You are on page 1of 21

PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No.

1, Juni 2019

MENGINTEGRASIKAN PELAYANAN SOSIAL


MELALUI PUSAT KESEJAHTERAAN SOSIAL (PUSKESOS)
DI KELURAHAN DAGO KOTA BANDUNG

Astrid Cynthia Priesteta1, Didiet Widowati2, Tukino2


1
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
2
Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial
Email : astridcyn.kemsos@gmail.com

Abstract
Rapid and easy social service system becomes one of poverty eradication efforts conducted by
Kelurahan Dago. These efforts are in fact still experiencing obstacles so that the research is
done with the aim to get a picture of the initial conditions, the model development plan, ob-
tain results, and get the model of integrating social services through the Center for Social
Welfare (Puskesos). The research uses action research design with qualitative research meth-
od. In the early condition it was found that social service at Puskesos Kelurahan Dago used
private fund of facilitator, administration in organization not yet running, structure which
have been designed still has no legal basis. To overcome these conditions, an intervention
plan is prepared that is preparation of facilities and infrastructure, SK team advocacy, prepa-
ration of social services integration SOP, advocacy for integration of services to refer Pusk-
esos Bandung, installation and training for Puskesos apps, socialization of service in Ke-
lurahan, and service development plan. In the final condition shows the effectiveness of the
implementation of the intervention indicated from the condition of social service process get
sharing budget from Bandung City Social Service, the administration began to run, have the
legal basis, as well as service providers in Puskesos conducted by selected facilitators and
staff of Kelurahan.

Keywords : Social Services, integration, poverty, Puskesos.

Abstrak

Sistem pelayanan sosial yang cepat dan mudah menjadi salah satu upaya penanggulangan
kemiskinan yang dilakukan Kelurahan Dago. Upaya tersebut pada kenyataannya masih
mengalami kendala sehingga dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan
gambaran kondisi awal, tersusunnya rencana pengembangan model, memperoleh hasil, serta
mendapatkan penyempurnaan model mengintegrasikan pelayanan sosial melalui Pusat
Kesejahteraan Sosial (Puskesos). Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan
dengan metode penelitian kualitatif. Pada kondisi awal ditemukan bahwa pelayanan sosial
pada Puskesos Kelurahan Dago menggunakan dana pribadi fasilitator, administrasi dalam
organisasi belum berjalan, struktur yang telah dirancang belum berdasar hukum, sehinga
belum ada ketetapan pemberi layanan. Mengatasi kondisi tersebut, disusun rencana intervensi
yaitu penyiapan sarana dan prasarana, advokasi SK tim, penyusunan SOP integrasi pelayanan

379
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 1, Juni 2019

sosial, advokasi pengintegrasian pelayanan rujukkan ke Puskesos Kota Bandung, penginstalan


dan pelatihan aplikasi, sosialisasi pelayanan di Kelurahan, serta rencana pengembangan
layanan. Pada kondisi akhir menunjukkan efektifnya pelaksanaan intervensi yang ditunjukkan
dari kondisi proses pelayanan sosial yang mendapatkan dana dari Dinas Sosial Kota Bandung,
administrasi yang mulai berjalan, kejelasan dasar hukum, serta pemberi layanan di Puskesos
dilakukan oleh fasilitator terpilih dan staf Kelurahan.

Kata Kunci : Pelayanan Sosial, Integrasi, Penanggulangan Kemiskinan, Puskesos.

Pendahuluan Dilihat dari undang-undang dan kebijakan


yang telah dibuat pemerintah, telah
Masalah kemiskinan perkotaan sangatlah dirancang payung hukum yang memberikan
kompleks dan bersifat multidimensional, akselerasi untuk melakukan upaya
dimana berkaitan dengan aspek sosial, eko- sinergitas berbagai sektor dalam
nomi, budaya, dan aspek lainnya. pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di
Penanggulangan kemiskinan yang Indonesia, di antaranya Undang-Undang
komprehensif memerlukan keterlibatan Nomor 11 Tahun 2009 tentang
serta tanggung jawab yang sama dari kesejahteraan sosial yang mengamanatkan
berbagai pemangku kepentingan yaitu penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia dilakukan pemerintah baik pusat maupun
usaha (sektor swata) dan masyarakat (Tim daerah serta masyarakat selain harus terarah
Nasional Percepatan Penanggulangan dan berkelanjutan, juga harus terpadu.
Kemiskinan, 2012). Keterpaduan penanggulangan kemiskinan
tentunya bisa terwujud melalui sinergitas
Wilayah perkotaan tidak berarti terbebas dari berbagai pihak.
dari masalah kemiskinan, terdapat alasan
yang menyebabkan masih adanya Selama empat dasawarsa terakhir ini,
kemiskinan di wilayah perkotaan, seperti bahkan sejak krisis tahun 2008, layanan
yang diungkapkan Agus Sjafari (2014) sosial terpadu telah dianggap sebagai alat
yaitu masalah kemiskinan di perkotaan yang efisien untuk membantu semua orang,
disebabkan kedudukan kota-kota dalam terutama pada orang yang rentan terhadap
masyarakat. lebih lanjut dijelaskan bahwa permasalahan sosial. Pelayanan sosial
negara tersusun dalam jaringan yang terpadu memiliki khas karena
bertingkat-tingkat dan merupakan pusat- menggabungkan beberapa layanan seperti
pusat penguasaan atau pendominasian bagi kesehatan, perlindungan sosial dan
pengaturan kesejahteraan dan kehidupan pendidikan.
masyarakat negara. Sistem pendominasian
yang berpusat di kota-kota, bukan hanya Sistem pelayanan terpadu diperlukan pula
melibatkan aspek-aspek ekonomi, sosial, untuk menanggulangi masalah kemiskinan
komunikasi dan kebudayaan, namun dalam di Kota Bandung. Menurut Ketua Bappeda
kenyataan sosial, yang ada dalam dalam Kompas.com (9/1/2018), penurunan
masyarakat maupun di dunia. angka kemiskinan dalam satu decade
terakhir rata-rata hanya 500.000 jiwa per

380
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 1, Juni 2019

tahun (29,59%). Pada September 2017 pembangunan yang belum menjangkau


terjadi penurunan tingkat kemiskinan yang keluarga miskin, sehingga menyebabkan
luar biasa mencapai 1.180.000 jiwa ketimpangan pada pendapatan. Adanya
(70,41%) atau dua kali lipat dari satu perubahan pembangunan dari perbukitan
decade terakhir. Faktor yang mendorong menjadi café, hotel, dan kos-kosan
terjadinya penurunan angka kemiskinan menjadikan adanya ketimpangan antara
tersebut adalah laju inflasi 2017 yang tetap keluarga miskin dengan yang
terjaga, meningkatnya upah riil buruh tani berpenghasilan tinggi; (3) Kemiskinan
dalam 6 bulan terakhir, serta integrasi Struktural karena rendahnya akses terhadap
program-program kemiskinan. sumber daya keluarga miskin pada struktur
seperti kebijakan dan program sebagai
Wilayah perkotaan pada umumnya upaya penanggulangan kemiskinan, dimana
dipahami sebagai bentuk kehidupan program dan potensi yang ada di Kelurahan
masyarakat yang sangat individual, penuh Dago belum merata, terlihat dari jumlah
kemewahan, gedung-gedung yang penerima Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)
menjulang tinggi, kendaraan yang lalu- Tahun 2017 sebanyak 647 keluargaatau
lalang, dan perkantoran yang mewah. Salah hanya 14,31% dari jumlah keluarga miskin
satunya berada di lokasi peneliti yang terdata. Bukan hanya itu, semenjak
sebelumnya di Kelurahan Dago Kecamatan 2012 terdapat lebih dari 7 program
Coblong Kota Bandung. Berdasarkan data pemerintah serta lebih dari 3 perguruan
per Mei 2017 dari 18.828 keluarga, tercatat tinggi yang memberikan program
keluarga miskin sebanyak 4.521 keluarga penanggulangan kemiskinan di Kelurahan
(24,73%). Dago namun masih berjalan masing-masing
dan tumpang tindih.
Adapun penyebab kemiskinan menurut
Chambers dalam Khomsan, dkk (2015) Kelurahan Dago pada sisi yang lain
yang terjadi di Kelurahan Dago dari hasil merupakan wilayah dengan potensi besar
studi awal penelitian dilihat dari aspek: (1) yang dapat terlihat pada tabel berikut:
Kemiskinan Kultural, datang dari dalam diri Tabel 1: Potensi Kelurahan Dago
manusia yang berkaitan dengan sikap NO POTENSI JUMLAH
keluarga miskin yang disebabkan oleh 1 Lembaga Pendidikan 3
faktor kebiasaan, mental maupun kognitif, Tinggi
seperti didapati masyarakat yang masih 2 Lembaga Pendidikan 1
belum tersentuh pelayanan penanggulangan Dasar dan Tingkat
kemiskinan dikarenakan belum bisa Pertama Swasta
membuka diri, ketergantungan dengan 3 Pelayanan Kesehatan 49
bantuan dari support system terdekat 4 Industri Kelompok 52
(keluarga dan tetangga) dan boros; (2) 5 Toserba 1
Kemiskinan Relatif, lebih berkaitan dengan 6 Minimarket 8
masalah akibat pengaruh kebijakan 7 Hotel 7

381
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 1, Juni 2019

8 Usaha Kuliner 145 terhadap bantuan tetangga, dan mulai


9 Bank 4 mencari informasi mengenai bantuan yang
10 Koperasi 26 dapat diberikan pemerintah maupun pihak
11 Pusat Kebugaran 1 swasta untuk menanggulangi masalah
12 Gedung Pertunjukkan 1 kemiskinan.
13 Sanggar Tari 1
14 Wilayah Persawahan 1 Upaya pada aspek eksternal yaitu
15 Galeri 1 pemberian informasi serta penguatan
Sumber: Profil Kelurahan Dago, 2014 kapasitas GARDA PPKS sebagai ujung
tombak pelaksanaan pertolongan terhadap
Potensi lainnya yang dimiliki Kelurahan PMKS setiap RW di Kelurahan Dago yang
Dago yaitu 13 orang GARDA PPKS, yaitu dapat ditemui secara langsung atau
relawan sosial yang melakukan partisipasi sebaliknya untuk menghubungkan dengan
aktif pelaku penyelenggaraan kesejahteraan pihak yang memberikan bantuan dalam
sosial di tiap RW. Dimana GARDA PPKS sebuah sistem integrated social services
Kelurahan Dago disebutkan pihak (pelayanan sosial terpadu). Adapun mitra
Kecamatan Coblong sebagai GARDA yang yang telah bergabung untuk terpadu dalam
aktif dibandingkan kelurahan lainnya. program pelayanan penanggulangan
Realitanya semua potensi tersebut belum kemiskinan yaitu pekerja sosial pelayanan
tersentuh untuk menanggulangi masalah anak STKS Bandung, rumah amal salman
kemiskinan secara terpadu dikarenakan dan clicksquare. Bukan hanya pelayanan
belum adanya sistem yang bisa saja, sistem tersebut juga menjadi pusat
mensinergikan berbagai program dan data, informasi dan rujukkan.
potensi di Kelurahan Dago untuk
menanggulangi masalah kemiskinan secara Berdasarkan hasil reassment, upaya pada
terpadu. aspek eksternal yang dilakukan peneliti di
studi awal penelitian masih belum
Berdasarkan kondisi diatas, peneliti maksimal dimana sistem yang dibangun
melakukan studi awal penelitian berupa baru berupa menghubungkan GARDA
upaya-upaya dalam mengatasi sebagai fasilitator dalam sistem dengan
permasalahan kemiskinan dari aspek pihak pemberi bantuan untuk satu tujuan
internal yaitu penyadaran melalui terapi yang sama yaitu penanggulangan
realitas sampai dengan task centre untuk kemiskinan di Kelurahan Dago. Selain itu,
membantu masyarakat agar mau membuka kesiapan pihak Kelurahan baru sebatas
diri, membuka pikirannya dan melakukan penyediaan tempat untuk Pusat
beberapa tugas dari target perubahan yang kesejahteraan Sosial, sedangkan legalitas
telah disepakati. Pada sesi akhir terapi, Pusat Kesejahteraan Sosial masih dipelajari
didapati perubahan yang sesuai dengan dan dilakukannya konsultasi oleh Lurah
target yaitu mulai membuka diri pada dengan berbagai pihak. Sementara integrasi
lingkungan, lepas dari ketergantungan yang diharapkan bisa terbangun belum

382
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 1, Juni 2019

berjalan sehingga perlu dilakukan penelitian dalam mengintegrasikan pelayanan sosial


lebih lanjut untuk mewujudkan melalui Pusat Kesejahteraan Sosial dalam
terintegrasinya pelayanan sosial Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan
penanggulangan kemsikinan melalui pusat Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung;
kesejahteraan sosial di Kelurahan Dago (2) Tersusunnya rencana pengembangan
Kecamatan Coblong Kota Bandung. model mengintegrasikan pelayanan sosial
melalui Pusat Kesejahteraan Sosial dalam
Rumusan masalah dari penelitian ini Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan
adalah: “Bagaimana Mengintegrasikan Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung;
Pelayanan Sosial Melalui Pusat (3) Memperoleh hasil implementasi dan
Kesejahteraan Sosial dalam hasil model mengintegrasikan pelayanan
Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan sosial melalui Pusat Kesejahteraan Sosial
Dago Kecamatan Coblong Kota dalam Penanggulangan Kemiskinan di
Bandung”?. Dengan sub-sub permasalahan Kelurahan Dago Kecamatan Coblong Kota
sebagai berikut: Bandung; (4) Mendapatkan penyempurnaan
(1) Bagaimana kondisi awal yang terkait model mengintegrasikan pelayanan sosial
dengan pendanaan, administrasi, organisasi, melalui Pusat Kesejahteraan Sosial dalam
dan SDM dalam mengintegrasikan Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan
pelayanan sosial melalui Pusat Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung.
Kesejahteraan Sosial dalam
penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pelayanan sosial dalam konsp Eyden dalam
Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung?; Byrne & Padfield (1990:2) lebih
(2) Bagaimana rencana pengembangan menitikberatkan pada pelasebagai sebuah
model mengintegrasikan pelayanan sosial institusi sosial yang telah dikembangkan
melalui Pusat Kesejahteraan Sosial dalam untuk memenuhi kebutuhan pribadi setiap
Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan anggota masyarakat yang tidak cukup atau
Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung?; secara efektif dipenuhi oleh individual yang
(3) Bagaimana implementasi dan hasil berasal dari sumber pribadi, keluarga,
model mengintegrasikan pelayanan sosial perusahaan, maupun perhatian pihak
melalui Pusat Kesejahteraan Sosial dalam industri.
Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan
Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung? Wallace (2009) dalam “an Exploration of
(4) Bagaimana penyempurnaan model Health and Social” mengungkapkan bahwa
mengintegrasikan pelayanan sosial melalui pada tahun 2002 Delnoij et al telah
Pusat Kesejahteraan Sosial dalam Penanggu mengembangkan klasifikasi dalam sebuah
langan Kemiskinan di Kelurahan Dago sistem perawatan terpadu yang bisa
Kecamatan Coblong Kota Bandung? diadaptasi oleh sistem pelayanan sosial
terpadu untuk pengembangan fokus
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah keterpaduan pelayanan. Adapun empat jenis
: (1) Mendapatkan gambaran kondisi awal

383
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 1, Juni 2019

integrasi yaitu klasifikasi klinis, profesion- mencerminkan/refleksi. Kemudian


al, organisasi dan fungsional. merumuskan kembali rencana berdasarkan
informasi yang lebih lengkap dan lebih
The Organisation for Economic Coopera- kritis.
tion and Development (OECD) pada me- Dapat dipahami bahwa penelitian tindakan
nyebutkan bahwa layanan dapat diinte- dilakukan dalam suatu siklus, sehingga
grasikan secara horizontal atau vertikal. tahapan tesebut dapat diulang melalui
Dimana pada integrasi horizontal refleksi yang menjadi langkah penting
menyatukan kelompok kebijakan, layanan, untuk melihat perlu atau tidaknya dilakukan
profesi dan organisasi di berbagai sektor pengulangan tindakan. Adapun siklus
yang sebelumnya terpisah, untuk melayani dalam penelitian tindakan tergambarkan
penerima manfaat yang memiliki berbagai pada skema berikut :
kelemahan dan kebutuhan kompleks. Se-
mentara dalam integrasi vertikal lebih luas
mengacu pada pengembangan integrasi un-
tuk membangun efisiensi dan penghematan,
dan tentunya dapat juga digunakan untuk
menjawab berbagai pertanyaan dalam ke-
bijakan global yang terjadi. Integrasi hori-
zontal dapat mencakup penyatuan lokasi
(collocation), kolaborasi (collaboration), Gambar 1: Siklus Penelitian Tindakan
dan kerjasama (co-operation). Dimana mas- (Action Research)
ing-masing mendefinisikan tingkat inten-
sitas integrasi yang berbeda
Jenis data yang akan dikumpulkan berupa :
(1) kata-kata dan tindakan, yaitu kata-kata
Metode dan tindakan karakteristik informan, dan
hasilnya akan dicatat untuk selanjutnya
Desain dalam penelitian ini adalah menjadi data yang diperlukan; (2) Sumber
penelitian tindakan dengan menggunakan tertulis, berasal dari dokumen-dokumen
metode penelitian pendekatan kualitatif. yang berhubungan dengan pelayanan sosial
Penelitian tindakan merupakan suatu varian terpadu, serta program-program pemerintah
dari peneliti terapan (applied research) dan mengenai keluarga miskin di Kelurahan
termasuk dalam penelitian evaluasi
Dago; (3) Foto, yaitu hasil pemotretan
(evaluation research) yang dimaksudkan sebagai bukti fisual dari kegiatan
untuk mendekatkan atau menghilangkan masyarakat di lapangan dan aktifitas
batasan antara teori dan praktik. informan; (4) Data statistik, yaitu data yang
Menurut Kemmis dan McTaggart (dalam tercatat dan terukur secara angka berupa
Stringer, 2007) Peneltian tindakan memiliki tabel-tabel dan diagram yang berhubungan
4 (empat) aspek pokok, yaitu dengan permasalahan masyarakat miskin.
merencanankan, bertindak, mengamati,

384
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 1, Juni 2019

Adapun sumber daya yang dikumpulkan menjamin validitas dan kredibilitas data
pada penelitian ini yaitu : (1) Sumber data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam
primer yaitu data yang diperoleh langsung penelitian ini meliputi uji kredibilitas
oleh peneliti di lapangan yaitu dari (validitas internal), transferability (validitas
GARDA, pihak Kelurahan serta keluarga eksternal), dependability (reliabilitas) dan
miskin, maupun tokoh masyarakat; (2) conformability (obyektivitas).
Sumber data sekunder yaitu data yang
dikumpulkan (studi dokumentasi) untuk Teknik yang digunakan peneliti dalam
melengkapi data primier, yang diperoleh analisis data adalah analisis interaktif.
dari Dinas Sosial Kota Bandung, Teknik ini terdiri dari tiga komponen
Pusdalitbang Provinsi Jawa Barat, kegiatan yang saling terkait satu sama lain,
Bappenas dan Kementerian Sosial. yaitu: reduksi data, paparan atau penyajian
data (display) dan penarikan kesimpulan
Teknik penelitian yang digunakan yaitu : atau verifikasi data (conclusion drawing).
(1) Wawancara mendalam dengan informan
dalam hal ini GARDA, Ketua RW dan RT Gambaran mengenai analisis data model
dan Kader setempat, Lurah dan Kepala interaktif (Miles & Huberman dalam
Seksi Sosial Kelurahan Dago; (2) Observasi Sugiyono, 2010)dapat dilihat pada gambar
dilakukan pada program-program yang bisa 3.1 berikut ini:
di akses keluarga miskin dan masyarakat
miskin untuk mengamati sejauh mana
Pen-
desain tersebut mempengaruhi aspek yaj-
psikososial, spiritual, dan sosial serta Pengum ian
pulan data
ekonomi keluarga miskin; (3) Studi data
dokumentasi dilakukan untuk menelaah Re-
duksi Kes-
referensi yang berkaitan dengan masalah Data im-
kemiskinan, GARDA dan pulan/
Verifi-
membandingkannya dengan kondisi riil di kas i
lokasi penelitian; (4) Diskusi kelompok
untuk mengetahui masalah, kebutuhan, dan Gambar 2: Komponen Analisis Data
potensi kemudian ditindaklanjuti dengan Model Interaktif
perancanaan dan intervensi pihak terkait
diantaranya GARDA, Ketua RW dan RT Hasil Penelitian
dan Kader setempat, Lurah dan Kepala
Seksi Sosial Kelurahan Dago, pihak Rumah Kelurahan Dago adalah salah satu
Amal, dan pihak Clicksquare. kelurahan yang berada dalam Wilayah
Kecamatan Coblong Kota Bandung. Secara
Agar informasi dan data yang diperoleh geografis Kelurahan Dago termasuk dalam
dapat dijadikan fakta, maka perlu dilakukan wilayah yang berada pada dataran tinggi
pemeriksaan keabsahan data guna yaitu antara 700-800 meter diatas

385
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 1, Juni 2019

permukaan laut, dengan luas 236,62Ha dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang
merupakan Kelurahan terluas di Kecamatan tidak besar.
Coblong (luas Kecamatan Coblong 743,30
Ha), tandanya 31,83% dari luas Kecamatan Dari hasil wawancara bersama kader PKK
Coblong merupakan wilayah Kelurahan terungkap bahwa Kelurahan Dago memiliki
Dago. Keseluruhan luas tersebut terbagi kemampuan lebih di berbagai bidang, hanya
menjadi 13 RW dan 105 RT. sangat disayangkan potensi yang sudah ada
di Kelurahan Dago, ditambah lagi dengan
Bukan hanya strategis, Kelurahan Dago banyaknya aset di Kelurahan Dago,
juga merupakan kelurahan dengan seharusnya sudah bisa terkoneksi satu sama
karakteristik perkotaan, dimana terdapat lain dan membuat satu sinergi yang saling
perumahan dan perkampungan. Masyarakat menguntungkan satu sama lain. Hanya saja,
yang bertempat tinggal di perumahan, pada masih belum ada wadah atau sistem yang
umumnya adalah masyarakat dengan bisa mensinergikan keduanya.
perekonomian menengah ke atas,
sedangkan masyarakat yang tinggal di Untuk mengatasi berbagai permasalahan
perkampungan merupakan masyarakat kemiskinan di Kelurahan Dago, pada studi
dengan kondisi perumahan yang berhimpit, awal penelitian dibentuk Pusat
dan pada umumnya mengalami Kesejahteraan Sosial (Puskesos) di
permasalahan kemiskinan. Wilayah Kelurahan Dago mulai dirintis pada
perkampungan di Kelurahan Dago terletak pertengahan tahun 2017 berdasarkan hasil
di RW 01, RW 02, RW 03, RW 05, kesepakatan bersama dalam Focus Group
sebagian RW 10 dan RW 12. Discussion (FGD) yang dihadiri oleh
stakeholders di Kelurahan Dago. Dimana
Berdasarkan BDT per Mei 2017 diketahui Puskesos sebagai pusat data, pusat
terdapat 4.521 KK yang mengalami informasi, pusat layanan dan pusat rujukkan
kemiskinan dengan titik lokasi pada daerah bisa menjadi solusi yang praktis bagi
perkampungan RW 01, 02, 03, 05, sebagian berbagai permasalahan berkaitan pelayanan
RW 10 dan RW 12. Kondisi kemiskinan sosial yang dihadapi Kelurahan Dago
yang terjadi di daerah tersebut disertai selama ini.
dengan buruknya pemukiman masyarakat
ditunjukkan dengan kepadatan Pada pertemuan selanjutnya peneliti
permukiman, sanitasi yang buruk, dan bersama Lurah dan Kepala Seksi
kondisi rumah yang tidak memadai jika Kesejahteraan Sosial Kelurahan Dago
dilihat dari jumlah anggota keluarga dengan merumuskan susunan organisasi serta
luas rumah. Selain itu, kasus yang terjadi di Standar Operasional Pelaksanaan (SOP)
RW 12 terdapat 4 RT yang menempati pelayanan di Puskesos Kelurahan Dago.
tanah milik Institut Teknologi Bandung Sementara itu, peneliti melakukan
(ITB) tanpa memiliki sertifikat, namun penguatan kapsitas dan pendampingan
sebagian besar diwajibkan untuk membayar terhadap GARDA PPKS sebagai fasilitator

386
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 1, Juni 2019

atau pemberi layanan sosial pada Puskesos SOP yang disesuaikan dengan situasi dan
Kelurahan Dago. kondisi.

Sepanjang dirintisnya pelayanan sosial Pembentukkan PUSKESOS pada akhir


melalui Puskesos di Kelurahan Dago, tahun 2017 telah dirancang struktur
pelayanan sosial belum dilaksanakan di organisasi, hanya saja masih belum
kantor Kelurahan Dago namun dengan memiliki dasar hukum berupa Surat
sistem jemput bola yang dilakukan Keputusan (SK) dari Lurah. Adapun
GARDA PPKS dan Kader PKK Kelurahan struktur organisasi yang telah dirancang
Dago ke masyarakat yang memerlukan sebagai berikut :
bantuan sosial.

Gambaran awal dari Puskesos di Kelurahan


Dago dari segi pendanaan, telah dirancang
akan diajukan dalam anggaran Kelurahan FASILITATOR
PUSKESOS
Dago, hanya saja kendalanya adalah
pembentukkan PUSKESOS telah melewati
batas waktu pengajuan anggaran, sehingga
rencana selanjutnya akan dimasukan pada
revisi anggaran. Perkembangan selanjutnya
adalah Dinas Sosial pada tahun 2018
berencana untuk menganggarkan
pembentukkan PUSKESOS di seluruh
kelurahan Kota Bandung, sehingga pihak
Kelurahan Dago memutuskan untuk Gambar 3: Struktur Organisasi Puskesos
menunggu anggaran dari Dinas Sosial saja. Dago

Sementara itu, untuk keberlangsungan Dari struktur diatas, pada awal penelitian
pelayanan melalui PUSKESOS yang tengah baru terinput ketua, bidang sosial dan
berjalan masih tanpa anggaran dari fasilitator saja.
Kelurahan, adapun biaya ongkos fasilitator Pada perjalanannya, struktur tersebut dibuat
dalam menjangkau masyarakat, pulsa lebih sederhana lagi hanya dari ketua,
internet dan telepon untuk koordinasi masih bagian front office dan bagian back office
menggunakan biaya pribadi fasilitator. serta fasilitator di lapangan.Sementara pada
pelaksanaannya struktur organisasi tersebut
Kondisi awal dibentukknya pelayanan belum terbentuk secara resmi, hanya
sosial melalui PUSKESOS belum terdapat koordinasi sudah berjalan dengan baik
penyusunan administrasi, dikarenakan antara ketua, kepala seksi kesejahteraan
jalannya pelayanan sosial masih sosial dan fasilitator di lapangan.
menggunakan sistem jemput bola dengan

387
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 1, Juni 2019

Sementara itu, pemberi layanan baru institusi sosial yang telah dikembangkan
dilaksanakan oleh fasilitator dengan untuk memenuhi kebutuhan pribadi setiap
mengandalkan GARDA PPKS, hanya saja anggota masyarakat yang tidak cukup atau
pada perjalanannya, memasuki tahun 2018, secara efektif dipenuhi oleh individual yang
kontrak bagi GARDA PPKS dihentikan berasal dari sumber pribadi, keluarga,
tanpa pemberitahuan secara resmi. perusahaan, maupun perhatian pihak
Sehingga ini mempengaruhi jalannya industri. Banyaknya potensi yang berada di
pelayanan pada sistem PUSKESOS di Kelurahan Dago berdasarkan hasil
Kelurahan Dago. Pada bulan Februari 2018 pemetaan potensi setiap RW,
sistem ini dibantu oleh kader dan ketua RW memungkinkan bagi Puskesos Kelurahan
tiap wilayah, adapun bentuk bantuan yang Dago untuk memenuhi kebutuhan
dilakukan yaitu pendampingan bagi masyarakat secara mandiri.
penduduk yang memerlukan mengurus Intervensi pada penelitian ini kemudian
surat keterangan tidak mampu untuk dilakukan untuk pengembangan Puskesos
mendapatkan bantuan jaminan kebutuhan agar pelayanan sosial dapat dilakukan lebih
dasar baik lagi. Adapun intervensi yang dilakukan
berupa penyediaan sarana dan prasarana,
Desain pengembangan PUSKESOS advokasi pembuatan Surat Keputusan (SK)
menggunakan metode pekerja Sosial tim, penyusunan SOP integrasi pelayanan
dengan Komunitas (community work). sosial di Kelurahan, advokasi
Strategi makro yang digunakan peneliti pengintegrasian pelayanan rujukkan ke
adalah strategi kolaborasi dilakukan pada Puskesos Kota Bandung, penginstalan dan
pendekatan makro, dimana pada praktiknya, pelatihan aplikasi pelayanan berbasis real
pekerja sosial bersama-sama dengan sistem time, sosialisasi pelayanan sosial yang
partisipan pada perubahan yang diinginkan bertempat di kantor kelurahan, serta
bagi masyarakat. Praktik dengan strategi rencana pengembangan layanan.
kolaborasi ini dilakukan dilakukan bersama
pihak yang diajak kerjasama dengan Sarana dan prasarana Puskesos yang berupa
melakukan Lobyying/melobi dan tempat dilakukanya pelayanan serta meja
peningkatan kapasitas. dan kursi sudah dipersiapkan semenjak
bulan Desember 2017. Hanya saja
Pembahasan fasilitator yang menjalankan
keberlangsungan pelayanan masih
Hadirnya pelayanan sosial pada Puskesos bertumpu pada GARDA PPKS, sehingga
yang berada pada tingkat Kelurahan pelayanan lebih banyak dengan sistem
diharapkan dapat menanggulangi jemput bola dan tempat yang telah
permasalahan kemiskinan secara mandiri, disediakan belum digunakan secara
sesuai dengan konsep pelayanan sosial maksimal.
Eyden dalam Byrne & Padfield (1990:2)
yang lebih menitikberatkan sebagai sebuah

388
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 1, Juni 2019

Selain itu, kebutuhan alat penyimpanan data Pada tahap pembuatan Surat Keputusan
untuk keberlangsungan pelayanan di (SK) telah diadvokasi oleh peneliti ke pihak
Puskesos masih belum dimiliki oleh Kelurahan Dago pada studi awal penelitian,
Kelurahan Dago dikarenakan minimnya hanya saja pembuatan Surat Keputusan
fasilitas di Kelurahan. Pada awal anggaran (SK) mengalami kendala terkait belum
2018, Lurah Dago mengajukan anggaran adanya anggaran dari pihak Kelurahan.
untuk pembelian laptop bagi penyimpanan Sehingga peneliti melakukan advokasi ke
data sosial. pihak Sekretariat Nasional SLRT dan Dinas
Sosial Kota Bandung yang tengah
Awal tahun 2018 peneliti mulai melakukan memperbaiki sistem Puskesos kota
lobi kepada pihak Kelurahan untuk Bandung. Advokasi peneliti bertujuan agar
mempersiapkan kembali tempat pelayanan Puskesos di setiap Kelurahan Kota
Puskesos, sehingga pihak kelurahan Bandung dapat terbentuk dan pelaksanaan
bersama peneliti mulai melakukan pelayanan di Puskesos menggunakan
inventalisir sarana dan prasarana yang sharing anggaran Dinas Sosial dan
dibutuhkan. Keseluruhan sarana dan Kelurahan. Advokasi tersebut selain
prasarana yang dibutuhkan diatur oleh bertujuan untuk mengatasi permasalahan
pihak kelurahan menggunakan fasilitas anggaran di Kelurahan Dago, hal lainnya
yang sudah ada di Kelurahan, sementara yang paling mendasar dari advokasi yang
printer akan diajukan untuk anggaran tahun dilakukan peneliti adalah dengan hadirnya
berikutnya, dan papan atau banner SOP Puskesos di Kelurahan, diharapkan semua
dibuat menggunakan anggaran yang Kelurahan bisa mandiri dalam mengatasi
dimiliki seksi kesejahteraan sosial permasalahan sosial, terutama kemiskinan
Kelurahan Dago. yang datanya terverfikasi secara real time
menggunakan aplikasi yang sedang
Pada Maret 2018 Dinas Sosial Kota dibangun oleh pihak Dinas Sosial Kota
Bandung memutuskan untuk dibentuknya Bandung bersama Sekretariat Nasional
Puskesos di setiap kelurahan dengan basis SLRT.
teknologi, sehingga pengadaan sarana dan Pada April 2018 seluruh Lurah di Kota
prasarana akan bertambah yaitu pengadaan Bandung dikumpulkan untuk mendapatkan
2 unit tablet untuk fasilitator. Adapun sosialisasi terkait rencana penyelenggaraan
fasilitas tablet direncanakan menjadi Puskesos di seluruh kelurahan Kota
tanggung jawab anggaran Dinas Sosial Bandung. Pada kegiatan sosialisasi tersebut
Kota Bandung. Sehingga yang dibutuhkan diterangkan bahwa kedudukan puskesos
pihak kelurahan hanya penyediaan pulsa merupakan unit pelayanan setiap kelurahan
internet bagi fasilitator, sedangkan jaringan dengan Surat Keputusan (SK)
internet untuk di kantor layanan Puskesos penyelenggaraan pelayanan menjadi
menggunakan jaringan yang sudah tersedia tanggung jawab kelurahan, sementara Surat
di kantor kelurahan. Keputusan (SK) dan anggaran bagi
fasilitator yang melakukan pelayanan

389
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 1, Juni 2019

menjadi tanggung jawab Dinas Sosial Kota kurang terkontrol, belum ter-record serta
Bandung. jalannya pelayanan menjadi tidak
sistematis. Sementara setelah diintegrasikan
Wallace (2009:31) mengungkapkan bahwa ke dalam unit pelayanan di kantor
pada tahun 2002 Delnoij et al telah kelurahan, jalannya pelayanan sosial
mengembangkan klasifikasi dalam sebuah menjadi lebih terkontor, tercatat, dan secara
sistem perawatan terpadu yang bisa langsung data sosial terupdate.
diadaptasi oleh sistem pelayanan sosial Hadirnya Puskesos di Kelurahan Dago
terpadu di Kelurahan Dago untuk bukan hanya untuk pemberian surat
pengembangan fokus keterpaduan keterangan tidak mampu yang datanya
pelayanan. Adapun empat jenis integrasi terferivikasi secara real time saja, akan
yaitu klasifikasi klinis, profesional, tetapi menjadi pusat pelayanan
organisasi dan fungsional. penanggulangan kemiskinan, pusat
informasi dan rujukkan terpadu. Hal
Integrasi pelayanan sosial di Puskeos tersebut yang menjadi dasar dalam
Kelurahan Dago merupakan bentuk melakukan advokasi pada pihak Kelurahan
integrasi horizontal berdasarkan penjelasan Dago, kemudian dipahami oleh pihak
pada The Organisation for Economic Kelurahan dengan mengkoordinasikan
Cooperation and Development (OECD) rencana tersebut dengan kepala seksi
yang menyebutkan bahwa layanan pada ekonomi dan pembangunan Kelurahan
integrasi horizontal menyatukan kelompok Dago, dimana semua program yang
kebijakan, layanan, profesi dan organisasi berhubungan dengan penguatan ekonomi
di berbagai sektor yang sebelumnya akan menjadi salah satu solusi yang
terpisah, untuk melayani penerima manfaat ditawarkan atau diberikan kepada
yang memiliki berbagai kelemahan dan masyarakat miskin yang memerlukan
kebutuhan kompleks. bantuan tersebut melalui Puskesos.

Pelayanan sosial di Puskesos tentunya Pada pelaksanaanya, pelayanan sosial


memerlukan integrasi berbagai pihak. melalui Puskesos yang terintegrasi di kantor
Pengintegrasian yang dilakukan di Kelurahan Dago, memberikan kemudahan
Kelurahan Dago dilakukan bertahap, bagi penerima layanan dan juga pemberi
dimulai dari membawa sistem layanan yang layanan. Dimana penerima layanan tidak
dilakukan GARDA PPKS dan Kader PKK perlu lagi kembali ke RW atau GARDA
sebagai fasilitator pelayanan sosial pada PPKS untuk melakukan verivikasi data
Puskesos yang selama ini dilakukan dengan karena seluruh data telah di input pada
cara jemput bola, ke kantor pelayanan yang komputer yang tersedia di Puskesos
ada di Kelurahan. Perbedaan terjadi, Kelurahan Dago dan proses pemberian
dimana saat sistem pelayaan masih jemput surat keterangan tidak mampu pun dapat
bola bergerak bebas tanpa hadirnya tempat lebih cepat dilakukan pihak kelurahan.
layanan khusus, pelayanan yang dilakukan Hanya saja hadirnya Puskesos untuk

390
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 1, Juni 2019

pelayanan sosial masih belum banyak Bandung yang berada di Jalan


diketahui oleh masyarakat di Kelurahan Cipamokolan, lalu penerima manfaat bisa
Dago, sehingga pada awalnya penerima mendapatkan layanan dari UPT Puskesos
layanan kebingungan karena belum Kota Bandung yang berada di kawasan
memahami proses layanan dan fungsi dari Derwati Rancasari. Dengan telah
Puskesos, sementara para pemberi layanan teradvokasinya pembentukan Puskesos di
perlu terus memberikan informasi kepada setiap Kelurahan terutama yang telah
para penerima layanan. berjalan yaitu Kelurahan Dago, secara
otomatis masyarakat miskin yang
Integrasi selanjutnya bagi pelayanan sosial membutuhkan bantuan dan tidak bisa
di Puskesos yaitu melakukan ke pihak BPJS mendapatkan solusi di tingkat Kelurahan,
Kesehatan Kota Bandung untuk kemudahan akan langsung dirujuk ke Puskesos Kota
informasi dan koordinasi bagi para peserta Bandung. Selain itu, peneliti melakukan
atau calon peserta BPJS Penerima Bantuan advokasi dengan Kepala UPT PUSKESOS
Iuran (PBI) dari Kelurahan Dago. Informasi Kota Bandung agar proses rujukan bagi
pertama yang diberikan pihak BPJS untuk penerima layanan dari Puskesos Kelurahan
terus di sharing yaitu pelayanan BPJS Dago dapat dilakukan secara langsung ke
dengan menggunakan aplikasi mobile JKN, UPT Puskesos Kota Bandung tanpa surat
dimana berbagai kemudahan seperti keterangan dari Sekretariat Dinas Sosial
mengganti faskes pertama dapat dengan dan Penanggulangan Kemiskinan Kota
mudah dilakukan tanpa harus mendatangi Bandung. Dengan sistem rujukkan langsung
kantor BPJS. tersebut, proses pelayanan sosial jauh lebih
cepat dilakukan dan masalah sosial lebih
Integrasi bukan hanya ditujukkan untuk cepat ditanggulangi.
pelayanan sosial melalui Puskesos di
Kelurahan Dago saja. Pemberi layanan Untuk memudahkan layanan, aplikasi
mulai menemukan kasus yang tidak dapat sistem layanan dan rujukan terpadu menjadi
diselesaikan di Puskesos tingkat kelurahan, solusi. Apliaksi sistem layanan dan rujukan
seperti ditemukanya warga miskin yang merupakan salah satu sistem yang dapat
terlantar dan membutuhkan tempat tinggal memberikan layanan sosial secara real time
sementara. Tentunya hal tersebut menjadi berbasis aplikasi pada gadget. Pada aplikasi
dasar dilakukannya agar rujukkan dapat tersebut tersimpan seluruh data pada Basis
dilakukan secara langsung dari Puskesos Data Terpadu (BDT) yang telah
Kelurahan Dago ke UPT Puskesos Kota tervervikasi, formulir bagi penerima
Bandung. layanan, serta proses layanan dan rujukkan.
Sehingga para fasilitator cukup membawa
Pada awalnya, rujukkan harus dilakukan tablet yang telah terinstal aplikasi,
dengan mendapatkan surat keterangan dari menginput data penerima layanan secara
Sekrateriat Dinas Sosial dan online melalui aplikasi. Dengan kata lain,
Penanggulangan Kemiskinan Kota

391
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 1, Juni 2019

proses pelayanan yang dilakukan di Keseluruhan pelayanan yang telah


lapangan (di luar Puskesos) tetap terkontrol. dirancang tentunya memerlukan sosialisasi.
Pada studi awal penelitian, tepatnya di
Dengan telah disetujui akan dibentuknya Bulan November 2017 peneliti telah
Puskesos di setiap kelurahan, maka pada melakukan sosialisasi tentang pelayanan
bulan Mei dilakukan pertemuan bersama sosial melalui PUSKESOS yang dihadiri
seluruh Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial oleh Lurah dan Kepala Seksi Kesejahteraan
dan staf IT Kelurahan dan Kecamatan di Sosial Kelurahan Dago, Kepala Seksi
Kota Bandung. Pertemuan tersebut Kesejahteraan Sosial Kecamatan Coblong,
membahas seputar aplikasi SLRT bagi seluruh GARDA dan perwakilan kader
PUSKESOS Kelurahan, teknis penggunaan PKK setiap RW atau ketua RW. Pada
aplikasi dan tugas staf IT dalam sosialisasi tersebut peneliti memberikan
menjalankan aplikasi, penginstalan aplikasi berbagai infromasi berupa pengetahuan
serta dilakukan uji coba penggunaan tentang apa itu Puskesos, manfaat dari
aplikasi. Sampai dengan selesainya proses Puskesos, proses pelayanan sosial yang
penelitian, aplikasi ini masih belum akan dilakukan, siapa saja yang akan
diberlakukan di Puskesos Kelurahan Dago memberikan layanan dan siapa saja yang
karena masih pada tahap uji coba. mendapatkan layanan, serta pelayanan apa
saja yang dapat dilayani oleh Puskesos
Sistem baru berbasis internet dan tekonolgi Kelurahan Dago. Proses sosialisasi bukan
membutuhkan pengetahuan dan pelatihan hanya satu arah tetapi terdapat diskusi dan
secara khusus. Sehingga pada pertengahan diakhiri dengan penandatanganan
tahun 2018 Dinas Sosial dan komitmen penyelenggaraan pelayanan
Penanggulangan Kemiskinan Kota sosial melalui Puskesos dari seluruh peserta
Bandung akan menyelenggarakan pelatihan yang hadir. Setelah dilakukannya
bagi seluruh pemberi layanan Puskesos sosialisasi, perwakilan RW terutama kader
setiap kelurahan di Bandung. Adapun PKK melakukan sosialisasi ke masyarakat.
pemberi layanan yang dimaksud adalah staf
kelurahan yang nantinya melaksanakan Sementara itu untuk pengembangan layanan
layanan sosial melalui Puskesos di kantor di Puskesos Kelurahan Dago direncanakan
kelurahan dan 2 (dua) orang fasilitator bersama dengan pihak Kelurahan Dago,
terpilih yang bertugas untuk melakukan kemudian dikonsultasikan bersama Kepala
proses layanan sosial di lapangan. Adapun Bidang Penanggulanan Kemiskinan Dinas
narasumber pada pelatihan ini adalah oleh Sosial dan Kepala UPT PUSKESOS Kota
pihak Sekretariat Nasional Sistem Layanan Bandung. Adapun rencana pengembangan
dan Rujukan Terpadu (SLRT) dan pihak yang akan dilakukan yaitu : (1)
Dinas Sosial dan Penanggulangan Mengintegrasikan layanan Rumah Amal
Kemiskinan Kota Bandung. Salman dan Clicksquare maupun CSR
perusahaan lainnya di sekitar Dago sebagai
pemberi bantuan bagi masyarakat yang

392
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 1, Juni 2019

belum mendapatkan bantuan pemerintah; Coblong Kota Bandung”. Rumusan


(2) Mengintegrasikan layanan dasar BPJS masalah yang diteliti meliputi (1)
bagi peserta baru non-urgent melalui karakteristik masyarakat, (2) gambaran
aplikasi mobile JKN, dan pemberian model intervensi awal (3) gambaran
rujukkan bagi peserta dengan kasus khusus rencana pengembangan model, (4)
(urgent). implementasi dan hasil model intervensi,
serta (5) penyempurnaan model.
Rencana pengembangan layanan tersebut
ditargetkan oleh pihak kelurahan akan Model awal yang tersusun dari hasil studi
dirintis setelah sistem pelayanan berbasis awal penelitian merupakan model dalam
teknologi telah dijalankan. Hanya saja perintisan atau pembentukkan pelayanan
komitmen yang telah terjalin dengan pihak sosial melalui Puskesos. Sementara pada
Rumah Amal Salman masih terus proses penelitian, ditemukan beberapa
berlangsung, dimana kebutuhan urgent dari kondisi yang menjadi kelemahan model
penerima layanan diajukan langsung ke awal dan berdampak belum maksimalnya
pihak Rumah Amal Salman untuk dapat kinerja pemberi layanan sosial. Adapun
ditindak lanjuti. kondisi tersebut yaitu : (1) Berkaitan
dengan pendanaan yang masih
Kesimpulan menggunakan dana pribadi para fasilitator,
(2) Belum berjalannya administrasi, (3)
Penelitian tentang mengintegrasikan Struktur organisasi telah dirancang hanya
pelayanan sosial melalui pusat saja belum memiliki dasar hukum berupa
kesejahteraan sosial (Puskesos) di Surat Keputusan (SK) Lurah Dago, (4)
Kelurahan Dago merupakan penelitian Pemberi layanan masih tentative dilakukan
tindakan (action research) dengan tahapan GARDA PPKS atau Kader PKK pada
dilakukan dalam penelitian ini adalah setiap RW.
refleksi awal, identifikasi manajemen,
perencanaan model, implementasi model, Hasil refleksi awal dijadikan acuan dalam
serta evaluasi. Penelitian ini sebagai penyusunan perencanaan model intervensi.
kegiatan tindak lanjut terhadap program Untuk persiapan dalam menyusun
sinergitas pelayanan sosial melalui pusat perencanaan model intervensi, maka
kesejahteraan sosial (Puskesos) yang sudah terlebih dahulu peneliti melakukan
pernah dilakukan di lokasi yang sama pada konsultasi bersama pihak Kelurahan Dago,
saat studi awal penelitian (praktikum). Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial dan
Penelitian dilakukan untuk mencari TKSK Kecamatan Coblong, Sekretariat
jawaban atas pertanyaan penelitian Nasional Sistem Layanan Rujukkan
mengenai “Bagaimana mengintegrasikan Terpadu (SLRT), Kepala UPT Puskesos
pelayanan sosial melalui pusat Kota Bandung, dan pihak Dinas Sosial Kota
kesejahteraan sosial dalam penanggulangan Bandung. Sehingga dari hasil konsultasi,
kemiskinan di Kelurahan Dago Kecamatan didapatkan rencana model intervensi yang

393
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 1, Juni 2019

merupakan hasil diskusi bersama Lurah dan Adapun jenis sistem partisipan dalam
Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial penelitian ini berupa sistem inisiator, sistem
Kelurahan Dago. pelaksana perubahan, sistem klien sistem
pendukung, sistem pengontrol, sistem
Berdasarkan hasil identifikasi yang penyedia, sistem pelaksana, sistem sasaran,
dilakukan saat awal penelitian, diketahui dan sistem kegiatan. Dengan partisipan
bahwa pihak kelurahan tidak memiliki daya yaitu peneliti, pihak Sekretariat Nasional
upaya untuk mengajukan anggaran bagi SLRT, pihak Kelurahan Dago, Kepala
pelayanan sosial melalui Puskesos, Seksi Kesejahteraan Sosial serta TKSK
sehingga peneliti mulai melakukan Kecamatan Coblong, Dinas Sosial Kota
advokasi ke Dinas Sosial Kota Bandung Bandung, fasilitator terpilih, dan keluarga
dan Sekretariat Nasional SLRT yang tengah miskin.
melakukan pendampingan pengembangan
sistem pelayanan pada UPT Puskesos Kota Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
Bandung untuk efisiensi pelayanan sosial model intervensi yang sudah
pada UPT Puskesos Kota Bandung melalui disempurnakan terbukti cukup efektif untuk
pelayanan sosial dari tingkat Kelurahan. menyempurnakan pelayanan sosial melalui
Selain itu, adanya Puskesos di Kelurahan Puskesos di Kelurahan Dago. Hal tersebut
memberikan dorongan pada wilayah terlihat pada kondisi akhir berupa proses
terkecil untuk mandiri dalam pelayanan sosial mendapatkan sharing
menanggulangi kesejahteraan sosial, budget atau dana sharing dari Dinas Sosial
khususnya kemiskinan. Sehingga Kota Bandung, administrasi yang mulai
diputuskan bahwa tahun 2018 Dinas Sosial berjalan, dasar hukum yang berupa Surat
Kota Bandung mendorong terbentuknya Keputusan (SK) tengah disusun oleh pihak
Puskesos pada setiap Kelurahan. Dinas Sosial Kota Bandung, serta pemberi
Rencana intervensi yang disepakati bersama layanan di Puskesos dilakukan oleh
berupa penyiapan sarana dan prasarana, fasilitator terpilih dan staf IT Kelurahan.
advokasi SK tim, penyusunan SOP
integrasi pelayanan sosial di Kelurahan,
advokasi pengintegrasian pelayanan
rujukkan ke Puskesos Kota Bandung,
penginstalan aplikasi, pelatihan aplikasi,
sosialisasi pelayanan di Kelurahan, serta
rencanan pengembangan layanan.

Rencana pengembangan model


menggunakan metode community work,
dengan strategi/pendekatan collaboration,
dan menggunakan taktik/teknik
peningkatan kapasitas dan lobbying.

394
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 1, Juni 2019

Daftar Pustaka

Baugh, W.,E. 1988. Introduction to the Social Services. London : Macmillan


Education LTD.

Bloom & Canning. 2001. The Health and Poverty of Nations : From the Theory to
Practice. Belfast. : School of Public Health, Queens University.

Brenda, D. & Milley, KK. 2005. Social Work an Empowering Proffesion. London :
Pearson Education, Inc.

Bryson, John M; Barbara .C.; and Middleto M. S. 2006. The design and
implementation of cross-sector collaborations : propositions from the
literature. Braun : Jurnal Public Administration Review. Spesial issue
edition.

Byrne T. & Padfield C.F. 1990. Social Services. Oxford : Made Simple Books.

Covey, S.R. 1993. Principles Centered Leadership. New York : Simon and
Schuster Inc.

Delgado, E., Manuera, J.L. & Yague, M.J. 2003, Development and Validation of a
brand trust scale”, International Journal of Market Research,. Vol. 45
No. 1, pp. 43-44

Houghton, J., & Kandker, S., R. 2009. Handbook on Poverty and Inequality, World
Bank, Washington DC. USA

Ife, J. 2009. Community development: Alternatif pengembangan masyarakat di


Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Madya S. 2011. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research).


Bandung: Alfabeta.

395
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 1, Juni 2019

Moleong L.J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja


Rosdakarya.

Morris T. 2006. Social Work Research Methods : Four Alternative Paradigms.


London: SAGE Pub.

Mubiyarto. 1995. Program IDT dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta :


Aditya Media.

Nallari, R., & Griffith, B. 2011. Understanding Growth and Poverty : Theory,
Policy, and Empirics. United States of America : World Bank
Publications.

Neergaard et al, 2013. Social Services of General Interest in the EU. Berlin :
T.M.C. Asser Press Springer.

Nemes, Gustav, 2005. Integrated rural development : the concept and its opera-
tion. Budapest : Institute of Economics Hungarian Academy of Sciences.

OECD. 2015. Integrating Social Services for Vulnerable Groups : Bridging Sectors
for Better Service Delivery. Paris : OECD Publishing.

O’Leary, R., Gazley, B. McGuire M, & Bingham L.B. 2009. Blomgreen. Public
Managers in Collaboration. In The Collaborative Public Manager : New
Ideas For The Twenty – First Century. Washiongton, D.C.Georgetown :
University Press.

Patilima, H. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Raths., A. 2015. First Overview of Integrated Social Services in the EU and The
Best Practices. London : Shutterstcok publish

Remi & Tjiptoherijanto, P. 2002. Kemiskinan dan Ketidakmerataan di Indonesia.


Jakarta: PT RinekaCipta.

Silalahi, U. 2011. Asas-asas Manajemen. Bandung : Refika Aditama.

Sjafari, Agus. 2014. Kemiskinan dan Pemberdayaan Kelompok. Yogyakarta : Gra-


ha Ilmu.

Social Policy Evaluation & Research Unit. 2015. Social Policy Evaluation for
Vulnerable People. New Zaeland : Superu What Works Series.

396
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 1, Juni 2019

Sofyadi & Garniwa. 2007. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Stringer E.T. 2007. Action Research. Third Edition. London: SAGE Pub.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif dan RND. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed


Methods). Bandung: Alfabeta.

Suharto, Edi. 2009. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Corporate


Social Responsibility. Bandung: Alfabeta

Suharto, Edi. 2013. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia : Mengga-


gas Model Jaminan Sosial Universal Bidang Kesehatan. Cetakan Kedua.
Bandung: Alfabeta.

Suharto, Edi. 2013. Kebijakan Sosial, sebagai Kebijakan Publik. Cetakan Keempat.
Bandung: Alfabeta.

Sukamnto, S. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Vaillancourt, J.S.I.Y. 1988. Privatization and Provincial Social Services in Canada


: Policy, Administration, and Service Delivery. Canada : The University of
Alberta Press.

Wallace C.A. 2009. An Exploration of Health and Social Care Services Integration
in a Eleprived South Wales Area. Inggris : Conventy University in
Collaboration with The University of Wrcoster.

Wanna, J. & O’Flynn, J. 2008. Collaborative Governance : a New Era of Public


Policy in Australia?. ANU E-Press, The Australia and New Zaeland
School of Government (ANZSOG). Australia.

SUMBER LAIN

Artikel First Overview of Integrated Social Services in The EU and Best Practices.
www.ec.europa.eu/social/main.jspa/...// diakses pada 27 Desember 2017.

Badan Pusat Statistik. 2016. Data Jumlah Penduduk Bandung. Kota Bandung. Ja-
wa Barat.

397
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 1, Juni 2019

Basis Data Terpadu,. Kementerian Sosial RI. Jl. Salemba Raya No. 28. Jakarta
Pusat. 10430

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan Coblong dalam angka 2016.

_______ . Diakses pada 14 Desember 2018 pukul 22:10 WIB, dari


http://www.ifsw.org/policies/definitionof-social-work/

Isdijoso, W., Suryahadi, A., Akhmadi. 2016. Kertas Kerja SMERU : Penetapan
Kriteria dan Variabel Pendataan Penduduk Miskin yang Komprehensif
dalam Rangka Perlindungan Penduduk Miskin di Kabupaten/Kota. The
SMERU Research Institute. Jakarta.

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2010 tentang Program


Pembangunan yang Berkeadilan.

Najiyati, S. & Susilo, S.R.T. 2011. Sinergitas Instansi Pemerintah dalam


Pembangunan Kota Terpadu Mandiri. Jurnal Ketransmigrasian.
Puslitbangtrans Depnakertrans. Jakarta.

________ 2015. Integrating Social Services for Vurnelable Groups. Paris :OECD
Publishing.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN


2010-2014.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan


Penanggulangan Kemiskinan.

PERMENSOS No. 146 Tahun 2013 tentang Penetapan Kriteria dan Pendataan
fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu

Sach, Jeffrey. 2005. The end of poverty. London: Penguin Books

Social Policy Evaluation and Research Unit. 2015. Integrated Social Services for
Vulnerable People. Welington. Superu What Works.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). 2012. Buku


Pegangan Resmi TKPK Daerah. 2012. Jakarta.

Undang-Undang RI No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.

398
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 1, Juni 2019

Undang-Undang RI No. 13 tahun 2011 tentang Penanganan Kemiskinan.

________. Diakses pada 21 Desember 2017 pukul 22.15 WIB, dari


www.oecd.org/publishing/....

399

You might also like