You are on page 1of 14

SENTRA KERAJINAN TENUN DI PEKANBARU

DENGAN PENDEKATAN TAMPILAN VISUAL ARSITEKTUR MELAYU

Diah Ajeng Primasari, Ratna Amanati dan Muhammad Rijal

Mahasiswa Program Studi Asitektur, Dosen Progam Studi Arsitektur


Fakultas Teknik Universitas Riau
Kampus Binawidya Jl. HR. Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru Kode Pos 28293

email: Diahajengprim@yahoo.com

ABSTRACT

Indonesian society are familiar with the art, culture and crafts that suitable with the
habits, skills and needs. Tenun songket craft is one of the traditional craft in Riau’s Malay
community, which in ancient times were often made by the nobles and only used by the
royals. But nowadays, songket has been used by the public and became one of the craft that
many tourists hunted as a souvenir of Riau Province. Therefore, riau needs for a place of
Tenun Craft Center to preserve the craft from extinction and provide the information of tenun
songket craft. Sentra is a small unit area that has a certain characteristic in which there are
activities of the production process of a business type that produces a product. Craft is the
result of human activity and creativity in the form of art and culture that has developed since
long time ago. Tenun craft centers design adopts the Visual Appearance from Traditional
Architecture of Malay’s Rumah Kajang and the settlement patterns of Talang Mamak tribes.
And the concept "Home As the Media of Industry", is adapted to the functions likes
educational activities, industry, marketing and recreation.

Keywords: Traditional Architecture, Malay Craft Center, Rumah Kajang, Talang Mamak,
Visual Appearance.

1. PENDAHULUAN termasuk salah satu kelompok bidang


Kerajinan merupakan hasil pekerjaan dalam industri kreatif. Kerajinan
aktivitas dan kreatifitas manusia dalam termasuk dalam kelompok industri yang
bentuk karya seni dan budaya yang sudah padat kandungan seni dan budaya. Dalam
berkembang sejak dahulu kala. Masyarakat industri kreatif membutuhkan kreatifitas
Indonesia secara umum sudah mengenal sebagai hal utama yang mengutamakan
seni, budaya dan kerajinan yang desain dalam setiap proses menciptakan
disesuaikan dengan kebiasaan, keahlian sebuah produk. Adapun proses penciptaan
dan kebutuhannya. Pengaruh alam, nilai yang menjadi strategi pengembangan
lingkungan serta rangsangan naluri dalam sebuah kegiatan industri kreatif
alamiah mengakibatkan corak dan selera yaitu berupa kreasi, produksi, distribusi
manusia menjadi ikut pula berbeda-beda, dan komersialisasi.
berupa adat istiadat dan kebiasaan Kerajinan tenun songket
masyarakat yang khas maupun dalam merupakan salah satu kerajinan tradisional
bentuk-bentuk motif kerajinan yang masyarakat Melayu Riau, yang pada
dihasilkan (Tim Balai Kajian Dan zaman dahulu kala sering dibuat oleh
Pengembangan Budaya Melayu, 2008). anak-anak bangsawan dan hanya dipakai
Menurut seorang ahli ekonomi oleh kalangan kerajaan dalam lingkungan
Inggris Howkins (2001) kerajinan terbatas. Dengan perkembangan zaman

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 1


yang lebih modern, kain tenun songket bangunan dalam fungsi berdasarkan
sudah digunakan oleh masyarakat luas. kegiatan-kegiatan yang diwadahi serta
Maka diperlukan wadah berupa pusat mengadopsi tampilan karakteristik rumah
kegiatan untuk terus melestarikan Melayu Kajang.
kerajinan tradisional tenun songket agar
tidak punah dan perlunya memberikan Berdasarkan latar belakang yang telah
informasi kepada masyarakat untuk diuraikan tersebut, dapat disimpulkan
mengenal dan mempelajari berbagai bahwa masalah yang akan dibahas pada
macam motif ragam hias yang digunakan perancangan Sentra Kerajinan Tenun
dalam kerajinan tenun songket. adalah:
Ragam hias tidak hanya 1. Berfungsi sebagai apa sajakah Sentra
ditampilkan pada kerajinan saja namun Kerajinan Tenun di Pekanbaru?
juga terdapat pada arsitektur bangunan 2. Bagaimanakah penataan ruang-ruang
Melayu dengan penggunaan ragam hias yang dapat memenuhi fungsi
pada dinding, jendela, tiang serta atap pada berdasarkan kegiatan yang diwadahi
bangunan. Adapun salah satu bangunan dalam Sentra Kerajinan?
tradisional Melayu yang menggunakan 3. Bagaimanakah menerapkan karakte-
ragam hias tersebut adalah rumah Melayu ristik tampilan visual arsitektur Rumah
Kajang, rumah ini merupakan rumah Melayu Kajang dan Pola Pemukiman
tradisional Melayu yang memiliki Suku Talang Mamak pada Sentra
karakteristik berupa bentuk atap lipat Kerajinan Tenun untuk memenuhi
kajang, berpanggung serta jendela dan fungsi kegiatan yang diwadahi?
pintu yang memiliki ukiran ragam hias
Melayu. Adapun penulisan ini bertujuan
Dengan adanya Sentra Kerajinan sebagai berikut :
Tenun yang menampilkan tampilan visual 1. Mengidentifikasi fungsi dari sentra
dari rumah Melayu Kajang yang memiliki kerajinan tenun dalam menghasilkan
atap lipat Kajang, panggung secara fasilitas yang mewadahi kegiatan
proposional pada dimensinya serta pelestarian kerajinan tenun tradisional.
pengaplikasian pola pemukiman suku 2. Merancang tatanan ruang pada Sentra
Talang Mamak berdasarkan fungsi dari Kerajinan Tenun dalam fungsi
sentra kerajinan tenun ini menjadi suatu berdasarkan kegiatan industri, edukasi,
langkah baik untuk masyarakat Pekanbaru pemasaran dan rekreasi.
agar dapat mengenal ragam bentuk 3. Menerapkan karakteristik Arsitektur
arsitektur tradisional yang ada di bumi Tradisional Rumah Melayu Kajang
Melayu ini. menjadi sebuah bangunan Sentra
Berdasarkan rantai penciptaan nilai Kerajinan Tenun yang sesuai dalam
dalam industri kreatif yang disesuaikan fungsi berdasarkan kegiatan yang
dengan kegiatan yang diwadahi, maka diwadahi serta disesuaikan dengan Pola
adanya kegiatan industri sebagai kegiatan Pemukiman Suku Melayu Talang
menciptakan suatu produk kerajinan, Mamak.
pemasaran sebagai proses promosi produk,
rekreasi berupa wisata budaya kepada para 2. TINJAUAN PUSTAKA
pengunjung serta edukasi sebagai proses a. Sentra Kerajinan
pelatihan kepada siswa dalam Menurut Kamus Besar Bahasa
pengembangan kreativitas untuk Indonesia (2008) Sentra adalah titik pusat;
pelestarian kerajinan tenun songket. Oleh pusat dari sesuatu. Sentra merupakan unit
sebab itu, penerapan konsep dalam sentra kecil kawasan yang memiliki ciri tertentu
kerajinan ini adalah “rumah sebagai media yang didalamnya terdapat kegiatan proses
industri” yang akan mengaplikasikan

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 2


produksi suatu jenis usaha yang akan mempengaruhi detil-detil tampilan
menghasilkan suatu produk. tempat tersebut dengan membuat orang
Kerajinan adalah hasil aktivitas dan sadar akan pilihan yang didapatnya, yaitu
kreatifitas manusia dalam bentuk karya kualitas visual yang cocok.
seni dan budaya yang sudah berkembang Adapun ciri-ciri visual menurut Bentley
sejak dahulu kala (Tim Balai Kajian Dan (1985) adalah ritme vertikal dan
Pengembangan Budaya Melayu,2008). horizontal, skylines, detail dinding (bahan,
Seni kerajinan dapat dikatakan sebagai warna, pola, dsb), jendela, pintu, dan
sebuah karya seni yang tercipta dari lantai. Hal ini yang mengacu pada kualitas
tangan-tangan terampil yang juga lingkungan perumahan dan pemukiman.
merupakan simbol dan identitas budaya Sedangkan untuk ciri visual yang lebih
yang tidak ternilai harganya. mengacu pada kualitas tipologi arsitektural
secara umum berdasarkan Ching (1979)
b. Kerajinan Tenun Melayu yaitu, wujud, warna, tekstur, pola, posisi,
Masyarakat Melayu dikenal sebagai orientasi, dan inersia visual. Semua ciri
masyarakat yang kaya akan khazanah visual tersebut dipengaruhi oleh
kebudayaan. Salah satu unsur kebudayaan bagaimana pengamat yang
Melayu adalah tenunan, yang sudah memandangnya.
berkembang dengan pesat sejalan dengan
kebutuhan masyarakat akan pakaian dan 3. METODE PERANCANGAN
keperluan lainnya. Berbagai corak (motif) a. Paradigma
dan ragi (desain) tenunan dikembangkan Perancangan Sentra Kerajinan Tenun
seiring dengan aneka fungsi pakaian merupakan sebuah wadah bagi para
(Malik, 2004). pengrajin kerajinan tenun songket agar
Tenun songket dibuat dengan cara tetap melestarikan kerajinan tradisional
ditenun menggunakan sebuah alat kayu sebagai peninggalan seni budaya dari para
yaitu Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), leluhur. Untuk itu paradigma perancangan
tenun songket terdiri dari benang sutra Sentra Kerajinan Tenun ini menggunakan
atau katun yang dimotif dengan metode perancangan Transformasi Bentuk
menggunakan benang emas. Motif-motif yang diambil dari Tampilan Visual
tersebut berupa motif flora, motif fauna Arsitektur Melayu Rumah Kajang pada
dan motif alam. bangunan dan Pola Pemukiman Suku
Melayu Talang Mamak pada tapak.
c. Tampilan Visual Arsitektur Penerapan konsep “rumah sebagai
Tampilan visual merupakan tampilan media industri” memberikan tampilan
bangunan yang memperlihatkan sisi muka visual rumah Kajang pada perancangan
bangunan tersebut. Namun tampilan visual sentra kerajinan tenun berupa penggunaan
dapat juga merupakan tampang sebuah panggung, atap lipat Kajang, serta
bangunan atau lingkungan yang mampu penggunaan ragam hias pada bangunan.
menghadirkan elemen-elemen yang Sedangkan penerapan pola pemukiman
terkomposisi dengan pola tertentu untuk Suku Talang Mamak berdasarkan fungsi
menghasilkan ekspresi tersendiri dari kegiatan yang diwadahi dalam sentra
(Amanati, 2008). kerajinan dan disesuaikan dengan fungsi
Dalam hal ini dimaksudkan bahwa kegiatan yang dilakukan masyarakat
tampilan visual merupakan tampilan Melayu pada pola pemukiman tersebut.
seluruh permukaan bangunan dan
lingkungan yang mampu dinikmati dengan
indera penglihatan. Seperti halnya pada
tulisan Bentley (1985) dalam Amanati
(2008) bahwa rancangan suatu tempat

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 3


b. Bagan Alur siswa pelatihan dalam mengembangkan
kreativitas didalamnya.

Gambar 2. Orientasi Ruang Kelas


Sumber : Analisa Pribadi, 2014

Ruang belajar diberikan bukaan yang


mengarah ke taman untuk menimbulkan
kesan bebas dalam berfikir sehingga lebih
fresh dalam menyalurkan ide.

Gambar 3. Bukaan Pada Workshop


Sumber : Analisa Pribadi, 2014

Workshop diberikan bukaan lebar


serta ruang tanpa sekat sebagai kesan
tanpa batas dan menciptakan ruangan yang
Gambar 1. Bagan Alur Perancangan terbuka dan luas.
Sumber: Hasil Pengembangan Desain, 2014
2) Industri
Adanya kegiatan produksi dalam
4. HASIL DAN PEMBAHASAN sebuah industri lebih bersifat semi privat
a. Konsep Desain dan diakses oleh karyawan dan pekerja.
Penerapan konsep dalam perancangan Dalam kegiatan industri juga terdapat
sentra kerajinan tenun didasari oleh fungsi kegiatan distribusi untuk penyaluran
kegiatan yang diwadahi di dalamnya. barang keluar sehingga sirkulasi distribusi
Fungsi kegiatan tersebut berupa kegiatan harus mudah diakses dari luar bangunan.
industri, edukasi, pemasaran, dan rekreasi. Bangunan industri terdiri dari 1 lantai,
Dengan penerapan konsep “rumah sebagai dikaitkan dengan fungsi area servis yang
media industri” yang disesuaikan dengan berada pada kolong bangunan rumah
pola tatanan massa pemukiman Suku Melayu.
Talang Mamak dan tampilan visual rumah
Melayu Kajang dengan penggunaan atap 3) Pemasaran
lipat Kajang, panggung serta ragam hias Dalam kegiatan pemasaran memiliki
pada bangunan. sifat komersialisasi. Ruang komersialisasi
Maka penerapan konsep desain juga memiliki sifat terbuka dan luas. Untuk
harus sesuai dengan kegiatan yang ada massa bangunan komesialisasi, lebih
didalamnya, yaitu: besar, lebih tinggi dan lebih menonjol
karena merupakan induk dari bangunan
1) Edukasi sekitarnya. Bangunan induk ini harus
Kegiatan edukasi dikaitkan dengan bercitra lebih komersial pada fasad dengan
orang tua yang memberikan pelajaran penggunaan ukiran dan warna yang
kehidupan dengan anak-anaknya. mencolok.
Sehingga adanya wadah edukasi bagi

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 4


3) Zona Privat
Zona ini mewadahi kegiatan ruang
terbuka komunal pada perancangan
yang hanya bisa diakses oleh karyawan,
Gambar 4. Bentukan Massa
Sumber : Analisa Pribadi, 2014 pekerja serta siswa pelatihan. zona
privat ini meliputi, ruang kelas edukasi,
Ruang galeri dan kafetaria tanpa sekat ruang terbuka komunal dan area
untuk menciptakan suasana ruang yang kumpul komunitas serta zona loading
terbuka dan luas dock pada kegiatan industri.

Gambar 5. Ruang Tanpa Sekat


Sumber : Analisa Pribadi, 2014

4) Rekreasi
Pada zona kegiatan rekreasi yang
berupa ruang pameran dan pagelaran seni
outdoor dapat terlihat secara langsung dari Gambar 6. Penzoningan Pada Site
akses pencapaian site, hal ini dimaksudkan Sumber: Hasil Pengembangan Desain, 2014
ruang ini berupa sarana komersil untuk
mendatangkan imbalan produk dari sentra Pada gambar terlihat Terlihat bahwa
industri tenun dan dapat langsung pembagian zona ini juga dibedakan
menangkap pengunjung yang datang. berdasarkan levelasi pada tapak dimana
levelasi terendah berupa zona publik. Hal
ini dimaksudkan agar kegiatan didalam
b. Pola Penzoningan bangunan terlindungi dari gangguan
Pola penzoningan yang diterapkan pada
kegiatan publik.
perancangan Sentra Kerajinan Tenun ini
dengan membagi 4 kegiatan yang c. Pola Tatanan Massa
diwadahi yaitu kegiatan Edukasi, industri, Pada umumnya tata massa suku Talang
Pemasaran dan Rekreasi. Adapun Pola Mamak terhadap lingkungannya tidak
penzoningan pada tapak sebagai berikut : berpatokan pada arah orientasi matahari
tetapi lebih kepada adanya ruang
1) Zona Publik
terbuka yang mengikat secara imajiner
Zona publik ini merupakan kegiatan
antar bangunan. Orientasi masing-masing
rekreasi yang meliputi area parkir,
rumah di suku Talang Mamak menurut
plaza entrance, zona pameran dan
Puspitasari (2005) mengarah ke ruang
pagelaran seni serta mini amphitheater.
terbuka dengan dikaitkan pada:
2) Zona semi Publik
1) Keamanan
Zona semi publik ini mewadahi
2) Pengawasan
kegiatan pada bangunan utama pada
3) Interaksi sosial secara komunal
perancangan.
4) Sarana integrasi kelompok
Zona semi publik ini meliputi lobby,
kantor pengelola, kafetaria, galeri dan
workshop pelatihan serta industri.

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 5


sirkulasi dari luar untuk pencapaian ke
dalam tatanan massa suku. Hal ini juga
diibaratkan dalam perancangan sentra
kerajinan tenun dengan adanya jalan utama
Tuanku Tambusai sebagai akses utama
untuk memasuki sentra kerajinan ini,
terdapat area pameran dan pagelaran seni
sebagai sarana komersil untuk kebutuhan
fungsional dalam sentra kerajinan tenun
Gambar 7. Orientasi Rumah Suku Talang Mamak ini.
Sumber : Puspitasari, 2005
d. Pola Tatanan Ruang Luar
Akses pencapaian dari luar justru bukan 1) Orientasi Ke Jalan
ke arah ruang terbuka. Hal ini dengan Sungai dan jalan merupakan dua pintu
ditandai oleh adanya sungai (yang dulunya masuk yang dapat memasuki pemukiman
adalah sarana transportasi) dan jalan besar Melayu pada umumnya. akses utama
di samping kanan dan kiri dari tatanan menuju pemukiman suku Talang Mamak
massa suku, buka di depan. juga melalui sungai atau jalan sebagai
sarana transportasi.
Dalam perancangan tatanan massa Untuk kemudahan dalam aksebilitas
sentra industri tenun juga dibuat tatanan sentra kerajinan tenun ini, dibuat akses
massa yang melingkupi suatu ruang pencapaian utama langsung dari arah jalan
terbuka. Ruang terbuka ini dapat berfungsi raya sebagai pintu masuk utama.
sebagai:
1) Pengamanan
2) Interaksi sosial secara komunal
3) Sarana integrasi kelompok
Fungsi pengamanan dilakukan pada
masing-masing bagian (edukasi, industri,
dan pemasaran). Sehingga ruang terbuka
ini juga tertutup bagi pengunjung luar
karena hanya diperuntukkan bagi para
pengguna sentra kerajinan tenun, yaitu
para siswa dan pengajar, karyawan industri
Gambar 9. Pola Akses Utama
tenun dan pengelola. Sumber : Hasil Pengembangan Desain, 2014

Pada gambar diatas terlihat bahwa akses


masuk utama dari arah jalan raya Tuanku
Tambusai. Untuk akses kendaraan
langsung diarahkan menuju parkir dan
untuk pejalan kaki langsung menuju area
plaza yang berada pada tengah site yang
berhubungan langsung dengan pintu utama
untuk memasuki gedung.

Gambar 8. SkemaTatanan Massa 2) Ruang Terbuka


Sumber: Analisa Pribadi, 2014 Dalam perancangan terdapat dua ruang
terbuka yang memiliki dua fungsi kegiatan
Posisi jalan besar pada pemukiman yang berbeda, yaitu :
digunakan sebagai salah satu sarana

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 6


a) Ruang terbuka bagian belakang ke jalan raya tuanku tambusai, sedangkan
Ruang terbuka ini difungsikan sebagai sirkulasi keluar masuknya truk loading
ruang komunal untuk interaksi para dock berada di bagian belakang site.
pengguna bangunan baik dari fungsi
edukasi maupun industri. Ruang terbuka
komunal tersebut dilingkupi oleh dua
sayap bangunan yang memberi kesan lebih
tertutup dan privat kepada para pengguna
(karyawan, pekerja dan siswa pelatihan)
yang mempertegas bahwa fasilitas tersebut
bukan ruang publik untuk pengunjung.

Gambar 12. Sirkulasi Ruang Luar


Sumber : Hasil Pengembangan Desain, 2014

Untuk sirkulasi ruang luar pengunjung


hanya diperbolehkan mengakses bagian
depan site saja, yang meliputi parkir, plaza
entrance serta area pameran dan pagelaran
Gambar 10. Ruang Terbuka Bagian Belakang seni.
Sumber : Hasil Pengembangan Desain, 2014

b) Ruang Terbuka bagian depan


Ruang terbuka pada bagian depan site
ini difungsikan sebagi ruang terbuka untuk
pengunjung umum. Terdapat plaza dan
landmark pada bagian tengah site dan
fasilitas berupa kegiatan pagelaran dan
pameran seni yang disertai dengan mini
amphitheater.

Gambar 13. Sirkulasi Ruang Luar Pengunjung


Sumber : Hasil Pengembangan Desain, 2014

Sedangkan untuk sirkulasi ruang luar


karyawan, pekerja dan siswa pelatihan
dapat mengakses ruang komunal dengan
melewati jalan disamping bangunan
tengah dan langsung mengarah ke ruang
komunal di belakang site atau langsung
dari bangunan masing-masing kegiatan.
Gambar 11. Ruang Terbuka Bagian Depan
Sumber : Hasil Pengembangan Desain, 2014

3) Sirkulasi Ruang Luar


Terdapat 2 sirkulasi masuk dan keluar
untuk memasuki sentra kerajinan ini,
sirkulasi masuk utama untuk pengunjung,
karyawan, pekerja dan siswa pelatihan
berada dibagian depan site yang mengarah

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 7


site, seperti adanya taman bunga.

d) Penghalang
Vegetasi penghalang digunakan
sebagai mereduksi polusi dan
kebisingan, sehingga letaknya berada
dipinggir site.

e. Bentuk Massa
Pada perancangan sentra kerajinan
tenun ini massa bangunan terdiri dari satu
massa utama yang berbentuk menyayap
Gambar 14. Sirkulasi Ruang Luar Pengguna dan melengkung kebelakang. Bentukan
Sumber : Hasil Pengembangan Desain, 2014 massa juga disesuaikan dengan fungsi
yang ada didalamnya dan berdasarkan pola
4) Vegetasi
tatanan massa Suku Talang Mamak.

Gambar 15. Vegetasi Gambar 16. Bentuk Massa Bangunan


Sumber : Hasil Pengembangan Desain, 2014 Sumber : Hasil Pengembangan Desain, 2014

Penggunaan vegetasi yang terdapat Bangunan tengah sebagai poin utama


dalam perancangan Sentra Kerajinan pada massa bangunan yang dibuat lebih
Tenun adalah: tinggi dan lebih dominan dari bangunan
a) Pengarah kiri dan kanannya dengan jumlah lantai
Pengarah ini terdapat pada jalur sebanyak 3 lantai.
sirkulasi utama masuk, dan keluar
Sentra Kerajinan Tenun, serta sebagai
pengarah sirkulasi lainnya pada sekitar
site.

b) Peneduh Gambar 17. Massa Bangunan Tengah


Vegetasi peneduh akan berperan pada Sumber : Hasil Pengembangan Desain, 2014
area kegiatan terbuka seperti area
pagelaran dan pameran seni, mini Bangunan sayap kiri merupakan
amphiteater serta area kumpul bangunan industri yang bersifat privat dan
komunitas. hanya bisa diakses oleh pekerja dan
karyawan dan terdiri dari 1 lantai.
c) Penghias
Vegetasi penghias memiliki peran
sebagai menambah suasana indah pada

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 8


2) Lantai 2

Gambar 18. Massa Bangunan Kiri


Sumber : Hasil Pengembangan Desain, 2014

Bangunan sayap kanan merupakan


bangunan edukasi yang berhubungan
dengan galeri dan terdiri dari dua lantai,
hal ini disebabkan adanya hubungan antar
ruang galeri dengan workshop pelatihan di Gambar 21. Denah Lantai 2
lantai satu, sedangkan pada bagian Sumber : Hasil Pengembangan Desain, 2014
belakang berupa ruang kelas dan kantor
bagian. Pada bangunan tengah terdapat warna
biru muda pada lantai dua ini merupakan
lobby, utama sentra kerajinan tenun lobby
ini berhubungan langsung dengan akses
utama secara tegak lurus, warna biru tua
merupakan ATM center. Warna ungu pada
bagian belakang berupa kafetaria.
Gambar 19. Massa Bangunan Kanan Sedangkan untuk bagian kanan bangunan,
Sumber : Hasil Pengembangan Desain, 2014 warna kuning merupakan lobi galeri dan
ruang tunggu tour. Dan untuk warna pink
f. Pola Tata Ruang Dalam
merupakan galeri yang terdiri dari tiga
1) Lantai 1
jenis galeri yaitu, galeri kain tenun, galeri
olahan tenun dan galeri sejarah tenun.
Antara bangunan tengah dan bangunan
kanan dihubungkan oleh skybrige.

3) Lantai 3

Gambar 20. Denah Lantai 1


Sumber : Hasil Pengembangan Desain, 2014

Pada massa bagian kiri merupakan


kegiatan industri. Warna pink merupakan
kantor bagian industri. Warna ungu
merupakan workshop industri. Warna abu-
abu merupakan zona limbah industri cair,
warna biru muda merupakan zona bongkar
muat barang yang berhubungan langsung
dengan sirkulasi kendaraan loading dock.
Warna hijau merupakan zona troli untuk Gambar 22. Denah Lantai 3
Sumber : Hasil Pengembangan Desain, 2014
pendistribusian barang menuju galeri
dengan menggunakan ramp.

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 9


Pada lantai tiga yang terdapat di massa
bangunan tengah ini dikhususkan untuk
kepengelolaan yang mengatur seluruh
kegiatan didalam sentra kerajinan tenun.
Kantor pengelola ini berisikan
kepengelolaan utama yang terdiri dari
bagian humas, bagian keuangan, bagian
manajemen dan bisnis serta bagian Gambar 24. Bentuk Atap Bangunan Kiri dan
operasional. dan kepengelolaan galeri. Dan Kanan
juga terdapat musholla sebagai fasilitas Sumber : Hasil Pengembangan Desain, 2014
pendukung.
Tampak pada gambar pengaplikasian
atap pada massa kiri (industri) digunakan
g. Fasad
sebagai skylight. Serta pengaplikasian atap
Fasad merupakan media utama dalam
pada bangunan kanan sebagai kisi-kisi
tampilan visual bangunan. Dalam tampilan
untuk mengoptimalkan pencahayaan dan
visual faktor yang mempengaruhi adalah
penghawaan alami dalam fungsi galeri
perspektif atau sudut pandang pengamat,
pada bangunan.
dan bidang pandangan yang mengelilingi
benda tersebut.
Pada perancangan sentra kerajinan
tenun ini penerapan fasad berdasarkan
tampilan visual rumah Melayu Kajang.
Pengaplikasiannya berupa :
1) Atap (Kepala Bangunan)
Dengan mengambil bentuk dasar Gambar 25. Ekspos Rangka Pada Atap
segitiga pada atap rumah Melayu Kajang, Sumber : Hasil Pengembangan Desain, 2014
lalu diaplikasikan dengan bentuk atap yang
Penggunaan ekspos rangka pada
bertingkat pada bangunan entrance untuk
bangunan untuk mempertegas bentukan
memberikan kesan komersial dengan
segitiga dan juga sebagai estetika berupa
bentuk yang lebih tinggi dan lebih megah
double fasade pada massa bangunan.
dari bangunan sekitarnya.

Gambar 26. Bentuk Atap Bangunan Edukasi


Sumber : Hasil Pengembangan Desain, 2014

Gambar 23. Bentuk Atap Bangunan Tengah


Sumber : Hasil Pengembangan Desain, 2014
Begitupun pengaplikasian atap segitiga
siku-siku serta atap dak pada bangunan
Pengaplikasian atap segitiga dengan edukasi bagian belakang untuk memberi
penambahan pada atap massa kiri dan kesan tidak lebih dominan dari bangunan
kanan untuk menangkis silau cahaya utama di depan.
matahari yang berlebih dan juga untuk
tampias hujan, selain itu berfungsi sebagai 2) Panggung (Kaki Bangunan)
estetika untuk penggunaan pencahayaan Pengaplikasian panggung pada
dan penghawaan alami pada bangunan. bangunan tidak dilakukan secara utuh,

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 10


namun terjadi penambahan fungsi kolom
untuk servis pada bangunan tengah dan
fungsi workshop pelatihan pada massa
bagian kanan.
Pada panggung bangunan tengah
diberikan perbedaan warna pada kolom
dengan pewarnaan bertingkat. Hal ini
dilakukan untuk menampilkan secara Gambar 30. Penggunaan Jendela Tingkap Pada
visual variasi bentuk kolom panggung Bangunan
Sumber : Hasil Pengembangan Desain, 2014
pada rumah Melayu yang diukir.
Dan penggunaan jendela tingkap pada
ruang workshop pelatihan untuk
memaksimalkan pencahayaan dan
penghawaan alami pada ruangan, dan juga
memberikan kesan kental akan suasana
rumah tradisional Melayu.

Gambar 27. Kolom Bangunan Tengah h. Sistem Utilitas


Sumber : Hasil Pengembangan Desain, 2014 1) Elektrikal
Sistem elektrikal pada bangunan ini
Pada kolom massa bagian kanan dipusatkan pada ruang ME yang langsung
terdapat penambahan bahan alucobond berhubungan dengan shaft kabel yang
sebagai estetika kolom agar lebih kemudian menyebar ke setiap lantai
bervariasi. bangunan. Lalu untuk ruang genset berada
terpisah dengan bangunan utama,
bangunan khusus genset terletak
dibelakang site dekat zona loading dock.

2) Sanitasi
Pada bangunan sentra kerajinan ini air
bersih didapat dari sistem galian sumur
bor, dari sumur ini ar bersih di pompa dan
Gambar 28. Kolom Bangunan Kanan
Sumber : Hasil Pengembangan Desain, 2014 dialirkan ke water tank yang berada diatas
atap bangunan, dari water tank air bersih
3) Ragam Hias tersebut menyebar ke bangunan melalui
Pengaplikasian ragam hias pada shaft pemipaan.
perancangan sentra kerajinan tenun Untuk air kotor, pada bangunan sentra
menggunakan ragam hias motif pucuk kerajinan ini dari setiap wastafel, bak cuci
rebung. Motif ini sering digunakan dalam piring dan tempat wudhu akan dialirkan ke
kain tenun sebagai kepala kain atau tumpal bak penangkap lemak, lalu kemudian
kain. dialirkan ke bak kontrol dan kemudian ke
saluran riol kota.
Saluran kotoran pada bangunan ini
terdapat 3 septictank terpisah, septictank
utama untuk pemakaian 3 lantai, 2
septictank lainnya digunakan untuk 1 area
toilet, hal tersebut terpisah dikarenakan
jarak antar toilet yang terlalu jauh.
Gambar 29. Motif Pucuk Rebung Pada Bangunan
Sumber : Hasil Pengembangan Desain, 2014

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 11


3) Fire Protection 2) Dalam sentra kerajinan tenun ini
Untuk hidrant, air mengalir melalui pipa terdapat 4 kegiatan yang diwadahi
ke water tank khusus air hidrant. Dari tank yaitu:
ini selanjutnya akan dialirkan menuju a) Terdapat industri sebagai tempat
setiap unit springkler. Untuk air hidran produksi kain tenun untuk
menggunakan pompa air dan water tank didistribusikan kedalam galeri
yang berbeda dengan air bersih. Springkler internal sentra kerajinan maupun
pada bangunan dipasang dengan jarak 3 m didistribusikan keluar. Dalam
per springkler. Untuk smoke detector dan kegiatan ini terdapat ruang workshop
heat detector dipasang sejauh 4 m per industri dan kantor bagian.
unitnya. b) Terdapat kegiatan edukasi sebagai
Alarm kebakaran dipasang pada tempat pelatihan SDM kepada
masing-masing zona kegiatan, yaitu masyarakat dalam mempelajari
industri, edukasi dan pemasaran. proses pembuatan tenun, masyarakat
diberi kesempatan untuk dapat
4) Pengolahan Limbah Cair mempelajari cara pembuatan tenun
Pengolahan limbah cair pewarnaan yang langsung diawasi oleh
pada industri sentra kerajinan tenun ini instruktur profesional. Dalam
menggunakan sumur resapan dengan kegiatan ini terdapat workshop
sistem biofilter anaerob-aerob. Sistem ini pelatihan yang dapat dimasuki
menguraikan zat kimia limbah pewarnaan pengunjung untuk melakukan tour
benang dengan cara pengendapan lumpur. proses pembuatan tenun, lalu
Air limbah pada bak pewarnaan terdapat ruang kelas sebagai ruang
dialirkan langsung ke zona pengolahan pelatihan teori untuk siswa.
limbah untuk diolah lebih lanjut setelah itu c) Terdapat kegiatan pemasaran,
baru dibuang ke riol kota. didalam kegiatan ini terdapat kantor
pengelola untuk mengatur seluruh
5. SIMPULAN DAN SARAN kegiatan yang terdapat pada sentra
a. Simpulan kerajinan tenun dan galeri sebagai
Sentra Kerajian Tenun merupakan tempat untuk memasarkan produk
pusat kerajinan tenun songket yang kerajinan tenun kepada pengunjung.
bertujuan untuk mewadahi dan Selain itu juga terdapat lobby dan
melestarikan kerajinan tenun tradisional kafetaria sebagai fasilitas penunjang.
kepada masyarakat untuk mengenal serta Kegiatan ini termasuk kedalam zona
mempelajari berbagai macam motif ragam semipublik.
hias yang digunakan pada kerajinan tenun d) Terdapat kegiatan rekreasi, pada
songket. kegiatan ini terdapat pagelaran dan
pameran seni yang terletak di luar
1) Sentra kerajinan tenun di Pekanbaru ini bangunan yang ditujukan untuk para
memiliki fungsi untuk mewadahi pengunjung. Kegiatan ini termasuk
kegiatan pelestarian kerajinan tenun kedalam zona publik yang dapat
tradisional Melayu, yang di dalamnya diakses oleh seluruh pengunjung dan
terdapat proses industri dalam pengguna sentra kerajinan tenun.
menghasilkan produk berkualitas serta
pelatihan bagi masyarakat untuk tetap 3) Dalam perancangan sentra kerajinan
menjaga kerajinan tradisional dari tenun ini, konsep yang digunakan yaitu
kepunahan akibat berkurangnya SDM “rumah sebagai media industri” yang
yang terampil dalam pembuatan didasari oleh fungsi kegiatan yang
kerajinan tradisional. diwadahi didalamnya. Hal ini
disesuaikan dengan pola pemukiman

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 12


Suku Melayu Talang Mamak pada Proceeding: International Seminar
tapak dan tatanan massa dan penerapan Malay Architecture As Lingua
tampilan visual rumah Melayu Kajang Franca, Trisakti University. 122-
dengan menggunakan karakteristik atap 132, Jakarta.
lipat kajang, panggung serta ragam hias
Melayu pada bangunan. Kusnadi, 1983. Peranan Seni Kerajinan
(Tradisional dan Baru) Dalam
b. Saran Pembangunan, Jakarta: Astri Asri.
Adapun saran yang diperlukan
Malik, Abdul; Effendy, Tenas; Junus,
terhadap perancangan Sentra Kerajinan
Hassan; Thaher, Auzar. (2004).
Tenun adalah sebagai berikut:
Corak dan Ragi Tenun Melayu
1) Perlunya referensi mengenai arsitektur
Riau. Yogyakarta: Adicitra.
rumah Melayu Kajang dan Studi
mengenai pola pemukiman Suku Pakilaran. Arsandy Umi, 2006.
Melayu Talang Mamak yang lebih Transformasi Bentuk Dan Ruang
akurat membahas karakteristik rumah Pada Rumah Toko Dikawasan
serta pola pemukiman tersebut untuk Pecinan Makassar (1970-2005).
memudahkan proses transformasi dalam
perancangan. Puspitasari, Popi, 2005. Studi Komparasi
2) Perlunya data ukuran ruang mengenai Tipe Dan Bentuk Rumah Proto
workshop kerajinan tenun songket. Melayu Dan Deutro Melayu.
3) Ruang-ruang dalam pada workshop Proceeding: International Seminar
kerajinan dapat diperluas jika dilakukan Malay Architecture As Lingua
kajian lebih dalam terhadap jumlah Franca, Trisakti University. 149-
produksi yang lebih besar. 161, Jakarta.
Rapoport, Amos, 1969. House, Form And
DAFTAR PUSTAKA Culture. New York: Prentice-Hall,
INC.
Al Mudra, Mahyudin, 2004. Rumah
Melayu : Memangku Adat Tasrifin, Muhammad. Modul 6,
Menjemput Zaman, Yogyakarta: Pengembangan Sentra Dan Produk
Adicitra Unggulan UMKM. Available at:
http://tasrifin.dosen.narotama.ac.id/
Amanati, Ratna. 2008. Transformasi files/2011/05/Modul-KUMKM-6-
Makna Dalam Tampilan Visual Pengembangan-Sentra-Produk-
Arsitektur Theme Park. Jurnal Unggulan-UMKM.pdf> akses 20
Sains Dan Teknologi Universitas Desember 2014.
Riau. 7: 45-53.
Ching, Francis D.K, 2008. Arsitektur: Tim Balai Kajian Dan Pengembangan
Bentuk, Ruang Dan Tatanan Edisi Budaya Melayu, 2008. Khazanah
Ketiga, Jakarta: PT. Erlangga Kerajinan Melayu Riau,
Yogyakarta: Adicitra
Howkin, John, 2001. The Creative
Economy : How People Make Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa
Money From Idea. USA: Rockport Indonesia, 2008. Kamus Besar
Publisher. Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka
Ischak, Muhammad, 2005. Pengaruh Nilai
Setempat (Local Content) Terhadap Tim Proyek Inventarisasi Dan
Bentukan Arsitektur Proto Melayu. Dokumentasi Kebudayaan, 1984.
Arsitektur Tradisional Daerah

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 13


Riau, Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan.
http://www.google.com> akses 21 Oktober
2013
http://www.melayu-online.com> akses 19
Oktober 2013
http://www.wikipedia.com> akses 10
September 2013

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 14

You might also like