasional.

D. Kendali Resiko Usaha

Cara mengendalikan resiko dengan meminimalisir kemungkinan kerugian adalah:

1. Meningkatkan tenaga kerja yang trampil melalui pelatihan maupun

magang.

2. Bahan baku mudah didapat dan berada di sekitar kita.

3. Kualitas produksi diupayakan terus meningkat.

4. Jumlah produksi diupayakan jangan samapi berlebihan atau kekurangan.

5. Jangan memproduksi sesuatu yang tidak sesuai dengan cuaca, iklim dan

kebutuhan pasar/masyarakat.

6. Mengembangkan kreatifitas usaha.

7. Mengikuti perkembangn pasar.

8. Manjalin kemitraan usaha dengan kelompok usaha/badan usaha yang telah

maju.

2.3 Strategi Penguatan Koperasi

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi, penyedia lapangan kerja terbesar, pemain

13
penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan masyarakat,

pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta kontribusinya terhadap neraca

pembayaran. Efendi Ishak,(2005) sebagai pilar perekonomian nasional, UMKM ternyata

bukan sektor usaha yang tanpa masalah. Dalam perkembangannya, sektor ini justru

menghadapi banyak masalah yang sampai saat ini belum mendapat perhatian serius

untuk mengatasinya. Selain masalah permodalan yang disebabkan sulitnya memiliki

akses dengan lembaga keuangan karena ketiadaan jaminan (collateral), salah satu

masalah yang dihadapi dan sekaligus menjadi kelemahan UMKM adalah kurangnya

akses informasi, khususnya informasi pasar. Hal tersebut menjadi kendala dalam hal

pemasaran, karena dengan terbatasnya akses informasi pasar mengakibatkan rendahnya

orientasi pasar dan lemahnya daya saing di tingkat global. Miskinnya informasi

mengenai pasar tersebut, menjadikan UMKM tidak dapat mengarahkan pengembangan

usahanya secara jelas dan fokus, sehingga jalannya lambat kalau tidak dikatakan stagnan.

Dalam menghadapi mekanisme pasar yang makin terbuka dan kompetitif,

penguasaan pasar merupakan prasyarat untuk meningkatkan daya saing UMKM. Agar

dapat menguasai pasar, maka UMKM perlu mendapatkan informasi dengan mudah dan

cepat, baik informasi mengenai pasar produksi maupun pasar faktor produksi. Informasi

tentang pasar produksi sangat diperlukan untuk memperluas jaringan pemasaran produk

yang dihasilkan oleh UMKM. Menurut Effendi Ishak, (2005). Informasi pasar

produksiatau pasar komoditas yang diperlukan misalnya (1) jenis barang atau produk apa

yang dibutuhkan oleh konsumen di daerah tertentu, (2) bagaimana daya beli masyarakat

terhadap produk tersebut, (3) berapa harga pasar yang berlaku, (4) selera konsumen pada

pasar lokal, regiona, maupun internasional. Dengan demikian, UKM dapat

mengantisipasi berbagai kondisi pasar sehingga dalam menjalankan usahanya akan lebih

14
inovatif. Sedangkan informasi pasar faktor produksi juga diperlukan terutama untuk

mengetahui : (1) sumber bahan baku yang dibutuhkan, (2) harga bahan baku yang ingin

dibeli, (3) di mana dan bagaimana memperoleh modal usaha, (4) di mana mendapatkan

tenaga kerja yang professional, (5) tingkat upah atau gaji yang layak untuk pekerja, (6)

di mana dapat memperoleh alat-alat atau mesin yang diperlukan

Informasi pasar yang lengkap dan akurat dapat dimanfaatkan oleh UMKM untuk

membuat perencanaan usahanya secara tepat, misalnya :

1. membuat desain produk yang disukai konsumen,

2. menentukan harga yang bersaing di pasar

3. mengetahui pasaryang akan dituju, dan banyak manfaat lainnya.

Oleh karena itu peran pemerintah sangat diperlukan dalam mendorong

keberhasilan UMKM dalam memperoleh akses untuk memperluas jaringan

pemasarannya. Selain memiliki kemudahan dan kecepatan dalam memperoleh informasi

pasar, UMKM juga perlu memiliki kemudahan dan kecepatan dalam

mengkomunikasikan atau mempromosikan usahanya kepada konsumen secara luas baik

di dalam maupun di luar negeri. Menurut Naisbit (1994 : 3), perkembangan ekonomi

dunia akan didominasi oleh usaha kecil dan menengah, negara yang memiliki jaringan

yang kuat pada usaha kecilnya akan berhasil dalam persaingan dipasar global.

Pengembangan UMKM juga tidak bisa lepas dari peran LKM (Lembaga Keuangan

Mikro), karena LKM merupakan pihak yang diharapkan mampu memberikan dukungan

kepada UMKM dari sisi permodalan. Berangkat dari fenomena itu maka salah satu syarat

pengembangan UMKM adalah pemberdayaan LKM. Aspek pemberdayaan LKM

meliputi dua aspek, yaitu aspek regulasi dan penguatan kelembagaaan yang bertujuan

untuk mendorong agar kebijakan yang dikeluarkan oleh LKM lebih memihak pada

15
UMKM terutama untuk aksesbilitas permodalan. Oleh karena itu pemberdayaannya

LKM harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan, yang dapat mendorong

peningkatan produktivitas dan daya saing UMKM, serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam penguatan strategi Koperasi &

UMKM

1. Gencarkan Sosialisasi kepada Masyarakat

Mendapatkan modal adalah salah satu masalah umum yang terjadi

pada koperasi yang baru dibuka. Kendalanya adalah mencari anggota

sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan modal yang cukup demi

kelancaran operasi di koperasi tersebut. Untuk menarik minat masyarakat

sekitar diperlukan usaha ekstra agar masyarakat tertarik dengan koperasi

yang baru saja dibuka di lingkungannya tersebut. Caranya sangat beragam,

misalnya dengan menyosialisasikan visi misi koperasi, konsep koperasi,

dan keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh jika ikut serta dalam

kegiatan koperasi tersebut secara luas dan merata kepada masyarakat sekitar.

Sosialisasi ini dapat dilakukan dengan mengamanatkan pesan sosialisasi ini

kepada ketua RW, RT atau sosialisasikan secara langsung ke acara-acara

warga seperti kegiatan ibu-ibu PKK. Dengan cara-cara seperti itu lah

diharapkan semakin banyak warga yang mengetahui keberadaan koperasi

baru tersebut dan semakin banyak pula warga yang mendaftarkan dirinya

menjadi anggota koperasi yang pada akhirnya terkumpullah modal yang

memadai.

2. Membuat Konsep Koperasi yang Berbeda

16
Daya saing yang lemah dibandingkan badan usaha lainnya menjadi salah

satu hal yang menghambat perkembangan koperasi di negeri ini, salah satu

penyebabnya adalah pikiran masyarakat yang beranggapan bahwa koperasi

adalah badan usaha yang kuno, keuntungannya tidak seberapa jika

dibandingkan dengan badan usaha lain, atau memang tidak tertarik dengan

konsep koperasi yang itu-itu saja seperti koperasi simpan pinjam, koperasi

sekolah, koperasi unit desa, koperasi konsumsi dan konsep lainnya yang

memang sudah ada sejak dulu. Membuat konsep baru yang berbeda

dengan konsep-konsep terdahulu bisa menjadi terobosan untuk

meningkatkan daya saing koperasi, tentu saja agar dapat meningkatkan

daya saing konsep yang baru tersebut harus disertai dengan profit yang jauh

lebih besar dengan keuntungan yang didapat dari konsep koperasi yang lama

3. Mengubah Suasana Koperasi Menjadi Lebih Nyaman

Rendahnya kesadaran berkoperasi pada anggota bisa disebabkan oleh

banyak faktor, salah satunya adalah rasa bosan para anggota koperasi dalam

mengikuti kegiatan koperasi yang monoton. Sebagai contoh di daerah tempat

tinggal penulis terdapat satu koperasi simpan pinjam yang saat ini terancam

ditutup karena kendala macetnya iuran wajib. Hal ini bisa disebabkan karena

anggota koperasi tersebut merasa bosan dengan rutinitas yang sebatas datang

untuk menyetorkan iuran atau meminjam uang. Kegiatan yang sedikit

berbeda dan segar bisa jadi peningkat semangat para anggota koperasi

untuk datang ke koperasi.

4. Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja Koperasi

17
Selain seleksi yang tepat terhadap calon tenaga kerja yang akan direkrut

sebagai pengurus koperasi sebaiknya diterapkan pula pelatihan sebagai

bekal keterampilan, sehingga kepengurusan dan pengoperasian koperasi

menjadi lebih tertata dan tercipta kerja sama yang baik antara pengurus dan

anggota koperasi.

5. Penerapan Teknologi Informasi

Salah satu penyebab kurangnya minat masyarakat untuk berpartisipasi

dalam kegiatan koperasi adalah pandangan masyarakat yang menganggap

koperasi sebagai organisasi bisnis kelas bawah, kurang modern dan

terlihat tidak menarik jika dibandingkan dengan organisasi-organisasi

lainnya. Saat ini perkembangan teknologi semakin cepat. Kegiatan

masyarakat pun sudah tidak lepas dari teknologi. Bahkan anak yang masih

duduk di bangku Sekolah Dasar pun sudah sangat dekat dengan teknologi

canggih seperti gadget dan internet. Masyarakat selalu antusias dengan

perkembangan teknologi. Tapi justru hal itu bertolak belakang dengan

koperasi di Indonesia yang terlihat masih “tradisional”

Adapun menurut UU No 25/1992 Pasal 4 tentang tujuan pengembangan dan

pemberdayaan koperasi, yaitu antara lain:

a) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota

pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan

kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

b) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan

manusia dan masyarakat.

18
c) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya.

d) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomia nasional yang

merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi

ekonomi. Sedangkan tujuan pemberdayaan UMKM menurut UU No. 20/2008,

sebagai berikut :

1. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,

berkembang dan berkeadilan

2. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha mikro kecil dan

Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri dan

3. Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah, penciptaan

lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan

pengentasan rakyat dari kemiskinan..

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Meskipun kenyataan terciptanya koperasi yang ideal masih jauh dari cita-

cita, namun semangat untuk menjadikan koperasi sebagai tuan rumah di negeri

sendiri tentu tidak boleh padam. Berhubungan dengan konsep pembangunan

ekonomi Indonesia dan tuntutan UUD 1945, koperasi masih dan akan selalu

dipandang sebagai salah satu elemen ekonomi yang penting dan strategis. Agar

mampu mengemban amanah tersebut maka sudah seharusnya dunia perkoperasian di

Indonesia yang dimotori oleh pemerintah dan segenap stakeholder

perkoperasian berbenah diri. Koperasi harus mampu membangun kekuatan baru,

memperbaiki kelemahan dan tetap menjadi badan usaha yang mempunyai tujuan

memajukan kesejahteraan masyarakat (mereduksi kemiskinan dan pengangguran).

Beberapa solusi yang disampaikan di atas seharusnya perlu menjadi pertimbangan

dan diimplementasikan.

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang buat ini, semoga bermanfaat dan menambah

pengetahuan para pembaca. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam

penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena saya

hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan saya juga sangat

mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

20
Sekian penutup dari saya semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://kalsel.bpk.go.id/wpcontent/uploads/2009/09/perda_tapin_2009_08_pengemba
ngan_ukm.pdf

http://co-opreneur.weebly.com/pembinaan-manajemen-usaha-dan-pemasaran.html

https://www.researchgate.net/publication/307640534_STRATEGI_PENGUATAN_U
SAHA_MIKRO_KECIL_MENENGAH_UMKM_SEBAGAI_REFLEKSI_PEMBEL
AJARAN_KRISIS_EKONOMI_INDONESIA

22

You might also like