Professional Documents
Culture Documents
Pembuatan Formula Bolu Kukus Selobit dan Uji Daya terima sebagai
Kudapan dalam Upaya Pencegahan Ibu Hamil dengan Kurang Energi
Kronis and Anemia
Article history The incidence of Chronic Energy Deficiency (CED) in pregnant women can increase the
mother's risk of anemia, low body weight, bleeding, infectious diseases, and low birth
Received date weight. One of the efforts to reduce the incidence of CED pregnant women is the
25 Oct 2022 provision of additional food (PMT). Steamed Bolu can be an alternative to PMT for
pregnant women. This study aims to determine the acceptability of beetroot cake as PMT
Revised date for pregnant women and the effect of giving beetroot steamed cake on pregnant women's
09 Nov 2022 Hb levels. This type of research is an experiment with a completely randomized design
(CRD). The number of experimental units was 4 treatments and each treatment was
Accepted date repeated with 3 replications. The results of the study were analyzed by ANOVA. The
14 Nov 2022 results of the preference test showed that Formula 2 (addition of 150gr of beets) turned
out to be preferable in terms of taste (p-value=0.452), and aroma (p-value=0.713).
Meanwhile, F1 (addition of 125gr of beets) is preferred in terms of color (p-value=0.922),
Keywords: texture (p-value=0.201), and aroma (p-value=0.713). Formula 3 (addition of 175gr of
beetroot) turned out to contain higher energy, protein, fat, carbohydrates, Fe, and water
Organoleptic; content than other formulas. The results of the trial on pregnant women showed that there
Proximate; was no significant difference between Hb levels before and after being given a steamed
Selobit Steamed Sponge. sponge. This study concludes that formula 1 (F1) is preferred. Then formula 3 (F3)
contains the highest nutrient content. There was no difference in the Hb levels of
pregnant women before and after being given steamed beet cake.
Kata kunci: Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko ibu
terhadap anemia, berat badan rendah, pendarahan, terkena penyakit infeksi, dan BBLR.
Organoleptik; Salah satu upaya untuk menekan kejadian ibu hamil KEK ialah pemberian makanan
Proksimat; tambahan (PMT). Bolu Kukus bisa menjadi alternatif sebagai PMT untuk ibu hamil.
Bolu Kukus Selobit. Penelitian bertujuan untuk mengetahui daya terima bolu kukus bit sebagai PMT ibu hamil
dan pengaruh pemberian bolu kukus bit terhadap kadar Hb ibu hamil. Jenis penelitian ini
adalah eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL). Jumlah satuan unit percobaan
sebanyak 4 perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 replikasi. Hasil
penelitian dianalisis dengan ANOVA. Hasil uji kesukaan menunjukkan bahwa Formula 2
(penambahan bit 150gr) ternyata lebih disukai dari segi rasa (p-value=0,452), dan aroma (p-
value=0,713). Sedangkan F1 (penambahan bit 125gr) lebih disukai dari segi warna (p-
value=0,922), tektur (p-value=0,201), dan aroma (p-value=0,713). Formula 3
(penambahan bit 175gr) ternyata mengandung energi, protein, lemak, karbohidrat, Fe, serta
kadar air yang lebih tinggi dibandingkan formula lainnya. Hasil uji coba pada ibu hamil
menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara kadar Hb sebelum dengan sesudah
diberikan bolu kukus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa formula 1 (F1) lebih
banyak disukai. Kemudian formula 3 (F3) paling tinggi mengandung zat gizi. Tidak ada
perbedaan kadar Hb ibu hamil antara sebelum dengan setelah diberikan bolu kukus bit.
Corresponding Author:
501
502 Jurnal Kesehatan, Volume 13, Nomor 3, Tahun 2022, hlm 501-508
tidak merokok, dan bersedia hadir melakukan uji Pengolahan dan Analisis Data
kesukaan. Data hasil uji tingkat kesukaan oleh panelis
Proses pengujian dilakukan dengan terhadap daya terima bolu kukus selobit diolah
menyajikan bolu kukus selobit tanpa atau dengan dengan menggunakan komputer. Data yang
penambahan Bit dengan proporsi yang berbeda didapat dianalisis melalui uji sidik ragam
secara acak, dimana masing-masing sampel bolu (Anova) pada signifikansi α=0,05 dengan tingkat
kukus selobit dengan taraf perlakuan yang kesalahan 5% untuk mengetahui apakah ada
berbeda disajikan dalam piring plastikyang telah pengaruh penambahan bit terhadap daya terima.
diberikode. Panelis diminta untuk memberikan Jika p hitung lebih kecil atau sama dengan alpha
penilaian bolu kukus selobit tanpa atau dengan 5% maka dapat diartikan terdapat perbedaan hasil
penambahan umbi bit meliputi rasa, aroma dan uji Hedonic Scale Test yang signifikan diantara
warna dengan kriteria Sangat Suka (skor 5), Suka jenis perlakuan. Untuk itu dilanjutkan dengan uji
(skor 4), Agak Suka (skor 3), Tidak Suka (skor Duncan untuk mengetahui jenis perlakuan mana
2), dan Sangat Tidak Suka (skor 1). yang paling disukai.
Pada saat panelis melakukan pengujian Sedangkan data formula bolu kukus yang
diberikan segelas air putih dengan tujuan sebagai didapat dari hasil uji laboratorium metode
penetral rasa makanan di lidah. proksimat berupa nilai gizi energi, protein,
karbohidrat, lemak, Fe, dianalisis secara
Uji Proksimat deskripstif. Demikian juga data yang diperoleh
Uji ini dilakukan untuk mengukur dari uji coba bolu kukus selobit pada ibu hamil
kandungan zat gizi bolu kukus selobit yang anemia di bahas secara deskripsi.
meliputi, energi, protein, karbohidrat , lemak ,
dan Fe, pengujian dilakukan di Laboratorium
Saraswanti Indo Genetitech Bogor. HASIL
Uji Coba Bolu Kukus Selobit pada Ibu hamil Tingkat Kesukaan Formula Bolu Kukus
Anemi Selobit
Sasaran atau kasus untuk uji coba bolu
kukus di lapangan di cobakan kepada 10 orang Pembuatan formula bolu kukus selobit
Ibu hamil Anemi trimester II dan III di Wilayah merupakan produk makanan yang terbuat dari
kerja Puskesmas Nagaswidak Kota Palembang. tepung terigu, tepung ubi ungu, dengan
Formula bolu kukus selobit yang diuji cobakan penambahan umbi bit yang berbeda, dan bahan
adalah formula F3 yang kandungan nilai gizinya lain berupa telur, gula halus, margarin. Setiap
sudah dianalisis secara Laboratorium. Frekuensi formula variasi selobit menghasilkan warna,
pemberian bolu kukus selobit sehari diberi 2 kali aroma, rasa dan tekstur yang berbeda.
(pagi dan sore), dan diberikan selama 10 hari. Hasil penelitian daya terima terhadap
Sebelum bolu kukus selobit diberikan pada tingkat kesukaan formula bolu kukus selobit
ibu hamil sebagai sasaran, maka Kadar Hb ibu dengan 3 kali pengulangan seperti terlihat pada
terlebih dahulu diperiksa oleh tenaga para medis grafik 1 berikut :
di puskesmas. Selanjutnya peneliti memberikan
informasi kepada Ibu hamil tentang harapan yang Grafik 1. Tingkat Kesukaan Panelis terhadap
akan dicapai dalam penelitian ini, dimulai dari Formula Bolu Kukus Selobit
kesediaan ibu hamil anemi menandatangani form
persejutuan untuk dijadikan sebagai responden,
kesediaan ibu untuk mengkonsumsi Bolu kukus
dan tidak dibagikan kepada orang lain selama
penelitian berlangsung. Setelah selesai
pelaksanaan pemberian bolu kukus selobit selama
10 hari, lalu pada hari ke 11 dilakukan
pengecekan kembali kadar Hb ibu untuk
mengetahui apakah ada perubahan kadar Hb awal
yaitu sebelum pemberian bolu kukus selobit dan
setelah 10 hari pemberian bolu kukus selobit
Pada grafik 1 dapat dilihat bahwa
pada ibu hamil tersebut.
persentase rata-rata tingkat kesukaan terhadap
aspek warna, aroma, rasa, dan tektur pada
formula bolu kukus selobit tanpa penambahan
bit (F0), dan penambahan bit (F1, F2, F3) secara
Sumardilah, Pembuatan Formula Bolu Kukus Selobit dan Uji Daya terima sebagai Kudapan … 505
umum diterima dalam kategori suka dengan rasa bolu kukus selobit (p-value=0,00), terhadap
persentase tertinggi terdapat pada Formula 1 warna bolu kukus selobit (p-value=0,00),
(rerata 78,25%) dan terendah terdapat pada terhadap tekstur bolu kukus selobit (p-
Formula 0 (rerata 60,5%). value=0,00), dan terhadap aroma bolu kukus
selobit (p-value=0,00).
Pengaruh Penambahan Umbi Bit terhadap Karena adanya perbedaan yang signifikan
Daya Terima Bolu Kukus Selobit. maka dilanjutkan dengan uji Duncan untuk
mengetahui perbedaan secara nyata tingkat
Rasa kesukaan panelis terhadap rasa, warna, tekstur,
Rasa memegang peranan yang sangat dan aroma bolu kukus selobit dengan perlakuan
penting dalam menentukan habis tidaknya F0, F1, F2 dan F3.
makanan yang disajikan. Rasa dari suatu produk Berdasarkan uji Duncan yang dilakukan
pangan sangat tergantung dari bahan awalnya dapat diketahui bahwa ada perbedaan terhadap
termasuk pada saat proses pembuatan bolu kukus rasa (p-value=0,452) antara perlakuan F0 dengan
selobit. Nilai rerata kesukaan terhadap rasa bolu perlakuan F1, F2, dan F3. Rasa yang paling
kukus selobit adalah sebagai berikut : disukai panelis yaitu bolu kukus selobit dengan
perlakuan F2. Hal yang sama juga ditunjukkan
Tabel 4. Nilai Rerata Kesukaan Panelis terhadap warna (p-value=0,922). Warna yang
terhadap Bolu Kukus Selobit (n=25) paling disukai panelis yaitu bolu kukus selobit
Rasa Warna Tekstur Aroma Rerata dengan perlakuan F1. Untuk tekstur, p-
F0 2,82 2,79 3,09 3,37 3,02 value=0,201. Tekstur yang paling disukai panelis
F1 3,80 3,96 3,93 3,96 3,91 yaitu bolu kukus selobit dengan perlakuan F1.
F2 3,88 3,92 3,76 3,96 3,88 Sedangkan untuk aroma, p-value=0,713. Aroma
F3 3,76 3,92 3,81 3,90 3,85 yang disukai panelis yaitu bolu kukus selobit
dengan perlakuan F1 dan perlakuan F2.
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai rerata
skor kesukaan panelis terhadap rasa, warna, Hasil Uji Laboratorium Bolu Kukus Selobit.
tekstur, dan aroma bolu kukus selobit F0, F1, F2, Uji laboratorium Proksimat dilakukan
dan F3 secara umum dapat diterima oleh panelis. untuk mengetahui kandungan zat gizi F1, F2,
Untuk penilaian terhadap rasa, nilai rerata dan F3 bolu kukus selobit. Berikut hasil uji
tertinggi terdapat pada F2 (3,88), sedangkan nilai laboratorium yang dilakukan di laboratorium
rerata terendah terdapat pada F0 (2,82). Untuk Saraswanti Bogor.
hasil penilaian warna, nilai rerata tertinggi
terdapat pada F1 (3,96) sedangkan nilai rerata Tabel 6.Analisa Proksimat Bolu Kukus Selobit
terendah terdapat pada F0 (2,79). Pada penilaian Nilai Gizi F1 F2 F3
tekstur, nilai rerata tertinggi terdapat pada F3 Energi ( kkal ) 288,30 290,36 298,08
(3,81) dan nilai terendah pada F0 (3,09). Protein ( % ) 4,22 4,03 4,10
Kemudian untuk penilaian aroma, nilai rerata Lemak (%) 12,18 12,76 14,6
tertinggi terdapat pada F1(3,96) dan F2 (3,96), Karbohidrat (%) 40,35 39,85 37,57
sedangkan nilai rerata terendah pada F0 (3,37). Zat Besi (mg) 1,15 0,74 2,89
Secara keseluruhan perlakuan pada F1 Vitamin C - - -
(penambahan bit 125gr) merupakan formula bolu Asam Folat - - -
kukus selobit dengan nilai rerata tertinggi, yaitu Kadar Air (%) 40,86 42,11 42,48
3,91 sehingga dapat dikatakan bahwa F1 adalah
bolu kukus selobit yang paling banyak dipilih Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa
oleh panelis, dengan katagori suka. perlakuan penambahan bit yang berbeda pada F1,
F2, dan F3 terlihat ada peningkatan terhadap
Tabel 5. Hasil Uji Keragaman Bolu Kukus kandungan nilai gizi Energi dan Fe. Nilai gizi
Selobit (n=25) terbesar terdapat pada F3 (bolu kukus dengan
Rasa Warna Tekstur Aroma p-value penambahan bit 175gr) yaitu dengan energi
F0 2,82 2,79 3,09 3,37 0,00 sebesar 298,08kkal dan zat besi 2,89mg. Untuk
F1 3,80 3,93 3,69 3,96 0,00 uji lapangan pada ibu hamil anemia adalah F3
F2 3,88 3,92 3,76 3,96 0,00 (penambahan bit 175gr).
F3 3,76 3,92 3,81 3,90 0,00
Tabel 7. Kadar Hb Ibu Hamil Anemia Rasa merupakan faktor yang cukup
Sebelum dan Sesudah Pemberian penting dari suatu produk, umumnya bahan
Bolu Kukus Selobit F3 pangan tidak hanya terdiri dari satu macam rasa
Kadar Hb yang terpadu sehingga menimbulkan cita rasa
No Nama Ket
Sebelum Sesudah makanan yang utuh. Dengan demikian adanya
1 An 10,2 10,2 O perbedaan penilaian panelis terhadap rasa berarti
2 DM 10,4 10,4 O ada penerimaan dari rasa bolu kukus selobit. Hal
3 Rt 9,5 7,9 ↓ ini kemungkinan bahwa komposisi dari bahan
4 Az 8,4 8,9 ↑
yang digunakan untuk pembuatan bolu kukus
5 Mar 9,6 10,5 ↑
6 Fit 9,0 9,0 O
selobit seimbang antara bahan tepung ubi ungu,
7 San 9,5 9,6 ↑ tepung terigu, umbi bit, dan bahan tambahan lain
8 Irm 10,6 10,9 ↑ cukup seimbang atau serasi sehingga rasa dari
9 Nur 8,9 9.0 ↑ bolu kukus selobit diterima panelis dari segi rasa.
10 Dy 10,8 8,3 ↓ Menurut Solihin (2005) bahwa umumnya bahan
pangan tidak hanya terdiri dari satu rasa tetapi
Pada tabel 7 menunjukan bahwa hasil merupakan gabungan dari berbagai macam rasa
pemberian bolu kukus selobit pada 10 ibu hamil terpadu sehingga menimbulkan cita rasa yang
anemi selama 10 hari menunjukkan bahwa 5 orang utuh. Winarno (2002) menyatakan bahwa rasa
ibu hamil terjadi perubahan kadar Hb sebelum dan merupakan salah satu faktor yang menentukan
sesudah mengkonsumsi bolu kukus selobit daya terima konsumen terhadap suatu bahan
meskipun kenaikanya kecil hanya rata-rata 0,3mg, pangan, dengan banyak melibatkan gabungan
kemudian 3 orang ibu hamil dengan kadar Hb dari rangsangan cicip, bau dan pengalaman yang
tetap artinya tidak ada perubahan, sedangkan 2 banyak melibatkan lidah.
orang ibu hamil kadar Hb nya menurun. Berdasarkan analisis menggunakan uji
duncan menunjukkan bahwa perlakuan F0
Tabel 8. Rata-rata Kadar Hb sebelum dan berbeda perlakuan F1, perlakuan F2, dan
sesudah pemberian Bolu Kukus perlakuan F3 (p-value=0,452). Rasa yang paling
Selobit. disukai panelis yaitu bolu kukus selobit dengan
Kadar perlakuan F2 yaitu penambahan bit 150gr.
n Min Max Rerata ∆Hb
Hb Warna merupakan daya tarik yang utama
Sebelum 10 8,4 10,8 9,69 sebelum menentukan sifat yang lain. Penilaian
-0,22
Sesudah 10 7,9 10,9 9,47 panelis terhadap warna bolu kukus selobit dari
ke 4 formula yang dibuat secara keseluruhan
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa rata-rata diterima. Namun pada hasil uji kesukaan
kadar Hb ibu hamil sebelum diberikan bolu terhadap warna bolu kukus selobit yang lebih
kukus lebih tinggi dibandingkan dengan sesudah disukai adalah F1 dengan nilai rerata 3,93 yaitu
diberikan bolu kukus. Perbedaannya sebesar bolu kukus selobit dengan penambahan bit 125gr.
0,22mgdl. Tetapi jika dilihat dari besarnya Adanya warna yang merah pada bit dan adanya
peningkatan kadar Hb maka sesudah diberikan warna keunguan dari antosianin pada ubi ungu
bolu kukus peningkatannya mencapai 3 mgdl menjadikan warna bolu kukus selobit berwana
(min=7,9; max=10,9), sedangkan sebelum kecoklatan sehingga lebih disukai oleh panelis.
diberikan bolu kukus hanya terjadi peningkataan Konsentrasi pigmen antosianin juga sangat
sebesar 1,29mgdl (min=8,4; max=10,8). berperan dalam menentukan warna. Hal ini
terlihat dari daya konsentrasinya, pada saat
konsentrasi encer antosianin bisa berwarna biru,
PEMBAHASAN sebaliknya pada konsentrasi pekat dia akan
berwarna merah dan konsentrasi biasa berwarna
Berdasarkan penilaian dari panelis yang ungu. Perpaduan dari warna merah cerah dari bit
tidak terlatih dapat diketahui bahwa indikator dan warna antosianin yang berwarna merah
dari segi rasa, nilai rerata tertinggi dari setiap menyebabkan warna bolu kukus selobit pada F1
perlakuan menunjukkan bahwa rasa dari bolu Lebih diterima oleh panelis (Winarno, 2002).
kukus selobit yang disukai oleh panelis adalah Tekstur adalah sensi yang dapat diamati
perlakuan penambahan bit sebanyak 150gr (F2), dengan mulut, Pada indikator tekstur, perlakuan
sedangkan untuk nilai rata-rata terendah yang paling disukai teksturnya adalah perlakuan
menunjukkan rasa dari bolu kukus yang tidak di pada F1 dengan nilai rata-rata 3,96. Penilaian dari
sukai oleh panelis adalah perlakuan tanpa panelis tidak terlatih terhadap tekstur bolu kukus
penambahan bit 0gr (F0). selobit mempunyai tekstur padat tapi lembut saat
Sumardilah, Pembuatan Formula Bolu Kukus Selobit dan Uji Daya terima sebagai Kudapan … 507
di mulut, selain itu cara pembuatan bolu kukus pada pembuatan biskuit menunjukkan bahwa
dari bit yang di haluskan dan penggunaan tepung kandungan fosfor, kalsium dan zat besi lebih
ubi ungu serta bahan pelembut dan pengembang tinggi dibandingkan dengan biskuit tanpa
seperti telor dan juga dengan teknik penambahan bit merah. Biskuit penambahan
pemasakannya yang dikukus, sehingga tekstur tepung bit merah memiliki kandungan fosfor
bolu kukus selobit F1 lebih disukai. 129,73mg, kalsium 91,26mg, dan zat besi 3,95mg.
Aroma merupakan hasil dari perpaduan Dari hasil uji lapangan pada 10 orang ibu
bahan makanan yang digunakan. Aroma dapat hamil trimester II dan III yang diberikan bolu
diamati dan dirasakan lewat indera pembau. ntuk kukus selobit Formula 3 dengan frekuensi 2 kali
indikator aroma, ke 3 perlakuan semuanya sehari selama 10 hari menunjukkan bahwa ada 6
disukai panelis. Penilaiana aroma dengan rata- orang (60%) ibu hamil yang meningkat kadar
rata nilai 3,96 adalah perlakuan F1 dan F2. F1 Hb-nya, ada 3 orang (30%) yang kadar Hb nya
yaitu bolu kukus penambahan bit 125 gr dan F2 tetap, dan 1 orang (10%) yang kadar Hb nya
yaitu bolu kukus penambahan bit 150 gr. Hal ini menurun. Dilihat dari rata-rata kadar Hb, maka
disebabkan aroma ubi ungu dengan bit pada terjadi penurunan kadar Hb dari sebelum
perlakuan F1 dan F2 tidak menyebabkan bau pemberian formula 3 yaitu 9,69mgdl menjadi
langu dan menimbulkan aroma khas yang kuat 9,47mgdl sesudah diberikan formula 3, dan dari
dengan adanya keseimbangan dari jumlah bit. hasil uji tidak ditemukan perbedaan. Hasil
Berdasarkan hasil penelitian Lestari penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian
(2014), penambahan puree bit ternyata Liananiar, et al. (2020) yang menyebutkan bahwa
berpengaruh nyata terhadap sifat organoleptik terdapat perbedaan kadar hemoglobin yang
yaitu rasa, warna, dan aroma kerupuk bit. signifikan antara kadar hemoglobin pre-test dan
Disebutkan bahwa penambahan 75% puree bit kadar hemoglobin post-test setelah
pada kerupuk ternyata memberikan rasa, warna, mengkonsumsi buah bit (p-value<0,05). Begitu
dan aroma yang lebih baik dibandingkan dengan pula dengan hasil penelitian Indrayani, et al.
penambahan bit sebesar 50% atau 25% pada (2020) yang menyebutkan ada pengaruh
kerupuk. Jadi semakin tinggi jumlah puree bit pemberian jus umbi bit terhadap kenaikan kadar
yang ditambahkan maka rasa kerupuk semakin haemoglobin pada ibu hamil dengan anemia.
disukai (Lestari, 2014). Sedangkan hasil Kemudian Hasil penelitian Gustina, et al. (2020)
penelitian Putri, et al., menyebutkan bahwa juga menyebutkan bahwa ada hubungan yang
penambahan 50% ekstrak umbi bit pada sponge signifikan antara pemberian jus buah bit terhadap
cake menghasilkan warna yang merah cerah, kenaikan kadar Hb Ibu hamil dengan p-value
tekstur yang lembut dan rasa yang 0,001. Selanjutnya hasil penelitian Ikawati
manis (Putri, et al., 2021). Hasil penelitian (2018), menyebutkan bahwa remaja putri yang
Hidayat, et al., juga menyebutkan bahwa diberikan sari buah bit 250ml/hari selama 7 hari
penambahan pasta umbi bit pada pembuatan roll menunjukkan kenaikan rata-rata kadar
cake berpengaruh sangat nyata (p-value≥0,01) hemogobin sebesar 1,3g/dl (12%), hematokrit
terhadap uji hedonik yang meliputi (warna, meningkat sebesar 4vol% (13%), jumlah eritrosit
aroma, rasa dan tekstur), dan sangat berpengaruh meningkat sebanyak 310.329sel/µl. Terjadinya
nyata (p-value≥0,01) terhadap tingkat perbedaan hasil penelitian ini kemungkinan
penerimaan yang meliputi warna, aroma, rasa, terjadi karena metode atau disain eksperimen
mutu hedonik rasa, tekstur, mutu hedonik tekstur yang digunakan berbeda.
dan keseluruhan (Hidayat et al., 2019). Pada ketiga penelitian yang disebutkan
Hasil uji proksimat bolu kukus selobit diatas, uji coba digunakan pada 2 (dua) kelompok
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dengan yaitu kelompok perlakuan dan kelompok control
penambahan umbi bit sebanyak 175gr maka (quasi experimental dengan rancangan non-
terjadi peningkatan energi dan Fe yang lebih tinggi equivalent control-group), sedangkan dalam
jika dibandingkan dengan penambahan umbi bit penelitian ini tidak digunakan kelompok kontrol.
150gr atau 125gr, yaitu energi sebesar 298,08kkal Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian
dan zat besi 2,89mg. Artinya, semakin banyak ini sangat sedikit, yaitu 10 orang, sedangkan pada
jumlah umbi bit yang ditambahkan maka penelitian Liananiar, et al. (2020) digunakan
kandungan energy dan Fe nya juga akan makin sampel 24 orang dan Indrayani, et al. (2020)
meningkat. Hasil penelitian Utami (2022), juga menggunakan sampel 30 orang. Hal lain yang
menyebutkan bahwa umbi bit memiliki pengaruh kemungkinan bisa menyebabkan hasil penelitian
yang signifikan terhadap kadar lemak dan kadar ini tidak menunjukkan hasil yang signifikan
protein es krim susu kedelai. Hasil penelitian adalah waktu pemberian bolu kukus selobit yang
Ginting (2013), yang menambahkan tepung bit terlalu pendek, yaitu hanya 10 hari.
508 Jurnal Kesehatan, Volume 13, Nomor 3, Tahun 2022, hlm 501-508
DAFTAR PUSTAKA