You are on page 1of 11

BALANCE : Economic, Business, Management, and Accounting Journal

Vol. XX No. 1 | Januari 2023


P- ISSN 1693-9352 | E- ISSN 2614-820X

URGENSI BUMDes DAN OPTIMALISASI PEMANFAATAN ASET DESA DALAM


RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN DESA: KAJIAN EMPIRIS DI DESA
PULE KECAMATAN MODO
Evi Dwi Kartikasari1, Irma Indira2, Darianto3, Muammar Aminul Hakim4, Dicky Eka Prasetya5
1,2,3,4,5)
Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Lamongan

ABSTRACT
The presence of BUMDes is considered very important, but in fact, the company of BUMDes
in Pule Village should have run better. The initial survey informed that various Pule village assets
were detected to be capable of generating village income but needed to be managed optimally. This
research uses a qualitative descriptive research type with a case study approach. The research focuses
on the urgency of BUMDes and optimizing the management of village assets managed by BUMDes
to assess the increase in village income that may be obtained by evaluating the APBDes. The
researcher made observations and recorded the procedures for managing village assets by BUMDes
Pule Village by interviewing informants and including comments on other supporting documents,
namely in the form of financial reports for each BUMDes Pule Village business unit. Five informants
or keymen in this study consisted of village secretaries, BUMDes directors, and BUMDes business
unit management representatives. The purpose of this study is to describe the reasons for the existence
of BUMDes, why it is significant for the village, how to form a good BUMDes according to law No.
6 of 2014, and what strategies can be carried out by villages to increase village income through
optimizing the utilization of village assets.

Keywords : BUMDes; Village assets; village income


Correspondence to : evican91@gmail.com

ABSTRAK
Kehadiran BUMDes dirasa sangat penting, namun pada kenyataanya kehadiran BUMDes di
Desa Pule belum berjalan sebagaimana harusnya. Survey awal menginformasikan bahwa terdapat
berbagai asset desa pule yang terdeteksi mampu menghasilkan pendapatan desa namun belum
dikelola secara maksimal. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Fokus penelitian pada urgensi BUMDes dan optimalisasi pengelolaan aset
desa yang dikelola oleh BUMDes untuk dapat mengkaji peningkatan pendapatan desa yang mungkin
dapat diperoleh dengan mengevaluasi APBDes. Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat
mengenai tatacara pengelolaan aset desa oleh BUMDes Desa Pule dengan cara wawancara pada
informan dan menyertakan pengamatan pada Dokumen lain sebagai pendukung, yaitu berupa laporan
keuangan setiap unit usaha BUMDes Desa Pule. Informan atau Keyman dalam penelitian ini
berjumlah lima orang yang terdiri dari sekertaris desa, direktur BUMDes dan perwakilan pengelola
unit usaha BUMDes. Tujuan dari penelitian ini untuk menguraikan alasan keberadaan BUMDes
mengapa sangat penting bagi desa, Bagaimana Pembentukan dari BUMDes yang baik sesuai
peraturan undang – undang no 6 tahun 2014, serta Bagaimana strategi yang dapat dilakukan desa
dalam rangka peningkatan pendapatan desa melalui optimalisasi pemanfaatan asset desa.

Kata Kunci : BUMDes; Aset Desa; Pendapatan Desa

37
BALANCE : Economic, Business, Management, and Accounting Journal
Vol. XX No. 1 | Januari 2023
P- ISSN 1693-9352 | E- ISSN 2614-820X

Riwayat Artikel:
Received : 26 November 2022
Revised : 18 Januari 2023
Accepted : 25 Januari 2023

PENDAHULUAN mampu menambah pendapatan asli desa.


Asset desa kemudian harus diinventarisasi
Era otonomi daerah memberikan legal secara hukum, dengan tujuan
kebebasan, hak dan wewenang pada tiap menghindari sengketa yang tidak diinginkan.
daerah untuk melaksanakan kegiatan yang Pemanfaatan asset desa dapat dilakukan
dapat mendukung kesejahteraan dengan cara kerjasama pemanfaatan dan
masyarakatnya. Ristanti & Handoyo, (2017) bangun serah guna maupun sewa pinjam
menyatakan bahwa Otonomi daerah dapat pakai. Desa harus melakukan pemberdayaan
dilaksanakan dengan cara yang lain selain masyarakat dengan memanfaatkan asetnya
berlandaskan acuan hukum, yaitu sebagai selain melakukan pengelolaan dan
implementasi tuntutan dari globalisasi yang pemanfaatan asset. Pemberdayaan masyarakat
wajib diberdayakan dengan cara memberikan Desa merupakan sebuah upaya pengembangan
kewenangan yang lebih luas pada daerah, kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.
wujud yang nyata dan bertanggung jawab, Bentuk pemanfaatan asset desa dapat
terutama pada hal mengatur, dan dilakukan melalui pemberdayaan BUMDes,
memanfaatkan serta menggali sumber potensi badan usaha ini yang akan dikelola Pemerintah
yang ada pada masing- masing daerah mereka. Desa, dengan tujuan untuk meningkatkan
Sumber-sumber potensi yang ada di daerah pendapatan desa. BUMDes memiliki fungsi
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sebagai lembaga sosial dan komersial dalam
asset desa. Amerieska, (2021) mendefinisikan menggerakkan perekonomian masyarakat
Aset desa berdasarkan Peraturan Mendagri desa. Lembaga sosial BUMDes maksudnya
Nomor 1 tahun 2016 pasal 1 angka 5 yaitu yaitu berpihak untuk kepentingan masyarakat
didefinisikan sebagai barang milik Desa yang dengan cara berkonstribusi menyediakan
bersumber dari kekayaan asli yang dimiliki pelayanan sosial, kemudian lembaga
desa, dibeli dan atau diperoleh dengan komersial yang dimaksud yaitu peran
membebankan pada Anggaran Pendapatan dan BUMDes yang memiliki tujuan memperoleh
Belanja Desa (APBDesa) dan cara lain dalam keuntungan demi meningkatkan pendapatan
perolehan hak secara sah. Pengelolaan aset desa. Makna BUMDes pada undang-undang
desa seharusnya dikelola dengan profesional desa menjelaskan bahwa BUMDes merupakan
yaitu melibatkan orang yang kompeten dalam badan usaha yang seluruh dan atau sebagian
bidang tatakelola asset desa. Ketika asset desa dari permodalannya dimiliki desa melalui
dikelola secara profesional maka aset akan penyertaan langsung dari asset desa dengan
dapat dimanfaatkan dengan optimalisasi. tujuan meningkatkan kesejahteraan
Optimalisasi diartikan sebagai bentuk usaha masyarakat (Ridlwan & Unila, 2014). Desa
untuk mengubah sesuatu yang belum Pule yang terletak di kecamatan Modo
maksimal menjadi maksimal atau optimal, merupakan desa yang memiliki kurang lebih
kata optimal sendiri diartikan sebagai upaya 1912 penduduk dengan tingkat kepadatan
dalam menghasilkan yang terbaik. Eka et penduduk sedang. Kebiasaan masyarakat desa
al.,(2017) pemanfaatan asset yang maksimal Pule yang sebagian bermatapencarian petani
akan menghasilkan perolehan kas yang dan pedagang selaras dengan asset yang

38
BALANCE : Economic, Business, Management, and Accounting Journal
Vol. XX No. 1 | Januari 2023
P- ISSN 1693-9352 | E- ISSN 2614-820X

dimiliki oleh desa yaitu lahan pertanian. menguraikan terkait pentingnya peran
Berdasarkan survey awal yang dilakukan dan BUMDes dalam pembangunan kesejahteraan
informasi dari Dian, (2022) dijelaskan bahwa perekonomian masyarakat. Peneliti ingin
pemanfaatan asset desa selama ini memang menelaah tata Kelola baik manajemen maupun
belum dilakukan secara optimal melihat dari pelaporan kinerja dan keuangan BUMDes
potensi yang sebenarnya ada di desa. yang seharusnya penting namun seakan
Kemandirian masyarakat desa Pule yang keberadaanya mati suri.
memiliki sebuah usaha rumahan seperti Tujuan yang ingin dicapai pada
pembuatan kerajinan pandan, kerajinan tas dan penelitian ini yaitu untuk menguraikan
dompet serta olahan camilan dan produksi mengapa keberadaan BUMDes menjadi
jamu tradisional seharusnya dapat dinaungi penting bagi desa, Bagaimana Pembentukan
dalam BUMDes agar dapat dilakukan BUMDes yang baik sesuai peraturan undang –
pembinaan yang lebih. BUMDes desa pule undang no 6 tahun 2014, serta Bagaimana
sejauh ini bergerak pada bidang simpan strategi yang dapat dilakukan desa sebagai
pinjam dan hal tersebut kurang maksimal upaya untuk peningkatan pendapatan desa
pengelolaannya dikarenakan tidak disediakan melalui optimalisasi pemanfaatan asset desa.
pos kusus untuk pencadangan kredit macet, Penelitian terdahulu yang dilakukan
namun dalam praktek sebenarnya beberapa oleh Elsi, (2019) menyatakan pengelolaan
data menunjukkan adanya kredit macet. BUMDes harus dilaksanakan dengan baik dan
Dalam unit pertokoan juga ada warung LA dapat dimanfaatkan maksimal oleh
yang merupakan program dari Pemkab namun masyarakat, karena dengan memanfaatkan
pengelolaannya saat ini seperti mati suri. BUMDes secara baik maka sumber daya alam
Untuk saat ini pemerintahan desa bekerjasama dan sumber daya manusia desa dapat
dengan BUMDes memiliki gagasan ajuan desa diperlakukan sesuai karakteristik dan
wisata sebagai wujud pengoptimalan asset kebutuhan masyarakat. Pemerintah desa wajib
desa untuk menghasilkan pendapatan. untuk mengembangkan BUMDes serta
Urgensi BUMDes dirasa sangat penting konsistensi dalam hal perencanaan dan
dalam peningkatan kemandirian masyarakat pelaksanaan serta pengelolaan BUMDes.
dan upaya peningkatan pendapatan desa. Namun, banyak faktor penting lain yang
Diharapkan Desa yang ada di kabupaten menjadi penentu keberhasilan pengembangan
Lamongan memiliki tingkat kemandirian BUMDes diantaranya yaitu harus diperhatikan
dengan memiliki BUMDes yang mandiri tentang kontribusi partisipasi dari masyarakat,
seperti halnya BUMDes yang ada di desa karena keberadaan BUMDes diharapkan
Labuhan kecamatan Brondong yang sekarang berdampak pada perbaikan perekonomian
mampu menyumbang PAD sebesar Rp 400 masyarakat. Masyarakat harus memahami
juta. BUMDes yang dijadikan percontohan tujuan pemanfaatan asset desa secara
yaitu BUMDes Barokah Makmur yang maksimal dan berpartisipasi dalam
memiliki modal awal sebesar Rp 100 juta dari pengelolaan BUMDes. Andari, (2017)
APBDes yang menggarap bidang usaha pasar menyatakan hasil penelitiannya yaitu
desa, pengelolaan air bersih, wisata dan pengelolaan asset desa harus dilakukan sesuai
warung LA, yang pada September 2020 dengan prosedur undang-undang desa dan
kemarin masuk sebagai enam besar dalam mengetahui pemerintah desa, BUMDes Desa
lomba BUMDes tingkat Provinsi, (Khusnul, memiliki peran terhadap peningkatan
2021). Berdasarkan fenomena yang ada dan Pendapatan Asli Desa sehingga Langkah
beberapa kajian literatur serta keharusan selanjutnya Pemerintah Desa mampu
akademisi terlibat dalam pembangunan desa menyelenggarakan pembangunan yang
maka menjadi sebuah alasan dan menarik memiliki dampak positif terhadap
minat peneliti untuk meneliti yang berkaitan perekonomian Desa, strategi yang dijalankan
dengan tema Upaya peningkatan pendapatan oleh Pemerintah Desa yaitu dapat
desa. Urgensi penelitian ini yaitu untuk dilaksanakan dengan saling koordinasi antara

39
BALANCE : Economic, Business, Management, and Accounting Journal
Vol. XX No. 1 | Januari 2023
P- ISSN 1693-9352 | E- ISSN 2614-820X

masyarakat dan Pemerintah Desa, Pengelola penilaian aset, pembinaan Badan usaha,
BUMDes dan BPD berkontribusi dalam pengawasan, serta pengendalian.
melakukan pengidentifikasian serta Pengumpulan data dilakukan dengan
inventarisasi nilai maupun potensi aset desa,
studi lapangan yaitu wawancara terhadap
juga harus memperhatikan sistem informasi
manajemen aset desa, pengawasan elemen atau pihak yang berkaitan dengan
pemanfaatan aset desa, pengendalian, serta pengelolaan aset serta BUMDes Desa Pule
keterlibatan jasa penilai. Penelitian Nugroho, serta dilaksanakan observasi, yaitu dengan
(2020) menyatakan modal struktural memiliki peneliti ikut serta melakukan pengamatan
efek positif pada modal manusia dan modal terhadap kegiatan yang informan lakukan
relasional. khususnya yang berkaitan dengan asset desa
Dalam penelitian ini mencoba mengkaji
dan BUMDes. Data Peningkatan pendapatan
hal yang sama namun pada objek yang
berbeda, perbedaan penelitian ini dan desa yaitu laporan realisasi APBDes juga
penelitian terdahulu yaitu pada kondisi dilakukan evaluasi. Tahapan selanjutnya
perekonomian masyarakat dan jenis asset desa peneliti kemudian mengamati dan mencatat
yang dapat dioptimalkan dan dikolaborasikan tentang pengelolaan dan pemanfaatan aset
dengan pengelolaan BUMDes yang tujuannya desa oleh BUMDes Desa Pule. Dokumen
saya yaitu peningkatan pendapatan desa. Pada pendukung berupa laporan keuangan setiap
penelitian sebelumnya hanya membahas
unit usaha di BUMDes Desa Pule juga
terkait usaha yang sudah dikelola BUMDes
namun pada penelitian ini juga mencoba untuk dievaluasi untuk mendapatkan informasi
mengali informasi terkait pengelolaan asset terkait pelaporan keuangan. Informan pada
desa yang disertakan dalam BUMDes. penelitian ini yaitu sebanyak 5 (lima) orang,
diantaranya adalah Sekertaris Desa Pule,
METODE PENELITIAN direktur BUMDes Desa Pule, sekretaris
BUMDes Desa Pule, dan 2 orang yang
Penelitian ini dilaksanakan pada Desa
bertugas dalam mengelola unit usaha
Pule Kecamatan Modo, Lamongan, dengan
BUMDes Desa Pule. Proses analisis data yang
memfokuskan pada Badan Usaha Milik Desa
pada penelitian akan dilakukan dengan empat
(BUMDes). Jenis penelitian yang pada
(4) tahapan. Tahapan yang pertama yaitu
penelitian ini yaitu penelitian deskriptif
reduksi data, dalam tahapan ini peneliti
kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
mengumpulkan data yang berkaitan dengan
Fokus penelitian ditujukan pada optimalisasi
pengelolaan dan penanganan aset desa oleh
pengelolaan aset desa yang pengelolaannya
BUMDes Desa Pule. Dalam hal ini peneliti
dibawah naungan BUMDes yaitu berupa unit
melaksanakan wawancara dengan informan
usaha pertanian, Persewaan Peralatan, dan
yang sudah ditetapkan kemudian diberikan
intelektual capital. Pengelolaan asset desa
beberapa pertanyaan tentang pengelolaan aset
disesuaikan berdasarkan Permendagri No 1
desa. Tahapan yang kedua yaitu melakukan
tahun 2016 yaitu tentang perencanaan
dokumentasi terhadap catatan APBDes dan
pengelolaan, pengadaan unit, penggunaan,
catatan laporan keuangan BUMDes serta
pemanfaatan unit atau aset, aspek
menambahkan studi kepustakaan yang
pengamanan, aspek pemeliharaan,
digunakan sebagai dokumen pendukung
penghapusan nilai, pemindahtanganan,
dalam penelitian ini. selanjutnya yaitu setelah
penatausahaan atau pengaturan usaha,
memperoleh data, kemudian melakukan
pelaporan baik secara finansial maupun fisik,
penyajian data, yaitu peneliti mengelola data

40
BALANCE : Economic, Business, Management, and Accounting Journal
Vol. XX No. 1 | Januari 2023
P- ISSN 1693-9352 | E- ISSN 2614-820X

yang bersumber dari informan dan catatan tradisional serta usaha kue kering maupun kue
APBdes serta laporan keuangan BUMDes tart yang bisa di bilang sebagai UMKM
untuk selanjutnya disederhanakan bahasanya andalan, tetapi pengelolaannya masih
ditangani pribadi. Pemerintah desa belum
sehingga menjadi rangkaian informasi yang
masuk dalam pengelolaan usaha tersebut dan
dapat dipahami dan diterjemahkan. Tahapan belum dimasukkan dalam pembinaan
ke tiga yaitu trianggulasi, dalam tahapan ini BUMDes karena keterbatasan literasi
peneliti mencocokkan informasi dari pihak pengelola dalam hal ini, sebenarnya
informan dengan data dokumentasi yang keberadaan BUMDes ini sangat bagus dan
diperoleh kemudian membandingkan temuan dirasa perlu dengan harapan adanya campur
dengan keharusan teori yang digunakan. tangan pemerintah desa dalam hal penyertaan
modal maka akan meringankan pelaku
Dalam pembentukan pengelolaan BUMDes
UMKM dan keuntungan bagi Desa yaitu
yang ada di bandingkan dengan keharusan mendapat bagi hasil atas pendapatan.
yang tertuang pada undang-undang no 6 tahun Pertanyaan selanjutnya yaitu tentang
2014. Pelaporan keuangan BUMDes dalam bagaimana pembentukan struktur Organisasi
pengelolaan asset desa dibandingkan dengan Pengelolaan BUMDes desa Pule. Pertanyaan
ketentuan yang ada dalam PSAK O1 tentang ini dijawab oleh Sekertaris Desa yaitu Dian,
pelaporan keuangan. Tahapan selanjutnya (2022) “Pembentukan struktur Organisasi
didasarkan pada SK Kepala desa, masing –
yaitu dilakukan penarikan kesimpulan.
masing yang menjabat dalam struktur adalah
Penarikan kesimpulan dimaksudkan untuk orang yang ditunjuk dan dipercaya oleh
menjawab pertanyaan pada perumusan Kepala desa yang sudah dimusyawarahkan
masalah yang dibatasi diawal dan selanjutnya dengan BPD, LPM dan Lembaga desa
dapat memberikan saran perbaikan untuk kemudian disahkan hasil keputusan dalam
objek penelitian. rapat untuk penetapan struktur organisasi
BUMDes”.
Kesesuaian tatacara pembentukan
HASIL PENELITIAN BUMDes desa Pule dari hasil Wawancara
dengan Direktur BUMDes, Sekertaris Desa
Wawancara terkait BUMDes yang
dan Perwakilan pengelola BUMDes diperoleh
dilakukan didesa Pule semula diawali dengan
Informasi bahwa Aspek yang ada dalam
menanyakan seberapa penting keberadaan
Permendes 4 Pasal 4 dan 5 tahun 2015 tidak
BUMDes untuk desa Pule. Informasi dari
semua terpenuhi, ada beberapa aspek yang
sekertaris desa yaitu Dian, (2022) mengatakan
terlewat yang dimungkinkan itu menjadi
bahwa “sebenarnya penting pendirian
kelemahan pengelolaan BUMDes untuk saat
BUMDes di Desa Pule mengingat banyaknya
ini. Sekertaris Desa Dian, (2022)
potensi desa yang ada yang dapat dikelola
menyampaikan bahwa “Pembentukan
sebagai sumber pendapatan, UMKM yang ada
BUMDes Desa Pule untuk saat ini ditetapkan
namun masih berjalan secara mandiri dari segi
berdasarkan SK Kepala Desa, sebelum nana-
permodalan dan pemasaran juga banyak,
nama yang ada dalam kepengurusan
sehingga menurut saya memang keberadaan
ditentukan juga sudah dimusyawarahkan
BUMDes ini sangat penting dan dibutuhkan di
dengan BPD,LPM Maupun tokoh masyarakat
Desa Pule”. Dadang, (2022) selaku Direktur
karena nantinya akan berkaitan dengan
BUMDes juga menambahkan bahwa “banyak
penyertaan modal dan sebagainya, namun
potensi desa pule, dari segi UMKM saja ada
memang kami akui orang – orang yang
olahan kripik sukun yang menjadi andalan
mengurusi BUMDes ini bukan murni orang
kemudian ada kerajinan tikar pandan,
ekonomi jadi secara pengelolaan minim
kerajinan dompet yang sudah dikirim sampai
literasi. Pemetaan potensi desa juga belum
luar daerah, jamu tradisional dan jajanan
kami buat secara detail sehingga unit usaha

41
BALANCE : Economic, Business, Management, and Accounting Journal
Vol. XX No. 1 | Januari 2023
P- ISSN 1693-9352 | E- ISSN 2614-820X

yang berjalan sekarang hanya sebatas mengatakan bahwa “untuk saat ini BUMDes
kebutuhan reflek pada waktu itu”. desa Pule bergerak dalam bidang Simpan
Informasi dari wawancara tersebut dapat Pinjam dan pertokoan. Simpan pinjam yang
dipetakan dalam tabel kesesuaian aspek dimaksudkan adalah memberikan pinjaman
pendirian BUMDes Pule berdasarkan modal pada pelaku UMKM namun dengan
Permendes 4 ayat 4 dan 5 tahun 2015 sebagai bunga yang minimal, tujuannya agar pelaku
berikut: UMKM tidak lagi kesulitan dalam masalah
permodalan, Namun dalam praktek nya unit
TABEL 1. Aspek Pendirian BUMDes Desa Pule usaha ini menjadi kecemburuan social
sesuai dengan Permendes 4 tahun 2015 masyarakat desa yang perekonomiannya
Aspek Permendes 4 pasal 4 dan Pendirian dalam taraf menengah kebawah untuk
5 tahun 2015 BUMDes meminta fasilitas layanan pinjaman, padahal
Desa Pule unit simpan pinjam yang didirikan di fokuskan
Persiapan Melakukan Musyawarah Dilakukan hanya pada pelaku UMKM. Kecemburuan
dengan BPD,LPM, dan
Tokoh Masyarakat social ini mengakibatkan pengelola unit usaha
Sosialisa Penyampaian maksud dan Dilakukan simpan pinjam tidak tega pada masyarakat
si Kepada tujuan pembentukan melalui Rapat sehingga memberikan fasilitas pinjaman yang
Masyara BUMDes dan penerimaan Desa
kat usul dari Masyarakat sama dengan pelaku UMKM, akibatnya
Membent Tim Unsur Organisasi Tim Dibentuk masyarakat yang pinjam tanpa memiliki usaha
uk Tim Pengelola disesuaikan berdasarkan
Persiapan dengan keahlian yaitu yang
tidak dapat melunasi pinjaman tepat waktu
penunjukan sehingga menumpuk kredit macet.”
mampe mengelola
tanpa melihat
Enterprise dan keuangan
keahlian Ditambahkan juga bahwa selain simpan
enterprise pinjam, BUMDes desa Pule memiliki jenis
Pemetaan Prioritas pengembangan Belum usaha lain yaitu pertokoan yang menyediakan
lokasi BUMDes sesuai Fokus dilakukan
dan Unggulan Desa
bahan pokok kebutuhan sehari-hari dengan
pemetaan
pemiliha
detail
harga lebih murah daripada di took pada
n jenis umumnya, tujuan unit ini yaitu agar
usaha
Menyusu Membahas poin penting AD/ART
masyarakat desa mampu dalam hal daya beli
n terkait nama dan Belum untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
AD/ART kedudukan, status disusun Dadang, (2022) menambahkan bahwa “untuk
dan kepemilikan, jenis usaha
Raperdes yang akan dijalankan, hak pertokoan juga sekarang sudah tidak jalan lagi
dan kewajiban pengelola, karena tidak ada penjaga tetapnya, SDM yang
kewajiban pengawas, masa
bhakti, syarat menjadi
awalnya direkrut untuk pengelolaan took
pengurus, pemberhentian, kemudian mendapatkan pekerjaan lain yang
penyertaan modal, dan lebih menjanjikan dan SDM selanjutnya
pembagian Sisa Hasil
Usaha (SHU) BUMDes kurang memahami tata Kelola took sehingga
Sosialisa Mengundang seluruh unsur Tidak ada pencatatan pelaporan toko juga tidak efektif.”
si Draft baik dari pemerintah desa, sosialisasi Pertanyaan terkait laporan keuangan dan
AD/ART lembaga, tokoh, dan/atau karena
dan masyarakat. laporan kinerja BUMDes dijawab oleh Dian,
AD/ART
Raperdes
belum ada
(2022) “untuk laporan kinerja belum
Musyawa Disahkan dalam SK Kepala Dilakukan dilaporkan secara terstruktur karena memang
rah Desa Musyawarah sumber daya pengelola yang ada tidak hanya
Pembent
ukan
saat berfokus pada pengelolaan BUMDes namun
penetapan mereka adalah orang yang memiliki pekerjaan
BUMDes
Sumber: Hasil wawancara, diolah peneliti (2022) tetap lainnya, jadi laporannya ada tetapi tidak
rutin dilaporkan. Laporan keuangan juga
Usaha yang ada di Desa Pule yang
disampaikan bahwa belum dimasukkan dalam
dinaungi oleh BUMDes dan sepak terjang
laporan keuangan desa karena dalam kondisi
BUMDes desa Pule disampaikan oleh Narlin,
nyatanya pengelolaan BUMDes dengan
(2022) selaku pengelola BUMDes
penyertaan modal belum menghasilkan

42
BALANCE : Economic, Business, Management, and Accounting Journal
Vol. XX No. 1 | Januari 2023
P- ISSN 1693-9352 | E- ISSN 2614-820X

pendapatan, bahkan bisa dibilang belum ada indifidu pengelola maupun pihak terkait.
pada titik balik modal sehingga masih dalam Rencana perbaikan awal sebagai strategi yang
catatan terpisah.” Untuk jenis – jenis laporan akan dilakukan kedepan yaitu dengan
keuangan BUMDes yang dibuat disampaikan merombak unsur organisasi pengelolaan baik
oleh Narlin, (2022) “laporan yang ada yaitu secara susunan maupun job desk yang
terkait catatan kas masuk dan keluar, neraca diberikan. Strategi yang dimaksudkan tersebut
dan catatan arus kas”. karena saat ini Desa Pule sedang merintis
Laporan kinerja BUMDes desa Pule branding Desa Wisata yaitu dengan
disampaikan oleh Direktur BUMDes Dadang, memanfaatkan wisata alam sendang, kuliner,
(2022) bahwa “untuk saat ini kinerja BUMDes sport foto dan permainan anak-anak yang akan
di laporkan pada pemerintahan desa yaitu diusung dengan konsep menyatu dengan alam.
Kepala Desa dalam bentuk draft laporan Pengelolaan desa wisata inilah yang nantinya
pengelolaan keuangan dan uraian potensi akan dilimpahkan pada BUMDes, sehingga
pengembangan usaha, namun secara format pihak pengelola BUMDes harus benar-benar
untuk laporan keuangan nya hanya sebatas berkompeten dan memiliki kesiapan dalam hal
laporan dari buku kas masuk dan kas keluar tata Kelola maupun manajemen keuangannya.
saja. Laporan yang kurang lengkap ini Pemanfaatan asset desa yang dapat
dikarenakan kurangnya kompetensi pengelola dikelola oleh BUMDes disampaikan oleh
terkait, selama ini memang pengelola Dian, (2022) bahwa “asset desa Pule itu
BUMDes diikutkan pelatihan namun karena banyak, Seperti lahan pertanian yang disa
dasar kompetensinya tidak dalam bidang disewakan, keberagaman budaya yang dapat
ekonomi sehingga informasi yang diterima di eksistensikan dan ada peninggalan sejarah
kurang maksimal.” yang dapat dieksplor baik ceritanya maupun
Informasi dari hasil wawancara tersebut kawasannya untuk dijadikan wisata religi dan
dapat dipetakan dalam tabel kesesuaian yang sedang digarap sekarang ini adalah
keharusan laporan keuangan yang dibuat wisata sendang”
BUMDes desa Pule dengan PSAK 01 tentang Ekonomi di pedesaan sejatinya sudah
penyajian Laporan keuangan untuk lama dicanangkan dan pengembangannya
kepentingan pengguna Informasi. dilaksanakan melalui berbagai program
pemerintah yang ada. Namun dari pemenuhan
TABEL 2. Kesesuaian Laporan Keuangan BUMDes pelaksanaan program yang ada, diidentifikasi
Desa Pule dengan PSAK 01 hasilnya belum sesuai dengan yang
PSAK 01 BUMDes Desa Pule diharapkan pada tujuan program. Sinaga dan
Laporan Posisi Keuangan Ada (tercermin dalam buku Sirait, (2020) dalam penelitiannya
Akhir Periode kas neraca) mengungkapkan berbagai faktor penyebab
Laporan Laba rugi dan Belum Ada
penghasilan komperhensif program pemerintah yang kurang berhasil
Laporan perubahan Equitas Belum Ada mengenai pengelolaan asset desa. faktor yang
Laporan Arus Kas Ada (dibuat secara dinilai paling dominan diantaranya adalah
sederhana)
CALK Belum Ada intervensi pemerintah terlalu besar, yang dapat
Sumber: Hasil wawancara, diolah peneliti (2022) menghambat eksploritasi kreativitas dan
inovasi masyarakat desa dalam pengelolaan
Pernyataan pengelola BUMDes dan perekonomian di desa. Sistem serta
Pemerintahan Desa yang diwakili oleh mekanisme kelembagaan ekonomi di desa
Sekertaris Desa menyatakan bahwa memang banyak yang berjalan dengan tidak efektif
selama ini disadari keberadaan BUMDes sehingga mengakibatkan ketergantungan pada
sangat dibutuhkan di Desa Pule jika dilihat bantuan pemerintah pusat, hal ini dapat
dari potensi dan asset desa yang butuh mengubur semangat kemandirian.
pengelolaan secara tepat, namun pada Pendefinisian BUMDes oleh Maryunani
kenyataannya sampai saat ini pengelolaan (2008) diartikan sebagai forum perjuangan
belum maksimal karena keterbatasan faktor yang ada di desa, dalam pengelolaannya

43
BALANCE : Economic, Business, Management, and Accounting Journal
Vol. XX No. 1 | Januari 2023
P- ISSN 1693-9352 | E- ISSN 2614-820X

dilakukan oleh masyarakat dan pemerintahan PEMBAHASAN


desa sebagai upaya untuk menguatkan
perekonomian dan pembangunan kerekatan Berdasarkan hasil wawancara dengan
sosial masyarakat berdasarkan kebutuhan dan Informan disampaikan bahwa BUMDes
potensi desa. Badan usaha milik desa atau Penting didirikan karena sejatinya bertujuan
BUMDes merupakan badan usaha yang untuk membuka ruang pada masyarakat desa
sebagian besar bahkan seluruh modalnnya
dalam hal pelayanan kepentingan umum dan
dimiliki desa dengan melalui penyertaan
secara langsung dari kekayaan Desa yang pengurangan pengangguran. Pembentukan
secara pengelolaan dan pencatatannya BUMDes Desa Pule didirikan berdasarkan SK
dipisahkan untuk mengelola asset desa, jasa Kepala Desa. Kepengurusan BUMDes Desa
pelayanan tertentu, dan usaha lainnya dengan Pule dibentuk namun belum sesuai dengan
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bidang keahlian per individu pengelola
masyarakat Desa. BUMDes pada intinya maupun Karyawan. Sehingga BUMDes yang
merupakan bentuk sebuah konsolidasi
ada sempat vakum dan laporan keuangannya
terhadap lembaga-lembaga ekonomi desa.
BUMDes dalam Setyobakti, (2017) diartikan juga belum terstruktur dengan rapi. BUMDes
sebagai salah satu pilihan yang ada di desa Desa Pule mengelola Warung LA yang
dalam gerakan usaha perekonomian menyediakan kebutuhan pokok masyarakat
berdasarkan Pasal 87 ayat (1) UU Desa, dengan harga terjangkau. Pengelolaan unit
kemudian Pasal 132 ayat (1) PP Desa dan simpan pinjam juga tidak berjalan dengan baik
Pasal 4 Permendesa PDTT No. 4/2015 yang
karena terdapat data kredit macet yang belum
membahas tentang pendirian, pengurusan dan
pengelolaan, dan pembubaran Badan Usaha terselesaikan. Kinerja BUMDes Desa Pule
Milik Desa. masih belum optimal karena terkendala faktor
Tujuan didirikannya BUMDes sesuai individu. Faktor individu memiliki tiga
dengan UU No. 6 tahun 2014 yang dikutip indikator yaitu pengalaman, keterampilan dan
oleh Setyobakti, (2017) yaitu didirikan dalam Pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa
rangka untuk memperkuat perekonomian individu atau orang yang bekerja di
desa, maksudnya yaitu untuk peningkatan
BUMDes memiliki passion untuk kepentingan
kesejahteraan dan peningkatan kualitas
kehidupan masyarakat desa secara ekonomi. sosial masyarakat, sehingga akan bekerja
Dalam pelaksanaan kegiatan BUMDes semaksimal mungkin meskipun harus
diharapkan memiliki orientasi terhadap merintis BUMDes dari tahap awal. Hal ini
kebutuhan masyarakat dan potensi yang sesuai dengan teori motivasi dari Locke &
dimiliki tiap desa. maksudnya BUMDes harus Latham, (2004) mengatakan efektivitas kerja
mengutamakan aspek kesejahteraan ekonomi dipengaruhi oleh faktor internal dan
dalam pemenuhan kebutuhan masyarkat
eksternal sehingga pegawai akan
misalnya pemenuhan stabilitas ketersediaan
sembako, fasilitas pemenuhan hajat hidup bersemangat dalam menjalankan pekerjaan.
seperti sarana air bersih, sarana komunikasi, Faktor internal ini meliputi diri sendiri,
dan mobilitas umum dengan tujuan supaya memiliki kesadaran dan semangat kerja dari
masyarakat memiliki aksesbilitas yang lebih pegawai untuk kepentingan social. Selain itu
baik sehingga dapat berinteraksi dengan luar pengalaman kerja sangat berpengaruh besar
desa.
untuk menjadi acuan dalam meningkatkan
kinerja organisasi berdasarkan kinerja
pegawai BUMDes. Selain Warung LA dan
unit simpan pinjam ada beberapa potensi
UMKM Desa Pule yang diantaranya adalah

44
BALANCE : Economic, Business, Management, and Accounting Journal
Vol. XX No. 1 | Januari 2023
P- ISSN 1693-9352 | E- ISSN 2614-820X

kerajinan anyaman pandan, tas, dompet, sesuai dengan tujuan program pemerintah dan
produksi jamu tradisional, pengolahan makna yang terkandung dalam undang –
camilan kripik sukun dan gagasan desa wisata undang desa, hal ini dikarenakan pengelola
yang dapat di naungi oleh BUMDes, namun yang ada pada BUMDes maupun masyarakat
dalam hal ini BUMDes Desa Pule belum banyak yang belum memahami tentang
optimal dalam pengelolaannya. tatacara pengelolaan BUMDes secara
Aset Desa berdasarkan UU No. 6 2014 terperinci sehingga dalam pelaporan hasil
pasal 1 yaitu merupakan barang Desa yang pengelolaan BUMDes yang ada di desa Pule
bersumber dari kekayaan asli Desa, yang tidak menunjukkan hasil yang meningkat
keberadaanyan dapat dibeli atau diperoleh
dalam perkembangannya dalam artioan lain
dengan menggunakan anggaran pendapatan
dan belanja desa atau perolehan hak lainnya wujud nyata dari tujuan BUMDes belum
yang sah. Pendapat dari Maulana dan tercapai. Sedangkan keberadaan BUMDes
Puspitarini, (2021) sesuai dengan Pasal 76 dinilai sangat penting melihat potensi desa
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 yaitu yang dapat dikembangkan baik dari segi
tentang Desa mendefinisikan bahwa aset desa sumber daya alam, maupun intelektual capital
yaitu berupa tanah gege atau tanah kas desa, yang dimiliki desa. optimalisasi BUMDes
tanah ulayat, pasar yang dimiliki desa, baik
melalui optimalisasi asset Desa Pule juga
padar kebutuhan pokok maupun pasar hewan,
tambatan atau pemberhentian perahu, belum berjalan secara maksimal, hal ini
insfrastruktur desa, tempat pelelangan ikan, dikarenakan adanya indikator yang belum
pasar hasil pertanian, hutan desa, sumber mata sesuai yaitu indikator penentuan program
air, sendang atau pemandian umum, dan aset usaha dan perekrutan intelektual capital yang
yang lain milik desa. sesuai dengan bidang kerja BUMDes.
Aset yang dimiliki Desa Pule berpotensi sehingga dalam pengelolaan optimalisasi
dalam mendatangkan penambahan pendapatan
desa yaitu diantaranya lahan kosong yang BUMDes Desa Pule belum berjalan dengan
dapat disewakan pada area pertanian, maupun baik sesuai dengan indikator pencapaian
waduk wisata. Namun dalam optimalisasi tujuan dan pencapaian target. Selain itu
pemanfaatan asset masih belum optimal Pengelolaan BUMDes dan optimalisasi asset
karena faktor individu pengelolanya. Strategi desa Pule berjalan kurang maksimal, karena
selanjutnya yang akan dilaksanakan oleh masih ada anggota pengelola yang belum
pihak desa yaitu dengan merubah struktur
menjalankan tugasnya sesuai dengan tupoksi
pengelolaan dan menyesuaikan ranah bidang
BUMDes sesuai dengan yang ada pada kerja dan kurangnya keterlibatan, kontribusi
pembahasan undang – undang desa. serta dukungan masyaakat. Selanjutnya
Pemberdayaan Karangtaruna desa juga disimpulkan bahwa optimalisasi BUMDes
dijadikan sasaran strategi pengelolaan asset Desa Pule tidak terpenuhi, karena pengelolaan
desa. BUMDes Desa Pule dalam praktiknya hanya
memenuhi standar teoritis.
SIMPULAN
Implikasi
Simpulan Implikasi dari penelitian ini merupakan
Simpulan dalam penelitian ini sesuai hasil penelitiannya dapat dijadikan sebagai
dengan hasil penelitian yang memberikan sarana refrensi bahan pertimbangan dan
gambaran informasi bahwa pengelolaan secara analisis Bagi Desa Pule untuk memaksimalkan
sederhana terhadap optimalisasi BUMDes dalam pemanfaatan asset desa dan perbaikan
pada Desa Pule belum terlaksana secara baik pengelolaan BUMDesa untuk lebih lanjutnya,

45
BALANCE : Economic, Business, Management, and Accounting Journal
Vol. XX No. 1 | Januari 2023
P- ISSN 1693-9352 | E- ISSN 2614-820X

karena diharapkan dengan adanya BUMDes Management of Village-Owned


yang maju dan pemaksimalan asset desa maka Enterprises ( BUMDes ) in Garut
desa mampu sejahtera secara ekonomi. Regency. 20(2), 122–131.
https://doi.org/10.25124/jmi.v20i2.320
Keterbatasan penelitian dan Saran
0
Keterbatasan dalam penelitian ini Mauliddah, N. (2020). Disparitas Pendapatan
hanya difokuskan pada satu desa tanpa ada dan Pengembangan Ekonomi Lokal di
pembanding dari kondisi desa lainnya. Untuk Kota Surabaya. Jurnal Ekonomi dan
selanjutnya dapat dilaksanakan pada berbagai Bisnis Dharma Andalas, 22(2), 325-
desa untuk mendapatkan gambaran yang lebih 334.
nyata dan refrensi untuk peningkatan dalam Pemanfaatan, O., Desa, A., Pemberdayaan, D.
memaksimalkan asset desa serta pengelolaan A. N., Pada, S., Di, D., & Tabanan, K.
BUMDesa. (2017). e-Journal S1 Ak Universitas
Pendidikan Ganesha. 07(01).
Ridlwan, Z., & Unila, F. H. (n.d.). Urgensi
DAFTAR PUSTAKA badan usaha milik desa (bumdes) dalam
pembangun perekonomian desa. 424–
Ade Eka Kurniawan. (2016). Peranan Badan 440.
Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam Ristanti, Y. D., & Handoyo, E. (2017).
Peningkatan Pendapatan Asli Desa Undang-Undang Otonomi Daerah Dan
(Desa Lanjut Kecamatan Singkep Pembangunan Ekonomi Daerah. Jurnal
Pesisir Kabupaten Lingga Tahun 2015). Riset Akutansi Keuangan, 2(2), 115–
Jurnal Universitas Maritim Raja Ali 122.
Haji Tanjungpinang, Vol. 1 (1) Rizka Hayyuna, Ratih Nur Pratiwi, Lely Indah
Amerieska, S., Andhayani, A., & Nugrahani, Mindart. (2014). Strategi Manajemen
N. (2021). Accountability in Village Aset Bumdes Dalam Rangka
Owned Enterprises ( BUMDes ) Based Meningkatkan Pendapatan Desa (Studi
on Sustainable Livelihood Assets. 4(1), Pada Bumdes Di Desa Sekapuk,
332–344. Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten
Aset, M., Studi, P., Desa, K., Lor, L., Gresik). Jurnal Administrasi Publik
Lumajang, K., & Lumajang, K. (2021). (Jap), Vol. 2 (1) Hal. 1-5
Analisis Kinerja Aset Desa Dari Sri Winarsi, Agus Widyantoro And Oemar
Perspektif Kerangka. 25(1), 57–75. Moechthar. (2018). The Law Principles
Eka, P., Marvilianti, D., & Kurniawan, K. A. For Village-Owned Enterprises
(2017). Optimalisasi Pemanfaatan dan (Bumdes) Management In Indonesia To
Profesionalisme Pengelolaan Aset Desa Improve The Village's Economy.
dalam Meningkatkan Pendapatan Asli International Journal Of Sociological
Desa. 2(2), 129–147. Jurisprudence Volume 1; Issue 2; 2018,
Etha Listiany Supardi 1 , Gideon Setyo Page:130-136
Budiwitjaksono 1. (2021). Strategi Supardi, E. L., & Budiwitjaksono, G. S.
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (2021). JEMMA ( Jurnal of Economic ,
(Bumdes) Dalam Upaya Meningkatkan Management , and Accounting )
Pendapatan Asli Desa Di Desa Strategi Pengelolaan Badan Usaha
Bungurasih. Jemma, Volume 4 (2), Milik Desa ( Bumdes ) dalam Upaya
139-148 Meningkatkan Pendapatan Asli Desa
Ilmiah, J., & Akuntansi, B. (2017). Di Desa Bungurasih. 4(September),
Identification Of Business Enterprises 139–148.
Bumdes. 14(2), 101–110. Village, N. D., & Regency, S. (2020).
Kania, A. I. (2020). Jurnal Manajemen JurnalMantik. 4(3), 2218–2224.
Indonesia Factors Causing the Poor Winarsi, S., Widyantoro, A., Moechthar, O., &

46
BALANCE : Economic, Business, Management, and Accounting Journal
Vol. XX No. 1 | Januari 2023
P- ISSN 1693-9352 | E- ISSN 2614-820X

Airlangga, U. (2018). Sosiological


jurisprudence. 1(2), 130–136.

47

You might also like