You are on page 1of 6

1.

Ikhtiar

Ikhtiar adalah bagaimana seorang manusia berupaya dengan keras untuk berusaha
mendapatkan sesuatu hal yang sangat diinginkan. Tentu caranya dengan bekerja keras. Usaha
atau ikhtiar tertuang dalam surat Ar-Ra’d, ayat 11 yakni sebagai berikut:

‫ِإ َّن الهَ ال يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َحتَّى يُ َغيِّرُوا َما بَِأ ْنفُ ِس ِه ْم‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”

Dalam mencapai tujuan hidup kita harus mengedepankan upaya terlebih dahulu. Tetap ikhtiar
berarti terus berupaya dan berbuat. Tidak diam, juga tidak fatalistis. Keyakinannya cukup
kuat. Tentu berikhtiar maksimal dalam jalan yang diridhai Allah SWT. Bukan di jalan yang
tidak dibenarkan, apalagi menabrak banyak rambu dan ketentuan Allah SWT. Sejatinya,
keadaan hasil bergantung pada ikhtiar. Jika ikhtiar kita pas – pasan, pas-pasan pula hasilnya.
Jika ikhtiarnya sekuat tenaga dan pikiran serta doa, percayalah hasil tidak akan membohongi

Berikhtiar akan dicatat sebagai suatu ibadah. Allah SWT tentu menyukai hambanya apabila
ia mau bekerja dan berusaha. Jika ikhtiarnya membuahkan hasil, maka ia akan mendapat 2
(dua) keuntungan. Pertama, ia akan memperoleh pahala dari Allah. Kedua, ia akan mendapat
keberhasilan atau manfaat dari apa yang telah ia usahakan. Namun jika usahanya belum
berhasil, setidaknya ia akan mendapat pahala dari Allah.

Doa

Allah SWT maha mendengar segala keinginan hambanya. Selain berusaha dengan bekerja
keras, jangan lupa untuk selalu berdoa dan meminta hanya padaNya. Sesuai dengan firman
Allah dalam Surat Al Mu’min, ayat 60 sebagai berikut:

‫ا ْد ُعونِي َأ ْست َِجبْ لَ ُك ْم‬


Artinya: “Berdoalah kepada-Ku, Aku akan mengabulkannnya.”

Manusia terbaik adalah yang terus bergerak, memanfaatkan setiap potensi yang dia miliki
untuk merebut sebuah kemenangan. Potensi yang termanfaatkan tidak hanya dari fisik, tetapi
juga dari jalur ruhiyah, misal shalat, zikir, dan doa. Ikhtiar tanpa doa adalah sebuah
kesombongan. Sebagaimana doa tidak disertai ikhtiar adalah kesia-siaan. Keseimbangan
antara usaha maksimal dan doa adalah sebuah keniscayaan. Maka yang tampak setelah
ikhtiar maksimal adalah bentuk penyerahan dan pemasrahan pada Zat Yang Menentukan,
Allah ‘Azza wa Jalla, dengan cara membangun dan mengaransemen peribadatan dan amal
saleh. Kumpulan dan harmoni ibadah dan amal shaleh adalah jabaran hak dari tawakal.

Dekatkanlah diri Anda pada Allah SWT. Maka niscaya Allah juga akan mendengar segala
doa hambanya. Selain itu pula, selalu ingat lah bahwa segala sesuatu hal yang berhasil,
tentunya ada campur tangan dari Allah SWT. Hal tersebut menghindarkan kita dari
kesombongan.

Tawakal

Hal terakhir yang harus Anda lakukan setelah berusaha dan berdoa adalah bertawakal.
Bertawakal artinya adalah menyerahkan segala hasil akhirnya pada Allah SWT. Allah SWT
berfirman dalam surat Ali Imran ayat 159, yakni.

َ‫فَِإ َذا َع َز ْمتَ فَتَ َو َّكلْ َعلَى هَّللا ِ ِإ َّن هللاَ يُ ِحبُّ ْال ُمت ََو ِّكلِين‬
Artinya: “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertwakallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal pada-Nya.”

Seorang Muslim yang tawakal adalah yang menyerahkan kepada Allah SWT atas segala yang
sudah dilakukannya. Tawakal tidak sama dengan pasrah. Tawakal adalah sebuah tindakan
aktif, sementara pasrah adalah tindakan pasif. Tawakal mensyaratkan adanya upaya kreatif
dari pelakunya.

Melihat hal tersebut, semakin yakin bahwa bertawakal adalah hal yang juga penting untuk
dilakukan selain berikhtiar dan berdoa. Allah maha mengatahui apa yang kita inginkan, apa
yang kita doakan setiap hari. Allah yang mengatur seluruh alam dengan segala
permasalahannya.

Allah maha adil pada setiap keputusannya. Allah lebih mengetahui kapan akan mengabulkan
permintaan hambanya. Apakah langsung dikabulkan secara cepat, apakah akan ditunda atau
bahkan akan digantikan dengan suatu hal yang lebih baik. Karena segala sesuatu yang baik
menurut manusia belum tentu baik menurut Allah SWT.

2. Budaya akademik dalam pandangan Islam adalah suatu tradisi atau kebiasaan yang
berkembang dalam dunia Islam menyangkut persoalan keilmuan. Atau dalam bahasa yang
lebih sederhana adalah tradisi ilmiah yang dikembangkan Islam. Di antara poin-poin
pentingnya adalah pertama, tentang penghargaan Al-quran terhadap orang-orang yang
berilmu, di antaranya adalah :

1. Wahyu Al-quran yang turun pada masa awal mendorong manusia untuk memperoleh
ilmu pengetahuan.
QS. Al-'Alaq Ayat 1-5

َ ۚ َ‫َخل‬
1‫ق‬ َ ِّ‫اِ ْق َرْأ بِاس ِْم َرب‬. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
ْ‫ك الَّ ِذي‬
menciptakan,

2 ٍ ۚ َ‫ق ااْل ِ ْن َسانَ ِم ْن َعل‬


‫ق‬ َ َ‫ َخل‬. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3 ‫ر ۙ ُم‬ َ ُّ‫اِ ْق َرْأ َو َرب‬. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,
َ ‫ك ااْل َ ْك‬
ْ ِ‫ب‬
4 ‫القَلَ ۙ ِم‬ ‫الَّ ِذيْ عَلَّ َم‬. Yang mengajar (manusia) dengan pena.
5 ‫سانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ۗ ْم‬ َ ‫ َعلَّ َم ااْل ِ ْن‬. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

Dari ayat-ayat diatas bis akita ketahui betapa Al-quran memberi perhatian serius
kepada perkembangan ilmu pengetahuan sehingga Allah SWT menurunkan petunjuk
pertama kali yang terkait dengan salah satu cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan
itersebut yaitu dengan ´iqro´. (baca). Arti perintah tersebut bukan hanya sebatas
membaca dalam arti teks tetapi makna ´iqra´ adalah membaca dengan melibatkan
pemikiran dan itulah kunci perkembangan ilmu pengetahuan sepanjang sejarah
kemanusiaan.

2. Tugas Manusia sebagai khalifah Allah di Bumi akan sukses kalau memiliki ilmu
pengetahuan.
QS. Al-Baqarah Ayat 30-31

ٰۤ ْ
‫ض َخلِ ْيفَةً ۗ قَالُ ْٓوا اَتَجْ َع ُل فِ ْيهَا َم ْن يُّ ْف ِس ُد فِ ْيهَا‬
ِ ْ‫ر‬َ ‫اْل‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ِ ‫ف‬ ‫ل‬
ٌ ‫اع‬
ِ ‫ج‬
َ ‫ي‬
ْ ِّ ‫ن‬ ‫ِا‬ ‫ة‬
ِ َ
‫ك‬ ‫ى‬
ِٕ ‫ال َربُّكَ لِل َم‬
‫ل‬ َ َ‫َواِ ْذ ق‬
َ‫ك ال ِّد َم ۤا ۚ َء َونَحْ ُن نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِدكَ َونُقَ ِّدسُ لَكَ ۗ قَا َل اِنِّ ْٓي اَ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُموْ ن‬ ُ ِ‫ َويَ ْسف‬.
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku
hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami
bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

ۤ
‫ال اَ ۢ ْنبِـُٔوْ نِ ْي بِا َ ْس َم ۤا ِء ٰهُٓؤاَل ۤ ِء اِ ْن ُك ْنتُ ْم‬ َ ‫َو َعلَّ َم ٰا َد َم ااْل َ ْس َم ۤا َء ُكلَّهَا ثُ َّم ع ََر‬
َ َ‫ضهُ ْم َعلَى ْال َم ٰل ِٕى َك ِة فَق‬
َ‫ص ِدقِ ْين‬ ٰ .
Artinya : Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian
Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama
semua (benda) ini, jika kamu yang benar!”

Dari ayat-ayat diatas bisa terlihat jelas bahwa untuk suksesnya tugas khalifah manusia
di muka bumi maka Allah SWT menganugerahkan kepada manusia potensi untuk bisa
mengetahui dan memahami segala sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupannya,
Kemampuan untuk memahami dan mengetahui itulah sumber dan cara untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan menjadikan manusia memiliki kelebihan
dibandingkan malaikat.

3. Muslim yang baik tidak pernah berhenti untuk menambah ilmu.


QS. Taha Ayat 114
‫ك َوحْ يُهٗ َۖوقُلْ رَّبِّ ِز ْدنِ ْي ِع ْل ًما‬ ُّ ۚ ‫ك ْال َح‬
ٰٓ ‫ق َواَل تَ ْع َجلْ بِ ْالقُرْ ٰا ِن ِم ْن قَب ِْل اَ ْن يُّ ْق‬
َ ‫ضى اِلَ ْي‬ ُ ِ‫ فَت َٰعلَى هّٰللا ُ ْال َمل‬.
Artinya : Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya. Dan janganlah
engkau (Muhammad) tergesa-gesa (membaca) Al-Qur'an sebelum selesai diwahyukan
kepadamu, dan katakanlah, “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku.”

Ini adalah doa yang sering dipanjatkan oleh seorang muslim yang diajarkan Al-quran,
bahwa memohon kepada Allah SWT supaya ditambahkan ilmu pengetahuan adalah
bagian kebutuhan dalam hidup. Dari ayat ini juga kita bisa mengetahui bahwa islam
mengajarkan menuntut ilmu adalah salah satu bentuk ibadah yang bernilai tinggi dan
harus dilakukan oleh muslim setiap hidupnya.
4. Orang yang berilmu akan dimuliakan oleh Allah SWT.

َ‫ح هّٰللا ُ لَ ُك ۚ ْم َواِ َذا قِ ْي َل ا ْن ُش ُزوْ ا فَا ْن ُش ُزوْ ا يَرْ فَ ِع هّٰللا ُ الَّ ِذ ْين‬ ِ ِ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا قِي َْل لَ ُك ْم تَفَ َّسحُوْ ا فِى ْال َم ٰجل‬
ِ ‫س فَا ْف َسحُوْ ا يَ ْف َس‬
‫ت َوهّٰللا ُ بِ َما تَ ْع َملُوْ نَ َخبِ ْي ٌر‬ ٍ ۗ ‫ ٰا َمنُوْ ا ِم ْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِع ْل َم د ََر ٰج‬.
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah
kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka
berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti
apa yang kamu kerjakan.
Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa kemulian dan kesuksesan hidup hanya
milik orang yang berilmu dan beriman. Orang yang beriman tetapi tidak ,e,iliki ilmu
pengetahuan maka tidak akan memperoleh kemulian di sisi Allah SWT. Sebaliknya
orang yang berilmu saja tanpa disertai iman maka juga tidak akan membawa manfaat
bagi kehidupannya khususnya di akhirat kelak.

Budaya akademik dalam Islam tentu menjadi sebuah keharusan dimana nilai-nilai Islam
diterapkan dalam dunia pendidikan. Penting untuk dicatat bahwa muara dari budaya
akademik yang ditumbuhkan dalam Islam adalah semakin bertambahnya keyakinan terhadap
Allah SWT.Budaya akademik dalam Islam menghendaki semua orang muslim untuk
memiliki sikap tekun dan ulet dalam mencari ilmu. Islam sebagai agama yang mendorong
umatnya untuk menjadi cerdas dan pandai maka mempunyai banyak dalil-dalil mengenai
keutamaan mencari ilmu.

3. Islam lewat Al-Qur’an dan Hadits menekankan pentingnya ilmu bagi kehidupan. Allah
menegaskan bahwa ilmu merupakan pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya,
termasuk malaikat. Manusia tak berilmu itu seupa atau bahkan lebih rendah dari binatang.
Akan tetapi, jika manusia itu berilmu dan ikhlas, maka ia lebih mulia daripada malaikat.
Karena itu, Allah dan Nabi Muhammad mendorong agar umat Islam mencari, menguasai,
mengajarkan, dan mengamalkan ilmu.

Ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupan ini, ia tidak
berat dibawa kapan pun dan di manapun kita berada serta akan terus bertambah apabila terus
diamalkan dan diajarkan kepada orang lain tentunya dalam hal kebaikan. Dari Abu Hurairah
ra. bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda :

َ‫ضاَل لَ ٍة َكانَ َعلَ ْي ِه ِمن‬ َ ‫ َو َم ْن َدعَا ِإلَى‬.‫َم ْن َدعَا ِإلَى هُدًى َكانَ لَهُ ِمنَ اَأْلجْ ِر ِم ْث ُل ُأجْ وْ ِر َم ْن تَبِ َعهُ اَل يَ ْنقُصُ َذلِكَ ِم ْن ُأجُوْ ِر ِه ْم َش ْيًئا‬
َ ِ‫اِإْل ْث ِم ِم ْث ُل آثَ ِام َم ْن تَبِ َعهُ اَل يَ ْنقُصُ َذل‬
‫ك ِم ْن آثَا ِم ِه ْم َش ْيًئا‬
”Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala
yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.
Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak
yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.”
(H.R Muslim no. 2674, Abu Dawud no. 4609, Ahmad; Dengan sedikit lafaz yang berbeda
hadis ini diriwayatkan juga oleh imam Tirmidzi no. 2674, Ibnu Majah no. 206, Ahmad, Ad-
Darimi & Ibnu Hibban)

Ilmu pengetahuan ibarat sebuah cahaya yang menerangi kita dari kegelapan. Ketika cahaya
itu datang, tentunya segala sesuatu yang berada di sekitar kita pun dapat terlihat sehingga
akhirnya kita dapat melakukan banyak hal atas cahaya karunia itu. Dan tentunya cahaya
tersebut tidak akan oleh Allah berikan kepada ahli maksiat. Imam Syafi’i rahimahullah
pernah berkata :

ِ ‫َوَأ ْخبَ َرنِ ْي بَِأ َّن ْال ِع ْل َم نُوْ ٌر ۝ َونُوْ ُر هللاِ اَل يُ ْهدَى ِل َع‬
‫اص ْي‬

“Dan (Imam Waki’) memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah cahaya .. Dan cahaya Allah
tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.” (I’anatuth Thalibin, 2:190)

Ilmu pengetahuan adalah salah satu alat untuk menuju hidup bahagia. Kita tahu bahwa tubuh
manusia selain terdiri dari jasmani tentunya juga ada rohani. Jika jasmani membutuhkan
makan dan minum maka rohani kita juga tentunya membutuhkan ilmu.

Ilmu pengetahuan merupakan cahaya dan petunjuk yang harus disebarkan serta tidak boleh
disembunyikan. Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menjelaskan
bahaya menyembunyikan ilmu agama yang harus disampaikan kepada umat. Dari Abu
Hurairah bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ٍ ‫« َم ْن ُسِئ َل ع َْن ِع ْل ٍم َعلِ َمهُ ثُ َّم َكتَ َمهُ ُأ ْل ِج َم يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة بِلِ َج ٍام ِم ْن ن‬
»‫َار‬

“Barang siapa ditanya tentang suatu ilmu yang dia ketahui, kemudian dia
menyembunyikannya, maka dia akan dicambuk pada hari kiamat dengan cambuk dari
neraka.” (H.R. Tirmidzi, no. 2649; Dengan sedikit lafaz yang berbeda hadis ini diriwayatkan
juga oleh imam Abu Dawud no. 3658; Ibnu Majah no. 264; Ahmad & Hakim)

Sumber referensi BMP MKDU 4221, https://klikbmi.com/tawakal-kepada-allah-


keseimbangan-usaha-doa/

You might also like