You are on page 1of 45

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENANGGULANGAN

KEMISKINAN DALAM PERSPEKTIF PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT
(Kajian terhadap Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perkotaan (PNPM MP) di Desa Kemantren Kecamatan Gedeg
Kabupaten Mojokerto Propinsi Jawa Timur)

SHANDY BARKAH
Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya [ UNTAG ]
Shandybarkah @gmail.com

Abstract

Poverty is multi-dimensional problems that can not be resolved in a par-


tial, sectoral and pragmatic course. Settlement of the problem of poverty must be
comprehensive so as to break the chain of vicious circle of poverty "deprivation
trap" as stated by Robert Chambers. While the phenomenon in the field instead
of coordination among government agencies in poverty reduction is still con-
cerned with sectoral ego, so the lack of coordination among government agen-
cies.
In this thesis research aims to describe, analyze and interpret (1) The Na-
tional Program of Urban Community Empowerment (PNPM Mandiri
Perkotaan) in the Urban village Kemantren sub district Gedeg district Mojokerto.
(2) The role and participation of stakeholders (government, community, and pri-
vate) in rural poverty reduction through the National Program of Urban Com-
munity Empowerment (PNPM Mandiri Perkotaan) in the Urban village Keman-
tren, (3) factors that support and hinder the implementation of the National Pro-
gram of Urban Community Empowerment (PNPM Mandiri Perkotaan) in the
Urban Village Kemantren Sub District Gedeg District Mojokerto.
The results showed that the implementation of the National Program of
Urban Community Empowerment (PNPM Mandiri Perkotaan) prioritize em-
powerment and community participation has been running well in the Urban Vil-
lage Kemantren Sub District Gedeg district Mojokerto. However, the role of
stakeholders in the implementation of poverty reduction programs is still not
evenly distributed. Mojokerto regency government less involved in the implemen-
tation of the National Program of Urban Community Empowerment (PNPM
Mandiri Perkotaan). Consolidation among the players at the government level
District Mojokerto is lacking, this is evidenced by the absence of an agenda regu-
lar meeting between the offender and the lack of synergy between poverty reduc-
tion programs of government with community programs. While the private sector
also have a significant role in poverty reduction through the National Program
of Urban Community Empowerment (PNPM Mandiri Perkotaan), especially in
the Urban Village Kemantren.
Coordination and consolidation among stakeholders in poverty reduction,
especially between the government and the community is very important to do.
Thus does not happen again, especially the implementation of poverty reduction
policies in the National Program of Urban Community Empowerment (PNPM
Mandiri Perkotaan) partial, sectoral and pragmatic. Given the problems of poverty
are complex and multi dimensional, then consolidation and synergy among
Stakeholders in poverty reduction programs becomes very important. While the
implementation of poverty reduction policies without regard to the interests of the
poor as a target group will exacerbate poverty. So is the implementation of pov-
erty reduction policies are partial, sectoral and pragmatic will create a dependen-
cy of the poor to help the poverty reduction program itself, so that it will bring a
new, more complex problems.

Keywords: Stakeholders, Poverty, Community Empowerment, Participation.

A. PENDAHULUAN Program RUAD dalam Mus-


Di era globalisasi ini masa- tadjab 2000).
lah kemiskinan semakin krusial ka- Permasalahan kemiskinan
rena perlindungan terhadap ke- yang dialami di hampir 200 nega-
lompok rentan ini semakin sulit dil- ra dunia ketiga ini menjadi topik
akukan, sedangkan arus global- bahasan di fórum-forum dunia
isasi terus menyerang dari segala khususnya di Perserikatan
segi kehidupan. Untuk mengatasi Bangsa-Bangsa (PBB). Konfe-
masalah kemiskinan tersebut teru- rensi Tingkat Tinggi (KTT) Mille-
tama di negara-negara berkem- nium di PBB, New York tahun
bang termasuk Indonesia, lem- 2000 mengenai Tujuan Pemban-
baga-lembaga donor seperti Bank gunan Millenium (Millenium Deve-
Dunia mengusulkan tiga pendeka- lopment Goals)" yang harus dica-
tan terpadu, yaitu: pai pada tahun 2015. Target Mil-
(1) Peningkatan pertumbuhan lenium Development Goals
disertai dengan strategi untuk (MDG’s) yang harus dicapai
memberi kesempatan be- negara-negara yang menan-
rusaha bagi kelompok datangani deklarasi millennium
lemah/miskin. tersebut adalah:
(2) Tersedia pelayanan sosial da- 1. Memberantas kemiskinan dan
sar bagi kelompok miskin. kelaparan,
(3) Tersedia jaring pengaman 2. Mewujudkan pendidikan dasar
(safety net) bagi mereka yang untuk semua,
rentan terhadap kejutan 3. Mendorong kesetaraan gender
dengan memberi subsidi dan pemberdayaan
kepada mereka yang membu- perempuan,
tuhkan. (Dokumen Laporan
Akhir
4. Menurunkan angka kematian
anak,
5. Meningkatkan kesehatan ibu,
Memerangi HIV/AIDS, malaria dan
penyakit menular lain,
6. Menjamin kelestarian lingkungan
hidup,
7. Mengembangkan kemitraan global
untuk pembangunan.
Setiap kebijakan pem- Upaya untuk menanggulangi
bangunan di negara-negara dunia kemiskinan melalui beberapa pro-
ketiga termasuk Indonesia yang ikut gram pemerintah selama ini masih
menandatangani kesepakatan kurang melibatkan masyarakat khu-
MDG’s di forum PBB dan Deklarasi susnya masyarakat miskin. Masyara-
Johannesburg mengenai Pem- kat miskin masih diperlakukan hanya
bangunan Berkelanjutan, selalu sebagai obyek program saja.
mengacu kepada pencapaian target Masyarakat khususnya masyarakat
MDG’s dan pembangunan berke- miskin lebih memahami permasalah
lanjutan sampai batas waktu tahun kemiskinan mereka sendiri, karena
2015. merekalah yang mengalami secara
langsung. Oleh karena itu implemen-
Kebijakan Penanggulangan Kem- tasi program penanggulangan kem-
iskinan dan Masalah Partisipasi iskinan tanpa melibatkan mereka
dan Pemberdayaan secara langsung adalah suatu
Kebijakan pemerintah untuk keniscayaan.
menanggulangi masalah kemiskinan Di sisi lain program pe-
dilakukan dengan mengarahkan nanggulangan kemiskinan dengan
langsung kebijakan tersebut pada pendekatan pemberdayaan dan
sasaran yaitu masyarakat miskin partisipasi masyarakat memang san-
dengan cara: gat tepat secara konseptual. Namun
(1) Menentukan target group untuk implementasi di masyarakat tidaklah
menerima program dengan semudah membalik telapak tangan,
tekanan pada penyerapan tena- karena pemberdayaan berkaitan
ga kerja dan peningkatan pen- dengan merubah sikap dan perilaku
dapatan, terutama pada ke- masyarakat yang keliru dan sudah
lompok usaha yang memiliki po- membudaya. Begitu juga dengan
tensi untuk berkembang dan partisipasi, memotivasi masyarakat
mempunyai daya serap terhadap untuk peduli dan mau berpartisipasi
tenaga kerja yang tinggi dalam dalam program penanggulangan
masyarakat lokal. kemiskinan tidaklah mudah. Sifat-
(2) Peningkatan partisipasi sifat individualis, egois dan material-
masyarakat, khususnya dalam istis sudah mengakar di masyarakat.
penyampaian layanan sosial da- Nilai-nilai kepedulian, ikhlas mem-
sar. bantu sesama, gotong-royong se-
(3) Program bantuan yang merang- bagai perekat ikatan sosial yang
sang proses kemandirian/ pem- menjadi kapital sosial di masyarakat
berdayaan melalui keterlibatan sudah luntur. Pengaruh liberalisme
LSM atau Perguruan Tinggi yang dan budaya global yang berkembang
khusus merancang dan di masyarakat, yang semuanya
melaksanakan program-program diukur dengan materi ikut berperan
pembangunan untuk kelompok membentuk masyarakat yang egois,
miskin atau bagi kelompok- individualis dan materialistis. Perma-
kelompok usaha lokal dan salahan-permasalahan pem-
koperasi yang berpotensi dan berdayaan dan partisipasi ini meru-
berpengaruh terhadap peran pakan tantangan bagi semua pelaku
serta kelompok miskin (Doku- program penanggulangan kemiski-
men Laporan Akhir Program nan di masyarakat.
RUAD lihat dalam Mustadjab Strategi untuk menumbuhkan
2000). kapital sosial melalui pemberdayaan
dan partisipasi masyarakat memang tahun 2007 untuk menanggulangi
sudah tepat. Permasalahan utaman- permasalahan tersebut. Dengan
ya justru pada implementasi program adanya PNPM Mandiri, diharapkan
pemberdayaan masyarakat itu program-program yang berjalan di
sendiri, sering terjadi di lapangan masing-masing
bahwa pemberdayaan dan partisipasi Kementerian/Lembaga yang selama
itu sendiri justru menjadi tujuan ini berjalan sendiri-sendiri dengan
pelaksanaan program, bukan se- standar operasional yang berbeda
bagai sarana atau strategi untuk me- diharapkan dapat disatukan dan
nanggulangi masalah kemiskinan. terintegrasi.
Partisipasi masyarakat yang Para Menteri sepakat untuk
tinggi secara kuantitas sebenarnya mengkonsolidasikan program-
belum menginterpretasikan bahwa program penanggulangan
pemberdayaan masyarakat itu ber- kemiskinan yang berbasis
jalan dengan baik. Tingginya pemberdayaan masyarakat ke dalam
partisipasi dalam setiap tahapan PNPM Mandiri dan sekitar 53
kegiatan terjadi karena kesadaran program di 22 kementerian/lembaga
pribadi masyarakat ataukah karena akan dikonsolidasikan ke dalam
dimobilisasi oleh seorang atau seke- Kerangka PNPM Mandiri (17
lompok orang dalam masyarakat program berbasis pemberdayaan
dengan tujuan tertentu? Hal inilah masyarakat). Pelaksanaan
yang perlu dikaji lebih mendalam, Konsolidasi PNPM Mandiri akan
agar makna partisipasi masyarakat efektif mulai pada Tahun 2009.
tidak disamakan dengan mobilisasi
masyarakat. Bias dalam memahami
PNPM Mandiri Perkotaan di Kabu-
partisipasi dan pemberdayaan inilah
paten Mojokerto
yang menjadi masalah utama dalam
Program Nasional Per-
program pemberdayaan masyarakat
berdayaan Masyarakat (PNPM)
khususnya dalam program pe-
Mandiri Perkotaan telah berjalan
nanggulangan kemiskinan sebagai
selama lebih kurang lima tahun di
manifestasi dari kebijakan penanggu-
Kabupaten Mojokerto. Sebagai se-
langan kemiskinan.
buah program penanggulangan kem-
iskinan, tentu telah banyak upaya
Kebijakan Penanggulangan Kem-
yang dilakukan, tidak saja oleh
iskinan melaui PNPM Mandiri
pemerintah (Pusat dan Daerah) teta-
Perkotaan
pi juga oleh masyarakat dan ke-
Selama ini Indonesia memiliki
lompok peduli lainnya dalam me-
banyak sekali program penanganan
nyelesaikan masalah kemiskinan.
kemiskinan yang tersebar di berbagai
Dalam rentang waktu lebih kurang
Kementerian dan Lembaga, namun
duabelas tahun (1999-2011) sejak
penanganan masalah kemiskinan
dari P2KP, telah diluncurkan BLM
dimaksud selama ini cenderung par-
sebagai stimulan sebesar Rp 72,181
sial, sektoral dan tidak berkelanjutan.
miliar untuk Kabupaten Mojokerto
Karena itu diperlukan perubahan
yang terdiri dari Rp 54,460 miliar
yang bersifat sistemik dan
APBN dan Rp 17,721 miliar sharing
menyeluruh dalam upaya
pemerintah Kabupaten (APBD). BLM
penanggulangan kemiskinan secara
tersebut telah dimanfaatkan untuk
nasional. Pemerintah meluncurkan
berbagai kegiatan yang berhubungan
Program Nasional Pemberdayaan
dengan penanggulangan kemiskinan,
Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai
yang terdiri dari kegiatan
fisik/lingkungan, kegiatan sosial dan Beberapa permasalahan
kegiatan ekonomi. pokok yang dapat dirumuskan adalah
Peneliti akan mengkaji pelaksa- sebagai berikut:
naan PNPM Mandiri Perkotaan (1) Bagaimana Implementasi Pro-
secara lebih spesifik di Desa Keman- gram PNPM Mandiri Perkotaan
tren Kecamatan Gedeg Kabupaten di Desa Kemantren Kecamatan
Mojokerto. Pelaksanaan PNPM Gedeg Kabupaten Mojokerto?
Mandiri Perkotaan di Desa Keman- (2) Bagaimana peran dan partisipasi
tren Kecamatan Gedeg Kabupaten stakeholders dalam proses
Mojokerto ini baru dimulai tahun pemberdayaan melalui pelaksa-
2009, namun ada beberapa hal naan PNPM Mandiri Perkotaan
menarik untuk dicermati pada di Desa Kemantren Kecamatan
pelaksanaan program PNPM Mandiri Gedeg Kabupaten Mojokerto?
Perkotaan di Desa Kemantren ini. (3) Apa yang menjadi faktor pen-
Lokasi desa Kemantren yang berada dukung dan faktor penghambat
dipinggiran kota Mojokerto dan dekat pelaksanaan program PNPM
dengan pembangunan jalan tol Su- Mandiri Perkotaan di Desa Ke-
rabaya-Mojokerto. Kondisi masyara- mantren Kecamatan Gedeg Ka-
kat Desa Kemantren yang semi bupaten Mojokerto?
agraris, permasalahan sampah su-
dah menimbulkan konflik, individual- B. TINJAUAN PUSTAKA
isme masyarakatnya mengemuka Dunn (1999: 51) menjelaskan
seperti halnya masyarakat perkotaan bahwa secara etimologis, istilah poli-
lainnya. Desa Kemantren memiliki cy (kebijakan) berasal dari bahasa
jumlah KK miskin 156 KK dari total Yunani, Sansekerta dan Latin. Akar
944 KK atau 16,53% (Sumber: data kata dalam bahasa Yunani dan
PPLS 2008 Badan Pusat Statistik) Sansekerta polis (negara-kota) dan
dengan kondisi masyarakatnya yang pur (kota) dikembangkan dalam ba-
heterogen baik etnis, budaya mau- hasa latin menjadi politia (negara)
pun mata pencaharian dan mulai dan akhirnya dalam bahasa Inggris
diterpa arus urbanisasi, sehingga pertengahan policie, yang berarti
permasalahan yang terjadi juga se- menangani masalah-masalah publik
makin kompleks khususnya masalah atau administrasi pemerintahan. Se-
kemiskinan. Kohesi sosial masyara- dangkan Thomas R. Dye ber-
kat yang lemah dan kapital sosial pendapat lebih sederhana yaitu bah-
(social capital) mulai luntur, kepedu- wa “Public Policy is whatever gov-
lian sosial antar warga mulai berku- ernments choose to do or not to do”
rang. Desa kemantren juga pernah (Dye, 2008).
mendapatkan beberapa program pe- Wayne Parsons berpendapat
nanggulangan kemiskinan sebe- bahwa “kebijakan publik” berhub-
lumnya. Apakah dengan sentuhan ungan dengan bidang-bidang terse-
pemberdayaan melalui progam but di atas yang didesain sebagai
PNPM Mandiri Perkotaan ini mampu bidang “publik”, yang berbeda
merubah sikap dan perilaku dengan daftar yang kita bisa
masyarakat? Apakah permasalahan namakan sebagai bidang “privat”. Ide
kemiskinan yang ada mampu teratasi kebijakan publik mengandung ang-
atau setidaknya berkurang? gapan bahwa ada suatu ruang atau
domain dalam kehidupan yang bukan
Perumusan Masalah privat atau murni milik individual,
tetapi milik bersama atau milik umum
(Parsons, 2008. Hal. 3). Perdebatan dasarkan teori yang dikemukakan
masih sering terjadi mengenai mana Bromley dalam Tachjan (2006:17),
yang menjadi ranah publik dan mana kebijakan publik memiliki tiga ting-
yang menjadi wilayah privat. Banyak katan yang berbeda berdasarkan hi-
sektor privat yang sekarang ini me- erarki kebijakan, yaitu: policy level,
nangani public service yang merupa- organizational level, operational lev-
kan urusan publik. Dalam konsep el. Menurut Charles O. Jones (Abdul
reinventing government dalam pela- Wahab 2008a: 29) sedikitnya ada
yanan publik (public service) yang empat golongan atau tipe aktor
dikembangkan paradigma New Pub- (pelaku) yang terlibat, yakni: golon-
lic Management (NPM) telah mem- gan rasionalis, golongan teknisi, go-
beri ruang yang luas kepada privat longan inkrementalis, dan golongan
untuk terlibat lebih jauh ke dalam ru- reformis.
ang publik melalui pelayanan publik
(public service) yang di privatisasi. Implementasi Kebijakan
Selanjutnya Wayne Parsons ber- Implementasi kebijakan pada
pendapat bahwa Publik sendiri berisi prinsipnya adalah cara agar sebuah
aktivitas manusia yang dipandang kebijakan dapat mencapai tujuannya.
perlu untuk diatur atau diintervensi Untuk mengimplementasikan ke-
oleh pemerintah atau aturan sosial, bijakan publik, maka terdapat dua
atau setidaknya oleh tindakan ber- pilihan langkah yang bisa diambil,
sama (Parsons, 2008. Hal. 3). yaitu langsung mengimplementasi-
James E. Anderson (Abdul kan dalam bentuk program-program
Wahab, 2008a. Hal. 2) merumuskan atau melalui formulasi kebijakan
kebijaksanaan sebagai perilaku dari derivat atau turunan dari kebijakan
sejumlah aktor (pejabat, kelompok, publik tersebut (Nugroho, 2008: 494).
instansi pemerintah) atau se- Secara umum dua pilihan langkah
rangkaian aktor dalam suatu bidang tersebut dapat digambarkan berikut:
kegiatan tertentu. Selanjutnya An- Gambar 1: Sekuensi Implementasi
derson menjelaskan bahwa “Public Kebijakan
policies are those policies developed
Kebijakan
by governmental bodies and officials”
(Hill and Hupe, 2002. Hal. 5), yaitu
bahwa kebijakan publik merupakan Kebijakan Program
Publik Pen-
kebijakan yang dikembangkan oleh jelas
badan pemerintah atau pejabat
Proyek
pemerintah.
Charles O. Jones (Abdul
Wahab, 2008a. Hal. 3) menyatakan Kegiatan
bahwa kebijaksanaan itu ialah “a
standing decision characterized by
Pemanfaat
behavioral consistency and repeti- (Beneficiaries)
tiveness on the part of both those
who make it and those who abide by Ada banNyuagkrohov,ariabel yang
Sumber:
it”. Policy (kebijaksanaan/kebijakan) mempengaruhi keberhasilan imple-
itu sebenarnya adalah suatu tindakan mentasi kebijakan baik yang bersifat
berpola yang mengarah pada tujuan individual maupun kelompok atau
tertentu dan bukan sekedar kepu- institusi (Subarsono, 2009: 87). Be-
tusan untuk melakukan sesuatu (Ab- berapa teori implementasi kebijakan
dul Wahab, 2008a. Hal. 3). Ber- yang bisa menjelaskan peran varia-
bel-variabel yang mempengaruhi
keberhasilan implementasi kebijakan,
seperti dikemukakan oleh George C.
Edward III, Merilee S. Grindle, Daniel
A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier,
Donald S. Van Meter dan Carl E. Van
Horn.
George C. Edward III ber-
pendapat bahwa implementasi ke- Sumber: Grindle, Merilee S, 1980: 11 (Subarsono
bijakan dipengaruhi oleh empat vari- 2009: 94)
able, yakni: (1) komunikasi, (2) sum- Daniel A. Mazmanian dan
berdaya, (3) disposisi, (4) struktur Paul A. Sabatier (Subarsono 2009:
birokrasi (Subarsono 2009: 90-92). 94) menyatakan bahwa ada tiga ke-
Seperti digambarkan dalam gambar lompok variabel yang mempengaruhi
berikut: keberhasilan implementasi, yakni: (1)
Gambar 2: Faktor Penentu Implmen- karakteristik dari masalah (tractability
tasi menurut Edward III of problems), (2) karakteristik ke-
bijakan/undang-undang (ability of
Komunikasi statute to structure implementation),
(3) variabel lingkungan (nonstatutory
Sumberdaya variables affecting implementation),
Implementasi seperti dalam gambar 4 berikut:
Disposisi Gambar 4: Variabel-variabel yang
Mempengaruhi Proses Implementasi
Struktur
Birokrasi 1.
Mudah/tidaknya Masalah dikendalikan
Kesulitan teknis
2. Keragaman perilaku kelompok sasaran
3. Prosentase kelompok sasaran disbanding
jumlah populasi
Sumber: Edward III, 1980: 148 (Subarsono 2009: 4. Ruang lingkup perubahan perilaku yang
diinginkan
91)
Merilee S. Grindle (Subar-
sono 2009: 93) berpendapat bahwa Kemampuan Kebijaksanaan men- Variabel di luar Kebijaksanaan
keberhasilan implementasi kebijakan 1.
strukturkan Proses Implementasi
Kejelasan dan Konsistensi Tujuan
yang Mempengaruhi Proses
Implementasi
2. Digunakannya teori kausal yang
dipengaruhi oleh dua variable besar, 3.
memadai
Ketepatan alokasi sumberdaya
1. Kondisi sosio-ekonomi dan
teknologi
4. Keterpaduan hierarki dalam dan
yakni isi kebijakan (content of policy) diantara lembaga pelaksana 2. Dukungan Publik
5. Aturan-aturan keputusan dari badan

dan lingkungan implementasi (con- 6.


pelaksana
Rekruitmen pejabat pelaksana
3. Sikap dan sumber-sumber yang
dimiliki kelompok pemilih
7. Akses formal pihak luar

text of implementation), seperti ter- 4. Dukungan dari pejabat atasan

5. Komitmen dan Ketrampilan


lihat pada gambar 3 berkut Kepemimpinan Pejabat-pejabat
Pelaksana

Out put Mudah/tidaknya Masalah dikendalikan Perbai-


Kebijakan Dampak out put kan
dari Keputusan Dampak kebijakan mendasar
Badan- kelompok nyata out sebagaimana dalam
badan sasaran terhadap put dipersepsi undang-
Pelaksana out put ke- undang
kebijakan bijakan

Sumber: Daniel A.Mazmanian & Paul A.Sabatier


(Subarsono, 2009: 95)
Gambar 3: Implementasi sebagai Kemudian Donald S. Van Me-
Proses Politik dan Administrasi ter dan Carl E. Van Horn (Subarsono
Implementasi Kebijakan dipengaruhi oleh:
2009: 99) berpendapat bahwa ada
Tujuan
Ke-
A.
1.
Isi Kebijakan
Kepentingan Kelompok
sasaran
lima variable yang mempengaruhi
bijakan Hasil
2.
3.
Tipe manfaat
Derajad perubahan yang
Kebijakan:
a. Dampak
kinerja implementasi, yakni: (1)
diinginkan
4. Letak pengambilan kepu-
tusan
pada
masyara-
kat,
standar dan sasaran kebijakan; (2)
5. Pelaksanaan Program
Tujuan
yang B.
6. Sumberdaya yang dilibatkan
Lingkungan Implementasi
individu,
dan
kelompok
sumberdaya; (3) komunikasi antar
dicapai? 1. Kekuasaan, Kepentingan, b. Peru-
dan Strategi aktor yang terli- bahan dan
bat pen-
2. Karakteristik lembaga dan erimaan
penguasa
3. Kepatuhan dan daya tanggap

Program aksi dan


proyek individu
yang didesain dan
didanai

Program Men-
yang
gukur
dil-
Keber-
aksanakan
organisasi dan penguatan aktivitas; dari dua model implementasi ke-
(4) karakteristik agen pelaksana; dan bijakan yang bertolak belakang, yaitu
(5) kondisi sosial, ekonomi, dan poli- model implementasi top down dan
tik, seperti terlihat dalam gambar 5: bottom up, tetapi dia juga mencip-
takan model yang ketiga yang meru-
Gambar 5: Model Implementasi Ke- pakan sebuah bentuk model gabun-
bijakan menurut Van Meter dan Van gan, sebagai sebuah tanggapan
Horn sekaligus tantangan atas permasala-
Komunikasi han mendasar dalam implementasi
antar organisasi
dan kegiatan kebijakan. Ini mungkin sebagai tang-
pelaksanaan
gapan atas permasalahan mendasar
yang berhubungan dengan bentuk
Ukuran
dan tujuan Kinerja
alamiah dari implementasi kebijakan
Kebijakan Imple-
mentasi
publik.
Model hybrid sebagai model
baru diturunkan dari dua sumber yai-
Dis-
Karakter- posisi
pelak
tu kerangka jaringan kebijakan
istik
Badan
Pelaksana
sana (model kerangka jaringan) yang top
down dan hipotesis bahwa imple-
Sum- mentasi pada dasarnya sebagai
berday
a proses pembelajaran (model pem-
Lingkungan
ekonomi,
belajaran) yang bottom up (Lane,
sosial, dan
politik 1993). Model kerangka jaringan
(network) ini memahami bahwa
Sumber: Van Meter dan Horn, proses implementasi kebijakan ada-
lah sebuah complex of interaction
1975: 463 (Subarsono 2009: 100) processes di antara sejumlah besar
Agustino (2006:155) men- aktor yang berada dalam suatu jarin-
erangkan bahwa implementasi ke- gan (network) aktor-aktor yang inde-
bijakan dikenal dua pendekatan yaitu penden. Interaksi di antara para aktor
“Pendekatan top down yang serupa dalam jaringan tersebutlah yang
dengan pendekatan command and akan menentukan bagaimana im-
control (Lester Stewart, 2000:108) plementasi harus dilaksanakan, per-
dan pendekatan bottom up yang se- masalahan-permasalahan yang ha-
rupa dengan pendekatan the market rus dikedepankan, dan diskresi-
approach (Lester Stewart, 2000:108). diskresi yang diharapkan menjadi
Dalam implementasi kebijakan publik bagian penting di dalamnya. Pada
banyak model dalam penerapannya, model ini, semua aktor dalam jarin-
disamping model top-down dan bot- gan relatif otonom, artinya mempu-
tom-up seperti yang telah dikemuka- nyai tujuan masing-masing yang ber-
kan di atas, ada pula model gabun- beda. Tidak ada aktor sentral, tidak
gan dari keduanya yaitu model hy- ada aktor yang menjadi koordinator.
brid. Paul A. Sabatier (Lane, 1993) Pada pendekatan ini, koalisi dalam
seorang pionir analisis implementasi implementasi (advocacy coalitions)
kebijakan, membuat beberapa per- atau kesepakatan di antara aktor
tanyaan fundamental tentang imple- yang berada pada sentral jaringan
mentasi kebijakan alamiah, sebagai menjadi penentu implementasi ke-
review atas teori implementasi yang bijakan dan keberhasilannya. Se-
diterapkan di beberapa negara saat dangkan Implementasi sebagai pros-
ini. Meskipun analisis Sabatier terdiri es pembelajaran tanpa akhir, dimana
pelaksana melalui proses pencarian di tahun 2015 melalui kebijakan-
yang terus-menerus dengan tujuan kebijakan pemerintah yang pro poor.
baik dan mencari teknologi untuk Strategi yang dilakukan
melaksanakan program yang lebih pemerintah untuk mengatasi perma-
dapat diandalkan. Tidak ada akhir salahan kemiskinan tersebut adalah
dalam proses implementasi pertama melalui strategi
kebijakan, karena setiap tahap pertumbuhan yang berkualitas
berarti sebuah proses peningkatan (quality growth). Strategi ini
dalam kaitannya dengan tahap-tahap mempunyai tujuan untuk
awal di mana dari waktu ke waktu, meningkatkan kesejahteraan
tujuan yang sebenarnya terikat dan penduduk miskin dengan
terus berubah dengan mengganti peningkatan daya beli masyarakat
proses pada tahap awal. Teori miskin melalui terciptanya
bahwa implementasi sebagai proses peningkatan penghasilan keluarga
pembelajaran dapat dianggap miskin dan pengurangan beban
sebagai penjelasan yang optimis pengeluaran keluarga miskin dan
mengenai hipotesis bahwa lebih jauh lagi adalah terciptanya
implementasi adalah proses evolusi. kemandirian keluarga miskin dengan
mendorong peningkatan
Kebijakan Penanggulangan Kem- simpanan/aset keluarga miskin.
iskinan Dengan strategi pertama ini
Dalam rangka penanggulan- diharapkan keluarga miskin dapat
gan kemiskinan pemerintah mem- ikut menikmati pertumbuhan ekonomi
bentuk lembaga yang khusus me- yang semakin berkualitas.
nangani percepatan penanggulangan Kedua adalah strategi
kemiskinan agar target 2015 sesuai peningkatan akses pelayanan dasar
kesepakatan PBB tersebut bisa bagi keluarga miskin. Strategi ini
tercapai, lembaga tersebut adalah bertujuan untuk meningkatkan
Komite Percepatan Program Pe- kualitas hidup keluarga miskin
nanggulangan Kemiskinan Nasional melalui peningkatan akses terhadap
(KP3N) yang langsung dibawah ken- pelayanan dasar bagi warga miskin
dali Wakil Presiden RI. Kemudian di meliputi fasilitas dan pelayanan
tingkat daerah juga dibentuk Tim kesehatan dasar, pendidikan wajib
Koordinasi Penanggulangan Kem- belajar, konsumsi pangan dan gizi
iskinan Daerah (TKPKD) yang di yang bermutu, serta kualitas
tingkat propinsi di ketuai Wakil Gu- lingkungan permukiman yang baik.
bernur sedangkan di tingkat Kabu- Ketiga adalah strategi
paten di Ketuai Wakil Bupati Sesuai perlindungan sosial (social
Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun protection), yang bertujuan
2010 tentang Percepatan Penanggu- meningkatkan perlindungan sosial
langan Kemiskinan Nasional. kepada keluarga miskin yang
Tujuan KP3N maupun ditandai oleh semakin banyaknya
TKPKD tersebut adalah agar ada jumlah keluarga miskin yang
koordinasi dan sinkronisasi program terjangkau oleh sistem perlindungan
pemerintah dengan program pe- sosial.
nanggulangan kemiskinan di wilayah Keempat adalah strategi
masing-masing. Selain itu juga agar pemberdayaan masyarakat (commu-
target MDGs yang disepakati nity development). Strategi ini ber-
Pemerintah Indonesia dengan be- tujuan mendorong penduduk miskin
berapa negara di PBB bisa tercapai secara kolektif untuk terlibat secara
langsung dalam proses pengambilan Istilah pemberdayaan berasal
keputusan terutama yang dari bahasa inggris empowerment.
menyangkut dirinya termasuk untuk Secara harfiah empowerment berarti
menanggulangi kemiskinan yang pemberian kekuasaan atau pem-
mereka alami sendiri. Dalam strategi berian kekuatan. Menurut Jim Ife
pemberdayaan masyarakat ini, (Fahrudin, 2004: hal. 16) bahwa em-
masyarakat miskin bukan lagi se- powerment aims to increase the
bagai obyek program tetapi sudah power of disadvantaged (pem-
menjadi subyek program penanggu- berdayaan bertujuan memberikan
langan kemiskinan bagi mereka kekuatan atau kekuasaan kepada
sendiri, karena merekalah yang pal- orang-orang yang tidak beruntung).
ing memahami permasalahan dan Sehingga Ife menyimpulkan bahwa
kondisi kemiskinan yang mereka pemberdayaan memuat dua
alami. pengertian kunci, yakni kekuasaan
Empat strategi penanggulan- dan kelompok lemah (Suharto, 2010:
gan kemiskinan tahun 2007 di atas 59). Dalam hubungannya dengan
selanjutnya dituangkan dalam kekuasaan Suharto (2010: 58) ber-
Rencana Kerja Pemerintah 2007 pendapat bahwa proses pem-
(RKP 2007) dan sekaligus merupa- berdayaan sangat tergantung pada
kan bagian dari upaya pencapaian dua hal:
tujuan dan target Millenium 1. Bahwa kekuasaan dapat berubah.
Development Goals (MDGs). Untuk Jika kekuasaan tidak dapat beru-
mencapai sasaran tersebut, maka bah, pemberdayaan tidak mungkin
diperlukan kebijakan penanggulan- terjadi dengan cara apapun.
gan kemiskinan yang integratif, yang 2. Bahwa kekuasaan dapat diper-
akan dilakukan mulai tahun 2007 luas. Konsep ini menekankan pa-
dengan pokok-pokok kelompok pro- da pengertian kekuasaan yang
gram dan “perkiraan jumlah totalnya” tidak statis, melainkan dinamis.
masing masing meliputi sebagai Selanjutnya Swift dan Levin
berikut: (Fahrudin, 2004: hal. 16) cenderung
mengartikan empowerment sebagai
Tabel 1: Nama Kelompok Program pengalokasian ulang mengenai
Berdasarkan RKP 2007 kekuasaan (realocation of power).
dan Perkiraan Total Alokasi Rappaport (Fahrudin, 2004: hal. 16)
Tahun Anggaran 2007 mengartikan empowerment sebagai
NO NAMA KELOMPOK PROGRAM
Perkiraan Total
Alokasi(Rp Juta) suatu cara dimana rakyat, organisasi,
1 Perluasan akses Masyarakat dan komunitas diarahkan agar dapat
Miskin atas Pelayanan Dasar
(Pendidikan, Kesehatan dan 43.736.983,70 berkuasa atas kehidupannya.
Infrastruktur Dasar)
2 Perlindungan Sosial 4.732.777,90 Kemudian Kiefer (Fahrudin, 2004:
3 Penanganan Masalah Kurang
Gizi dan Kerawanan Pangan
643.500,00 hal. 17) mengemukakan tiga dimensi
4 Perluasan Kesempatan
Berusaha
3.316.325,20 yang berkaitan dengan makna em-
Jumlah Perkiraan Total Alokasi
powerment yaitu: kompetensi
52.429.586,80
kerakyatan (citizenship competence),
Sumber: Rencana Kerja
tidak buta/melek sosiopolitik (socio-
Pemerintah Tahun Anggaran political literacy), dan kompetensi
partisipasi (participatory compe-
2007 (perkiraan)
tence).
Pemberdayaan Masyarakat dan Ada bermacam-macam pen-
Partisipasi dekatan dalam melakukan proses
pemberdayaan masyarakat. Fried-
menn menyatakan bahwa proses tungannya akan menguntungkan
pemberdayaan dilakukan melalui be- dirinya.
berapa pentahapan yang dimulai
dengan pemberdayaan individu, Program Nasional Pemberdayaan
dilanjutkan dengan pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan
ikatan antar individu/kelompok, dan Kemiskinan adalah merupa-
pemberdayaan politik. kan suatu kondisi sosial yang
Partisipasi dan pem- umumnya invisible dan belum sepe-
berdayaan adalah bagaikan dua sisi nuhnya dipahami oleh para pengam-
mata uang yang tidak bisa dilepas- bil keputusan, inilah yang menjadi
kan satu sama lain. Di mana ada motif utama pelaksanaan Program
pemberdayaan disitu dibutuhkan Nasional Pemberdayaan Masyarakat
partisipasi, sehingga partisipasi dan Mandiri Perkotaan (PNPM MP). Ber-
pemberdayaan adalah satu paket dasarkan Pedoman Umum PNPM
yang tidak bisa dipisahkan. Mandiri Perkotaan (2007) diuraikan
Partisipasi, pengembangan bahwa kemiskinan merupakan per-
masyarakat (community develop- soalan struktural dan multi dimen-
ment), pemberdayaan masyarakat sional, mencakup politik, sosial,
(empowerment), dan kelompok ekonomi, asset dan lain-lain. Karak-
merupakan komponen yang saling teristik kemiskinan yang demikian ini
melengkapi. telah menyadarkan semua pihak
Secara harfiah partisipasi be- bahwa pendekatan dan cara yang
rarti turut berperan serta dalam suatu dipilih dalam pelaksanaan penanggu-
kegiatan, keikut sertaan atau peran langan kemiskinan selama ini perlu
serta dalam suatu kegiatan, peran diperbaiki, yaitu ke arah pengokohan
serta aktif atau proaktif dalam suatu kelembagaan masyarakat. Model ini
kegiatan. Moelino mendefinisikan diharapkan mampu memberi kontri-
partisipasi sebagai “bentuk keterli- busi bagi penyelesaian persoalan
batan dan keikutsertaan masyarakat kemiskinan yang bersifat multi di-
secara aktif dan suka rela, baik kare- mensional dan struktural, khususnya
na alasan-alasan dari dalam dirinya yang terkait dengan dimensi-dimensi
(intrinsik) maupun dari luar dirinya politik, sosial dan ekonomi.
(ekstrinsik) dalam keseluruhan pros- Program Nasional Pem-
es kegiatan yang bersangkutan” berdayaan Masyarakat (PNPM)
(Fahrudin, 2004, hal. 36). Mandiri adalah program yang di-
Adapun yang mendorong canangkan pemerintah mulai tahun
orang untuk ikut berpartisipasi antara 2007 yang terdiri dari PNPM Mandiri
lain karena adanya harapan untuk Perdesaan, PNPM Mandiri
memperoleh imbalan seperti yang Perkotaan, serta PNPM Mandiri wila-
disampaikan Mustafa (Fahrudin, yah khusus dan desa tertinggal.
2004: hal. 39) tentang teori per- PNPM Mandiri Perkotaan adalah
tukaran sosial (Social Exchange program untuk mempercepat pe-
Theory) bahwa hubungan pertukaran nanggulangan kemiskinan secara
dengan orang lain karena daripadan- terpadu dan berkelanjutan. PNPM
ya akan memperolah imbalan. Dalam Mandiri perkotaan merupakan
hubungan tersebut terdapat unsur pengembangan dari Program Pe-
imbalan (reward), pengorbanan nanggu- langan Kemiskinan di
(cost) dan keuntungan (provit), se- Perkotaan (P2KP), yang selama ini
hingga perilaku seseorang dimuncul- dinilai berhasil.
kan karena berdasarkan perhi-
PNPM Mandiri Perkotaan dil- kan stakeholder penting dalam
aksanakan dengan strategi mem- pelaksanaan PNPM Mandiri
berdayakan pelaku-pelaku pem- Perkotaan. Sebab belajar dari pen-
bangunan strategis dan masyarakat galaman berbagai program pe-
agar mampu membangun dan me- nanggulangan kemiskinan terdahulu
nanggulangi kemiskinan secara yang bersifat parsial, sektoral dan
mandiri melalui: charity seringkali menjadi salah sasa-
(1) Membangun Kapasitas ran dan menciptakan benih-benih
Masyarakat Miskin Perkotaan fragmentasi sosial dan melemahnya
agar mampu membentuk dan kapital sosial yang ada di masyarakat
melembagakan nilai-nilai luhur seperti gotong-royong, musyawarah,
kemanusiaan (jujur, adil, ikhlas, keswadayaan dan lain-lain yang pa-
saling membantu dll.) dalam ke- da gilirannya akan menciptakan
hidupan bermasyarakat. pergeseran perilaku masyarakat
(2) Membangun kelembagaan yang semakin jauh dari semangat
masyarakat sebagai wadah bagi kemandirian, kebersamaan dan
para relawan untuk mendorong kepedulian untuk mengatasi perma-
gerakan penanggulangan kem- salahan kemiskinan secara bersama-
iskinan, yang mana orang-orang sama, karena kemiskinan sebenarn-
yang duduk dalam lembaga ter- ya adalah masalah kita bersama.
sebut memiliki sifat-sifat atau ciri-
ciri yang merepresentasikan nilai- Kerangka Pemikiran
nilai luhur kemanusiaan (nilai Pada tahap formulasi, ke-
universal kemanusiaan). bijakan Percepatan Penanggulangan
(3) Menyediakan akses langsung ke Kemiskinan ini muncul melalui pen-
sumber daya kunci yang dibu- dekatan Top Down, yaitu sebagai
tuhkan masyarakat miskin dalam tindak lanjut dari kesepakatan
bentuk Dana Bantuan langsung pemerintah Indonesia di forum PBB
Masyarakat (BLM) yang dikelola dan forum Internasional lainnya sep-
oleh kelembagaan masyarakat erti Deklarasi Johannesburg. Selan-
yang telah dibentuk. jutnya sampai pada tahapan program
(4) Meningkatkan Kapasitas yaitu munculnya program PNPM
Pemerintah Daerah untuk ber- Mandiri sebagai wadah bagi integrasi
mitra dengan organisasi semua program yang berbasis pem-
masyarakat dalam penyediaan berdayaan merupakan kebijakan
pelayanan umum, melalui pemerintah Kabinet Indonesia Ber-
penyediaan serta pengem- satu. Karena kebijakan ini berasal
bangan bantuan penanggulan- dari pemerintah pusat, maka sebagai
gan kemiskinan terpadu (PA- tindak lanjut pada langkah implemen-
KET). tasi menjadi tanggungjawab pada
Namun demikian haruslah level birokrasi di bawah (street level
dipahami bahwa pemberdayaan bureaucracy) yaitu departemen, di-
masyarakat sebagai suatu proses nas maupun pemerintah daerah. Pa-
penguatan dan pemampuan da tahap implementasi kebijakan
masyarakat khususnya masyarakat percepatan penanggulangan kem-
miskin bukanlah suatu proses yang iskinan melalui PNPM Mandiri, pros-
mudah, tetapi membutuhan kemauan es perencanaan, pengorganisasian,
baik (political will) dari pemerintah, pelaksanaan, dan monitoring dan
partisipasi masyarakat dan kaum evaluasinya dilakukan melalui pen-
peduli. Ketiga unsur di atas merupa- dekatan Bottom Up yaitu melalui
proses pemberdayaan dan Oleh sebab itu peneliti menjadi lebih
partisipasi masyarakat yang menjadi peka terhadap informasi yang bersi-
target group dari program ini. Se- fat deskriptif dengan cara memper-
bagai kerangka pemikiran dapat di- tahankan keutuhan dari obyek yang
jelaskan secara sistematis dalam diteliti.
gambar berikut: Fokus Penelitian
Gambar 6: Kerangka Pemikiran Fokus penelitian kualitatif di-
- Masalah Kemiskinan di
Negara dunia ke tiga.
- Deklarasi Milenium (Millenium
Development Goals) di forum PBB.
maksudkan untuk membatasi studi
-
-
-
Krisis multi dimensional
Kemiskinan di Indonesia
Deklarasi Johannesburg (Pema-
bangunan berkelanjutan kualitatif, sekaligus membatasi
peneliti dalam menentukan data yang
relevan dan mana yang tidak rele-
- UU No. 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan van. Berdasarkan konsep tersebut di
Nasional
- UU No. 17 Tahun 2007 tentang RPJP
Nasional
atas, maka fokus dalam penelitian ini
-
dapat diuraikan sebagai berikut:
Kebijakan
Pem-
- Perpres No. 7 Tahun 2005
tentang RPJM Nasional
(1) Pelaksanaan Program Nasional
bangunan
berbasis -
2005-2009
Perpres No. 5 Tahun 2010
Target
MDG’s
20015
Pemberdayaan Masyarakat
kemanusi- tentang RPJMN 2010-2014
aan Mandiri Perkotaan (PNPM MP)
di Desa Kemantren Kecamatan
Kebijakan
- Perpres No. 13 Tahun 2009
tentang Koordinasi Penanggulan-
gan Kemiskinan
Prioritas 4:
Percepatan
Gedeg Kabupaten Mojokerto
Percepatan
Penanggu-
langan
- Perpres No. 15 Tahun 2010
tentang Percepatan Penanggulan-
Penanggulangan
Kemiskinan dan meliputi: siklus tahun ke-1, siklus
gan Kemiskinan Perluasan Kesem-
Kemiskinan
-
-
Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
11 Prioritas Pembangunan
patan Kerja tahun ke-2, siklus tahun ke-3, si-
nasional
klus tahun ke-4, channeling pro-
gram.
Tim Nasional
Percepatan
- SK Menko Kesra No.
28/KEP/Menko/Kesra/XI/2006
(2) Peran dan partisipasi stakehold-
- Keputusan Menko Kesra No. 4 Cluster Program
Penanggulan-
gan Kemiski-
nan (TNP2K)
23/KEP/Menkokesra/VII/2007
tentang Tim Pengendali PNPM
Percepatan Penanggu-
langan Kemiskinan
ers (Pemerintah, Masyarakat,
Mandiri
Kaum peduli dan Swasta) dalam
penanggulangan kemiskinan di
Tim
Koordinasi
PNPM Mandiri sebagai instrument
desa Kemantren melalui PNPM
Penanggulan- Cluster 2:
gan
Kemiskinan
Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan dan Perluasan
Pemberdayaan
masyarakat dan
Mandiri Perkotaan
Kesempatan Kerja Partisipasi
Provin-
si/Kabupaten
(TKPKProp/K
(3) Faktor-faktor yang mendukung
ab)
dan menghambat pelaksanaan
- Kemiskinan di Kab.

-
Mojokerto
Kemiskinan di desa
PNPM Mandiri Perkotaan.
Sumber Data
Teknik pengambilan data da-
C. METODE PENELITIAN lam penelitian kualitatif ini dilakukan
Penelitian ini adalah secara selektif. Sumber data dalam
penelitian kualitatif dengan maksud penelitian kualitatif dapat diperoleh
agar dalam proses pencarian makna dari orang atau subyek yang diteliti
dibalik fenomena dapat dilakukan sebagai informan atau partisipan,
pengkajian secara komprehensif, peristiwa, dan dokumen. Sedangkan
mendalam, alamiah, dan apa adanya kata-kata dan tindakan dari informan
serta tanpa banyak campur tangan atau partisipan tersebut merupakan
dari peneliti. Pertimbangan lainnya data utama dalam penelitian kuali-
bahwa pelaksanaan program pe- tatif. Namun demikian data-data ter-
nanggulangan kemiskinan tidak han- tulis yang berasal dari sumber data
ya mengungkapkan peristiwa riil tertulis seperti dokumen resmi, maja-
yang dikuantitatifkan, tetapi lebih dari lah dll. merupakan sumber data yang
itu hasilnya diharapkan dapat bisa mendukung data utama dalam
mengungkapkan hal-hal tersembunyi penelitian kualitatif ini. Oleh karena
dari implementasi program tersebut.
itu jenis data yang digali dapat pada kejadian dan peristiwa
dibedakan sebagai berikut: yang ditemukan dalam
(1) Kata-kata dan tindakan penelitian. Data statistik yang te-
Kata-kata dan tindakan dari lah tersedia merupakan sumber
orang-orang yang diwawancara data tambahan bagi keperluan
atau diamati merupakan data penelitian.
utama. Pencatatan data utama Selanjutnya Informasi awal
ini merupakan hasil usaha dalam penelitian kualitatif dipilih
gabungan dari kegiatan melihat, secara purposive (purposive sam-
mendengar dan bertanya kepa- pling) yang didasarkan atas subyek
da sumber data. Pernyataan dan yang menguasai permasalahan,
pengamatan terhadap sumber memiliki data dan bersedia mem-
data utama tersebut dicatat me- berikan data. Key informan, sebagai
lalui catatan tertulis atau sumber data utama yang benar-
pengambilan foto. benar mengetahui dan kompeten
(2) Data tertulis dengan masalah penelitian yang
Data tertulis ini bisa diperoleh diseleksi melalui teknik snowball
dari sumber data berupa buku sampling, dengan maksud agar data
dan majalah ilmiah, arsip, doku- yang diperoleh dapat digunakan un-
men pribadi, dan dokumen tuk membangun teori.
resmi. Meskipun bukan sumber Instrumen Penelitian
data utama namun sumber data Penelitian menggunakan
tertulis ini tidak bisa diabaikan pendekatan kualitatif, peneliti adalah
begitu saja. key instrument atau alat peneliti uta-
(3) Foto ma. Peneliti mengadakan observasi
Foto yang dijadikan data dalam atau wawancara tak terstruktur
peneitian ini ada dua kategori fo- dengan menggunakan buku catatan.
to, yaitu foto yang dihasilkan Peneliti sebagai instrument yang
orang dan foto yang dihasikan mampu membaca seluruh gejala
oleh peneliti sendiri. Foto alam (natural) sebagai obyek
menghasilkan data deskriptif penelitian dengan dibantu
yang sangat berharga dan dapat seperangkat alat berupa pedoman
digunakan untuk menelaah segi- wawancara, dokumen dan observasi.
segi subyektif dan hasilnya ser- Pengumpulan Data
ing dianalisis secara induktif. Pengumpulan data merupa-
(4) Data statistik kan proses yang penting, mengingat
Yang perlu diperhatikan validitas data yang digali dilapangan
mengenai data statistik adalah juga ditentukan oleh metode dalam
bahwa data statistik pada pengumpulan data ini. Penentuan
umumnya berlandaskan para- metode pengumpulan data yang te-
digma positivisme yang men- pat lebih mempermudah langkah se-
gutamakan generalisasi sehing- lanjutnya dalam mengolah dan
ga dapat mengurangi makna menganalisis data. Dalam penelitian
subyek secara perorangan yang kualitataif ini peneliti menggunakan
unik dan utuh. Oleh karena itu alat bantu berupa catatan lapangan
peneliti tidak terlalu menggan- dan pedoman wawancara (interview
tungkan pada data statistik, teta- guide). Pengumpulan data (Logging
pi memanfaatkan data statistik the data)
sebagai suatu cara untuk
mengantar dan mengarahkan
dilakukan dengan beberapa cara yai- (1992) tersebut adalah sebagai
tu wawancara (Interview), observasi berikut:
(Pengamatan), dan Dokumentasi
Analisa Data
Di dalam penelitian kualitatif
ini, analisa data dilakukan hampir
bersamaan dengan proses pengum-
pulan data yaitu sejak awal dan
sepanjang proses penelitian berlang- Gambar 7 : Analisa Data Model In-
sung. Dalam penelitian kualitatif ini teraktif
peneliti menggunakan analisa data Pengumpulan
dari Miles dan Huberman (1992: 16- data Penyajian
data
19) dengan prosedur sebagai berikut:
(1) Reduksi Data
Reduksi
Reduksi data dilakukan selama data
Kesimpulan-
proses pengumpulan data ber- Penarikan/ Verifikasi
langsung dengan jalan membuat
ringkasan, pengkodean, mene-
lusuri pola, membuat gugus- Sumber: Miles dan Huberman, Anali-
gugus, dan menulis memoran- sa Data Kualitatif, UI-Press, Jakarta.
dum teoritis. 1992. Hal. 20
(2) Penyajian Data
Penyajian data dimaksudkan Keabsahan Data
agar memudahkan bagi peneliti Keabsahan data merupakan
untuk melihat gambaran secara hal yang penting dalam penelitian,
keseluruhan atau bagian-bagian karena data yang kurang valid
tertentu dari penelitian. Untuk itu berdampak pada hasil penelitian
data dapat disajikan dalam ben- yang kurang obyektif dan tidak bisa
tuk matriks, peta, atau uraian na- menggambarkan realitas fenomena
ratif serta jaringan (network). sosial yang diteliti. Penekanan dalam
(3) Menarik Kesimpulan/Verifikasi pengujian keabsahan data dalam
Proses analisis data dilakukan penelitian ini adalah pada uji validitas
selama proses pengumpulan da- dan realibilitas. Kriteria utama hasil
ta dengan cara mencari makna penelitian adalah berkenaan dengan
dari data yang dikumpulkan yaitu validitas, reliablilitas dan obyektifitas
mencari pola, tema, hubungan hasil penelitian. Validitas merupakan
persamaan, hal-hal yang sering derajat ketepatan antara data yang
timbul, hipotesis dan sebagainya ada pada obyek penelitian dengan
untuk dituangkan dalam suatu data yang dilaporkan oleh peneliti.
kesimpulan yang sifatnya masih Oleh karena itu data yang valid
tentatif. Sedangkan verifikasi data adalah “data yang tidak berbeda”
dilakukan secara terus menerus antara data yang ada pada obyek
selama proses penelitian, se- penelitian dengan data yang
hingga dengan semakin ber- dilaporkan oleh peneliti. Dalam
tambahnya data yang semakin menentukan keabsahan data perlu
lengkap barulah dapat ditarik kes- dilakukan pengecekan atau
impulan yang bersifat grounded. pemeriksaan terhadap temuan data
Sedangkan analisa data model dalam penelitian kualitatif sehingga
interaktif seperti yang digam- dapat ditarik suatu kesimpulan yang
barkan Miles dan Huberman benar-benar obyektif. Ada empat (4)
tahapan kegiatan atau saringan yang
dapat dilakukan oleh peneliti untuk pengecekan ulang atas hasil
mencapai kedalaman (Depth) penelitian. Kepastian terutama
penelitian dan untuk menguji dilakukan dengan upaya recheck
keabsahan data dalam penelitian terhadap hasil data yang diperoleh
kualitatif yang dikembangkan oleh dari informasi di lapangan.
Lincoln dan Guba (1985), yaitu :
(1)Credibility (derajat kepercayaan) D. Hasi Penelitian dan
Credibility (derajat kepercayaan) Pembahasan
ini perlu diperhatikan oleh peneliti Pelaksanaan PNPM Mandiri
agar hasil penelitian mendapat Perkotaan di Desa Kemanten
pengakuan kebenarannya. Teknik Kecamatan Gedeg Kabupaten
pemeriksaan yang digunakan Mojokerto.
peneliti untuk mencapai credibility PNPM Mandiri Perkotaan
tersebut adalah sebagai berikut : merupakan program penanggulan-
a)Ketekunan/keajegan gan kemiskinan yang berbasis pem-
pengamatan berdayaan masyarakat yang dil-
b) Triangulasi aksanakan secara menyeluruh di se-
c) Pemeriksaan sejawat melalui luruh Indonesia. Secara konsep
diskusi pelaksanaan PNPM Mandiri
d) Pengecekan anggota Perkotaan di seluruh Indonesia ada-
(2) Transferability (Keteralihan) lah sama. Begitu juga pelaksanaan
Dalam penelitian kualitatif ini, PNPM Mandiri Perkotaan di Desa
upaya yang digunakan untuk Kemantren Kecamatan Gedeg Ka-
membangun keteralihan temuan bupaten Mojokerto juga mengikuti
penelitian ialah dengan cara alur siklus proses pemberdayaan
“uraian rinci (thick description)”. masyarakat dalam PNPM Mandiri
Dengan teknik ini peneliti dituntut Perkotaan yang telah ditetapkan dari
untuk melaporkan hasil pemerintah pusat. Adapun alur siklus
penelitiannya sehingga uraiannya proses pemberdayaan masyarakat
itu dilakukan seteliti dan secermat dalam PNPM Mandiri Perkotaan
mungkin yang menggambarkan yang telah dilaksanakan di Desa
konteks tempat penelitian Kemantren Kecamatan Gedeg Ka-
diselenggarakan. bupaten Mojokerto meliputi Siklus
(3) Dependability (Kebergantugan) Tahun ke-1 dilaksanakan tahun 2009
Dependability (kebergantungan) pada awal masuknya PNPM Mandiri
dan kepastian data dapat Perkotaan di desa Kemantren, Siklus
diperiksa melalui teknik auditing. Tahun ke-2 pada tahun 2010, dan
Depenability adalah kriteria untuk Siklus Tahun ke-3 pada Tahun 2011.
menilai apakah proses penelitian Sedangkan Siklus Tahun ke-4 pros-
bermutu atau tidak. Penggunaan esnya seperti siklus tahun ke-1 dan
teori, teknik snowball sampling akan dilaksanakan pada akhir Tahun
dalam penelitian ini menjadi alat 2012.
untuk mendapatkan keabsahan Dari seluruh rangkaian siklus
data, karena dengan teknik itu kegiatan masyarakat tersebut dimak-
diperoleh kejenuhan data. sudkan sebagai bentuk intervensi
(4) Confirmability (kepastian) PNPM Mandiri Perkotaan dalam
Confirmability dilakukan melalui rangka memberdayakan masyarakat.
pengumpulan data, rekontruksi Secara lebih jelas proses intervensi
data, menekan sekecil mungkin dalam PNPM Mandiri Perkotaan
bias penelitian, dan melakukan dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 8: Transformasi Sosial Mei 2009 sampai 5 Juni tahun
dalam PNPM Mandiri Perkotaan 2009. Proses sosialisasi dilakukan
sebanyak 24 kali pertemuan baik
ditingkat basis RT/RW/Dusun
maupun tingkat desa. Dari data
rekapitulasi kehadiran tercatat
partisipasi masyarakat sebanyak
1.490 orang.
2) Rembug Kesiapan Masyarakat
Sumber: Buku Pedoman Umum (RKM), merupakan proses mem-
PNPM Mandiri Perkotaan Tahun bangun kontrak sosial dengan
2010 masyarakat. Pada tahap ini pro-
Ada tiga fase proses trans- gram PNPM Mandiri Perkotaan di
formasi sosial yang diharapkan me- tawarkan kepada masyarakat un-
lalui intervensi PNPM Mandiri tuk di terima atau di tolak. Apabila
Perkotaan yaitu fase pertama adanya program PNPM Mandiri Perkotaan
perubahan kondisi masyarakat dari tersebut di tolak, maka konsek-
kondisi awal yang tidak berdaya uensinya pelaksanaan program
(miskin) menjadi berdaya. Fase PNPM Mandiri Perkotaan berhenti
kedua adalah proses perubahan dari sampai tahap ini. Akan tetapi apa-
berdaya menjadi mandiri. Fase keti- bila program PNPM Mandiri
ga adalah tahapan perubahan dari Perkotaan tersebut di terima,
mandiri menuju madani. maka konsekuensinya pelaksa-
a) Siklus Tahun ke-1 naan program PNPM Mandiri
Siklus tahun ke-1 ini merupa- Perkotaan dilanjutkan. Sebagai
kan tahapan awal intervensi program bentuk komitmen tersebut maka di
PNPM Mandiri Perkotaan di Desa lakukan pendaftaran relawan-
Kemantren Kecamatan Gedeg Ka- relawan warga yang akan mem-
bupaten Mojokerto yang berlangsung bantu pelaksanaan program
pada tahun 2009. PNPM Mandiri Perkotaan di de-
Proses kegiatan dalam siklus sa/kelurahan. Tahap Rembug
tahun ke-1 dapat digambarkan se- Kesiapan Masyarakat di desa
bagai berikut: Kemantren Kecamatan Gedeg
Gambar 9: Alur Siklus Kabupaten Mojokerto dil-
Kegiatan Tahun Ke-1 aksanakan pada 25 Mei 2009
sampai 13 Juni 2009. Hasil dari
proses RKM tersebut adalah 23
RT menerima program PNPM
Mandiri Perkotaan dengan jumlah
relawan yang mendaftar/didaftar
berjumlah 50 orang. (Sumber: Da-
ta SIM PNPM Mandiri Perkotaan
Sumber: Materi Pelatihan Refresh Korkot Mojokerto tahun 2009).
Fasilitator 2011 3) Focus Group Discussion (FGD)
1) Sosialisasi, merupakan proses Refleksi Kemiskinan merupakan
pengenalan konsep program tahapan proses dalam PNPM
PNPM Mandiri Perkotaan kepada Mandiri Perkotaan untuk menum-
seluruh masyarakat Desa Keman- buhkan kesadaran kritis masyara-
tren. Proses sosialisasi tersebut kat mengenai permasalahan kem-
berlangsung antara tanggal 19 iskinan di lingkungannya. Diskusi
dalam FGD Refleksi kemiskinan a) Lebih dari 6 jiwa
ini juga dilakukan secara berjen- b) 5 s.d 6 jiwa termasuk kepala
jang dari tingkat basis RT kemudi- keluarga
an di bawa ke forum tingkat ke- c) 3 s.d 4 jiwa termasuk kepala
lurahan. Proses FGD Refleksi keluarga
Kemiskinan di desa Kemantren d) 1 s.d 2 jiwa termasuk kepala
dilakukan dari tanggal 28 Juni keluarga
2009 sampai 14 Juli 2009 dengan 6). Kesehatan fisik keluarga
tingkat partisipasi kehadiran a) Jumpo/ sebatang kara
masyarakat sebayak 1.787 orang. b) Kepala keluarga cacat per-
Hasil dari FGD Refleksi Kem- manen
iskinan tersebut adalah disepa- c) Terdapat anggota keluarga
katinya kriteria miskin menurut yang sakit-sakitan
warga desa Kemantren, yaitu: d) Sehat
1). Pendapatan Rendah 7). Kemampuan berobat/ hidup
a) Pendapatan kurang dari Rp. sehat
400.000/ bulan dalam satu a) Tidak mampu berobat
keluarga b) Menggunakan obat pasaran/
b) Pendapatan antara dari Dukun
Rp.400.0000 s.d Rp.700.000/ c) Pengobatan puskesmas
bulan dalam satu keluarga d) Pengobatan dokter/ Rumah
c) Pendapatan antara dari Rp. sakit
700.000 s.d Rp.1.000.000/ (Sumber: Dokumen Hasil FGD
bulan dalam satu keluarga Refleksi Kemiskinan Desa Ke-
d) Pendapatan diatas Rp. mantren)
1.000.000/ bulan dalam satu 4) Pemetaan Swadaya (PS), meru-
keluarga pakan proses menggali potensi
2). Pekerjaan Utama Kepala dan permasalahan serta data
Keluarga yang berkaitan dengan potensi
a) Tukang Becak/ Kuli Batu/ Bu- dan masalah kemiskinan. Taha-
ruh Tani pan proses Pemetaan Swadaya
b) Tukang/ Sopir/ Petani kecil/ (PS) dalam program PNPM Man-
pedagang kecil diri Perkotaan di desa Kemantren
c) Guru dilaksanakan pada 21 Juli 2009
d) Karyawan Tetap perusahan sampai 8 Agustus tahun 2009.
e) Pedagang menengah dan Hasil dari proses Pemetaan
kecil Swadaya ini antara lain pertama
f) PNS/TNI POLRI adalah data KK miskin yang dida-
3). Aset Tempat tinggal ta langsung oleh masyarakat me-
a) Tidak memiliki tempat tinggal/ lalui Tim Pemetaan Swadaya (Tim
Menumpang/ Kontrak/ Kos PS). Data KK miskin yang di-
b) Rumah Gedek tuangkan dalam format PS2 pada
c) Rumah Semi Permanen tahun 2009 sebanyak 163 KK dan
d) Rumah permanen 502 jiwa (Sumber: Data PS BKM
4). Pendidikan anak-anak Karya Bersama desa Kemantren
a) SD tahun 2009). Kedua data tentang
b) SLTP potensi dan masalah kemiskinan
c) SLTA di desa kemantren yang meliputi
d) PT potensi dan masalah lingkungan,
5). Tanggungan Keluarga sosial maupun ekonomi. Ketiga
adalah data mengenai kelem- No Nama
Jenis
Kelamin Alamat
Perolehan
Suara
bagaan yang ada di desa keman- 1 Atik F. P Kemantren 22

tren yang meliputi karakteristik/ciri 2 Andik A. L Banci 19


3 Solikan L Kangkungan 17
lembaga, dasar hukum berdirinya
4 Arjuzah P Banci 15
lembaga tersebut, bentuk kepem- 5 M. Abdillah L Banci 8
impinannya, yang diidentifikasi 6 Mujiati P Kangkungan 3
dan dibandingkan dengan konsep 7 Firman L Kangkungan 14

Organisasi Masyarakat Warga 8 Syamsul Ch L Kangkungan 14

(OMW) yang didorong untuk men- 9 Suhodo L Kemantren 12


10 Suratman L Kemantren 12
jadi lembaga yang tumbuh dan 11 Soeliyanto L Kemantren 10
mengakar di masyarakat yang 12 M. Ketang Azziat L Kangkungan 6
akan mengawal penanggulangan 13 Sunardi L Kangkungan 13

kemiskinan di Desa Kemantren. 14 Yushandar L Kemantren 10

Oleh karena itu pembangunan 15 Abd. Mujib L Banci 9

Sumber: Dokumen Pemilihan PK-LKM Karya Ber-


lembaga yang diharapkan tumbuh sama
dan berkembang mengakar di 6) Penyusunan Perencanaan Jangka
masyarakat yang berdasarkan Menengah Program penanggu-
prinsip-prinsip demokrasi, langan Kemiskinan (PJM
partisipasi, transparansi, akunta- Pronangkis). Proses penyusunan
bilitas, dan desentralisasi diinter- PJM Pronangkis desa Kemantren
vensikan ke dalam konsep pro- tersebut dilaksanakan mulai tang-
gram PNPM Mandiri Perkotaan. gal 5 Oktober 2009 sampai tang-
5) Pembangunan Lembaga gal 31 Oktober 2009 dengan ting-
Keswadayaan Masyarakat (LKM), kat partisipasi masyarakat yang
merupakan langkah untuk terlibat sebanyak 584 orang.
mewujudkan suatu lembaga yang Dokumen PJM Pronangkis terse-
mengakar dan dibutuhkan but merupakan hasil dari proses
masyarakat yang mampu perencanaan partisipatif yang dil-
mengawal penanggulangan kem- akukan secara bertahap oleh
iskinan di desa/kelurahan. Proses masyarakat. PJM Pronangkis ter-
Pemilihan Pimpinan Kolektif Lem- sebut selanjutnya diamanahkan
baga Keswadayaan Masyarakat kepada LKM Karya Bersama un-
(LKM) dilakukan pada tanggal 7 tuk dilaksanakan dalam rangka
Agustus 2009 sampai tanggal 15 penanggulangan kemiskinan.
Agustus 2009. Pimpinan Kolektif 7) Pembangunan Kelompok
LKM yang dibentuk diberi nama Swadaya Masyarakat (KSM)
Pimpinan Kolektif Lembaga merupakan langkah untuk
Keswadayaan Masyarakat (PK- menetapkan target group (sasa-
LKM) “Karya Bersama”. LKM Kar- ran) program yaitu KK Miskin hasil
ya Bersama tersebut beranggota- Pemetaan Swadaya. Pem-
kan 15 orang yang terdiri dari 12 bangunan kelompok tersebut di-
orang laki-laki dan 3 orang per- maksudkan agar terbangun kapital
empuan dan diaktakan di notaris sosial diantara warga miskin yang
Siti Aisiyah, SH No 3 tanggal 7 tergabung dalam kelompok. Ada-
September 2009. pun jumlah KSM yang terbentuk
diawal realisasi kegiatan PNPM
Tabel 2: Hasil Pemilihan PK-LKM Mandiri Perkotaan di Desa Ke-
Karya Bersama mantren adalah sejumlah 26 KSM
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3: Data KSM tahun 2009-2010
TGL ALAMAT JML. ANGGOTA
NO NAMA KSM
BERDIRI DESA RT RW MISKI NON
1 Karya Mandiri Sejahtera 1/11/2009 Kemantren 22 7 12 3
2 Bina Mandiri Sejahtera 1/11/2009 Kemantren 5 2 7 4
3 Zodia 22/11/2009 Kemantren 1 1 5
4 Melati 22/11/2009 Kemantren 4 1 5
5 Mawar 22/11/2009 Kemantren 6 2 5
6 Anggrek 22/11/2009 Kemantren 7 2 5
7 Kemuning 22/11/2009 Kemantren 8 2 5
8 Aster 22/11/2009 Kemantren 10 3 5
9 Kamboja 22/11/2009 Kemantren 9 3 5
10 Sri Rejeki 22/11/2009 Kemantren 16 4 5
11 Palem 22/11/2009 Kemantren 5
12 Puring 22/11/2009 Kemantren 12 3 5
13 Flamboyan 22/11/2009 Kemantren 17 4 5
14 Gloria 22/11/2009 Kemantren 22 6 6
15 Begonia 22/11/2009 Kemantren 19 5 5
16 Sedap Malam 22/11/2009 Kemantren 18 5 5
17 Ephorbia 22/11/2009 Kemantren 23 8 6 b) Siklus Tahun Ke-2
18 Karya Cipta Mandiri 7/3/2010 Kemantren 18 5 10 5
19 Karya Mandiri Sejahtera 2 7/3/2010 Kemantren 2 1 10 5 Pelaksanaan siklus tahun ke-
20 Bina Karya Mandiri
21 Karya Mandiri Sejahtera 3
7/3/2010 Kemantren
20/07/2010 Kemantren
17
2
4
1
10
10
5
5
2 terdiri dari: Tinjauan (Review)
22 Bina Karya Mandiri 2
23 Mangga
20/07/2010 Kemantren
20/07/2010 Kemantren
16
11
4
3
9
5
6
Partisipatif, yaitu proses meninjau
24 Apel 20/07/2010 Kemantren 16 4 5 ulang pelaksanaan siklus tahun ke-1
25 Jeruk 20/07/2010 Kemantren 14 4 5

Sumber: Data Profil LKM Karya Bersama Desa yang meliputi: Tinjauan (Review)
Kemantren Kelembagaan dan Program dan Tin-
8) Realisasi Dana BLM. Setelah jauan (Review) Keuangan.
KSM tersebut dikondisikan melalui Gambar 7: Alur Siklus Kegiatan Ta-
pendampingan dan penguatan hun Ke-2
oleh tim pendamping maka uji co-
ba pertama adalah dengan men-
galokasikan dana Bantuan Lang-
sung Masyarakat (BLM) untuk
melaksanakan program yang telah
direncanakan.
Tabel 4: Alokasi dana BLM Pu-
taran 1 Tahun 2009
Tanggal Terima
Tanggal
No Terminasi (Rekening Jumlah (Rp.)
penyaluran
LKM)
1 Termin I 15/10/2009 60,000,000 7-Nov-09
2 Termin II 29/12/2009 40,000,000 19 Januari 2010 Sumber: Materi Pelatihan Refresh
21/06/2010 60,000,000 25 Juni 2010
Fasilitator 2011
3 Termin III 21/09/2010 40,000,000 2 Oktober 2010

Total Jumlah: 200,000,000


1) Review Renta, Kinerja LKM dan
Sumber: Dokumen Profil LKM Karya Bersama Keuangan, menghasilkan
Rencana Tahunan Program pe-
Tabel 5: Alokasi dana BLM Putaran nanguangan Kemiskinan (Renta
1Tahun 2009 Per Bidang Kegiatan Pronangkis).
Aloka si Bid. Ekonomi Alok asi Bid. Sosial Alokasi Bid. Lingkungan
Termin

Termin I
Jml. KSM Jml. Rp. Jml. KSM
1
Jml. Rp.
10,750,000
Jml. KSM
1
Jml. Rp.
47,000,000
Salah satu hasil Tinjauan kelem-
Termin II
Termin III
Total :
15
4
38,500,000
10,000,000
48,500,000
1
1
3
8,250,000
19,800,000
38,800,000
2
1
4
49,500,000
8,700,000
105,200,000
bagaan adalah Penilaian Kinerja
BOP LKM
Grand Total
7,500,000
200,000,000 LKM Karya Bersama dan program
Sumber: Dokumen Profil LKM Karya Bersama kerja LKM Karya Bersama. Hasil
dari Penilaian Kinerja LKM Karya
Gambar 6: Persentase Alokasi Bersama menunjukkan bahwa
Dana BLM Putaran 1 Tahun 2009 LKM Karya Bersama masuk kate-
gori “Mandiri”. (Sumber: Dokumen
Tinjauan Partisipatif Tahun 2010),
Sedangkan hasil audit LKM Karya
bersama oleh Konsultan Akuntan
Publik (KAP) Veto Saljo & Rekan
pada tanggal 14 Januari 2011 se-
bagai hasil dari Tinjauan Keu-
angan adalah wajar. (Sumber: Da-
ta SIM Korkot 16 Mojokerto Tahun Tabel 12: KSM dan alokasi Dana
2010). BLM PNPM MP Putaran 2 Desa
Kemantren Tahun 2010-2011
Tabel 10: RENTA Pronangkis Tahun NO NAMA KSM NAMA KEGIATAN
PELAKSANAAN
JENIS
KEGIATAN TERMIN
JUMLAH
BIAYA (Rp.)

2011 Hasil Tinjauan Partisipatif 1


Karya Mandiri
Sejahtera 4
Pembangunan Saluran
Air Lingkungan I 15,000,000
RENCANA TAHUNAN Desa : Kemantren Santunan warga miskin
PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN Kecamatan : Gedeg
TAHUN II (2011 - 2012) Kabupaten : Mojokerto Bina Karya melalui usaha produksi
2 Sosial I 30,000,000
Bidang Sarana dan Prasarana. Mandiri 3 kompos (pengadaan
Volume Tena

N0
Kegiatan
Kegiatan
Lokasi/ /
Penerima Manfaat
Total Dana
Sumber Dana
Penj ga mesin pencacah kompos)
Pokok Alamat Frekue KK Kel. ab Kerj
nsi KK MISKIN L P Swadaya APBD PNPM Peduli a Santunan warga miskin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Bina Usaha
Kegiatan Pokok : Meningkatkan kualitas sarana jalan dan saluran air
3 melalui usaha penjualan Sosial I 7,750,000
Mandiri
Saluran air
Saluran air RT17/04
RT13/04
250 m 36
250 m
29
48
65
34 109 112
66
19,500,000
19,500,000
4,500,000
4,500,000
15,000,000
15,000,000
-
-
UPL
UPL
10
12
sembako
Meningka
tkan Saluran air RT07/02 75 m 42 28 130 131 10,400,000 2,400,000 8,000,000 - UPL 7 4 Durian Pinjaman Bergulir Ekonomi I 5,000,000
kualitas Saluran air RT08/02 200 m 25 13 23 24 16,500,000 4,500,000 12,000,000 - UPL 10
1
sarana &
prasaran
Kegiatan Pokok : Meningkatkan kelayakan sanitasi
Karya Mandiri Pembangunan
a.
Pembanguna 5 Lingkungan II APBD 8,000,000
n MCK
Umum
Banci 1 unit 138 120 488 549 10,000,000 2,500,000 7,500,000 - UPL 8 Sejahtera 5 plengsengan Saluran Air
TOTAL 75,900,000 18,400,000 15,500,000 42,000,000
Karya Cipta
Bidang Sosial dan Ekonomi.
Volume Ten
6 Mandiri 2 Pembangunan MCK Lingkungan II APBD 7,500,000
Penerima Manfaat Sumber Dana
Kegiatan Lokasi/ / Penj aga
N0 Kegiatan Total Dana
Pokok Alamat Frekue
KK Kel. ab Kerj Santunan Lansia Melalui
nsi KK MISKIN L P Swadaya APBD PNPM Peduli
a
7 Bina Sejahtera Sosial II APBD 20,000,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 usaha peternakan cacing
Kegiatan Pokok : Pengolahan Sampah Limbah Rumah Tangga.
Pengadaan Mesin
8 Manggis Pinjaman Bergulir Ekonomi II APBD 3,000,000
Desa 20 kali 1214 121 2042 2028 39,000,000 9,000,000 30,000,000 UPS
Pencacah
Ternak Cacing Desa 1 unit 1214 121 2042 2028 26,000,000 6,000,000 20,000,000 UPS Karya Mandiri Pembangunan Saluran
pengadaan hewan
9 Sejahtera 6 Air Ligkungan II APBN 12,000,000
Desa 1 paket 1214 121 2042 2028 33,150,000 7,650,000 25,500,000 UPS
ternak
Meningkatkan Pertanian organik Desa 1 paket 1214 121 2042 2028 39,000,000 9,000,000 30,000,000

1
Kebersihan & Produksi kompos
Pengembangan usaha
Pendapatan dan pengolahan Desa 1 paket 1214 121 2042 2028 10,075,000 2,325,000 7,750,000
Masyarakat. sampah pengolahan sampah dan
Daur ulang
sampah plastik
desa 1 paket 1214 121 2042 2028 2,600,000 600,000 2,000,000 Pusat produksi kompos,
Kegiatan Pokok : Meningkatkan akses warga miskin terhadap permodalan. Pemberdayaan perikanan organik,
Pinjaman Bergulir Desa 1 KSM 35 35 60 40 3,900,000 900,000 3,000,000 UPK 10 SOSIAL II APBN 45,750,000
Pinjaman Bergulir Desa 2 KSM 10 10 25 25 6,500,000 1,500,000 5,000,000 UPK Lingkungan tanaman organik,
Pengadaan
Meningkatkan sembako murah Dusun Terpadu kerajinan daur
2 kesehatan Kangku 1 unit 65 54 162 167 15,275,000 3,525,000 11,750,000 UPS
masyarakat ngan
ulang,makanan organik
Total Sosial Ekonomi 175,500,000 40,500,000 23,000,000 112,000,000 dan perdagangan untuk
BOP LKM 7,500,000 1,500,000 6,000,000
Karya Mandiri Pembangunan Saluran
TOTAL Bidang Sosial Ekonomi + Lingkungan 258,900,000 58,900,000 40,000,000 160,000,000
11 Sejahtera 7 Air Lingkungan III 17,000,000

Sumber: Dokumen RENTA Pronangkis Hasil 12 Bina Sejahtera 2


Budidaya Pertanian
Organik Sosial III 15,000,000

Tinjauan Partisipatif Tahun 2010 LKM Karya 13 Seruni Pinjaman Bergulir Ekonomi III 3,000,000
14 Matahari Pinjaman Bergulir Ekonomi III 3,500,000
Bersama Desa Kemantren BOP 7,500,000
Tabel 11: Rencana Kerja LKM Karya Bersa- TOTAL 200,000,000

ma Desa Kemantren Tahun 2011 Sumber : Dokumen Profil LKM Karya Bersama
PENANGGU WAKTU 2010
NO KEGIATAN DURASI OUT PUT

1 Review PJM Pronangkis Tahunan Dok. PJM


NG JAWAB

LKM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sedangkan tambahan dana BLM
2 Review Kelembagaan
3 Review Keuangan
Tahunan
Tahunan
Program Kerja
Lap. Keuangan
LKM
LKM yang direalisasikan pada siklus tahun
4 Reorientasi RK dan PS Tahunan Lap. Keuangan LKM
Integrasi PJM melalui
5 Musrenbang Tahunan PJM Terakomodir LKM ke-2 ini sebesar Rp. 200.000.000,-.
6 Audit LKM

7 LPJ Tahunan
Tahunan

Tahunan
Hasil Audit

LPJ Diterima
LKM Dan
Faskel
LKM,UP-UP
Dana BLM tersebut direalisasikan
8 Penilaian Kinerja LKM

Penilaian Kinerja
6 bulanan Status LKM
LKM Dan
Faskel dalam tiga termin dengan rincian se-
9 Kesekretariatan Bulanan Status Kesekt FASKEL

10 Penilaian Kinerja UPK Bulanan Status UPK FASKEL bagai berikut:


Berkelanjut
11 Pemasaran Program Legitimasi LKM ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆
an
12 Pemilu LKM Periodik Regenerasi LKM

13 Rapat Rutin LKM

14 Publikasi Kegiatan LKM


Mak 2
bulanan
Bulanan
Agenda Rutin

Transp &Akunt
LKM

LKM
∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆
Tabel 13: Alokasi Dana BLM PNPM MP
Akses Channeling &
15 Kemitraan
Berkelanjut
an Kegiatan LKM ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ Putaran 2 Desa Kemantren Pagu Tahun
16
Akses Program Pemerintah Menyesuaik
(PNPM, Paket dll) an
Kegiatan LKM ® ® ® ® ® ® ® ® ® ® ® ® 2010
Fasilitasi Pembentukan Berkelanjut LKM.UPL,UP
∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆
Tanggal Terima Tanggal
17 KSM/ Panitia an KSM/ Panitia S No Terminasi (Rekening LKM) Jumlah (Rp.) penyaluran
Berkelanjut
18 Penguatan KSM an KSM berdaya LKM ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆
1 Termin I 3-Nov-10 60,000,000 23-Nov-10
Fasilitasi Penyusunan Menyesuaik LKM.UPL,UP
19 Proposal KSM Proposal ® ® ® ® ® ® ® ® ® ® ® ®
an S 2 Termin II 28 Desember 2010 40,000,000 15 Januari 2011
Menyesuaik Transp &
20 Fasilitasi LPJ KSM an Akuntabilitas LKM,UP-UP ® ® ® ® ® ® ® ® ® ® ® ® 20 Juni 2011 60,000,000 2 Juli 2011
Pemanfataan dana Berkelanjut
21 masyarakat an Kegiatan LKM ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ Total Jumlah 160,000,000
Fasilitasi Pengaduan
22 Masyarakat (PPM) Bulanan
Penyelesaian
masalah LKM Sumber : Dokumen Profil LKM Karya Bersama
Mak 2
23 Penerbitan Media Warga Terbit Media LKMLKM ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆
bulanan
Mak 3
24 Penguatan Relawan bulanan Tumbuh Relawan LKM ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆

25 Kajian KBP
Mak 3
bulanan Pembelajarn LKM ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ Tabel 14: Alokasi Dana BLM PNPM
Keterangan :

: Kegiatan Wajib/ sesuai waktu yang dijadwalkan


MP Putaran 2 Desa Kemantren per

®
: Kegiatan berkelanjutan/ Waktu Menyesuaikan

: Waktu menyesuaikan
Bidang
Sumber: Profil LKM Karya Bersama Desa Sumber : Dokumen Profil LKM Karya Bersama
Kemantren
Gambar 8: Persentase Alokasi Dana
2) Kelompok Swadaya Masyarakat BLM PNPM MP Putaran 2
(KSM)
KSM-KSM yang telah diben-
tuk untuk melaksanakan program
penanggulangan kemiskinan dan re-
alisasi BLM tahun ke dua tersebut
adalah sebagai berikut :
Alokasi Bid. Ekonomi Alokasi Bid. Sosial Alokasi Bid. Lingkungan
Terminasi
Jml. KSM Jml. Rp. Jml. KSM Jml. Rp. Jml. KSM Jml. Rp.
Termin I 1 5,000,000 2 37,750,000 1 15,000,000
Termin II 1 3,000,000 2 65,750,000 3 27,500,000
Termin III 2 6,500,000 1 15,000,000 1 17,000,000
Total: 14,500,000 5 118,500,000 5 59,500,000
BOP LKM: 7,500,000
Grand Total: 200,000,000
pengelolaan keuangan dan pinjaman
bergulir yang dikelola LKM Karya
Bersama masuk kategori baik. Hal
tersebut didukung oleh hasil audit
terhadap pencatatan keuangan di
Sekretariat LKM dan Unit Pengelola
Keuangan LKM Karya bersama oleh
Konsultan Akuntan Publik (KAP) Drs.
A. Ghonie Abubakar menghasilkan
c) Siklus Tahun Ke-3 opini “wajar”.
Proses siklus tahun ke-3 tersebut Program kerja LKM Karya
pada prinsipnya sama dengan pros- Bersama tahun 2012 hasil Tinjauan
es siklus tahun ke-2. Alur proses Tin- Partisipatif siklus tahun ke-3 tahun
jauan Partisipatif pada siklus Tahun 2011 adalah sebagai pedoman kerja
ke-3 tersebut dapat digambarkan da- LKM selama setahun. Dengan pro-
lam gambar berkut: gram kerja yang jelas diharapkan tid-
ak terjadi penyimpangan dari tujuan
Gambar 9: Alur Kegiatan Siklus Tahu semula.
Ke-3 2) PJM/Renta
Adapun Renta hasil review
Renta tahun ke-3 hasil Tinjauan
Partisipatif tahun 2011 adalah se-
bagai berikut:

Tabel 15: Rencana Tahunan


(RENTA) Pronangkis Tahun
2012
Sumber: Materi Pelatihan Refresh Fasilitator 2011 RENCANA TAHUNAN

ROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAKecamatan


Desa : Kemantren
: Gedeg
TAHUN 2012 Kabupaten : Mojokerto

1) Review Renta, Kinerja LKM, dan Bidang Sarana dan Prasarana.

N0
Kegiatan
Pokok
Kegiatan
Lokasi/
Alamat
Volume/
Frekuens
Penerima Manfaat
KK Total Dana
Sumber Dana Tena
Kel. Penjab ga
KK Mskn L P Swadaya APBD PNPM

Keuangan
i Peduli Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kegiatan Pokok : Meningkatkan kualitas sarana jalan dan saluran air
, RT 54x0,6x0,
17/04 7m 45 30 120 87 6,500,000 1,500,000 5,000,000 UPL 10

Proses Review Renta, Kinerja Rt 3/01

11/03
50x0,5x0,

,54
4m
RT 200x0,5,0
34

35
26

20
87

60
76

67
5,200,000

18,460,000
1,200,000

4,260,000
4,000,000

14,200,000
UPL

UPL
10

10

LKM, dan Keuangan pada siklus ta- 1


Meningk
atkan
kualitas
Rehab
sal.air
Pemb.gor
ong-
RT 2/01

RT 3
150x0,5x
0,4 31

34
23

26
56

87
43

76
11,700,000

4,550,000
2,700,000

1,050,000
9,000,000

3,500,000
UPL

UPL
10

10
sarana &

hun ke-3 di LKM karya Bersama De-


11/03 x0,5x0,4
prasaran gorong
a. Pemb.jala
n paving RT 7/02 98 x2 m 35 20 60 67 16,250,000 3,750,000 12,500,000 UPL 10

RT 7/02 25 x 1,2m 31 23 56 43 2,340,000 540,000 1,800,000 UPL 10

sa Kemantren tersebut pada prinsip- RT 6/02 33 x 1,2m


RT
31 23 56 43 3,900,000

6,695,000
900,000

1,545,000
3,000,000 UPL

UPL
10

10

nya sama dengan siklus tahun ke-2. Bidang Sosial Ekonomi.


12/03 57 x 1,5 m 31
T o tal kegiatan Lingkungan
23 56 43
75,595,000 17,445,000 -
5,150,000
58,150,000 -

Padi siklus tahun ke-2 yang dieval- N0


Kegiatan
Pokok
Kegiatan
Lokasi/
Alamat
Volume/
Frekuens
i
Penerima Manfaat

KK
KK MISK L
IN
P
Total Dana
Swadaya
Sumber Dana

APBD PNPM
Kel.
Peduli
Tena
Penjab ga
Kerja

uasi adalah kegiatan LKM Karya 1 2 3 4 5 6


Kegiatan Pokok : menurunkan angka pengangguran
Pengemb
7 8 9 10 11 12 13 14

angan

Bersama pada tahun ke-1, tetapi pa-


Desa 10 org 10 10 12 8 35,555,000 8,205,000 27,350,000 UPS
pembibita
n ikan
Meningk Bantuan
atkaPend peralatan Desa 1 paket 1214 121 2042 2028 9,750,000 2,250,000 7,500,000 UPS

da siklus tahun ke-3 ini yang dieval- 1 apatan


Masyarak
at.
posyandu
Pembuata
n rumah
display
Desa 1 unit 10 10 12 8 12,350,000 2,850,000 9,500,000 UPS

uasi adalah kegiatan LKM Karya Kegiatan Pokok : Meningkatkan akses warga miskin terhadap permodalan.
Pinjaman
Bergulir Desa 20 ksm
Total Sosial Ekonomi
87 87 108 127 52,000,000 12,000,000
109,655,000
7,125,000
25,305,000 7,125,000
32,875,000
77,225,000
UPK

Bersama pada tahun ke-2. BOP LKM


TOTAL Bidang Sosial Ekonomi + Lingkungan
7,500,000
192,750,000
375,000
42,750,000 7,500,000
7,125,000
142,500,000

Hasil proses review Renta Sumber: Dokumen Laporan Hasil Review


tersebut akan dilaksanakan dan di- Partisipatif Tahun 2011 LKM Karya Bersama Desa
Kemantren
usulkan untuk mendapatkan alokasi 3) Pembentukan KSM
dana dari BLM putaran ke-3 tahun Pada siklus tahun ke-3 terse-
2012. Sedangkan hasil review but terbentuk sejumlah 11 KSM un-
kelembagaan menunjukkan hasil tuk realisasi BLM tahap III sebesar
penilaian kinerja LKM Karya Bersa- Rp. 200.000.000,- dengan rincian
ma Desa Kemantren masuk kategori sebagai berikut:
“Mandiri”. Sedangkan hasil review
keuangan menunjukkan bahwa
Tabel 16: Daftar KSM dan Alkasi Pelaksanaan siklus Tahun ke-
Dana BLM Putaran 3 Tahun 2012 4 merupakan proses mengulang dari
PELAKSANAAN
NO. NAMA KSM NAMA KEGIATAN JENIS
JUMLAH
TERMIN BIAYA (Rp.)
siklus Tahun ke-1. Alur proses siklus
KEGIATAN

1
Karya Mandiri Pembangunan Saluran
Lingkungan I 10,000,000
Tahun ke-4 tersebut adalah sebagai
Sejahtera 8 Air dan plengsengan
2 Bina Mandiri Budidaya lele Sosial I 30,000,000 berikut:
3 Sumber rejeki produksi pakan ikan Sosial I 40,000,000
4 Sumber makmur pembuatan pupuk cair Sosial I 25,500,000

5
Karya Mandiri
Sejahtera 9 pemb saluran air Lingkungan II 11,100,000 Gambar 11: Alur Kegiatan Siklus Ta-
6
7
Paving sejahtera
Rukun sejahtera
Pemb. Jalan paving
Pelatihan Pertanian Kota
Lingkungan
Sosal
II
II
13,900,000
13,500,000
hun Ke-4
8 Rukun makmur Pengadaan Rumah bibit Sosial III 18,500,000
9 Srikaya pinjaman bergulir Ekonomi III 7,500,000
10 Duku pinjaman bergulir Ekonomi III 7,500,000
11 Kecapi pinjaman bergulir Ekonomi III 5,000,000
BOP 7,500,000
TOTAL 200,000,000
Sumber : Dokumen Profil LKM Karya Bersama
Tambahan dana BLM yang
direalisasikan pada siklus tahun ke-3
ini sebesar Rp. 200.000.000,-. Dana Sumber: Materi Pelatihan Refresh Fasilitator 2011
BLM tersebut direalisasikan dalam Pada saat ini LKM Karya Ber-
tiga termin dengan rincian sebagai sama desa Kemantren Kecamatan
berikut: Gedeg belum melalui siklus tahun
ke-4. Siklus tahun ke-4 akan dil-
Tabel 17: Alokasi Dana BLM PNPM aksanakan setelah berakhir masa
MP Putaran 3 Desa Kemantren Pagu bakti pengurus Pimpinan Kolektif
2011 Karya Bersama pada akhir tahun
Tanggal Terima Tanggal
No Terminasi
(Rekening LKM)
Jumlah (Rp.)
penyaluran 2012 ini.
1 Termin I 21-Nov-11 120,000,000 27 Desember 2011

2 Termin II
29 Desember 2011
(APBD)
40,000,000 20 Januari 2012 e) Channeling Program dan
3 Termin III 30-Nov-12
Total Jumlah :
40,000,000 5 Maret 2012
200,000,000
Kemitraan
Sumber : Dokumen Profil LKM Karya Bersama Channeling program dan
kemitraan program penanggulangan
Tabel 18: Alokasi Dana BLM PNPM MP kemiskinan yang sudah dilaksanakan
Putaran 3 Desa Kemantren per Bidang LKM Karya Bersama Desa Keman-
Terminasi
Alokasi Bid. Ekonomi

Jml. KSM Jml. Rp.


Alokasi Bid. Sosial

Jml. KSM Jml. Rp.


Alokasi Bid. Lingkungan

Jml. KSM Jml. Rp.


tren Kecamatan Gedeg dengan be-
Termin I
Termin II
Termin III
3 20,000,000
3
1
1
95,500,000
18,500,000
13,500,000
1

2
20,000,000

25,000,000
berapa pihak dari hasil penelitian ini
Total : 20,000,000 127.500.000 45,000,000
antara lain:
BOP LKM
Grand Total
7.500.000
200.000.000 1) Channeling program dengan Di-
Sumber : Dokumen Profil LKM Karya Bersama
nas Perindustrian dan
Gambar 10: Persentase Alokasi Da- Perdagangan dalam bentuk
na BLM Putaran III Tahun 2011 Pelatihan Menjahit dan Bantuan
Peralatan Mesin Jahit sejumlah 5
Unit. Bantuan Peralatan dan
Pelatihan menjahit tersebut
digunakan untuk mengembangkan
usaha kerajinan tas dan souvenir
lainnya dari bahan sampah an or-
ganik.
2) Bantuan Peralatan Pembuatan
Kompos dari sampah organik dari
PKK Propinsi Jawa Timur, dalam
rangka mengembangkan daur
d) Siklus Tahun Ke-4
ulang sampah organik menjadi Pemerintah Pusat dengan
pupuk organik. Pemerintah Kabupaten Mojokerto.
3) Channeling dengan Badan Ling- 3) Menyediakan Dana Dampingan
kungan Hidup (BLH) Kabupaten untuk Urusan Bersama (DDUB).
Mojokerto, berupa bantuan Untuk peran yang lainnya
peralatan Komposter Aerob, juga berkaitan dengan pelaksanaan
untuk membuat pupuk organik PNPM Mandiri Perkotaan masih be-
dari kompos (sampah organik). lum terlaksana. Oleh karena itu perlu
4) Channeling Program dengan Insti- peran yang lebih besar lagi dari
tut Teknologi Sepuluh Nopember Pemerintah Kabupaten Mojokerto
Surabaya, berupa Pelatihan Bisnis dalam menanggulangi kemiskinan
Kewirausahaan. khususnya melalui PNPM Mandiri
5) Sekarang ini masih berlangsung Perkotaan.
upaya kerja sama dengan Badan Sedangkan partisipasi
Ketahanan Pangan dalam rangka Pemerintah Kabupaten Mojokerto
mengembangkan budi daya yang seharusnya dilakukan dalam
tanaman peternakan organik. pelaksanaan PNPM Mandiri
Meskipun dari segi usia LKM Perkotaan antara lain:
Karya Bersama Desa Kemantren ini 1) Fasilitasi penyusunan dan
masih muda, namun langkah- perencanaan program penanggu-
langkah yang sudah diambil sudah langan kemiskinan oleh Pe-
relative lebih maju. nanggungjawab Operasional
Masalah kemiskinan merupa- Kegiatan bersama tim fasilitator
kan masalah yang kompleks, oleh kelurahan dan Kepala Desa.
karena itu penanganan masalah 2) Fasilitasi pencairan dana Bantuan
kemiskinan harus komprehensif langsung Masyarakat (BLM).
dengan melibatkan seluruh stake- 3) Monitoring pelaksanaan program
holders yang ada di masyarakat. penanggulangan kemiskinan oleh
Oleh karena itu Peran dan partisipasi Tim Teknis dalam TKPP (Tim
stakeholders (Pemerintah, Masyara- Koordinasi Pelaksana Program).
kat, Kaum peduli dan Swasta) dalam 4) Sinergi Program Penanggulangan
Pelaksanaan PNPM Mandiri Kemiskinan yang disusun
Perkotaan di Desa Kemantren masyarakat secara partisipatif
Kecamatan Gedeg Kabupaten Mo- dengan program Pemerintah Ka-
jokerto, dapat digambarkan sebagai bupaten Mojokerto melalui forum
berikut: MUSRENBANGDES.
a) Peran dan Partisipasi Namun yang terjadi dilapan-
Pemerintah Kabupaten Mojok- gan masih jauh dari harapan, fasili-
erto dalam Pelaksanaan PNPM tasi penyusunan dan perencanaan
Mandiri Perkotaan program penanggulangan kemiski-
Sedangkan peran yang sudah nan di tingkat masyarakat Desa Ke-
dilaksanakan Pemerintah Kabupaten mantren lebih banyak dilakukan oleh
Mojokerto dalam Implementasi fasilitator pendamping dan Kepala
PNPM Mandiri Perkotaan, baru se- Desa. PJOK yang dijabat Kasi Pem-
batas memfasilitasi: bangunan Kecamatan Gedeg belum
1) Terbentuknya Tim Koordinasi berperan aktif, meskipun penanda
Pelaksana Program (TKPP) tanganan dokumen pencairan BLM
PNPM Mandiri Perkotaan. terlibat. Alasan utama PJOK adalah
2) Ditanda tanganinya Nokta Perjan- tidak adanya dukungan Biaya
jian Kerjasama (NPK) antara
Operasiona Kegiatan dari 2) Membangun kerjasama antar
Pemerintah Kabupaten Mojokerto. sesama warga, warga masyarakat
b) Peran dan Partisipasi Masyara- dengan Lembaga-lembaga di ke-
kat dan Kaum Peduli dalam lurahan, Warga masyarakat
pelaksanaan PNPM Mandiri dengan pemerintah, warga
Perkotaan di Desa Kemantren masyarakat dengan beberapa
Peran dan partisipasi pihak di luar wilayah kelurahan.
masyarakat dan kaum peduli dalam Dari gambaran data SIM
penanggulangan kemiskinan melalui Korkot 16 PNPM Mandiri Perkotaan
PNPM Mandiri Perkotaan di Desa Kabupaten Mojokerto mengenai
Kemantren Kecamatan Gedeg Ka- keterlibatan masyarakat dalam setiap
bupaten Mojokerto sangat penting tahapan proses siklus PNPM Mandiri
karena merekalah yang diharapkan Perkotaan yang sudah dijelaskan
menjadi subyek pelaku penanggu- pada tahap sebelumnya menunjuk-
langan kemiskinan di desanya bukan kan partisipasi masyarakat dalam
lagi sebagai obyek yang hanya pasif proses pelaksanaan PNPM Mandiri
menunggu. Perkotaan di desa Kemantren cukup
Peran masyarakat dan kaum bagus.
peduli dalam pelaksanaan PNPM c) Peran dan Partisipasi Swasta
Mandiri Perkotaan di Desa Keman- dalam pelaksanaan PNPM Man-
tren Kecamatan Gedeg Kabupaten diri Perkotaan di Desa Keman-
Mojokerto antara lain: tren
1) Sebagai pelaku utama dalam pe- Peran dan partisipasi swasta
nanggulangan kemiskinan di de- tersebut diharapkan bisa mendukung
sanya. Tanpa peran aktif pelaksanaan program penanggulan-
masyarakat dan kaum peduli di gan kemiskinan di kelurahan khu-
desa kemantren mustahil perma- susnya melalui program PNPM Man-
salahan kemiskinan di desa terse- diri Perkotaan. Ada beberapa fase
but akan terselesaikan, karena atau tahapan proses dalam pelaksa-
masyarakat sendirilah yang paling naan PNPM Mandiri Perkotaan di
memahami permasalahan kem- mana peran swasta sangat dibutuh-
iskinan dan kebutuhan apa yang kan.
diperlukan untuk mengatasinya. Bentuk peran dan partisipasi
2) Menumbuhkan nilai-nilai kepedu- dengan swasta belum menunjukkan
lian, kebersamaan, keikhlasan hasil yang signifikan. Beberapa
membantu sesama, keadilan se- agenda kerja sama dengan swasta
hingga meningkatkan kohesi so- masih belum membuahkan hasil.
sial di masyarakat. Pelibatan pengurus Himpunan Pen-
Sedangkan partisipasi masyarakat gusaha Muslim Indonesia Kabupaten
dan kaum peduli dalam penanggu- Mojokerto dalam beberapa kali
langan kemiskinan melalui PNPM agenda pembahasan program pe-
Mandiri Perkotaan di Desa Keman- nanggulangan kemiskinan di desa
tren Kecamatan Gedeg Kabupaten Kemantren belum ditindak lanjuti
Mojokerto antara lain: dengan kegiatan kerjasama riil.
1) Terlibat secara aktif dalam setiap d) Faktor Pendukung dan Peng-
tahapan pelaksanaan program hambat Pelaksanaan PNPM
penanggulangan kemiskinan khu- Mandiri Perkotaan di desa Ke-
susnya dalam program PNPM mantren Kecamatan Gedeg Ka-
Mandiri Perkotaan. bupaten Mojokerto.
1) Faktor Pendukung Pelaksanaan pembangunan ke Desa Keman-
PNPM Mandiri Perkotaan di De- tren mereka selalu dilibatkan. Se-
sa Kemantren Kecamatan dangkan faktor eksternal meliputi
Gedeg Kabupaten Mojokerto. masih adanya beberapa oknum
Ada beberapa faktor yang dari beberapa Dinas yang datang
mendukung keberhasilan melakukan monitoring pelaksa-
pelaksanaan PNPM Mandiri naan PNPM Mandiri, melakukan
Perkotaan di Desa Kemantren di- dokumentasi kegiatan untuk
antaranya adalah terdiri dari faktor laporan dan menjanjikan dana
internal yaitu: adanya relawan bantuan, namun ternyata di-
warga yang betul-betul mampu manfaatkan untuk mengajukan
dan aktif menggerakkan anggaran untuk kepentingannya
partisipasi masyarakat dan peran sendiri.
dari Kepala Desa yang sangat Faktor lain yang menghambat
mendukung pelaksanaan PNPM pelaksanaan PNPM Mandiri
Mandiri Perkotaan, bahkan me- Perkotaan di masyarakat adalah
nyediakan beberapa fasilitas un- adanya perubahan sikap dan per-
tuk mewujudkan pelaksanaan ilaku masyarakat sendiri. Para
program PNPM Mandiri Perkotaan relawan yang dulu ikhlas dalam
seperti penyediaan lahan untuk memfasilitasi penanggulangan
pengolahan sampah dan budi kemiskinan melalui PNPM Mandiri
daya tanaman organik. Se- Perkotaan setelah terpilih menjadi
dangkan beberapa faktor ekster- Pimpinan Kolektif LKM maupun
nal yang mendukung pelaksanaan Unit-unit pelaksananya mulai
PNPM Mandiri Perkotaan di Desa berubah orientasi menjadi materi-
Kemantren adalah adanya alistis setelah beberapa kali
kepedulian beberapa pihak baik mengelola dana BLM. Faktor lain
dari BLH, Dinas Perindustrian dan yang menghambat pelaksanaan
Dinas Pertanian untuk mendukung PNPM Mandiri Perkotaan di Desa
dan memberi bimbingan teknis da- Kemantren adalah kurangnya
lam merealisasikan progam pen- dukungan yang serius dari
golahan sampah dan budi daya Pemerintah Kaupaten Mojokerto
tanaman organik. dalam mengawal pelaksanaan
2) Faktor Penghambat Pelaksa- PNPM Mandiri Perkotaan di wila-
naan PNPM Mandiri Perkotaan yahnya.
di Desa Kemantren Kecamatan Faktor penghambat dari unsur
Gedeg Kabupaten Mojokerto konsultan antara lain adanya Pe-
Beberapa faktor yang menjadi doman Pelaksanaan dan SOP
penghambat pelaksanaan PNPM yang terlalu kaku diterapkan oleh
Mandiri Perkotaan di Desa Ke- para pelaku di tingkat konsutan
mantren adalah dari faktor internal sehingga kurang adanya inovasi-
masih adanya beberapa tokoh inovasi dalam proses pem-
masyarakat yang selalu berdayaan masyarakat. Ku-
menghalangi pelaksanaan Pe- rangnya desentralisasi dalam
nanggulangan Kemiskinan melalui pelaksanaan program PNPM
PNPM Mandiri Perkotaan. Hal ter- Mandiri Perkotaan, karena segala
sebut dikarenakan tokoh-tokoh aturan pelaksanaan baik Pe-
tersebut tidak dilibatkan dalam doman Umum, Pedoman
pengelolaan dana BLM, karena Pelaksanaan dan Standard Oper-
biasanya setiap ada program ating Procedure (SOP) telah di-
persiapkan oleh pelaksana pro- akan cenderung menilai bahwa im-
gram dari pusat. Struktur organ- plementasi kebijakan penanggulan-
isasi pelaksana program yang be- gan kemiskinan dalam PNPM Man-
sar dan panjang tersebut membu- diri Perkotaan tersebut lebih condong
at rentang kendali yang panjang pada penerapan model hybrid.
pula sehingga sering kali konsep Secara nasional sebagai sebuah Ke-
yang didesiminasikan dari pusat di bijakan Negara PNPM Mandiri
tingkat bawah diterjemahkan ber- Perkotaan merupakan kebijakan
beda. yang bersifat top down, namun da-
lam implementasi kebijakan di lapan-
Pembahasan gan secara teknis pelaksanaannya
Pelaksanaan PNPM Mandiri menerapkan konsep kebijakan yang
Perkotaan di Desa Kemantren bottom up dengan pendekatan pem-
Kecamatan Gedeg Kabupaten Mo- berdayaan masyarakat yang men-
jokerto gutamakan partisipasi masyarakat
Dalam implementasi ke- yang menjadi target group dari pro-
bijakan publik, terdapat dua pilihan gram PNPM Mandiri Perkotaan.
langkah yang bisa diambil, yaitu Sedangkan pelaksanaan
langsung mengimplementasikan da- PNPM Mandiri Perkotaan di Desa
lam bentuk program atau melalui Kemantren Kecamatan Gedeg Ka-
formulasi kebijakan derivat atau bupaten Mojokerto tersebut dapat
turunan dari kebijakan publik tersebut digambarkan melalui penjelasan se-
(Nugroho, 2008: 494). Paul A. Saba- tiap tahapan siklus tahunan, yang
tier (Lane, 1993) seorang pionir ana- terdiri dari:
lisis implementasi kebijakan, mem- a) Siklus Tahun ke-1
berikan analisis bahwa terdapat dua Pelaksanaan siklus tahun ke-
model implementasi kebijakan yang 1 PNPM Mandiri Perkotaan merupa-
bertolak belakang, yaitu model im- kan proses pembelajaran kritis
plementasi top down dan bottom up, masyarakat. Proses pemberdayaan
tetapi dia juga menciptakan model dimulai dari pelibatan individu warga
yang ketiga yang merupakan sebuah miskin sehingga mau terlibat dan
bentuk model gabungan, sebagai berpartisipasi dalam setiap tahapan
sebuah tanggapan sekaligus tan- kegiatan. Untuk tahap selanjutnya
tangan atas permasalahan mendasar mereka akan dikuatkan dalam
dalam implementasi kebijakan. Ben- komunitas atau kelompok, baik dili-
tuk gabungan tersebut biasa disebut batkan dalam lembaga LKM maupun
Model Hybrid, yang diturunkan dari KSM sehingga mereka memiliki ke-
dua sumber yaitu kerangka jaringan percayaan diri dan merasa setara
kebijakan (model kerangka jaringan) dengan yang lain. Seperti disam-
yang top down dan hipotesis bahwa paikan oleh Friedmenn yang menya-
implementasi pada dasarnya sebagai takan bahwa proses pemberdayaan
proses pembelajaran (model pem- dilakukan melalui beberapa pentaha-
belajaran) yang bottom up (Lane, pan yang dimulai dengan pem-
1993). berdayaan individu, dilanjutkan
Dengan merujuk pada pan- dengan pemberdayaan ikatan antar
dangan Paul A. Sabatier apabila individu/kelompok, dan pem-
dikaitkan dengan implementasi Ke- berdayaan politik.
bijakan Penanggulangan Kemiskinan 1) Sosialisasi awal
dalam PNPM Mandiri Perkotaan Siklus tahun ke-1 PNPM
khususnya di Desa kemantren, kita Mandiri Perkotaan dimulai dengan
sosialisasi awal tentang konsep bahan yang diinginkan, kepentingan
pemberdayaan masyarakat dalam kelompok sasaran dll seperti yang
PNPM Mandiri Perkotaan. Penyam- diungkapkan dalam model implemen-
paian pesan tentang konsep dan tasi kebijakan Merilee S. Grindle
tujuan program dalam sosialisasi maka pada tahap FGD Refleksi Kem-
awal PNPM Mandiri Perkotaan dalam iskinan merupakan tahap penya-
model implementasi kebijakan Ed- daran. Dalam FGD Refleksi Kemiski-
ward III adalah variabel komunikasi nan tersebut dibahas mengenai akar
yang bisa mempengaruhi keberhasi- penyebab kemiskinan, sehingga bisa
lan implementasi kebijakan. Begitu disadari bersama akan adanya per-
juga dalam model implementasi ke- masalahan kemiskinan yang harus
bijakan Van Meter & Van Horn, tahap diselesaikan bersama pula. Dengan
sosialisasi awal terebut merupakan adanya kesadaran mengenai perma-
variable komunikasi yang sangat salahan bersama diharapkan ada
mempengaruhi keberhasilan imple- kepedulian dan tanggungjawab ber-
mentasi kebijakan penanggulangan sama untuk menyelesaikan permasa-
kemiskinan melalui PNPM Mandiri lahan kemiskinan tersebut.
Perkotaan. Dalam proses FGD Refleksi
2) Rembug Kesiapan masyarakat Kemiskinan seperti dijelaskan dalam
Tahap berikutnya adalah deskripsi hasil penelitian menunjuk-
Rembug Kesiapan Masyarakat kan bahwa partisipasi masyarakat
(RKM). Dalam RKM tersebut proses Desa Kemantren Kecamatan Gedeg
pembelajaran yang ditekankan ada- cukup tinggi, dari 24 kali proses FGD
lah membangun komitmen dan Refleksi Kemiskinan tingkat ke-
kebersamaan. Menurut Friedmann hadiran masyarakat mencapai 1,787
tahap ini sudah masuk kepada pem- orang dari total 2,372 orang pendduk
berdayaan ikatan antar indi- dewasa atau 75,34%.
vidu/kelompok. Dalam RKM tersebut 4) Pemetaan Swadaya (PS)
dibangun komitmen untuk menerima Proses Pemetaan Swadaya
atau menolak PNPM Mandiri (PS) merupakan proses pengidentifi-
Perkotaan sebagai proses pem- kasian potensi dan masalah yang
berdayaan masyarakat dan pembela- dilakukan sendiri oleh masyarakat.
jaran kritis untuk memecahkan masa- Pengidentifikasian potensi dan masa-
lah kemiskinan merupakan proses lah oleh mereka sendiri dimaksudkan
membangun kebersamaan antar in- agar data yang diperoleh lebih akurat
dividu dalam masyarakat. Dalam karena dilakukan oleh sumbernya
model implementasi Kebijakan Ed- langsung. Dalam proses pemetaan
ward III dan Van Meter & Van Horn, swadaya ini seluruh tata cara
tahap RKM tersebut dapat dikate- rangkaian proses dilakukan ber-
gorikan dalam variabel disposisi yaitu dasarkan pedoman pelaksanaan
karakteristik yang dimiliki oleh im- PNPM Mandiri Perkotaan dan SOP
plementor, seperti komitmen, keju- pelaksanaan Pemetaan Swadaya.
juran, sifat demokratis. Hal tersebut memperkuat
analisis peneliti bahwa Implementasi
3) FGD Refleksi Kemiskinan Kebijakan Penanggulangan Kemiski-
Pada tahap FGD Refleksi nan melalui PNPM Mandiri
Kemiskinan tersebut merupakan Perkotaan lebih bersifat Top Down.
tahap penyadaran kritis. Setelah Hal tersebut sesuai dengan ulasan
pembelajaran kritis tentang karakter- beberapa teori implementasi ke-
istik kebijakan, tujuan program, peru- bijakan dalam bab II baik yang
dikemukakan Merilee S. Grindle, langan kemiskinan disusun ber-
Edward III, Mazmanian & Sabatier dasarkan usulan dari masyarakat
maupun Van Meter & Van Horn. paling bawah (basis RT/RW)
5) Pembangunan Lembaga kemudian dirumuskan dan diputus-
Keswadayaan Masyarakat (LKM) kan di tingat desa. Setelah ditetap-
Lembaga Keswadayaan kan di tingkat desa kemudian dia-
Masyarakat (LKM) dipersiapkan se- manahkan pengawalan program pe-
bagai lembaga yang mengawal pe- nanggulangan kemiskinan dalam
nanggulangan kemiskinan di de- PJM Pronangkis tersebut kepada
sa/kelurahan. Dari proses pem- LKM Karya Bersama.
bangunan Lembaga Keswadayaan Sedangkan menurut Merilee
Masyarakat (LKM) tersebut sebenar- S. Grindle, variabel isi (content of
ya sebagai upaya untuk memper- policy) yang terdiri dari kepentingan
siapkan sumber daya pendukung im- kelompok sasaran (warga miskin),
plementasi kebijakan seperti dijelas- tipe manfaat, derajad perubahan
kan dalam teori implementasi ke- yang diinginkan sudah termuat dalam
bijakan bahwa variabel sumber daya PJM Pronangkis yang disusun
merupakan variabel yang menen- secara partisipatif oleh masyarakat
tukan keberhasilan implementasi ke- Desa Kemantren tersebut. Dengan
bijakan. Model implementasi ke- termuatnya kepentingan kelompok
bijakan yang dikemukakan Edward III sasaran (warga miskin), manfaat
maupun Van Meter & Van Horn jelas yang diharapkan dll. maka kecil
mengungkapkan bahwa faktor sum- kemungkinan implementasi kebijakan
ber daya merupakan salah satu vari- penanggulangan kemiskinan yang
abel yang ikut menentukan keber- dikawal LKM Karya Bersama Desa
hasilan implementasi kebijakan. Kemantren tersebut salah sasaran.
6) Penyusunan Perencanaan Jangka Hal tersebut dikarenakan dalam pe-
Menengah Program penanggu- rumusan mulai identifikasi potensi
langan Kemiskinan (PJM dan masalah sampai proses
Pronangkis) penyusunan program melibatkan ke-
Penyusunan PJM Pronangkis lompok sasaran (target group) yaitu
merupakan tindak lanjut dari identifi- warga miskin.
kasi potensi dan masalah dalam 7) Pembentukan Kelompok Swadaya
Pemetaan Swadaya (PS). Hasil PS Masyarakat (KSM)
yang dilakukan oleh masyarakat Kelompok Swadaya
sendiri merupakan bahan untuk me- Masyarakat (KSM) merupakan wa-
nyusun program penanggulangan dah bagi warga miskin untuk
kemiskinan (PJM Pronangkis) yang mengembangkan diri dan mem-
diamanahkan kepada LKM Karya bangun kemandirian. Dengan ter-
Mandiri Desa Kemantren. Proses gabung dalam kelompok diharapkan
penyusunan PJM Pronangkis terse- terbangun ikatan-ikatan sosial (ko-
but dilakukan secara berjenjang dari hesi sosial) diantara mereka, sehing-
tingkat basis RT/RW kemudian di ga terbangun kembali nilai-nilai luhur
tetapkan di tingkat desa. kemanusiaan yang selama ini luntur
Model perumusan PJM dan terkubur.
Pronangkis di tingkat desa Keman- Konsep pembentukan KSM
tren Kecamatan Gedeg Kabupaten yang seharusnya alami berdasrkan
Mojokerto tersebut kalau merujuk kebutuhan, dalam realita yang terjadi
pada pendapat Agustino bersifat bot- di Desa Kemantren masih berdasar
tom up, karena program penanggu- pada kebutuhan untuk mengakses
BLM. Namun demikian kelompok ma Desa Kemantren masuk kategori
yang sudah terbentuk apapun moti- baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil
vasinya diberi penguatan melalui audit oleh Konsultan Akuntan Pubik
proses dinamika kelompok. Sesuai Veto Saljo & Rekan pada 14 Januari
dengan tahap pemberdayaan 2011 hasil opini yang dikeluarkan
menurut Friedmenn setelah dil- adalah “wajar”.
akukan pemberdayaan individu beri- 2) PJM/Renta
kutnya adalah pemberayaan antar Renta hasil dari proses tin-
individu/kelompok. KSM merupakan jauan partisipatif menjadi agenda
bentuk pemberdayaan antar indi- program penanggulangan kemiski-
vidu/kelompok. nan tahun 2011. Alokasi pendanaan
b) Siklus Tahun ke-2 kegiatan penanggulangan kemiski-
Pada proses siklus Tahun ke- nan yang sudah dicantumkan dalam
2 PNPM Mandiri Perkotaan di Desa Renta 2011 tersebut adalah dari da-
Kemantren ada tiga tahapan proses na BLM tahun anggaran 2011 dan
yaitu: sinergitas program melalui
1) Review Renta, Kelembagaan, dan MUSRENBANG.
Keuangan Namun demikian hasil real-
Proses review Renta, Kelem- isasi dari Renta Pronangkis di tahun
bagaan, dan Keuangan tersebut 2011 adalah hanya dari dana BLM
merupakan proses evaluasi terhadap PNPM Mandiri Perkotaan. Se-
pelaksanaan Renta Pronangkis ta- dangkan MUSRENBANG tidak bisa
hun sebelumnya, evaluasi terhadap diakomodir, karena MUSRENBANG
kelembagaan LKM Karya Bersama, di wilayah Kabupaten Mojokerto be-
dan evaluasi terhadap pengelolaan lum terkoordinir dengan baik. Desa
keuangan LKM Karya bersama. Re- Kemantren sendiri MUSRENBANG
view renta tahun ke-2 yang dilakukan tidak berjalan efektif dan LKM se-
pada tahun 2010 dari deskripsi hasil bagai lembaga yang concern dalam
penelitian tersebut menunjukkan penanggulangan kemiskinan tidak
adanya pergeseran alokasi kegiatan dilibatkan dalam MUSRENBANG.
dan pendanaan untuk kegiatan so- Meskipun hasil konfirmasi dengan
sial. Kepala Desa sudah melibatkan LKM
Dari segi kelembagaan juga Karya Bersama, namun dari unsur
dievaluasi mengenai program kerja LKM Karya Bersama sendiri setelah
LKM Karya Bersama selama satu dikonfirmasi ternyata tidak pernah
tahun dalam mengawal program pe- diundang secara formal.
nanggulangan kemiskinan dan dil- 3) Pembentukan KSM
akukan penilaian terhadap kelem- Pembentukan Kelompok
bagaan LKM Karya Bersama. Ada Swadaya Masyarakat (KSM) dalam
empat kategori hasil penilaian yaitu rangkaian siklus tahun ke-2 tersebut
LKM masih dalam kondisi awal (tidak masih sama dengan siklus tahun ke-
berdaya), berdaya, mandiri, atau su- 1 yaitu lebih berorientasi pemanfaa-
dah menuju madani. Hasil Penilaian tan dana BLM. KSM dibentuk bukan
Kinerja LKM Karya Bersama Desa karena kebutuhan warga miskin un-
Kemantren menunjukkan bahwa tuk mengorganisir diri, tetapi lebih
LKM Karya Bersama masuk kategori pada kebutuhan untuk mengakses
“Mandiri”. dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan
Sedangkan hasil review keu- melalui LKM Karya Bersama Desa
angan menunjukkan bahwa pengel- Kemantren.
olaan keuangan LKM Karya Bersa-
Pembentukan KSM tersebut Desa Kemantren tersebut sudah ber-
sebagai upaya untuk membangun jalan dengan baik dan menghasilkan
komunikasi antar individu agar Renta yang baru untuk dilaksanakan
terbangun kepedulian dalam ke- pada tahun 2012.
lompok seperti disampaikan oleh Hasil review kelembagaan
Friedmenn bahwa tahap pem- menghasilkan program kerja dan
berdayaan dimulai dari pem- Rencana Anggaran dan Pendapatan
berdayaan individu kemudian ke- LKM Karya Bersama tahun 2012.
lompok. Adanya harapan mem- Disamping itu juga dilakukan
peroleh imbalan berupa BLM masih penilaian kinerja LKM Karya Bersa-
menjadi motivasi warga miskin Desa ma. Hasil penilaian kinerja LKM ada-
Kemantren untuk berpartisipasi lah bahwa LKM Karya Bersama De-
bergabung dalam KSM seperti yang sa Kemantren masuk kategori LKM
disampaikan Mustafa (Fahrudin, yang “mandiri”.
2004: hal. 39) tentang teori per- Sedangkan hasil review keu-
tukaran sosial (Social Exchange angan menunjukkan bahwa pengel-
Theory) bahwa hubungan pertukaran olaan keuangan LKM Karya Bersama
dengan orang lain karena daripadan- Desa Kemantren masuk kategori
ya akan memperolah imbalan. baik. Hasil audit sebagai tindak lanjut
Dalam rangka realisasi BLM review keuangan menghasilkan opini
putaran ke-2 tersebut di Desa Ke- “wajar”. Hal tersebut menunjukkan
mantren terbentuk 14 KSM yang bahwa pengelolaan keuangan LKM
terdiri dari 5 Lingkungan, 5 Sosial, Karya Bersama Desa Kemantren
dan 4 KSM ekonomi. Masing-masing masuk kategori baik.
KSM yang terbentuk merupakan 2) PJM/Renta
upaya memberdayakan mereka me- Rencana Tahunan (Renta)
lalui kegiatan-kegiatan baik ling- hasil review siklus tahun ke-3 terse-
kungan, sosial maupun ekonomi. but akan dilaksanakan untuk pe-
Dari ketiga bidang kegiatan tersebut nanggulangan kemiskinan tahun
alokasi dana BLM PNPM Mandiri 2012. Sumber pendanaan tentu saja
Perkotaan Desa Kemantren sebesar masih mengandalkan dari dana BLM
Rp. 200.000.000 terbagi menjadi PNPM Mandiri Perkotaan untuk Desa
30% untuk kegiatan lingkungan, 59% Kemanten yang teralokasi sebesar
untuk kegiatan social, 7% untuk Rp. 200.000.000,-. Sumber dana
kegiatan ekonomi dan 4% untuk BOP yang lain tergantung kepada LKM
LKM Karya Bersama. Karya Bersama untuk membangun
c) Siklus Tahun ke-3 channeling program dengan bebera-
Tahapan proses siklus tahun pa pihak. Channeling program yang
ke-3 adalah sama persis dengan si- sedang dijajaki adalah dengan Dinas
klus tahun ke-2. Ketahanan Pangan Kabupaten Mo-
1) Review Renta, Kelembagaan, dan jokerto. Beberapa kali pertemuan so-
Keuangan sialisasi dan komunikasi program su-
Proses review terhadap dah dilakukan, karena hal tersebut
Renta tahun sebelumnya dilakukan sejalan dengan program LKM Karya
sebagai upaya evaluasi pelaksanaan Bersama tentang budidaya tanaman
program penanggulangan kemiksi- organiK, perikanan organik, pupuk
nan yang dilaksanakan LKM Karya organik melalui pengelolaan sampah
Bersama Desa Kemantren untuk ta- organik, serta pembuatan pakan ter-
hun ke-2. Rangkaian review Renta nak yang sudah direalissi pada tahap
yang difasilitasi LKM Karya Bersama sebelumnya.
3) Pembentukan KSM gan kemiskinan dengan beberapa
Pembentukan KSM pada pihak seperti dijelaskan dalam
proses Tinjauan Partisipatif tahun ke- deskripsi hasil penelitian sampai saat
3 ini tidak berbeda jauh dengan si- ini masih belum mendapat dukungan
klus tahun sebelumnya. KSM belum serius dari Pemerintah Kabupaten
terbentuk secara natural karena Mojokerto. Sinergitas program me-
kebutuhan, tetapi dibentuk karena lalui MUSRENBANG juga belum ter-
adanya kebutuhan untuk menyerap fasilitasi, sehingga LKM Karya Ber-
dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan sama Desa Kemantren melakukan
tahun berikutnya. Partisipasi komunikasi dan konsolidasi dengan
masyarakat khususnya warga miskin beberapa pihak tanpa fasilitasi dari
masih berdasarkan kaidah dalam te- pemerintah Kabupaten Mojokerto.
ori pertukaran sosial (social ex-
change theory) yang dikemukakan Peran dan partisipasi stake hold-
Musthofa, yaitu partisipasi warga ers (Pemerintah, Masyarakat,
miskin untuk bergabung dalam KSM Kaum peduli dan Swasta) dalam
masih didasari harapan untuk Pelaksanaan PNPM Mandiri
mendapatkan imbalan yaitu dana Perkotaan di Desa Kemantren
BLM. Kecamatan Gedeg Kabupaten Mo-
Jumlah KSM yang terbentuk jokerto
pada siklus tahun ke-3 ini adalah James E. Anderson meru-
sejumlah 11 KSM yang terdiri dari 3 muskan kebijaksanaan sebagai per-
KSM Lingkungan, 5 KSM Sosial, dan ilaku dari sejumlah aktor (pejabat,
3 KSM Ekonomi. Alokasi dana BLM kelompok, instansi pemerintah) atau
untuk tiga kategori kegiatan tersebut serangkaian aktor dalam suatu bi-
juga mengalami perubahan yaitu dang kegiatan tertentu (Abdul
22% untuk kegiatan Lingkungn, 64% Wahab, 2008a. Hal. 2). Perilaku dari
kegiatan Sosial, 10% kegiatan sejumlah aktor tersebut merupakan
ekonomi, dan 4% BOP LKM Karya bentuk peran dan partisipasi
Bersama. berbagai pihak (stake holders) dalam
d) Siklus Tahun ke-4 implementasi kebijakan penanggu-
Proses siklus tahun keempat langan kemiskinan melalui PNPM
seperti dijelaskan dalam deskripsi Mandiri Perkotaan.
hasil penelitian belum terlaksana. a) Peran dan Partisipasi
LKM Karya Bersama baru akan Pemerintah Kabupaten Mojok-
melaksanakan siklus tahun ke-4 mu- erto
lai pertengahan tahun 2012 ini. Se- Peran dan partisipasi
hingga proses siklus tahun ke-4 be- pemerintah Kabupaten Mojokerto
lum menjadi fokus penelitian ini. Na- dalam implementasi PNPM Mandiri
mun demikian alur proses siklus ta- Perkotaan di desa Kemantren seperti
hun ke-4 sudah dijelaskan sedikit da- diuraikan sebelumnya telah berjalan
lam deskripsi hasil penelitian. dengan baik. Ada beberapa peran
e) Channeling Program dan partisipasi yang masih belum
Channeling program dalam terfasilitasi dengan baik yaitu sinergi
penanggulangan kemiskinan yang program penanggulangan kemiski-
difasilitasi LKM Karya Bersama Desa nan dengan program Pemerintah
Kemantren tersebut merupakan sa- Kabupaten Mojokerto maupun
lah satu bukti bahwa LKM karya Ber- dengan Strategi Penanggulangan
sama sebagai LKM yang mandiri. Kemiskinan Daerah melalui TKPKD.
Channeling program penanggulan- Hal tersebut terjadi karena masih ku-
rangnya pemahaman dan kepedulian luar dirinya (ekstrinsik) dalam kese-
para pelaku dari jajaran pemerintah luruhan proses kegiatan yang ber-
Kabupaten Mojokerto. sangkutan” (Fahrudin, 2004, hal. 36).
Implementasi PNPM Mandiri Sedangkan menurut Sastropoetro
Perkotaan sebagai program pem- (Fahrudin, 2004: hal. 37) bahwa
berdayaan masyarakat menuntut partisipasi adalah keterlibatan spon-
adanya pelimpahan wewenang tan dengan kesadaran disertai
kepada masyarakat untuk mengelola tanggungjawab terhadap kepent-
dan secara mandiri mengatasi per- ingan kelompok untuk mencapai
masalahan kemiskinannya sendiri. tujuan. Menurut Sumarjo & Sa-
Hal tersebut harus mulai disadari harudin (Fahrudin, 2004: hal. 37) ka-
oleh para pelaku khususnya lau dikaitkan dengan pelaksanaan
Pemerintah Kabupaten Mojokerto pembangunan masyarakat, maka
mengenai peran Pemerintah Kabu- partisipasi menyangkut keterlibatan
paten Mojokerto dalam memfasilitasi masyarakat secara aktif dalam
program pemberdayaan masyarakat pengambilan keputusan, pelaksa-
khususnya PNMPM Mandiri naan, pemeliharaan, evaluasi, dan
Perkotaan. Menurut Jim Ife menikmati hasilnya atas suatu usaha
(Fahrudin, 2004: hal. 16) bahwa em- perubahan masyarakat yang di-
powerment aims to increase the rencanakan untuk mencapai tujuan-
power of disadvantaged (pem- tujuan masyarakat.
berdayaan bertujuan memberikan Dari pendapat beberapa ahli
kekuatan atau kekuasaan kepada di atas jelas sekali arti dari
orang-orang yang tidak beruntung). partisipasi, namun masih sulit untuk
Sehingga Ife menyimpulkan bahwa membedakaan apakah peran aktif
pemberdayaan memuat dua individu maupun masyarakat tersebut
pengertian kunci, yakni kekuasaan sebagai partisipasi atau hanya
dan kelompok lemah (Suharto, 2010: sekedar mobilisasi. Partisipasi tidak
59). hanya menuntut peran aktif dan
b) Peran dan Partisipasi Masyara- keterlibatan individu atau masyarakat
kat dan Kaum Peduli dalam akan tetapi harus diimbangi dengan
pelaksanaan PNPM Mandiri kesadaran individu atau masyarakat
Perkotaan di Desa Kemantren untuk secara suka rela terlibat dalam
Secara umum peran dan suatu kegiatan. Sedangkan dalam
partisipasi aktif masyarakat dan implementasi PNPM Mandiri
kaum peduli khususnya dari Perkotaan di desa Kemantren ber-
masyarakat itu sendiri di desa Ke- dasarkan hasil penelitian di atas ting-
mantren telah berjalan dengan baik. kat partisipasi masyarakat rata-rata
Hal tersebut terlihat dari tingkat cukup tinggi. Data yang diperoleh
partisipasi dalam bentuk keterlibatan dari data skunder proses pelaksa-
masyarakat dalam setiap tahapan naan siklus PNPM Mandiri Perkotaan
siklus dalam PNPM Mandiri di desa Kemantren Kecamatan
Perkotaan di desa Kemantren yang Gedeg Kabupaten Mojokerto terse-
cukup tinggi. but lebih bersifat kuantitatif yang
Moelino mendefinisikan menggambarkan tingkat kehadiran
partisipasi secara luas sebagai “ben- masyarakat di setiap tahapan siklus
tuk keterlibatan dan keikutsertaan program PNPM Mandiri Perkotaan.
masyarakat secara aktif dan suka Namun secara kualitatif apakah ting-
rela, baik karena alasan-alasan dari kat keterlibatan masyarakat yang
dalam dirinya (intrinsik) maupun dari tinggi tersebut diimbangi juga dengan
tingkat kesadaran dan pamahaman menggerakkan partisipasi
yang signifikan juga, ini masih sulit masyarakat.
untuk diukur. Hal tersebut setidaknya (b) Partisipasi aktif masyarakat yang
sudah menunjukkan bahwa cukup tinggi.
masyarakat termasuk masyarakat (c) Kepala Desa yang sangat men-
miskin sudah ikut terlibat dalam se- dukung pelaksanaan PNPM MP.
tiap tahapan proses pengambilan Sedangkab faktor eksternal
keputusan di masyarakat yang yang mendukung pelaksanaan
menyangkut kepentingan hidupnya. PNPM Mandiri Perkotaan di Desa
c) Peran dan Partisipasi Swasta Kemantren adalah adanya kepedu-
dalam pelaksanaan PNPM Man- lian beberapa pihak baik dari BLH,
diri Perkotaan di Desa Keman- Dinas Perindustrian dan Dinas Per-
tren tanian, Institut Teknologi Sepuluh
Bentuk peran dan partisipasi Nopember Surabaya (ITS) untuk
dengan swasta belum menunjukkan mendukung dan memberi bimbingan
hasil yang signifikan. Beberapa teknis dalam merealisasikan progam
agenda kerja sama dengan swasta pengolahan sampah dan budi daya
masih belum membuahkan hasil. tanaman organik.
Pelibatan pengurus Himpunan Pen- Sebaliknya ada beberapa fac-
gusaha Muslim Indonesia Kabupaten tor yang menghambat pelaksanaan
Mojokerto dalam beberapa kali PNPM Mandiri Perkotaan di Desa
agenda pembahasan program pe- Kemantren Kecamatan Gedeg Ka-
nanggulangan kemiskinan di desa bupaten Mojokerto, yang dibedakan
Kemantren belum ditindak lanjuti menjadi (1) Faktor Internal dan (2)
dengan kegiatan kerjasama riil. Han- Faktor Eksternal. Adapun faktor in-
ya lembaga pendidikan Perguruan ternal yang menghambat pelaksa-
Tinggi ITS saja yang pernah mem- naan PNPM Mandiri Perkotaan di
berikan bantuan kerjasama pelatihan Desa Kemantren antara lain:
kewirausahaan, dan beberapa kali (a)Masih adanya sikap dan perilaku
mahasiswa dari ITS melakukan prak- warga masyarakat yang mempro-
tek kerja lapang di kegiatan pengel- vokasi untuk tidak mendukung
olaan sampah dan pemuatan pupuk pelaksanaan PNPM Mandiri
organik di desa Kemantren. Perkotaan di Desa Kemantren.
Mereka pada umumnya tokoh
Faktor Pendukung dan Pengham- masyarakat yang biasanya dilibat-
bat dalam Implementasi PNPM kan dalam kegiatan pada saat ini
Mandiri Perkotaan di Desa Keman- tidak terpilih untuk terlibat.
tren Kecamatan Gedeg Kabupaten (b)Adanya perubahan sikap dan per-
Mojokerto ilaku relawan warga yang semula
Beberapa faktor yang men- ikhlas menjadi relawan, setelah
dukung Implementasi PNPM Mandiri dana BLM cair dan dimanfaatkan
Perkotaan di Desa Kemantren antara mereka berubah menjadi material-
lain terdiri dari (1)Faktor Internal dan istis dan penuh pamrih.
(2)Faktor Eksternal. Adapun faktor Sedangkan faktor eksternal
internal yang mendukung pelaksa- yang menghambat pelaksanaan
naan PNPM mandiri Perkotaan di PNPM Mandiri Perkotaan di Desa
Desa Kemantren antara lain: Kemantren antara lain:
(a)Terdapat relawan warga yang (a) Kurangnya dukungan yang serius
betul-betul mampu dan aktif dari Pemerintah Kaupaten Mojok-
erto dalam mengawal pelaksa-
naan PNPM Mandiri Perkotaan di kat di tingkat bawah (Ko-
wilayahnya. ta/Kabupaten) yang nota bene dekat
(b) Masih adanya sikap dan perilaku dengan target group (kelompok sasa-
para oknum pejabat yang hanya ran) yaitu kelompok lemah. Dengan
memanfaatkan keberhasilan pro- adanya desentralisasi dalam proses
gram PNPM Mandiri Perkotaan di pemberdayaan masyarakat maka
desa Kemantren untuk kepent- implementasi program pem-
ingannya sendiri. berdayaan masyarakat lebih mampu
(c) Besarnya organisasi pengelola mengakomodir kultur dan kearifan
program PNPM Mandiri perkotaan lokal. Disamping itu dengan desen-
dan panjangnya rentang kendali tralisasi jaringan dalam pengambilan
organisasi, sehingga sering terjadi keputusan dan evaluasi lebih pendek
keterlambatan dalam memberikan sehingga lebih efektif. Sebaliknya
umpan balik terhadap suatu ma- apabila implementasi kebijakan pe-
salah berkaitan dengan pengen- nanggulangan kemiskinan khu-
dalian kegiatan. susnya dalam PNPM Mandiri
(d) Mind set para pelaku di tingkat Perkotaan dikendalikan terpusat
konsutan yang mulai terjebak pa- secara nasional maka ada proses
da project oriented sehingga mulai penyeragaman dalam pelaksanaan
kurang dalam mengawal pember- sehingga budaya dan kearifan local
ayaan masyarakat. tidak terakomodir. Di sisi lain pelaku
(e) Kurangnya desentralisasi dalam pemberdayaan akan cenderung
implementasi program PNPM berorientasi proyek (project oriented),
Mandiri Perkotaan, sehingga para tidak berorientasi pemberdayaan
pelaku ditingkat konsultan bergan- (empowerment).
tung pada pedoman pelaksanaan Proses pemberdayaan
dan SOP dalam melakukan masyarakat dalam PNPM Mandiri
pengawalan program. Perkotaan khususnya di Kabupaten
Konsep pemberdayaan Mojokerto seperti diuraikan dalam
menurut Jim Ife memuat dua deskripsi hasil penelitian memiliki
pengertian kunci yaitu kekuasaan beberapa keterbatasan/hambatan.
dan kelompok lemah (Suharto, 2010: Beberapa saran praktis untuk
59). Sedangkan menurut Suharto mengatasi keterbatasan yang dapat
(2010: 58), bahwa proses pem- peneliti uraikan diantaranya seperti
berdayaan sangat tergantung pada diuraikan dalam table berikut ini:
dua hal yaitu (1) kekuasaan dapat Tabel 45: Saran Praktis dalam Pros-
berubah, jika kekuasaan tidak dapat es Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan
berubah, maka pemberdayaan No (Empowerment) Regulasi Aktor

a. Peraturan Pemerintah Daerah tentang


dengan model apapun tidak akan proses fasilitasi pemberdayaan di Kab.
Mojokerto
a. DPRD, Pemkab

1 Pembinaan
terjadi, (2) kekuasaan dapat diper- b. Peraturan Desa (Perdes) tentang
pelembagaan proses siklus tahunan b. BPD, Kades

luas, bahwa kekuasaan itu dinamis. masyarakat.


a. Penetapan Lembaga yang concern

Berdasarkan teori tersebut 2 Pembentukan


terhadap penanggulangan kemiskinan di
desa.
a. BPD, Pemerintah Desa

maka desentralisasi dalam proses b. Menetapkan Aggaran Dasar dan


Anggaran Rumah Tangga
b. LKM Karya
Bersama,masyarakat

pemberdayaan khususnya PNPM Berdasarkan deskripsi hasil


Mandiri Perkotaan adalah sangat penelitian, disampaikan beberapa
penting. Dengan adanya desentrali- saran praktis seperti dijelaskan da-
sasi terhadap proses pemberdayaan lam tabel 45. Proses pemberdayaan
maka ada proses pelimpahan yang terdiri dari proses pembinaan,
wewenang dan kekuasaan kepada pembentukan, pembimbingan dan
pelaksana pemberdayaan masyara- monitoring harus didukung regulasi
yang jelas agar proses pem- PNPM Mandiri Perkotaan men-
berdayaan melembaga dan sustain- erapkan model hybrid seperti
able. Dengan adanya parangkat dikemukakan Paul A. Sabatier.
aturan pendukung dan aktor Sabatier mengungkapkan model
pelaksana yang jelas, maka akan implementasi kebijakan alternatif
mempermudah proses pem- yaitu model hybrid yang merupa-
berdayaan baik dari perencanaan, kan gabungan dari Top Down dan
pelaksanaan, maupun monitoring Bottom Up. Karena pelaksanaan
dan evaluasinya. PNPM Mandiri Perkotaan dil-
akukan dalam skala nasional
maka dukungan Pedoman
E. Kesimpulan dan Saran Pelaksanaan dan Stadard Operat-
a) Kesimpulan ing Procedure (SOP) dibutuhkan
Beberapa pokok bahasan untuk memudahkan pengendalian
dalam hasil penelitian ini dapat serta monitoring dan evaluasi.
disimpulkan sebagai berikut: Hampir semua petunjuk teknis
1) Perbedaan antara hasil penelitian pelaksanaan telah disusun secara
dengan penelitian terdahulu dapat lengkap dari pusat, bahkan dalam
dideskripsikan sebagai berikut: pelaksanaan teknis kegiatan telah
a) Dalam penelitian terdahulu, im- dijabarkan secara detail dalam
plementasi proram belum bentuk Standard Operating Pro-
memuat intervensi secara cedure (SOP) yang berlaku me-
berkelanjutan, satu siklus pro- nyeluruh secara nasional, sehing-
gram selesai. Dalam PNPM ga kecil sekali peluang mengem-
Mandiri Perkotaan ada inter- bangkan kearifan lokal dalam
vensi lanjutan yang sudah ter- pelaksanaan kegiatan di
konsep sejak awal, dan masyarakat dalam rangka pe-
melembagakan proses pem- nanggulangan kemiskinan.
berdayaan melalui pembelaja- 3) Proses pelaksanaan PNPM
ran kritis dalam setiap tahapan Mandiri Perkotaan di Desa Ke-
siklus menjadi sebuah daur mantren Kecamatan Gedeg Ka-
program yang berulang dan bupaten Mojokerto, dapat disim-
menerus (sustainable) sepan- pulkan bahwa:
jang tahun. (a) Siklus tahun ke-1 Pelaksanaan
b) Dalam penelitian terdahulu be- siklus PNPM Man-diri
lum ditemukan sinergitas be- Perkotaan tahun ke-1 mulaidari
berapa program yang berbasis sosialisasi awal, Rembug
pemberdayaan kedalam satu Kesiapan Masyarakat (RKM),
wadah. Sedangkan PNPM FGD Refleksi Kemiskinan,
Mandiri merupaka payung pro- Pemetaan Swadaya (PS), Pem-
gram-program yang berbasis bangunan Lembaga
pemberdayaan masyarakat. Keswadayaan Masyarakat
Beberapa program yang ber- (LKM), Penyusunan PJM
basis pemberdayaan terus dis- Pronangkis, Pembentukan KSM,
inergikan ke dalam wadah dan Realisasi BLM telah berjalan
PNPM Mandiri, diantaranya dengan baik. Realisasi kegiatan
P2KP, PPK, PKH, FGDRR, pada siklus tahun ke-1 masih di
USRI dll. dominasi oleh kegiatan ling-
2) Implementasi Kebijakan Pe- kungan yaitu sebesar 53%, se-
nanggulangan Kemiskinan dalam dangkan sosial 19%, ekonomi
24%, dan BOP LKM Karya Ber- Alur proses pada siklus tahun
sama Desa Kemantren 4%. ke-3 ini sama persis dengan si-
Seluruh rangkaian siklus PNPM klus tahun ke-2, namun yang
Mandiri Perkotaan tersebut menjadi bahan review adalah
merupakan internalisasi konsep pelaksanaan program pe-
pemberdayaan masyarakat se- nanggulangan kemiskinan pada
bagai proses pembelajaran kritis. tahun ke-2. Adapun realisasi
Pembelajaran kritis tersebut ber- kegiatan dengan pendanaan dari
tujuan menumbuhkan kesadaran BLM 2011 adalah untuk alokasi
kritis masyarakat untuk bersa- kegiatan lingkungan 22%, social
ma-sama peduli terhadap pe- 64%, ekonomi 10%, dan BOP
nanggulangan kemiskinan di LKM 4%. Alokasi kegiatan pem-
Desa Kemantren. Selain itu juga berdayaan warga miskin melalui
untuk menumbuhkan kembali kegiatan sosial semakin besar,
nilai-nilai luhur kemanusiaan (ju- sehingga membawa dampak
jur, ikhlas kerelawanan, adil, yang lebih besar dalam upaya
dapat dipercaya dsb.) dalam ke- menanggulangi kemiskinan.
hidupan bermasyarakat. (d) Siklus Tahun ke-4
(b) Siklus tahun ke-2 Siklus tahun ke-4 merupakan
Siklus tahun ke-2 PNPM Mandiri proses mengulang kegiatan si-
Perkotaan di Desa Kemantren klus tahun ke-1. Pada tahap ini
Kecamatan Gedeg Kabupaten dilakukan refleksi tiga tahunan,
Mojokerto dilakukan sebagai FGD Refleksi Kemiskinan,
bentuk evaluasi pelaksanaan Pemetaan Swadaya, Pemilihan
program penanggulangan kem- Ulang Pimpinan Kolektif LKM,
iskinan yang dilakukan secara Penyusunan PJM, dan Pemben-
partisipatif. Siklus tahun ke-2 dil- tukan KSM lagi. Tetapi LKM
akukan melalui tinjauan Karya Bersama Desa Kemantren
partisipatif yang terdiri dari taha- baru akan melaksanakan taha-
pan Review Renta, Kelem- pan siklus tahun ke-4 tersebut
bagaan, dan Keuangan; mulai pertengahan tahun 2012
PJM/Renta; dan Pembentukan ini, sehingga belum bisa
KSM. Hasil dari tinjauan dideskripsikan.
partisipatif tersebut berupa (e) Channeling Program
Renta Pronangkis Desa Keman- Channeling program sudah dil-
tren untuk tahun berikutnya, akukan LKM Karya Bersama
Program Kerja LKM dan Desa Kemantren dalam rangka
Penilaian Kinerja LKM Karya memperluas gerakan penanggu-
Bersama Desa Kemantren, serta langan kemiskinan. Beberapa
Laporan hasil audit pengelolaan pihak yang bekerja sama
keuangan LKM Karya Bersama dengan LKM Karya Bersama
Desa Kemantren. Sedangkan bukan atas fasilitasi pemerintah
realisasi kegiatan penanggulan- Kabupaten Mojokerto dalam
gan kemiskinan pada siklus ta- rangka pelaksanaan PNPM
hun ke-2 ini sudah ada perge- Mandiri Perkotaan. Channeling
saran alokasi anggaran program dilakukan LKM Karya
kegiatan, yaitu kegiatan ling- Bersama atas inisiatif sendiri un-
kungan 30%, social 59%, tuk membangun sinergitas pro-
ekonomi 7%, dan BOP LKM 4%. gram dengan beberapa pihak
(c) Siklus Tahun ke-3 antara lain BLH, Departeman
Perindustrian, Departemen Per- pengawalan PNPM Mandiri
tanian, Institut Teknologi Perkotaan di Desa Kemantren
Sepuluh Nopember Surabaya. masih kurang optimal, peran yang
Komunikasi dan konsolidasi da- sudah berjalan antara lain:
lam rangka channeling program (1)Mengkoordinasikan pelaksa-
juga dilakukan LKM Karya Ber- naan PNPM Mandiri Perkotaan
sama dengan Dinas Ketahanan dengan berbagai pihak oleh
Pangan Kabupaten Mojokerto. PJOK dan Kepala Desa agar
Upaya yang dilakukan LKM Kar- pelaksanaan program berjalan
ya Bersama tersebut dilakukan efektif.
secara parsial dan tidak dikon- (2) Mensinergikan program pe-
disikan oleh pemerintah Kabu- nanggulangan kemiskinan yang
paten Mojokerto. Seharusnya disusun oleh masyarakat dalam
dibangun sinergitas program me- PJM Pronangkis dengan pro-
lalui channeling program antara gram pemerintah Kabupaten
SKPD Kabupaten Mojokerto Mojokerto melalui forum
dengan program masyarakat. Musyawarah Perencanaan
Namun sampai saat ini upaya Pembangunan Desa
untuk membangun sinergitas (MUSRENBANGDES).
program khususnya program (3) Mengakomodir program pe-
penanggulangan kemiskinan di nanggulangan kemiskinan
Kabupaten Mojokerto belum dil- masyarakat (PJM Pronangkis)
akukan. Lembaga yang semesti- dengan Strategi Penanggulan-
nya berkompeten untuk gan Kemiskinan Daerah
mensinergikan program-program (SPKD) yang dikoordinir Tim
penanggulangn kemiskinan ter- Koordinasi Penanggulangan
seut adalah TKPKD dan Kemiskinan Daerah (TKPKD).
BAPPEDA Kabupaten Mojok- Sedangkan peran pemerintah Ka-
erto. bupaten Mojokerto sendiri dalam
4) Peran dan Partisipasi Stake sinkronisasi program penanggu-
holders dalam Implementasi langan kemiskinan di wilayahnya
PNPM Mandiri Perkotaan di De- juga tidak optimal. Sinergitas pro-
sa Kemantren Kecamatan gram penanggulangan kemiskinan
Gedeg Kabupaten Mojokerto yang terjadi muncul atas inisiatif
Peran dan partisipasi stake hold- masyarakat sendiri. Di tingkat
ers dalam implementasi PNPM TKPKD belum menunjukkan
Mandiri Perkotaan di Kabupaten upaya sinergi program yang baik
Mojokerto pada umumnya dan di dengan beberapa program pe-
Desa Kemantren khususnya nanggulangan kemiskinan khu-
masih belum merata. Adapun susnya PNPM Mandiri Perkotaan.
peran dan partisipasi stake hold- Channeling program penanggu-
ers tersebut dapat digambarkan langan kemiskinan masyarakat
sebagai berikut: dengan SKPD dilakukan di Desa
(a) Peran dan Partisipasi Kemantren atas inisiatif masyara-
Pemerintah dalam pelaksa- kat sendiri, sedangkan Dinas
naan PNPM Mandiri terkait kurang responsif. Seha-
Perkotaan di Desa Keman- rusnya program-program pe-
tren nanggulangan kemiskinan di wila-
Peran pemerintah Kabupaten Mo- yah Kabupaten Mojokerto teror-
jokerto dan jajarannya dalam ganisir dan terkoordinasikan da-
lam wadah TKPKD Kabupaten lam program PNPM Mandiri
Mojokerto. Perkotaan. (2)Membangun ker-
Partisipasi pemeritah Kabupaten jasama antar sesama warga, war-
Mojokerto dan jajarannya juga be- ga masyarakat dengan Lembaga-
lum optimal. Partisipasi lembaga di kelurahan, Warga
pemerintah yang dilaksanakan masyarakat dengan pemerintah,
adalah partisipasi Kepala Desa warga masyarakat dengan be-
Kemantren dalam memfasilitasi berapa pihak di luar wilayah ke-
setiap tahapan proses kegiatan lurahan. Partisipasi masyarakat
PNPM Mandiri Perkotaan di de- tersebut juga terlaksana dengan
sanya. baik, terlihat dari gambaran data
(b) Peran dan partisipasi SIM Korkot 16 PNPM Mandiri
masyarakat dan kaum peduli Perkotaan Kabupaten Mojokerto
dalam pelaksanaan PNPM mengenai keterlibatan masyarakat
mandiri Perkotaan di Desa dalam setiap tahapan proses si-
Kemantren klus PNPM Mandiri Perkotaan
Peran masyarakat dan kaum yang sudah dijelaskan pada tahap
peduli dalam pelaksanaan PNPM sebelumnya menunjukkan
Mandiri Perkotaan di Desa Ke- partisipasi masyarakat Desa Ke-
mantren Kecamatan Gedeg Ka- mantren cukup bagus. Animo
bupaten Mojokerto adalah masyarakat untuk terlibat dalam
(1)sebagai pelaku utama dalam pelaksanaan program penanggu-
penanggulangan kemiskinan di langan kemiskinan cukup tinggi.
desanya. Tanpa peran aktif (c) Peran dan partisipasi Swasta
masyarakat dan kaum peduli di dalam pelaksanaan PNPM
desa kemantren mustahil perma- Mandiri Perkotaan di Desa
salahan kemiskinan di desa terse- Kemantren
but akan terselesaikan, karena Peran dan partisipasi swasta
masyarakat sendirilah yang paling masih belum menunjukkan kontri-
memahami permasalahan kem- busi yang signifikan. Upaya
iskinan dan kebutuhan apa yang komunikasi dan koordinasi
diperlukan untuk mengatasinya. dengan swasta yang dilakukan
(2)Menumbuhkan nilai-nilai BKM Karya Bersama desa Ke-
kepedulian, kebersamaan, mantren dengan Himpunan Pen-
keikhlasan membantu sesama, gusaha Muslim Indonesia Kabu-
keadilan sehingga meningkatkan paten Mojokerto belum mengarah
kohesi sosial di masyarakat. kepada tindakan yang konkrit da-
Peran tersebut sudah dil- lam upaya menanggulangi kem-
aksanakan dengan baik oleh iskinan.
relawan warga bersama-sama
masyarakat. Faktor Pendukung dan Pengham-
Partisipasi masyarakat dan kaum bat dalam Implementasi PNPM
peduli dalam penanggulangan Mandiri Perkotaan di Desa Keman-
kemiskinan melalui PNPM Mandiri tren Kecamatan Gedeg Kabupaten
Perkotaan di desa Kemantren Mojokerto
Kecamatan Gedeg Kabupaten (a) Faktor Pendukung Implementa-
Mojokerto adalah (1)terlibat si PNPM Mandiri Perkotaan di
secara aktif dalam setiap tahapan Desa Kemantren
pelaksanaan program penanggu- (1) Faktor Internal yang mendukung
langan kemiskinan khususnya da- pelaksanaan PNPM mandiri
Perkotaan di Desa Kemantren dan dimanfaatkan mereka
antara lain berubah menjadi materialistis
(d) Terdapat relawan warga yang dan penuh pamrih.
betul-betul mampu dan aktif (2)Faktor Eksternal yang meng-
menggerakkan partisipasi hambat pelaksanaan PNPM
masyarakat. mandiri Perkotaan di Desa Ke-
(e) Partisipasi aktif masyarakat mantren antara lain:
yang cukup tinggi. (f) Kurangnya dukungan yang
(f) Kepala Desa yang sangat serius dari Pemerintah Kau-
mendukung pelaksanaan paten Mojokerto dalam
PNPM MP. mengawal pelaksanaan
(2) Faktor eksternal yang men- PNPM Mandiri Perkotaan di
dukung pelaksanaan PNPM wilayahnya.
mandiri Perkotaan di Desa Ke- (g) Masih adanya sikap dan per-
mantren adalah adanya kepedu- ilaku para oknum pejabat
lian beberapa pihak baik dari yang hanya memanfaatkan
BLH, Dinas Perindustrian dan keberhasilan program PNPM
Dinas Pertanian, Institut Mandiri Perkotaan di desa
Teknologi Sepuluh Nopember Kemantren untuk kepent-
Surabaya (ITS) untuk men- ingannya sendiri.
dukung dan memberi bimbingan (h) Besarnya organisasi pengel-
teknis dalam merealisasikan ola program PNPM Mandiri
progam pengolahan sampah dan perkotaan dan panjangnya
budi daya tanaman organik. rentang kendali organisasi,
(b) Faktor Penghambat Pelaksa- sehingga sering terjadi
naan PNPM Mandiri Perkotaan keterlambatan dalam mem-
di Desa Kemantren berikan umpan balik terhadap
Beberapa faktor yang mengham- suatu masalah berkaitan
bat pelaksanaan PNPM Mandiri dengan pengendalian
Perkotan di desa Kemantren kegiatan.
Kecamatan Gedeg Kabupaten (i) Mind set para pelaku di ting-
Mojokerto yaitu: kat konsutan yang mulai ter-
(1) Faktor Internal yang mengham- jebak pada project oriented
bat pelaksanaan PNPM mandiri sehingga mulai kurang dalam
Perkotaan di Desa Kemantren mengawal pemberayaan
antara lain: masyarakat.
(c) Masih adanya sikap dan per- (j) Kurangnya desentralisasi da-
ilaku warga masyarakat yang lam implementasi program
memprovokasi untuk tidak PNPM Mandiri Perkotaan,
mendukung pelaksanaan sehingga para pelaku diting-
PNPM Mandiri Perkotaan di kat konsultan bergantung pa-
Desa Kemantren. Mereka pa- da pedoman pelaksanaan
da umumnya tokoh masyara- dan SOP dalam melakukan
kat yang biasanya dilibatkan pengawalan program.
dalam kegiatan pada saat ini
tidak terpilih untuk terlibat. b) Saran
(d) Adanya perubahan sikap dan Dari uraian kesimpulan di
perilaku relawan warga yang atas ada beberapa saran perbaikan
semula ikhlas menjadi rela- agar pelaksanaan program pe-
wan, setelah dana BLM cair nanggulangan kemiskinan pada
umumnya dan pelaksanaan PNPM PNPM Mandiri Perkotaan di ting-
Mandiri Perkotaan khususnya dapat kat daerah.
berjalan efektif, tepat sasaran dan 6) Mengurangi beban administratif
mampu merubah sikap dan perilaku dan target-target project sehingga
masyarakat miskin agar lepas dari pelaksana PNPM Mandiri
lingkaran setan kemiskinannya. Be- Perkotaan ditingkat lapang lebih
berapa saran yang dapat peneliti concern pada pemberdayaan
sampaikan antara lain: masyarakat. Ukuran-ukuran
1) Membangun komunikasi yang kuantitatif bagi keberhasilan pro-
lebih intensif dan membuka pelu- gram yang selama ini diintervensi-
ang bagi keterlibatan seluruh un- kan kepada semua pelaku
sur masyarakat melalui forum dilapang harus dikurangi sehingga
komunikasi yang rutin dilakukan di mind set yang mengarah kepada
tingkat desa dengan mengundang project oriented berkurang. Uku-
pihak-pihak yang tidak setuju ran-ukuran keberhasilan pelaksa-
dengan pelaksanaan program se- naan PNPM Mandiri Perkotaan
hingga terjadi pemahaman yang seharusnya lebih ditekankan pada
proporsional. ukuran-ukuran yang bersifat kuali-
2) Melakukan penguatan kapasitas tatif tidak terjebak pada kuantifi-
relawan secara berkala agar se- kasi. Desentralisasi yang lebih be-
mangat kerelawanan yang sudah sar kepada para pelaksana di
ada bisa terjaga dan tidak luntur tingkat bawah yang langsung ber-
karena pengaruh pola pikir yang sentuhan dengan target group
materialistis. (masyarakat miskin) sehingga
3) Optimalisasi pendampingan di mampu mengakomodir budaya
tingkat Pemerintah Kabupaten dan kearifan lokal dalam pe-
oleh Koordinator Kota (Korkot) nanggulangan kemiskinan.
PNPM Mandiri Perkotaan sehing- 7) Desentralisasi yang lebih besar
ga mampu mendorong kepedulian kepada para pelaksana di tingkat
dan keterlibatan Pemerintah Ka- bawah yang langsung bersentu-
bupaten terhadap pelaksanaan han dengan target group
program penanggulangan kem- (masyarakat miskin) sehingga
iskinan khususnya PNPM Mandiri mampu mengakomodir budaya
Perkotaan. dan kearifan lokal dalam pe-
4) Membangun sinergitas program nanggulangan kemiskinan.
penanggulangan kemiskinan anta-
ra pemerintah Kabupaten Mojok-
erto, baik melalui TKPKD maupun
BAPPEDA dalam sinkronisasi
program antara SKPD-SKPD
dengan masyarakat, sehingga
mampu menekan munculnya ok-
num pejabat yang memanfaatkan
situasi untuk kepentingan pribad-
inya.
5) Memangkas rentang kendali yang
panjang dengan memberikan
kewenangan yang lebih besar
kepada organisasi pelaksana
3

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab, Solichin. 2008a. Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi


ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, Bumi Aksara, Jakarta.

Abdul Wahab, Solichin. 2008b. Pengantar Analisis Kebijakan Publik,


UMM Press, Malang.

Agustino, Leo. 2006. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung, CV.


Alfabeta.

Alqifli Mussakir, 2007. Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Perkotaan,


Tesis Universitas Brawijaya, Malang.

Anonim, 1999. Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia, Aditya Me-


dia, Yogyakarta.

Buku Pedoman umum PNPM Mandiri Perkotaan Tahun 2007

Buku Pedoman Umum PNPM Mandiri Perkotaan Tahun 2010

Dewanta, A.S. et al. 1995. Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia,


Aditya Media. Yogyakarta.

Dirgahayu, Ihsan. 2007. Partisipasi Masyarakat Kelurahan Dalam


Perencanaan Pembangunan, Tesis Universitas Brawijaya, Ma-
lang.

Dunn, William N. 1999. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Gadjah


Mada University Press, Yogyakarta.

Dye, Thomas R. 2008. Understanding Public Policy. Pearson Education


Inc., Upper Saddle River, New Jersey.

Fahrudin, Adi. 2004. Pemberdayaan, Partisipasi dan Penguatan Kapasi-


tas Masyarakat, Humaniora, Bandung.

Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasi,


Y A 3, Malang.

Friedman, John. 1992. Empowerment: The Politics Of Alternative De-


velopment, Blackwell Book, Camridge Mass.

Hill, Michael, Hupe Peter. 2002. Implementing Public Policy, Govern-


ance in Theoryand in Practice, SAGE Publications London,
4

Thousand Oaks, New Delhi.

Islam, S. Aminul. January 2005. Sosiology of Poverty: Quest for a New


Horizon, Bangladesh e-journal of Sosiology volume 2 number 1.

Kurniawan, Harry. 2007. Implementasi Proyek Penanggulangan Kem-


iskinan di Perkotaan (P2KP) Dalam Pemberdayaan Masyarakat
Miskin, Tesis Universitas Brawijaya, Malang.

Lane, Jan-Erik. 1993. The Public Sector, Concepts, Models and Ap-
proaches, SAGE Publications, London, Newbury Park, New
Delhi.

Lester, James P. & Joseph Steward Jr. 2000. Public Policy: An Evolu-
tionary Approach, Wadsworth, Australia, Belmont.

Lincoln, Yvone & Egon G. Guba. 1985. Naturalistic Inquiry, SAGE Publi-
cation, London, England.

Materi Pelatihan Refresh Fasilitator PNPM MP 2011


Miles, M.B. & Huberman, M.A. 1992. Analisa Data Kualitatif, UI-Press,
Jakarta.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, PT.


Remaja Rosdakarya.

Muluk, M.R. Khairul. 2007. Menggugat Partisipasi Publik dalam


Pemerintahan Daerah (Sebuah Kajian Administrasi publik
dengan Pendekatan Berpikir Sistem), Bayumedia Publishing,
Malang.

Mustadjab, 2000. Implementasi Program Pembangunan Prasarana


Pendukung Desa Tertinggal (P3DT) sebagai Pemberdayaan
Masyarakat, Tesis Universitas Brawijaya, Malang.

Nawawi, Ismail. 2009. Pembangunan dan Problema Masyarakat, Kajian


Konsep, Model, Teori dari Aspek Ekonomi dan Sosiologi, CV.
Putra Media Nusantara, Perum Gunung Sari Indah AZ-24 Sura-
baya.

Nugroho, Riant. D. 2008. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi dan


Evaluasi. Jakarta, Elex Media Computindo.

Parson, Wayne. 2008. Public Policy, Pengantar Teori dan Praktik


Anaalisis Kebijakan, Kencana Prenada Media Group, Jakara.
5

Pedoman Umum PNPM Mandiri Perkotaan, Bersama Membangun Ke-


mandirian, Direktorat Jenderal Perumahan dan Permukiman,
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah.

Prijono, O.S. & Pranarka A.M.W. 1996. Pemberdayaan: Konsep, Ke-


bijakan dan Implementasi, CSIS, Jakarta.

Subarsono, AG. 2009. Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori dan Ap-
likasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Suharto, Edi. 2010. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,


Refika Aditama, Bandung.

Sumodiningrat, Gunawan. 1996. Memberdayakan Masyarakat: Kum-


pulan Makalah mengenai Inpres Desa Tertinggal, Penakencana
Nusadwipa, Jakarta.

Tachjan, H. 2006. Implementasi Kebijakan Publik, Bandung: AIPI Ban-


dung-Puslit, KP2W Lemlit UNPAD.

DOKUMEN

Dokumen Data SIM Korkot 16 PNPM Mandiri Perkotaan Kabupaten Mojok-


erto

Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2007 (RKP 2007)

Dokumen Profil LKM Karya Bersama Desa Kemantren Kecamatan Gedeg


Kabupaten Mojokerto

Dokumen Hasil FGD Refleksi Kemiskinan Desa Kemantren

Dokumen hasil PS LKM Karya Bersama desa Kemantren

Dokumen Pemilihan PK-LKM Karya Bersama

Dokumen PJM Pronangkis LKM Karya Bersama desa Kemantren

Dokumen Laporan Hasil Tinjauan Partisipatif Tahun 2010 LKM Karya Ber-
sama Desa Kemantren

Dokumen Laporan Hasil Review Partisipatif Tahun 2011 LKM Karya Ber-
sama Desa Kemantren
6

JURNAL

Islam, S. Aminul. “Sosiology of poverty: Quest for a New Horizon”. Bangla-


desh e-Journal of Sociology volume 2 number 1, January 2005.

Medawaty, Ida. “Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Air Limbah


Rumah Tangga secara Komunal”, Jurnal Permukiman Vol. 6 No.1
April 2009: 31-39.

Wahyuni, Dewi. “Corporate Social Responsibility (CSR) Mewujudkan


Pemberdayaan Masyarakat, Study atas Program PT. Ultrajaya
Milk Industry and Trading Company TBK Cimareme Padalarang
Kabupaten Bandung”, Jurnal Litbang Kesos Vol. 12 No. 02 Mei-
Agustus 2007: 21-32.

View publication stats

You might also like