You are on page 1of 7

KESEPAKATAN BERSAMA

ANTARA
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA SELATAN
DAN
KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA SELATAN
TENTANG
PENANGANAN OVERSTAYING TAHANAN DAN OVERLOAD BENDA
SITAAN NEGARA DAN BARANG RAMPASAN NEGARA (BASAN BARAN)

Nomor : W.6.0063.HH.05.05 TAHUN 2021


Nomor :B/15/IV/HUK.8.1.1./2021

Pada hari ini Senin tanggal Lima,bulan April ,tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu, yang bertanda
tangan dibawah ini:

1. INDRO PURWOKO,S.H.,M.H., Selaku KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN


HUKUM DAN HAM SUMATERA SELATAN dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA SELATAN, yang
berkedudukan di Jalan Jenderal Sudirman KM.3,5 Palembang, selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA.

2. INSPEKTUR JENDERAL POLISI Prof. Dr. EKO INDRA HERI S., M.M., Selaku
KEPALA KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA SELATAN dalam hal ini bertindak untuk
dan atas nama KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA SELATAN, yang berkedudukan di
Jalan Jenderal Sudirman KM.4,5 Palembang, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA
PIHAK, terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
Bersepakat untuk melakukan Kesepakatan Bersama dalam rangka penanganan Overstaying
Tahanan dan Overload Basan Baran,yang diatur dalam ketentuan sebagai berikut:
a. bahwa PIHAK PERTAMA merupakan Kantor Wilayah yang mempunyai tugas
melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
PIHAK I PIHAK II

Indonesia.....
Indonesia dalam wilayah Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan kebijakan Menteri
Hukum dan HAM Republik Indonesia;
b. bahwa PIHAK KEDUA merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara
keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, serta memberi perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan
dalam negeri;
Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun1995 tentang Pemasyarakatan;


3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2002 Nomor 2, tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-


Undang Acara Pidana;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 1999 tentang Syarat-Syarat dan Tata Cara
Pelaksanaan Wewenang,Tugas dan Tanggung Jawab Perawatan Tahanan;

6. Peraturan pemerintah Nomor 68 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan


Hubungan dan Kerja Sama Kepolisian Negara Republik Indonesia;
7. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2013 tentang
TataTertib Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara;
8. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 16 Tahun 2014 tentang Tata
Cara Pengelolaan Benda Sitaan Negara dan Barang Rampasan Negara pada Rumah
Penyimpanan Benda Sitaan Negara;
9. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 30 Tahun 2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2018 Nomor
1441);
10. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014
tentang Panduan Penyusunan Kerja Sama Kepolisian Negara Republik Indonesia;
11. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 35 Tahun 2018 tentang
Revitalisasi Penyelenggaraan Pemasyarakatan; dan
12. Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor E.22.PR.08.03 Tahun 2001
Tentang Prosedur Tetap Pelaksanaan Tugas Pemasyarakatan.

PIHAK I PIHAK II
berdasarkan.....
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, PARA PIHAK sepakat untuk melaksanakan Kerja Sama
dalam rangka penanganan Overstaying Tahanan dan Overload Basan Baran, melalui
Kesepakatan Bersama ini, dengan menyatakan beberapa hal sebagai berikut:

BAB I
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 1

(1) Maksud Kesepakatan Bersama ini adalah sebagai landasan dalam melaksanakan
Penanganan Overstaying Tahanan dan Overload Basan Baran di Unit PelaksanaTeknis
(UPT) Pemasyarakatan;
(2) Tujuan Kesepakatan Bersama ini adalah memberikan kepastian hukum dalam
pelaksanaan Penanganaan Overstaying Tahanan dan Overload Basan Baran serta
menciptakan Zero Overstaying dan Overload Basan Baran di Unit Pelaksana Teknis
Pemasyarakatan.

BAB II
RUANGLINGKUP
Pasal 2

Ruang lingkup Kesepakatan Bersama ini meliputi:

a. penanganan Overstaying Tahanan di Lapas/Rutan;


b. penanganan Overload Basan Baran di Rupbasan; dan

c. pertukaran Administrasi dan Informasi;

BAB III
PELAKSANAAN
Bagian Pertama
Penanganan Overstaying tahanan dan Eksekusi Putusan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap di Lapas dan Rutan
Pasal 3

(1) PIHAK PERTAMA melalui Kepala Divisi Pemasyarakatan mengawasi pelaksanaan


penanganan Overstaying di Lapas/Rutan;
(2) PIHAK PERTAMA melalui Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) wajib memberitahukan
secara tertulis kepada Pejabat yang bertanggung jawab secara yuridis sesuai dengan
tingkat pemeriksaan mengenai Tahanan yang habis masa Tahanan paling lambat 10
(sepuluh) hari sebelum masa penahanan berakhir.
PIHAK I PIHAK II

(3) jika.....
(3) Jika pemberitahuan pada poin 2 (dua) telah dilaksanakan tetapi tidak ada surat
perpanjangan penahanan yang dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA maka Lapas/Rutan
berdasarkan surat edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan nomor E.203.PK.02.03
Tahun 1987 akan memberitahukan kembali kepada PIHAK KEDUA bahwa masa
penahanan akan habis dalam 3 (tiga) hari berjalan;
(4) Jika pemberitahuan pada poin 3 (tiga) telah dilaksanakan tetapi tidak ada surat
perpanjangan penahanan yang dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA maka Lapas/Rutan
berdasarkan surat edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan nomor E.203.PK.02.03
Tahun 1987 akan memberitahukan kembali kepada PIHAK KEDUA bahwa masa
penahanan akan habis dalam 1 (satu) hari berjalan;
(5) Jika setelah pemberitahuan ini tetap tidak ada surat perpanjangan penahanan maka
Lapas/Rutan wajib mengeluarkan Tahanan demi hukum yang telah habis masa
penahanannya sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM nomor M.HH-
24.PK.01.01.01Tahun 2011 tentang pengeluaran Tahanan demi hukum.

Bagian Kedua
Penanganan Overload Basan dan Baran
Pasal 4

(1) Perihal Basan Baran pihak Rupbasan (Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara)
berkoordinasi dengan PIHAK KEDUA yang menempatkan Basan Baran di Rupbasan agar
tidak terjadi penumpukan dan overload;
(2) PIHAK KEDUA yang menempatkan Basan Baran di Rupbasan wajib melaksanakan
eksekusi terhadap Basan Baran yang telah inkracht dan Instansi yang melakukan eksekusi
wajib melampirkan serta mengirimkan Berita Acara eksekusi ke Pengadilan Negeri yang
memutus perkara tersebut.

Bagian Ketiga
Pertukaran Administrasi dan Informasi
Pasal 5

a. pemberian surat pemberitahuan habis masa penahanan oleh pihak Lapas/Rutan;


b. percepatan pengiriman surat eksekusi putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap; dan
c. percepatan pengiriman pemberitahuan habis masa penahanan (H-10,H-3,H-1) kepada
PIHAK KEDUA

PIHAK I PIHAK II

Korespondensi.....
Korespondensi
Pasal 6

Segala pemberitahuan, informasi dan komunikasi dan komunikasi terkait dengan Kesepakatan
Bersama ini, dapat disampaikan PARA PIHAK secara tertulis melalui jasa pengiriman (Shipment)
ataupun melalui media elektronik (tidak terbatas pada e-mail) kepada:
a. PIHAK PERTAMA
Jalan Jenderal Sudirman KM 3,5 Palembang
Koordinator : Kabid Yankeshab dan Labaskam, Kabid Pembinaan dan TI
Email : subbidkam.kemenkumham.sumsel@gmail.com
Telepon : (0711) 355386, 358433
b. PIHAK KEDUA
Jalan Jenderal Sudirman KM 4,5 Pos 3000 Palembang
Koordinator : Direktur Tahanan dan Barang Bukti
Email : dittahti_poldasumsel@yahoo.com
Telepon :-

BAB IV
SOSIALISASI
Pasal 7

Kesepakatan Bersama ini dalam pelaksanaannya disosialisasikan kepada jajaran PARA PIHAK
baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah, guna diketahui dan dilaksanakan.

BAB V
ANALISIS DAN EVALUASI
Pasal 8

PARA PIHAK Sepakat melakukan analisis dan evaluasi atas pelaksanaan Kesepakatan
Bersama ini melalui pertemuan secara berkala sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun.

BAB VI
PEMBIAYAAN
Pasal 9

Pembiayaan yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini dibebankan
kepada PARA PIHAK secara proporsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

PIHAK I PIHAK II

Bab.....
BAB VII
KETENTUAN LAIN
Pasal 10
Perubahan

Hal-hal yang belum diatur dalam Kesepakatan Bersama ini, akan diatur kemudian atas dasar
Kesepakatan PARA PIHAK yang dituangkan dalam bentuk Perjanjian Tambahan (Addendum)
yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Kesepakatan Bersama ini.

Pasal 11
Penyelesaian Perselisihan

(1) Apabila terjadi perselisihan antara PARA PIHAK mengenai isi dan pelaksanaan
Kesepakatan Bersama ini, PARA PIHAK setuju dan sepakat untuk menyelesaikannya
secara musyawarah untuk mufakat; dan
(2) Apabila tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah untuk mufakat, maka PARA PIHAK
sepakat untuk menyelesaikan melalui Pengadilan Negeri setempat.

Pasal 12
Masa Berlaku

(1) Kesepakatan Bersama ini berlaku dan mengikat PARA PIHAK untuk jangka waktu 3 (tiga)
tahun dan dapat diubah serta dapat diperpanjang sesuai kesepakatan bersama PARA
PIHAK;
(2) Apabila salah satu pihak berkeinginan untuk mengubah atau memperpanjang Kesepakatan
Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka PIHAK tersebut wajib
memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lainya paling lambat 1 (satu) bulan
sebelumnya;
(3) Pengakhiran Kesepakatan Bersama ini tidak mempengaruhi berlangsungnya kegiatan yang
sedang berjalan sebelum pemberitahuan pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), kecuali disetujui oleh PARA PIHAK.

Pasal 13
Keadaan Kahar

(1) Apabila terjadi hal-hal yang di luar kekuasaan PARA PIHAK atau force majeure,dapat
dipertimbangkan kemungkinan perubahan tempat dan waktu pelaksanaan tugas
pekerjaan dengan persetujuan PARA PIHAK;

PIHAK I PIHAK II

(2) yang.....
(2) Yang termasuk forcemajeure adalah

a. bencana alam;

b. tindakan pemerintah dibidang fiskal dan moneter:

C. keadaan keamanan yang tidak mengizinkan;

d. wabah dan pandemi.

(3) Segala perubahan dan/atau pembatalan terhadap Kesepakatan Bersama ini akan diatur
rsama kemudian oleh PARA PIHAK.

BAB VIl
PENUTUP
Pasal 14

Kesepakatan Bersama ini dibuat dan ditandatangani di Palembang pada hari Senin, tanggal
Lima, bulan April, tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu sebagaimana disebutkan pada awal
Kesepakatan Bersama ini dalam rangkap 2 (dua) masing-masing sama bunyinya, bermaterai
cukup dan memiliki kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani PARA PIHAK.
Demikian Kesepakatan Bersama ini dibuat dengan semangat Kerja Sama yang baik, untuk
dipatuhi dan dilaksanakan oleh PARA PIHAK.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

KEPALA KANTOR WILAYAH


KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
KEPALAKEPOLISIAN
N UMATERASELATAN,
SUMATERA SELATAN, KO
METERA
TEMPEL
164B3AJX12775403
KEPALA
INDRO PURWOKO., Ss.H., M.H. ProfEKOANÞRAHERIS. M.M.
SUMA
SNSAATUR JENDERAL POLIsi

You might also like