You are on page 1of 7

http://journal.umpalangkaraya.ac.id/index.

php/anterior

Pengelolaan Bumdes Hanjak Maju Dalam Berkontribusi Pada Pendapatan Asli Desa di
Desa Hanjak Maju Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau

Management of BUMD Hanjak Maju in contribution to the original income of the village in
Hanjak Maju, Kahayan Hilir District Pulang Pisau District

Irwani1 Abstrak
Bahriannor2 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang dikelola
oleh masyarakat dan pemerintah desa dalam upaya memperkuat
perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.
Suatu Penelitan Kualitatif dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana
pengelolaan BUMdes Hanjak Maju dalam berkontribusi pada pendapatan asli
desa di desa Hanjak Maju Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau.
1,2
BUMDes Hanjak Maju memiliki unit usaha TBS kelapa sawit, gas 3 kg maupun
Dosen Program Studi pupuk. Jumlah Penerimaan PADes Hanjak Maju dengan rata-rata produksi TBS
Administrasi Negara, Fisip. per bulan sebesar 100 Ton maka dalam setahun total produksi TBS Desa
Universitas Muhammadiyah Hanjak Maju mencapai 1.200 Ton. Upaya memperkuat pengelolaan BUMDes
Palangkaraya. Hanjak Maju ini seyogyanya dilakukan dengan mendorong sinergitas
Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa dan masyarakat desa agar
*email: mengetahui posisi strategis unit usaha yang dikembangkan oleh BUMDes,
sehingga dapat menumbuhkan partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat
nusaindah021@gmail.com
desa.

Abstract
Kata Kunci: Village-Owned Enterprises (BUMDes) are village business institutions that are
Badan Usaha Milik Desa managed by the community and village government in an effort to increase village
potensi desa finances and arrange village needs and potential.
unit usaha TBS A Qualitative Research was conducted to find out how the management of Hanjak
Maju BUMdes in contributing to the original village income in the village of Hanjak
Keywords: Maju, Kahayan Hilir District Pulang Pisau District.
Village-Owned Enterprises BUMDes Hanjak Maju has business unit FFB a palm oil, 3 kg gas and fertilizer
village potential business unit.The total revenue of Hanjak Maju PAD with an average production of
TBS business unit FFB per month is 100 tons, then in the total production of FFB Hanjak Maju Village
reaches 1,200 tons. Efforts to strengthen BUMDes Hanjak Maju should be done by
encouraging the synergy of the Village Government,Village Consultative Body and
village community to know the strategic position of the business unit developed by
BUMDes, so as to foster active participation of all components of the village
community

© yearThe Authors. Published by Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya. This is Open Access article under the CC-BY-SA License (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
DOI: https://doi.org/10.33084/anterior.vxix.xxx.

PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014


tentang Desa, terkait dengan pengelolaan
I. Latar Belakang
Pemerintahan Desa memiliki landasan yang sangat
kuat untuk memanfaatkan segala potensi dan
Pemerintah Desa sebagai pelaksana pembangunan sumberdaya yang dimiliki oleh desa untuk sebesar-
dan pemberdayaan masyarakat desa belum bisa leluasa besarnya kesejahteraan masyarakat desa, bahkan
melakukan berbagai kebijakan dalam upaya meningkatkan dengan dasar hak rekognisi dan subsidiaritas yang
perekonomian desa, meskipun Pemerintah Pusat telah diberikan oleh Negara, desa dapat mendirikan sebuah
melaksanakan berbagai program pemberdayaan Badan Usaha yang berbasis ekonomi kerakyatan.
masyarakat di desa, hasilnya tetap masih belum maksimal.
Anterior Jurnal, Volume 19 Issue 1, Desember 2019, Page 141 – 147 p-ISSN: 1412-1395; e-ISSN: 2355-3529

Badan Usaha Milik Desa atau disingkat II. Tujuan Penelitian


dengan BUMDesa yang didirikan oleh desa harus
mampu mewadahi serta menampung seluruh kegiatan Berdasarkan gambaran permasalahan diatas, tujuan
ekonomi masyarakat desa, sehingga perekonomian dari penelitian ini adalah
desa menjadi kuat, kesejahteraan masyarakat pun 1. Ingin mengetahui sejauh mana pengelolaan
meningkat. Sejalan dengan hal itu maka keberadaan BUMDes Hanjak Maju berkontribusi dalam
BUMDesa sebagai penggerak perekonomian desa peningkatan Pendapatan Asli Desa
mempunyai tujuan menggali potensi-potensi yang ada 2. Ingin menjawab apakah BUMDes dapat
untuk dapat dijadikan sebagai sumber pemasukan memecahkan permasalahan ekonomi di desa
ataupun Pendapatan Asli Desa guna mendukung sehingga dapat menghasilkan Pendapatan Asli
pembiayaan pembangunan desa melalui Anggaran Desa (PADes).
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) yang
direncanakan oleh Pemerintah Desa setiap tahunnya. TINJAUAN PUSTAKA
Landasan diatas menunjukkan, kebijakan I. Definisi dan Tujuan BUMDes
pengelolaan unit usaha desa (BUMDes) diarahkan Menurut Undang-undang Nomor 6 Tahun
untuk pada akhirnya memainkan peran penting dalam 2014 tentang Desa pada pasal 1 Angka (6), secara
menggerakkan roda perekonomiian bagi desa dengan rinci menyebutkan bahwa Badan Usaha Milik Desa
berdasar pada ragam potensi yang dimiliki desa.Sesuai yang selanjutnya disebut dengan BUMDes, adalah
dengan Permendes Nomor 4 Tahun 2015 pasal 3 badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
menyebutkan bahwa tujuan berdirinya BUMDes modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan
adalah untuk meningkatkan perekonomian desa, secara langsung yang berasal dari kekayaan desa yang
mengoptimalkan manfaat aset, meningkatkan usaha dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan dan
masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi desa, usaha lainnya untuk sebesar- besarnya kesejahteraan
mengembangkan kerjasama usaha antar desa dan masyarakat desa.
pihak ketiga, menciptakan peluang dan jaringan pasar, BUMDes memiliki tujuan sebagai penggerak roda
membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan perekonomian desa. Hal ini dipertegas berdasarkan
masyarakat desa dan Pendapatan Asli Desa (PADes). Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Tertinggal
dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4
Pendirian BUM Desa Hanjak Maju Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan
Kecamatan Kahayan Hilir merupakan salah satu Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik
perwujudan komitmen Pemerintah Desa sebagaimana Desa, yaitu BUMDes didirikan dengan tujuan :
dimaksud di atas dalam rangka menggali segala a. Meningkatkan perekonomian desa
potensi dan sumber daya perkebunan kelapa sawit b. Mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat untuk
yang sudah menjadi mata pencaharian utama sebagian kesejahteraan desa
besar masyarakat Desa Hanjak Maju, demi c. Meningkatkan usaha masyarakat dalam
peningkatan perekonomian dan kesejahteraan pengelolaan potensi ekonomi desa
masyarakat desa. d. Mengembangan rencana kerja sama usaha antar
Namun jika komitmen Pemerintah Desa desa dan/atau dengan pihak ketiga
Hanjak Maju dalam pendirian BUM Desa ini tanpa e. Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang
didukung adanya kemampuan dan pengelolaan yang mendukung kebutuhan layanan umum warga
dilakukan oleh Pengurus BUMDesa secara efektif san f. Membuka lapangan kerja
efisien, maka yang terjadi upaya untuk mengangkat g. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
perekonomian desa terhadap pencapaian kontribusi perbaikan pelayanan umum, pertumbuhan dan
Pendapatan Asli Desa (PADes) tentu akan sangat pemerataan ekonomi desa
sulit dilaksanakan. h. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan
Pendapatan Asli Desa (PADes)
Meski penelitian terkait BUMDes sudah
banyak dilakukan, namun penelitian ini nantinya akan Dalam pemahaman diatas, maka pengelolaan
lebih banyak menyoroti perihal potensi dan BUMDes tidak dapat dilakukan secara sentralistik tetapi
pengelolaan BUMDes berkontribusi terhadap diserahkan seutuhnya kepada masyarakat.
pendapatan asli Desa dan berfungsi untuk kebutuhan II. Pengelolaan dan Penentuan Unit usaha
sosial masyarakat setempat. Disamping itu, penelitian BUMDes
ini ingin melihat sejauh mana keberadaan BUMDes
apakah BUMDes didirkan hanya sebagai bentuk Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
kewajiban desa dalam menjalankan regulasi dan Indonesia Nomor 39 Tahun 2010 tentang BUMDes
program dari Pemerintah Pusat saja atau apakah adalah usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh
sebagai upaya memecahkan permasalahan ekonomi di Pemerintah Desa yang kepemilikan modal dan
desa sehingga dapat menghasilkan Pendapatan Asli pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan
bagi Desa (PADes). masyarakat. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

142
Irwani,Bahriannor.2019.Pengelolaan Bumdes Hanjak Maju Dalam Berkontribusi Pada Pendapatan Asli Desa di Desa Hanjak Maju Kecamatan
Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau.

adalah lembaga usaha desa yang dikelola oleh c. Bisnis yang Berpoduksi dan/atau Berdanag
masyarakat dan pemerintah desa dalam upaya (Trading) barang-barang teretntu untuk
memperkuat perekonomian desa dan dibentuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun
berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. dipasarkan pada skala pasar yang lebih luas,
meliputi:pabrik es, pabrik asap cair, hasil
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) pertanian, sarana produksi pertanian, sumur
merupakan sebuah lembaga yang dibentuk dan bekas tambang dan kegiatan bisnis produktif
dirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal lainnya.
dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa d. Bisnis Keuangan (Financial Business)yang
dan masyarakat (Ramadana et al 2013). BUMDes memenuhi kebutuhan usaha-usaha skala mikro
merupakan pilar perekonomian desa yang berfungsi yang dijalankan oleh pelaku usaha ekonomi Desa
sebagai lembaga sosial (social institution) dan dengan memberikan akses kredit dan peminjaman
komersial (commercial institution) yang berpihak pada yang mudah diakses oleh masyarakat Desa.
kepentingan masyarakat serta mencari keuntungan e. Usaha Bersama (Holding) sebagai indukdari
(Meirinawati dan Dewi 2013). unit-unit usaha yang dikembangkan masyarakat
Sebagai suatu lembaga ekonomi lokal, Desa bik dalam skala lokal desa maupun kawasan
BUMDes memiliki aturan pengelolaan dalam perdesaan. Kegiatan usaha bersama ini meliputi
mengatur lembaga tersebut. Unsur Manajemen pada pengembangan kapal desa berskala besar untuk
BUMDes terdiri dari: (a) manusia yang memiliki mengorganisasi nalayan kecil agar usahanya
potensi, energy, atau disebut sumberdaya manusia, menjadi lebih ekspansif, desa wisata yang
(b) money, mencakup uang yang dikelola, yaitu mengorganisir rangkaian jenis usaha dari
sumber dana yang dikelola badan usaha, (c) material, kelompok masyarakat dan kegiatan usaha
bahan baku serta sarana dan prasarana untuk bersama yang mengkonsolidasikan jensi usaha
produksi, (d) method, mencakup teknik dan prosedur lokal lainnya.
yang harus ditempuh dalam rangka menciptakan Kinerja tidak hanya dipengaruhi oleh
barang dan jasa, (e) market, pasar sebagai tempat sejumlah usaha yang dilakukan oleh seseorang/
penyaluran produk dan jasa. Prinsip BUMDes badan usaha, tetapi dipengaruhi pula oleh
meliputi kooperatif, partisipatif, demokrasi, kemampuannya, seperti : pengetahuan, pekerjaan,
transparansi, emansipatif, akuntabel, dan sustainable keahlian serta bagaimana seseorang merasakan
(Gunawan 2011). peran yang dibawakan (Juliansyah Noor, 2013). Salah
satu faktor kunci kesuksesan BUMDes adalah
Dalam hal penentuan jenis usaha BUMDes manajemen yang rapi dengan kinerja per bagian
maka yang perlu diperhatikan adalah ragam potensi antara Penasihat yang dijabat secara ex officio oleh
dan kebutuhan masyarakat setempat dalam rangka Kepala Desa, Pelaksana Operasional dan Pengawas
memberikan layanan umum kepada masyarakat. BUM Desa yang dapat dipertanggungjawabkan (Rudy
Dalam Permendesa PDTT Nomor 4 Tahun 2015 Suryanto 2018).
tentang Pendirian Pengurusan dan Pengelolaan, dan Demikian juga dalam hal strategi penentuan
Pembubaran Badan Usaha Milik Desa, Pemerintah posisi harga beli atau harga jual ketika seorang
Pusat sebenarnya telah memberikan pedoman pesaing menaikkan/ menurunkan harga produk
mengenai penentuan jenis usaha desa. Melalui dalam pasar homogen, perusahaan lain tidak harus
peraturan ini diharapkan desa dapat memanfaatkan menyesuaikan dengannya. Mereka akan mengikuti
momentum penting dalam membangun desanya jika peningkatan/ penurunan harga tersebut
masing-masing. Adapun klasifikasi jenis usaha desa ini bermanfaat bagi produksi maupun industri secara
terdiri dari : keseluruhan (Thamrin Abdullah dan Francis Tantri,
2014). Oleh karena itu, Manajemen modal kerja
a. Bisinis Sosial (Social Business) sederhana sangat dibutuhkan suatu perusahaan terutama untuk
yang memberikan pelayanan umum (serving) beberapa alasan. Modal kerja yang terlalu besar dari
kepada masyarakat dengan memperoleh kebutuhan nyata akan mengakibatkan tidak
keuntungan finansial. jenis usaha ini dapat efisiennya penggunaan dana perusahaan. Sebaliknya
memanfaatkan sumber daya lokal dan teknologi bila modal kerjanya terlalu kecil, juga akan
tepat guna, meliputi air minum desa, usaha listrik menganggu jalannya operasi perusahaan. Fungsi
desa, lumbung pangan dan sumber daya lokal dan pengaturan atau manajemen yang akan menjaga agar
teknologi tepat guna lainnya. jumlah modal kerja di perusahaan sesuai dengan
b. Bisnis Penyewaan (Renting)barang untuk kebutuhan (Moh. Benny Alexandri, 2009)
melayani kebutuhan masyarakat Desa dan Namun dalam beberapa kondisi tertentu jika
ditujukan untuk memperoleh Pendapatan Asli Badan Usaha ingin tetap menjaga ratio kecukupan
Desa, meliputi penyewaan atas alat transportasi, modal guna memperlacar bisnisnya, maka perlu ada
perkakas pesta, gedung pertemuan, rumah toko, pertimbangan bisnis untuk meningkatkan kapasitas
tanaj milik BUM Desa dan barang sewaan lainnya permodalan dengan cara meminjam kepada pihak
perbankan. Pinjaman modal sebenarnya dapat

143
Anterior Jurnal, Volume 19 Issue 1, Desember 2019, Page 141 – 147 p-ISSN: 1412-1395; e-ISSN: 2355-3529

diperoleh dari berbagai pihak, baik lembaga suatu gambaran yang lebih detail mengenai fenomena
keuangan yang bersifat komersil , maupun lembaga sosial dari suatu subyek atau tipe dari orang-orang
non keuangan yang bersifat sosial. Untuk itu, ada 2 dan kegiatan sosial tertentu.
hal yang harus dipegang badan usaha agar
mendapatkan pinjaman modal : (1) Pahami pola pikir HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
lembaga pemberi pinjaman modal, (2) Ikuti syarat
dan ketentuan lembaga pemberi pinjaman modal PENGELOLAAN BUMDES
(Ganjar Isnawan, 2011). Sistem pengelolaan unit usaha yang dijalankan oleh
Pengurus BUMDes Hanjak Maju sesuai AD/ART tetap
III. Pendapatan Asli Desa (PADesa) mengedepankan azas kegotongroyongan dan kekeluargaan,
Menurut Undang-undang Nomor 6 Tahun sehingga prinsif profesionalisme murni sebagai badan usaha
2014 tentang Desa, Pendapatan Asli Desa (PADes) sekaligus lembaga ekonomi desaa belum dapat diterarpkan
merupakan pendapatan yang berskala dari sepenuhnya, mengingat BUMDes hadir untuk menjalankan
kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan dua fungsi, yaitu fungsi sosial dan fungsi komersial, artinya
kewenangan skala lokal desa. Pendapatan Asli Desa aktivitas BUMDes tidak hanya mementingkan bisnis dan
terdiri dari hasil usaha, hasil aset, swadaya dan profit semata tapi juga harus memperhatikan aspek sosial
partisipasi, gotong royong dan lain-lain pendapatan dan benefit bagi kepentingan masyarakat desa.
asli desa. (David Wijaya, 2017) Sejak awal prinsip-prinsip dasar tersebut sudah
dilakukan oleh BUMDes Hanjak Maju, dimana setiap
a. Hasil Usaha, misalnya hasil BUMDes dan tanah produk yang diperjualbelikan oleh masing-masing unit
kas desa. Sumber pendapatan lain yang dapat usaha selalu mempertimbangkan aspek harga jual maupun
diusahakan dari desa antara lain berasal dari harga beli agar dapat terjangkau dan menguntungkan serta
BUMDes, pengelolaan pasar desa, pengelolaan melindungi hak-hak masyarakat desa sebagai produsen
kawasan wisata skala desa, pengelolaan tambang sekaligus konsumen.
mineral non logal dan tambang batuan dengan Namun di sisi lain, ada beberapa faktor yang
tidak menggunakan alat berat, serta sumber menjadi kendala BUMDes Hanjak Maju dalam penentuan
lainnya dan tidak untuk diperjuabelikan. harga produk baik itu TBS kelapa sawit, gas 3 kg maupun
b. Hasil aset, misalnya tambatan perahu, pasar pupuk, yaitu sebagai penyalur tentu BUMDes juga sangat
desa, tempat pemandian umum, serta jaringan bergantung pada fluktuasi harga yang ditetapkan oleh
irigasi. pabrik kelapa sawit, agen gas 3 kg maupun pupuk
c. Swadaya, Partisipasi, dan Gotong royong, bersubsidi.
misalnya membangun dengan kekuatan sendiri Disamping itu ketersediaan atau stok barang di
yang melibatkan peran serta masyarakat berupa tingkat agen/ pangkalan yang tidak menentu juga turut
tenaga dan barang yang dinilai dengan uang mempengaruhi kelancaran usaha BUMDes Hanjak Maju,
d. Lain-lain Pendapatan Asli Desa, misalnya serta adanya sistem sortir buah yang diterapkan oleh pihak
hasil pungutan desa pabrik kepada semua penyuplai TBS termasuk BUMDes
Hanjak Maju.
Padahal BUMDes Hanjak Maju tidak memiliki
karyawan yang terampil dan memahami teknik proses
penyortiran TBS yang dibeli dari petani kelapa sawit Desa
Hanjak Maju, sehingga hal ini sangat mempengaruhi besar
kecilnya biaya operasional BUMDes.
Namun dari sisi usaha, khususnya jual beli TBS
kelapa sawit, BUMDes Hanjak Maju sering menghadapi
persaingan yang tidak dapat dihindari dengan para
pengepul dari luar desa yang menerapkan sistem
METODE PENELITIAN permainan harga beli TBS di tingkat petani, dimana para
pengepul lebih berani membeli harga TBS di atas dari
Penelitian ini bertujuan untuk memahami harga yang ditetapkan oleh BUMDes Hanjak Maju.
secara lebih mendalam tentang bagaimana telaah Ketika seorang pesaing menaikkan/ menurunkan
potensi dan pengelolaan BUMDes yang berkontribusi harga produk dalam pasar homogen, perusahaan lain tidak
terhadap Pendapatan Asli Desa (PADes) dalam harus menyesuaikan dengannya. Mereka akan mengikuti
menentukan skema Anggaran Pendapatan dan Belanja jika peningkatan/ penurunan harga tersebut bermanfaat
Desa yang sering disebut dengan istilah APB Desa. bagi produksi maupun industri secara keseluruhan
Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian (Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, 2014).
ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berupaya Walaupun para petani lebih banyak memilih
menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis menjual hasil panen TBS kelapa sawitnya kepada pengepul
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat dari luar desa, BUMDes Hanjak Maju tidak perlu
diamati. Melalui penelitian deskriptif, akan dihasilkan melakukan tindakan spekalutif yang dapat mengakibatkan

144
Irwani,Bahriannor.2019.Pengelolaan Bumdes Hanjak Maju Dalam Berkontribusi Pada Pendapatan Asli Desa di Desa Hanjak Maju Kecamatan
Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau.

kerugian bagi BUMDes, karena sistem grading yang kelapa sawit lain dengan tujuan untuk mendapat harga beli
diterapkan oleh pabrik kelapa sawit terhadap TBS yang TBS yang lebih variatif, kompetitif dengan jangka waktu
dibeli dari pihak luar sering tidak sesuai dengan sistem pembayaran lebih pendek dan fleksibel, supaya lebih
grading yang dilakukan oleh BUMDes terhadap TBS yang menguntungkan untuk BUMDes Hanjak Maju.
dibeli dari masyarakat petani sawit Desa Hanjak Maju. Meskipun hasilnya belum maksimal, dikarenakan
Kondisi ini tentunya menjadi salah satu kendala pabrik-pabrik tersebut jaraknya relatif jauh dibandingkan
besar bagi pengelolaan BUMDes Hanjak Maju, belum lagi dengan lokasi Pabrik PT. Graha Inti Jaya, bahkan pencairan
sistem pembayaran TBS yang dilakukan oleh Pabrik Kelapa dananya pun lebih lambat, namun BUMDes Hanjak Maju
Sawit PT. Graha Inti Jaya setiap N1 bulan sekali, tetap mepertahankan strategi untuk bergabung dengan
mengakibatkan perputaran modal BUMDes Hanjak Maju SPK orang lain.
sering terhenti dan hanya bisa membeli hasil panen TBS Selanjutnya BUMDes Hanjak Maju masih mencoba
petani berikutnya dengan cara kredit. memperkuat akses permodalan BUMDes melalui
Manajemen modal kerja sangat dibutuhkan suatu kerjasama dengan pihak perbankan yang ada di Kabupaten
perusahaan terutama untuk beberapa alasan. Modal kerja Pulang Pisau, seperti Bank BNI maupun Bank BRI, dimana
yang terlalu besar dari kebutuhan nyata akan Bank-Bank Pemerintah tersebut telah melakukan MoU
mengakibatkan tidak efisiennya penggunaan dana dengan Kementerian Desa Pembangunan Daerah
perusahaan. Sebaliknya bila modal kerjanya terlalu kecil, Tertinggal dan Transmigrasi, dalam rangka
juga akan menganggu jalannya operasi perusahaan. Fungsi mengembangkan BUM Desa yang ada di seluruh Indonesia.
pengaturan atau manajemen yang akan menjaga agar Kemitraan antara BUMDesa dengan pihak
jumlah modal kerja di perusahaan sesuai dengan perbankan jelas akan sangat menguntungkan, karena
kebutuhan (Moh. Benny Alexandri, 2009) melalui kegiatan ekonomi produktif yang tercipta di desa,
Untuk menyiasati keterbatasan dana tersebut, maka akan memberikan impact yang luas bagi
BUMDes Hanjak Maju berusaha memberikan pemahaman perekonomian di desa.
kepada petani TBS bahwa usaha yang dilakukan oleh Pinjaman modal sebenarnya dapat diperoleh dari
BUMDes Hanjak Maju adalah untuk kepentingan berbagai pihak, baik lembaga keuangan yang bersifat
masyarakat desa, sehingga solusinya BUMDes Hanjak Maju komersil, maupun lembaga non keuangan yang bersifat
menggunakan dana talangan dari unit usaha lain. sosial. Untuk itu, ada 2 hal yang harus dipegang badan
Ternyata bukan hanya sampai disitu saja kendala usaha agar mendapatkan pinjaman modal: (1) Pahami pola
yang dihadapi oleh BUMDes Hanjak Maju, selama ini pihak pikir lembaga pemberi pinjaman modal, (2) Ikuti syarat dan
Pabrik Kelapa Sawit PT.Graha Inti Jaya belum menjadikan ketentuan lembaga pemberi pinjaman modal (Ganjar
BUMDes Hanjak Maju sebagai mitra atau rekanan langsung Isnawan, 2011).
karena tidak memiliki kontrak kerja dalam bentuk SPK. Namun, jika kemitraan antara BUMDes dan
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh pihak Perbankan dapat dibangun, maka perhitungan keuangan
rekanan untuk mendapat SPK dengan Pabrik Kelapa Sawit dari perdagangan TBS kelapa sawit oleh BUMDes Hanjak
PT. Graha Inti Jaya adalah harus sanggup menyuplai TBS Maju berdasarkan kapasitas produksi TBS dalam sebulan
Kelapa Sawit sebanyak 100 Ton dalam masa satu bulan. mencapai 100 Ton dengan harga beli TBS/ kg sebesar Rp,
Hal inilah yang masih belum bisa dipenuhi oleh 1.000,- maka nilai uang yang diterima oleh petani sawit
BUMDes Hanjak Maju, karena alasan keterbatasan modal bisa mencapai Rp. 100 Juta atau Rp 1,2 Milyar dalam
kerja, karena dengan kapasitas produksi 100 Ton per setahun.
bulan maka paling tidak BUMDes Hanjak Maju harus Ini artinya, peredaran dan perputaran uang di Desa
mempersiapkan modal kerja sebanyak 2-3 kali lipat dari Hanjak Maju sungguh sangat luar biasa, pendapatan serta
jumlah kapasitas pasokan TBS ke Pabrik PT. Graha Inti daya beli masyarakat desa menjadi kuat, perekonomian
Jaya, mengingat interval waktu pembayaran dilakukan desa pun meningkat.
selama satu bulan sekali. Dengan kuatnya perekonomian masyarakat desa
Akhirnya, BUM Desa Hanjak Maju mau tidak mau dari hasil perkebunan kelapa sawit, maka akan
harus memilih bergabung dengan salah satu rekanan pabrik berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Desa (PADes),
pemegang SPK, hal inilah yang membuat BUMDes Hanjak dimana sebagian keuntungan usaha BUM Desa akan
Maju sangat tergantung dengan pihak lain, baik dari diserahkan kepada Pemerintah Desa untuk dijadikan
pencatatan penjualan TBS maupun sistem pembayaran. sebagai salah satu sumber pendanaan Anggaran
Kekurangan dan keterbatasan pengelolaan usaha Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) bagi pembangunan
BUMDes Hanjak Maju ini membuat perkembangannya dan pemberdayaan masyarakat desa.
sampai dengan saat ini belum dapat terpecahkan secara Jumlah Penerimaan PADes Hanjak Maju dengan
utuh, padahal potensi yang sedemikian besar seharusnya rata-rata produksi TBS per bulan sebesar 100 Ton maka
dapat memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Desa dalam setahun total produksi TBS Desa Hanjak Maju
(PADes) secara maksimal. mencapai 1.200 Ton dengan netto margin per kilogram
Bertolak dari latar belakang permasalahan tersebut, sebesar Rp 100,- maka keuntungan yang diperoleh
BUMDes Hanjak Maju sudah berupaya melakukan BUMDes Hanjak Maju selama satu tahun mencapai Rp 120
perubahan dengan memperhatikan berbagai aspek baik Juta.
eksternal maupun internal, salah satu satunya dengan Jika keuntungan bersih yang diterima oleh BUMDes
memperluas jaringan pemasaran TBS ke pabrik-pabrik Hanjak Maju sebesar Rp 120 Juta, maka pembagian

145
Anterior Jurnal, Volume 19 Issue 1, Desember 2019, Page 141 – 147 p-ISSN: 1412-1395; e-ISSN: 2355-3529

keuntungan BUMDes yang dialokasikan sebagai PADes dalam sistem perencanaan desa melalui Musyawarah Desa
Hanjak Maju berdasarkan Perdes Nomor 4 Tahun 2016 (Musdes) Pendirian BUMDes.
tentang BUMDes Hanjak Maju sebesar 20 persen, Adapun kesepakatan yang dihasilkan dalam Musdes
sejumlah Rp 24.000.000,- Pendirian BUMDes Hanjak Maju, terdiri dari Peraturan
Adapun unit usaha jual beli Gas LPG 3 Kg belum Desa tentang Pendirian BUMDes, AD/ART, Pengurus
bisa dimaksimalkan karena BUM Desa Hanjak Maju belum Organisasi Pengelola BUMDes serta Kebijakan Modal
dapat menstabilkan stok atau persediaan LPG, mengingat Awal dan Penyertaan Modal Desa pada BUMDes,
selama ini BUMDes Hanjak Maju bukan merupakan selanjutnya berdasarkan kesepakatan tersebut maka Desa
Pangkalan LPG yang secara berkala mendapat pasokan dari Hanjak Maju mempunyai beberapa ketetapan tentang :
Agen LPG. 1) Peraturan Desa tentang Pendirian BUMDes
Pengajuan permohonan yang sedang diajukan oleh Hanjak Maju
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pulang 2) Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga
Pisau kepada pihak Pertamina masih sangat terbatas, (AD/ART)
dimana kuota BUMDes yang akan dijadikan sebagai 3) SK Kepala Desa tentang Susunan Pengurus
Pangkalan LPG sebanyak 5 Desa, tidak termasuk BUMDes Organisasi Pengelola BUMDes Hanjak Maju.
Hanjak Maju dikarenakan di Kecamatan Kahayan Hilir Setiap pengelola BUMDes Hanjak Maju wajib
sudah banyak berdiri Pangkalan LPG. melaksanakan semua kegiatan operasional berdasarkan
Setali tiga uang dengan Unit jual beli gas LPG, unit Perdes, AD/ART dan Keputusan Kepala Desa sebagai
usaha jual beli sarana produksi/ saprodi pertanian yang pedoman pelaksanaan usaha BUMDes.
memperdagangkan pupuk bersubsidi kepada petani kelapa Salah satu faktor kunci kesuksesan BUMDes adalah
sawit juga belum mendapat dukungan dari pihak pangkalan manajemen yang rapi dengan kinerja per bagian antara
dan agen pupuk, sehingga sering terjadi kekosongan stok/ Penasihat yang dijabat secara ex officio oleh Kepala Desa,
persediaan pupuk oleh BUMDes Hanjak Maju. Pelaksana Operasional dan Pengawas BUM Desa yang
Dari keseluruhan permasalahan di atas, maka dapat dipertanggungjawabkan (Rudy Suryanto 2018).
secara tidak langsung dampak yang dirasakan oleh Dalam tata kelola BUMDes, pelaksana operasional
BUMDes Hanjak Maju adalah terjadinya perlambatan bukan satu-satunya pihak yang bertanggungjawab terhadap
perputaran (turn over) produk/barang yang diperjualbelikan, keberhasilan BUMDes, akan tetapi masih ada Kepala Desa
akibatnya kinerja dan produktivitas pada masing-masing dan Pengawas BUMDes yang dapat mensinergikan tugas
unit usaha di BUMDes Hanjak Maju akan terganggu. Dalam dan fungsinya masing-masing menjadi kekuatan besar
jangka panjang, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap BUMDes. Ada 4 faktor yang harus diperhatikan dalam
keberadaan dan kemampuan BUMDes Hanjak Maju tata kelola BUM Desa, antara lain : (1) Kelembagaan,
sebagai lembaga ekonomi desa pun akan menurun. mencakup Penasihat, Pengelola dan Pengawas harus dapat
Kinerja tidak hanya dipengaruhi oleh sejumlah memahami dan melalukan tata kelola BUM Desa yang baik,
usaha yang dilakukan oleh seseorang/ badan usaha, tetapi dengan membuat : (a) Job Description (Daftar Pekerjaan),
dipengaruhi pula oleh kemampuannya, seperti: (b) Rancangan sistem koordinasi, (c) Pedoman Kerja
pengetahuan, pekerjaan, keahlian serta bagaimana Organisasi, (d) Desain Sistem Informasi, (e) Rencana Bisnis
seseorang merasakan peran yang dibawakan (Juliansyah (Bussines Plan), (f) Sistem Administrasi dan Pembukuan
Noor, 2013). dan (g) Legalitas Hukum Unit Usaha. (2) Pedoman,
Untuk itu maka Pemerintah Desa Hanjak Maju Kebijakan dan SOP BUM Desa, meliputi : (a) Masa Jabatan
harus memprioritaskan kegiatan BUMDes Hanjak Maju Pengelola BUM Desa, (b) Penggajian Pengelola BUM
sebagai upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat desa Desa. (3) Keuangan BUM Desa, (a) Anggaran Keuangan
dengan memperkuat pengelolaan BUMDes. Segala potensi BUM Desa, (b) Pencatatan Keuangan BUM Desa. (4)
yang dimiliki desa agar dapat didayagunakan sepenuhnya Evaluasi Kinerja dan Akuntabilitas BUM Desa, berupa (a)
bagi kepentingan masyarakat, sebagaimana disebutkan Laporan Pertanggungjawaban BUM Desa, (b) Mengevaluasi
dalam Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Kinerja Ketua BUM Desa, (c) Laporan Keuangan BUM
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun 2017 Desa. (5) Menakar Kesehatan BUM Desa, menggunakan
tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun (a) Analisis kesehatan keuangan BUM Desa, (b) Analisis
2018. manajemen BUMDes, (c) Analisis hubungan antara
Upaya memperkuat pengelolaan BUMDes Hanjak Penasihat, Pengelola dan Pengawas BUM Desa, (d) Analisis
Maju ini seyogyanya dilakukan dengan mendorong Model Bisnis BUM Desa, (d) Analisis Pasar.
sinergitas Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) dan masyarakat desa agar mengetahui posisi Apabila dilakukan evaluasi terhadap BUMDes dan
strategis unit usaha (bisnis) yang dikembangkan oleh hasil ternyata tidak sehat, maka para pengelola BUMDes
BUMDes, sehingga dapat menumbuhkan partisipasi aktif benar-benar perlu menyadari dimana poin yang salah, agar
seluruh komponen masyarakat desa. dapat dilakukan perbaikan.
Karena tanpa adanya dukungan dan partisipasi Selanjutnya, jika tingkat kesalahan yang telah
masyarakat desa, maka pengembangan usaha BUMDes dilakukan oleh Pengelola BUMDes sudah sangat sistematis
Hanjak Maju tidak dapat dijalankan secara maksimal, dan parah, maka sebaiknya mengembalikan keadaan
sebagaimana dalam perjalanannya BUMDes didirikan
berdasarkan kesepakatan masyarakat yang dituangkan

146
Irwani,Bahriannor.2019.Pengelolaan Bumdes Hanjak Maju Dalam Berkontribusi Pada Pendapatan Asli Desa di Desa Hanjak Maju Kecamatan
Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau.

BUMDes pada proses awalnya daripada keadaan BUMDes Gunawan K. 2011. Manajemen Bumdes Dalam Rangka
semakin memburuk. Menekan Laju Urbanisasi. Jurnal Sains dan Teknologi Vol.
10. 3.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh Milles dan Hubberman, 1992. Analisis Data Kualitatif.
kesimpulan sebagai berikut : Rineka Cifta : Jakarta
1. Pengelolaan BUMDes Hanjak Maju dengan Benny Alexandri, Moh, 2009, Manajemen Keuangan Bisnis,
memperkuat kelembagaan serta ratio kecukupan Alfabeta : Bandung
modal dapat meningkatkan produktivitas maupun
kinerja BUMDes Isnawan, Ganjar, 2011. Cara Instan Mendapatkan Pinjaman
2. Meningkatkan sinergitas dan partisipasi aktif Modal. Agogos Publishing, Jakarta Barat
Penasihat, Pengelola, Pengawas BUMDes Hanjak Noor, Juliansyah, 2013. Penelitian Ilmu Manajemen, Tinjauan
Maju serta seluruh komponen masyarakat menjadi Filosofis dan Praktis. Kencana Prenada Media Group, Jakarta
faktor pendorong kemajuan BUMDes.
3. Memperluas jaringan penyedia / pemasok Gas LPG 3 Abdullah, Thamrin dan Tantri, Francis, 2014. Manajemen
kg maupun Pupuk bersubsidi dapat menjamin Pemasaran. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta
stabilitas persedian gas dan pupuk. Suryanto, Rudy, 2018. Peta Jalan BUMDes Sukses. PT.
4. Pengelolaan dan manajemen yang baik akan Syncore Indonesia, Yogyakarta
memperkuat bisnis BUMDes Hanjak Maju secara
kompetitif, sehingga keuntungan usaha BUMDes Peraturan
Hanjak Maju berpotensi dalam memberikan
Undang- Undang Republik Indonesia No 6 Tahun 2014
kontribusi Pendapatan Asli Desa (PADes).
tentang Desa
Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2014
REKOMENDASI tentang Pemerintah Daerah
Untuk rekomendasi dalam penelitian ini, bahwa
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72
manajemen atau pengelolaan BUMDes Hanjak Maju harus
Tahun 2005 tentang Desa
terus ditingkatkan dengan memberikan penguatan
kapasitas kepada Pengelola BUMDes Hanjak Maju, agar Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43
dapat menerapkan sistem manajemen dalam setiap Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6
menganalisa masalah, misalnya menggunakan analisa Tahun 2014 tentang Desa
SWOT, Analisa CSF (Critical Succsess Factor), maupun
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
kajian lainnya.
Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik Desa
BUMDes Hanjak Maju harus memperkuat
penguasaan terhadap sistem grading TBS yang Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal
diberlakukan oleh Pabrik Kelapa Sawit untuk diterapkan dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
oleh BUMDes pada proses pembelian (purchasing) TBS 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan
dari petani sawit Desa Hanjak Maju.. Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.
BUMDes Hanjak Maju harus membuat terobosan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
dan inovasi baru dengan menggandeng BUMDes-BUMDes
Nomor 114 Tahun 2014 tentan Pedoman Pembangunan
tetangga untuk berkolaborasi dengan membentuk
Desa
BUMADes (BUMDes Antar Desa), agar produktivitas dan
kinerja BUMDes Hanjak Maju semakin kuat menghadapi Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal
Kompetitor dan Predator bisnis dari luar desa. dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
Mencari formulasi strategi pengelolaan yang sesuai 2017 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa
dengan kondisi BUMDes Hanjak Maju melalui Asosiasi Tahun 2018
BUMDes Kalimantan Tengah (ASBUMDES), untuk
mendapatkan bantuan konsultasi dan fasilitasi dalam
pengembangan pengelolaan usaha BUMDes.

DAFTAR PUSTAKA
Creswell, J.W, 2013. Reseacrh Design Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed, edisi ketiga, Pustaka Pelajar.
Yogyakarta
Wijaya, David. 2017. Akuntasi Desa. Gava Media.
Yogyakarta

147

You might also like