You are on page 1of 23

PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.

2, Desember 2017

ADVOKASI PROGRAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KELUARGA MISKIN


DI KABUPATEN BANDUNG

Wahyu Nurharyati1, A.Nelson Aritonang2, dan Aribowo2


1
Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional IV Kalimantan Selatan
2
Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung
E-mail: wahyu.balaipd@gmail.com

Abstract

This research aims to develop and to arrange advocacy programs for women's empowerment of poor
families in Desa Cimenyan. The research method used is qualitative method, with Action Research
Design. Data obtained through documentation study, direct observation, in-depth interviews, focus
group discussion (FGD). The validity of the data is done by using triangulation technique (checking
data through different source, technique and time). A review of the early models of women's
empowerment programs for poor families shows that the lack of support and attention from the local
government towards the poor women's empowerment program has been implemented in RW 07 Desa
Cimenyan, hence it is necessary to advocate the empowerment of poor families program in order to
obtain formal legality support from local government. Program advocacy activities consist of
planning, implementation and improvement of the program. Program advocacy held through
audiences and public hearings, lobbying and networking with local sponsors and mass media. The
result of this research is the creation of support from the village government toward the
empowerment program of poor family women with the issuance of Decision Letter and Business
Certificate. The result of this research is the creation of support from the local government toward
the women empowerment program of poor family with the publicity of Decision Letter and Business
Certificate. The expected outcome is the empowerment program of poor women is used as a model in
empowering women for other groups in Desa Cimenyan.
Keywords: government support, program advocacy, women independetly
Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menyusun advokasi program pemberdayaan
perempuan keluarga miskin di Desa Cimenyan. Penelitian menggunakan metode kualitatif, dengan
Desain Action Research. Data diperoleh dari studi dokumentasi, observasi partisipasi, wawancara
mendalam, diskusi terfokus (FGD). Pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi
(melalui sumber, teknik, dan waktu yang berbeda). Review terhadap model awal program
pemberdayaan perempuan keluarga miskin menunjukkan bahwa belum maksimalnya dukungan dan
perhatian dari pemerintah desa terhadap program pemberdayaan perempuan keluarga miskin yang
telah dilakukan di RW07 Desa Cimenyan, sehingga diperlukan advokasi program pemberdayaan
perempuan keluarga miskin berupa perencanaan, pelaksanaan, dan penyempurnaan program agar
mendapatkan dukungan berupa legalitas formal dari pemerintah desa. Advokasi program dilakukan
melalui audiensi dan public hearing, lobbying serta jejaring dengan pihak sponsor dan media massa
lokal. Hasil dari penelitian adalah terciptanya dukungan dari pemerintah desa terhadap program
pemberdayaan perempuan keluarga miskin dengan diterbitkannya Surat Keputusan dan Surat
Keterangan Usaha. Hasil akhir yang diharapkan adalah program pemberdayaan perempuan keluarga
miskin ini dijadikan model dalam pemberdayaan perempuan pada kelompok lainnya.
Kata kunci: advokasi program, dukungan pemerintah, kemandirian perempuan
302
PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.2, Desember 2017

Pendahuluan berbagai program yang dilaksanakan


pemerintah umumnya hanya berusaha
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang memberikan bantuan di bidang permodalan,
strategis karena dianggap sentral dan memberikan subsidi, dan semacamnya.
mengakibatkan masalah-masalah sosial Kendati secara harfiah nama berbagai program
lainnya, seperti keterlantaran, kejahatan, pengentasan kemiskinan berbeda-beda, tetapi
kebodohan, dan sebagainya. Kemiskinan akan substansinya sesungguhnya hampir sama,
selalu menjadi topik yang diperdebatkan di yaitu memberikan aliran modal kepada
berbagai forum nasional maupun masyarakat miskin dan meminta mereka
internasional, karena secara global telah ada bekerja lebih keras untuk memberdayakan
kesepakatan untuk membangun dunia dengan dirinya sendiri (Suyanto, 2008).
memerangi kemiskinan demi menciptakan
perdamaian dunia. Senada dengan pernyataan di atas, berbagai
upaya dari pemerintah untuk mengatasi
Selama ini kemiskinan lebih sering dikaitkan masalah kemiskinan telah banyak dilakukan,
dengan dimensi ekonomi karena dimensi namun upaya tersebut tidak mampu meredam
inilah yang paling mudah diamati, diukur, dan meningkatnya jumlah penduduk miskin di
diperbandingkan. Padahal kemiskinan Indonesia. Hasil Survei Badan Pusat Statistik
berkaitan juga dengan berbagai dimensi, yaitu (BPS) pada Maret 2016, menunjukkan adanya
dimensi sosial, budaya, politik, dan kesehatan. penurunan jumlah penduduk miskin di
Ellis dalam Suharto (2005) menyatakan Indonesia sebanyak 28,01 juta jiwa atau
bahwa: “Dimensi kemiskinan menyangkut 10,86% dari total jumlah penduduk Indonesia
aspek ekonomi, politik dan sosial-psikologis. dibandingkan bulan Maret 2015 yaitu sebesar
Secara ekonomi, kemiskinan dapat 28,59 juta orang (11,22%). Penduduk miskin
didefinisikan sebagai kekurangan sumber daya di perkotaan sebesar 10,65 juta jiwa dan
yang dapat digunakan untuk dapat memenuhi penduduk miskin di pedesaan sebanyak 17,94
kebutuhan hidup dan meningkatkan juta jiwa. Sementara penduduk miskin di Jawa
kesejahteraan sekelompok orang. Secara Barat pada bulan Maret 2016 terdapat sebesar
politik, kemiskinan dapat dilihat sebagai akses 4.224.325 jiwa atau 8,95% dari total jumlah
terhadap kekuasaan (power). Kemiskinan penduduk Jawa Barat. Penduduk miskin di
secara sosial-psikologi menunjuk pada daerah perkotaan sebanyak 2.497.592 orang
kekurangan jaringan dan struktur sosial yang (7,67%) terhadap jumlah penduduk perkotaan)
mendukung dalam mendapatkan kesempatan- sedangkan di daerah pedesaan sebanyak
kesempatan peningkatan produktivitas”. 1.726.733 orang (11,80%) terhadap jumlah
Dimensi secara kesehatan, berbagai macam penduduk pedesaan). Dalam skala nasional
penyakit mengancam mereka akibat lemahnya maupun regional menunjukkan bahwa
daya resistensi dan imunitas yang merupakan persentase penduduk miskin di pedesaan lebih
akibat rendahnya status gizi (Hardinsyah, besar daripada penduduk miskin di perkotaan.
2007).
Desa Cimenyan merupakan salah satu desa
Pendekatan pemerintah dalam mengatasi yang tingkat kemiskinannya masih tergolong
kemiskinan, baik di tingkat nasional, regional, tinggi. Data dari profil Desa Cimenyan jumlah
maupun lokal umumnya adalah dengan keluarga miskin di Desa Cimenyan sebanyak
menerapkan pendekatan ekonomi semata, 20% dari 4.057 KK atau sebesar 811 KK, atau
yang seringkali kurang mengabaikan peran sekitar 2.627 jiwa, sedangkan di wilayah RW
kebudayaan dan konteks lokal masyarakat. 07 Desa Cimenyan terdapat 63 KK atau
Ada kesan kuat bahwa di mata pemerintah 46,67% keluarga miskin. Pada umumnya
masalah kemiskinan sepertinya hanya kepala keluarga miskin yang terdapat di RW
dipahami sebagai sebuah persoalan 07 Desa Cimenyan bekerja di sektor informal.
kekurangan pendapatan. Sangat terlihat pula di
303
PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.2, Desember 2017

Mereka mempunyai penghasilan yang rendah keluarga miskin ada yang bekerja sebagai
karena bekerja sebagai buruh harian lepas. buruh setrika dan pedagang kecil yang rata-
rata tiap bulannya hanya mendapatkan upah
Kemiskinan di Desa Cimenyan bersifat atau penghasilan sebesar Rp.1.200.000, jauh
struktural, hal ini disebabkan adanya upaya dari UMR Kabupaten Bandung yakni sebesar
menanggulangi kemiskinan natural, yaitu Rp.2.275.715; 2) Tidak memiliki tabungan;
dengan direncanakan bermacam-macam dan 3) Tidak mempunyai keterampilan yang
program dan kebijakan. Namun karena bisa menunjang perekonomian mereka;
pelaksanaannya tidak seimbang, pemilikan mereka tidak mempunyai kesempatan untuk
sumber daya tidak merata, kesempatan yang mendapatkan pelatihan yang disebabkan setiap
tidak sama menyebabkan keikutsertaan ada pelatihan keterampilan yang
masyarakat menjadi tidak merata pula, diselenggarakan oleh pemerintah desa, yang
sehingga menimbulkan struktur masyarakat diikutsertakan hanya yang berusia di bawah 27
yang timpang. Dalam teori sosialis tahun.
kolektivisme dinyatakan bahwa inti atau
penyebab suatu permasalahan bukan pada Perempuan keluarga miskin merupakan
individu atau kelompok melainkan ada pada kelompok rentan yang harus segera ditangani
struktur sosial pembentuk kesatuan itu sendiri. melalui intervensi pekerja sosial. Layanan
pemberdayaan perempuan keluarga miskin
Berdasarkan studi di lapangan ditemukan melalui pelatihan keterampilan dan pemberian
beberapa hal yang menyebabkan kurang modal usaha merupakan salah satu cara untuk
efektifnya pelaksanaan program tersebut, membekali mereka dalam pemenuhan
seperti adanya penerima manfaat yang kebutuhan mereka. Pekerja sosial melakukan
seharusnya tidak berhak namun mendapatkan jejaring dan atau kemitraan dengan berbagai
bantuan, sehingga terjadi kecemburuan dengan pihak terkait bisa dari unsur pemerintah
yang seharusnya berhak menerima. maupun swasta dalam melakukan
Kesenjangan antara kelompok perempuan pemberdayaan perempuan melalui kegiatan
keluarga miskin dengan aparat pemerintah pelatihan keterampilan dan pemberian modal
Desa Cimenyan sebagai penghubung mereka usaha tersebut.
kepada sumber kebutuhan akan
mempengaruhi pula dampak kemiskinan. Pada model awal dilakukan pemberdayaan
Kurangnya sosialisasi pemerintah desa dalam individu-individu yang memiliki persoalan
menginformasikan serta merangkul warganya beraneka ragam. Persoalan yang dihadapai
maka semakin tidak tahu kelompok individu-individu khususnya perempuan
perempuan keluarga miskin terhadap layanan keluarga miskin masih bersifat internal.
dari program pemerintah. Informasi terkait Seperti tingkat pendidikan yang rendah,
ketersediaan program-program pemberdayaan kurangnya motivasi dan semangat untuk
perempuan keluarga miskin perlu disampaikan memperbaiki kondisi keluarga, tidak
kepada mereka sebagai tawaran perubahan mempunyai modal usaha dan adanya sifat
kualitas hidup yang menjanjikan. pasrah terhadap keadaan. Adapun pendekatan
yang sudah dilakukan melalui konseling,
Hasil dari awal penelitian di RW 07 Desa pendampingan, dan dukungan keluarga.
Cimenyan yang berkaitan dengan Namun kemiskinan tidak hanya berkaitan
pemberdayaan perempuan keluarga miskin, dengan masalah internal akan tetapi juga
meliputi setting mikro, mezo dan makro. Pada masalah eksternal. Yakni ketersediaan
tahap asesmen, diketahui bahwa kondisi lapangan kerja yang terbatas, terbatasnya
kemiskinan yang dialami oleh perempuan sistem sumber keuangan yang bisa diakses dan
keluarga miskin RW 07 adalah dalam bentuk: minimnya sarana dan prasarana usaha yang
1) Penghasilan rendah; sebagian perempuan dimiliki. Berbagai upaya yang dilakukan
304
PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.2, Desember 2017

secara mezo dan makro adalah dengan pembangunan desa, adanya anggaran khusus
melakukan intervensi yang diarahkan pada untuk program pemberdayaan perempuan
kelompok maupun masyarakat dalam keluarga miskin dan berlangsung secara
menguatkan aspek struktural atau eksternal berkelanjutan. Berdasarkan latar belakang
dari individu khususnya dalam hal ini tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian
perempuan keluarga miskin. Kegiatan “Bagaimanakah advokasi program
intervensi yang sudah dilakukan meliputi pemberdayaan perempuan keluarga miskin di
pendampingan motivasi bagi perempuan Desa Cimenyan Kecamatan Cimenyan
keluarga miskin, pemberian pelatihan Kabupaten Cimenyan.” Selanjutnya, berdasarkan
pembuatan dodol peuyeum dan administrasi langkah-langkah penelitian action research
keuangan sederhana secara kelompok, penelitian ini difokuskan pada: 1)
pemberian pengetahuan cara pembuatan Bagaimanakah review program atau model
proposal, melakukan jejaring atau kemitraan yang diterapkan pada pemberdayaan
dengan unsur-unsur yang terkait seperti Café perempuan keluarga miskin di RW 07 Desa
& Resto Bareto dengan hasil adanya Cimenyan. 2) Bagaimanakah rencana model
kerjasama dalam promosi hasil produk advokasi program pemberdayaan perempuan
kelompok perempuan keluarga miskin, keluarga miskin. 3) Bagaimanakah implementasi
Kampung Bamboo dengan hasil diberikannya advokasi program pemberdayaan perempuan
tempat usaha bagi kelompok perempuan keluarga miskin di Desa Cimenyan. 4)
keluarga miskin untuk memasarkan produk, Bagaimanakah penyempurnaan advokasi
pemasaran hasil produk kelompok perempuan dalam pemberdayaan perempuan keluarga
keluarga miskin ke toko oleh-oleh di wilayah miskin di Desa Cimenyan.
Pasteur Bandung. Membentuk warung
sembako dengan bekerja sama dengan para Definisi pekerjaan sosial menurut International
pemilik usaha di bidang beras dan peternakan Federation of Social Workers (IFSW) dan
ayam. Dan melakukan kerjasama dengan International Association of School of Social
lembaga Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Work (IASSW) Tahun 2014 di Melbourne
dengan hasil adanya kerja sama dalam merilis definisi global pekerjaan sosial:
program pemberdayaan perempuan keluarga “Social work is a practice-based profession
and an academic discipline that promotes
miskin.
social change and development, social
cohesion, and the empowerment and liberation
Persoalan yang kemudian muncul adalah of people. Principles of social justice, human
belum adanya dukungan atau upaya terstruktur rights, collective responsibilty and respect for
untuk menjadikan program pemberdayaan diversities are central to socia work.
perempuan keluarga miskin sebagai model Underpinned by theories of social work, social
untuk diterapkan oleh pemerintah lokal dalam sciences, humanities and indigenous
pemberdayaan perempuan keluarga miskin. knowledge, social work engages people and
Oleh karena itu penelitian ini diarahkan untuk structures to address life challenges and
mengadvokasi program pemberdayaan enhance wellbeing.”
perempuan keluarga miskin sebagai model
Pengertian advokasi dalam pekerjaan sosial
dalam pemberdayaan kelompok lainnya di
menurut Barker dalam Raharjo (2014:168):
Desa Cimenyan. Sehingga diharapkan adanya “act of directly representing or defending
model pemberdayaan perempuan keluarga others; in social work championing the rights
miskin yang bisa meningkatkan kesejahteraan of individuals or communities through direct
perempuan keluarga miskin dan bisa dijadikan intervention or through empowerment.
sebagai model dalam pemberdayaan kelompok According to the NASW Code of Ethics, it is a
perempuan miskin di wilayah lainnya. Selain basic obligation of the profession and it’s
itu program pemberdayaan perempuan members”.
keluarga miskin ini masuk ke dalam anggaran
305
PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.2, Desember 2017

“Advokasi sebagai tindakan langsung mewakili disebutkan di atas; e) Masalah/penyebab


atau membela orang lain. Dalam pekerjaan (cause). Masalah biasanya isu tunggal,
sosial memperjuangkan hak-hak individu atau kondisi, atau masalah yang menyebabkan
masyarakat dengan intervensi langsung melalui sejumlah orang berminat dan mendukung.
pemberdayaan. Hal tersebut sesuai dengan Menurut Kotler (1972) ada tiga jenis
Kode Etik NASW sebagai kewajiban dasar
penyebab, yaitu: (1) helping cause, masalah
profesi dan para anggotanya.”
pertolongan dimana advokat mencoba
Sedangkan menurut Blakely, 1991 tentang memberikan pertolongan, kenyamanan, atau
advokasi pekerja sosial yaitu: pendidikan kepada korban kesalahan bantuan
“….. but in order for social workers to evaluate sosial termasuk rumah perlindungan (shelter)
their work as advocates, they must understand bagi wanita korban kekerasan atau
what is meant by the term. Advocacy is
perlindungan kepada lanjut usia; (2) protest
associated with exciting changes that benefit
vulnerable groups. Although the proffesion of causes, tindakan protes, dimana advokat
social work has long bee associated with mencoba mereformasi institusi yang
advocacy” menimbulkan masalah sosial, mempersoalkan
“Agar pekerja sosial dapat mengevaluasi tingkah laku baru untuk memperbaiki kondisi,
pekerjaan mereka sebagai advokat, mereka contohnya rehabilitasi lingkungan pemukiman
harus memahami apa yang dimaksud dengan kumuh, atau menuntut agar pemerintah
istilah/term. Advokasi terkait dengan perubahan mengalokasikan dana untuk pelayanan
mendasar yang membela kepentingan kesehatan mental berbasis masyarakat; (3)
kelompok-kelompok rentan. Meskipun profesi revolutionary causes, dalam hal ini advokat
pekerjaan sosial telah lama dikaitkan dengan berharap dapat mengurangi institusi atau
advokasi.”
pihak-pihak yang tidak mendukung perbaikan
Komponen-komponen dalam advokasi kondisi; f) Forum (forum). Sebuah forum
pekerjaan sosial menurut Adi Fahrudin dalam adalah majelis yang diorganisir untuk
Naskah Akhir Advokasi, 2016, yaitu a) mendiskusikan isu, undang-undang, peraturan-
Eksklusif (exclusive). Tema ini digunakan peraturan, ketentuan-ketentuan, masalah
untuk menjelaskan hubungan antara klien dan publik, atau penyampaian opini; g)
advokat yang menunjukkan hubungan tersebut Sistematika (systematically). Advokasi pada
hubungan tunggal, unik, terfokus kepada dasarnya bersifat sistematik. Hal ini karena
klien, tanggung jawab utama kepada klien, advokasi menerapkan pengetahuan dan
dan berpusatkan kepada kebutuhan manusia; keterampilan dalam suatu perencanaan.
b) Timbal Balik (mutual). Terma ini Keputusan tidak didasarkan kepada intuisi
digunakan untuk menjelaskan hubungan melainkan berdasarkan keterampilan
antara klien dan advokat sebagai hubungan menganalisis situasi bersama klien; h)
timbal balik, saling ketergantungan, kesamaan, Pengaruh (influence). Pengaruh bermaksud
bersama, berbagi tahap hubungan satu sama modifikasi, perubahan, kesan, tindakan atau
lain, pertukaran gagasan dan merencanakan keputusan yang mempengaruhi klien.
bersama-sama, dan memiliki kebersamaan Beberapa aktivitas mempengaruhi termasuk
satu sama lain; c) Representasi mengorganisir kelompok klien, pembentukan
(representation). Terma ini adalah berkaitan koalisi, pendidikan publik, persuasi kepada
orientasi tindakan dan menjelaskan aktivitas administrator dan supervisor, berhubungan
advokat dengan berbicara, menulis, atau dengan pegawai pemerintah dan parlemen,
bertindak bagi pihak lain, berkomunikasi atau pengumpulan data kajian, pemberian
pernyataan kepedulian terhadap klien; d) Klien testimoni, pengembangan petisi, dan bahkan
(client). Dalam advokasi pekerjaan sosial, tindakan undang-undang (Hepworth, et.al.,
seorang klien (-klien) mendelegasikan kepada 1997); i) Pembuatan keputusan (decision
pekerja sosial untuk bertindak atas dirinya making). Terma ini merujuk kepada usaha
yaitu representation sebagaimana yang mempengaruhi. Paling utama adalah advokat
306
PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.2, Desember 2017

ingin melakukan perubahan dengan membuat advokasi memberikan sosialisasi program baik
keputusan berdasarkan rumusan dan penilaian mengenai maksud dan tujuan dari program
mengenai berbagai aspek seperti alokasi pemberdayaan perempuan keluarga miskin
sumber daya, keuntungan, kelayakan, dan maupun tentang manfaat bagi kelompok dalam
akses pelayanan; j) Tingkat ketidakadilan meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
(unjust). Karakteristik terma ini adalah suatu Kemudian peneliti melakukan kegiatan lobi
tindakan, pendirian, institusi, peraturan, kepada pihak pemerintah desa dan
prosedur atau keputusan tidak sesuai dengan kelembagaan desa. Diharapkan pemerintah
undang-undang atau prinsip-prinsip keadilan; desa memberikan dukungan kepada pelaksanaan
k) Tidak responsive (unresponsive). Terma ini program pemberdayaan perempuan keluarga
khususnya diterapkan kepada perorangan atau miskin, terutama memberikan pengakuan
institusi yang gagal menjawab, mengakui, atau secara legalitas terhadap program tersebut
merespon terhadap pertanyaan, permohonan, sehingga ke depannya diharapkan dukungan
petisi, tuntutan, surat, komunike, atau moril maupun materiil dapat dilakukan pula
permohonan sesuai dengan masanya; i) Sistem oleh pemerintah desa.
(system(s)). Dalam kontek pekerjaan sosial,
perkataan sistem merujuk kepada badan yang Berdasarkan peranan-peranan yang dipaparkan
teroganisasi yang didesain dan bertanggung Zastrow dalam Huraerah (2008:149–151)
jawab untuk memberikan pelayanan kepada maka dalam penelitian ini peneliti berperan
orang-orang yang layak, mendistribusikan sebagai: a) Advokat/Pembela. Peran
sumber, penegakan hukum dan bertanggung pembelaan dalam advokasi pekerjaan sosial
jawab penuh dalam interaksi masyarakat adalah dengan cara menyampaikan aspirasi
dengan sistem sumber. Sistem-sistem tersebut kepada pengambil dan pelaksanaan kebijakan
dapat berupa sistem pengadilan kriminal, agar mendukung dan mengakomodir
sistem jagaan kesehatan, dan sistem kebutuhan perempuan keluarga miskin; b)
transportasi. Setiap sistem selalu terorganisir Perencana Sosial (Expert). Dalam menangani
dan ada mandat untuk memberikan bantuan permasalahan perempuan keluarga miskin
akses, sumber-sumber, dan pelayanan yang perlu dilakukan pengumpulan dan analisis
diberikan. fakta-fakta tentang masalah sosial, kemudian
menyusun alternatif tindakan yang rasional
Kerangka kerja kegiatan advokasi yang akan dalam menangani masalah sosial tersebut.
dilakukan mengacu pendapat dari Lester Kemudian mengembangkan program, mencari
(2012:112-135), sebagai berikut: a) alternatif sumber pendanaan, dan
Menggunakan forum, b) Kesempatan untuk mengembangkan konsensus dalam kelompok
meningkatan kesadaran, c) Kesempatan untuk yang mempunyai berbagai minat dan
meningkatan keterampilan komunikasi, d) kepentingan; c) Pemungkin (Enabler); d)
Kapasitas untuk membuat keputusan atau Peranan sebagai enabler adalah membantu
rekomendasi pembuat keputusan. masyarakat agar dapat mengartikulasikan
kebutuhan, mengidentifikasikan masalah, dan
Strategi yang digunakan dalam pelaksanaan
mengembangkan kemampuan mereka agar
advokasi program pemberdayaan perempuan
dapat menanganinya secara lebih efektif
keluarga miskin melalui kampanye dengan
dengan membangkitkan kesadaran
taktik public hearing, audiensi, lobi dan media
masyarakat, mendorong pengorganisasian,
massa. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk
melakukan perubahan pada tataran memelihara relasi interpersonal, dan
pengetahuan atau pemahaman baik kepada memfasilitasi perencanaan sehingga
masyarakat maupun pemerintah desa tentang masyarakat dapat menolong diri mereka
sendiri; e) Mediator. Dalam melaksanakan
perlunya dukungan pemerintah desa dalam
kegiatan advokasinya dengan berbagai pihak,
program pemberdayaan perempuan keluarga
sangat mungkin muncul perbedaan
miskin di Desa Cimenyan. Selain itu tim
307
PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.2, Desember 2017

pemahaman dan keinginan diantara tim diharapkan dapat bermanfaat bagi praktik
advokasi. Kerentanan konflik antara tim pekerjaan sosial, khususnya mengenai
advokasi dengan sasaran advokasi sosialnya implementasi teknik advokasi program
dapat melemahkan tujuan advokasi dalam pemberdayaan perempuan keluarga miskin
memperjuangkan hak-hak perempuan keluarga dijadikan sebagai model pemberdayaan
miskin. Dampak konflik dapat berpengaruh perempuan keluarga miskin di RW 07 Desa
terhadap keutuhan internal tim advokasi Cimenyan. 2) hasil penelitian diharapkan
maupun terhadap klien atau kelompok, serta dapat menjadi landasan empirik dalam proses
semakin melebarnya ketidakharmonisan antara advokasi khususnya advokasi bagi keluarga
tim advokasi dengan lembaga pemerintahan miskin.
desa yang menjadi sasaran advokasi. Peran
sebagai mediator dapat membantu menjadi
penengah antara tim advokasi dengan sasaran Metode
advokasi; f) Broker. Tim advokasi dalam
melaksanakan perjuangan pemenuhan hak Metode penelitian yang dilakukan adalah
warganya umumnya menghadapi masalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data
yang kompleks. Agar masalah tersebut dapat dilakukan secara triangulasi (gabungan),
diuraikan dengan baik maka memerlukan analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan
penghubung yang handal. Peran sebagai hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
broker yang dijalankan peneliti adalah makna daripada generalisasi”. Desain
menghubungkan tim advokasi dengan penelitian yang dilakukan adalah action
berbagai sumber dan pemangku kepentingan. research, yaitu merupakan upaya
mengujicobakan ide-ide ke dalam praktik
Tujuan untuk memperbaiki atau mengubah sesuatu
agar memperoleh dampak nyata dari situasi.
Tujuan umum adalah mengembangkan dan Penelitian action research adalah salah satu
menyusun advokasi program pemberdayaan jenis penelitian kualitatif, dimana sebagian
perempuan keluarga miskin di Desa besar data yang didapat dalam penelitian ini
Cimenyan. Tujuan khusus meliputi: 1) adalah data ujaran, hasil percakapan para
mereview program pemberdayaan perempuan personil yang terlibat dalam penelitian, dan
keluarga miskin di Desa Cimenyan. 2) tidak selalu dikonversikan dalam bentuk
menyusun perencanaan advokasi program angka. Hal ini diperkuat dengan pendapat
pemberdayaan perempuan keluarga miskin di Suwarsih Madya (2006:75-76), bahwa dalam
Desa Cimenyan. 3) mengimplementasikan penelitian tindakan akan lebih bagus jika
advokasi program pemberdayaan perempuan dalam menganalisis data yang kompleks
keluarga miskin di Desa Cimenyan. 4) peneliti menggunakan teknik analisis
menyusun penyempurnaan model program kualitatif, yang salah satu modelnya adalah
pemberdayaan perempuan keluarga miskin di teknik analisis interaktif. Penelitian tindakan
Desa Cimenyan. ini dilakukan untuk proses pembelajaran
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bersama antara peneliti, pihak yang diteliti,
berikut: 1) Manfaat praktis adalah hasil dan pihak lain yang berkepentingan
penelitian diharapkan dapat memberikan (stakeholders) atas upaya-upaya mencari
sumbangan praktis dalam upaya penyelesaian masalah sosial yang dihadapi
pemberdayaan perempuan keluarga miskin di oleh masyarakat. Dengan demikian, hasilnya
Desa Cimenyan. Juga menjadikan program tidak hanya memberikan manfaat pada peneliti
pemberdayaan perempuan keluarga miskin tetapi dapat memberikan sumbangan konkrit
sebagai model pemberdayaan perempuan terhadap penyelesaian masalah sosial secara
keluarga miskin di Desa Cimenyan. 2) umum, seperti dikemukakan oleh Reason dan
Manfaat teoritis adalah: 1) hasil penelitian Bradbury dalam Suwarsih Madya (2007):
308
PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.2, Desember 2017

“…penelitian tindakan adalah proses dilakukan dengan cara: 1) Perpanjangan


partisipatoris dan demokratis… yang pengamatan, dimana peneliti kembali ke
memadukan tindakan dengan refleksi, teori lapangan melakukan pengamatan, wawancara
dengan praktik yang menyertakan pihak lain lagi dengan sumber data yang pernah ditemui
untuk menemukan solusi praktik terhadap maupun yang baru. Perpanjangan pengamatan
persoalan-persoalan yang menyesakkan dan memberi kemungkinan kepada peneliti untuk
lebih umum lagi demi pengembangan menjalin relasi yang semakin akrab dengan
individu-individu bersama komunitasnya”. masyarakat, tim kerja masyarakat dan
kelompok agar partisipan semakin terbuka dan
Penelitian ini mengambil lokasi di Desa
terbentuk hubungan yang didasari saling
Cimenyan dengan jangka waktu yang
percaya sehingga tidak ada informasi yang
diperlukan dalam proses penelitian ini adalah
disembunyikan. Lamanya perpanjangan
selama enam bulan, yaitu pada bulan Januari
pengamatan sangat tergantung pada
sampai dengan Juni 2017. Lokasi yang
kedalaman, keluasan dan kepastian data. 2)
digunakan adalah RW 07 Desa Cimenyan,
Meningkatkan ketekunan, adalah melakukan
Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung
pengamatan secara lebih cermat dan
Cara menentukan sumber data adalah teknik berkesinambungan agar kepastian data dan
purposive, yaitu teknik pengambilan sampel urutan peristiwa dapat direkam secara pasti
dengan pertimbangan bahwa orang-orang dan sistematik. Pengecekan kembali dilakukan
tersebut dianggap paling mengetahui dan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
memahami mengenai masalah yang akan benar atau tidak, serta dapat memberikan
diteliti. Menurut Sugiyono (2014:225) bahwa: deskripsi data yang akurat dan sistematis. 3)
“Pengumpulan data dapat menggunakan Triangulasi, triangulasi data adalah
sumber primer dan sumber sekunder”. Sasaran pemeriksaan data kembali untuk mendapatkan
informan adalah tim kerja masyarakat, keabsahan data yang diperoleh atau sebagai
anggota kelompok perempuan keluarga data pembanding. Teknik triangulasi yang
miskin, masyarakat RW 07, tokoh masyarakat biasa digunakan adalah membandingkan
dan kepala desa yang merupakan sasaran dengan sumber atau data lain. Hal ini dirasa
advokasi program pemberdayaan perempuan sangat sempurna, sebab tanpa adanya teknik
keluarga miskin. Karakteristik informan yang triangulasi data, maka sulit untuk mengetahui
diwawancarai secara terpisah dalam penelitian sejauhmana keakuratan data yang didapatkan.
ini merupakan satu kesatuan dari para pihak 4) Transferability dengan membuat laporan
yang memiliki relevansi yang sama mengenai hasil penelitian dengan uraian yang rinci,
substansi dari penelitian, yang dimulai dari jelas, sistematis dan dapat dipercaya.
mengidentifikasi kebutuhan sampai pada tahap Analisis data penelitian kualitatif dilakukan
pelaksanaan kegiatan advokasi program sejak sebelum memasuki lapangan dan selama
pemberdayaan perempuan keluarga miskin. di lapangan. Dalam hal ini Nasution (1988),
Jumlah informan yang digunakan sebagai menyatakan bahwa “Analisis telah dimulai
sumber data primer sebanyak 11 orang. sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,
sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung
Teknik pengumpulan data adalah wawancara
terus sampai penulisan hasil penelitian.
mendalam, osbservasi partisipasi, studi
Analisis data menjadi pegangan bagi
dokumentasi dan FGD (Focus Grup
penelitian selanjutnya sampai jika mungkin,
Discussion). Teknik pemeriksaan keabsahan
teori yang “grounded”.
data atau kevalidan data yang digunakan
dalam penelitian ini mengacu pada Sugiyono Tahapan penelitian diawali dengan tahap
(2014:294) teknik pemeriksaan keabsahan persiapan selama satu bulan, yang terdiri dari:
data dalam penelitian ini dilakukan dengan penyusunan proposal penelitian, seminar
beberapa cara diantaranya uji kredibilitas yang proposal penelitian, perbaikan proposal
309
PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.2, Desember 2017

penelitian, perizinan penelitian. Kemudian Target atau aspek yang diadvokasi dalam
dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan, program pemberdayaan perempuan keluarga
dilaksanakan selama tiga bulan yang meliputi: miskin adalah a) Legalitas program. Target
melakukan refleksi awal, melakukan utama dari kegiatan advokasi ini adalah
perencanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan diperolehnya legalitas formal dari pemerintah
sesuai dengan rencana yang telah disusun, desa terhadap program pemberdayaan
melakukan evaluasi terhadap intervensi yang perempuan keluarga miskin melalui kegiatan
sudah dilakukan. Dan tahap terakhir yaitu KUMM, sehingga adanya legalitas program
tahap pengakhiran dilakukan selama dua bulan pemberdayaan perempuan keluarga miskin ini
yang meliputi kegiatan penyusunan laporan diharapkan adanya perhatian dan dukungan
penelitian. dari pemerintah desa yang berdampak
terhadap semakin maksimalnya pelaksanaan
Hasil dan Pembahasan program pemberdayaan perempuan keluarga
miskin. Di samping itu dengan adanya
Desa Cimenyan terdiri dari 23 RW dan 83 RT.
pengakuan atau legalitas tersebut akan lebih
Desa Cimenyan mempunyai luas wilayah
memperkuat keberadaan program sebagai
1.055.750 Ha dengan komposisi tanah sawah
model atau contoh dalam pelaksanaan
17 Ha; perkarangan, bangunan dan halaman
program pemberdayaan perempuan keluarga
71 Ha; tegal/ladang 662,007 Ha/
miskin di wilayah Desa Cimenyan; b)
kolam/empang 7Ha; fasilitas umum 48,743Ha;
Dukungan moril dalam pengembangan
dan hutan 250 Ha. Jumlah penduduk Desa
jaringan. Disamping dukungan yang bersifat
Cimenyan adalah sebanyak 14.820 jiwa yang
legalitas program pemberdayaan perempuan
terdiri dari 4.057 KK, dengan jumlah laki-laki
keluarga miskin, diharapkan pula dengan
7.521 jiwa dan perempuan 7.299 jiwa.
adanya legalitas tersebut, dukungan moril
Penduduk yang berusia produktif antara 15-64
akan diperoleh oleh program pemberdayaan
tahun sebanyak 67,89%. Sbagian besar
perempuan keluarga miskin. Diharapkan
penduduknya (47.79%) berpendidikan
dengan keluarnya Surat Keputusan dan surat
setingkat SD. Penduduk Desa Cimenyan
keterangan usaha dari pemerintah desa akan
sebagian besar bekerja di sektor pertanian atau
mempermudah dalam pengurusan perizinan
buruh tani yaitu 28,91%, dan 19,47% bekerja
produksi usaha ekonomi produktif (P.IRT)
di sektor industri atau sebagai buruh pabrik.
kelompok dalam rangka mengembangkan
Berdasarkan data profil Desa Cimenyan Tahun
jaringan (networking) ke dunia usaha yang
2017 bahwa terdapat 3.235 keluarga pertanian
lebih luas lagi; c) Dukungan materi. Dalam
yang diataranya sebanyak 1.195 anggota
dukungan materi, diharapkan program
keluarga menjadi buruh tani. Desa Cimenyan
pemberdayaan perempuan keluarga miskin
merupakan daerah perbukitan dengan
mendapatkan bantuan modal usaha dari
ketinggian 800 sampai 1.300 meter dari
pemerintah desa. Ditambah dengan adanya
permukaan laut, dengan suhu udara rata-rata
Badan Keswadayaan Masyarakat yang
20 derajat celcius. Batas Desa Cimenyan
bertanggung jawab langsung dalam program
meliputi: sebelah Utara berbatasan dengan
pemberdayaan masyarakat, sehingga kedepannya
Desa Sunten Jaya Kecamatan Lembang
program pemberdayaan perempuan keluarga
Kabupaten Bandung, sebelah Selatan
miskin ini mendapatkan bantuan dana dalam
berbatasan dengan Kelurahan Padasuka Kota
pengembangannya. Sehingga kesejahteraan
Bandung, sebelah Barat berbatasan dengan
perempuan keluarga miskin akan naik.
Desa Mekar Saluyu dan Ciburial, sebelah
Timur berbatasan dengan Desa Mandala
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
Mekar dan Mekar Manik Kecamatan
advokasi program pemberdayaan perempuan
Cimenyan.
keluarga miskin Di Desa Cimenyan
Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.
310
PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.2, Desember 2017

Upaya yang dilakukan peneliti adalah jawaban dengan beberapa kegiatan seperti
dari sumber atau pokok utama penelitian menyelenggarakan usaha ekonomi produktif,
“Bagaimanakah advokasi program pelatihan dodol peuyeum, dan pelatihan
pemberdayaan perempuan keluarga miskin di administrasi keuangan sederhana dan
Desa Cimenyan Kecamatan Cimenyan melakukan kemitraan dengan dunia usaha dan
Kabupaten Bandung. Beberapa bagian pada lembaga-lembaga sosial. Dari sejak
hasil penelitian ini akan menjawab beberapa dimulainya program pemberdayaan
aspek pertanyaan sebagai berikut: (1) Review perempuan keluarga miskin ini sampai bulan
program pemberdayaan perempuan keluarga Desember 2016, hampir enam bulan sejak
miskin dari pemerintah setempat, (2) Rencana pelaksanaan program pemberdayaan
model advokasi program pemberdayaan perempuan keluarga miskin, ternyata
perempuan keluarga miskin, (3) Implementasi dirasakan masih belum maksimal sesuai
advokasi program pemberdayaan perempuan harapan mereka. Untuk mengetahui
keluarga miskin, dan (4) Penyempurnaan perkembangan pelaksanaan program
model pemberdayaan perempuan keluarga pemberdayaan perempuan keluarga miskin
miskin di Desa Cimenyan, sebagaimana yang sudah dilaksanakan sebelumnya peneliti
diuraikan di bawah ini: melakukan indepth interview kepada
responden yang telah ditetapkan sebelumnya
(1) Review program pemberdayaan yakni interview terhadap tokoh masyarakat,
perempuan keluarga miskin tim kerja masyarakat, dan anggota kelompok
perempuan keluarga miskin. Berdasarkan hasil
Salah satu upaya yang telah dilaksanakan
indepth interview dari beberapa informan
dalam penanganan kemiskinan terutama
tersebut tentang program pemberdayaan
perempuan keluarga miskin sampai saat ini
perempuan dapat diketahui bahwa meskipun
yaitu program pemberdayaan perempuan
program itu dilaksanakan di RW 07 yang
keluarga miskin melalui kelompok.
dekat dengan pemerintahan desa, akan tetapi
Pelaksanaan program pemberdayaan
belum adanya tanggapan dan dukungan yang
perempuan keluarga miskin ini dimulai
maksimal dari pihak pemerintah desa.
dengan pembentukkan kelompok perempuan
keluarga miskin yang merupakan hasil
Idealnya peran pemerintah desa seharusnya
asesmen peneliti ketika melakukan penelitian
lebih bisa berperan aktif dalam memperhatikan
awal yaitu pada bulan Juli 2016. Berdasarkan
program–program pemberdayaan. Berdasarkan
hasil observasi diperoleh hasil bahwa
Permendagri Nomor 84 Tahun 2015 Tentang
rendahnya pendidikan, keterampilan dan
SOTK Pemerintah Desa, tugas pokok dan
kurangnya pengetahuan dalam mengakses
fungsi kepala desa dan perangkat desa
berbagai sumber pemecahan masalah
disebutkan bahwa salah satu tugas kepala desa
mengakibatkan mereka sulit untuk keluar dari
adalah menyelenggarakan pemerintahan desa,
permasalahan mereka. Permasalahan tersebut
melaksanakan pembangunan, pembinaan
akhirnya membuat para perempuan keluarga
kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.
miskin mengharapkan adanya suatu wadah
Sedangkan fungsi kepala desa adalah 1)
yang bisa menampung aspirasi dalam rangka
pembinaan kemasyarakatan, seperti
meningkatkan kesejahteraan mereka.
pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat,
Berdasarkan kesepakatan perempuan keluarga
partisipasi masyarakat, keagamaan dan
miskin dan para tokoh masyarakat yang
ketenagakerjaan; 2) pemberdayaan
dikumpulkan dalam sebuah diskusi,
masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan
dibentuklah suatu kelompok perempuan
motivasi masyarakat di bidang budaya,
keluarga miskin.
ekonomi, politik, lingkungan hidup,
pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga
Program pemberdayaan perempuan keluarga
dan karang taruna. Oleh karena itu, akan lebih
miskin melalui kelompok ini dilakukan
311
PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.2, Desember 2017

baik lagi jika pihak-pihak terkait yang kesimpulan yaitu kurangnya dukungan dari
seharusnya berperan aktif dalam program pihak pemerintah desa terhadap program
pemberdayaan perempuan keluarga miskin pemberdayaan perempuan keluarga miskin.
adalah pihak pemerintah desa beserta Oleh karena itu peneliti mengumpulkan dan
lembaga-lembaga yang ada di desa, seperti mengajak tokoh masyarakat, kelompok serta
yang diutarakan oleh salah satu tim kerja tim kerja masyarakat untuk melakukan FGD
masyarakat yang mengatakan bahwa yang untuk membahas rencana yang akan dilakukan
mempunyai peran dalam program dalam rangka kegiatan advokasi program
pemberdayaan perempuan keluarga miskin pemberdayaan perempuan keluarga miskin.
adalah semua unsur pemerintah desa, mulai
dari kepala desa, staf desa, lembaga-lembaga Dalam FGD, peneliti meminta tokoh
desa yang terkait sampai ketua RW dan RT masyarakat, kelompok dan tim kerja
pun ikut berperan dalam keberlangsungan masyarakat untuk mengutarakan ide-ide
program pemberdayaan perempuan keluarga mereka, mengajak mereka agar aktif untuk
miskin. mengeluarkan pendapat mereka terkait
rencana apa yang akan dilakukan, sehingga
Setelah diperoleh hasil dari indepth interview apa yang dilakukan dalam kegiatan advokasi
dengan informan, maka diperlukan suatu program pemberdayaan perempuan keluarga
kegiatan pokok sebagai langkah dalam miskin sesuai dengan permasalahan, harapan,
menguatkan program pemberdayaan keinginan dan kebutuhan mereka. Dari hasil
perempuan keluarga miskin yaitu advokasi. FGD diperoleh hasil bahwa program
Dengan adanya advokasi diharapkan program pemberdayaan perempuan keluarga miskin
pemberdayaan perempuan keluarga miskin harus disosialisasikan ke pihak pemerintah
mendapatkan perhatian dan pengakuan serta desa dan kelembagaannya. Kegiatan
dukungan maupun pembinaan langsung dari mensosialisasikan program pemberdayaan
pemerintah, serta pada akhirnya program perempuan keluarga miskin tersebut bertujuan
pemberdayaan perempuan keluarga miskin agar memperoleh perhatian dan dukungan dari
dijadikannya model atau contoh dalam pemerintah desa dan kelembagaannya. Selain
pemberdayaan kelompok lainnya di Desa itu hasil FGD disepakati pula bahwa akan
Cimenyan. dilakukan koordinasi dengan pihak Pos
Keadilan Peduli Umat (PKPU) selaku sponsor,
(2) Perencanaan advokasi program media massa lokal “noong” dan STKS serta
pemberdayaan perempuan keluarga miskin pihak pemerintah desa.
Perencanaan program adalah hal penting (3) Implementasi advokasi program
yang harus dirancang dalam rangka pemberdayaan perempuan keluarga miskin
memberikan landasan dasar untuk
menjalankan kegiatan dan untuk menilai Tahap awal yang dilakukan tim kerja
kemajuan pekerjaan. Sebuah perencanaan masyarakat didampingi oleh peneliti dalam
program dirancang dengan baik akan kegiatan advokasi program pemberdayaan
memainkan peran penting dalam perempuan keluarga miskin yaitu melakukan
menyediakan kerangka kerja untuk tahap kegiatan koordinasi dengan Tim PKPU, media
pelaksanaan program Berdasarkan review massa lokal “noong”, STKS serta pihak
program pemberdayaan perempuan keluarga pemerintah desa. Hasil dari koordinasi
miskin yang di dibahas peneliti bersama para tersebut yaitu PKPU menjadi sponsor utama
informan, maka diperoleh sebuah isu yang dalam pelaksanaan advokasi program
akan dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan pemberdayaan perempuan keluarga miskin.
rencana kegiatan advokasi program. PKPU siap membantu kegiatan peneliti dalam
Berdasarkan dari hasil indepth interview melakukan advokasi program pemberdayaan
dengan para informan, maka dapat ditarik perempuan keluarga miskin melalui kegiatan
312
PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.2, Desember 2017

audiensi dan public hearing. Selain itu PKPU Taktik tersebut dilakukan untuk
bersedia memberikan dana stimulan dan mempengaruhi pihak pemerintah desa agar
sarana usaha bagi pengembangan usaha bersedia memberikan dukugan baik moril
kelompok perempuan keluarga miskin sebagai maupun materiil serta mempertimbangkan dan
modal usaha. Hasil koordinasi dengan media pada akhirnya menjadikan program
massa lokal “noong” yaitu akan mendukung pemberdayaan perempuan keluarga miskin
pelaksanaan program pemberdayaan sebagai model atau contoh dalam program
perempuan keluarga miskin di wilayah Desa pemberdayaan perempuan berikutnya di Desa
Cimenyan, dengan akan mempublikasikannya Cimenyan. Media massa lokal “noong”
ke dalam media massanya sehingga sosialisasi merupakan media massa yang selalu
program tersebut akan memperkuat menginformasikan informasi-informasi penting bagi
tersampaikannya maksud dan tujuan dari warga Desa Cimenyan khususnya dan
kegiatan audiensi dan public hearing yang Kecamantan Cimenyan pada umumnya. Media
akan dilaksanakan. Hasil koordinasi dengan massa ini terbit sebulan sekali dan selalu
pihak pemerintah desa yaitu pemerintah desa berupaya meningkatkan pengetahuan warga
akan memfasilitasi kegiatan audiensi dan masyarakat melalui informasi-informasi yang
public hearing dengan menyediakan tempat up to date.
kegiatan yakni aula desa.
Hasil dari kegiatan audiensi dan public
Implementasi advokasi program pemberdayaan hearing tersebut yaitu tersampaikannya
perempuan keluarga miskin dilaksanakan informasi kepada pemerintah desa, lembaga
melalui audiensi dan public hearing yang desa, tokoh masyarakat, dan anggota
dilaksanakan pada tanggal 7 April 2017 di Kelompok Usaha Mandiri Masyarakat
aula desa Cimenyan. Tujuan dari kegiatan (KUMM) maupun masyarakat tentang
audiensi dan public hearing tersebut antara pentingya program pemberdayaan perempuan
lain: 1) mensosialisasikan program keluarga miskin melalui kelompok usaha
pemberdayaan perempuan keluarga miskin mandiri masyarakat sebagai salah satu cara
kepada pemerintah desa dan lembaga desa meningkatkan kesejahteraan perempuan dan
serta tokoh masyarakat di Desa Cimenyan; 2) keluarga sehingga diharapkan program
agar program tersebut mendapatkan tersebut bisa dijadikan sebagai model atau
pengakuan dan dukungan oleh pemerintah contoh dalam pelaksanaan pemberdayaan
desa; 3) agar kelompok perempuan keluarga perempuan keluarga miskin lainnya di Desa
miskin mendapatkan pelatihan ataupun Cimenyan.
kegiatan lainnya yang membuat ibu-ibu
kreatif; 4) agar program pemberdayaan Kegiatan advokasi program pemberdayaan
perempuan keluarga miskin dapat dijadikan perempuan keluarga miskin tidak hanya
model pemberdayaan kelompok lainnya di dilakukan melakukan kegiatan audiensi dan
Desa Cimenyan. Kegiatan audiensi dan public public hearing maupun media massa.
hearing dihadiri oleh pihak Pos keadilan Kegiatan advokasi program ini juga diperkuat
penduli umat (PKPU), STKS, pihak desa yang dengan kegiatan seperti:
diwakili oleh sekretaris desa, lembaga desa
a) Tahap Lobbying
seperti BPD, LPMD, PKK Desa, MUI,
Setelah selesai kegiatan audiensi dan public
BUMDES dan BKM. Kegiatan juga dihadiri
hearing dan menggunakan media massa
oleh kelompok dan tokoh masyarakat.
sebagai langkah mempengaruhi pemerintah
Pelibatan pihak media massa lokal “noong” desa, peneliti kembali memotivasi tim kerja
dalam kegiatan audiensi dan public hearing masyarakat untuk melakukan lobi kepada
merupakan salah satu taktik untuk pihak desa dan lembaga-lembaga yang ada di
memperkuat proses advokasi program desa sebagai tindak lanjut dari hasil audiensi
pemberdayaan perempuan keluarga miskin.
313
PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.2, Desember 2017

dan public hearing serta penggunaan media oleh seluruh anggota kelompok perempuan
massa lokal. keluarga miskin, pihak PKPU dan tokoh
masyarakat. Dalam kegiatan tersebut anggota
Tim kerja masyarakat dan peneliti melakukan kelompok perempuan keluarga miskin
lobi kepada Badan Pemusyawaratan Desa diberikan pelatihan tentang kewirausahaan.
(BPD) sebagai salah satu lembaga desa yang Tujuannya adalah agar anggota kelompok
memiliki wewenang dalam penentuan memperoleh pengetahuan dan keterampilan
kebijakan desa, pihak BPD pada dasarnya tentang cara-cara berwirausaha yang baik,
mendukung keberadaan program menciptakan jejaring, meningkatkan motivasi
pemberdayaan perempuan keluarga miskin di dalam berwirausaha. Sehingga diharapkan
Desa Cimenyan, begitu pula lembaga setiap anggota kelompok mempunyai jiwa
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa usaha yang pada akhirnya akan mampu
(LPMD), Badan Keswadayaan Masyarakat mengeluarkan perempuan keluarga miskin
(BKM) dan Program Kesejahteraan Keluarga mampu keluar dari masalah mereka.
(PKK)pun siap mendukung terhadap pelaksanaan
program pemberdayaan perempuan keluarga Kegiatan ini dilaksanakan untuk menunjukkan
miskin. Dan yang terpenting lobi dilakukan kepada pemerintah desa bahwa program-
kepada Kepala Desa Cimenyan berkaitan program pemberdayaan perempuan keluarga
dengan pihak yang penting dalam keberhasilan miskin sudah dapat berjalan dengan baik, hal
program pemberdayaan perempuan keluarga ini dapat terlihat dari adanya antusias dan
miskin. Langkah berikutnya adalah motivasi perempuan keluarga miskin untuk
pembahasan mengenai tindak lanjut program selalu mengikuti setiap pelatihan yang
pemberdayaan perempuan keluarga miskin diadakan pada program pemberdayaan
dapat dijadikan sebagai model dalam program keluarga miskin.
pemberdayaan kelompok lainnya apabila
mengalami situasi situasi yang sama di Desa Pendampingan terhadap program pemberdayaan
Cimenyan. Hasil dari lobi dengan kepala desa perempuan keluarga miskin melalui kelompok
yaitu pada intinya kepala desa mendukung usaha mandiri masyarakat sudah dilakukan
program pemberdayaan perempuan keluarga sejak terbentuknya kelompok perempuan
miskin melalui Kelompok Usaha Mandiri keluarga miskin yaitu sejak bulan Agustus
Masyarakat di desanya dan bersedia melegalkan 2016 sampai Desember 2016. Kemudian
program pemberdayaan perempuan keluarga kegiatan pendampingan tersebut dirujuk dan
miskin dengan mengeluarkan Surat Keputusan dilanjutkan oleh pihak sponsor yaitu pihak
dan surat keterangan usaha kelompok untuk yang membantu dalam program pemberdayaan
mendapatkan surat ijin produksi usaha perempuan keluarga miskin yaitu PKPU.
ekonomi produktif (P.IRT) ke Dinas Pendampingan kelompok oleh PKPU
perindustrian dan Perdagangan Kabupaten dilakukan secara intensif melalui pertemuan
Bandung. rutin bulanan selama satu tahun.
Pendampingan tersebut berupa pendampingan
b) Kegiatan Pelatihan home visit secara individu yaitu kunjungan ke
Setelah kegiatan audiensi dan public hearing rumah anggota kelompok perempuan keluarga
serta lobi dengan pihak pemerintah desa miskin sebulan sekali. Dan pendampingan
termasuk lobi dengan lembaga-lembaga yang secara kelompok melalui pertemuan yang
ada di pemerintahan desa, kegiatan dilakukan tanggal 5 setiap bulannya dengan
selanjutnya yaitu pemberian pelatihan dan tempat di rumah anggota kelompok secara
launching bantuan ekonomi bergulir bagi bergantian.
anggota kelompok perempuan keluarga miskin
yang dilaksanakan pada tanggal 4 Mei dan 5 Dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
Juni 2017 bertempat di rumah salah satu diatas, diharapkan program pemberdayaan
anggota kelompok. Kegiatan tersebut dihadiri perempuan keluarga miskin dapat membuktikan
314
PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.2, Desember 2017

kepada pemerintah desa memiliki kelebihan Uraian pelaksanaan kegiatan advokasi


dari program pemberdayaan perempuan program pemberdayaan perempuan keluarga
keluarga miskin lainnya di Desa Cimenyan. miskin tersebut mempunyai dampak positif
Karena selama ini program pemberdayaan bagi beberapa pihak yang terkait dan terlibat
perempuan keluarga miskin yang ada di Desa dalam kegiatan tersebut. Berikut adalah
Cimenyan baru sebatas bantuan ekonomi dampak dari advokasi program pemberdayaan
bergulir belum diikuti dengan tindak lanjut perempuan keluarga miskin secara khusus: a)
lainnya seperti pelatihan maupun support Bagi perempuan keluarga miskin. Perempuan
pendampingan baik untuk individu maupun keluarga miskin di Desa Cimenyan yang
kelompok. Advokasi yang dilakukan dalam semula cenderung tertutup ataupun kurang
program pemberdayaan perempuan keluarga dalam menyampaikan aspirasinya karena malu
miskin dapat dikatakan memiliki keunggulan ataupun kurang percaya diri mulai
dari pemberdayaan perempuan keluarga membiasakan terbuka dan berani
miskin lainnya karena program pemberdayaan menyampaikan aspirasinya kepada anggota
perempuan keluarga miskin ini memberikan kelompok yang lain ataupun pihak pemerintah
perubahan cara berfikir masyarakat pada desa sehingga bertambahnya pengetahuan
umumnya dan perempuan keluarga miskin tentang cara mengeluarkan pendapat atau
secara khusus maupun pemerintah desa karena aspirasinya dengan baik dan benar, bagaimana
disamping pemberian bantuan ekonomi melakukan jejaring, bagaimana menumbuhkan
bergulir, didalamnya mencakup pelatihan yang motivasi dan kerja sama agar apa yang
dapat membuka wawasan dan pola berfikir menjadi hambatan dapat diatasi bersama-sama
serta pemahaman bagi penerima manfaatnya dan adanya upaya perempuan keluarga miskin
disamping itu kegiatan pendampingan dan untuk keluar dari masalahnya. Selain itu
pengawasan dilakukan secara berkelanjutan dengan adanya advokasi program
selama 1 tahun. pemberdayaan perempuan keluarga miskin,
mereka mulai memperoleh berbagai
c) Pengurusan izin produksi usaha ekonomi pengetahuan dan kemampuan baru melalui
produktif kelompok (P.IRT) ke Dinas pelatihan-pelatihan yang diberikan baik oleh
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten sponsor sehingga dapat meningkatkan
Bandung pendapatan yang sekaligus meningkatnya
Setelah dilakukan pelatihan branding dan kesejahteraan perempuan keluarga miskin itu
pemberian label pada produksi usaha sendiri maupun keluarganya. Salah satu
kelompok dilanjutkan dengan pengurusan izin keberhasilan yang ditunjukkan oleh anggota
produksi usaha ekonomi produktif kelompok kelompok perempuan keluarga miskin setelah
(P.IRT) ke Dinas Perindustrian dan mendapatkan program pemberdayaan
Perdagangan Kabupaten Bandung. Pengurusan perempuan keluarga miskin yaitu ibu “E”.
perijinan produksi usaha ekonomi produktif
kelompok dilakukan mulai bulan Juni hingga Setelah mendapatkan dukungan bantuan dana
saat ini masih dalam proses keluarnya surat dari sponsor akhirnya Ibu “E” bisa
izin tersebut. Proses dikeluarkan nomor ijin mengembangkan usahanya atau lebih tepatnya
produksi usaha ekonomi produktif kelompok bisa membuka usaha barunya yang tadinya
(No.P.IRT) ini harus melalui beberapa tahapan terfokus pada usaha surabi, kini ia bisa
antara lain: pengujian bahan baku, pengujian membuat kerajinan tangan dari akar bambu
daya tahan produk, dan pengujian nilai kadar yang diolah sedemikian rupa menjadi sebuah
kandungan air. hiasan pajangan. Dan hasil karyanya ini, Ibu
“E” sudah mendapatkan pesanan dari Saung
Dampak dari advokasi program pemberdayaan Udjo sebanyak 10 buah, dan hasil karyanya ini
perempuan keluarga miskin: ia jual seharga Rp. 300.000,-/buah.
Keberhasilan Ibu “E” ini diharapkan menjadi
315
PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.2, Desember 2017

penyemangat bagi anggota kelompok yang Kegiatan advokasi program pemberdayaan


lain untuk mengembangkan usaha yang perempuan keluarga miskin dapat diselesaikan
dimiliki, sekaligus membuktikan kepada pihak dengan lancar dan baik sesuai dengan rencana
pemerintah desa bahwa ada manfaat yang yang telah disepakati. Hasil dari kegiatan
dirasakan oleh perempuan keluarga miskin di advokasi program pemberdayaan perempuan
Desa Cimenyan setelah mendapatkan program keluarga miskin tersebut dapat dicapai sesuai
pemberdayaan perempuan keluarga miskin. b) tujuan. Secara umum, berikut adalah hasil dari
Bagi kelompok usaha mandiri masyarakat. kegiatan advokasi program pemberdayaan
Pihak desa memberikan dukungan berupa perempuan keluarga miskin secara umum: a)
legalitas yang berbentuk pengesahan program Adanya konektivitas antara PKPU dan
sekaligus kelompok dan surat keterangan masyarakat yang berujung pada penyaluran
usaha dalam pengurusan izin P.IRT produk berbagai dana program pemberdayaan
olahan kelompok ke Disperindag kabupaten perempuan keluarga miskin. b) Penerimaan
yang juga diketahui oleh pihak kecamatan, pemerintah desa (legalitas program
selain itu dukungan juga diberikan oleh PKK pemberdayaan perempuan keluarga miskin
desa berupa kerjasama yang dituangkan dalam melalui dikeluarkannya SK dan Surat
bentuk berita acara dengan diikutsertakannya Keterangan Usaha untuk mengurus perizinan
produk dodol peuyeum dalam bazar maupun produk usaha (P.IRT) ke Dinas Perindustrian
even yang diadakan oleh pemerintah dan Perdagangan Kakbupaten. c) Keterlibatan
kabupaten dan provinsi. c) Bagi program beraneka ragam komponen masyarakat dan
pemberdayaan perempuan keluarga miskin. sasaran itu sendiri seperti PKK dan Saung
Dengan dilakukannya advokasi program Udjo sebagai mitra usaha untuk memasarkan
melalui audiensi dan public hearing, lobbying hasil produk.
dan media massa, program pemberdayaan
perempuan keluarga miskin dapat berjalan (4) Penyempurnaan model program
dengan maksimal ke depannya. Dengan pemberdayaan perempuan keluarga miskin
demikian program pemberdayaan perempuan
keluarga miskin dapat dijadikan model atau Hasil dari penyempurnaan program pemberdayaan
contoh di dalam program pemberdayaan perempuan keluarga miskin adalah adanya
kelompok lainnya di desa segera terlaksana model awal ditambah dengan kelompok usaha
sesuai dengan tujuan akhir dari advokasi itu mandiri masyarakat (KUMM) dilengkapi
sendiri. Selain itu dengan adanya dukungan dengan dukungan dari pihak sponsor dan
moril yang diberikan oleh lembaga-lembaga dukungan pemerintah desa.
desa yang ada seperti BKM, PKK desa, BPD
Di bawah ini dapat dilihat gambaran/
dan LPMD terhadap program pemberdayaan
rangkuman Model Awal Advokasi Program
perempuan keluarga miskin akan lebih
Pemberdayaan Perempuan Keluarga Miskin
memperkuat dalam pengembangan ataupun
(gambar 1) dan Model Akhir Advokasi
terlaksananya tujuan akhir dari advokasi
Program Pemberdayaan Perempuan Keluarga
program pemberdayaan perempuan keluarga
Miskin (gambar 2) beserta penjelasannya.
miskin dengan segera.

316
PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.2, Desember 2017

PENYEBAB
1. Rendahnya pendidikan
2. Rendahnya keterampilan
3. Tidak adanya akses yang
mudah untuk pinjaman
modal usaha

INPUT THROUGHPUT OUTPUT

MODEL YANG 1. Pembentukan kelompok 1. Terbentuknya kelompok


DIKEMBANGKAN perempuan keluarga miskin perempuan keluarga
DALAM PENELITIAN: 2. Advokasi dalam miskin
pengembangan jaringan 2. Terbentuknya usaha
“Program Pemberdayaan dengan sistem sumber yang ekonomi produktif
Perempuan Keluarga ada di dalam maupun di 3. Terciptanya jejaring
Miskin” luar Cimenyan dengan sistem sumber
3. Pembentukan warung yang ada di dalam
sembako maupun di luar
4. Pelatihan-pelatihan: Cimenyan
pembuatan dodol peuyeum, 4. Hasil dari pelatihan:
administrasi, pendamping - Terampil dalam
an pembuatan dodol
peuyeum, administrasi,
meningkatnya skill ,
AKIBAT mempunyai motivasi,
1. Sulitnya mengakses mengetahui cara
pekerjaan membuat proposal
2. Kurangnya pendapatan
3. Tidak bisa membuka usaha
atau mengembangkan
usaha yang ada

Gambar 1
Model Awal Advokasi Program Pemberdayaan Perempuan Keluarga Miskin

317
PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.2, Desember 2017

INPUT THROUGHPUT OUTPUT OUTCOME

Hasil Review Pogram Advokasi Program 1. Pemerintah desa 1. Program


Pemberdayaan (Kepala Desa) pemberdayaan
Perempuan 1. Strategi: Kampanye mendukung program perempuan
Keluarga Miskin 2. Taktik: Lobby keluarga miskin
pemberdayaan
dengan pembuat menjadi model
1. Kurangnya dukungan perempuan keluarga
keputusan, mendidik dalam
dari pemerintah desa miskin dengan pelaksanaan
2. Kurangnya dukungan publik, bekerja sama diterbitkannya SK dan program
dari lembaga desa dengan media masa, Surat Keterangan pemberdayaan
3. Belum maksimalnya mengorganisiri surat Usaha Kelompok pada kelompok
peningkatan menulis kampanye, lain
2. Lembaga desa seperti
keterampilan dan membangun 2. Program ini
modal usaha serta PKK Desa untuk
komukasi dengan masuk ke dalam
sarana prasarana melibatkan kelompok
sekutu dari oposisi program anggaran
yang dimiliki perempuan keluarga desa
kelompok dan 3. Teknik: miskin dalam event 3. Adanya upaya
anggota kelompok mengoptimalkan bazar yang diadakan kaum perempuan
perempuan keluarga penggunaan forum, oleh PKK kabupaten untuk keluar dari
miskin memperluas basis maupun provinsi masalahnya
4. Belum adanya dukungan dengan
pelatihan yang 3. Adanya pendampingan 4. Meningkatnya
media masa dan pelatihan dari
maksimal dalam kesejahteraan
mendukung 4. Sasaran: Kepala Desa sponsor terhadap perempuan
peningkatan Cimenyan dan kelompok perempuan
pengetahuan dan Lembaga Desa keluarga miskin
keterampilan 4. Adanya bantuan sarana
perempuan keluarga
dan prasarana serta
miskin
modal usaha dari
sponsor

FEEDBACK

Gambar 2
Model Akhir Advokasi Program Pemberdayaan Perempuan Keluarga Miskin

318
PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.2, Desember 2017

Pada model awal, program pemberdayaan pemberdayaan perempuan keluarga miskin.


perempuan keluarga miskin dilakukan hanya Dengan menggunakan strategi kampanye,
sebatas pembentukan kelompok perempuan taktik melakukan audiensi dan public hearing,
keluarga miskin dengan kegiatan warung lobi kepada pembuat keputusan (kebijakan),
sembako, pelatihan administrasi sederhana dan dalam hal ini pihak kepala desa. Selain itu
pelatihan pembuatan dodol peuyeum. Modal penggunaan media massa juga dilakukan
usaha dalam kegiatan usaha warung sembako dengan harapan akan mempermudah
sangat terbatas, sehingga hanya bergantung tercapainya tujuan dari advokasi program
pada pemilik heler beras dan peternak ayam pemberdayaan perempuan keluarga miskin
petelur untuk melakukan konsinyasi. yaitu program pemberdayaan perempuan
Meskipun dengan modal serba terbatas dan keluarga miskin mendapatkan perhatian dan
perlengkapan seadanya, program dukungan dari pemerintah desa serta ke
pemberdayaan perempuan keluarga miskin depannya dapat dijadikan sebagai model
masih bisa melakukan kegiatan pelatihan dalam program pemberdayaan pada kelompok
pembuatan dodol peuyeum, pelatihan lain di Desa Cimenyan. Ditambah dengan
administrasi secara sederhana dan melakukan pelatihan-pelatihan yang akan diberikan oleh
jejaring kerja atau mitra usaha dengan para pihak sponsor untuk menambah pengetahuan
pedagang oleh-oleh khas Bandung di sekitar dan wawasan bagi perempuan keluarga miskin
Jalan Pasteur Bandung. Pelaksanaan program yang tanpa terkecuali akan melibatkan juga
pemberdayaan perempuan keluarga miskin ini pihak pemerintah desa. Hal ini akan lebih
berjalan hanya dengan mengandalkan harapan mempercepat perhatian dan dukungan
dari para tim kerja masyarakat dan beberapa pemerintah desa terhadap program
anggota kelompok untuk berubah ke arah yang pemberdayaan perempuan keluarga miskin.
lebih baik. Sehingga bisa dikatakan program Dan salah satu keberhasilan dari kegiatan
pemberdayaan perempuan keluarga miskin advokasi program pemberdayaan perempuan
belum bisa berjalan secara maksimal dan hal keluarga miskin ini adalah diterbitkannya
ini terkadang mengakibatkan maju mundurnya Surat Keterangan dari pemerintah desa tentang
setiap kegiatan dalam usaha memproduksi program pemberdayaan perempuan keluarga
dodol peuyeum dan warung sembako. miskin melalui kelompok usaha mandiri
masyarakat. Surat keterangan ini
Berdasarkan hal tersebut kemudian peneliti membuktikan bahwa pihak pemerintah desa
melakukan review untuk mengetahui sangat mendukung tentang pelaksanaan
kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi program pemberdayaan perempuan keluarga
oleh program pemberdayaan perempuan miskin melalui kegiatan kelompok perempuan
keluarga miskin tersebut. Dari hasil review keluarga miskin, walaupun dukungan tersebut
dengan beberapa anggota kelompok, tim kerja masih berupa dukungan secara moril.
masyarakat dan tokoh masyarakat dan Disamping itu dengan dikeluarkannya Surat
masyarakat yang peduli dengan program Keterangan dan surat keterangan usaha
pemberdayaan perempuan keluarga miskin, kelompok, membantu kelompok dalam
maka diperoleh hasil bahwa kegiatan program mengakses no izin produksi usaha ekonomi
pemberdayaan perempuan keluarga miskin produktif kelompok berupa No.P.IRT dari
terkendala karena kurangnya perhatian dan Disperindag Kabupaten Bandung. Sedangkan
dukungan dari pihak-pihak terkait. Oleh untuk memperoleh dukungan secara materil
karena itu peneliti bersama tim kerja terhadap pelaksanaan program pemberdayaan
masyarakat dan kelompok melakukan FGD perempuan keluarga miskin masih
untuk merencanakan suatu kegiatan agar membutuhkan proses dan juga tergantung
memperoleh dukungan dari pemerintah desa pada hasil evaluasi program itu sendiri.
maupun pihak pihak luar yang dapat
memberikan dukungan terhadap program
319
PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.2, Desember 2017

Refleksi modal usaha yang dimiliki oleh perempuan


keluarga miskin. Hal ini dipengaruhi oleh
Setelah dilakukannya kegiatan audiensi dan mulai percayanya anggota kelompok
public hearing, lobbying dan pelibatan media perempuan terhadap program pemberdayaan
masa beserta dukungan pihak sponsor, perempuan keluarga miskin, mulai adanya
program pemberdayaan perempuan keluarga perhatian dan dukungan pihak pemerintah
miskin mulai memperlihatkan adanya desa terhadap program pemberdayaan
peningkatan baik dari diri perempuan keluarga perempuan keluarga miskin yang sudah
miskin itu sendiri seperti adanya upaya untuk berjalan, dan adanya dukungan yang maksimal
keluar dari masalahnya, adanya motivasi dan dari sponsor yang peduli terhadap program
kreativitas untuk dalam melakukan usaha, pemberdayaan perempuan keluarga miskin.
keberanian dalam mengeluarkan aspirasinya Gambaran di bawah ini adalah perubahan
kepada pihak pemerintah desa. Sedangkan dari kondisi atau perkembangan program
segi jumlah perempuan keluarga miskin yang pemberdayaan perempuan keluarga miskin
berminat untuk mengikuti kegiatan tersebut, setelah dilakukan advokasi program ke
maupun dari segi jenis usaha yang dimiliki pemerintah desa.
kelompok perempuan keluarga miskin dan

Tabel 1
Perkembangan Program Pemberdayaan Perempuan Keluarga Miskin
setelah Advokasi Program Pemberdayaan Perempuan Keluarga Miskin
Kondisi Tahun 2016 Kondisi Tahun 2017
Perempuan keluarga miskin yang Mulai berani membuka diri, percaya diri, membuka usaha keci-kecilan
tadinya tertutup, takut mengeluarkan ataupun sampingan yang pada akhirnya bisa keluar dari
aspirarasinya dan belum ada upaya yang permasalahannya
maksimal untuk keluar dari masalahnya
Belum adanya perhatian/ dukungan dari Sudah adanya dukungan dari pihak desa dengan diterbitkannya SK dan
pemerintah desa Surat Keterangan Usaha Kelompok untuk mendapatkan izin produksi
usaha ekonomi produktif (No.P.IRT) dari Dinas Perindustrian dan
Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung.
Belum terjalinnya kerja sama dengan Sudah adanya kerja sama dengan lembaga desa BKM dan PKK hal ini
lembaga desa seperti BPD, BKM, PKK, terlihat dengan ditandatanganinya Mou kerja sama antara kelompok
LPMD perempuan keluarga miskin dengan pihak PKK sebagai mitra usaha
dalam pengembangan usaha dodol peuyeum produksi perempuan
keluarga miskin.
Belum adanya bantuan sarana usaha Sudah adanya bantuan usaha baik sarana usaha ekonomi produktif
ekonomi produktif dari sponsor berupa peralatan penunjang pembuatan produksi dodol peuyeum dari
sponsor seperti timbangan elektrik, tabung gas, kompor gas, wajan,
loyang, serta bertambahnya kuantitas barang-barang yang dijual di
warung sembako yang dikelola oleh kelompok perempuan keluarga
miskin.
Aktivitas anggota kelompok belum Aktivitas anggota kelompok sudah mulai ada peningkatan mulai dari
berjalan secara maksimal keaktifan anggota kelompok, sampai modal usaha yang mereka miliki.
Anggota kelompok hanya berasal dari Anggota kelompok yang tergabung dalam kelompok usaha mandiri
wilayah RW 07 masyarakat selain dari wilayah RW 07, perempuan keluarga miskin dari
RW lainpun sudah bisa terjangkau yakni dari RW 03 dan 19 sesuai
permintaan kepala desa
Belum adanya pelatihan-pelatihan Sudah dilaksanakannya pelatihan kewirausahaan, marketting dan
branding. Hal ini dapat menambah wawasan para perempuan keluarga
miskin terutama dalam cara mengembangkan usaha dengan permodalan
yang terbatas, pemasaran hasil produksi dan cara pengemasan.

320
PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.2, Desember 2017

Berdasarkan gambaran di atas, maka tersebut layak untuk dijadikan model atau
didapatkan bahwa adanya dukungan baik dari contoh dalam pemberdayaan lainnya di Desa
pemerintah desa maupun lembaga-lembaga Cimenyan.
desa, dukungan dari sponsor, bertambahnya
sarana dan modal usaha yang dimiliki, sudah Simpulan
mewakili dampak perubahan pelaksanaan
program pemberdayaan perempuan keluarga Berdasarkan hasil dari pembahasan penelitian
miskin. Namun demikian, program ini masih advokasi program pemberdayaan perempuan
sangat perlu untuk terus dikembangkan keluarga miskin dapat disimpulkan sesuai
terutama dari segi peningkatan keterampilan dengan runtutan fokus penelitian yang menjadi
anggota kelompok perempuan keluarga dasar penelitian ini. Fokus penelitian tersebut
miskin, sehingga anggota perempuan keluarga meliputi: (1) Review program pemberdayaan
miskin menyarankan bahwa perlunya adanya perempuan keluarga miskin dari pemerintah
kegiatan pelatihan untuk lebih setempat. Dari hasil di lapangan diketahui
mengembangkan keterampilan dan jiwa usaha bahwa program pemberdayaan perempuan
mereka, seperti pelatihan pengembangan keluarga miskin tersebut belum bisa berjalan
usaha atau inovasi produk, kewirausahaan dan secara maksimal dikarenakan kurangnya
pelatihan lainnya yang dapat menunjang modal usaha, keterampilan perempuan
peningkatan produktivitas mereka secara keluarga miskin yang terbatas dan terbatasnya
berkelanjutan. sarana dan prasarana yang dimiliki. Realita
yang kemudian muncul adalah meskipun
Mulai terlihatnya dukungan dari pemerintah berbagai kegiatan seperti usaha ekonomi
desa dengan telah diusulkannya program produktif berupa warung sembako, pelatihan
pemberdayaan perempuan keluarga miskin pembuatan dodol peuyeum dan pelatihan
untuk mendapatkan dana bantuan ke administrasi keuangan sederhana telah
pemerintah kabupaten, dan sampai saat ini dilakukan oleh kelompok perempuan keluarga
masih dalam proses persetujuan dari pihak miskin dalam program pemberdayaan
pemerintah kabupaten. Ketercapaian tujuan perempuan keluarga miskin namun masih
jangka pendek dari pelaksanaan advokasi terdapat suatu kelemahan yaitu kurangnya
program pemberdayaan perempuan keluarga dukungan pemerintah desa. Di mana mereka
miskin telah terpenuhi yakni tersosialisasinya yang seharusnya sebagai lembaga pemerintah
program pemberdayaan perempuan keluarga yang mempunyai tugas pokok dan fungsi
miskin ke pemerintah desa dan lembaga desa. dalam meningkatkan kesejahteraan warganya
Sedangkan ketercapaian tujuan jangka panjang melalui pemberdayaan masyarakat termasuk
dari advokasi program pemberdayaan didalamnya pemberdayaan terhadap
perempuan keluarga miskin yaitu dijadikannya perempuan keluarga miskin ternyata belum
program tersebut sebagai model atau contoh sepenuhnya mendukung dalam kegiatan
program pemberdayaan kelompok lainnya pemberdayaan perempuan keluarga miskin
dalam upaya pengurangan kemiskinan di Desa yang berada di wilayah kerjanya. Karena
Cimenyan belum sepenuhnya bisa dukungan dari pemerintah desa yang masih
dilaksanakan karena masih memerlukan waktu kurang terhadap program pemberdayaan
dan melihat dari hasil evaluasi pelaksanaan perempuan keluarga miskin tersebut, akhirnya
program itu sendiri. Namun demikian peneliti dan tim kerja masyarakat bersepakat
keberlanjutan dari pelaksanaan program itu untuk membuat sebuah perencanaan melalui
sendiri diharapkan nantinya akan meyakinkan advokasi program pemberdayaan perempuan
pihak pemerintah desa dan kelembagaan desa keluarga miskin, agar program tersebut
khususnya serta tokoh masyarakat beserta mendapatkan dukungan dari pemerintah desa.
masyarakat pada umumnya bahwa program
pemberdayaan perempuan keluarga miskin Dari hasil review tersebut, peneliti dan tim
kerja masyarakat membuat (2) Rencana model
321
PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.2, Desember 2017

advokasi program pemberdayaan perempuan meningkatnya kesejahteraan mereka, d) agar


keluarga miskin. Perencanaan advokasi program pemberdayaan perempuan keluarga
program ini dilakukan melalui FGD. miskin dapat dijadikan model dalam
Perencanaan advokasi program dibuat pemberdayaan kelompok lainnya di Desa
berdasarkan hasil dari kebutuhan dan Cimenyan. Kegiatan audiensi dan public
permasalahan serta harapan dari anggota hearing dilakukan pada Hari Jum,at tanggal 7
kelompok perempuan keluarga miskin dengan April pukul 13.00 WIB di aula Desa
tetap mengacu kepada konsep-konsep Cimenyan. Kegiatan tersebut dihadiri oleh
advokasi pekerja sosial. Dari hasil FGD hampir seluruh lembaga desa dan pihak
dengan kelompok dan tim kerja masyarakat pemerintah desanya. Dari seluruh rundown
tersebut diperoleh hasil bahwa untuk acara dapat berjalan sesuai dengan yang
memperoleh dukungan pemerintah desa diharapkan.
terhadap pelaksanaan program pemberdayaan
perempuan keluarga miskin dapat dilakukan Setelah kegiatan audiensi dan public hearing
dengan advokasi program melalui forum dilaksanakan, peneliti dan tim kerja
audiensi dan public hearing. Tujuan masyarakat melakukan kegiatan lobbying
diadakannya audiensi dan public hearing dengan kepala desa, lembaga desa seperti
tersebut yaitu mensosialisasikan program BPD, LKMD, MUI, BUMDES, BKM dan
pemberdayaan perempuan keluarga miskin PKK untuk memperkuat mendapatkan
sekaligus berharap agar program dukungan mereka. Disamping itu dengan
pemberdayaan perempuan keluarga miskin melibatkan pemerintah desa, tim kerja
mendapatkan dukungan. masyarakat dan PKPU menyelenggarakan
kegiatan pelatihan. Hal ini dilakukan sebagai
Dari rencana advokasi program yang telah upaya untuk memaksimalkan pelaksanaan
disepakati bersama peneliti dan tim kerja advokasi program pemberdayaan perempuan
masyarakat, kemudian dilakukan (3) keluarga miskin. Hasil yang diperoleh dari
Implementasi advokasi program implementasi advokasi program
pemberdayaan perempuan keluarga miskin. pemberdayaan perempuan keluarga miskin
Implementasi dari perencanaan program yaitu adanya dukungan pemerintah Desa
tersebut dilakukan melalui kegiatan audiensi Cimenyan terhadap program pemberdayaan
dan publik hearing yang dilakukan di aula perempuan keluarga miskin dengan
Desa Cimenyan. Sebelum pelaksanaan diterbitkannya SK tentang program
kegiatan audiensi dan public hearing, peneliti pemberdayaan perempuan keluarga miskin
bersama tim kerja masyarakat melakukan melalui kelompok usaha masyarakat mandiri
koordinasi dengan pihak Pkpu selaku sponsor, dan Surat Izin Usaha kelompok, adanya
media massa lokal “noong” dan STKS sebagai dukungan dari PKK desa, serta adanya
upaya untuk memperoleh dukungan yang pelatihan kewirausahaan, branding dan
dapat memperkuat penyelenggaraan kegiatan marketing serta berbagai bantuan dana bagi
audiensi dan public hearing tersebut. Kegiatan kelompok dari sponsor. Hal itu membuktikan
audiensi dan public hearing ini bertujuan bahwa program pemberdayaan perempuan
antara lain, a) mensosialisasikan program keluarga miskin sangat bermanfaat bagi
pemberdayaan perempuan keluarga miskin perempuan keluarga miskin keluar dari
kepada pihak pemerintah desa, lembaga desa masalahnya sekaligus meningkatlkan
dan para tokoh masyarakat b) agar program kesejahteraan mereka.
tersebut mendapatkan pengakuan dan
dukungan oleh pemerintah desa, c) agar Tahap akhir dari penelitian ini adalah (4)
kelompok perempuan keluarga miskin Penyempurnaan model program
mendapatkan pelatihan ataupun kegiatan pemberdayaan perempuan keluarga miskin di
lainnya yang membuat ibu-ibu kreatif dan Desa Cimenyan. Rangkaian kegiatan
penelitian yang dimulai dari review model
322
PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.2, Desember 2017

awal, dilanjutkan perencanaan program, dan keluarga miskin yang telah dilakukan. Dengan
kemudian dimplementasikannya advokasi demikian dapat disimpulkan bahwa model
program pemberdayaan perempuan keluarga yang disempurnakan dalam penelitian ini
miskin melalui kegiatan audiensi dan public adalah model awal ditambah dengan
hearing, lobbying dan pelibatan media massa Kelompok Usaha Mandiri Masyarakat, dan
yang menghasilkan dukungan dari sponsor adanya dukungan PKPU sebagai sponsor serta
maupun pemerintah merupakan penyempurnaan dilengkapi dengan dukungan dari pemerintah
model program pemberdayaan perempuan desa.

Daftar Pustaka

Abu Huraerah. 2007. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, Model dan Strategi
Pembangunan Berbasis Kerakyatan. Bandung: Humaniora.
Adi Fahrudin. 2016. Kumpulan Makalah, Naskah Terakhir Advokasi.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat 04/01/32/Th.XVIII (2016). Tingkat Kemiskinan Jawa
Barat. Bandung: Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik Jabar.
Biro Pusat Statistik. 2013. Tingkat Kemiskinan Indonesia Tahun 2013,
http://www.bps.go.id/releases/file/kemiskinan. diakses Agustus 2016.
Edi Suharto. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Cetakan Ketiga. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Edi Suharto. 2011. Kebijakan Sosial, Sebagai Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.
Harry Hikmat. 2013. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Press.
Isbandi Rukminto Adi. 2008. Intervensi Komunitas, Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Press.
Ife, Jim, Frank Tesoriero. 2008. Terj. Community Development, Alterlantif Pengembangan
Masyarakat di Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lester, Lori. 2008. Advokasi Pekerjaan Sosial. Jakarta: Pustaka Societa.
Midgley, James. 2005. Pembangunan Sosial, Perspektif Pembangunan dalam Kesejahteraan Sosial.
Jakarta: Ditperda Islam Depag R.I.
Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Netting, F. Ellen. 2004. Social Work Macro Practice (3rd Edition). Boston: Allyn and Bacon.
Schneider, L R & Lester, Lori. 2010. Advokasi Pekerjaan Sosial, Sebuah Kerangka untuk Bergerak
(Terjemahan). Bandung: STKS.
Sugiyono .2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta/
Sunyoto Usman. 2008. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelaja
Suwarsih Madya. 2009. Penelitian Tindakan, Action Research. Bandung: Alfabeta.

323
PEKSOS: Jurnal ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.16 No.2, Desember 2017

S.Suradi. Advokasi sosial dalam pemberdayaan fakir miskin: e-journal.kemsos.go.id


/ndex.php/sosioinforma/article/viewfile/494.
T. Zulyadi. 2014 Advokasi Sosial. Pusat Jurnal UIN Ar Raniry: journal.ar-raniry.ac.id
/ndex.php/bayan/article/download/124/113

324

You might also like