You are on page 1of 26

ADDENDUM 1

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

MANAJEMEN KONSTRUKSI

PEMBANGUNAN RUMAH TAPAK JABATAN MENTERI DI KIPP IKN

MYC TA 2022-2024

DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


1. Latar Belakang ”Ibu kota negara yang bukan hanya simbol identitas bangsa, tetapi
juga representasi kemajuan bangsa. Ini demi terwujudnya pemerataan dan
keadilan ekonomi. Ini demi visi Indonesia Maju. Indonesia yang hidup
selama-lamanya.” (Presiden RI - Joko Widodo, 16 Agustus 2019).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota


Negara, Pemerintah telah memutuskan untuk mewujudkan pemindahan
ibu kota negara dengan dasar pertimbangan untuk pemerataan
pembangunan, mengurangi kesenjangan wilayah, pemenuhan keadilan
sosial seluruh Bangsa Indonesia serta untuk mengurangi beban kepadatan
penduduk yang dipikul Pulau Jawa, khususnya di DKI Jakarta sebagai
pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Kegiatan pemindahan Ibu Kota
direncanakan akan dilaksanakan secara bertahap dari tahun 2024 hingga
tahun 2045. Lokasi pemindahan ibukota negara ditetapkan berada di
Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara,
Provinsi Kalimantan Timur. Sesuai dengan arahan Presiden RI, Joko
Widodo yang telah disampaikan dalam Rapat Terbatas Tingkat Menteri
tanggal 29 April 2019, menugaskan 3 (tiga) Menteri, yaitu Menteri/Kepala
Bappenas untuk menyusun kajian pemindahan Ibu Kota Negara, Menteri
Agraria dan Tata Ruang untuk mengkaji tata ruang dan kondisi lahan Ibu
Kota Negara yang baru, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat untuk menyusun perancangan kawasan Ibu Kota Negara yang
baru.

Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Kementerian


PPN/Bappenas dan Kementerian ATR/BPN, wilayah IKN direncanakan
seluas 180.000 Ha, dengan area pengembangan hingga luas 256.142 Ha,
yang dibagi ke dalam 3 (tiga) kawasan, yaitu:

a. Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), dengan luas 6.596 Ha


b. Kawasan Ibu Kota Negara (K-IKN), dengan luas 56.181 Ha
(termasuk luasan KIPP)
c. Kawasan Perluasan IbuKota Negara (KP-IKN), dengan luas
256.142 Ha (termasuk luasan KIPP dan K-IKN)
Dalam memenuhi kebutuhan perumahan, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat mempunyai beberapa program
pembangunan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang dilaksanakan
oleh Ditjen Perumahan. Sesuai dengan Tugas dan Fungsinya, Direktorat
Rumah Khusus, Ditjen Perumahan telah ditunjuk menjadi salah satu
stakeholder yang teribat dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur
perumahan di KIPP-IKN, khususnya dalam pembangunan Rumah Tapak.

Pada Tahap I (tahun 2022 sd. tahun 2024) ditargetkan pembangunan


Rumah Tapak Jabatan setingkat Menteri sebanyak 36 unit dengan tipe 580
m2 di Sub BWP-1A, Kawasan West Residence KIPP, dengan pembagian
24 unit di Zona Persil 104 dan 12 unit berada di Zona Persil 105.

Gambar 2. Rencana Pembangunan Rumah Tapak Tahap 1 –


Rumah Jabatan Menteri

Pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri mengacu kepada Undang -


Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibukota Negara, dengan konsep dasar
hunian cerdas (Smart Home) yang terintegrasi dengan lingkungan alam hutan
dan taman hijau yang akan menginspirasi semua orang. Untuk itu, Rumah
Tapak Jabatan Menteri ini harus mampu mengedepankan Lokalitas Arsitektur
Nusantara sebagai Identitas Bangsa dan pendekatan Smart Home, dengan
menerapkan tiga pilar: Green, Smart dan Sustainable. Konsep ”Green” akan
mengedepankan zero waste, Ruang Terbuka Hijau, solar panel system dan
penerapan Low Carbon Footprint. Sementara ”Smart” akan mengedepankan
kemajuan teknologi melalui automatic system dan App Based, termasuk
penggunaan BIM. Dan terakhir ”Sustainable” akan mengedepankan konsep Eco
Living dan penerapan energy efficiency.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian dari kegiatan
Direktorat Rumah Khusus Ditjen Perumahan. Dalam pelaksanaan konstruksi
fisik, diperlukan pengawasan dan pengendalian di lapangan agar
penyelenggaraan konstruksi fisik tepat mutu, waktu dan biaya serta tertib
administrasi sesuai peraturan yang berlaku / tekait. Dengan adanya kebutuhan
tersebut, maka kegiatan Manajemen Konstruksi Rumah Tapak Jabatan Menteri
di KIPP IKN memerlukan peran Konsultan Manajemen Konstruksi untuk
mengendalikan pelaksanaan pembangunan di lapangan agar berjalan dengan
baik sesuai yang direncanakan.

2. Maksud dan
Tujuan Maksud dari kegiatan ini adalah merupakan petunjuk bagi Konsultan
Manajemen Konstruksi (Konsultan MK) yang memuat masukan azas, kriteria,
proses dan keluaran yang harus dipenuhi, diperhatikan dan diinterpretasikan
dalam pelaksanaan tugas sebagai Konsultan Menajemen Konstruksi,
sehingga dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk
menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini.

Tujuannya kegiatan ini adalah agar pelaksanaan proses penyelenggaran


pekerjaan Manajemen Konstruksi Rumah Tapak Jabatan Menteri di KIPP IKN
sesuai dengan tahapan yang diatur dalam peraturan yang berlaku, sehingga
tahapan perencanaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan konstruksi
dapat berjalan dengan efisien serta efektif, baik dari sisi teknis pelaksanaan,
waktu pelaksanaan, maupun biaya pelaksanaan.

3. Sasaran Sasaran dari pekerjaan Manajemen Konstruksi Rumah Tapak Jabatan Menteri
di KIPP IKN ini adalah:

a) Terarahnya pelaksanaan Pembangunan Rumah Tapak Jabatan


Menteri di KIPP IKN dan lingkungannya, sesuai dengan tahapan
kegiatan mulai dari pengendalian perencanaan, pengawasan
pelaksanaan konstruksi sampai pelaporan yang memenuhi azas
standar dan kriteria teknis.
b) Terkendalikannya kegiatan perencanaan, dan pengawasan
pelaksanaan konstruksi bangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di
KIPP IKN secara berkualitas, tepat waktu, dalam batas biaya yang
tersedia, serta diselenggarakan secara tertib administrasi. Konsultan
manajemen konstruksi wajib menerapkan penggunaan aplikasi BIM
sebagai upaya pengendalian pelaksanaan pekerjaan.
c) Adanya rekomendasi pengendalian, koordinasi dan evaluasi pada
semua tahapan pelaksanaan kegiatan administrasi yang dilakukan
oleh Penyedia Jasa Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun
(Design and Build) sehingga terwujudnya tertib administrasi.
d) Tersedianya data dan informasi tentang perkembangan kegiatan
Penyedia Jasa Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun (Design
and Build) dalam bentuk pelaporan sehingga proses pengendalian
dapat berjalan sesuai dengan rencana.

4. Lokasi Lokasi kegiatan ini adalah di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN,
Pekerjaan Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.

5. Sumber Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBN Satuan Kerja Pelaksana
Pendanaan Penyediaan Perumahan Provinsi Kalimantan Timur 2022-2024 dengan pagu
sebesar Rp 9.295.084.000 (Sembilan Milyar Dua Ratus Sembilan Puluh Lima
Juta Delapan Puluh Empat Ribu Rupiah) temasuk pajak.

6. Nama dan Nama PPK: Ronal Setiyadi, S.T.


Organisasi PPK
Satuan Kerja: Satker Penyediaan Perumahan Provinsi Kalimantan Timur

Data Penunjang

7. Data Dasar Untuk melaksanakan tugasnya Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) wajib
mencari informasi yang dibutuhkan selain dari data dan informasi yang
diberikan Pemberi Tugas dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK)/Pengarahan
Penugasan ini.

Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) harus memeriksa kebenaran data dan


informasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari
Pemberi Tugas/pemilik proyek maupun yang dicari sendiri, dalam hal informasi
yang diperlukan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).

Dalam hal informasi yang diperlukan Konsultan MK akan mengevaluasi data


yang dikumpulkan oleh tim perencanaan meliputi beberapa hal sebagai berikut:

1. Dokumen rancangan awal (Basic Design), meliputi:


• referensi data penyelidikan tanah/geoteknik untuk lokasi terdekat
dengan pekerjaan;
• penetapan lingkup pekerjaan secara jelas dan terinci, kriteria desain,
standar pekerjaan
• yang berkaitan, standar mutu, dan ketentuan teknis pengguna jasa
lainnya;
• identifikasi dan alokasi risiko proyek;
• identifikasi dan kebutuhan lahan; dan
• gambar dasar, gambar skematik, gambar potongan, gambar tipikal,
atau gambar lainnya
• yang mendukung lingkup pekerjaan; dan
2. Seluruh dokumen hasil penawaran dari Penyedia Jasa pelaksana
Konstruksi.

8. Standar Teknis 1) SNI 07-2529-1991, tentang metode pengujian kuat tarik baja beton;

2) SNI 03-2461-1991 spesifikasi agregat ringan untuk beton struktur;

3) SNI 03-2496-1991 spesifikasi bahan tambahan pembentuk gelembung


untuk beton;

4) SNI 15-2049-1994, tentang semen Portland;

5) SNI 04-0227-1994 tentang Tegangan Standar;

6) SNI 04-0255-2000 tentang persyaratan umum instalasi listrik

7) SNI 03-6481-2000 atau edisi terakhir tentang Sistem Plambing;

8) SNI 03-1745-2000 tentang Pipa Tegak dan Slang;

9) SNI 03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan


Pada Bangunan;

10) SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perancangan Pencahayaan


Darurat, Tanda Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan;

11) SNI 03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung;

12) SNI 03-6571-2001 tentang Pengendalian Asap pada Bangunan Gedung

13) SNI 19-2454-2002 tentang Tata cara teknik operasional pengelolaan


teknik sampah perkotaan (revisi 2017 sedang proses di BSN);
14) SNI 03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir Pada Bangunan

15) SNI-03-7012-2004 tentang Sistem Manajemen Asap di dalam MAL,


Atrium dan Ruangan Bervolume Besar

16) SNI 03-7018-2004 tentang Sistem Pasokan Daya Darurat

17) SNI 03-3985-2004 tentang Deteksi dan Alarm Kebakaran

18) SNI 15-0302-2004 tentang Semen portland pozolan

19) SNI 15-03-2049-2004 tentang Semen portland

20) SNI 2987: 2008 tentang Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan
dinding

21) SNI ISO 12543-1:2011 Kaca untuk bangunan

22) SNI 04-0255-2011 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik;

23) SNI 03-6197-2011 tentang Konversi Energi Sistem Pencahayaan;

24) SNI 03-6390-2011 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara;

25) SNI Spesifikasi Cat dan Bahan Pelapis Kaca, Karet, Plastik, Bahan
Bitumen

26) SNI 2847:2013 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung;

27) SNI 2398:2017, tangki septik dan pengolahan lanjutan;

28) SNI 2847 – 2019 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung

9. Studi-Studi -
Terdahulu

10. Referensi 1. Undang - Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibukota Negara;
Hukum 2. Undang- Undang-Undang No.2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
3. Undang-Undang Nomor: 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman
6. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III Tentang Perikatan);
7. Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2021 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun2017 Tentang Jasa
Konstruksi;
8. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2021 Tentang Peraturan
Pelaksana Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
9. Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
10. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
11. Peraturan Presiden No. 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara;
12. Peraturan Presiden No. 63 Tahun 2022 tentang Perincian Rencana
Induk Ibu Kota Nusantara
13. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang / Jasa
Pemerintah No. 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang / Jasa Melalui Penyedia;
14. Peraturan Menteri PU Nomor 29 Tahun 2006 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung;
15. Peraturan Menteri PU Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung;
16. Peraturan Menteri PU Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pedoman
Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung;
17. Peraturan Menteri PU Nomor 25 Tahun 2008 tentang
Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi
Kebakaran;
18. Peraturan Menteri PU Nomor 26 Tahun 2008 tentang Persyaratan
Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan dan Lingkungan;
19. Peraturan Menteri PU Nomor 16 Tahun 2010 tentang
Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung;
20. Peraturan Menteri PU Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Air
Hujan pada Bangunan Gedung dan Persilnya;
21. Peraturan Menteri PUPR Nomor 21 Tahun 2021 tentang Bangunan
Gedung Hijau;
22. Peraturan Menteri PUPR Nomor 2 Tahun 2020 tentang Izin
Mendirikan Bangunan Gedung;
23. Peraturan Menteri PUPR Nomor 14 Tahun 2017 tentang Persyaratan
Kemudahan Bangunan Gedung;
24. Peraturan Menteri PUPR Nomor 22 Tahun 2018 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
25. Peraturan Menteri PUPR Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
26. Peraturan Menteri PUPR No 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
27. Peraturan Menteri PUPR Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pedoman
Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum
28. Peraturan Kepala LKPP Nomor 5 Tahun 2022 Penegasan Larangan
Penambahan Syarat Kualifikasi Penyedia dan Syarat Teknis dalam
Proses Pemilihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
29. Kepmen PUPR Nomor 524/KPTS/M/2022 Tentang Besaran
Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan
Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi
30. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 18/SE/M/2021 Tahun 2021 tentang Pedoman Operasional
Tertib Penyelenggaraan Persiapan Pemilihan untuk Pengadaan Jasa
Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
31. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 21/SE/M/2019 Tahun 2019 tentang Standar Susunan Tenaga
Ahli untuk Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Melalui Penyedia Jasa

Ruang Lingkup

11. Lingkup
Pekerjaan
1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup kegiatan pada pekerjaan ini mengacu kepada


Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang / Jasa
Pemerintah No. 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang / Jasa Melalui Penyedia dan Peraturan Menteri
PUPR No 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara dan serta peraturan lainnya bidang bangunan Gedung
(mengacu pada standar dan acuan di dalam KAK ini).
Lingkup pekerjaan dalam menyelenggarakan pekerjaan Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) pada pengendalian pelaksanaan
konstruksi Manajemen Konstruksi Rumah Tapak Jabatan Menteri di
Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibukota Negara (IKN) yang akan
dilaksanakan dengan metode Konstruksi Terintegrasi Rancang dan
Bangun yang akan direncanakan dalam 3 (tiga) Tahun Anggaran, yaitu
Tahun Anggaran 2022 s/d 2024. Pekerjaan yang harus dilaksanakan
dalam pelaksanaan Manajemen Konstruksi (MK) adalah pencapaian
hasil sesuai standar teknis sesuai yang disebutkan pada bagian Dasar
Hukum.

Tugas Konsultan Manajemen Konstruksi Secara Umum

• Melaksanakan penjaminan mutu (quality assurance)


pelaksanaan pekerjaan mulai dari tahapan pelaksanaan
konstruksi, sampai dengan serah terima akhir pekerjaan;

• Melaksanakan penjaminan kuantitas (quantity assurance)


pelaksanaan pekerjaan mulai dari tahapan pelaksanaan
konstruksi, sampai dengan serah terima akhir pekerjaan;

• Membantu Pejabat Penandatangan Kontrak dan pokja


pemilihan dalam proses persiapan pengadaan dan pemilihan
penyedia jika proses pelelangan pekerjaan konstruksi
terintergrasi rancang bangun belum selesai.

• Membantu Pejabat Penandatangan Kontrak dalam


melakukan persetujuan atau penolakan perubahan Kontrak.

• Membantu Pejabat Penandatangan Kontrak dalam


menghitung nilai perolehan aset barang milik negara; dan

• Melakukan verifikasi atas tagihan pembayaran;

• Membantu Pejabat Penandatangan Kontrak dalam


menghitung nilai perolehan aset barang milik negara;

• Membantu Pejabat Penandatangan Kontrak ketika dilakukan


audit hasil pekerjaan/proyek setelah serah terima akhir
pekerjaan.

• Menyiapkan tenaga ahli yang memiliki pengalaman


menggunakan Building Information Modeling (BIM untuk
membantu Pejabat Pembuat Komitmen untuk membuat
dokumen PIR (project information requirement) sebagai dasar
penyedia jasa membuat dokumen BEP (BIM Execution Plan)

• Menyiapkan tenaga ahli yang memiliki pengalaman


menggunakan Building Information Modeling (BIM untuk
membantu Pejabat Pembuat Komitmen dalam pengawasan,
mulai dari tahap perencanaan sampai dengan serah terima
akhir pekerjaan (FHO).

• Membantu Pejabat Pembuat Komitmen dalam hal


pengurusan PBG (Persetujuan Bangunan Gedung) dan SLF
(Sertifikat Laik Fungsi).

• Mengkaji ulang dokumen AMDAL

Tugas Konsultan Manajemen Konstruksi pada Tahap Pengadaan


Kontraktor

• Membantu Pejabat Penandatangan Kontrak dalam


mempersiapkan dan menyusun program pelaksanaan
pekerjaan kontruksi fisik;

• Membantu Pokja Pemilihan melakukan prakualifikasi calon


peserta pelelangan (apabila pelelangan dilakukan melalui
prakualifikasi);

• Membantu memberikan penjelasan teknis pekerjaan baik


secara dokumen maupun dalam rapat di lapangan (aanwijzing
lapangan);

• Membantu menyiapkan draft surat perjanjian pekerjaan


pelaksanaan konstruksi fisik;

• Menyusun laporan kegiatan pelelangan.

Tugas Konsultan Manajemen Konstruksi pada Tahap Pelaksanaan


Konstruksi Terintegrasi Rancang Bangun

• Membantu dalam pengajuan PBG;

• Membantu dan menyiapkan pembuatan justifikasi teknis


terkait perubahan desain ataupun permasalahan teknis
lainnya;
• Pengendalian dan evaluasi perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan, yang meliputi detail desain, program penyediaan
dan penggunaan sumber daya, strategi dan pentahapan
konstruksi;

• Memberikan konsultansi kegiatan perencanaan, yang


meliputi penelitian dan pemeriksaan hasil perencanaan dari
sudut efisiensi sumber daya dan biaya, serta kemungkinan
keterlaksanaan konstruksi;

• Mengendalikan perencanaan, melalui kegiatan evaluasi


program terhadap hasil perencanaan, perubahan-perubahan
lingkungan, penyimpangan teknis dan administrasi atas
persoalan yang timbul, serta pengusulan koreksi program;

• Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat pada


tahap perencanaan;

• Menyusun laporan bulanan kegiatan konsultansi


manajemen konstruksi tahap perencanaan, merumuskan
evaluasi status dan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan;

• Meneliti kelengkapan dokumen perencanaan;

• Membuat laporan reviu desain pada setiap tahapan


penyusunan rencana teknis sebagai acuan persetujuan
pengguna jasa serta menyiapkan visualisasi 3 dimensi;

• Mengadakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi


perencanaan, menyusun laporan hasil rapat koordinasi, dan
membuat laporan kemajuan pekerjaan manajemen
konstruksi;

• Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan fisik yang


disusun oleh penyedia jasa pelaksanaan konstruksi, yang
meliputi program-program pencapaian sasaran fisik,
penyediaan dan penggunaan sumber daya berupa: tenaga
kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan,
informasi, dana, program Quality Assurance atau Quality
Control, dan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
membantu pengguna jasa dalam melakukan persetujuan atau
penolakan perubahan Kontrak;

• Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang


meliputi program pengendalian sumber daya, pengendalian
biaya, pengendalian waktu, pengendalian sasaran fisik
(kualitas dan kuantitas) hasil konstruksi, pengendalian
perubahan pekerjaan, pengendalian tertib administrasi,
pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja serta
memastikan praktik konstruksi hijau tetap dijalankan (amanat
Peraturan Menteri PUPR tentang bangunan gedung hijau);

• Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis


dan manajerial yang timbul, usulan koreksi program dan
tindakan turun tangan, serta melakukan koreksi teknis bila
terjadi penyimpangan;

• Dalam tahapan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan


konstruksi konsultan manajemen konstruksi diwajibkan
menerapkan penggunaan aplikasi BIM;

• Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat


dalam pelaksanaan konstruksi fisik.

• Melakukan tes komisioning untuk seluruh kegiatan pekerjaan


konstruksi.

Tugas Konsultan Manajemen Konstruksi pada Kegiatan


Pengawasan

• Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan


konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan
pekerjaan di lapangan;

• Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode


pelaksanaan, serta mengawasi ketepatan waktu, biaya dan
mutu pekerjaan konstruksi;

• Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi


kualitas, kuantitas, dan laju pencapaian volume atau realisasi
fisik;
• Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk
memecahkan persoalan yang terjadi selama pekerjaan
konstruksi;

• Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala,


membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan
manajemen konstruksi, dengan masukan hasil rapat-rapat
lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan
konstruksi fisik yang dibuat oleh penyedia jasa pelaksanaan
konstruksi;

• Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawing)


yang diajukan oleh penyedia jasa pelaksanaan konstruksi;

• Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di


lapangan (As Built Drawing) sebelum serah terima I;

• Menyusun daftar cacat atau kerusakan sebelum serah terima;

• Bersama-sama dengan tim teknis/tenaga ahli perencanaan


konstruksi menyusun petunjuk pemeliharaan dan
penggunaan bangunan gedung;

• Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan,


berita acara serah terima pertama pekerjaan konstruksi,
sebagai kelengkapan untuk pembayaran angsuran pekerjaan
konstruksi;

• Melakukan verifikasi atas tagihan pembayaran;

• Melakukan pemeriksaan dan menyatakan kelaikan fungsi


bangunan gedung terbangun sesuai dengan PBG;

• Membantu pengelola kegiatan dalam menghitung nilai


perolehan aset barang milik negara;

• Menyiapkan dan menyusun kelengkapan dokumen Sertifikat


Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah Daerah setempat dan
membuat surat pernyataan terkait kelaikan fungsi bangunan
gedung;

• Membantu Pejabat Pembuat Komitmen ketika dilakukan audit


hasil pekerjaan/proyek setelah serah terima akhir pekerjaan.
• Dalam rangka percepatan pelaksanaan pembangunan,
personil yang ditempatkan di lokasi menggunakan sistem 2
shift.

Tugas Konsultan Manajemen Konstruksi Tahap Pemeliharaan


Konstruksi

• Menyusun daftar cacat/kerusakan akibat masa


pemeliharaan dan mengawasi perbaikannya pada masa
pemeliharaan sampai serah terima akhir;

• Menyusun berita acara pemeliharaan pekerjaan dan serah


terima akhir pekerjaan konstruksi;

• Laporan masa pemeliharaan dibuat dan dilaporkan kepada


PPK setiap bulan.

• Bersama penyedia jasa menyusun buku pedoman manual


penggunaan peralatan elektronik.

Identifikasi Resiko

No Jenis/Tipe Identifikasi
Pekerjaan Bahaya
1 Pek. Tangan terkena mesin bander
Pembesian Terluka terkena besi
Terjatuh dari ketinggian
2 Pek. Gangguan pernafasan akibat debu pasir/semen
Pasangan Gangguan pernafasan akibat debu pada dinding
Bata dan Tertimpa reruntuhan dinding
plester aci Tertimpa material
3 Pek. Pekerja terluka akibat terkena mesin potong
Pemasanga keramik
n keramik Tersengat listrik
Tertimpa material
Gangguan pernafasan pada waktu pemotongan
4 Pek. Pasang Terjepit pintu atau kusen
kusen dan Tersengat listrik
pintu Terkena mesin bor
Tertimpa pintu kayu
Gangguan pernafasan pada waktu pemotongan
kusen alumunium
5 Instalasi Terdapat percikan api dan menimbulkan
listrik kebakaran
Terkena sengatan listrik
6 Instalasi Pekerja terjatuh dari ketinggian
plumbing Pekerja tertimpa peralatan plumbing
Terluka ketika bekerja dengan pipa
Kebocoran berakibat banjir
7 Jaringan Tersengat Listrik, Terjatuh ke lubang bak control,
Hydrant tertimoa Material.
8. Pek. Rangka Tertimpa material baja
Baja Seling crane putus
Terkena mesin gerinda
Gangguan pernafasan Tersengat listrik
Jatuh saat pemasangan baja
Terkena percikan api las
Tabung las kebakar
9. Pek. Plafon Terkena debu
Terjatuh dari ketinggian
Tertimpa material
Perancah roboh
10 Pek. Pasang Tersengat listrik
Railing Tertimpa besi
Terkena mesin potong
Gangguan pernafasan
Jatuh dari tangga
11 Pek. Menghirup cat
Pengecatan Kejatuhan material
Pekerja jatuh
Perancah runtuh
12. Keluaran

1. Keluaran

Keluaran yang diminta dari Manajemen Konstruksi berdasarkan Kerangka


Acuan Kerja ini adalah koordinasi, pengendalian dan pengawasan terhadap
pelaksanaan Pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di KIPP IKN yang
dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi terintegrasi yang menyangkut
kuantitas, kualitas, biaya dan waktu serta kelengkapan dan kelancaran
administrasi ketepatan pekerjaan yang efisien, sehingga dicapai wujud akhir
bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan,
serta dapat diterima dengan baik oleh Pejabat Penandatangan Kontrak.

Dokumen yang dihasilkan selama proses Manajemen Konstruksi meliputi


namun tidak terbatas pada:

a. Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan Manajemen


Konstruksi.
b. Buku harian yang memuat semua kejadian, perintah atau petunjuk penting
dari Manajemen Konstruksi, yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan, konsekuensi keuangan, keterlambatan penyelesaian
pekerjaan dan tidak terpenuhinya syarat teknis.
c. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan dari resume kemajuan
pekerjaan, tenaga dan hari kerja;
d. Berita Acara Pra Construction Meeting (PCM);
e. Berita Acara MC0;
f. Berita Acara penyerahan bahan dan material;
g. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan dan Pemeriksaan Pekerjaan untuk
pembayaran angsuran;
h. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara
Pemeriksaan;
i. Pekerjaan Tambah/Kurang, bilamana terdapat perubahan pekerjaan;
j. Berita Acara Pernyataan Selesainya Pekerjaan;
k. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan I;
l. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan II;
m. Surat Pernyataan Pemeriksaan Kelaikan Fungsi Bangunan Gedung;
n. Laporan Konseptual SMKK;
o. Laporan rapat di lapangan (site meeting);
p. Memeriksa gambar kerja terperinci (shop drawings), Bar chart, S-Curve
dan Rencana Mutu Kontrak;
q. Memeriksa gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built
drawing); serta
r. Network Planning yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana;
s. Berita Acara Tes Commissioning.

13. Peralatan, Tidak Ada


Material,
Personel dan
Fasilitas dari
PPK

14. Peralatan dan Peralatan dan material meliputi


Material dari
1. Menyiapkan kantor dan mess di lokasi pelaksanaan pembangunan
Penyedia Jasa
2. Menyiapkan kendaraan roda 4 untuk mobilisasi minimal 2 unit
Konsultansi
3. Menyiapkan kendaraan roda 2 untuk mobilisasi minimal 4 unit
4. Menyiapkan perlengkapan kantor
5. Komputer desk top dengan minimal spesifikasi core i7 yang terinstall
software pendukung BIM berlisensi resmi minimal 2 unit
6. Printer laser jet A3 berwarna minimal 2 unit
7. Scanner A3 minimal 2 unit
8. Menyiapkan alat tulis kantor dan bahan habis pakai
9. Menyiapkan alat komunikasi dan GPS minimal 1 unit
10. Menyiapkan alat pelindung diri (APD) untuk personil di lapangan 100
unit
11. Menyiapkan kelengkapan pencegahan covid-19 (hand sanitizer dan
masker)
12. Menyiapkan drone dan alat dokumentasi minimal 1 unit
13. Kamera SLR/Mirrorless minimal 1 unit.
14. Memastikan seluruh personil yang ada dalam dokumen penawaran
berada di lokasi pekerjaan

15. Lingkup Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha Besar serta
Kewenangan disyaratkan sub bidang klasifikasi/ layanan Jasa Manajemen Proyek Terkait
Penyedia Jasa Konstruksi Bangunan (KL403) KBLI 2017 atau Jasa Rekayasa Konstruksi
Bangunan gedung Hunian dan Non Hunian (RK001) KBLI 2020

16. Jangka Waktu Jangka waktu Pelaksanaan kegiatan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
Penyelesaian adalah selama 660 (Enam Ratus Enam Puluh) hari kalender (±22 bulan) pada
Pekerjaan Tahun Anggaran 2022 s/d 2024 dengan masa pemeliharaan selama 365 (Tiga
Ratus Enam Puluh Lima) hari kalender.

17. Personel Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan kekhususan IKN diharapkan penyedia
jasa dapat memberdayakan pelaku usaha lokal dan menggunakan tenaga lokal.
Beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung yang akan terlibat aktif dalam
penyusunan studi ini, terbagi atas Team Leader dan Tenaga Ahli yang meliputi
bidang keahlian sebagai berikut:

Ketentuan Umum

1. Team leader harus menguasai metode BIM, Konsep Green Building, dan
Smart Housing

2. Seluruh personil yang ada dalam dokumen penawaran berada di lokasi


pekerjaan
3. Seluruh tenaga ahli harus memahami penerapan BIM dari tahap
perencanaan hingga serah terima

II. Supervision Engineer (SE)

1. Tenaga Ahli Arsitektur (Team Leader)

Latar belakang pendidikan Strata 2 (S2) Arsitektur/Sipil lulusan universitas atau


perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi. Memiliki sertifikasi
keahlian (SKA) Madya Manajemen Konstruksi (601) yang dikeluarkan oleh
Asosiasi Profesi yang telah disahkan oleh LPJK dan memiliki referensi kerja
dengan menggunakan software Building Information Modeling (BIM). Lingkup
tugas Team Leader yaitu memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan
anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.

2. Tenaga Ahli Struktur

Berjumlah 1 (satu) orang dengan Latar belakang pendidikan Sarjana Teknik Sipil
Strata 1 (S1) lulusan universitas atau perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi. Memiliki sertifikasi keahlian (SKA) Muda klasifikasi Sipil sub
klasifikasi Ahli Teknik Bangunan Gedung (201) yang dikeluarkan oleh Asosiasi
Profesi yang telah disahkan oleh. Tenaga tersebut tugas utamanya melakukan
pengarahan, pengawasan (waktu dan spesifikasi/kualitas), pelaporan, reviu
desain, pada pekerjaan sipil.

3. Tenaga Ahli Desain Interior

Berjumlah 1 (satu) orang dengan Latar belakang pendidikan Sarjana Desain


Interior/ Arsitektur Interior Strata 1 (S1) lulusan universitas atau perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi. Memiliki sertifikasi keahlian (SKA)
Muda klasifikasi Arsitektur subklasifikasi Ahli Desain Interior (102) yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi yang telah disahkan oleh LPJK. Tenaga
tersebut tugas utamanya melakukan pengarahan, pengawasan (waktu dan
spesifikasi/kualitas), pelaporan, reviu desain, pada pekerjaan arsitektur Interior.

4. Tenaga Ahli Elektrikal


Latar belakang pendidikan Strata satu (S1) Elektro, lulusan universitas atau
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi. Memiliki sertifikasi
keahlian (SKA) Muda klasifikasi Elektrikal subklasifikasi Ahli Teknik Elektronika
& Telekomunikasi dalam Gedung (405) yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi
yang telah disahkan oleh LPJK. Tenaga tersebut tugas utamanya yaitu
membantu Tim Leader memberi masukan pengarahan, pengawasan (waktu dan
spesifikasi/kualitas), pelaporan, reviu desain pekerjaan mekanikal elektrikal
bangunan dan fasilitas kawasan pada pekerjaan pengawasan pelaksanaan
mekanikal elektrikal Bangunan maupun Kawasan. Tenaga ahli mekanikal dan
elektrikal menguasai software yang berkaitan dengan smart system.

5. Tenaga Ahli Tata Lingkungan/Ahli Sanitasi dan Limbah

Latar belakang pendidikan Strata satu (S1) Teknik Lingkungan, lulusan


universitas atau perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi. Memiliki
sertifikasi keahlian (SKA) Muda klasifikasi Tata Lingkunghan subklasifikasi Ahli
Tata Lingkungan/Ahli Sanitasi dan Limbah (501)/(503) yang dikeluarkan oleh
Asosiasi Profesi yang telah disahkan oleh LPJK. Tenaga tersebut tugas
utamanya yaitu membantu Tim Leader memberi masukan pengarahan,
pengawasan (waktu dan spesifikasi/kualitas), pelaporan, review desain
pekerjaan Tata Lingkungan proyek dan fasilitas kawasan pada pekerjaan
pengawasan pelaksanaan Tata Lingkungan Bangunan maupun Kawasan.

6. Tenaga Ahli K3 Konstruksi

Latar belakang pendidikan Strata satu (S1) Teknik, lulusan universitas atau
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi. Memiliki sertifikasi
keahlian (SKA) Muda klasifikasi Manajemen Pelaksanaan subklasifikasi Ahli K3
konstruksi (603) yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi yang telah disahkan
oleh LPJK.

Tenaga tersebut tugas utamanya yaitu membantu Tim Leader membuat dan
menyusun program dan perencanaan keselamatan kerja proyek konstruksi dan
melakukan pengawasan atas penerapan sistem, program dan perencanaan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam pelaksanaan proyek konstruksi.

7. Tenaga Ahli Geoteknik Geodesi


Latar belakang pendidikan Strata satu (S1) Geoteknik/Geodesi, lulusan
universitas atau perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi. Memiliki
sertifikasi keahlian (SKA) Muda klasifikasi Geoteknik (216) / memiliki sertifikasi
keahlian (SKA) Muda klasifikasi Geodesi (217) yang dikeluarkan oleh Asosiasi
Profesi yang telah disahkan oleh LPJK. Tenaga tersebut tugas utamanya yaitu
membantu Tim Leader memberi masukan pengarahan, pengawasan (waktu dan
spesifikasi/kualitas), pelaporan, review desain pekerjaan geoteknik geodesi
bangunan dan fasilitas kawasan pada pekerjaan pengawasan pelaksanaan
geoteknik geodesi bangunan maupun kawasan.

8. Tenaga Ahli Green Building

Latar belakang pendidikan Strata satu (S1) Teknik Arsitek/ Sipil/ Mesin/
Elektro/ Lingkungan, lulusan universitas atau perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi. Memiliki sertifikasi keahlian (SKA) Muda Arsitek
(101)/ sertifikasi keahlian (SKA) Muda Teknik Bangunan Gedung (201)/
sertifikasi keahlian (SKA) Muda Teknik Mekanikal (301)/ sertifikasi keahlian
(SKA) Muda Teknik Tenaga Listrik (401)/ sertifikasi keahlian (SKA) Muda Teknik
Lingkungan (501) yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi yang telah disahkan
oleh LPJK dan memiliki pengalaman pada bagian perencanaan atau
pengawasan bangunan Green Building. Tenaga Ahli Green Building tersebut
tugas utamanya yaitu membantu Tim Leader dalam perancangan DED, KPI dan
proses pengawasan pembangunan agar dapat memenuhi persyaratan Green
Building.

III. Inspection Engineer (IE)

Tenaga pengawas lapangan yang dibutuhkan dalam membantu proses


pelaksanaan pekerjaan manajemen teknis, sesuai dengan sasaran kegiatan
antara lain:

a. Inspection Engineer (IE) Coordinator berjumlah 1 (satu) orang, dengan


latar belakang pendidikan S1 Sipil dan memiliki SKA Ahli Muda Manajemen
Proyek (602) pengalaman minimal 3 tahun sebagai Inspection Engineer (IE)
Coordinator
Semula:

b. Inspection Engineer (IE) persil 104, berjumlah 1 (satu) orang, dengan latar
belakang pendidikan S1 Arsitektur memiliki SKA Ahli Muda Bangunan Gedung
(201), pengalaman minimal 3 tahun sebagai Inspection Engineer (IE)

c. Inspection Engineer (IE) persil 105, berjumlah 1 (satu) orang, dengan latar
belakang pendidikan S1 Arsitektur memiliki SKA Ahli Muda Bangunan Gedung
(201), pengalaman minimal 3 tahun sebagai Inspection Engineer (IE)

Menjadi:

b. Inspection Engineer (IE) persil 104, berjumlah 1 (satu) orang, dengan latar
belakang pendidikan S1 Arsitektur memiliki SKA Muda Arsitektur (101),
pengalaman minimal 3 tahun sebagai Inspection Engineer (IE)

c. Inspection Engineer (IE) persil 105, berjumlah 1 (satu) orang, dengan latar
belakang pendidikan S1 Arsitektur memiliki SKA Muda Arsitektur (101),
pengalaman minimal 3 tahun sebagai Inspection Engineer (IE)

d. Inspection Engineer (IE) Struktur, berjumlah 1 (satu) orang, dengan latar


belakang pendidikan S1 Sipil memiliki SKA Ahli Muda Bangunan Gedung (201)
pengalaman minimal 3 tahun sebagai Inspection Engineer (IE) Struktur

e. Inspection Engineer (IE) PSU, berjumlah 1 (satu) orang, dengan latar


belakang pendidikan S1 Sipil SKA Ahli Muda Teknik Jalan (202), pengalaman
minimal 3 tahun sebagai Inspection Engineer (IE) PSU

IV. Quantity Engineer

Berjumlah 1 (satu) orang, dengan latar belakang pendidikan S1 Teknik Sipil


memiliki SKA Ahli Muda Manajemen Konstruksi (601), pengalaman minimal 3
tahun sebagai Quantity Engineer.

V. Quality Engineer

Berjumlah 1 (satu) orang, dengan latar belakang pendidikan S1 Teknik Arsitek


memiliki SKA Ahli Muda Manajemen Mutu (604), pengalaman minimal 3 tahun
sebagai Quality Engineer.

VI. Health Safety Environment Engineer (HSE)


Berjumlah 1 (satu) orang, dengan latar belakang pendidikan S1 semua jurusan
memiliki Sertifikat K3, pengalaman minimal 3 tahun sebagai Health Safety
Environment Engineer (HSE).

VII. Tenaga Pendukung

Tenaga pendukung yang dibutuhkan dalam membantu proses pelaksanaan


pekerjaan manajemen teknis, sesuai dengan sasaran kegiatan antara lain:

a. Administrasi proyek, berjumlah 1 (satu) orang, dengan latar belakang


pendidikan D3 Segala Jurusan, pengalaman minimal 3 tahun dibidangnya.

b. Operator BIM, berjumlah 3 (tiga) orang, dengan latar belakang


pendidikan D3 Teknik dengan, Menguasai BIM dengan pengalaman minimal 3
tahun dibidangnya.

TING PENGA
KAT STATUS
KEAHLI LAMAN ORANG
NO. JABATAN PEN JURUSAN TENAGA
AN (Min) BULAN
DIDI AHLI
KAN (Thn)
I Supervision Engineer (SE)
Tenaga Ahli Arsitektur/
1 Arsitektur S2 Teknik Madya 5 Tetap 22
(Team Leader) Arsitektur

Tetap/
Tenaga Ahli Teknik
2 S1 Muda 5 Tidak 10
Struktur Sipil
Tetap

Desain Tetap/
Tenaga Ahli
3 S1 Interior/ Arsitektur Muda 5 Tidak 6
Desain Interior
Interior Tetap

Tetap/
Tenaga Ahli
4 S1 Teknik Elektro Muda 5 Tidak 8
Elektrikal
Tetap
Tenaga Ahli
Tata Tetap/
Teknik
5 Lingkungan/ S1 Muda 5 Tidak 6
Lingkungan
Ahli Sanitasi Tetap
dan Limbah
Tetap/
Tenaga Ahli K3
6 S1 Teknik Muda 5 Tidak 22
Konstruksi
Tetap
Tenaga Ahli Teknik Tetap/
7 Geoteknik S1 Geoteknik/Geo Muda 5 Tidak 6
Geodesi desi Tetap
Teknik Arsitek/
Tetap/
Tenaga Ahli Sipil/ Mesin/
8 S1 Muda 5 Tidak 17
Green Building Elektro/
Tetap
Lingkungan
II Inspektur Pengawas Lapangan
Inspection Tetap/
1 Engineer (IE) S1 Sipil Muda 3 Tidak 17
Coordinator Tetap
Inspection Tetap/
2 Engineer (IE) S1 Arsitektur Muda 3 Tidak 17
persil 104 Tetap
Inspection Tetap/
3 Engineer (IE) S1 Arsitektur Muda 3 Tidak 17
persil 105 Tetap
Inspection Tetap/
4 Engineer (IE) S1 Sipil Muda 3 Tidak 12
Struktur Tetap
Inspection Tetap/
5 Engineer (IE) S1 Sipil Muda 3 Tidak 17
PSU Tetap

III Quantity Engineer

Quantity
Engineer / Tetap/
1 Tenaga Ahli S1 Sipil Muda 3 Tidak 17
Kuantitas dan Tetap
Biaya

IV Quality Engineer

Quantity
Engineer / Tetap/
1 Tenaga Ahli S1 Arsitektur Muda 3 Tidak 17
Kuantitas dan Tetap
Biaya

V Health Safety Environment Engineer (HSE)

Tetap/
1 K3 Konstruksi S1 Semua Jurusan Muda 3 Tidak 17
Tetap
VI Tenaga Pendukung
Tetap/
Administrasi
1 D3 Semua Jurusan - 5 Tidak 22
Proyek
Tetap
Operator Semula 5 Tetap/
Building
2 D3 Teknik Portfolio Tidak 66
Information
Menjadi 3 Tetap
Modeling (BIM)

18. Jadwal Tahapan


Pelaksanaan
Pekerjaan

Laporan**)

19. Laporan Laporan pendahuluan memuat kegiatan pengumpulan data, mobilisasi personel
Pendahuluan dan rencana pelaksanaan manajemen konstruksi, kegiatan penyiapan lahan
kerja, pengukuran dan pengumpulan data, penyusunan RMK, penyusunan
Standar Operasional Prosedur (SOP), penyusunan format instruksi kerja (IK),
pendekatan metodologi serta rencana kerja dan laporan mitigasi resiko serta
dokumen konseptual SMKK.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 14 (Empat Belas) hari


kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (Lima) buku laporan.
20. Laporan Laporan Mingguan memuat: berisikan progres kegiatan dan uraian mengenai
Mingguan penanganan kegiatan termasuk hasil rapat koordinasi dan lain-lain setiap
minggunya harus dibuat oleh penyedia jasa dan diperiksa dan disetujui direksi
teknis Satker Penyediaan Perumahan Provinsi Kalimantan Timur

Laporan harus diserahkan setiap minggu. Sebanyak 5 (Lima) buku laporan dan
media penyimpan data (flashdisk)

21. Laporan laporan bulanan berisikan progres kegiatan dan uraian mengenai penanganan
Bulanan kegiatan termasuk hasil rapat koordinasi dan lain-lain. Laporan bulanan
diserahkan setiap bulan setelah dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) sebanyak 5 (lima) eksemplar. Laporan bulan kedelapan belas memuat
laporan penyelesaian fisik 100 (seratus) persen di lapangan dilengkapi dengan
softcopy dalam format SSD Eksternal sebanyak 2 (dua) Pcs.

22. Laporan Akhir laporan akhir berisikan rangkuman dari keseluruhan proses yang
dan Ek-sum diserahkan selambat-lambatnya: 14 (Empat Belas) hari kerja/bulan sebelum
serah terima awal (PHO).

23. Laporan Berisikan laporan kegiatan dalam masa pemeliharaan pelaksanaan


Pemeliharaan pembangunan.

24. Dokumentasi Berisikan foto-foto dan video seluruh kegiatan.

25. Harddisk Media penyimpanan data untuk menyimpan hasil scan dan softfile dari dokumen
External 1 TB awal sampai dengan Manual O&M serta hasil-hasil pengecekan dokumen yang
mendukung.

Hal-Hal Lain

26. Produksi dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
Negeri wilayah Negara Republik Indonesia

27. Persyaratan Jika kerja sama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
Kerja sama pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus
dipatuhi:
28. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:
Pengumpulan
Data Lapangan

29. Alih Pengetahuan Jika diperlukan, Penyedia jasa konstruksi berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan
dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personel satuan kerja PPK berikut:
a. Gambar Kerja (Shop Drawing)
b. Ijin Pekerjaan
c. Penandatanganan Material
d. Perubahan Lingkup Pekerjaan
e. Perubahan Spesifikasi Teknis
f. Perubahan Gambar
g. Perubahan Waktu Pelaksanaan

Samarinda, 22 Juli 2022


Kasatker Penyediaan Perumahan
Provinsi Kalimantan Timur

Mustofa Otfan, ST, MM.


NIP. 198303182009011001

You might also like