Professional Documents
Culture Documents
net/publication/356127896
CITATIONS READS
0 8,123
2 authors:
34 PUBLICATIONS 34 CITATIONS
Poltekkes Kemenkes Semarang
20 PUBLICATIONS 15 CITATIONS
SEE PROFILE
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Agung Nugroho Setiawan on 11 November 2021.
Daftar Isi
P
emeriksaan radiografi merupakan teknik pemeriksaan pada organ
tubuh manusia menggunakan pesawat sinar-X untuk menghasilkan
citra tulang, jaringan lunak serta kelainan patologis. Pemeriksaan
radiografi dilakukan di unit instalasi radiologi yang ada di setiap rumah sakit
atau klinik. Pemeriksaan radiografi dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan
radiografi dengan kontras dan tanpa kontras. Dalam melakukan pemeriksaan
radiografi terdapat berbagai komponen yang harus dipahami antara lain
mengenai parameter pemeriksaan, alat dan bahan serta teknik posisi maupun
proyeksi pemeriksaan radiografi yang akan dilakukan.
Bahan ajar Teknik Radiografi Non Kontras dibagi menjadi 2 bagian,
yakni Teknik Radiografi Non Kontras 1 dan Teknik Radiografi Non Kontras 2,
karena banyaknya bahan materi yang akan dijabarkan, selain itu juga untuk
memudahkan dalam proses pembelajaran. Bahan ajar Teknik Radiografi Non
Kontras 1 akan membahas introduction pemeriksaan radiografi, Teknik
Radiografi Ekstremitas Atas, Teknik Radiografi Artikulasio Ekstremitas Atas,
Teknik Radiografi Ekstremitas Bawah, Teknik Radiografi Artikulasio
Ekstremitas Bawah dan Teknik Radiografi Vertebra.
Untuk mencapai tujuan di atas, materi bahan ajar Teknik Radiografi Non
Kontras 1 disusun dalam 4 bab beserta topik-topiknya sebagai berikut:
1
INTRODUCTION
PEMERIKSAAN
RADIOGRAFI
PENDAHULUAN
P
emeriksaan radiografi merupakan teknik pemeriksaan pada organ
tubuh manusia menggunakan pesawat sinar-X untuk menghasilkan
citra tulang, jaringan lunak serta kelainan patologis. Pemeriksaan
radiografi dilakukan di unit Instalasi Radiologi yang ada di setiap Rumah Sakit
atau Klinik. Pemeriksaan radiografi dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan
radiografi dengan kontras dan tanpa kontras. Dalam melakukan pemeriksaan
radiografi terdapat berbagai komponen yang harus dipahami antara lain
mengenai parameter pemeriksaan, alat dan bahan serta teknik posisi maupun
proyeksi pemeriksaan radiografi yang akan dilakukan. Pada bab ini akan
dibahas lebih lanjut mengenai parameter pemeriksaan, alat dan bahan serta
teknik posisi proyeksi pemeriksaan radiografi tanpa kontras.
Setelah Anda mempelajari dan menguasai materi yang disajikan pada
Bab 1 ini, yaitu tentang introduction pemeriksaan radiografi maka secara
umum Anda akan mampu melakukan pemeriksaan radiografi untuk
menghasilkan citra radiografi yang optimal. Secara khusus Anda akan
mampu:
1. Memahami tentang pemeriksaan radiografi secara umum.
2. Menjelaskan komponen penting dalam melakukan pemeriksaan
radiografi.
3. Menyebutkan macam-macam parameter pada pemeriksaan radiografi.
4. Menjelaskan persiapan alat dan bahan pada pemeriksaan radiografi.
2 Teknik Radiografi Non Kontras 1
Selamat belajar!
Teknik Radiografi Non Kontras 1 3
TOPIK 1
Pemeriksaan Radiografi
B
erikut ini adalah pembahasan lebih lanjut mengenai parameter
pemeriksaan, alat dan bahan, serta posisi dan proyeksi pemeriksaan
radiografi.
Gambar 1.1
5. Focal Spot: titik fokus di tabung sinar-X dikontrol oleh mA yang dipilih.
mA untuk radiografi pasien obesitas lebih dari 250 hingga 320 mA, yang
mungkin secara otomatis akan menggunakan fokus besar. Fokus kecil
digunakan untuk pemeriksaan yang membutuhkan detail yang lebih
baik. Radiografer harus memiliki pemahaman penuh tentang batasan
focal spot untuk mesin yang mereka gunakan. Penggunaan focal spot
dapat diterapkan untuk proyeksi dengan pasien obesitas.
Teknik Radiografi Non Kontras 1 5
6. Focus Film Distance (FFD): Focus Film Distance (FFD) adalah jarak dari
titik fokus anoda di dalam tabung sinar-X ke IR (Gambar 1.2). FFD biasa
disebut juga dengan SID (Source to Image Distance). FFD merupakan
faktor teknis yang penting dalam menghasilkan kualitas radiografi yang
optimal. Focus Film Distance secara langsung mempengaruhi
perbesaran anatomi pada citra, resolusi spasial, dan dosis untuk pasien.
Semakin besar FFD, semakin sedikit anatomi yang tampak diperbesar
dan semakin besar resolusi spasial. Focus Film Distance sebesar 40 inci
(102 cm) telah ditetapkan pada kebanyakan radiografi konvensional.
Dalam beberapa tahun terakhir, FFD telah meningkat menjadi 44 hingga
48 inci (112 hingga 122 cm) di banyak departemen. Menambah besar
FFD akan mengurangi pembesaran atau magnifikasi citra dan
peningkatan resolusi spasial, dengan pengurangan dosis pasien sekitar
10%. Pengaturan FFD harus diterapkan untuk setiap proyeksi radiografi.
Gambar 1.2
Pengaturan arah dan pusat sinar yang akurat merupakan aspek penting
untuk mendapatkan citra radiografi dengan struktur anatomi yang tepat
sesuai dengan aslinya. Aspek detail dari tiap faktor eksposi di atas, akan
dibahas dalam ilmu fisika pencitraan secara khusus.
Pada sub topik ini akan dibahas tentang alat dan bahan yang digunakan
dalam pemeriksaan radiografi. Dalam melakukan pemeriksaan radiografi
dibutuhkan alat dan bahan yang dapat mendukung untuk menghasilkan citra
radiografi yang optimal. Alat dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan
radiografi antara lain adalah pesawat sinar-X, kaset/image receptor, film
radiografi, marker, grid, gonad shield, dan alat fiksasi.
1. Pesawat Sinar-X
Terdapat berbagai macam jenis pesawat sinar-X yaitu pesawat sinar-X
mobile, stasioner, dan radiografi umum.
Gambar 1.3
Gambar 1.4
A B C
Sumber: Merril’s Atlas of Radiographic, 2016
Gambar 1.5
Jenis Solid-State Digital Detectors, A. Detektor Tegak, B. Portabel Detektor dengan Kabel,
C. Portabel Detektor tanpa Kabel
3. Marker
Setiap radiograf harus menyertakan marker sebagai penanda yang
dengan jelas mengidentifikasi sisi kanan (R) atau kiri (L) pasien. Persyaratan
medicolegal mengamanatkan bahwa marker sebagai penanda yang harus
ada dalam radiograf. Radiografer dan dokter harus melihat marker untuk
menentukan sisi pasien atau sisi objek yang diperiksa dengan benar. Marker
biasanya terbuat dari timbal (Pb) dan ditempatkan langsung di IR atau meja.
Marker tampak pada gambar dengan bagian anatomi organ (Gambar 1.6).
Menulis R atau L dengan tangan pada radiograf setelah diproses, sangat
tidak rekomendasikan.
Berikut aturan peletakan marker yang tepat:
a. Marker tidak boleh menutupi atau mengaburkan bagian anatomi.
b. Marker tidak boleh diletakkan di atas informasi identifikasi pasien.
c. Marker harus selalu diletakkan di atas tepi batas kolimasi.
d. Marker harus selalu ditempatkan di luar timbal pembatas.
e. Penanda R dan L harus digunakan ketika pemeriksaan dilakukan dengan
CR dan pencitraan digital DR.
10 Teknik Radiografi Non Kontras 1
A B
Sumber: Merril’s Atlas of Radiographic, 2016
Gambar 1.6
4. Grid
Karena jumlah hamburan meningkat seiring dengan ketebalan jaringan
yang di ekspose, umumnya dianjurkan peggunaan grid harus lakukan untuk
radiografi bagian tubuh yang lebih tebal dari 10 cm. Tergantung pada
pemeriksaan, bisa menggunakan grid portabel atau mungkin bucky grid yang
ditanam ke dalam peralatan sinar-X. Grid diposisikan di antara pasien dengan
IR dan menyerap banyak radiasi hambur. Penyerapan radiasi hambur adalah
hal penting yang dapat meningkatkan kontras gambar radiografi.
A B
Sumber: Merril’s Atlas of Radiographic, 2016
Gambar 1.7
A. Gonad shield ditempatkan di atas area gonad pasien laki-laki, B. Gonad shield ditempatkan
diatas area gonad pasien perempuan
A B
Sumber: Merril’s Atlas of Radiographic, 2016
Gambar 1.8
Posisi radiografi mengacu pada posisi pasien dan posisi objek yang
dilakukan untuk menampakkan gambaran radiografi bagian tubuh tertentu
pada Image Receptor (IR). Radiografer harus memahami dengan jelas
penggunaan terminologi/istilah pemosisian yang benar. Pada bagian ini akan
menjelaskan, dan menggambarkan secara umum istilah yang digunakan
secara konsisten dalam pemosisian dan proyeksi sebagaimana yang telah
disetujui dan diterbitkan oleh American Registry of Radiologic Technologist
(ARRT). Istilah yang digunakan dalam posisi atau proyeksi radiografi
didasarkan pada hak nama orang yang pertama kali mendeskripsikan posisi
atau prosedur tertentu contohnya seperti Towne, Waters, dan metode
Caldwell. American Registry of Radiologic Technologist telah sepakat
mengenai penggunaan metode penamaan dalam tanda kurung setelah
proyeksi atau istilah posisi.
1. Posisi Anatomi
Radiograf biasanya berorientasi pada tampilan perangkat sehingga
orang yang melihat pada gambar harus melihat bagian tubuh yang
ditempatkan posisi anatomi. Posisi anatomi adalah dimana saat posisi, pasien
berdiri tegak dengan wajah dan mata mengarah ke depan, lengan
direntangkan di samping dengan telapak tangan dari tangan menghadap ke
depan, tumit sejajar, dan jari-jari kaki mengarah ke anterior (Gambar 1.9).
Sedangkan pada tampilan radiograf sisi kiri pasien adalah sisi kanan
Teknik Radiografi Non Kontras 1 13
Gambar 1.9
Gambar 1.10
Radiolog membaca radiograf bahu kiri pasien. Radiograf ditempatkan di iluminator dengan
sisi kiri pasien di sisi kanan penampil
14 Teknik Radiografi Non Kontras 1
a. Sagital
Bidang sagital adalah setiap bidang longitudinal yang membelah tubuh
ke kiri dan kanan. Mid Sagittal Plane (MSP), kadang disebut medial plane
adalah garis tengah yang membagi tubuh kanan dan kiri menjadi dua bagian
yang sama. Semua bidang yang sejajar dengan bidang midsagital atau medial
disebut sagital plane.
b. Koronal
Bidang koronal adalah bidang lokal yang membelah tubuh menjadi
bagian anterior dan posteior. Disebut bidang koronal karena melalui sutura
koronal tulang tengkorak. Bidang mid koronal membagi bagian tubuh sama
besar. Setiap bidang yang sejajar dengan bidang midcoronal atau frontal
disebut bidang koronal.
c. Horizontal (Aksial)
Bidang horizontal (aksial) adalah setiap bidang datar yang lewat melalui
tubuh di tempat yang tepat untuk, membagi tubuh menjadi bagian superior
dan inferior.
d. Oblik
Bidang oblik adalah bidang datar atau datar yang berada di suatu sudut
atau kemiringan dan sebagian besar ke sagital, koronal, atau bidang
horizontal.
c. Plantar
Plantar mengacu pada permukaan telapak kaki atau posterior dari kaki.
d. Dorsal
Dorsal kaki mengacu pada permukaan atas atau permukaan anterior
kaki (dorsum pedis). Dorsal tangan mengacu pada aspek punggung tangan
atau posterior dari tangan (dorsum manus)
e. Palmar
Palmar mengacu pada telapak tangan, dalam anatomi posisinya, sama
dengan permukaan anterior atau ventral tangan.
Gambar 1.11
4. Proyeksi Radiografi
Berikut ini penjelasan mengenai macam-macam istilah proyeksi
radiografi:
A B
Sumber: Bontrager’s Radiographic Positioning & Related Anatomy, 2018
Gambar 1.12
A. B.
Sumber: Merril’s Atlas of Radiographic, 2016
Gambar 1.13
A. B.
Sumber: Bontrager’s Radiographic Positioning & Related Anatomy, 2018
Gambar 1.14
c. Lateral
Radiografi lateral diperoleh dengan sisi kanan atau kiri pasien diletakkan
menempel dengan IR. Contohnya adalah proyeksi mediol lateral pergelangan
kaki dan proyeksi lateromedialm pergelangan tangan. Sisi medial dan sisi
lateral ditentukan oleh pasien secara anatomis. Pada radiografi pergelangan
kaki mediolateral, arah sinar memasuki aspek medial dan keluar dari aspek
lateral pergelangan kaki.
Gambar 1.15
a. Supine
Posisi tubuh berbaring menghadap ke atas (Gambar 1.16).
Gambar 1.16
Posisi Supine
b. Prone
Berbaring telungkup, menghadap ke bawah (kepala bisa menoleh satu
sisi).
Gambar 1.17
Posisi Prone
20 Teknik Radiografi Non Kontras 1
c. Erect
Posisi tubuh berdiri.
Gambar 1.18
Posisi Erect
d. Rekumben
Istilah umum yang mengacu pada posisi tubuh yang berbaring dengan
tubuh miring diatas meja pemeriksaan.
Gambar 1.19
Posisi Rekumben
e. Trendlenburg
Posisi supine dengan letak kepala lebih rendah daripada kaki.
Gambar 1.20
Posisi trendlenburg
Teknik Radiografi Non Kontras 1 21
f. Lithothomy
Posisi terlentang dengan lutut dan pinggul tertekuk, paha diganjal dan
diputar eksternal, ditopang oleh pergelangan kaki atau dukungan lutut.
Gambar 1.21
Posisi lithothomy
LATIHAN
RINGKASAN
TES 1
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda telah
menyelesaikan seluruh materi pada Bab 1. Bagus! Anda dapat mempelajari
bab selanjutnya, yaitu Bab 2. Jika masih di bawah 80%, Anda harus
mengulangi materi topik di atas, terutama bagian yang belum dikuasai.
Teknik Radiografi Non Kontras 1 25
Glosarium
Daftar Pustaka
2
TEKNIK RADIOGRAFI
EKSTREMITAS ATAS
PENDAHULUAN
P
emeriksaan radiografi ekstremitas atas termasuk pemeriksaan non
kontras di rumah sakit atau klinik yang cukup sering dihadapi oleh
radiografer. Pemeriksaan ini termasuk kelompok radiografi non
kontras karena dalam pengambilan radiografnya, dilakukan eksposi secara
langsung ke organ tubuh tanpa memerlukan tambahan bahan kontras.
Teknik radiografi yang akan dipelajari oleh mahasiswa mencakup
pemeriksaan radiografi tulang dan artikulasio ekstremitas atas, yang meliputi
manus, antebrahi, humerus, scapula dan klavikula serta artikulasio
radiokarpalis, artikulasio kubiti, artikulasio humeri, artikulasio akromio
klavikularis dan artikulasio sternokalvikularis. Ketepatan menyiapkan
pemeriksaan, mengatur posisi pasien, pasien objek, penentuan teknik
radiografi yang tepat, serta kemampuan mahasiswa mengevaluasi hasil citra
radiografi akan menunjukkan kompetensi mahasiswa dalam penatalaksanaan
pemeriksaan radiografi ekstremitas atas.
Setelah Anda mempelajari dan menguasai materi yang disajikan pada
Bab 2 ini, yaitu tentang teknik radiografi ekstremitas atas maka secara umum
Anda akan mampu mendemonstrasikan teknik pemeriksaan radiografi pada
ekstremitas atas dan artikulasio ekstremitas atas. Secara khusus Anda akan
mampu mendemonstrasikan persiapan pemeriksaan, teknik posisi pasien,
posisi objek, penentuan teknik radiografi, serta melakukan evaluasi citra
radiografi pada:
30 Teknik Radiografi Non Kontras 1
7. manus.
8. antebrahi,
9. humerus,
10. scapula,
11. klavikula
12. artikulasio radiokarpalis,
13. artikulasio kubiti,
14. artikulasio humeri,
15. artikulasio akromio klavikularis,
16. artikulasio sternokalvikularis.
Selamat belajar!
Teknik Radiografi Non Kontras 1 31
TOPIK 1
P
emeriksaan radiografi ekstremitas atas termasuk pemeriksaan
radiografi di rumah sakit atau klinik yang cukup sering dihadapi oleh
radiografer. Fraktur dan dislokasi adalah indikasi pemeriksaan yang
banyak ditemukan. Ketepatan mengatur faktor eksposi mendukung kualitas
citra radiografi sehingga akan meningkatkan nilai diagnostik radiografi.
1. Pengertian
Teknik radiografi manus adalah suatu teknik pemeriksaan yang
menggunakan pesawat sinar-X yang bertujuan menghasilkan citra yang
mampu menegakkan diagnosa untuk pasien dengan menampakkan tulang-
tulang tangan, persendian dan jaringan lunak serta kelainan atau
abnormalitas pada tangan dengan area penyinaran meliputi jari-jari tangan,
telapak tangan, dan pergelangan tangan.
Gambar 2.1
5. Persiapan Pasien
Persiapan pasien yang perlu dilakukan adalah melepas benda logam
atau benda lain pada tangan yang akan diperiksa, contoh: cincin, jam tangan,
pasir maupun kotoran pada tangan pasien harus dibersihkan dahulu.
Gambar 2.2
b. Proyeksi Lateral
1) Fleksikan lengan pada meja pemeriksaan dan atur tangan
sehingga tepat berada di pertengahan lapangan penyinaran.
2) Letakkan tangan secara tegak miring di atas kaset dimana sisi jari
kelingking menempel pada kaset dan jari-jari tangan saling
bertumpuk. Ibu jari diberi softbag untuk fiksasi. Posisi tangan dan
lengan dalam satu garis lurus (Gambar 2.3).
3) Atur kedua processus stiloideus sehingga saling superposisi.
4) Berilah arahan kepada pasien untuk menghindari pergerakan agar
dapat dalam keaadaan rileks.
5) Untuk fiksasi di samping kedua sisi lengan diberi sandbag dan
bagian bawah dapat diberi softbag untuk kenyamanan pasien
Gambar 2.3
c. Proyeksi Oblik
1) Fleksikan lengan pada meja pemeriksaan dan atur tangan
sehingga tepat berada di pertengahan lapangan penyinaran.
2) Letakkan tangan secara tegak miring di atas kaset dimana sisi jari
kelingking menempel pada kaset kemudian rotasikan tangan
sehingga membentuk sudut 45 derajat terhadap kaset pada posisi
prone.
3) Jari-jari tangan diatur sedemikian rupa sehingga jari-jari tangan
membuka dan tidak saling bertumpuk. Gunakan jari-jari tangan
untuk fiksasi atau dapat menggunakan spon yang dibentuk 45
derajat untuk menempatkan masing-masing jari (Gambar 2.4).
4) Mengukur ketebalan objek yang akan diperiksa.
Teknik Radiografi Non Kontras 1 35
Gambar 2.4
Tabel 2.1
*untuk penggunaan kV 50
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS). Lakukan
penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat dengan kriteria
yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan alasan masing-
masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker, kolimasi, kualitas
citra, anataomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf secara diagnostik.
1. Pengertian
Teknik radiografi antebrahi adalah teknik pemeriksaan radiografi pada
daerah lengan bawah dengan menggunakan pesawat sinar-X yang
menghasilkan citra tulang lengan bawah dan jaringan lunak serta kelainan
lainnya.
A. B.
Sumber : Merrill’s Atlas of Radiographic, 2016
Gambar 2.8
b. Ulna
Batang tubuh ulna berbentuk panjang, ramping, dan meruncing pada
bagian inferior. Bagian atas dari ulna berbentuk besar memperlihatkan
dua prosesus mirip paruh dan cekungan. Prosesus proksimal atau
prosesus olekranon, berupa cekungan di anterior dan sedikit inferior
membentuk bagian proksimal dari cekungan troklear. Bagian lebih distal
dari prosesus koronoid memproyeksikan anterior dari permukaan
anterior tubuh dan melengkung sedikit ke arah superior. Prosesus
berbentuk segitiga dan membentuk bagian cekungan dari troklear.
Lekukan yang disebut cekungan radial berada pada bagian lateral dari
prosesus koronoid.
Bagian distal dari ulna terdapat prosesus melingkar pada bagian lateral
yang disebut kaput dan proyeksi kerucut yang sempit pada sisi
posteromedial yang disebut prosesus styloid ulna. Diskus artikular
memisahkan kaput ulna dari sendi pergelangan tangan.
40 Teknik Radiografi Non Kontras 1
Tabel 2.2
Indikasi Definisi
Metastasis Lesi kanker yang menyebar dari satu area ke area lain
Osteoartritis atau Bentuk artritis yang ditandai dengan kerusakan tulang rawan yang
penyakit degeneratif progresif pada sendi
tulang
Indikasi Definisi
Ewing sarcoma Tumor ganas yang timbul di jaringan meduler
5. Persiapan Pasien
Persiapan pasien yang perlu dilakukan adalah melepas benda logam
atau benda lain pada daerah yang akan diperiksa, contoh: gelang dan jam
tangan. Bila mengenakan baju lengan panjang, pastikan tidak ada kancing
yang masuk ke area penyinaran atau gulung lengan baju ke atas.
Gambar 2.9
b. Proyeksi Lateral
1) Posisikan siku membentuk sudut 90 derajat dan letakkan bagian
dalam lengan atas pada IR. Pastikan kedua sendi masuk pada IR.
2) Sesuaikan IR sehingga sumbu panjang sejajar dengan lengan yang
akan diperiksa.
3) Sesuaikan posisi lengan dalam posisi lateral yang tepat. Sisi ibu jari
berada pada bagian atas (Gambar 2.10).
4) Gunakan apron untuk melindungi area yang tidak tersinar radiasi.
Teknik Radiografi Non Kontras 1 43
Gambar 2.10
Tabel 2.3
b. Proyeksi Lateral
1) Arah sinar tegak lurus terhadap IR
2) Atur pertengahan kolimasi pada pertengahan dari lengan bawah
3) Atur kolimasi berada pada 2 inchi (5 cm) sisi distal pergelangan
tangan dan 1 inchi (2,5 cm) proksimal dari siku tangan yang
diperiksa
4) Atur FFD pada jarak 100 cm
5) Gunakan focal spot kecil
6) Faktor eksposi yang diatur pada pemeriksaan radiografi antebrahi
proyeksi lateral adalah menggunakan tegangan tabung sebesar 70
kV dan kuat arus tabung sebesar 2,2 mAs (modalitas CR) atau 1,25
mAs (modalitas DR). Catatan untuk modalitas film radiografi
menggunakan tegangan tabung 60 kV dan kuat arus sebesar 4
mAs, lihat Tabel 2.4.
Tabel 2.4.
b. Proyeksi Lateral
1) Proyeksi lateral yang tepat menunjukkan tulang lengan, siku, dan
proksimal dari tulang karpal (Gambar 2.12)
2) Kolimasi yang tepat menunjukkan pergelangan tangan dan distal
humerus dalam posisi lateral (Gambar 2.12) :
a) Superposisi pada tulang radius dan ulna pada ujung distal
b) Superposisi pada kaput radius di atas prosesus koronoid
c) Tuberositas radial menghadap ke anterior
d) Epikondulis humerus saling tumpang tindih
3) Siku membentuk sudut 90 derajat
4) Dapat menunjukkan detail dari trabekula dan jaringan lunak
sepanjang tulang radius dan ulna
5) Dapat menunjukkan detail dari trabekula dan jaringan lunak
sepanjang tulang radius dan ulna.
46 Teknik Radiografi Non Kontras 1
Gambar 2.11
Gambar 2.12
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS). Lakukan
penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat dengan kriteria
yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan alasan masing-
masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker, kolimasi, kualitas
citra, anataomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf secara diagnostik.
48 Teknik Radiografi Non Kontras 1
1. Pengertian
Teknik radiografi humerus adalah teknik pemeriksaan radiografi pada
daerah lengan atas dengan menggunakan pesawat sinar-X yang
menghasilkan citra tulang lengan atas dan jaringan lunak serta kelainan
lainnya.
Gambar 2.13
Gambar 2.14
Tabel 2.5
Indikasi Definisi
Osteoartritis atau penyakit Bentuk artritis yang ditandai dengan kerusakan tulang
degeneratif tulang rawan yang progresif pada sendi
5. Persiapan Pasien
Persiapan pasien yang perlu dilakukan adalah melepas benda logam
atau benda lain pada daerah yang akan diperiksa. Pastikan tidak ada benda
lain pada lengan atas pasien yang akan diperiksa untuk mengurangi artefak
pada citra.
Gambar 2.15
Gambar 2.16
Gambar 2.17
c. Proyeksi AP (Terlentang)
1) Dengan pasien dalam posisi terlentang, sesuaikan IR untuk
memasukkan seluruh panjang humerus
2) Gunakan bantalan pasir untuk menaikan bahu dari meja
pemeriksaan untuk menempatkan lengan yang berada pada IR
atau naikkan lengan dan IR pada bantalan pasir.
3) Jika ada kontraindikasi, putar tangan sehingga bagian telapak
tangan berada di depan dan rentangkan siku, putar ekstremitas
untuk menempatkan epikondilus sejajar dengan bidang IR
(Gambar 2.18).
4) Gunakan pelindung gonad untuk melindungi organ vital
d. Proyeksi Lateral (Terlentang)
1) Atur pasien dalam posisi terlentang dengan humerus berada di
tengah IR, atau gunakan bucky yang terletak di bawah meja
pemeriksaan. Berikan bantalan pada tangan yang akan dilakukan
pemeriksaan.
2) Pasien dengan indikasi fraktur, atur pasien dalam posisi telentang,
letakkan IR dekat dengan ketiak, dan pusatkan humerus ke garis
tengah IR (Gambar 2.19).
3) Jika kontraindikasi, keluarkan siku, putar permukaan ibu jari tangan
ke atas, dan sandarkan humerus pada penyangga yang sesuai.
Teknik Radiografi Non Kontras 1 55
Gambar 2.18
Gambar 2.19
Tabel 2.6
Tabel 2.7
c. Proyeksi AP (Terlentang)
1) Arah sinar Vertikal tegak lurus terhadap IR.
2) Atur titik bidik kolimasi pada pertengahan dari lengan atas.
3) Atur luas kolimasi berada pada 2 inchi (5 cm) sisi distal siku tangan
dan 1 inchi (2,5 cm) proksimal dari sendi bahu yang diperiksa.
4) Atur FFD pada jarak 100 cm
5) Gunakan focal spot kecil
6) Faktor eksposi yang diatur pada pemeriksaan radiografi humerus
proyeksi AP (Terlentang) adalah menggunakan tegangan tabung
sebesar 75 kV dan kuat arus tabung sebesar 5,6 mAs (modalitas
CR) atau 2,8 mAs (modalitas DR). Catatan untuk modalitas film
radiografi menggunakan tegangan tabung 70 kV dan kuat arus
sebesar 12 mAs, lihat Tabel 2.8.
Tabel 2.8
Tabel 2.9
Gambar 2.20
c. Proyeksi AP (Terlentang)
1) Proyeksi AP berdiri tegak yang tepat menunjukkan tulang
humerus, sendi bahu, dan proksimal dari tulang radius dan ulna
(Gambar 2.22).
2) Kolimasi yang tepat menunjukkan lengan atas, sendi siku dan
bahu.
3) Visibilitas maksimal epikondilus tanpa rotasi
4) Profil kepala humerus dan tuberkulum lebih besar
5) Garis besar tuberkulum kecil, terletak di antara kepala humerus
dan tuberkulum mayor
6) Berkas sinar mengakibatkan distorsi sendi siku
7) Kecerahan dan kontras gambar serupa dari humerus proksimal
dan distal
8) Detail jaringan lunak dan tulang trabekuler
Gambar 2.21
Gambar 2.22
Gambar 2.23
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS).
Lakukan penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat
dengan kriteria yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan
alasan masing-masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker,
kolimasi, kualitas citra, anataomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf
secara diagnostik.
1. Pengertian
Teknik Radiografi Skapula adalah teknik pemeriksaan radiografi pada
daerah tulang skapula yang berada pada belakang tulang rusuk bagian atas
menggunakan berbagai proyeksi yang dilakukan degan pesawat sinar-X.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menampakkan citra tulang skapula dan
jaringan lunak di sekitar tulang tersebut.
Prosesus pertama ini memproyeksikan secara anterior dan secara medial dan
kemudian melengkung untuk memproyeksikan secara lateral. Prosesus
korakoid dapat diraba tepat pada bagian bawah sedikit dalam ke sendi
akromioklavikular. Akromion, prosesus korakoid, sudut atas, dan sudut bawah
merupakan area umum untuk radiografi bahu.
Gambar 2.24
Tabel 2.10
Indikasi Definisi
Bursitis Peradangan pada bursa
Dislokasi Perpindahan tulang dari sendi
Fraktur Gangguan kontinuitas tulang
Hill-Sachs defect Fraktur pada caput humerus sisi posterolateral yang
disertai dislokasi
Metastasis Perpindahan lesi kanker dari satu area ke area yang
lain
Osteoarthritis atau Penyakit Bentuk peradangan ditandai dengan kerusakan
degeneratif sendi tulang rawan yang progresif pada sendi dan vertebra
Osteopetrosis Peningkatan kepadatan tulang lunak apikal
Osteoporosis Kehilangan kepadatan tulang
Rheumatoid Arthritis Kronik, sistemik, peradangan kolagen
Tendinitis Peradangan pada tendon
Tumor condrosarcoma Pertumbuhan jaringan baru dimana pertumbuhan sel
tidak terkontrol
Sumber : Merrill’s Atlas of Radiographic, 2016
5. Persiapan Pasien
Persiapan pasien yang perlu dilakukan adalah melepas benda logam
atau benda lain pada daerah yang akan diperiksa. Pastikan tidak ada benda
lain pada daerah skapula atau bahu pasien yang akan diperiksa. Khusus
pasien perempuan, diminta melepas bra untuk menghindari tertutupnya
daerah skapula dengan benda asing dan pasien diminta untuk ganti baju
dengan baju pasien yang sudah disediakan.
66 Teknik Radiografi Non Kontras 1
Gambar 2.25
Gambar 2.26
Tabel 2.11
Tabel 2.12
Gambar 2.27
Gambar 2.28
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS). Lakukan
penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat dengan kriteria
yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan alasan masing-
masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker, kolimasi, kualitas
citra, anataomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf secara diagnostik.
1. Pengertian
Teknik radiografi klavikula adalah teknik pemeriksaan pada daerah
bahu menggunakan pesawat sinar-X untuk menghasilkan citra tulang,
jaringan lunak serta kelainan patologis .
Gambar 2.29
a. Kontusio Muskuler
Kontusio merupakan istilah yang digunakan untuk cedera pada jaringan
lunak akibat dati kekerasan atau trauma tumpul yang langsung
mengenai jaringan, seperti : pukulan, tendangan, dan jatuh.
b. Dislokasi
Dislokasi adalah keadaan dimana tulang tulang yang membentik sendi
tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi).
c. Fraktur
Fraktur adalah patah atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang.
Fraktur dapat terjadi jika tulang dikenai tekanan yang lebih besar dari
kemampuannya untuk mengabsorbsi tekanan tersebut.
d. Distal Clavicular Osteolysis (DCO)
Merupakan penyakit yang sering terjadi pada atlet angkat besi yaitu
pada bagian sendi acromioclavicular joint karena tekanan yang tinggi
pada pertemuan clavicula dengan acromion.
e. Degenerasi Tulang Klavikula
Merupakan penipisan tulang yang abnormal pada os clavicula yang
ditandai oleh berkurangnya massa dan mineral tulang sehingga
menyebabkan kondisi tulang menjadi rapuh, keropos, dan mudah
patah.
Untuk kontra indikasi secara umum tidak ada. Pemeriksaan ini termasuk
pemeriksaan radiografi yang relatif aman karena dosis radiasinya yang
rendah, disamping itu tentu saja sinar-X dapat memberikan manfaat yang
lebih besar yakni untuk mendiagnosis suatu kelainan patologis.
5. Persiapan Pasien
Persiapan pasien yang perlu dilakukan adalah melepas benda logam
atau benda lain pada daerah yang akan diperiksa. Pastikan tidak ada benda
lain pada daerah klavikula atau punggung pasien yang akan diperiksa. Khusus
pasien perempuan, diminta melepas bra untuk menghindari tertutupnya
daerah klavikula dengan benda asing dan pasien diminta untuk ganti baju
dengan baju pasien yang sudah disediakan.
A B
Sumber: Merril’s Atlas of Radiographic, 2016
Gambar 2.30
7. Teknik Radiografi
Pengaturan teknik radiografi pada proyeksi AP Axial adalah sebagai
berikut:
a. Posisi Lordotik, arah sinar disudutkan 0-15o ke arah cephalad
b. Posisi Supine, arah sinar disudutkan 15-30 o ke arah cephalad
c. Atur pertengahan kolimasi berada pada mid klavikula (titik tengah
antara prosesus akromion dan sternoclavicular joint pada pertengahan
os klavikula)
d. Atur FFD pada jarak 100 cm
e. Gunakan focal spot kecil
f. Faktor eksposi yang diatur pada pemeriksaan radiografi klavikula adalah
menggunakan tegangan tabung sebesar 81 kV dan kuat arus tabung
sebesar 10 mAs (modalitas CR) atau 5 mAs (modalitas DR). Catatan
untuk modalitas film radiografi menggunakan tegangan tabung 70 kV
dan kuat arus sebesar 15 mAs, lihat Tabel 2.13.
g. Berikan aba-aba eksposi inspirasi penuh dan tahan nafas
Teknik Radiografi Non Kontras 1 75
Tabel 2.13
Gambar 2.31
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS). Lakukan
penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat dengan kriteria
yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan alasan masing-
masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker, kolimasi, kualitas
citra, anataomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf secara diagnostik.
LATIHAN
RINGKASAN
TES 1
TOPIK 2
P
emeriksaan radiografi artikulasio ekstremitas atas juga termasuk
pemeriksaan radiografi di rumah sakit atau klinik yang cukup sering
dihadapi oleh radiografer. Kasus trauma dan dislokasi adalah indikasi
pemeriksaan yang banyak ditemukan. Ketepatan mengatur faktor eksposi
akan mendukung kualitas citra radiografi sehingga akan meningkatkan nilai
diagnostik radiograf. Pemeriksaan radiografi yang dibahas mencakup
artikulasio radio karpalis, artikulasio kubiti, artikulasio humeri, artikulasio
klavikularis dan artikulasio sterno kalvikularis.
1. Pengertian
Teknik radiografi radio karpalis adalah teknik pemeriksaan pada daerah
pergelangan tangan menggunakan pesawat sinar-X untuk menghasilkan citra
tulang, jaringan lunak serta kelainan patologis
c. Fraktur
Fraktur adalah patah atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang.
Fraktur dapat terjadi jika tulang dikenai tekanan yang lebih besar dari
kemampuannya untuk mengabsorbsi tekanan tersebut.
d. Osteosarkoma
Osteosarkoma adalah tumor tulang ganas dengan pembentukan tulang
atau tulang rawan secara abnormal.
Untuk kontra indikasi secara umum tidak ada. Pemeriksaan ini termasuk
pemeriksaan radiografi yang relatif aman karena dosis radiasinya yang
rendah, disamping itu tentu saja sinar-X dapat memberikan manfaat yang
lebih besar yakni untuk mendiagnosis suatu kelainan patologis.
Gambar 2.32
5. Persiapan Pasien
Persiapan pasien yang perlu dilakukan adalah melepas benda logam
atau benda lain pada tangan yang akan diperiksa, contoh: cincin, jam tangan,
pasir maupun kotoran pada tangan pasien harus dibersihkan dahulu.
Gambar 2.33
b. Proyeksi Lateral
1) Posisikan siku membentuk sudut 90 derajat dan letakkan bagian
dalam lengan pada kaset.
2) Tempatkan pergelangan tangan pada pertengahan IR/kaset.
3) Sesuaikan kaset sehingga sumbu panjang sejajar dengan lengan
yang akan diperiksa
4) Sesuaikan posisi lengan dalam posisi lateral yang tepat. Sisi ibu jari
berada pada bagian atas (Gambar 2.34)
5) Pastikan seluruh bagian pergelangan tangan masuk dalam area
kolimasi.
6) Gunakan pelindung gonad untuk melindungi organ vital.
Teknik Radiografi Non Kontras 1 87
Gambar 2.34
Tabel 2.14
b. Proyeksi Lateral
1) Arah sinar vertikal tegak lurus terhadap IR/kaset
2) Atur pertengahan kolimasi pada pertengahan pergelangan tangan
3) Atur area kolimasi berada pada 6 cm proximal dan distal
pergelangan tangan dan 2,5 cm dari sisi tepi punggung maupun
telapak tangan.
4) Atur FFD pada jarak 100 cm
5) Gunakan focal spot kecil
6) Gunakan faktor eksposi sesuai tabel 2.15.
Tabel 2.15
Gambar 2.35
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS). Lakukan
penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat dengan kriteria
yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan alasan masing-
masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker, kolimasi, kualitas
citra, anataomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf secara diagnostik.
1. Pengertian
Teknik radiografi artikulasio kubiti adalah teknik pemeriksaan radiografi
pada daerah siku dengan menggunakan pesawat sinar-X yang menghasilkan
citra sendi siku dan jaringan lunak serta kelainan lainnya.
Gambar 2.36
Gambar 2.37
A. Tampak Tulang
Untuk kontra indikasi secara umum tidak ada. Pemeriksaan ini termasuk
pemeriksaan radiografi yang relatif aman karena dosis radiasinya yang
rendah, disamping itu tentu saja sinar-X dapat memberikan manfaat yang
lebih besar yakni untuk mendiagnosis suatu kelainan patologis.
5. Persiapan Pasien
Persiapan pasien yang perlu dilakukan adalah melepas benda logam
atau benda lain pada daerah yang akan diperiksa. Pastikan tidak ada benda
lain pada sendi yang akan diperiksa untuk mengurangi artefak pada citra.
Teknik Radiografi Non Kontras 1 93
Gambar 2.38
b. Proyeksi Lateral
1) Dari posisi supinasi tekuk siku 90 derajat dan letakkan humerus
dan lengan bawah menempel pada meja pemeriksaan (Gambar
2.39)
2) Atur IR pada sendi siku sesuaikan sumbu siku sehingga panjang
sejajar dengan sumbu panjang lengan bawah
3) Untuk mendapatkan proyeksi lateral siku yang tepat atur tangan
pada posisi lateral dan pastikan epikondilus humerus tegak lurus
dengan IR
4) Gunakan apron untuk melindungi area yang tidak tersinar radiasi
94 Teknik Radiografi Non Kontras 1
Gambar 2.39
Tabel 2.16
b. Proyeksi Lateral
1) Arah sinar tegak lurus terhadap IR
2) Atur pertengahan kolimasi pada pertengahan dari sendi siku
3) Atur kolimasi berada pada 3 inchi (8 cm) proksimal dan distal dari
sendi siku
4) Atur FFD pada jarak 100 cm
5) Gunakan focal spot kecil
6) Gunakan faktor eksposi sesuai tabel 2.17
Tabel 2.17
Gambar 2.40
Gambar 2.41
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS). Lakukan
penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat dengan kriteria
yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan alasan masing-
masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker, kolimasi, kualitas
citra, anataomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf secara diagnostik.
1. Pengertian
Teknik radiografi artikulasio humeri adalah suatu teknik pemeriksaan
yang menggunakan pesawat sinar-x yang bertujuan menghasilkan citra yang
mampu menegakkan diagnosa untuk pasien dengan menampakkan
persendian pada bahu dan jaringan lunak serta kelainan atau abnormalitas.
Gambar 2.42
5. Persiapan Pasien
Pastikan tidak ada benda logam atau benda lain pada bahu yang akan
diperiksa, contoh : kancing, pin, jarum temiti. Apabila memungkinkan pasien
diminta untuk ganti baju dengan baju pasien yang sudah disediakan.
Teknik Radiografi Non Kontras 1 99
A B C
Sumber: Merril’s Atlas of Radiographic, 2016
Gambar 2.43
Tabel 2.18
Faktor eksposi artikulasio humeri
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS). Lakukan
penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat dengan kriteria
yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan alasan masing-
masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker, kolimasi, kualitas
citra, anataomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf secara diagnostik.
A B C
Sumber: Merril’s Atlas of Radiographic, 2016
Gambar 2.44
1. Pengertian
Teknik radiografi artikulasio klavikularis adalah teknik pemeriksaan
radiografi pada daerah sendi tulang klavikula dengan menggunakan pesawat
sinar-X yang menghasilkan citra persendian di sekitar klavikula dan jaringan
lunak serta kelainan lainnya.
102 Teknik Radiografi Non Kontras 1
Gambar 2.45
Tabel 2.19
Indikasi Definisi
Bursitis Peradangan pada bursa atau pelumas sekitar
sendi
Dislokasi Pergeseran tulang dari sendi
Fraktur Gangguan kontinuitas tulang
104 Teknik Radiografi Non Kontras 1
Indikasi Definisi
Hill-Sachs defect Fraktur pada caput humerus sisi posterolateral
yang disertai dislokasi
Metastasis Perpindahan lesi kanker dari satu area ke area
yang lain
Osteoarthritis atau Bentuk peradangan ditandai dengan kerusakan
Penyakit degeneratif tulang rawan yang progresif pada sendi dan
sendi vertebra
Osteopetrosis Peningkatan kepadatan tulang lunak apikal
Osteoporosis Kehilangan kepadatan tulang
Rheumatoid Arthritis Kronik, sistemik, peradangan kolagen
Tendinitis Peradangan pada tendon
Tumor Pertumbuhan jaringan baru dimana
Condrosarcoma pertumbuhan sel tidak terkontrol
Sumber : Merrill’s Atlas of Radiographic, 2016
5. Persiapan Pasien
Persiapan pasien yang perlu dilakukan adalah melepas benda logam
atau benda lain pada daerah yang akan diperiksa. Pastikan tidak ada benda
lain pada daerah persendian di sekitar klavikula atau bahu pasien yang akan
diperiksa. Khusus pasien perempuan, diminta melepas bra untuk menghindari
tertutupnya daerah artikulasio acromioclavicular dengan benda asing dan
pasien diminta untuk ganti baju dengan baju pasien yang sudah disediakan.
Teknik Radiografi Non Kontras 1 105
Gambar 2.46
artikulasio klavikularis
Gambar 2.47
artikulasio klavikularis
Teknik Radiografi Non Kontras 1 107
Tabel 2.20
Tabel 2.21
Gambar 2.48
Gambar 2.49
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS). Lakukan
penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat dengan kriteria
yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan alasan masing-
masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker, kolimasi, kualitas
citra, anataomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf secara diagnostik.
1. Pengertian
Teknik radiografi artikulasio sternoclavicular adalah teknik pemeriksaan
radiografi pada daerah dada dengan menggunakan pesawat sinar-X yang
menghasilkan citra tulang tulang dada dan jaringan lunak serta kelainan
lainnya.
110 Teknik Radiografi Non Kontras 1
Gambar 2.50
Tabel 2.22
Indikasi Definisi
Bursitis Peradangan pada bursa atau pelumas sekitar sendi
Dislokasi Pergeseran tulang dari sendi
Fraktur Gangguan kontinuitas tulang
Hill-Sachs defect Fraktur pada caput humerus sisi posterolateral
yang disertai dislokasi
Metastasis Perpindahan lesi kanker dari satu area ke area
Osteoarthritis atau yang lain
Penyakit degeneratif Bentuk peradangan ditandai dengan kerusakan
sendi tulang rawan yang progresif pada sendi dan
vertebra
Osteopetrosis Peningkatan kepadatan tulang lunak apikal
Osteoporosis Kehilangan kepadatan tulang
Rheumatoid Arthritis Kronik, sistemik, peradangan kolagen
Tendinitis Peradangan pada tendon
Tumor condrosarcoma Pertumbuhan jaringan baru dimana pertumbuhan
sel tidak terkontrol
5. Persiapan Pasien
Persiapan pasien yang perlu dilakukan adalah melepas benda logam
atau benda lain pada daerah yang akan diperiksa, , contoh : kancing, pin dan
jarum peniti. Pastikan tidak ada benda lain pada daerah dada pasien yang
akan diperiksa. Khusus pasien perempuan, diminta melepas bra untuk
menghindari tertutupnya daerah artikulasio sternoclavicular dengan benda
asing dan pasien diminta untuk ganti baju dengan baju pasien yang sudah
disediakan.
112 Teknik Radiografi Non Kontras 1
Gambar 2.51
Gambar 2.52
Tabel 2.23
Gambar 2.53
Tabel 2.24
Gambar 2.54
Gambar 2.55
Gambar 2.56
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS). Lakukan
penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat dengan kriteria
yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan alasan masing-
masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker, kolimasi, kualitas
citra, anataomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf secara diagnostik.
LATIHAN
RINGKASAN
TES 2
Tes 1 1) A 90
2) A 18X24
3) C Antebrahi AP dan lateral
4) B 24x30
5) D Proyeksi AP dan Lateral Terlentang
6) A 1/2 humerus
7) E AP, RAO dan LAO
8) A Berdiri
9) A Lordotik
10) A 18 x 24
Teknik Radiografi Non Kontras 1 125
Glosarium
Daftar Pustaka
3
TEKNIK RADIOGRAFI
EKSTREMITAS BAWAH
PENDAHULUAN
P
emeriksaan radiografi ekstremitas bawah termasuk pemeriksaan
radiografi di rumah sakit atau klinik yang cukup sering dihadapi oleh
radiografer. Ketepatan menyiapkan pemeriksaan, mengatur posisi
pasien, pasien objek, penentuan teknik radiografi yang tepat, serta
kemampuan mahasiswa mengevaluasi hasil citra radiografi akan
menunjukkan kompetensi mahasiswa dalam penatalaksanaan pemeriksaan
radiografi ekstremitas bawah.
Dalam Bab 3 ini Anda akan mempelajari dan menguasai materi tentang
teknik radiografi tulang dan artikulasio ekstremitas bawah. Secara umum
Anda akan mampu mendemonstrasikan teknik pemeriksaan radiografi dan
secara khusus Anda akan mampu mendemonstrasikan persiapan
pemeriksaan, teknik posisi pasien, posisi objek, penentuan teknik radiografi,
serta melakukan evaluasi citra radiografi pada:
1. tulang pedis,
2. tulang kruris,
3. tulang femur
4. tulang pelvis,
5. artikulasio talokruralis,
6. artikulasio genu,
7. artikulasio femoris dan
8. artikulasio sakroiliaka.
128 Teknik Radiografi Non Kontras 1
Selamat belajar!
Teknik Radiografi Non Kontras 1 129
TOPIK 1
P
emeriksaan radiografi ekstremitas bawah juga termasuk pemeriksaan
radiografi di rumah sakit atau klinik yang cukup sering dihadapi oleh
radiografer. Fraktur, dislokasi dan beberapa kelainan patologis yang
terkait dengan persendian merupakan indikasi pemeriksaan yang banyak
ditemukan. Ketepatan mengatur teknik posisioning dan pemilhan faktor
eksposi akan mendukung kualitas citra radiografi sehingga akan
meningkatkan nilai diagnostik radiograf.
1. Pengertian
Teknik radiografi pedis adalah teknik pemeriksaan radiologi pada
daerah pedis menggunakan pesawat sinar-X yang menghasilkan citra tulang
dan jaringan lunak beserta kelainan di dalamnya.
Gambar 3.1
A. gambar aspek medial dari pedis, B. gambar aspek lateral dari pedis, C. gambar aspek aksial
dari pedis pada tarsal
Teknik Radiografi Non Kontras 1 131
Tabel 3.1
Indikasi Definisi
Kista tulang Kista berisi cairan dengan dinding jaringan fibrosa.
Dislokasi Gangguan pada kontinuitas tulang.
Patah tulang Fraktur.
Asam urat Penumpukan kristal asam urat yang terbentuk pada sendi
Osteoarthritis Bentuk peradangan pada tulang yang ditandai dengan
memburuknya tulang rawan secara progresif pada sendi sinovial
dan tulang belakang.
Osteomalasia Pelunakan tulang karena defisiensi vitamin D.
Osteoporosis Kehilangan kepadatan tulang.
Osteosarkoma Tumor ganas pada tulang.
5. Persiapan Pasien
Persiapan pasien yang perlu dilakukan adalah melepas benda logam
atau benda lain pada daerah yang akan diperiksa, contoh: gelang kaki Bila
mengenakan celana panjang atau rok, pastikan tidak menutupi area
penyinaran atau gulung ke atas.
132 Teknik Radiografi Non Kontras 1
Pengaturan posisi pasien dan posisi obyek dapat dilihat pada gambar
3.2 berikut. Tanda x merah adalah posisi pusat sinar.
Gambar 3.2
Proyeksi AP pedis
b. Proyeksi AP Oblique
Posisikan pasien telentang atau duduk. Fleksikan lutut kaki yang sakit
sehingga permukaan plantar kaki menempel pada meja pemeriksaan.
Teknik Radiografi Non Kontras 1 133
Pengaturan posisi pasien dan posisi obyek dapat dilihat pada Gambar
3.3 berikut. Tanda x merah adalah posisi pusat sinar.
Gambar 3.3
Tabel 3.2
Tabel 3.3
a. Proyeksi AP
Kriteria berikut ini harus terlihat jelas, yaitu:
1) Menampakkan kolimasi yang tepat
2) Anatomi dari jari sampai tarsal: jika memungkinkan termasuk
bagian talus dan kalkaneus.
3) Tidak ada rotasi pedis, seperti yang dapat dilihat dari jumlah celah
yang sama antara metetarsal dua dan empat.
4) Superposisi metatarsal kedua sampai kelima.
5) Proyeksi axial dapat menghasilkan persendian IP, MTP dan TMT
yang lebih baik.
6) Celah sendi terbuka antara medial dan intermediate cuneiform.
7) Detail jaringan lunak dan trabecular tulang.
Gambar 3.4
b. Proyeksi AP Oblique
Kriteria berikut ini harus terlihat jelas, yaitu:
1) Menampakkan kolimasi yang tepat.
2) Seluruh bagian kaki, dari jari sampai tumit.
3) Rotasi kaki yang tepat :
4) Tuberositi metatarsal lima.
5) TMT lateral dan persendian intertarsal.
6) Sinur tarsi.
7) Detail jaringan lunak dan trabekula tulang.
Gambar 3.5
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS). Lakukan
penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat dengan kriteria
Teknik Radiografi Non Kontras 1 137
yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan alasan masing-
masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker, kolimasi, kualitas
citra, anatomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf secara diagnostik.
1. Pengertian
Teknik radiografi kruris adalah teknik pemeriksaan radiografi pada
daerah tungkai bawah dengan menggunakan pesawat sinar-X yang
menghasilkan citra tulang tungkai bawah dan jaringan lunak serta kelainan
laiinya.
Gambar 3.6
h. Osteoporosis
Osteoporosis adalah kelainan pada tulang dimana terjadi penurunan
kepadatan tulang.
Untuk kontra indikasi secara umum tidak ada. Pemeriksaan ini termasuk
pemeriksaan radiografi yang relatif aman karena dosis radiasinya yang
rendah, disamping itu tentu saja sinar-X dapat memberikan manfaat yang
lebih besar yakni untuk mendiagnosis suatu kelainan patologis.
5. Persiapan Pasien
Persiapan pasien yang perlu dilakukan adalah melepas benda logam
atau benda lain pada daerah yang akan diperiksa, contoh: gelang kaki Bila
mengenakan celana panjang atau rok, pastikan tidak menutupi area
penyinaran atau gulung ke atas sampai posisi celana berada di atas lutut.
Gambar 3.7
Proyeksi AP Kruris
b. Proyeksi Lateral
1) Pasien supine di atas meja pemeriksaan.
2) Tempatkan kaki pasien yang akan diperiksan diatas IR/kaset.
3) Atur femoral epicondilus dan patella tegak lurus kaset dan kruris
pada pertengahan kaset, bila diperlukan diberi alat bantu fiksasi.
4) Atur lutut pasien pada posisi fleksi dan pergelangan kaki
dorsofleksi sehingga posisi tungkai bawah true lateral.
5) Atur posisi IR/kaset membujur. Apabila posisi IR/kaset membujur
tidak dapat mencakup obyek dari lutut sampai pergelangan kaki
maka posisi IR/kaset diatur diagonal.
6) Metode alternatif: Apabila tungkai pasien tidak dapat rotasikan ke
arah lateromedial (posisi tungkai tidak bisa true lateral) maka
dapat dilakukan pemotretan dengan teknik crosstable
menggunakan arah sinar horizontal.
Teknik Radiografi Non Kontras 1 141
Gambar 3.8
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Gambar 3.9
Kriteria-kriteria berikut ini harus terlihat jelas, yaitu sesuai dalam Tabel
3.6.
Tabel 3.6
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS). Lakukan
penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat dengan kriteria
yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan alasan masing-
masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker, kolimasi, kualitas
citra, anatomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf secara diagnostik.
1. Pengertian
Teknik radiografi femur adalah suatu teknik pemeriksaan pada tulang
tungkai atas kaki dengan menggunakan pesawat sinar-x bertujuan
menghasilkan citra yang mampu menegakkan diagnosis untuk pasien dengan
menampakkan bagian tulang femur, kedua persendian yang terhubung
dengannya, dan jaringan lunak serta kelainan atau abnormalitas.
Gambar 3.10
5. Persiapan Pasien
Persiapan pasien yang perlu dilakukan adalah pasien diminta untuk
berganti pakaian dengan mengenakan baju pasien, apabila hal ini tidak
mungkin dilakukan karena kondisi umum pasien non kooperatif pastikan
tidak ada benda logam atau benda lain pada kaki yang akan diperiksa,
contoh : benda logam, resleting celana, pasir maupun kotoran pada tungkai
atas kaki pasien harus dibersihkan dahulu.
Gambar 3.11
b. Proyeksi Lateral
Lutut kaki yang sakit di fleksikan, kaki yang lainnya di ekstensikan,
bagian bawah panggul diganjal sandbag dan usahakan hip joint fiksasi,
batas atas kaset hip joint dan batas bawah kaset knee joint.
Gambar 3.12
Tabel 3.7
b. Proyeksi Lateral
1) Arah sinar diatur vertikal tegak lurus terhadap kaset
2) Titik bidik pada pertengahan tulang femur
3) Atur Focus film distance (FFD) pada jarak 100 cm
Tabel 3.8
b. Proyeksi Lateral
1) Tulang femur tampak sebagian besar dan sendi yang tampak
diutamakan pada bagian yang sakit.
2) Semua alat ortopedi yang terpasang
3) tampak trabekula tulang
4) jika hanya sendi lutut yang tampak maka:
- bagian anterior kondilus femur tampak superposisi
- Patela tampak, sendi patellofemoral terbuka
- bagian inferior kondilus femur tidak superposisi karena efek
divergen sinar-X
5) jika hanya sendi hip yang tampak maka:
- Kaki femur lainnya tidak menutupi area yang diinginkan
- trokhanter mayor dan minor tidak tampak menonjol
Gambar 3.13
A, proksimal femur AP
C, distal femur AP
Teknik Radiografi Non Kontras 1 149
Gambar 3.14
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS). Lakukan
penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat dengan kriteria
yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan alasan masing-
masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker, kolimasi, kualitas
citra, anatomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf secara diagnostik.
1. Pengertian
Teknik radiografi pelvis merupakan teknik pemeriksaan radiografi pada
daerah tulang panggul dengan menggunakan pesawat sinar-X yang
menghasilkan citra tulang panggul termasuk tulang ilum, ischium, pubis, dan
jaringan lunak serta kelainan lainnya .
A. B.
sumber : Merrill’s Atlas of Radiographic, 2016
Gambar 3.15
A. Pelvis pria
B. Pelvis wanita
Teknik Radiografi Non Kontras 1 151
Gambar 3.16
Tabel 3.9
Indikasi Definisi
Fraktur Fraktur adalah gangguan pada kontinuitas tulang
atau sering disebut dengan patah tulang.
Tumor Tumor adalah pertumbuhan jaringan baru dimana
proliferasi sel tidak terkendali.
Metastase Metastase adalah penyebaran lesi kanker dari satu
area ke area lain.
Osteoporosis Osteoporosis adalah kelainan pada tulang dimana
terjadi penurunan kepadatan tulang.
Osteoartritis atau penyakit degeneratif Bentuk artritis yang ditandai dengan memburuknya
persendian tulang rawan secara progresif pada sendi sinovial
dan vertebra.
Sumber : Merrill’s Atlas of Radiographic, 2016
152 Teknik Radiografi Non Kontras 1
5. Persiapan Pasien
Persiapan pasien dilakukan dengan mengganti pakaian pasien dengan
baju pemeriksaan yang telah disediakan dan memastikan tidak ada logam
atau benda lain pada daerah panggul yang akan diperiksa.
Gambar 3.17
Proyeksi AP pelvis
b. Proyeksi Lateral
1) Posisikan pasien dalam posisi tidur miring dengan bagian tengah
tubuh berada pada pertengahan IR
2) Beri bantal busa pada bawah tulang belakang lumbal sehingga
kolumna vertebra dapat sejajar dengan meja pemeriksaan.
3) Pastikan posisi pelvis lateral dengan SIAS pada bidang vertikal
yang sama
4) Beri bantal busa pada antara lutut untuk fiksasi kaki pada pasien
154 Teknik Radiografi Non Kontras 1
Gambar 3.18
c. Proyeksi AP Oblik
1) Pusatkan pertengahan tubuh pada pertengahan grid atau bucky
2) Fleksikan siku pasien dan letakkan tangan di atas dada
3) Pastikan tidak ada rotasi panggul. Pastikan SIAS pada jarak yang
sama dari meja pemeriksaan
4) Fleksikan hip dan lutut ke arah atas sehingga femur hampir vertikal
5) Abduksi paha dan menahan telapak kaki sebagai penyangga satu
sama lain
Teknik Radiografi Non Kontras 1 155
Gambar 3.19
Tabel 3.10
b. Proyeksi Lateral
1) Atur arah sinar vertikal tegak lurus
2) Tempatkan pusat sinar pada palpasi trokanter mayor teraba ke
pusat IR
3) Atur FFD 100 cm
4) Gunakan focal spot besar
5) Gunakan faktor eksposi
Tabel 3.11
c. Proyeksi AP Oblik
1) Atur arah sinar vertikal tegak lurus
2) Tempatkan pusat sinar pada 1 inchi (2,5 cm) superior simpisis
pubis
3) Atur FFD 100 cm
4) Gunakan focal spot besar
5) Gunakan faktor eksposi
Tabel 3.12
b. Proyeksi Lateral
Berikut ini harus terlihat jelas yaitu:
1) Kolimasi yang tepat menunjukkan seluruh pelvis, femur proksimal,
sakrum, dan tulang ekor
2) Pelvis dalam posisi lateral sebenarnya
(a) Superposisi daerah posterior dari ischium dan ileum
(b) Superposisi kedua femur
(c) Superposisi acetabulum. Lingkaran acetabulum tampak besar
dari fossa bila lebih jauh dari IR.
3) Lengkungan pubis tidak tertutup oleh femur
4) Dapat menunjukkan detail dari trabekula dan jaringan lunak
158 Teknik Radiografi Non Kontras 1
A B
Sumber : Merrill’s Atlas of Radiographic, 2016
Gambar 3.20
A. Pelvis pria
B. Pelvis wanita
Gambar 3.21
c. Proyeksi AP Oblik
Berikut ini harus terlihat jelas yaitu:
1) Kolimasi yang tepat menunjukkan tidak ada rotasi pada panggul
2) Tampak acetabulum, kaput femur, dan leher dari femur
3) Trokanter minor pada sisi medial dari tulang paha
4) Leher femur tanpa superposisi oleh trokanter mayor
5) Sumbu femoralis mengalami pemanjangan dari tulang pinggul
dengan sudut yang sama
6) Dapat menunjukkan detail dari trabekula dan jaringan lunak
Gambar 3.22
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS). Lakukan
penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat dengan kriteria
yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan alasan masing-
masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker, kolimasi, kualitas
citra, anatomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf secara diagnostik.
160 Teknik Radiografi Non Kontras 1
LATIHAN
RINGKASAN
TES 1
TOPIK 2
P
emeriksaan radiografi artikulasio ekstremitas bawah juga termasuk
pemeriksaan radiografi di rumah sakit atau klinik yang cukup sering
dihadapi oleh radiografer. Kasus trauma dan dislokasi adalah indikasi
pemeriksaan yang banyak ditemukan. Ketepatan mengatur faktor eksposi
akan mendukung kualitas citra radiografi sehingga akan meningkatkan nilai
diagnostik radiograf. Pemeriksaan radiografi yang dibahas mencakup
artikulasio talokruralis, artikulasio genu, artikulasio femoris, dan artikulasio
sakroiliaka.
1. Pengertian
Teknik radiografi artikulasio talokruralis merupakan teknik pemeriksaan
radiografi pada daerah pergelangan kaki dengan menggunakan pesawat
sinar-X yang menghasilkan citra pergelangan kaki termasuk tulang tibia,
fibulla, talus, dan jaringan lunak serta kelainan lainnya.
tulang tibia dengan tulang talus. Pada ujung distal tulang tibia terdapat
prosesus yang disebut malleolus medial sedangkan ujung distal pada tulang
fibula disebut malleolus lateral. Permukaan anterolateral pada malleolus
medial terdapat tuberkulum anterior yang melapisi fibula. Malleolus lateral
terletak 15 – 20 derajat posterior dari malleolus medial.
Gambar 3.23
Tabel 3.11
Indikasi Definisi
Kista Tulang Kista berisi cairan dengan dinding fibrosa
Congenital clubfoot Rotasi kaki yang tidak normal biasanya kedalam
dan kebawah
Dislokasi Pergeseran tulang dari sendi
Fraktur Gangguan kontinuitas tulang
Pott Fraktur avulsi maleolus medial dengan hilangnya
ankle mortise
Jones Fraktur avulsi pada base metatarsal ke lima
Teknik Radiografi Non Kontras 1 167
Indikasi Definisi
Gout Penyakit artritis turunan dengan asam urat pada
sendi
Metastasis Lesi kanker yang menyebar dari satu area ke area
lain
Penyakit Osgood- Avulsi tuberositas tibial yang terpisah tidak
Schlatter sempurna
Osteoarthritis atau Bentuk peradangan ditandai dengan kerusakan
Penyakit degeneratif tulang rawan yang progresif pada sendi dan
sendi vertebra
Osteomalacia atau Pelunakan tulang karena kekurangan vitamin D
rickets
Osteomyelitis Radang tulang karena infeksi piogenik
Osteopetrosis Peningkatan kepadatan tulang lunak apikal
Osteoporosis Kehilangan kepadatan tulang
Penyakit Paget Penyakit metabolis kronik yang ditandai dengan
tulang melemah, cacat dan menebal yang mudah
patah
Tumor Pertumbuhan jaringan baru dimana pertumbuhan
sel tidak terkontrol
Condrosarcoma Tumor ganas yang muncul pada sel tulang rawan
Enchondroma Tumor jinak dari tulang rawan
Ewing Sarcoma Tumor ganas yang timbul dijaringan meduler
Osteochondroma atau Tumor tulang jinak yang terlihat diatas tulang
exostosis rawan
Osteoclastoma atau Lesi lucent dibagian metafisis, biasanya dibagian
giant cell tumor femur distal
Osteoid Osteoma Lesi jinak pada tulang kortikal
Osteosarcoma Tumor tulang yang paling ganas dengan
pembentukan tulang atau tulang rawan
sumber : Merrill’s Atlas of Radiographic, 2016
Untuk kontra indikasi secara umum tidak ada. Pemeriksaan ini termasuk
pemeriksaan radiografi yang relatif aman karena dosis radiasinya yang
rendah, disamping itu tentu saja sinar-X dapat memberikan manfaat yang
lebih besar yakni untuk mendiagnosis suatu kelainan patologis.
5. Persiapan Pasien
Persiapan pasien yang perlu dilakukan adalah melepas benda logam
atau benda lain pada daerah yang akan diperiksa, contoh: gelang kaki. Bila
mengenakan celana panjang atau rok, pastikan tidak menutupi area
penyinaran atau gulung ke atas.
Gambar 3.24
Proyeksi AP talokrulalis
Teknik Radiografi Non Kontras 1 169
b. Proyeksi Lateral
1) Tempatkan sumbu panjang IR sejajar dengan sumbu kaki pasien,
tempatkan pertengahan pergelangan kaki pada pertengahan IR
2) Pastikan bagian lateral dari kaki menempel pada IR
3) Posisikan kaki dorsiflexion, dan sesuaikan sisi lateral. Dorsiflexion
diperlukan untuk mencegah rotasi lateral dari pergelangan kaki
Gambar 3.25
Tabel 3.13
b. Proyeksi Lateral
1) Atur arah sumbu sinar tegak lurus menuju sendi pergelangan kaki
2) Kolimasi 1 inchi (2,5 cm) di sisi pergelangan kaki dan 8 inchi (18
cm) memanjang yang mencakup tumit dan basis metatarsal ke 5
3) Atur FFD 100 cm
4) Gunakan focal spot kecil
5) Gunakan faktor eksposi sesuai tabel
Tabel 3.14
a. Proyeksi AP
1) Kolimasi yang tepat memperlihatkan sendi pergelangan kaki pada
pertengan IR.
2) Tampak maleolus medial dan lateral
3) Talus dengan kecerahan yang tepat
4) Tidak ada rotasi pada pergelangan kaki
a) Overlapping normal dari artikulasi tibiofibular dengan
tuberkelus anterior yang sedikit superposisi dengan fibula
b) Talus sedikit overlapping dengan fibula bagian bawah
c) Tidak ada overlapping artikulasi talomaleolar bagian medial
5) Celah sendi tibiotalar terbuka
6) Dapat menunjukkan detail dari trabekula dan jaringan lunak
Gambar 3.26
b. Proyeksi Lateral
1) Kolimasi yang tepat menunjukkan pergelangan kaki pada
pertengan IR dan tampak distal dari tibia dan fibula, talus,
kalkaneus, dan tarsal yang saling berdekatan.
2) Pergelangan kaki pada posisi lateral sebenarnya
172 Teknik Radiografi Non Kontras 1
Gambar 3.27
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS).
Lakukan penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat
dengan kriteria yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan
alasan masing-masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker,
kolimasi, kualitas citra, anatomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf
secara diagnostik.
Teknik Radiografi Non Kontras 1 173
1. Pengertian
Teknik radiografi artikulasio genu adalah teknik pemeriksaan radiografi
pada daerah sendi atara tungkai bawah dan paha dengan menggunakan
pesawat sinar-X yang menghasilkan citra tulang femur, patela, tibia, fibula,
patela dan jaringan lunak serta kelainan lainnya.
Gambar 3.28
A. anatomi artikulasio genu tampak depan, B. anatomi artikulasio genu tampak belakang,
C. anatomi artikulasio genu tampak atas, D. artikulasio genu tampak samping
Tabel 3.12
Indikasi Definisi
Kista Tulang Kista berisi cairan dengan dinding fibrosa
Congenital clubfoot Rotasi kaki yang tidak normal biasanya kedalam
dan kebawah
Dislokasi Pergeseran tulang dari sendi
Fraktur Gangguan kontinuitas tulang
Pott Fraktur avulsi maleolus medial dengan hilangnya
ankle mortise
Jones Fraktur avulsi pada base metatarsal ke lima
Gout Penyakit artritis turunan dengan asam urat pada
sendi
Metastasis Lesi kanker yang menyebar dari satu area ke area
lain
Penyakit Osgood- Avulsi tuberositas tibial yang terpisah tidak
Schlatter sempurna
Osteoarthritis atau Bentuk peradangan ditandai dengan kerusakan
Penyakit degeneratif tulang rawan yang progresif pada sendi dan
sendi vertebra
Osteomalacia atau Pelunakan tulang karena kekurangan vitamin D
rickets
Osteomyelitis Radang tulang karena infeksi piogenik
Osteopetrosis Peningkatan kepadatan tulang lunak apikal
Osteoporosis Kehilangan kepadatan tulang
Penyakit Paget Penyakit metabolis kronik yang ditandai dengan
tulang melemah, cacat dan menebal yang mudah
patah
Tumor Pertumbuhan jaringan baru dimana pertumbuhan
sel tidak terkontrol
Condrosarcoma Tumor ganas yang muncul pada sel tulang rawan
Enchondroma Tumor jinak dari tulang rawan
Ewing Sarcoma Tumor ganas yang timbul dijaringan meduler
Osteochondroma atau Tumor tulang jinak yang terlihat diatas tulang
exostosis rawan
Osteoclastoma atau Lesi lucent dibagian metafisis, biasanya dibagian
giant cell tumor femur distal
Osteoid Osteoma Lesi jinak pada tulang kortikal
Osteosarcoma Tumor tulang yang paling ganas dengan
pembentukan tulang atau tulang rawan
sumber : Merrill’s Atlas of Radiographic, 2016
Teknik Radiografi Non Kontras 1 177
Untuk kontra indikasi secara umum tidak ada. Pemeriksaan ini termasuk
pemeriksaan radiografi yang relatif aman karena dosis radiasinya yang
rendah, disamping itu tentu saja sinar-X dapat memberikan manfaat yang
lebih besar yakni untuk mendiagnosis suatu kelainan patologis.
5. Persiapan Pasien
Persiapan pasien yang perlu dilakukan adalah melepas benda logam
atau benda lain pada daerah yang akan diperiksa. Bila mengenakan celana
panjang atau rok, pastikan tidak menutupi area penyinaran atau gulung ke
atas sampai posisi celana berada di atas lutut, atau berganti dengan baju
pasien bila kondisinya tidak memungkinkan.
Gambar 3.29
Teknik Radiografi AP
Gambar 3.30
b. Proyeksi Lateral
Atur pasien untuk berbalik ke sisi yang sakit. Pastikan panggul tidak
diputar. Untuk proyeksi lateral standar, minta pasien mengarahkan lutut
yang terkena ke depan dan memperpanjang tungkai lainnya di
belakangnya. Anggota tubuh lainnya juga dapat ditempatkan di depan
lutut yang terkena pada blok penyangga. Kemudian posisikan obyek
sebagai berikut :
1) Dengan menjaga sisi yang terkena berdekatan dengan IR,
posisikan pasien pada sudut miring yang cukup untuk
memproyeksikan tulang belakang tepat di belakang sendi
sternoklavikularis yang paling dekat dengan IR. Sudutnya biasanya
sekitar 10 hingga 15 derajat.
2) Sesuaikan posisi pasien untuk memusatkan sendi ke garis tengah
bingkai.
3) Gunakan pelindung gonad untuk melindungi organ vital
c. Proyeksi AP weight-bearing
Letakkan pasien dalam posisi tegak dengan punggung menghadap
perangkat kisi vertikal. Kemudian posisikan objek humerus sebagai
berikut:
1) Letakkan jari-jari kaki lurus ke depan, dengan kaki terpisah cukup
untuk keseimbangan yang baik.
2) Minta pasien untuk berdiri tegak dengan lutut terentang penuh
dan berat badan didistribusikan secara merata di kaki.
Gambar 3.31.
Gambar 3.31
Tabel 3.14
b. Proyeksi Lateral
1) Arah sinar vertikal tegak lurus terhadap IR.
2) Arahkan titik bidik pada sudut 5 hingga 7 derajat caudad untuk
keluar dari titik ½ inci (1,3 cm) di bawah puncak patela. Karena
tibia dan fibula agak miring, sinar pusat sejajar dengan tibialis. Titik
bidik tegak lurus untuk pasien dengan paha besar atau saat kaki
terangkat.
3) Gunakan focal spot kecil
4) Gunakan faktor eksposi
Tabel 3.15
c. Proyeksi AP weight-bearing
1) Arah sinar vertikal tegak lurus terhadap IR.
2) Titik bidik pada titik ½ inci (1,3 cm) di bawah apeks patella.
3) Gunakan focal spot kecil
4) Gunakan faktor eksposi
182 Teknik Radiografi Non Kontras 1
Tabel 3.16
b. Proyeksi Lateral
1) Bukti kolimasi yang tepat
2) Lutut keluar 20 sampai 30 derajat dalam posisi lateral yang
sebenarnya seperti yang ditunjukkan oleh kondilus femoralis yang
ditumpangkan (temukan kondilus medial yang lebih besar)
3) Permukaan anterior kondilus medial yang lebih dekat ke patela
terjadi akibat rotasi berlebih menuju IR.
4) Permukaan anterior dari kondilus medial yang lebih jauh dari
patela disebabkan oleh underrotation dari IR.
5) Permukaan inferior dari kondilus medial kaudal ke kondilus lateral
disebabkan oleh sudut CR sefalad yang tidak mencukupi.
6) Permukaan inferior dari kondilus lateral kaudal ke kondilus medial
dihasilkan dari sudut CR yang terlalu jauh cephalad.
7) Kepala fibular dan tibia sedikit ditumpangkan (overrotation
menyebabkan lebih sedikit superimposisi, dan underrotation
menyebabkan lebih banyak superimposition)
Teknik Radiografi Non Kontras 1 183
c. Proyeksi AP weight-bearing
1) Bukti kolimasi yang tepat
2) Kedua lutut tanpa rotasi
3) Sendi lutut berada di tengah area eksposur
4) Dataran tinggi Tibial dalam profil
5) Fossa interkondilaris terlihat
6) Detail jaringan lunak dan tulang trabekuler
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS). Lakukan
penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat dengan kriteria
yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan alasan masing-
masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker, kolimasi, kualitas
citra, anatomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf secara diagnostik.
1. Pengertian
Teknik radiografi artikulasio femoris adalah teknik pemeriksaan
radiografi pada daerah sendi antara pelvis dan proksimal femur dengan
menggunakan pesawat sinar-X yang menghasilkan citra tulang yang
membentuk persendian pada pelvis dan proksimal femur dan jaringan lunak
serta kelainan lainnya. Persendian ini lebih sering dikenal dengan Hip joint.
184 Teknik Radiografi Non Kontras 1
a. Femur Proksimal
Femur merupakan tulang yang paling panjang, kuat dan berat pada
tubuh manusia. Ujung proksimal femur terdiri dari kaput, kolumna dan dua
prosesus yaitu trokhanter mayor dan minor. Kaput femur yang halus
tergabung dengan korpus femur melalui kolumna femur yang berbentuk
piramid dan masuk pada fossa acetabulum pada tulang pelvis. Rongga kecil
pada tengah kaput femur, fovea kapitis, terikat pada ligamentum kapitis
femur. Kolumna femur menyempit pada bagian yang dekat dengan kaput
femur, kemudian melebar pada bagian yang dekat dengan korpus tulang
yang lebar. Kolumna femur menonjol ke dalam, ke atas dan ke depan tubuh
femur. Trokhanter terletak pada pertemuan antara korpus femur dan dasar
kolumna. Trokhanter mayor terletak pada bagian superolateral dari korpus
femur, dan trokhanter minor terletak pada bagian posteromedial. Puncak
prominen terletak antara trokhanter pada dasar kolumna femur di atas
permukaan belakang korpus femur yang disebut intertrochanteric crest.
Puncak prominen yang kecil dan intertrochanteric crest merupakan bagian
yang sering terjadi fraktur pada orang dewasa. Bagian superior trokhanter
mayor menonjol di atas kolumna femur dan melengkung ke belakang dan
kedalam.
Gambar 3.32
Gambar 3.33
Tabel 3.17
Klasifikasi struktur
Persendian Jaringan Tipe Pergerakan
Hip joint Sinofial Bulatan dan Bergerak
cekungan bebas
Simpisis Pubis Kartilago Simpisis
Sakroiliak Sinofial Pergerakan Sedikit gerakan
yang ireguler Sedikit gerakan
Tabel 3.18.
Indikasi Definisi
Fraktur Fraktur adalah gangguan pada
kontinuitas tulang atau sering disebut
dengan patah tulang.
Tumor Tumor adalah pertumbuhan jaringan
baru dimana proliferasi sel tidak
terkendali.
Metastase Metastase adalah penyebaran lesi
kanker dari satu area ke area lain.
Osteoporosis Osteoporosis adalah kelainan pada
tulang dimana terjadi penurunan
kepadatan tulang.
Osteoartritis dan penyakit Bentuk artritis yang ditandai dengan
degeneratif persendian memburuknya tulang rawan secara
progresif pada sendi sinovial dan
vertebra.
5. Persiapan Pasien
Persiapan pasien dilakukan dengan mengganti pakaian pasien dengan
baju pemeriksaan yang telah disediakan dan memastikan tidak ada logam
atau benda lain pada daerah panggul yang akan diperiksa.
Gambar 3.34
b. Proyeksi Lateral
Dari posisi telentang, rotasikan pasien dengan pelan ke sisi yang sakit
sampai pada posisi oblik. Derajat kemiringan tergantung pada seberapa
besar pasien dapat melipatkan kaki.
1) Sesuaikan tubuh pasien, dan pusatkan sendi yang sakit pada
pertengahan grid
2) Lutut pasien yang sakit ditekuk dan atur paha yang sakit sampai
pada sudut yang tepatke tulang tulang hip joint.
3) Atur femur sejajar dengan meja pemeriksaan.
4) Rotasikan pelvis untuk membantu dalam menekukkan paha dan
menghindari superposisi sisi yang diperiksa.
Gambar 3.35
7. Teknik Radiografi
Teknik penyinaran yang dilakukan pada pemeriksaan radiografi
artikulasio femoris sebagai berikut:
a. Proyeksi AP
1) Arahkan sinar tegak lurus terhadap pada leher femur. Tempatkan
arah sinar 2,5 inchi (6,4 cm) di bawah garis perpendicular pada
pertengahan ASIS dan simpisis pubis.
2) Pusatkan Kaset pada pusat sinar.
3) Ukuran kaset dan pusat sinar dapat disesuaikan jika terdapat alat
orthopedi yang harus ditampakkan pada citra.
4) Atur pertengahan kolimasi pada pertengahan dari lengan bawah.
5) Sesuaikan kolimator dengan ukuran 24 x 30 cm.
6) Atur FFD pada jarak 100 cm.
7) Gunakan focal spot besar.
8) Gunakan faktor eksposi seperti pada tabel
Tabel 3.19
Gambar 3.36
b. Proyeksi Lateral
1) Pusat sinar tegak lurus dengan hip, yang berlokasi pada
pertengahan pada ASIS dan simpisis pubis.
2) Pusatkan kaset pada pusat sinar.
3) Sesuaikan kolimasi sebesar 24 x 30 cm.
4) Gunakan focal spot besar.
5) Gunakan faktor eksposi seperti pada tabel
Tabel 3.20
Gambar 3.37
b. Proyeksi Lateral
Berikut ini harus ditunjukkan dengan jelas:
1) Menampakkan kolimasi yang tepat.
2) Hip joint berada pada pertengahan radiograf.
3) Hip joint, acetabulum, dan kepala femur.
4) Kolumna femur superposisi dengan trokhanter mayor.
5) Detail jaringan lunak dan trabekular tulang.
Gambar 3.38
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS).
Lakukan penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat
dengan kriteria yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan
alasan masing-masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker,
kolimasi, kualitas citra, anatomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf
secara diagnostik.
1. Pengertian
Teknik radiografi artikulasio sakroiliaka adalah teknik pemeriksaan pada
persendian di daerah panggul tepatnya persendian antara tulang panggul
dengan tulang sakrum dengan menggunakan pesawat sinar-X untuk
menghasilkan citra tulang, jaringan lunak serta kelainan patologis.
Gambar 3.39
5. Persiapan Pasien
Persiapan pasien dilakukan dengan mengganti pakaian pasien dengan
baju pemeriksaan yang telah disediakan dan memastikan tidak ada logam
atau benda lain pada daerah panggul yang akan diperiksa, contoh: ikat
pinggang, resleting celana.
Gambar 3.40
b. Proyeksi AP Oblik
1) Dari posisi supine kemudian dimiringkan 25-30 derajat ke arah
obyek yang tidak diperiksa.
2) Berikan bantalan busa dibawah bahu, punggung, dan superior
paha.
3) Sisi yang akan diperiksa adalah sisi yang jauh dari IR/kaset.
Gunakan posisi LPO untuk menampakkan persendian bagian
kanan dan posisi RPO untuk menampakkan persendian bagian kiri.
4) Atur tubuh pasien sehingga sejajar dengan IR/kaset.
5) Sejajarkan tubuh pasien sehingga bidang sagital berada 1 inchi ke
arah medial SIAS.
6) Tempatkan obyek pada pertengahan IR/kaset.
7) Radiograf artikulasio sakroilika proyeksi AP Oblik dibuat dengan
perbandingan sendi kanan dan sendi kiri.
196 Teknik Radiografi Non Kontras 1
Gambar 3.41
Tabel 3.21
b. Proyeksi AP Oblik
1) Atur arah sinar vertikal tegak lurus IR/kaset.
2) Atur pertengahan kolimasi pada 2,5 cm ke arah medial dari SIAS
yang diperiksa
3) Atur FFD pada jarak 100 cm
4) Atur luas lapangan kolimasi sebesar 18x24 cm sesuai IR/kaset yang
digunakan
5) Gunakan Grid
6) Gunakan focal spot kecil
7) Atur faktor eksposi sesuai tabel.
Tabel 3.22.
A B.
sumber : Merrill’s Atlas of Radiographic, 2016
Gambar 3.42
b. Proyeksi AP Oblik
1) Terdapat Marker untuk identifikasi sakroiliaka kanan atau kiri
2) Tulang ilium dan sakrum tampak tidak superposisi
3) Ruang sendi artikulasio sakroiliaka terbuka
4) Sumbu panjang mid sakrum sejajar dengan lapangan kolimasi
5) Area sakroiliaka berada pada pertengahan kolimasi
6) Artikulasio sakroiliaka, ala sakrum, dan tulang ilium masuk dalam
lapangan kolimasi
Teknik Radiografi Non Kontras 1 199
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS).
Lakukan penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat
dengan kriteria yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan
alasan masing-masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker,
kolimasi, kualitas citra, anatomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf
secara diagnostik.
LATIHAN
RINGKASAN
TES 2
Glosarium
Daftar Pustaka
4
TEKNIK RADIOGRAFI
VERTEBRA
PENDAHULUAN
R
adiografi vertebra atau tulang belakang termasuk pemeriksaan
radiografi yang sering dijumpai di klinik. Mahasiswa perlu memahami
teknik radiografi yang benar, agar dapat menyajikan radiograf yang
menjawab diagnosis dokter. Pemeriksaan ini, khususnya dalam kasus trauma,
juga memerlukan kehati-hatian radiografer saat memosisikan dan mengatur
pasien. Kecermatan dalam menentukan faktor eksposi yang tepat, akan
memengaruhi kualitas radiograf yang dibuat.
Pemeriksaan radiografi vertebra meliputi pemeriksaan radiografi
servikal, torakal, lumbal, lumbo-sakral, serta sacrum, dan koksigis. Mahasiswa
perlu memahami struktur anatomi dari tulang belakang, agar dapat
memvisualisasikan objek anatomi sesuai dengan kriteria yang diharapkan.
Setelah Anda mempelajari dan menguasai materi yang disajikan pada
Bab 4 ini, yaitu tentang teknik radiografi vertebra maka secara umum Anda
akan mampu mendemonstrasikan teknik pemeriksaan radiografi pada
vertebra. Secara khusus Anda akan mampu mendemonstrasikan persiapan
pemeriksaan, teknik posisi pasien, posisi objek, penentuan teknik radiografi,
serta melakukan evaluasi citra radiografi pada:
1. servikal,
2. torakal,
3. lumbal,
4. lumbo-sakral,
5. sacrum dan koksigis.
Selamat belajar!
208 Teknik Radiografi Non Kontras 1
TOPIK 1
P
emeriksaan radiografi vertebra termasuk pemeriksaan radiografi yang
cukup sering dihadapi oleh radiografer di rumah sakit atau klinik.
Kasus trauma, nyeri tulang belakang, dan tumor adalah indikasi
pemeriksaan yang banyak ditemukan. Ketepatan mengatur faktor eksposi
akan mendukung kualitas citra radiografi sehingga dapat meningkatkan nilai
diagnostik radiografi.
1. Pengertian
Teknik radiografi vertebra servikal adalah suatu teknik pemeriksaan
pada tulang vertebra servikal dengan menggunakan pesawat sinar-x
bertujuan menghasilkan citra yang mampu menegakkan diagnosa untuk
pasien dengan menampakkan bagian tulang-tulang servikal, diskus, dan
kelainan/abnormalitas apabila ada.
A B
C
sumber : Merrill’s Atlas of Radiographic, 2016
Gambar 4.1
Anatomi tulang cervical A. Kolumna vertebra servikal 1-7, B. Vertebra servikal dilihat dari sisi
superior dan C. Vertebra servikal dilihat dari sisi lateral
5. Persiapan Pasien
Persiapan pasien yang perlu dilakukan adalah melepas benda logam
atau benda lain pada area leher yang akan diperiksa, contoh : kalung, anting-
anting, peniti, aksesoris jilbab Untuk pasien yang sudah terpasang alat
penyangga leher (cervical collar) tidak perlu dilepas karena bahan alat
tersebut tidak mengganggu citra radiografinya.
Catatan:
Untuk kompensasi terhadap pasien dengan curvatura lordotic yang
menonjol dan mereduksi distorsi gambar, maka digunakan alat bantu
penyangga kepala.
Teknik Radiografi Non Kontras 1 211
Gambar 4.2
Posisi pasien proyeksi AP. Garis lurus pada gambar menunjukkan arah sinar menuju letak titik
bidik penyinaran
b. proyeksi Lateral
Garis tengah coronal tubuh diatur tegak lurus dengan pertengahan
penangkap citra, dagu pasien diminta sedikit menengadah agar supaya
tidak menghalangi tulang servicalis bagian atas (lihat gambar 4.3).
Gambar 4.3
Posisi pasien proyeksi Lateral. Garis lurus pada gambar menunjukkan arah sinar menuju letak
titik bidik penyinaran
212 Teknik Radiografi Non Kontras 1
c. Proyeksi Oblik
Pertengahan bidang koronal leher pasien diatur membentuk sudut 45o
terhadap kaset dengan memusatkan bidang yang berpotongan MSP
dan MCP leher pasien diatur diatas Midline Bucky-table, dagu pasien
diminta sedikit menengadah agar supaya tidak menghalangi tulang
servicalis bagian atas (lihat gambar 4.4).
Catatan:
Untuk kompensasi terhadap pasien dengan curvatura lordotic yang
menonjol dan mereduksi distorsi gambar, alat bantu penyangga kepala
sebaiknya digunakan; hindari terjadinya posisi objek yang torsi
(terpelintir) yang justru akan mereduksi gambaran kejelasan foramen
intervertebral tulang servical.
Gambar 4.4
Posisi pasien proyeksi oblik. Garis lurus pada gambar menunjukkan arah sinar menuju letak
titik bidik penyinaran
Tabel 4.1
b. Proyeksi Lateral
1) Arah sinar vertikal/horizontal tegak lurus melewati C-4 ke arah
pertengahan kaset
2) Titik bidik pada C-4 (setinggi Thyroid cartilage/Jakun pada MCP)
3) Focus film distance (FFD) diatur 152 cm
c. proyeksi Oblik
1) Arah sinar vertical/horizontal menyudut 15-20o cranial melewati
C-4 ke arah pertengahan kaset
2) Titik bidik pada C-4 (setinggi Thyroid cartilage/Jakun pada MCP)
3) Focus film distance (FFD) diatur 152 cm
Tabel 4.2
a. Proyeksi Lateral
1) Radiograf memperlihatkan proyeksi lateral dari semua corpus
servical termasuk semua interspace, articular pillar, ke-5 sendi
zygapophyseal dan spinosus processus (lihat gambar 4.6).
Optimalisasi gambaran C1-C7 adalah tergantung seberapa baik
Anda mengatur kedua shoulder pasien sedemikian rendah agar
supaya mereduksi superimposisi dengan area C7 bahkan T1-T2
akan lebih baik.
2) Kriteria berikut seharusnya dapat di demostrasikan dengan jelas
oleh radiograf (gambar 4.6) antara lain:
a) Semua C1-C7 tampak, setidaknya sd. 1/3 T1.
b) Leher terlihat extensi sehingga ramus mandibula tidak
overlap dengan tulang atlas atau axis.
c) Kedua ramus mandibula nyaris saling superimposisi secara
sempurna.
d) Tidak tampak tanda rotasi atau tilt (miring) dari organ
servical, ditunjukan oleh adanya gambaran superimposisi
sendi zygapophyseal yang membuka.
e) C4 berada di pusat radiograf.
f) Jaringan tulang dan lunak terlihat detail.
b. Proyeksi RPO/LPO
1) Radiograf memperlihatkan semua foramen intervertebralis tulang
servikal R/L dan bagian-bagian organ anatomi tulang servikal
tergambar dalam posisi oblique (lihat gambar 4.7).
2) Kriteria berikut seharusnya dapat didemostrasikan dengan jelas
oleh radiograf (gambar 4.7) antara lain:
Teknik Radiografi Non Kontras 1 215
Gambar. 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS). Lakukan
penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat dengan kriteria
yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan alasan masing-
masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker, kolimasi, kualitas
citra, anatomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf secara diagnostik.
1. Pengertian
Teknik radiografi vertebra torakal merupakan teknik pemeriksaan
radiografi pada daerah tulang belakang dengan menggunakan sinar-X untuk
menghasilkan citra tulang belakang dan jaringan lunak serta kelainan lainnya.
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Gambar 4.10
Gambar 4.11
Tabel 4.3
Indikasi Definisi
Fraktur Gangguan kontinuitas tulang
Clay shoveler Fraktur avulsi dari prosesus spinosus
di daerah bagian bawah servikal dan
atas torakal
Kompresi Fraktur yang menyebabkan
pemadatan tulang dan pengurangan
panjang atau lebar
Hernia nukleus pulposu Pecah atau prolaps nukleus
pulposus kedalam kanal tulang
belakang
Kifosis Kelainan pada lengkungan tulang
belakang yang membuat punggung
bagian atas terlihat membungkuk
berkisar antara 10 sampai 40 derajat
antara lempengan ujung atas T5 dan
lempengan ujung bawah T12
222 Teknik Radiografi Non Kontras 1
Indikasi Definisi
Lordosis Kelainan tulang belakang yang
menyebabkan kelengkungan ke
arah depam pada punggung bagian
bawah
Metastasis Lesi kanker yang menyebar dari satu
area ke area lai
Osteoartritis atau penyakit sendi dan Bentuk artritis yang ditandai
tulang degeneratif memburuknya tulang rawan secara
progresif pada sendi sinovial
Osteopetrosis Peningkatan kepadatan tulng lunak
atipikal
Penyakit Paget Penebalan, ditandai tulang lunak
membungkuk dan patah
Penyakit Scheuermann atau kifosis Kifosis pada masa remaja
remaja
Skoliosis Deviasi lateral tulang belakang
dengan kemungkinan rotasi
vertebralis
Spina bifida Kegagalan dalam pembungkus
posterior sumsum tulang belakang
untuk melakukan menutup
Spondilolisis Runtuhnya tulang belakang
Subluksasi Dislokasi tidak lengkap atau parsial
Tumor Pertumbuhan jaringan baru dengan
proliferasi sel tidak terkendal
Multipel mieloma Neoplasma sel plasma ganas yang
melibatkan sumsum tulang dan
menyebabkan kerusakan tulang
sumber : Merrill’s Atlas of Radiographic, 2016
Untuk kontra indikasi secara umum tidak ada namun untuk penanganan
trauma harus ekstra hati-hati. Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan
radiografi yang relatif aman karena dosis radiasinya yang rendah, disamping
itu tentu saja sinar-X dapat memberikan manfaat yang lebih besar yakni
untuk mendiagnosis suatu kelainan patologis.
Teknik Radiografi Non Kontras 1 223
5. Persiapan pasien
Persiapan pasien yang perlu dilakukan adalah pasien mengganti baju
yang digunakan dengan baju pasien dan melepas benda logam yang ada di
sekitar dada, contoh : kalung, pengait, bra (pada pasien perempuan), dll.
Gambar 4.12
Proyeksi AP vertebra torakal. Bagian yang tersinari menunjukkan luas kolimasi yang
digunakan dalam proyeksi AP vertebra torakal
b. Proyeksi lateral
1) Posisikan pasien dalam posisi tidur berbaring miring (gambar
4.13).
2) Jika memungkinkan, gunakan sisi lateral kiri agar jantung lebih
dekat ke IR meminimalkan tumpang tindih vertebra dengan
jantung (gambar 4.13).
3) Pasien diminta menggunakan baju pasien yang terbuka sehingga
tulang belakang dapat dibuka untuk menyesuaikan posisi ekposi.
4) Letakkan bantal pada bagian bawah kepala pasien untuk menjaga
kolumna vertebra dalam posisi horizontal (gambar 4.13)..
5) Tekuk pinggul dan lutut pasien ke posisi yang nyaman.
6) Tempatkan batas atas IR 1,5 hingga 2 inchi (3,8 – 5 cm) diatas
bahu. Setengah dari bagian posterior thorak pada pertengahan IR
Teknik Radiografi Non Kontras 1 225
Gambar 4.13
Proyeksi lateral vertebra torakal tanpa penyudutan. Bagian yang tersinari menunjukkan luas
kolimasi yang digunakan dalam proyeksi lateral vertebra torakal
226 Teknik Radiografi Non Kontras 1
Gambar 4.14
Proyeksi lateral vertebra torakal dengan penyudutan. Bagian yang tersinari menunjukkan luas
kolimasi yang digunakan dalam proyeksi lateral vertebra torakal.
c. Proyeksi oblik
1) Posisikan pasien dalam posisi berdiri atatu duduk tegak dalam
posisi menyamping.
2) Rotasikan tubuh 20 derajat anterior (PA Oblik) atau posterior (AP
Oblik) sehingga bidang koronal membentuk sudut 70 derajat dari
IR (lihat gambar 4.15 dan gambar 4.16).
3) Tempatkan kolumna vertebra pada pertengahan grid, minta pasien
melemaskan bahu.
4) Sesuaikan batas atas IR 1,5 hingga 2 inchi (3,8 – 5 cm) diatas bahu
sehingga pertengahan pada T7.
5) Untuk PA oblik, siku lengan dekat IR ditekuk dan tangan diletakkan
di pinggul (lihat gambar 4.15). Untuk AP oblik, lengan yang
berdekatan IR diletakkan depan untuk mengindari superposisi
humerus pada vertebra toraks bagian atas (lihat gambar 4.16)..
6) Minta pasien berdiri tegak sehingga sumbu panjang kolumna
vertebra sejajar dengan IR.
7) Berat tubuh menopang pada kaki, kepala tidak ada rotasi ke
samping.
8) Gunakan pelindung gonad untuk melindungi organ vital.
9) Respirasi : tahan anfas pada akhir ekspirasi.
Teknik Radiografi Non Kontras 1 227
Gambar 4.15
Proyeksi oblik LAO vertebra torakal untuk sendi zygapophyseal dekat dengan film. Bagian
yang tersinari menunjukkan luas kolimasi yang digunakan dalam proyeksi LAO vertebra
torakal
Gambar 4.16
Proyeksi oblik RPO vertebra torakal untuk sendi zygapophyseal jauh dengan film. Bagian
yang tersinari menunjukkan luas kolimasi yang digunakan dalam proyeksi RPO vertebra
torakal
a. Proyeksi AP
1) Atur arah sumbu sinar tegak lurus dengan IR. Pertengahan arah
sinar dapat sekitar setengah antara cekungan jugularis dan
prosesus xifoid
2) Kolimasi meliputi tulang belakang. Atur kolimasi 7 x 17 inchi (18 x
43 cm) untuk vertebra torakalis.
3) Atur FFD 100 cm.
4) Gunakan focal spot besar.
5) Gunakan faktor eksposi sesuai tabel 4.4.
Tabel 4.4
b. Proyeksi Lateral
1) Atur arah sumbu sinar tegak lurus dengan IR. Pertengahan sinar
pada setengah posterior dari thorak
2) Jika kolumna vertebra tidak berada pada bidang horizontal ketika
posisi tidur berbaring miring, miringkan tabung sinar X untuk
mengarahkan sinar tegak lurus sumbu tubuh kolumna vertebra.
Pertengahan arah sinar berada pada T7. Arah sinar menyudut
sekitar 10 derajat ke arah atas untuk pasien wanita dan 15 derajat
ke arah atas untuk pasien pria karena lebar bahu lebih besar.
3) Atur kolimasi 7 x 17 inchi (18 x 43 cm) untuk vertebra torakalis
4) Atur FFD 100 cm
5) Gunakan focal spot besar
6) Gunakan faktor eksposi sesuai tabel 4.5.
Teknik Radiografi Non Kontras 1 229
Tabel 4.5
c. Proyeksi Oblik
1) Atur arah sinar tegak lurus IR melewati T7
2) Atur kolimasi 7 x 17 inchi (18 x 43 cm)
3) Atur FFD 100 cm
4) Gunakan focal spot besar
5) Gunakan faktor eksposi sesuai tabel 4.6.
Tabel 4.6
Gambar 4.17
b. Proyeksi Lateral
1) Bukti kolimasi yang tepat memperlihatkan bagian posterior
vertebra dan sehingga mengurangi radiasi hambur (lihat gambar
4.18).
2) Vertebra terlihat jelas melalui bayangan tulang rusuk dan paru
paru
3) 12 vertebra torakal pada pertenaghan IR. Superposisi bahu pada
bagian atas vertebra membuat kurangnya eksposi pada bagian ini.
Jumlah vertebra yang terlihat tergantung bentuk dan ukuran
pasien. T1 hingga T3 tidak terlihat dengan baik (lihat gambar 4.18).
Teknik Radiografi Non Kontras 1 231
Gambar 4.18
c. Proyeksi oblik
1) Memperlihatkan kolimasi yang tepat menunjukkan 12 tulang
vertebra thorakal (lihat gambar 4.19).
2) Sendi Zygapophyseal dekat dengan IR pada proyeksi PA oblik dan
terlihat jauh menggunakan AP Oblik (lihat gambar 4.18).
3) Dapat menunjukkan detail dari trabekula dan jaringan lunak.
232 Teknik Radiografi Non Kontras 1
Gambar 4.19
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS). Lakukan
penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat dengan kriteria
yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan alasan masing-
masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker, kolimasi, kualitas
citra, anatomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf secara diagnostik.
Teknik Radiografi Non Kontras 1 233
1. Pengertian
Teknik radiografi lumbal adalah teknik pemeriksaan radiografi pada
daerah perut dengan menggunakan pesawat sinar-X yang menghasilkan citra
tulang vertebra, sebagian tulang pinggung dan jaringan lunak perut serta
kelainan lainnya.
transversal jauh lebih tebal dibandingkan dengan vertebra lumbal atas (lihat
gambar 4.21).
Lamina terletak di posterior pedikel dan proses transversal. Bagian dari
lamina antara proses artikular superior dan inferior disebut pars
interarticularis. Sendi zygapophyseal regio lumbar miring ke posterior dari
bidang koronal, membentuk sudut rata-rata (posterior) 30 sampai 60 derajat
ke bidang midsagital tubuh. Sudut rata-rata meningkat dari cephalad ke
caudad dengan L1-2 pada 15 derajat, L2-3 pada 30 derajat, dan L3-4 melalui
L5-S1 pada 45 derajat. Tabel 8-3 menunjukkan bahwa sudut sambungan ini
dapat sangat bervariasi di setiap tingkat. Banyak sendi atas yang tidak
bersudut, dan banyak sendi bawah memiliki sudut 60 derajat atau lebih.
Meskipun posisi tubuh miring 45 derajat yang biasa menunjukkan sendi
zygapophyseal lumbal yang paling signifikan secara klinis (L3 hingga S1), 25%
dari sendi L1-2 dan L2-3 ditampilkan pada proyeksi AP, dan sebagian kecil
dari L4-5 dan L5 -S1 sendi terlihat pada proyeksi lateral (lihat gambar 4.23).
Empat pasang foramina superior ditunjukkan secara radiografi dengan
pasien dalam posisi lateral yang sebenarnya; pasangan terakhir
membutuhkan sedikit kemiringan tubuh. Spondylolysis adalah defek tulang
didapat yang terjadi di pars interarticularis - area lamina di antara dua proses
artikular. Cacat dapat terjadi pada satu atau kedua sisi tulang belakang,
mengakibatkan kondisi yang disebut spondylolisthesis. Kondisi ini ditandai
dengan perpindahan anterior dari satu vertebra ke vertebra lainnya,
umumnya lumbal kelima di atas sakrum. Spondylolisthesis hampir secara
eksklusif melibatkan tulang belakang lumbal.
Spondylolisthesis penting secara radiologis karena radiografi posisi
miring menunjukkan area "leher" dari "anjing Scottie" (yaitu, pars
interarticularis). Tampilan lengkap dari vertebra lumbal bersama dengan
jaringan di sekitarnya.
Teknik Radiografi Non Kontras 1 235
Gambar 4.20
Gambar 4.21
Gambar 4.23
Tabel 4.7
Indikasi Definisi
Fraktur Fraktur adalah gangguan pada
kontinuitas tulang atau sering disebut
dengan patah tulang.
Tumor Tumor adalah pertumbuhan jaringan
baru dimana proliferasi sel tidak
terkendali.
238 Teknik Radiografi Non Kontras 1
Indikasi Definisi
Metastase Metastase adalah penyebaran lesi
kanker dari satu area ke area lain.
Osteoporosis Osteoporosis adalah kelainan pada
tulang dimana terjadi penurunan
kepadatan tulang.
Osteoartritis dan penyakit Bentuk artritis yang ditandai dengan
degeneratif persendian Memburuknya tulang rawan secara
progresif pada sendi sinovial dan
vertebra.
5. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan yang diperlukan dalam pemeriksaan radiografi ini,
pasien mengganti baju yang digunakan dengan baju pasien dan melepas
benda logam yang ada di sekitar diafragma sampai panggul, contoh : beha.
ikat pinggang, peniti
Gambar 4.24
Gambar 4.25
b. Proyeksi Lateral
Untuk posisi lateral, gunakan posisi tubuh yang sama (telentang atau
tegak) seperti untuk proyeksi AP atau PA. Minta pasien mengenakan
gaun dengan punggung terbuka sehingga tulang belakang dapat
terbuka untuk penyesuaian posisi terakhir. Kemudian posisikan objek
sebagai berikut :
1) Minta pasien untuk berbalik ke sisi yang sakit dan keluarkan
pinggul dan lutut ke posisi yang nyaman (lihat gambar 4.26).
2) Saat memeriksa pasien kurus, sesuaikan bantalan yang sesuai di
bawah pinggul yang tergantung untuk mengurangi tekanan (lihat
gambar 4.26).
3) Sejajarkan bidang midcoronal tubuh dengan garis tengah bingkai
dan pastikan vertikal. Pada kebanyakan pasien, sumbu panjang
badan tulang belakang lumbal terletak di bidang midcoronal (lihat
gambar 4.26).
4) Dengan siku pasien terangkat, sesuaikan lengan dependen pada
sudut kanan ke tubuh.
5) Untuk mencegah rotasi, letakkan lutut dengan tepat, dan letakkan
karung pasir kecil di antara keduanya (lihat gambar 4.26).
6) Tempatkan penyangga radiolusen yang sesuai di bawah dada
bagian bawah, dan sesuaikan sehingga sumbu panjang tulang
belakang horizontal (lihat gambar 4.27).
Gambar 4.26
Gambar 4.27
Gambar 4.28
Tabel 4.8
b. Proyeksi Lateral
1) Arah sinar vertikal tegak lurus terhadap IR.
2) Arahkan titik bidik pada sudut 5 hingga 7 derajat caudad untuk
keluar dari titik ½ inci (1,3 cm) di bawah puncak patela. Karena
tibia dan fibula agak miring, sinar pusat sejajar dengan tibialis. Titik
bidik tegak lurus untuk pasien dengan paha besar atau saat kaki
terangkat.
Teknik Radiografi Non Kontras 1 243
Tabel 4.9
Gambar 4.28
Citra B. Kolimasi dibuka untuk IR ukuran 14 × 17 inci (35 × 43 cm) untuk menunjukkan perut
bersama dengan tulang belakang lumbal
b. Proyeksi Lateral
1) Bukti kolimasi yang tepat
2) Area dari vertebra toraks bagian bawah ke tulang ekor
menggunakan IR 14 × 17 inci (35 × 43 cm)
3) Area dari vertebra toraks bawah ke sakrum proksimal
menggunakan IR 11 × 14 inci (30 × 35 cm)
4) Vertebra sejajar di tengah gambar
5) Tidak ada rotasi
6) Margin posterior yang ditumpangkan dari setiap badan vertebral
7) Puncak ilia hampir tumpang tindih jika sinar x-ray tidak miring
8) Proses spinous dalam profil
9) Buka ruang diskus intervertebralis dan foramina intervertebralis
10) Detail jaringan lunak dan tulang trabekuler
Gambar 4.29
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS). Lakukan
penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat dengan kriteria
yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan alasan masing-
masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker, kolimasi, kualitas
citra, anatomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf secara diagnostik.
246 Teknik Radiografi Non Kontras 1
1. Pengertian
Teknik radiografi lumbo sakral adalah teknik pemeriksaan pada daerah
tulang punggung bawah sampai pada bagian panggul bawah untuk
menghasilkan citra tulang, jaringan lunak serta kelainan patologis.
A
Sumber : Merrill’s Atlas of Radiographic, 2016
Gambar 4.30
Gambar 4.31
j. Multiple Myeloma
Multiple Myeloma adalah neoplasma maligna pada sumsum tulang yang
dapat menyebabkan destruksi tulang.
5. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan yang untuk pasien pada pemeriksaan radiografi ini.
Tetapi apabila memungkinkan, perlu dilakukan persiapan pasien untuk
mengosongkan gas dan feses di saluran pencernaan dan urin di kantung
kemih juga harus dikosongkan untuk menghindari superposisi dengan tulang
belakang.
Gambar 4.32
Proyeksi AP lumbo sakral. Bagian yang tersinari menunjukkan luas kolimasi yang digunakan
dalam proyeksi AP vertebra lumbo sakral
b. Proyeksi Lateral
1) Pasien tidur miring atau recumbent diatas meja pemeriksaan
2) Kepala pasien diberi bantalan busa agar menjaga tulang
punggung pada posisi horisontal.
3) Kedua lutut pasien difleksikan dengan fiksasi di bagian lutut
menggunakan bantalan pasir.
4) Tempatkan tangan pasien di depan tubuh.
5) Tempatkan MCP tubuh pasien berada di pertengahan IR/Kaset.
6) Tulang belakang diatur dalam posisi horisontal/lurus. Jika tidak
dapat lurus, diberi pengganjal busa di daerah torakal.
4) Gunakan Grid
5) Gunakan focal spot kecil
6) Gunakan faktor eksposi sesuai tabel 4.10
7) Berikan aba aba ekspirasi tahan nafas saat eksposi.
Gambar 4.33
Proyeksi Lateral lumbo sacral. Bagian yang tersinari menunjukkan luas kolimasi yang
digunakan dalam proyeksi lateral vertebra lumbo sakral.
Tabel 4.10
b. Proyeksi Lateral
1) Atur arah sinar vertikal tegak lurus IR/kaset. Apabila tulang
belakang tidak bisa diposisikan lurus maka harus dilakukan
penyudutan arah sinar ke arah caudad sehingga tegak lurus
dengan sumbu horisontal. Besar sudut yang digunakan biasanya
5-8 derajat caudad.
2) Atur pertengahan kolimasi pada L4 (MSP setinggi krista iliaka).
Teknik Radiografi Non Kontras 1 253
Tabel 4.11
A B
Sumber : Mc Quillen, 2015
Gambar 4.34
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS). Lakukan
penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat dengan kriteria
yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan alasan masing-
masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker, kolimasi, kualitas
citra, anatomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf secara diagnostik.
Teknik Radiografi Non Kontras 1 255
1. Pengertian
Teknik radiografi vertebra sakrum-koksigis adalah teknik pemeriksaan
radiografi pada daerah tulang belakang bagian bawah dengan menggunakan
pesawat sinar-X yang menghasilkan citra tulang sakrum dan koksig, jaringan
lunak serta kelainan lainnya.
b. Koksig
Koksig dibentuk oleh tiga sampai empat vertebrae yang tidak sempurna
yang mempunyai kecenderungan untuk menjadi satu pada tulang
dewasa. Ukuran koksig semakin mengecil dari dasar sampai atas. Dari
persendiannya dengan sakrum, koksig melengkung ke dalam dan ke
depan dan membelok dari pertengahan korpus nya (Gambar 4.35 B).
Gambar 4.35
Tabel 4.12
Indikasi Definisi
Fraktur Fraktur adalah gangguan pada kontinuitas tulang atau
sering disebut dengan patah tulang.
Tumor Tumor adalah pertumbuhan jaringan baru dimana
proliferasi sel tidak terkendali.
Metastase Metastase adalah penyebaran lesi kanker dari satu area
ke area lain.
Osteoporosis Osteoporosis adalah kelainan pada tulang dimana
terjadi penurunan kepadatan tulang.
Osteoartritis dan penyakit Bentuk artritis yang ditandai dengan memburuknya
degeneratif persendian tulang rawan secara progresif pada sendi sinovial dan
vertebra.
Sumber: Meril’s Atlas of Radiographic 2016
5. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan yang diperlukan dalam pemeriksaan radiografi ini,
pasien hanya perlu mengganti baju yang digunakan dengan baju pasien dan
melepas benda logam yang ada di sekitar panggul, contoh : resleting celana,
ikat pinggang, uang koin, peniti.
258 Teknik Radiografi Non Kontras 1
Gambar 4.36
Proyeksi AP sakrum
Teknik Radiografi Non Kontras 1 259
Gambar 4.37
Proyeksi AP koksig
b. Proyeksi Lateral
Dari posisi telentang, rotasikan pasien dengan pelan ke sisi yang sakit
sampai pada posisi oblique. Derajat kemiringan tergantung pada
seberapa besar pasien dapat melipatkan kaki.
1) Sesuaikan tubuh pasien, dan pusatkan sendi yang sakit pada
pertengahan grid
2) Lutut pasien yang sakit ditekuk dan atur paha yang sakit sampai
pada sudut yang tepatke tulang tulang hip joint (Gambar 4.38).
3) Atur femur sejajar dengan meja pemeriksaan.
4) Rotasikan pelvis untuk membantu dalam menekukkan paha dan
menghindari superposisi sisi yang diperiksa (Gambar 4.9).
Gambar 4.38
Gambar 4.39
Tabel 4.13
Gambar 4.40
b. Proyeksi Lateral
1) Atur pasien untuk tidur miring ke arah sisi yang sakit, dan fleksikan
hip joint dan lutut pada posisi yang nyaman.
2) Atur lengan pada posisi yang tepat.
3) Atur sehingga lutut atas dan bawah berhimpit dan jika
memungkainkan latakkan sof bag diantara lutut dan di antara
pergelangan kaki.
4) Tambahkan soft bag di bawah tulang belakang . Bidang
interiliakategak lurus dengan IR.
5) Atur pelvis dan sendi bahu sampai true-lateral.
6) Untuk posisi yang akurat pusatkan sakrum dan koksig pada
pertengahan grid.
7) Gunakan focal spot besar.
8) Gunakan faktor eksposi:
Teknik Radiografi Non Kontras 1 263
Tabel 4.14
Gambar 4.41
Gambar 4.42
b. Proyeksi Lateral
Berikut ini harus ditunjukkan dengan jelas :
1) Menampakkan kolimasi yang tepat.
2) Sakrum dan koksig (lihat gambar 4.43).
3) Ischia dan ilia superposisi pada batas posterior.
4) Jaringan lunak dan trabekular tulang.
Gambar 4.43
9. Evaluasi
Mahasiswa mencocokan radiograf yang telah dibuat dengan kriteria
radiografi menggunakan form evaluasi radiograf (PIMA-CIADS). Lakukan
penilaian dengan membandingkan radiograf yang Anda buat dengan kriteria
yang ada di buku ajar. Penilaian mencakup ketepatan dan alasan masing-
masing pada aspek: proyeksi, identitas radiograf, marker, kolimasi, kualitas
citra, anatomi dan patologi, tingkat penerimaan radiograf secara diagnostik.
266 Teknik Radiografi Non Kontras 1
LATIHAN
RINGKASAN
TES 1
B. 24 x 30
C. 35 x 35
D. 30 x 40
E. 35 x 43
D. 10 derajat kaudal
E. 15 derajat kaudal
10) Pasien laki-laki umur 25 tahun, tidak sadar diantar oleh petugas dengan
menggunakan brankard dating ke radiologi dengan kasus trauma
bagian sacrum.
Bagaimana arah sinar yang dilakukan pada proyeksi lateral?
A. Vertikal tegak lurus
B. Horisontal tagak lurus
C. Vertikal 10 derajat cepalad
D. Vertikal 15 derajat cepalad
E. Horisontal 10 derajat cepalad
Glosarium
Daftar Pustaka