You are on page 1of 42

Analisis Stabilitas Pipa Bawah Laut Pulau Pisang - Segmen 2

1. Introduction
Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk mengetahui gaya-gaya eksternal yang
bekerja pada pipa bawah laut dan memenuhi kriteria stabilitas pada pipa bawah laut
sesuai dengan persyaratan DNVGL RP F109, 2017.
Pipeline = Saluran pipa penyediaan air baku Pulau Pisang (perubahan trase Januari 2023)
Gelombang desain = Hs, Kala ulang 5th, Segmen laut, STA 0+680 s/d STA 0+960
Analisis stabilitas pipa bawah laut dilakukan berdasarkan kriteria DNVGL RP F109, 2017 dengan
menggunakan pendekatan metode absolute lateral static stability

2. References
Perhitungan ini mengikuti referensi yang berasal dari:
1. DNVGL RP F109, On-Bottom Stability Design of Submarine Pipelines, 2017
2. DNVGL RP F114, Pipe Soil Interaction for Subsea Pipelines, 2017
3. DNVGL ST F101, Submarine Pipeline Systems, 2017

3. Input Data
3.1. Data Properti Pipa
Pipe position

Material of pipe HDPE

Nominal outside diameter of pipeline

Nominal wall thickness of pipeline

Corrosion allowance of pipeline

Percentage of pipe loss corrosion allowance

Pipe joint

Density of pipe

Thickness of anti-corrosion coating

Density of anti-corrosion coating

Thickness of concrete weight coating

Density of concrete weight coating

Water absorption on concrete weight coating


Content density

3.2. Data Lingkungan


Minimum water depth (LWS)

Maximum water depth (LWS)

Sea water density

Current velocity

Measurement height of current velocity

Significant wave height

Peak wave period

Angle between current with pipeline bearing

Angle between wave with pipeline bearing

Soil type

Submerged weight of soil

Clay shear strength

Soil friction factor

Bottom roughness parameter (coarse sand)

Mean grain size of soil (coarse sand)

Dry unit soil weight

Slope angle of trench

Trench depth
4. Calculation
4.1. Pengolahan Data Properti Pipa
Actual wall thickness of pipeline

Internal diameter of pipeline

Diameter of anti-corrosion coating

Diameter of concrete weight coating

Total diameter of pipeline

Weight of pipe

Weight of anti-corrosion coating

Weight of concrete weight coating

Weight of water absorption on


concrete weight coating

Weight of pipeline content

Buoyancy force of pipeline

Banyaknya Armor

Berat Armor per meter

4.2. Perhitungan Berat Terendam Pipa


Submerged weight of pipeline
per unit length

4.3. Vertical Stability in Water


Safety factor for weight

Check for vertical stability


4.4. Kondisi Arus
Elevasi diatas dasar laut (tinggi pipa)

Kecepatan arus yang tereduksi


karena efek dasar laut dan arah arus

Kecepatan arus rata-rata tegak lurus


pada diameter pipa

Kecepatan arus steady dengan desain


osilasi tegak lurus pada pipa

4.5. Short Term Wave Condition


Kecepatan didekat dasar laut
dihitung menggunakan teori
spektral. Maka parameter ini perlu
dibuat tanpa dimensi

Peak-enhancement parameter

Peak-enhancement factor

Frekuensi gelombang puncak

Konstanta Generalized Philips

Parameter integrasi maksimum


Jumlah parameter integrasi

Parameter lebar spektra

Persamaan spektra JONSWAP

Nilai asumsi

Angka gelombang didapatkan dari


hasil iterasi menggunakan
persamaan transcendental

Frekuensi transfer function

Spektrum kecepatan yang diinduksi


gelombang

Momen spektra pada orde ke-0

Momen spektra pada orde ke-2

Amplitudo kecepatan aliran signifikan


pada permukaan pipa
Mean zero up-crossing period dari
osilasi aliran pada permukaan pipa

Reference period

Durasi desain badai (durasi sea state)

Number of oscillations in the design


bottom velocity spectrum

Rasio antara amplitudo kecepatan


osilasi dari osilasi desain tunggal dan
desain spektrum

Amplitudo kecepatan untuk desain


tunggal osilasi

Parameter untuk periode gelombang

Rasio antara periode osilasi desain


tunggal dan spektrum desain

Periode kecepatan desain tunggal


osilasi
4.6. Arah dan Penyebaran Gelombang
Site specific spreading parameter

Nilai fungsi arah penyebaran


energi gelombang

Faktor reduksi karena arah


gelombang utama dan
penyebaran gelombang

Amplitudo kecepatan normal untuk


desain tunggal osilasi

Amplitudo kecepatan normal untuk


desain spektrum

4.7. Reduksi Beban


Beban hidrodinamika vertikal (lift)

Gaya kontak vertikal antara pipa


dan tanah

Parameter tanah sand


Parameter kekuatan tanah lempung

Penetrasi awal pada tanah sand

Penetrasi akibat perpindahan pipa


(Ref. DNVGL RP F109, Section 3.6.5, Interaksi tanah
dan pipa dapat dihitung dengan koefisien gesekan
dan tahanan pasif akibat penetrasi awal, apabila
tidak terdapat data yang didokumentasikan maka
penetrasi akibat perpindahan pipa dapat diabaikan)

Kedalaman penetrasi

4.7.1. Reduksi Beban Akibat Permeable Seabed


Faktor reduksi beban akibat permeable
seabed pada arah vertikal

4.7.2. Reduksi Beban Akibat Penetrasi


Faktor reduksi beban akibat penetrasi
pada arah horizontal

Faktor reduksi beban akibat penetrasi


pada arah vertikal
4.7.3. Reduksi Beban Akibat Trenching
Faktor reduksi beban akibat trenching
pada arah horizontal

Faktor reduksi beban akibat trenching


pada arah vertikal

4.7.4. Faktor Reduksi Beban Total


Faktor reduksi beban total pada arah
horizontal

Faktor reduksi beban total pada arah


vertikal

4.8. Tahanan Pasif Tanah


Tahanan pasif tanah untuk lempung

4.9. Metode Absolute Lateral Static Stability


4.9.1. Koefisien beban puncak horizontal dan vertikal
Keulegan-Carpenter number untuk
desain tunggal osilasi

Rasio kecepatan arus dan gelombang


untuk desain tunggal osilasi
Koefisien beban puncak horizontal

(Ref. DNVGL RP F109, Section III.6.9, Table 3-9, Koefisien beban puncak horizontal didapatkan berdasarkan
hasil K* (Keulegan-Carpenter number untuk desain tunggal osilasi) dan M* (Rasio kecepatan arus dan
gelombang untuk desain tunggal osilasi) dengan melakukan interpolasi berdasarkan Tabel 3-9)
Koefisien beban puncak vertikal

(Ref. DNVGL RP F109, Section III.6.9, Table 3-10, Koefisien beban puncak vertikal didapatkan berdasarkan
hasil K* (Keulegan-Carpenter number untuk desain tunggal osilasi) dan M* (Rasio kecepatan arus dan
gelombang untuk desain tunggal osilasi) dengan melakukan interpolasi berdasarkan Tabel 3-10)

4.9.2. Beban hidrodinamika puncak


Beban hidrodinamika puncak arah
horizontal

Beban hidrodinamika puncak arah


vertikal

4.9.3. Menentukan safety factor


Kategori fluida yang diangkut
Kelas lokasi

Kelas Keselamatan

(Instalasi)

(Operasi)
Safety Factor untuk metode absolute
lateral static stability

(Ref. DNVGL RP F109, Section 3.6.3, Table 3-5, Safety Factor didapatkan berdasarkan Kelas Keselamatan
dan Tipe Tanah. Jika suatu area tidak didokumentasikan pada Tabel 3.5-Tabel 3.8, maka asumsi konservatif
harus dibuat untuk pilihan faktor keamanan. Karena lokasi pipa tidak terdapat pada area siklon dan dengan
adanya pendekatan pertimbangan mengenai penyesuian terhadap lokasi pipa sebelumnya, maka pilihan
yang paling konservatif adalah melakukan pendekatan sesuai dengan Tabel 3.5)
4.9.4. Kriteria Absolute Lateral Static Stability
Check for absolute stability (kriteria 1)

Check for absolute stability (kriteria 2)


Analisis Stabilitas Pipa Bawah Laut Pulau Pisang - Segmen 3

1. Introduction
Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk mengetahui gaya-gaya eksternal yang
bekerja pada pipa bawah laut dan memenuhi kriteria stabilitas pada pipa bawah laut
sesuai dengan persyaratan DNVGL RP F109, 2017.
Pipeline = Saluran pipa penyediaan air baku Pulau Pisang (perubahan trase Januari 2023)
Gelombang desain = Hs, Kala ulang 5th, Segmen laut, STA 0+960 s/d STA 1+400
Analisis stabilitas pipa bawah laut dilakukan berdasarkan kriteria DNVGL RP F109, 2017 dengan
menggunakan pendekatan metode absolute lateral static stability

2. References
Perhitungan ini mengikuti referensi yang berasal dari:
1. DNVGL RP F109, On-Bottom Stability Design of Submarine Pipelines, 2017
2. DNVGL RP F114, Pipe Soil Interaction for Subsea Pipelines, 2017
3. DNVGL ST F101, Submarine Pipeline Systems, 2017

3. Input Data
3.1. Data Properti Pipa
Pipe position

Material of pipe HDPE

Nominal outside diameter of pipeline

Nominal wall thickness of pipeline

Corrosion allowance of pipeline

Percentage of pipe loss corrosion allowance

Pipe joint

Density of pipe

Thickness of anti-corrosion coating

Density of anti-corrosion coating

Thickness of concrete weight coating

Density of concrete weight coating

Water absorption on concrete weight coating


Content density

3.2. Data Lingkungan


Minimum water depth (LWS)

Maximum water depth (LWS)

Sea water density

Current velocity

Measurement height of current velocity

Significant wave height

Peak wave period

Angle between current with pipeline bearing

Angle between wave with pipeline bearing

Soil type

Submerged weight of soil

Clay shear strength

Soil friction factor

Bottom roughness parameter (coarse sand)

Mean grain size of soil (coarse sand)

Dry unit soil weight

Slope angle of trench

Trench depth
4. Calculation
4.1. Pengolahan Data Properti Pipa
Actual wall thickness of pipeline

Internal diameter of pipeline

Diameter of anti-corrosion coating

Diameter of concrete weight coating

Total diameter of pipeline

Weight of pipe

Weight of anti-corrosion coating

Weight of concrete weight coating

Weight of water absorption on


concrete weight coating

Weight of pipeline content

Buoyancy force of pipeline

Banyaknya Armor

Berat Armor per meter

4.2. Perhitungan Berat Terendam Pipa


Submerged weight of pipeline
per unit length

4.3. Vertical Stability in Water


Safety factor for weight

Check for vertical stability


4.4. Kondisi Arus
Elevasi diatas dasar laut (tinggi pipa)

Kecepatan arus yang tereduksi


karena efek dasar laut dan arah arus

Kecepatan arus rata-rata tegak lurus


pada diameter pipa

Kecepatan arus steady dengan desain


osilasi tegak lurus pada pipa

4.5. Short Term Wave Condition


Kecepatan didekat dasar laut
dihitung menggunakan teori
spektral. Maka parameter ini perlu
dibuat tanpa dimensi

Peak-enhancement parameter

Peak-enhancement factor

Frekuensi gelombang puncak

Konstanta Generalized Philips

Parameter integrasi maksimum


Jumlah parameter integrasi

Parameter lebar spektra

Persamaan spektra JONSWAP

Nilai asumsi

Angka gelombang didapatkan dari


hasil iterasi menggunakan
persamaan transcendental

Frekuensi transfer function

Spektrum kecepatan yang diinduksi


gelombang

Momen spektra pada orde ke-0

Momen spektra pada orde ke-2

Amplitudo kecepatan aliran signifikan


pada permukaan pipa
Mean zero up-crossing period dari
osilasi aliran pada permukaan pipa

Reference period

Durasi desain badai (durasi sea state)

Number of oscillations in the design


bottom velocity spectrum

Rasio antara amplitudo kecepatan


osilasi dari osilasi desain tunggal dan
desain spektrum

Amplitudo kecepatan untuk desain


tunggal osilasi
(Ref. DNVGL RP F109, Section 3.4.3, Equation 3.15)

Parameter untuk periode gelombang

Rasio antara periode osilasi desain


tunggal dan spektrum desain

Periode kecepatan desain tunggal


osilasi
4.6. Arah dan Penyebaran Gelombang
Site specific spreading parameter
(Ref. DNVGL RP F109, Section 3.4.4, Jika
tidak ada informasi yang tersedia, nilai
paling konservatif dalam rentang 2
sampai 8 harus dipilih)

Nilai fungsi arah penyebaran


energi gelombang

Faktor reduksi karena arah


gelombang utama dan
penyebaran gelombang

Amplitudo kecepatan normal untuk


desain tunggal osilasi

Amplitudo kecepatan normal untuk


desain spektrum

4.7. Reduksi Beban


Beban hidrodinamika vertikal (lift)

Gaya kontak vertikal antara pipa


dan tanah

Parameter tanah sand


Parameter kekuatan tanah lempung

Penetrasi awal pada tanah sand

Penetrasi akibat perpindahan pipa


(Ref. DNVGL RP F109, Section 3.6.5, Interaksi tanah
dan pipa dapat dihitung dengan koefisien gesekan
dan tahanan pasif akibat penetrasi awal, apabila
tidak terdapat data yang didokumentasikan maka
penetrasi akibat perpindahan pipa dapat diabaikan)

Kedalaman penetrasi

4.7.1. Reduksi Beban Akibat Permeable Seabed


Faktor reduksi beban akibat permeable
seabed pada arah vertikal

4.7.2. Reduksi Beban Akibat Penetrasi


Faktor reduksi beban akibat penetrasi
pada arah horizontal

Faktor reduksi beban akibat penetrasi


pada arah vertikal
4.7.3. Reduksi Beban Akibat Trenching
Faktor reduksi beban akibat trenching
pada arah horizontal

Faktor reduksi beban akibat trenching


pada arah vertikal

4.7.4. Faktor Reduksi Beban Total


Faktor reduksi beban total pada arah
horizontal

Faktor reduksi beban total pada arah


vertikal

4.8. Tahanan Pasif Tanah


Tahanan pasif tanah untuk lempung

4.9. Metode Absolute Lateral Static Stability


4.9.1. Koefisien beban puncak horizontal dan vertikal
Keulegan-Carpenter number untuk
desain tunggal osilasi

Rasio kecepatan arus dan gelombang


untuk desain tunggal osilasi
Koefisien beban puncak horizontal

(Ref. DNVGL RP F109, Section III.6.9, Table 3-9, Koefisien beban puncak horizontal didapatkan berdasarkan
hasil K* (Keulegan-Carpenter number untuk desain tunggal osilasi) dan M* (Rasio kecepatan arus dan
gelombang untuk desain tunggal osilasi) dengan melakukan interpolasi berdasarkan Tabel 3-9)
Koefisien beban puncak vertikal

(Ref. DNVGL RP F109, Section III.6.9, Table 3-10, Koefisien beban puncak vertikal didapatkan berdasarkan
hasil K* (Keulegan-Carpenter number untuk desain tunggal osilasi) dan M* (Rasio kecepatan arus dan
gelombang untuk desain tunggal osilasi) dengan melakukan interpolasi berdasarkan Tabel 3-10)

4.9.2. Beban hidrodinamika puncak


Beban hidrodinamika puncak arah
horizontal

Beban hidrodinamika puncak arah


vertikal

4.9.3. Menentukan safety factor


Kategori fluida yang diangkut
Kelas lokasi

Kelas Keselamatan

(Instalasi)

(Operasi)
Safety Factor untuk metode absolute
lateral static stability

(Ref. DNVGL RP F109, Section 3.6.3, Table 3-5, Safety Factor didapatkan berdasarkan Kelas Keselamatan
dan Tipe Tanah. Jika suatu area tidak didokumentasikan pada Tabel 3.5-Tabel 3.8, maka asumsi konservatif
harus dibuat untuk pilihan faktor keamanan. Karena lokasi pipa tidak terdapat pada area siklon dan dengan
adanya pendekatan pertimbangan mengenai penyesuian terhadap lokasi pipa sebelumnya, maka pilihan
yang paling konservatif adalah melakukan pendekatan sesuai dengan Tabel 3.5)
4.9.4. Kriteria Absolute Lateral Static Stability
Check for absolute stability (kriteria 1)

Check for absolute stability (kriteria 2)


Analisis Stabilitas Pipa Bawah Laut Pulau Pisang - Segmen 4

1. Introduction
Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk mengetahui gaya-gaya eksternal yang
bekerja pada pipa bawah laut dan memenuhi kriteria stabilitas pada pipa bawah laut
sesuai dengan persyaratan DNVGL RP F109, 2017.
Pipeline = Saluran pipa penyediaan air baku Pulau Pisang (perubahan trase Januari 2023)
Gelombang desain = Hs, Kala ulang 5th, Segmen laut, STA 1+400 s/d STA 1+760
Analisis stabilitas pipa bawah laut dilakukan berdasarkan kriteria DNVGL RP F109, 2017 dengan
menggunakan pendekatan metode absolute lateral static stability

2. References
Perhitungan ini mengikuti referensi yang berasal dari:
1. DNVGL RP F109, On-Bottom Stability Design of Submarine Pipelines, 2017
2. DNVGL RP F114, Pipe Soil Interaction for Subsea Pipelines, 2017
3. DNVGL ST F101, Submarine Pipeline Systems, 2017

3. Input Data
3.1. Data Properti Pipa
Pipe position

Material of pipe HDPE

Nominal outside diameter of pipeline

Nominal wall thickness of pipeline

Corrosion allowance of pipeline

Percentage of pipe loss corrosion allowance

Pipe joint

Density of pipe

Thickness of anti-corrosion coating

Density of anti-corrosion coating

Thickness of concrete weight coating

Density of concrete weight coating

Water absorption on concrete weight coating


Content density

3.2. Data Lingkungan


Minimum water depth (LWS)

Maximum water depth (LWS)

Sea water density

Current velocity

Measurement height of current velocity

Significant wave height

Peak wave period

Angle between current with pipeline bearing

Angle between wave with pipeline bearing

Soil type

Submerged weight of soil

Clay shear strength

Soil friction factor

Bottom roughness parameter (coarse sand)

Mean grain size of soil (coarse sand)

Dry unit soil weight

Slope angle of trench

Trench depth
4. Calculation
4.1. Pengolahan Data Properti Pipa
Actual wall thickness of pipeline

Internal diameter of pipeline

Diameter of anti-corrosion coating

Diameter of concrete weight coating

Total diameter of pipeline

Weight of pipe

Weight of anti-corrosion coating

Weight of concrete weight coating

Weight of water absorption on


concrete weight coating

Weight of pipeline content

Buoyancy force of pipeline

Banyaknya Armor

Berat Armor per meter

4.2. Perhitungan Berat Terendam Pipa


Submerged weight of pipeline
per unit length

4.3. Vertical Stability in Water


Safety factor for weight

Check for vertical stability


4.4. Kondisi Arus
Elevasi diatas dasar laut (tinggi pipa)

Kecepatan arus yang tereduksi


karena efek dasar laut dan arah arus

Kecepatan arus rata-rata tegak lurus


pada diameter pipa

Kecepatan arus steady dengan desain


osilasi tegak lurus pada pipa

4.5. Short Term Wave Condition


Kecepatan didekat dasar laut
dihitung menggunakan teori
spektral. Maka parameter ini perlu
dibuat tanpa dimensi

Peak-enhancement parameter

Peak-enhancement factor

Frekuensi gelombang puncak

Konstanta Generalized Philips

Parameter integrasi maksimum


Jumlah parameter integrasi

Parameter lebar spektra

Persamaan spektra JONSWAP

Nilai asumsi

Angka gelombang didapatkan dari


hasil iterasi menggunakan
persamaan transcendental

Frekuensi transfer function

Spektrum kecepatan yang diinduksi


gelombang

Momen spektra pada orde ke-0

Momen spektra pada orde ke-2

Amplitudo kecepatan aliran signifikan


pada permukaan pipa
Mean zero up-crossing period dari
osilasi aliran pada permukaan pipa

Reference period

Durasi desain badai (durasi sea state)

Number of oscillations in the design


bottom velocity spectrum

Rasio antara amplitudo kecepatan


osilasi dari osilasi desain tunggal dan
desain spektrum

Amplitudo kecepatan untuk desain


tunggal osilasi

Parameter untuk periode gelombang

Rasio antara periode osilasi desain


tunggal dan spektrum desain
Periode kecepatan desain tunggal
osilasi

4.6. Arah dan Penyebaran Gelombang


Site specific spreading parameter
(Ref. DNVGL RP F109, Section 3.4.4, Jika
tidak ada informasi yang tersedia, nilai
paling konservatif dalam rentang 2
sampai 8 harus dipilih)

Nilai fungsi arah penyebaran


energi gelombang

Faktor reduksi karena arah


gelombang utama dan
penyebaran gelombang

Amplitudo kecepatan normal untuk


desain tunggal osilasi

Amplitudo kecepatan normal untuk


desain spektrum

4.7. Reduksi Beban


Beban hidrodinamika vertikal (lift)
(Ref. DNVGL RP F109, Section 3.4.6, Gaya lift
dapat diasumsikan nol)

Gaya kontak vertikal antara pipa


dan tanah

Parameter tanah sand


Parameter kekuatan tanah lempung

Penetrasi awal pada tanah sand

Penetrasi akibat perpindahan pipa


(Ref. DNVGL RP F109, Section 3.6.5, Interaksi tanah
dan pipa dapat dihitung dengan koefisien gesekan
dan tahanan pasif akibat penetrasi awal, apabila
tidak terdapat data yang didokumentasikan maka
penetrasi akibat perpindahan pipa dapat diabaikan)

Kedalaman penetrasi

4.7.1. Reduksi Beban Akibat Permeable Seabed


Faktor reduksi beban akibat permeable
seabed pada arah vertikal

4.7.2. Reduksi Beban Akibat Penetrasi


Faktor reduksi beban akibat penetrasi
pada arah horizontal

Faktor reduksi beban akibat penetrasi


pada arah vertikal

4.7.3. Reduksi Beban Akibat Trenching


Faktor reduksi beban akibat trenching
pada arah horizontal
Faktor reduksi beban akibat trenching
pada arah vertikal

4.7.4. Faktor Reduksi Beban Total


Faktor reduksi beban total pada arah
horizontal

Faktor reduksi beban total pada arah


vertikal

4.8. Tahanan Pasif Tanah


Tahanan pasif tanah untuk lempung

4.9. Metode Absolute Lateral Static Stability


4.9.1. Koefisien beban puncak horizontal dan vertikal
Keulegan-Carpenter number untuk
desain tunggal osilasi

Rasio kecepatan arus dan gelombang


untuk desain tunggal osilasi
Koefisien beban puncak horizontal

(Ref. DNVGL RP F109, Section III.6.9, Table 3-9, Koefisien beban puncak horizontal didapatkan berdasarkan
hasil K* (Keulegan-Carpenter number untuk desain tunggal osilasi) dan M* (Rasio kecepatan arus dan
gelombang untuk desain tunggal osilasi) dengan melakukan interpolasi berdasarkan Tabel 3-9)
Koefisien beban puncak vertikal

(Ref. DNVGL RP F109, Section III.6.9, Table 3-10, Koefisien beban puncak vertikal didapatkan berdasarkan
hasil K* (Keulegan-Carpenter number untuk desain tunggal osilasi) dan M* (Rasio kecepatan arus dan
gelombang untuk desain tunggal osilasi) dengan melakukan interpolasi berdasarkan Tabel 3-10)

4.9.2. Beban hidrodinamika puncak


Beban hidrodinamika puncak arah
horizontal

Beban hidrodinamika puncak arah


vertikal

4.9.3. Menentukan safety factor


Kategori fluida yang diangkut
Kelas lokasi

Kelas Keselamatan

(Instalasi)

(Operasi)
Safety Factor untuk metode absolute
lateral static stability

(Ref. DNVGL RP F109, Section 3.6.3, Table 3-5, Safety Factor didapatkan berdasarkan Kelas Keselamatan
dan Tipe Tanah. Jika suatu area tidak didokumentasikan pada Tabel 3.5-Tabel 3.8, maka asumsi konservatif
harus dibuat untuk pilihan faktor keamanan. Karena lokasi pipa tidak terdapat pada area siklon dan dengan
adanya pendekatan pertimbangan mengenai penyesuian terhadap lokasi pipa sebelumnya, maka pilihan
yang paling konservatif adalah melakukan pendekatan sesuai dengan Tabel 3.5)
4.9.4. Kriteria Absolute Lateral Static Stability
Check for absolute stability (kriteria 1)

Check for absolute stability (kriteria 2)

You might also like