Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 11
BLOK 6 BIOMEDIK DASAR KE-4
DISKUSI KELOMPOK KE-2
Skenario Awal :
Yesterday, 65 employees from company X were struck with diarrhea, vomiting, and dizziness
after having lunch, and had to be taken to the hospital. Based on the anamnesis of the
employees, 60 of them reported having eaten menu B for lunch, which consisted of rice, corned
beef fritters, fried tofu or tempeh, vegetable soup, and watermelon, while the other 5 had menu
A, which consisted of rice, chicken. fried, fried tofu or tempeh, corned beef fritters, vegetable
soup, and banana.
To determine the cause of the food poisoning, specimens were taken from anal swabs, feces,
and food samples. Laboratory examination revealed the presence of Salmonella spp. In fecal
samples and Staphylococcus sp in corned beef fritter food sample.
Tugas
1. Tentukan klasifikasi secara taksonomi dan karakteristik umum bakteri yang ditemukan
pada skenario !
Taksonomi Salmonella sp Taksonomi Staphylococcus sp
• Domain : Bacteria • Domain : Bacteria
• Kingdom : Bacteria • Kingdom : Eubacteria
• Filum : Proteobacteria • Filum : Firmicutes
• Class : Gamma Proteobacteria • Kelas : Bacilli
• Ordo : Enterobacteriales • Ordo : Bacillales
• Family : Enterobacteriaceae • Famili : Staphylococcaceae
• Genus : Salmonella • Genus : Staphylococcus
• Species : Salmonella cboleraesuis, • Species : Staphylococcus aureus,
Salmonella typhi, Salmonella Staphylococcus intermedius,
enteritidis Staphylococcus hyicus, Staphylococcus
epidermidis, Staphylococcus
saprophyticus
Salmonella Staphylocioccus
2. Berdasarkan hasil pewarnaan Gram, bakteri penyebab pada skenario diatas termasuk
kedalam Gram apa? Bagian apa dari bakteri yang menyebabkan perbedaan hasil
pewarnaan Gram? Jelaskan! Gambarkan!
Jawaban : Adanya perbedaan hasil pewarnaan gram ini disebabkan oleh perbedaan
komposisi dan dinding sel. Dimana dinding sel bakteri tersusun atas mukopolisakarida
dan peptidoglikan (murien) yaitu susunan yang terdiri dari polimer besar dan terbuat
dari N-asetil glukosamin & asam N-asetil muramat yg saling berikatan silang dengan
ikatan kovalen.
Komponen dinding sel bakteri terdiri dari :
• Peptidoglikan: Merupakan untaian polimer panjang N-acetylmuramic acid (NAM)
dan N-acetyIglucosamine (NAG), yang dihubungkan oleh L-alanine, D-glutamic acid,
L-lysine, D-alanine tetrapeptides pada NAM. Bakteri gram positif memiliki struktur
peptidoglikan yang lebih banyak dibanding bakteri gram negatif.
• Lipoteichoic acids: Lipoteichoic acids (LTA) hanya ditemukan pada bakteri gram
positif. LTA berada diantara lapisan peptidoglikan sampai ke permukaan sel, stuktur
ini berfungsi sebagai determinan antigenik.
• Lipopolysaccharides : Lipopolysaccharides (LPS) hanya ditemukan pada bakteri
gram negatif. Struktur ini terdiri dari lipid A, yang mengikat LPS pada membrane luar
sel, dan berperan sebagai bagian endotoksik dari bakteri, dan berfungsi juga sebagai
determinan antigenik.
Salmonella sp Staphylococcus sp
Pewarnaan Gram Negative (Merah) Gram Positive (Ungu)
Cara Pewarnaan • Sediaan diwarnai karbol • Sediaan diwarnai karbol
gentian violet gentian violet
• Diberikan lugol untuk • Diberikan lugol untuk
fiksator kompleks kristal fiksator kompleks kristal
violet-iodin violet-iodin
• Setelah dicuci alcohol 95% • Setelah dicuci alcohol 95%
(dekolorisasi), warna ungu (dekolorisasi), warna ungu
tidak akan dipertahankan akan dipertahankan
• Sehingga saat diberi
• Sehingga saat diberi larutan larutan safranin tidak
safranin (counter-stain) berubah menjadi merah
dinding sel akan menangkap • Lalu bakteri tetap
warna berwarna ungu
• Lalu bakteri akan berwarna
merah
Kesimpulan : Pewaraan
primer pake zat genitian
violet dan difiksasi dengan
iodin akan ngebentuk kristal
violet-iodin. Karna lapisan
dindingnya tebal makanya
bisa nahan warna ungu. Klo
pewarnaan sekunder dengan
safranin zat primernya,
gabisa ditahan makanya akan
menyerap warna safranin
menghasilkan warna merah
menghasilkan bakteri gram
negative.
Dinding Sel Peptidoglikan tipis, lemak Peptidoglikan tebal, lemak
tebal 11-22% (Lebih tinggi) tipis 1-4% (Lebih sedikit),
Sehingga tingkat Berlapis tunggal
prioritasnya tinggi, Berlapis
tiga
Komposisi dinding • Tidak ada asam teikoat • Ada asam teikoat (berperan
sel • Peptidoglikan jumlahnya sebagai factor virulensi pada
sedikit 10% berat kering sel bakteri gram positif)
• Peptidoglikan berupa
lapisan tunggal lebih dari
50% berat kering sel
Teori salton :
Gram positif : denaturasi protein okeh alkohol pada dinding sel sehingga protein
menjadi keras dan beku sehingga pori-pori mengecil dan membuat kompleks ungu
kristal-iodium dipertahankan sehingga jadi warna ungu
Gram negatif : karna kadar lipid yang tinggi 20% zat lipid ini akan larut dalam alkohol
sehingga pori-pori membesar sehingga zat warna yang sudah diserap mudah dilepaskan
dan bakteri menjadi tidak berwarna.
Flagella sendiri merupakan struktur alat gerak yang ada di membrane sel bakteri.
Berdasarkan letak dan jumlahnya, bakteri dikelompokkan menjadi beberapa tipe, yaitu:
• Monotrik → bakteri dengan satu flagel pada salah satu ujung tubuhnya
(Pseudomonas aeruginosa)
• Lofotrik → bakteri dengan jumlah flagel lebih dari satu di satu ujung tubuh yang
sama (Pseudomonas flourescens)
• Amfitrik → memiliki lebih dari satu flagel dan flagel-flagel tersebut terletak di
kedua ujung tubuhnya (Aquaspirillum serpens)
• Peritrik → flagel terdapat di seluruh permukaan tubuh bakteri (Salmonella
thyposa)
Pili → Beberapa bakteri, utamanya bakteri Gram negatif mempunyai organel
tambahan. Organel tersebut berbentuk benang, lebih pendek, lebih lurus dan jauh
lebih kecil serta jumlahnya lebih banyak dari pada flagella yang disebut pili
(tunggal pilus) atau fimbria yang berarti rambut. Juga bakteri tertentu yang
bersifat enterotoksin ( penyebab keracunan pada saluran usus halus ) yang
mempunyai fimbria mampu menimbulkan penyakit.
Pili dan fimbria secara morfologi sama, akan tetapi secara khusus fungsinya
tergantung pada jenis pili. Pili F (pilus fertility, pilus seks) berfungsi dalam
pemindahan bahan genetika (DNA), sewaktu terjadi konyugasi bakteri
(rekombinasi). Disamping itu pili berfungsi sebagai alat pencentel atau pelekat
pada permukaan. Kemampuan berkaitan untuk membantu melekatkan diri pada
jaringan hewan atau tumbuhan yang merupakan sumber nutriennya.
Pemeriksaan biologi yang dapat dilakukan untukmengetahui adanya alat gerak tersebut
antara lain:
• Mikroskopik: Tetes tegak, Tetes gantung, Pewarnaan gray
• Makroskopik: Kultur tegak lurus pada semi solid agar
Penjelasan :
• Pemeriksaan GRAY → flagel akan berwarna merah jambu, dimana flagel mampu
mengikat zat warna karena penggunaan mordant.
• Pemeriksaan LEIFSON → flagel akan berwarna merah jambu sedangkan badan
bakteri berwarna agak kebiru-biruan
• Tetes tegak → tanpa penutup dan dengan penutup yang sekelilingnya diberi
vaselin
4. Seperti juga makhluk hidup yang lain, bakteri juga mengalami proses reproduksi,
jelaskan macam reproduksi pada bakteri! Jelaskan dan gambarkan kurva pertumbuhan
bakteri !
Jawaban : Reproduksi pada bakteri terbagi menjadi dua cara, yaitu secara :
Seksual → Rekombinasi genetic dengan pemindahan secara langsung bahan genetic
(DNA/RNA) di antara dua sel bakteri melalui proses transformasi, transduksi, dan
konjugasi.
o Transformasi
Transformasi adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel bakteri yang satu
ke sel bakteri yang lain. Pada proses transformasi tersebut DNA bebas sel bakteri donor
akan mengganti sebagian dari sel bakteri penerima, tetapi tidak terjadi melalui kontak
langsung. Cara transformasi ini hanya terjadi pada beberapa spesies saja. Contohnya:
Streptococcus pnemoniaeu, Haemophillus, Bacillus, Neisseria, dan Pseudomonas.
Diduga transformasi ini merupakan cara bakteri menularkan sifatnya ke bakteri lain.
o Transduksi.
Transduksi adalah pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri lain dengan
perantaraan virus. Selama transduksi, kepingan ganda DNA dipisahkan dari sel bakteri
donor ke sel bakteri penerima oleh bakteriofage (virus bakteri). Bila virus-virus baru
sudah terbentuk dan akhirnya menyebabkan lisis pada bakteri, bakteriofage yang
nonvirulent (menimbulkan respon lisogen) memindahkan ADN dan bersatu dengan
DNA inangnya. Virus dapat menyambungkan materi genetiknya ke DNA bakteri dan
membentuk profag. Ketika terbentuk virus baru, di dalam DNA virus sering terbawa
sepenggal DNA bakteri yang diinfeksinya. Virus yang terbentuk memiliki dua macam
DNA yang dikenal dengan partikel transduksi (transducing particle).
o Konjugasi
Konjugasi adalah bergabungnya dua bakteri (+ dan –) dengan membentuk jembatan
untuk pemindahan materi genetik. Artinya, terjadi transfer DNA dari sel bakteri donor
ke sel bakteri penerima melalui ujung pilus. Ujung pilus akan melekat pada sel peneima
dan AND dipindahkan melalui pilus tersebut. Kemampuan sel donor memindahkan
ADN dikontrol oleh factor pemindahan (transfer faktor =faktor F)
Aseksual
• Pembelahan biner → Selama pembelahan sel tunggal, dua sel anak yang secara
genetik identik dengan sel induk terbentuk. Pembelahan biner terdiri dari tiga tahap,
yaitu:
o Sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus
o Sekat akan tumbuh diikuti oleh terbentuknya dinding yang melintang
o Terpisahnya kedua sel anak yang identic
Selain itu, bakteri memiliki kurva pertumbuhan yang bermaksud sebagai representasi
dari perkembangbiakan bakteri secara pembelahan biner (eksponensial). Kurva ini
berisi jumlah sel hidup dalam suatu populasi dari waktu ke waktu. Siklus pertumbuhan
bakteri sendiri terdiri dari empat fase, yaitu lag, log (eksponensial), stasioner, dan
kematian sebagai berikut:
1) Fase Penyesuaian Diri (lag phase)
Waktu penyesuaian ini umumnya berlangsung selama 2 jam. Kuman
belum berkembang biak dalam fase ini, tetapi aktivitas metabolismenya
sangat tinggi. Fase ini merupakan persiapan untuk fase berikutnya.
2) Fase Pembelahan (exponential phase)
Kuman berkembang biak dengan berlipat dua, jumlah kuman meningkat
secara eksponensial. Untuk kebanyakan kuman fase ini berlangsung 1,8-
24 jam. Pada pertengahan fase ini pertumbuhan kuman sangat ideal,
pembelahan terjadi secara teratur, semua bahan dalam sel berada dalam
keadaan seimbang (balanced growth)
3) Fase Stasioner (stationary phase)
Dengan meningkatnya jumlah bakteri, meningkat juga jumlah hasil
metabolisme yang toksis. Bakteri mulai ada yang mati, pembelahan
terhambat. Pada suatu saat terjadi jumlah bakteri yang hidup tetap sama.
4) Fase Kemunduran/ Penurunan (period of decline)
Jumlah bakteri hidup berkurang dan menurun. Keadaan lingkungan
menjadi sangat jelek. Pada beberapa jenis bakteri timbul bentuk-bentuk
abnormal (bentuk involusi).
Feedback tambahan :
aseksual biner diawali dengan replikasi dna kemudian jadi Salinan identic, diikuti
sitoplasma akhirnya anaknya ngebentuk dinding sel baru. Seksual dibagi 3
transformasi dipindahin DNA nya secara langsung, konjugasi DNA secara langsung
dari bakteri satu ke bakteri lain lewat jembatan konjugasi jadi gada perantara,
tranduksi- dibantu sama virus tapi spesifik pemindahan DNA nya, bakal lisis klo
diinfeksi bakteriofaga, bru nempel di bakteri lain,
Bakteri banyak tumbuh 10-15menit. Ada fase pertumbuhan nya ada lag-adaptasi atau
menyesuaikan diri terhadap keadaan sekitar dengan media untuk bersiap membelah,
log-membelah diri 9eksponen) jadi ningkat populasinya. stasionary-konstan karna
pembelahan menurun ngeluarin senyawa metabolic sekunder jadi bisa ngeracunin
media perkembang biakannya kemudian jadi pada mati. Dan kematian bisa dihindari
pas di fase stasionary dengan cara kulturnya diremajakan kembali dengan subculture
dengan cara masukin kembali kultur bakteri ke media baru, makanya bakal kebentuk
fase lag baru lagi makanya fase akan berulang. Yang lama mikrobakterium berjam-
jam. Memberi bakteri setelah culture bagusnya, tapi karna lama makanya medianya
sblm kultur udh diberikan jadinya ada antibiotik spekturm luas-pengobatan tanpa kultur
biar bakteri ga tumbuh banyak.
➔ Negatif Tidak terbentuk tapisan cincin berwarna merah pada permukaan biakan,
artinya bakten ini tidak membentuk indai dari tryptophan sebagai sumber
karbon
➔ Positif. Terbentuk lapisan cincin barwama marah pada permukaan biakan,
artinya bakten in membentuk indol dan tryptophan sebagai sumber karbon
Asam amino tryptophan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat
pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh
mikroorganisme.
• Uji Voges Prokauer
Media yang dipakai adalah pepton glukosa phosphate. Uji ini digunakan untuk
mengetahui pembentukan asetil metil karbinol (asetoin) dari hasil fermentasi
glukosa.
➔ Negatif: Tidak terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah
ditambahkan alfa naphtol 5% dan KOH 40%
➔ Positif: Terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah ditambahkan
alfa naphtol 5% dan KOH 40%, artinya haall akhir fermentas bakteri adalah
asetil metil karbinol (asetoin).
• Uji Methyl-red
Media yang digunakan adalah pepton glukosa phosphate. Uji ini digunakan untuk
mengetahui adanya fermentasi asam campuran (metilen glikon).
➔ Negatif Tidak terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah ditambah
methyl red 1%
➔ Positif Terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah ditambahkan
methyl rad 1% Artinya bakten menghasilkan asam campuran (metilen glikon)
dari proses fermentasi glukosa yang terkandung dalam media MR
• Uji Sitrat
Koloni yang diduga Bakteri Salmonella pada media NA diambil menggunakan
jarum ose dan diinokulasikan ke dalam Simmon sitrat, kemudian diinkubasi pada
temperatur 35 °C selama 96 ± 2 jam. Hasil positif ditandai dengan adanya
pertumbuhan koloni yang diikuti perubahan warna dari hijau menjadi biru.
Umumnya bakteri Salmonella memberikan hasil positif pada uji sitrat.
• Uji Lysin Irone Agar
Koloni yang diduga Bakteri Salmonella pada media NA diambil dari media dengan
ose kemudian digoreskan pada permukaan media miring LIA dengan cara menusuk
agar tegak dan menggores bagian miringnya, kemudian diinkubasi pada suhu media
miring LIA dengan cara menusuk agar tegak dan menggores bagian miringnya,
kemudian diinkubasi pada suhu 35 derajat celcius selama 24 jam. Hasil reaksi
positif bakteri Salmonella ditandai dengan perubahan warna menjadi ungu pada
keseluruhan tabung.
• Uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
Feedback tambahan :
tambahan uji sitrat- nanti medianya simon sitrat apakah kuman pake sitart sebagai
sumber karbonnya, isinya btb brontimon blue. Medianya nanti akan jadi basa dan
berubah jadi biru. Intepretasinya positif dan negative. Kalo positif, sitrat permeasenya
gada. Klo positif ada perubahan dari ijo jdi biru jadinya bakteri pake sitrat.
Di karbohidrat karna dia memfermentasikan pake karbohidrat karena merupakan
cirinya. Yang sering dipakai glukosa, media cair karbohidrat dia hidup, bakalan
ngehasilin asam klo absi fementasi. Merah fenol dan btb buat indicator warnanya.
Uji indol- kemampuan bakteri, positif kalo lapisan cincin berwarna merahh, kalo
negative ga terbentuk. Uji volk kloar positif jadi merah setelah ditambahkan
alkanakyon
Uji metil and red- ngehasilin asam campuran
Tsia-fermentasi karbohidrat, hanya mempresentasikan karbohidrat, bila dasarnyan
berwarna kuning lereng merah . pembentukan h2s, metilnin dan sistein, gugus es keluar
gabung dengan h2s. mikroskopis tegak lurus dan gantung. Kuning kuning karbo, tidak
presentasikan warna merahmerah. Kalo gada co2 jadi pecah agarnya jadi terangkat.
1) Esophagus
• Letak :
Rongga Thorax : Esofagus pars thoracalis
Rongga Abdomen : Esofagus pars abdominalis
• Vascularisasi :
-Arteri : Pars superior: a. thyroidea inferior
Pars media: arteri esophageal
Pars inferior: arteri bronchiale dan ramus esofageal a gastrica
Sinistra
-Vena : Vv esofageal Anastomose dengan v.gastrica sinistra
-Limfe : nodus limpaticus coeliacus.
• Inervasi:
Parasimpatis : n. vagus
Simpatis :
o N. splanchnicus thoracis (pars thoracis)
o N .splanchnicus mayor (pars abdominal)
- Afferent (sensorik) : via saraf simpatis.
- Referred pain : regio sisi bawah thorax dan epigastric.
2) Lambung
• Letak :
regio epigastrica & hypochondrium sinistra, Intraperitoneal
- Pembagian :
Usus halus dibagi menjadi 3 bagian : Pengamatan histopatologi usus yang terinfeksi
• Duodenum, Duodenum berbentuk Salmonella sp tanpa radiasi menemukan
melengkung seperti huruf C, perdarahan dan deskuamasi epitel (gambar
letaknya dekat dengan caput A dan B). Deskuamasi disebabkan oleh sel-sel
pankreas dan berada di atas epitel yang terpapar oleh bakteri Salmonella
umbilicus. Panjangnya sekitar 20- yang masih aktif menginfeksi sel-sel sehingga
25 cm dan memiliki lumen paling epitel terpisah dari membran basal.
lebar dibanding bagian lainnya. Menipisnya atau hilangnya epitel karena
• Jejunum, Terletak 2/5 bagian deskuamasi dapat menyebabkan perdarahan
proksimal, diameternya lebih lebar dan kerusakan pada lamina propria. Perubahan
dan memiliki dinding yang lebih histologis lain yang terjadi adalah proliferasi
tebal dibanding ileum. Pada bagian sel goblet (gambar C). Proliferasi sel goblet
dalam mukosanya terdapat banyak terjadi karena sel goblet menghasilkan lendir
lipatan yang menonjol mengelilingi yang berlebihan dalam upaya melindungi
lumen yang disebut plicae epitel dari paparan Salmonella sp.
circulares. Ciri khas jejunum
terdapat arcade arteriae yang tidak
begitu terlihat dan vasa recta yang
lebih panjang dibanding milik
ileum.
• Ileum, Terletak 3/5 bagian distal,
memiliki dinding yang lebih tipis,
plicae circulares yang kurang
menonjol dan lebih sedikit, terdapat
banyak arteriae arcadedan lemak
mesenterium. Ileum akan bermuara
di usus besar, yang merupakan
tempat pertemuan sekum dan kolon
asendens. Tempat tersebut
dikelilingi 2 lipatan yang menonjol
ke dalam usus besar yang disebut
plica ileocaecalis
Patogenesis Salmonella sp
Gastroenteritis atau keracunan makanan merupakan manifestasi klinik Salmonelosis
pada manusia. Salmonella mempunyai kemampuan invasi melalui sel epitel dengan
gunakan strain-strain untuk lakukan penetrasi. Bakteri Salmonella mempunyai
predileksi pada vili epitel, namun tidak terjadi perbanyakan diri di epitel. Melainkan
akibat invasi di epitel ileum terjadi perubahan pada cairan ileum, transport elektrolit,
dan pengakifan enzim adenilil siklase dan siklik AMP yang berakhir dengan sekresi
cairan serta diare. Apabila telah sampai di lamina propria, kemudian terjadi sel radang
yang hebat.
Patofisiologi
Mulut → masuk ke dalam darah → bersirkulasi dalam tubuh manusia → masuk ke
dalam beberapa organ tertentu (terutama di organ saluran pencernaan) → menstimulus
respon inflamasi akut → mengaktivasi adenyl siklase → bila aktivasi
adenyl siklase berfungsi maka akan terjadi diare
Patogenesis Staphylococcus sp
Enteroksin merupakan toksin yang menyebabkan keracunan makanan. Staphylococcus
sendiri ada yang bersifat apatogen (Staphylococcus epidermidis) dan pathogen
(Staphylococcus aureus). Bakteri yang pathogen ini, yaitu Staphylococcus aureus
bersifat invasive, penyebab hemolisis, membentuk koagulasa, cairkan gelatin, dan
membentuk pigmen kuning. Bakteri ini lah yang dapat menyebabkan gastroenteritis,
sistisis, pyelitis, endocarditis, dan pneumonia. Pada umumnya penyakit tersebut
Staphylococcus koagulasa positif.