You are on page 1of 19

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM PENINGKATAN

KEBERDAYAAN MASYARAKAT PEDESAAN DALAM


PENANGGULANGAN KEMISKINAN
DI KECAMATAN TAPIAN NAULI KABUPATEN TAPANULI TENGAH

German Sitompul
PNS Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah
Jl. Dr. Ferdinand Lumbantobing No. 18 Pandan

Abstract

This study aims to determine the implementation, barriers, support, and empowerment activities that become the
most effective activity in increasing the empowerment program in rural communities at Sub-District of Tapian Nauli,
District of Tapanuli Tengah. The method used in this research is descriptive research with a qualitative approach. The
subject selection technique uses purposive sampling and snowball sampling, while the data collection techniques used
are observation, interviews, and literature study (documentation). The results shows that the implementation of
programs in the empowerment of rural communities at Sub-District of Tapian Nauli, District of Tapanuli Tengah has
not been able to come to the designated goal. The lack of progress of program activities in increased empowerment of rural
communities in this area causes the possibility, strengthening, and protection of powerless groups grow very slowly.
Some of the internal factors of the local government are that the supporting programs for activities to increase the
empowerment of rural communities are very little, among others, the low availability of inputs especially fund resources,
human resources, and lack of bias of government policy itself against the activities of development and poverty alleviation
programs. While the barriers of the society as the main target are the low quality of human empowerment of the poor and
the presence of several cultural communities still lack support for improving the welfare of rural communities.
Keywords: Empowering People, Eradicating Poverty, Tapanuli Tengah

A. LATAR BELAKANG meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelas


Pembangunan pada dasarnya merupakan bawah. Kebijakan pembangunan yang kental
rangkaian perubahan yang dilakukan secara dengan ekonomi neo-liberal yaitu kebijakan
sadar, berencana, sistematis dan yang lebih mengutamakan pertumbuhan
berkesinambungan, dari keadaan tertentu ekonomi dan sering mengabaikan dimensi sosial
menuju kehidupan yang lebih baik. Pemahaman dan budaya masyarakat dianggap tidak mampu
ini sejalan dengan hakekat pembangunan yang untuk memberikan kesejahteraan bagi
dimaksudkan untuk melakukan perubahan masyarakat kelas bawah. Bahkan setelah 67
sacara struktural dalam meningkatkan tahun Indonesia merdeka, masalah kemiskinan
kesejahteraan masyarakat dan mengentaskan masih saja menjadi sebuah momok besar bagi
kemiskinan. bangsa Indonesia. Kelompok kesejahteraan
Pemberdayaan manusia menjadi prioritas miskin akhir-akhir ini banyak ditemukan
utama dalam pembangunan karena semakin semakin terpuruk karena tidak mampu untuk
berdayanya para individu manusia maka keluar dari lingkaran kemiskinan.
keberdayaan masyarakat secara kolektif menjadi Disisi lain kebijakan pemerintah dianggap
semakin meningkat. Meningkatnya kemampuan sering turut memperkeruh upaya
individu dan kelompok akan berujung pada penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Hal
peningkatan kesejahteraan umum suatu negara itu dapat dilihat dari ketidakberdayaan
yang didahului dengan meningkatnya pemerintah dalam mengontrol kenaikan harga-
pendidikan, pendapatan, dan kesehatan harga kebutuhan pokok yang beredar di pasar.
masyarakat secara keseluruhan. Meningkatnya Ketidakberdayaan Pemerintah sangat nyata
kecerdasan masyarakat juga akan turut ketika badai krisis ekonomi melanda Indonesia
memengaruhi aktivitas mereka dalam sehingga harga-harga barang kebutuhan pokok
mewujudkan pembangunan wilayah dan tak bisa lagi di kontrol dan terus mengalami
nasional sesuai dengan tujuan yang telah peningkatan. Demikian juga akhir-akhir ini, isu
disepakati bersama. kenaikan harga BBM pada awal bulan April
Lahirnya konsep pemberdayaan masyarakat tahun 2012 yang lalu telah membuat harga-harga
adalah karena adanya kegagalan dari kebijakan kebutuhan pokok dipasaran naik dengan sangat
pembangunan ekonomi pemerintah untuk cepat. Padahal harga BBM tersebut tidak jadi

382
Tabel 1. Tingkat Perkembangan Keluarga Miskin di Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten
Tapanuli Tengah Tahun 2005 s/d 2010
Jumlah Jumlah Persentase (%)
Tahun Keluarga Miskin Keluarga Keluarga Miskin
2005 1.061 3.569 29,72
2006 1.061 3.569 29,72
2007 2.628 3.843 68,38
2008 2.620 3.853 67,99
2009 2.620 3.835 67,99
2010 2.212 4.008 55,18
Sumber: Kecamatan Tapian Nauli Dalam Angka 2006 s/d 2011.

naik karena adanya aksi demo dari kalangan berdasarkan hasil penelitian Badan Pusat
mahasiswa dan masyarakat yang berjuang Statistik (BPS) tahun 2011 memperlihatkan
untuk menolak kenaikan harga BBM tersebut. bahwa angka kemiskinan masyarakat di daerah
Walaupun harga BBM tersebut tidak jadi naik, ini tidak mengalami penurunan yang signifikan
namun harga-harga kebutuhan pokok dipasaran selama kurun waktu enam tahun belakangan ini.
tidak dapat kembali distabilkan seperti semula. Berdasarkan hasil data BPS 2011,
Pemerintah sama sekali tidak berdaya untuk menunjukkan bahwa jumlah keluarga miskin di
mengontrol kenaikan harga-harga kebutuhan Kecamatan Tapian Nauli masih cukup tinggi.
pokok yang beredar dipasar. Pada tahun 2010 yang lalu, jumlah total keluarga
Sejak era pemerintahan SBY Kabinet miskin di Kecamatan Tapian Nauli terdapat
Indonesia Bersatu Jilid I, program pengentasan sebanyak 2.212 keluarga dari jumlah total 4.008
kemiskinan telah menjadi sebuah isu penting keluarga. Jumlah tersebut terdiri dari Pra
dalam program pembangunan pemerintah. Sejahtera (Sangat Miskin) sebanyak 25 keluarga,
Kepedulian Pemerintah untuk mengatasi dan keluarga sejahtera (Miskin) sebanyak 2.187
pengangguran dan kemiskinan direfleksikan keluarga. Dengan demikian maka pada tahun
dalam Kebijakan Pembangunan Nasional 2010 yang lalu persentase penduduk miskin di
Indonesia yang berkerakyatan. Kebijakan Kecamatan Tapian Nauli adalah sebesar 55,18%,
program pembangunan nasional yang lihat Tabel 1.
berkerakyatan tersebut tercermin dalam triple Sebagai respon terhadap pengentasan
track development, yaitu program pembangunan kemiskinan, kemudian Pemerintah Daerah
yang pro poor, pro job, dan pro growth. Kabupaten Tapanuli pada tahun 2006 yang lalu
Pertama, Pro poor development maksudnya kembali memperbaharui dan melanjutkan
bahwa investasi proyek pembangunan harus program peningkatan keberdayaan masyarakat
menyelesaikan kemiskinan supaya pendapatan pedesaan yang sebelumnya telah di mulai sejak
rakyat bisa meningkat. Kedua, Pro job tahun 2001. Tujuan utama program ini adalah
development maksudnya bahwa lapangan untuk dapat menyelesaikan masalah kemiskinan
pekerjaan harus dirangsang oleh pemerintah dan ketidakberdayaan masyarakat di wilayah
agar produktivitas masyarakat bertambah. Efek pedesaan di seluruh kecamatan Kabupaten
samping dari penciptaan kesempatan kerja ialah Tapanuli Tengah.
penekanan kriminalitas. Sedangkan pro growth Namun kalau dilihat sejak tahun 2006 yang
development artinya pembangunan mesti diisi lalu, setelah ditetapkannya program
dengan pertumbuhan ekonomi yang setara peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan
dengan kemampuan SDM (Sumber Daya di Kabupaten Tapanuli Tengah, jumlah
Manusia) dalam mengelola SDA (Sumber Daya masyarakat yang hidup di bawah garis
Alam) (Sagir, 2009: 4). Nampaknya hingga saat kemiskinan di Kecamatan Tapian Nauli tidak
ini tantangan kemiskinan yang dihadapai oleh mengalami perubahan yang cukup berarti.
Indonesia masih besar dan rumit. Bahkan sangat Berdasarkan hasil data pada tabel 1 diatas, maka
kompleks. Program pembangunan pemerintah dapat dilihat bahwa tingkat kemiskinan di
yang digulirkan selama ini belum memberikan Kecamatan Tapian Nauli sejak tahun 2006-2010
hasil yang signifikan terhadap penanggulangan sangat fluktuatif. Bahkan jumlah angka
kemiskinan di Indonesia. Baik ditingkat Pusat kemiskinan pada tahun 2010 justru jauh lebih
maupun Daerah. Seperti misalnya di Kecamatan besar bila dibandingkan dengan jumlah angka
Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah, kemiskinan pada tahun 2005-2006.

383
Dari hasil pengamatan penulis, tidak adanya dan ditinjau kembali. Hal itu dimaksudkan
perubahan yang signifikan dalam angka untuk mengetahui sudah sejauh mana saat ini
kemiskinan masyarakat di Kecamatan Tapian perkembangan implementasai kegiatan
Nauli disebabkan karena kegiatan-kegiatan program peningkatan keberdayaan masyarakat
pokok program peningkatan keberdayaan pedesaan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini
masyarakat pedesaan yang telah ditetapkan mencoba untuk menggali dan menganalisis
sejak tahun 2006 yang lalu belum dapat Implementasi Program Peningkatan
diimplementasikan dengan baik. Keberdayaan Masyarakat Pedesaan dalam
Kegiatan-kegiatan pokok yang terkait Penanggulangan Kemiskinan di Kecamatan
dengan program peningkatan keberdayaan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah.
masyarakat pedesaan seperti: peningkatan
penyuluhan dan pemberian pelatihan
keterampilan usaha bagi masyarakat pedesaan B. RUMUSAN MASALAH
masih sangat jarang ditemukan. Bahkan Didasarkan pada latar belakang masalah
kegiatan yang terkait dengan penyuluhan dan tersebut maka rumusan masalah dalam
pelatihan kepada para petani, pemberian penelitian ini adalah sebagai berikut:
bantuan alat, pupuk maupun benih beserta obat- “Bagaimanakah Implementasi Program
obatan anti hama serta mencarikan bapak angkat Peningkatan Keberdayaan Masyarakat
bagi para petani, baik bapak angkat dari segi Pedesaan dalam Penanggulangan Kemiskinan di
pemasaran hasil pertanian, modal maupun Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli
investor bibit unggul masih sangat jarang Tengah?”
kedengaran.
Padahal dari beberapa kegiatan pokok yang
telah di tetapkan dalam RPJM-D Kabupaten C. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN
Tapanuli Tengah 2006-2011 terkait dengan Adapun maksud dan tujuan penelitian ini
program peningkatan keberdayaan masyarakat adalah untuk mengetahui implementasi
pedesaan, salah satu kegiatan pokok penting program peningkatan keberdayaan masyarakat
dalam program ini adalah peningkatan pedesaan dalam penanggulangan kemiskinan di
penyuluhan dan pelatihan keterampilan usaha Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli
bagi masyarakat pedesaan, di samping beberapa Tengah. Didasarkan pada maksud tersebut maka
kegiatan pokok lainnya. tujuan penelitian ini adalah untuk
Menurut hasil kajian Lembaga Penelitian mengidentifikasi implementasi program
SMERU 2007 menyatakan bahwa lemahnya peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan
efektivitas kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan di
pedesaan dalam penanggulangan kemiskinan di Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli
Kabupaten Tapanuli Tengah disebabkan Tengah.
beberapa faktor, antara lain: (1) Karena
minimnya pengalokasian dana dalam APBD
terhadap kegiatan yang bersifat pemberdayaan D. LANDASAN TEORITIS
masyarakat; (2) Pelaksanaan kegiatan 1. Manajemen Kebijakan Publik
penanggulangan kemiskinan masih bersifat Istilah ”kebijakan publik” yang dikenal
parsial; (3) Disamping itu KPKD (Komite dalam kehidupan sehari-hari merupakan
Penanggulangan Kemiskinan Daerah) yang terjemahan dari bahasa Inggris ”public policy”.
telah dibentuk belum dapat melakukan kegiatan Dalam menterjemahkan public policy ke dalam
karena belum adanya pengalokasian anggaran bahasa Indonesia mengakibatkan perbedaan
dari pemerintah daerah terhadap lembaga pendapat. Menurut Rewansyah (2010: 44) ada
tersebut (Lembaga Penelitian SMERU 2007). dua pendapat dalam menterjemahkan policy.
Oleh karena itu sebagai perwujudan Pertama, ”kebijaksanaan”, sedangkan kelompok
dukungan kepada program penanggulangan lainnya memberikan terjemahannya
kemiskinan di Kabupaten Tapanuli Tengah ”kebijakan”. Dikalangan akademisi istilah
maka menurut hemat penulis bahwa program ”kebijakan” lebih populer dan digunakan dalam
peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan buku-buku teks dan tulisan ilmiah lainnya. Oleh
di Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya di karena sulitnya menyamakan persepsi
Kecamatan Tapian Nauli yang intensiv dimulai terjemahan ”public” dalam bahasa Indonesia
sejak tahun 2006 yang lalu perlu di diteliti, dikaji, sehingga kenyataannya di Indonesia istilah itu

384
tetap digunakan kata ”publik”. peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan
Kata public dalam rangkaian kata public di Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli
policy, dilihat dari dimensi subyek, obyek dan Tengah selanjutnya akan digali dalam penelitian
strata kebijakan publik mengandung konotasi ini. Hal itu bertujuan untuk mengetahui
yaitu: pemerintah, masyarakat, dan umum. Oleh sejauhmana kebijakan tersebut mampu untuk
karena itu menurut Rewansyah kebijakan publik merespon masalah dan kebutuhan konkrit yang
dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu: Pertama, berkembang di masyarakat.
dari dimensi subyek, kebijakan publik adalah
kebijakan dari atau yang diambil pemerintah. 2. Pengertian Kemiskinanan
Kebijakan pemerintahlah yang dianggap sebagai Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan
kebijakan yang resmi dan berwenang sehingga kemiskinan yaitu dengan menghitung angka
dapat memaksa masyarakat untuk kemiskinan lewat tingkat konsumsi penduduk
mematuhinya. Kedua, dari dimensi objek, atas kebutuhan dasar. Dari sisi makanan, BPS
kebijakan publik adalah kebijakan dengan menggunakan indikator bilamana jumlah rupiah
sasaran warga masyarakat, baik warga yang dikeluarkan atau dibelanjakan untuk
masyarakat sebagai pemangku kepentingan memenuhi kebutuhan konsumsi kurang dari
(stakeholders), sebagai konsumer (consumers) 2.100 kalori per kapita per hari. Sedangkan dari
maupun sebagai penanggung akibat atau korban sisi kebutuhan non makanan tidak hanya
dari sebuah kebijakan pemerintah. Ketiga, dari terbatas pada sandang dan papan melainkan
dimensi umum, yaitu strata kebijakan publik termasuk pendidikan dan kesehatan. Sementara
memiliki hirarki yang sesuai dengan hirarki dalam penetapan keluarga miskin BPS
jabatan publik dalam organisasi pemerintahan. menggunakan 14 kriteria untuk keluarga miskin
Dapat pula berarti kebijakan umum dan antara lain yaitu:
kebijakan teknis dalam bentuk petunjuk a. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang
pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis dari 8 m2 per orang
(juknis) (Rewansyah, 2010: 44). b. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat
Selanjutnya Jones (1984: 26) mengemukakan dari tanah/bambu/kayu murahan.
ada sejumlah komponen yang perlu dipahami c. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari
dalam kebijakan publik, yaitu: bambu/rumbia/kayu berkualitas
a. Intentions: The true purposes of an action rendah/tembok tanpa diplester.
b. Goals: The stated end to be achieved d. T i d a k m e m i l i k i f a s i l i t a s b u a n g a i r
c. Plans or Proposals, Authorized means for besar/bersama-sama dengan rumah tangga
achieving goals lain.
d. Decisions or Choices: Specific actions taken to set e. Sumber penerangan rumah tangga tidak
goal, develop plans, implement and evaluate menggunakan listrik.
programs f. Sumber air minum berasal dari sumur/mata
e. Effects: The measurable impacts of pgograms air tidak terlindung/sungai/air hujan.
(intended and unintended primary and g. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari
secondary). adalah kayu bakar/arang/minyak tanah.
h. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam
Selain itu Jones (1984: 227) mengemukakan satu kali dalam seminggu.
bahwa bentuk-bentuk kebijakan publik bisa i. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam
berupa legislation, laws, statutes, executive orders, setahun.
regulations, legal opinion, dan sebagainya yang j. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua
secara resmi dikeluarkan oleh lembaga-lembaga kali dalam sehari.
pemerintahan. Secara sederhana semua k. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan
ketentuan-ketentuan resmi atau pernyataan- di puskesmas/poliklinik.
pernyataan hukum yang menyangkut l. Sumber penghasilan kepala rumah tangga
keputusan dan pelaksanaan program-program adalah: petani dengan luas lahan 0, 5 ha.
dapat dikatakan sebagai kebijakan. Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh
Oleh karena itu, berkaitan dengan penelitian perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan
ini maka kebijakan publik yang bersifat pendapatan di bawah Rp 600.000 per bulan.
pengaturan dan kebijakan publik yang bersifat m. Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah
keputusan/penetapan merupakan sebuah dasar tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan program SD.

385
n. Tidak memiliki tabungan/barang yang memenuhi kebutuhan dasar. Rendahnya
mudah dijual dengan nilai Rp 500.000, permintaan agregat, penggunaan tenaga kerja
seperti: sepeda motor (kredit/non kredit), rendah, dan mis alokasi sumber daya.
emas, ternak, kapal motor, atau barang modal Sedangkan dari Aspek Sosial: Kemiskinan
lainnya. mengindikasikan potensi perkembangan
masyarakat yang rendah. Aspirasi dan persepsi
Secara umum kemiskinan cenderung diukur bersifat terbatas. Keputusan bersifat jangka
dengan tingkat pendapatan, dan pada dasarnya pendek. Kemudian Aspek Politik: kemiskinan
dapat dibedakan menjadi kemiskinan absolut berhubungan dengan lemahnya kemandirian
dan relatif. Hal ini sesuai dengan pendapat masyarakat. Sangat tergantung atau cenderung
Kartasasmita (1996) tentang batasan kemiskinan. tereksploitasi. Adanya ketidakadilan dan
Menurut Kartasasmita (1996: 235) seseorang kesenjangan.
dikatakan miskin secara absolut dan ralatif
apabila: Pertama, tingkat pendapatannya lebih 3. Berbagai Penyebab Kemiskinan
rendah daripada garis kemiskinan absolut atau Sagir (2009: 68) menyatakan bahwa salah satu
dengan kata lain jumlah pendapatannya tidak penyebab utama kemiskinan adalah:
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup “Keterbelakangan atau rendahnya kualitas
minimum yang dicerminkan oleh garis Sumber Daya Manusia”.
kemiskinan absolut tersebut. Kedua, apabila Menurut gagasan Sagir bahwa rendahnya
keadaan perbandingan antara kelompok kualitas sumber daya manusia akan berdampak
pendapatan dalam masyarakat, yaitu antara terhadap kinerja seseorang. Kondisi tersebut
kelompok yang mungkin tidak miskin karena wajar karena sumber daya manusia yang miskin
mempunyai tingkat pendapatan yang lebih pada umumnya adalah bodoh/tidak terdidik
tinggi daripada garis kemiskinan, dan kelompok dan menganggur sehingga tidak bisa
masyarakat yang relatif lebih kaya. menghasilkan nafkah. Akibatnya adalah
Sementara menurut gagasan Suharto (2010: terjadinya kekurangan nutrisi dan gizi yang
133) bahwa konsepsi kemiskinan bersifat seimbang sehingga kekurangan gizi tersebut
multidimensional. Dari segi ekonomi akan berdampak terhadap rendahnya kesehatan
kemiskinan menyangkut pada pendapatan manusia dan selanjutnya berdampak terhadap
dalam bentuk uang ditambah dengan kinerja seseorang.
keuntungan-keuntungan non material yang Sedangkan menurut Kartasasmita (1996: 239)
diterima oleh seseorang. Sedangkan secara luas bahwa secara umum ada tiga penyebab
kemiskinan kerap di definisikan sebagai kondisi kemiskinan yaitu: “Karena faktor Budaya
yang ditandai oleh serba kekurangan: (cultural), struktural, dan keterbatasan
kekurangan pendidikan, keadaan kesehatan kepemilikan sumber daya”.
yang buruk, dan kekurangan transportasi yang Kemiskinan kultural mengacu pada sikap
dibutuhkan oleh masyarakat. seseorang atau masyarakat yang disebabkan
Dengan demikian, dari beberapa definisi oleh gaya hidup, kebiasaan hidup, dan
kemiskinan tersebut diatas maka dapat budayanya. Selanjutnya Kartasasmita
disimpulkan bahwa kemiskinan bukanlah hanya menjelaskan bahwa mereka yang miskin secara
terbatas kepada tercukupinya bahan pangan, kultural cenderung sudah merasa berkecukupan
sandang, dan papan saja, melainkan kemiskinan dan tidak merasa kekurangan. Kelompok
harus dilihat dari berbagai dimensi sebagaimana masyarakat ini tidak mudah untuk diajak
yang telah dikemukakan diatas. berpartisipasi dalam pembangunan, tidak
Kemiskinan merupakan kondisi absolut atau terlalu tergerak berusaha untuk memperbaiki
relatif yang menyebabkan seseorang atau tingkat kehidupannya sehingga menyebabkan
sekelompok masyarakat dalam suatu wilayah pendapatan mereka rendah menurut ukuran
tidak mempunyai kemampuan untuk yang umum di pakai. Dengan ukuran absolut,
memenuhi kebutuhan dasarnya sesuai dengan misalnya tingkat pendapatan minimum, mereka
tata nilai atau norma tertentu yang berlaku dapat dikatakan miskin, tetapi mereka tidak
dalam masyarakat karena sebab-sebab natural, merasa miskin dan tidak mau disebut miskin.
kultural, atau struktural. Dalam keadaan seperti ini, bermacam tolak ukur
Dari Aspek Ekonomi: kemiskinan kebijaksanaan pembangunan tidak dengan
memperlihatkan adanya suatu kesenjangan mudah dapat menjangkau mereka.
antara lemahnya daya beli dan keinginan untuk Sedangkan kemiskinan struktural mengacu

386
kepada keadaan pemilikan sumber daya yang b. Kemiskinan struktural. Kemiskinan ini
tidak merata, kemampuan masyarakat yang diakibatkan langsung atau tidak langsung
tidak seimbang, dan ketidaksamaan kesempatan oleh berbagai kebijakan, peraturan, dan
dalam berusaha dan memperoleh pendapatan keputusan dalam pembangunan. Adanya
akan menyebabkan keikutsertaan dalam ketimpangan antar sektor, kepemilikan
pembangunan tidak merata pula. Ketimpangan sumber daya, kesempatan berusaha, akses
ini pada gilirannya menyebabkan perolehan permodalan, dan pelayanan, keterampilan,
pendapatan tidak seimbang, dan selanjutnya dan faktor lain yang menyebabkan perolehan
menimbulkan struktur masyarakat yang pendapatan tidak seimbang dan
timpang. menyebabkan struktur sosial tidak seimbang.
Melihat beberapa masalah penyebab c. Kemiskinan kultural. Kemiskinan ini lebih
kemiskinan, maka Kartasasmita (1996: 240) banyak disebabkan oleh sikap hidup
menyebutkan bahwa kondisi kemiskinan dapat individu dalam masyarakat yang
disebabkan oleh sekurang-kurangnya empat mencerminkan gaya hidup, perilaku, atau
faktor yaitu: budaya yang menjebak dirinya dalam
a. Rendahnya taraf pendidikan. Taraf kemiskinan (culture of poverty), ketidak
pendidikan yang rendah mengakibatkan cakapan bekerja, tabungan rendah, boros,
kemampuan pengembangan diri terbatas dan apatis terhadap kemiskinan.
menyebabkan sempitnya lapangan kerja
yang dapat dimasuki. Dalam bersaing untuk 4. Upaya Penanggulangan Kemiskinan
mendapatkan lapangan kerja yang ada, taraf Untuk menanggulangi kemiskinan dan
pendidikan menentukan. Taraf pendidikan sekaligus memeratakan pembangunan dan
yang rendah juga membatasi kemampuan hasil-hasilnya, diperlukan upaya untuk
untuk mencari dan memanfaatkan peluang memadukan berbagai kebijaksanaan dan
b. Rendahnya derajat kesehatan. Taraf program pembangunan yang tersebar di
kesehatan dan gizi yang rendah berbagai sektor dan wilayah. Menurut
menyebabkan rendahnya daya tahan fisik, Kartasasmita (1996: 234) bahwa masalah
daya pikir, dan prakarsa kemiskinan merupakan masalah pembangunan
c. Terbatasnya lapangan kerja. Keadaan di berbagai bidang yang mencakup banyak segi.
kemiskinan karena kondisi pendidikan dan Karena masalah kemiskinan adalah bagian dari
kesehatan diperberat oleh terbatasnya masalah-masalah yang lebih besar yang harus
lapangan pekerjaan. Selama ada lapangan diatasi dengan sungguh-sungguh, yaitu masalah
kerja atau kegiatan usaha, selama itu pula ada ketimpangan antarsektor, antarwilayah, dan
harapan untuk memutuskan lingkaran antargolongan penduduk.
kemiskinan itu. Karena itu menurut Kartasasmita kemiskinan
d. Kondisi keterisolasian. Banyak penduduk harus diselesaikan secara bersama-sama baik
miskin, secara ekonomi tidak berdaya karena oleh pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi,
terpencil dan terisolasi. Mereka hidup organisasi-organisasi kemasyarakatan, dan
terpencil sehingga sulit atau tidak dapat lembaga-lembaga swadaya masyarakat.
terjangkau oleh pelayanan pendidikan, Penanggulangan kemiskinan menuntut
kesehatan, dan gerak kemajuan yang keikutsertaan aktif dari seluruh elemen bangsa
dinikmati masyarakat lainnya. Indonesia. Untuk menanggulangi kemiskinan
dan sekaligus memeratakan pembangunan dan
Jadi, apabila mengikuti alur pemikiran di atas hasil-hasilnya, diperlukan upaya untuk
dapat disimpulkan bahwa ada banyak faktor memadukan berbagai kebijaksanaan dan
yang memengaruhi kemiskinan. Oleh karena itu program pembangunan yang tersebar di
menurut hemat penulis sedikitnya ada tiga berbagai sektor dan wilayah.
faktor penyebab kemiskinan, antara lain yaitu: Selanjutnya menurut Kartasasmita (1996:
a. Karena faktor alami. Kemiskinan ini 241) bahwa dengan memperhatikan tantangan,
disebabkan karena sumber daya alam yang modal, dan potensi yang ada, kebijaksanaan
sangat terbatas, sumber daya manusia yang penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan
terbatas, bencana alam, daerah terpencil, jauh dalam tiga arah kebijakan yaitu:
dari akses informasi, daerah kering sulit air, a. Kebijaksanaan tidak langsung yang
dan tanah dengan tingkat kesuburan yang diarahkan pada penciptaan kondisi yang
sangat rendah. menjamin kelangsungan setiap upaya

387
penanggulangan kemiskinan tujuan, pemberdayaan menunjuk pada keadaan
b. Kebijaksanaan langsung yang ditujukan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah
kepada golongan masyarakat berpenghasilan perubahan sosial, yaitu masyarakat (Pranoto dan
rendah indrawijaya, 2011: 60).
c. Kebijaksanaan khusus yang dimaksudkan Oleh karena itu, kata pemberdayaan dalam
untuk mempersiapkan masyarakat miskin itu bahasa Inggris sama dengan empowerment.
sendiri dan aparat yang bertanggung jawab Empowerment atau pemberdayaan yaitu:
langsung terhadap kelancaran program, dan Empowerment means providing people with the
sekaligus memacu dan memperluas upaya resources, opportunities, knowledge and skills to
untuk menanggulangi kemiskinan. increase their capacity to determine their own future,
and to participate in and affect the life of their
Sementara Hikmat (2010: 129) menyatakan community (Jim lfe, 1996). Pemberdayaan yaitu
bahwa: Program penanggulangan kemiskinan memberikan masyarakat sumber daya,
merupakan program intervensi pembangunan kesempatan, pengetahuan dan keterampilan
jangka panjang yang dilakukan secara untuk meningkatkan kapasitas masyarakat
berkesinambungan oleh pemerintah dan untuk menentukan masa depan mereka sendiri,
masyarakat. Oleh karena itu maka dan untuk berpartisipasi dalam dan merubah
penanggulangan kemiskinan harus dilakukan kehidupan masyarakat.
melalui pengembangan kapasitas masyarakat Kemudian Covey (1992) menyatakan bahwa:
melalui pemberdayaan, partisipasi, dan “Empowerment means give a man fish, then you feed
kesetaraan gender. him for a day: however, teach him how to fish, then you
Dari ragam pemikiran para ahli tersebut kita feed him for a lifetime”. Menurut Covey bahwa
dapat menyimpulkan bahwa penanggulangan pemberdayaan berbeda dengan pendelegasian.
kemiskinan merupakan sebuah masalah Di sini Covey berpendapat bahwa ketika anda
pembangunan di berbagai bidang yang memberikan sejumlah uang kepada anak anda
mencakup banyak segi. Penanggulangan agar dipergunakan untuk membeli celana jeans,
kemiskinan harus dilakukan dari berbagai aspek ini merupakan pendelegasian. Namun ketika
dan dimensi, baik dimensi ekonomi, politik, anda memberikan sejumlah uang (anggap saja
sosial, dan budaya. Karena itu, kemiskinan harus sebagai uang tunjangan pakaian) kepada anak
diselesaikan secara bersama-sama dan anda dan sang anak membelanjakannya sesuai
melibatkan semua pihak, baik pemerintah kebutuhannya, maka ini yang namanya
(government), dunia usaha dan/atau sektor pemberdayaan.
swasta (private), lembaga-lembaga swadaya Sedangkan Kartasasmita (1996: 144)
masyarakat, dan masyarakat itu sendiri. menyatakan bahwa: Memberdayakan
masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan
5. Konsep Pemberdayaan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang
Kata pemberdayaan berasal dari kata “daya”, dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk
yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan
(KBBI) diartikan “kemampuan untuk keterbelakangan. Dengan kata lain
melakukan sesuatu atau bertindak”. Atau dapat memberdayakan adalah memampukan dan
juga diartikan dengan “kekuatan dan tenaga”. memandirikan masyarakat.
Kata pemberdayaan adalah sebuah kata yang Menurut Kartasasmita bahwa dalam
ditambah dengan awalan, sisipan, dan akhiran. kerangka pelaksanaan pemberdayaan, upaya
Sedangkan dalam bahasa Inggris kata “daya” memberdayakan masyarakat haruslah pertama-
diterjemahkan dengan kata “power” yang dapat tama dimulai dengan menciptakan suasana atau
diartikan sebagai kekuasaan. Misalnya: executive iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
power, pushing power, horse power, dan lain-lain. berkembang. Disini titik tolaknya adalah
Menurut Pranoto dan Indrawijaya pengenalan bahwa setiap manusia, setiap
pemberdayaan dipandang sebagai sebuah masyarakat, memiliki potensi yang dapat
proses dan sekaligus sebuah tujuan. Sebagai dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat
sebuah proses, pemberdayaan adalah yang sama sekali tanpa daya, karena, kalau
serangkaian kegiatan untuk memperkuat demikian akan sudah punah. Pemberdayaan
kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah adalah upaya untuk membangun daya itu,
dalam masyarakat, termasuk individu-individu dengan mendorong, memotivasi, dan
yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai membangkitkan kesadaran akan potensi yang

388
Input Proses Output
Peningkatan Keberdayaan Meningkatnya
- Dana (Money)
- Manusia (Man) - Pemungkinan (Enabling) - Pendidikan
- RPJM-N - Penguatan (Empowering) - Kesehatan
- RPJM-D - Perlindungan (Protecting) - Lapangan Kerja
- Kebijakan - Aksesibilitas
- Program

feedback

Gambar 1
Model Berpikir
Sumber: Kartasasmita (Pranoto dan Indrawijaya, 2011: 65).

dimilikinya serta berupaya untuk Jadi, apabila mengikuti alur pemikiran di atas
mengembangkannya. dapat disarikan bahwa program pemberdayaan
Jadi, apabila kita mengikuti alur pemikiran masyarakat memiliki peranan yang sangat
diatas dapat disarikan bahwa pemberdayaan penting dalam menciptakan kemajuan kondisi
merupakan salah satu tugas dari pemerintah, ekonomi dan sosial bagi seluruh warga
baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah masyarakat. Pemberdayaan bertujuan untuk
Daerah. Sebagai penyelenggara urusan melepaskan belenggu kemiskinan dan
pemerintahan, Pemerintah Daerah harus keterbelakangan, dan memperkuat posisi
membantu masyarakat menolong dirinya lapisan masyarakat dalam struktur kekuasaan.
sendiri (self help) keluar dari situasi Maka dari ragam pemikiran para ahli tersebut
ketidakberdayaan. Karena itu pemerintah kita dapat menyimpulkan bahwa pemberdayaan
daerah harus melibatkan masyarakat dalam masyarakat harus dilakukan melalui empat
proses penyelesaian masalah mereka, terutama tahapan, yaitu:
bagi mereka yang terpinggirkan. a. Menciptakan iklim yang memungkinkan
Pemerintah perlu bersama-sama dengan potensi masyarakat untuk berkembang
masyarakat mengenal atau mengindentifikasi secara optimal (enabling)
masalah yang dihadapinya, secara bersama- b. Menguatkan potensi dan daya yang dimiliki
sama mereka dalam menyelesaikan masalahnya, oleh masyarakat agar mereka lebih mandiri
sampai pada melibatkan mereka dalam menilai (strengthening)
keberhasilan atau manfaat yang diperoleh dari c. Memberikan perlindungan bagi yang lemah
program tersebut. dalam menghadapi yang kuat (protecting)
Oleh karena itu, maka dalam tahapan d. Memelihara kondisi supaya tetap kondusif
pemberdayaan menurut Kartasasmita (Pranoto agar terjadi keseimbangan distribusi
dan Indrawijaya, 2011: 65) upaya pemberdayaan kekuasaan antar berbagai kelompok dalam
dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu: masyarakat (sustaining).
a. Pemungkinan (enabling), yaitu menciptakan
suasana atau iklim yang memungkinkan
potensi masyarakat berkembang secara E. METODE PENELITIAN
optimal, harus mampu membebaskan Metode yang digunakan dalam penelitian ini
masyarakat dari sekat-sekat kultural dan adalah metode penelitian deskriptif dengan
struktural yang menghambat pendekatan kualitatif yaitu metode yang
b. Penguatan (empowering), yakni dengan bertujuan untuk menggambarkan dan
memperkuat pengetahuan dan kemampuan mendeskripsikan kondisi empirik yang ada
yang dimiliki masyarakat dalam sesuai dengan data dan fakta yang diperoleh di
memecahkan masalah dan memenuhi lapangan. Hal itu didasarkan pada tujuan
kebutuhan-kebutuhannya secara mandiri. penelitian yang ingin memahami secara
c. Perlindungan (protecting), harus melindungi mendalam tentang masalah sosial dan
masyarakat lemah agar tidak tertindas oleh kemiskinan masyarakat di Kecamatan Tapian
kelompok kuat dan yang lemah, sehingga Nauli.
menghilangkan segala bentuk diskriminasi Data penelitian diperoleh melalui
dan dominasi. wawancara, studi dokumentasi dan
pengamatan. Wawancara dilakukan kepada

389
beberapa orang pejabat struktural dilingkungan di Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli
Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Tengah masih cukup rendah. Beberapa jenis
dan kelompok masyarakat kesejahteraan miskin sumber daya (input) yang tingkat
di Kecamatan Tapian Nauli. Observasi ketersediaannya cukup rendah adalah sumber
dilakukan terhadap kegiatan program daya dana dan manusia.
peningkatan keberdayaan masyarakat Minimnya ketersediaan sumber daya (input)
pedesaan, perilaku, interaksi, dan kehidupan penunjang implementasi program peningkatan
masyarakat miskin di Kecamatan Tapian Nauli. keberdayaan masyarakat pedesaan disebabkan
Sedangkan dokumentasi penelitian diperoleh karena kebijakan pemerintah daerah selama ini
dari Kantor BPS Kabupaten Tapanuli Tengah belum cukup berpihak kepada program
dan beberapa SKPD di Lingkungan Pemerintah pengentasan kemiskinan. Anggaran Pemerintah
Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah. Daerah masih lebih banyak digunakan untuk
membiayai birokrasi daripada pembangunan.
Menurut sejumlah masyarakat Kecamatan
F. HASIL PENELITIAN Tapian Nauli, kebijakan Pemerintah Daerah
1. Analisis Input dalam Implementasi Kabupaten Tapanuli Tengah selama ini masih
Program Peningkatan Keberdayaan jauh dari yang diharapkan oleh masyarakat
Masyarakat Pedesaan di Kecamatan Tapian Kecamatan Tapian Nauli dalam hal
Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah pengalokasian anggaran untuk sektor publik.
Implementasi program peningkatan Selama ini Pemerintah Daerah masih
keberdayaan masyarakat pedesaan di memberikan perhatian yang sangat terbatas
Kecamatan Tapian Nauli tidak dapat terlepas untuk anggaran pengentasan kemiskinan seperti
dari berbagai sumber daya (input). Karena itu, kegiatan program peningkatan keberdayaan
sumber daya (input) memiliki fungsi dan masyarakat pedesaan. Minimnya alokasi
peranan yang sangat penting terhadap anggaran Pemerintah Daerah Kabupaten
pencapaian hasil yang berkualitas dalam Tapanuli Tengah terhadap kegiatan program
kegiatan program peningkatan keberdayaan peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan
masyarakat pedesaan. Sebab itu, untuk hingga tahun 2012 ini dapat dilihat pada Tabel 2.
menghasilkan output yang baik dan berkualitas Masih minimnya ketersediaan sumber daya
maka semua sumber daya tersebut harus (input) dalam implementasi program
disesuaikan dengan standar yang ditetapkan peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan
dalam perencanaan. Dengan kata lain, semua di Kecamatan Tapian Nauli selama ini
sumber daya yang akan digunakan harus sesuai menyebabkan sumber daya tersebut tidak dapat
dengan jumlah kebutuhan dan harus berkualitas dimanfaatkan secara optimal untuk program
tinggi. Hal itu dimaksudkan agar proses dapat pengentasan kemiskinan. Dari hasil penelitian,
berjalan dengan baik sehingga hasil yang keterbatasan ketersediaan sumber daya dalam
dikeluarkan dari proses tersebut sesuai dengan input seperti sumber daya dana dan manusia,
standar yang telah ditetapkan. selama ini telah turut menghambat pencapaian
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan hasil yang optimal dalam program peningkatan
bahwa ketersediaan sumber daya (input) untuk keberdayaan masyarakat pedesaan di
mendukung implementasi kegiatan program Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli
peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan

Tabel 2. Alokasi Anggaran Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Perempuan Pemerintah
Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Untuk Kegiatan Peningkatan Keberdayaan
Masyarakat Pedesaan Tahun 2008 s/d 2012
Jenis Belanja
Tahun Jumlah
Pegawai Barang & Jasa Modal
2008 142.800.000 1.867.846.800 56.853.200 2.067.500.000
2009 590.640.000 7.147.282.500 - 7.737.922.500
2010 525.570.000 1.197.691.800 197.738.200 1.921.000.000
2011 141.400.000 416.250.000 - 557.650.000
2012* 312.900.000 869.336.690 37.763.310 1.220.000.000
Sumber: Sumber:Lampiran Peraturan Daerah Tahun 2008 s/d 2012.
Ket *: Alokasi anggaran dapat berubah.

390
Tengah. Karena secara empiris tanpa adanya untuk meningkatkan pemungkinan,
dukungan dan ketersediaan input yang penguatan, dan perlindungan masyarakat
mencukupi dalam organisasi, maka kegiatan pedesaan antara lain yaitu: (1) Kegiatan
organisasi tersebut tidak akan dapat berjalan peningkatan penyuluhan dan pelatihan
dengan baik. Sebab itu keterbatasan anggaran keterampilan usaha bagi masyarakat
dalam pelaksanaan program peningkatan pedesaan; (2) Kegiatan peningkatan akses
keberdayaan masyarakat pedesaan di masyarakat perdesaan pada informasi; (3)
Kecamatan Tapaian Nauli selama ini telah Penguatan lembaga dan organisasi berbasis
menjadi salah satu penyebab utama tidak masyarakat, seperti paguyuban petani,
tercapainya hasil yang optimal dalam kegiatan koperasi, dan lembaga adat; (4) Pemantapan
tersebut. kelembagaan pemerintahan desa dalam
pengelolaan pembangunan perdesaan
2. Analisis Proses Implementasi Program dengan prinsip tata pemerintahan yang baik;
Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (5) Peningkatan partisipasi masyarakat
Pedesaan di Kecamatan Tapian Nauli perdesaan dalam perencanaan, pelaksanaan,
Kabupaten Tapanuli Tengah pemantauan, dan evaluasi pembangunan
perdesaan; (6) Pengembangan kelembagaan
a. Pemungkinan untuk difusi teknologi ke kawasan
Dalam kerangka pelaksanaan perdesaan, terutama teknologi tepat guna,
pemberdayaan, upaya pemberdayaan dan ramah lingkungan; (7) Peningkatan
masyarakat haruslah pertama-tama dimulai kapasitas aparat pemerintah daerah dalam
dengan menciptakan suasana atau iklim yang memfasilitasi dan mengkoordinasikan peran
memungkinkan masyarakat untuk stakeholder dalam pembangunan kawasan
berkembang. Pemberdayaan adalah upaya perdesaan; (8) Penyempurnaan manajemen
untuk mendorong daya masyarakat yang dan sistem pembiayaan daerah untuk
lemah dengan mendorong, memotivasi, dan mendukung pembangunan kawasan
membangkitkan kesadaran akan potensi perdesaan; (9) Pemantapan kerjasama dan
yang dimilikinya serta berupaya untuk koordinasi antar pemerintah kabupaten dan
mengembangkannya. Dengan kata lain desa/kelurahan serta kecamatan; dan (10)
pemberdayaan adalah bertujuan untuk Peningkatan Usaha Ekonomi masyarakat
memampukan dan memandirikan Desa dan Simpan Pinjam (UED-SP),
masyarakat. perkoperasian.
Secara yuridis, pemerintah adalah Dari hasil penelitian ditemukan bahwa
merupakan pemilik peranan utama dalam sejumlah kegiatan-kegiatan pokok program
kegiatan pemberdayaan masyarakat. peningkatan keberdayaan masyarakat
Pemerintah telah ditunjuk dan ditetapkan pedesaan yang ditetapkan oleh Pemerintah
sebagai perangkat/organ Negara yang Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah seperti
mempunyai fungsi merealisasikan tujuan yang disebutkan diatas selama ini belum
berbangsa dan bernegara. Karena itu maka dapat dilaksanakan dengan baik. Sejak tahun
pemerintah berkewajiban untuk dapat 2006 s/d 2011 yang lalu, penyelenggaraan
menciptakan suasana iklim yang kegiatan terkait dengan program
memungkinkan masyarakat untuk dapat peningkatan keberdayaan masyarakat
terus berkembang. Tugas ini melekat pada pedesaan di Kecamatan Tapian Nauli oleh
pemerintah dan pemerintah daerah sesuai Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa dan
dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945. Perempuan Kabupaten Tapanuli Tengah
Pemerintah dan pemerintah daerah masih sangat jarang dilaksanakan.
bertanggung jawab secara bersama-sama Kegiatan-kegiatan pokok program
untuk mengembangkan potensi diri peningkatan keberdayaan yang
perseorangan, keluarga, kelompok, dan atau direncanakan oleh Pemerintah Daerah
masyarakat. tersebut selama ini masih hanya bersifat
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa sloganistik. Praktek kegiatan program
kegiatan pokok yang terdapat dalam peningkatan keberdayaan masyarakat
program peningkatan keberdayaan pedesaan oleh Pemerintah Daerah
masyarakat pedesaan Kabupaten Tapanuli Kabupaten Tapanuli Tengah selama ini masih
Tengah Tahun 2006 s/d 2011 yang bertujuan hanya dapat dilihat melalui kegiatan

391
program ibu-ibu PKK (Pemberdayaan dan sulitnya pemungkinan masyarakat untuk
Kesejahteraan Keluarga). Padahal kegiatan- berkembang secara optimal di Kecamatan
kegiatan pokok yang terdapat dalam Tapian Nauli adalah faktor budaya ,
program PKK itu sendiri pun masih sangat keterbatasan sumber daya, dan keterbatasan
sederhana dan cenderung hanya bersifat sumber daya alam. Faktor budaya umumnya
formalitas saja. Sedangkan kegiatan-kegiatan mengacu kepada sikap, gaya hidup, nilai,
program peningkatan keberdayaan orientasi sosial budaya seseorang yang tidak
masyarakat pedesaan seperti yang di sejalan dengan etos kemajuan masyarakat
tuangkan dalam RPJMD Kabupaten Tapanuli modern, seperti hidup boros, fatalis
Tengah 2006-2011, yang bertujuan untuk berorientasi ke masa lalu, apatis terhadap
meningkatkan keberdayaan dan skill kemiskinan, dan sifat malas. Sedangkan
masyarakat pedesaan selama ini masih keterbatasan sumber daya (asset) merata
sangat jarang di selenggarakan. terdapat pada semua kelompok warga
Memang, secara administratif kegiatan- miskin di Kecamatan Tapian Nauli.
kegiatan program peningkatan keberdayaan Keterbatasan sumber daya alam
masyarakat pedesaan itu telah dituangkan umumnya sangat terasa bagi mereka yang
dan ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten tinggal di wilayah pinggiran pantai. Karena
Tapanuli Tengah 2006-2011, namun konsep masyarakat miskin yang tinggal di wilayah
program tersebut masih hanya sebatas untuk pinggiran pantai hanya menggantungkan
memenuhi persyaratan administratif saja. hidup dari hasil tangkapan ikan di laut dan
Sedangkan implementasi dari kegiatan sumber daya laut. Umumnya mereka tidak
program itu sendiri, hingga saat penelitian ini memiliki keahlian lain atau pekerjaan lain
dilakukan masih sangat jarang dilaksanakan. yang dapat membantu menopang kehidupan
Tidak terlaksananya secara perekonomian mereka selain mencari ikan
komprehensif kegiatan-kegiatan pokok dan mengelola sumber daya laut. Sementara
program peningkatan keberdayaan kelompok petani atau kelompok yang tinggal
masyarakat pedesaan di Kecamatan Tapian di wilayah pegunungan masih dapat
Nauli selama ini menyebabkan melakukan aktifitas lain sebagai strategi
pemungkinan, penguatan, dan perlindungan untuk mengatasi keterbatasan sumber daya
masyarakat miskin tidak dapat berjalan alam, misalnya: memelihara ternak kecil,
dengan baik di daerah ini. Hal itu di dukung mencari madu ke hutan, menjual kayu bakar,
dengan hasil wawancara terhadap para dan lain-lain.
informan yang menyatakan bahwa
”kegiatan-kegiatan program peningkatan b. Penguatan
keberdayaan masyarakat pedesaan yang Salah satu tujuan yang ingin dicapai lewat
berkaitan dengan pemungkinan (enabling) di kegiatan program peningkatan keberdayaan
Kecamatan Tapian Nauli belum dapat masyarakat pedesaan adalah untuk
terlaksana dengan baik.” Selama ini, menguatkan kekuasaan mereka yang lemah
pemungkinan yang diciptakan oleh tanpa menghancurkan mereka yang kuat.
pemerintah daerah bagi masyarakat di Penguatan (empowering) sangat diperlukan
Kecamatan Tapian Nauli untuk dapat oleh masyarakat kelompok lemah yang
berkembang dan lebih maju masih sangat memiliki ketidakberdayaan baik karena
terbatas. kondisi internal maupun karena kondisi
Belum tercapainya hasil pemungkinan eksternal. Oleh karena itu pemerintah sebagai
dengan baik, juga disebabkan karena penyelenggara kegiatan program
pembangunan sarana dan prasarana di setiap peningkatan keberdayaan diminta harus
Kecamatan, Desa/Kelurahan masih sangat mampu memperkuat pengetahuan dan
terbatas. Minimnya pembangunan sarana kemampuan yang dimiliki oleh kelompok
jalan dan jembatan, bangunan gedung dan masyarakat marginal. Kemampuan
fasilitas sekolah, bangunan fasilitas dimaksud adalah kemampuan dalam
kesehatan, pengairan, penerangan dan lain- memecahkan masalah dan memenuhi
lain di Kecamatan Tapian Nauli salah satu kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri. Jadi,
penyebabnya adalah karena rendahnya pemberdayaan harus mampu menumbuh-
ketersediaan anggaran pemerintah daerah. kembangkan segenap kemampuan dan
Faktor lain yang menjadi penghambat kepercayaan diri masyarakat yang

392
menunjang kemandirian mereka. menguatkan pengetahuan dan kemampuan
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa, kelompok masyarakat miskin masyarakat
kegiatan program peningkatan keberdayaan miskin seperti penyuluhan, pelatihan, dan
masyarakat pedesaan dari pemerintah kursus terhadap masyarakat miskin di
daerah yang bertujuan untuk menguatkan desa/kelurahan Kecamatan Tapian Nauli
kemampuan dan pengetahuan masyarakat yang belum dapat di selenggarakan.
pedesaan di Kecamatan Tapian Nauli masih Berdasarkan hasil penelitian ditemukan
sangat jarang dilaksanakan. Kegiatan seperti bahwa salah satu kegiatan yang turut
penyuluhan, pelatihan, dan kursus terhadap memberikan kontribusi yang cukup positif
masyarakat miskin di desa/kelurahan bagi penguatan masyarakat miskin di
Kecamatan Tapian Nauli yang bertujuan Kecamatan Tapian Nauli adalah program
untuk memperkuat kemampuan dan pemberdayaan dari Pemerintah Pusat yaitu
pengetahuan kelompok masyarakat miskin program PNPM Mandiri.
belum pernah di selenggarakan. Sejak dimulainya Program PNPM
Salah satu kegiatan yang penulis temukan Mandiri pada tahun 2007 yang silam, secara
mirip dengan kegiatan program peningkatan umum kegiatan program PNPM Mandiri
keberdayaan masyarakat pedesaan yang yang ada di Kecamatan Tapian Nauli tersebut
sering diselenggarakan adalah kegiatan PKK telah dapat dirasakan oleh sebagian
(Pemberdayaan dan Kesejahteraan masyarakat miskin di Kecamatan Tapian
Keluarga). Namun kegiatan ini pun belum Nauli walaupun hasilnya masih belum cukup
dapat melibatkan kelompok kesejahteraan optimal.
masyarakat miskin dalam implementasinya. Belum optimalnya hasil kegiatan program
Biasanya, para peserta kegiatan PKK itu PNPM Mandiri dalam meningkatkan
adalah orang-orang yang berada dalam penguatan masyarakat miskin di Kecamatan
lingkungan kekuasaan para Kepala Tapian Nauli disebabkan karena program
Desa/Lurah seperti Istri Kepala Desa/Lurah PNPM Mandiri tersebut selama ini belum
dan orang-orang yang dekat dengan Kepala mampu mengakomodir semua kepentingan
Desa. Sedangkan masyarakat kelompok kelompok dan golongan masyarakat miskin
kesejahteraan miskin di desa masih sangat dalam kegiatan peningkatan keberdayaan
jarang dilibatkan dalam kegiatan PKK di masyarakat pedesaan.
setiap desa/kelurahan. Hingga saat ini program PNPM Mandiri
Rendahnya pelibatan masyarakat yang diluncurkan oleh Pemerintah Pusat di
kelompok kesejahteraan miskin oleh para Kecamatan Tapian Nauli masih hanya
aparat desa/kelurahan dalam kegiatan PKK bergerak di bidang infrastruktur, seperti:
didasari karena kegiatan-kegiatan PKK pembangunan sarana jalan, jembatan,
maupun sejenisnya masih sangat jarang yang selokan, dan pengairan. Sedangkan kegiatan-
disertai dengan pembiayaan dari pemerintah kegiatan pemberdayaan seperti penyuluhan
daerah. Para aparat desa menyatakan tidak dan pelatihan keterampilan usaha bagi
ingin membebani masyarakat yang kurang masyarakat pedesaan, atau kegiatan
mampu di desa mereka karena peserta pelatihan dan kursus, maupun kegiatan
kegiatan PKK tersebut terkadang perlu harus lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan
mengeluarkan biaya secara pribadi. pengetahuan dan kemampuan mereka belum
Disadari atau tidak, sikap para aparat desa ada dilaksanakan.
tersebut menyebabkan masyarakat miskin di Menurut hemat penulis, walaupun saat ini
setiap desa/kelurahan hampir tidak pernah sudah ada kegiatan pemberdayan
dilibatkan untuk mengikuti kegiatan- masyarakat pedesaan dari pemerintah pusat
kegiatan pemberdayaan dari pemerintah seperti program PNPM Mandiri, namun
yang berkaitan dengan penguatan pemerintah daerah tidak boleh lepas tangan
(empowering) pengetahuan dan kemampuan dari tugas dan tanggung jawabnya untuk
mereka dalam memecahkan masalah melaksanakan program peningkatan
kemiskinan dan masalah sosial lainnya. keberdayaan masyarakat pedesaan yang
Sedangkan kegiatan pokok yang bertujuan untuk menciptakan peluang
berkaitan dengan program peningkatan pemungkinan potensi masyarakat untuk
keberdayaan masyarakat pedesaan oleh berkembang. Pemerintah daerah harus tetap
pemerintah daerah yang bertujuan untuk berusaha melaksanakan kegiatan pokoknya

393
di bidang pemberdayaan dengan diberikan oleh pemerintah dalam
memberikan penguatan pengetahuan, mengeksploitasi sumber daya laut.
kemampuan, dan memberikan pelindungan Masyarakat yang bekerja sebagai nelayan
bagi masyarakat miskin dan lemah di tradisional merasa tidak cukup terlindungi
daerahnya. karena kurangnya ketegasan pemerintah
Pemerintah Daerah melalui Kantor untuk memberantas kegiatan-kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat Desa dan nelayan modern yang dapat merusak
Perempuan harus tetap melakukan tugas ekosistem laut, seperti: pengeboman yang
utama dan fungsinya di bidang menimbulkan kerusakan terumbu karang
pemberdayaan masyarakat desa dan dan beroperasinya kapal pukat Thailand, dan
perempuan. Seperti: memberikan pukat harimau. Mereka sangat mengeluhkan
penyuluhan mengenai pertanian, kurangnya perhatian pemerintah terhadap
peternakan, kerajinan, perikanan dan sumber para nelayan tradisional.
daya laut, dan kewirausahaan bagi semua Selama ini, pemerintah daerah sama sekali
kelompok masyarakat terutama masyarakat belum mampu memberikan perlindungan
miskin dan kelompok marginal. Sehingga, bagi mereka yang lemah dan tidak berdaya.
baik pemerintah pusat maupun pemerintah Masyarakat miskin yang bekerja sebagai
daerah menjadi sama-sama bersinergi untuk nelayan tradisional dan buruh nelayan masih
melepaskan sekat-sekat belenggu sering menjadi objek bagi mereka yang kuat.
kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat Pemerintah yang memiliki power untuk
di setiap daerah di seluruh Indonesia. membuat kebijakan yang dapat mengatur
permasalahan sosial masyarakat belum dapat
c. Perlindungan berbuat banyak. Padahal, salah satu aspek
Tujuan utama lainnya dari kegiatan untuk mendorong keberhasilan masyarakat
program peningkatan keberdayaan kelompok lemah dan tidak berdaya adalah
masyarakat pedesaan adalah untuk dengan melindungi mereka dari kelompok
memberikan perlindungan bagi mereka yang kuat dan menghindari terjadinya
masyarakat yang lemah agar tidak tertindas persaingan yang tidak seimbang antara yang
oleh kelompok yang kuat. Selain itu, kuat dan yang lemah dan mencegah
perlindungan ini juga berguna untuk terjadinya eksploitasi kelompok kuat
menghindari terjadinya persaingan yang terhadap kelompok lemah.
tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara Sedangkan masyarakat yang hidupnya
yang kuat dan lemah, dan mencegah dari sektor pertanian tanaman padi dan
terjadinya eksploitasi kelompok kuat tanaman pangan lainnya, mengeluhkan
terhadap kelompok lemah. Karena itu kurangnya perhatian dan perlindungan
pemberdayaan harus diarahkan pada pemerintah terhadap mereka dalam hal
penghapusan segala jenis diskriminasi dan harga-harga bahan pertanian. Kebanyakan
dominasi yang tidak menguntungkan rakyat mereka mengeluhkan tingginya harga pupuk
kecil. dan pestisida. Kadang-kadang pupuk yang di
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa peruntukkan untuk masyarakat miskin pun
peranan pemerintah daerah dalam (pupuk bersubsidi) justru sulit untuk di
memberikan perlindungan kepada dapatkan. Dengan adanya kelangkaan pupuk
masyarakat kelompok lemah dari kelompok bersubsidi tersebut, kadang-kadang para
yang kuat untuk menghindari terjadinya petani harus membeli pupuk dari agen
persaingan yang tidak seimbang di dengan harga yang cukup mahal bagi
Kecamatan Tapian Nauli belum dapat mereka. Menurut mereka sistem kebijakan
terwujud dengan baik. Sejumlah masyarakat penyaluran pupuk bersubsidi oleh
miskin dan kelompok lemah menyatakan pemerintah kepada petani yang melalui
bahwa diskriminasi terhadap masyarakat distributor dinilai oleh petani sebagai
kelompok lemah di Kecamatan Tapian Nauli penyebab mahalnya dan langkanya pupuk
masih sangat sering dirasakan oleh bersubsidi. Sebenarnya, petani
masyarakat miskin di daerah tersebut menginginkan perubahan pola distributor
terutama dalam hal upah buruh. pupuk oleh pemerintah, yang tadinya
Sedangkan para nelayan, umumnya melalui distributor dialihkan kepada
mengeluhkan rendahnya perlindungan yang kelompok tani untuk dapat langsung

394
disalurkan kepada petani, kapan pun mereka warga miskin di sektor pertanian, umumnya
butuhkan. mereka adalah buruh tani di lingkungan Desa
Hal lainnya yang mereka keluhkan adalah tempat tinggal mereka. Penulis menemukan
minimnya pembangunan infrastruktur dam bahwa, umumnya mereka tidak memiliki
atau irigasi untuk pengairan sawah di daerah harta/asset apa-apa. Mereka biasanya tinggal
mereka. Padahal salah satu syarat utama bagi di rumah darurat (panggung) yang sangat
mereka yang bekerja dibidang pertanian sederhana dengan ukuran yang sangat kecil.
tanaman pangan padi adalah tersedianya Sedangkan mereka warga miskin yang
pasokan air ke lahan persawahan mereka. tinggal di wilayah pesisir pantai, maka
Mereka banyak mengeluhkan produksi pekerjaan mereka umumnya adalah sebagai
pertanian tanaman pangan, khususnya padi, nelayan tradisioanal. Beberapa orang lainnya
yang banyak menjadi andalan masyarakat di bekerja sebagai buruh nelayan di perahu
daerah tersebut, justru cenderung menurun. yang dimiliki oleh toke dan kehidupannya
Hal ini disebabkan oleh berkurangnya luas sangat tergantung pada pemilik perahu
lahan dan menurunnya produktivitas. tersebut. Jeratan utang dan hubungan buruh
Berkurangnya luas lahan sawah terjadi akibat nelayan dan majikannya yang cenderung
adanya pengalihan fungsi lahan pertanian merugikan nelayan, nampaknya telah
menjadi perumahan, menurunnya pasokan melestarikan kemiskinan di kalangan buruh
air irigasi karena rusaknya saluran irigasi, nelayan di wilayah pesisir pantai. Sedangkan
banjir, dan tidak berjalannya pengaturan alternatif mata pencaharian lain, baik dalam
irigasi. bentuk budidaya perikanan atau yang
Selain karena permasalahan irigasi dan lainnya, belum ada ditemukan.
banjir, menurut masyarakat di daerah ini, Sebagai sumber pendapatan lain yang
penurunan produktivitas padi juga banyak menopang kehidupan masyarakat
disebabkan karena meningkatnya serangan miskin dan berperan sebagai strategi
hama. Menurunnya produktifitas padi ini bertahan hidup mereka di daerah ini adalah
sangat memengaruhi pendapatan mengambil hasil hutan, seperti kayu bakar,
masyarakat miskin yang kebanyakan bekerja madu, rotan, kelelawar, atau buah-buahan,
sebagai buruh tani atau penggarap dengan dan memelihara ternak kecil, seperti babi,
sistem bagi hasil. Di beberapa tempat, seperti ayam, itik, dan kambing.
di Desa Tapian Nauli I, Kelurahan Tapian
Nauli II, Desa Tapian Nauli III, dan Desa 3. Analisis Output Implementasi Program
Tapian Nauli IV, sistem bagi hasil sangat Peningkatan Keberdayaan Masyarakat
memberatkan penggarap. Pedesaan di Kecamatan Tapian Nauli
Sementara mereka yang tinggal di dataran Kabupaten Tapanuli Tengah
tinggi yang hidup dari pertanian tanaman Implementasi program peningkatan
pangan dan perkebunan juga mengeluhkan keberdayaan masyarakat pedesaan yang
hal yang hampir sama. Mereka mengisahkan dilakukan oleh Kantor Pemberdayaan
bahwa akhir-akir ini mereka sangat terpukul masyarakat Desa dan Perempuan diharapkan
dengan menurunnya harga jual produksi dapat menghasilkan output yang memuaskan,
hasil pertanian seperti: karet, coklat, dan yaitu berkurangnya penduduk miskin secara
kelapa sawit. Dari penuturan mereka kondisi signifikan di Kecamatan Tapian Nauli
saat ini adalah kondisi yang sangat khususnya di Kabupaten Tapanuli Tengah.
menyakitkan. Harga karet yang dulunya Pencapaian target dalam program peningkatan
telah stabil berada di kisaran Rp. 18.000,- s/d keberdayaan masyarakat pedesaan dalam
15.000,- per kg, sekarang telah turun hingga penanggulangan kemiskinan akan di tandai
mencapai harga Rp. 5.000,- per kg (Agustus dengan meningkatnya pendidikan masyarakat,
2012). Menurunnya harga jual produksi hasil meningkatnya kesehatan, meningkatnya
pertanian ini, juga sangat memengaruhi lapangan kerja, dan meningkatnya aksesibilitas
pendapatan masyarakat miskin yang tinggal masyarakat.
di daerah dataran tinggi. Mereka juga
kebanyakan adalah bekerja sebagai buruh a. Meningkatnya Pendidikan
tani atau penggarap dengan sistem bagi hasil. Meningkatnya pendidikan masyarakat di
Dari hasil penelitian menunjukkan Kecamatan Tapian Nauli merupakan salah
bahwa, mereka yang termasuk kategori satu indikator keberhasilan capaian program

395
peningkatan keberdayaan masyarakat ke sekolah lanjutan karena tidak adanya
pedesaan di daerah ini. Tercapainya tingkat biaya dan juga karena lokasinya jauh dan
pendidikan minimum di dalam masyarakat, membutuhkan biaya transportasi yang besar.
dapat di ukur dengan indikator: partisipasi Hanya sekolah SD yang sudah ada di hampir
anak usia sekolah, putus sekolah, dan semua desa (kecuali Desa Bair dan Mela
proporsi orang dewasa yang buta huruf (15 Dolok), sedangkan sekolah SMP dan SMA
tahun ke atas) sehingga setiap kelompok hanya ada di ibukota kecamatan, yang
masyarakat tidak berada di bawah garis jaraknya cukup jauh dari desa-desa terpencil
kemiskinan yang telah ditetapkan yang akses transportasinya sulit.
pemerintah. Untuk melihat bagaimana tingkat capaian
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan peningkatan pendidikan masyarakat di
bahwa tingkat pencapaian peningkatan Kecamatan Tapian Nauli dapat dilihat dalam
pendidikan anak usia sekolah di Kecamatan Tabel 3.
Tapian Nauli masih cukup rendah.
Berdasarkan hasil data BPS sejak tahun 2005 b. Meningkatnya Kesehatan
s/d 2010 tingkat putus sekolah di Kecamatan Kesehatan adalah faktor yang sangat
Tapian Nauli masih lumayan tinggi bila penting dalam mencapai masyarakat yang
dibandingkan dengan beberapa kecamatan sejahtera. Semakin tinggi tingkat kesehatan
lainnya di Kabupaten Tapanuli Tengah. masyarakat maka hal itu menggambarkan
Meskipun di beberapa daerah, khususnya di bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat
daerah yang tingkat pertumbuhan tersebut sudah semakin baik, dan sebaliknya
ekonominya baik tingkat putus sekolahnya apabila tingkat kesehatan masyarakat
rendah, namun di Kecamatan Tapian Nauli semakin rendah maka hal itu menunjukkan
masih banyak ditemukan anak-anak usia bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat
sekolah yang tidak dapat sekolah. Di daerah tersebut masih cukup rendah. Beberapa
ini, kebanyakan keluarga miskin hanya indikator umum yang digunakan untuk
mampu menyekolahkan anak mereka sampai melihat tingkat kesehatan masyarakat antara
tingkat SD atau maksimal SMP. lain yaitu: kondisi rumah tempat tinggal,
Di daerah nelayan khususnya, banyak anak aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan,
laki-laki yang putus sekolah dasar dan dan pola makan.
bekerja sebagai buruh nelayan atau ikut Sesuai dengan hasil penelitian diperoleh
membantu orang tuanya menangkap ikan keterangan bahwa, tingkat kesehatan
dengan perahu tradisional milik keluarga. masyarakat di Kecamatan Tapian Nauli
Mereka yang ikut bekerja membantu orang masih cukup rendah. Rendahnya tingkat
tua sebagai nelayan atau buruh nelayan kesehatan masyarakat di Kecamatan Tapian
adalah anak-anak yang putus sekolah. Nauli disebabkan karena tingkat
Berbagai faktor penyebab terjadinya putus kesejahteraan masyarakat di daerah ini masih
sekolah pada tingkat SD atau SMP, yakni: cukup rendah. Karena secara empiris,
rendahnya kesadaran untuk melanjutkan rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat
sekolah, ketertarikan untuk bekerja sebagai sangat berpengaruh terhadap tingkat
nelayan, dan banyaknya keluarga miskin kesehatan mereka. Situasi dan kondisi
yang tidak mampu menyekolahkan anaknya kehidupan masyarakat yang pendapatannya

Tabel 3. Capaian Tingkat Pendidikan Minimum di Kecamatan Tapian Nauli Tahun 2005 s/d 2010
Banyaknya Penduduk Usia 7 - 15 Tahun Banyaknya Penduduk Usia 16-19 Tahun
Tahun Menurut Pendidikan Menurut Pendidikan
Sekolah Tidak Sekolah Jumlah Sekolah Tidak Sekolah Jumlah
2005 3.584 236 3.820 1.669 314 1.983
2006 3.645 163 3.885 1.698 319 2.017
2007 3.778 232 4.010 1.638 580 2.218
2008 3.793 274 4.067 1.623 554 2.177
2009 3.645 163 3.885 1.698 319 2.017
2010 3.822 194 4.016 1.621 359 1.980

Sumber: Kecamatan Tapian Nauli Dalam Angka 2006 s/d 2011.

396
rendah, pasti akan berdampak terhadap tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu
rendahnya tingkat pengeluaran mereka berkualitas rendah/ tembok tanpa diplester;
terhadap konsumsi makanan bergizi dan Tidak memiliki fasilitas kamar mandi
bernutrisi serta biaya kesehatan. sebagaimana lazimnya sebuah rumah tinggal
Untuk melihat rendahnya tingkat yang layak; 1 rumah kadang-kadang
kesehatan masyarakat di Kecamatan Tapian ditempati beberapa keluarga; Sumber air
Nauli dapat diketahui melalui kondisi rumah minum berasal ari sumur/sungai/air hujan;
tempat tinggal yang mereka tempati. Seperti Untuk kebutuhan MCK mereka masih
yang telah disebutkan diatas bahwa salah mencari sungai terdekat atau sumber mata air
satu indikator yang dapat digunakan untuk di lingkungan desa tempat tinggal mereka;
melihat tingkat kesehatan masyarakat adalah dan lain-lain.
kondisi rumah tempat tinggal.
Sesuai dengan hasil penelitian, di c. Meningkatnya Lapangan Kerja
Kecamatan Tapian Nauli ini masih sangat Meningkatnya ketersediaan lapangan
banyak di temukan rumah penduduk yang pekerjaan adalah faktor penggerak atau
sebenarnya tidak layak untuk di huni karena pendorong utama masyarakat untuk bisa
kondisinya yang sangat parah (darurat). keluar dari garis kemiskinan. Tanpa adanya
Namun karena situasi dan kondisi ketersediaan lapangan pekerjaan maka
kemiskinan masyarakat, maka rumah yang masyarakat akan tetap berada dalam
tadinya sudah tidak layak huni pun masih lingkaran kemiskinan. Karena itu,
tetap dipertahankan untuk ditempati. Untuk pemerintah harus berupaya untuk
melihat dan mengetahui jumlah rumah menyediakan lapangan pekerjaan bagi
darurat di Kecamatan Tapian Nauli dapat masyarakat dalam berbagai bidang atau
dilihat pada Tabel 4. sektor. Sehingga tingkat pengangguran
Dari hasil data yang ditampilkan pada masyarakat yang cukup tinggi dapat
Tabel 4 dapat dilihat bahwa bangunan rumah dikurangi dan kesejahteraan mereka menjadi
penduduk yang berbentuk darurat masih semakin meningkat.
sangat banyak di temukan di Kecamatan Dari hasil penelitian ditemukan bahwa,
Tapian Nauli hingga saat ini. Data BPS pada peningkatan lapangan pekerjaan di
tahun 2010 menunjukkan bahwa 44,29% Kabupaten Tapanuli Tengah, khususnya di
rumah penduduk di Kecamatan Tapian Nauli Kecamatan Tapian Nauli tidak mengalami
masih dalam kondisi darurat. Beberapa ciri- perubahan yang positif. Justru sejak tahun
ciri rumah darurat yang ditempati kelompok 2009 yang lalu, tingkat ketersediaan lapangan
kesejahteraan miskin dan sangat miskin di kerja di Kecamatan Tapian Nauli ini telah
Kecamatan Tapian Nauli antara lain yaitu: mengalami penurunan yang cukup tajam
Rumah terbuat dari kayu berkualitas (Tabel 5). Artinya, ketersediaan lapangan
rendah/papan sampingan/jerimpi/gedek; pekerjaan di Kecamatan Tapian Nauli dalam
Atap rumah terbuat dari rumbia/ilalang; kurun waktu beberapa tahun ini telah
Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang mengalami kemunduran. Program-program
dari 8 m2 per orang; Jenis lantai bangunan pembangunan yang disiapkan oleh
tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/ pemerintah daerah selama ini masih belum
kayu murahan; Jenis dinding rumah tempat efektif untuk menjawab masalah

Tabel 4. Banyaknya Rumah Dirinci Menurut Jenisnya di Kecamatan Tapian Nauli Tahun 2005 s/d
2010.
Bentuk Bangunan Rumah
Tahun Jumlah
Permanen Semi Permanen Darurat
2005 369 690 2.901 3.960
2006 369 690 2.901 3.960
2007 550 1.607 1.706 3.863
2008 550 1.607 1.706 3.863
2009 550 1.607 1.706 3.863
2010 611 1.634 1.785 4.030
Sumber: Kecamatan Tapian Nauli Dalam Angka 2006 s/d 2011.

397
Tabel 5. Ketersediaan Jumlah Tenaga Kerja Menurut Kelompok di Kecamatan Tapian Nauli
Tahun 2005 s/d 2010.
Tahun Pertanian Industri PNS, TNI, POLRI Lainnya Jumlah
2005 10.353 2.646 292 1.279 14.570
2006 10.353 2.646 292 1.279 14.570
2007 11.408 2.216 309 1.187 15.120
2008 10.126 1.967 276 1.053 13.422
2009 10.364 435 283 1.116 12.199
2010 * 497 * 1.089 1.586
Sumber: Tapian Nauli Dalam Angka 2006 s/d 2011.
Ket *: Data tidak tersedia.

pengangguran maupun masalah sosial Keempat, secara kuantitatif di Kecamatan


lainnya di Kecamatan Tapian Nauli. Tapian Nauli jumlah dan persentase penduduk
Program-program pembangunan miskin sejak tahun 2005 s/d 2010 mengalami
pemerintah daerah dianggap masih belum peningkatan. Hal itu disebabkan karena semakin
mampu untuk memenuhi kebutuhan dan menurunnya kesejahteraan masyarakat nelayan
menyediakan lapangan perkerjaan dan petani khususnya petani padi, yang
sebagaimana yang diharapkan masyarakat. proporsinya cukup besar di Kecamatan Tapian
Nauli.

G. KESIMPULAN DAN SARAN 2. Saran


1. Kesimpulan Beberapa rekomendasi yang dapat diajukan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis untuk mengkonstruksi implementasi kegiatan
diatas, maka dapat disimpulkan beberapa hal program peningkatan keberdayaan masyarakat
yang terkait dengan implementasi program pedesaan di Kecamatan Tapian Nauli antara lain
peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan sebagai berikut:
dalam penanggulangan kemiskinan di a. Segala aspek yang berkaitan dengan program
Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli ini harus dilihat secara sistemastis dan
Tengah. Pertama, Sumber daya yang terdapat menyeluruh. Beberapa tindakan terpadu
dalam input, terutama sumber daya dana selama yang harus dilakukan untuk mengatasi
ini belum dapat tersedia dengan baik. Minimnya masalah kemiskinan di daerah ini antara lain
ketersediaan sumber daya menyebabkan output yaitu: mengurangi pengangguran dan
implementasi program peningkatan kemiskinan dengan membangkitkan sektor
keberdayaan masyarakat pedesaan di riil agar dapat menciptakan lapangan kerja;
Kecamatan Tapian Nauli belum dapat tercapai mendorong investasi di bidang pertanian,
dengan baik. peternakan, kerajinan, kewirausahaan,
Kedua, strategi implementasi program perikanan, dan sumber daya laut sehingga
peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan pertumbuhan lapangan pekerjaan di sektor
yang seharusnya dilakukan melalui: tersebut dapat meningkat; memanfaatkan
pemungkinan (enabling), penguatan potensi sumber daya alam secara optimal
(empowering), dan perlindungan (protecting) dengan mengolah sumber daya alam tersebut
belum dapat terwujud dengan baik. Hal itu agar memiliki nilai tambah dan nilai jual yang
disebabkan karena kegiatan-kegiatan program lebih tinggi; menerapkan prinsip-prinsip
peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan pembangunan berkelanjutan; dan
dari Pemerintah Daerah di kecamatan ini belum meningkatkan penyediaan sarana dan
dapat terlaksana dengan baik. prasarana umum penunjang pembangunan
Ketiga, secara administratif, pemerintah ekonomi seperti: prasarana pelayanan
daerah telah menetapkan kegiatan-kegiatan umum, jalan, transportasi, irigasi, kelistrikan,
program peningkatan keberdayaan masyarakat energi, telekomunikasi dan informasi, dan air
pedesaan dalam agenda pembangunan daerah bersih.
sebagaimana dituangkan dalam RPJMD b. Langkah lain yang harus dilakukan oleh
Kabupaten Tapanuli Tengah 2006-2011. Namun Pemerintah Daerah sebagai fasilitator dan
implementasi dari kegiatan-kegiatan program mediator (penyelenggara) kegiatan program
tersebut masih sangat jarang di selenggarakan. peningkatan keberdayaan masyarakat

398
pedesaan adalah menyediakan input yang Giddens, Anthony. 1995. Affluence, Poverty and the Idea
baik dan berkualitas. Input yang disediakan of a Post-Scarcity Society. United Nations Research
harus rasional dan sesuai dengan hasil yang Institute for Social Development. New York:
Routledge.
ingin di capai.
Hasibuan, Malayu. 1995. Manajemen, dasar, Pengertian
c. P e m e r i n t a h d a e r a h h a r u s m a m p u
dan Masalah. Jakarta: PT. Gunung Agung.
membangun komunikasi yang baik dengan Hikmat, Harry. 2010. Strategi Pemberdayaan
semua kelompok masyarakat berkaitan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Press.
dengan keterbatasan anggaran pemerintah Jones, Charles O. 1984. In Introduction to The Study of
daerah sehingga masyarakat dapat merespon Public Policy. Third edition. Monterey. California:
dengan empati agar masyarakat menjadi Brooks/Cole Publishing Company.
lebih termotivasi untuk berpartisipasi Kartasapoetra. et al. 1984. Pembangunan Teori dan
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, Masalah. Bandung: Sumur Bandung.
Kartasasmita, Ginanjar. 1996. Pemberdayaan
dan kapasitas mereka sendiri demi merubah
Masyarakat, Konsep Pembangunan, yang berakar
kehidupan dan masa depan mereka kearah
pada Masyarakat. Jakarta: Bappenas.
yang lebih baik. ________. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat
d. Kelompok kesejahteraan miskin harus benar- Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta:
benar dilindungi dari segala bentuk PT. Pustaka CIDESINDO.
diskriminasi dan kerentanan. Jika upaya Lfe, Jim. 1996. Community Development: Creating
penurunan kemiskinan akan difokuskan Community Alternatives – Vision, Analysis and
dalam bentuk pembangunan infrastruktur, Practice. Longman.
sangat penting untuk memperhitungkan Miles dan Huberman. 1996. Qualitative Data Analysis
(2nd edition). Thousand Oaks, CA: Sage
berbagai faktor, termasuk keterlibatan
Publication.
masyarakat mulai dari tahap perencanaan Moleong, J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi
sampai tahap pasca pembangunan dan Revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
perawatan, dan kondisi lingkungan yang Pranaka, A.M.W dan Prijono, Onny. 1996.
akan memengaruhi konstruksi. Dan yang Pemberdayaan; Konsep, Kebijakan dan Implementasi.
lebih penting lagi dibutuhkan orientasi Jakarta. Centre for Strategic and International
pelayanan publik kearah masyarakat Studies.
berpenghasilan terendah sehingga mereka Pranoto, Juni dan Indrawijaya, Adam Ibrahim. 2011.
Revitalisasi Administrasi Pembangunan. Bandung:
menjadi lebih berdaya.
Alfabeta.
e. Kelima, penanganan masalah sosial dan
Rewansyah, Asmawi. 2010. Reformasi Birokrasi Dalam
kemiskinan ini harus melibatkan semua Rangka Good Governance. Jakarta: CV.
pihak. Hal ini penting karena selama ini Yusaintanas Prima.
terlihat bahwa upaya penanggulangan _______. 2011. Kepemimpinan Dalam Pelayanan Publik.
kemiskinan masih bersifat parsial dan Jakarta: CV. Yusaintanas Prima.
cenderung hanya lebih terfokus kepada Sagir, Soeharsono. 2009. Kapita Selekta Ekonomi
Pemerintah Pusat saja. Oleh karena itu, Indonesia. Jakarta: Kencana
agenda pengentasan kemiskinan harus Siagian, SP. 2001. Kerangka Dasar Ilmu Administrasi.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
menjadi agenda bersama. Seluruh
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi.
stakeholders, baik pemerintah, masyarakat
Bandung: Alfabeta.
(civil society), dan dunia usaha (private) harus _______. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kulitatif
ikut terlibat dalam kegiatan program dan R&D. Bandung: Alfabeta.
peningkatan keberdayaan masyarakat Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Bandung:
pedesaan dalam pengentasan kemiskinan. CV. Alfabeta.
_______. 2008. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan
Pulbik. Bandung: CV. Alfabeta.
REFERENSI _______. 2 0 1 0 . M e m b a n g u n M a s y a r a k a t
Buku-buku Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT. Refika
Afiffuddin. 2010. Pengantar Administrasi Pembangunan Aditama.
Konsep, Teori dan Implikasinya di Era Reformasi. Suhendra, K. 2006. Peranan Birokrasi Dalam
Bandung: Alfabeta. Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: CV.
Covey, Steven. 1992. Principle-Centered Leadership. Alfabeta.
New York: Franklin Covey Co. Fireside. Wibowo, Edi dan Tangkilisan S. 2004. Kebijakan Publik
Creswell, John W. 1994. Research Design Qualitative and Pro Civil Society. Yogyakarta: Yayasan
Quantitative Approachhes. California: Sege Pembaruan Administrasi Publik Indonesia
Publication. (YPAPI).

399
http://www.bps.go.id. 18 April 2012. Tabel Statistik
Peraturan Perundang-Undangan Indonesia.
Perubahan IV UUD RI 1945. 10 Agustus 2002. http://www.sumut.bps.go.id. 18 April 2012. Tabel-
UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan tabel Penduduk dan Tenaga Kerja di Propinsi
Daerah. Sumatera Utara.
UU Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).
UU Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan
Sosial.
UU Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun
2005-2025.
UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan
Sosial.
UU Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir
Miskin.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJM-N) tahun
2004-2009.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014.
Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 3 Tahun
2010 Tentang Program Pembangunan Yang
Berkeadilan.
Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah
Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-
D) Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah
Tahun 2006-2011.
Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli
Tengah Tahun 2007 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah.
Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli
Tengah Tahun 2008 s/d 2012 tentang
Rekapitulasi Belanja Menurut Urusan
Pemerintahan Daerah, Organisasi, Program, dan
Kegiatan.
Lampiran Daftar Nama-nama Kepala Keluarga (KK)
Yang Menerima Raskin di Kecamatan Tapian
Nauli Tahun 2008 s/d 2012.

Dokumen lainnya
Lembaga Penelitian SMERU. 2006. Laporan Akhir:
Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah
dalam Penanggulangan Kemiskinan Melalui
Analisis Kemiskinan Partisipatoris (AKP).
Lembaga Penelitian SMERU. 2007. Kapasitas
Kelembagaan Penanggulangan Kemiskinan di
Daerah (The Capacity of Poverty Reduction
Institutions in the Regions).
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka.
BPS (Badan Pusat Statistik - Kabupaten Tapanuli
Tengah). Tapanuli Tengah Dalam Angka Tahun
2010.
BPS (Badan Pusat Statistik - Kabupaten Tapanuli
Tengah). Kecamatan Tapian Nauli Dalam Angka
Tahun 2006 s/d 2011.

400

You might also like