Professional Documents
Culture Documents
1, Juli 2019
Zulkifli Saputera
Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, zul.paika@yahoo.com
Dr TM. Marwanti
Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, marwanti.wanti@gmail.com
Abstract
The economic empowerment of waste collectors is an effort to increase the knowledge, skills and income of
waste collectors through recycling of waste and connecting with the local business community. The
community was given increased awareness of the importance of scavenger problems and capacity building
for TKM in implementing empowerment. The purpose of this study is to obtain an overview of the initial
conditions, draw up a design, obtain an overview of the results of implementation and arrange
improvements in the design of pumulung economic empowerment through waste recycling. The research
method used is participatory action research with a qualitative approach. The results of this study indicate
that: (1) the implementation of economic scavenger empowerment through the waste cycle is carried out in
2 cycles, namely: assessment, planning, intervention, evaluation and return to assessment, planning,
intervention and further evaluation. (2) the implementation of empowerment is carried out through three
micro, messo and macro levels. (3) training and awareness of scavenger groups produces independence in
building networks with the local business world, increasing the capacity of TKM and the environment
cleaner. In managing waste, the community is able to organize themselves in joint activities to solve waste
problems, as a form of high awareness in responding to waste problems and acting on the basis of mutual
interests.
Keyword :
Empowerment, Scavenger Economy, Recycle
Abstrak
Kata Kunci :
Pemberdayaan, Ekonomi Pemulung, Daur Ulang Sampah.
53
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
54
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
sebanyak 11.428 jiwa dengan jumlah kepala cara pemberian penyuluhan daur ulang
keluarga sebanyak 3.580 KK, masyarakat sampah sebagai upaya memberdayakan
Lokasi peneliti sebagian besar bercocok pemulung.
tanam, bertani, buruh tani, peternak sapi Kegiatan yang dilakukan peneliti
perah dan buruh lainnya, hal ini yang berdasarkan hasil asesmen awal yaitu
membuat sebagian besar masyarakat di intervensi pekerjaan sosial tiga aras, aras
Lokasi peneliti menggantungkan mikro, mezzo dan makro. Masalah yang
kehidupannya dengan alam. muncul terhadap pemulung diantaranya
Fokus masalah yang dipilih oleh ketidakmampuan dalam memenuhi
peneliti adalah salah satu dari PMKS yaitu kebutuhannya sehari-hari, menampilkan
pemulung. Gambaran pemulung yang ada perilaku negatif seperti mengkonsumsi
di Lokasi peneliti berdasarkan informasi alkohol bahkan sampai obat-obatan
dari hasil pertemuan oleh warga yang terlarang, melihat kondisinya yang tidak
dihadiri oleh Aparat Desa, Tim penggerak berdaya, pemulung tidak menyadari bahwa
PKK, Tokoh masyarakat, RW, RT, Karang perilaku yang dilakukan sudah melanggar
Taruna dan masyarakat setempat yaitu norma-norma yang ada dimasyarakat
sangat memprihatinkan dikarenakan dikarenakan bisa membahayakan bagi
setelah mencari barang-barang bekas dirinya sendiri dan masyarakat yang ada
disekitar wilayah tempat tinggalnya, disekitarnya.
pemulung cenderung melakukan perilaku Berdasarkan hasil penelitian awal,
menyimpang seperti mengkonsumsi peneliti telah melakukan intervensi mikro
alkohol bahkan sampai obat-obat yang dengan melakukan penerapan terapi
terlarang. Realitas, Emotional Freedom Teknik,
Pada penelitian awal, peneliti telah Nourishment, Konseling, tujuan dari terapi
melakukan intervensi pada aspek ini untuk bisa meningkatkan kemampuan
psikologis pemulung dengan menggunakan dan mengurangi perilaku negatif yang
pendekatan mikro serta mezzo dengan cara sering ditampilkan pemulung. Target
pemberian terapi dan pembentukan behaviour yang menjadi sasaran
kelompok peduli pemulung, sedangkan penanganan peneliti yaitu dengan
pada aspek finansial pemulung menyadarkan bahwa mengkonsumsi
menggunakan pendekatan makro dengan alkohol dan obat-obatan dampaknya sangat
55
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
56
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
memprihatinkan dan perlu segera Adapun hasil dari refleksi awal yang
ditangani, selain itu yang menjadi dasar dilakukan peneliti dalam melakukan
pemikiran peneliti adalah karena sesuai intervensi mikro sebagai berikut: Pertama,
amanat UUD yang harus dijaga dan klien mampu merespon arahannya dan
dipelihara maka dari itu diperlukan memiliki komitmen untuk mengurangi
penanganan yang tepat agar bisa ditangani. mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan
Pelaksanaan intervensi mikro yang terlarang, Kedua, adanya perubahan perilaku
dilakukan peneliti terhadap klien dan klien, Ketiga, klien mampu menyisihkan
kelurga klien berdasarkan kebutuhan dan uangnya untuk menabung, hasil dari
aktivitas yang akan dilakukan klien, tabungan tersebut dapat dijadikan modal
berdasarkan hasil asessmen yang dilakukan usaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-
peneliti sebelumnya berdasarkan informasi harinya
oleh masyarakt bertempat tinggal klien dan Pelaksanaan intervensi mezzo yaitu
pada umumya masyarakat di Lokasi membentuk kelompok peduli pemulung.
peneliti bahwa kondisi klien sangat Terbentuknya kelompok peduli pemulung
memprihatinkan disebabkan klien setiap sebagai suatu wadah untuk membantu
selesai mencari barang bekas hasil dari pemulung dalam mencapai perubahan
yang didapatkan dibelikan sesuatu yang perilaku yang diharapkan. Pembentukan
tidak bermanfaat seperti minuman yang kelompok peduli pemulung ini dilakukan
beralkohol sampai dengan obat-obatan dengan berkoordinasi bersama Aparat
yang terlarang, sehingga peneliti dalam hal Desa, Kader PKK, Tokoh Masyarakat,
ini akan mengubah pola pikir dan perilaku Karang Taruna dan Ketua RW/RT sebagai
yang menyimpang yang dilakukan klien, fasilitator implementasi pada kegiatan
adapun strategi yang dilakukan peneliti intervensi.
sebagai berikut: Pertama, memberikan Terbentuknya kelompok peduli
edukasi terhadap klien tentang konsep pemulung bisa membantu dan menguatkan
bahaya alkohol dan obat-obatan terlarang, bagi pemulung, selain itu kelompok ini
Kedua, Memberikan arahan kepada klien sebagai suatu wadah support system untuk
agar menggunakan respon melawan saat memberikan dukungan edukasi terhadap
tergoda ingin melakukan yaitu dengan pemulung. Sebelum pembentukan dan
peralihan. penunjukan kelompok, peneliti melakukan
57
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
58
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
59
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
60
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
61
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
62
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
memadai dan wajar (pasal 1 ayat 3, dan Posyandu, dan warga mengenai kondisi
Permensos nomor 8 Tahun 2012). kemiskinan di lokasi peneliti mengenai
Hal ini berarti kemiskinan masih kondisi kemiskinan diantaranya: buruh
merupakan pekerjaan rumah pemerintah harian lepas, kuli bangunan, PRSE
Kabupaten Bandung Barat di Lokasi peneliti (perempuan rawan sosial ekonomi) buruh
yang harus dipecahkan dengan tani dengan pemulung, dilihat secara
melaksanakan program-program geografis kemiskinan di lokasi penelitian
pemberdayaan yang tepat sasaran dan termasuk kemiskinan pedesaan, dimana
terukur. Berdasarkan pemilihan prioritas diketahui mindset dari masyarakat pedesaan
masalah yang dilaksanakan bersama jauh berbeda dengan kemiskinan yang ada di
masyarakat, masalah pemulung menjadi perkotaan, perbedaan dari pola pikir tersebut
perhatian khusus yang ingin ditangani masyarakat pedesaan seperti “makan ga
peneliti bersama dengan masyarakat. makan asal ngumpul” berbeda dengan
Secara umum karakteristik masyarakat perkotaan yang individualis
kemiskinan pemulung di Lokasi peneliti bahwa pada dasarnya prinsip hidup di
dapat diuraikan sebagai berikut: perkotaan harus pakai uang tanpa uang tidak
a. Tingkat pendidikan rendah, sehingga bisa hidup dengan kata lain tidak cukup
tidak mempunyai ketrampilan untuk memenuhi kebutuhan.
b. Hidup di permukiman yang kumuh Selain hasil observasi dan
c. Kurang memiliki jaminan pekerjaan wawancara, berdasarkan studi dokumentasi
d. Tidak memiliki Jaminan Sosial yang dilakukan peneliti bahwa sebagian
e. Tidak memiliki ketrampilan sehingga besar masyarakat baik miskin maupun
tidak mampu untuk memenuhi rentan miskin menggantungkan hidupnya
kebutuhan hidup selayaknya dengan alam, sebagaimana diketahui bahwa
dibandingkan masyarakat miskin yang Lokasi peneliti termasuk penghasil
lain. pertanian, sayur-sayuran dan lain-lain.
1. Kondisi Awal ditinjau dari segi pendapatan untuk
Berdasarkan observasi dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat
wawancara dengan beberapa pengurus RT miskin masih saja belum cukup untuk
dan ketua RW, Karang Taruna, Tokoh memenuhi kebutuhan seperti contoh
Masyarakat dengan beberapa Kader PKK masalah PRSE (perempuan rawan sosial
64
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
ekonomi) yang membentuk suatu komunitas sangat membahayakan bagi kesehatan diri
dimana setiap hari selasa melakukan pemulung dengan keluarganya.
kegiatan arisan seminggu sekali, kondisi Selain itu tempat tinggal pemulung
dimana pekerjaan belum ada yang tetap para tempatnya termasuk tidak layak huni
ibu-ibu PRSE akhirnya terpaksa untuk terlihat dalam satu ruangan, dalam ruangan
meminjam uang ke rentenir untuk tergabung dalam satu tempat yaitu: dapur,
membayar arisan tersebut yang dilaksanakan kamar, dengan tempat mengumpulkan
seminggu sekali setiap hari selasa. hasil dari mencari barang bekas.
Kurangnya ketrampilan dengan sempitnya b. Kondisi individu
lapangan pekerjaan membuat keadaan para Kurangnya kepedulian menjaga kebersihan
ibu-ibu PRSE malas untuk mencari kerja tempat tinggal pemulung, terlihat dalam
yang menetap atau membuat suatu usaha kamar pakaian berantakan, bahkan antara
kecil-kecilan untuk memenuhi kebutuhan pakaian bersih dan kotor sulit dibedakan.
hidupnya c. Kondisi Sosial
2. Menyusun Desain Interaksi pemulung dengan tetangga
Penyusunan desain diawali dengan sekitar baik, terlihat ketika setelah mencari
asessmen awal yang dilakukan peneliti barang bekas, pemulung tidak langsung
terhadap 5 pemulung berada di lokasi masuk kerumahnya tapi menyempatkan
peneliti berdasarkan observasi, wawancara untuk bercengkrama dengan tetangga
dengan studi dokumentasi dilihat dari rumahnya.
masalah dan potensi serta sumber yang d. Riwayat Pendidikan
dilakukan peneliti terhadap pemulung Dilihat dari riwayat pendidikan, memiliki
teridentifikasi masalah yang ada tingkat pendidikan rendah SD, bahkan
sebagaimana berikut: beberapa sama sekali tidak pernah
a. Kondisi tempat tinggal merasakan duduk dibangku sekolah.
Keadaan tempat tinggal pemulung Rendahnya tingkat pendidikan membuat
sangat memprihatinkan dikarenakan hasil kurangnya ketrampilan pemulung dalam
dari mencari barang-barang bekas kehidupan sehari-hari, terlihat pemulung
dikumpulin dalam satu ruangan yang hanya melakukan kebiasaannya sehari-hari
berada didalam rumahnya, kondisi ini mencari barang bekas, dan tidak
terinspirasi untuk mencari sesuatu yang
65
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
66
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
67
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
68
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
akan dilakukan dalam rangka pemberdayaan Tujuan umum dari pelaksanaan kegiatan
pemulung . Tujuannya agar diharapkan daur ulang untuk meningkatkan
mampu mengetahui permasalahan sendiri kesadaran masyarakat terhadap sampah
dilingkungannya, menilai potensi SDM dan dan secara khusus terhadap pemulung
SDA yang tersedia, dan merumuskan solusi bisa meningkatkan kemampuan dan
yang paling menguntungkan. Adapun pendapatan dalam pengolahan sampah
langkah-langkah yang dilakukan peneliti sampai daur ulang
dalam perencanaan desain sebagaimana 6. Metode dan Teknik
berikut: Metode dan teknik dalam implementasi
1. Nama Kegiatan desain intervensi yakni:
Nama program dalam perencanaan a Metode
intervensi yakni “pemberdayaan ekonomi Metode pada pelaksanaan kegiatan
pemulung melalui daur ulang sampah”. pemberdayaan yakni pengorganisasian
Melalui program daur ulang diharapkan masyarakat dan pengembangan
bisa meningkatkan kemampuan dan masyarakat (Community organization
menambah pendapatan penghasilan bagi and Community development) merupakan
pemulung Desa Cibogo. salah satu metode pekerjaan sosial
2. Sasaran Pelaksanaan Kegiatan dengan tujuan untuk menyusun
Sasaran pelaksanaan kegiatan yakni perencanaan dan melakukan tindakan
pemulung , meliputi: Masyarakat, Tokoh yang sehat, sehingga peneliti memperoleh
Pemuda, Karang Taruna serta TKM yang penyesuaian yang lebih baik antara
sudah terbentuk. sumber-sumber dan kebutuhan pemulung
3. Tempat Pelaksanaan Kegiatan b Teknik
Kegiatan dilaksanakan di balai Lokasi Teknik yang dilakukan pada pelaksanaan
peneliti Kecamatan Lembang Kabupaten kegiatan yakni melalui Diskusi, dengan
Bandung Barat. pertukaran pikiran, gagasan dengan
4. Waktu Pelaksanaan Kegiatan narasumber beserta peserta lainnya
Pelaksanaan program mulai dilaksanakan terkait hal-hal yang di persiapkan dalam
tanggal 03 Juni 2018 pemberdayaan pemulung, hal tersebut
5. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan dilakukan untuk mencari kesepakatan
atau kesepahaman gagasan atau pendapat.
69
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
70
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
71
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
72
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
73
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
dan meningkatnya kapasitas SDM dalam cara memilah sampah yang baik dan benar
melakukan pendampingan terhadap mulai dari sampah non organik seperti gelas
pemulung. minuman dan tali yang yang bisa didaur
b. Pelatihan Daur Ulang Sampah ulang bisa dijadikan sebuah kerajinan
Pelaksanaan pelatihan daur ulang menjadi tas selain itu juga bekas pasta gigi
sampah dilakukan peneliti bersama dijadikan kerajinan gantungan kunci, pada
masyarakat, anggota TKM, stakeholder pada saat proses tersebut pemulung beserta
tanggal 03 juni 2018 penentuan tanggal masyarakat memperhatikan dengan serius
tersebut berdasarkan kesepakatan peneliti tentang cara dari awal membikin sebuah
dengan masyarakat rw 10, stakeholder, dan kerajinan dari sampah.
apparat desa setempat dan bertempat di balai Hasil yang didapatkan dari
rw 10. Jumlah partisipan yang hadir pelaksanaan ini pemulung beserta
sebanyak 23 orang termasuk sasaran pada masyarakat bertujuan untuk memberikan
pelaksanaan pemberdayaan adalah motivasi, pengetahuan dan ketrampilan
pemulung di lokasi peneliti. pemulung, masyarakat dalam daur ulang
Proses pelaksanaan pelatihan daur sampah, kaitan dengan aspek ekonomi
ulang sampah yang dilakukan peneliti tujuannya untuk menambah pendapatan
bersama pemulung dan masyarakat dengan pemulung dan masyarakat penjualan dari
narasumber, narasumber adalah seorang kerajinan dari sampah serta penjualan
penggerak KBS (Kawasan Bebas Sampah) sampah kompos yang dapat digunakan
di Kota Bandung, sebelumnya pemateri untuk memenuhi kebutuhan di sektor
memberikan pemahaman tentang sampah industri, masyarakat juga pengalaman dalam
yaitu manfaat dan keunggulan dari sampah bidang pengelolaan sampai daur ulang
organik dan non organik dan daur ulang sampah, pelaksanaan pelatihan berjalan
sampah kompos awal pelaksanaan pelatihan dengan lancer dari awal dimulai dan
daur ulang narasumber berbagi tentang 4. Desain Akhir Pemberdayaan
program yang selama ini sudah dijalankan di Langkah selanjutnya pada tahapan
Kota Bandung, setelah pemberian materi penelitian ini berupaya untuk
dilakukan melalui dialog interaktif yang menyempurnakan desain pelaksanaan
dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, setelah program pemberdayaan pemulung melalui
sesi tanya jawab dilaksanakan proses dan ekonomi daur ulang. Penyempurnaan desain
74
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
75
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
PEMBERDAYAAN PEMULUNG
76
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
77
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
78
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
79
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
80
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
awal yang telah didiskusikan bersama adapun kegiatan yang dilakukan diuraikan
anggota TKM. sebagaimana berikut:
b. Evaluasi Perencanaan 1. Memberikan motivasi bagi pemulung di
Proses perencanaan berjalan dengan lokasi peneliti agar mampu mengelola
baik dan sesuai harapan, dikarenakan sampah secara mandiri
anggota TKM berpartisipasi dan terlibat 2. Memberikan pemahaman bagi
langsung dalam kegiatan perencanaan. pemulung dan masyarakat cara
Peserta cukup antusias menyampaikan mengelola sampah di lokasi peneliti.
gagasan-gagasannya dalam perencanaan 3. Memberikan stimulus kepada
menuangkan perencanaan dalam masyarakat terhadap sampah yakni
kegiatan. memisahkan antara sampah organik dan
c. Evaluasi Implementasi non organik bertujuan untuk membantu
Implementasi kegiatan dinilai baik pemulung dalam mengelola sampah.
karena berjalan sesuai harapan dan tepat 4. Membentuk TKM untuk membantu
waktu. sebagai pelaksana dan potensi dalam
d. Evaluasi Desain Akhir pelaksanaan program pemberdayaan
Evaluasi desain akhir cukup baik karena pemulung melalui pengelolaan sampah.
dirancang berdasarkan hasil kegiatan 5. Membangun jejaring di bidang daur
yang telah dilaksanakan. Diharapakan ulang sampah
pada desain akhir ini melengkapi desain Berdasarkan pelaksanaan kegiatan
awal yang sebelumnya telah dilakukan, hasil penelitian terhadap desain awal yaitu
sehingga pada pelaksanaan pemberdayaan pemulung melalui pengelolaan
pemberdayaan dapat terlaksana secara sampah, adapun hasilnya diuraikan
komprehensif. sebagaimana berikut:
KESIMPULAN 1. Pemulung memahami dan mengetahui
Beberapa pelaksanaan kegiatan cara mengelola sampah di lokasi
pemberdayaan pemulung melalui ekonomi peneliti dengan baik.
daur ulang di lokasi peneliti yang pada saat 2. Melalui pengelolaan sampah, pemulung
kegiatan praktikum dilakukan desain awal bertambah pendapatan dari hasil
pemberdayaan melalui pengelolaan sampah, mengelola sampah.
81
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
82
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
DAFTAR PUSTAKA
83
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
84