You are on page 1of 14

Jurnal Agribisnis Terpadu

Vol. 13 No. 2 Desember 2020: 315-328

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

KEMISKINAN DAN FAKTOR PENYEBABNYA


DI KELURAHAN DERINGO KECAMATAN CITANGKIL
KOTA CILEGON

Restu Nur Aisah1, Aris Supriyo Wibowo2, Andjar Astuti2, Suherman2


1
Alumni Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2
Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

e-mail: aris.supriyo@untirta.ac.id

ABSTRACT

Poverty is a common problem in Indonesia. One of them is in Dringo Sub District,


Citangkil District, Cilegon City, which has increased the number of target housholds over
the past five years. This research was conducted in Dringo Sub District, Citangkil
District, Cilegon City from May to October 2019. The purpose of this research is to
identify the cause of poverty and analyze poverty levels based on the size of the severity
index and the poverty index. Primary and secondary data was used I this research. The
detailed analysis is used to identify the cause of poverty, and the level of poverty is
measured by the index number, the poverty index and the poverty severity index. The
results showed that there were 5 factors causing poverty, namely education level,
employment opportunity, number of family members in the responsibility, access to
health, and access to water and sanitation. Of the five factors of education and
employment opportunity to be the most dominant factor. The index of poverty was 0.21
and the indkes of poverty was 0.11. This shows that the average cost of the household is
closer to the poverty line compared to the overall expenditure of the poor in Cilegon, but
the inequality of households is lower than the inequality of poor population expenditure
in Cilegon.

Keyword: poverty index, severity index, cause of poverty, FGT index

ABSTRAK

Kemiskinan merupakan masalah umum di Indonesia. Salah satunya di Kelurahan


Dringo, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon yang mengalami peningkatan jumlah rumah
tangga binaan selama lima tahun terakhir. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Dringo,
Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon pada bulan Mei sampai Oktober 2019. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penyebab kemiskinan dan menganalisis
tingkat kemiskinan berdasarkan ukuran indeks keparahan dan indeks kemiskinan. Data
primer dan sekunder digunakan dalam penelitian ini. Analisis rinci digunakan untuk
mengidentifikasi penyebab kemiskinan, dan tingkat kemiskinan diukur dengan nomor
indeks, indeks kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat 5 faktor penyebab kemiskinan yaitu tingkat pendidikan,
kesempatan kerja, jumlah anggota keluarga dalam tanggung jawab, akses kesehatan, dan
akses terhadap air dan sanitasi. Dari kelima faktor pendidikan dan kesempatan kerja
menjadi faktor yang paling dominan. Indeks kemiskinan 0,21 dan indeks kemiskinan 0,11.
Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata biaya rumah tangga lebih mendekati garis
kemiskinan dibandingkan dengan keseluruhan pengeluaran masyarakat miskin di

Kemiskinan dan Faktor Penyebabnya di Kelurahan Deringo Kecamatan Citangkil Kota Cilegon
(Nur Aisah et al) | 315
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 13 No. 2 Desember 2020: 315-328

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

Cilegon, namun ketimpangan rumah tangga lebih rendah dibandingkan ketimpangan


pengeluaran penduduk miskin di Cilegon.

Kata kunci: indeks kemiskinan, indeks keparahan, penyebab kemiskinan, indeks FGT

1. PENDAHULUAN prinsipnya, standar hidup di suatu


masyarakat tidak sekedar
Kemiskinan merupakan salah
tercukupinya kebutuhan akan pangan,
satu permasalahan ekonomi dan sosial
akan tetapi juga tercukupinya
yang menjadi perhatian pemerintah,
kebutuhan akan kesehatan maupun
khususnya di Indonesia. Pemikiran
pendidikan. ( (A.Suryawati, 2004).
mengenai kemiskinan berubah seiring
Berdasarkan Undang-Undang
dengan berjalannya waktu, tetapi pada
No. 24 Tahun 2004, kemiskinan
dasarnya kemiskinan berkaitan
adalah kondisi sosial ekonomi
dengan ketidakmampuan seseorang
seseorang atau sekelompok orang
untuk memenuhi kebutuhan dasar(
yang tidak terpenuhinya hak-hak
(Mikkelsen, 2003). Kemiskinan
dasarnya untuk mempertahankan dan
memiliki dua macam ukuran yairu
mengembangkan kehidupan yang
kemiskinan absolut dan kemiskinan
bermartabat. Kebutuhan dasar yang
relatif. Kemiskinan absolut adalah
menjadi hak seseorang atau
ketidakmampuan seseorang
sekelompok orang meliputi kebutuhan
melampaui garis kemiskinan yang
pangan, kesehatan, pendidikan,
ditetapkan. Kemiskinan relatif
pekerjaan, perumahan,air bersih,
berkaitan dengan perbedaan tingkat
pertanahan, sumber daya alam,
pendapatan suatu golongan
lingkungan hidup, rasa aman dari
dibandingkan dengan golongan
perlakuan atau ancaman tindak
lainnya.
kekerasan, dan hak untuk
Secara umum, kemiskinan dapat
berpartisipasi dalam penyelenggaraan
diartikan sebagai kondisi dimana
kehidupan sosial dan politik.(
ketidakmampuan pendapatan dalam
(Lembaran Negara Republik
mencukupi kebutuhan pokok
Indonesia, 2004)
sehingga kurang mampu untuk
Menurut Badan Kependudukan
menjamin kelangsungan hidup. Pada
dan Keluarga Berencana Nasional

Kemiskinan dan Faktor Penyebabnya di Kelurahan Deringo Kecamatan Citangkil Kota Cilegon
(Nur Aisah et al) | 316
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 13 No. 2 Desember 2020: 315-328

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

(BKKBN), kemiskinan adalah jumlah Menurut Badan Pusat Statistik


keluarga miskin prasejahtera yang (2016) kemiskinan secara asal
tidak dapat melaksanakan ibadah penyebabnya terbagi menjadi 2
menurut agamanya; tidak mampu macam. Pertama adalah kemiskinan
makan 2 kali sehari; tidak memiliki kultural, yaitu kemiskinan yang
pakaian berbeda untuk di rumah, disebabkan oleh adanya faktor-faktor
bekerja dan bepergian; bagian tertentu adat atau budaya suatu daerah tertentu
dari rumah berlantai tanah; dan tidak yang membelenggu seseorang atau
mampu membawa anggota keluarga sekelompok masyarakat tertentu
ke sarana kesehatan. sehingga membuatnya tetap melekat
Badan Perencanaan dengan kemiskinan
Pembangunan Nasional Berbagai macam kebijakan dan
(BAPPENAS) mendefinisikan program pemerintah telah dibuat,
kemiskinan sebagai kondisi dimana dilaksanakan, dan diperbaharui setiap
seseorang atau sekelompok orang, tahunnya dalam pembangunan
laki-laki dan perempuan, tidak nasional untuk mengatasi kemiskinan,
mampu memenuhi hak-hak dasarnya namun masalah kemiskinan masih
untuk mempertahankan dan sulit untuk dituntaskan secara
mengembangkan kehidupan yang keseluruhan. Beberapa program yang
bermartabat. dibuat dan dijalankan di Kota Cilegon
Badan Pusat Statistik ( ( dalam menekan serta mengurangi
BPS,RI, 2016)) mengartikan jumlah penduduk miskin pada saat ini
penduduk miskin adalah penduduk adalah dengan pemberian Bantuan
yang memiliki rata-rata pengeluaran Pangan Non Tunai (BPNT) dan
per kapita per bulan di bawah Garis Bantuan Tunai Bersyarat (yang terdiri
Kemiskinan. Garis Kemiskinan dari : Program Keluarga Harapan,
Makanan (GKM) merupakan nilai Jaminan Sosial Rakyat Banten
pengeluaran kebutuhan minimum Bersatu, dan Jaminan Sosial Cilegon
makanan yang disetarakan dengan Mandiri), lalu terdapat Penerima
2.100 kalori per kapita per hari. Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan
(PBI-JK), serta Rehabilitasi Sosial

Kemiskinan dan Faktor Penyebabnya di Kelurahan Deringo Kecamatan Citangkil Kota Cilegon
(Nur Aisah et al) | 317
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 13 No. 2 Desember 2020: 315-328

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

Rumah Tidak Layak Huni (RS- memiliki kriteria yang telah


RTLH). (DinasSosialCilegon, 2017) ditetapkan oleh BPS (Badan Pusat
Konsep kemiskinan secara Statistik). Rumah Tangga Sasaran
mikro diidentikan dengan Rumah merupakan rumah tangga penerima
Tangga Sasaran (RTS), Rumah program-program bantuan yang
Tangga Sasaran dapat dikatakan dibuat oleh pemerintah Kota Cilegon.
sebagai rumah tangga miskin yang

Tabel 1. Jumlah Sebaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) Program di Kota


Cilegon Tahun 2017.

Jumlah Rumah
No Kecamatan
Tangga Sasaran
1 Ciwandan 1.468
2 Citangkil 1.599
3 Pulomerak 1.200
4 Purwakarta 764
5 Grogol 659
6 Cilegon 942
7 Jombang 1.021
8 Cibeber 1.273
Jumlah 8.926
Sumber : Dinas Sosial Kota Cilegon, 2017.

Kecamatan Citangkil memiliki merupakan kelurahan dengan RTS


Rumah Tangga Sasaran penerima terbanyak.
bantuan terbanyak di Kota Cilegon Rumah Tangga Sasaran
sedangkan paling sedikit terdapat di penerima bantuan program
Kecamatan Grogol. Tujuh kelurahan pemerintah Kota Cilegon, dapat
yang berada di wilayah kecamatan dilihat pada tabel 2 berikut :
Citangkil, kelurahan Deringo

Tabel 2. Jumlah Sebaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) Program per


Kelurahan di Kecamatan Citangkil Tahun 2017.

Jumlah
Jumlah Rumah Rumah Persentase RTS
No Kelurahan
Tangga Tangga (Persen)
Sasaran
1 Deringo 2.170 384 17.69
2 Lebakdenok 1.619 215 13.27
3 Tamanbaru 2.279 208 9.12

Kemiskinan dan Faktor Penyebabnya di Kelurahan Deringo Kecamatan Citangkil Kota Cilegon
(Nur Aisah et al) | 318
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 13 No. 2 Desember 2020: 315-328

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

4 Citangkil 3.817 166 3.03


5 Kebonsari 4.640 197 4.24
6 Warnasari 3.351 151 4.50
7 Samangraya 2.841 278 9.78
Jumlah 20.717 1.599 61.63
Sumber : Dinas Sosial Kota Cilegon dan Badan Pusat Statistik, 2017.
Menurut (Limbong, 2011) salah
2. METODE PENELITIAN
satu penyebab kemiskinan adalah
letak geografis yang kurang Penelitian ini dilakukan dengan
mendukung. Penelitian (Baniadi, metode survey yang dilakukan di
2018) menggambarkan kemiskinan Kelurahan Deringo Kecamatan
multidimensi melalui tiga dimensi, Citangkil Kota Cilegon. Lokasi ini
salah satunya adalah dimensi standar dipilih karena kelurahan Deringo
hidup. Dimensi tersebut terdiri dari merupakan kelurahan dengan
indikator sumber penerangan, bahan prosentase rumah tangga miskin
bakar memasak, kepemilikan rumah, paling besar di Kecamatan Citangkil,
dan atap, dinding, serta lantai rumah. yaitu yaitu 17,69 %. Rumah tangga
Sasaran di Kelurahan ini relatif miskin ini menjadi Rumah Tangga
bertambah seiring dengan sasaran (RTS) bagi program
meningkatnya jumlah Rumah Tangga pemerintah daerah Kota Cilegon
(RT), dan juga dapat diartikan dalam program pengentasan
penduduk miskin makin bertambah kemiskinan melalui berbagai skema
seiring bertambahnya jumlah bantuan.
penduduk di Kelurahan Deringo, Analisis data untuk menentukan
padahal Pemerintah Kota Cilegon ukuran kemiskinan menggunakan
sudah membuat dan melaksanakan indeks kemiskinan, indeks
program-program untuk mengurangi kemiskinan yang digunakan dalam
dan menekan jumlah penduduk penelitian ini adalah indeks Sen dan
miskin. Pertanyaannya adalah Berapa indeks Foster-Greer-Thorbecke
besar indeks kemiskinan di Kelurahan (FGT).
Deringo Kecamatan Citangkil Kota Indeks FGT dikembangkan oleh
Cilegon? Faktor-faktor apa saja yang Foster-Greer-Thorbecke (1984)dalam
menyebabkan kemiskinan. (Fistiana, 2012) dengan rumus
sebagai berikut:

Kemiskinan dan Faktor Penyebabnya di Kelurahan Deringo Kecamatan Citangkil Kota Cilegon
(Nur Aisah et al) | 319
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 13 No. 2 Desember 2020: 315-328

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

𝒒
Ukuran ini menggambarkan
𝟏 𝐳 − 𝐲𝐢 𝒂
𝐏𝒂 = ∑ [ ] kemiskinan dalam suatu
𝒏 𝐳
𝒕=𝟏 masyarakat. Indikator
Dimana : kemiskinan dengan ukuran ini
α : 0,1,2 ditunjukkan dari Head Count
z : Garis Kemiskinan Kota Index (HCI-P0), yaitu persentase
Cilegon. penduduk miskin yang berada
Yi : Rata-rata pengeluaran di bawah Garis Kemiskinan
perkapita sebulan Rumah (GK).
Tangga Sasaran di Kelurahan b. Ukuran poverty gap (Indeks
Deringo yang berada di bawah Kedalaman Kemiskinan)
garis kemiskinan Kota Ukuran ini menggambarkan
Cilegon (i=1,2..,q), yi < z seberapa jauh jurang
q : Banyaknya Rumah Tangga pendapatan si miskin dengan
Sasaran di Kelurahan Deringo Garis Kemiskinan. Kemiskinan
yang berada dibawah garis dengan ukuran ini ditunjukkan
kemiskinan Kota Cilegon. dari Poverty Gap Index (Indeks
n : Jumlah Kesuluruhan Sampel Kedalaman Kemiskinan-P1)
Rumah Tangga Sasaran di yang merupakan ukuran rata-
Kelurahan Deringo. rata kesenjangan pengeluaran
masing-masing penduduk
Jika α = 0, diperoleh Head Count miskin terhadap Garis
Index (P0), jika α=1 diperoleh Poverty Kemiskinan. Semakin tinggi
Gap Index (P1) dan jika α=2 diperoleh nilai indeks, semakin jauh rata-
Poverty Severity Index (P2). rata pengeluaran penduduk dari
Garis Kemiskinan
Berdasarkan pendekatan c. Ukuran poverty severity (Indeks
kebutuhan dasar, terdapat tiga ukuran Keparahan Kemiskinan)
yang menjadi indikator kemiskinan, Ukuran ini menunjukkan
yaitu: seberapa parah kemiskinan
a. Ukuran poverty incidence yang terjadi dengan member
(Persentase Penduduk Miskin)

Kemiskinan dan Faktor Penyebabnya di Kelurahan Deringo Kecamatan Citangkil Kota Cilegon
(Nur Aisah et al) | 320
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 13 No. 2 Desember 2020: 315-328

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

bobot yang lebih tinggi bagi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


poverty gap yang lebih miskin
a. Indeks Kemiskinan
dibandingkan yang kurang
miskin. Indikator kemiskinan Indikator kemiskinan ada 3
dengan ukuran ini ditunjukkan yaitu: Head Count Index atau
oleh Poverty Severity Index persentase penduduk miskin, Poverty
(Indeks Keparahan Kemiskinan- Gap Index atau indeks kedalaman
P2) yang memberikan gambaran kemiskina, dan Poverty Severity Index
mengenai penyebaran atau indeks keparahan kemiskinan.
pengeluaran diantara penduduk Perhitungan yang digunakan untuk
miskin. menghitung indeks kemiskinan dalam
Analisis faktor penyebab adalah FGT Index yaitu sama dengan
kemiskinan menggunakan cara perhitungan yang Badan Pusat
deskriptif, dengan menghitung Statistik, yakni dengan rumus :
𝒒
persentase berdasarkan faktor
𝟏 𝐳 − 𝐲𝐢 𝒂
penyebab kemiskinan menurut 𝐏𝒂 = ∑[ ]
𝒏 𝐳
(BAPPENAS, 2005) (Kartasassmita, 𝒕=𝟏

1996), yang mengungkapkan bahwa Dimana :

terdapat ada 4 faktor penyebab α : 0,1,2


kemiskinan, antaralain: ( z : Garis Kemiskinan Kota
1)Rendahnya tingkat pendidikan; (2) Cilegon.
Rendahnya tingkat kesehatan; yi : Rata-rata pengeluaran

(3).Terbatasnya lapangan kerja; (4) perkapita sebulan Rumah


Kondisi keterisolasian. Penyebab Tangga Sasaran di
kemiskinan menurut (Mudrajad, Kelurahan Deringo yang
2000) kemiskinan muncul akibat berada di bawah garis

perbedaan kualitas sumber daya kemiskinan Kota Cilegon


manusia karena kualitas sumber daya (i=1,2..,q), yi < z
manusia yang rendah berarti q : Banyaknya Rumah Tangga
produktivitas juga rendah, upahnya Sasaran di Kelurahan

pun rendah. Deringo yang berada

Kemiskinan dan Faktor Penyebabnya di Kelurahan Deringo Kecamatan Citangkil Kota Cilegon
(Nur Aisah et al) | 321
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 13 No. 2 Desember 2020: 315-328

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

dibawah garis kemiskinan dikategorikan miskin. Maka dapat


Kota Cilegon. dihitung :
𝒒
n : Jumlah Kesuluruhan
𝟏 𝐳 − 𝐲𝐢 𝟎
Sampel Rumah Tangga 𝐏𝒂 = ∑[ ]
𝒏 𝐳
Sasaran di Kelurahan 𝒕=𝟏

Deringo. 𝒒
𝑷𝟎 =
𝒏
Hasil Penelitian menunjukkan : 𝟒𝟔
𝑷𝟎 =
𝟖𝟎
a. Garis Kemiskinan Kota Cilegon 𝑷𝟎 = 0,575
(z) adalah 428.867
Hasil analisis diatas
b. Jumlah Keseluruhan Sampel
menunjukkan bahwa presentase
Rumah Tangga Sasaran di
rumah tangga sasaran di Kelurahan
Kelurahan Deringo (n) adalah
Deringo yang dikategorikan di bawah
80 RTS
garis kemiskinan Kota Cilegon
c. Banyaknya Rumah Tangga
mecapai 0,575 atau sebesar 57,5%
Sasaran di Kelurahan Deringo
dari kesuluruhan sampel, dengan kata
yang di bawah garis kemiskinan
lain dapat di katakana bahwa 57,5 %
(q) adalah 46 RTS
𝐳−𝐲𝐢
atau 46 KK dari 80 KK yang diteliti
d. ∑[ ] = 16,936
𝐳 memiliki pengeluaran untuk makanan
𝐳−𝐲𝐢 𝟐
e. ∑[ ] = 8,572 dan bukan makanan kurang dari
𝐳
Rp.428.827,-sedangkan sisanya
Headcount Index (P0) 42,5% sama dengan atau berada

Perhitungan Headcount Index diatas garis kemiskinan Kota Cilegon.

(P0), Indeks Kedalaman Kemiskinan / Dapat juga dikatakan bahwa 42,5 %

Poverty Gap (P1), serta Indeks atau 34 KK dari 80 Kk yang diteliti

Keparahan Kemiskinan / Severity memiliki pengeluaran untuk makanan

Index (P2) di Kelurahan Deringo dan bukan makanan dama dengan

adalah sebagai berkut: atau lebih dari Rp.428.827,-.

Headcount index atau


presentase rumah tangga sasaran yang

Kemiskinan dan Faktor Penyebabnya di Kelurahan Deringo Kecamatan Citangkil Kota Cilegon
(Nur Aisah et al) | 322
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 13 No. 2 Desember 2020: 315-328

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

1. Indeks Kedalaman Kemiskinan/ 2. Indeks Keparahan Kemiskinan /


Poverty Gap (P1) Severity Index (P2)

Poverty Gap Index atau Indeks Perhitungan untuk Indeks


Kedalaman Kemiskinan keparahan kemiskinan adalah sebagai
perhitungannya adalah: berikut:
𝟏 𝐳 − 𝐲𝐢 𝟏 𝟏 𝐳 − 𝐲𝐢 𝟐
𝐏𝟏 = ∑ [ ] 𝐏𝟐 = ∑ [ ]
𝒏 𝐳 𝒏 𝐳
𝟏 𝟏
𝑷𝟏 = × 𝟏𝟔, 𝟗𝟑𝟔 𝑷𝟐 = × 𝟖, 𝟓𝟕𝟐
𝟖𝟎 𝟖𝟎
𝑷𝟏 = 𝟎, 𝟐𝟏𝟏𝟕 atau dibulatkan menjadi 𝟎, 𝟐𝟏 𝑷𝟐 = 𝟎,1071 atau dibulatkan

Hasil analisis indeks kedalaman menjadi 0,11

kemiskinan adalah 0,21 sedangkan Indeks keparahan kemiskinan di


untuk Kota Cilegon menurut Badan Kelurahan Deringo adalah 0,11 untuk
Pusat Statistik pada perhitungan di Kota Cilegon sendiri indeks
terakhir tahun 2018 memiliki indeks keparahan kemiskinan pada tahun
kedalaman kemiskinan sebesar 0,59. 2018 adalah 0,18. penduduk miskin.
Berarti indeks kedalaman kemiskinan Jika dibandingkan, angka indeks
di Kota Cilegon lebih besar keparahan di Kelurahan Deringo lebih
dibandingkan indeks kedalaman rendah dibandingkan dengan angka
kemiskinan di Kelurahan Deringo. indeks keparahan Kota Cilegon.
Semakin tinggi nilai indeks, semakin Indeks keparahan kemiskinan juga
jauh rata-rata pengeluaran penduduk mengidikasikan bahwa semakin tinggi
dari Garis Kemiskinan. Sehingga nilai indeks, semakin tinggi
dapat dikatakan rata-rata pengeluaran ketimpangan pengeluaran diantara
Rumah Tangga Sasaran Kelurahan penduduk miskin. Hal ini
deringo lebih mendekati garis menunjukkan bahwa ketimpangan
kemiskinan dibandingkan dengan pegeluaran antar Rumah Tangga
rata-rata pengeluaran penduduk Sasaran di Kelurahan Deringo lebih
miskin di Kota Cilegon. kecil dibandingkan ketimpangan
pengeluaran penduduk miskin di Kota
Cilegon.

Kemiskinan dan Faktor Penyebabnya di Kelurahan Deringo Kecamatan Citangkil Kota Cilegon
(Nur Aisah et al) | 323
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 13 No. 2 Desember 2020: 315-328

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

b. Faktor Penyebab Kemiskinan bersaing untuk mendapatkan


di Kelurahan Deringo pekerjaan di sector industry, yang
mensyaratkan kualifikasi pendidikan
Tingkat Pendidikan
dan keahlian tertentu. Akibat dari
Tabel 3 berikut menunjukkan tingkat pendidikan yang rendah ini
bahwa tingkat pendidikan sampel sebagian besar penduduk bekerja
yang diteliti didominasi oleh lulusan sebagai tenaga buruh kasar atau
SD/MI. Tingkat pendidikan formal tenaga serabutan.
yang relative rendah ini
mengakibatkan penduduk tidak dapat

Tabel 3. Pendidikan Terakhir Kepala Keluarga Rumah Tangga Sasaran


Penerima Program Bantuan di Kelurahan Deringo

No Uraian Jumlah Persentase (Persen)


1 Tidak Sekolah 15 18,75
2 SD/MI 47 58,75
3 SMP/MTs 16 20
4 SMA/MA/SMK 2 2,5
Total 80 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2019

Kesempatan Kerja

Tabel 4. Jenis Pekerjaan Kepala Keluarga Rumah Tangga Sasaran di


Kelurahan Deringo

No Uraian Jumlah Persentase (Persen)


1 Tidak Bekerja 7 8,75
2 Pekerja Lepas 62 77,50
3 Petani 6 7,50
4 Wirausaha 2 2,50
5 Karyawan Swasta 2 2,50
4 Guru 1 1,25
Total 80 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Tabel 4 menunjukkan bahwa biasanya tidak memerlukan
mayoritas penduduk yang berada di kualifikasi keahlian tertentu, dengan
Kelurahan Deringo bekerja sebagai demikian hanya mengandalkan
Pekerja lepas, jenis pekerjaan ini kemampuan fisik. Jenis pekerjaan ini

Kemiskinan dan Faktor Penyebabnya di Kelurahan Deringo Kecamatan Citangkil Kota Cilegon
(Nur Aisah et al) | 324
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 13 No. 2 Desember 2020: 315-328

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

akan berakibat pada rendahnya keluarga. Semakin banyak jumlah


pendapatan keluaarga. tanggungan keluarga akan semakin
besar kebutuhan untuk makanan dan
Jumlah Anggota Keluarga yang
bukan makanan. Jika penghasilan
Ditanggung
rumah tangga terbatas, maka
Tabel 5. Menunjukkan bahwa pengeluaran untuk makanan dan
Rumah tangga sampel di Kelurahan bukan makanan juga akan semakin
Deringo didominasi oleh kepemilikan rendah.
tanggungan keluarga lebih besar atau
sama dengan 4 orang per kepala

Tabel 5.Jumlah Anggota Keluarga yang Ditanggung Rumah Tangga Sasaran


di Kelurahan Deringo.

No Uraian Jumlah Persentase (Persen)


Tidak Memiliki
1 1 1,25
Tanggungan
2 1 tanggungan 5 6,25
3 2 tanggungan 14 17,50
4 3 tanggungan 22 27,50
5 4 tanggungan 19 23,75
4 >4 tanggungan 19 23,75
Total 80 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2019

Akses Kesehatan

Tabel 6. Kepemilikan BPJS Kesehatan Rumah Tangga Sasaran di Kelurahan


Deringo.

Persentase
No Kepemilikan BPJS Jumlah
(Persen)
Seluruh Anggota Keluarga
1 54 67,50
Memiliki
Tidak Seluruh Anggota Keluarga
2 19 23,75
Memiliki
Seluruh Anggota Keluarga Tidak
3 7 8,75
Memiliki
Total 80 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2019

Kemiskinan dan Faktor Penyebabnya di Kelurahan Deringo Kecamatan Citangkil Kota Cilegon
(Nur Aisah et al) | 325
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 13 No. 2 Desember 2020: 315-328

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

Berdasarkan Table 6 dapat persyaratan untuk mengurus kartu


diketahui bahwa 67,5 5 penduduk BPJS.
memiliki Kartu BPJS, hal ini
Akses Air dan Sanitasi
menunujukkan bahwa akses
kesehatan bagi penduduk di Sebagian besar penduduk di
Kelurahan Deringo relative lebih Kelurahan Deringo atau 86,25 %
mudah. Hanya 8,75 % penduduk yang telah memiliki sumur sendiri, hal ini
tidak memiliki Kartu BPJS. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat tidak
kemungkinan karena penduduk yang kesulitan dalam mengakses sumber
tidak mengurus kartu BPJS atau air, baik untuk keperluan minum dan
mereka tidak memiliki kelengkapan memasak, maupun keperluan mandi
mencuci.

Tabel 7. Kepemilikan Sumur Rumah Tangga Sasaran di Kelurahan Deringo.

Persentase
No Uraian Jumlah
(Persen)
1 Memiliki Sumur Sendiri 69 86,25
2 Tidak Punya Memiliki Sendiri 11 13,75
Total 80 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2019

Kepemilikan

Tabel 81. Kepemilikan Toilet Rumah Tangga Sasaran di Kelurahan Deringo.

Persentase
No Uraian Jumlah
(Persen)
1 Memiliki Toilet Sendiri 71 88,75
2 Tidak Punya Memiliki Sendiri 9 11,25
Total 80 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Kepemilikan toilet oleh Hal ini menunjukkan masih adanya
masyarakat kelurahan Deringo, masyarakat yang menggunakan toilet
sebagian besar atau 88,75 % memiliki di fasilitas umum seperti mushola
toilet sendiri, sedangkan sisanya atau masjid.
11,25 % tidak memiliki toilet sendiri.

Kemiskinan dan Faktor Penyebabnya di Kelurahan Deringo Kecamatan Citangkil Kota Cilegon
(Nur Aisah et al) | 326
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 13 No. 2 Desember 2020: 315-328

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

4. SIMPULAN DAN SARAN SD/MI, serta bekerja sebagai pekerja


lepas
Kesimpulan
Saran
Headcount index atau
presentase rumah tangga sasaran di Berdasarkan kesimpulan di atas,
Kelurahan Deringo yang maka penulis menyarankan:
dikategorikan di bawah garis 1. Diharapkan kepada pemerintah
kemiskinan mecapai 57,5%, indeks dapat mendorong perusahaan-
kedalaman kemiskinan adalah 0,21, perusahaan terutama yang
dan indeks keparahan kemiskinannya terletak di Kecamatan Citangkil
adalah 0,11. Pengeluaran rata-rata untuk mengarahkan Corporate
Rumah Tangga Sasaran lebih Sosial Responsbility (CSR) agar
mendekati garis kemiskinan berfokus di Kelurahan Deringo
dibandingkan dengan pengeluaran atau membuat kebijakan dengan
keseluruhan penduduk miskin di Kota memberikan program-program
Cilegon, tetapi ketimpangan berupa kegiatan yang
pengeluaran tiap Rumah Tangga bersinambungan seperti
Sasaran lebih rendah dibandingkan pelatihan, kursus, dan lain
ketimpangan pengeluaran penduduk sebagainya.
miskin Kota Cilegon. 2. Diharapkan pemerintah dapat
Faktor utama yang menjadi memperhatikan pendidikan di
faktor penyebab kemiskinan di Kelurahan Deringo dengan
Kelurahan Deringo secara umum, mendorong anak-anak di
yaitu : tingkat pendidikan, Kelurahan Deringo pada saat ini
kesempatan kerja, jumlah anggota agar menempuh pendidikan
keluarga yang ditanggung, akses lebih tinggi atau
kesehatan, serta akses air dan sanitasi. mensosialisasikan tentang
Faktor yang paling mendominasi Sekolah Menengah Kejuruan
adalah tingkat pendidikan dan yang biasanya memberikan
kesempatan kerja. Kepala rumah keahlian dalam bidang tertentu
tangga RTS mayoritas hanya lulusan

Kemiskinan dan Faktor Penyebabnya di Kelurahan Deringo Kecamatan Citangkil Kota Cilegon
(Nur Aisah et al) | 327
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 13 No. 2 Desember 2020: 315-328

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

sehingga pada saat lulus sudah Bogor). Media Ekonomi Vol.


20.
siap dalam dunia kerja.
Kartasassmita, G. (1996).
DAFTAR PUSTAKA Pembangunan Untuk Rakyat.
Jakarta: Pustaka Cidosindo.
BPS,RI. (2016). Perhitungan dan
Lembaran Negara Republik
Analisis Kemiskinan Makro
Indonesia, T. 2. (2004).
Indonesia. Jakarta: BPS.
Undang-Undang No. 24 Tahun
A.Suryawati. (2004). Teori Ekonomi 2004 tentang Lembaga
Mikro. Jakarta: UPP AMP Penjamin Simpanan. Jakarta:
YKPN. Lembaga Penjamin Simpanan
Indonesia.
BAPPENAS. (2005). Stategi
Nasional Penanggulangan Limbong, B. (2011). Ekonomi
Kemiskinan. Kerakyatan dan Nasionalisme
Ekonomi. Jakarta: Pustaka
DinasSosialCilegon. (2017). Profil Margaretha.
Data Bidang Kesejahteraan
Sosial. Cilegon: Dinas Sosial. Mikkelsen, B. (2003). Metode
Penelitian Partisipatoris dan
Fistiana, D. (2012). Analisis Indeks Upaya Pemberdayaan. Jakarta:
Kemiskinan dengan Penerbit Yayasan Obor
Menggunakan Pendekatan FGT Indonesia.
Index Seudah Program Ikhtiar
(Studi Kasus Program Ikhtiar Mudrajad, k. (2000). Ekonomi
Mandiri di Desa Tegal dan Pembangunan, teori masalah
Desa Babakan Sebrang dan kebijakan. Yogyakarta:
Kecamatan Ciseeng Kabupaten UPP AMP YKPN.

Kemiskinan dan Faktor Penyebabnya di Kelurahan Deringo Kecamatan Citangkil Kota Cilegon
(Nur Aisah et al) | 328

You might also like