You are on page 1of 12

INDARDI

Program Studi Agribisnis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


indardiagri@yahoo.co.id

Pengembangan Model Komunikasi


dalam Pemberdayaan Masyarakat
Tani

DOI:10.18196/agr.2128

ABSTRACT
The aims of this study were to portrait powerment that tend to be authoritarian. The leader of the farmer groups
and understand a communication model dominate in many things. It has been found two alternative community
for farmer community empowerment in empowerment communication model: 1) Communication model of farmer
the field and development efforts for the community empowerment with the professional assistance, 2) Communica-
success of the farming community in the tion model of farmer community empowerment with democratic leadership.
future. This study use constructivistic It was concluded that the communication model of empowerment should be
qualitative-interpretive paradigm. By directed at the professional assistance, and for the future sustainability of the
understanding the phenomena that occur group, they are directed at the communication model with democratic
in the communication process in Lestari leadership. It is important to suggest to the farmer groups about the substan-
Makmur mushroom farmer group, tive of community empowerment, to understand on a mushroom farmer
identify important categories and con- groups that responsibility is not only the cultivation of course, there are still
struct as a portrait communication many things to be done as a group of farmers to be more advanced in the
model. Based on the portrait of commu- future.
nication model, researchers tried to find Keywords: communication model, farmers community empowerment,
alternative communication model for the mushroom farmers
future successfully of the farmer groups.
This study has found an early model, INTISARI
which describes a communication model Penelitian ini bertujuan untuk memotret dan memahami suatu model
of mushroom farmer community em- komunikasi pemberdayaan masyarakat tani di lapangan dan upaya
pengembangannya untuk keberhasilan masyarakat tani ke depannya. Kajian ini
menggunakan paradigma kualitatif-interpretatif konstruktifistik, untuk
memahami fenomena proses komunikasi yang terjadi di kelompok tani jamur
merang Lestari Makmur, mengidentifikasi kategori-kategori penting dan
mengkonstruksinya sebagai suatu potret model komunikasi. Berdasarkan
potret model komunikasi yang ditemukan, peneliti mencoba mencari alternatif
model komunikasi untuk keberhasilan kelompok tani ke depannya. Penelitian
ini menemukan suatu model awal, yang menggambarkan suatu model
komunikasi pemberdayaan masyarakat tani jamur merang yang cenderung
otoriter, k etua kelompok tani mendominasi dalam berbagai hal. Ditemukan
dua (2) model komunikasi pemberdayaan masyarakat alternatif, yakni Model
76
Jurnal AGRARIS

Komunikasi Pemberdayaan Masyarakat Tani dengan pemerintah daerah kabupaten/kota telah diatur dalam PP
Pendampingan Profesional dan Model Komunikasi Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 (Fokusmedia,
Pemberdayaan Masyarakat Tani dengan Kepemimpinan 2007). Peraturan ini mengatur pembagian urusan yang
Demoktaris. Disimpulkan bahwa model komunikasi meliputi 31 bidang, mulai dari bidang pendidikan,
pemberdayaan harus diarahkan pada pendampingan kesehatan, perdagangan, koperasi dan usaha kecil,
profesional, dan untuk keberlanjutan kelompok ke kehutanan, termasuk sektor pertanian. Sektor pertanian
depannya diarahkan pada model komunikasi dengan dalam PP tersebut menjadi satu bidang dengan ketahanan
kepemimpinan demokratis. Penting disarankan pangan, dengan nama “bidang pertanian dan ketahanan
memahamkan kepada kelompok tani tentang hakekat pangan”.
pemberdayaan masyarakat, memahamkan pada kelompok Pertanian merupakan salah satu sektor yang
tani jamur merang bahwa tanggung jawabnya tidak hanya kegiatannya diotonomikan di tingkat kabupaten. Oleh
budidaya saja, masih banyak hal yang harus dikerjakan karena itu bidang pertanian (dan ketahanan pangan)
sebagai sebuah kelompok tani agar lebih maju ke merupakan bidang pemerintahan yang kewenangannya
depannya. juga diatur antara pemerintah, pemerintah daerah dan
Kata Kunci: model komunikasi, pemberdayaan masyarakat pemerintah daerah Kabupaten/Kota. Pengalihan
tani, petani jamur merang. kewenangan ke daerah, menjadikan pemerintah daerah
kabupaten memiliki tanggung jawab besar, sehingga upaya
pemerintah daerah untuk memberdayakan masyarakat
PENDAHULUAN
taninya merupakan masalah penting.
Program pembangunan diantaranya bertujuan untuk
Di era yang sering disebut sebagai era informasi, aspek
menghasilkan manusia berkualitas pembangunan; untuk
komunikasi dipercaya sebagai salah satu faktor penting
itu “partisipasi orang banyak (masyarakat) sangat
untuk mencapai keberhasilan pembangunan, khususnya
diperlukan”; dan keterbukaan adalah kunci memperoleh
dalam pemberdayaan masyarakat tani. Penguasaan
keterlibatan aktif masyarakat dalam pembangunan.
informasi menjadi kebutuhan untuk keberhasilan usaha.
Rogers dan Shoemaker (1971) mendefinisikan partisipasi
Keberhasilan suatu kegiatan atau usaha sangat ditentukan
sebagai tingkat keterlibatan anggota sistem sosial dalam
oleh kecepatan, ketepatan dan kebenaran informasi yang
“proses pengambilan keputusan”. Partisipasi masyarakat
masyarakat tani kuasai. Masyarakat tani dalam melakukan
semakin besar apabila mereka semakin banyak terlibat
kegiatan usahataninya selalu dihadapkan pada berbagai
dalam pengambilan keputusan mulai dari perencanaan
alternatif atau pilihan yang mengharuskannya
sampai akhir kegiatan pembangunan. Pengertian
memutuskan dengan cermat, tepat, dan cepat terhadap
partisipasi secara luas meliputi proses perencanaan,
berbagai alternatif kegiatan usahataninya.
pelaksanaan, pengambilan keputusan, evaluasi serta
Di era reformasi dan otonomi daerah kebebasan
akhirnya menikmati hasil pembangunan itu sendiri
berusahatani seakan-akan diserahkan sepenuhnya kepada
(Levis, 1996).
petani. Petani menggunakan pemahaman, pengetahuan,
Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pembangunan
pengalaman, dan keyakinannya dalam bertani (yang
pertanian di Bantul, sangat ditentukan oleh sejauh mana
belum tentu lebih baik), untuk memberdayakan dirinya
keberhasilan membangun sumber daya manusianya, yaitu
dan atau kelompoknya dalam rangka mencapai
petani. Karena petanilah yang menjadi pelaku utama dan
keberhasilan. Berbagai model komunikasi dalam
pertama (produsen) dalam memproduksi berbagai
pembangunan pertanian dengan berbagai perspektifnya
komoditas yang ada. Oleh karena itu, pemberdayaan
pernah terjadi di Indonesia, seperti perspektif
masyarakat petani menjadi pendekatan pembangunan
komunikasi linear, interaktif, maupun transaksional.
pertanian yang penting di era otonomi daerah.
Setiap model komunikasi memiliki kelebihan dan
Otonomi daerah telah mengubah secara mendasar
kelemahannya masing-masing terkait dengan konteks
penyelenggaraan pemerintahan, yang semula serba
masanya. Pada masa Orde Baru, dominasi pemerintah
terpusat, kini ada pengaturan pembagian kewenangan
cukup kuat, sehingga komunikasi cenderung top-down,
antara pusat dan daerah secara terperinci untuk semua
sedangkan pada masa awal reformasi cenderung laize faire-
bidang. Secara lengkap pembagian urusan pemerintah
democratic, sepenuhnya diserahkan petani. Pendekatan
antara pemerintah, pemerintah daerah propinsi dan
pembangunan pertanian di era otonomi daerah lebih
77
Vol.2 No.1 Januari 2016

menekankan pendekatan pemberdayaan masyarakat, dan mengidentifikasi kategori-kategori penting dan


nampaknya lebih besifat bottom-up dan menekankan mengkonstruksinya sebagai suatu potret model
peran aktif petani. Pertanyaannya adalah apakah program komunikasi. Berdasarkan potret model komunikasi yang
pemberdayaan masyarakat tani saat ini telah merubah ditemukan, peneliti mencoba mencari alternatif model
paradigma? yang dalam implementasinya berarti proses komunikasi yang pengembangannya untuk keberhasilan
komunikasi terjadi di dalam kelompok tani. Berdasarkan kelompok ke depannya.
fenomena tersebut, melalui studi kasus, kajian ini Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
barmaksud untuk memotret dan memahami suatu model dengan metode studi kasus. Studi kasus adalah uraian
pemberdayaan masyarakat di lapangan dan upaya dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek
pengembangannya untuk keberhasilan masyarakat tani ke seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi
depannya. (komunitas), suatu program atau suatu situasi sosial
(Mulyana, 2001). Studi kasus digunakan apabila
METODE PENELITIAN fenomena yang akan dikaji menyangkut pertanyaan how
Menurut Salim (2006) paradigma adalah suatu dan atau why. Yin (2005) mengilustrasikan penggunaan
kepercayaan utama atau metafisika dari sistem berpikir masing-masing pertanyaan penelitian tersebut dalam
yang menjadi basis dari ontologi, epistemologi, dan kajian yang berbeda. Studi kasus digunakan jika sedikit
metodologi. Paradigma memberi representasi dasar yang peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang
sederhana dari suatu pandangan yang kompleks, sehingga diselidiki dan fokus penelitiannya pada fenomena
orang dapat memilih untuk bersikap atau mengambil kontemporer.
keputusan. Studi kasus digunakan dalam kerangka
Dalam metodologi penelitian, paradigma merujuk mendeskripsikan fenomena-fenomena berupa kategori-
pada seperangkat pranata kepercayaan bersama metode kategori yang berkaitan, dan berdasarkan fenomena yang
yang menyertainya (Alwasilah, 2003). Paradigma ditemukan di lapangan (di wilayah penelitian) saat ini
merupakan distilasi atau esensi yang menjadi kepercayaan (era otonomi daerah), kemudian disusun model
ikhwal dunia dan alam sekitar. Alwasilah komunikasi dalam kegiatan pemberdayaan masayarakat.
mengungkapkan adanya dua paradigma besar, yakni Langkah penyelenggaraan penelitian dengan pendekatan
paradigma naturalistik (kualitatif) dan paradigma studi kasus ini terutama mengacu pada apa yang
konvensional (eksperimental). Hal yang senada disarankan oleh Yin (2005), mulai dari kegiatan
diungkapkan Creswell (2002) tentang adanya paradigma persiapan pengumpulan data, pelaksanaan pengumpulan
kuantitatif dan kualitatif. Paradigma kuantitatif data, tahap analisis bukti studi kasus, sampai pada
dinyatakan sebagai paradigma tradisional, positivist, penulisan laporannya.
eksperimental atau empirisist. Menurut Lincoln & Guba Dengan demikian tipe studi kasus yang digunakan
(Creswell, 2002), pemikiran kuantitatif berasal dari lebih merupakan studi kasus deskriptif-kualitatif, dan
tradisi empirisist yang dikembangkan oleh para ahli bukan deskriptif-kuantitatif. Dalam hal ini, peneliti
seperti Comte, Mill, Durkheim, Newton dan Locke. mencoba mendeskrepsikan kategori/konsep-konsep yang
Sementara paradigma kualitatif dinyatakan sebagai ada dan mencoba menatanya sehingga memiliki saling
pendekatan konstruktif atau naturalistik. Simth 1893 keterkaitan/hubungan antara kategori atau konsep yang
(Cresswell, 2002) menyebutnya sebagai pendekatan satu dengan yang lainnya dalam kerangka menyusun
interpretif atau sudut pandang postpositivist atau suatu model komunikasi pemberdayaan masyarakat secara
postmodern menurut Quant,1882 (Creswell, 2002). induktif dan kemungkinan perbaikannya.
Terkait dengan pemahaman tersebut, maka kajian ini Subyek penelitian dalam kajian ini terutama ditujukan
lebih merupakan penelitian dengan menggunakan kepada 8 petani anggota kelompok dalam proses produksi
paradigma kualitatif-interpretif konstruktifistik. Penelitian jamur merang yang terlibat langsung dalam kegiatan
“Pengembangan Model Komunikasi untuk Pemberdayaan pemberdayaan masyarakat tani di Desa Argorejo. Subyek
Masyarakat Tani” lebih dimaksudkan untuk memahami penelitian diambil secara purposif, yakni informan yang
fenomena proses komunikasi yang terjadi di kelompok dipandang memahami, mampu memberikan penjelasan
tani jamur merang Lestari Makmur, dengan yang terlibat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat
tani untuk melakukan kegiatan usahatani jamur merang,
78
Jurnal AGRARIS

terkait dengan permasalahan yang akan dipecahkan HASIL DAN PEMBAHASAN


dalam penelitian ini. Kedelapan informan tersebut Banyak dikaji oleh ahli-ahli berkompeten tentang
adalah: Marjan, Suwit, Mujiman, Subandi, Martoyo, berbagai model komunikasi dalam berbagai perspektif,
Sastrodiyono, Gabriel Jefrianus Naha, dan Mujiono. dan telah diteorikan dalam berbagai buku komunikasi.
Informan lain yang penulis perlukan terkait dengan Selanjutnya berbagai teori tentang model-model
pendekatan pembangunan dan kebijakan pemberdayaan pemberdayaan masyarakat dan model-model komunikasi
masyarakat antara lain para pejabat atau petugas yang yang sudah ada pada hakekatnya hanya sebagai
terkait pada beberapa level (tingkat kabupaten, kecamatan pemahaman dan hanya sebagai pembanding saja bagi
dan desa) yang dipandang bisa memberikan penjelasan peneliti di dalam menyusun suatu model komunikasi
terkait konsep pemberdayaan masyarakat tersebut. pemberdayaan masyarakat. Peneliti menyusun model
Informan tersebut adalah pejabat yang memiliki komunikasi pemberdayaan masyarakat secara induktif
kewenangan dalam pengambilan keputusan pada berdasarkan pada hasil kajian tentang kegiatan
levelnya, yakni dari pejabat dinas pertanian, pejabat dari pemberdayaan masyarakat di Desa Argorejo, dengan
UPTD BIPP (Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai proses komunikasi yang menyertainya. Model komunikasi
Informasi dan Penyuluhan Pertanian), pejabat kecamatan, pemberdayaan masyarakat yang tersusun sangat
pejabat desa setempat dan dipandang memahami ditentukan dan tidak lepas dari konteks situasi dan
kebijakan pemberdayaan masyarakat tani yang berada di kondisi yang ada di lapangan. Berbagai kategori yang
wilayah kerjanya. Informan tersebut adalah: Kepala Dinas ditemukan dicoba disusun dan dianalisis untuk
Pertanian dan Kehutanan Bantul, Kepala UPTD BIPP menemukan konsep-konsep (construct) yang dipandang
Bantul, Camat Sedayu dan, Kepala Desa Argorejo. penting sebagai bagian yang saling terkait.
Obyek dalam penelitian ini adalah kajian tentang Berdasar hasil kajian terlihat bahwa kondisi dalam
aspek komunikasi pemberdayaan masyarakat yang kelompok tani yang penting mendapat perhatian adalah
menjadi anggota kelompok tani jamur merang Lestari adanya gap yang cukup signifikan antara kemampuan
Makmur di Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, wilayah ketua kelompok di satu pihak dengan anggota-anggota
Kabupaten Bantul. Bahan penelitiannya meliputi berbagai kelompoknya di pihak lain. Ketua kelompok memiliki
informasi dan permasalahannya yang terkait dengan status ekonomi dan status sosial yang jauh lebih tinggi
proses komunikasi dalam kegiatan kelompok dibanding dengan anggotanya; memiliki berkarakter dan
pemberdayaan masyarakat tani jamur merang. prinsip yang kuat dalam berbisnis; memiliki ciri pribadi
Data penelitian yang dikumpulkan terdiri dari data yang jauh lebih cerdas, bersifat kosmopolit, dan
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh kemampuan relationship yang jauh lebih baik dari pada
langsung dari sumber yang terlibat secara langsung terkait anggota. Anggota kelompok hanya memfokuskan
dengan objek penelitian, bisa berupa penjelasan verbal, pikirannnya ke teknis budidaya dan bersifat lokalit;
non verbal, ataupun berbagai tindakan atau perilaku yang kurang memiliki orientasi ke depan yang kuat, dan
ditunjukkan (yang teramati) petani yang terlibat dalam mudah “narimo ing pandum”. Struktur kualitas SDM
pemberdayaan masyarakat. Jenis data sekunder diperoleh yang demikian ternyata memunculkan permasalahan
dari pihak-pihak yang tidak terlibat secara langsung (baik tersendiri bagi kelompok tersebut, yang jelas adanya
verbal maupun non verbal) namun dipandang dominasi ketua dalam berbagai hal terhadap anggotanya
mengetahui atau memahami terkait dengan objek dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.
penelitian, ataupun berupa hasil-hasil laporan, Berdasarkan hasil kajian dan pembahasan, baik
dokumentasi, dan lainnya yang ada di sejumlah instansi menyangkut pemaknaan petani terhadap pemberdayaan
yang terkait dengan objek penelitian yang dipelajari. masyarakat, proses komunikasi yang terjadi di dalamnya,
Penelitian dilakukan di Kelompok Tani Jamur Merang maupun bagaimana petani memaknai keberhasilan usaha
Lestari Makmur di Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, dan keberhasilan dalam hidupnya, setidaknya peneliti
Bantul, tepatnya di Dusun Polaman dan di Dusun ingin mengungkapkan 3 model komunikasi. Ketiga
Kepuhan, tempat rumah produksi jamur berada dan model komunikasi pemberdayaan masyarakat yang
kegiatan usahatani dilakukan. dimaksud adalah: i) model awal, yang cenderung otoriter;
ii) model dengan pendampingan profesional; dan iii)
79
Vol.2 No.1 Januari 2016

model dengan mengembangkan kepemimpinan maupun makna praktis sebagai satu kesatuan berpikir
kelompok yang demokratis. Ketiga model komunikasi dari setiap pejabat pemerintah yang memiliki tanggung
pemberdayaan masyarakat tersebut dapat dikategorikan jawab untuk membimbing petani dalam kegiatan
sebagai model verbal (Mulyana, 2007). pembangunan masyarakat dengan pendekatan
Model awal yang dimaksud yaitu potret model pemberdayaan masyarakat ini. Persamaan persepsi harus
komunikasi pemberdayaan masyarakat yang dibangun ada pada level pemerintah, persamaan persepsi pun juga
berdasarkan berbagai informasi yang digali dari lapangan bisa dibangun pada level petani sebagai pelaku utama
sebagaimana adanya. Model dengan pendampingan kegiatan pembangunan dengan pendekatan
profesional yang dimaksud adalah model komunikasi pemberdayaan masyarakat tersebut.
pemberdayaan masyarakat yang mendasarkan pada situasi Pemaknaan terhadap pemberdayaan masyarakat secara
dan kondisi yang ada untuk diarahkan pada parsial tersebut dalam realitanya di lapangan memberikan
berkembangya berbagai fungsi kelompok tani melalui konsekuensi lanjutan. Benar adanya bahwa pemaknaan
intervensi dari luar. Model ini menekankan peran dan keterlibatan petani anggota dalam usahatani jamur
fungsi pendampingan oleh lembaga yang berkompeten, merang lebih merupakan sebagai tenaga kerja saja. Lebih
baik oleh pemerintah, LSM, ataupun perguruan tinggi. tepatnya anggota dan pengurus cluster adalah sebagai
Adapun yang dimaksud model dengan mengembangkan pihak yang melaksanakan teknis budidaya jamur merang.
kepemimpinan kelompok yang demokratis adalah model Oleh karena itu proses komunikasi kelompok yang
komunikasi pemberdayaan masyarakat yang lebih paling menonjol adalah dalam hal teknis budidaya jamur
menekankan pada pembentukan kepemimpinan ke merang. Hal ini di dukung oleh situasi dan kondisi yang
depan dengan nilai-nilai demokratis dengan tetap menunjukkan dominasi ketua kelompok dalam berbagai
dilakukan pendampingan oleh lembaga yang hal. Posisi ketua kelompok secara sosial ekonomi jauh
berkompeten. Ketiga model komunikasi pemberdayaan lebih kuat dibanding anggota-anggotanya. Norma/ aturan-
yang dapat dikonstruksi secara induktif tersebut, aturan kelompok lebih banyak ditentukan oleh ketua
merupakan model verbal yang secara deskriptif kelompok secara otoritas dari pada merupakan keputusan
dilengkapi dengan bagan tentang komunikasi bersama melalui proses demokrasi, yakni musyawarah
pemberdayaan masyarakat dalam kelompok tani jamur dan mufakat. Banyaknya aturan-aturan yang ditentukan
merang di Argorejo. oleh ketua kelompok berdampak pada sempitnya potensi
Model awal. Berdasarkan hasil penelitian dan munculnya makna-makna baru yang tumbuh secara
pembahasan dapat diungkapkan bahwa pemaknaan alamiah di antara anggota kelompok, yang pada gilrannya
pemberdayaan akan mempengaruhi tindakan dan hal ini memberi makna penting dalam membangun
perilaku petani dalam keterlibatannya di usahatatani kekohesifan kelompok.
jamur merang. Apakah petani hanya terlibat dalam arti Proses komunikasi kelompok tani jamur merang
fisik ataukah sampai terlibat dalam setiap tahapan tereduksi sebagai proses komunikasi dalam konteks
kegiatan dari perancanaan, pelaksanaan sampai evaluasi teknis budidaya jamur merang. Jaringan komunikasi
kegiatan terutamanya ikut serta dalam pengambilan kelompok bisa berupa bintang, rantai ataupun segitiga
keputusan di setiap tahapan kegiatan tersebut. Hal ini dengan ketua kelompok sebagai pemeran utamannya.
sangat dipengaruhi oleh bagaimana petani memaknai Berbagai tipe dan gaya komunikasi anggota harus tunduk
pemberdayaan masyarakat tersebut. Realita di lapangan dibawah komunikasi linear secara top down dari ketua
menunjukkan bahwa pemaknaan petani terhadap konsep kelompok. Disamping memiliki gaya komunikasi lugas,
pemberdayaan masyarakat dimaknai secara parsial saja. dengan komunkasi seperlunya juga dengan tipe komunikasi
Kebanyakan petani hanya memberikan makna praktis hati-hati dari seorang ketua kelompok, setidaknya memberi
dan sebagian petani yang lain memberikan makna ruang munculnya norma-norma baru secara alamiah yang
konseptual terhadap konsep pemberdayaan masyarakat. tumbuh di antara anggota kelompok. Hal ini akan
Tenyata pada level pemerintah yang memiliki kewajiban memberi spirit baru bagi anggota untuk ikut bertanggung
untuk membimbing petani pun juga demikian jawab terhadap keberlangsungan kelompok tani jamur
keadaannya. Pemberdayaan masyarakat dimaknai secara merang tersebut.
parsial, yang semestinya pemberdayaan haruslah Dengan pemaknaan pemberdayaan masyarakat dari
dimaknai secara komprehensif baik makna konseptual kelompok tani jamur merang Lestari Makmur yang
80
Jurnal AGRARIS

GAMBAR 1. MODEL AWAL KOMUNIKASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI USAHATANI JAMUR MERANG
(MODEL KOMUNIKASI YANG CENDERUNG OTORITER)

demikian, dan proses komunikasi kelompok sebagai di Argorejo dengan peran dan posisi ketua kelompok
proses komunikasi seperlunya, linear top down, dalam yang lebih kuat dan dominan dibanding para anggotanya,
proses budidaya jamur; maka pemaknaan keberlanjutan maka peran pendamping yang profesional menjadi sangat
usahatani jamur merang menjadi lebih ditentukan oleh penting. P endampingan dari lembaga yang berkompeten
ketua kelompoknya dari pada hasil pemikiran bersama baik dari pemerintah, lembaga swadaya masyarakat
dari seluruh anggotanya. Dalam prakteknya, proses (LSM), perguruan tinggi (PT) ataupun dari lembaga
produksi jamur tidak optimal, hanya sebagian kumbung lainnya secara total dari awal kegiatan pemberdayaan
yang berproduksi, alasannya sulit mendapatkan bahan sampai akhir sehingga kelompok tani jamur merang
baku. benar-benar bisa berjalan sebagai mana mestinya menjadi
Akhirnya hal ini berdampak pada kurang yakinnya/ urgen dilakukan. Setiap tahapan kegiatan memerlukan
skeptisnya anggota kelompok apakah ke depannya pendampingan oleh lembaga tertentu yang profesional di
mereka akan meraih keberhasilan pemberdayaan bidangnya.
masyarakat melalui usahatani jamur merang tersebut. Pelaksanaan pembangunan dengan pendekatan
Petani anggota tidak begitu yakin terhadap keberhasilan pemberdayaan masyarakat ini harus segera dilakukan
usaha pemberdayaan masyarakat. Lebih lanjut petani koordinasi oleh pihak yang berkompeten dan secara
anggota pun juga semakin jauh dari harapan dalam perlahan memberikan pemahaman yang benar dan
mencapai keberhasilan hidupnya apabila hanya semata- persepsi yang sama di antara orang-orang atau pihak-
mata menggantungkan usahanya di jamur merang. pihak yang yang terlibat tentang pemaknaan
Diperlukan berbagai upaya baik itu menyangkut pemberdayaan masyarakat itu sendiri. Di antara anggota
usahatani di dalam jamur merang itu sendiri maupun kelompok ataupun dengan pengurus dan ketua
usaha-usaha lain di luar usahatani jamur merang, agar kelompoknya secara hati-hati haruslah memberikan
lebih memiliki keyakinan dan keberhasilan lebih pemahaman yang benar dan persepsi yang sama di antara
mungkin bisa dicapai. Secara lebih jelasnya diungkapkan orang-orang atau pihak-pihak yang terlibat tentang
dalam gambar model verbal seperti tersaji dalam Gambar 1. pemaknaan pemberdayaan masyarakat itu sendiri. Di
Model dengan pendampingan profesional. Dengan melihat antara anggota kelompok ataupun dengan pengurus dan
situasi dan kondisi kelompok tani jamur merang yang ada ketua kelompoknya secara hati-hati haruslah
81
Vol.2 No.1 Januari 2016

mendapatkan pengetahuan yang sama pada tataran bagaimana fungsi pendamping yang berkompeten untuk
teorinya dan juga memiliki persepsi yang sama pula benar-benar bisa mengawal secara ketat berbagai kegiatan
dalam menterjemahkan pengetahuan tersebut dalam yang ada mulai dari awal sampai akhir sesuai dengan
implementasinya pada berbagai kegiatan yang ada di ketentuan dan aturan (juklak dan juknis) yang ada. Hal
lapangan. terpenting yang harus dilakukan oleh pendamping adalah
Sosialisasi tentang pemahaman pemberdayaan bagaimana menerapkan konsep pemberdayaan sebagai
masyarakat secara komprehensif ini harus dilakukan pilihan pendekatan pembangunan tersebut agar selaras
secara perlahan dan hati-hati, terutama kalau itu mulai dari tataran konseptual sampai tataran praksisnya.
menyangkut perbaikan gaya kepemimpinan yang selama Praktek-praktek di lapangan, khsusunya dalam usahatani
ini berjalan. Harmoni dan hubungan yang baik di antara jamur merang yang dikelola secara berkelompok tersebut
berbagai pihak, baik itu dari internal para petani dengan harus sesuai dengan substansi dari konsep dari
ketua kelompoknya maupun hubungannya dengan pemberdayaan masyarakat. Pendampingan yang
pendamping haruslah dijaga. Intervensi dari luar, yakni profesional harus mampu berperan sebagai pengawal,
peran pendamping sangat penting dalam membantu sehingga ada kesatuan bahasa antara konsep dan
melakukan dinamisasi kelompok ke arah hal-hal baru prakteknya di lapangan.
yang lebih baik dengan tetap memelihara keseimbangan Dengan pendampingan yang sunguh-sungguh dari
hubungan baik yang selama ini telah berjalan di antara pihak yang berkompeten pada berbagai kegiatan
anggota, pengurus dan ketua kelompok tani jamur kelompok yang ada, maka keberhasilan usaha
merang. pemberdayaan masyarakat akan lebih terarah.
Pendampingan yang profesional dalam mengarahkan Pendampingan yang profesional juga diperlukan untuk
berbagai kegiatan kelompok sangat dituntut demi pemeliharaan atau bahkan mengarahkan pada nilai-nilai
keberhasilan model ini. Sedemikian rupa sehingga individu (tentu saja yang positif). Jadi penekanan dari
komunikasi kelompok yang terjadi mengarah pada model dengan pendampingan profesional ini adalah
berbagai objek kegiatan yang seharusnya ada dalam suatu adanya regulasi atau pembentukan aturan-aturan sesuai
kelompok. Komunikasi kelompok tidak hanya terfokus dengan tuntutan proyek dengan pendekatan
pada budidaya jamur merang saja, tetapi juga adanya pemberdayaan masyarakat dan upaya-upaya mengarahkan
keseimbangan objek-objek lainnya seperti komunikasi berbagai kegiatan kelompok ke arah tujuannya. Dengan
dalam pengambilan keputuan, komunikasi dalam demikian maka keberhasilan dalam jangka panjangnya,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, komunikasi yakni keberhasilan hidup seluruh anggota petani akan
dalam pengadaan bahan baku, komunikasi dalam lebih terarah dan lebh memungkinkan untuk dicapai.
pengelolaan keuangan, komunikasi dalam pembuatan Model dengan pendampingan profesional apabila
administrasi yang baik, komunikasi dalam pembuatan diungkapkan dalam bentuk bagan, bisa dilihat seperti
laporan kegiatan dan sebagainya. yang tersaji pada Gambar 2.
Melalui proyek-proyek kegiatan yang ada, yang Model dengan mengembangkan kepemimpinan demokratis.
biasanya juga disertai dengan petunjuk pelaksanaan Model kedua, yakni model dengan pendampingan
(juklak) atau petunjuk teknis (juknis), maka juklak profesional lebih diorientasikan untuk memecahkan
ataupun juknis tersebut diarahkan pada terwujudnya masalah yang ada pada kelompok yang ada saat ini yang
berbagai objek-objek kegiatan kelompok yang sudah memiliki kepemimpinan yang cenderung otoriter dan
diungkapkan tadi. Dengan demikian akan terbentuk mendominasi dalam berbagai kegiatan kelompok. Maka
norma ataupun aturan-aturan kelompok baru yang lebih model ketiga, dengan mengembangkan kepemimpinan
terarah. Kegiatan kelompok tani jamur merang mengacu demokratis lebih diorientasikan dalam pendampingan
pada aturan-aturan yang sudah ada tersebut. Aturan- untuk keberlanjutan pemberdayaan masyarakat untuk
aturan baru yang muncul dengan adanya proyek kegiatan kepemimpinan berikutnya/ke depannya. Model kedua di
yang disertai sejumlah aturan berupa juklak dan juknis atas dipilih sebagai salah satu alternatif mengingat bukan
tersebut akan lebih mudah diterima oleh seluruh anggota hal yang mudah untuk merubah gaya kepemimpinan
kelompok khususnya bagi ketua kelompok yang seseorang, yang semula otoriter menjadi demokratis.
cenderung mendominasi dan otoriter. Penekanan dari Apalagi apabila ketua kelompok memiliki banyak
model dengan pendampingan profesional ini adalah, kelebihan dibandingkan anggotanya.
82
Jurnal AGRARIS

GAMBAR 2. MODEL KOMUNIKASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PENDAMPINGAN PROFESIONAL

Kekuatan dan kemampuan yang jauh lebih tinggi dari dan mengembangkan jiwa kewirausahaan para anggota
ketua kelompok, baik dari aspek ekonomi, sosial, secara team work dalam kelompok tani jamur merang.
kekosmopolitan, akses terhadap sumber-smber informasi, Model dengan mengembangkan kepemimpinan
akses terhadap sumber-sumber pendanaan, memiliki demokratis bukan berarti tidak perlu pendampingan yang
jarimgan bisnis yang kuat dari hulu sampai hilir, dan profesional. Pendampingan profesional tetap memiliki
sebagainya akan membuatnya sebagai pengatur tunggal di peran yang penting seperti halnya model kedua.
kelompoknya. Sesungguhnya permasalahan utamanya Disamping peran dan fungsi pendamping seperti yang
bukan terletak padanya, tetapi justru pada para anggota telah dilakukan dalam model kedua tersebut, maka
yang memiliki banyak keterbatasan. Berbagai kekuatan pendamping memiliki peran penting untuk membantu
dan kemampuan yang ada pada ketua kelompok tersebut kelompok dalam mengembangkan kepemimpinan
sangat kurang dimiliki oleh anggota kelompok tani jamur kelompok yang demokratis. Dengan mengembangkan
merang yang ada di Desa Argorejo ini. Juga kondisi SDM kepemimpinan yang demokratis, maka sikap saling asah,
anggota yang memiliki keterbatasan berpikir atau kurang saling asih dan saling asuh bisa dibiasakan menjadi nilai
mau berpikir keras untuk kemamdiriannya sendiri. kolektif kelompok tani jamur merang tersebut.
Dengan keterbatan ekonomi, anggota lebih memilih Pendamping harus mampu membantu khususnya ketua
memperoleh pendapatan kecil asal rutin dari pada kelompok dalam menciptakan iklim kerja yang
melangkah dan berpikir besar ke depan dengan demokratis dalam kelompok tersebut. Pendamping harus
pendapatan yang belum jelas baginya. Barangkali para mampu membantu kelompok untuk menciptakan
anggota belum memiliki jiwa entrepereneurship kesadaran bagi seluruh angota kelompok tanpa terkecuali
(kewirausahaan) yang berkembang. Hal inilah yang perlu akan pentingnya kemandirian dan kerja sama serta jiwa
diperhatikan oleh seorang pendamping untuk mengasah kewirausahaan dalam berusaha. Kesadaran tersebut harus
83
Vol.2 No.1 Januari 2016

dikembangkan, sehingga pada akhirnya menjadi kegiatan beserta proses komunikasinya secara otomatis
kebiasaan dalam bersikap dan bertindak sehari-hari juga penting untuk dikembangkan secara musyawarah
dalam berusahatani atau bahkan dalam kehidupan yang yang dipimpin oleh seorang ketua kelompok tani jamur
lebih luas. merang yang demokratis.
Hubungan antara ketua dengan pengurus dan anggota Dengan musyawarah sebagai jalan utama dalam
lebih merupakan hubungan fungsional yang didasarkan memecahkan berbagai persoalan kelompok, maka
pada prinsip duduk sama rendah berdiri sama tinggi. diharapkan setiap anggota akan lebih merasa memiliki
Pendamping juga harus bisa menanamkan pentingnya dan ikut bertanggung jawab terhadap apa yang telah ia
pemahaman bahwa semua elemen dalam kelompok putuskan bersama. Kekohesifan kelompok akan lebih
adalah mitra kerja, semuanya memiliki peran yang baik. Selanjutnya dengan berjalannya dan berkembangnya
penting dalam mencapai tujuan bersama dan untuk itu berbagai objek kegiatan yang dipandang penting melalui
harus mampu bekerja sama secara sinergi dalam suatu proses komunikasi kelompok yang lebih berkualitas
team work yang baik. Perbedaan posisi dalam kelompok tersebut, maka akan lebih memungkinkan bagi kelompok
(ketua, pengurus dan anggota) bukanlah mencerminkan tani jamur merang mencapai keberhasilan usaha
kekuatan seseorang untuk mendominasi satu dengan pemberdayaan masyarakat. Keberhasilan usaha
yang lain. Perlu ditumbuh-kembangkan kesadaran bahwa pemberdayaan pun akan lebih optimis untuk bisa dicapai.
setiap anggota memliki kemampuan, kekuatan/daya yang Pendamping juga memiliki peran untuk
harus dioptimalkan yang dalam implementasinya berupa mengembangkan nilai-nilai positif yang dimiliki secara
partisipasi baik bentuk pemikiran (keterlibatannya dalam personal dari setiap anggota kelompok. Pendamping ikut
pengambilan keputusan) maupun ketrampilan teknis serta membantu kelompok dalam mengkomunikasikan
melalui kerjasama kelompok yang kompak. nilai-nilai individual seperti kerja keras, tolong
Pada awalnya sama dengan model kedua (model menolong, tanggung jawab keluarga dan sebagainya di
dengan pendampingan profesional), penting adanya dalam diskusi/forum kelompok, sehingga menjadi isu
pemahaman yang benar dan kesamaan persepsi tentang bersama dan terjadilah proses konvergensi simbolik, yang
pemaknaan pemberdayaan masyarakat itu sendiri. Semula pada akhirnya menjadi nilai-nilai kolektif. Dengan
pada level pembimbing atau pendamping yang akhirnya demikian kelompok tani jamur merang tersebut akan
diteruskan untuk level seluruh anggota kelompok tani, semakin kaya dengan nilai-nilai kolektif yang bisa
termasuk ketua dan semua pengurusnya. Pemahaman mendukung ke arah keberhasilan usaha pemberdayaan
pemaknaan pemberdayaan masyarakat secara masyarakat.
komprehensif perlu dimengerti oleh semua pihak yang Dalam model dengan pendampingan profesional
terlibat pemberdayaan, baik pendamping maupun petani. (model kedua) peran pendamping lebih ditekankan
Sama halnya dengan model kedua bahwa pendamping dalam upaya mengarahkan dan menjamin agar regualasi
juga harus bisa memberikan bimbingan lapangan secara (aturan main) bisa berjalan seperti yang seharusnya. Hal
efektif. Pendamping juga memberikan bimbingan ini ditujukan untuk membatasi kecenderungan dominasi
berbagai objek kegiatan apa saja yang mestinya harus ketua kelompok. Dalam model ketiga ini, arahan dan
dilakukan dalam kelompok tani jamur merang dengan aturan (regulasi) lebih ditujukan agar seluruh sistem
pendekatan pemberdayaan ini. Pihak yang berkompeten berjalan dengan baik. Tidak hanya itu, pendamping juga
harus mendampingi dalam pembelajaran pengambilan ikut serta mengawal dan membantu kelompok dalam
keputuan kelompok, belajar dalam perencanaan sampai berbagai proses pelatihan, pemecahan masalah (problem
evaluasi, memikirkan bersama dalam pengadaan bahan solving), dan berbagai bimbingan lapangan. Sekali lagi
baku, belajar mengelola keuangan kelompok, belajar dengan model ketiga ini, keberhasilan usaha
mendelegasikan tugas secara baik, memusyawarahkan pemberdayaan melalui usahatani jamur merang lebih
sistem bagi hasil secara adil, belajar membuat laopran optimis dicapai. Akhirnya keberhasilan hidup ke
kegiatan, belajar membuaat administrasi yang baik, dan depannya pun lebih mungkin dicapai.
sebagainya. Dengan demikian, komunikasi kelompok Tentu saja model dengan mengembangkan
yang terjadi juga menyangkut berbagai objek kegiatan kepemimpinan demokratis ini tidak semata-mata untuk
kelompok tersebut. Aturan-aturan ataupun norma-norma kepemimpinan kelompok tani jamur merang ke depan.
kelompok yang mendukung berjalannya berbagai objek Juga sangat mungkin model ketiga ini diterapkan pada
84
Jurnal AGRARIS

GAMBAR 3. MODEL KOMUNIKASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN KEPEMIMPINAN DEMOKTARIS

kepemimpinan yang sekarang. Apabila pendamping bisa demokratis tersebut dapat diungkapkan dalam matrik
membantu kelompok untuk melakukan pendekatan- yang tersaji dalam Lampiran 1.
pendekatan khususnya melakukan komunikasi persuasif
kepada ketua kelompok saat ini (yang cenderung KESIMPULAN DAN SARAN
mendominasi), maka proses kemajuan kelompok tani Ditemukan adanya model awal, yakni potret model
jamur merang Lestari Makmur di Desa Argorejo akan komunikasi yang ditemukan berdasarkan fenomena riil
lebih cepat berkembang dan maju ke arah keberhasilan apa adanya yang ditemukan di Kelompok Tani Jamur
dengan model ke tiga ini. Model komunikasi dengan Merang di Desa Argorejo. Model komunikasi awal
mengembangkan kepemimpinan demokratis dalam menggambarkan suatu model komunikasi pemberdayaan
bentuk bagan dapat dilihat seperti yang tersaji pada masyarakat tani yang cenderung otoriter. Terlihat bahwa
Gambar 3. pemaknaan petani terhadap konsep pemberdayaan
Lebih jelasnya perbedaan antara model awal dengan masyarakat dimaknai secara parsial. Keterlibatan petani
model komunikasi pemberdayaan masyarakat anggota dalam usahatani jamur merang lebih merupakan
alternatifnya, yakni model dengan pendampingan sebagai tenaga kerja saja. Anggota dan pengurus sebagai
profesional dan model dengan kepemimpinan pihak yang melaksanakan teknis budidaya jamur merang.
85
Vol.2 No.1 Januari 2016

Proses komunikasi kelompok yang paling menonjol Kartasasmita, G. 1996. Pemberdayaan Masyarakat: Strategi
adalah dalam hal teknis budidaya jamur merang. Posisi Pembangunan yang Berakar Kerakyatan. Jakarta: BPPN.
ketua kelompok secara sosial ekonomi jauh lebih kuat Levis, L.R. 1996. Komunikasi penyuluhan Pedesaan.
dibanding anggota-anggotanya. Situasi dan kondisi
Bandung: Citra Aditya Bakti.
menunjukkan dominasi ketua kelompok dalam berbagai
McQuail, D. and S. Windahl, 1981. Communication
hal.
Upaya pengembangan model komunikasi Models. New York: Longman Inc.
pemberdayaan masyarakat alternatif dapat diarahkan ke Mulyana, D. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma
“Model komunikasi pemberdayaan masyarakat dengan Baru lmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung:
pendampingan profesional” ataupun “Model komunikasi Remaja Rosdakarya.
pemberdayaan masyarakat dengan mengembangkan ———————. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.
kepemimpinan demokratis”. Model dengan Bandung: Remaja Rosdakarya.
pendampingan profesional lebih menekankan peranan Rogers, E.M & F F. Shoemaker. 1971. Communication of
pendamping (seperti: LSM, pemerintah, perguruan tinggi)
Innovations, A Cross-cultural Approach, Second Edition.
dengan aturan-aturan yang tegas yang mengarah pada
New York: The Free Press.
keberdayaan anggota. Aturan-aturan yang ketat dari
Sevilla, C.G. et al 1993. Pengantar Metode Penelitian,
pemerintah untuk menghindari pembiasan
pemberdayaan karena terlalu kuatnya peran ketua Cetakan Pertama. Jakarta: UI Press.
kelompok. Sementara itu pengembangan model dengan Yin, R. K. 2005. Studi Kasus, Desain dan Metode, Edisi
kepemimpinan demokratis lebih diarahkan pada Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
kepemimpinan kelompok selanjutnya. Hal mana diyakini
bahwa keberdayaan akan dicapai dalam pengertian yang
sesungguhnya apabila adanya atmosfer yang demokratis
bahwa diarahkan pada kemandirian setiap anggota untuk
berpartisipasi aktif khususnya dalam pengambilan
keputusan.
Disarankan adanya upaya memahamkan kelompok
tani tentang hakekat pemberdayaan masyarakat,
memahamkan pada kelompok tani jamur merang bahwa
banyak hal yang harus dikerjakan sebagai sebuah
kelompok tani jamur merang (tidak hanya budidaya saja).

DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A.C. 2003. Pokoknya Kualitatif, Dasar-Dasar
Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Pustaka Jaya.
Crain, W. 2007. Teori Perkembangan, Konsep dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Creswell, J.W. 2002. Research Design, Qualitative & Quanti-
tative Approaches. Jakarta: KIK Press.
Team Redaksi Fokusmedia. 2007. Pembagian Urusan
Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Bandung:
Penerbit Fokusmedia.
Hikmat, H. 2006. Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Edisi
Revisi. Bandung: Humaniora Utama.
86
Jurnal AGRARIS

LAMPIRAN 1.
TABEL 1. MATRIK PERBEDAAN ANTARA MODEL AWAL, MODEL DENGAN PENDAMPINGAN

You might also like