You are on page 1of 13

Jurnal GOVERNANSI, p-ISSN 2442-3971 e-ISSN 2549-7138 1

Volume 7 Nomor 2, Oktober 2021

FORM JGS-3

EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN SOSIAL TUNAI (BST) DI


KOTA SURABAYA (Studi Pada Kecamatan Tambaksari)

POLICY EVALUATION OF BANTUAN SOSIAL TUNAI (BST) PROGRAMS IN


SURABAYA CITY (Study In Tambaksari District)

Khusnul Khothimah1, Diana Hertati2*


1,2Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Jl. Rungkut Madya No. 1, Gunung Anyar,
Kecamatan Gunung Anyar, Kota Surabaya, 60294

*Korespondensi: Diana Hertati, Email: dianahertati.dh@gmail.com


(Diterima: 28-04-2021; Disetujui: 05-05-2021)

ABSTRACT
Poverty is one of the social phenomena which until now still occurs in many countries, as well as in
Indonesia. Especially in the midst of the Covid-19 pandemic, there is also a growing number of poor people.
Various kinds of efforts have been made by the government to overcome it, one of which is the Cash Problem
Assistance (BST) program. However, in its implementation in the field, there are still many findings that this
assistance is not on target, reduces people's productivity, there are no regulations governing the use of
subsidized funds, there is a reduction in subsidy funds every period. The purpose of this research is to evaluate
the BST program policies in the Tambaksari District so that in the future it can be even better. This research uses
descriptive qualitative method with data collection through interviews, observation, documentation study, and
literature study. Based on the research results, this program has been able to help meet basic needs and can ease
the burden on the life of target household recipients even though the nominal is still far from sufficient. However,
this assistance is not evenly distributed to people who need it and there are still recipients who are not on target
because the data used is still using old data and is slow in updating data.

Key words: Evaluation; Public Policy; Bantuan Sosial Tunai (BST)

ABSTRAK
Kemiskinan merupakan salah satu fenomena sosial yang sampai saat ini masih banyak terjadi di
berbagai negara, begitupun negara Indonesia. Apalagi ditengah terjadinya pandemi Covid-19 ini juga semakin
banyaknya pertabahan jumlah masyarakat miskin. Berbagai macam upaya telah dilakukan oleh pemerintah
untuk mengatasinya salah satunya yaitu dari adanya program Bantuan Soisal Tunai (BST). Tapi pada
implementasinya dilapangan masih banyak ditemukan bantuan tersebut tidak tepat sasaran, menurunkan
produktivitas masyarakat, tidak ada peraturan yang mengatur mengenai penggunaan dana subsidi, adanya
pengurangan dana subsidi setiap periodenya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi kebijakan
program BST di Kecamatan Tambaksari agar kedepannya dapat lebih baik lagi. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan datanya melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi,
dan studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian, program ini telah mampu membantu memenuhi kebutuhan
pokok dan dapat meringankan beban hidup penerima rumah tangga sasaran meskipun dengan nominal yang
masih dirasa jauh dari kata cukup. Namun bantuan ini belum merata ke masyarakat yang membutuhkan dan
masih adanya penerima yang tidak tepat sasaran dikarenakan data yang digunakan masih menggunakan data
lama dan lamban dalam pembaharuan data.

Kata kunci: Evaluasi; Kebijakan Publik; Bantuan Sosial Tunai (BST)

Khusnul Khothimah . (2021). Evaluasi Kebijakan Program Bantuan Sosial Tunai (BST) di Kota Surabaya
(Studi pada Kecamatan Tambaksari). Jurnal GOVERNANSI, 7(2).
2 Khusnul Khothimah, Diana Hertati Evaluasi Kebijakan Program Bantuan Sosial Tunai
(BST) di Kota Surabaya (Studi pada Kecamatan
Tambaksari)

PENDAHULUAN mengonsumsi daging/susu/ayam dalam


Penanganan fakir miskin satu kali seminggu, hanya membeli satu
dilaksanakan secara terarah, terpadu, dan stel pakaian baru dalam setahun, hanya
berkelanjutan oleh Pemerintah, sanggup makan sebanyak satu/dua kali
Pemerintah Daerah, dan masyarakat sesuai dalam sehari, tidak sanggup membayar
dengan amanat UU No.13 Tahun 2011. biasya pengobatan di
Kebijakan pemerintah yang berfokus pada puskesmas/poliklinik, sumber penghasilan
penanganan kemiskinan di setiap daerah kepala rumah tangga adalah : petani
diwujudkan dalam bentuk program dengan luas lahan 500m2, buruh tani,
Bantuan Sosial melalui Dinas Sosial. nelayan, buruh bangunan, buruh
perkebunan dan atau pekerjaan lainnya
Kemiskinan didefinisikan sebagai dengan pendapatan dibawah Rp 600.000,-
standar hidup yang rendah, yaitu adanya per bulan, pendidikan tertinggi kepala
suatu tingkat kekurangan materi rumah tangga : tidak sekolah/tidak tamat
dibandingkan dengan standar kehidupan SD/tamat SD, tidak memiliki
yang umum berlaku dalam masyarakat tabungan/barang yang mudah dijual
yang bersangkutan (Yasa, 2018). Namun dengan minimal Rp 500.000,- seperti
secara umum kemiskinan merupakan sepeda motor kredit/non kredit, emas,
fenomena sosial yang terjadi akibat ternak, kapal motor, atau barang modal
rendahnya pendapatan perkapita dan lainnya.
tingkat kesejahteraan yang rendah.
Tabel 1.1
Garis kemiskinan merupakan Angka dan Garis Kemiskinan di
indikator untuk pengelompokkan Surabaya Tahun 2010-2019
penduduk menjadi miskin atau tidak.
Kategori penduduk miskin yaitu memiliki
rata-rata pendapat per kapita setiap bulan
di bawah garis kemiskinan. Badan Pusat
Statistik (BPS) mencatat garis kemiskinan
pada September 2019 sebesar Rp440.538
per kapita per bulan yang dikutip dari
(Aris, 2020). Selain itu, pemerintah dalam Sumber: Badan Pusat Statistik Kota
menentukan masyarakat miskin selalu Surabaya, (Oktober 2020)
berpedoman dengan 14 kriteria Pada saat masa pandemi seperti ini
masyarakat miskin menurut BPS (2014), pun pemerintah juga memberi Bantuan
diantaranya yaitu luas lantai bangunan Sosial untuk masyarakat yang terdampak
tempat tinggal kurang dari 8m 2 per-orang, COVID-19 yaitu Program Bantuan Sosial
jenis lantai tempat tinggal terbuat dari Tunai (BST). BST merupakan pemberian
tanah/bambu/kayu murahan, jenis dinding uang tunai kepada keluarga miskin atau
tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu tidak mampu untuk mengurangi dampak
berkualitas rendah/tembok tanpa ekonomi akibat adanya pandemi COVID-19
diplester, tidak memiliki fasilitas buang air sebesar Rp 600 ribu perbulan sebanyak 3
besar/fasilitas bersama-sama dengan bulan yang pembagiannya dilakukan di
rumah tangga lain, sumber penerangan sejumlah kantor pos yang sudah bekerja
rumah tangga tidak menggunakan listrik, sama dengan Kemensos RI (Utomo, 2020).
sumber air minum berasal dari Kebijakan ini sangat riskan
sumur/mata air tidak menciptakan karakter masyarakat yang
terlindungi/sungai/air hujan, bahan bakar selalu dimanja dan menjadi bangsa
untuk memasak sehari-hari adalah kayu “peminta-minta”. Selain itu juga BST tidak
bakar/arang/minyak tanah, hanya mampu memberikan dampak positif
Jurnal GOVERNANSI, p-ISSN 2442-3971 e-ISSN 2549-7138 3
Volume 7 Nomor 2, Oktober 2021

terhadap peningkatan produktifitas serangkaian keputusan yang dibuat oleh


masyarakat miskin, melainkan lebih ke seorang aktor atau sekelompok aktor
memberikan dampak negatif pada politik mengenai pemilihan tujuan-tujuan
penurunan produktifitas (Dewi, 2011). dan cara untuk mencapai tujuan dalam
Masalah ini termasuk dalam kriteria suatu situasi tertentu di mana keputusan-
evaluasi kebijakan menurut William N. keputusan tersebut seyogianya secara
Dunn dalam kriteria efektivitas. prinsip masih berada dalam kekuasaan
Selain itu pada implementasinya tidak aktor-aktor tersebut untuk mencapainya.
sesuai dengan peraturan tersebut yaitu Sedangkan menurut Dye dikutip oleh
diketahui adanya warga yang Anggara (2014:35), “Public Policy is
mengembalikan Bantuan Sosial karena whatever the government choose to do or not
ketidak tepatan sasaran pemberian to do” (kebijakan publik adalah apapun
bantuan (Sulhan & Sasongko, 2017). pilihan pemerintah untuk melakukan
Masalah ini termasuk dalam kriteria sesuatu atau tidak melakukan sesuatu).
evaluasi kebijakan menurut William N. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
Dunn dalam kriteria kecukupan dan bahwa kebijakan publik adalah perumusan
perataan. kebijakan yang dibuat sejumlah aktor
Dalam pembagian dana bantuanpun (pejabat, kelompok, instansi pemerintah)
petugas kesulitan dikarenakan ada warga untuk mencapai tujuan tertentu
yang tidak mempunyai identitas diri yang Evaluasi
digunakan sebagai tanda bukti Evaluasi merupakan tahap penting
pengambilan dana bantuan tersebut dan bagi keseluruhan proses analisis kebijakan
pengambilan tidak dapat diwakilkan. publik yang tidak hanya dilakukan pada
Masalah ini termasuk dalam kriteria tahap terakhir, tetapi juga dilakukan dalam
evaluasi kebijakan menurut William N. seluruh proses kebijakan. Evaluasi
Dunn dalam kriteria efisiensi. Dan juga dilakukan karena tidak semua program
adanya persoalan penurunan dana subsidi, kebijakan publik meraih hasil yang
hal ini termasuk dalam kriteria evaluasi diinginkan. Evaluasi menurut Arikunto
kebijakan menurut William N. Dunn dalam dikutip oleh Fremi (2018:14) adalah
kriteria responsibilitas. kegiatan untuk mengumpulkan informasi
Kemudian juga tidak adanya tentang bekerjanya sesuatu, yang
ketentuan yang mengatur penggunaan selanjutnya informasi tersebut digunakan
dana BST sehingga penerima dapat untuk menentukan alternatif yang tepat
menggunakan dana dengan tidak dalam mengambil keputusan. Menurut
semestinya seperti belanja baju, sepatu, Winarno (2008:225) evaluasi kebijakan
dan sejenisnya. Masalah ini termasuk dapat dikatakan sebagai kegiatan yang
dalam kriteria evaluasi kebijakan menurut menyangkut estimasi atau penilaian
William N. Dunn dalam kriteria efisiensi kebijakan yang mencangkup substansi,
dan ketepatan. Dari persoalan diatas, maka implementasi, dan dampak. Sedangkan
tujuan dari penelitian kali ini yaitu untuk menurut Dunn (2003:608) evaluasi
mengevaluasi kebijakan program Bantuan berkenaan dengan produksi informasi
Sosial Tunai (BST) di Kota Surabaya (Studi mengenai nilai atau manfaat hasil
pada Kecamatan Tambaksari). kebijakan. Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa evaluasi kebijakan
MATERI DAN METODE adalah suatu proses perbandingan atau
kegiatan untuk menentukan nilai
Kebijakan Publik berdasarkan acuan-acuan tertentu untuk
Menurut William dikutip oleh Islamy mencapai tujuan yang diinginkan.
(2017:5), kebijakan publik adalah
4 Khusnul Khothimah, Diana Hertati Evaluasi Kebijakan Program Bantuan Sosial Tunai
(BST) di Kota Surabaya (Studi pada Kecamatan
Tambaksari)

Menurut Dunn (2003:610) mendukung terselenggaranya fungsi


menggambarkan kriteria-kriteria evaluasi organisasi tersebut.
kebijakan sebagai berikut : Bantuan Sosial Tunai
Tabel 2.2 Menurut Keputusan Direktur
Kriteria Evaluasi Jenderal Penanganan Fakir Miskin
Tipe Kriteria Pertanyaan No.18/6/SK/HK.02.02/4/2020 tentang
Apakah hasil yang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Sosial
Efektivitas diinginkan telah Tunai dalam Penanganan Dampak COVID-
dicapai 19, Bantuan Sosial Tunai adalah bantuan
Seberapa banyak berupa uang yang diberikan kepada
usaha diperlukan keluarga miskin, tidak mampu, dan atau
Efisiensi rentan yang terkena dampak wabah
untuk mencapai hasil
yang diinginkan COVID-19. Bantuan ini merupakan bantuan
yang bersumber dari Kementerian Sosial
Seberapa jauh
dan penerima BST selain dari DTKS, juga
pencapaian hasil yang
Kecukupan menggunakan data keluarga penerima
diinginkan
manfaat BST diprioritaskan berasal dari
memecahkan masalah
usulan pemerintah daerah kabupaten/kota
Apakah biaya manfaat dengan melampirkan surat pernyataan
didistribusikan dengan tanggungjawab mutlak mengenai
Perataan merata kepada kebenaran data keluarga penerima manfaat
kelompok-kelompok yang diusulkan sebagai keluarga penerima
yang berbeda BST hal tersebut diatur dalam Keputusan
Apakah kebijakan Menteri Sosial No.54/HUK/2020 tentang
memuaskan Pelaksanaan Bantuan Sosial Sembako dan
Responsibilitas kebutuhan, preferensi, Bantuan Sosial Tunai dalam Penanganan
atau nilai kelompok- Dampak COVID-19. BST ini diharapkan
kelompok tertentu dapat meringankan beban hidup bagi
Apakah hasil (tujuan) masyarakat yang kehilangan pekerjaan
yang diinginkan benar- atau dirumahkan karena tempat kerjanya
Ketepatan benar berguna atau tidak beroperasi akibat pandemi.
bernilai Metode yang digunakan dalam
Sumber : Dunn dikutip oleh Nugroho penelitian ini adalah penelitian kualitatif
(2018:786) dengan pendekatan deskriptif. Penelitian
Penetapan Sasaran Program kualitatif merupakan metode penelitian
Sasaran merupakan penjabaran dari yang berlandaskan kepada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti
tujuan organisasi, dalam bentuk terakhir
pada kondisi obyek yang alamiah, dimana
dan akan dapat dicapai atau dihasilkan
dalam jangka waktu tahunan, semesteran, peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara
atau bulanan. Oleh karena itu sasaran yang
ditetapkan diharapkan untuk memberikan gabungan, analisis data bersifat induktif,
dan hasil penelitian lebih menekankan
focus pada penyusunan program dan
makna dari pada generalisasi (Sugiyono,
kegiatan bersifat spesifik, terinci, dapat
diukur dan dapat dicapai (Badan 2017:9). Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang memaparkan dan
Pengelolaan Keuangan, 2018:1). Dan juga
bertujuan memberikan gambaran serta
penetapan suatu sasaran program berguna
menjelaskan dari variabel yang diteliti
untuk pencapaian sasaran program dan
(Susanti, 2016:2801). Jadi, jenis penelitian
kegiatan suatu organisasi dalam
Jurnal GOVERNANSI, p-ISSN 2442-3971 e-ISSN 2549-7138 5
Volume 7 Nomor 2, Oktober 2021

deskriptif kualitatif menampilkan hasil Apakah biaya


data apa adanya tanpa proses manipulasi manfaat
atau perlakuan lain didistribusikan
Perataan dengan merata
HASIL DAN PEMBAHASAN kepada kelompok-
kelompok yang
Evaluasi Kebijakan Program Bantuan berbeda
Sosial Tunai (BST) di Kota Surabaya
Apakah kebijakan
(Studi pada Kecamatan Tambaksari)
memuaskan
Untuk mengetahui tingkat kebutuhan,
keberhasilan suatu program, maka Responsibilitas preferensi, atau nilai
dibutuhkan suatu evaluasi. Evaluasi kelompok-kelompok
program mempersoalkan apa yang tertentu
sesungguhnya telah terjadi sebagai hasil
Apakah hasil (tujuan)
dari sebuah kebijakan atau program
yang diinginkan
dengan apa yang terjadi setelah kebijakan Ketepatan benar-benar berguna
tersebut dilaksanakan. Atau bisa dikatakan
atau bernilai
bahwa evaluasi akan mempersoalkan
dampak nyata dari sebuah proses akhir Sumber : Dunn dikutip oleh Nugroho
kebijakan atau seberapa jauh kebijakan (2018:786)
tersebut mencapai hasil yang diharapkan Peneliti melakukan tinjauan ke
sesuai tujuan. Dan untuk menilai lapangan tempat BST ini berlangsung di
keberhasilan suatu program juga salah satu kecamatan di Surabaya yaitu
diperlukan pengembangan beberapa Kecamatan Tambaksari. Peneliti
indikator atau kriteria yang menjadi acuan mengambil lokasi penelitian di tempat
dalam melakukan evaluasi. tersebut karena Kecamatan Tambaksari
Untuk mengukur tingkan merupakan kecamatan yang memiliki
keberhasilan pelaksanaan program BST, jumlah penerima BST tertinggi di Kota
peneliti melakukan penelitian dengan Surabya sebesar 21.028 penerima. Peneliti
menggunakan teori William N. Dunn. melakukan observasi dan wawancara
Adapun kriteria-kriteria evaluasi menurut kepada pihak terkait BST yaitu Dinas Sosial
Dunn dikutip oleh Nugroho (2018:786) Kota Surabaya, Kantor Pos Pusat Surabaya,
sebagai berikut : Kecamatan Tambaksari selaku kecamatan
Tabel 4.5 yang memiliki jumlah penerima BST
Kriteria Evaluasi terbanyak di Surabaya, Kelurahan, RW, RT
dan masyarakat penerima BST maupun
Tipe Kriteria Pertanyaan
yang tidak menerima BST.
Apakah hasil yang
Efektivitas diinginkan telah 1. Efektivitas
dicapai Efektivitas program disini sangat
berkaitan erat dengan sejauh mana
Seberapa banyak
pelaksanaan BST telah mencapai tujuan
usaha diperlukan
Efisiensi yang diharapkan. Efektivitas BST dapat
untuk mencapai hasil
dilihat dari adanya kesesuaian antara
yang diinginkan
konsep dengan fakta yang ada di lapangan,
Seberapa jauh sehingga memungkinkan tujuan dari
pencapaian hasil Program BST ini berjalan dengan baik.
Kecukupan yang diinginkan Adapun tujuan dari adanya BST yaitu untuk
memecahkan mengurangi beban hidup masyarakat
masalah akibat dampak Covid-19.
6 Khusnul Khothimah, Diana Hertati Evaluasi Kebijakan Program Bantuan Sosial Tunai
(BST) di Kota Surabaya (Studi pada Kecamatan
Tambaksari)

Untuk melihat tingkat keefektifan mereka dalam meringankan beban


dari BST di Kecamatan Tambaksari, ada hidup. Dan dengan adanya BST
empat hal yang menjadi sasaran kajian memberikan pengaruh yang cukup
sebagai dasar pengetahuan apakah dalam memenuhi kebutuhan pokok
program tersebut sudah berjalan seperti keluarga sehari-hari, meskipun tidak
yang diharapkan yakni sebagai berikut : memberikan dampak yang sangat
1) Ketepatan sasaran program besar.
Keefektifan pelaksanaan BST 4) Pemantauan program
dapat dilihat salah satunya dari Selain itu, keefektifan BST juga
ketepatan sasaran program. Dari hasil dapat dilihat dari pemantauan program.
wawancara, dapat dimaknai bahwa Pemantauan program adalah kegiatan
ketepatan sasaran program terlihat mengamati perkembangan pelaksanaan
masih sangat kurang. Hal tersebut suatu program, mengidentifikasikan
dikarenakan masih banyaknya serta mengantisipasi permasalahan
penerima BST yang tidak tepat sasaran yang timbul atau akan timbul untuk
sesuai dengan kriteria yang telah dapat ditindak lanjuti. Dari hasil
ditentukan seperti adanya orang wawancara diatas dapat dimaknai
mampu yang terdaftar sebagai bahwa ada pelaksanaan pemantauan
penerima BST, orang yang sudah terkait program BST. Namun meskipun
pindah juga masih terdaftar sebagai adanya pemantauan dan upaya yang
penerima BST, bahkan orang yang dilakukan oleh Dinas Sosial mengenai
sudah meninggal juga masih terdata penerima yang tidak tepat sasaran,
menerima BST. Hal ini disebabkan realitanya dilapangan masih saja
karena data yang digunakan yaitu banyak penerima yang tidak tepat
masih data lama. Padahal data bersifat sasaran. Hal ini dikarenakan dari pihak
dinamis yang selalu berubah-ubah RW maupun RT ada yang tidak berani
mengikuti keadaan dilapangan. karena diintimidasi oleh orang-orang
2) Sosialisasi program tersebut dan didasarkan oleh perasaan
Selain dari kepuasan, keefektifan sungkan atau tidak enak hati untuk
BST dapat dilihat dari sosialisasi mencabut status mereka sebagai
program. Dari hasil wawancara, dapat penerima.
dimaknai bahwa pada dasarnya Berdasarkan hasil wawancara yang
memang informasi mengenai adanya telah dijabarkan dari masing-masing sub
program BST sudah beredar di media- fokus yaitu ketepatan sasaran program,
media. Namun hal tersebut masih sosialisasi program, tujuan program, dan
belum menjangkau ke seluruh pemantauan program pada fokus
masyarakat Indonesia, sehingga masih efektivitas dapat diketahui bahwa program
banyak masyarakat yang belum BST tidak efektif meskipun tujuan dari
mengetahui adanya bantuan tersebut. adanya program BST sangat membantu
penerima dalam meringankan beban hidup.
3) Tujuan program
Hal ini dikarenakan ketepatan sasaran
Keefektifan BST juga dapat dilihat
program terlihat masih sangat kurang
dari tujuan program. Tujuan program
yakni masih banyaknya penerima BST yang
yaitu kesesuaian hasil pelaksanaan
tidak tepat sasaran sesuai dengan kriteria
program dengan tujuan program yang
yang telah ditentukan, perihal sosialisasi
telah ditetapkan sebelumnya. Dari hasil
wawancara, dapat dimaknai bahwa program-pun masih belum menjangkau ke
seluruh masyarakat Indonesia sehingga
masyarakat menilai bahwa dengan
masih banyak masyarakat yang belum
adanya program BST sangat membantu
mengetahui adanya program BST, dan juga
Jurnal GOVERNANSI, p-ISSN 2442-3971 e-ISSN 2549-7138 7
Volume 7 Nomor 2, Oktober 2021

untuk pemantauan program BST memang penyaluran BST sudah tepat waktu
masih berjalan namun tidak dapat yaitu awal bulan sampai pertengahan
memecahkan permasalahan yang terjadi di bulan. Dan juga proses pengambilan
lapangan dikarenakan kurangnya BST tidak memerlukan waktu yang
ketegasan pemerintah terkait yang banyak, dikarenakan tiap tempat
menangani hal tersebut.. pembagian sudah memiliki petugas
2. Efisiensi loket atau juru bayar dan juga ada
Fokus dari kriteria ini adalah banyak tenaga pendamping. Jadi bagi
banyaknya usaha yang diperlukan untuk mereka yang mengambil BST sudah
mencapai keberhasilan program BST tidak perlu antri panjang dan tidak
meliputi sumber daya yang digunakan baik membuang banyak waktu.
alokasi tenaga (SDM) dan estimasi waktu Berdasarkan hasil wawancara yang
yang dikeluarkan oleh pemerintah. Proses telah dijabarkan dari masing-masing sub
kegiatan operasional dapat dikatakan fokus yaitu efisiensi sumber daya manusia
efisiensi apabila suatu produk atau hasil dan efisiensi waktu pada fokus efisiensi
kerja tertentu dapat dicapai dengan dapat diketahui bahwa program BST sudah
penggunaan sumber daya yang serendah- efisien. Hal ini dikarenakan penyaluran
rendahnya. subsidi sudah tepat waktu yaitu awal bulan
Untuk melihat tingkat keefisiensi-an hingga pertengahan bulan,
dari BST di Kecamatan Tambaksari, ada pengambilannya juga tidak membutuhkan
dua hal yang menjadi sasaran kajian waktu yang lama. Begitu juga dengan
sebagai dasar pengetahuan apakah sumber daya manusianya, banyak usaha
program tersebut sudah berjalan seperti atau sumber daya manusia yang terlibat
yang diharapkan yakni sebagai berikut : dalam program BST ini yakni mulai dari
1) Efisiensi sumber daya manusia pihak Dinas Sosial, Kantor Pos, Kelurahan
sampai RT RW yang memiliki tugas
Keefisiensi-an pelaksanaan BST
masing-masing mulai dari survey hingga
dapat dilihat dari banyaknya usaha
penyaluran bantuan.
yang dilakukan pemerintah dan pihak-
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan 3. Kecukupan
program BST. Apabila sedikit usaha Kecukupan Program BST berkaitan
yang dikeluarkan, maka dapat dengan seberapa jauh pencapaian hasil
dikatakan efisien, namun jika yang yang diinginkan dalam memecahkan
sebaliknya maka dikatakan tidak masalah kemiskinan akibat dampak Covid-
efisien. Dari hasil wawancara dapat 19. Untuk melihat tingkat kecukupan dari
dimaknai bahwa banyak usaha atau BST di Kecamatan Tambaksari, ada dua hal
sumber daya manusia yang terlibat yang menjadi sasaran kajian sebagai dasar
dalam program BST ini yakni mulai dari pengetahuan apakah program tersebut
pihak Dinas Sosial sampai RT RW, mulai sudah berjalan seperti yang diharapkan
dari survey hingga penyaluran bantuan. yakni sebagai berikut :
2) Efisiensi Waktu 1) Program BST memecahkan
Keefisiensi-an pelaksanaan BST permasalahan masyarakat yang
juga dapat dilihat dari banyaknya diakibatkan oleh pandemi Covid-19
waktu yang dikeluarkan dalam Salah satu pengukuran
pelaksanaan program BST. Apabila kecukupan dapat dilihat dari
sedikit waktu yang dikeluarkan, maka terpecahkannya permasalahan
dapat dikatakan efisien, namun jika masyarakat dari adanya suatu program
sebaliknya maka dikatakan tidak BST. Dari hasil wawancara, dapat
efisien. Dari hasil wawancara diatas, dimaknai bahwa BST masih belum bisa
dapat dimaknai bahwa proses memecahkan permasalahan
8 Khusnul Khothimah, Diana Hertati Evaluasi Kebijakan Program Bantuan Sosial Tunai
(BST) di Kota Surabaya (Studi pada Kecamatan
Tambaksari)

masyarakat akibat pandemi. Mereka masyarakat setelah adanya program BST


merasa tidak cukup dengan jumlah pada fokus kecukupan dapat diketahui
bantuan yang diterima. Hal ini bahwa program BST hanya dapat
disebabkan oleh tingginya memberikan manfaat terbatas karena dana
perekonomian saat ini, sehingga yang diterima tidak cukup sampai waktu
masyarakat membutuhkan dana yang penyaluran bulan berikutnya. Namun
lebih daripada yag diterima. Meskipun dengan adanya BST dapat mengubah sikap,
BST dapat meringankan beban hidup perilaku, dan pola pikir masyarakat lebih
mereka, namun jumlah subsidi BST baik lagi terhadap suatu hal terutama
hanya cukup untuk memenuhi bantuan sosial.
kebutuhan mereka selama 1-2 minggu 4. Perataan
saja. Jadi Program BST ini hanya Perataan dalam Program BST
memberikan manfaat terbatas karena merupakan manfaat yang diterima oleh
dana yang diterima tidak cukup sampai penerima BST disalurkan secara merata
waktu penyaluran bulan berikutnya. kepada yang seharusnya menerima subsidi.
2) Dilihat dari segi perubahan sikap, Jadi dengan kata lain berkaitan dengan
perilaku, dan pola pikir masyarakat keadilan untuk masyarakat.
setelah adanya program BST Untuk melihat tingkat perataan BST
Pengukuran kecukupan juga di Kecamatan Tambaksari, ada dua hal
dapat dilihat dari perubahan sikap,
yang menjadi sasaran kajian sebagai dasar
perilaku, dan pola pikir masyarakat pengetahuan apakah program tersebut
setelah adanya program BST. Dari hasil sudah berjalan seperti yang diharapkan
wawancara diatas dapat dimaknai yakni sebagai berikut :
bahwa dengan adanya program BST
1) Pemerataan pendistribusian program
tidak hanya dapat membantu
BST
memenuhi kebutuhan pokok
masyarakat, namun juga dapat Perataan dalam pelaksanaan BST
mengubah sikap, perilaku, dan pola dapat dilihat dari pemerataan
pikir masyarakat tersebut. Hal ini pendistribusian dana subsidi BST
terjadi karena mereka dapat lebih kepada kelompok masyarakat rentan
bersyukur dan bersikap terbuka atas dan terdampak Covid-19. Dari hasil
bantuan yang telah ada meskipun wawancara, dapat dimaknai bahwa
dengan nominal yang seadanya, karena pendistribusian BST belum merata ke
dapat membantu mereka dimasa masyarakat miskin, bahkan ada
pandemi saat ini. Dan mereka juga masyarakat yang tidak semestinya
menyadari bahwa dengan adanya mendapat BST justru mendapat
pengurangan nominal dari 600 ribu bantuan. Adanya ketidak merataan
menjadi 300 ribu dikarenakan masih dalam pembagian BST tidak terlepas
banyak warga yang membutuhkan, jadi dari masih adanya masyarakat miskin
harus dibagi sama rata agar semua yang tidak terserap seutuhnya menjadi
warga bisa mendaatkan bantuan penerima BST. Hal tersebut disebabkan
tersebut. akibat masih digunakannya data lama
yang seharusnya tidak dipakai untuk
Berdasarkan hasil wawancara yang
acuan. Padahal kondisi masyarakat juga
telah dijabarkan dari masing-masing sub
berubah-ubah seiring berjalannya
fokus yaitu program BST memecahkan
waktu. Ada yang sudah menjadi mampu
permasalahan masyarakat yang
atau kaya, bahkan ada yang menjadi
diakibatkan oleh pandemi Covid-19 dan
lebih miskin.
perubahan sikap, perilaku, dan pola pikir
Jurnal GOVERNANSI, p-ISSN 2442-3971 e-ISSN 2549-7138 9
Volume 7 Nomor 2, Oktober 2021

2) Berkurangnya jumlah masyarakat 1) Tanggapan berupa kepuasan


miskin masyarakat terhadap program BST
Selain itu perataan dalam Responsibilitas dalam
pelaksanaan BST juga dapat dilihat dari pelaksanaan BST salah satunya dapat
berkurangnya jumlah masyarakat dilihat dari tanggapan masyarakat
miskin. Berkurangnya jumlah mengenai adanya program BST. Dari
masyarakat miskin dapat menunjukkan hasil wawancara, dapat dimaknai
adanya perbaikan pada sektor perataan, bahwa masyarakat kurang puas dengan
semakin sedikit orang miskin berarti Program BST. Pada dasarnya program
dapat diartikan bahwa pendapatan BST memang dapat membantu mereka
masyarakat meningkat atau bisa dalam mengurangi beban pengeluaran
dikatakan pengeluaran masyarakat mereka, namun yang sangat
berkurang. Dari hasil wawancara, dapat disayangkan oleh masyarakat adalah
dimaknai bahwa dengan adanya jumlah subsidi BST tersebut tidak
program BST tidak bisa mengetahui sebanding dengan harga-harga
apakah progam ini dapat mengurangi kebutuhan saat ini yang semakin naik.
jumlah penduduk miskin atau tidak. Hal 2) Kelompok rentan dan terdampak
ini dikarenakan dari pihak BPS belum mendapatkan preferensi (prioritas)
ada data terkait persentase penduduk Responsibilitas dalam
miskin di tiap kota maupun kabupaten. pelaksanaan BST dapat dilihat juga dari
Berdasarkan hasil wawancara yang kelompok sasaran yang mendapatkan
telah dijabarkan dari masing-masing sub prioritas seperti masyarakat yang
fokus yaitu pemerataan pendistribusian rentan dan terdampak Covid-19.
program BST dan berkurangnya jumlah Kesimpulan dari hasil wawancara, yaitu
masyarakat miskin pada fokus perataan Program BST memang diperuntukkan
dapat diketahui bahwa tidak merata untuk warga yang tidak mampu dan
dikarenakan masih adanya masyarakat terdampak Covid-19. Namun, semua
miskin yang tidak terserap seutuhnya mendapat perlakuan yang sama atau
menjadi penerima BST. Hal ini disebabkan tidak ada yang di perioritaskan,
masih digunakannya data lama yang dikarenakan semua orang baik miskin
seharusnya tidak dipakai karena kondisi maupun kaya juga dikatakan
masyarakat juga berubah-ubah seiring terdampak Covid-19 salah satunya dari
berjalannya waktu. Selain itu, perataan segi perekonomian.
dapat dilihat dari berkurangnya jumlah Berdasarkan hasil wawancara yang
masyarakat miskin. Namun sampai saat ini telah dijabarkan dari masing-masing sub
beum ada data dari BPS mengenai jumlah fokus yaitu kepuasan masyarakat terhadap
masyarakat miskin tiap kota maupun program BST dan kelompok rentan dan
kabupaten. terdampak mendapatkan prioritas pada
5. Responsibilitas fokus responsibilitas dapat diketahui
Responsibilitas Program BST bahwa masih belum memenuhi. Hal
merupakan bentuk respon penerima tersebut dikarenakan masyarakat
subsidi yang timbul akibat kepuasan penerima BST kurang puas dengan
mereka terhadap pelaksanaan BST. Untuk program BST karena jumlah subsidi BST
melihat tingkat responsibilitas BST, ada tidak sebanding dengan harga-harga
dua hal yang menjadi sasaran kajian kebutuhan saat ini yang semakin naik.
sebagai dasar pengetahuan apakah Selain itu, juga tidak adanya prioritas
program tersebut sudah berjalan seperti terhadap sasaran penerima.
yang diharapkan yakni sebagai berikut : 6. Ketepatan
10 Khusnul Khothimah, Diana Hertati Evaluasi Kebijakan Program Bantuan Sosial Tunai
(BST) di Kota Surabaya (Studi pada Kecamatan
Tambaksari)

Kriteria ketepatan ini menganalisis ke dinas sosial, lalu data diirim ke


tentang kebergunaan hasil kebijakan, yaitu kemensos, setelah itu dari kemensos
apakah hasil yang telah dicapai benar- data tersebut diberkan kepada pos
benar berguna bagi masyarakat khususnya penyalur, dan pos penyalur
kelompok sasaran. Untuk melihat tingkat menyalurkan dana ke masyarakat.
ketepatan BST, ada dua hal yang menjadi Berdasarkan hasil wawancara yang
sasaran kajian sebagai dasar pengetahuan telah dijabarkan dari masing-masing sub
apakah program tersebut sudah berjalan fokus yaitu hasil yang dicapai bermanfaat
seperti yang diharapkan yakni sebagai atau bernilai dan membandingan antara
berikut : peraturan dengan kenyataan yang ada di
1) Hasil yang dicapai bermanfaat atau lapangan pada fokus ketepatan dapat
bernilai diketahui bahwa sudah tepat. Hal tersebut
Ketepatan dalam pelaksanaan dikarenakan program BST bermanfaat
BST salah satunya dapat dilihat dari membantu memenuhi kebutuhan ekonomi
hasil yang telah dicapai dari program penerima meskipun subsidi yang diberikan
BST bermanfaat atau bernilai bagi tidak sebanding dengan tingginya
masyarakat penerima BST. Dari hasil perekonomian saat ini dan juga untuk
wawancara, dapat dimaknai bahwa teknis penyaluran BST sudah sesuai
Program BST bermanfaat membantu dengan yang ada di peraturan yaitu
memenuhi kebutuhan ekonomi mereka berkoordinasi atau bekerjasama dengan
meskipun subsidi yang diberikan tidak lembaga terkait.
sebanding dengan tingginya Maka dari hasil penelitian pada
perekonomian saat ini. Hal ini evaluasi kebijakan program BST di Kota
disebabkan karena BST sedikit banyak Surabaya (Studi pada Kecamatan
cukup berperan dalam memenuhi Tambaksari) diukur berdasarkan kriteria
kebutuhan sehari-hari mereka, dan juga evaluasi, didapatkan hasil yang kurang
cukup memberikan keringanan kepada memuaskan. Hal utama dalam
mereka dalam memenuhi kebutuhan melaksanakan evaluasi harus berdasarkan
rumah tangganya. pada indikator hasil dan dampak yang
2) Membandingkan antara peraturan diberikan oleh program tersebut.
dengan kenyataan yang ada di lapangan Berdasarkan hasil penelitian, program ini
Ketepatan juga dapat dilihat dari dikatakan belum bisa memecahkan
membandingkan antara peraturan yang permasalahan masyarakat akibat Covid-19,
mengatur BST yakni Keputusan namun cukup mampu membantu
Direktur Jenderal Penanganan Fakir memenuhi kebutuhan pokok dan dapat
Miskin No.18/6/SK/HK.02.02/4/2020 meringankan beban hidup penerima rumah
tentang petunjuk teknis penyaluran tangga sasaran meskipun dengan nominal
bantuan sosial tunai dalam penanganan yang masih dirasa jauh dari kata cukup.
dampak Covid-19 dengan apa yang ada Program BST ini sudah dijalankan sesuai
di lapangan. Dari hasil wawancara dengan peraturan yang ada yaitu
diatas dapat dimaknai bahwa teknis Keputusan Direktur Jenderal Penanganan
penyaluran BST sudah sesuai dengan Fakir Miskin
yang ada di peraturan yaitu No.18/6/SK/HK.02.02/4/2020 tentang
berkoordinasi atau bekerjasama petunjuk teknis penyaluran bantuan sosial
dengan lembaga terkait yakni dari tunai dalam penanganan dampak Covid-19,
pendataan oleh RT RW, kemudian ke hanya saja didalam peraturan tersebut
kelurahan yang nantinya akan di input tidak dijelaskan secara spesifik kriteria
oleh kelurahan, kemudian data masuk masyarakat “terdampak” yang seperti apa
Jurnal GOVERNANSI, p-ISSN 2442-3971 e-ISSN 2549-7138 11
Volume 7 Nomor 2, Oktober 2021

yang berhak menerima bantuan. Karena masih tidak ada perbaikan terhadap
saat pandemi ini semua orang “terdampak”, permasalahan-permasalahan yang ada.
baik kaya maupun miskin. Adapula yang 2. Efisiensi
masih disayangkan adalah bantuan ini Efisiensi berkenaan dengan
belum merata ke masyarakat yang seberapa banyak usaha diperlukan untuk
membutuhkan dan masih adanya penerima mencapai hasil dari program BST yang
yang tidak tepat sasaran dikarenakan data diinginkan. Pengukuran efisiensi digunakan
yang digunakan masih menggunakan data sebagai dasar untuk melakukan penilaian
lama dan lamban dalam pembaharuan data, kinerja pelaksanaan BST. Menurut hasil
selain itu juga kurangnya sosialisasi terkait penelitian disimpulkan bahwa program
BST kepada masyarakat. Berdasarkan hasil BST sudah efisien. Dikatakan efisien karena
penelitian tersebut maka dapat dikatakan penyaluran subsidi sudah tepat waktu
telah sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu awal bulan sampai pertengahan
yaitu untuk mengetahui bagaimana tingkat bulan, pengambilannyapun juga tidak
pencapaian program dan permasalahan membutuhkan waktu yang lama. Begitu
program BST sehingga dapat dijadikan juga dengan sumber daya manusianya,
pembelajaran bagi perbaikan pelaksanaan banyak usaha atau sumber daya manusia
dan perencanaan program di masa yang terlibat dalam program BST ini yakni
mendatang. mulai dari pihak Dinas Sosial, Kantor Pos,
Kelurahan sampai RT RW yang memiliki
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI tugas masing-masing yaitu mulai dari
survey hingga penyaluran bantuan.
Berdasarkan hasil penelitian yang
3. Kecukupan
telah dilakukan yaitu mengenai “Evaluasi
Kebijakan Program Bantuan Sosial Tunai Kecukupan program BST berkaitan
(BST) di Kota Surabaya (Studi pada dengan sejauh mana kepuasan masyarakat
Kecamatan Tambaksari)”, yang diukur penerima sebagai sasaran program dalam
berdasarkan kriteria evaluasi diantaranya mencukupi kebutuhannya. Setelah
yaitu : melakukan penelitian, peneliti dapat
mengambi kesimpulan bahwa program ini
1. Efektivitas
hanya memberikan manfaat terbatas
Dalam pelaksanaan BST, efektivitas karena dana yang diterima tidak cukup
program berkaitan dengan sejauh mana sampai waktu penyaluran bulan
pelaksanaan program BST telah mencapai berikutnya. Namun dengan adanya BST
tujuan yang diharapkan. Efektivitas dapat mengubah sikap, perilaku, dan pola
program BST dapat dilihat dari adanya pikir masyarakat lebih baik lagi terhadap
kesesuaian antar konsep dengan fakta yang suatu hal terutama bantuan sosial.
ada di lapangan sehingga memungkinkan
4. Perataan
tujuan dari program BST tersebut berjalan
dengan baik. Setelah melakukan penelitian, Perataan berkaitan dengan keadilan
program ini dikatakan kurang efektif masyarakat. Untuk BST di Kecamatan
meskipun tujuan program BST sudah Tambaksari pendistribusian masih tidak
tercapai yaitu dapat membantu dalam merata dikarenakan masih adanya
meringankan beban hidup. Kurang efektif masyarakat miskin yang tidak terserap
dikarenakan sasaran dalam program BST seutuhnya menjadi penerima BST. Hal ini
kurang tepat, sosialisasi program juga disebabkan masih digunakannya data lama
sudah dilakukan namun kurang yang seharusnya tidak dipakai karena
menyeluruh ke masyarakat, dan meskipun kondisi masyarakat juga berubah-ubah
adanya pemantauan program BST tetap seiring berjalannya waktu. Selain itu,
perataan dapat dilihat dari berkurangnya
jumlah masyarakat miskin. Namun sampai
12 Khusnul Khothimah, Diana Hertati Evaluasi Kebijakan Program Bantuan Sosial Tunai
(BST) di Kota Surabaya (Studi pada Kecamatan
Tambaksari)

saat ini beum ada data dari BPS mengenai adanya program baru dan mereka bisa
jumlah masyarakat miskin tiap kota kontribusi.
maupun kabupaten. 3. Penetapan sasaran penerima BST
5. Responsibilitas menggunakan data baru yang harus
Responsibilitas program BST dilakukan pembaharuan data secara
merupakan bentuk respon masyarakat berkala. Karena memang kondisi di
penerima subsidi yang timbul akibat lapangan cepat sekali berubah-ubah.
kepuasan mereka terhadap pelaksanaan 4. Dilakukan perbaikan tentang apa saja
BST. Menurut hasil penelitian, disimpulkan yang dirasa kurang setelah pelaksanaan
bahwa masyarakat penerima BST kurang pemantauan. Karena apabila tidak
puas dengan program BST karena jumlah segera diperbaiki maka kekurangan
subsidi BST tidak sebanding dengan harga- tersebut akan berdampak pada yang
harga kebutuhan saat ini yang semakin lainnya.
naik. Selain itu, tidak adanya prioritas 5. Pemerintah terkait lebih tegas
terhadap sasaran penerima. menindak terhadap pelaku penerima
BST yang tidak tepat sasaran.
6. Ketepatan
Ketepatan melihat pada
kebergunaan hasil kebijakan. Dari hasil DAFTAR PUSTAKA
penelitian, program BST bermanfaat Aris, A. (2020). Garis Kemiskinan pada
membantu memenuhi kebutuhan ekonomi September 2019 Capai
mereka meskipun subsidi yang diberikan Rp440.538/Kapita/Bulan. 15 Januari.
tidak sebanding dengan tingginya https://ekonomi.bisnis.com/read/202
perekonomian saat ini dan juga untuk 00115/9/1190395/garis-kemiskinan-
teknis penyaluran BST sudah sesuai pada-september-2019-capai-
dengan yang ada di peraturan yaitu saling rp440.538kapitabulan#:~:text=Bisnis.
berkoordinasi atau bekerjasama dengan com%2C JAKARTA - Badan,538 per
lembaga terkait. kapita per bulan.&text=anggota rumah
tangga.-,Dengan demikian%2C
Saran besarnya Garis Kemiskinan per
Dari hasil penelitian yang dilakukan BPKAD PROVSU. (2018). Visi, Misi, Tujuan
oleh peneliti, bentuk kontribusi pada dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan.
penelitian ini yaitu dalam bentuk saran. 31 Desember.
Adapun hal yang akan menjadi saran http://bpkad.sumutprov.go.id/news-
berkenaan dengan Evaluasi Kebijakan VISI,-MISI,-TUJUAN-DAN-SASARAN,-
Program Bantuan Sosial Tunai (BST) di STRATEGI-DAN-KEBIJAKAN.html
Kota Surabaya (Studi pada Kecamatan BPS 2014. (n.d.). 14 Kriteria Miskin Menurut
Tambaksari) yaitu : Standard BPS.
1. Tidak ada pengurangan nominal lagi https://arsipskpd.batam.go.id/batamk
terhadap subsidi BST. Dikarenakan ota/skpd.batamkota.go.id/sosial/pers
memang tidak sesuai antara dana yang yaratan-perizinan/14-kriteria-miskin-
diberikan dengan naiknya kebutuhan menurut-standar-bps/index.html
perekonmian saat ini.
Dewi, M. S. (2011). Evaluasi Program
2. Informasi mengenai program BST di
Bantuan Langsung Tunai ( BLT ) di
sosialisasikan terlebih dahulu secara
Kecamatan Kramatwatu. Universitas
meluas dan serempak di seluruh kota
Sultan Ageng Tirtayasa.
maupun daerah, agar masyarakat tahu
Dr. Sahya Anggara. (2014). Kebijakan
Publik (T. R. P. Setia (ed.); 1st ed.).
Jurnal GOVERNANSI, p-ISSN 2442-3971 e-ISSN 2549-7138 13
Volume 7 Nomor 2, Oktober 2021

Pustaka Setia. Utomo, D. P. (2020). Total 65.908 Warga


Dunn, W. N. (2003). Pengantar Analisis Surabaya Terima BLT Dampak Corona.
Kebijakan Publik (2nd ed.). Gadjah 11 Mei.
Mada University Press. https://news.detik.com/berita-jawa-
timur/d-5010347/total-65908-warga-
Fremi, H. A. (2018). Evaluasi Penggunaan surabaya-terima-blt-dampak-corona
Basis Data Terpadu Delam Program
Perlindungan Sosial Di Desa Kedungpoh UU No.13 Tahun 2011, (2011).
Kecamatan Loano Kabupaten https://ngada.org/uu13-2011.htm
Purworejo Tahun 2018. STIE Widya Yasa, I. G. W. M. (2018). Penanggulangan
Wiwaha Yogyakarta. Kemiskinan Berbasis Partisipasi
Keputusan Direktur Jenderal Penanganan Masyarakat Di Provinsi Bali. Ekonomi
Fakir Miskin Dan Sosial, 86–91.
No.18/6/SK/HK.02.02/4/2020, 1 https://ojs.unud.ac.id/index.php/inpu
(2020). t/article/view/3187
https://dtks.kemensos.go.id/uploads/
topics/15951550598920.pdf
Keputusan Menteri Sosial
No.54/HUK/2020, 1 (2020).
http://repositorio.unan.edu.ni/2986/
1/5624.pdf
Prof. Dr. Muh. Irfan Islamy, M. (2017).
Definisi dan Makna Kebijakan Publik.
http://repository.ut.ac.id/3993/1/AD
PU4410-M1.pdf
Prof. Dr. Sugiyono. (2017). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D (26th ed.). Alfabeta.
Sulhan, M., & Sasongko, T. (2017).
Implementasi Kebijakan Program
Penanggulangan Kemiskinan Melalui
Kertu Penjamin Sosial Dan Kartu
Indonesia Pintar Pada Masyarakat
(Studi Kasus Di Kelurahan Kauman
Kota Malang). Jurnal Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Tribhuwana
Tunggadewi, 6(1), 15–18.
Susanti, S. (2016). Implementasi Instruksi
Presiden Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan
Program Bantuan Langsung Tunai
(Blt) Di Kelurahan Sambutan
Kecamatan Sambutan Kota Samarinda.
Ilmu Administrasi Negara, 4(2), 2795–
2808. https://ejournal.ap.fisip-
unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2016/05/Jurnal (05-
17-16-04-40-45).pdf

You might also like