Professional Documents
Culture Documents
2,Desember 2018
Khairul Akbar
Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung
Akbarkhairul76@gmail.com
Abstract
This research is a previous research that has been done before. One of the ongoing programs is the
establishment of an integrated waste management organization (OPST) of Budi Lestari. The
researcher reassessed the organization of integrated waste worker (OPST) Budi Lestari, a program
that still needs continuous facilitation as a step to start the organization business that has been
running for four months through the involvement of the poor as part of the organization members in
accordance with their respective duties. OPST Budi Lestari management system that has not been in
accordance with the existing implementation of the field, the lack of skills owned by some of the
Organizational Board, the accessibility of the poor in the new business most of the workers only as
laborers, has not been touched by the program of local government and swade not yetaksana.yang
obtained OPST Budi Lestari in waste processing.Social Welfare Organization Development
Organization (OPST) model is implemented through several activities, namely member
reorganization, organizational capacity building training, coordination and negotiation,
stakeholder hearings, proven that the implementation of network development model can improve
the management capability of OPST Budi Lestari, Social poor from an organization in Mekarsaluyu
Village.
Keywords: Social Network, Integrated Waste Processing Organization (OPST), Poor People, Social
Welfare
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian terdahulu yang telah dilakukan sebelumnya. Salah satu program
intervensi yang dilaksanakan adalah pembentukan Organisasi pengolahan sampah terpadu (OPST)
Budi Lestari. Peneliti melakukan reasesmen terhadap Organisasi pengolahan sampah terpadu
(OPST) Budi Lestari, yaitu program yang masih membutuhkan pendampingan berkelanjutan sebagai
langkah untuk memajukan organisasi yang baru berjalan empat bulan melalui pelibatan warga
miskin sebagai bagian dari anggota organisasi sesuai dengan tupoksi masing-masing. system
kepungurusan OPST Budi Lestari yang belum sesuai dengan pelaksanaan yang ada dilapangan,
rendahnya keterampilan yang dimiliki oleh sebagian Pengurus organisasi, kurangnya aksesibilitas
warga miskin dalam mendapatkan usaha baru dikarenakan sebagian besar petani bekerja hanya
sebagai buruh, belum adanya dukungan program dari pemerintah Daerah dan swata belum
220
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018
terlaksana.yang didapatkan OPST Budi Lestari dalam pengolahan sampah. Model Pengembangan
jaringan sosial Organisasi Pengolahan Sampah (OPST) dilakukan melalui beberapa kegiatan, yaitu
reorganisasi keanggotaan, pelatihan peningkatan kapasitas organisasi, koordinasi dan
negosiasi,audiensi pemangku kepentingan, terbukti hasil implementasi model pengembangan
jaringan mampu meningkatkan kemampuan manajemen OPST Budi Lestari, sehingga mampu
memberikan kesejahteraan sosial warga miskin dari segi finansial dan kapasitas warga miskin dalam
sebuah organisasi di Desa Mekarsaluyu.
Kata Kunci : Jaringan Sosial, Organisasi Pengolahan Sampah Terpadu (OPST), Warga miskin,
Kesejahteraan sosial
221
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018
222
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018
223
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018
224
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018
kesejahteraan sosial warga miskin di Desa kualitas tindakan yang dilakukan didalamnya,
Mekarsaluyu, untuk mengembangkan konsep yang melibatkan kolaborasi dan kerjasama
pekerjaan sosial pelayanan kemiskinan yang para praktisi dan orang awam. Sementara itu
berkaitan dengan aspek pemberdayaan melalui (Kemmis dalam Madya 2011:9) menyatakan
pengembangan jaringan sosial organisasi dan bahwa penelitian tindakan adalah suatu bentuk
pengembangan masyarakat (CO/CD), dengan penelitian reflektif diri yang secara kolektif
memanfaatkan sistem sumber. dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam
situasi sosial untuk meningkatkan penalaran
Metode Penelitian dan keadilan praktik pendidikan dan praktik
Penelitian ini akan dilakukan melalui sosial mereka, serta pemahaman mereka
pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian terhadap praktik-praktik mereka dan
kualitatif merupakan penelitian yang meneliti pemahaman mereka terhadap situasi tempat
pada kondisi obyek yang alamiah dimana praktik-praktik tersebut dilakukan.
peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara Penelitian tindakan merupakan intervensi
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat skala kecil terhadap tindakan di dunia nyata
induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih dan pemeriksaan cermat terhadap pengaruh
menekankan pada makna dari pada intervensi tersebut (Cohen dan Manion, dalam
generalisasi (Sugiyono, 2005:1). Pemilihan Zuriah 2006:70). Sedangkan menurut (Elliot
pendekatan penelitian kualitatif bertujuan dalam Zuriah 2006:70) menyebutkan
untuk memperoleh data dan informasi secara penelitian tindakan merupakan kajian tentang
mendalam tentang penguatan kapasitas yang situasi sosial dengan maksud untuk
dilakukan terhadap Organisasi Pengolahan meningkatkan kualitas kegiatan yang ada
Sampah Terpadu Desa didalamnya. Seluruh prosesnya meliputi
Mekarsaluyu secara spesifik, detail dan telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
mendalam. Data dan informasi yang diperoleh pemantauan dan dampak, serta menjalin
dari informan dan partisipan disajikan dalam hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri
bentuk deskripsi, sedangkan apabila terdapat dan perkembangan profesional. Beberapa
data yang berupa angka-angka hanyalah penjelasan tentang penelitian tindakan tersebut
sebagai penunjang. menjadi dasar bagi peneliti untuk
menggunakan desain penelitian tindakan
Metode penelitian yang digunakan adalah dimana penelitian ini bertujuan untuk
metode penelitian action research atau mengujicobakan suatu ide ke dalam praktik
penelitian tindakan. Penelitian tindakan atau situasi nyata berskala mikro yang
merupakan salah satu jenis penelitian yang diharapkan kegiatan tersebut mampu
berafiliasi pada model penelitian kualitatif. memperbaiki dan meningkatkan kualitas
Penelitian tindakan merupakan penelitian yang perbaikan sosial di bidang sosial. Penelitian
bertujuan untuk memperbaiki kondisi dan ini diawali dengan refleksi awal dari
kehidupan para partisipan. Burns dalam pelaksanaan intervensi sebelumnya kemudian
Madya (2011:9) mengatakan bahwa penelitian dilanjutkan dengan perencanaan kemudian
tindakan merupakan penerapan penemuan tindakan observasi dari kegiatan yang telah
fakta pada pemecahan masalah dalam situasi direncanakan hingga tersusun suatu perbaikan
sosial dengan pandangan untuk meningkatkan
225
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018
kondisi terkait dengan kapasitas Organisasi Dengan demikian semakin tinggi produksi dan
Pengolahan Sampah Terpadu Desa penjualan, maka semakin banyak juga tenaga
Mekarsaluyu. kerja khususnya warga miskin yang dapat
dilibatkan dan hal ini tentunya menambah
Penelitian ini mengambil lokasi di Desa pendapatan warga miskin di Desa
Mekarsaluyu dengan jangka waktu yang mekarsaluyu.
diperlukan dalam proses penelitian ini adalah Teknik pengumpulan data yang digunakan
selama enam bulan, yaitu pada bulan Januari dalam penelitian ini adalah Wawancara
sampai dengan Juni 2017. Lokasi yang mendalam (indepth interview), wawancara ini
digunakan adalah RW 01 Desa Mekarsaluyu, dilakukan secara langsung dengan
Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut informan sesuai dengan pedoman wawancara
merupakan kegiatan praktikum pada bulan yang telah dibuat. Observasi berperan serta
Juni – Desember 2016. (participant observation), yaitu teknik melalui
pengamatan langsung terhadap obyek-obyek
Cara menentukan sumber data dalam tertentu yang terkait dengan pengumpulan
penelitian ini adalah teknik purposive, yaitu data tentang permasalahan yang akan diteliti.
teknik pengambilan sampel sumber data Observasi dilakukan pada situasi sosial yang
dengan pertimbangan bahwa orang-orang mencakup actor, activity dan Place.
tersebut dianggap paling mengetahui dan
memahami mengenai masalah yang akan Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group
diteliti. Dengan diperolehnya keterangan Disscusion/FGD) adalah teknik menggali data
mengenai sejumlah kepala keluarga miskin dan informasi tentang suatu permasalahan
yang ada, peneliti melakukan penelusuran tertentu secara spesifik melalui diskusi
informasi tebih lanjut unfuk mencari potensi kelompok terbatas. Tujuan teknik ini adalah
dan sumber yang ada dimasyarakat yang akan untuk menggali partisipasi semua peserta
memungkinkan dioptimalkan dalam mengatasi dimana dalam diskusi mereka mempunyai
persoalan kemiskinan. salah satu sumber dan kesempatan yang sama untuk mengemukakan
potensi yang ada di wilayah Desa pendapat dan masukan dalam rangka
Mekarsaluyu yang dapat dimanfaatkan untuk menangani masalah tersebut. Adapun FGD
membantu dalam memecahakan masalah yang juga akan dilakukan pada penerapan teknik
muncul akibat lapangan pekerjaan bagi PEKA (Penilaian Kapasitas) yaitu teknik
keluarga miskin adalah dengan mengelola penilaian kemampuan organisasi masyarakat
potensi dan sumber yang tersedia. yang dilakukan secara bersama-sama oleh
Sumberdaya tersebut adalah dengan adanya pengurus dan anggota organisasi itu sendiri
Organisasi pengolahan sampah terpadu, yang hasilnya menjadi pijakan untuk
sehingga memungkinkan perekrutan memperkuat dan mengembangkan
masyarakat yang termasuk dalam katergori kemampuan organisasi dalam usaha mencapai
miskin untuk bekerja pada organisasi tersebut, cita-citanya. Adapun bidang kemampuan
melalui pengembangan jaringan social, organisasi yang dinilai dalam PEKA yatu : 1)
diharapkan pemasaran hasil produksi Bidang kepengurusan dan keanggotaan, 2)
organisasi berupa hasil daur ulang sampah Bidang Kepemimpinan, 3) Bidang
memiliki nilai ekonomi yang dapat dijual.
226
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018
227
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018
228
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018
dan informasi. Warga miskin di Desa organisasi yang memiliki rencana jangka
mekarsaluyu dilibatkan secara aktif dalam panjang yang dampaknya bias lansung
pengorganisasian, disamping itu juga dirasakan jika mempunyai prinsip yang
membawa perubahan pola piker dan sejalan dengan visi dan misi organisasi.
kemampuan meningkatkan penghasilan yang Upaya pengembangan jaringan ini diarahkan
dapat memenuhi kebutuhannya. untuk Warga miskin mampu
mengembangkan kapasitas yang dimilikinya
Kemiskinan yang dialami warga miskin di melalui pelibatan dalam OPST Budi Lestari
Desa Mekarsaluyu dapat ditangani salah sebagai pekerja yang mendapatkan dana
satunya melalui penanganan kemiskinan yang intensif dari anggaran organisasi, Kelompok
dapat dilihat dari segi pendekatan penanganan pengelolahan sampah mampu mengakses
kemiskinan secara sosial-psikologis sumber dan potensi yang tersedia,
menunjukkan pada kekurangan jaringan dan membangun jejaring serta mampu
struktur sosial yang mendukung dalam meningkatkan manajemen serta operasional
mendapatkan kesempatan-kesempatan pengolahan sampah, selain itu kelompok
peningkatan produktivitas. Melalui pengolahan sampah menjadi organisasi yang
pengorganisasian dan pengembangan jaringan bisa berkontribusi dalam upaya
organisasi maka kontribusi yang diberikan pembangunan Desa, Aparat Desa serta
organisasi tidak hanya terhadap organisasi masyarakat Desa Mekarsaluyu, dalam hal ini
tersebut semata, namun juga bagi pengurus Kepala Desa Mekarsaluyu sebagai pemangku
dan anggotanya , termasuk warga miskin kebijakan, dapat membuat sebuah peraturan
sebagai penerima manfaat secara tidak dan kebijakan berupa peraturan Desa dan
lansung dalam kemajuan organisasi. juga pembuatan anggaran bagi OPST Budi
Untuk lebih meningkatkan kemampuan Lestari, sebagai organisasi yamg membantu
organisasi maka diperlukan sebuah kebutuhan masyarakat dalam pengolahan
pengembangan jaringan sosial, dalam Idham sampah dan juga berkontrisbusi
Arsyad (2015 : 8) mengemukakan bahwa meningkatkan pendapatan warga miskin
“Jaringan sosial (social network) adalah melalui pengolahan sampah terpadu.,
kumpulan individu atau kelompok yang terikat Mayarakat mampu memberikan pengawasan
oleh kepentingan dan/ atau tujuan yang sama. yang lebih terhadap sampahsampah yang ada
Membangun jaringan sosial dan di Desa Mekarsaluyu yang dilaksanakan oleh
mengembangkan kerjasama merupakan Organisasi pengolahan sampah Bersama
agenda penting dan strategis yang harus stakeholder, organisasi mampu membentuk
dipahami dengan baik oleh para pendamping kepengurusan dan program kerja serta system
desa. Pehahaman yang baik terhadap yang terpadu dengan didukung oleh program
jaringan sosial yang terbangun di pedesaan pemerintah Pusat dan daerah.
selama ini, akan sangat membantu proses-
Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009,
proses pendampingan yang dilakukan di
Kesejahteraan sosial adalah adalah kondisi
tingkat masyarakat desa. Mulai dari proses
perencanaan pembangunan sampai pada terpenuhinya kebutuhan material, spiritual,
dan sosial warga negara agar dapat hidup
kegiatan pemberdayaan masyarakat desa.”
layak dan mampu mengembangkan diri,
sehingga dapat melaksanakan fungsi
Pengembangan jaringan sosial merupakan
sosialnya. Dari Undang Undang di atas dapat
salah satu bentuk program dari sebuah
229
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018
230
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018
231
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018
Cibeunying, sebelah barat berbatasan dengan dijasikan pupuk, namun hal ini tentunya tidak
Desa Cibureial dan disebelah timur berbatasan mampu menangani permasalahan sampah
dengan Desa Cimenyan. Desa Mekarsaluyu secara keseluruhan. Melihat fenomena ini
berada pada dataran tinggi hinggga 700-900 m peneliti melakukan asesmen potensi dan
diatas permukaan laut, dengan curah hujan kebutuhan untuk mencari solusi dalam
15000 mm/thn dengan suhu rata-rata menangani masalah ini dan dikaitkan dengan
260C290C maka tidak menutup kemungkinan pemberdayaan masyarakat. Setelah dilakukan
masdyarakat setempat pada umumnya bertani asesmen masalah dan potensi dimasyarakat
dan juga beternak, Desa Mekarsaluyu terbagi maka, di dapatkan pokok masalah, yaitu
ke dalam 7 RW, jarak dari pusat ketidak mampuan pemerintah Desa dalam
pemerintahan kecamatan sejauh 8 km, dari menganggarkan pengeluaran belanja Desa
ibukota kabupaten sejauh 35 km. Dahulunya terhadap penanganan sampah, kurangnya
kondisi alam Desa Mekarsaluyu di penuhi kepedulian masyarakat secara umum dalam
hutan-hutan namun saat ini sekitar 200 ha mencari alternatif penanganan sampah.
sudah berubah menjadi perumahan dan Dari segi potensi yang dimiliki masyarakat
sebagian besar menjadi perumahan elit, yang Desa Mekarsaluyu, dipahami bahwa
penghuninya adalah para pendatang dari luar Organisasi kepemudaan Karang taruna
Desa Cimenyan. Target RW 1 Desa memiliki kepedulian yang sangat tinggi untuk
Mekarsaluyu selama ini memeliki menacri alternative penanganan sampah,
problematika pengolahan sampah yang kurang adanya beberapa Dunia usaha yang berada di
baik, terindikasi dengan banyaknya warga wilayah Desa Mekarsaluyu seperti café dan
yang tidak memperdulikan dampak yang restoran yang bisa dimanfaatkan dengan
ditimbulkan, terutama pembuangan ke bekerja sama mengolah sampah yang mereka
lokasilokasi yang berpotensi terjadinya hasilkan.Oleh Karena itu peneliti dengan
kerusakan lingkungan, seperti beberapa warga upaya semaksimal mungkin
yang membuang sampah rumah tangga ke mengorganisasikan kelompok kemasyarakatan
pinggir sungai, hal ini dapat menyumbat aliran seprti karang taruna dan penggiat peduli
sungai, selain itu dampak yang ditimbulkan lingkungan di Desa Mekarsaluyu. Upaya
bias menimbulkan penyakit, dan hal ini sangat penanganan yang pertama dilaksanakan
rawan terjadinya penyakit, seperti malaria, dengan mereorganisasi kelompok tersebut
selain itu bau busuk yang ditimbulkan bisa kedalam organisasi yang lebih spesifi dan
menyebabkan lingkungan tersebut tidak sehat. berkompeten mengolah sampah secara
Oleh Karena itu upaya pemerintah Desa terstruktur, sehingga dibentuklah Organisasi
dengan mengajukan permohonon bantuan pengolahan sampah terpadu (OPST) Budi
penanganan sampah ini dilakukan pada tahun Lestari, tugas pokok organisasi ini adalah
2011, namun Karena tidak adanya lahan mengolah sampah rumah tangga yang diambil
sebagai pembuangan sampah, akhir maka dari masyarakat dengan mengandalakan
bantuan yang di dapatkan dari Dinas anggaran swadaya masyarakat, dilanjutkan
pertamanan dan kebersihan kabupaten dengan peningkatan kapasitas anggota dan
Bandung hanya memberikan mesin pengolah pengurus organisasi secara berkelanjutan,
sampah, sehingga hasil akhir pembuangan melalui peningakatan manajemen dan
sampah dapat dimimnimalisir dengan operasional pengolahan sampah.. peningkatan
mengolahnya menjadi bahan yang dapat kapasitas organisasi dilakukan melaului
232
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018
233
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018
masih memiliki nilai ekonomi seperti organik perencanaan model intervensi. Kegiatan
untuk kompos, kertas, plastik, kaleng dan sosialisasi hasil analisis masalah, potensi dan
lain-lain, perlu dilakukan kegiatan awal kebutuhan dilaksanakan pada hari kamis
pemanfaatan sampah dengan program 3R. tanggal 23 maret yang bertempat di balai desa
Mengingat keberhasilan program 3R sangat mekarsaluyu dengan jurusan partisipan
ditentukan oleh partisipasi masyarakat sebanyak 13 orang Pelaksanaan sosialisasi
sebagai penghasil sampah, maka perlu hasil penggalian masalah, potensi dan
dikembangkan pengelolaan sampah dengan kebutuhan, melibatkan pengurus serta anggota
konsep berbasis masyarakat (3R). organisasi, dan juga tokoh masyarakat.
konsep pengelolaan persampahan berbasis Peneliti berkonsultasi dengan para stakeholder
masyarakat dengan program 3R di Desa yang berpengalaman serta berkompeten dalam
Mekarsaluyu sudah berjalan, maka telah hal pengembangan jaringan sosial. Konsultasi
dilakukan program yang telah dilaksanakan di membahas tentang mekanisme pembuatan
wilayah RW 1 Desa Mekarsaluyu yang telah proposal yang sistematis, pihak yang
memiliki konsep pemberdayaan masyarakat berkompeten dalam hal ini adalah pihak bplhd
yang kuat. Pada bulan februari hingga April provinsi jawa barat yang telah memiliki
2017 Lokasi tersebut telah dilaporkan oleh banyak jaringan sosial dalam melaksanakan
ketua organisasi dengan kriteria OPST telah program pemberdayaan kelompok yaitu
memiliki bangunan fisik lokasi dapat berupa program eco village. Selain itu konsultasi juga
pos pengolahan sampah,m asyarakat dilaksanakan dengan melibatkan ketua
berpenghasilan rendah telah dilibatkan dalam organisasi pengolahan sampah cikadut, yang
OPST dengan memiliki penghasilan intensif merupakan organisasi berpengalaman. Sebagai
yang di anggarkan melalui retribusi warga, penguat informasi peneliti juga ememinta
penanganan sampah saat ini hanya usulan dari praktis csr, Konsultasi tersebut
mengandalkan pola pemberdayaan yang telah dilaksanakan selama lima hari mulai dari
dilakukan oleh anggota karang taruna dan tingkat 4 sampai 9 april 2017 , saran yang di
beberapa tokoh masyarakat Desa sampaikan oleh masing-masing pihak yang
Mekarsaluyu, khususnya di RW 1, kesediaan dilibatkan Kegiatan pembentukan TKM atau
masyarakat untuk mengelola sampah secara tim kerja mảsyakat dilaksanakan dari tanggal
mandiri dengan memilih dan memilah sampah 22 april 2017, dengan teknik Technologi of
rumah tangga masing-masing participation dan rembug dengan tokoh
Kedua: Perencanaan Pengembangan Jaringan masyarakat dan karang taruna yang
Sosial Opst Budi Lestari sosialisasi hasil melibatkan fakir miskin sehingga terbentuklah
analisis masalah, kebutuhan dan potensi TKM (Tim Kerja masyarakat), Terbentuknya
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan TKM yang diperlukan untuk merealisasikan
terhadap informan, baik itu informan internal program intervensi.
organisasi, maupun anggota karang taruna Pada hari ketiga setelah TKM ini terbentuk,
serta pemerintah desa mekarsaluyu. Dalam telah mengambil sampah kepada masyarakat,
diskusi peneliti terlebih dahulu meminta yang mana sampah menjadi dua macam yaitu,
peserta untuk bersedia membahas analisis sampah organik dan non organik sehingga,
masalah, kebutuhan dan potensi organisasi. nantinya bisa di salurkan kepada organisasi
Hal ini menunjukkan sebagai informasi awal pengolah sampah dalam memproduksi sampah
yang selanjutnya akan dilaksanakan tersebut. TKM ini juga secara sukarela
234
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018
235
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018
236
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.2,Desember 2018
M ODEL AKHIR PENGEMBANGAN
JARINGAN SOSIAL OPST BUDI LESTARI
Throughput Output Outcome
Input
Throughput
pengolahan sampah keanggotaan 3. Audiency dan penetapan Kerjasama pengembangan jaringan melalui 2. Terciptanya model intervensi melalui kesepakatan Desa Mekarsaluyu 2. Kordinasi dan partisipassi aktif, sehingga
dan kesepahaman bersama dari pengurus dan anggota
dalam Koordinasi, Negosiasi dengan pihak Pemerintah membentuk perilaku organisasi organisasi serta stakeholder lainnya mengembangkan negosiasi dengan BPLH Kabupaten dan Provisnsi Jawa Barat serta yang kompeten. 3.
Dukungan dari masyarakat, sangat berpengaruh jarimgam sosial pihak lain pihak Swasta 2. Meningkatan motivasi pengurus dan terhadap kemajuan organisasi
dengan pemangku Pembuatan 1. terciptanya komunikasi yang berkelanjutan dengan stakeholder anggota organisasi OPST Budi 4. Dukungan dari OPST lain di wilayah Kecamatan kepentingan pihak 3. lestari untuk
mengorganisir Cimenyan sebagai Partners dan juga pendorong
proposal 2. kesepahaman visi dan misi yang sejalan dengan stakeholder kegiatan dalam upaya dalam memajukan organisasi
pemerintah dan mengembangkan jaringan
kerjasama dengan 4. Audyency dan 3. mendapatkan masukan pengembangan pemasaran hasil pengolahan Kelemahan/Weaknesses (W)
Dunia Usaha serta program dari staken holder sampah. 1. Ketidakmampuan anggota dan pengurus organisasi pihak swasta kerjasama 3. Meningkatkan pendapatan
serta mengenai cara melegalitaskan organisasi, sehingga Pembuatan Proposal Pengembangan Jaringan perekrutan anggota yang lebih perlindungan yang sifatnya berbadan hukum belum 1.
Meningkatnya pengetahuan kepada TKM diprioritaskan bagi warga miskin menjamin konsistensi organisasi dalam hal dan organisasi dalam mengolah sampah dalam mengolah sampah menjadi produksi
dan pemasaran hasil olahan sampah. yang baik dan benar sesuai dengan prosedur. barang yang memiliki nilai 2. Ketidakmampuan melakukan neosiasi dan
2. Meningkatkan kapasitas SDM dalam ekonomis. koordinasi yang efektif dengan pemangku mengolah sampah organik dan organik, serta 4. Meningkatkan
kapasitas pengurus kepentingan memanfaatkan sampah menjadi barang dan anggota organisasi dalam Peluang/ Opportunity (O)
bermanfaat penyusunan proposal, sehingga ide- 1. Tersedianya waktu dan tempat untuk
3. Organisasi mampu mengembangkan potensi ide yang merujuk pada inovasi baru mengimplementasikan model intervensi yang dimilikinya dengan
manajemen dapat dilaporkan dalam proposal 2. Pertemuan kepada pihak BPLHD dan Bank BJB organisasi yang teratur, tertulis dan yang sistematis yang
dilaksanakan beberapa hari sebelum terencana melalui pembuatan proposal 5. Menambah wawwasan anggota dan perencanaan intervensi, sehingga
memungkinkan
Sasaran Peran peneliti secara sistematis pengurus OPST mengenai adanya peluan melanjutkan pengembangan jaringan
1. Pengurus dan 1) Fasilitator 4. pengolahan sampah menggunakan sosial
Kondisi Tahun 2016 Kondisi Tahun 2017
anggota Opst Strategi 2)
1. Adanya perubahan nama, semboyan dan 1. Telah dilaksanakannya perubahan nama, Broker Audiency dan penetapan Kerjasama teknologi yang ramah lingkungan 3.
Tersedianya sumber daya manusia
logo pada Organisasi pengolahan semboyan dan logo pada Organisasi
Budi Lestari 1. Kampanye 3) Mediator
sampah terpadu (OPST) Budi Lestari di pengolahan sampah terpadu (OPST) dalam hal pengolahan sampah. 4. Tersedianya peralatan dan perlengkapan
Desa Mekarsaluyu Budi Lestari di Desa Mekarsaluyu 2. Warga 2. Kolaborasi 4) Pendidik 1. Terciptanya komitmen OPST Budi lestari 5.
2. system kepungurusan OPST Budi 2. system kepungurusan OPST Budi Kerjasama tim yang baik miskin Desa
Lestari yang belum sesuai dengan Lestari sudah sesuai dengan pelaksanaan Mekarsaluyu
5) (Tenaga educator)ahli 2. untuk
pelaksanaan yang ada dilapangan yang ada dilapangan mengembangkan OPST Budi
lestari jaringan sosialmendapatkan
3. Rendahnya keterampilan yang dimiliki 3. meningkatnya keterampilan yang Ancaman/ Threats (T)
oleh sebagian Pengurus organisasi dimiliki oleh sebagian Pengurus 3. Masyarakat Teknik
pengelolaan sampah dalam organisasi pengelolaan sampah dalam Rw 01 Desa 1. Negosiasi (expert)
rekomendasi program Eco Villageuntuk bergabung
memanfaatkan sampah menjadi barang memanfaatkan sampah menjadi barang dalam 1. Komunikasi dan koordinasi
yang bernilai ekonomi yang bernilai ekonomi antara anggota dan
Simpulan
Kegiatan penelitian yang telah dilakukan merupakan suatu kegiatan yang memadukan dua sisi kegiatan yang meliputi kegiatan akademik sebagai proses
pembelajaran yang memadukan antara konsep dan teori pada tataran aplikasi dilapangan. Selanjutnya proses penelitian merupakan kegiatan pengabdian terhadap
masyarakat yang membutuhkan proses pertolongan profesional. Adapun tahapan yang dimulai dari refleksi awal, identifikasi kebutuhan OPST Budi Lestari,
perencanaan model, implementasi model, serta evaluasi dan model akhir pengembangan jaringan social OPST Budi Lestari, masyarakat RW 01 Desa
Mekarsaluyu, serta para stakeholder dan pemangku kepentingan. adapun hasil refleksi awal yang dilaksanakan dalam penanganan masalah dan kebutuhan OPST
Budi Lestari untuk mengembangkan jaringan sosial yang akan memberikan dampak peningkatan kesejahteraan bagi warga miskin adalah terbatasnya lapangan
pekerjaan warga miskin di Desa Mekarsaluyu, hasil garapan tani yang tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup keluarga, aksesibilitas fakir miskin dalam
mendapatkan modal untuk usaha dikarenakan sebagian besar petani bekerja hanya sebagai buruh, system kepungurusan OPST Budi Lestari yang belum sesuai
dengan pelaksanaan yang ada dilapangan, belum adanya izin legal yang didapatkan OPST Budi Lestari dalam pengolahan sampah di Desa Mekarsaluyu,
Rendahnya keterampilan yang dimiliki oleh sebagian Pengurus organisasi pengelolaan sampah dalam memanfaatkan sampah menjadi barang yang bernilai
ekonomi
Tindak lanjut dari hasil refleksi awal yaitu sebuah kegiatan perencanaan Pada serangkaian kegiatan dimaksud ada timbal balik antara peneliti dengan masyarakat
yang dijadikan target sasaran.
Dalam proses ini masyarakat tidak hanya dijadikan objek, melainkan sama-sama terlibat secara langsung untuk bertukar pikiran dalam upaya mengatasi persoalan
yang dihadapinya, Tujuan pemecahan masalah dimasyarakat melalui intervensi langsung merupakan bagian dari praktek nyata peneliti dalam proses penanganan
pekerjaan sosial. Strategi Locality Development merupakan bagian dari kegiatan penelitian yang sasarannya kelompok (OPST) organisasi pengolahan sampah
terpadu Budi Lestari , lembaga pemerintahan Desa Mekarsaluyu, komunitas karang taruna serta masyarakat Desa Mekarsaluyu. Melalui perencanaan diawali
dengan pembenrukan kepengurusan baru melalui poses FGD dalam membangun gagasan-gagasan besar masyarakat digunakan teknik partisipatif. selanjutnya
pengorganisasian di gunakan untuk mengembangkan sebuah organisasi sebagai penanganan permasalahan yang dihadapi OPST Budi Lestari, sekaligus yang juga
bisa menjadi solusi penanganan bagi fakir miskin guna mendapatkan pekerjaan tambahan.Agar proses pengembangan jaringan berjalan baik, dengan upaya
perubahan secara partisipatif masyarakat yang tururtdilibatkan melalui pembentukan (TKM) Tim Kerja Masyarakat lebih merasa memiliki dan memelihara hasil
perencanaannya. Perubahan-perubahan yang terjadi akibat intervensi yang peneliti lakukan selama kurun waktu empat bulan cukup dirasakan manfaatnya oleh
warga miskin, Organisasi Pengelolahan sampah dan juga masyarakat secara umum antara lain:1) Warga miskin mampu mengembangkan kapasitas yang
dimilikinya melalui pelibatan dalam OPST Budi Lestari sebagai pekerja yang mendapatkan dana intensif dari anggaran organisasi.2) Kelompok pengelolahan
sampah mampu mengakses sumber dan potensi yang tersedia, membangun jejaring serta mampu meningkatkan manajemen serta operasional pengolahan sampah,
selain itu kelompok pengolahan sampah menjadi organisasi yang bisa berkontribusi dalam upaya pembangunan Desa. 3) Aparat Desa serta masyarakat Desa
Mekarsaluyu, dalam hal ini Kepala Desa Mekarsaluyu sebagai pemangku kebijakan, dapat membuat sebuah peraturan dan kebijakan berupa peraturan Desa dan
juga pembuatan anggaran bagi OPST Budi Lestari, sebagai organisasi yamg membantu kebutuhan masyarakat dalam pengolahan sampah dan juga berkontrisbusi
meningkatkan pendapatan warga miskin melalui pengolahan sampah terpadu. 4) Mayarakat mampu memberikan pengawasan yang lebih terhadap sampahsampah
yang ada di Desa Mekarsaluyu yang dilaksanakan oleh Organisasi pengolahan sampah Bersama stakeholder 5) organisasi mampu membentuk kepengurusan dan
program kerja serta system yang terpadu dengan didukung oleh program pemerintah
Pusat dan daerah
Berdasarkan hasil perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya,maka peneliti mengambil langkah bagaimana mengkolaborasikan satu bentuk program
penanganan yang mampu mengatasi permasalahan pengembangan jaringan Organisasi, yang nantinya memberikan dampak bagi pendapatan warga miskin
sebagai pekerja di OPST Budi Lestari dan memberikan efek yang baik bagi masyarakat dalam hal konservasi lingkungan yang sehat. Namun ada beberapa hal
yang harus ditindak lanjuti, yaitu :1) Organisasi pengolahan sapah terpadu (OPST) Budi Lestari masih membutuhkan pelatihan yang maksimal melaui pelibatan
organisasi dalam program pengembangan Organisasi yang dilksanakan oleh Instansi pemerintah Daerah baik itu Dinas Pertamanan dan Kebersihan
(DISPERTASI) Kab Bandung dan juga Badan Perlindungan Hidup (BPLHD) Provinsi Jawa Barat.2) Peningkatan jejaring kerja tetap
dilaksanakan secara berkelanjutan, tidak hanya dalam skala lokal daerah Pemerintahan setempat, tetapi juga dalam skala nasional.3) Peran serta masyarakat perlu
ditingkatkan sebagai bentuk modal social yang ada di Desa Mekarsaluyu.
Mediator
Peneliti sebagai Pekerja sosial sering melakukan peran mediator pada saat terdapat perbedaan yang mencolok dan mengarah pada konflik antara berbagai pihak.
Pekerja sosial berperan sebagai “fungsi kekuatan ketiga” untuk menjembatani antara anggota kelompok dan sistem lingkungan yang menghambatnya. Kegiatan-
kegiatan yang dapat dilakukan dalam melakukan peran mediator meliputi kontrak perilaku, negosiasi, pendamai pihak ketiga, serta berbagai macam resolusi
konflik. Dalam mediasi, upaya-upaya yang dilakukan pada hakekatnya diarahkan untuk mencapai “solusi menang-menang” (win-win solution). Beberapa strategi
yang dapat digunakan dalam melakukan peran mediator antara lain: mencari persamaan nilai dari pihak-pihak yang terlibat konflik, membantu setiap pihak agar
mengakui legitimasi kepentingan pihak lain, membantu mengidentifikasi kepentingan bersama, melokalisir konflik kedalam isu, waktu dan tempat yang spesifik,
memfasilitasi komunikasi dengan cara mendukung mereka
agar mau berbicara satu sama lain
Pendidik (educator)
Dalam menjalankan peran sebagai pendidik, peneliti sebagai community worker mempunyai kemampuan menyampaikan informasi dengan baik dan benar serta
mudah diterima oleh anggota dan pengurus organisasi serta kelompok-kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran perubahan.
DAFTAR PUSTAKA
selanjutnya instansi terkait (Dinas Pertamanan dan kebersihan kabupaten Bandung dapat memberikan bantuan peralatan berkaitan dengan
pelatihan keterampilan membuat mengolah sampah menjadi barang yang bernilai seperti bigas dan bio solar.
Bagi Desa Mekarsaluyu diharapkan juga Pemerintahan Desa Mekarsaluyu dapat menerapkan Peraturan Desa yang mampu mengcover secara optimal dan
mendukung kegiatan Organisasi pengolahan sampah di Desa Mekarsaluyu, Pemerintahan Desa Mekarsaluyu dapat mendampingi fakir miskin dalam
mengakses pelayanan kesehatan secara berkesinambungan melaui program KIS dan program lainnya yang sudah berjalan serta untuk Pemerintah Desa
Mekarsaluyu, agar senantiasa memantau dan memonitor perkembangan kegiatan di Desa Mekarsaluyu pasca berakhirnya kegiatan peneliti dilokasi
tersebut. Selain itu diharapkan pula pada saat melaksanakan kegiatan musrembang desa, dapat memasukkan apa-apa yang menjadi harapan dan keinginan
masyarakat Desa Mekarsaluyu yang sudah masuk dalam perencanaan program-program namun belum tertangani.
Colquitt, Jason A., jeffery A. Lepine, and Michael J. Wesson. (2011). Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill
Dean H. Hepworth dan Jo Ann Larsen, (1982) Direct Social Work Practice, Theory and Skills, USA: The Dorsey Press,
Darwin, Muhadjir. (2005). Memanusiakan rakyat (Penanggulangan Kemiskinan Sebagai Arus Utama Pembangunan). Jogjakarta. Benang Merah
David Cox, (2004). Outline of Presentation on Poverty Alleviation Programs in the Asia-Pacific
Du Bois. (2005). Social Work An Empowered Profesiion. United States Of America. Pearson Georgopulo?, B.S., dan Tannenbaum (1957), A. S. The Study cf
organizational effectiveness. American Siciological Review
Idham Arsyad. (2015). Membangun Jaringan Sosial dan Jaringan. Jakarta PusatKementrian' Desa dan daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia.
Isbandi, Adi Rukminto. (2008). Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: rajavvali
Huda, Miftachul. (2009). Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial: Sebuah Pengantar. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jim Ife, Frank Tesiriero. (2006). Comunity Development : Alternative Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi. Edisi Bahasa Indonesia. . Yogyakarta.
Puataka Pelajar
Madya, Suwarsih. (2011). Teorj dan Praktek Penelitian Tindakan. Bandung. CV. Alfabeta
Netting, F. Ellen, Peter M. Kettner dan Steven L. McMurtry. (2004). Social Work Macro Practice (third Editiond), Boston: Allyn and Bacon
Katz, D., and Kahn, R.L. (1966). The Social Psikology of Organizations. New York: John Wiley and Sons, Inc.,
Robbins, Stephen P. And Timothy A. Judge. (2011) Organizational Behavior. New Jersey: Pearson Education, Inc.,
Suharto, Edi (1997).Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Spektrum Pemikiran, Bandung:Lembaga Shidi Pernbangunan-STKS
Tonny, Fredian dan Bambang S. Utomo, (2003), Pengembangan Kelembagaan dan Modal Sosial, Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi,Fakultas Pertanian IPB dan
Program Pascasarjana IPB, Bogor
Suharto. Edi (2005), Analisis Kebijakan Pnblik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung. Refika Aditama
Zastrow, H. C. (1999). The practice of social work. USA : Brooks/Cole Publishing Company
Zuriah, N. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan : Teori Aplikasi. Jakarta: Bumi Akasara