You are on page 1of 14

Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi Volume VII No.

1 / Juni 2017

TATA KELOLA PEMERINTAHAN DALAM


PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI DANA HIBAH DAN
BANTUAN SOSIAL DI INDONESIA
(Studi Kasus Tata Kelola Pemerintahan dalam Penanggulangan Kemiskinan Melalui
Pengelolaan Dana Hibah dan Bantuan Sosial di Kota Bandung Provinsi Jawa Barat)

Ilham Gemiharto & Evi Rosfiantika

Dosen Program Studi Manajemen Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Bandung


Email: ilham265@gmail.com

Abstract

Disbursement of grants and social assistance (bansos) has become a national legal issue in Indonesia. Bandung City
Government experienced problems both in terms of regulation and governance related to the distribution of Grants and
Social Assistance Fund, the implementation process of administration of grant and social assistance is still done
manually and closed. There are some weaknesses in channeling these funds to communities and community
organizations, including weaknesses in planning and proposals, fictitious accountability, grant fee by the committee,
unsuitable realizations, and the double beneficiary.The formulation of this research problem is how the governance in
poverty reduction through the management of grants and social assistance in Bandung City West Java Province. This
research uses qualitative research methods with data collection techniques using in-depth interviews and descriptive
data analysis techniques, with research informants are beneficiaries of grant funds and social assistance, implementing
officers in Bandung City Government, social assistance facilitators, non-governmental organizations and related
officials. The results showed that the Bandung government initiative in the grant program and social assistance online
has a significant role in the effort to overcome the various weaknesses and violations that occurred in the process of
distributing grants and social assistance during this time. Furthermore, the Bandung City Government has designed a
model for the distribution of grant funds and social assistance online that would be implemented in other regions in
Indonesia.

Keywords: Governance, Poverty Alleviation, Social Aid, Bandung City, West Java

Abstrak

Penyaluran dana hibah dan bantuan sosial (bansos) telah menjadi masalah hukum nasional di Indonesia. Pemerintah Kota
Bandung mengalami masalah baik dari sisi regulasi maupun tata laksana terkait penyaluran Dana Hibah dan Bantuan Sosial,
proses pelaksanaan administrasi penyaluran dana hibah dan bantuan sosial masih dilakukan secara manual dan tertutup.
Terdapat beberapa kelemahan dalam menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat dan organisasi masyarakat, antara lain
kelemahan dalam perencanaan dan proposal, pertanggungjawaban fiktif, pemotongan dana oleh panitia, realisasi yang tidak
sesuai peruntukan, dan adanya penerima dana bansos yang sama. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana tata kola
pemerintahan dalam penanggulangan kemiskinan melalui pengelolaan dana hibah dan bantuan sosial di Kota Bandung
Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara mendalam serta teknik analisis data deskriptif, dengan informan penelitian adalah penerima manfaat dana hibah
dan bantuan sosial, aparat pelaksana di Pemerintah Kota Bandung, fasilitator bantuan sosial, lembaga swadaya masyarakat
dan para pejabat terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inisiatif pemerintah Kota Bandung dalam program dana hibah
dan bantuan sosial secara online memiliki peran signifikan dalam upaya mengatasi berbagai kelemahan dan pelanggaran yang
terjadi dalam proses penyaluran dana hibah dan bantuan sosial selama ini. Lebih jauh lagi Pemerintah Kota Bandung telah
merancang suatu model pengelolaan penyaluran dana hibah dan bantuan sosial secara online yang kiranya dapat
diimplementasikan di daerah lain di Indonesia.

Kata Kunci : Tata Kelola Pemerintahan, Penanggulangan Kemiskinan, Bantuan Sosial, Kota Bandung, Jawa Barat

103
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VII No. 1/Juni 2017

1. Latar Belakang Tata kelola pemerintahan yang buruk


Krisis ekonomi di Indonesia yang terus dalam masa Orde Baru dan pemerintahan
berlangsung mulai tahun 1997 telah penggantinya telah membuat Indonesia masuk
menimbulkan pemikiran kembali tentang ke dalam daftar negara paling korup di dunia
pengentasanpenanggulangan kemiskinan. untuk beberapa lama. Meskipun demikian,
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi di karena sebelum krisis Indonesia mengalami
Indonesia yang berlangsung sekitar 30 tahun pertumbuhan ekonomi yang pesat, problem ini
telah berhasil menurunkan angka kemiskinan diabaikan oleh pembuat kebijakan. Untuk
absolut secara signifikan. Mulai tahun 1970-an banyak orang, pertumbuhan ekonomi ini sudah
hingga awal 1990-an, angka kemiskinan cukup sebagai kompensasi kerugian dan
berhasil diturunkan sebesar 50 persen. Namun, inefisiensi yang timbul dari tata kelola
sejak krisis berlangsung mulai pertengahan pemerintahan yang buruk tersebut. Timbulnya
1997, angka kemiskinan naik dua kali lipat, krisis ekonomi menunjukkan seriusnya
sehingga menghapus prestasi tersebut, dan masalah KKN ini. MPR bahkan telah
membuat upaya pengentasanpenanggulangan mengeluarkan ketetapan untuk menciptakan
kemiskinan kembali menjadi sesuatu yang pemerintahan yang bersih dan tata kelola
mendesak untuk dilaksanakan dengan serius pemerintahan yang baik di Indonesia. Namun,
(Suryahadi, 2003). upaya untuk mencapainya terbukti sangat sulit
Pada saat yang sama, dalam upaya untuk dan sepertinya mustahil (Hamilton-Hart, 2001;
mencari penyebab terjadinya krisis, masalah dan Sherlock, 2002).
tata kelola pemerintahan menjadi sesuatu yang Pemikiran terkini mengenai pengentasan
penting. juga. Ada hipotesis bahwa tata kelola penanggulangan kemiskinan dan tata kelola
pemerintahan yang buruk, secara populer pemerintahan menunjukkan bahwa keduanya
disebut KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) saling berkaitan satu sama lain. Tata kelola
telah melemahkan kondisi ekonomi Indonesia, pemerintahan yang buruk membuat upaya
dan membuat Indonesia menjadi mudah pengentasanpenanggulangan kemiskinan tidak
terserang krisis ekonomi secara periodik. KKN berhasil (Blaxall, 2000), salah satu
menjadi ciri khas pemerintahan Orde Baru, penyebabnya adalah karena program dan
yang terkenal sangat mentolerir praktek KKN proyek pengentasanpenanggulangan
baik yang dilakukan secara kecil-kecilan oleh kemiskinan menjadi sarang subur terjadinya
pejabat tingkat bawah sebagai suatu cara untuk praktek KKN. Konsensus yang timbul dari
mencari tambahan penghasilan, maupun yang pemikiran ini adalah tata kelola pemerintahan
berskala raksasa yang dilakukan oleh keluarga yang baik merupakan sesuatu yang diperlukan
penguasa (penguasa pada pemerintahan Orde supaya agar usaha pengentasan
Baru) dan kroni mereka melalui pengaturan penanggulangan kemiskinan menjadi efektif.
kebijakan pemerintah yang menguntungkan Maraknya praktek KKN seperti itu
bisnis mereka. Hal ini sering dilakukan antara lain ditenggarai sebagai akibat dari
melalui praktek kolusi dalam bisnis - baik sistem pemerintahan yang bersifat sentralistik-
dengan domestik maupun asing - dengan monolistik. Oleh karena itu salah satu jalan ke
mengatasnamakan kepentingan publik. Pada luar untuk menguranginya adalah dengan
akhir masa Orde Baru, KKN memuncak menerapkan sistem pemerintahan yang bersifat
melalui praktek nepotisme yang dilakukan desentralistik-partisipatif. Berkaitan dengan
oleh keluarga penguasa melalui pengangkatan ini, kebijakan pelaksanaan desentralisasi dan
anggota keluarga dan teman dekat ke dalam otonomi daerah (Otda) yang dilaksanakan
posisi eksekutif dan legislatif (King, 2000; dan mulai Januari 2001, memberikan wadah bagi
McLeod, 2000). terselenggaranya sistem pemerintahan seperti
itu, dan harapan bagi terwujudnya tata kelola

104
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VII No. 1/Juni 2017 JIPSi
pemerintahan yang baik merupakan suatu Bandung mengalami masalah baik dari sisi
keniscayaan. Optimisme ini didasarkan pada regulasi maupun tata laksana terkait
pertimbangan bahwa otda secara konseptual penyaluran Dana Hibah dan Bantuan Sosial,
dirancang dengan mengedepankan aspek- proses pelaksanaan administrasi penyaluran
aspek pemerintahan yang baik, seperti dana hibah dan bantuan sosial masih dilakukan
demokrasi, partisipasi, keadilan, pemerataan secara manual dan tertutup. Terdapat beberapa
dengan memperhatikan potensi dan kelemahan dalam menyalurkan dana tersebut
keanekaragaman daerah, dan bertanggung- kepada masyarakat dan organisasi masyarakat,
jawab. Persoalannya kemudian adalah apakah antara lain kelemahan dalam perencanaan dan
dalam prakteknya otda dapat mewujudkan tata proposal, pertanggungjawaban fiktif,
kelola pemerintahan yang baik seperti yang pemotongan dana oleh panitia, realisasi yang
dicita-citakan? Atau apakah kebijakan ini tidak sesuai peruntukan, dan adanya penerima
sekedar merupakan `edisi lain' dari sistem dana bansos yang sama. Masyarakat Kota
pemerintahan sebelumnya yang sarat KKN Bandung sulit / tidak mengetahui kepada siapa
sehingga pesimisme seperti dikemukakan oleh dana hibah dan bansos disalurkan, berapa dana
Hamilton-Hart (2001) dan Sherlock (2002) yang disalurkan kepada penerima, apa bentuk
tersebut mendapat pembenaran. kegiatannya dan bagaimana bentuk
Salah satu tantangan berat di 2017 ialah pertanggungjawabannya.
mereduksi kemiskinan, terutama mengacu rilis
BPS bahwa jumlah kemiskinan per September 2. Kajian Pustaka
2016 mencapai 27,76 juta atau 10,7% dari 2.1. Tatakelola Pemerintahan Daerah yang
total penduduk. Jumlah itu ternyata turun Baik dan Bersih
0,89% jika dibandingkan dengan periode Cita-cita perjuangan bangsa Indonesia,
Maret 2016 yang mencapai 28,01 juta atau sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945,
10,86% dari total penduduk. Meskipun adalah terwujudnya masyarakat yang adil dan
demikian, bila dibandingkan dengan periode makmur. Amanah tersebut tidak akan mungkin
September 2015, ternyata penurunan kali ini terwujud apabila kondisi tata-kelola
mencapai 1,22%. Argumen yang mendasari pemerintahan berlangsung secara tidak tertib
penurunan jumlah kemiskinan ialah turunnya dan praktek KKN (Kolusi, Korupsi, dan
harga sejumlah harga pangan periode Maret- Nepotisme) di jajaran aparatur penyelenggara
September 2016. negara masih merajalela. Oleh sebab itu,
Belajar bijak dari kegagalan pemerintah membangun tatakelola pemerintahan yang
mengurangi kemiskinan di 2016, target baik dan bersih (good and clean governance)
pengurangan kemiskinan di 2017 tampaknya perlu menjadi agenda utama bangsa Indonesia
harus lebih realistis. Artinya, kegagalan dari generasi ke generasi.
pencapaian target pengurangan kemiskinan Penyelenggara Negara yang Bersih,
dalam dekade terakhir seharusnya menjadi adalah yang menaati asas-asas umum
acuan untuk pemetaan target prioritas sehingga penyelenggaraan negara dan bebas dari
program pengurangan itu dapat dilakukan praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta
secara bertahap dan sistematis serta tepat perbuatan tercela lainnya. Sedangkan asas
sasaran. Terkait dengan hal itu, Rencana umum Pemerintahan Negara yang Baik adalah
Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 asas yang menjunjung tinggi norma
menegaskan target pengurangan kemiskinan kesusilaan, kepatutan dan norma hukum, untuk
pada 2016 mencapai 9%-10. mewujudkan Penyelenggara Negara yang
Penyaluran dana hibah dan bantuan bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan
sosial (bansos) telah menjadi masalah hukum nepotisme.
nasional di Indonesia. Pemerintah Kota

105
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VII No. 1/Juni 2017

Tatakelola pemerintahan yang baik dan dipengaruhi oleh rendahnya kemampuan


bersih ditandai dengan sejumlah ciri utama, aparatur pemerintahan di daerah dalam
diantaranya yang terpenting adalah : memahami dan mengimplementasikan sistem
desentralisasi, transparansi dan akuntabilitas tatakelola pemerintahan yang baik dan bersih.
penyelenggara pemerintahan. Peran serta
masyarakat merupakan bagian dari mekanisme 2.2. Tata Kelola Pemerintahan dan
kontrol guna meningkatkan citra pemerintahan Kemiskinan
yang transparan. Tata kelola pemerintahan merupakan
Oleh sebab itu, peningkatan fungsi suatu konsep lama yang berasal dari teori
pengawasan masyarakat harus digalakkan politik demokrasi awal yang membahas
dalam wujud dan bentuk peran serta hubungan antara penguasa de ngan rakyat.
masyarakat, antara lain (a) Hak mencari serta Sebagai contoh, pada abad ke 19 Woodrow
memperoleh dan memberikan informasi Wilson mendefinisikan tata kelola
tentang penyelenggaraan negara. (b) Hak pemerintahan sebagai "sebuah pemerintahan
untuk mem-peroleh pelayanan yang sama dan yang dengan be nar dan berhasil melaksanakan
adil dari Penyelenggara Negara. (c) Hak suatu kebijakan dengan memperhatikan tingkat
menyampaikan saran dan pendapat secara efisiensi dan dengan mengeluarkan biaya dan
bertanggung jawab terhadap Kebijakan tenaga yang paling sedikit" (dikutip oleh
Penyelenggara Negara, serta. (d) Hak LaPorte 2002:3).
memperoleh perlindungan hukum. Meskipun tata kelola pemerintahan
Permasalahannya adalah, meskipun merupakan konsep yang sudah lama
otonomi daerah merupakan salah satu bentuk dikembangkan, namun baru dalam satu dekade
kebijakan desentralisasi pemerintahan nasional terakhir ini konsep tata kelola pemerintahan
yang patut diapresiasi, namun dalam praktek me ndapat perhatian cukup besar di kalangan
pelaksanaannya belum sepenuhnya berjalannya pembuat kebijakan internasional.
pengawasan oleh masyarakat. Sejumlah Perkembangan demikian dimotivasi oleh suatu
indikator menunjukkan, transparansi dan anggapan bahwa bantuan bilateral dan
akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan di multilateral dari negara maju ke negara
daerah-daerah otonom (provinsi dan kabupaten/ berkembang telah gagal mencapai tujuannya
kota) dewasa ini masih jauh dari memenuhi (misalnya untuk menanggulangi kemiskinan,
norma-norma tatakelola pemerintahan yang baik mencapai pertumbuhan ekonomi yang
dan bersih sebagaimana didefinisikan di atas. berkesinambungan, dll). Menurut mereka, hal
Peran serta masyarakat merupakan ini terjadi karena kapasitas administratif
bagian dari mekanisme kontrol guna pemerintah negara sedang berkembang sangat
meningkatkan citra pemerintahan yang buruk dalam mengelola proyek-proyek
transparan. Namun demikian, organisasi sosial bantuan, dan maraknya praktek KKN dalam
kemasyarakatan/ LSM yang mewadahi peran melaksanakan program bantuan tersebut. Dari
serta masyarakat dalam menjalankan fungsi pengalaman ini negara donor kemudian
kontrol tidak memiliki posisi tawar yang menyimpulkan bahwa tata kelola
memadai, sehingga sejauh ini dinilai belum pemerintahan yang baik sangat penting bagi
mampu menjalankan fungsi dan peranannya suskesnya program bantuan luar negeri mereka
secara optimal. di negara sedang berkembang. Karena itu,
Demikian pula halnya akuntabilitas negara donor telah mulai mengaitkan bantuan
penyelenggara pemerintahan di daerah luar negeri mereka dengan upaya mewujudkan
otonom, juga dinilai masih sangat rendah. praktek tata kelola pemerintahan yang baik di
Penyebabnya tidak hanya lantaran lemahnya negara- negara sedang berkembang.
kemauan dan atau motivasi, tapi juga sangat

106
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VII No. 1/Juni 2017 JIPSi
Tata kelola pemerintahan merupakan kelola pemerintahan yang baik, dana untuk
suatu konsep multidimensi yang terdiri dari penanggulangan kemiskinan yang jumlahnya
variabel politik, ekonomi, dan sosial budaya terbatas tidak dapat digunakan secara baik. Hal
yang menentukan apakah kebijakan publik ini terjadi karena kurangnya transparansi,
yang dibuat oleh pemerintah dapat mencapai maraknya praktek KKN, dan sistem peradilan
tujuan yang ditargetkan dan meningkatkan yang tidak jelas sehingga menghambat
kesejahteraan masyarakat. Kinutha-Njenga pertumbuhan ekonomi yang dapat membantu
(1999) menyimpulkan bahwa praktek-praktek kaum miskin untuk keluar dari kemiskinan.
pemerintahan yang mencirikan bahwa suatu Tata kelola pemerintahan yang baik
negara melaksanakan tata kelola pemerintahan sangat diperlukan apabila seluruh aspek
yang baik adalah pemerintah negara yang kemiskinan ingin dituntaskan, tidak hanya
bersangkutan terpilih secara demokratis dan melalui kenaikan pe ndapatan saja, tetapi juga
mempromosikan/mendukung hak asasi melalui peningkatan kemampuan kaum miskin
manusia dan kepastian hukum (rule of law); dan peningkatan peluang ekonomi, politik, dan
terdapat gerakan masyarakat madani yang kuat sosial mereka (Blaxall, 2000; Eid, 2000).
dan sehat; pemerintah negara tersebut dapat Untuk mencapai tujuan tersebut, institusi
membuat dan melaksanakan kebijakan publik pendukung tata kelola pemerintahan perlu
yang efektif; dan pemerintah negara tersebut direformasi dan diperkuat. Dalam sepuluh
mengatur ekonomi negaranya berdasarkan atas tahun terakhir ini, negara donor telah membuat
pasar yang bebas, kompetitif, dan efisien. program pendukung tata kelola pemerintahan
Bersamaan dengan pemikiran baru yang membantu negara sedang berkembang
tentang tata kelola pemerintahan, lembaga dalam mereformasi sistem kepegawaian dan
donor juga menyusun pemikiran baru tentang memperkuat institusi mereka, de ngan harapan
kemiskinan dan hubungan antara ke dua bahwa tata kelola pemerintahan yang lebih
konsep tersebut. Mereka menyadari bahwa baik dapat menimbulkan iklim ekonomi dan
kemiskinan merupakan suatu konsep politik yang akan menaikkan pertumbuhan
multidimensi dan tidak terbatas pada konsep ekonomi yang pada akhirnya dapat membawa
ekonomi saja. Selain kekurangan pendapatan, kaum miskin keluar dari kemiskinan.
kaum miskin juga menderita dari Contohnya, Bank Dunia memulai program tata
kekurangan/ketidakadaan pelayanan publik kelola pemerintahannya pada tahun 1992,
(telepon, listrik, air, transportasi umum, sarana Bank Pembangunan Asia (ADB) memulainya
kesehatan, pendidikan, kredit, dll) dan pada tahun 1997. Di tingkat bilateral, USAID
kekurangan kesempatan berpartisipasi dalam meluncurkan program tata kelola
pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan pemerintahannya pada tahun 1995, dan masih
politik di dalam tingkat lokal, regional, dan pada dekade 1990-an, DFID (Inggris), CIDA
nasional. Karena itu, kaum miskin sering (Canada), dan GTZ (Jerman) juga memulai
merasa terpinggirkan dan tidak berdaya pada progam tata kelola pemerintahan mereka.
saat hak-hak mereka dilanggar dan Fokus program-program tersebut adalah
dieksploitasi oleh kaum kaya dan berkuasa dengan mereformasi beberapa aspek, antara
(Eid, 2000). lain: Pegawai Negeri Sipil (PNS) baik di
Berdasarkan pengalaman selama 50 pemerintah pusat, regional dan lokal, sistem
tahun lebih dalam pemberian bantuan luar hukum dan kehakiman, lembaga legislatif
negeri ke negara sedang berkembang, kini (parlemen), pembangunan kapasitas LSM dan
negara maju dan lembaga peminjam lembaga masyarakat madani lainnya; serta
multilateral berkesimpulan bahwa hal-hal pemerintahan yang efisien dan efektif (LaPorte
berikut ini sangat diperlukan untuk 2002; Eid 2000). Dalam hal meningkatkan
penanggulangan kemiskinan, karena tanpa tata kesejahteraan kaum miskin, program reformasi

107
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VII No. 1/Juni 2017

tata kelola pemerintahan Bank Dunia hibah dan bantuan sosial (Bansos) yang
mempunyai empat tujuan yaitu melakukan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
penguatan terhadap kaum miskin; Belanja Daerah. Sebenarnya sebelum
meningkatkan kapasitas kaum miskin melalui Permendagri ini dikeluarkan pun tiap
peningkatan pelayanan publik dasar; membuka Kabupaten/Kota rata-rata sudah mempunyai
peluang ekonomi dengan meningkatkan akses aturan terkait pemberian hibah/bantuan sosial
ke pasar; dan memberikan jaminan keamanan yang bersumber dari APBD masing-masing
dari krisis ekonomi, KKN, dan perbuatan daerah. Namun karena perbedaan penafsiran
kriminal/kekerasan (Blaxall, 2000). Melalui dan kepentingan masing-masing daerah maka
program-program ini, lembaga donor berharap aturan tersebut tidak seragam serta terkadang
tujuan untuk mengentaskan kemiskinan secara tidak tegas dan jelas. Dengan adanya
berkelanjutan dan meningkatkan tata kelola Permendagri Nomor 32 Tahun 2011
pemerintahan di negara sedang berkembang diharapkan adanya keseragaman, ketegasan
dapat tercapai. dan kejelasan dalam mekanisme pemberian
Hibah dan Bantuan Sosial.
2.3. Dana Hibah dan Bantuan Sosial di Seperti kita maklumi bersama,
Indonesia sebelumnya pemberian Hibah/bantuan sosial
Salah satu hal yang menarik dalam rawan penyimpangan dan politisasi.
pembahasan tahunan Rancangan Anggaran Sebagaimana dilansir oleh Indonesian
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) di Corruption Watch (ICW) atas hasil
setiap Propinsi dan Kabupaten/Kota adalah penelitiannya beberapa waktu yang lalu ada
pembahasan anggaran terkait Dana Hibah dan beberapa poin penting yang harus dikritisi
Bantuan Sosial. Tarik ulur antara Tim terkait pemberian Hibah/Bantuan Sosial dari
Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dengan Anggaran Pemerintah Daerah baik itu Provinsi
Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat maupun Kabupaten/Kota: Pertama, adanya
Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota terkait lembaga penerima bantuan hibah fiktif. Kedua,
dengan adanya ketentuan Peraturan Menteri lembaga penerima hibah alamatnya sama serta
Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 32 Tahun daftar penerima hibah juga ditemukan nama
2012 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan penerima yang tidak jelas dengan alamat yang
Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran sama. Ketiga, Adanya aliran dana
Pendapatan dan Belanja Daerah yang Hibah/Bantuan Sosial ke lembaga yang
menyatakan bahwa Penganggaran, dipimpin oleh keluarga pejabat. Dana hibah
Pelaksanaan dan Penatausahaan, pelaporan banyak yang dialokasikan kepada lembaga-
dan pertanggungjawaban serta monitoring dan lembaga yang dipimpin keluarga pejabat.
evaluasi pemberian hibah dan bantuan sosial Keempat, dana hibah tidak utuh/dipotong.
mulai tahun anggaran 2012 harus berpedoman Nilai dana hibah yang diterima lembaga tidak
kepada Peraturan Menteri. sesuai dengan pagu yag ditetapkan oleh
Sejatinya, setiap peraturan yang disusun otoritas pengelola keuangan dan aset daerah.
dan dikeluarkan oleh pihak yang berkompeten Satu hal lagi yang menjadi titik rawan
mengeluarkannya tentu dengan maksud untuk hibah/bantuan sosial adalah banyak terjadinya
menjadikan objek yang diatur dalam aturan itu praktek politisasi belanja hibah/bantuan sosial
menjadi lebih baik. Begitupun dengan demi kepentingan pemenangan Pilkada dan
Permendagri Nomor 32 Tahun 2011, kepentingan politik lainnya.
kelahirannya dimaksudkan untuk memberikan Melihat realitas tersebut maka pelibatan
pembinaan terhadap pengelolaan hibah dan Masyarakat dan organisasi kemasyarakatan
bantuan sosial agar tercipta tertib administrasi, dalam menjadi sebuah keniscayaan. Dalam
akuntabilitas dan transparansi pengelolaan kerangka itulah Pemberian Hibah kepada

108
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VII No. 1/Juni 2017 JIPSi
Masyarakat dan atau Organisasi kecuali ditentukan lain oleh peraturan
Kemasyarakatan menjadi suatu hal yang perundang-undangan.
diperlukan. Di dalam sekitar kita ada sebagian Selanjutnya Hibah berupa Uang harus
masyarakat yang terkait apa yang dengan apa dicantumkan dalam RKA-PPKD (Rencana
disebut resiko sosial. Menurut Permendagri Kerja dan Anggaran Pejabat Pengelola
Nomor 32 Tahun 2011 tersebut yang Keuangan Daerah) dan hibah barang harus
dinamakan resiko sosial adalah kejadian atau dicantumkan dalam RKA-SKPD yang
peristiwa yang dapat menimbulkan potensi kemudian akan menjadi DPA PPKAD adan
terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung DPA SKPD. Permendagri Nomor 32 Tahun
oleh individu, keluarga, kelompok dan/atau 2011 juga mewajibkan dibuatnya NPHD
masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis (Naskah Perjanjian Hibah Daerah) yang secara
ekonomi, krisis politik, fenomena alam dan eksplisit memuat: pemberi dan penerima
bencana alam yang jika tidak diberikan belanja hibah, tujuan pemberian hibah, besaran/rincian
bantuan sosial akan semakin terpuruk dan penggunaan hibah yang akan diterima, hak dan
tidak dapat hidup dalam kondisi wajar. Terkait kewajiban, tatacara penyaluran/penyerahan
resiko sosial itulah kiranya keberadaan hibah dan tatacara pelaporan hibah.
bantuan sosial sangat diperlukan oleh Mekanisme Pelaporan dan
masyarakat yang mengalaminya. Pertanggungjawaban hibah merupakan hal
Permasalahannya adalah bagaimana resiko yang juga harus diperhatikan karena baik
sosial itu dimaknai dan dipahami secara Pemberi Hibah maupun Penerima Hibah akan
mendalam oleh semua pihak agar tidak menjadi objek pemeriksaan. Bantuan Sosial
menimbulkan kesalahpahaman. Sehingga (Bansos) adalah pemberian bantuan berupa
pemerintah dapat menjalankan fungsinya uang/barang dari Pemerintah Daerah kepada
untuk memberdayakan masyarakatnya melalui individu, keluarga, kelompok dan/atau
stimulan dana bantuan sosial disisi lain masyarakat yang sifatnya tidak secara terus-
pemberian bantuan sosial itu dapat tepat guna menerus dan selektif yang bertujuan
dan tepat sasaran. melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko
Mekanisme Pemberian Hibah dan sosial.
Bansos Dalam Permendagri Nomor 32 Tahun Pemberian bantuan sosial mempunyai
2011 hibah didefinisikan sebagai pemberian tujuan: rehabilitasi sosial, perlindungan sosial,
uang/barang atau jasa dari pemerintah daerah pemberdayaan masyarakat, jaminan sosial,
kepada pemerintah atau pemerintah lainnya, penanggulangan kemiskinan dan
perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi penanggulangan bencana. Secara umum
kemasyarakatan, yang secara sfesifik telah mekanisme pemberian bantuan sosial tidak
ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib jauh berbeda dengan pemberian hibah.
dan tidak mengikat, serta tidak secara terus Pertanyaan umum yang diajukan oleh
menerus yang bertujuan untuk menunjang beberapa Kepala Daerah terkait dengan
penyelenggaraan urusan pemerintah daerah. implementasi Permendagri Nomor 32 Tahun
Secara garis besar signifikansi perubahan 2011 adalah pemberian bantuan terkait hal
mekanisme pemberian hibah yang diatur yang sifatnya insidental. Hal ini wajar dan
Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 berupa, merupakan kewajiban bagi seorang pemimpin
pertama: objek penerima bantuan (seperti yang untuk memberikan solusi (minimal sementara)
tercantum dalam definisi di atas), secara manakala ada hal mendesak dan spontan
umum harus memenuhi kriteria: terkait kebutuhan dan keinginan
peruntukannya secara spesifik telah masyarakatnya. Dalam mengatasi situasi
ditetapkan, tidak wajib tidak mengikat dan seperti ini kepala daerah tidak bisa lagi
tidak terus-menerus setiap tahun anggaran, memberikan bantuan dari pos belanja Bansos,

109
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VII No. 1/Juni 2017

tetapi dapat dialokasikan dari dana keadaan 3. Metode Penelitian


darurat atau keperluan mendesak sebagaimana Penelitian mengenai tata kola
diatur dalam Pasal 162 Permendagri No pemerintahan dalam penanggulangan
21/2011. Permendagri Nomor 32/2011 dan kemiskinan di Kota Bandung ini menggunakan
Reduksi Politisasi Hibah/Bansos Urgensi metodologi kualitatif. Metode analisis
pengaturan pengelolaan dana hibah dan penelitian ini yang digunakan adalah analisis
bantuan sosial dapat dilihat dari data statistik studi kasus berdasarkan metode, data, dan
besarnya belanja yang telah dikeluarkan triangulasi sumber. Sedangkan metode
daerah secara nasional. pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
Data APBD provinsi dan kabupaten/kota melalui penelitian kepustakaan dan penelitian
menunjukkan jumlah dana belanja hibah dan lapangan berupa obsevasi, wawancara
Bansos pada 2014 mencapai Rp 22,61 triliun mendalam. Data yang dikumpulkan dalam
atau 5,28% dari total belanja daerah. penelitian ini terbagi menjadi data primer dan
Kemudian pada 2015 naik menjadi Rp 30,39 data sekunder. Data primer merupakan hasil
triliun atau sekitar 6,85% dari belanja daerah. observasi dan wawancara mendalam dengan 10
Sedangkan pada 2016 tercatat Rp 23,15 triliun informan penelitian di lokasi penelitian,
atau 4,56 % dari belanja daerah. Maka sudah sementara data sekunder adalah data yang
selayaknya permasalahan hibah dan bantuan diperoleh dari situs-situs berita online
sosial diatur dengan lebih baik secara (website), jurnal-jurnal komunikasi, serta buku-
administratif, akuntabel dan transparan tanpa buku yang relevan dengan penelitian ini.
mengurangi kewenangan kepala daerah dalam Berdasarkan asumsi-asumsi di atas,
melaksanakan visi-misinya. Dengan peraturan penelitian ini secara praktis berusaha untuk
ini maka tata cara pelaksanaan penyaluran mengkaji peristiwa kehidupan yang nyata yang
dana hibah dan Bansos akan terasa kaku, dialami oleh subjek penelitian ini secara
panjang dan berbelit. Tapi dampak positifnya holistik dan bermakna. Dalam uraian yang
penyaluran dana hibah dan bantuan sosial akan lebih lugas, penelitian ini berusaha untuk
semakin tertib secara adminitrasi, terukur, memberikan deskripsi dan eksplanasi terhadap
akuntabel dan transparan. Dengan pelaksanaan tata kola pemerintahan dalam penanggulangan
aturan ini, pemberian bantuan yang ujug-ujug kemiskinan di Kota Bandung.
dan penerima bantuan yang abal-abal serta Teknik analisis data yang digunakan
jumlah bantuan yang hanya sisa-sisa akan dalam penelitian ini adalah mengacu pada
semakin terbatasi keberadaannya. Praktek konsep Milles & Huberman (1992: 20) yaitu
politisasi pemberian hibah dan bantuan sosial interactive model yang mengklasifikasikan
(pemberian hibah dan bansos dengan maksud analisis data dalam tiga langkah, yaitu Reduksi
untuk memperoleh keuntungan politik, baik data (Data Reduction), Penyajian data
berupa dukungan politik atau pencitraan) akan (Display Data), dan Penarikan kesimpulan
dapat direduksi. Selain itu diharapkan (Verifikasi)
pemberian hibah dan bantuan sosial dapat Untuk menguji keabsahan data yang
menyentuh mereka yang benar-benar didapat sehingga benar-benar sesuai dengan
membutuhkan tidak hanya dinikmati oleh tujuan dan maksud penelitian, maka peneliti
elemen-elemen yang selama ini dekat dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi
lingkaran kekuasaan, baik eksekutif, legislatif data adalah teknik pemeriksaan data yang
dan yudikatif sehingga betul-betul memenuhi memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data
asas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan tersebut untuk keperluan pengecekan atau
manfaat untuk masyarakat sebagaimana sebagai pembanding data tersebut (Moleong,
diamanatkan oleh Permendagri ini. 2007: 330). Teknik uji keabsahan lain yang

110
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VII No. 1/Juni 2017 JIPSi
digunakan oleh peneliti adalah perpanjangan Kota Bandung memiliki luas wilayah
keikutsertaan. 16.731 hektar, yang secara administratif
terbagi atas 30 kecamatan, 151 kelurahan,
4. Hasil dan Pembahasan 1.561 RW, dan 9.691 RT. Kecamatan terluas
4.1. Hasil Penelitian adalah kecamatan Gedebage, dengan luas 958
a. Gambaran Umum Kota Bandung hektar dan kecamatan terkecil adalah wilayah
Kota Bandung terletak di wilayah Jawa kecamatan Astana Anyar dengan luas 89
Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa hektar. sedangkan jumlah penduduk kota
Barat. Kota Bandung terletak diantara 1070 bandung tahun 2015 tercatat 2.655.160 jiwa,
Bujur Timur dan 6 055' Lintang Selatan. Lokasi terdiri dari 1.253.274 laki-laki, dan 1.228.195
Kotamadya Bandung cukup strategis, dilihat perempuan.
dari segi komunikasi, perekonomian maupun Dari aspek pemerintahan, kota bandung
keamanan. Hal tersebut disebabkan oleh dipimpin oleh walikota dan wakil walikota.
karena Kota Bandung terletak pada pertemuan serta dibantu sekretaris daerah, yang
poros jalan raya, dimana sebelah Barat dan membawahi 3 asisten sekretaris daerah, 17
Timur yang menghubungkan dengan Ibukota kepala dinas, 6 kepala badan, 8 kepala bagian,
Negara, sedangkan sebelah Utara Selatan 1 kepala kantor, 4 perusahaan daerah, 1
menghubungkan lalu lintas ke daerah inspektorat, 1 kepala satuan polisi pamong
perkebunan (Subang dan Pangalengan). Kota praja.
Bandung terletak di dataran yang tidak Fungsi Kota Bandung yang selalu
terisolasi serta dengan komunikasi yang baik mengikuti perekonomian nasional maupun
akan memudahkan aparat keamanan untuk global, maka berpotensial dikembangkan
bergerak ke setiap penjuru. sarana dan prasarana yang meliputi berbagai
Secara topografis Kota Bandung terletak sarana jasa, wisata kota, industri kreatif dan
pada ketinggian 768 meter di atas permukaan lain-lain. Sumber daya alam yang berupa total
laut, titik tertinggi di daerah Utara dengan Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan sumber air
ketinggian 1.050 meter dan terendah di baku eksisting terdapat 802 l/detik kapasitas
sebelah Selatan adalah 675 meter di atas air bersih yang belum termanfaatkan. PDRB
permukaan laut. Di wilayah Kota Bandung kota Bandung terus mengalami peningkatan
bagian Selatan permukaan tanah relatif datar, hingga tahun 2015, hal tersebut berpotensi
sedangkan di wilayah kota bagian Utara meningkatkan ekonomi kota Bandung, Selain
berbukit-bukit sehingga merupakan panorama sektor ekonomi yang termasuk dalam PDRB
yang indah. Keadaan Geologis dan tanah yang terdapat pula beberapa sektor ekonomi lokal di
ada di Kota Bandung dan sekitarnya terbentuk Kota Bandung yang berupa industri kreatif.
pada zaman Kwarier dan mempunyai lapisan Industri kreatif merupakan kumpulan dari
tanah alluvial hasil letusan gunung Takuban sektor-sektor industri yang mengandalkan
Perahu. Jenis material di bagian Utara kreativitas sebagai modal utama dalam
umumnya merupakan jenis andosol, dibagian menghasilkan produk/jasa. Industri kreatif di
Selatan serta Timur terdiri atas sebaran jenis Kota Bandung menyerap 424.244 tenaga kerja
alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah dan memberikan kontribusi sebesar 11% untuk
liat. Di bagian Tengah dan Barat tersebar jenis ekonomi lokal.
andosol. Terjadinya pemanfaatan ruang seperti
Iklim kota Bandung dipengaruhi oleh terdapatnya permukiman kumuh dengan
iklim pegunungan yang lembab dan sejuk. kondisi lingkungan yang tidak sehat yang
Pada tahun 1998 temperatur rata-rata 23,5oC, dikarenakan oleh meledaknya jenis kegiatan
curah hujan rata-rata 200,4 mm dan jumlah maupun aktivitas di Kota Bandung. Adanya
hari hujan rata-rata 21,3 hari perbulan. alihfungsi lahan dari non terbangun menjadi

111
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VII No. 1/Juni 2017

lahan permukiman maupun lahan terbangun. sekunder dengan pergerakan primer dan
Permasalahan terjadi pada system prasarana sekunder. Dengan proyeksi penduduk 20 tahun
distribusi jaringan listrik, dimana mendatang mencapai 4 juta jiwa maka
pembangunan atau penambahan jaringan kebutuhan pusat pelayanan dan sub pusat
listrik di Kota Bandung mengikuti pelayanan kota akan bertambah. Isu strategis
perkembangan guna lahan, bukan sebaliknya. yang muncul adalah bagaimana bagaimana
Ketidakteraturan dalam penyebaran jaringan mengintegrasikan sistem pelayanan kota,
menyebabkan beberapa kerugian dalam sebaran kegiatan fungsional dan sistem
pengoperasian dan pemeliharaan jaringan. jaringan pergerakan untuk menciptakan
Beberapa daerah belum memiliki struktur ruang kota yang efektif dan efisien
drainase pada ruas jalan sehingga beberapa dalam melayani kebutuhan penduduk.
daerah rawan banjir dan genangan. Selain itu Persoalan pola ruang yang terjadi adalah
banjir juga disebabkan oleh pendangkalan rendahnya proporsi ruang terbuka hijau kota,
drainase dan pengalihfungsian lahan. tingginya alih fungsi lahan, masih terdapatnya
Keberadaan sarana dan prasarana pendidikan lingkungan perumahan yang kumuh. Dengan
tinggi di Kota Bandung dapat menjadi potensi tingkat kebutuhan perumahan yang semakin
jasa sekaligus juga dapat menimbulkan meningkat akan mendesak bangunan-
permasalahan perkotaan. Contoh permasalahan bangunan dan kawasan tua/bernilai sejarah
yang terjadi adalah keberadaan kegiatan atau yang merupakan pusaka kota oleh
pendidikan tinggi menjadi salah satu penarik bangunan baru yang lebih memiliki nilai
migrasi yang tinggi dari luar kota maupun luar ekonomis tinggi. Kinerja sistem transportasi di
Pulau Jawa. Kota Bandung yang belum optimal dan
Jika ditinjau dari perkembangan dan berkelanjutan misalnya tingkat pelayanan
permasalahan Kota Bandung, dapat (level of service) jalan yang rendah karena
disimpulkan bahwa dalam pengembangannya, terjadinya pengurangan ruang efektif jalan dan
Kota Bandung dihadapkan pada beberapa isu gangguan samping lalulintas, Pelayanan
strategis dintaranya jumlah penduduk Kota angkutan umum massal belum optimal, tingkat
Bandung (berdasarkan proyeksi) yang aksesibilitas penduduk pada sarana dan
diperkirakan akan mencapai 4,1 juta jiwa pada prasarana transportasi massal relatif kurang
tahun 2031 telah melampaui daya dukung memadai, simpul terminal yang belum
Kota Bandung yang sekitar 3 juta jiwa berfungsi sebagai pengumpan untuk jaringan
sehingga dibutuhkan penyediaan ruang dan jalan raya dll. Penyediaan infrastruktur di
infrastruktur. Tingginya tingkat kegiatan di Kota Bandung masih mengalami beberapa
Kota Bandung mengakibatkan antara lain kendala diantaranya: belum adanya TPA yang
bertambahnya luas lahan terbangun dan berkelanjutan, jaringan jalan yang belum
produksi polusi. dilengkapi system drainase, kapasitas IAL
Fungsi kota yang potensial yang terbatas dan lain-lain. Pengendalian
dikembangkan di Kota Bandung antara lain pembangunan di Kota Bandung belum efektif,
berbagai jenis jasa (pendidikan, kesehatan, masih banyak pelanggaran dan penyimpangan
keuangan, transportasi, dan lain-lain), wisata yang terjadi.
kota, industri kreatif, dan lain-lain. Dengan
fungsi kota yang kuat dan terarah diharapkan b. Permasalahan Kemiskinan di Kota
peran Kota Bandung di dalam konteks wilayah Bandung
yang lebih luas bisa makin kuat. Sebaran Mengacu pada batasan garis kemiskinan
kegiatan fungsional juga tidak sesuai dengan yang digunakan BPS, Jumlah penduduk
fungsi jaringan jalan sehingga terjadi miskin di Kota Bandung pada Tahun 2013
percampuran antara kegiatan primer dan sebanyak 92.535 KK atau sekitar 13% dari

112
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VII No. 1/Juni 2017 JIPSi
jumlah penduduk Kota Bandung. pelaksanaan Pilkada. Anggaran dana hibah
Dibandingkan dengan jumlah penduduk Pemprov Jabar ketika dilangsungkan Pilgub
miskin di Jawa Barat, maka jumlah penduduk Jabar merupakan yang tertinggi di Indonesia.
miskin di Kota Bandung adalah sebesar 2.9 % Untuk itu, KPK mengirimkan surat imbauan
dari jumlah penduduk miskin provinsi Jawa kepada Gubernur Jabar. Penelitian KPK
Barat. Indikator yang erat kaitannya dengan menunjukkan, adanya kecenderungan
kemiskinan adalah pendidikan, kesehatan, dan kenaikan dana hibah dan Bansos menjelang
ekonomi. Intervensi kebijakan dalam hal pelaksanaan Pilkada pada kurun waktu 2011-
menaikkan IPM dari indikator diatas secara 2013. KPK juga menemukan adanya tindak
simultan akan memberikan penyelesaian yang pidana korupsi yang terjadi akibat
lebih memungkinkan masyarakat lebih penyalahgunaan anggaran tersebut. (KPK,
sejahtera. Keterkaitan peran antara pemerintah, 2014)
masyarakat dan dunia usaha yang bukan hanya Berdasarkan kajian KPK, Pemerintah
pada dataran kebijakan, tapi implementasi Provinsi Jawa Barat termasuk yang
yang jelas dalam hal keterpaduan/terkoordinasi mengucurkan dana hibah dan bansos dalam
dan sinergitas akan menciptakan pelayanan jumlah yang besar. Berdasarkan data KPK,
terhadap warga miskin menjadi lebih efisien, pada 2010 dana hibah Pemprov Jabar hanya
transparan dan akuntabilitas. 1,43% dari total APBD sedangkan dana
Program penanggulangan kemiskinan bansos mencapai 1,73 persen. Angka itu naik
adalah kebijakan dan program pemerintah sedikit pada 2011 menjadi 2,72% dan 3,40%.
yang dilakukan secara sistematis, terencana, Tahun 2012 dana hibahnya melonjak tajam
dan bersinergi denngan dunia usaha dan menjadi 30,7%, meskipun dana bansosnya
masyarakat untuk mengurangi jumlah hanya 0,08%. Tahun 2013 dana hibahnya
penduduk miskin dalam rangka meningkatkan Jabar masih di angka 30,53% dan bansos
derajat kesejahteraan rakyat. Upaya sebesar 0,15%.
Penanggulangan Kemiskinan bertujuan untuk Pengucuran hibah Jawa Barat berada di
membebaskan dan melindungi masyarakat dari atas rata-rata anggaran dana hibah dari APBD
kemiskinan dengan tujuan mengatasi secara nasional. Secara nasional rata-rata
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar pengurucan dana hibah 2012 hanya 20,68%
dan membuat masyarakat miskin berpartisipasi dan 23,11% pada 2013. Angka-angka itu
sepenuhnya dalam proses pembangunan. menempatkan Jabar sebagai daerah dengan
Upaya pemberdayaan masyarakat miskin hibah tertinggi pada 2012 dan 2013. Pada
mendudukkan masyarakat miskin subjek 2012, Jabar mengucurkan dana hibah sebesar
dalam berbagai upaya penanggulangan Rp 4,8 triliun. Sedangkan pada 2013 dana
kemiskinan.Berbagai proses pemenuhan hibahnya mencapai 5,3 triliun. KPK mencatat,
kebutuhan dasar dan pemberdayaan tersebut di kenaikan itu berkorelasi dengan pelaksanaan
atas perlu didukung oleh perbaikan sistem Pilgub Jabar yang diikuti oleh incumbent pada
bantuan dan jaminan sosial serta kebijakan 2012.
ekonomi yang berpihak kepada masyarakat Secara nasional, KPK mendapati
miskin (pro-poor) disertai tata kelola nominal dana hibah dalam APBD yang
pemerintahan yang baik (good governance). cenderung meningkat dalam tiga tahun
terakhir. Dari Rp15,9 triliun pada 2011,
c. Penyaluran Dana Hibah dan Bantuan menjadi Rp37,9 triliun (2012) dan Rp49 triliun
Sosial (2013). Selain itu, ditemukan adanya
Kajian Komisi Pemberantasan Korupsi pergeseran tren penggunaan dana bansos
menunjukkan pemberian dana hibah dan terhadap Pilkada menjadi dana hibah. Itulah
bantuan sosial dari APBD terkait dengan mengapa penggunaan dana bansos lebih kecil

113
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VII No. 1/Juni 2017

dibandingkan dengan dana hibah. Pergeseran 4.2. Pembahasan Hasil Penelitian


ini memiliki korelasi lebih kuat. Dari data Hasil penelitian menemukan beberapa
APBD 2010-2013 dan pelaksanaan Pilkada permasalahan yang dihadapi dalam penyaluran
2011- 2013, terjadi peningkatan persentase dana hibah dan bantuan sosial (bansos) di Kota
dana hibah terhadap total belanja. Kenaikan Bandung, diantaranya adalah dari aspek
juga terjadi pada dana hibah di daerah yang regulasi, Tidak adanya pedoman penyusunan
melaksanakan pilkada pada tahun pelaksanaan Peraturan Kepala Daerah tentang pengelolaan
Pilkada dan satu tahun menjelang pelaksanaan bantuan sosial. Sedangkan dari aspek tata
Pilkada. Hasil kajian KPK tidak laksana tidak ada kriteria yang jelas dalam
menyimpulkan apakah telah terjadi tindak menetapkan besaran pagu anggaran bansos
pidana korupsi atau tidak. Meskipun fakta dalam APBD, tidak semua objek belanja
yang ditemukan KPK menunjukkan adanya Bansos dalam Peraturan Kepala Daerah
penyimpangan tindak pidana korupsi yang tentang APBD, dilengkapi dengan rincian
terjadi akibat penyalahgunaan anggaran objek penerima belanja Bansos; adanya
tersebut. belanja Bantuan Sosial yang disalurkan
KPK meminta kepada jajaran kepala melebihi batas yang ditetapkan dalam
daerah untuk mengelola secara sungguh- Permendagri tentang Pedoman Penyusunan
sungguh dana bantuan sosial dan hibah agar APBD; terdapat Bantuan Sosial yang
terhindar dari penyalahgunaan. KPK meminta disalurkan lebih dari satu kali kepada satu
kepada para kepala daerah agar pengelolaan objek penerima pada satu tahun anggaran;
dana hibah dan bansos mengacu pada tidak semua penerima bantuan sosial
Permendagri 32/2011 yang telah diubah memberikan laporan pertanggungjawaban
menjadi Permendagri 39/2012. Pemberian penggunaan bantuan sosial; tidak ada standar
dana hibah dan bansos harus berpegang pada dalam laporan pertanggungjawaban
asas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan penggunaan belanja bantuan sosial; dan tidak
manfaat yang luas bagi masyarakat, sehingga ada unit kerja di pemerintah daerah yang
jauh dari kepentingan pribadi dan kelompok bertanggung jawab melakukan verifikasi dan
serta kepentingan politik dari unsur evaluasi laporan pertanggungjawaban
pemerintah daerah. Karena itu, para kepala penggunaan Bansos.
daerah agar memperhatikan waktu pemberian Selain itu terdapat pula kelemahan dari
dana bansos dan hibah, agar tidak terkesan sisi penganggaran, penyaluran dan
dilaksanakan terkait dengan pelaksanaan pertanggungjawaban belanja hibah pada
Pemilukada. Selain itu, KPK juga meminta pemerintah Kota Bandung sebagaimana
agar aparat pengawasan internal pemerintah diuraikan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan
daerah dapat berperan secara optimal dalam BPK RI, yaitu belum ada transparansi dalam
mengawasi pengelolaan dan pemberian dana penyaluran dana hibah dan bantuan sosial;
bansos dan hibah tersebut. Selanjutnya KPK banyak nama organisasi yang tidak disurvey
akan memantau apakah himbauan tersebut SKPD Terkait tetapi masuk ke dalam
dilaksanakan atau tidak oleh kepala daerah. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan
Kajian KPK bukan sekadar meneliti namun nilai uang hasil survey berbeda (lebih rendah)
juga memantau kalau tidak ada perbaikan dibanding DPA; banyak nama ketua dari suatu
maka KPK akan menggunakan fungsinya yang organisasi yang tidak menyampaikan proposal
lain. Bisa dengan melakukan penyelidikan dan tetapi tercantum dalam DPA; penerima hibah
seterusnya. (KPK, 2014) dan bansos yang tidak melaksanakan kegiatan
setelah menerima dana hibah; dan penerima
Hibah dan Bansos tidak menyampaikan
Laporan Pertanggungjawaban penggunaan

114
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VII No. 1/Juni 2017 JIPSi
dana hibah dan bansos. Sulit mendapat 28 Mei 2014, temuan khususnya untuk belanja
informasi apakah proposal disetujui atau tidak hibah dan bantuan sosial menjadi
disetujui,kepada siapa dana hibah dan bansos berkurang,bahkan untuk Laporan Hasil
disalurkan, berapa dana yang disalurkan, apa Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan
bentuk kegiatannya dan bagaimana bentuk Republik Indonesia (BPK RI) atas Laporan
pertanggungjawabannya. Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung
Di era Pemerintahan Kota Bandung yang Tahun 2014 Nomor 53A/LHP/XVIII/BDG/
baru, makna transparansi dijadikan sandaran 05/2015 Tanggal 20 Mei 2015 tidak ada
dalam mewujudkan kemakmuran dan temuan untuk belanja hibah dan bantuan
kesejahteraan masyarakat. Bapak Ridwan sosial.
Kamil, Walikota Bandung Periode 2013 – Hibah Bansos Online sabilulungan yang
2018 membuat gagasan dan memfasilitasi melibatkan partisipasi masyarakat dalam
keterbukaan dalam perwujudan program proses penyaluran hibah dan bansos adalah
bansos dan hibah melalui media online dengan yang pertama di Indonesia yang merubah
nama Sabilulungan, atau yang memiliki arti paradigma dan pandangan masyarakat Kota
‘Gotong Royong’. Bandung terkait pengelolaan dana hibah dan
Program Hibah Bansos Online bantuan sosial yang sebelumnya dilakukan
Sabilulungan bertujuan untuk meningkatkan secara manual dan tertutup menjadi terbuka,
peran masyarakat untuk ikut berpartisipasi transparan dan akuntabel.
dalam memonitor penyaluran hibah bansos Seluruh tahapan proses mulai proses
yang sudah disetujui oleh Pemerintah Kota penganggaran sampai dengan pencairan dana
Bandung sehingga dapat turut memberikan di Bank, Alamat Penerima Hibah dan Bansos,
masukan dan saran terkait hibah bansos Foto Penerima Hibah dan Bansos, Besaran
tersebut; mendorong partisipasi masyarakat uang yang diterima, Rincian Penggunaan
dalam pembangunan; meningkatkan kinerja Uang, Naskah Perjanjian Hibah Daerah,
aparatur pemerintah; transparansi dan Peraturan Walikota tentang rincian
akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan; penggunaan bantuan sosial divisualisasikan
dan meningkatkan kepercayaan dari secara online melalui www.sabilulungan.
masyarakat. bandung.go.id.
Adanya peran serta masyarakat dalam Masyarakat dapat melihat secara online
proses monitoring dan evaluasi penyaluran setiap saat data penerima hibah dan bantuan
dana hibah dan bantuan sosial melalui sosial dan berkesempatan turun ke lapangan
sabilulungan.bandung.go.id, telah memberikan menyaksikan proses kegiatan yang
kontribusi pemecahan masalah hibah dan dilaksanakan penerima hibah dan bantuan
bantuan sosial di Kota Bandung. Masyarakat sosial serta membandingkan antara input
ikut memberikan kritik dan saran melalui (dana) yang diterima dengan output yang
media masa, Layanan Aspirasi dan Pengaduan dihasilkan.
Online Rakyat, Kolom Diskusi Hibah Bansos Online memberikan solusi
sabilulungan.bandung.go.id serta ada yang bagi Pemerintah Provinsi, Kabupaten / Kota
langsung melaporkan kepada pihak berwajib lain di Indonesia yang memiliki permasalahan
apabila terjadi penyimpangan kegiatan di sama dengan Pemerintah Kota Bandung terkait
lapangan. dengan penyaluran dana hibah dan bantuan
Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan sosial.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia (BPK RI) atas Laporan Keuangan 5. Kesimpulan
Pemerintah Daerah Kota Bandung Tahun 2013 Dari pembahasan hasil penelitian dan
Nomor 44/LHP/XVIII/BDG/05/2014 Tanggal analisis yang telah dilakukan dalam penelitian

115
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VII No. 1/Juni 2017

ini, dapat diambil beberapa kesimpulan Hamilton-Hart, Natasha 2001, `Anti-


sebagai berikut: Corruption Strategies in Indonesia,
1) Pertama, inisiatif pemerintah Kota Bulletin of Indonesian Economic
Bandung dalam program dana hibah dan Studies.
bantuan sosial secara online memiliki peran Hardiyansyah, 2011. Kualitas Pelayanan
signifikan dalam upaya mengatasi berbagai Publik: Konsep, Dimensi, Indikator dan
kelemahan dan pelanggaran yang terjadi Implementasinya. Jakarta: Gaya Media.
dalam proses penyaluran dana hibah dan King, Dwight, 2000, Corruption in Indonesia:
bantuan sosial selama ini. A Curable Cancer, Journal of
2) Kedua, Pemerintah Kota Bandung telah International Affairs.
merancang suatu model pengelolaan Kinuthia-Njenga, Cecilia. 2003, Good
penyaluran dana hibah dan bantuan sosial Governance: Common Definitions',
secara online yang kiranya dapat United Nations Human Settlement
diimplementasikan di daerah lain di Programme. Geneva: UNHCR.
Indonesia. Komite Pemberantasan Korupsi, 2014. Kajian
3) Ketiga, Diperlukan koordinasi yang baik Penyaluran Dana Hibah dan Bantuan
antar SKPD Terkait dalam memberikan Sosial di Indonesia. Jakarta: KPK.
informasi layanan publik kepada McLeod, Ross 2000, Soeharto's Indonesia A
masyarakat. Diperlukan komitmen, Better Class of Corruption'. Sydney:
semangat kerja keras, dan dukungan / Agenda.
political will yang kuat dari para Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian
stakeholder pemerintah daerah dan peran Kualitatif. Bandung: Penerbit Rosda.
serta masyarakat dalam melakukan Montgomery, Roger, et al. 2002 Deregulation
monitoring dan evaluasi untuk of Indonesia's Interregional Agricultural
mewujudkan keberhasilan pembangun. Trade, Bulletin of Indonesian Economic
Studies. Jakarta: SMERU.
Sherlock, Stephen 2002, Combating
Daftar Pustaka Corruption in Indonesia? The
Adi, Isbandi Rukminto. 2003. Pemberdayaan, Ombudsman and the Assets Auditing
Pengembangan Masyarakat dan Commission. Bulletin of Indonesian
Intervensi Komunitas. Jakarta: Fakultas Economic Studies, Jakarta:SMERU.
Ekonomi Universitas Indonesia. Suhendra, K.2006. Peranan Birokrasi dan
Badan Pusat Statistik Kota Bandung. 2015. Pemberdayaan Masyarakat. Bandung:
Kota Bandung Dalam Angka. Bandung: Alfabeta.
BPS Kota Bandung . Sumarto, Sudarno dkk., 2004. Tata Kelola
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Pemerintah dan Penanggulangan
2015. Profil Kota Bandung Tahun 2015 Kemiskinan di Indonesia.
Blaxall, John, 2000, Governance and Poverty Jakarta:SMERU.
in Mongolia, Washington DC: The Sumarto, Sudarno, dkk 2002, Designs and
World Bank. Implementation of the Indonesian Social
Denzin, Norman K. dan Guba, Egon. 2001. Safety Net Program, Developing
Teori dan Paradigma Penelitian Sosial; Economis, Jakarta: SMERU.
Pemikiran dan Penerapannya, Suryahadi, Asep, dkk. 2003 The Evolution of
Penyunting: Agus Salim. Yogyakarta: Poverty during the Crisis in Indonesia,
PT Tiara Wacana. SMERU Jakarta The SMERU Research
Institute.
/ .

116

You might also like