Professional Documents
Culture Documents
Jalan Raya Sering, Unter Iwes Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Telp: (0371) 23543
E-mail: dayukandar@gmail.com
Abstract: This research meant to dig and comprehends indicators distinguishing characteris-
tic and poorness problem root in Sumbawa regency. Because of research region broadness,
hence research subject is determined in purposive by four countrysides assessed representation
able to in geographical typology complete and characteristic countryside public and also level
of poorness of resident Sumbawa regency in general. As for fourth of countryside typology is
rural area, mountain area, coastal area, and sub urban area. Analyzer applied to comprehend
characteristic and poorness problem root of the countryside public, that is using analysis
Method Participative Poorness, which developed with method Root Cause Analysis (RCA).
This method applied to comprehend characteristic and poorness problem root in each country-
side typology. The result of data analysis in general inferential that the poorness characteristic
in each countryside typology actually not solely determined by region typology, because at
most all countryside typologies there is poor resident amounts which relative still big. This
condition altogether determined by economic indicators as factor that is very influences level
of prosperity/ poorness of countryside public.
Keywords: poorness, countryside typology, method participative poorness, level of prosperity
Abstrak: Penelitian ini dimaksudkan untuk menggali dan memahami karakteristik yang
membedakan indikator dan akar penyebab kemiskinan di Sumbawa. Mengingat luasnya
daerah penelitian, maka subjek penelitian ditentukan oleh empat desa yang dinilai mampu
mewakili tipologi geografi dengan baik, karakteristik masyarakat perdesaan, dan tingkat
kemiskinan di Kabupaten Sumbawa pada umumnya. Adapun tipologi empat pedesaan terse-
but yaitu daerah perdesaan, pegunungan, pesisir, dan wilayah pinggiran kota. Analisis yang
digunakan untuk memahami karakteristik dan akar masalah kemiskinan masyarakat pedesaan
yaitu Method Participative Poorness, yang dikembangkan dengan metode Root Cause Analy-
sis (RCA). Metode ini diterapkan untuk memahami karakteristik dan akar penyebab kemis-
kinan di masing-masing tipologi desa. Hasil analisis data secara umum dapat disimpulkan
bahwa karakteristik kemiskinan setiap tipologi perdesaan pada kenyataannya semata-mata
tidak ditentukan oleh tipologi daerah, sebab hampir setiap tipologi desa jumlah orang miskin
masih relatif besar. Kondisi ini sepenuhnya ditentukan oleh indikator ekonomi sebagai faktor
yang sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan/kemiskinan masyarakat pedesaan.
Kata kunci: kemiskinan, tipologi desa, metode partisipatif kemiskinan, tingkat kesejahteraan
124 Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 11, Nomor 1, Juni 2010: 122-134
kin. Prilaku para migran dalam kehidupan kota dengan metode AKP yaitu: (1) Pemetaan wila-
yang sedemikian rupa, yakni pengeluaran yang yah; gambaran kondisi alam, komoditas utama,
serendah-rendahnya di daerah tujuan (kota) ketersediaan dan kondisi sumber daya, yang
agar dapat menabung untuk dapat di bawa pu- dipetakan dengan teknik pleno desa, (2) Klasifi-
lang ketika mereka mudik ke kampung halam- kasi kesejahteraan yang dilakukan melalui
an (daerah asal), dan pleno desa untuk mengetahui ciri-ciri orang
(5) terputusnya akses pengairan di sebagian miskin, bobot, kriteria dan klasifikasi masyara-
lahan pertanian, berdampak pada perubahan kat, (3) Sensus pembobotan setiap RT yang dila-
perilaku petani. Apabila petani tidak dapat kukan oleh masing-masing RT sehingga dari
segera mengantisipasi perubahan tersebut, me- klasifikasi kesejahteraan yang telah ditentukan
reka akan kesulitan untuk melakukan aktivitas dapat diketahui kelompok yang termasuk da-
produktif di bidang pertanian. Optimalisasi lam kriteria miskin dan sangat miskin, (4)
lahan yang telah terputus akses pengairannya Tabulasi bersama hasil sensus dengan menggu-
perlu segera dipolakan agar kemanfaatannya nakan teknik tabulasi, bobot dan skoring peser-
oleh petani dan masyarakat perkotaan dapat ta/utusan dari masing-masing dusun yang
dirasakan. melakukan identifikasi tentang kriteria miskin
dan kaya sesuai jumlah skor yang diperoleh.
Klasifikasi masing-masing indikator tersebut
METODE PENELITIAN
kemudian ditentukan berdasarkan skala pengu-
kuran 1–4 di mana skala 1=miskin sekali, skala
Penelitian ini termasuk jenis penelitian des- 2=miskin, skala 3=sedang, dan skala 4=kaya.
kriptif kualitatif. Lokasi penelitian ditentukan Pada kegiatan ini masyarakat melakukan verifi-
secara purposive, yang difokuskan pada empat kasi serta cross check hasil tabulasi sesuai de-
Desa yang memiliki tipologi berbeda-beda, ngan istilah lokal, fakta dan kondisi riel yang
yaitu tipologi daerah pesisir (Desa Teluk San- dialami.
tong), daerah pegunungan (Desa Batu Dulang),
daerah persawahan (Desa Songkar), daerah sub
urban (Desa Kalimango). Pemilihan empat tipo- HASIL DAN PEMBAHASAN
logi tersebut disesuaikan dengan kondisi
umum wilayah geografis yang ada di Kabupa- (1) Desa Teluk Santong (Tipologi Daerah Pesi-
ten Sumbawa. sir). Desa Teluk Santong adalah salah satu desa
Data dikumpulkan dengan menggunakan yang berada di kawasan ano siup atau kawasan
metode observasi partisipatif (problem solving), sebelah timur Kabupaten Sumbawa. Secara
pencatatan dokumen (sensus) dan indepth inter- administratif, Desa Teluk Santong berada da-
view (wawancara). Metode analisis data meng- lam wilayah Kecamatan Plampang dengan luas
gunakan metode Analisis Kemiskinan Partisi- wilayah 107,24 km. Sebagai Pusat Pemerintah-
pasi (AKP), yaitu salah satu cara yang diguna- an, Desa Teluk Santong membawahi tiga dusun
kan untuk lebih mendekatkan konsep kemis- yakni: Dusun Teluk Santong, Labu Jontal, dan
kinan sesuai dengan karakteristik wilayah di Dusun Ai Boro. Secara geografis, dusun Labu
mana kemiskinan tersebut didefinisikan. Ana- Jontal dan Teluk Santong berada di pesisir
lisis AKP dikembangkan dengan metode Root pantai, sedangkan Ai Boro tergolong dusun
Cause Analysis (RCA) yaitu untuk memahami persawahan dan sebagian besar masyarakat
akar masalah kemiskinan di masing-masing ti- bekerja sebagai petani. Meskipun terdapat satu
pologi desa. Metode ini menjadi salah satu pen- dusun yang tergolong dusun bertipe persa-
dekatan alternatif untuk memperkaya pende- wahan, tetapi di dalam struktur budaya tradi-
katan penelitian kualitatif dalam menjelaskan/ sional Sumbawa, Desa Teluk Santong sendiri
menjawab fenomena-fenomena sosial yang ter- dikelompokkan ke dalam kelompok desa pabi-
jadi di masyarakat. ring atau desa pesisir pantai, di mana mata pen-
Adapun langkah-langkah yang ditempuh caharian, budaya dan struktur sosial masyara-
dalam proses pengumpulan dan analisis data katnya menggambarkan budaya masyarakat
126 Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 11, Nomor 1, Juni 2010: 122-134
Tabel 1. Karakteristik Desa Teluk Santong (Tipologi Daerah Pesisir)
Karakteristik Sugi/Kaya Setuju tuju/sedang Kasi asi/ miskin Kasi asi pupu/
(4) (3) (2) miskin sekali
(1)
(11) Pekerjaan Swasta/Pengusah Nelayan/Tani/ Buruh/Jual Air -
a PNS/Dagang
(10) Alat Ke Laut/ Boat dan jaring Boat, Sampan, Alat pancing, -
Pertanian Lengkap, Hand Pancing, Ocor, pacul, hand
traktor Bajak, Sprayer
(9) Bentuk Rumah Permanen Panggung Papan, Panggung Gubuk/Rumah
Semi Permanen Gedek/Bambu Tanah
(8) Sawah 2-1 Ha <1-0,2 Ha < 0,2 Ha -
(7) Ternak Besar 15-6 Ekor 5-3 Ekor 2-1 Ekor -
(6) Pendidikan Anak Sarjana SMA SMP SD
(5) Pendidikan Orang Sarjana SMA SMP SD
Tua
(4) Tempat BAB WC dalam Rumah WC di luar Rumah WC Umum Pinggir pantai/
Padak/Dalam
Orong/Sawah
(3) Tempat Berobat Dokter/rumah Puskesmas/Bidan SKTM Puskesmas Sandro/Dukun
sakit
(2) Sumber Air minum Air Galon Sumur /Beli Ciregen Sumur/Beli Sumur
Ember
(1) Penerangan Listrik KWH 900– Listrik KWH 450 Ngalir/Sambung Sulo/Lampu
1400 kabel ke Tetangga Templek
Sumber: Hasil Pleno Desa Tim AKP dengan Masyarakat Desa Teluk Santong
syarakat desa Teluk Santong. Kondisi ini terjadi wilayah kecamatan Batulanteh. Desa ini terletak
sudah sangat lama dan dapat dikatakan sudah kurang lebih 10 km dari pusat kota Kecamatan
menjadi tradisi bagi masyarakat setempat. Batulanteh yakni Desa Semongkat, dan berjarak
Solusi untuk mendapat pinjaman di Bank pun kurang lebih 20 km dari ibukota kabupaten.
tidak menyelesaikan masalah karena Bank Penduduk Desa Batu Dulang berjumlah 824
masih dianggap terlalu birokratis yang meng- jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki ber-
haruskan persyaratan yang berbelit-belit. umlah 410 jiwa dan perempuan berjumlah 414
(2) Desa Batu Dulang (Tipologi Daerah jiwa, dan terhimpun dalam 232 kepala keluar-
Pegunungan). Desa Batu Dulang adalah salah ga.
satu desa dari enam desa yang berada dalam
128 Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 11, Nomor 1, Juni 2010: 122-134
Tabel 3. Karakteristik Desa Batu Dulang (Tipologi Daerah Pegunungan)
Karakteristik Sugi/Kaya Tepang/ Cukup Rara/Miskin Kaperit/Miskin
(4) (3) (2) Sekali
(1)
(12) Kebun > 2 Ha 2 – 0,5 Ha < 0,5 Ha -
(11) Pekerjaan PNS/Pengusaha Tani Buruh Tani, -
Pengrajin
(10) Pengeluaran > 30 Ribu 30 – 21 Ribu 20 – 10 Ribu < 10 Ribu
Per hari
(9) Ternak Besar 30 – 16 Ekor 15 – 4 Ekor 1 – 3 Ekor -
(8) Bentuk Rumah Panggung Panggung Rumah lantai Rumah
Papan/Permanen Gedek, Semi Bambu Pampang/
Permanen Numpang
(7) Penerangan Listrik KWH 900 - Listrik KWH 450 Ngalir/Sambung Pajenang/
1400 kabel tetangga Lampu Templek
(6) Tempat BAB WC dalam Rumah WC di luar WC Umum/ Kokar/Selokan
Rumah Numpang di Gunung
(5) Tempat Berobat Dokter/Rumah Puskesmas/ Polindes Sandro/
sakit Bidan Dukun
(4) Alat memasak Kompor Gas Kompor minyak Kayu dan Kayu Bakar
Minyak Tanah
(3) Pendidikan Sarjana SMA SMP SD
Anak
(2) Pendidikan Sarjana SMA SMP SD
Orang Tua
(1) Kendaraan Roda 4 Roda 2 Sepeda -
Sumber: Hasil Pleno Desa Tim AKP dengan penduduk Desa Batu Dulang
transportasi sehingga pada gilirannya para Tengah dan Bawah dengan luas wilayah 14,3
petani selalu merugi dan yang miskin semakin Km. Jumlah penduduk desa Songkar sebanyak
miskin. 1,270 jiwa yang terdiri dari 670 jiwa laki–laki
(3) Desa Songkar (Tipologi Daerah Persa- dan 600 jiwa perempuan yang terhimpun
waan). Desa Songkar adalah salah satu di dalam 344 KK. Desa Songkar, selain nama dari
antara enam desa yang ada di Kecamatan Moyo sebuah desa (unit pemerintahan terkecil), juga
Utara. Secara administratif Desa Songkar terba- nama dusun yang juga merupakan nama ibu
gi dalam tiga dusun yaitu Dusun Songkar Atas, kota desa yang secara geografis terletak di
130 Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 11, Nomor 1, Juni 2010: 122-134
Tabel 5. Karakteristik Desa Songkar (Tipologi Daerah Persawaan)
Karakteristik Sugi/kaya Tepang/sedang Rara/miskin Kaperit/miskin
(4) (3) (2) sekali ( 1 )
(13) Sawah 3 – 5 Ha 1 – 2,9 Ha < 1 Ha -
(12) Ternak Besar > 16 ekor 3 – 16 ekor 1 – 2 ekor -
(11) Pekerjaan Tani / Tani / PNS Tani Buruh tani
Pengusaha
(10) Pengeluaran Per > 2 Juta 500 – 2 Juta 300 – 500 Ribu < 100 Ribu
Bulan
(9) Bentuk Rumah Permanen Panggung Papan, Panggung Gubuk/
Semi Permanen Gedek/ Bambu Rumah Tanah
(8) Tempat BAB WC dalam WC di luar WC Umum Dalam Orong/
Rumah Rumah Tengah Sawah
(7) Tempat Berobat Dokter Puskesmas Beli Obat di Dukun
Warung
(6) Sumber Air Beli Air Galon Sumur Sumur Umum Ngaro/
Minum Pribadi Numpang
(5) Pendidikan Anak Sarjana SMA SMP SD
(4) Pendidikan Orang Sarjana SMA SMP SD
Tua
(3) Alat Memasak Kompor gas Kompor minyak Kayu dengan Kayu Bakar
Tanah minyak tanah
(2) Penerangan Listrik KWH Listrik KWH 450 Ngalir/ Todo/ Obor
900 - 1400 sambung
kabel tetangga
(1) Berapa Kali makan 3X 4 sehat 5 3X 2X 1X
sempurna
Sumber: Hasil Pleno Desa Tim AKP dengan Penduduk Desa Songkar
132 Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 11, Nomor 1, Juni 2010: 122-134
negeri (75 orang), pengrajin (22 orang) dan persen, RW 06 sebesar 7,75 persen, dan RW 05
montir (9 orang), sopir (10), karyawan swasta sebesar 5,34 persen.
(26), tukang kayu (47), tukang batu (24). Perbe- Selanjutnya, untuk mengetahui akan masa-
daan etnis juga mempengaruhi jenis pekerjaan lah kemiskinan yang terjadi di desa Kalimango,
sebagai sumber mata pencaharian hidup serta dianalisis dengan menggunakan Analisis Ke-
mempengaruhi pola dan gaya hidup masyara- rentanan (Root Cause Analysis/RCA) dan hasil-
kat desa Kalimango. Masyarakat yang bermata nya menunjukkan bahwa akar penyebab masa-
pencaharian sebagai buruh tani rata-rata ber- lah kemiskinan muncul karena hilangnya akses
asal dari etnis Sasak dan meraka bermukim di masyarakat terhadap lahan pertanian karena
sepanjang bantaran kali. Kelompok masyarakat lahan-lahan produktif untuk pertanian mulai
yang bermata pencaharian sebagai pedagang terdesak oleh pemukiman penduduk, sementar
berasal dari etnis Cina dan Jawa sedangkan di sisi lain kemampuan penduduk untuk ber-
petani, PNS menjadi pilihan masyarakat etnis alih ke bidang usaha yang lain masih sangat
Samawa. Hasil sensus dengan menggunakan rendah.
indicator kesejahteraan lokal yang diperoleh Berdasarkan hasil analisis data seperti
melalui pleno desa didapat data, dari total 876 dipaparkan di atas, secara umum dapat dipa-
rumah tangga terdapat 268 rumah tangga atau hami bahwa komposisi, karaktersitik dan akar
30,59 persen termasuk dalam kategori miskin masalah kemiskinan pada masing-masing tipo-
sedangkan yang termasuk dalam kategori logi desa di Kabupaten Sumbawa menunjukkan
rumah tangga sangat miskin yakni 106 (12,10 bahwa komposisi penduduk miskin terbesar
persen) rumah tangga. Jadi total rumah tangga ada pada Desa Teluk Santong yang merupakan
miskin dan sangat miskin yang ada di desa representasi desa pesisir yaitu sebesar 52,95
Kalimango yakni 374 (42,69 persen). Jumlah persen dari total penduduk, kemudian disusul
rumah tangga tepang (sedang) adalah 482 Desa Kalimango dengan total 42,69 persen,
rumah tangga atau 55,02 persen dan rumah Desa Songkar 28,23 persen dan terakhir desa
tangga yang termasuk klasifikasi sugi (kaya) dengan komposisi penduduk miskin terkecil
tercata 20 rumah tangga atau 2,28 persen. Tabel adalah Desa Batu Dulang (representasi desa
8 memberikan gambaran tentang kondisi dan pegunungan) yakni sebesar 19,40 persen. Mes-
karaktersitik masyarakat desa Kalimango. kipun terlihat ada perbedaan secara signifikan
Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah pen- dari komposisi jumlah penduduk miskin pada
duduk miskin tercatat 268 (30,59 persen) dan masing-masing tipologi desa, tapi ini tidak bisa
miskin sekali tercatat 106 orang (12,10 persen), disimpulkan atau digeneralisasi bahwa tipologi
dari total penduduk Desa Kalimango 876 orang. pesisir lebih banyak komposisi penduduk mis-
Namun, jika ditelusuri per lokasi, maka angka kinnya dibandingkan dengan daerah bertipo-
penduduk miskin sekali dan miskin yang ada logi suburban, persawahan atau pegunungan.
di RW 04 mencapai 22,99 persen dari total Tapi yang menarik adalah indikator yang mun-
penduduk Desa Kalimango, kemudian RW 07 cul dari hasil pleno desa yang menentukan kla-
sebesar 20,86 persen, disusul RW 03 sebesar sifikasi kesejahteraan penduduk, di mana pada
13,64 persen, RW 02 sebesar 13,03 persen, RW semua desa yang dianalisis, diketahui posisi
08 sebesar 9,09 persen, RW 01 sebesar 8,28 terbawah (paling miskin) dari formulasi indika-
134 Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 11, Nomor 1, Juni 2010: 122-134