You are on page 1of 27

PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.

2,Desember 2018

PENGEMBANGAN JARINGANSOSIAL OPST BUDI LESTARI DALAM


MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN SOSIAL WARGA MISKIN
DI DESA MEKARSALUYU KECAMATAN CIMENYAN
KABUPATEN BANDUNG

Khairul Akbar
Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung
Akbarkhairul76@gmail.com

Abstract

This research is a previous research that has been done before. One of the ongoing programs is the
establishment of an integrated waste management organization (OPST) of Budi Lestari. The
researcher reassessed the organization of integrated waste worker (OPST) Budi Lestari, a program
that still needs continuous facilitation as a step to start the organization business that has been
running for four months through the involvement of the poor as part of the organization members in
accordance with their respective duties. OPST Budi Lestari management system that has not been in
accordance with the existing implementation of the field, the lack of skills owned by some of the
Organizational Board, the accessibility of the poor in the new business most of the workers only as
laborers, has not been touched by the program of local government and swade not yetaksana.yang
obtained OPST Budi Lestari in waste processing.Social Welfare Organization Development
Organization (OPST) model is implemented through several activities, namely member
reorganization, organizational capacity building training, coordination and negotiation,
stakeholder hearings, proven that the implementation of network development model can improve
the management capability of OPST Budi Lestari, Social poor from an organization in Mekarsaluyu
Village.

Keywords: Social Network, Integrated Waste Processing Organization (OPST), Poor People, Social
Welfare

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian terdahulu yang telah dilakukan sebelumnya. Salah satu program
intervensi yang dilaksanakan adalah pembentukan Organisasi pengolahan sampah terpadu (OPST)
Budi Lestari. Peneliti melakukan reasesmen terhadap Organisasi pengolahan sampah terpadu
(OPST) Budi Lestari, yaitu program yang masih membutuhkan pendampingan berkelanjutan sebagai
langkah untuk memajukan organisasi yang baru berjalan empat bulan melalui pelibatan warga
miskin sebagai bagian dari anggota organisasi sesuai dengan tupoksi masing-masing. system
kepungurusan OPST Budi Lestari yang belum sesuai dengan pelaksanaan yang ada dilapangan,
rendahnya keterampilan yang dimiliki oleh sebagian Pengurus organisasi, kurangnya aksesibilitas
warga miskin dalam mendapatkan usaha baru dikarenakan sebagian besar petani bekerja hanya
sebagai buruh, belum adanya dukungan program dari pemerintah Daerah dan swata belum

220
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018

terlaksana.yang didapatkan OPST Budi Lestari dalam pengolahan sampah. Model Pengembangan
jaringan sosial Organisasi Pengolahan Sampah (OPST) dilakukan melalui beberapa kegiatan, yaitu
reorganisasi keanggotaan, pelatihan peningkatan kapasitas organisasi, koordinasi dan
negosiasi,audiensi pemangku kepentingan, terbukti hasil implementasi model pengembangan
jaringan mampu meningkatkan kemampuan manajemen OPST Budi Lestari, sehingga mampu
memberikan kesejahteraan sosial warga miskin dari segi finansial dan kapasitas warga miskin dalam
sebuah organisasi di Desa Mekarsaluyu.

Kata Kunci : Jaringan Sosial, Organisasi Pengolahan Sampah Terpadu (OPST), Warga miskin,
Kesejahteraan sosial

Pendahuluan adalah Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis


Perkembangan organisasi di Indonesia dewasa Masyarakat (WKSBM).
ini semakin luas. Bukan hanya kaum muda Organisasi memiliki visi dan misi sebagai
saja yang aktif berpartisipasi dalam kelompok pedoman sehingga dapat dilaksanakan dengan
yang sifatnya sosial, melainkan juga berbagai baik. Sistem dalam organisasi menjadi tugas
elemen masyarakat terlibat dalam organisasi. dan fungsi masing-masing anggota. Selain itu,
Suatu hal yang sudah membudaya dalam hal yang di butuhkan dalam organisasi adalah
masyarakat, sebab hampir di setiap lapisan dana, karena organisasi akan mengerakkan
masyarakat memiliki organisasi untuk anggotanya untuk menjalankan proses sesuai
menjalankan suatu tujuan yang ingin dicapai. dengan fungsinya masing-masing berdasarkan
Organisasi telah menjadi perkumpulan atau anggaran rumah tangga yang tersedia. Selain
wadah bagi sekelompok orang untuk dana, yang dilakukan dalam menggerakan
bekerjasama, terkendali dan terpimpin. Selain organisasi adalah sumber daya manusia
itu melalui organisasi terdapat upaya untuk sebagai anggota di dalam organisasi untuk
memanfaatkan sistem sumber daya, baik menggerakkan organisasi sesuai tujuan yang
lingkungan, material, uang dan beberapa ingin didapat.
sumberdaya lain dalam mencapai tujuan
organisasi. Organisasi dalam lingkungan masyarakat
dapat di manfaatkan sebagai sumber potensi
Keberadaaan Organisasi dimasyarakat adalah kesejahteraan sosial, dengan anggotanya
sebagai sistem sumber dengan tujuan untuk adalah masyarakat yang berdomisili di
meningkatkan kesejahteraan sosial yang wilayahnya. Masyarakat sebagai anggota
terarah berdasarkan fungsi dan tujuan. organisasi perlu ditingkatkan kapasitas dan
Berdasarkan Permensos No 8 tahun 2012 kemampuan dalam mengelola organisasi.
tentang pedoman pendataan Penyandang Mereka perlu memiliki kemampuan dalam
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan membangun jaringan, sehingga dapat
Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial meningkatkan kapasitas dan kebutuhan
(PSKS), salah satu organisasi dimasyarakat organisasi.
yang menjadi potensi dan sumber bagi upaya
peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat

221
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018

Seperti organisasi yang ada di Desa Komoditas-komoditas tersebut dipasarakan di


Mekarsaluyu, Kabupaten Bandung, dengan pasar-pasar terdekat sehingga untuk
melihat demografi wilayah, dapat di tinjau penyaluran hasil-hasil produksi pertanian tidak
untuk memanfaatkan potensi dan sumber yang membutuhkan biaya yang lebih untuk
ada di wilayah tersebut. Organisasi transportasi. Hasil penjualan komoditas
kemasyarakatan sebagai potensi dan sumber tersebut sebagian juga digunakan sebagai
untuk kesejahteraan warganya, telah mincul kebutuhan pangan rumah tangga dan sebagian
dan berkembang di wilayah Desa dikonsumsi sendiri oleh masyarakat.
Mekarsaluyu, Kecamatan Cimenyan
Kabupaten Bandung. Desa Mekarsaluyu Kondisi sosial penduduk Mekarsaluyu yang
memiliki luas wilayah 464,366 H.a, sebelah awalnya merupakan wilayah murni pedesaan
utara berbatasan dengan Desa Ciburial, sekarang sedikit bertransformasi ke perkotaan,
sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan hal ini terlihat karena adanya pendatang baru
Cibeunying, sebelah barat berbatasan dengan yang menghuni sebagian wilayah Desa
Desa Ciburial dan disebelah timur berbatasan Mekarsaluyu, termasuk adanya perumahan
dengan Desa Cimenyan. Desa Mekarsaluyu elit, penghuninya adalah orang yang berasal
berada pada dataran tinggi hingga 700-900 m dari kota Bandung dan juga luar kota
diatas permukaan laut, dengan curah hujan Bandung. Kondisi ekonomi warga Desa
15000 mm/thn dengan suhu ratarata 260C- Mekarsaluyu bisa terlihat dari jenis mata
290C maka masyarakat setempat pada pencaharian mereka yang mayoritas sebagai
umumnya bertani dan juga beternak. Desa buruh tani yang mengelola sawah dengan
Mekarsaluyu terbagi ke dalam 7 RW, jarak sistem bagi hasil, hanya sedikit dari mereka
dari pusat pemerintahan kecamatan sejauh 8 yang memiliki lahan persawahan sendiri,
km, dari ibukota kabupaten sejauh 35 km. sebagian juga ada yang berprofesi sebagai
Dahulunya kondisi alam Desa Mekarsaluyu di wiraswasta yang berdagang di warung-
penuhi hutan-hutan, namun saat ini sekitar 200 warung. Buruh tani mengelola sawah dengan
ha sudah berubah menjadi perumahan dan tidak mendapatkan bayaran atau upah yang
sebagian besar menjadi perumahan elit, yang dihitung perhari, perminggu ataupun perbulan,
penghuninya adalah para pendatang dari luar yang ada adalah mereka mendapatkan bagian
Desa Mekarsaluyu ketika sawah sudah panen, dimana hasil
pertanian akan dibagi rata antara pemilik
Desa Mekarsaluyu memiliki Jumlah penduduk sawah dengan pengolah sawah atau buruh tani
yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1855 jiwa itu sendiri. Berdasarkan fakta tersebut maka
dan perempuan sebanyak 3850 jiwa, dengan bisa dikatakan penghasilan atau rata-rata
jumlah kepala keluarga sebanyak 1.099 kk. penghasilan warga Desa Mekarsaluyu ini
Jumlah penduduk yang berusia sekolah yang masuk dalam kategori menengah.
mendapat program Kartu Indonesia sehat
sebanyak 301 jiwa. Sebagai desa yang Terdapat organisasi kemasyarakatan yang
memiliki kekayaan alam melimpah berupa memiliki kegiatan serta struktur yang jelas di
hasil pertanian, Desa Mekarsaluyu dapat Desa Mekarsaluyu, antara lain Lembaga
meningkatkan perekonomian masyarakat serta Kesejahteraan Masyarakat Desa (LKMD),
mengurangi pengangguran yang ada. Sumber Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK),
daya alam tersebut meliputi padi, dan sayuran. Majelais taklim, Karang taruna. Organisasi

222
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018

lainnya yang baru berkembang adalah Berdasarkan permasalahan tersebut, Pada


Organisasi Pengolahan Sampah Terpadu. bulan Juni hingga November 2016, peneliti
Awal terbentuknya Tempat Pengolahan mengambil lokasi Tempat Pengolahan
Sampah Terpadu (TPST), di mulai pada tahun Sampah Terpadu Desa Mekarsaluyu sebagai
2011 dengan adanya bantuan dari Dinas isu masalah dalam kegiatan praktikum
Pertamanan Dan Kebersihan Kabupaten intervensi mikro, mezzo dan makro. Hasil
Bandung yaitu sebuah mesin pencacah plastik asesmen melalui teknik wawancara mendalam,
yang diperuntukkan untuk mengolah sampah observasi dan studi dokumentasi serta
plastik, sehingga desa berinsisiatif untuk penilaian kapasitas (PEKA) di temukan
membentuk dan memiliki pengurus sebanyak bahwa ada beberapa aspek yang menghambat
empat orang, yang terdiri dari ketua, sekretaris pengelolaan TPST tersebut hingga tidak
bendahara dan anggota. berjalan, yaitu kurangnya kapasitas sumber
Keterbatasan anggota, dikarenakan tidak daya manusia dalam mengelola organisasi
adanya rekruitmen terhadap masyarakat Desa, tersebut, baik itu dalam bidang administrasi
disebabkan masyarakat memiliki pemikiran maupun operasionalisasi mesin pengolahan
bahwa sampah tidak berguna, hanya sampah.
dikumpulkan dan dibuang serta anggapan
yang menyatakan bahwa terlibat dalam Berdasarkan hasil asesmen, dilakukan
pengolahan sampah hanya untuk pemulung perencanaan intervensi dengan mengundang
yang sudah terbiasa dengan pekerjaan kotor berbagai narasumber yaitu dari Organisasi
dan lain sebagainya. Itulah mengapa pengurus Pengolahan Sampah Cikadut dan Badan
hanya beranggotakan empat orang, yang Perlindungan Lingkugan Hidup (BPLHD)
keseluruhannya juga adalah para aparatur Kabupaten Bandung, sebagai penyuluh dalam
Desa. Setiap pengurus memiliki jabatan memberikan pengetahuan dan keterampilan
rangkap yang mana satu sisi sebagai aparat kepada pengurus TPST dalam hal pengelolaan
desa, disatu sisi juga sebagai pengurus TPST. manajemen serta operasionalisasi TPST.
Berdasarkan rangkaian kegiatan tersebut, di
Selama lima tahun terakhir dari pertengahan temukanlah sebuah model penyuluhan dan
tahun 2011 hingga Juni 2016 TPST tersebut peningkatan kapasitas pengurus TPST Desa
mengalami hambatan dalam beroperasi. Mekarsaluyu.
Keterbatasan anggota pengurus TPST
membuat manajemen administrasi terabaikan, Intervensi praktikum berupa penyuluhan dan
tidak adanya proses produksi menyebabkan pelatihan tersebut menghasilkan manfaat
tidak memiliki produk yang dihasilkan. berupa:Pembentukan Organisasi Pengolahan
Dampak yang ditimbulkan, fasilitas TPST Sampah Terpadu yang awalnya, hanya wadah
berupa mesin pencacah tidak terpakai dan sebagai tempat pengolahan sampah terpadu,
tidak terpelihara, pos pengolahan sampah sehingga memiliki struktur yang jelas sesuai
menjadi rusak dan tidak bisa dimanfaatkan dengan fungsi masing-masing sesuai bagian
lagi, serta akses jalan menuju pos TPST tidak struktur organisasi. Hal ini merupakan wujud
dapat dilalui karena tidak adanya perbaikan dari meningkatnya manajemen administrasi
jalan. organisasi, meningkatnya kapasitas anggota
Organisasi Pengolahan Sampah Terpadu
melalui pengetahuan dan keterampilan yang

223
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018

dimilikinya dalam pengoperasionalan melanjutkan roda organisasi yang sedang


infrastruktur pengolahan sampah., hasil berkembang, di butuhkan rencana ke depan
produksi yang dihasilkan dari pengolahan agar organisasi dapat maju dan lebih
sampah tersebut berupa pupuk cair, biogas dan mensejahterakan, bukan hanya anggota namun
biosolar serta serbuk plastik, pengembangan juga masyarakat Desa Mekarsaluyu secara
kapasitas sdm organisasi mampu memberikan umum. Berdasarkan latarbelakang diatas,
kesejahteraan bagi anggotanya, khususnya peneliti akan melakukan penelitian tentang
warga msikin yang terlibat dalam organisasi Pengembangan Jaringan Sosial Organisasi
tersebut dan dapat meningkatkan pendapatan Pengolahan sampah Terpadu dalam
mereka. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Warga
Miskin di Desa Mekarsaluyu Kecamatan
Pada Desember 2016 organisasi Pengolahan Cimenyan Kabupaten Bandung.
Sampah Terpadu Desa Mekarsaluyu sudah
berjalan, dengan memiliki struktur yang Tujuan Penelitian
beranggotakan 20 orang, melibatkan Tujuan adalah untuk menghasilkan model
masyarakat umum dan juga kelima warga yang tepat untuk pengembangan jaringan
miskin yang berpartisipasi dalam organisasi sosial Organisasi Pengolahan Sampah Terpadu
tersebut. Sebulan setelah organisasi berjalan, di Desa Mekarsaluyu. Adapun tujuan dalam
peneliti melakukan penjajakan awal, untuk penelitian ini adalah :Pertama, mengetahui
mengetahui kondisi organisasi saat ini. profil dari Organisasi Pengolahan Sampah
Berdasarkan hasil wawancara dan evaluasi Terpadu Desa Mekarsaluyu, Kedua,
dengan ketua dan anggota Organisasi mengetahui refleksi awal pelaksanaan
Pengolahan Sampah Terpadu Desa Organisasi Pengolahan Sampah Terpadu Desa
Mekarsaluyu melalui rembug, masih ada Mekarsaluyu, ketiga, merumuskan
beberapa hambatan yang dialami, yaitu tidak perencanaan model pengembangan jaringan
adanya kemampuan dalam memasarkan hasil sosial Organisasi Pengolahan Sampah Terpadu
produksi dikarenakan tidak adanya lembaga Desa Mekarsaluyu, keempat,
atau dunia usaha yang mau bekerjasama mengimplementasikan model pengembangan
dengan organisasi dalam mempromosikan dan jaringan sosial Organisasi Pengolahan Sampah
memasarkan produk hasil pengolahan sampah, Terpadu Desa Mekarsaluyu, kelima,
serta belum adanya lisensi perijinan produk mengetahui refleksi akhir model
dari instansi terkait agar dapat dijual. Selain pengembangan jaringan sosial Organisasi
itu dibutuhkan beberapa pelatihan Pengolahan Sampah Terpadu Desa
keterampilan tambahan bagi anggota dan Mekarsaluyu
masyarakat dalam hal mendaur ulang sampah
menjadi barang kerajinan dan dapat menjadi Manfaat Penelitian
nilai tambah untuk hasil produksi. Manfaat yang diharapkan atau hal-hal yang
kemungkinan bisa berguna setelah penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas dapat di ini selesai dilaksanakan adalah Peneliti
lihat jika Organisasi Pengolahan Sampah mampu mengimplementasikan pengembangan
Terpadu belum mampu melakukan kerjasama jaringan sosial Organisasi Pengolahan Sampah
dan membangun jaringan sosial atau jaringan, Terpadu yang lebih efektif dan berdampak
salah satunya dalam pemasararan. Untuk positif kepada masyarakat dalam menigkatkan

224
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018

kesejahteraan sosial warga miskin di Desa kualitas tindakan yang dilakukan didalamnya,
Mekarsaluyu, untuk mengembangkan konsep yang melibatkan kolaborasi dan kerjasama
pekerjaan sosial pelayanan kemiskinan yang para praktisi dan orang awam. Sementara itu
berkaitan dengan aspek pemberdayaan melalui (Kemmis dalam Madya 2011:9) menyatakan
pengembangan jaringan sosial organisasi dan bahwa penelitian tindakan adalah suatu bentuk
pengembangan masyarakat (CO/CD), dengan penelitian reflektif diri yang secara kolektif
memanfaatkan sistem sumber. dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam
situasi sosial untuk meningkatkan penalaran
Metode Penelitian dan keadilan praktik pendidikan dan praktik
Penelitian ini akan dilakukan melalui sosial mereka, serta pemahaman mereka
pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian terhadap praktik-praktik mereka dan
kualitatif merupakan penelitian yang meneliti pemahaman mereka terhadap situasi tempat
pada kondisi obyek yang alamiah dimana praktik-praktik tersebut dilakukan.
peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara Penelitian tindakan merupakan intervensi
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat skala kecil terhadap tindakan di dunia nyata
induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih dan pemeriksaan cermat terhadap pengaruh
menekankan pada makna dari pada intervensi tersebut (Cohen dan Manion, dalam
generalisasi (Sugiyono, 2005:1). Pemilihan Zuriah 2006:70). Sedangkan menurut (Elliot
pendekatan penelitian kualitatif bertujuan dalam Zuriah 2006:70) menyebutkan
untuk memperoleh data dan informasi secara penelitian tindakan merupakan kajian tentang
mendalam tentang penguatan kapasitas yang situasi sosial dengan maksud untuk
dilakukan terhadap Organisasi Pengolahan meningkatkan kualitas kegiatan yang ada
Sampah Terpadu Desa didalamnya. Seluruh prosesnya meliputi
Mekarsaluyu secara spesifik, detail dan telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
mendalam. Data dan informasi yang diperoleh pemantauan dan dampak, serta menjalin
dari informan dan partisipan disajikan dalam hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri
bentuk deskripsi, sedangkan apabila terdapat dan perkembangan profesional. Beberapa
data yang berupa angka-angka hanyalah penjelasan tentang penelitian tindakan tersebut
sebagai penunjang. menjadi dasar bagi peneliti untuk
menggunakan desain penelitian tindakan
Metode penelitian yang digunakan adalah dimana penelitian ini bertujuan untuk
metode penelitian action research atau mengujicobakan suatu ide ke dalam praktik
penelitian tindakan. Penelitian tindakan atau situasi nyata berskala mikro yang
merupakan salah satu jenis penelitian yang diharapkan kegiatan tersebut mampu
berafiliasi pada model penelitian kualitatif. memperbaiki dan meningkatkan kualitas
Penelitian tindakan merupakan penelitian yang perbaikan sosial di bidang sosial. Penelitian
bertujuan untuk memperbaiki kondisi dan ini diawali dengan refleksi awal dari
kehidupan para partisipan. Burns dalam pelaksanaan intervensi sebelumnya kemudian
Madya (2011:9) mengatakan bahwa penelitian dilanjutkan dengan perencanaan kemudian
tindakan merupakan penerapan penemuan tindakan observasi dari kegiatan yang telah
fakta pada pemecahan masalah dalam situasi direncanakan hingga tersusun suatu perbaikan
sosial dengan pandangan untuk meningkatkan

225
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018

kondisi terkait dengan kapasitas Organisasi Dengan demikian semakin tinggi produksi dan
Pengolahan Sampah Terpadu Desa penjualan, maka semakin banyak juga tenaga
Mekarsaluyu. kerja khususnya warga miskin yang dapat
dilibatkan dan hal ini tentunya menambah
Penelitian ini mengambil lokasi di Desa pendapatan warga miskin di Desa
Mekarsaluyu dengan jangka waktu yang mekarsaluyu.
diperlukan dalam proses penelitian ini adalah Teknik pengumpulan data yang digunakan
selama enam bulan, yaitu pada bulan Januari dalam penelitian ini adalah Wawancara
sampai dengan Juni 2017. Lokasi yang mendalam (indepth interview), wawancara ini
digunakan adalah RW 01 Desa Mekarsaluyu, dilakukan secara langsung dengan
Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut informan sesuai dengan pedoman wawancara
merupakan kegiatan praktikum pada bulan yang telah dibuat. Observasi berperan serta
Juni – Desember 2016. (participant observation), yaitu teknik melalui
pengamatan langsung terhadap obyek-obyek
Cara menentukan sumber data dalam tertentu yang terkait dengan pengumpulan
penelitian ini adalah teknik purposive, yaitu data tentang permasalahan yang akan diteliti.
teknik pengambilan sampel sumber data Observasi dilakukan pada situasi sosial yang
dengan pertimbangan bahwa orang-orang mencakup actor, activity dan Place.
tersebut dianggap paling mengetahui dan
memahami mengenai masalah yang akan Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group
diteliti. Dengan diperolehnya keterangan Disscusion/FGD) adalah teknik menggali data
mengenai sejumlah kepala keluarga miskin dan informasi tentang suatu permasalahan
yang ada, peneliti melakukan penelusuran tertentu secara spesifik melalui diskusi
informasi tebih lanjut unfuk mencari potensi kelompok terbatas. Tujuan teknik ini adalah
dan sumber yang ada dimasyarakat yang akan untuk menggali partisipasi semua peserta
memungkinkan dioptimalkan dalam mengatasi dimana dalam diskusi mereka mempunyai
persoalan kemiskinan. salah satu sumber dan kesempatan yang sama untuk mengemukakan
potensi yang ada di wilayah Desa pendapat dan masukan dalam rangka
Mekarsaluyu yang dapat dimanfaatkan untuk menangani masalah tersebut. Adapun FGD
membantu dalam memecahakan masalah yang juga akan dilakukan pada penerapan teknik
muncul akibat lapangan pekerjaan bagi PEKA (Penilaian Kapasitas) yaitu teknik
keluarga miskin adalah dengan mengelola penilaian kemampuan organisasi masyarakat
potensi dan sumber yang tersedia. yang dilakukan secara bersama-sama oleh
Sumberdaya tersebut adalah dengan adanya pengurus dan anggota organisasi itu sendiri
Organisasi pengolahan sampah terpadu, yang hasilnya menjadi pijakan untuk
sehingga memungkinkan perekrutan memperkuat dan mengembangkan
masyarakat yang termasuk dalam katergori kemampuan organisasi dalam usaha mencapai
miskin untuk bekerja pada organisasi tersebut, cita-citanya. Adapun bidang kemampuan
melalui pengembangan jaringan social, organisasi yang dinilai dalam PEKA yatu : 1)
diharapkan pemasaran hasil produksi Bidang kepengurusan dan keanggotaan, 2)
organisasi berupa hasil daur ulang sampah Bidang Kepemimpinan, 3) Bidang
memiliki nilai ekonomi yang dapat dijual.

226
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018

Administrasi dan Keuangan, 4) Bidang kedalaman, keluasan dan kepastian data.b.


Kemampuan Sumberdaya Manusia, 5) Bidang Meningkatkan ketekunan, adalah melakukan
Pengelolaan Kegiatan/Program, 6) Bidang pengamatan secara lebih cermat dan
Hubungan dengan Pihak luar dan 7) Bidang berkesinambungan. Dengan meningkatkan
Keberlanjutan Organisasi. Adapun ketekunan maka kepastian data dan urutan
masingmasing bidang tersebut dijabarkan ke peristiwa dapat direkam secara pasti dan
dalam 5- sistematik peneliti melakukan pengamatan
7 indikator atau ukuran secara lebih cermat dan berkesinambungan.
kemampuan organisasi. Pengecekan kembali dilakukan untuk
mengetahui apakah data yang diperoleh benar
Studi Dokumentasi, studi dokumentasi akan atau tidak, serta dapat memberikan deskripsi
dilakukan dengan meneliti berbagai laporan data yang akurat dan sistematis.c. Triangulasi,
dan catatan yang relevan dengan karakteristik, pengujian kredibilitas diartikan sebagai
profil dan masalah yang dihadapi oleh pengecekan data dari berbagai sumber dengan
organisasi. Studi dokumentasi juga dilakukan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan
untuk menelaah referensi yang berkaitan demikian terdapat triangulasi sumber,
dengan pengembangan kapasitas organisasi triangulasi teknik pengumpulan data, dan
Pengolahan Sampah Terpadu, dan waktu. Triangulasi sumber untuk menguji
konsepkonsep terkait lainnya sekaligus kredibilitas data dilakukan dengan cara
membandingkannya dengan kondisi riil di mengecek data yang telah diperoleh melalui
lokasi penelitian.ToP (Technology of beberapa sumber. Triangulasi teknik untuk
Participation), adalah suatu metode fasilitasi menguji kredibitas data dilakukan dengan cara
untuk membantu kelompok dalam membuat mengecek data kepada sumber yang sama
keputusan secara partisipatif. ToP dengan teknik yang berbeda. Triangulasi
mengeksplorasi munculnya inisiatif-inisiatif, waktu merupakan data yang dikumpulkan
sikap kepemimpinan, keputusan dan dengan teknik wawancara pada waktu yang
tanggungjawab dari seluruh anggota tepat dimana waktu juga sering berpengaruh
kelompok/organisasi. terhadap kredibilitas.d. Pengujian
transferability, Cara yang akan ditempuh
Teknik pemeriksaan keabsahan data Langkah adalah dengan membuat laporan hasil
– langkah pemeriksaan keabsahan dilakukan penelitian dengan uraian yang rinci, jelas,
antara lain sebagai berikut:a. Perpanjangan sistematis, dan dapat dipercaya.
pengamatan, dimana peneliti kembali ke
lapangan melakukan pengamatan, wawancara Proses analisis data dalam penelitian ini
lagi dengan sumber data yang pernah ditemui mengacu pada pendapat (Nasution dalam
maupun yang baru. Perpanjangan pengamatan Sugiono 2005:89) yang mengatakan bahwa
memberi kemungkinan kepada peneliti untuk “Analisis data telah dimulai sejak
menjalin relasi yang semakin akrab dengan merumuskan dan menjelaskan masalah,
organisasi agar partisipan semakin terbuka dan sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung
terbentuk hubungan yang didasari saling terus sampai penulisan hasil penelitian”.
percaya sehingga tidak ada informasi yang
disembunyikan. Lamanya perpanjangan Analisis sebelum di lapangan
pengamatan sangat tergantung pada

227
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis


data sebelum penelitian memasuki lapangan. Organisasi yang dimaksud memiliki
Analisis dilakukan terhadap data hasil studi komitmen terhadap pelayanan publik atau
pendahuluan, atau data sekunder, yang dapat pribadi atau terhadap penyakit-penyakit
digunakan untuk menentukan fokus penelitian. ekonomi, sosial dan perubahan-perubahan
Namun fokus penelitian ini masih bersifat kebudayaan. Pendekatan yang digunakan
sementara dan akan berkembang setelah dalam keseluruhan peneliti adalah group
peneliti masuk dan selama di lapangan. work dan Locality Development atau metode
pekerjaan sosial yang mengutamakan
Tahapan penelitian diawali dengan Tahap pengembangan masyarakat lokal secara
persiapan selama satu bulan, yang terdiri dari: terbatas, penekanan pada kemandirian serta
penyusunan proposal penelitian, seminar partisipasi aktif warga masyarakat yaitu
proposal penelitian, perbaikan proposal terhadap komunitas secara umum. Peneliti
penelitian, perizinan penelitian. Kemudian melakukan upaya pendekatan yang sistematis
dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan, untuk membentuk dan rnenemukenali
dilaksanakan selama tiga bulan yang meliputi : konsep-konsep tentang masyarakat
melakukan refleksi awal, melakukan menyangkut permasalahan sosial yang
perencanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan berkembang dalam kehidupan masyarakat.
sesuai dengan rencana yang telah disusun, organisasi seperti asosiasi, paguyuban,
melakukan evaluasi terhadap intervensi yang kelompok akar rumput dan istilah lainnya
sudah dilakukan. Dan tahap terakhir yaitu yang menunjuk pada pengelolaan oleh
tahap pengakhiran dilakukan selama dua bulan masyarakat setempat, segala bentuk
yang meliputi kegiatan penyusunan laporan kelompok masyarakat yang diorganisasikan
penelitian melalui mekanisme dari bawah. Asosiasi
dalam atmosfir sosial (social sphere)
Tinjauan tentang Pengembangan termasuk organisasi pemerintah, organisasi
jaringan Sosial amal, kelompok seperguruan dan gerakan
Definisi pekerjaan sosial menurut sosial (Rulen and Ladavalya dalam Tonny &
International Federation of Social Workers Utomo, 2003:16).
(IFSW) dan International Association of
School of Social Work (IASSW) tahun 2014 di Organisasi pengolahan sampah (OPST) Budi
Melbourne merilis definisi global pekerjaan Lestari merupakan organisasi non formal
sosial: “Social work is a practice-based yang bergerak dalam aspek konservasi
profession and an academic discipline that
lingkungan dengan mengolah sampah yang
promotes social change and development,
menjadi masalah di setiap limgkungan
social cohesion, and the empowerment and
liberation of people. Principles of social masyarakat, namun terkait dengan kolaborasi
justice, human rights, collective responsibilty yang peneliti terapkan melalui penedekatan
and respect for diversities are central to socia ekologis dengan Kesulitan memenuhi
work. Underpinned by theories of social work, kebutuhan sosial bagi warga miskin, maka
social sciences, humanities and indigenous adanya kondisi dimana, termasuk
knowledge, social work engages people and keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
structures to address life challenges and ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam
enhance wellbeing.” masyarakat. Seperti pendidikan, kesehatan

228
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018

dan informasi. Warga miskin di Desa organisasi yang memiliki rencana jangka
mekarsaluyu dilibatkan secara aktif dalam panjang yang dampaknya bias lansung
pengorganisasian, disamping itu juga dirasakan jika mempunyai prinsip yang
membawa perubahan pola piker dan sejalan dengan visi dan misi organisasi.
kemampuan meningkatkan penghasilan yang Upaya pengembangan jaringan ini diarahkan
dapat memenuhi kebutuhannya. untuk Warga miskin mampu
mengembangkan kapasitas yang dimilikinya
Kemiskinan yang dialami warga miskin di melalui pelibatan dalam OPST Budi Lestari
Desa Mekarsaluyu dapat ditangani salah sebagai pekerja yang mendapatkan dana
satunya melalui penanganan kemiskinan yang intensif dari anggaran organisasi, Kelompok
dapat dilihat dari segi pendekatan penanganan pengelolahan sampah mampu mengakses
kemiskinan secara sosial-psikologis sumber dan potensi yang tersedia,
menunjukkan pada kekurangan jaringan dan membangun jejaring serta mampu
struktur sosial yang mendukung dalam meningkatkan manajemen serta operasional
mendapatkan kesempatan-kesempatan pengolahan sampah, selain itu kelompok
peningkatan produktivitas. Melalui pengolahan sampah menjadi organisasi yang
pengorganisasian dan pengembangan jaringan bisa berkontribusi dalam upaya
organisasi maka kontribusi yang diberikan pembangunan Desa, Aparat Desa serta
organisasi tidak hanya terhadap organisasi masyarakat Desa Mekarsaluyu, dalam hal ini
tersebut semata, namun juga bagi pengurus Kepala Desa Mekarsaluyu sebagai pemangku
dan anggotanya , termasuk warga miskin kebijakan, dapat membuat sebuah peraturan
sebagai penerima manfaat secara tidak dan kebijakan berupa peraturan Desa dan
lansung dalam kemajuan organisasi. juga pembuatan anggaran bagi OPST Budi
Untuk lebih meningkatkan kemampuan Lestari, sebagai organisasi yamg membantu
organisasi maka diperlukan sebuah kebutuhan masyarakat dalam pengolahan
pengembangan jaringan sosial, dalam Idham sampah dan juga berkontrisbusi
Arsyad (2015 : 8) mengemukakan bahwa meningkatkan pendapatan warga miskin
“Jaringan sosial (social network) adalah melalui pengolahan sampah terpadu.,
kumpulan individu atau kelompok yang terikat Mayarakat mampu memberikan pengawasan
oleh kepentingan dan/ atau tujuan yang sama. yang lebih terhadap sampahsampah yang ada
Membangun jaringan sosial dan di Desa Mekarsaluyu yang dilaksanakan oleh
mengembangkan kerjasama merupakan Organisasi pengolahan sampah Bersama
agenda penting dan strategis yang harus stakeholder, organisasi mampu membentuk
dipahami dengan baik oleh para pendamping kepengurusan dan program kerja serta system
desa. Pehahaman yang baik terhadap yang terpadu dengan didukung oleh program
jaringan sosial yang terbangun di pedesaan pemerintah Pusat dan daerah.
selama ini, akan sangat membantu proses-
Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009,
proses pendampingan yang dilakukan di
Kesejahteraan sosial adalah adalah kondisi
tingkat masyarakat desa. Mulai dari proses
perencanaan pembangunan sampai pada terpenuhinya kebutuhan material, spiritual,
dan sosial warga negara agar dapat hidup
kegiatan pemberdayaan masyarakat desa.”
layak dan mampu mengembangkan diri,
sehingga dapat melaksanakan fungsi
Pengembangan jaringan sosial merupakan
sosialnya. Dari Undang Undang di atas dapat
salah satu bentuk program dari sebuah

229
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018

kita cermati bahwa ukuran tingkat kontribusi terhadap pemecahan masalah


kesejahteraan dapat dinilai dari kemampuan sosial, dan peningkatan kualitas hidup
seorang individu atau kelompok dalam individu, kelompok dan masyarakat.
usahanya memenuhi kebutuhan material dan Organisasiorganisasi yang melaksanakan
spiritual dan sosialnya. kegiatan kesejahteraan sosial yang merupakan
Kebutuhan material dapat kita hubungkan salah satu sub sistem dalam sistem
dengan pendapatan yang nanti akan kesejahteraan sosial. Pengertian kesejahteraan
mewujudkan kebutuhan akan pangan, sosial, sebagaimana dikemukakan diatas
sandang, papan dan kesehatan. Kemudian mengandung pokok-pokok pikiran bahwa
kebutuhan spiritual kita hubungkan dengan konsepsi kesejahteraan sosial merujuk pada:
pendidikan, kemudian keamanan dan Kondisi statis atau keadaan sejahtera, yakni
ketentaraman hidup, sedangkan kebutuhan terpenuhinya kebutuhan jasmaniah, rohaniah
akan berbagai barang dan jasa yang digunakan dan sosial, Kondisi dinamis, yakni suatu
untuk memuaskan kebutuhan sosial suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang terorganisir
kelompok masyarakat.Undang-undang RI untuk mencapai kondisi statis diatas, Institusi,
Nomor 6 tahun 1974 tentang ketentuan- arena atau bidang kegiatan yang melinatkan
ketentuan pokok Kesejahteraan sosial lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai
memberikan batasan pokok kesejahteraan profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan
sosial sebagai:“Suatu tata kehidupan dan usaha kesejahteraan sosial atau pelayanan
penghidupan sosial, material maupun sosial Dari beberapa defenisi di atas, dapat di
spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, simpulkan bahwa Kesejahteraan salah satu
kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, aspek yang cukup penting untuk menjaga dan
yang memungkinkan bagi setiap warga membina terjadinya stabilitas sosial dan
negara untuk mengadakan usaha pemenuhan ekonomi. Selanjutnya percepatan
kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah pertumbuhan ekonomi masyarakat
dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, memerlukan kebijakan ekonomi atau peranan
keluarga serta masyarakat dengan pemerintah dalam mengatur perekonomian
menjunjung tinggi hak-hak atau kewajiban sebagai upaya menjaga stabilitas
manusia sesuai dengan pancasila.” perekonomian. tingkat kesejahteraan
seseorang dapat terkait dengan tingkat
Sebagaimana batasan PBB, kesejahteraan kepuasan (utility) dan kesenangan (pleasure)
sosial adalah kegiatan-kegiatan yang yang dapat diraih dalam kehidupannya guna
terorganisasi yang bertujuan untuk membantu mencapai tingkat kesejahteraannya yang
individu atau masyarakat guna memenuhi diinginkan. Maka dibutuhkan suatu prilaku
kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan yang dapat memaksimalkan tingkat kepuasan
meningkatkan kesejahteraan selaras dengan sesuai dengan sumberdaya yang tersedia.
kepentingan keluarga dan masyarakat. Menurut undang-undang no 11 tahun 2009
Kesejahteraan sosial sebagai suatu nstitusi dan bab IV tentang penanggulangan kemiskinan
bidang kegiatan menunjuk pada pasal 19, menyebutkan bahwa
kegiatankegiatan yang terorganisir yang penanggulangan kemiskinan merupakan
diselengarakan baik oleh lembaga-lembaga kebijakan, program, dan kegiatan yang
pemerintah maupun swasta yang bertujuan dilakukan terhadap orang, keluarga, kelompok
untuk mencegah, mengatasi dan memberikan dan atau masyarakat yang tidak mempunyai

230
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018

atau mempunyai sumber mata pencaharian berkesinambungan; kelaparan dan kekuranan


dan tidak dapat memenuhi kebutuhan yang gizi; rendahnya tingkat kesehatan;
layak bagi kemanusiaan. Pada keterbatasan dan kurangnya akses kepada
Pasal 20 juga menyebutkan bahwa pendidikan dan layanan-layanan pokok
penanggulangan kemiskinan ditujukan untuk lainnya; kondisi tak wajar dan kematian
akibat penyakit yang terus meningkat;
meningkatkan kapasitas dan mengembangkan
kehidupan bergelandang dan tempat tinggal
kemampuan dasar serta kemampuan berusaha
yang tidak memadai; lingkungan yang tidak
masyarakat miskin, memperkuat peran aman; serta diskriminasi dan keterasingan
masyarakat miskin dalam pengambilan sosial. Kemiskinan juga dicirikan oleh
keputusan kebijakan publik yang menjamin rendahnya tingkat partisipasi dalam proses
penghargaan, perlindungan, dan pemenuhan pengambilan keputusan dan dalam kehidupan
hak - hak dasar, mewujudkan kondisi dan sipil, sosial dan budaya.”
lingkungan ekonomi, politik, dan sosial yang
memungkinkan masyarakat miskin dapat Selain itu (Darwin 2005:4) menggunakan
memperoleh kesempatan seluas - luasnya istilah kemiskinan untuk menggambarkan :
dalam pemenuhan hak-hak dasar dan keterbatasan pendapatan dan konsumsi,
peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan; keterbelakangan derajat dan martabat manusia,
dan memberikan rasa aman bagi kelompok ketersingkiran sosial, keadaan menderita
masyarakat miskin dan rentan. karena sakit, kurangnya kemampuan dan
Kemiskinan adalah konsep abstrak yang dapat ketidakberfungsian fisik untuk bekerja,
dijelaskan secara berbeda tergantung dari kerentanan dalam menghadapi perubahan
pengalaman, perspektif, sudut pandang yang politik dan ekonoimi, tiadanya keberlanjutan
diambil, atau ideologi yang dianut. Cara sumber kehidupan, tidak terpenuhinya
pandang yang berbeda ini pada gilirannya kebutuhan dasar, dan adanya perampasan
akan menentukan bagaimana kondisi, sifat dan relative (relative deprivation).
konteks kemiskinan dapat dipahami, Dari beberapa definisi tentang kemiskinan,
bagaimana sebab-sebab kemiskinan dapat secara umum semuanya menunjukkan bahwa
diidentifikasi, dan bagaimana masalah kemiskinan merupakan kondisi dimana
kemiskinan dapat diatasi. Agar upaya seseorang atau suatu keluarga berada dalam
penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan keadaan: “kekurangan dan atau
secara tepat, hal pertama yang harus ketidaklayakan hidup menurut standar-standar
dilakuakan adalah elaborasi pengertian tertentu, ketidak atau kekurang mampuan fisik
kemiskinan secara komprehensif. manusia, ketiadaan atau kekurangan akses
Untuk merumuskan suatu definisi kemiskinan dalam memperoleh pelayanan minimal dalam
dari sejumlah pandangan dan pendekatan yang berbagai bidang kehidupan, serta sulit atau
dinamis memang tidak mudah, karena kurang memperoleh akses dalam proses-
formulasi dari para ahli dan peneliti proses pengambilan kebijakan”. Pembahasan
dipengaruhi oleh fokus kajian masing-masing. Hasil Penelitian
Konferensi Dunia dalam (Darwin 2005: 4)
Gambaran Lokasi Penelitian
untuk Pembangunan Sosial telah
mendefinisikan sebagai berikut :“Kemiskinan Desa Mekarsaluyu memiliki luas wilayah
memilki wujud yang majemuk, termasuk 464,366 H.a, yang mana disebelah utara
rendahnya tingkat pendapatan dan sumber berbatasan dengan Desa Ciburial, sebelah
daya produktif yang menjamin kehidupan selatan berbatasan dengan Kelurahan

231
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018

Cibeunying, sebelah barat berbatasan dengan dijasikan pupuk, namun hal ini tentunya tidak
Desa Cibureial dan disebelah timur berbatasan mampu menangani permasalahan sampah
dengan Desa Cimenyan. Desa Mekarsaluyu secara keseluruhan. Melihat fenomena ini
berada pada dataran tinggi hinggga 700-900 m peneliti melakukan asesmen potensi dan
diatas permukaan laut, dengan curah hujan kebutuhan untuk mencari solusi dalam
15000 mm/thn dengan suhu rata-rata menangani masalah ini dan dikaitkan dengan
260C290C maka tidak menutup kemungkinan pemberdayaan masyarakat. Setelah dilakukan
masdyarakat setempat pada umumnya bertani asesmen masalah dan potensi dimasyarakat
dan juga beternak, Desa Mekarsaluyu terbagi maka, di dapatkan pokok masalah, yaitu
ke dalam 7 RW, jarak dari pusat ketidak mampuan pemerintah Desa dalam
pemerintahan kecamatan sejauh 8 km, dari menganggarkan pengeluaran belanja Desa
ibukota kabupaten sejauh 35 km. Dahulunya terhadap penanganan sampah, kurangnya
kondisi alam Desa Mekarsaluyu di penuhi kepedulian masyarakat secara umum dalam
hutan-hutan namun saat ini sekitar 200 ha mencari alternatif penanganan sampah.
sudah berubah menjadi perumahan dan Dari segi potensi yang dimiliki masyarakat
sebagian besar menjadi perumahan elit, yang Desa Mekarsaluyu, dipahami bahwa
penghuninya adalah para pendatang dari luar Organisasi kepemudaan Karang taruna
Desa Cimenyan. Target RW 1 Desa memiliki kepedulian yang sangat tinggi untuk
Mekarsaluyu selama ini memeliki menacri alternative penanganan sampah,
problematika pengolahan sampah yang kurang adanya beberapa Dunia usaha yang berada di
baik, terindikasi dengan banyaknya warga wilayah Desa Mekarsaluyu seperti café dan
yang tidak memperdulikan dampak yang restoran yang bisa dimanfaatkan dengan
ditimbulkan, terutama pembuangan ke bekerja sama mengolah sampah yang mereka
lokasilokasi yang berpotensi terjadinya hasilkan.Oleh Karena itu peneliti dengan
kerusakan lingkungan, seperti beberapa warga upaya semaksimal mungkin
yang membuang sampah rumah tangga ke mengorganisasikan kelompok kemasyarakatan
pinggir sungai, hal ini dapat menyumbat aliran seprti karang taruna dan penggiat peduli
sungai, selain itu dampak yang ditimbulkan lingkungan di Desa Mekarsaluyu. Upaya
bias menimbulkan penyakit, dan hal ini sangat penanganan yang pertama dilaksanakan
rawan terjadinya penyakit, seperti malaria, dengan mereorganisasi kelompok tersebut
selain itu bau busuk yang ditimbulkan bisa kedalam organisasi yang lebih spesifi dan
menyebabkan lingkungan tersebut tidak sehat. berkompeten mengolah sampah secara
Oleh Karena itu upaya pemerintah Desa terstruktur, sehingga dibentuklah Organisasi
dengan mengajukan permohonon bantuan pengolahan sampah terpadu (OPST) Budi
penanganan sampah ini dilakukan pada tahun Lestari, tugas pokok organisasi ini adalah
2011, namun Karena tidak adanya lahan mengolah sampah rumah tangga yang diambil
sebagai pembuangan sampah, akhir maka dari masyarakat dengan mengandalakan
bantuan yang di dapatkan dari Dinas anggaran swadaya masyarakat, dilanjutkan
pertamanan dan kebersihan kabupaten dengan peningkatan kapasitas anggota dan
Bandung hanya memberikan mesin pengolah pengurus organisasi secara berkelanjutan,
sampah, sehingga hasil akhir pembuangan melalui peningakatan manajemen dan
sampah dapat dimimnimalisir dengan operasional pengolahan sampah.. peningkatan
mengolahnya menjadi bahan yang dapat kapasitas organisasi dilakukan melaului

232
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018

Pengorganisasian dan Pengembangan Mekarsaluyu dan juga masyarakat yang


Masyarakat (CO/CD). Menurut Suharto, merupakan masyarakat urban dari wilayah
2005:13) Pengorganisasian dan kota Bandung yang tidak diimbangi dengan
Pengembangan Masyarakat (CO/CD) pada penyediaan infrastruktur persampahan yang
dasarnya merupakan strategi perubahan sosial memadai. Kondisi ini tidak pernah membaik
terencana yang secara profesional didesain dari tahun ke tahun. Permasalahan
untuk mengatasi masalah atau memenuhi persampahan yang sudah ada yang memiliki
kebutuhan pada tingkat organisasi. Gambaran keterbatasan lahan TPA sehingga dampaknya
Hasil Penelitian tidak saja terhadap pencemaran lingkungan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai berupa daerah lawan longsor dan pencemaran
pengembangan jaringan sosial opst budi lestari sampah di sekitar daerah aliran sungai Desa
dalam meningkatkan kesejahteraan sosial Mekarsaluyu. Meskipun demikian, sampai
warga miskin di desa mekarsaluyu kecamatan saat ini permasalahan persampahan masih
cimenyan kabupaten bandung pokok utama terus berlanjut. Upaya perbaikan yang telah
penelitian “bagaimanakah pengembangan dilakukan oleh pemerintah Desa hingga
jaringan sosial opst budi lestari . beberapa Kabupaten Bandung masih belum
bagian pada hasil penelitian ini akan menunjukkan hasil yang signifikan.
menjawab beberapa aspek pertanyaan sebagai Demikian juga yang berkaitan dengan upaya
berikut: (1) review program pengembangan pengurangan volume sampah yang harus
jaringan sosial opst budi lestari, (2) rencana dibuang ke TPA melalui program 3R masih
model pengembangan jaringan sosial opst belum dilaksanakan secara sungguh-sungguh,
budi lestari (3) implementasi pengembangan karena sulitnya melaksanakan perubahan
jaringan sosial opst budi lestari dan (4) perilaku masyarakat dalam pemilahan sampah
penyempurnaan model pengembangan serta sulitnya merubah cara pandang c
jaringan sosial opst budi lestari. “sampah sebagai sumber daya”. Dengan
Pertama: Refleksi Awal Pengembangan terbitnya UU No. 18 Tahun 2008 tentang
Jaringan Sosial Opst Budi Lestari Refleksi Pengelolaan Sampah yang salah satu inti dari
awal yang dilakukan peneliti dengan melihat UU ini adalah mewajibkan setiap orang
perkembangan Opst Budi Lestari, yang dalam pengelolaan sampah rumah tangga
sebelumnya telah dilakukan oleh peneliti pada untuk mengurangi dan menangani sampah
sât melakukan praktikum di Desa dengan cara yang berwawasan lingkungan.
Mekarsaluyu, dengan evaluasi yang telah Pengurangan sampah yang dimaksud meliputi
dijalankan dengan pengurus dan anggota Opst pembatasan timbulan sampah, pendauran
Budi Lestari setiap bulannya yang mân pada ulang sampah dan/atau pemanfaatan kembali
tanngal 21 hingga 28 april 2017, peneliti sampah
mengevaluasi program yang dijalankan oleh Saat ini sudah dilaksanakan langkah awal
organisasi. Refleksi awal ini dijalankan setiap organisasi yang sudah dibentuk berupa
bulannya, diantaranya peneliti dan Opst Budi pengangkutan sampah dengan mengambil
lestari menganalisis bahwa meningkatnya retribusi dari warga Desa Mekarsaluyu,
masalah persampahan di Desa Mekarsaluyu sehingga dana operasional sudah ada, sebagai
tidak lepas dari laju pertumbuhan jumlah intensif yang bekerja dalam mengolah
penduduk yang cukup tinggi, baik itu sampah dalam organisasi. Untuk menghemat
pertumbuhan penduduk lokal Desa lahan TPA serta memanfaatkan sampah yang

233
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018

masih memiliki nilai ekonomi seperti organik perencanaan model intervensi. Kegiatan
untuk kompos, kertas, plastik, kaleng dan sosialisasi hasil analisis masalah, potensi dan
lain-lain, perlu dilakukan kegiatan awal kebutuhan dilaksanakan pada hari kamis
pemanfaatan sampah dengan program 3R. tanggal 23 maret yang bertempat di balai desa
Mengingat keberhasilan program 3R sangat mekarsaluyu dengan jurusan partisipan
ditentukan oleh partisipasi masyarakat sebanyak 13 orang Pelaksanaan sosialisasi
sebagai penghasil sampah, maka perlu hasil penggalian masalah, potensi dan
dikembangkan pengelolaan sampah dengan kebutuhan, melibatkan pengurus serta anggota
konsep berbasis masyarakat (3R). organisasi, dan juga tokoh masyarakat.
konsep pengelolaan persampahan berbasis Peneliti berkonsultasi dengan para stakeholder
masyarakat dengan program 3R di Desa yang berpengalaman serta berkompeten dalam
Mekarsaluyu sudah berjalan, maka telah hal pengembangan jaringan sosial. Konsultasi
dilakukan program yang telah dilaksanakan di membahas tentang mekanisme pembuatan
wilayah RW 1 Desa Mekarsaluyu yang telah proposal yang sistematis, pihak yang
memiliki konsep pemberdayaan masyarakat berkompeten dalam hal ini adalah pihak bplhd
yang kuat. Pada bulan februari hingga April provinsi jawa barat yang telah memiliki
2017 Lokasi tersebut telah dilaporkan oleh banyak jaringan sosial dalam melaksanakan
ketua organisasi dengan kriteria OPST telah program pemberdayaan kelompok yaitu
memiliki bangunan fisik lokasi dapat berupa program eco village. Selain itu konsultasi juga
pos pengolahan sampah,m asyarakat dilaksanakan dengan melibatkan ketua
berpenghasilan rendah telah dilibatkan dalam organisasi pengolahan sampah cikadut, yang
OPST dengan memiliki penghasilan intensif merupakan organisasi berpengalaman. Sebagai
yang di anggarkan melalui retribusi warga, penguat informasi peneliti juga ememinta
penanganan sampah saat ini hanya usulan dari praktis csr, Konsultasi tersebut
mengandalkan pola pemberdayaan yang telah dilaksanakan selama lima hari mulai dari
dilakukan oleh anggota karang taruna dan tingkat 4 sampai 9 april 2017 , saran yang di
beberapa tokoh masyarakat Desa sampaikan oleh masing-masing pihak yang
Mekarsaluyu, khususnya di RW 1, kesediaan dilibatkan Kegiatan pembentukan TKM atau
masyarakat untuk mengelola sampah secara tim kerja mảsyakat dilaksanakan dari tanggal
mandiri dengan memilih dan memilah sampah 22 april 2017, dengan teknik Technologi of
rumah tangga masing-masing participation dan rembug dengan tokoh
Kedua: Perencanaan Pengembangan Jaringan masyarakat dan karang taruna yang
Sosial Opst Budi Lestari sosialisasi hasil melibatkan fakir miskin sehingga terbentuklah
analisis masalah, kebutuhan dan potensi TKM (Tim Kerja masyarakat), Terbentuknya
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan TKM yang diperlukan untuk merealisasikan
terhadap informan, baik itu informan internal program intervensi.
organisasi, maupun anggota karang taruna Pada hari ketiga setelah TKM ini terbentuk,
serta pemerintah desa mekarsaluyu. Dalam telah mengambil sampah kepada masyarakat,
diskusi peneliti terlebih dahulu meminta yang mana sampah menjadi dua macam yaitu,
peserta untuk bersedia membahas analisis sampah organik dan non organik sehingga,
masalah, kebutuhan dan potensi organisasi. nantinya bisa di salurkan kepada organisasi
Hal ini menunjukkan sebagai informasi awal pengolah sampah dalam memproduksi sampah
yang selanjutnya akan dilaksanakan tersebut. TKM ini juga secara sukarela

234
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018

melakukan swadaya masyarakat dengan pengolahan sampah dengan cara bekerjasama


adanya iuran sebanyak Rp 2000 tiap keluarga dengan pihak yang lebih kompeten.
di Rw 01 Desa Mekarsaluyu, dana tersebut
digunakan sebagai dana awal produksi sampah Reorganisasi Keanggotaan
plastik dan kompos. Reorganisasi keanggotaan organisasi
Proses dalam pelaksanaan peneliti kembali pengolahan sampah terpadu dengan
melakukan diskusi dengan pengurus dan pengaturan atau perbaikan kembali mengenai
anggota organisasi. Melalui pertemuan susunan kapital struktur organisasi, yaitu
tersebut akan dibahas mengenai rencana meliputi penarikan kembali semua struktur
pemecahan masalah. Dengan melihat kekuatan bidang yang belum mampu melaksanakan
yang dimiliki organisasi saat ini yakni dari tugasnya, dan penggantiannya dengan struktur
internal masing-masing anggota organisasi yang baru.
memiliki kapasitas dan sesuai dengan tugas Reorganisasi didasarkan pada prinsip keadilan
dan tanggung jawab masing, seperti dan kelayakan. Prinisip keadilan berarti semua
kemampuan anggota pada bidang humas, pihak harus diperlakukan secara adil (fair).
ilegal dan bisnis. Hal ini penting guna untuk Prinsip kelayakan berarti rencana tersebut
mempresentasikan hasil kinerja organisasi saat harus layak (bisa) dilakukan. Sebagai contoh,
ini, dalam hal lain juga untuk memasarkan jika organisasi belum mampu melakukan
produk pengolahan sampah. Perencanaan pemasaran, maka dibentuk struktur bagian
intervensi ini dilaksanakan pada hari dengan legalitas dan bisnis dalam organisasi, yang
jumlah partisipan sebanyak 9 orang, bertempat memiliki tugas mengurus perijinan organisasi
di Rw 01 desa Mekarsaluy. Peneliti dalam hal pemasaran serta memiliki
mempersiapkan alat tulis, kertas plano, kemampuan dalam hal manajemen bisnis.
metacard, buku catatan. Kegiatan diawali Koordinasi, Negosiasi dengan pihak
dengan pembukaan oleh bapak Ujang Juhana, Pemerintah BPLH Kabupaten dan Provisnsi
kemudian dilanjutkan dengan pembahasan Jawa Barat srta pihak Swasta
tentang perencanaan model intervensi. Organisasi pengolahan sampah terpadu
Ketiga: Implementasi Pengembangan Jaringan mensinkronisasikan, dan menyederhanakan
Sosial Opst Budi Lestari pelaksanaan tugas yang terpisah-pisah secara
Pembuatan Proposal Pengembangan Jaringan terus-menerus untuk mencapai tujuan secara
Pengurus dan anggota organisasi didampingi efektif dan efisien. Tanpa adanya koordinasi,
oleh peneliti menyusun proposal kerjasama individu-individu sebagai anggota organisasi
dengan pihak BPLH Kabupaten dan BPLH dan bagian-bagian akan tidak dapat melihat
Provinsi Jawa Barat dan juga Bank BJB serta peran mereka dalam suatu organisasi. Mereka
PT Pertamina Persero, dalam pembuatan akan terbawa untuk mengikuti
proposal ini perlu, kebutuhan organisasi kepentingankepentingan sendiri (ego sektoral)
dituangkan dalam proposal tersebut, selain itu dan bahkan sampai mengorbankan sasaran-
minat perusahaan swasta juga menjadi bahan sararan organisasi yang lebih luas. Pendekatan
pertimbangan dan diskusi dalam pembuatan yang digunakan dalam koordinasi adalah
proposal tersebut. Hal tersebut dimaksudkan pendekatan sistem. Dengan pendekatan sistem
untuk mengetahui seberapa besar peluang memandang koordinasi sebagai
keuntungan yang bisa organisasi raih dalam pengintegrasian, pensinkronisasian, dan
meningkatkan pemasaran hasil olahan penyederhanaan pelaksanaan tugas yang

235
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018

terpisah-pisah secara terus-menerus oleh pengembangan jaringan sosial organisasi


sejumlah individu atau unit sehingga pengolahan sampah (OPST) Budi Lestari
semuanya bersatu dalam jumlah yang tepat, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
mutu yang tepat, tempat yang tepat, dengan sosial warga miskin di Desa Mekarsaluyu
koordinasi kepada pihak lain, terjadi Penyempurnaan model program
keseimbangan sejumlah bagian yang berlainan pemberdayaan perempuan keluarga miskin
dengan menyelaraskan interaksinya sehingga Adapun hasil dari penyempurnaan program
keseluruhan organisasi bergerak ke suatu pemberdayaan perempuan keluarga miskin
tujuan yang sudah ditentukan secara efektif adalah adanya model awal dari kegiatan
dan efisien sebagai suatu sistem Organisasi praktikum ditambah dengan penyempurnaan
dalam bernegosiasi dan mencari kesepakatan model akhir yang dianalisis berdasarkan hasil
kepada pihak BPLH Kabupaten dan BPLH mulai dari refleksi awal hingga refleksi akhir.
Provinsi Jawa Barat secara terbuka,
memutuskan kontak secara tetap, ketika tidak
ada seperangkat aturan atau prosedur yang
tetap atau dibuat untuk menyelesaikan
permasalahan organisasi maka organisasi
menunjukkan Kebutuhan untuk terlihat baik,
kompeten Audiency dan penetapan Kerjasama

Dalam organisasi pengolahan sampah terpadu


Desa Mekarsaluyu, maka para pengurus dan
anggota organisasi menyampaikan pesan-
pesan akan kebutuhan dalam hal
pengembangan jaringan sosial secara persuasi
dengan meyakinkan pihak lain mengenai ide
atau gagasan, mendapatkan saran agar
prosedur operasional lebih efisien,
mengumpulkan suatu dekungan untuk
kegiatan program kerjasama. Semua ini
ditujukan agar organisasi mencapai
kepentingan internal organisasi

Pendekatan dan model Pengembangan


Masyarakat melaui pengembangan jaringan
sosial OPST Budi Lestari secara umum, tujuan
yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan
peluang organisasi untuk mencapai misi dalam
rangka mencapai target dalam pemasaran hasil
pengolahan sampah dengan melibatkan warga
miskin, sebagai penerima manfaat adalam
pengembangan jaringan social organisasi,
kegiatan dalam implementasi model intervensi

236
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018
M ODEL AKHIR PENGEMBANGAN
JARINGAN SOSIAL OPST BUDI LESTARI
Throughput Output Outcome

Input
Throughput

Reorganisasi Keanggotaan Kekuatan/ Strenght (S)


1. Koordinasi, Negosiasi dengan pihak 1. Modal sosial yang dimiliki organisasi, seperti nilai
Pemerintah BPLH Kabupaten dan Provisnsi kegotongroyongan, kearifan, kesukarelaan dan nilai-
Jawa Barat srta pihak Swasta 1. Menciptakan peluang bagi anggota nilai budaya masyarakat lainnya, sehingga Ketidakmampuan 1. Reorganisasi 2.
Pembuatan Proposal Pengembangan organsasi untuk meningkatkan memunculkan semangat yang tinggi bagi organisasi
Organisasi Jaringan social kapasitasnya dalam upaya dan optimis bisa mencapai tujuan yang diinginkan

pengolahan sampah keanggotaan 3. Audiency dan penetapan Kerjasama pengembangan jaringan melalui 2. Terciptanya model intervensi melalui kesepakatan Desa Mekarsaluyu 2. Kordinasi dan partisipassi aktif, sehingga
dan kesepahaman bersama dari pengurus dan anggota
dalam Koordinasi, Negosiasi dengan pihak Pemerintah membentuk perilaku organisasi organisasi serta stakeholder lainnya mengembangkan negosiasi dengan BPLH Kabupaten dan Provisnsi Jawa Barat serta yang kompeten. 3.
Dukungan dari masyarakat, sangat berpengaruh jarimgam sosial pihak lain pihak Swasta 2. Meningkatan motivasi pengurus dan terhadap kemajuan organisasi
dengan pemangku Pembuatan 1. terciptanya komunikasi yang berkelanjutan dengan stakeholder anggota organisasi OPST Budi 4. Dukungan dari OPST lain di wilayah Kecamatan kepentingan pihak 3. lestari untuk
mengorganisir Cimenyan sebagai Partners dan juga pendorong
proposal 2. kesepahaman visi dan misi yang sejalan dengan stakeholder kegiatan dalam upaya dalam memajukan organisasi
pemerintah dan mengembangkan jaringan

kerjasama dengan 4. Audyency dan 3. mendapatkan masukan pengembangan pemasaran hasil pengolahan Kelemahan/Weaknesses (W)
Dunia Usaha serta program dari staken holder sampah. 1. Ketidakmampuan anggota dan pengurus organisasi pihak swasta kerjasama 3. Meningkatkan pendapatan
serta mengenai cara melegalitaskan organisasi, sehingga Pembuatan Proposal Pengembangan Jaringan perekrutan anggota yang lebih perlindungan yang sifatnya berbadan hukum belum 1.
Meningkatnya pengetahuan kepada TKM diprioritaskan bagi warga miskin menjamin konsistensi organisasi dalam hal dan organisasi dalam mengolah sampah dalam mengolah sampah menjadi produksi
dan pemasaran hasil olahan sampah. yang baik dan benar sesuai dengan prosedur. barang yang memiliki nilai 2. Ketidakmampuan melakukan neosiasi dan
2. Meningkatkan kapasitas SDM dalam ekonomis. koordinasi yang efektif dengan pemangku mengolah sampah organik dan organik, serta 4. Meningkatkan
kapasitas pengurus kepentingan memanfaatkan sampah menjadi barang dan anggota organisasi dalam Peluang/ Opportunity (O)
bermanfaat penyusunan proposal, sehingga ide- 1. Tersedianya waktu dan tempat untuk
3. Organisasi mampu mengembangkan potensi ide yang merujuk pada inovasi baru mengimplementasikan model intervensi yang dimilikinya dengan
manajemen dapat dilaporkan dalam proposal 2. Pertemuan kepada pihak BPLHD dan Bank BJB organisasi yang teratur, tertulis dan yang sistematis yang
dilaksanakan beberapa hari sebelum terencana melalui pembuatan proposal 5. Menambah wawwasan anggota dan perencanaan intervensi, sehingga
memungkinkan
Sasaran Peran peneliti secara sistematis pengurus OPST mengenai adanya peluan melanjutkan pengembangan jaringan
1. Pengurus dan 1) Fasilitator 4. pengolahan sampah menggunakan sosial
Kondisi Tahun 2016 Kondisi Tahun 2017
anggota Opst Strategi 2)
1. Adanya perubahan nama, semboyan dan 1. Telah dilaksanakannya perubahan nama, Broker Audiency dan penetapan Kerjasama teknologi yang ramah lingkungan 3.
Tersedianya sumber daya manusia
logo pada Organisasi pengolahan semboyan dan logo pada Organisasi
Budi Lestari 1. Kampanye 3) Mediator
sampah terpadu (OPST) Budi Lestari di pengolahan sampah terpadu (OPST) dalam hal pengolahan sampah. 4. Tersedianya peralatan dan perlengkapan
Desa Mekarsaluyu Budi Lestari di Desa Mekarsaluyu 2. Warga 2. Kolaborasi 4) Pendidik 1. Terciptanya komitmen OPST Budi lestari 5.
2. system kepungurusan OPST Budi 2. system kepungurusan OPST Budi Kerjasama tim yang baik miskin Desa

Lestari yang belum sesuai dengan Lestari sudah sesuai dengan pelaksanaan Mekarsaluyu
5) (Tenaga educator)ahli 2. untuk
pelaksanaan yang ada dilapangan yang ada dilapangan mengembangkan OPST Budi
lestari jaringan sosialmendapatkan
3. Rendahnya keterampilan yang dimiliki 3. meningkatnya keterampilan yang Ancaman/ Threats (T)
oleh sebagian Pengurus organisasi dimiliki oleh sebagian Pengurus 3. Masyarakat Teknik
pengelolaan sampah dalam organisasi pengelolaan sampah dalam Rw 01 Desa 1. Negosiasi (expert)
rekomendasi program Eco Villageuntuk bergabung
memanfaatkan sampah menjadi barang memanfaatkan sampah menjadi barang dalam 1. Komunikasi dan koordinasi
yang bernilai ekonomi yang bernilai ekonomi antara anggota dan

4. fakir miskin mampu mengakses, dalam Mekarsaluyu


2. Cẻamah 6)
4. Kurangnya Aksesibilitas fakir miskin mendapatkan usaha baru dikarenakan
Perencana
dalam mendapatkan usaha baru sebagian besar petani bekerja hanya 3. Adanya kunjungan kerja stakeholder ke
pengurus organisasi dengan pihak lain masih perlu
dikarenakan sebagian besar petani sebagai buruh
4. Pemerintah 3. Díkusi sosial (social OPST Budi Lestari
bekerja hanya sebagai buruh 5. Adanya dukungan program dari ditingkatkan
5. Belum adanya dukungan program dari pemerintah Daerah yang didapatkan Desa planner) 2. Penyesuaian waktu antara antara anggota dan Mekarsaluyu
pengurus organisasi dengan pihak lain masih perlu
pemerintah Daerah yang didapatkan OPST Budi Lestari dalam pengolahan
237
OPST Budi Lestari dalam pengolahan sampah di Desa Mekarsaluyu PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018
sampah di Desa Mekarsaluyu 6. Adanya kemampuan masyarakat dalam Refleksi pengembangan jaringan sosial opst budi lestari sudah
6. Belum adanya kemampuan masyarakat memilah sampah yang sesuai dengan berjalan, dan adanya dukungan yang maksimal dari bplhd dan
dalam memilah sampah yang sesuai system konservasi lingkungan yang pemerintah desa mekarsaluyu yang peduli terhadapprogram
dengan system konservasi lingkungan sehat. pengembangan jaringan sosial opst budi lestari gambaran di
yang sehat. 7. Komitmen pemerintahan Desa bawah ini adalah perubahan kondisi perubahan atau
7. Komitmen pemerintahan Desa Mekarsaluyu telah mendukung bagi perkembangan program pengembangan jaringan sosial opst
Mekarsaluyu yang belum mendukung organisasi dalam melakukan proses budi lestari.
bagi organisasi dalam melakukan proses pengolahan sampah yang legal dan telah
pengolahan sampah yang legal dan masuk dalam rencana anggaran Desa
bellum masuk dalam rencana anggaran 8. Terlaksananya program kerja organisasi
Desa dalam mengembangkan jaringan social
8. Program kerja organisasi dalam dengan pihak pemerintah dan swata
mengembangkan jaringan social dengan 9. Perubahan pola pikir masyarakat dengan
menganggap sampah sebagai barang
pihak pemerintah dan swata belum yang tidak bermanfaat dan
terlaksana. mendatangkan kesejahteraan bagi Berdasarkan table diatas bahwa terjadi perubahan kondisi
9. Pola pikir masyarakat yang belum masyarakat di Desa Mekarsaluyu sebelum dan setelah implementasi model intervensi
berubah dengan menganggap sampah dilaksanakan. sHasil penelitian menemukan adanya bukti yang
sebagai barang yang tidak bermasnfaat kuat mengenai pengaruh pengembangan jaringan sosial OPST
dan mendatangkan masalah. Budi Lestari sebagai salah satu faktor organisasional yang
memiliki dampak terhadap kinerja pengurus dan anggota
organisasi. Temuan ini menyimpulkan bahwa peningkatan kapasitas, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat merupakan faktor pendorong suksesnya
penerapan system dalam Organisasi memerlukan komitmen yang kuat dari seluruh unsur yang ada mulai dari level puncak yaitu pemerintah daerah, menengah
pihak swasta atau badan usaha, sampai level bawah dalam masyarakat desa Mekarsaluyu sendiri dalam mencapai visi, misi, nilai-nilai maupun tujuan organisasi
secara keseluruhan, Dalam organisasi pengolahan sampah terpadu Desa Mekarsaluyu, maka para pengurus dan anggota organisasi menyampaikan pesan-pesan
akan kebutuhan dalam hal pengembangan jaringan sosial secara persuasi dengan meyakinkan pihak lain mengenai ide atau gagasan, mendapatkan saran agar
prosedur operasional lebih efisien, mengumpulkan suatu dekungan untuk kegiatan program kerjasama. Semua ini ditujukan agar organisasi mencapai
kepentingan internal organisasi

Simpulan
Kegiatan penelitian yang telah dilakukan merupakan suatu kegiatan yang memadukan dua sisi kegiatan yang meliputi kegiatan akademik sebagai proses
pembelajaran yang memadukan antara konsep dan teori pada tataran aplikasi dilapangan. Selanjutnya proses penelitian merupakan kegiatan pengabdian terhadap
masyarakat yang membutuhkan proses pertolongan profesional. Adapun tahapan yang dimulai dari refleksi awal, identifikasi kebutuhan OPST Budi Lestari,
perencanaan model, implementasi model, serta evaluasi dan model akhir pengembangan jaringan social OPST Budi Lestari, masyarakat RW 01 Desa
Mekarsaluyu, serta para stakeholder dan pemangku kepentingan. adapun hasil refleksi awal yang dilaksanakan dalam penanganan masalah dan kebutuhan OPST
Budi Lestari untuk mengembangkan jaringan sosial yang akan memberikan dampak peningkatan kesejahteraan bagi warga miskin adalah terbatasnya lapangan
pekerjaan warga miskin di Desa Mekarsaluyu, hasil garapan tani yang tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup keluarga, aksesibilitas fakir miskin dalam
mendapatkan modal untuk usaha dikarenakan sebagian besar petani bekerja hanya sebagai buruh, system kepungurusan OPST Budi Lestari yang belum sesuai
dengan pelaksanaan yang ada dilapangan, belum adanya izin legal yang didapatkan OPST Budi Lestari dalam pengolahan sampah di Desa Mekarsaluyu,
Rendahnya keterampilan yang dimiliki oleh sebagian Pengurus organisasi pengelolaan sampah dalam memanfaatkan sampah menjadi barang yang bernilai
ekonomi

Tindak lanjut dari hasil refleksi awal yaitu sebuah kegiatan perencanaan Pada serangkaian kegiatan dimaksud ada timbal balik antara peneliti dengan masyarakat
yang dijadikan target sasaran.
Dalam proses ini masyarakat tidak hanya dijadikan objek, melainkan sama-sama terlibat secara langsung untuk bertukar pikiran dalam upaya mengatasi persoalan
yang dihadapinya, Tujuan pemecahan masalah dimasyarakat melalui intervensi langsung merupakan bagian dari praktek nyata peneliti dalam proses penanganan
pekerjaan sosial. Strategi Locality Development merupakan bagian dari kegiatan penelitian yang sasarannya kelompok (OPST) organisasi pengolahan sampah
terpadu Budi Lestari , lembaga pemerintahan Desa Mekarsaluyu, komunitas karang taruna serta masyarakat Desa Mekarsaluyu. Melalui perencanaan diawali
dengan pembenrukan kepengurusan baru melalui poses FGD dalam membangun gagasan-gagasan besar masyarakat digunakan teknik partisipatif. selanjutnya
pengorganisasian di gunakan untuk mengembangkan sebuah organisasi sebagai penanganan permasalahan yang dihadapi OPST Budi Lestari, sekaligus yang juga
bisa menjadi solusi penanganan bagi fakir miskin guna mendapatkan pekerjaan tambahan.Agar proses pengembangan jaringan berjalan baik, dengan upaya
perubahan secara partisipatif masyarakat yang tururtdilibatkan melalui pembentukan (TKM) Tim Kerja Masyarakat lebih merasa memiliki dan memelihara hasil
perencanaannya. Perubahan-perubahan yang terjadi akibat intervensi yang peneliti lakukan selama kurun waktu empat bulan cukup dirasakan manfaatnya oleh
warga miskin, Organisasi Pengelolahan sampah dan juga masyarakat secara umum antara lain:1) Warga miskin mampu mengembangkan kapasitas yang
dimilikinya melalui pelibatan dalam OPST Budi Lestari sebagai pekerja yang mendapatkan dana intensif dari anggaran organisasi.2) Kelompok pengelolahan
sampah mampu mengakses sumber dan potensi yang tersedia, membangun jejaring serta mampu meningkatkan manajemen serta operasional pengolahan sampah,
selain itu kelompok pengolahan sampah menjadi organisasi yang bisa berkontribusi dalam upaya pembangunan Desa. 3) Aparat Desa serta masyarakat Desa
Mekarsaluyu, dalam hal ini Kepala Desa Mekarsaluyu sebagai pemangku kebijakan, dapat membuat sebuah peraturan dan kebijakan berupa peraturan Desa dan
juga pembuatan anggaran bagi OPST Budi Lestari, sebagai organisasi yamg membantu kebutuhan masyarakat dalam pengolahan sampah dan juga berkontrisbusi
meningkatkan pendapatan warga miskin melalui pengolahan sampah terpadu. 4) Mayarakat mampu memberikan pengawasan yang lebih terhadap sampahsampah
yang ada di Desa Mekarsaluyu yang dilaksanakan oleh Organisasi pengolahan sampah Bersama stakeholder 5) organisasi mampu membentuk kepengurusan dan
program kerja serta system yang terpadu dengan didukung oleh program pemerintah
Pusat dan daerah

Berdasarkan hasil perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya,maka peneliti mengambil langkah bagaimana mengkolaborasikan satu bentuk program
penanganan yang mampu mengatasi permasalahan pengembangan jaringan Organisasi, yang nantinya memberikan dampak bagi pendapatan warga miskin
sebagai pekerja di OPST Budi Lestari dan memberikan efek yang baik bagi masyarakat dalam hal konservasi lingkungan yang sehat. Namun ada beberapa hal
yang harus ditindak lanjuti, yaitu :1) Organisasi pengolahan sapah terpadu (OPST) Budi Lestari masih membutuhkan pelatihan yang maksimal melaui pelibatan
organisasi dalam program pengembangan Organisasi yang dilksanakan oleh Instansi pemerintah Daerah baik itu Dinas Pertamanan dan Kebersihan
(DISPERTASI) Kab Bandung dan juga Badan Perlindungan Hidup (BPLHD) Provinsi Jawa Barat.2) Peningkatan jejaring kerja tetap
dilaksanakan secara berkelanjutan, tidak hanya dalam skala lokal daerah Pemerintahan setempat, tetapi juga dalam skala nasional.3) Peran serta masyarakat perlu
ditingkatkan sebagai bentuk modal social yang ada di Desa Mekarsaluyu.

Adapun peran peneliti dalam penelitian adalah sebagai berikut : Fasilitator


Peneliti sebagai “pemungkin” (enabler). Peran sebagai pemungkin atau fasilitator bertujuan untuk membantu anggota dan pengurus organisasi agar menjadi
mampu menangani tekanan situasional atau transisional. Strategistrategi khusus untuk mencapai tujuan tersebut didasari oleh visi pekerjaan sosial bahwa setiap
perubahan terjadi pada dasarnya dikarenakan oleh adanya usaha-usaha dari masing-masing anggota dan peranan pekerja sosial adalah memfasilitasi atau
memungkinkan pengurus dan anggota organisasi mampu melakukan perubahan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama.
Broker
Peneliti sebagai pekerja sosial melakukan pengembangan jaringan sosial. Pemahaman pekerja sosial yang menjadi broker mengenai jaringan sosial di sekitar
lingkungan organisasi merupakan aspek penting dalam memenuhi kebutuhan organisasi memperoleh
“keuntungan” maksimal. Tugas peneliti dengan mengidentifikasi dan melokalisir sumbersumber kemasyarakatan yang tepat. Kedua, menghubungkan organisasi
dengan sumber secara konsisten. Ketiga, mengevaluasi efektifitas sumber dalam kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhan organisasi

Mediator
Peneliti sebagai Pekerja sosial sering melakukan peran mediator pada saat terdapat perbedaan yang mencolok dan mengarah pada konflik antara berbagai pihak.
Pekerja sosial berperan sebagai “fungsi kekuatan ketiga” untuk menjembatani antara anggota kelompok dan sistem lingkungan yang menghambatnya. Kegiatan-
kegiatan yang dapat dilakukan dalam melakukan peran mediator meliputi kontrak perilaku, negosiasi, pendamai pihak ketiga, serta berbagai macam resolusi
konflik. Dalam mediasi, upaya-upaya yang dilakukan pada hakekatnya diarahkan untuk mencapai “solusi menang-menang” (win-win solution). Beberapa strategi
yang dapat digunakan dalam melakukan peran mediator antara lain: mencari persamaan nilai dari pihak-pihak yang terlibat konflik, membantu setiap pihak agar
mengakui legitimasi kepentingan pihak lain, membantu mengidentifikasi kepentingan bersama, melokalisir konflik kedalam isu, waktu dan tempat yang spesifik,
memfasilitasi komunikasi dengan cara mendukung mereka
agar mau berbicara satu sama lain

Pendidik (educator)
Dalam menjalankan peran sebagai pendidik, peneliti sebagai community worker mempunyai kemampuan menyampaikan informasi dengan baik dan benar serta
mudah diterima oleh anggota dan pengurus organisasi serta kelompok-kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran perubahan.

Tenaga ahli (expert)


Dalam kaitannya sebagai tenaga ahli, peneliti sebagai pekerja sosial dapat memberikan masukan, saran, dan dukungan informasi dalam berbagai area (individu-
individu, kelompokkelompok dan masyarakat).

Perencana sosial (social planner)


Peneliti sebagai seorang perencana sosial mengumpulkan data mengenai masalah sosial yang dihadapi individu-individu, kelompokkelompok dan masyarakat,
menganalisa dan menyajikan alternative tindakan yang rasional dalam mengakses Sistem sumber yang ada untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan
individu-individu, kelompokkelompok dan masyarakat
Rekomendasi penyempurnaan program ditujukan kepada
Berkaitan dengan proses pemecahan masalah terhadap masalah-masalah yang belum tertangani maupun yang sudah tertangani untuk kelanjutan dalam
penangannya agar harapan masyarakat terhadap kebutuhan yang diinginkan terpenuhi, maka peneliti merekomendasikan kepada Stakeholder Lokal dan Dinas
Instansi yang terlibat dengan masalah dan kebutuhan Organisasi pengelolaan sampah Desa Mekarsaluyu. Beberapa hal terkait dengan proses pemecahan
masalah dintaranya: Bagi Pemerintah Daerah
diharapkan instansi terkait (Dinas
Pertamanan dan kebersihan Kabupaten
Bandung dapat memberikan beberapapelatihan-pelatihan keterampilan lain yang dapat membantu pengurus organisasi pengolahan sampah masyarakat msikin
di Desa Mekarsaluyu pada khususnya guna menambah pengetahuan dan keterampilan sehingga akan meningkatkan pendapatan keluarganya.

DAFTAR PUSTAKA
selanjutnya instansi terkait (Dinas Pertamanan dan kebersihan kabupaten Bandung dapat memberikan bantuan peralatan berkaitan dengan
pelatihan keterampilan membuat mengolah sampah menjadi barang yang bernilai seperti bigas dan bio solar.

Bagi Desa Mekarsaluyu diharapkan juga Pemerintahan Desa Mekarsaluyu dapat menerapkan Peraturan Desa yang mampu mengcover secara optimal dan
mendukung kegiatan Organisasi pengolahan sampah di Desa Mekarsaluyu, Pemerintahan Desa Mekarsaluyu dapat mendampingi fakir miskin dalam
mengakses pelayanan kesehatan secara berkesinambungan melaui program KIS dan program lainnya yang sudah berjalan serta untuk Pemerintah Desa
Mekarsaluyu, agar senantiasa memantau dan memonitor perkembangan kegiatan di Desa Mekarsaluyu pasca berakhirnya kegiatan peneliti dilokasi
tersebut. Selain itu diharapkan pula pada saat melaksanakan kegiatan musrembang desa, dapat memasukkan apa-apa yang menjadi harapan dan keinginan
masyarakat Desa Mekarsaluyu yang sudah masuk dalam perencanaan program-program namun belum tertangani.

Colquitt, Jason A., jeffery A. Lepine, and Michael J. Wesson. (2011). Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill

Dean H. Hepworth dan Jo Ann Larsen, (1982) Direct Social Work Practice, Theory and Skills, USA: The Dorsey Press,

Darwin, Muhadjir. (2005). Memanusiakan rakyat (Penanggulangan Kemiskinan Sebagai Arus Utama Pembangunan). Jogjakarta. Benang Merah

David Cox, (2004). Outline of Presentation on Poverty Alleviation Programs in the Asia-Pacific
Du Bois. (2005). Social Work An Empowered Profesiion. United States Of America. Pearson Georgopulo?, B.S., dan Tannenbaum (1957), A. S. The Study cf
organizational effectiveness. American Siciological Review

Idham Arsyad. (2015). Membangun Jaringan Sosial dan Jaringan. Jakarta PusatKementrian' Desa dan daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia.

Isbandi, Adi Rukminto. (2008). Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: rajavvali

Huda, Miftachul. (2009). Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial: Sebuah Pengantar. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jim Ife, Frank Tesiriero. (2006). Comunity Development : Alternative Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi. Edisi Bahasa Indonesia. . Yogyakarta.
Puataka Pelajar

Madya, Suwarsih. (2011). Teorj dan Praktek Penelitian Tindakan. Bandung. CV. Alfabeta

Netting, F. Ellen, Peter M. Kettner dan Steven L. McMurtry. (2004). Social Work Macro Practice (third Editiond), Boston: Allyn and Bacon

Katz, D., and Kahn, R.L. (1966). The Social Psikology of Organizations. New York: John Wiley and Sons, Inc.,

Robbins, Stephen P. And Timothy A. Judge. (2011) Organizational Behavior. New Jersey: Pearson Education, Inc.,

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABET.

Suharto, Edi (1997).Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Spektrum Pemikiran, Bandung:Lembaga Shidi Pernbangunan-STKS

Tonny, Fredian dan Bambang S. Utomo, (2003), Pengembangan Kelembagaan dan Modal Sosial, Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi,Fakultas Pertanian IPB dan
Program Pascasarjana IPB, Bogor

Suharto, Edi (2003), "Paradigma Baru Studi Kemiskinan" Media Indonesia

Suharto. Edi (2005), Analisis Kebijakan Pnblik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung. Refika Aditama

Zastrow, H. C. (1999). The practice of social work. USA : Brooks/Cole Publishing Company
Zuriah, N. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan : Teori Aplikasi. Jakarta: Bumi Akasara

You might also like