You are on page 1of 13

MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P ISSN : 2356-4490

Vol II No 1 Maret 2017 E ISSN : 2549-693X

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PENGUATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN


PADA PENGELOLAAN LAHAN GAMBUT MELALUI PENINGKATAN
SUMBERDAYA MANUSIA DI SEKTOR PERTANIAN KALIMANTAN SELATAN
1 2
Hairi Firmansyah, Mira Yulianti, 3 Muhammad Alif
Faperta, Unlam
3
Prodi Ilmu Komunikasi, FISIP, Unlam
f.hairi@yahoo.com, Muhammad_alif@unlam.ac.id

Abstract
Research communication strategy in strengthening institutional capacity on peat land management through
improving human resources in the agricultural sector in South Kalimantan has the aim of knowing the extent of the
institutional role in peatland management in the agricultural sector, to identify the factors of communication that
influence institutional capacity in peatland management in the agricultural sector .And analyze communication
strategies to strengthen institutional capacity through increased human resources in the management of peatlands in
the sector pertanian.Jumlah informants used in this study there are two groups of farmers, 1, Gapoktan, 1 Institutional
Economics 2 Farmers and agricultural extension. Based on the obtained results of research activities that the farmer
institutions have a role in solving problems of farmers farming, information dissemination and technology of farming,
the cooperative farmer group members group members and a group of cooperation with other parties outside the group
of farmers. All the factors that play a role in communication is the communicant, messages, media dankomunikan.
And communication strategies to strengthen institutional capacity through improving human resources in peatland
management in the agricultural sector is the increased support for agricultural extension as a communicator, an increase
in the dynamics of the group as a study group and dissemination of agricultural information (media), diversification of
sources of information and agricultural technology (material ) and increase the capacity of farmers in extension
activities (communicant).

Keywords: strategy, communication, roles, institutions, farmers' groups, farmers

Abstrak.
Penelitian strategi komunikasi dalam penguatan kapasitas kelembagaan pada pengelolaan lahan gambut
melalui peningkatan sumberdaya manusia di sektor pertanian Kalimantan Selatan memiliki tujuan mengetahui
sejauhmana peran kelembagaan pada pengelolaan lahan gambut di sektor pertanian, mengidentifikasi faktor-faktor
komunikasi yang mempengaruhi kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan lahan gambut di sektor pertanian.Dan
menganalisis strategi komunikasi untuk memperkuat kapasitas kelembagaan melalui peningkatan sumberdaya manusia
pada pengelolaan lahan gambut di sektor pertanian.Jumlah informan yang digunakan dalam penelitian ini ada 2
kelompok tani, 1, Gapoktan, 1 Kelembagaan Ekonomi Petani dan 2 orang penyuluh pertanian. Berdasarkan kegiatan
penelitian di peroleh hasil bahwa kelembagaan petani memiliki peran dalam pemecahan masalah usahatani para petani,
penyebarluasan informasi dan teknologi usahatani, tempat kerjasama anggota kelompok anggota kelompok tani dan
tempat kerjasama kelompok dengan pihak lain diluar kelompok tani. Semua faktor komunikasi yang berperan dalam
adalah komunikan, pesan, media dankomunikan. Dan strategi komunikasi untuk memperkuat kapasitas kelembagaan
melalui peningkatan sumberdaya manusia pada pengelolaan lahan gambut di sektor pertanian adalah peningkatan
dukungan penyuluh pertanian sebagai komunikator, peningkatan kedinamisan kelompok sebagai kelompok belajar dan
penyebaran informasi pertanian (media), penganekaragaman sumber-sumber informasi dan teknologi pertanian (materi)
dan peningkatan kapasitas petani dalam kegiatan penyuluhan (Komunikan).

Kata kunci: Strategi, komunikasi, peran, kelembagaan, kelompok tani, petani

PENDAHULUAN petanimerupakan bagian pranata sosial yang


Dalam kehidupan komunitas petani, memfasilitasi interaksi sosial atau social
posisi dan fungsi kelembagaan interplay dalam suatu komunitas. Kelembagaan

119
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol II No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X

petani juga memiliki titik strategis (entry point) input, kelembagaan output, kelembagaan
dalam menggerakkan sistem agribisnis di penyuluh, dan kelembagaan permodalan) dan
pedesaan. Untuk itu segala sumberdaya yang diharapkan dapat melindungi bargaining
ada di pedesaan perlu diarahkan dan position petani.
diprioritaskan dalam rangka peningkatan Fungsi kelembagaan dapat berjalan
profesionalisme dan posisi tawar petani dengan baik, khususnya dalam pengelolaan
(kelompok tani). Saat ini potret petani dan lahan gambut apabila memiliki strategi yang
kelembagaan petani di Indonesia diakui masih tepat.Dengan memperhatikan keadaan dan
belum sebagaimana yang diharapkan perubahan pembangunan pertanian beserta
(Suradisastra, 2008). tantangan-tantangan yang ada, sangat perlu
Meningkatnya kepadatan penduduk dan dipersiapkan strategi komunikasi
semakin sempitnya areal untuk usaha pertanian, pembangunan yang efektif dalam menunjang
memaksa masyarakat tani untuk pembangunan.
mengoptimalkan lahan yang masih tersedia. Tujuan dari penelitian ini adalah
Mayoritas lahan di Kalimantan Selatan Mengetahui sejauhmana peran kelembagaan
merupakan lahan gambut, dimana pemanfaatan pada pengelolaan lahan gambut di sektor
lahan gambut khususnya untuk pertanian masih pertanian.
rawan. Menurut Limin (2006), pembukaan 1. Mengidentifikasi faktor-faktor komunikasi
hutan rawa gambut untuk pertanian, ternyata yang mempengaruhi kapasitas kelembagaan
masih lebih dominan menimbulkan masalah dalam pengelolaan lahan gambut di sektor
lingkungan dan menyulitkan kehidupan pertanian.
masyarakat disekitarnya. Oleh karenanya 2. Menganalisis strategi komunikasi untuk
diperlukan informasi kepada masyarakat tani memperkuat kapasitas kelembagaan melalui
agar wawasan dan pengetahuan mereka tentang peningkatan sumberdaya manusia pada
komoditi apa saja yang dapat diusahakan untuk pengelolaan lahan gambut di sektor
mengoptimalkan penggunaan di lahan gambut. pertanian.
Pada kondisi inilah fungsi kelembagaan 3. Menganalisis strategi komunikasi untuk
ikut berperan. Untuk mengatasi permasalahan memperkuat kapasitas kelembagaan melalui
di atas perlu melakukan upaya penguatan peningkatan sumberdaya manusia pada
kelembagaan petani (seperti: kelompoktani, pengelolaan lahan gambut di sektor
lembagatenaga kerja, kelembagaan penyedia pertanian.

120
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol II No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X

tujuan pertama dan tujuan kedua sedangkan


METODE untuk menjawab tujuan ke tiga dilakukan
Penelitian dilakukan di Kabupaten analisa AHP (Analisis Hirarki Faktor).
Barito Kuala dan Kabupaten Banjar. Penentuan HASIL DAN PEMBAHASAN
lokasi penelitian dilakukan secara sengaja, Berdasarkan hasil pengamatan dan
dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut pengambilan data pada SIMLUHTAN terdapat
merupakan daerah yang memiliki lahan tiga jenis kelembagaan masyarakat pertanian
gambut. Kegiatan penelitian dilaksanakan yang diakui secara nasional yaitu Kelompok
selama tiga bulan, dimulai pada bulan Tani, Gabungan Kelompok Tani dan
September 2016 sampai bulan November 2016. Kelembagaan Ekonomi Petani, sedangkan
Kegiatan penelitian menggunakan lembaga penyuluhan pertanian adalah lembaga
triangulasi data, yakni penggunaan beragam milik pemerintah yang memiliki tujuan untuk
sumber data yang meliputi komunikasi membantu petani dalam memecahkan setiap
dialogis, diskusi (FGD), riwayat hidup topikal, masalah yang dihadapi petani dalam
serta data sekunder dalam bentuk penelusuran usahataninya, menyebar luarkan informasi dan
dokumen, laporan, catatan sejarah dan lainnya. teknologi pertanian dan terus berupaya untuk
Pengumpulan data dilakukan melalui informan memajukan kondisi pertanian dan kondisi
petani, tokoh petani, aparat desa, petugas perekonomian para petani yang ada dan
pertanian dari tingkat desa, kecamatan, tergabung di dalam ketiga jenis kelembagaan
kabupaten hingga provinsi. Pemilihan informan tersebut.
dilakukan secara sengaja (purposive) dengan Kelembagaan penyuluhan di bawah
metode snowball sampling. Analisis data Bapeluh adalah kelembagaan penyuluhan
dilakukan dalam bentuk pengkodean (coding) ditingkat kecamatan-kecamatan yang ada di
yang merupakan proses penguraian data, wilayah Kalimantan Selatan yang berjumlah
pengonsepan, dan penyusunan kembali dengan 129 BP3K. sama halnya dengan Bapeluh yang
cara baru. memiliki nama-nama yang berbeda di stiap
Parameter yang diamati di dalam daerahnyanya BP3K juga memiliki nama-nama
penelitian antara lain Peran kelembagaan yang berbeda disetiap daerahnya. Ada yang
petani, faktor-faktor komunikasi petani dan memadukan antara pertanian, perikanan,
strategi komunikasi petani. Analisis data kehutanan dan peternakan tetapi ada yang
dilakukan secara deskriptif untuk menjawab hanya pertanian dan perikanan yang

121
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol II No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X

disesuaikan dengan keadaan dan potensi luasan lahan pertanian yang diusahakan. Selain
pertanian daerah masing-masing. Meski itu peran dari Gapoktan adalah tempat
demikian pelaksanaan tugas dan fungsi dari disalurkannya berbagai program-program
BP3K yang mewadahi 1888 penyuluh baik pembangunan pertanian tentunya memerlukan
penyuluh PNS maupun penyuluh THL-TBPPN besaran jumlah anggota dan besaran luasan
yang merupakan ujung tombak pelaksana lahan pertanian yang lebih besar, salah satu
penyuluhan kepada para petani tetaplah harus program tersebut adalah PUAP
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan).
kemajuan pertanian dan kesejahteraan petani. Sedangkan Peran dari Kelembagaan Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara dan FGD Petani (KEP) adalah sebagai tempat dari para
di Kelompok tani Mutiara Desa Andaman petani anggota KEP untuk memperoleh atau
Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito menambah penghasilan dari kegiatan usaha non
Kuala dan Kelompok Tani Padi Berbungan pertanian yang dilakukan oleh KEP tersebut.
Desa Keladan baru Kecamatan Gambut Menurut Esman dan Uphoff dalam
Kabupaten Banjar diperoleh gambaran peran Garkovich, 1989 kelembagaan petani dibentuk
kelembagaan Kelompok tani dalam pada dasarnya mempunyai beberapa peran,
pengelolaan lahan gambut adalah sebagai tugas dalam organisasi (interorganizational
tempat memecahkan berbagai masalah yang task) untuk memediasi masyarakat dan negara,
dihadapi dalam usahatani petani, tempat (b) tugas sumberdaya (resource tasks)
penyebar luasan informasi dan teknologi mencakup mobilisasi sumberdaya lokal (tenaga
terbaru untuk pemanfaatan lahan gambut kerja, modal, material, informasi) dan
sebagai lahan petanian, tempat bekerjasama pengelolaannya dalam pencapaian tujuan
antar anggota kelompok dalam menjalankan masyarakat, (c) tugas pelayanan (service tasks)
usahatani serta menjadi tempat kerjasama mungkin mencakup permintaan pelayanan
antara anggota kelompok dengan pihak lain yang menggambarkan tujuan pembangunan
diluar kelompok tani. Sedangkan peran atau koordinasi permintaan masyarakat lokal,
Gapoktan adalah tempat kerjasama antara dan (d) tugas antar organisasi (extra-
kelompok-kelompok tani yang tergabung organizational task) memerlukan adanya
dalam Gapoktan pada kegiatan-kegiatan yang permintaan lokal terhadap birokrasi atau
memerlukan skala yang lebih besar baik dari organisasi luar masyarakat terhadap campur
segi jumlah anggota (petani) maupun dari segi tangan oleh agen-agen luar

122
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol II No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X

Faktor-faktor komunikasi yang Untuk tujuan ketiga diperoleh strategi


berpengaruh terhadap kapasitas kelembagaan komunikasi untuk memperkuat kapasitas
adalah (1) komunikator yang berasal dari para kelembagaan melalui peningkatan sumberdaya
nara sumber penyuluhan pertanian seperti manusia pada pengelolaan lahan gambut di
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Kontak sektor pertanian sebagai berikut :
tani dan petani sendiri ; (2) Media komunikasi, 1. Peningkatan dukungan penyuluh pertanian
media komunikasi yang paling dirasakan oleh sebagai komunikator melalui :
komunikator dan komunikan adalah media a. Meningkatkan kompetensi penyuluh
cetak dan media elektronik dimana media cetak dalam memfasilitasi petani, meliputi:
seperti leaflet dan selebaran adalah media penguasaan materi, kemampuan
komunikasi yang paling sering digunakan oleh berkomunikasi, sikap terhadap sasaran,
para komunikator dan komunikan dalam serta adanya komitmen terhadap
berkomunikasi sedangkan media elektronik profesi.
adalah media komunikasi yang sering b. Penggunaan pendekatan penyuluhan
digunakan bila memerlukan komunikasi yang yang tepat sesuai dengan karakteristik
cepat dan perlu konfirmasi tentang apa yang khalayak sasaran, meliputi: kesesuaian
dikomunikasikan sebelumnya baik melalui informasi, ketepatan metode,
telpon maupun sosial media; (3) Materi penggunaan berbagai teknik
komunikasi dari berbagi sumber yang sifatnya penyuluhan, dan penggunaan media
inovatif, akurat dan memberikan keuntungan dalam penyuluhan.
kepada petani adalah jenis materi yang paling c. Penguatan kelembagaan penyuluhan
berpengaruh terhadap kapasitas kelembagaan pertanian, meliputi: ketersediaan
petani di lapangan sedangkan yang ke (4) programa penyuluhan, kemudahan
komunikan yang memiliki sifat terbuka terbuka akses, dukungan fasilitas yang
terhadap segala bentuk informasi dan teknologi diperlukan, dan pelaksanaan program.
yang disampaikan oleh komunikator adalah 2. Peningkatan kedinamisan kelompok sebagai
faktor komunikasi yang paling berpengaruh kelompok belajar dan penyebaran informasi
terhadap proses komunikasi dalam rangka pertanian (media) melalui :
peningkatan kapasitas kelembagaan di tingkat a. Peningkatan pemahaman tujuan
petani. kelompok.
b. Mengembangkan struktur.

123
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol II No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X

c. Mengembangkan fungsi tugas. e. Menyediakan sumber-sumber belajar


d. Meningkatkan pembinaan dan termasuk informasi yang diperlukan
pengembangan kelompok. oleh petani di luar penyuluh pertanian.
e. Meningkatkan kekompakan kelompok. Agar mendapatkan tujuan yang
f. Mendorong kekondusifan suasana diinginkan, maka unsur-unsur dalam proses
kelompok. komunikasi tersebut perlu dikelola dengan
g. Menciptakan ketegangan kelompok. mengaitkan dengan fungsi manajemen
h. Mendorong keefektifan kelompok. Planning, Organizing, Actuating, dan
3. Penganekaragaman sumber-sumber Controlling (POAC), yakni :
informasi dan teknologi pertanian (materi)1. Menyusun perencanaan untuk komunikator,
melalui : pesan, media, khalayak, dan rencana
a. Pemanfaatan internet untuk pengaruhnya.
memperkaya materi belajar 2. Mengorganisasikan komunikator, pesan media,
b. Peningkatan kapasitas dari penyuluh- khalayak, dan pengaruh yang diinginkan.
penyuluh swadaya. 3. Menggiatkan komunikator, pesan, media, dan
c. Pengembangan metode learning by pengaruh yang diinginkan.
doing 4. Mengontrol/mengawasi komunikator,
4. Peningkatan kapasitas petani dalam kegiatan penyajian pesan, pemilihan dan penggunaan
penyuluhan (Komunikan) melalui : media, pemilihan dan penetapan khalayak, serta
a. Peningkatan pendidikan, baik formal pengaruh yang diharapkan.
maupun non-formal, bagi petani yang Berdasarkan kondisi riil dilapangan dan
mendukung bidang usaha atau urgensi strategi komunikasi di kelembagaan
agribisnis. petani maka disusun strategi komunikasi
b. Memfasilitasi dalam berbagai kegiatan menggunakan Analisa Hirarki Faktor (AHP)
agribisnis. sebagai berikut :
c. Mendorong kemampuan berusaha
untuk meningkatkan pendapatan.
d. Memfasilitasi penyediaan sarana
kegiatan agribisnis bagi petani.

124
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol II No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X

Hasil Analisis AHP


Fokus Livel 1 Strategi Komunikasi Dalam Penguatan Kapasitas Kelembagaan Pada
Pengelolaan Lahan Gambut Melalui Peningkatan Sumberdaya Manusia
di Sektor Pertanian Kalimantan Selatan

Aktor Level 2 Masyarakat Pemerintah Daerah Steakholder


(Petani) (Penyuluh)

Faktor level 3
Komunikator Media/Saluran Materi/Isi Pesan Komunikan

Tujuan level 4
Peningkatan Efektivitas Peningkatan Kapasitas Peningkatan Pengelolaan
Komunikasi Kelembagaan Lahan Gambut
Masyarakat

Strategi level 5
(LUARAN Meningkatkan Meningkatkan Menganekaragamkan Meningkatkan
PENELITIAN) dukungan penyuluh kedinamisan sumber-sumber kapasitas petani
pertanian sebagai kelompok sebagai informasi dan dalam kegiatan
komunikator kelompok belajar teknologi pertanian penyuluhan
dan penyebaran yang valid (Komunikan)
informasi

125
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P ISSN : 2356-4490
Vol II No 1 Maret 2017 E ISSN : 2549-693X

1. Aktor Level 2 kelembagaan dalam pengelolaan lahan


Dalam rumusan strategi komunikasi gambut di Kalimantan Selatan.
berdasarkan AHP tersebut terdapat tiga aktor 3. Stakeholder diartikan sebagai lembaga diluar
utama yang berperan dalam kegiatan dari lembaga pemerintah baik di tingkat pusat
Komunikasi Penguatan Kapasitas maupun ditingkat daerah yang terkait dengan
Kelembagaan dalam Pengelolaan Lahan isu dan permasalahan yang sedang terjadi.
Gambut di Kalimantan Selatan yaitu Dalam hal ini adalah masalah penguatan
Masyarakat dalam hal ini petani anggota kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan
Kelompoktani, pihak Pemerintah Daerah lahan gambut di Kalimantan Selatan dan
melalui Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan
dan juga pihak stakeholder yang bisa penguatan kapasitas kelembagaan petani.
berperan sebagai aktor kunci dari Faktor-faktor yang digunakan dalam
keberhasilan dari seluruh program kerja dua penyusunan skala prioritas dianggap menjadi
aktor utama tersebut dalam program faktor-faktor yang mempengaruhi pelaku
penguatan kelembagaan petani di tingkat dalam penentuan Strategi Komunikasi Dalam
petani. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Pada
1. Masyarakat (Petani) diartikan sebagai Pengelolaan Lahan Gambut Melalui
anggota masyarakat pelaku utama dalam pola Peningkatan Sumberdaya Manusia di Sektor
komunikasi penguatan kapasitas Pertanian Kalimantan Selatan, faktor-faktor
kelembagaan dalam pengelolaan lahan tersebut antara lain.
gambut di Kalimantan Selatan tempat 1. Komunikator diartikan sebagai orang atau
menerapkan berbagai strategi komunikasi lembaga yang dikatakan sebagai pihak yang
penguatan kapasitas kelembagaan dalam bertindak sebagai pengirim pesan kepada
pengelolaan lahan gambut di Kalimantan komunikan (penerima pesan) dalam sebuah
Selatan agar diperoleh strategi komunikasi proses komunikasi. Dengan kata lain,
yang efektif. komunikator merupakan seseorang atau
2. Pemerintah Daerah (Penyuluh Pertanian sekelompok orang yang berinisiatif untuk
Lapangan) diartikan sebagai pihak menjadi sumber dalam sebuah hubungan
Pemerintah/Instansi yang paling bertanggung yang berperan sebagai pihak yang
jawab dalam proses penguatan kapasitas menyampaikan pesan kepada komunikan.

126
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol II No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X

2. Materi atau isi pesan diartikan sebagai setiap komunikan tentang berbagai upaya
pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik penguatan kapasitas kelembagaan pada
lisan maupun tertulis, yang dikirimkan dari pengelolaan lahan gambut melalui
satu orang ke orang lain. Isi pesan menjadi peningkatan sumberdaya manusia di sektor
inti dari setiap proses komunikasi yang pertanian di Kalimantan Selatan dengan
terjalin. memanfaatkan kelembagaan-kelembagaan
3. Media/Saluran diartikan sebagai segala yang ada di masyarakat.
bentuk dan saluran yang digunakan untuk 2. Peningkatan kapasitas kelembagaan
menyampaikan informasi atau pesan dari masyarakat diartikan sebagai upaya
komunikator ke komunikan memperkuat kapasitas individu, kelompok
4. Komunikan diartikan sebagai pihak yang atau organisasi yang dicerminkan melalui
penerima pesan dalam sebuah proses pengembangan kemampuan, ketrampilan,
komunikasi dan berusaha untuk memberikan potensi dan bakat serta penguasaan
umpan balik kepada komunikator. kompetensi-kompetensi sehingga individu,
Tujuan-tujuan yang menjadi skala kelompok atau organisasi dapat bertahan dan
prioritas dalam melaksanakan Strategi mampu mengatasi tantangan perubahan yang
Komunikasi Dalam Penguatan Kapasitas terjadi secara cepat dan tak terduga.
Kelembagaan Pada Pengelolaan Lahan 3. Peningkatan pengelolaan lahan gambut
Gambut Melalui Peningkatan Sumberdaya diartikan sebagai upaya meningkatkan
Manusia di Sektor Pertanian Kalimantan pengetahuan dan keterampilan anggota
Selatan antara lain : masyarakat (petani) dalam upaya pengelolaan
1. Peningkatan peran serta masyarakat melalui lahan gambut sehingga tidak merusak
komunikasi yang efektif melalui ekosistem yang ada di lahan gambut dan tetap
kelembagaan yang ada dimasyarakat dalam mampu memberikan hasil yang optimal bagi
upaya upaya penguatan kapasitas petani.
kelembagaan pada pengelolaan lahan Dalam rangka mencapai tujuan-
gambut melalui peningkatan sumberdaya tujuan tersebut maka alternatif strategi yang
manusia di sektor pertanian diartikan sebagai dipilih adalah sebagai berikut :
upaya peningkatan pencapaian kesamaan 1. Meningkatkan dukungan penyuluh sebagai
pemahaman terhadap pesan yang komunikator adalah upaya meningkat peran
disampaiakan oleh komunikator dengan dari para Penyuluh Pertanian Lapangan

127
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol II No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X

(PPL) dengan cara peningkatan kompetensi rangka peningkatan kapasitas kelembagaan


penyuluh dan penguatan kelembagaan atau kelompok di tingkat petani.
penyuluhan. 4. Meningkatkan kapasitas petani dalam
2. Meningkatkan kedinamisan kelompok kegiatan penyuluhan adalah upaya untuk
sebagai kelompok belajar dan penyebar meningkatkan kapasitas individu petani
luasan informasi adalah upaya untuk dalam rangka menerima dan memberikan
meningkatkan kedinamisan pada unsur-unsur respon kepada komunikan tentang materi
yang membentuk kelompok seperti yang diberikan oleh para komunikan berupa
pemahaman tujuan kelompok, unpan balik (efek komunikasi) melalui
mengembangkan struktur, mengembangkan peningkatan pendidikan, baik formal maupun
fungsi dan tugas, meningkatkan pembinaan non-formal, bagi petani yang mendukung
dan pengembangan kelompok, meningkatkan bidang usaha atau agribisnis, memfasilitasi
kekompakan kelompok, mendorong dalam berbagai kegiatan agribisnis,
kekondusifan suasana kelompok dan mendorong kemampuan berusaha untuk
menciptakan ketegangan kelompok. meningkatkan pendapatan, memfasilitasi
Mendorong keefektifan kelompok. Selain itu penyediaan sarana kegiatan agribisnis bagi
fungsi kelompok sebagai media dalam petani dan menyediakan sumber-sumber
pembelajaran dan penyebar luasan informasi belajar termasuk informasi yang diperlukan
juga lebih dioptimalkan. oleh petani di luar penyuluh pertanian.
3. Mengembangkan sumber-sumber informasi Berdasarkan urutan prioritas hasil
yang valid adalah upaya untuk memperkaya pengolahan AHP (Lampiran ), strategi
khasanah sumber-sumber informasi bagi komunikasi penguatan kelembagaan dalam
petani yang berkaitan dengan inovasi dan pengelolaan lahan gambut melalui
teknologi pertanian di lahan gambut seperti peningkatan sumberdaya manusia di sektor
pemanfaatan internet untuk memperkaya pertanian Kalimantan Selatan adalah sebagai
materi belajar, peningkatan kapasitas dari berikut : (1) Meningkatkan dukungan
penyuluh-penyuluh swadaya dan penyuluh pertanian sebagai komunikator
pengembangan metode learning by doing dengan nilai 0,269, (2) Meningkatkan
dalam rangka peningkatan pengetahuan, kedinamisan kelompok sebagai kelompok
ketermapilan dan kemampuan petani dalam belajar dan penyebaran informasi dengan nilai
0,265, (3) Menganekaragamkan sumber-

128
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol II No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X

sumber informasi dan teknologi pertanian petani sasarannya. Kemampuan komunikasi


yang valid dengan nilai 0,258, (4) penyuluh yang diperlukan dalam upaya
Meningkatkan kapasitas petani dalam mendukung penyuluhan diwujudkan dalam
kegiatan penyuluhan (Komunikan) dengan bentuk meningkatkan kompetensi penyuluh
nilai 0,206. Implikasi dari masing-masing dalam memfasilitasi petani, meliputi:
strategi tersebut dijabarkan sebagai berikut : penguasaan materi artinya materi penyuluhan
yang dikomunikasikan harus betul-betul
1. Meningkatkan Dukungan Penyuluh Pertanian dimengerti oleh penyuluh baik manfaat
Sebagai Komunikator maupun penerapannya sebelum
Tujuan peningkatan efektivitas dari dikomunikasikan kepada para petani.
proses komunikasi yang dijalin antara Kemudian kemampuan
komunikator dan komunikan adalah berkomunikasi artinya penyuluh sebagai
terjadinya kesamaan pemahaman terhadap komunkator harus mampu menyampaikan isi
pesan atau materi yang dikomunikasikan baik komunikasi secara jelas untuk menghindari
di pikiran komunikator maupun di pikiran salah pengertian dari petani sebagai
komunikan serta adanya umpan balik yang komunikan. Berikutnya adalah sikap baik
diberikan oleh komunikan kepada terhadap sasaran artinya memperlakukan
komunikator sebagai respon balik terhadap petani sejajar sebagai mitra dalam melakukan
materi yang disampaikan apakan memang pekerjaan, petani bukanlah objek tempat
sesuai ataupun tidak sesuai yang diharapkan dilakukannya percobaan terhadap satu
oleh pihak komunikan. Di bidang pertanian inovasi atau teknologi pertanian serta adanya
banyak pihak yang bertindak sebagai komitmen terhadap profesi berupa tanggung
komunikator meski demikian peran penyuluh jawab baik terhadap keberhasilan maupun
pertanian tetaplah yang paling utama dari kegagalan terhadap penerapan salah satu
proses komunikasi yang akan di lakukan dan teknologi atau inovasi yang dia suluhkan.
dibentuk oleh petani. Peran penyuluh Penggunaan pendekatan penyuluhan
pertanian sebagai fasilitaor, motivator dan yang tepat sesuai dengan karakteristik
dinamisator dari perubahan yang ada di khalayak sasaran, meliputi: kesesuaian
masyarakat petani sedikit banyaknya informasi, ketepatan metode, penggunaan
menuntuk penyuluh pertanian mampu untuk berbagai teknik penyuluhan, dan penggunaan
menjadi komunikator yang baik bagi para media dalam penyuluhan juga merupakan

129
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol II No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X

salah satu cara untuk meningkatkan sumberdaya manusia pada pengelolaan lahan
dukungan penyuluh sebagai komunikator gambut di sektor pertanian adalah
dalam proses komunikasi antara petani dan peningkatan dukungan penyuluh pertanian
penyuluh dan penguatan kelembagaan sebagai komunikator, peningkatan
penyuluhan pertanian, meliputi: ketersediaan kedinamisan kelompok sebagai kelompok
programa penyuluhan, kemudahan akses, belajar dan penyebaran informasi pertanian
dukungan fasilitas yang diperlukan, dan (media), penganekaragaman sumber-sumber
pelaksanaan program penyuluhan adalah informasi dan teknologi pertanian (materi)
reposisi penguatan kelembagaan penyuluhan dan peningkatan kapasitas petani dalam
dalam memperkuat posisi penyuluh dalam kegiatan penyuluhan (Komunikan).
proses komunikasi kepada petani. DAFTAR PUSTAKA
2. Meningkatkan Kedinamisan Kelompok Budianto, Joko. 1998. Teknologi Tepat
sebagai Kelompok Belajar dan Penyebaran Guna dan Hubungan Kerjasama
Informasi Peneliti, Penyuluh, Petani. Makalah
3. Menganekaragamkan sumber-sumber disampaikan pada Forum Koordinasi
informasi dan teknologi pertanian yang valid PenyuluhanPertanian di BPLP Ciawi.
4. Meningkatkan kapasitas petani dalam Bogor
kegiatan penyuluhan (Komunikan) Dimyati, A., 2007. Pembinaan Petani dan
KESIMPULAN Kelembagaan Petani. Balitjeruk
1. Kelembagaan petani memiliki peran dalam Online. Balai Penelitian Tanaman Jeruk
pemecahan masalah usahatani para petani, dan Buah Subtropika Tlekung-Batu.
penyebarluasan informasi dan teknologi Jawa Timur
usahatani, tempat kerjasama anggota Elizabeth, R., 2007a. Penguatan dan
kelompok anggota kelompok tani dan tempat Pemberdayaan Kelembagaan Petani
kerjasama kelompok dengan pihak lain diluar Mendukung Pengembangan Agribisnis
kelompok tani. Kedelai. Pusat Analisis Sosial Ekonomi
2. Faktor-Faktor komunikasi yang berperan Dan Kebijakan Pertanian. Bogor.
dalam adalah komunikan, pesan, media dan Hadi, Agus Purbathin., 1991. Studi Proses
komunikan. Adopsi Inovasi (Kasus Supra Insus
3. Strategi komunikasi untuk memperkuat diWKBPP Rumak Kabupaten Lombok
kapasitas kelembagaan melalui peningkatan

130
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol II No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X

Barat). Skripsi. Mataram: Fakultas


Pertanian Universitas Mataram.
Harun, Rochajat., 1996. Revitalisasi
Penyuluhan Pertanian (Kebijaksanaan
dan Strategi Penyuluhan Pertanian).
Makalah pada Apresiasi Manajemen
dan Metodologi Penyuluhan. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Hubies, A.V., Prabowo Tj., Wahyudi R
(Editor), 1995. Penyuluhan
Pembangunan di Indonesia
Menyongsong Abad XXI. Jakarta:
Pustaka Pembangunan Swadaya
Nusantara. Limin, Suwido. 2006.
Pemanfaatan Lahan Gambut dan
Permasalahannya.CIMTROP.
Universitas Palangkaraya.
Lionberger, H.F., and Gwin, Paul H., 1982.
Communication Strategies : a Guide for
Agricultural Change Agents. Danville,
Illionis: The Interstate Printers &Publisher.

131

You might also like