You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/326595263

Hubungan Modal Sosial Dengan Produktivitas Petani Sayur (Studi Kasus Pada
Kelompok Tani Barokah Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan
Marelan

Article · April 2018


DOI: 10.30596/agrium.v21i2.1875

CITATIONS READS

3 375

2 authors, including:

Mailina Mailina Harahap


Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
5 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Mailina Mailina Harahap on 15 May 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Agrium ISSN 0852-1077 (Print) ISSN 2442-7306 (Online)
April 2018 Volume 21 No. 2

SOCIAL CAPITAL RELATIONSHIP WITH VEGETABLE FARMERS 'PRODUCTIVITY


(CASE STUDY ON THE GROUP OF TANI BAROKAH VILLAGE TANAH ENAM RATUS
DISTRICT MEDAN MARELAN)

HUBUNGAN MODAL SOSIAL DENGAN PRODUKTIVITAS PETANI SAYUR


(STUDI KASUS PADA KELOMPOK TANI BAROKAH KELURAHAN TANAH ENAM RATUS
KECAMATAN MEDAN MARELAN)

Mailina Harahap dan Surna Herman


Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
E-mail: ummi_ahsan@yahoo.co.id

ABSTRACT
Social capital (social capital) contained in the community grow and develop along with human
development. Social capital built on the interaction of farmers in the farmer group containers is a constantly
changing capital. Thus the dynamics of vegetable farmers in carrying out farming activities can not be
separated from social capital that was built on the life of vegetable farmers. This study aims to find out how
social capital contained in vegetable farmers that can be reviewed from aspects; active participation of
farmers, farmers' confidence, social norms and responsibility. The sample of the research is vegetable farmer
in Barokah Farmer Group of Land Land of Six Ratus. The study used primary data obtained from direct
interviews with respondents and secondary data. The method of data analysis is tabulation and descriptive
analysis by making tabulation of frequency of social capital element under study. The result of the research
shows that all aspects analyzed in social capital consisting of active participation, trust, social norm and
dominant responsibility are high. Thus the social capital contained in the Barokah farmer group which is a
research sample is a social capital that builds for the development of agriculture in the location research.

Keywords: Vegetable Farming Business, Social Capital (Social Caital), Farmer Productivity

ABSTRAK
Modal social (social capital) yang terdapat pada masyarakat tumbuh dan berkembang seiring dengan
perkembangan manusia. Modal social yang terbangun pada interaksi petani dalam wadah kelompok tani
merupakan modal yang terus mengalami perubahan.Dengan demikian kedinamisan petani sayur dalam
melaksanakan kegiatan usaha tani tidak terlepas dari modal social yang terbangun pada kehidupan petani
sayuran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana modal social yang terdapat pada petani sayur
yang dapat di tinjau dari aspek; partisipasi aktif petani, kepercayaan petani, norma social dan tanggung jawab.
Sampel penelitian adalah petani sayur dalam Kelompok Tani Barokah Kelurahan Tanah Enam Ratus.
Penelitian menggunakan data primer yang diperoleh dari wawancara langsung dengan responden dan data
sekunder. Metode analisis data adalah tabulasi dan analisis deskriptif dengan membuat tabulasi frekuensi dari
unsur modal social yang diteliti. Hasil hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh aspek yang di analisis
pada modal social yang terdiri dari partisipasi aktif, kepercayaan, norma social dan tanggung dominan adalah
tinggi. Dengan demikian modal social yang terdapat pada kelompok tani Barokah yang merupakan sampel
penelitian merupakan modal social yang membangun untuk pengembangan pertanian di lokasipenelitian.

Kata Kunci: Usaha Tani Sayur, Modal Sosial (Social Caital),Produktivitas Petani
A. PENDAHULUAN aspek jangka panjang.
Pembangunan nasional secara
Sektor pertanian memegang peranan keseluruhan tidak terlepas dari pembangunan
penting dalam menunjang pembangunan pertanian. Dengan kata lain, konsep
berkelanjutan.(sustainable development). Dengan pembangunan menempatkan pembangunan
adanya ketergantungan kegiatan agroindustridan pertanian sebagai mesin penggerak utama (prime
komoditi primer produk pertanian yang dijadikan mover) perekonomian nasional. Sektor pertanian
sebagai bahan baku, berimplikasi pada keterkaitan memiliki peran trategis dalam menyediakan
sumberdaya manusia dengan sumberdaya alam lapangan kerja dan memanfaatkan sumberdaya
dan lingkungan. Sektor pertanian yang dikelola alam untuk menopang kebutuhan hidup manusia.
secara benar dan optimal akan menghasilkan Selanjutnya sektor pertanian juga memberikan
komoditi pertanian berkualitas. Produk Indonesia kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto
yang memiliki daya saing, akan mampu bersaing (PDB). Pada tahun 2010 Sektor pertanian
pada pasar global. Dan kegiatan tersebut akan menempati peringkat ke-2 memberikan kontribusi
berkelanjutan dengan semakin berkembangnya terhadap PDB yaitu sebesar Rp. 239,4 triliun
kegiatan sektor pertanian yang memperhatikan setelah sektor industri pengolahan sebesar

DOI: https://doi.org/10.30596/agrium.v21i2.1875 157


Mailina Harahap dan Surna Herman

Rp380,9 triliun (BPS. 2011)1. berkesinambungan.


Sayuran merupakan salah satu jenis Modal social (social capital) yang
hortikultura yang setiap hari dikonsumsi oleh terdapat pada masyarakat tumbuh dan
banyak orang.Permintaan konsumen terhadap berkembang seiring dengan perkembangan
sayuran semakin meningkat seiring dengan manusia.Demikian pula modal social yang
meningkatnya kesadaran manusia terhadap terdapat pada petani sayuran di Kelurahan Tanah
kesehatan.Pada sayuran terdapat sumber vitamin Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan yang
danmineralyang sangat penting untuk memenuhi merupakan salah satu sentra produksi sayuran
asupan gizi manusia.Maka permintaan sayur baik yang berada di Kota Medan. Usahatani sayur
domestik dan global memberikan peluang petani di kelurahan Tanah Enam Ratus perlu
Indonesia untuk meningkatkan produksi untuk di kembangkan 5 untuk itu hal pertama
sayuran.Khususnya untuk pasar global Indonesia yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan daya
harus mampu menghasilkan komoditi sayuran saing petani adalah bagaimana merubah cara
yang berkualitas dan berdayasaing. berfikir petani terhadap koperasi dan kelompok
Komoditi pertanian yang berkualitas tani. Dalam konteks demikian modal social
tidak terlepas dari aspek sumberdaya manusia memiliki peran penting. Modal social kelompok
yang bergerak di sektor pertanian.Untuk itu tani adalah merupakan aset, nilai dan usaha
produktivitas petani yang merupakan sumberdaya kelompok tani yang didasarkan pada kepentingan,
manusia di sektor pertanian perlu untuk kesamaan kondisi lingkungan (social, ekonomi,
diperhatikan. Kelembagaan yang terdapat di sumberdaya) yang turut menentukan
lingkungan petani merupakan aspek penting pengembangan aktivitas kelompoktani.6
sebagai wadah petani untuk mengembangkan Modal social yang terbangun pada
potensi dan menambah pengetahuan serta interaksi petani dalam wadah kelompok tani
wawasan mereka.Kelembagaan petani merupakan modal yang terus mengalami
mencerminkan kemampuan mereka dalam perubahan.Dengan demikian kedinamisan petani
mengakses berbagai informasi. Pada umumnya sayur dalam melaksanakan kegiatan usaha tani
kelembagaan yang di bangun secara ekslusif oleh tidak terlepas dari modal social yang terbangun
petani berskala sempit, memiliki sumberdaya pada kehidupan petani sayuran. Modal social
terbatas, serta lemah dalam hubungan antara pada intinya adalah serangkaian nilai dan norma
lembaga (interlinkage instution). yang merupakan wujud nyata dari suatu institusi
Adapun kelembagaan yang mampu yang bersifat dinamis5. Wujud nyata dari modal
mendorong produktivitas petani adalah kelompok social dalam kelompok tani ditunjukkan dalam
tani.Produktivitas petani akan meningkat apabila bentuk kepercayaan, jaringan social, tanggung
petani menyadari bahwa peran kelompok tani jawab dan kerjasama. Memperhatikan aspek-
sangat penting dalam mennghasilkan komoditi aspek pentingnya modal social dalam
pertanian yang berdaya saing. Tetapi dalam kesinambungan kelompok tani akan berimplikasi
perkembangannya peran kelompok tani dianggap pada terbentuknya jaringan kerja yang mendorong
sebagai fasilitator untuk memperoleh berbagai peningkatan produktivitas petani yang pada
bantuan pemerintah untuk kegiatan usaha tani2. akhirnya petani memiliki daya saing dan menjadi
Kelompok tani memiliki peran penting petani mandiri.
dalam mengembangkan petani menjadi seorang Modal social yang terbangun pada
petani berdasi yaitu seorang manajer pertanian interaksi petani dalam wadah kelompok tani
pada usaha taninya. Untuk itu peran kelompok merupakan modal yang terus mengalami
tani akan mampu memberikan kekuatan (power) perubahan.Dengan demikian kedinamisan petani
petani lemah menjadi petani mandiri. Tetapi sayur dalam melaksanakan kegiatan usaha tani
untuk mewujudkan petani mandiri tersebut fungsi tidak terlepas dari modal social yang terbangun
kelompok tani sebagai wadah proses pada kehidupan petani sayuran. Modal social
pembelajaran, wahana kerja sama, unit penyedia pada intinya adalah serangkaian nilai dan norma
sarana dan prasarana produksi, unit produksi, unit yang merupakan wujud nyata dari suatu institusi
pengolahan dan pemasaran serta unit jasa yang bersifat dinamis5. Selanjutnya beliau
penunjang sangat diperlukan3. Kelompok tani menambahakan bahwa wujud nyata dari modal
secara langsung menjadi wadah petani untuk social dalam kelompok tani ditunjukkan dalam
berinteraksi.Sehingga dengan interaksi tersebut bentuk kepercayaan, jaringan social, tanggung
memudahkan petani dalam proses perubahan cara jawab dankerjasama.
berfikir, sikap dan tingkah laku. Interaksi petani Kepercayaan merupakan karakteristik
terbangun dengan adanya modal social (social pertama yang harus terdapat pada sebuah
capital)yang terdapat pada petani.Dengan kelompok. Kepercayaan adalah sikap yang saling
demkian, kelompok tani bukan saja sebagai mempercayai sehingga memungkinkan
lembaga petani tetapi juga merupakan wahana masyarakat untuk saling bersatu dengan yang lain
modal social bagi petani secara dan memberikan kontribusi pada peningkatan

158 DOI: https://doi.org/10.30596/agrium.v21i2.1875


SOCIAL CAPITAL RELATIONSHIP WITH VEGETABLE FARMERS 'PRODUCTIVITY

modal sosial6. Trust atau rasa salign percaya aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh
adalah bentuk keinginan mengambil resiko dalam masyarakat dalam suatu entitas sosial tertentu.
hubungan sosial yang didasari oleh munculnya Aturan-aturan ini biasanya terinstitusionalisasi,
perasaan yakin terhadap individu lain akan tidak tertulis tapi dipahami sebagai penentu pola
melakukan sesuatu sebagaimana yang diharapkan tingkah laku yang baik dalam konteks hubungan
dan akan selalu pada tindakan yang saling sosial sehingga ada sangsi sosial yang diberikan
mendukung dan tidak akan melakukan tindakan jika melanggar. Norma sosial akan menentukan
yang merugikan diri sendiri maupun kelompok7. kuatnya hubungan antar individu karena
Pada kepercayaan antar manusia terdapat tiga hal merangsang kohesifitas sosial yang berdampak
yang saling terkait, yaitu: positif bagi perkembangan masyarakat. Oleh
1. Hubungan sosial anatar dua orang atau lebih, karenanya norma sosial disebut sebagai salah satu
termasuk dalam hubungan ini adalah institusi modalsosial.
yang dalam hal ini adalah orang atau individu. Norma-norma yang ada pada sebuah
2. Harapan yang akan terkandung dalam pranata dapat terbentuk secara sengaja maupun
hubungan itu, jika direalisasikan akan secara tidak sengaja. Norma-norma yang ada di
memberikan kerugian pada salah satu individu dalam masyarakat mempunyai kekuatan mengikat
atau kedua belah pihak dan yang berbeda-beda, ada yang lemah dan ada pula
3. Interaksi sosial yang memungkinkan yang kuat ikatannya9. Norma-norma tersebut di
hubungan dan harahapn terwujud. atas akan mengalami suatu proses seiring dengan
Jaringan sosial akan terbentuk dengan perjalanan waktu dan pada akhirnya norma-norma
adanya interaksi antara satu individu dalam suatu itu akan menjadi bagian tertentu dan pranata
kelompok dan bisa juga terjadi antara satu sosial. Proses itu disebut dengan istilah
kelompok dengan kelompok lain. Setiap individu institutionalization atau proses pelembagaan,
yang merupakan makhluk sosial tidak pernah yaitu suatu proses yang dilewati oleh suatu norma
terlepas dari berinteraksi dengan individu yang yang baru untuk menjadi bagian dari salah satu
lain. Jaringan sosial yang terbentuk pada pranata sosial9. Pranata sosial dianggap sebagai
kelompok masyarakat merupakan dari implikasi peraturan apabila norma-norma tersebut
modal sosial yang terdapat pada masyarakat. membatasi serta mengatur perilaku orang-orang di
Modal sosial tidak dibangun hanya oleh satu dalam lingkungan pranata itu berada9. Proses
individu melainkan terletak pada kecenderungan pelembagaan sebenarnya tidak berhenti demikian
yang tumbuh dalam suatu kelompok untuk saja, akan tetapi dapat berlanjut lebih jauh lagi
bersosialisasi sebagai bagian penting dari nilai- hingga suatu norma kemasyarakatan tidak hanya
nilai yang melekat7. Modal sosial terletak pula melembaga saja dalam kehidupan masyarakat,
pada kemampuan sekelompok orang dalam suatu namun telah menginternalisasi di dalam
asosiasi atau perkumpulan dalam melibatkan diri kehidupannya. Norma hukum pada dasarnya
dalam suatu jaringan hubungan sosial. Modal bertujuan untuk mencapai kedamaian hidup
sosial yang kuat tergantung pada kapasitas yang bersama, yang merupakan keserasian antara
ada dalam kelompok masyarakat untuk ketertiban danketentraman.
membangun sejumlah asosiasi untuk membangun Keinginan yang kuat dari anggota
jaringan sosial. kelompok untuk tidak saja berpartisipasi tetapi
Jaringan sosial pada modal sosial senantiasa mencari jalan bagi keterlibatan anggota
dapatlah dikatakan sebagai ikatan yang kelompok dalam suatu kegiatan masyarakat.
menghubungkan antar individu yang memberikan Anggota kelompok melibatkan diri dan mencari
adanya kerjasama dan keterikatan yang kuat kesempatan yang dapat memperkaya hubungan-
dengan adanya aturan dan norma- norma yang di hubungan sosial dan menguntungkan kelompok.
buat bersama untuk tujuan bersama. Sifat dari Perilaku inisiatif dalam mencari informasi
jaringan sosial adalah; 1).Jaringan sosial harus berbagai pengalaman, memperkaya ide,
diukur dengan fungsi ekonomi dan fungsi pengetahuan, dan beragam bentuk inisiatif lainnya
kesejahteraan sosial. Fungsi ekonomi baik oleh individu mapun kelompok, merupakan
menunjukkan produktivitas, efisiensi, efektifitas wujud modal sosial yang berguna dalam
yang tinggi, sedangkan fungsi sosial membangun masyarakat. Berdasarkan uraian
menunjukkan dampak partisipatif, kebersamaan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk
yang diperoleh pada kegiatan ekonomi. mengetahui bagaimana modal social yang
2).Jaringan sosial harus memiliki sifat terdapat pada petani sayur yang dapat di tinjau
keterbukaan pada semua orang untuk memberikan dari aspek; partisipasi aktif petani, kepercayaan
kesempatan kepada public. 3). Jaringan sosial petani, norma social dan tanggungjawab.
harus mengandung kombinasi fungsi ekonomi Produktivitas dapat digambarkan dalam
dan sosial yang terdapat pada modal sosial yang dua pengertian yaitu secara teknis dan finansial.
bersifat integrative. Pengertian produktivitas secara teknis adalah
Norma social merupakan sekumpulan pengefesiensian produksi terutama dalam

DOI: https://doi.org/10.30596/agrium.v21i2.1875 159


Mailina Harahap dan Surna Herman

pemakaian ilmu dan teknologi. Sedangkan pihak patron menyediakan perlindungan dan
pengertian produktivitas secara finansial adalah jaminan sosial sedangkan klien memberikan
pengukuran produktivitas atas output dan input tenaganya baik di pertanian amaupun di rumah.
yang telah dikuantifikasi. Suatu perusahaan Pada kondisi demikian klien tidak memiliki power
industri merupakan unit proses yang mengolah untuk keluar dari lingkaran kehidupannya yang
sumber daya (input) menjadi output dengan memiliki keterbatasan akses.
suatu transformasi tertentu. Dalam proses inilah
terjadi penambahan nilai lebih jika dibandingkan
sebelum proses(Raharadian)
Produktivitas merupakan istilah dalam B. METODE PENELITIAN
kegiatan produksi sebagai perbandingan antara
luaran (output) dengan masukan (input). Metode Penelitian
Produktivitas merupakan suatu ukuran yang
menyatakan bagaimana Produktivitas petani dapat Metode penelitian yang digunakan
dikatakan pengembangan individu-individu yang adalah metode studi kasus (Case Study) yaitu
merupakan salah satu bagian pembangunan penelitian yang dilakukan dengan melihat
masyarakat dengan menggunakan segala langsung kelapangan. Karena study kasus
kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan merupakan metode yang menjelaskan jenis
taraf hidup yang lebih baik daripada penelitian mengenai suatu objek tertentu selama
sebelumnya10. Produktivitas petani tidak terlepas kurun waktu, atau suatu penomena yang
dari modal sosial yang terdapat pada lingkungan ditemukan pada suatu tempat yang belum
petani. Petani yang berkembang memiliki tentusama dengan daerah lain.
lingkungan modal sosial yang mampu
meningkatkan pengetahuan dan wawasan petani. Metode Penentuan Lokasi Penelitian
Modal sosial yang terbangun dengan
kebersamaan dengan unsur-unsur modal sosial Daerah penelitian ditentukan secara
akan menempatkan petani yang mandiri dalam sengaja (purposive) dengan memperhatikan
kebersamaan. Modal sosial akan mampu memutus bahwa Kelurahan Tanah Enam Ratus merupakan
hubungan patron-klien yang terdapat pada petani salah satu sentra pertanian komoditi holtikultura
umumnya. Dimana pada hubungan tersebut khususnya sayuran yang berada di kota Medan.
terdapat hubungan yang bersifat asimetris yaitu Sebagaimana pada Tabel 1.

Tabel 1. Potensi Pertanahan Pertanian Sayuran di Kecamatan Medan Marelan

No. Kelurahan di Kecamatan Medan Marelan Luas Pertanahan Sayuran (Ha)

1. Labuhan Deli 6
2. Rengas Pulau 99
3. Terjun 152
4. Tanah Enam Ratus 196
5. Paya Pasir 12
Jumlah luas pertanahan sayuran 463
Sumber: Kantor Camat Medan Marelan, 200610

Jenis dan Sumber Data Penelitian Metode Pengambilan Sampel Penelitian

Jenis data yang digunakan pada penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian
adalah data kuantitatif dan data kualitatif.Adapun adalah petani sayuran yang tergabung dalam
data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka kelompok tani Barokah di Kelurahan Tanah Enam
dan data kualitatif adalah data dalam bentuk Ratus Kecamatan Medan Marelan. Adapun jumlah
kalimat- kalimat. Sumber data yang digunakan populasi adalah 30 petani. Metode pengambilan
pada penelitian terdiri dari data primer dan data sampel menggunakan sampel jenuh atau sensus
sekunder. Data primer diperoleh secara langsung sehingga keseluruhan dari populasi adalah sampel
dari lokasi penelitian dengan metode wawancara. penelitian yang berjumlah 30 petani sayur
Adapun data sekunder yang akan mendukung kelompok tani Barokah.
penelitian diperoleh dari instansi-instansi terkait
yang menunjang penelitan. Metode Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilakukan

160 DOI: https://doi.org/10.30596/agrium.v21i2.1875


SOCIAL CAPITAL RELATIONSHIP WITH VEGETABLE FARMERS 'PRODUCTIVITY

dengan metode observasi dan metode wawancara. N- 2)} tolak H0 Dimana:


Metode observasi adalah pengumpulan data dengan H0 = Tidak terdapat hubungan yang nyata antara
pengamatan secara langsung terhadap kondisi modal sosial dengan produktivitas petani sayur di
lokasi penelitian dan responden penelitian yaitu Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan
petani kelompok tani sayuran Kecamatan Medan MedanMarelan.
Marelan. Adapun metode wawancara adalah H1 = Terdapat hubungan yang nyata antara antara
pengumpulan data melalui wawancara langsung modal sosial dengan produktivitas petani sayur di
kepada responden penelitian dan pihak terkait. Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan
MedanMarelan.
Metode Analisis Data
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik analisis yang digunakan untuk
menjawab permasalahan penelitian adalah data Karakterstik Responden Penelitian
diolah secara tabulasi dan dilanjutkan dengan
analisis secara deskriptif. Selanjtunya untuk Sampel penelitian adalah petani yang
mengetahui bagaimana hubungan modal sosila tergabung pada kelompok Tani Barokah yang
dengan produktivitas petani sayur, data diolah berjumlah 30 petani. Adapun kegiatan usaha tani
menggunakan bantuan SPSS. Adapun uji hipotesis yang dilakukan oleh petani sampel adalah usaha
yang dilakukan adalah: tani sayur yang terdiri dari sayur kangkung, sayur
H0 : r = 0 bayam dan sayur sawi manis. Karakteristik dari
H1 ; r ≠ 0 petani sampel dapat dijelaskan sebagaimana pada
Jika t hitung (≤ t tabel = (α = 10% db = N-2)} Tabel2. Tabel 2. Karakteristik sampel penelitian
terima H0 Jika t hitung (≥ t tabel = (α = 10% db =

No. Keterangan Rata-rata


1. Umur responden (tahun) 47
2. Pendidikan formal responden (tahun) 5
3. Pengalaman bertani responden (tahun) 21
4. Jumlah tanggungan responden (jiwa) 4
5. Luas lahan usaha tani sayur responden (Ha) 0,27

Sumber: Kantor Kelurahan Tanah Enam Ratus11

Umur Responden Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dapat di


lihat dari aspek pendidikan. Hal ini didasarkan
Pada Tabel 2 diketahui bahwa rata-rata bahwa dengan pendidikan maka seseorang memiliki
umur responden penelitian adalah 47 tahun. Dari kemampuan dalam pola pikir dan pengetahuan.
rerata umur tersebut menjelaskan bahwa kegiatan Rata-rata pendidikan formal responden adalah 5
usaha tani sayur yang dilakukan responden tidak tahun yang artinya bahwa rata-rata responden
lagi memiliki usia muda. Hal ini sebagaimana penelitian tidak menyelesaikan pendidikan pada
peneliti temukan ketika melakukan wawancara tingkat Sekolah Dasar(SD).
dengan responden bahwa jumlah petani sudah Tingkat pendidikan responden yang bisa
semakin berkurang. Bahkan kegiatan usaha tani dikatakan tidak tamat Sekolah Dasar (SD) menjadi
pada umumnya tidak lagi dilakukan secara kendala responden dalam menerima inovasi yang
turuntemurun. berkembang. Hal ini diketahui dari wawancara
Jarak Kelurahan Tanah Enam Ratus yang hanya dengan beberapa responden yang mengemukakan
lebih kurang 10 km ke pusat kota Medan bahwa mereka dalam kegiatan penyuluha
memberikan implikasi meningkatnya permintaan sebenarnya kurang faham dengan apa yang
lahan untuk dijadikan perumahan. Sehingga anak- disampaikan tetapi karena kekompakan petani kuat
anak petani banyak yang lebih tertarik untuk mereka turut berapartisipasi
menjual lahan mereka dan melakukan pekerjaan di aktif. Maka untuk meningkatkan wawasan petani
luar usaha tani sayur. Disamping itu rata-rata umur diperlukan kegiatan penyuluhan yang kreatif
responden 47 tahun masih bisa dikatakan pada usia sebagai pendidikan non formal petani.
produktif di mana mereka masih memiliki
kemampuan mengelola usaha tani sebagai mata
pencaharian tetap maupun sampingan. Pengalaman Bertani Responden

Pendidikan Formal Responden Pengalaman bertani responden adalah


sudah berapa lama petani melakukan kegiatan
Pendidikan merupakan aspek penting usaha tani dalam tahun. Dari hasil penelitian
dalam pengembangan sumberdaya manusia. diketahui sebagaimana pada Tabel 2. pengalaman
DOI: https://doi.org/10.30596/agrium.v21i2.1875 161
Mailina Harahap dan Surna Herman

usaha tani sayur responden rata-rata 21 tahun. Kesuburan tanah juga merupakan aspek
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa responden penting dalam menentukan produksi sayur. Secara
sudah cukup lama dalam usaha tani sayur. Dengan fisik, tanah yang subur akan menghasilkan produksi
kata lain bahwa responden memiliki pengetahuan sayur yang berkualitas dan dapat menekan biaya
dan wawasan yang cukup dalam kegitan usaha tani. usaha tani dari sisi ekonommi. Untuk itu kesuburan
Lamanya pengalaman responden dalam usaha tani tanah merupakan aspek yang harus diperhatikan
sayur dapat juga di jelaskan dari rata-rata umur dalam kegiatan usaha tani. Hal ini memperhatikan
responden yaitu 47 tahun. Dengan umur tersebut bahwa dalam penggunaannya tanah tidak
menunjukkan bahwa responden memiliki selamanya mampu menghasilkan unsur hara yang
pengalaman yang cukkup dalam kegiatan produktif bagi tumbuhan. Produksi fisik dari tanah
usahatani. akan mengalami penurunan atau hukum kenaikan
Pengalaman yang cukup dalam usaha tani hasil yang semakin berkurang (the law of
menunjukkan bahwa responden sudah banyak diminishing return).
belajar dari pengalaman mereka dalam Rata-rata luas lahan yang dimiliki petani
mengusahakan lahan pertanian sayur mereka. Baik sayur adalah 0,27 Ha.Dengan luas lahan tersebut
dalam menyelesaikan persoalan pada kegiatan menunjukkan bahwa kegiatan pertanian yang
usaha tani seperti penyakit tanaman, terserang diusahakan responden masih dalam skala usaha tani
hama, turunnya harga sayur dan sebagainya. kecil. Sebagaimana wawancara yang dilakukan
pada umumnya responden mengemukakan hasil
Jumlah Tanggungan Keluarga Responden panen yang diperoleh hanya untuk membiayai
kebutuhan hidup sehari-hari. Dan mereka sudah
Keluarga merupukan kumpulan dari ayah, lama menjadikan kegiatan usaha taninya sebagai
ibu, anak dan jika ada tambahan dari kerabat atau sumber mata pencaharian utama.
sanak saudara yang hidup bersama. Adapun jumlah
tanggungan yang dimaksud adalah anggota Gambaran Usaha Tani Sayur Responden
keluarga yang masih dibiayai oleh kepala keluarga.
Jumlah tanggungan keluarga pada umumnya akan Kegiatan usaha tani responden adalah
menjadi dasar bagi kepala rumahtangga dalam sayuran yang terdiri dari sayur Kangkung, Bayam,
menghasilkan pendapatan rumahtangga. Hal ini dan Sawi. Pada umumnya petani di lokasi
disebabkan jumlah tanggungan yang besar akan penelitian melakukan pergantian tanaman sayur
berbanding lurus dengan pengeluaran rumahtangga. dengan manajemen usaha tani yang sederhana.
Dengan demikian akan diperlukan adanya Karena kegiatan usaha tani yang dilakukan adalah
pendapatan yang tinggi untuk bisa memenuhi sebagai sumber mata pencaharian utama maka,
pengeluaranramahtangga. petani melakukan pemanenan yang tidak pernah
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui putus. Adapun manajemen yang mereka lakukan
bahwa jumlah tanggungan responden rata-rata adalah dengan melakukan pergiliran penanaman
adalah 4 orang. Dari jumlah tanggungan tersebut sayur. Luas areal lahan usaha tani di bagi menjadi
sebagaimana diketahui umur responden rata-rata 47 beberapa bagian dengan penanaman sayuran yang
tahun, pada umumnya responden penelitian bertahap. Misalnya mingggu pertama petani
memiliki anak yang sudah berkeluarga sehingga menanam sayur kangkung selanjutnya minggu ke
yang masih bersama satu rumah hanya 1 atau dua petani menanam sayur bayam. Minggu ke tiga
sampai 3 anak saja. Adapun keterlibatan anggota sayur Kangkung kembali dan demikian selanjutnya.
rumahtangga dalam kegiatan usaha tani sayur Sehingga pada setiap minggu petani melakukan
hanya pada kegiatan pemanenan dan penanaman panen sayur yang bergantian.
sayuran sawi. Sementara untuk penanaman Budi daya yang dilakukan pada sayur
kangkung dan bayam mereka tidak perlu Kangkung dan Bayam tidak berbeda. Adapun
menambah tenaga kerja luar keluarga. Sehingga tahapan yang dilakukan adalah:
meskipun dengan rata-rata umur 47 tahun
responden masih memiliki kemampuan dalam Pengolahan lahan
mengusahakan usaha tani sayur. Pada proses pengolahan lahan petani
melakukan penggemburan tanah yang selanjutnya
Luas Lahan Usaha Tani tanah dibentuk bedengan. Sebelum di semai tanah
yang sudah dibentuk bedengan diberikan pupuk
Lahan merupakan salah satu faktor kandang dari kotoran sapi atau ternak bebek. Petani
produksi pada kegiatan usaha tani responden. di lokasi penelitian pada pengolahan tanah tidak
Lahan ataupun tanah yang diusahakan untuk perlu diberi campuran pupuk kimia. Menurut
kegiatan usaha tani sayur memiliki peranan penting keterangan responden, tanah di lokasi penelitian
dalam menentukan produksi sayur petani. Dengan masih terjaga tingkat kesuburannya. Setelah
kata laian lahan merupakan faktor produksi diberikan pupuk kandang bedengan tersebut
berubah artinya semakin luas lahan yang digunakan dibiarkan satu minggu dan setiap sore disiram.
untuk usaha tani sayur makan semakin tinggi
produksi sayur yang dihasilkan petani. Penyemaian benih
162 DOI: https://doi.org/10.30596/agrium.v21i2.1875
SOCIAL CAPITAL RELATIONSHIP WITH VEGETABLE FARMERS 'PRODUCTIVITY

Tanah bedengan yang sudah dibiarkan Pemanenan Sawi dilakukan dengan pemotongan
satu minggu untuk selanjutnya di lakukan pada ujung pangkal tanaman. Pada pemanenan
penyemaian benih sayur Kangkung dan Bayam. petani responden pada umumnya juga menambah
Adapun cara penyemaiannya terlebih dahulu dibuat tenaga kerja luarkeluarga.
larikan untuk mengatur jarak tanam. Setelah benih
disemai langsung dilakukan penyiramanbenih. Deskriptif Karakteristik Modal Sosial Petani Sayur

Perawatan tanaman sayur Modal sosial (social capital) merupakan


Setelah benih sayur Bayam dan Kangkung aspek penting untuk membangun pertanian yang
di semai selanjutnya dilakukan tahap perawatan lebih maju. Dengan modal sosial yang berkembang
yang terdiri dari penyiraman, penyiangan dan di lingkungan petani kebersamaan petani menjadi
pengendalian hama. Penyiraman dilakukan setiap kuat. Wujud dari modal sosial tersebut adalah
hari. Sedangkan penyiangan dilakukan untuk bahwa petani memiliki kekerabatan kuat dalam
membersihkan bedengan dari rumput. Selanjutnya meningkatkan daya saing komoditi pertanian yang
dilakukan pemupukan menggunakan pupuk kimia dihasilkan.
yaitu pupuk Urea. Modal sosial yang terbentuk di lingkungan
petani pada lokasi penelitian merupakan modal
Pemanenan sosial yang tumbuh dan berkembang seiring dengan
Setelah Bayam dan Kangkung berumur 45 adanya kebutuhan petani untuk maju dan
hari maka petani sampel di lokasi penelitian sudah berkembang. Dengan demikian modal sosial yang
bisa mulai memanen sayuran. Adapun cara terbentuk adalah bersifat dinamis. Modal sosial
pemanenan Kangkung dan Bayam adalah dengan adalah serangkaian nilai dan norma yang
mancabut sampai ppada akarnya. Sebelum di merupakan wujud nyata dari suatu institusi yang
pasarkan Bayam dan Kangkung di bersihkan dari bersifat dinamis5. Modal sosial yang terbangun
tanah-tanah yang menempel di akar sayuran. pada sebuah kelembagaan menjadikan individu
Budidaya sayur Sawi tidak jauh berbeda yang di dalamnya memiliki ikatan yang kuat untuk
dengan budidaya Kangkung dan Bayam. Hanya saja saling menguntungkan. Modal sosial sebagai
pada budidaya sayur Sawi, benih di semai pada agregat sumberdaya actual ataupun potensial yang
lahan tertentu dan setelah dua minggu bibit Sawi di diikat untuk mewujudkan jaringan yang berjangka
tanam pada bedengan yang sudah dibiarkan panjang (durable) sehingga
seminggu. Pada umumnya petani menggunakan menginstitusionalisasikan hubungan persahabatan
tenaga kerja tambahan untuk tahap penanaman (acquaintance) yang saling menguntungkan. Modal
Sawi. Adapun tahap perawatan Sawi sama di sosial adalah modal yang dimiliki individu manusia
lakukan petani responden sebagaimana tahap yang mengacu pada perilaku yang kooperatif.
perawatan ppada Bayam dan Kangkung. Adapun deskripsi modal social petani dapat
Pemanenan Sawi dilakukan setelah Sawi diutnjukkan pada Tabel 3.
berumur 40 hari setelah bibit Sawi di tanam.
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Modal Social Petani Sayuran

No. Kelas skor Kategori skor Frekuensi Persentase (%)

1 Tinggi ( > rata-rata) T 18 60


2 Rendah ( < rata-rata) R 12 40
Jumlah 30 100
Sumber: Data primer diolah tahun 2017
Berdasarkan Tabel 3. Dapat diketahui dalam kegiatan dengan adanya komunikasi aktif
bahwa modal social petani responden dominan mereka baik dalam memberi masukan ide-ide
adalah tinggi yaitu 18 responen atau 60% ataupun dalam bertanya dan berdiskusi. Hubungan
responden memiliki modal social yang tinggi baik yang terbangun tersebut di latar belakangi oleh
sedangkan modal social rendah terdapat 12 adanya hubungan kekerabatan yang erat antar
responden atau 40%. Modal social yang terdapat petani. Salah satu kunci keberhasilan membangun
pada petani responden dapat dilihat dari keaktifan modal sosial terletak pula pada kemampuan
responden dalam mengikuti kegiatan-kegiatan sekelompok orang dalam suatu organisasi atau
kelompok tani. Petani responden menyadari bahwa perkumpulan dalam melibatkan diri dalam suatu
kegiatan kelompok tani merupakan wadah bagi hubungan jaringan sosial7.
mereka untuk menambah pengetahuan dan Kepercayaan antar anggota kelompok tani
wawasan dalam mengelola usaha tani. Responden menggambarkan bagaimana modal social yang
juga menyadari bahwa kehadiran petani penting terbangun pada kehidupan mesyarakat di lokasi
pada acara atau pertemuan yang dibuat oleh penelitian. Dari wawancara dapat diketahui bahwa
penyuluh pertanian. Disamping itu petani tidak petani responden hidup dengan saling percaya tidak
hanya menghadiri saja tetapi mereka juga aktif saling mencurigai atau saling bersaing secara
DOI: https://doi.org/10.30596/agrium.v21i2.1875 163
Mailina Harahap dan Surna Herman

negative. Kepercayaan merupakan salah satu ditunjukkan oleh kesadaran petani sampel dalam
elemen pokok yang akan menentukan apakah suatu membayar iuran anggota kelompok maupuan dalam
masyarakat memiliki kekuatan modal sosial atau membayar iuran arisan. Mereka menyadari bahwa
tidak. Unsur ini memiliki kekuatan penggerak hal itu merupakan tanggung jawab mereka untuk
energi kolektif yang sangat tinggi karena menjaga keberlanjutan kegiatan di kelompok tani.
kepercayaan senantiasa dipandangpenting. Dengan majunya kegiatan di kelompok tani maka
Tingginya norma sosial yang terdapat pada mereka juga akan mengalami kemajuan baik
kehidupan petani sampel merupakan implikasi dari wawasan, pengetahuan dan pendapatan. Tanggung
masih tingginya kebiasaan hidup yang dilakukan jawab sosial adalah kesadaran akan pribadi
petani sampel berdasarkan agama yang mayoritas terhadap prilakunya di dalammasyarakat3.
beragama Islam dan juga aspek budaya. Misalnya
pada saat di lokasi penelitian ada masyarakat yang Penggunaan HOK pada kegiatan usaha tani
mengalami musibah seperti meninggal dunia maka responden
pada hari tersebut seluruh petani tidak ada yang Tenaga kerja merupakan salah satu faktor
turun ke lahan usaha tani. Petani dan masyarakat produksi yang digunakan untuk menghasilkan
berkumpul di tempat warga yang terkena musibah sejumlah out put. Penggunaan tenaga kerja pada
sampai proses pemakaman selesai. Hal tersebut kegiatan usaha tani sayur ditentukan oleh jenis
terjadi secara berkelanjutan. Sebagaimana yang kegiatan usaha tani dan luas usaha tani yang
dikemukakan oleh Fukuyama (2001)5 bahwa nilai- diusahakan. Penggunaan tenaga kerja dalam jumlah
nilai social sebenarnya merupakan aturan tidak banyak menyebabkan petai perlu menambah tenaga
tertulis dalam sebuah sistem sosial yang mengatur kerja luar keluarga. Adapun distribusi penggunaan
masyarakat untuk berperilaku dalam interaksinya tenaga kerja pada usaha tani sayur petani responden
dengan oranglain. dapat ditunjukkan pada Tabel 3.
Tanggung jawab yang tinggi tersebut

Pengolahan tanah
5.2
Penanaman
15 4.4 Penyulaman
1 Penyiraman Penyiangan
Pemupukan Pengendalian
hama
0.4 2 16
1 Pemanenan

Gambar. Distribusi penggunaan tenaga kerja (HOK)


Sumber: Data primer diolah tahun 2017
Pada gambar dapat diketahui bahwa HOK kegiatan usaha tani untuk pengendalian hama
tertinggi adalah pada kegiatan perawatan tanaman petani responden menggunakan HOK yangkecil
sayur yaitu penyiraman. Untuk kegiatan Produktivitas Petani Sayur
penyiraman rata-rata petani respoden menggunakan Penggunaan tenaga kerja pada kegiatan
16 HOK. Hal ini sebagaimana dikethui usaha tani merupakan hal penting dalam mengukur
bahwakegiatan penyiraman dilakukan mulai proses produktivitas. Produktivitas petani sayur di ukur
tanam sampai dengan panen. Petani responden dengan melakukan perbandingan penerimaan yang
melakukan penyiraman tanaman setipa hari. diperoleh petani dengan curahan tenaga kerja dalam
Adapun HOK paling kecil yaitu terdapat pada satu musim tanam (HOK). Adapun produktivitas
kegiatan pengendalian hama yang hanya 0,4 HOK. petani sayur terendah adalah 37045.45 dan tertinggi
Berdasarkan wawancara dengan responden mereka adalah 149943.2 Adapun rata-rata produktivitas
mengemukakan bahwa usaha lahan usaha tani yang petani adalah 80159. Untuk lebih jelas bagaimana
mereka usahakan masih subur dan jarang terkena distribusi produktivitas petani sampel penelitian di
serangan hama. Sehingga dalam penggunaan tunjukkan pada Tabel .
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Produktivitas Kerja Petani Sayuran

No. Kelas skor Kategori skor Frekuensi Persentase (%)

1 Tinggi ( > rata-rata) T 12 40

164 DOI: https://doi.org/10.30596/agrium.v21i2.1875


SOCIAL CAPITAL RELATIONSHIP WITH VEGETABLE FARMERS 'PRODUCTIVITY

2 Rendah ( < rata-rata) R 18 60


Jumlah 30 100
Sumber: Data primer diolah tahun 2017

Berdasarkan Tabel dapat diketahui bahwa UCAPAN TERIMAKASIH


responden yang berada pada kategori produktivitas
tinggi berjumlah 12 orang (40%) sedangkan yang Penelitian ini didanai oleh KEMENRISTEK DIKTI
berada pada kategori produktivitas rendah melalui Hibah Penelitian Dosen Pemula DIPA-
berjumlah 18 orang (60%). Dengan demikian 042.06.1.401516/2017, TANGGAL 07 Desember
produktivitas petani sayur di lokasi penelitian 2016
masih tergolong rendah. Observasi yang dilakukan
ketika penelitian diketahui bahwa petani responden DAFTAR PUSTAKA
tidak semua melakukan kegiatan usaha tani sayur 1. BPS. Kota Medan. 2011.
pada lahan yang diusahakan. Dengan demikian 2. Endang dan Harahap, Mailina. Economic
penggunaan lahan usaha tani belum optimal Diversity and Marketing Pattern of Vegetable
digunakan. Hal tersebut akan berpengaruh pada Farm Business in District of Medan Marelan.
produksi yang dihasilkan rendah tidak sebanding Jurnal Ilmu Pertanian Agrium. UMSU. Vol. 19.
dengan luas usaha tani yang dimiliki. Sehingga No.3 Tahun 2015.
penerimaan petani responden juga akan rendah. 3. Wuysang, Rendy. 2014. Modal Sosial
Dari pengamatan diketahui hanya beberapa Kelompok Tani Dalam Meningkatkan
responden yang menggunakan keseluruhan lahan Pendapatan Keluarga Suatu Studi Dalam
usaha tani untuk kegiatan usaha tani sayur. Pengembangan Usaha Kelompok Tani Di Desa
Hubungan Modal Sosial dengan Produktivitas Tincep Kecamatan Sonder. Jurnal Acta Diurna.
Petani Sayur Vol. III. No. 3.
Hasil analisis juga menunjukkan bahwa 4. Fukuyama Prancis. 2001. Social Capital. Civil
nilai thit yang diperoleh sebesar 4,652 ttab (α = Society and Development Word Quarttlerly.
5%, db=29) = 2,04523. Maka thit lebih besar Hanafie, Rita. 2010. Pengantar ekonomi
daripada ttabel. Maka keputusan tolak H0 terima Pertanian. Andi offset. Yogyakarta.
H1, artinya terdapat derajat hubungan yang nyata 5. Putnam, Robert. 2003. Bowling Alone: The
antara modal sosial dengan produktivitas petani di Collapse and revival of American Community.
Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan New York: Simon and Schester, ISBN
Marelan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 9780684832838.
peningkatan produktivitas petani responden secara 6. Widodo, Kunto. 2015. Analisis Pengaruh Modal
langsung akan meningkatkan pendapatan petani. Sosial terhadap Produktivitas Lahan Jagung.
Hasil analisis bahwa hubungan antara modal sosial Studi Kasus Kecamatan Pulo Kulon, Kabupaten
kelompok tani dengan tingkat pendapatan petani Grobongan. Skripsi Fakultas Ekonomi dan
memiliki hubungan yang cukup tinggi dengan nilai Bisnis. Universitas Diponegoro, Semarang.
0,42823. Hasil tersebut menunjukkan bahwa apabila 7. Hasbullah, J. 2006. Sosial Kapital: Menuju
modal sosial melalui kepercayaan, jaringan sosial, Keunggulan Budaya Manusia Indonesia.
tanggung jawab sosial, norma sosial, dan adat Jakarta: Mr. United States.
istiadat serta unsur kerjasama dapat ditingkatkan
maka akan mempengaruhi tingkat pendapatan
petani.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Modal sosial yang terbentuk di lingkungan


petani pada lokasi penelitian merupakan modal
sosial yang tumbuh dan berkembang seiring dengan
adanya kebutuhan petani untuk maju dan
berkembang. Adapun hasil penelitian menunjukkan
bahwa seluruh aspek yang di analisis pada modal
social yang terdiri dari partisipasi aktif,
kepercayaan, norma social dan tanggung dominan
adalah tinggi. Dengan demikian modal social yang
terdapat pada kelompok tani Barokah yang
merupakan sampel penelitian merupakan modal
social yang membangun untuk pengembangan
pertanian di lokasi penelitian.

DOI: https://doi.org/10.30596/agrium.v21i2.1875 165

View publication stats

You might also like