You are on page 1of 9

JPPM: Journal of Public Policy and Management

e-ISSN: 2715-2952
Volume 1 Nomor 1 | Mei 2020

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI


PROGRAM KELUARGA HARAPAN DI KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR

Safaruddin1, Fatmawati2, Burhanuddin3, Hafiz Elfiansya Parawu4


1,2,3
Program Studi Magister Ilmu Admministrasi Publik Universitas Muhammadiyah Makassar
e-mail : safaruddin@gmail.com

Abstract

The government has made various efforts to reduce poverty in Indonesia, one of which is through the Family Hope Program
(PKH). This study aims to determine organizational behavior and inter-organizational relations (organizational and inter-
organizational behavior), lower level implementor behavior (street level bureaucratic behavior), and target group behavior
(target group behavior) in the implementation of Poverty Reduction Policy through PKH in Tamalate District Makassar.
This research uses qualitative research methods with a case study approach. Data collection techniques carried out through
observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques through data reduction, data presentation, and
drawing conclusions. The results showed that in the aspect of organizational and interorganizational relations there was
commitment from cross-sectoral organizations in the implementation of PKH, where the Social Service and Education Office
were committed to the success of government programs in the Social and Educational Fields as an extension of their
respective ministries. In the behavioral aspects of the implementor shows the efforts and steps taken by the lower level
implementor, namely the facilitator, so that the PKH program can run more effectively and efficiently, although in some
other aspects, the facilitator is still unable to take an action in overcoming an existing problem in the scope of the KMP. In
the behavioral aspects of the target group showed a positive response to KPM by increasing the number of students
participating in learning with the help of PKH in the field of education. The negative response arises from the lack of public
understanding of PKH, so that in the process of channeling aid is still considered discriminatory.

Keywords: Policy implementation, poverty, PKH.

Abstrak

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi kemiskinan di Indonesia, salah satunya melalui Program
Keluarga Harapan (PKH). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku organisasi dan hubungan antarorganisasi
(organizational and inter-organizational behavior), perilaku implementor level bawah (street level bureaucratic behavior),
dan perilaku kelompok sasaran (target grup behavior) dalam implementasi Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan melalui
PKH di Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data
melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan, pada aspek hubungan
organisasi dan antarorganisasi terdapat komitmen dari organisasi lintas sektor dalam pelaksanaan PKH, dimana Dinas Sosial
dan Dinas Pendidikan berkomitmen menyukseskan program pemerintah di Bidang Sosial dan Bidang Pendidikan sebagai
perpanjangan tangan dari kementerian masing-masing. Pada aspek perilaku implementor menunjukkan adanya upaya dan
langkah-langkah yang dilakukan oleh implementor level bawah, yakni pendamping, agar program PKH dapat berjalan lebih
efektif dan efisien, meskipun di beberapa aspek lainnya, pendamping masih belum mampu mengambil suatu tindakan dalam
mengatasi suatu masalah yang ada di lingkup KMP. Pada aspek perilaku kelompok sasaran menujukkan respon positif KPM
dengan meningkatnya angka partisispasi belajar siswa dengan adanya bantuan PKH pada bidang pendidikan. Adapun respon
negatif muncul dari kurangnya pemahaman masyarakat terhadap PKH, sehingga dalam proses penyaluran bantuannya masih
dinilai diskriminatif.

Kata Kunci: Implementasi kebijakan, kemiskinan, PKH.

1. PENDAHULUAN dengan jumlah penduduk Malaysia, Vietnam,


dan Kamboja jika digabungkan.
Kemiskinan merupakan masalah sosial Indonesia masih harus menghadapi 3 (tiga)
yang membutuhkan pendekatan yang masalah mendasar dalam upaya mengangkat
kompleks baik cara penanggulangan sebagian besar penduduk yang masih terhimpit
kemiskinan melalui program pemerintah kemiskinan, yaitu mempercepat pertumbuhan
hingga keterlibatan berbagai komponen di luar ekonomi, peningkatan pelayanan sosial bagi
pemerintahan yang berkontribusi terhadap masyarakat miskin, dan perlidungan bagi
upaya Penanggulangan kemiskinan. Menurut penduduk miskin. Penanganan berbagai
data dari World Bank (2016), lebih dari 110 masalah ini memerlukan strategi
juta orang Indonesia hidup dengan penghasilan penanggulangan kemiskinan yang tepat
kurang dari US$ 2 per hari. Jumlah ini sama (Bhasin & Venkataramany, 2010).

29
JPPM: Journal of Public Policy and Management
e-ISSN: 2715-2952
Volume 1 Nomor 1 | Mei 2020

Kemiskinan ada 2 (dua) macam, yakni berkesinambungan akan peran pendidikan dan
kemiskinan material dan kemiskinan spiritual. kesehatan sehingga menghasilkan generasi
Kemiskinan material adalah keadaan kurang yang cerdas (Buku Pedoman Umum Program
atau miskin dari harta benda duniawi. Adapun Keluarga Harapan, 2015).
kemiskinan spiritual adalah kemiskinan yang Selain itu di beberapa penelitian yang ada,
tidak ada kaitannya dengan kekurangan harta pemerintah telah melakukan berbagai upaya
benda duniawi, tetapi terkait dengan untuk menanggulangi kemiskinan di
kurangnya iman atau jiwa. Dalam sebuah Indonesia. Penelitian Sutiyo dan Maharjan
hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah (2011), dalam Rural poverty alleviation in
RA, Rasulullah SAW bersabda: Indonesia: programs and the implementation
gap mengungkapkan bahwa pemerintah telah
‫ض َﻛﺜَْﺮِة َﻋْﻦ اْﻟِﻐﻨَﻰ ﻟَْﯿﺲ‬
ِ ‫اﻟﻨﱠْﻔِﺲ ِﻏﻨَﻰ اْﻟِﻐﻨَﻰ َوﻟَِﻜﱠﻦ اْﻟﻌََﺮ‬ melakukan upaya untuk menanggulangi
kemiskinan melalui berbagai macam program,
Artinya: “Kaya itu bukanlah lantaran banyak diantaranya Inpres Desa Tertinggal (IDT),
harta. Tetapi, kaya itu adalah kaya jiwa.” (HR. Jaringan Pengaman Sosial (JPS), Program
Al-Bukhari dan Muslim) Pengembangan Kecamatan (PPK), dan Tranfer
Berbagai macam kebijakan yang di Tunai Tanpa Syarat (TTTS). Beberapa
implementasikan oleh beberapa kementerian program tersebut ternyata belum mampu
dan instansi pemerintah sebagai upaya mengentaskan kemiskinan secara efektif,
menurunkan angka kemiskinan pada tingkat disebabkan beberapa hal, yaitu birokrat yang
pusat maupun daerah harus mampu tidak mampu dalam mengimplementasikan
mendorong dan mengangkat tingkat ekonomi program-program, tanggapan elit lokal, dan
masyarakat dari keterpurukan kemiskinan, dan mekanisme yang masih lemah.
masyarakat sendiri harus berupaya keluar dari Penelitian yang dilakukan oleh Amir
keadaan miskin melalui pemberdayaan. Syarifuddin Kiwang (2018) dengan judul
Pemerintah telah melakukan berbagai hal “Implementasi Kebijakan Program Keluarga
dalam upaya menanggulangi kemiskinan, Harapan (PKH) di Kota Kupang”. Hasil
namun kenyataannya di beberapa kota besar penelitian menunjukkan pelaksanaan PKH
masih sering kita dapatkan berbagai macam sudah berjalan dengan baik sejak tahun 2007.
permasalahan sosial, seperti kita jumpai di Sampai dengan tahun 2018 tercatat ada sekitar
Kota Makassar. Pelaksana Tugas Dinas Sosial 6.019 KK penerima PKH. Kendala peserta
dalam news rakyatku.com, mengatakan bahwa PKH adalah komunikasi lintas sektor dan
salah satu pemasalahan kesejahteraan sosial struktur birokrasi dalam pelaksanaan PKH,
yang ada di Kota Makassar yaitu masih sehingga sering menimbulkan persoalan di
maraknya anak jalanan (anjal) serta lapangan. Para peserta PKH yang tidak
gelandangan dan pengemis (gepeng). melaksanakan komitmen sesuai dengan hasil
Beberapa permasalahan sosial ini verifikasi akan mendapat sanksi berupa
mencerminkan tidak optimalnya implementasi potongan jumlah bantuan pada tahun berjalan.
atau pelaksanaan program pemerintah dalam Kerja sama antara operator dan pendamping
menanggulangi kemiskinan. serta semua stakeholder menjadi kunci bagi
Salah satu program yang kini dijalankan suksesnya PKH di Kota Kupang.
oleh pemerintah dalam menanggulangi Winter (Suratman, 2017: 143),
kemiskinan yaitu Program Keluarga Harapan mengemukakan ada 3 (tiga) variabel yang
(PKH), yang dimulai sejak tahun 2007. Salah mempengaruhi proses implementasi kebijakan,
satu tujuan PKH ini adalah sebagai upaya yaitu perilaku organisasi dan antarorganisasi
memberikan perlindungan sosial bagi keluarga (organizational and inter organizational
sangat miskin (KSM) dan kegiatan ini behavior), perilaku birokrat tingkat bawah
merupakan bagian strategi penanggulangan (street level bureaucratic behavior), dan
kemiskinan dengan memberikan bantuan dan perilaku kelompok sasaran (target group
tunai bersyarat. Dalam jangka pendek, PKH behavior). Berdasarkan 3 (tiga) variabel
diharapkan mampu membantu masyarakat tersebut maka yang diharapkan dalam
miskin dalam mengurangi beban pengeluaran, pelaksanaan PKH yakni terjalinnya hubungan
sedangkan dalam jangka panjang diharapakan antarorganisasi atau pihak-pihak yang terlibat
adanya perubahan perilaku yang dengan baik dalam hal komitmen dan

30
JPPM: Journal of Public Policy and Management
e-ISSN: 2715-2952
Volume 1 Nomor 1 | Mei 2020

koordinasi dalam menjalakan program, pada PKH dalam pelaksanaannya didasarkan


aspek perilaku implementor level bawah pada Undang-Undang nomor 40 Tahun 2004,
diharapkan implementor dapat menjalakan tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional,
program dengan baik dan mampu mengatasi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010
segala macam keluhan masyarakat, dan pada tentang Kesejahteraan Sosial, Undang-Undang
aspek perilaku kelompok sasaran sangat Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan
diharapkan adanya perubahan sikap dari KSM Fakir Miskin, Peraturan Presiden Nomor 15
sebagai efek dari pelaksanaan program ini. Tahun 2010 tentang Percepatan
Ketiga variabel ini yang akan menjadi fokus Penanggulangan Kemiskinan, Ipres nomor 3
peneliti untuk mengukur tingkat keberhasilan Tahun 2010 tentang Program Pembangunan
pelaksanaan PKH di Makassar. yang Berkeadilan poin ke 1 tentang
Penyempurnaan Pelaksanaan Program
2. METODE PENELITIAN Keluarga Harapan, Inpres Nomor 1 Tahun
2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Korupsi poin lampiran ke 64 tentang
kualitatif karena dapat digunakan untuk Pelaksanaan Transparansi Penyaluran Bantuan
mengungkap dan memahami sesuatu di balik Lansung Tunai Bersyarat Bagi Rumah Tangga
fenomena yang belum diketahui. Instrumen Sangat Miskin (RTSM) sebagai Peserta PKH,
penelitian yang digunakan adalah metode dan Permensos Nomor 1 Tahun 2018.
wawancara dan observasi. Adapun informan Penelitian mencoba untuk melihat
penelitian ini yaitu Kepala Bidang Implementasi PKH hanya pada Bidang
Pengendalian Bantuan dan Jaminan pendidikan dengan mengacu pada 3 (tiga)
Kesejahteraan Masyarakat, Dinas Sosial Kota variabel yang mempengaruhi keberhasilan
Makassar, Seksi Jaminan Kesejahteraan implementasi, yaitu perilaku hubungan antar
Sosial, Dinas Sosial Kota Makassar, organisasi (organzational and
Pendamping Program PKH di Kecamatan interorganization implementation behavior),
Tamalate, KK Rumah Tangga Sangat Miskin perilaku implementor tingkat bawah (street-
(RTSM) Penerima Bantuan Pendidikan di level bureaucratic behavior), dan perilaku
Kecamatan Tamalate, Kepala Seksi kelompok sasaran (target group behavior).
Pendidikan Dasar, dan Dinas Pendidikan Kota
Makassar. Perilaku Organisasi
Analisis data dapat dikerjakan dan Untuk mengetahui dan menganalisis
dimanfaatkan untuk menyimpulkan persoalan perilaku hubungan antarorganisasi dalam
yang diajukan dalam menyusun hasil implementasi Kebijakan Penanggulangan
penelitian tahapan yang dikemukakan Kemiskinan melalui PKH di Kecamatan
Sugiyono (2012) dalam analisis data, yaitu Tamalate Kota Makassar, maka penelitian ini
data reduction (reduksi data), data display berfokus pada indikator komitmen dan
(penyajian data), dan conclusion drawing/ koordinasi antar organisasi.
verification (penarikan kesimpulan dan Terdapat komitmen yang dibangun dari
verifikasi). pemerintah pusat, provinsi, dan Kota
Makassar, khususnya di Kecamatan Tamalate
3. HASIL DAN PEMBAHASAN di targetkan 3906 KPM penerima PKH yang
dirincikan dengan jumlah penerima PKH
PKH atau Conditional Cash Transfer Bidang pendidikan. Adanya komitmen
(CCT) adalah program bantuan dana tunai pemerintah dalam peningkatan penerima PKH
bersyarat pertama di Indonesia. Program di Bidang Pendidikan dengan meningkatkan
perlindungan sosial ini bertujuan anggaran penerima PKH. Pada indikator
meningkatkan kualitas hidup keluarga sangat komitmen ini dapat dipahami bahwa
miskin dengan syarat mengakses layanan komitmen pemerintah pusat sampai kepada
kesehatan dan pendidikan tertentu yang telah pemerintah daerah terlihat dari adanya
ditetapkan bagi keluarga sangat miskin. kelembagaan yang memfasilitasi pelaksanaan
Dengan harapan, terjadi perubahan perilaku PKH yang juga didukung dengan anggaran
yang mendukung tercapainya kesejahteraan PKH secara nasional.
sosial.

31
JPPM: Journal of Public Policy and Management
e-ISSN: 2715-2952
Volume 1 Nomor 1 | Mei 2020

Pelaksanaan PKH oleh Dinas Pendidikan kecamatan yang mengatur koordinasi


masih terbatas pada pelaksanaan PKH secara pendamping pada tingkat Kota kemudian
administratif, karena data KPM berdasarkan Kecamatan. Adapun peran Dinas Pendidikan
data dari Dinas Sosial, sehingga Dinas Kota Makassar memberikan laporan
Pendidikan hanya sebatas memberikan pelaksanaan KIP yang telah diusulkan melalui
rekomendasi bahwa siswa tersebut memang rekomendasi sekolah yang menunjukkan
layak menerima bantuan KIP. bahwa murid tersebut masih aktif; (3)
Koordinasi dilakukan pada aspek teknis Pendamping berperan melakukan pembinaan
yang dikoordinasikan melalui pejabat Eselon dan pendampingan terhadap KPM.
II wakil kementerian yang mengarahkan Pendampingan dilakukan untuk memastikan
secara teknis, yang dikepalai secara teknis oleh KPM yang memenuhi syarat mendapatkan
ketua Bappeda dan pejabat Eselon II satuan program pendidikan meminta masyarakat
kerja perangkat daerah tingkat Provinsi. untuk melaporkan diri ke sekolah untuk
Adapun tugas dan tanggung jawab Tim mendapatkan program KIP. Bila KPM
Koordinasi Teknis PKH Provinsi adalah mendapatkan masalah dalam proses
koordinasi provinsi untuk mendukung permintaan bantuan di sekolah, maka
pelaksanaan PKH dan koordinasi rutin pendamping melapor ke Dinas Pendidikan.
partisipasi provinsi dan Kabupaten/ Kota Sementara itu, Dinas sosial berperan dalam
terkait dalam pelaksanaan PKH. penyusunan data penerima, melakukan
Pendamping berperan melakukan supervisi pelaksanaan, dan melaksanakan
pembinaan dan pendampingan terhadap KPM. sosialisasi pelaksanaan KIP; (4) Komitmen
Pendampingan guna memastikan KPM yang Dinas Pendidikan dalam hal pelaksanaan PKH
memenuhi syarat mendapatkan program masih terbatas karena tugasnya hanya
pendidikan dan meminta masyarakat untuk memastikan pelaksanaan PKH secara
melaporkan diri ke sekolah untuk administratif terselenggara, sementara
mendapatkan program KIP. Bila KPM komitmen Dinas Sosial adalah sebagai
mendapatkan masalah dalam proses pengarah teknis daerah yang memastikan
permintaan bantuan di sekolah maka terselenggaranya PKH, mulai dari anggaran,
pendamping akan melapor ke Dinas SDM, dan sarana pendukung PKH; (5)
Pendidikan. Koordinasi dilakukan secara berjenjang dari
Koordinasi dilakukan pada tingkatan tingkat provinsi sampai pada tingkat
pendamping PKH bersama pemerintah dan koordinasi teknis Kota Makassar. Secara
lembaga keuangan untuk membangun sinergi umum koordinasi berjalan dengan baik untuk
dalam pelaksanaan PKH guna mencegah persiapan kecamatan dalam penyelenggaraan
penyaluran yang tidak tepat sasaran maupun PKH koordinasi yang bersifat rutin kecuali
penerima ganda. Khusus pada bidang koordinasi pada Dinas Pendidikan hanya
pendidikan koordinasi dilakukan bersama sebatas pemberian laporan, namun koordinasi
dengan dinas terkait dalam hal ini Dinas sedikit terkendala dengan adanya perubahan
Pendidikan Kota Makassar. pejabat atau mutasi pegawai yang akan
Dari penelitian aspek perilaku organisasi dibahas lebih lanjut pada indikator kontrol
dapat diuraikan sejumlah hal, antara lain: (1) politik.
Instansi yang terlibat dalam pelaksanaan PKH
Bidang Pendidikan antara lain Dinas Sosial Perilaku implementor (aparat/ birokrat)
Kota Makassar sebagai Tim Koordinator Terkait implementor level bawah
Teknis PKH, Koordinator Kecamatan dan (street-level bureaucratic behavior) dalam
pendamping PKH; (2) Peran masing-masing implementasi Kebijakan Penanggulangan
lembaga yang terlibat Koordinasi Teknis PKH Kemiskinan PKH di Kecamatan Tamalate
pada tingkatan Provinsi adalah koordinasi Kota Makassar, Pendamping PKH merupakan
untuk mendukung pelaksanaan PKH dan ujung tombak keberhasilan pelaksanaan
koordinasi rutin partisipasi provinsi dan program yang harus memiliki kemampuan
Kabupaten/ Kota terkait dalam pelaksanaan untuk menjalankan program-program sebagai
PKH. Sementara pada tingkatan pemerintah keputusan penting dengan menggunakan
Kabupaten/ Kota, Kepala Dinas Sosial Kota pengaruh yang lebih dominan di luar
Makassar berperan sebagai pengarah, dan kewenangan formal (diskresi). Tugas utama

32
JPPM: Journal of Public Policy and Management
e-ISSN: 2715-2952
Volume 1 Nomor 1 | Mei 2020

pendamping PKH yaitu melakukan sekolah terdapat operator yang bertugas


pendampingan kepada KPM dan mengakses khusus untuk menerima dan menverifikasi
setiap program-program pemerintah lainnya laporan dan data dari masyarakat miskin yang
serta membina KPM menjadi keluarga akan di input ke sistem Dapodik, sebagai
mandiri, ungkapan tersebut menunjukkan bahan usulan yang akan dikirim dan
pengabdian pada masyarakat yang secara diverifikasi kembali oleh Dinas Pendidikan,
khusus agar masyarakat miskin dapat kemudian dikeluarkan sebagai KPM penerima
memenuhi kebutuhan pendidikan anak- bantuan di bidang pendidikan. Berdasarkan
anaknya. Namun, dalam pelaksanan program hasil observasi dan wawancara dengan
PKH pendamping menghadapi beberapa operator Dapodik yang ada di sekolah
kendala di lapangan salah satunya yaitu bentuk menunjukkan sebuah diskresi dari pihak
komplain dari masyrakat terhadap kebijakan sekolah selaku pihak yang mensyaratkan
yang dianggap diskriminatif dalam proses setiap KPM yang telah mendapatkan bantuan
penyaluran bantuan. Sehingga dibutuhkan program pendidikan untuk membawa pot
langkah atau upaya yang dilakukan oleh beserta bunga, upaya ini sebagai bentuk
pendamping untuk mengatasi problematika kontribusi ringan dari KPM terhadap
yang ada di lapangan. Adapun langkah yang keindahan sekolah. Pihak sekolah juga
dilakukan oleh pendamping terkait street-level mengindentifikasi data yang masuk untuk
bureaucratic behavior yaitu mencoba memastikan status kelayakan masyarakat
menjelaskan sebaik-baiknya kepada untuk mendapatkan bantuan pada bidang
masyarakat bahwa program PKH merupakan pendidikan.
program bantuan bersyarat, dimana ada
beberapa komponen yang harus dimiliki untuk Perilaku Kelompok Sasaran
mendapatkan bantuan. Guna mengetahui dan menganalisa perilaku
Berdasarkan beberapa hasil wawancara kelompok sasaran dalam implementasi
dengan pendamping, mulai dari proses Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
pelaksanaan PKH, kendala-kendala yang melalui PKH di Kecamatan Tamalate Kota
didapatkan di lapangan, serta proses Makassar, maka penelitian ini berfokus pada
penanganan dalam mengatasi setiap indikator respon positif dan respon negatif.
permasalahan yang ada, maka pendamping Pemberian bantuan pendidikan menjadi
idealnya adalah seseorang yang paham betul lebih optimal karena adanya pengawasan dari
akan mekanisme dan prosedur pelaksanan pendamping PKH yang memastikan bahwa
PKH, sehingga dapat bekerja dengan mudah masyarakat penerima manfaat, khususnya di
dan dapat mengatasi segala macam bidang pendidikan, menggunakan dana
problematika yang ada di lapangan. bantuan untuk biaya kebutuhan pendidikan
Pemerintah Kelurahan merupakan anak-anak mereka.
perangkat pemerintah daerah yang berada pada Program ini dinilai masih belum tepat
level bawah yang bertugas melayani sasaran diperuntukkan bagi masyarakat yang
masyarakat untuk mendapatkan bantuan dari membutuhkan, dimana disinyalir adanya
pemerintah, mulai dari pendataan penduduk, penerima bantuan yang diprioritaskan
administrasi kependudukan, dan berbagai surat dikarenakan unsur kedekatan dengan
keterangan yang dibutuhkan oleh masyarakat. pemerintah setempat, padahal masih ada
Hasil obsevasi peneliti di lapangan, keluarga yang secara faktual kondisinya masih
masyarakat harus meminta surat keterangan lebih layak untuk menerima bantuan.
masyarakat tidak mampu sebagai persyaratan Dari hasil penelusuran peneliti terkait
untuk mendapatkan bantuan. Terlihat pula perilaku kelompok sasaran ini dapat diuraikan
adanya diskreasi kelurahan dalam proses temuan, antara lain: (1) Perilaku sejumlah
pendataan penduduk dengan memberdayakan oknum yang memanfaatkan PKH dalam hal
RT/RW dalam proses pendataan masyarakat pemilihan legislatif, sehingga mempengaruhi
miskin, dimana hal ini dilakukan untuk lebih perilaku kelompok sasaran untuk menentukan
memudahkan kerja kelurahan. pilihan politiknya; (2) Berdasarkan hasil
Sekolah SD/SMP ditunjuk sebagai UPTD wawancara menunjukkan adanya sikap acuh
yang menyelengarakan program pemerintah dari masyarakat terhadap proses kelengkapan
pada bidang pendidikan, dimana di setiap administrasi seperti pengurusan kartu keluarga

33
JPPM: Journal of Public Policy and Management
e-ISSN: 2715-2952
Volume 1 Nomor 1 | Mei 2020

(KK) dan administrasi lainnya sehingga sulit UPPKH pusat sampai UUPKH kecamatan.
terdeteksi oleh sistem sebagai sasaran Adapun koordinasi pada tingkat kota
penerima manfaat; dan (3) Perilaku acuh dilakukan oleh Dinas Sosial selaku UUPKH
kelompok penerima manfaat memberikan Kabupaten/Kota yang diketuai oleh Kabid
pengaruh pada permasalahan data, sehingga Sosial melalui rapat kordinasi kabupaten yang
ada beberapa masyarakat yang sebenarnya dihadiri oleh beberapa pemda dan beberapa
layak mendapatkan bantuan tetapi belum instansi yang terkait dalam pelaksanaan
mengakses bantuan PKH. Hal ini disebabkan program PKH, seperti Dinas Pendidikan dan
karena data yang dipakai dalam proses Dinas Kesehatan.
pemutakhiran penerima bantuan masih Pada aspek hubungan organisasi dan
mengacu pada data tahun 2015 yang belum antarorganisasi menunjukkan adanya
terupdate. komitmen dari organisasi lintas sektor dalam
pelaksanaan PKH, dimana Dinas Sosial
Pembahasan berkomitmen menyukseskan program
Implementasi Kebijakan Penanggulangan pemerintah di Bidang Sosial sebagai
Kemiskinan melalui PKH di Kecamatan perpanjangan tangan dari Kementerian Sosial
Tamalate Kota Makassar ditinjau dari dimensi yang berperan untuk memastikan persiapan
implementasi kebijakan, yaitu perilaku daerah menjalankan PKH yang prima sebagai
hubungan antar organisasi, perilaku saluran informasi utama pada tingkat
implementor, dan perilaku kelompok sasaran, Kabupaten/Kota serta mendorong partisipasi
menunjukkan perilaku hubungan antar penyedia jasa dalam menyediakan fasilitas dan
organisasi yang memiliki komitmen yang pelayanan prima. Adapun Dinas Pendidikan
dibangun dari pemerintah pusat, provinsi dan sebagai organisasi lintas sektor, berkomitmen
Kota Makassar khususnya di Kecamatan menyukseskan program pemerintah di Bidang
Tamalate ditargetkan 3906 orang penerima Pendidikan sebagai perpanjangan tangan dari
PKH. Selain jumlah penerima manfaat yang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
tersebar, komitmen pelaksanaan PKH yang berperan sebagai penyedia layanan
diwujudkan dengan adanya anggaran PKH pendidikan dan verifikasi pendidikan.
yang melibatkan sejumlah komponen. Kemudian, pada aspek koordinasi organisasi
Komitmen UPPKH dalam penanggulangan dan antarorganisasi diwujudkan dalam rapat
kemiskinan melalui PKH pada Bidang koordinasi tingkat Kabupaten/Kota untuk
Pendidikan di Kecamatan Tamalate Kota mendukung pelaksanaan PKH dan koordinasi
Makassar berdasarkan pada tugas dan fungsi rutin terhadap partisipasi Provinsi dan
masing-masing instansi yang terlibat, dimana Kabupaten/Kota dan SKPD terkait dalam
Dinas Sosial bertanggung jawab terhadap data pelaksanaan PKH.
yang dijadikan sebagai acuan dasar dalam Pada aspek perilaku implementor level
penerimaan bantuan di Bidang Pendidikan bawah (aparat/birokrat), pendamping PKH
untuk memberikan rekomendasi berupa kartu merupakan sumber daya manusia yang
yang dikeluarkan oleh Kementerian Sosial direkrut dan dikontrakerjakan oleh
maupun berupa surat rekomendasi yang Kementerian Sosial sebagai pelaksana
dikeluarkan oleh dinas terkait dengan mengacu pendampingan di tingkat kecamatan sebagai
pada adminitrasi kependudukan yang implementor level bawah. Pendamping PKH
membuktikan bahwa masyarakat tersebut merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan
tergolong masyarakat miskin dan bersyarat PKH, dimana pendamping selaku orang
mendapatkan bantuan di Bidang Pendidikan. terdekat dari KPM berfungsi sebagai mediator
Adapun Dinas Pendidikan sendiri masyarakat miskin untuk mendapatkan
berkomitmen untuk mensukseskan program beberapa jenis bantuan pemerintah.
pemerintah pada Bidang Pendidikan dengan Berdasarkan hasil penelitian yang ada
memastikan usulan data yang diterima untuk mengenai dikreasi impelementor level bawah,
diverifikasi dari sekolah sudah sesuai dengan pendamping melakukan usaha agar program
persyaratan dan ketentuan yang ada. dapat berjalan lebih efektif dan efisien melalui
Sementara koordinasi dilakukan secara pembentukan kelompok dan ketua kelompok
berjenjang dari tingkat pusat sampai dari KPM itu sendiri, sehingga hal ini akan
kecamatan, koordinasi dilakukan pada level memudahkan pendamping untuk mengerjakan

34
JPPM: Journal of Public Policy and Management
e-ISSN: 2715-2952
Volume 1 Nomor 1 | Mei 2020

tugasnya untuk mengumpulkan masyarakat pendamping PKH agar dapat memastikan


dalam proses pembinaan. masyarakat penerima manfaat khusus bidang
Pemerintah Kelurahan merupakan pendidikan ini menggunakan dana bantuan
perangkat pemerintah daerah yang berada pada untuk biaya kebutuhan pendidikan anak-anak
level bawah yang bertugas melayani mereka.
masyarakat untuk mendapatkan bantuan dari Adapun respon negatif terkait program
pemerintah, mulai dari pendataan penduduk, yang dinilai masih belum tepat sasaran bagi
administrasi kependudukan, berbagai surat masyarakat yang membutuhkan, dimana
keterangan lainya yang dibutuhkan oleh disinyalir adanya penerima bantuan yang
masyarakat. Berdasarkan hasil obsevasi diprioritaskan dikarenakan unsur kedekatan
peneliti di lapangan, masyarakat diharuskan dengan pemerintah setempat, padahal masih
meminta surat keterangan sebagai masyarakat ada keluarga yang secara faktual kondisinya
tidak mampu sebagai persyaratan untuk masih lebih layak untuk menerima bantuan.,
mendapatkan bantuan. Dan dari hasil ada pula oknum-oknum tertentu yang
wawancara yang ada menunjukkan adanya memanfaatkan program PKH untuk
upaya yang dilakukan oleh kelurahan dalam memperoleh keuntungan elektoral agar terpilih
proses pendataan penduduk dengan dalam pemilihan legislatif. Kondisi ini
memberdayakan RT/RW dalam proses mencerminkan rentannya PKH dipolitisasi,
pendataan masyarakat miskin guna lebih sehingga pengawasan dinas terkait dan laporan
memudahkan kerja pihak kelurahan. langsung dari masyarakat akan ditindaklanjuti
SD/SMP yang ditunjuk sebagai UPTD kepada pihak yang berwajib.
menyelenggarakan program pemerintah pada Dari temuan penelitian mengenai respon
Bidang Pendidikan, dimana di setiap sekolah negatif menunjukkan adanya sikap acuh dari
terdapat operator yang bertugas khusus untuk masyarakat terhadap proses kelengkapan
menerima dan menverifikasi laporan dan data administrasi seperti pengurusan kartu keluarga
dari masyarakat miskin yang akan di input (KK) dan administrasi lainnya sehingga sulit
masuk ke sistem Dapodik, sebagai bahan terdeteksi oleh sistem sebagai sasaran
usulan yang akan dikirim dan diverifikasi penerima manfaat. Perilaku acuh kelompok
kembali oleh Dinas Pendidikan, kemudian penerima manfaat memberikan pengaruh pada
dikeluarkan sebagai KPM penerima bantuan di permasalahan data, sehingga ada beberapa
Bidang Pendidikan. Dari hasil observasi dan masyarakat yang sebenarnya layak
wawancara dengan operator Dapodik sekolah mendapatkan bantuan tetapi belum mengakses
menunjukkan sebuah diskresi dari pihak bantuan PKH.
sekolah yang mensyaratkan setiap KPM yang
telah mendapatkan bantuan program 4. KESIMPULAN & SARAN
pendidikan untuk membawa pot beserta
bunga, upaya yang dilakukan ini sebagai Kesimpulan
bentuk kontribusi ringan dari KPM terhadap a. Aspek hubungan organisasi dan
keindahan sekolah. Selain itu pihak sekolah antarorganisasi menunjukkan adanya
mengindentifikasi data yang masuk untuk komitmen dari organisasi lintas sektor
memastikan status kelayakan masyarakat dalam pelaksanaan PKH, dimana Dinas
untuk mendapatkan bantuan pada Bidang Sosial berkomitmen menyukseskan
Pendidikan. program pemerintah di Bidang Sosial
Pada aspek perilaku kelompok sasaran sebagai perpanjangan tangan dari
menunjukkan respon positif, yaitu bantuan Kementerian Sosial yang berperan untuk
pendidikan yang diperoleh masyarakat memastikan persiapan daerah menjalankan
memiliki nilai nominal yang berbeda-beda, PKH yang prima sebagai saluran informasi
dimana untuk siswa SMP memperoleh utama pada tingkat Kabupaten/Kota serta
Rp.1.500.000,- yang dimanfaatkan untuk mendorong partisipasi penyedia jasa dalam
memenuhi kebutuhan sekolah, seperti menyediakan fasilitas dan pelayanan prima.
perlengkapan tulis, pakaian, dan buku. Adapun Dinas Pendidikan sebagai
Pemberian bantuan pendidikan perlu organisasi lintas sektor berkomitmen
dipastikan manfaatnya agar lebih optimal, menyukseskan program pemerintah di
untuk itu diperlukan pengawasan dari Bidang Pendidikan sebagai perpanjangan

35
JPPM: Journal of Public Policy and Management
e-ISSN: 2715-2952
Volume 1 Nomor 1 | Mei 2020

tangan dari Kementerian Pendidikan dan untuk mengatasi problematika yang ada di
Kebudayaan yang berperan sebagai lapangan.
penyedia layanan pendidikan dan verifikasi 3. Sosialisasi harus lebih dioptimalkan, tidak
pendidikan. Kemudian pada aspek hanya kepada KPM, tapi juga kepada
koordinasi organisasi dan antarorganisasi masyarakat dan tokoh masyarakat,
diwujudkan dalam rapat koordinasi tingkat sehingga secara umum mereka bisa
Kabupaten/Kota untuk mendukung memahami alur dan mekanisme PKH.
pelaksanaan PKH dan koordinasi rutin
terhadap partisipasi Provinsi dan 5. DAFTAR PUSTAKA
Kabupaten/Kota dan SKPD terkait dalam
pelaksanaan PKH. Akhmad, Rozi. (2011). Implementasi Program
b. Pada aspek perilaku implementor (street Keluarga Harapan di Kabupaten Tanah
bereaucratic behavior) menujukkan Laut (Studi Kasus di Desa Batakan dan
adanya upaya dan langkah-langkah yang Kelurahan Pelaihari). Jurnal Program
dilakukan oleh implementor pada level Magister Sains Administrasi
bawah, yakni pendamping, dalam upaya Pembangunan, Universitas Lambung
melakukan tindakan yang lebih efisien dan Mangkurat (MSAP-UNLAM). Vol. 1 No.
efektif dalam proses pembinaan dan 2.
pendampingan kepada KPM dengan Bhasin, B. B., & Venkataramany, S. (2010).
membentuk kelompok KPM pada setiap Globalization of entrepreneurship: Policy
kelurahan yang ada di Kecamatan considerations for SME development in
Tamalate yang diketuai oleh salah satu Indonesia. International Business &
KPM yang dianggap aktif dalam setiap Economics Research Journal (IBER),
pertemuan. Namun, di beberapa aspek 9(4).
lainnya, pendamping belum mampu Kholif, K. I. (2014). Implementasi Program
mengambil suatu tindakan yang dapat Keluarga Harapan (PKH) dalam
mengatasi masalah yang ada dilingkup Menanggulangi Kemiskinan di
KPM, padahal mereka harus mampu Kecamatan Dawarblandong Kabupaten
mengatasi setiap permasalahan yang ada Mojokerto. Jurnal Administrasi Publik,
di lapangan tanpa mengabaikan aturan 2(4), 709-714.
yang ada. Nazara, S., & Rahayu, S. K. (2013). Program
c. Pada aspek perilaku kelompok sasaran Keluarga Harapan (PKH): Indonesian
menujukkan respon positif KPM dengan conditional cash transfer programme
meningkatnya angka partisispasi belajar (No. 42). International Policy Centre for
siswa dengan adanya bantuan PKH pada Inclusive Growth.
Bidang Pendidikan. Adapun respon Ndraha, T. (2003). Kybernology (Ilmu
negatif muncul dari kurangnya Pemerintahan Baru). Jakarta: Rineka
pemahaman masyarakat terhadap PKH, Cipta.
sehingga dalam proses penyaluran bantuan Nugroho, R. (2009). Teori Kebijakan Publik.
masih dinilai diskriminatif. Yogyakarta: Media Presindo.
Purwanto, Agus dkk. (2013). Implementasi
Saran Kebijakan Program Keluarga Harapan
1. Peningkatan pemahaman tugas dan fungsi (PKH) Dalam Memutus Rantai
dari masing-masing organisasi yang terlibat Kemiskinan (Kajian di Kecamatan
dalam pelaksanaan PKH harus lebih Mojosari Kabupaten Mojokerto). Jurnal
dioptimalkan, dan sinergitas antara unit Program Magister Jurusan Ilmu
pelaksana program dengan pemerintah Administrasi Publik, Fakultas Ilmu
daerah juga masih perlu ditingkatkan. Administrasi, Universitas Brawijaya. Vol.
2. Program pelatihan kepada implementor 16 No. 2.
tingkat bawah perlu ditingkatkan guna Rudnyckyj, D. (2009). Spiritual economies:
dapat memahami setiap permasalahan yang Islam and neoliberalism in contemporary
dihadapi oleh KPM, sehingga cepat dan Indonesia. Cultural anthropology, 24(1),
tepat dalam mengambil suatu tindakan 104-141.

36
JPPM: Journal of Public Policy and Management
e-ISSN: 2715-2952
Volume 1 Nomor 1 | Mei 2020

Sugiyanto, S. (2015). Implementasi Program


Keluarga Harapan di Jeneponto,
Sulawesi Selatan. Jurnal Sosio Konsepsia,
160-176.
Sugiyono, (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: CV Alfabeta.
Sujianto, G. E. I. (2008). Implementasi
Kebijakan Publik, Teori dan Praktik. Alaf
Riau: Pekanbaru.
Sutiyo, S., & Maharjan, K. L. (2011). Rural
poverty alleviation in Indonesia:
programs and the implementation gap.
Journal of International Development and
Cooperation, 18(1), 13-22.
Winter, Soren (1990). Integrating
Implementation Research, eds. In
Implementation and the Policy Process,
Opening the Black Box, Greenwood
Press.
World Bank. (2016). Indonesian Expanding
Horizons. Indonesia Policy

37

You might also like