You are on page 1of 17

LINDAYASOS: Jurnal Ilmiah Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Vol. 4 No.

1, Juni 2022

PENGEMBANGAN MASYARAKAT PERDESAAN MELALUI


PRAKTIK PEKERJAAN SOSIAL BERBASIS KOMUNITAS
(Studi Kasus pada Kelompok Tani Wonosari II Kabupaten Kubu
Raya Provinsi Kalimantan Barat)

Kurniawan Bagus Dwi Prayogo


Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung
kurniawanbagusdp69@gmail.com

Helly Ocktilia
Politeknik Kesejateraan Sosial Bandung
mailto: helly.ocktilia@yahoo.com

_________________________

Abstract

Agriculture is one of the main sources of income for rural communities. The lack of ability
to be able to access information causes limitations in the development of agricultural
systems and has an impact on the low level of the economy of the farming community.
This study aims to describe the development of rural communities through the practice of
community-based social work as an effort to address the problems of farmer groups. The
study was conducted on a farmer group in a rural area in Kubu Raya Regency West
Kalimantan Province. The research method used is a qualitative approach and case
studies. The data collection process used interview, FGD, observation, and
documentation studies. Social work interventions are implemented using the following
strategies and tactics: (1) Collaboration strategies with implementation tactics and
capacity building with techniques for expanding participation and empowerment; (2)
Campaign strategy with education and training tactics. The results of the study show that
efforts to handle problems in the farming community are carried out in a participatory
manner using the stages in macro social work, from social initiation to termination and
referral. The handling of problems is stated in the "Rural Community Empowerment
Program through Capacity Building for Wonosari II Farmer Groups". The aim is to
increase the knowledge and ability of farmer groups regarding organic farming systems,
increase awareness, willingness, and motivation to start implementing organic farming
systems, as well as an effort to restore the quality of agricultural land.

Keywords:
Rural Community Development, Community-based Social Work Practice, Capacity
Building, Farmer Group

_________________________

59
LINDAYASOS: Jurnal Ilmiah Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Vol. 4 No. 1, Juni 2022

Abstrak

Pertanian merupakan salah satu sumber penghasilan utama masyarakat perdesaan.


Kurangnya kemampuan untuk dapat mengakses informasi menyebabkan keterbatasan
dalam pengembangan sistem pertanian dan berdampak pada rendahnya tingkat
perekonomian komunitas petani. Studi ini bertujuan untuk menggambarkan
pengembangan masyarakat perdesaan melalui praktik pekerjaan sosial berbasis
komunitas sebagai upaya menangani permasalahan kelompok tani. Studi dilaksanakan
pada kelompok tani di salah satu wilayah perdesaan di Kabupaten Kubu Raya Provinsi
Kalimantan Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan
studi kasus. Proses pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, FGD, observasi,
dan studi dokumentasi. Intervensi pekerjaan sosial diimplementasikan menggunakan
strategi dan taktik sebagai berikut: (1) Strategi kolaborasi dengan taktik implementasi dan
capacity building dengan teknik perluasan partisipasi dan pemberdayaan; (2) Strategi
kampanye dengan taktik pendidikan dan pelatihan. Hasil studi menunjukkan upaya
penanganan permasalahan komunitas petani dilakukan secara partisipatif dengan
menggunakan tahapan dalam pekerjaan sosial makro, mulai dari inisiasi sosial hingga
terminasi dan rujukan. Penanganan permasalahan dituangkan dalam “Program
Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan melalui Peningkatan Kapasitas Kelompok Tani
Wonosari II”. Tujuannya yaitu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kelompok
tani mengenai sitem pertanian organik, meningkatkan kesadaran, kemauan, dan motivasi
untuk memulai penerapan sistem pertanian organik, serta sebagai upaya untuk
mengembalikan kualitas lahan pertanian.

Kata Kunci:
Pengembangan Masyarakat Perdesaan, Praktik Pekerjaan Sosial berbasis Komunitas,
Peningkatan Kapasitas, Kelompok Tani

60
LINDAYASOS: Jurnal Ilmiah Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Vol. 4 No. 1, Juni 2022

PENDAHULUAN untuk dapat berkembang dengan


Desa Kuala Dua Kecamatan Sungai memanfaatkan dan mengembangkan potensi
Raya Kabupaten Kubu Raya Provinsi dan sumber yang ada di sekitar masyarakat.
Kalimantan Barat merupakan salah satu desa Hal tersebut sesuai dengan bidang praktik
yang memiliki potensi dalam bidang pertanian, pekerjaan sosial berbasis komunitas yang
baik pertanian tanaman pangan maupun mana sepanjang abad pertama (1917–2017)
hortikultura. Desa Kuala Dua dikenal sebagai praktik pekerjaan sosial berbasis komunitas
salah satu penghasil komoditas jahe terbesar di menganggap bahwa komunitas telah menjadi
Kabupaten Kubu Raya, khususnya Kampung aspek penting dalam bidang pekerjaan sosial
Kembang Wonosari. Pertanian jahe menjadi sebagai sarana dan fokus praktik. Praktik
sumber penghasilan utama bagi mayoritas pekerjaan sosial dalam pengembangan
masyarakat Kampung Kembang Wonosari masyarakat lokal (locality development)
yang secara keseluruhan berkecimpung pada merupakan kegiatan praktik pekerjaan sosial
bidang pertanian lahan gambut. berbasis komunitas. Tujuannya adalah untuk
Hasil asesmen menunjukkan bahwa Desa mengembangkan potensi dan sumber yang
Kuala Dua memiliki potensi dalam bidang dimiliki masyarakat atau komunitas guna
pertanian, lahan pertanian yang cukup luas menangani permasalahan sosial yang
dengan jenis tanah gambut yang dimanfaatkan dihadapinya. (Rothman dan Tropman, 1996,
sebagai lahan pertanian tanaman pangan dan Lorraine M. Gutiérrez and Larry M. Gant,
komoditas hortikultura unggulan seperti jahe, 2016)
khusunya di Kampung Kembang Wonosari Soetomo (2008:82) menyatakan ada
dimana mayoritas masyarakatnya berprofesi beberapa hal prinsipil dalam pengembangan
sebagai petani jahe dengan sistem pertanian masyarakat yang perlu diperhatikan, yaitu: (1)
konvensional. Di sisi lain hasil asesmen fokus perhatian ditujukan pada komunitas
menunjukkan bahwa masyarakat petani Desa sebagai suatu kebulatan, (2) berorientasi pada
Kuala Dua memiliki keterbatasan kapasitas kebutuhan dan permasalahan masyarakat, (3)
untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam mengutamakan prakarsa, partisipasi, dan
pengelolaan pertaniannya, seperti penurunan swadaya masyarakat. Secara operasional dalam
harga jual dan kualitas hasil panen tanaman konsep Locality Development, Wibhawa dkk.
jahe, penurunan kualitas lahan gambut yang (2015) menyebutkan bahwa pendekatan
ditandai dengan pengkristalan tanah dan dilakukan dengan memperhatikan jaringan
merebaknya tanaman bulu babi di lahan hubungan antar kelompok (intergroup
pertanian masyarakat, selain itu ditemukan relations), karena dalam praktik
beberapa hama tanaman, yangberdampak pada pengembangan masyarakat, sesungguhnya
penurunan kualitas tanaman jahe, serta yang dihadapi dan dikembangkan adalah
kenaikan harga pupuk dan obat-obatan kimia kelompok-kelompok warga masyarakat
di pasaran. sehingga menjadi sebuah jaringan kerja yang
Permasalahan yang dihadapi oleh sinergis
masyarakat Kampung Kembang Wonosari Berdasarkan uraian tersebut, maka
tersebut dapat dipandang sebagai pemantik pendekatan dalam pengembangan masyarakat
perdesaan berfokus pada pengembangan

61
LINDAYASOS: Jurnal Ilmiah Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Vol. 4 No. 1, Juni 2022

masyarakat kelompok tani di Kampung meningkatkan kualitas kehidupan mereka


Kembang Wonosari. Pengembangan sendiri pula. Keterlibatan dalam kegiatan
masyarakat dilaksanakan melalui tahapan pengembangan masyarakat akan memberikan
praktik pekerjaan sosial makro menurut Netting pembelajaran kepada warga masyarakat
(2001), yang terdiri dari tahap inisiasi sosial, tentang bagaimana permasalahan masyarakat
pengorganisasian sosial, asesmen sosial, dapat ditangani. (Rothman dan Tropman, 1966;
penyusunan rencana intervensi, pelaksanaan Rudi Saprudin Darwis, 2016).
intervensi, evaluasi, terminasi dan rujukan.
Masyarakat Pedesaan
TINJAUAN KONSEPTUAL Masyarakat pedesaan adalah masyarakat
Pengembangan Masyarakat yang tinggal mendiami wilayah tertentu yang
Edi Suharto (2017) menjelaskan bahwa memiliki hubungan yang sangat erat.
pengembangan masyarakat adalah salah satu Hubungan ini didasari oleh rasa kekeluargaan,
metode pekerjaan sosial yang tujuan utamanya gotong royong, dan rasa kebersamaan antar
untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat warga masyarakat lainnya. Soekanto
melalui pendayagunaan sumber-sumber yang (2012:136) mengemukakan bahwa masyarakat
ada pada mereka serta menekankan pada pedesaan adalah suatu masyarakat yang
prinsip partisipasi sosial. mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih
Pengembangan masyarakat dapat mendalam ketimbang hubungan mereka
dilakukan dengan menggunakan tiga model, dengan warga masyarakat pedesaan lainnya.
yaitu: (1) Pengembangan masyarakat lokal Binarto dalam Aziz dan Hartomo (2008),
yang berfokus pada penciptaan kemajuan sosial memandang bahwa masyarakat pedesaan
dan ekonomi masyarakat melalui partisipasi adalah suatu masyarakat yang memiliki corak
aktif serta inisiatif anggota masyarakat, (2) kehidupan yang didasarkan pada ikatan
Perencanaan sosial yang berfokus pada kekeluargaan yang erat. Masyarakat
penentuan keputusan dan penetapan tindakan merupakan suatu gemeinschaft yang memiliki
dalam memecahkan masalah sosial tertentu unsur gotong royong yang kuat. Dengan
oleh pekerja sosial, (3) Aksi sosial yang demikian, masyarakat pedesaan
berfokus pada pengorganisasian masyarakat menggambarkan suatu kumpulan anggota
baik pada proses penyadaran, pemberdayaan, masyarakat yang mendiami suatu wilayah
dan tindakan-tindakan aktual untuk mengubah tertentu yang memiliki pola hubungan
struktur kekuasaan agar lebih memenuhi kekeluargaan, dimana rasa gotong royong dan
prinsip demokrasi (democracy), kemerataan kebersamaan masih sangat kental. Hubungan
(equality), dan keadilan (equality). (Edi antar warga masyarakat dengan masyarakat
Suharto, 2017; Rothman dan Tropman, 1996). lain diatur dengan seksama. Rasa pertalian
Konsep locality development sangat erat sekali, yang kemudian
menegaskan pentingnya prakarsa dalam menimbulkan rasa saling mengenal dan rasa
saling menolong.
pengembangan masyarakat yaitu sebagai suatu
cara untuk memperkuat warga masyarakat dan
Praktik Pekerjaan Sosial Makro
untuk mendidik mereka melalui pengalaman
Tahapan praktik pekerjaan sosial
yang terarah agar mampu melakukan kegiatan
berbasis komunitas mengacu pada pendapat
berdasarkan kemampuan sendiri untuk

62
LINDAYASOS: Jurnal Ilmiah Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Vol. 4 No. 1, Juni 2022

Netting (2001) yang dilaksanakan melalui tujuh permasalahan dan kebutuhan yang mereka
tahapan sebagai berikut: (1) Inisiasi Sosial; (2) rasakan.
Pengorganisasian Sosial; (3) Asesmen Sosial; Peningkatan Kapasitas
(4) Penyusunan Rencana Intervensi; (5) Merujuk pada pendapat Morgan dalam
Pelaksanaan Intervensi; (6) Evaluasi; (7) Kristi Oktavia Wompers (2019), kapasitas
Terminasi dan Rujukan Sosial. Tahapan- diartikan sebagai kemampuan, keterampilan,
tahapan tersebut bukanlah tahapan yang pemahaman, sikap, nilai- nilai, hubungan,
bersifat kaku dan harus dilaksanakan secara perilaku, motivasi, sumber daya, dan kondisi-
berurutan, melainkan tahapan yang bersifat kondisi yang memungkinkan setiap individu,
fleksibel dan berkelanjutan. organisasi, jaringan kerja/sektor, dan sistem
Dalam melaksanakan tahapan praktik yang lebih luas untuk melaksanakan fungsi-
pekerjaan sosial makro, Payne dalam Edi fungsi mereka dan mencapai tujuan
Suharto (2017) menjelaskan bahwa pembangunan yang telah ditetapkan dari waktu
pengembangan masyarakat sebagai salah satu ke waktu.
metoda dalam praktik pekerjaan sosial makro Milen dalam Kristi Oktavia Wompers
yang berfokus pada upaya menolong anggota (2019) memberikan pengertian peningkatan
masyarakat yang memiliki kesamaan minat kapasitas sebagai proses dimana individu,
dalam bekerja sama, mengidentifikasi kelompok, organisasi, institusi, dan masyarakat
kebutuhan bersama dan kemudian melakukan meningkatkan kemampuan mereka untuk (a)
kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan menghasilkan kinerja pelaksanaan tugas pokok
tersebut. Dengan demikian pusat perhatian dan fungsi (core functions), memecahkan
pengembangan masyarakat adalah orang-orang permasalahan, merumuskan dan mewujudkan
dan sumber-sumber kemasyarakatan yang pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan
biasanya bermatra lokal. Sejalan dengan (b) memahami dan memenuhi kebutuhan
pendapat Edi Suharto, Helly Ocktilia (2020) oembangunan dalam konteks yang lebih luas
menjelaskan bahwa praktik pekerjaan sosial dalam cara yang berkelanjutan. Menurut
dalam pengembangan masyarakat lokal Morrison dalam Dheasey Amboningtyas dan
merupakan kegiatan intervensi praktik makro Yulianeu (2019), capacity building
berbasis masyarakat yang difokuskan pada (pengembangan atau peningkatan kapasitas)
komunitas atau populasi masyarakat tertentu ditujukan untuk meningkatkan efisiensi,
untuk tujuan pengembangan, pencengahan, efektifitas, dan responsifitas dari kinerja.
atau penanganan permasalahan sosial.
Dengan demikian, praktik pekerjaan METODE
sosial makro melalui model pengembangan Desain penelitian yang digunakan
masyarakat lokal akan mendorong masyarakat menggunakan metode penelitian deskriptif
untuk dapat menyadari permasalahan, dengan pendekatan kualitatif dan studi kasus
kebutuhan, potensi, dan sumber yang dimiliki dengan cara melakukan eksplorasi terhadap
untuk kemudian dapat memanfaatkan dan subjek penelitian sehingga diperoleh data atau
mengembangkan potensi dan sumber tersebut informasi kualitatif tentang fenomena yang ada
untuk dapat menangani dan memenuhi di lokasi penelitian.

63
LINDAYASOS: Jurnal Ilmiah Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Vol. 4 No. 1, Juni 2022

Lokus penelitian mengambil lokasi di dan mengikuti kegiatan bersih parit. Inisiasi
Desa Kuala Dua Kecamatan Sungai Raya sosial diperkuat dengan malaksanakan transect
Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan walk di wilayah Desa Kuala Dua dengan tujuan
Barat sebagai salah satu wilayah tempat untuk mengenali wilayah desa, mengetahui
dilaksanakannya kegiatan pengembangan batas-batas wilayah, mengidentifikasi
masyarakat melalui praktik pekerjaan sosial kegiatan-kegiatan keseharian masyarakat, serta
berbasis komunitas oleh akademisi yang terdiri memetakan permasalahan dan potensi yang
dari dosen dan mahasiswa Politeknik nampak di Desa Kuala Dua.
Kesejahteraan Sosial Bandung pada tahun 2021 Hasil yang didapatkan dari pelaksanaan
selama 40 hari. tahap inisasi sosial melalui kegiatan home visit,
community involvement, dan transect walk
HASIL PENELITIAN digambarkan sebagai berikut:
Pelaksanaan pengembangan masyarakat a. Penerimaan masyarakat dengan baik dan
melaui praktik pekerjaan sosial dalam hangat, hal ini dibuktikan dengan adanya
penanganan permasalahan pertanian di Desa pelibatan dan undangan untuk dapat
Kuala Dua dilaksanakan melalui tahapan- mengikuti kegiatan-kegiatan dari
tahapan praktik pekerjaan sosial sebagai pemerintah desa maupun dari masyarakat.
berikut: b. Terbangunnya relasi dan kepercayaan dari
1. Inisiasi Sosial masyarakat. Intensitas pertemuan dengan
Inisiasi sosial merupakan kegiatan pemerintah desa dan masyarakat yang
memasuki, melakukan kontak pendahuluan, cukup tinggi memudahkan dalam upaya
memahami karakteristik masyarakat, pembangunan kepercayaan dari
membangun relasi dengan masyarakat hingga masyarakat.
terbangun kesiapan dan kesepakatan untuk c. Terpetakannya permasalahan, potensi dan
bekerjasama dalam melakukan pengembangan sumber yang ada di wilayah Desa Kuala
masyarakat. Tujuan lain dari inisiasi sosial Dua. Pemetaan dilakasanakan dengan
adalah agar akademisi dapat diterima dalam melibatkan fasilitator dari Badan Restorasi
masyarakat, sehingga akan memudahkan Gambut dan Mangrove Kabupaten Kubu
kegiatan pengembangan masyarakat Raya melalui teknologi pekerjaan sosial
selanjutnya. transect walk, kemudian hasilnya
Inisiasi sosial dilaksanakan dengan dituangkan dalam media cetak atau kertas.
menggunakan teknologi-teknologi pekerjaan
sosial, seperti melaksanakan home visit dengan
mengunjungi pemerintahan desa, tokoh
masyarakat, dan tokoh keagamaan desa.
Inisiasi sosial dilanjutkan dengan community
involvement yaitu dilaksanakan dengan ikut
berpartisipasi dalam kegiatan rutin yang ada di
desa maupun kegiatan yang ada di masyarakat,
seperti mengikuti kegiatan penanaman pohon
bersama PKK, mengkikuti musyawarah dusun,

64
LINDAYASOS: Jurnal Ilmiah Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Vol. 4 No. 1, Juni 2022

potensi penggerak yang dapat dilibatka


dalam upaya pengembangan masyarakat.
b. Terlaksananya focus group discussion
untuk mengatahui isu permasalahan dan
gambaran rencana pengembangan di
masing-masing kelompok.
c. Terpetakannya lembaga atau organisasi
masyarakat yang termasuk dalam interst
group untuk selanjutnya akan dilibatkan
dalam upaya pengembangan masyarakat.
Pemetaan ini berfungsi untuk 3. Asesmen Sosial
memudahkan dalam pengidentifikasian Asesmen sosial adalah proses dalam
permasalahan, potensi, dan sumber yang praktik pekerjaan sosial yakni dengan
ada di masyarakat, serta untuk mengetahui melakukan pemahaman dan pengungkapan isu
kemudahan dalam pelibatan sumber- komunitas melalui kegiatan pengumpulan data,
sumber yang ada. penganalisisan data, dan pengambilan
2. Pengorganisasian Soaial kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh
Pengorganisasian sosial merupakan proses tentang permasalahan, kebutuhan, potensi,
pengidentifikasian struktur pengelompokan sumber, dan perubahan yang diperlukan oleh
sosial dan organisasi-organisasi sosial lokal, masyarakat. Asesmen dilaksanakan dengan
melibatkan yang potensial untuk menggerakan menggunakan beberapa teknologi dalam
masyarakat secara terpadu dan terkoordinasi pekerjaan sosial, yakni community meeting,
dalam upaya pengembangan masyarakat dalam methodology of parcipatories assessment, dan
rangka meningkatkan kesejahteraan sosial, focus group discussion.
mencegah dan menangani permasalahan sosial Teknologi pekerjaan sosial yang
di masyarakat. Pengorganisasian sosial digunakan dalam kegiatan rembug warga
bertujuan untuk mengetahui profil serta adalah teknologi Methodology of Parcipatory
mengetahui isu-isu dalam lembaga dan Assesment/MPA (Bambang Rustanto, 2002).
organisasi yang ada di Desa Kuala Dua. Pelaksanaan community meeting dan
Tahapan pengorganisasian sosial methodology of participatories assessment
dilaksanakan dengan menggunakan teknolohi menghasilkan gambaran permasalahan,
focus group discussion yakni melalui kebutuhan, potensi, dan sumber serta
pertemuan dengan lembaga atau organisasi kesepakatan tentang permasalahan pertanian
yang ada di Desa Kuala Dua, seperti kelompok sebagai permasalahan prioritas dalam
UMKM, kelompok pengelola wisata, karang masayarakat, khusunya permasalahan
taruna, dan Kelompok Tani Wonosari II. pertanian jahe di Kampung Kembang
Beberapa hasil dari pelaksanaan Wonosari. Permasalahan pertanian jahe ini
pengorganisasian sosial sebagai berikut: membutuhkan penanganan secepat mungkin
a. Teridentifikasinya lembaga atau organisasi untuk mencegah timbulnya permasalahan lain
sosial yang ada di Desa Kuala Dua sebagai di bidang perekonomian para petani jahe,
dikarenakan pertanian jahe merupakan

65
LINDAYASOS: Jurnal Ilmiah Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Vol. 4 No. 1, Juni 2022

penghasilan utama bagi petani, seperti yang merupakan salah satu jenis tanah tersubur
tertera pada table berikut: untuk pertanian. Kondisi mendesak lain yang
menyebabkan mayarakat harus segera
Tabel 1. Mata Pencaharian Masyarakat Desa menemukan jalan keluar dalam pelaksanaan
Kuala Dua pertanian jahe adalah semakin tingginya harga
No. Jenis Pekerjaan Jumlah pupuk dan obat-obatan kimia di pasaran.
1. Petani 2500 Pola pikir masyarakat di desa ini tentang
2. Nelayan 85 pertanian masih sangat konvensional, sehingga
3. Pengusaha 35 ditemukan permasalahan mengenai penurunan
4. Pengrajin/Industri Kecil 30 kualitas lahan pertanian di tanah gambut yang
5. Buruh 574 kemudian juga berdampak pada kualitas hasil
6. Pedagang 565 panen masyarakat.
7. Jasa Angkutan 40
8. Aparatur Sipil Negara 465
9. ABRI/POLRI 349
10. Pensiunan 78
11. Peternak 338
12. Lain-lain 250
Sumber: Hasil Studi Dokumentasi Praktikum
Komunitas Tahun 2021

Merujuk pada tabel 1 maka dapat diketahui


apabila sebagian besar masyarakat Desa Kuala
Dua bermatapencaharian sebagai petani,
khusunya pada masyarakat Kampung
Kembang Wonosari yang seluruh
masyarakatnya bermatapencaharian sebagai
petani jahe. Data tersebut menguatkan urgensi 4. Perumusan Rencana Intervensi
mengenai pemecahan permasalahan pertanian Perumusan rencana intervensi dalam
komoditas. praktik pekerjaan sosial pengembangan
Pertanian komoditas jahe merupakan masyarakat lokal dirumuskan dalam dua tugas,
pertanian yang sudah turun menurun dilakukan yakni perencanaan intervensi dan membangun
oleh masyarakat Kampung Kembang komitmen kelompok dalam mencapai tujuan
Wonosari. Pertanian jahe yang dilaksanakan rencana intervensi komunitas.
secara konvensional dengan menggunakan a. Perencanaan Intervensi
pupuk dan obat-obatan kimia kini mulai terasa Tahap perencanaan intervensi
dampaknya oleh masyarakat. Degradasi dilaksanakan dengan menggunakan
kualitas lahan serta merebaknya hama dan Technology of Parcipation (ToP) sebagai
jamur penyakit pada tumbuhan merupakan media dalam merumuskan rencana
dampak dari penggunaan bahan-bahan kimia intervensi dengan pelibatan masyarakat
pada lahan gambut yang sebenarnya secara aktif. Penggunaan ToP sebagai usaha

66
LINDAYASOS: Jurnal Ilmiah Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Vol. 4 No. 1, Juni 2022

sistematis dengan melibatkan masyarakat c. Meningkatkan kemampuan


dalam menentukan langkah-langkah Kelompok Tani Wonosari II untuk
kegiatan perencanaan untuk memecahkan menerapkan pertanian organik.
masalah-masalah yang dihadapi (Elison, 3. Bentuk-bentuk Kegiatan
1997; Susilowati.E, 2019). Penggunaan Peningkatan Kapasitas Kelompok Tani
teknologi ToP memfasilitasi masyarakat Wonosari II melalui Inovasi Sistem
untuk dapat memberikan pendapatnya Pertanian Organik terdapat beberapa
terkait bentuk intervensi sesuai dengan kegiatan dalam program tersebut yakni:
permasalahan dan hambatan yang dihadapi. a. Peyuluhan sosial mengenai pertanian
Pelibatan masyarakat ini dimaksudkan organik. Penyuluhan dilaksanakan
agar masyarakat dapat merumuskan rencana dengan maksud untuk memberikan
intervensi sesuai dengan permasalahan dan penyadaran mengenai dampak buruk
kebutuhan yang mereka hadapi, serta agar pertanian konvensional dan sistem
masyarakat memiliki perasaan kepemilikan pembakaran lahan, serta untuk
terhadap program intervensi, sehingga akan mengenalkan mengenai sistem
berpengaruh kepada tanggun jawab mereka pertanian organik yang ramah
untuk melaksanakan dan mewujudkan lingkungan.
program. b. Pelatihan pembuatan F1-Mbio,
Dalam pelaksanaannya, kegiatan perangsang buah dan akar, serta
perencanaan diikuti oleh perwakilan antihama. Pelatihan pembuatan
pemerintahan desa, tokoh masyarakat, bahan-bahan pertanian organik
perwakilan masyarakat, dan perwakilan bertujuan untuk meningkatkan
Kelompok Tani Wonosari II. Kegiatan ini keterampilan kelompok tani mengenai
berhasil merumuskan program intervensi, sistem pertanian organik di lahan
sebagai berikut: gambut.
1. Nama Program c. Penerapan hasil pelatihan organik di
“Peningkatan Kapasitas Kelompok Tani lahan demonstration plot (demplot).
Wonosari II melalui Inovasi Sistem Penerapan ini merupakan bentuk
Pertanian Organik” tindak lanjut dari kegiatan-kegiatan
2. Tujuan Program yang telah dilaksanakan sebelumnya
Tujuan umum pelakasanaan program ini dan dilaksanakan sebagai upaya
adalah memberdayakan Kelompok Tani percontohan bagi kelompok tani
Wonosari II untuk dapat menerapkan dalam penerapan sistem pertanian
sistem pertanian organik. Adapun tujuan organik di lahan gambut.
khusus dari program ini adalah: 4. Sasaran Program
a. Meningkatkan pengetahuan Sasaran dari pelaksanaan program ini
Kelompok Tani Wonosari II mengenai merupakan anggota Kelompok Tani
sistem pertanian organik. Wonosari II.
b. Menumbuhkan kesadaran dan 5. Indikator Keberhasilan
kemauan Kelompok Tani Wonosari II Indikator keberhasilan dari pelaksanaan
untuk menerapkan pertanian organik. Program Peningkatan Kapasitas

67
LINDAYASOS: Jurnal Ilmiah Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Vol. 4 No. 1, Juni 2022

Kelompok Tani Wonosari II melalui pendukung dalam program ini


Inovasi Sistem Pertanian Organik adalah: adalah Penyuluh Pertanian Organik,
a. Meningkatkan pengetahuan dan Badan Restorasi Gambut dan
Kelompok Tani Wonosari II Mangrove.
mengenai sistem pertanian organik. e. Sistem Pengontrol
b. Menumbuhkan kesadaran dan Sistem pengontrol merupakan
kemauan Kelompok Tani Wonosari orang-orang yang memiliki otoritas
II untuk menerapkan pertanian formal atau kekuasaan untuk
organik. menerima atau menolak serta
c. Meningkatkan kemampuan mengarahkan implementasi
Kelompok Tani Wonosari II untuk perubahan. Sistem pengontrol dalam
menerapkan pertanian organik. program ini adalah Ketua Gabungan
6. Sistem Partisipan Kelompok Tani Desa Kuala Dua.
a. Sistem Inisiator f. Sistem Pelaksana
Sistem inisiator merupakan individu- Sistem pelaksana merupakan orang-
individu yang pertama kali melihat orang yang memiliki tugas rutin
adanya masalah. Sistem inisiator melaksanakan dan mengelola
dalam program ini adalah pekerja pelaksanaan perubahan. Sistem
sosial atau praktikan. pelaksana dalam program ini adalah
b. Sistem Agen Perubahan praktisi pertanian organik, anggota
Sistem agen perubahan merupakan Kelompok Tani Wonosari II, dan
individu-individu yang akan diserahi praktikan.
tanggung jawab untuk g. Sistem Sasaran
mengkoordinir perubahan. Sistem Sistem sasaran merupakan orang,
agen perubahan dalam program ini struktur, atau kebijakan yang perlu
adalah praktikan dan Ketua dirubah agar menerima manfaat
Kelompok Tani Wonosari II. perubahan seperti yang diharapkan.
c. Sistem Klien Sistem sasaran terdiri dari. anggota
Sistem klien merupakan sekelompok Kelompok Tani Wonosari II.
orang yang akan menerima h. Sistem Aksi
pelayanan atau terkena perubahan Sistem aksi merupakan orang-orang
baik secara langsung maupun secara dari berbagai sistem yang memiliki
tidak langsung. Sistem klien dalam peran aktif dalam perencanaan dan
program ini adalah anggota implementasi rencana perubahan.
Kelompok Tani Wonosari II. Sistem aksi dalam program ini terdiri
d. Sistem Pendukung dari praktikan, praktisi pertanian
Sistem pendukung merupakan organik, dan anggota Kelompok
orang-orang yang memberikan Tani Wonosari II.
dukungan atau masyarakat yang 7. Langkah-langkah Pelaksanaan Program
memiliki perhatian akan a. Tahap Persiapan
keberhasilan perubahan. Sistem

68
LINDAYASOS: Jurnal Ilmiah Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Vol. 4 No. 1, Juni 2022

Tahap persiapan dilaksanakan dapat dilibatkan dalam pelaksanaan


dengan pembentukan Tim Kerja program, seperti pembangunan
Masyarakat (TKM) dan pembagian kerjasama dengan pihak pemerintah
tugas diantara TKM, serta desa, Badan Restorasi Gambut dan
dilanjutkan dengan pemaparan Mangrove, praktisi pertanian
rencana program intervensi kepada organik, dan Badan Penyuluh
Badan Restorasi Gambut dan Pertanian.
Mangrove dan Badan Penyuluh b. Capacity building, yaitu
Pertanian. TKM membantu peningkatan kapasitas yang
persiapan pelaksanaan program dilaksanakan dengan teknik
intervensi di lapangan, seperti perluasan partisipasi atau
mempersiapkan tempat serta alat dan pemberdayaan kelompok.
bahan untuk kegiatan pelatihan. c. Pendidikan dan pelatihan, yaitu
b. Tahap Pelaksanaan penyampaian pengetahuan dan
1) Penyuluhan mengenai sistem keterampilan mengenai sistem
pertanian organik. pertanian organik kepada anggota
2) Pelatihan pembuatan F1-Mbio, Kelompok Tani Wonosari II.
perangsang buah dan akar, serta b. Membangun Komitmen Kelompok
antihama. Pembangunan komitmen kelompok
3) Penerapan hasil pelatihan pada dilaksanakan dengan harapan untuk
demplot Kelompok Tani mendukung keberhasilan pelaksanaan
Wonosari II. rencana intervensi yang dilaksanakan
c. Tahap Pengakhiran dengan penandatangan janji hati oleh TKM
Pada tahap pengakhiran yang berasal dari anggota kelompok tani.
dilaksanakan evaluasi dengan TKM. Janji hati dilaksanakan pada tahap
Pelaksanaan evaluasi bertujuan perencanaan program dengan tujuan untuk
untuk mengetahui kesesuaian dan menumbuhkan komitmen dan tanggung
ketercapaian tujuan pelaksanaan jawab kepada TKM, serta memberikan
program. penegasan bahwa program ini merupakan
8. Strategi dan Taktik program yang berasal dari, dilaksanakan
Strategi yang digunakan dalam oleh, dan untuk masyarakat sendiri,
pelaksanaan Program Peningkatan khusunya Kelompok Tani Wonosari II.
Kapasitas Kelompok Tani Wonosari II 5. Pelaksanaan Intervensi
melalui Inovasi Sistem Pertanian Tahap pelaksanaan intervensi merupakan
Organik adalah strategi kolaborasi dan tahap dimana rencana intervensi yang telah
kampanye, dengan menggunakan disusun bersama dengan masyarakat
taktik: diwujudkan dalam beberapa kegiatan.
a. Implementasi, dilaksanakan dengan a. Penyuluhan mengenai sistem pertanian
pembangunan kerjasama dengan organik
pihak-pihak yang memiliki Kegiatan ini dilaksanakan dengan maksud
kemungkinan dan kapasitas untuk untuk memberikan penyadaran mengenai

69
LINDAYASOS: Jurnal Ilmiah Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Vol. 4 No. 1, Juni 2022

dampak buruk pertanian konvensional dan 6. Evaluasi


sistem pembakaran lahan, serta untuk Evaluasi merupakan proses penilaian akan
mengenalkan mengenai sistem pertanian keberhasilan intervensi yang telah
organik yang ramah lingkungan. dilaksanakan. Evaluasi dilaksanakan untuk
Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengetahui ketercapaian tujuan pelaksanaan
melibatkan Kepala Desa Kuala Dua, Badan program, baik dari segi proses maupun hasil.
Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Kegiatan evaluasi deilaksanakan secara
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa partisipatif bersama dengan TKM dan anggota
Kuala Dua, Ketua Gabungan Kelompok kempok tani. Kegiatan evaluasi dilaksanakan
Tani (Gapoktan) Desa Kuala Dua, praktisi dengan menggunakan media pre test – post test
pertanian organik, dan Kelompok Tani dan teknologi mood meter, dimana proses
Wonosari II. Kegiatan penyuluhan evaluasi memanfaatkan beberapa gambar
dilaksanakan di kediaman ketua kelompok emoticon sebagai alat ukur.
tani dengan dihadiri oleh 40 orang a. Emoticon menangis: tidak berhasil
undangan. Materi terkait pertanian organik b. Emoticon sedih : kurang berhasil
b. Pelatihan pembuatan F1-Mbio, perangsang c. Emoticon senyum : Cukup berhasil
buah dan akar, serta antihama d. Emoticon tertawa : sangat berhasil
Kegiatan pelatihan terbagi dalam dua sesi. Evaluasi proses dilaksanakan dengan
Sesi pertama dilaksanakan langsung tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
setelah penyuluhan dengan materi proses praktik pekerjaan sosial komunitas pada
pelatihan mengani pembuatan F1-Mbio setiap tahapannya, mulai dari inisiasi sosial
dan perangsang buah. Sesi kedua hingga terminasi dan rujukan. Hasil dari
dilaksanakan pada hari berikutnya dengan pelaksanaan evaluasi proses ini diketahui
materi mengenai pembuatan perangsang apabila setiap tahapannya mendapatkan nilai
akar dan cairan antihama yang bertempat sangat berhasil, kecuali pada tahap pelaksanaan
di demplot kelompok tani. Materi dalam intervensi yang memperoleh nilai cukup
pelatihan ini disampaikan langsung oleh berhasil. Hal ini dikarenakan jadwal
praktisi pertanian organik yang pelaksanaan yang mengalami kemunduran dari
berkompeten dalam penerapan sistem jadwal yang telah disepakati bersama
pertanian organik. sebelumnya. Kemunduran jadwal ini
c. Penerapan hasil pelatihan pada demplot dikarenakan terdapat kegiatan kemasyarakatan
Kelompok Tani Wonosari II lain, sehingga masyarakat mengusulkan untuk
Penerapan hasil pelatihan dilaksanakan melaksanakan penjadwalan ulang.
langsung oleh anggotan kelompok tani di Evaluasi hasil dilaksanakan dengan
demplot kelompok tani. Selain bertujuan menggunakan media pre test – post test.
sebagai upaya percontohan, penerapan ini Evaluasi hasil dilaksanakan dengan tujuan
juiga bertujuan agar anggota kelompok untuk mengukur tingkat ketercapaian indikator
tani mengetahui bagaimana langkah- keberhasilan pelaksanaan program.
langkah penerapan, eaktu yang tepat dalam Berdasarkan hasil pre test dapat diketahui jika
penerapan, dan takaran dalam penerapan mayoritas petani di Kampung Kembang
bahan-bahan pertanian organik. Wonosari belum mengetahui sistem pertanian

70
LINDAYASOS: Jurnal Ilmiah Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Vol. 4 No. 1, Juni 2022

organik karena belum pernah memperoleh kegiatan-kegiatan tersebut. Rujukan


informasi mengenai hal tersebut. Petani juga dilaksanakan sebagai upaya untuk
menuliskan apabila mereka memeiliki menindaklanjuti kegiatan-kegiatan yang telah
ketertarikan untuk menerapkan sistem diinisiasi bersama dengan masyarakat.
pertanian organik. Hasil pre test menunjukkan Rujukan diberikan kepada pihak-pihak yang
rata-rata nilai yang didapatkan adalah 37,5 dan terkait dengan upaya penanganan
rata-rata nilai post test adalah 80. Hal ini permasalahan pertanian. Rujukan dilaksanakan
menunjukkan apabila terjadi peningkatan dengan harapan dapat menjaga keberlanjutan
dalam hal pengetahuan dan kemauan dari upaya penanganan permasalahan pertanian.
petani untuk penerapan sistem pertanian
organik. PEMBAHASAN
Keberhasilan pelaksanaan intervensi juga Dinar Wahyuni (2017) berpendapat
ditunjukkan dengan adanya perubahan perilaku bahwa selama ini paradigma pembangunan
dari anggota Kelompok Tani Wonosari II. pertanian masih diarahkan pada peningkatan
Perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh produktivitas menuju swasembada pangan.
anggota kelompok tani adalah petani Sementara petani sebagai produsen pangan
menyadari bahwa bahan-bahan yang masih belum sejahtera hidupnya. Hal tersebut
diperlukan untuk pembuatan F1-Mbio, juga ditemukan pada petani lahan gambut di
perangsang buah dan akar, serta cairan antiham Desa Kuala Dua, khusunya di Kampung
berasal dari alam dan selama ini tumbuh liar di Kembang Wonosari.
sekitar pemukiman masyarakat tanpa Permasalahan pertanian yang petani
dimanfaatkan. Perubahan perilaku lain yang Kampung Kembang Wonosari alami saat ini
ditunjukkan adalah beberapa petani dapat memberikan pengaruh buruk pada
mengungkapkan apabila mereka berkeinginan kondisi kesejahteraan para petani, terkhusus
untuk menanam tumbuhan-tumbuhan liar yang pada kondisi pemenuhan kebutuhan petani.
merupakan bahan-bahan pendukung pertanian Pertanian yang menjadi sumber utama
organik di pekarangan rumah mereka, sehingga pendapatan memerlukan pengembangan agar
apabila membutuhkan untuk pembuatan bahan- petani memiliki pendapatan yang berkelanjutan
bahan pendukung pertanian organik petani sehingga petani dapat memenuhi
tidak perlu mencari sampai ke hutan atau kebutuhannya, yang mana itu merupakan salah
ladang. satu indikator kesejahteraan sosial.
7. Terminasi dan Rujukan Inti dari pengembangan masyarakat
Terminasi merupakan tahap pengakhiran seperti yang dikemukakan Edi Suharto (2010)
kegiatan intervensi sekaligus pengakhiran dalam Helly Ocktilia (2020) merupakan proses
pelayanan praktik pekerjaan sosial komunitas penguatan masyarakat secara aktif dan
secara professional. Terminasi dilaksanakan berkelanjutan melalui pendidikan,
dengan mengadakan lokakarya bersama pendampingan dan pemberdayaan. Kegiatan
dengan aparat pemerintah desa, TKM, dan praktik pekerjaan sosial berbasis
perwakilan masyarakat. Dalam pelaksanaanya, pengembangan komunitas dalam menangani
disampaikan mengenai kegiatan-kegiatan yang permasalahan pertanian yang dilaksanakan di
telah dilaksanakan dan hasil dari pelaksanaan Kampung Kembang Wonosari menjadi salah

71
LINDAYASOS: Jurnal Ilmiah Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Vol. 4 No. 1, Juni 2022

satu bentuk proses pengembangan dan Hasil asesmen sosial yang telah
penguatan masyarakat untuk mendukung upaya didapatkan kemudian dibahas bersama dengan
pemenuhan kebutuhan petani melalui masyarakat untuk selanjutnya dirumuskan
pengembangan sistem pertanian organik. bersama bentuk penanganannya. Tahapan
Tahapan-tahapan yang dilaksanakan perencanaan sosial dilakukan bersama dengan
dalam praktik pekerjaan sosial berbasis masyarakat guna menentukan alternatif terbaik
komunitas melalui pengembangan masyarakat dari sejumlah alternatif yang ada guna
ini sesuai dengan tahapan-tahapan praktik menentukan model intervensi yang akan
pekerjaan sosial makro dari Netting (2001), dilakukan untuk mencapai tujuan kesejahteraan
yakni mulai dari tahap inisiasi sosial, kemudian masyarakat, khusunya petani. Model intervensi
dilanjutkan dengan pengorganisasian sosial, yang dirancang dan disetujui bersama dalam
asesmen sosial, perencanaan intervensi, menangani permasalahan pertanian di
pelaksanaan intervensi, evaluasi, hingga Kampung Kembang Wonosari adalah Program
terminasi dan rujukan. Tahap inisiasi sosial Peningkatan Kapasitas Kelompok Tani
yang telah dilaksanakan dengan pemerintah Wonosari II melalui Inovasi Sistem Pertanian
desa, tokoh masyarakat, masyarakat, dan Organik dengan tujuan memberdayakan
kelompok tani telah menumbuhkan Kelompok Tani Wonosari II untuk dapat
penerimaan, kepercayaan, dan relasi yang baik menerapkan sistem pertanian organik.
dengan masyarakat. Hal ini yang kemudian Tahapan intervensi sosial peningkatan
memudahkan dalam pelibatan masyarakat kapasitas Kelompok Tani Wonosari II melalui
untuk dapat menyadari permasalahan dan program Inovasi Sistem Pertanian Organik
potensi yang mereka miliki sehingga direalisasikan dalam beberapa kegiatan, yakni
masyarakat kemudian dapat merumuskan penyuluhan tentang pertanian organik,
bentuk penanganan yang sesuai. pelatihan pembuatan bahan-bahan pertanian
Tahapan asesmen dilaksanakan untuk organik, dan penerapan bahan-bahan pertanian
memperoleh hambatan dan permasalahan yang organik di lahan demplot kelompok tani.
dihadapi oleh masyarakat. Masyarakat Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut
kemudian difasilitasi untuk dapat menentukan dilakukan dari hasil swadaya masyarakat,
permasalahan yang menjadi prioritas untuk khusunya kelompok tani. Program intervensi
dilaksanakan upaya penanganannya. Tahapan yang telah dilaksanakan merupakan bentuk
ini dilaksanakan dengan pengumpulan, pengembangan masyarakat lokal, yakni
pemetaan, penganalisaan, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan merupakan
pengidentifikasian sebab-akibat dari timbulnya hasil dari pengembangan potensi dan sumber
permasalahan yang tengah dirasakan. yang dimiliki oleh masyarakat, baik yang
Masyarakat kemudian diajak untuk dapat berasal dari dalam maupun dari luar
menyadari potensi-potensi yang mereka miliki masyarakat.
dan masyarakat juga diajak untuk Evaluasi merupakan proses penilaian
menemukenali sumber-sumber yang terdapat di akan keberhasilan intervensi yang telah
sekitar mereka yang dapat dilibatkan dalam dilaksanakan. Evaluasi dilaksanakan untuk
upaya penanganan permasalahan pertanian. mengetahui ketercapaian tujuan pelaksanaan
program, baik dari segi proses maupun hasil.

72
LINDAYASOS: Jurnal Ilmiah Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Vol. 4 No. 1, Juni 2022

Tahapan dalam pelaksanaan evaluasi proses yang difokuskan pada komunitas atau populasi
adalah sebagai berikut: (1) Memaparkan masyarakat tertentu untuk tujuan
kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dan pengembangan, pencegahan atau penanganan
hasil yang telah tercapai dan (2) Memfasilitasi permasalahan sosial. Pelaksanaan praktik
kelompok untuk melakukan pengukuran atau pekerjaan sosial dalam penanganan
pemberian nilai melalui media emoticon permasalahan pertanian di Desa Kuala Dua
mengenai tingkat keberhasilan dalam telah dilaksanakan dengan tercapainya: (1)
melaksanakan setiap tahapan praktik dalam keberdayaan dan tumbuhnya kesadaran diri
upaya pengembangan masyarakat. Evaluasi untuk dapat mengidentifikasi permasalahan
hasil dilaksanakan dengan memberikan pre test dan kebutuhan yang dihadapi, (2) keberdayaan
dan post test kepada sasaran program intervensi dan tumbuhnya kesadaran diri untuk dapat
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat menemukenali potensi dan sumber yang
ketersampaian materi, tingkat pemahaman dimiliki, (3) terintegrasinya potensi dan sumber
sasaran akan materi yang disampaikan, dan yang ada di dalam komunitas untuk menangani
untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan permasalahan yang ada, dan (4) terlaksananya
pelaksanaan program intervensi. Secara umum bentuk intervensi sebagai upaya penanganan
hasil pelaksanaan evaluasi menunjukkan permasalahan dan dalam rangka pencapaian
keberhasilan dalam pelaksanaan program perubahan sosial masyarakat.
intervensi sosial. Penanganan permasalahan pertanian di
Praktik pekerjaan sosial berbasis Desa Kuala Dua dilaksanakan dengan
komunitas diakhiri dengan tahapan terminasi menyusun Program Peningkatan Kapasitas
dan rujukan. Terminasi merupakan tahap Kelompok Tani Wonosari II melalui Inovasi
pengakhiran kegiatan intervensi sekaligus Sistem Pertanian Organik yang direalisasikan
pengakhiran pelayanan praktik pekerjaan sosial menjadi 3 kegiatan, yakni: (1) Penyuluhan
komunitas secara professional. Tahapan ini mengenai sistem pertanian organik; (2)
harus dilaksanakan karena kegiatan praktik Pelatihan pembuatan F1-Mbio, perangsang
sudah harus dihentikan, sesuai dengan jangka buah dan akar, serta antihama; (3) Penerapan
waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. hasil pelatihan pada demplot Kelompok Tani
Rujukan merupakan upaya untuk Wonosari II.
menindaklanjuti kegiatan-kegiatan yang telah Tujuan program adalah untuk
diinisiasi bersama dengan masyarakat. Rujukan meningkatkan pengetahuan kelompok tani
diberikan kepada pihak-pihak yang terkait tentang cara mengelola sistem pertanian
dengan upaya penanganan permasalahan organik; meningkatkan kesadaran, kemauan,
pertanian. Rujukan dilaksanakan dengan dan motivasi untuk memulai penerapan sistem
harapan dapat menjaga keberlanjutan upaya pertanian organik; serta sebagai upaya untuk
penanganan permasalahan pertanian. mengembalikan kualitas lahan pertanian.
Seluruh rangkaian kegiatan dalam program
KESIMPULAN tersebut telah terlaksana secara partisipatif
Praktik pekerjaan sosial berbasis bersama dengan masyarakat Desa Kuala Dua.
komunitas pada intinya merupakan kegiatan Penelitian yang telah dilakukan lebih
intervensi praktik makro berbasis masyarakat banyak mengeksplorasi data dan informasi dari

73
LINDAYASOS: Jurnal Ilmiah Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Vol. 4 No. 1, Juni 2022

perspektif masyarakat, sedangkan sumber data Pekerjaan Sosial. Edisi 6. Bandung: PT


dari perspektif stakeholder cukup terbatas, Refika Aditama.
sehingga bisa menjadi kelemahan dalam Elison, Kenneth. (1997). Technology of
penelitian ini karena perspektif stakeholder Participation (TOP) basic Group
menjadi bagian penting dalam upaya Fasilitation Methods Manual, Manila:
ARD/Gold.
pengembangan masyarakat dan
Helly Ocktilia, (2020). Praktik Pekerjaan
keberlanjutannya. Penelitian lanjutan dengan
Sosial Berbasis Komunitas dalam
melihat sinergitas aktor-aktor pentahelix Penanganan Anak Terlantar di
sebagai stakeholder yang terlibat dalam Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa
program-program pengembangan masyarakat Barat. Politeknik Kesejahteraan Sosial
menjadi rekomendasi untuk penelitian Bandung: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial
Vol. 19 No. 1.
selanjutnya.
Henny Mayrowani., (2012). Pengembangan
Pertanian Organik di Indonesia. Bogor:
DAFTAR PUSTAKA Pusat Sosial Ekonomi dan Kebiakan
Aziz, A & Hartomo, H. (2008). Ilmu Sosial Pertanian.
Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
IFOAM. (2008). The World of Organic
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove.
Agriculture - Statistics & Emerging
(2021). Profil Desa Mandiri Peduli
Trends 2008. http://www.soel.de.
Gambut dan Mangrove Desa Kuala Dua
Kristi Oktavia Wompers, (2019)
Kecamatan Sungai Raya Kabupaten
Pengembangan Kapasitas Organisasi
Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat.
dalam Membangun Sistem Pelayanan
Kubu Raya: Badan Restorasi Gambut dan
Administrasi Pada Dinas Kependudukan
Mangrove.
Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Maluku
Bambang Rustanto. (2022). Metode
Barat Daya. Skripsi, Universitas Katolik
Partisipatori Assesment dan Rencana
Widya Mandira.
Tindak dalam Pengembangan
Laporan Praktikum Komunitas. (2021).
Masyarakat. STKS Bandung.
Dheasey Amboningtyas dan Yulianeu. (2019). Peningkatan Kapasitas Kelompok Tani
Pengembangan Capacity Building dalam Wonosari II melalui Inovasi Sistem
Pengngkatan Kualitas Sumber Daya Pertanian Organik Di Desa Kuala Dua
Manusia pada Usaha Kecil Menengah di Kecamatan Sungai Raya Kabupaten
Kecamatan Tugu Semarang. Jurnal Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat.
EKBIS/Vol. XX/No. 1 Edisi Maret 2019. Bandung: Politeknik Kesejahteraan
Dinar Wahyuni. (2017). Penguatan Sosial.
Kelembagaan Petani Menuju Lorraine M. Gutierrez and Larry M. Gant.
Kesejahteraan Petani. Kajian Singkat (2016). Community Practice in Social
terhadap Isu Aktuaal dan Strategis Vol. Work: Reflections on Its First Century
IX, No. 17/I/Puslit/September/2017. anda Directions for the Future. Volume
Edi Suharto. (2006). Pengembangan 92, Number 4. The University of
Masyarakat dalam Praktek Pekerjaan
Chucago Press Journal.
Sosial. Jember.
------------------. (2017). Membangun Masyarakat Netting, F. Allen, et all. (2017). Social Work
Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Macro Praktice: Sixth Edition. United
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan States of America: Pearson Educaion,
Inc.

74
LINDAYASOS: Jurnal Ilmiah Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Vol. 4 No. 1, Juni 2022

Nur Hasanah. (2017). Peranan Komunitas


Harapan dalam Meningkatkan
Kemandirian Anak Usia Sekolah di
Kawasan Pasar Johar Semarang.
Skripsi, Universitas Negeri Semarang.
Pemerintah Desa Kuala Dua. (2020). Profil
Desa Kuala Dua Kecamatan Sungai
Raya Kabupaten Kubu Raya Provinsi
Kalimantan Barat. Kubu Raya:
Pemerintah Desa Kuala Dua
------------------. (2020). RPJMDes Desa Kuala
Dua Tahun 2020-2025. Kubu Raya:
Pemerintah Desa Kuala Dua.
Program Studi Perlindungan dan
Pemberdayaan Sosial. (2021). Pedoman
Praktikum Komunitas. Bandung:
Politeknik Kesejahteraan Sosial.
Rothenbuhler, Eric W. (1991). The Process of
Community Involvement,
Communication. Monographs, 58:1, 63-
78.
Rudi Saprudin Darwis. (2016). Kepemimpinan
Lokal dalam Pengembangan Masyarakat
Desa. Prosiding Seminar Nasional Politik
dan Antropologi, FISIP, Universitas
Padjadjaran 24-25 Oktober 2016.
Soerjono Soekanto. (2012). Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Susilowati, E. (2019). Penerapan Teknologi
Pengembangan Masyarakat pada
Program Desa Sabilulungan. Jurnal
Ilmiah Perlindungan dan Pemberdayaan
Sosial (Lindayasos), 1(1).
Tropman, John E. & Erlich, John L. &
Rothman, Jack. (1996). Strategies of
Community Intervention. Illinois: F.E.
Peacock Publisher, Inc.

75

You might also like